Anda di halaman 1dari 15

KOPERASI JASA ANGKUTAN

(PERBANDINGAN KOPERASI JASA ANGKUTAN YANG BERHASIL DAN YANG GAGAL)


“Untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Kapita Selekta dan Praktek Koperasi.”
Dosen Pengampu: Dr. H. Dandan Irawan, SE., M.Sc

RESUME

Disusun oleh :

Fariz Lukmanulhakim C1190122


Putri Fatma Dewi C1190126
Irmayanti C1190128
Alviani Wijayanti C1190139
Anisa Asmarani C1190141

Manajemen VI C
Universitas Koperasi Indonesia
KOPJA PPRI
Koperasi Jasa Perkumpulan Pengusaha Rental Indonesia
(Koperasi Berhasil)

A. SEJARAH
Kopja PPRI adalah Badan Hukum/Operator Resmi dari Layanan Angkutan Sewa
Berbasis Aplikasi Grabcar. Koperasi Jasa PPRI disahkan berdasarkan SK Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 1289/BH/M.KUKM.2/III/2016.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,
maka berdirilah Koperasi Jasa PPRI bertujuan tidak ain adalah untuk memajukan
kesejahteraan anggota dan masyarakat pada umumnya dalam rangka mewujudkan
masyarakat pada umumnya dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil
dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Keanggotaan Koperasi Jasa PPRI terbuka bagi semua kalangan baik koperasi maupun
individu dengan hanya mengisi formulir yang telah tersedia. Saat ini yang telah
terdaftar sebagai anggota Koperasi Jasa PPRI berjumlah lebih dari 11000 lebih
anggota yang sebagan besar adalah pengemudi angkutan sewa berbasis aplikasi dan
lebih dari 60 anggota pemilik perusahaan rental di wilayah Jabodetabek dengan total
armada lebih dari 8000 unit kendaraan berbagai jenis.
KOPJA PPRI memiliki sejarah yang dibentuk karena :
1. AJANG SILAHTURAHMI & KOMUNIKASI
Berawal dari keinginan sekelompok pengusaha rental untuk memiliki wadah sebagai
ajang silahturami, komunikasi dan berbagai pengalaman maka didirikanlah
Perkumpulan Pengusaha Rental Indonesia (PPRI) yang di kukuhkan dihadapan
notaries pada bulan Juni tahun 2015 di Jakarta.
2. KEGIATAN SOSIAL
Awal berdirinya PPRI sebagai wadah bagi pengusaha-pengusaha rental banyak diisi
dengan kegiatan sosialisai tentang pentingnya bergabung dalam wadah PPRI untuk
menjawab tantangan bisnis rental di Indonesia.
3. PPRI – KOPJAPPRI
Setelah melakuka beberapa kali pertemuan dengan kementerian Perhubungan dan
Dinas Perhubungan DKI maka direkomendasikan kepada PPRI untuk membangun
usaha dengan badan hukum Koperasi.
Maka sejak bulan November 2015, didirikanlah sebuah Koperasi dengan nama
Koperasi Jasa Perkumpulan Pengusaha Rental Indonesia (KOPJA PPRI) dan di
sahkan dihadapan notaries.
4. AWAL GAGASAN
Seiring bertambahnya jumlah anggota PPRI dan kebutuhan organisasi serta maraknya
penggunaan kendaraan sewa berbasis aplikasi, maka tercetus gagasan untuk
membentuk organisasi berbadan hukum untuk menaungi pengusaha rental baik yang
telah berbadan hukum maupun belum bebadan hukum agar dapat terorganisir dan
ternaungi dalam sebuah wadah

B. PERKEMBANGAN DAN KELEMBAGAAN


1) R A T
Rapat Anggota Tahunan pertama sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada
anggota.

2) KONGRES AMKI
Kongres yang bertajuk Implementasi TI dan Kerjasama antar Koperasi, Jalan Sukses
Modernisasi Koperasi Indonesia, 15-16 Desember 2017 di Yogyakarta. KOPJA PPRI
mendapatkan piagam sebagai pelopor koperasi transportasi dengan teknologi
informasi.
3) UJI KIR
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan mobil yang digunakan untuk
angkutan sewa atau transportasi online harus melalui tahap uji kir terlebih dulu.

4) STIKER ANGKUTAN SEWA KHUSUS


Kementerian Perhubungan merilis stiker tanda taksi online tersebut merupakan salah
satu poin yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun
2017 (Revisi PM 26) tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Tidak dalam Trayek.

KOPJA PPRI terdapat fasilitas :


1) SMART ACCESS
Fasilitas yang didapat oleh anggota KOPJA PPRI berupa layanan Smart Access
yang dapat di install di Smartphone pada anggota. Terdapat berbagai macam fitur.

2) KLAXON CAR WASH


Fasilitas cuci mobil untuk anggota & umum.

3) SHOP & DRIVE


Layanan servis kendaraan dari brand ternama Shop & Drive.

4) KANTIN
Layanan Kantin untuk para anggota.
KOPJA PPRI terdapat pelatihan :
1) DILKAT DEFENSIVE DRIVING
Persatuan Sekolah Mengemudi Kendaraan Bermotor telah melaksanakan Diklat
Defensive Driving yang diikuti oleh beberapa perwakilan anggota KOPJA PPRI pada
tanggal 9 Desember 2017 bertempat di Jl Supriyadi Raya No 7A, ciracas Jakarta
timur.
2) UJI KEUR
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan mobil yang digunakan untuk
angkutan sewa atau transportasi online harus melalui tahap uji kir terlebih dulu.
3) KARTU PENGAWASAN
Kartu yang harus dimiliki oleh setiap angkutan sewa atau transportasi online sebagai
pelengkap keur.
4) STIKER ANGKUTAN SEWA KHUSUS
Salah satu anggota KOPJA PPRI, Hasan Asnawi telah melakukan pemasangan sticker
yang diberikan langsung oleh Menhub RI, Budi Karya Sumadi di Ancol, 25
November 2017. Setelah melalui proses pemasangan stiker, mobil-mobil tersebut
menjadi angkutan taksi resmi.
KOPJA PPRI juga terdapat KUER & SIM
1) UJI KEUR
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan mobil yang digunakan untuk
angkutan sewa atau transportasi online harus melalui tahap uji kir terlebih dulu.
Aturan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. 108 tahun 2017
yang baru saja dikeluarkan akhir Oktober 2017 lalu.
2) UJI KIR
Yang membedakan uji KIR kendaraan umum lainnya dengan taksi online adalah
penempelan stiker pada mobil yang telah lulus uji pada taksi online tak dilakukan
penempelan stiker dengan mengetok badan mobil melainkan dengan tanda uji KIR
berupa plat aluminium berukuran kecil (penang) yang di tempelkan pada mesin mobil.
3) SIM A UMUM
KOPJA PPRI bekerjasama dengan Kemenhub, Dishub dan Kepolisian untuk
pembuatan SIM A Umum kolektif di Satpas SIM Daan Mogot, Jakarta Barat.
Pembuatan SIM A UMUM kolektif ini direncanakan akan dilakukan setiap bulannya
oleh KOPJA.
Pembuatan SIM A Umum ini dihadiri langsung oleh Menteri Perhubungan RI Budi
Karya Sumadi, ia meminta seluruh driver taksi online memiliki SIM A umum. Hal itu
mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam
Trayek.
C. PERKEMBANGAN USAHA

1. Unit Usaha Taxi Online


Kopja PPRI adalah Badan Hukum/Operator Resmi dari Layanan Angkutan Sewa
Berbasis Aplikasi Grabcar. Kopja PPRI turut serta dalam perumusan kebijakan
pemerintah berkaitan dengan Peraturan Angkutan Sewa Berbasis Aplikasi. Kopja
PPRI saat ini mengelola 12.000 unit kendaraan sejabodetabek dan terus bertambah
seiring kian maraknya bisnis ini.
2. Unit Usaha Rental Mobil
Rental Mobil sebagai core business anggota Kopja PPRI diarahkan pada modernisasi/
digitalisasi pengelolaan usaha rental mobil. Dengan Rental Management System
(RMS), setiap pengusaha rental mobil di bawah naungan Kopja PPRI dapat
meningkatkan efektifitas, efisiensi dan produktifitas kinerja usaha nya. Di sisi
peningkatan bidang pemasaran, keberadaan Klaxon, aplikasi rental online yang telah
memiliki jaringan di 24 kota besar seluruh Indonesia memberikan nilai tambah bagi
anggota Kopja PPRI. Unit Usaha Rental Mobil Kopja PPRI turut serta pula dalam
event-event kenegaraan berskala nasional dan internasional.
3. Unit Usaha IT
Sesuai dengan Visi nya untuk menjadikan Kopja PPRI sebagai Koperasi berbasis
digital/ virtual pertama dan terbaik di Indonesia, unit usaha IT keberadaan nya sangat
strategis saat ini dan di masa yang akan datang. Di tengah maraknya industry start up,
unit usaha IT Kopja PPRI berfokus pada pengembangan produk yang memberikan
nilai tambah bagi perkembangan perkoperasian di Indonesia. Unit Usaha IT telah
berhasil mengembangkan sebuah platform koperasi digital yang dapat menjadi
sumbangsih bagi kemajuan perkoperasian di Indonesia.

D. PERKEMBANGAN ANGGOTA
Keanggotaan Koperasi Jasa PPRI , saat ini yang telah terdaftar sebagai anggota
Koperasi Jasa PPRI berjumlah lebih dari 11.000 lebih anggota yang sebagan besar
adalah pengemudi angkutan sewa berbasis aplikasi dan lebih dari 60 anggota pemilik
perusahaan rental di wilayah Jabodetabek dengan total armada lebih dari 8.000 unit
kendaraan berbagai jenis.
E. ANALISIS SWOT

Faktor Internal Strength Weaknesess


1. Memiliki lebih dari 1. Website dan
11.000 anggota yang aplikasi tidak up to
sebagian besar date sehingga
adalah pengemudi kurang informasi
angkutan sewa yang bisa diambil.
berbasis aplikasi dan 2. Kemampuan
lebih dari 60 manajerial
anggota pemilik pengurus kurang
perusahaan rental di memadai.
wilayah Jabodetabek 3. Daya saing yang
lemah
dengan total armada karena belum ada
lebih dari 8.000 unit kekhasan
kendaraan berbagai usaha yang
jenis. dikelola
2. Memiliki website koperasi.
yang bisa diakses
oleh semua orang
agar mempermudah
untuk melihat
informasi.
3. Memiliki aplikasi
Smart Acces agar
mempermudah
dalam melakukan
pendaftaran,
pelayanan, dan
administrasi
terpadu.
4. Mempunyai layanan
yang sudah digital.
Opportunity Threats
1. Memiliki pasar 1. Dapat terjadinya
yang luas karena konflik apabila
bermitra dengan berbeda
GrabCar. kesepahaman
2. Peluang minat 2. Persaingan yang
anggota terhadap semakin
Faktor Eksternal angkutan berbasis tinggi di angkutan
online yang lebih berbasis online.
karena pandemi. 3. Preferensi anggota
3. Adanya nilai lebih yang lebih
dalam menjadi memilih angkutan
anggota koperasi berbasis online
lainnya.

F. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMBUAT KOPERASI BERHASIL


1. Membentuk organisasi berbadan hukum untuk menaungi pengusaha rental baik
yang telah berbadan hukum maupun belum bebadan hukum agar dapat
terorganisir dan ternaungi dalam sebuah wadah.
2. Kopja PPRI diarahkan pada modernisasi / digitalisasi pengelolaan usaha rental
mobil dengan Rental Management System (RMS).
3. Keberadaan Klaxon, aplikasi rental online yang telah memiliki jaringan di 24 kota
besar seluruh Indonesia memberikan nilai tambah bagi anggota Kopja PPRI.
4. Unit Usaha IT Kopja PPRI telah berhasil mengembangkan sebuah platform
koperasi digital yang dapat menjadi sumbangsih bagi kemajuan perkoperasian di
Indonesia.
G. PEMBELAJARAN / INOVASI YANG DAPAT KOPERASI JASA PPRI
Pembelajaran yang dpat diambil dari koperasi PPRI ini adalah mereka dapat beririgan
dengan era digitalisasi saat ini, koperasi dengan basis digital saat ini sangatlah jarang
sehingga dapat kita tingkatkan kualitas SDM agar dapat memahmi teknologi lebih
lagi agar dapat memudahkan koperasi dalam bergerak sehingga masyarakat bisa
mengetahui dengan cepat informasi apa saja yang ada dalam koperasi tersebut.
Contoh lainnya adalah KOPJA PPRI membuat suatu aplikasi bagi anggota agar dapat
mempermudah mereka dalam melakukan kegiatannya.
MERSI
KOPERASI ANGKUTAN MERAPI SINGGALANG
(Koperasi Belum Berhasil)
A. SEJARAH
Kota Bukittinggi dihuni oleh berbagai suku bangsa, yang paling banyak adalah suku
bangsa Minangkabau, khususnya orang Kurai yang terdiri dari berbagai suku, seperti
suku Guci, Pisang, Sikumbang, Jambak, Sikumbang, Koto, Tanjuang, Selayan,
Simabur, dan Melayu.6 Sementara suku bangsa di luar suku Minangkabau adalah
suku bangsa Jawa, Batak, dan Tionghoa. Pada tahun 2017 jumlah penduduk Kota
Bukittinggi 126.804 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,68 persen per
tahun. Penyebaran penduduk Kota Bukittinggi paling banyak di Kecamatan Guguk
Panjang yaitu 38,45 persen. Tingginya tingkat penyebaran penduduk di kecamatan ini
ditandai dengan banyaknya pembangunan perumahan baik yang dilakukan oleh
perusahaan pengembang maupun oleh perorangan. Kecamatan Guguk Panjang masih
menjadi kecamatan dengan tingkat kepadatan paling tinggi yaitu 7.137 jiwa per km2,
diikuti Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh sebanyak 4.728 jiwa per km2 dan
Kecamatan Mandiangin Koto Selayan sebanyak 3.989 jiwa persegi.
Untuk menunjang aktivitas yang ada di Kota Bukittinggi, maka diperlukan jasa
transportasi yang serasi dengan kebutuhan lalu lintas di Kota Bukittinggi. Beberapa
usaha transportasi yang melayani angkutan Kota Bukittingi adalah KSU IKABE
(Koperasi Serba Usaha Ikatan Kekeluargaan Angkutan Bermotor), MERSI (Koperasi
Angkutan Merapi Singgalang), KOPAJAG (Koperasi Jam Gadang), Bendi, Taksi, dan
transportasi online. Ternyata sebagian besar jenis transportasi tersebut didukung oleh
koperasi.
Sebelum menjadi koperasi, Koperasi Angkutan Merapi Singgalang bernama MERSI
Transpor yang berdiri pada tahun 1973 di Bukittinggi. Mersi Transpor bergerak dalam
angkutan perkotaan dan pedesaan berjenis Honda Mini 700 cc. Angkutan kota
Bukittinggi tersebut melayani trayek Pasar Banto-Tigo Baleh Pakan Ladang-
Panganak-Sanjai-Garegeh-Gulai Bancah dan Birugo. Sedangkan trayek angkutan
pedesaan meliputi Pasar Banto-Baso-Tilatang Kamang-Batu Taba–Banuhampu dan
Gadut. Pada mulanya, MERSI Transpor hanya mengoperasikan 50 unit armada yang
terdiri dari Honda Mini 700 cc yang disponsori oleh Bank Nasional sebagai pemberi
kredit.

B. PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN

Syofyan Saidan adalah ketua pertama dari MERSI Transpor. Pada tahun 1974,
anggota organisasi Mersi Transpor mengadakan rapat anggota tahunan yang
bertempatan di Gedung Nasional Bukittinggi (sekarang kantor DPRD Bukittinggi).
Rapat tersebut menghasilkan keputusan untuk membentuk Koperasi Angkutan Merapi
Singgalang (Mersi) sebagai perubahan dari nama Mersi Tanspor, tujuannya adalah
untuk membuat organisasi ini lebih terstuktur serta memudahkan anggotanya dalam
mendapatkan pinjaman modal, suku cadang, dan jasa pelayanan angkutan. Namun
Keputusan tersebut baru terealisasi pada tahun 1975, dengan disyahkan oleh Menteri
Koperasi dan Pembinaaan Usaha Kecil Republik Indonesia dan disahkan pada tanggal
9 Agustus 1975 dengan Badan Hukum No. 1032/BH-XVII oleh Mentri Koperasi dan
Pembina Pengusaha Kecil RI.
Koperasi Angkutan Merapi Singgalang (MERSI) sangat menunjang keberadaan
Angkutan Mersi. Perubahan nama MERSI Transpor menjadi Koperasi Angkutan
Merapi Singgalang (MERSI) juga mengalami perubahan dalam struktur kepengurusan
dari sebelumnya. Koperasi Angkutan Merapi Singgalang (MERSI) kemudian
dipimpin oleh Achiroeddin, B.A. dan Soedaryo sebagai wakil serta perangkat yang
dipilih sesuai dengan peraturan yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Koperasi Angkutan Merapi Singgalang serta Rapat Anggota Tahunan.
Struktur Koperasi Angkutan Merapi Singgalang sendiri masih bersifat dinamis dan
masih dapat diubah sesuai dengan kebutuhan Koperasi Angkutan Merapi Singgalang.
Struktur Koperasi Angkutan Mersi ketika itu adalah Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,
Wakil Sekretaris, Bendahara, dan anggota. Pertama berdiri, struktur Koperasi
Angkutan Mersi dipimpin oleh Achiruddin, BA., (Ketua), Sodaryo (Wakil Ketua),
Ismet Boher, S.H., (Sekretaris), Mhd. Mahdisi (Wakil Sekretaris), M.S. Dt. Permato
Dirajo (Bendara), dan beberapa anggota. Di samping itu terdapat Badan Pemeriksa
Koperasi Angkutan Mersi yang diketuai oleh Syahrial Adnan (Dirut Bank Nasional
Bukitinggi), beserta anggotanya Djanahar Advil, S.H. Setiap pengurus memiliki
wewenang dan tanggung jawab masing-masing sebagaimana yang telah disetujui
dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Angkutan Merapi Singgalang serta
pengurus koperasi tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa menurut
keputusan Rapat Anggota.

C. PERKEMBANGAN USAHA
Usaha-usaha yang terdapat di Koperasi Angkutan Merapi Singgalang adalah berupa
jasa angkutan yang terdiri dari Angkutan Perkotaan (Angkot), Angkutan Pedesaan
(Angdes), Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP), dan Angkutan Kota Antar
Provinsi (AKAP), serta biro perjalanan (Travel Biro). Untuk mendukung bisnis
angkutan, Koperasi Angkutan Merapi Singgalang juga membaka unit simpan pinjam
(USP), dan toko suku cadang Mersi.

Pada awal pendiriannya, Koperasi Mersi hanya bergerak didalam usaha jasa angkutan
saja. Seiring dengan perkembangan kebutuhan anggota yang semakin meningkat,
maka koperasi melebarkan usahanya dengan mendirikan unit usaha lainnya yang
dapat mencukupi kebutuhan anggota serta dapat mensejahterakan anggota seperti unit
simpan pinjam, unit usaha perbengkelan dan pertokoan. Namun dari keempat unit
usaha koperasi tersebut hanya dua unit usaha yang masih bertahan sampai saat ini
yaitu unit angkutan dan unit simpan pinjam saja, hal ini disebabkan kekurangan
modal dan kekurangan tenaga kerja sehingga koperasi menutup unit usaha
perbengkelan dan pertokoan.
Sejak Koperasi Mersi berdiri pada tahun 1975-2016 tidak ada muncul permasalan
yang besar, namun pada tahun 2017 Koperasi Mersi menghadapi permasalahan besar
yaitu munculnya angkutan berbasis online (Gojek dan Gocar) yang beroperasi di
Bukittinggi dan daerah sekitar. Angkutan online tersebut selain jumlahnya yang
banyak, juga melewati trayek-trayek dari Koperasi Mersi.
Dampak dari adanya angkutan online ini juga berdampak pada harga angkutan itu
sendiri, sebelum adanya angkutan online tersebut harga satu unit angkutan berkisaran
Rp 100.000.000 – Rp 160.000.000 dan sedangkan setelah beroperasinya angkutan
online tersebut harga satu unit angkutan turun kisaran Rp 100.000.000 – Rp
70.000.000.

D. PERKEMBANGAN ANGGOTA
Pimpinan pertama oleh Achiruddin, BA.,(Ketua), Sodaryo (Wakil Ketua), Ismet
Boher, S.H., (Sekretaris), Mhd. Mahdisi (Wakil Sekretaris), M.S. Dt. Permato Dirajo
(Bendara), dan beberapa anggota. Untuk menjadi anggota Koperasi Angkutan Merapi
Singgalang, calon anggota harus mengajukan permohonan kepada pengurus dengan
mengisi formulir pendaftaran serta diharuskan membayar simpanan pokok sebesar
Rp. 150.000,- per orang dan simpanan wajib sebesar Rp. 15.000,- per orang/bulan.
Kedua 1994
Pada tahun 1994, koperasi mulai bangkit lagi di bawah pimpinan F.B Dt. Nagari
Labiah. Bangkitnya koperasi ini ditandai dengan adanya pembenahan pada trayek
dalam kota secara bertahap mulai dari peremajaan Angkot dengan jenis Suzuki Carry,
Colt 120, dan Kijang Toyota. Sedangkan Angdes diremajakan dengan jenis Kijang
Toyota, Daihatsu Zebra, dan Colt T 120. Koperasi Merapi Angkutan Merapi
Singgalang setelah melakukan peremajaan memiliki total 237 armada, sedangkan
untuk anggota. Koperasi Angkutan Merapi Singgalang berjumlah sebanyak 200
anggota aktif.

Ketiga 2008
Selanjutnya di bawah pimpinan Djanahar Advil, pada tahun 2008 jumlah anggota
aktif Koperasi Merapi Singgalang bertambah menjadi 259 orang. Sedangkan untuk
armada angkutan mengalami penurunan menjadi 173 unit karena sebagian armada
angkutan yang ada tidak layak jalan. Peningkatan cabang usaha koperasi terjadi pada
tahun 2013 dengan dibukanya cabang usaha baru, yaitu unit usaha toko suku cadang
Mersi namun modal yang masih sedikit pelayanannya pun terbatas. Pada tahun 2013
jumlah anggota koperasi berkurang menjadi 253 anggota aktif, tetapi jumlah
armadanya 321 unit.

Keempat 2017
Pada tahun 2017 muncul Angkutan Online (Gojek dan Gocar) dalam jumlah yang
banyak yaitu sekitar 2300 unit di Kota Bukittinggi. Kondisi itu menyebabkan
keberadaan Koperasi Angkutan Merapi Singgalang terkena dampaknya. koperasi ini
telah banyak memberikan keuntungan pada anggota meskipun kemudian terjadi
penurunan pendapatannya karena adanya Angkutan Online (Gojek) pada pertengahan
tahun 2017. Selain itu Koperas Angkutan Merapi Singgalang merupakan koperasi
pertama yang muncul dalam kota Bukittinggi yang bergerak dalam jasa angkutan
darat. Walaupun keberadaannya telah terganggu oleh Angkutan Online tetapi koperasi
ini masih tetap bertahan walaupun kodisinya kurang sejahtera dari sebelum adanya
Angkutan Online tersebut, bertahannya Koperasi Angkutan Merapi Singgalang tidak
lepas dari masih dibutuhkannya dalam angkutan rakyat Kota Bukittinggi dan
sekitarnya.
Perkembangan anggota koperasi, sejak berdiri sampai tahun 2016 terus mengalami
peningkatan, yang pada mulanya hanya memiliki anggota sebanyak 50 orang dan
bertambah menjadi 437 orang pada tahun 2016.
E. ANALISIS SWOT
Strength Weaknesess
1. Memiliki Unit 1. Tidak dapat
usaha yang bertahan melawan
beragam. pesaing.
2. Masih banyak 2. Kurangnya inovasi
masyarakat yang sehingga koperasi
lebih memilih tidak dapat
angkutan rakyat. bertahan.
3. Kurangnya
Faktor Internal promosi atau
strategi pemasran
yang dilakukan
sehingga lebih
memilih gojek dan
gocar.
4. Teknologi yang
masih belum
mupuni.

Faktor Eksternal Opportunity Threats


1. Banyak wisatawan 1. Munculnya
yang berkunjung ke perusahaan angkutan
Bukittinggi sehingga berbasis online
membutuhkan seperti GoCar dan
kendaraan untuk Gojek
berpergian. 2. Kurangnya SDM
2. Ada hari hari pasar yang loyal terhadap
yang ramai di koperasi
datangi.
3. Sebagian besar jenis
transportasi yang
digunakan adalah
berbasis koperasi.
4. Masih dibutuhkannya
angkutan yang
merakyat di
Bukittinggis

F. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMBUAT KOPERASI GAGAL

1. Koperasi Angkutan Merapi Singgalang mengalami dinamika yang naik turun


karena adanya penambahan dan pengurangan mobil dan trayek serta jumlah
anggota koperasi.
2. Ditutupnya trayek tujuan Jakarta dan Yogyakarta. Faktor-faktor ditutupnya trayek
tersebut dikarenakan konsumen lebih cendrung mengunakan angkutan udara
daripada angkutan darat.
3. Konsumen angkutan yang didapat lebih sedikit daripada hari biasanya. Sedangkan
modal yang dikeluarkan lebih besar dari pendapatan (rugi). Penurunan jumlah
penumpang juga tidak hanya terjadi pada trayek AKAP, tetapi juga pada trayek
Angdes yang menuju kota Bukittinggi. Kendalanya disebabkan oleh
keterlambatan peremajaan sehingga kalah bersaing dengan perusahaan angkutan
lainnya pada jalur yang sama.

G. SOLUSI UNTUK KOPERASI ANGKUTAN MERSI


Solusi untuk koperasi yang gagal
Koperasi Angkutan Merapi Singgalang (Mersi) Di Kota Bukittinggi 1975-2017
Sejak Koperasi Mersi berdiri pada tahun 1975-2016 tidak ada muncul permasalahan
yang besar, namun pada tahun 2017 Koperasi Mersi menghadapi permasalahan yang
besar yaitu muncunya angkutan yang berbasis onine (Gojek dan Gocar) yang
beroperasi di Bukittinggi dan sekitarnya. Muncunya Gojek dan Gocar tersebut
menyebabkan pendapatan koperasi terus menurun. Keadaan ini menyebabkan para
pengsaha angkutan dan sopir terpaksa harus menerima keberadaan angkutan online
tersebut dan berjalan secara berdampingan.
Dari informasi yang telah didapatkan bahwasanya Koperasi Mersi seharusnya dapat
mengikuti perkembangan zaman dan perkembangan teknologi yang semakin hari
semakin canggih agar tidak tertinggal dan tetap ada sampai sekarang, misalnya
Koperasi membuat website atau aplikasi layanan jasa angkutannya, bisa juga
Koperasi meningkatkan pelayanan karena adanya persaingan antar pengada jasa
angkutan, karena aspek pelayanan memiiki kesempatan untuk memberi sentuhan.
Koperasi Mersi bisa meniru atau menerapkan apa yang sudah Koperasi Kopja PPRI
terapkan, yaitu dengan membuat (1) website untuk kebutuhan kontak dan
memberikan informasi kepada masyarakat, (2) aplikasi jasa angkutan, (3) akun sosial
media seperti instagram. Atau bisa juga dengan mengevaluasi aspek-aspek pelayanan
kepada pelanggan.

Aspek-aspek pelayanan yang dievaluasi pelanggan :


1. Aspek Tangibles
 Fisik angkutan harus menarik
 Penampilan driver yang rapih
2. Pemahaman terhadap pelanggan
 Memberikan perhatian
 Mengenal pelanggan
3. Keamanan
 Perasaan aman ketika menggunakan jasa angkutan
 Terjaganya kerahasiaan data pelanggan
4. Kredibilitas
 Reputasi menjalankan komitmen
 Dipercaya pengurus
 Garansi yang diberikan
5. Reliability
 Kecepatan pelayanan
6. Perilaku yang sopan
 Pengurus dan driver yang friendly
 Menunjukan sikap perhatian
7. Akses
 Kemudahaan dalam bertransaksi
 Waktu beroperasi
8. Kompetisi/kecakapan
 Pengetahuan dan kerterampilan
 Terjawabnya setiap pertanyaan pelanggan
9. Responsivisness
 Memberikan pelayanan on time
10. Informasi yang diberikan pada pelanggan
 Menjelaskan pelayanan dan biaya

Anda mungkin juga menyukai