Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Rafli Caesar Prawira

KELAS : B
NPM : 18.4301.149
DOSEN : Dr. Netty S. R. Naiborhu, S.H., M.H.
UJIAN SEMESTER PENDEK PERANCANGAN KONTRAK

1. CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA – MENYEWA RUMAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Tuan Arman


Umur : 36
Pekerjaan : Pegawai BUMN
Alamat : Jl. Jendral Soedirman No. 123
Nomer KTP / SIM : 51023456987

Dalam hal ini bertindak atas nama diri pribadi yang selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA

2. Nama : Tuan Berman


Umur : 40
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Jl. A.H. Nasution No.35
Nomer KTP / SIM : 51023459877

Dalam hal ini bertindak atas nama diri pribadi yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Kedua belah pihak dengan ini menerangkan bahwa PIHAK PERTAMA selaku pemilik
sah telah setuju untuk menyewakan kepada PIHAK KEDUA berupa:

Sebuah rumah yang berdiri di atas sebidang tanah yang terletak di ( Jl. Merdeka
No.124C ) dengan luas bangunan ( 1000M2) (Dua Ribu Seratus) meter persegi,
dengan sertifikat hak milik Nomer (710), gambar situasi Nomer (124) tanggal (23
April 2021).

Selanjutnya kedua belah pihak bersepakat bahwa perjanjian sewa-menyewa antara


PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA ini berlaku sejak tanggal penandatanganan surat
perjanjian ini. Adapun syarat-syarat serta ketentuan-ketentuan dalam surat
perjanjian ini diatur dalam 12 (dua belas) pasal, sebagai berikut:

Pasal 1
HARGA SEWA
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat untuk menentukan harga sewa
atas rumah berikut pekarangannya tersebut di atas dengan nilai sewa [(Rp.
50,000,000-,00) (Lima Puluh Juta Rupiah) untuk jangka waktu (1 Satu) (Tahun) tahun
terhitung sejak tanggal (23 April 2021) sampai dengan tanggal (23 April 2022) dan
keseluruhan uang sewa tersebut sudah harus dibayarkan PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA pada saat penandatanganan surat perjanjian ini.

Pasal 2
JAMINAN PIHAK PERTAMA
PIHAK PERTAMA menjamin bahwa barang yang disewakan tersebut di atas berikut
semua fasilitas-fasilitas yang terdapat di dalamnya adalah hak miliknya dan bebas
dari segala tuntutan hukum dan persoalan-persoalan yang dapat mengganggu PIHAK
KEDUA atas penggunaannya selama jangka waktu berlakunya surat perjanjian ini.
Segala kerugian yang timbul akibat kelalaian PIHAK PERTAMA ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA.

Pasal 3
LARANGAN BAGI PIHAK PERTAMA
Sebelum jangka waktu kontrak seperti yang tertulis pada pasal 1 surat perjanjian ini
berakhir,PIHAK PERTAMA tidak dibenarkan meminta PIHAK KEDUA untuk mengakhiri
jangka waktu kontrak dan menyerahkan kembali rumah tersebut kepada PIHAK
PERTAMA kecuali disepakati oleh kedua belah pihak.

Pasal 4
LARANGAN BAGI PIHAK KEDUA
1. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan sama sekali untuk mengalihkan hak atau
mengontrakkan kepada PIHAK KETIGA tanpa ijin serta persetujuan dari PIHAK
PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan untuk mengubah struktur dan instalasi dari
rumah tersebut tanpa ijin dan persetujuan dari PIHAK PERTAMA.
Yang dimaksudkan dengan struktur adalah sistim konstruksi bangunan yang
menunjang berdirinya bangunan rumah tersebut, seperti: pondasi, balok, kolom,
lantai, dan dinding.

Pasal 5
TANGGUNG JAWAB AKIBAT PEMAKAIAN
1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas kerusakan struktur sebagai akibat
pemakaian.
2. PIHAK KEDUA dibebaskan dari segala ganti rugi atau tuntutan dari PIHAK
PERTAMA akibat kerusakan pada bangunan yang diakibatkan oleh force majeure.
Yang dimaksud dengan Force majeure adalah:
a. Bencana alam, seperti: banjir, gempa bumi, tanah longsor, petir, angin topan,
serta kebakaran yang disebabkan oleh faktor extern yang mengganggu kelangsungan
perjanjian ini.
b. Huru-hara, kerusuhan, pemberontakan, dan perang.
Pasal 6
PENGGUNAAN SARANA
Dalam perjanjian sewa ini sudah termasuk hak atas pemakaian aliran listrik, saluran
nomor telepon, dan air dari PDAM yang telah terpasang sebelumnya pada bangunan
rumah yang disewa. Selama jangka waktu kontrak berlangsung, PIHAK KEDUA
berkewajiban untuk membayar semua tagihan - tagihan atau rekening-rekening
serta biaya-biaya lainnya atas penggunaannya.Segala kerugian yang timbul akibat
kelalaian PIHAK KEDUA dalam memenuhi kewajibannya sepenuhnya menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.

Pasal 7
PENGGUNAAN RUMAH
1. PIHAK KEDUA tidak akan mempergunakan rumah itu untuk tujuan yang lain dari
pada yang disepakati dalam perjanjian ini, kecuali telah mendapat ijin secara tertulis
dari PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menjaga kebersihan, keamanan, ketertiban dan
ketenteraman lingkungan

Pasal 8
TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA
PIHAK PERTAMA bertanggung jawab atas berlakunya peraturan-peraturan
Pemerintah yang menyangkut perihal pelaksanaan perjanjian ini, semisal: Pajak-
pajak, Iuran Retribusi Daerah (IREDA), dan lain-lainnya.

Pasal 9
PENYERAHAN RUMAH
KETIKA PERJANJIAN BERAKHIR
Setelah berakhir jangka waktu kontrak sesuai dengan Pasal 1 surat perjanjian ini,
PIHAK KEDUA segera mengosongkan rumah dan menyerahkannya kembali kepada
PIHAK PERTAMA serta telah memenuhi semua kewajibannya sesuai dengan pasal 6
surat perjanjian ini.

Pasal 10
PERPANJANGAN SEWA
1. Apabila PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bermaksud melanjutkan perjanjian
kontrak, maka masing-masing pihak harus memberitahukan terlebih dahulu, minimal
(2) ( Dua) bulan sebelum jangka waktu kontrak berakhir.
2. PIHAK KEDUA harus mendapat prioritas pertama dari PIHAK PERTAMA untuk
memperpanjang masa penyewaan barang tersebut di atas, sebelum PIHAK PERTAMA
menawarkannya kepada calon-calon penyewa yang lain.

Pasal 11
HAL-HAL LAIN
1. Hal-hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan dimusyawarahkan
bersama oleh kedua belah pihak.
2. Mengenai perjanjian ini dan segala akibatnya, kedua belah pihak bersepakat untuk
memilih domisili yang tetap pada ( ------ Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri ---- ).
Pasal 12
PENUTUP
Surat Perjanjian ini ditandatangani di (Jakarta) pada hari (Senin) tanggal (23 April
2021) dan berlaku mulai tanggal tersebut sampai dengan tanggal (23 April 2022).

Demikian perjanjian sewa-menyewa ini dibuat rangkap 2 (dua) yang mempunyai


kekuatan hukum yang sama dan ditandatangani di atas kertas bermaterei cukup.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

(Tuan Arman) (Tuan Berman )

SAKSI-SAKSI:

(Rafli Caesar) (Hauzan Abror)

2. A. Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Sistem Joint Venture

1. Tujuan Khusus

Para pihak yang terlibat dalam sistem joint venture biasanya telah memiliki tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Mereka umumnya menyatakan tujuan ini dengan
jelas dalam persetujuan dan perjanjian yang telah disepakati oleh mereka.

2. Kesepakatan

Para pihak dalam sistem joint venture, yaitu para venturer bersama, umumnya
melaksanakan perjanjian tertulis di antara mereka. Perjanjian ini menyatakan
perincian seperti kewajiban mereka, rasio pembagian laba / rugi, hak dan kewajiban
mereka, dll.

3. Durasi Tertentu

Karena semua usaha dakam sistem ini dibuat untuk tujuan tertentu, mereka
umumnya berakhir begitu tujuan tersebut terpenuhi. Namun, para pihak dapat terus
bekerja bersama jika mereka sepakat untuk melakukannya.
4. Pembagian Keuntungan

Para pihak selalu menyepakati rasio di mana mereka akan berbagi keuntungan dan
kerugian mereka. Jika tidak ada kesepakatan untuk efek ini, mereka harus membagi
keuntungan secara merata.

5. Struktur Usaha

Para pihak dapat membuat usaha patungan dengan melakukan kontrol pada salah
satu aspek berikut:

 Aktiva,
 Operasi, atau
 Entitas bisnis itu sendiri.

B. Komunikasi formal adalah proses komunikasi bersifat resmi yang biasanya


dilakukan dalam lembaga formal melalui garis perintah yang berorientasi pada
produktifitas, berdasarkan struktur organisasi berkomunikasi sebagai petugas
organisasi dengan status masing-masing yang tujuannya menyampaikan pesan
berkaitan dengan kepentingan dinas. Pesan dalam komunikasi formal mengalir
berdasarkan hierarki atau struktur resmi organisasi yaitu mengalir dari atas ke
bawah, dari bawah ke atas ataupun antar anggota secara horizontal. Pesan tersebut
berupa informasi yang berkaitan erat dengan organisasi seperti tugas, perintah,
kebijakan, dan sebagainya.

Pemberitahuan adalah informasi yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan
yang bertujuan supaya pembaca atau pendengar mengetahui, memahami, dan atau
mematuhinya.

Dalam kalimat pemberitahuan terdapat dua makna, yaitu larangan dan himbauan.

larangan maksudnya adalah mencegah orang lain melakukan sesuatu sedangkan


himbauan berarti menghimbau orang lain melakukan sesuatu. Beberapa kalimat
pemberitahuan ada pula yang memerlukan tanggapan, sebagai contoh misalnya
pemberitahuan dari Pemerintah berupa surat resmi, maka masyarakat merespon
pemberitahuan tersebut secara positif maupun negatif.

C. Hal yang dilakukan Adalah perubahan yang dilakukan terhadap kontrak yang telah
mengikat para pihak dan telah memenuhi syarat berlakunya (conditions precedent).

Amandemen hanya berlaku jika para pihak menyepakati dan kesepakatan itu
ditegaskan juga.

Hal yang bisa diamandemen antara lain:

a) Perubahan pihak yang terlibat atau pengalihan kontrak (contract assignment).

b) Perubahan isi kontrak, seperti mengubah hak dan kewajiban para pihak serta
perubahan ketentuan-ketentuan (perubahan objektif)
D. Pengalihan menyeluruh kontrak hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama
penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger), konsolidasi, pemisahan, maupun
akibat lainnya. Jadi, baik pengalihan menyeluruh maupun sebagian kontrak dapat
dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak, akan tetapi tergantung pada
kesepakatan kedua belah pihak pada saat kontrak disepakati.

3. A.Sembilan aturan yang penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan


kontrak sehingga tidak ambigu diartikan, yakni:

1.Gunakan kata-kata yang jelas dan secukupnya agar tidak membulkan


perbedaan pendapat;

2.Gunakan istilah hanya 1 (satu) arti secara konsisten;

3.Usahakan agar ketentuan-ketentuan dalam kontrak dengan kalimat yang


lengkap, yaitu subjek, predikat, objek dan keterangan;

4.Harus jelas tata bahasanya, kalau bisa dalam bentuk kalimat yang aktif. Karena
bahasa adalah nalar dan perlu logika;

5.Buatlah ketentuan yang logis dan efisien;

6.Gunakan ungkapan yang singkat, ekonomis;

7.Tanda baca jangan disepelekan;

8.Harus menempati susunan yang teratur dan sederhana;

9.Dituntut bekerja cepat, tepat dan tidak tergesa-gesa.

B. 1. Latar belakang yang merupakan keinginan dari para pihak untuk mengadakan
transaksi yang akan dirumuskan dalam bentuk kontrak.

2. Menetapkan judul dari suatu kontrak yang mencerminkan esensi ketentuan-


ketentuan dari kontrak yang bersangkutan.

3. Wawasan bidang transaksi yang akan dirumuskan.

4. Rumuskan pokok-pokok kontrak

5. bangun struktur kontrak

Anda mungkin juga menyukai