Anda di halaman 1dari 16

1 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No.

1, hal 1-16

Jurnal Akuntansi Integratif


Volume 8 Nomor 1, April 2022

PRAKTIK AKUNTANSI SEDERHANA PETERNAK CACING : SEBUAH STUDI


FENOMENOLOGI DI DESA CABEAN KABUPATEN MADIUN PROVINSI JAWA
TIMUR

Ajeng Tita Nawangsari1, Kharisma Galuh Cahyanti2,


Mochammad Ilyas Junjunan3
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
ajeng.tita@uinsby.ac.id1, kharismagaluh01@gmail.com2,
mij@uinsby.ac.id3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana praktik akuntansi
sederhana peternak cacing yang berangkat dari makna akuntansi peternak cacing. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset multiparadigma dengan interpretif
sebagai paradigmanya. Alat analisis menggunakan fenomenologi transendental dengan
pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian data dianalisis
dengan menggunakan sekumpulan metode fenomenologi transendental. Antara lain
menganalisis noema, epoche, noesis, intentional analysis, eidetic reduction dan terakhir
pembahasan hasil dari data wawancara. Hasil penelitian ini adalah praktik akuntansi peternak
cacing berdasarkan makna yang akuntansi yang dipahami oleh informan. Hasil pemaknaan
tersebut adalah “sebuah praktik mengatur keuangan dengan ingatan atau pencatatan
sederhana”. Akuntansi dimaknai demikian sesuai dengan pengalaman dan kesadaran peternak
cacing dalam menjalankan usahanya. Pemaknaan yang demikian ber-output pada praktik
akuntansi yang dijalankan oleh masing-masing informan. Praktik yang dimaksud disini adalah
praktik pencatatan, pengukuran biaya dan juga penentuan laba.

Kata kunci: Praktik Akuntansi, Peternak Cacing, Fenomenologi

Abstract
This study aims to answer the question of how simple accounting practices for worm farmers
are based on the meaning of accounting for worm farmers. The research method used in this
research is multiparadigm research with interpretive as the paradigm. The analysis tool uses
transcendental phenomenology with data collection through interviews, observation and
documentation. Then the data were analyzed using a set of transcendental phenomenological
methods. Among others, analyzing noema, epoche, noesis, intentional analysis, eidetic
reduction and finally discussing the results of the interview data. The results of this study are
the accounting practices of worm breeders based on the meaning of accounting understood by
the informants. The result of this interpretation is "a practice of managing finances by memory
or simple recording". Accounting is interpreted as such in accordance with the experience and
awareness of worm breeders in running their business. Such meaning outputs to the accounting
practices carried out by each informant. The practice referred to here is the practice of
recording, measuring costs and also determining profits.

Keywords: Accounting Practices, Worm Breeders, Phenomenology


2 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No. 1, hal 1-16

PENDAHULUAN peternakan muncul dan menjadi rumusan


masalah pada penelitian ini yang pada
Indonesia merupakan negara yang akhirnya akan menjawab bagaimana
kaya akan komoditas alam maupun praktik akuntansi sederhana yang dilakukan
agrikultur. Agrikultur di Indonesia oleh peternak cacing khususnya di Desa
merupakan proses produksi atau Cabean.
pengolahan berbagai tanaman dan ternak Sampai saat ini belum ada data
(Korompis, 2016). Praktik agrikultur di mengenai kontribusi budidaya cacing
Indonesia sangat cocok dengan letak terhadap penerimaan pedapatan di
Indonesia sebagai negara tropis yang Indonesia. Namun menurut Kementerian
dilintasi garis khatulistiwa. Dengan latar Peternakan, sektor peternakan memegang
belakang tersebut banyak pengusaha yang peranan penting bagi pertumbuhan
menggeluti bidang pertanian maupun ekonomi Indonesia dan penggerak
peternakan pangan dan nonpangan (Arisya, pembangunan di wilayah pedesaan.
2021). Menurut Direktur Jenderal Berdasarkan release data BPS RI,
Peternakan, produk peternakan Indonesia perkembangan pertumbuhan ekonomi
mempunyai potensi besar untuk memenuhi Indonesia pada triwulan 1 2020 cukup baik.
pasar negara tetangga. Salah satu bidang Kontribusi PDB (Produk Domestik Bruto)
peternakan yang mulai digeluti banyak sektor peternakan pada triwulan 1 2020
orang adalah budidaya cacing. Cacing yang mencapai 8,99%. Pada klasifikasinya
oleh sebagian orang dianggap sebagai sektor peternakan disandingkan dengan
hewan yang menjijikkan ternyata tanaman hortikultura dimana sama-sama
merupakan makhluk yang memiliki potensi memiliki tren positif. Namun, pada tahun
untuk dibudidayakan. Budidaya cacing 2020 PDB sektor peternakan lebih baik
dianggap sebagai komoditas yang potensial dibandingkan dengan sektor hortikultura
terhadap pasar (Umaya & Ermawati, 2011). (Studiekonomi, 2021).
Usaha peternakan merupakan Dari sini peneliti menyimpulkan
kegiatan andalan di negara berkembang bahwa budidaya cacing tetap menyumbang
terutama negara agraris yang sangat angka untuk pertumbuhan PDB maupun
potensial untuk dikembangkan baik di sisi ekspor. Karena memang jumlah
masyarakat pedesaan maupun pinggir kota peternak cacing belum sebanyak sub sektor
(Siagian, 2011). Budidaya cacing sebagian peternakan lain. Contohnya adalah
besar termasuk usaha masyarakat pedesaan, peternakan sapi, ayam, bebek, kambing dan
walaupun ada beberapa yang memang produk pangan lainnya. Sedangkan cacing
dikembangkan di kota besar. Peneliti hanya satu dari sekian produk peternakan
merasa tertarik untuk menelisik usaha non-pangan yang bisa mencapai pasar
budidaya cacing di Desa Cabean sesuai mancanegara. Sehingga secara statistik
bidang yang selama ini peneliti tekuni, peneliti belum menemukan jumlah angka
yaitu akuntansi. Hal ini dirasa penting pasti mengenai kontribusi peternakan
karena dengan perhitungan yang baik cacing terhadap penerimaan pendapatan
dalam jangka panjang akan mampu Indonesia.
memperbaiki kesejahteraan hidup Seperti yang dibahas sebelumnya,
masyarakat pedesaan. Pemilihan desa bahwa permintaan pasar produk cacing ini
Cabean sebagai lokasi penelitian karena berasal dari berbagai pihak. Pihak yang
banyak dari masyarakatnya yang berprofesi langsung berhubungan dengan peternak
sebagai petani dan peternak, salah satunya cacing yaitu pedagang pengumpul daerah.
adalah peternak cacing. Beberapa Di Desa Cabean sendiri terdapat beberapa
permasalahan mengenai pengelolaan pedagang pengumpul yang siap menerima
3 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No. 1, hal 1-16

hasil jual para peternak cacing. Permintaan kesulitan untuk melakukan peningkatan
terhadap cacing yang diusahakan oleh kesejahteraan hidup. Hal ini didukung
peternak cacing di Desa Cabean cukup dengan data statistik tingkat pendidikan di
tinggi. Sesuai hasil observasi peneliti setiap Desa Cabean, dimana sebagian besar
tahunnya bisa mencapai sekitar dua ton masyarakatnya atau 700 lebih lulusan
cacing. Hal ini terjadi akibat beragamnya SLTA sederajat, dilanjut urutan kedua tidak
produk olahan cacing. Cacing yang tamat SD, tidak sekolah, Diploma 3,
diperoleh oleh pedagang pengumpul di desa Diploma II/I, dan urutan paling sedikit
biasanya akan langsung disalurkan ke pihak adalah lulusan Diploma IV/S1 (Desa
ketiga yang dapat mengolah atau dikirim ke Cabean, 2022).
kota-kota besar untuk beberapa kebutuhan. Berdasarkan observasi peneliti,
Jika dengan permintaan cacing yang peternak cacing di Desa Cabean kurang
mencapai 2 ton di Desa Cabean, seharusnya mengetahui pentingnya manajemen dalam
peternak mampu menyesuaikan. Namun sebuah usaha terlebih dalam manajemen
pada kenyataannya terjadi over demand keuangan. Padahal semua komponen
dimana para peternak cacing di Desa tersebut diperlukan untuk diperhitungkan
Cabean ini mengalami kesulitan untuk secara tepat. Dan dapat meningkatkan
memenuhi permintaan dari pedagang penghasilan peternak cacing serta
pengumpul. Selain ketidaksanggupan mematahkan pendapat orang lain bahwa
memenuhi permintaan, masalah lain yang bekerja sebagai petani/peternak memiliki
terjadi adalah dengan profesi sebagai penghasilan yang tidak tetap. Peternak
peternak cacing tersebut belum mampu cacing dapat memiliki pendapatan tetap
dimanfaatkan masyarakat untuk apabila mampu melakukan perhitungan
menanggulangi persoalan kesejahteraan di yang baik dengan usahanya. Namun
lingkungannya. Secara statistik jumlah memang kebanyakan background
penduduk di Desa Cabean berkisar 2.554 pendidikan peternak cacing di Desa Cabean
jiwa, dan lebih dari 400 penduduknya hanya SD sederajat dan paling tinggi
berprofesi sebagai peternak/pekebun (Desa lulusan SLTA. Dengan berbagai masalah di
Cabean, 2022). Disini membuktikan bahwa sekitar lokasi penelitian diatas yaitu over
sumber daya alam di desa Cabean dapat demand, kurangnya kesejahteraan
dimanfaatkan dengan baik untuk kebutuhan masyarakat, dan kurangnya manajemen
masyarakat yang nantinya mampu keuangan yang mungkin dikarenakan oleh
mengubah keadaan ke tahap menuju faktor pendidikan. Maka, peneliti memilih
kemajuan. Desa Cabean sebagai lokasi penelitian
Berdasarkan definisi, kesejahteraan untuk menelisik praktik akuntansi peternak
rakyat merupakan suatu kondisi atau cacing.
keadaan sejahtera, baik fisik, mental Penelitian ini perlu dilakukan untuk
maupun sosial. Memang secara definisi mengetahui bagaimana praktik akuntansi
kesejahteraan masyarakat tidak hanya sederhana yang dilakukan oleh peternak
mengenai taraf hidup dari sisi ekonomi cacing dan makna yang terkandung
namun juga ketenagakerjaan, kesehatan, didalamnya. Dimana nantinya bagi para
dan pendidikan (Indrayanti, 2020). profesional akuntansi mulai dari
Kesejahteraan hidup dalam masyarakat itu perusahaan melalui program CSR ataupun
akan didapat melalui peningkatan para akademisi melalui kegiatan
pemanfaatan sumber daya, produksi, pemberdayaan masyarakat untuk dapat
pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja membantu para peternak cacing di sekitar
(Siagian, 2011). Di Desa Cabean sendiri lokasi penelitian untuk dapat melakukan
masih banyak masyarakat yang memiliki pengelolaan dan pencatatan dengan lebih
4 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No. 1, hal 1-16

baik lagi. Tujuan ini pada akhirnya akan standar yang berlaku atau tidak. Hasilnya
berdampak baik bagi para peternak cacing adalah Museum Aceh dapat dikategorikan
khususnya yang ada di Desa Cabean. sebagai aset bersejarah. Untuk pengakuan
Studi lain terkait praktik akuntansi aset bersejarah sesuai dengan PSAP No.07-
diantaranya dilakukan oleh (Setiawan & 10 dan didasarkan pada Harga Perkiraan
Asim, 2017) yang membahas tentang Sendiri (HPS). Maka hal yang dilakukan
bagaimana fakta akuntansi petani garam oleh pihak Museum Aceh dinilai sesuai
dan penentuan net farm income petani dengan Praktik Akuntansi yang berlaku.
garam. Hasil dari penelitian tersebut adalah Penelitian lain dilakukan oleh
praktik akuntansi berbeda-beda sesuai (Astutik, 2018) yang membahas tentang
perspektif petani yaitu menurut petani bagaimana peran penting akuntansi dalam
pertama (sebagai penggarap) pencatatan itu rumah tangga serta untuk mengetahui
penting karena sebagai bentuk bagaimana cara ibu-ibu rumah tangga
pertanggungjawaban kepada pemilik lahan. dalam mengaplikasikan akuntansi yang
Sedangkan menurut petani kedua terkait dengan perencanaan, pencatatan,
(petambak garam) pencatatan bukan hal dan pengambilan keputusan. Hasilnya
yang penting, dan juga dalam penentuan net adalah ibu-ibu merencanakan keuangan
farm income hasilnya beragam pula. dalam jangka waktu bulanan. Ibu-ibu
Sehingga disini akuntansi merupakan ilmu mencatat keperluan serta realisasi dan
sosial yang beragam. melakukan pengambilan keputusan seperti
Penelitian lain dilakukan oleh menabung dan investasi untuk
(Yulianti, 2016) yang membahas pertimbangan kebutuhan dari apa yang
bagaimana akuntansi diterapkan dalam telah direncanakan. Adapun penelitian yang
rumah tangga serta untuk memahami apa dilakukan oleh (Laily, 2013) membahas
motif, manfaat dan nilai-nilai yang tentang bagaimana pemahaman mendalam
mendasari akuntansi dalam rumah tangga. praktik akuntansi yang diterapkan oleh
Hasil dari penelitian ini adalah fenomena salah satu UMKM yaitu bisnis retail di
akuntansi dalam rumah tangga yang Desa Teja Timur Pamekasan Madura.
dilakukan oleh delapan pasangan keluarga Hasilnya adalah pelaku bisnis pada skala
tersebut memiliki beberapa perbedaan yang mikro belum melakukan
dilatarbelakangi oleh tingkat pengetahuan pencatatan/pembukuan dengan benar.
dan pemahaman informan terhadap Karena menurut informan pancatatan itu
akuntansi. Seperti pada bahasan tidak efisien dan ribet serta menyita waktu.
penganggaran ada tiga tipe berbeda yaitu Hal tersebut terjadi karena belum informan
penganggaran yang bersifat sistematis, belum mengetahui manfaat pencatatan
penganggaran berdasarkan anggaran rutin terhadap perkembangan bisnisnya.
dan tidak membuat penganggaran. Tujuan dari penelitian ini adalah
Selanjutnya, penelitian yang untuk mengetahui makna dari praktik
dilakukan (Safitri & Indriani, 2017) akuntansi sederhana peternak cacing yang
bertujuan untuk memahami bagaimana meliputi pencatatan akuntansi, pengukuran
pengakuan aset bersejarah, jumlah biaya, dan penentuan laba dengan
mendeskripsikan metode penilaian aset metode fenomenologi berdasarkan
bersejarah, mengetahui metode pemaknaan mereka tentang akuntansi itu
pengungkapan aset bersejarah dan juga sendiri. Adapun penelitian ini dilaksanakan
mengetahui apakah praktik akuntansi pada di Desa Cabean, Kecamatan Sawahan,
Museum Aceh apakah sudah sesuai dengan Kabupaten Madiun.
5 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No. 1, hal 1-16

KAJIAN PUSTAKA teori fenomenologi berbeda-beda yang


pada dasarnya menentang paradigma
Fenomenologi mainstream, termasuk Filsuf Edmund
Fenomenologi merupakan suatu Husserl yang saat ini dikenal sebagai
metode riset yang berpayungkan paradigma founding father fenomenologi.
interpretif. Paradima interpretif menurut Dari beberapa tokoh diatas muncul
Burrel dan Morgan terdiri dari solipsisme, macam-macam fenomenologi yang dapat
fenomenologi, hermeneutika, digunakan sebagai metode penelitian.
ethnometodology, dan juga inteksionalisme Diantaranya adalah fenomenologi
simbolik (Darmayasa & Aneswari, 2015). eksistensial, fenomenologi sosiologi dan
Fenomenologi berasal dari kata fenomenologi transendental. Fenomenologi
phenomenon yang artinya realitas yang transendental dipilih dalam penelitian ini
nampak dan juga logos yang berarti ilmu, karena digunakan untuk mencari esensi-
sehingga fenomenologi merupakan ilmu esensi kesadaran dan esensi ideal dari objek
yang menjelaskan tentang fenomena atau agar realitas berbicara atas namanya
realita yang nampak. Studi ini berusaha sendiri. Fenomenologi transendental
menjelaskan dan menggambarkan Edmund Husserl bertujuan untuk
fenomena yang menjadi pengalaman mengetahui dunia dari sudut pandang orang
beberapa individu yang merupakan hasil yang mengalaminya secara langsung atau
dari pengaruh lingkungan (Darmayasa & sifat alami pengalaman manusia dan makna
Aneswari, 2015). Fenomenologi dipandang yang menempel padanya sehingga akan
sebagai sikap hidup dan juga sebagai menjawab rumusan masalah pada
metode ilmiah. Sebagai sikap hidup, penelitian ini. Diharapkan dengan
fenomenologi berarti mengungkapkan fenomenologi transendental akan
dirinya sendiri sehingga kita dapat menghasilkan temuan makna akuntansi
berdialog dengan fenomena tersebut tanpa menurut peternak cacing berdasarkan
cepat menilai atau menghukumi. perspektif mereka sehingga akan
Sedangkan fenomenologi sebagai metode menghasilkan temuan bagaimana para
ilmiah artinya fenomenologi menjadi jalan informan mengelola usahanya selama ini
perumusan ilmu pengetahuan melalui dan bagaimana praktik akuntansinya.
tahap-tahap tertentu (Hasbiansyah, 2018).
Seperti dalam penelitian ini, fenomenologi Dasar Pemikiran Transendental
dipandang sebagai metode ilmiah. Edmund Husserl merupakan tokoh
Riset fenomenologi memiliki cerita dalam aliran filsafat fenomenologi. Hal
panjang dalam penelitian sosial, psikologi, tersebut tidak lain karena pemikirannya
sosiologi maupun pekerjaan sosial. Riset ini dipengaruhi oleh gurunya yaitu Franz
menekankan pada fokus interprestasi dunia. Bertanto terutama pemikiran tentang
Sehingga, peneliti fenomenologi ingin “kesengajaan”. Franz Bertanto adalah
memahami bagaimana fenomena dunia seorang psikologi empiris yang melakukan
muncul dalam diri orang lain. penelitian mengenai jiwa manusia yang
Fenomenologi dicetuskan oleh Edmund sengaja dilakukannya dalam upaya
Husserl namun pada awal mulanya menentang premis idealisme. Di dalam
fenomenologi diperkenalkan oleh Johan penelitiannya, ia mengatakan roh atau jiwa
Heinrick Lambert pada tahun 1764. yang universal memiliki ciri yang tersendiri
Beberapa tokoh fenomenologi adalah dalam dunia ini. Lalu, sifat kejiwaan yang
Edmund Husserl, Alfred Schutz, Perter L abstrak tidak dapat dijadikan tolak ukur
Berger, Weber, Martin Heidegger dan psikologi (Hardiansyah, 2013). Sehingga ia
lainnya. Tokoh-tokoh tersebut memiliki melangkah pada pemikiran filsafat lama
6 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No. 1, hal 1-16

tentang hakikat pengetahuan (Watloly, eidetic reduction (Mulia & Kamayanti,


2001). n.d.). Seluruh komponen tersebut
Fenomenologi oleh Husserl digunakan untuk mengeksplorasi tujuan
dilatarbelakangi karena adanya krisis ilmu dari penelitian.
pengetahuan yang saat itu tidak dapat
memberikan nasihat kepada manusia. Akuntansi dalam Konteks Sosial
Husserl menentang dan mengkritik Akuntansi telah menunjukkan peran
positivisme dan pragmatism yang dan fungsinya dalam masyarakat yang ikut
menguasai ilmu pengetahuan. Karena aliran dalam memberikan kesejahteraan sosial
tersebut tidak mengenal adanya roh atau karena dianggap sejajar dengan peran dan
jiwa dan menyingkirkannya dari fungsinya di institusi sosial lainnya.
keberadaan dunia ilmiah, selain itu aliran Akuntansi terus mengalami perkembangan
tersebut juga menolak adanya peran intuitif baik secara konsep atau teoritis maupun
dalam memperoleh sebuah kebenaran dari sisi praktik sejalan dengan
ilmiah. perkembangan masyarakat khususnya
Husserl menekankan fenomenologi dalam masyarakat bisnis. Akuntansi
pada pokok-pokok kesadaran atau the memiliki sejarah yang panjang dan
science of the essence of consciousness, memberikan pengertian yang bervariasi
sehingga fenomenologi Husserl berbeda pada sudut pandang dan penekanan yang
dengan Kant. Prinsip fenomenologi Husserl mereka anut. Penelitian dalam bidang
adalah pada kemampuan manusia untuk akuntansi sebagaimana bidang ilmu sosial
memaknai hidupnya untuk bersikap tepat di lainnya, didasarkan pada asumsi-asumsi
hadapan realitas (Kuswandoro, 2015). mengenai sifat ilmu-ilmu sosial dan sifat
Fenomenologi Husserl merupakan studi masyarakat. Semua metodologi yang
tentang pengalaman dan kesadaran, dengan diadopsi oleh para peneliti akuntansi akan
fenomenologi kita mampu mengetahui meningkatkan perhatian mengenai
pengalaman dari sudut pandang orang yang pemahaman akuntansi terlebih dalam
mengalaminya secara langsung tanpa konteks sosial. Pandangan interpretif
adanya campur tafsir dari sumber lain. terhadap akuntansi berfokus pada
Fenomenologi juga meliputi tentang penjelasan susunan sosial dari sudut
prediksi fenomena jyang terjadi di masa pandang antipositivisme. Penelitian
mendatang yang dilihat dari aspek yang akuntansi perlu untuk berkembang
saling berkaitan. Semua itu bersumber dari menyesuaikan dengan praktik kontemporer
bagaimana seseorang menyampaikan objek seiring dengan perkembangan bisnis tidak
dari pengalamannya dengan kesadaran. hanya dengan simbol angka (Darmayasa &
Fenomenologi Transendental Aneswari, 2015)
merupakan studi tentang adanya makna Hal tersebut diatas bertujuan untuk
dibalik sebuah fenomena. Transendental memahami pengalaman subyektif
digunakan untuk mencari esensi-esensi dari individual yang terlibat langsung dengan
sebuah kesadaran dan esensi ideal dari akuntansi. Salah satunya fenomenologi
objek agar realitas berbjicara tentang dalam penelitian ini yang berusaha
dirinya sendiri. Daljjam proses mengungkap realitas sosial mengenai
fenomenologi transendentjal menjadi akuntansi itu sendiri berdasarkan
metode penelitian, prosjesnya akan subyektifitas peternak cacing. Oleh karena
menekankan pada sebuah metodologi yang itu kajian fenomena itju berupaya
sistematis dan terdapat lima komponen memberikan bukti dan penjejlasan tentang
konseptual, yaitu kesengajaan, noema dan praktik bisnis yaitu peternak cacing,
noesis, intuisi, intersubjektivitas, dan sehingga dapat memberikan solusi yang
7 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No. 1, hal 1-16

mampu memperbaiki kehidupan peternak penduduk Desa Cabean. Lokasi ini


cacing di sekitar lokasi penejlitian merupakan lokasi dimana peneliti
(Prasetyo, 2017). melakukan wawancara kepada dua
informan yaitu SA dan AM. Selain lokasi
METODE PENELITIAN wawancara, peneliti juga melakukan
observasi di tempat lain yang merupakan
Penelitian ini menggunakan tempat AM mengembangkan usaha
pendejkatan fenomenologi yang bersifat budidaya cacingnya yaitu di Surabaya
kualitatif, dengan interpretif sebagai tepatnya di Kebonsari Baru Selatan Gang
paradigmanya. Interpretivisme berusaha 1/44 dan juga di Desa Lego Kulon,
memahami tindakan sosial individu dengan Kabupaten Ngawi.
tujuan memahami aspek aktivitas manusia Sumber data yang digunakan dalam
dari perspektif mereka. Fenomenologi penelitian ini ada dua macam, yaitu data
berbicara tentang bagaimana orang primer dan sekunder. Data primer,
mengalami sebuah pengalaman dalam merupakan data yang diambil langsung
hidupnya serta bagaimana makna tersebut oleh peneliti berupa data wawancara dan
bagi dirinya. Tujuan fenomenologi adalah data observasi. Sedangkan data sekunder,
deskripsi fenomena, bukan menjelaskan merupakan data yang tidak diambil secara
fenomena (Sudarsyah, 2013). Sedangkan langsung oleh peneliti berupa informasi-
dalam penelitian ini alat analisis yang informasi pendukung yang telah tersedia
digunakan adalah fenomenologi seperti catatan yang dimiliki oleh peternak
transendental dimana fenomenologi cacing dalam menjalankan usahanya dan
transendental merupakan studi tentang juga jurnal-jurnal multiparadigma tentang
adanya makna dibalik sebuah fenomena. praktik akuntansi untuk keperluan kajian
Transendental digunakan untuk mencari literature.
esensi-esensi dari sebuah kesadaran dan Teknik analisis data merupakan
esensi ideal dari objek agar realitas proses untuk mendeskripsikan fenomena
berbicara tentang dirinya sendiri. tersebut. Teknis analisis data dalam jurnal
Penelitian ini dilakukan selama 6 (Musdalifa & Mulawarman, 2019) yaitu :
(enam) bulan terhitung dari bulan Agustus 1. Noema (Analisis tekstural)
2021 peneliti mulai melakukan observasi di Noema adalah kesadaran terluar
lokasi penelitian. Bulan Desember 2021 (eksplisit/tampak). Dalam teknik
awal pengambilan data penelitian, dan analisis bagian noema, peneliti akan
dilanjutkan dengan analisis data serta menganalisis hasil wawancara yang
penyusunan hasil penelitian secara nampak secara eksplisit. Analisis noema
menyeluruh. juga disebut sebagai analisis tekstural
Objek penelitian ini adalah fenomena karena dapat diperoleh dengan panca
sosial yang terkait dengan keilmuan indera.
penelitian yaitu praktik akuntansi 2. Noesis (Analsisis struktural)
sederhana peternak cacing. Praktik Teknik analisis noesis merupakan
akuntansi disini, peneliti memfokuskan kelanjutan dari noema. Analisis noesis
penelitian pada pencatatan, pengukuran juga disebut sebagai analisis struktural
jumlah biaya dan penentuan laba. Lokasi karena menemukan makna yang lebih
penelitian dalam penelitian ini dalam dan menjadi kesadaran murni
dilaksanakan di Desa Cabean, Kecamatan (level pemaknaan yang lebih dalam).
Sawahan, Kabupaten Madiun. Informan- Noesis ini berarti pemaknaan mendalam
informan yang dipilih merupakan orang- terhadap noema atau apa yang disebut
orang terdekat peneliti yang merupakan
8 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No. 1, hal 1-16

dengan analisis tekstural yang diperoleh pada asumsi penggunaan beberapa sumber
di awal (Mulia & Kamayanti, n.d.). dalam penelitian guna meningkatkan
3. Epoche (Braketing) akurasi penelitian dan kredibilitas data. Ada
Epoche artinya “menjauh dari” atau beberapa jenis triangulasi yang dapat
“tidak memberikan suara” sebagai digunakan yaitu triangulasi sumber,
langkah awal untuk “memurnikan” triangulasi peneliti, triangulasi metodologi,
objek dari pengalaman dan prasangka dan triangulasi teoritis. Pada penelitian ini
awal. Pada bagian ini diharapkan peneliti menggunakan triangulasi sumber
peneliti menjauhkan pengalaman pribadi yaitu uji kredibilitas dengan mengecek data
supaya tidak menimbulkan prasangka yang telah diperoleh berupa data sejenis
peneliti sendiri. Langkah epoche ini dari sumber yang berbeda. Penggunaan
dilakukan dengan peneliti melakukan triangulasi sumber cocok digunakan dalam
braketing terhadap pernyataan noema. penelitian ini karena terdapat dua sumber
Epoche dilakukan dengan memberikan berbeda dan diharapkan hasilnya kredibel
tanda kurung pada pernyataan noema serta dapat dipercaya.
yang akan dilakukan pemusatan telaah
lanjutan. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Intentional Analysis (Kesengajaan)
Intentional Analysis merupakan Dalam penelitian ini, peneliti
proses internal dalam diri manusia yang mengamati dan menganalisis data-data
berhubungan dengan objek tertentu baik yang telah diperoleh melalui wawancara,
yang berwujud maupun tidak berwujud. observasi, dan juga dokumentasi terkait
Intentional Analysis dalam hal ini dengan fokus penelitian yaitu praktik
merupakan sebuah telaah bagaimana akuntansi sederhana peternak cacing.
noesis membentuk noema dan juga Berikut adalah data yang telah
alasan mengapa suatu perilaku tersebut dikumpulkan dari serangkaian proses
dapat terjadi. pengambilan data:
5. Reduksi Fenomenologi (Eidetic 1. Pengalaman menjadi peternak cacing
Reduction) Pengalaman dalam penelitian ini
Artinya menjelaskan dalam susunan sangat diperlukan dikarenakan sebuah studi
bahasa bagaimana objek tersebut fenomenologi merupakan sudut pandang
terlihat. Dibagian ini peneliti mencari yang terfokus pada pengalaman-
esensi fakta didalam fenomena praktik pengalaman individu. Sehingga laporan
akuntansi peternak cacing untuk akhirnya berupa penelitian kualitatif yang
mendapatkan suatu makna. Pada tahap memiliki struktur atau kerangka yang
ini melibatkan intuisi dan refleksi dari fleksibel (Aripratiwi, 2017). Pengalaman
peneliti. dalam penelitian ini dapat diukur dengan
Ada beberapa cara yang digunakan waktu berapa lama peternak cacing telah
untuk uji keabsahan data dalam penelitan melakukan usaha budidaya cacing.
kualitatif. Uji keabsahan data dapat berupa
uji kredibilitas, uji transferability, uji “Iya, ya lumayan wes suwe sekitar
dependability dan uji comfirmability dua tahun setengah”
(Sudarsyah, 2013). Uji kredibilitas
digunakan dalam penelitian ini untuk Hal tersebut diungkapkan oleh SA.
menambah derajat kepercayaan dengan Beliau telah memulai usaha budidaya
ketekunan dan kejujuran peneliti. Selain itu cacingnya sekitar dua setengah tahun yang
juga dilakukan triangulasi, triangulasi lalu. Beliau juga menambahkan jika
merupakan suatu konsep yang didasarkan motivasi budidaya cacing ini diperoleh
9 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No. 1, hal 1-16

karena melihat rekan-rekannya yang Adapun pernyataan informan kedua,


sukses. AM sebagai berikut:

Pernyataan yang sama juga “Kalau ditempat saya sendiri itu


diungkapkan oleh AM jika beliau juga telah mbak, akuntansi kita itu ee… mencoba
memulai usahanya sekitar dua tahun menerapkan pencatatan keuangan,
lamanya. termasuk buat biaya tenaga kerja salah
satunya”
“Iya mbak, hampir 2 tahun, sudah 2 “Yaa, salah satunya laba, iya laba itu.
tahun ini sih mbak” Kita hitung pemasukan dan pengeluaran
itu”.
Lalu AM juga menambahkan salah
satu alasan mengapa memilih budidaya 3. Pengalaman pencatatan dalam
cacing ini karena menurut observasi beliau, melakukan budidaya cacing
usaha ini sederhana dan tidak Pencatatan merupakan salah satu
membutuhkan banyak waktu untuk bagian penting dalam sebuah praktik
mengurusnya. akuntansi. Namun belum tentu semua jenis
pekerjaan atau usaha dapat melakukan
2. Pengalaman tentang pengetahuan dan pencatatan, seperti yang diungkapkan oleh
pemaknaan akuntansi SA berikut:
Sebelum memasuki pembahasan
mengenai praktik akuntansi, peneliti juga “Ndak… Ndak, Ndak, yang penting
menggali data mengenai pengetahuan dan kita yaa… seng dicatet opo to? Paling ya
pemaknaan akuntansi dari kedua informan, buruh udah dapat kita bayar ya udah. Yang
SA menjelaskan mengenai akuntansi dari jelas kita jelas untung, nggak pernah catat
sudut pandang beliau: mencatat itu”

“Kemarin kan saya sudah jelaskan, Beliau selama menjalankan usahanya


karena kita itu bukan orang kantoran. Jadi tidak pernah melakukan pencatatan baik
tidak tertulis plus berapa min berapa keluar dalam hal laba maupun biaya-biaya yang
berapa masuk berapa. Istilahnya beliau keluarkan. Lalu beliau juga merasa
pengeluaran buruh sehari sekian terus untuk jika usahanya selama ini aman-aman saja
blotong, blotong itu pakan itu. Terus sama walaupun tidak pernah melakukan
kompos nya untuk oplosan sekian. Terus pencatatan.
hasil penjualan cacing sekian, kan kita
hanya ini untung gitu aja. Kalau sekian Adapun pernyataan AM
rupiah per panen atau per bulan atau per menjelaskan:
minggu itu nggak ngitung tulisan koyo “2 orang aja sih mbak ini, itu juga
wong kantor mbak. Pendapatane gitu” seminggu kadang 3x / 2x jadi nggak
terlalu… gak setiap hari juga masuknya,
“Tapi untuk itung-itungan rupiah ntar kita catat masuk kapan gitu ntar
harus pendapatan harus apa… ini plus gajiannya masuk di awal bulan”
sekian min sekian nggak bisa, nggak “Pastinya penting sih mbak, buat
pernah. Hanya ingatan-ingatan kita untung. ya… memanajemen… salah satunya
Masalahe kita sudah punya harta di kebun memanajemen keuangan juga”
itu”
Berdasarkan dari dokumentasi yang
ada, AM melakukan pencatatan dalam hal
10 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No. 1, hal 1-16

tenaga kerja. Dokumentasi yang bisa Gambar 3


didapatkan peneliti adalah berupa foto Catatan biaya tenaga kerja bulan Desember
pencatatan tenaga kerja di bulan Oktober –
Desember.

Gambar 1
Catatan biaya tenaga kerja bulan Oktober

Berdasarkan dari dokumentasi


tersebut AM melakukan pencatatan
sederhana tentang upah tenaga kerja yang
harus beliau bayarkan dalam sebulan. AM
menuliskan jika orang yang membantu
Gambar 2 (tenaga kerja) tersebut bernama Kipli dan
Catatan biaya tenaga kerja bulan November Rama, total upah bulan Oktober yang harus
dikeluarkan adalah 900.000 atau
450.000/orang karena hari kerjanya
sebanyak 9 hari.
Secara penulisan memang sangat
sederhana dan setiap bulannya tidak ada
format tertentu. Kurang lebih memang
seperti itu AM mencatat besaran tenaga
kerja dalam sebulan. Karena tidak setiap
hari membutuhkan tenaga kerja sehingga
pencatatan sederhana ini dianggap
membantu dalam kelangsungan usaha AM.
Walaupun pada hal lain masih
menggunakan ingatan.

4. Pengalaman pengukuran biaya dalam


melakukan budidaya cacing
Biaya pakan cacing merupakan biaya
yang pasti ada dalam pengelolaan budidaya
cacing dan bermacam-macam. Berdasarkan
11 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No. 1, hal 1-16

hasil wawancara dengan SA diketahui SA sering memberikan tambahan untuk


bahwa: upah per kilo nya sampai Rp 17.500 / kg.
Begitupun dengan AM, beliau juga
“Makan cacingnya itu sangat mudah, menggunakan biaya tenaga kerja dalam
kalau daerah saya ini ya, yang banyak itu usaha budidaya cacing untuk setahun
kan pakai blotong ampas itu, ampas… tebu terakhir dengan upah Rp 50.000 / hari.
dari pabrik gula, limbah. Kadang kalau
kehabisan bisa pakai kotoran sapi, cuma Lalu pada kesempatan wawancara
bagusan blotong” selanjutnya peneliti menanyakan mengenai
pengukuran upah tersebut, AM
Disini SA menjelaskan jika harga menjelaskan:
limbah tersebut sekitar 90.000-100.000 “Ya, kayanya sih batas wajar sih
rupiah. Dan untuk keperluan SA sendiri mbak. Soalnya dari pagi sampai sore juga,
sebenarnya sesuai dengan luasnya ladang jadi ya ngikutin, makanya kalau dibawah
untuk budidaya cacing, semakin luas maka 50.000 juga nggak ada yang mau. Kalaupun
semakin banyak juga kebutuhan pakannya. mau kan juga kita sendiri yang nggak enak.
Sedangkan AM menggunakan limbah Jadi tetap manusiawi, gitu”
sayur dan buah untuk pakan cacing, seperti
hasil wawancara berikut: Dalam wawancara mendalam ini
diketahui jika SA dan AM sama-sama
“Kalau awal dulu sempat beli ampas menggunakan biaya tenaga kerja. Untuk
tahu itu buat nyoba apakah cocok nggak itu SA menggunakan tenaga kerja saat panen
ternyata cocok cuma harganya yang mahal, dan upahnya sesuai dengan hasil jumlah
sedangkan kita awal mula juga buka panenya. Sedangkan AM menggunakan
budidayanya itu masih skala kecil jadi biaya tenaga kerja baik untuk perawatan
masih belum bisa buat balikin. Terus kita maupun panen dan upahnya dihitung harian
pakai ini, apa namanya… ee… sayuran serta dibayar bulanan.
yang busuk itu juga bisa mbak, terus pakai
buah busuk juga bisa” 5. Pengalaman penentuan laba dalam
melakukan budidaya cacing
Terakhir AM menegaskan jika biaya Laba merupakan komponen yang
pakan ternak ini bisa disebut Rp 0. penting dalam sebuah praktik akuntansi.
“Ya 0 rupiah, murah sekali bahkan Suatu kegiatan usaha dikatakan berhasil
saya bisa beli sendiri pakai uang saya, orang apabila bisa memaksimalkan laba sehingga
cuma 50.000 mbak” (AM, wawancara, 22 menghindari resiko kerugian. Namun, ada
Januari 2022) hal yang perlu diperhatikan dalam praktik
akuntansi peternak cacing, dimana harga
Lalu peneliti menanyakan mengenai cacing tersebut dipengaruhi oleh musim.
upah, dan SA menjelaskan: Dimana harga akan naik saat musim
“Upahnya itu yang harian ada yang kemarau dan akan turun saat musim hujan.
borong ada, kalau yang borong itu 15.000 Disini peneliti mendapatkan data
per kg. Jadi dia hitung persenan kg, kalau bagaimana pengalaman para peternak
musim hujan gini banyak tenaga yang cacing dalam penentuan laba.
nganggur kadang harian aja mau” Peneliti mengajukan pertanyaan
bagaimana pengalaman dalam penentuan
Disini SA menjelaskan jika upahnya laba selama ini, menurut SA:
berdasarkan cacing yang didapat saat panen “Kalau rugi-ruginya pas musim ya…
yaitu Rp 15.000 / kg. Jika harga cacing naik bulan 12 kadang bulan 1 awal itu kan harga
12 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No. 1, hal 1-16

sangat minim musim hujan panen tidak lengkap seperti adanya penjurnalan,
nyaman, itu lebih baik kita nggak panen. laporan laba rugi, dan juga neraca. Namun
Kita tunda gitu aja” ada seorang informan AM yang berusaha
melakukan pencatatan dengan sederhana.
Disini SA menyampaikan bahwa Dengan pencatatan sederhana tersebut kita
beliau bisa saja menunda panennya dan dapat melihat perbedaan yang jelas antara
justru bisa berdampak baik untuk laporan keuangan peternak cacing dan
perkembangan cacing. Harga paling rendah laporan keuangan perusahaan yang
yang diterima oleh SA Rp 40.000 dan memang pada dasarnya kedua informan
paling tinggi Rp 117.000. Turun naiknya mengandalkan ingatannya dalam
harga ini tidak lain karena disebabkan oleh mengelola usaha budidaya cacing.
musim. Jika dimusim hujan harga turun Jika akuntansi berdasarkan
sehingga SA memilih untuk menghindari (Weygandt et al., 2016) dijelaskan bahwa
hal tersebut, seperti yang dijelaskan beliau: akuntansi terdiri dari 3 kegiatan dasar,
yaitu:
“Mungkin begitu, untuk menghindari a. Mengidentifikasi peristiwa ekonomi,
pas begitu. Istilahe kalau rugi ndak ada hasil dari mengidentifikasi peristiwa
istilah rugi, ya ruginya darimana” ekonomi tersebut berupa transaksi dan
menjadi input dalam akuntansi.
Peneliti juga menanyakan hal yang b. Pengukuran dan pencatatan atas akibat
serupa bagaimana pengalaman penentuan finansial dari peristiwa ekonomi
laba dengan informan dua, AM tersebut. Hasilnya adalah catatan yang
menjelaskan: runtut dan sistematis dari serangkaian
“Iya, selama 2 tahun kita jual besar itu transaksi yang telah terjadi.
di musim kemarau, sistem marketing kita c. Mengomunikasikan kegiatan ekonomi,
juga” dalam hal ini adalah setelah dilakukan
pencatatan maka data historis yang
AM menjelaskan pengalaman dalam runtut tersebut dikomunikasikan.
penentuan labanya jika di musim kemarau Dikomunikasikan disini berarti secara
beliau jual setengah dari total jumlah cacing ringkas kepada pengguna dalam
saat panen. bentuk laporan keuangan.
“Iya, lebih kita tahan sih mbak karena Berdasarkan definisi diatas jelas
termasuk harga murah itu yang bikin kita bahwa akuntansi merupakan identifikasi
mikir” peristiwa ekonomi yang dicatat secara
runtut yang kemudian dikomunikasikan
Untuk harga cacing, AM kepada pengguna laporan keuangan.
menjelaskan: Namun, akuntansi yang dipahami oleh
“Pernah dulu 25rb per kg nya. kalau peternak cacing berbeda dengan Weygant,
musim kemarau kita jual besar-besaran. Kimmel, dan Kieso diatas. Akuntansi
Karena harganya bisa sampai 100rb itu menurut peternak cacing adalah “sebuah
pernah per kg-nya” praktik mengatur keuangan dengan ingatan
atau pencatatan sederhana”.
Akuntansi peternak cacing Para informan yang sudah
merupakan sebuah pengelolaan keuangan diwawancarai memiliki karakteristik dan
sangat sederhana jika dibandingkan dengan pendapat yang berbeda terkait pandangan
penerapan akuntansi dalam perusahaan. penerapan akuntansi dalam budidaya
Kedua informan dalam penelitian ini belum cacing. Menurut jawaban yang
menerapkan laporan keuangan yang disampaikan SA bahwa akuntansi
13 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No. 1, hal 1-16

merupakan praktik itung-itungan sederhana dengan menghemat penggunaannya saat


dengan ingatan. Dengan pemaknaan musim penghujan. Jika dimusim penghujan
akuntansi demikian berpengaruh pada bisa menggunakan pakan dari kotoran
praktik akuntansi yang dilakukan oleh SA. hewan. Kesadaran tersebut hadir karena
SA memaknai akuntansi sebagai praktik sudah menjadi pengalaman dan menjadi
itung-itungan sederhana dengan ingatan, kesadaran mendalam dalam diri SA. Proses
karena walaupun tanpa mencatat SA selalu itung-itungan sederhana tersebut digunakan
mengingat segala sesuatunya agar budidaya SA untuk mengukur biaya pakan cacing
cacingnya selalu untung. dengan cara menggunakan sistem
Jika menurut AM, beliau memaknai cadangan, pun dengan biaya tenaga kerja.
akuntansi sebagai sebuah proses mengatur Dalam biaya tenaga kerja, SA meyakini
keuangan dengan pencatatan. Dengan bahwa dengan upah yang beliau berikan itu
pemaknaan yang demikian, berpengaruh artinya sama-sama untung. SA hanya
pada praktik akuntansi AM. Dalam praktik menggunakan tenaga kerja saat panen
pencatatan, AM memang melakukan cacing dengan jumlah tenaga kerja
pencatatan namun sangat sederhana dan menyesuaikan target dari pengepul. Sesuai
hanya menampilkan besaran biaya tenaga dengan hasil wawancara dan hasil analisis
kerja yang merupakan hasil dari pemaknaan data SA melakukan itung-itungan
proses mengatur keuangan dengan sederhana mengenai berapa orang yang
pencatatan. Hal tersebut merupakan output akan beliau pekerjakan dan berapa
dari pemaknaan akuntansi AM yaitu sebuah upahnya. Kesadaran tersebut terbentuk
proses mengatur keuangan dengan karena pengalamannya selama budidaya
pencatatan sederhana. cacing yang selalu disesuaikan dengan
Dalam hal praktik akuntansi target pengepul. Sehingga SA melakukan
pencatatan, SA tidak melakukan pengukuran tenaga kerja yang sesuai
pencatatan. SA meyakini bahwa pencatatan dengan pemaknaannya tentang akuntansi.
merupakan hal yang tidak penting, pun jika Terakhir yaitu mengenai praktik
terjadi kesalahan itu bukan merupakan akuntansi dalam hal penentuan laba. SA
kesalahan. Kesalahan yang dimaksud disini melakukan penentuan laba dengan
adalah kesalahan dalam perhitungan upah melakukan penundaan panen saat musim
tenaga kerja saat panen. Hal tersebut penghujan dikarenakan hasilnya yang
didukung dengan hasil usaha cacing beliau sedikit atau minim. Hal tersebut dilakukan
yang selama ini aman-aman saja dan juga dengan tujuan menghindari “pas” yang
sudah pasti untung. Dengan praktik artinya tidak untung dan juga tidak rugi.
pencatatan yang demikian, output dari Kesadaran tersebut terbentuk karena
pemaknaan SA terhadap akuntansi yaitu pengalaman SA dalam budidaya cacing
bahwa proses perhitungan dalam usahanya yang telah melaksanakan praktik
cukup dengan ingatan. penundaan panen. Sehingga disini SA
Selanjutnya yaitu dalam praktik melaksanakan praktik akuntansi sesuai
pengukuran biaya dalam usaha budidaya pemaknaannya terhadap akuntansi yang
cacing SA. Seperti data yang telah peneliti merupakan praktik itung-itungan sederhana
analisis bahwa selain biaya pakan cacing dengan ingatan. SA tidak pernah
juga terdapat biaya tenaga kerja. Hasil dari melakukan pencatatan namun dalam
analisis tersebut yaitu pengukuran biaya praktiknya beliau mengingat segala
pakan cacing tersebut perlu dilakukan sesuatunya agar budidaya cacingnya selalu
karena ampas tebu sebagai pakan cacing untung.
SA hanya ada musiman. Karena hal Dalam praktik akuntansi pencatatan,
tersebut SA menggunakan sistem cadangan informan kedua (AM) secara sadar
14 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No. 1, hal 1-16

meyakini bahwa selama ini beliau kerja untuk pengurusan cacing sehari-
melakukan pencatatan yang berhubungan harinya. AM dalam pengukurannya selama
dengan uang sehingga dianggapnya ini dipengaruhi oleh biaya hidup di daerah
sensitif. AM meyakini bahwa pencatatan tempat budidayanya. Hal tersebut terbentuk
itu penting untuk manajemen keuangan. dikarenakan pengalamannya selama ini
Kesadaran tersebut terbentuk karena yang memperhatikan biaya hidup di tempat
pengalaman AM dalam melakukan tinggal AM dan juga di tempat budidaya
pencatatan bagian tenaga kerja. Walaupun cacingnya. Dihubungkan dengan
pencatatan AM cukup sederhana namun pemaknaan AM terhadap akuntansi,
pemaknaannya terhadap akuntansi yang pengukuran biaya tenaga kerja ini termasuk
merupakan sebuah manajemen keuangan dalam proses mengatur keuangan yang
dengan pencatatan mencoba beliau bersifat sederhana. Karena dengan upah
terapkan. Laporan tersebut sangatlah tersebut AM masih mendapatkan laba yang
sederhana tidak perlu penjurnalan ataupun nantinya AM gunkan untuk pengembangan
laporan keuangan. AM melakukan budidaya cacingnya.
pencatatan hanya pada secarik kertas. Bagian terakhir dalam pembahasan
Dengan pencatatan tersebut sudah hasil ini adalah praktik penentuan laba oleh
memudahkan AM dalam hal mengatur AM. Berdasarkan analisis diatas penentuan
keuangan. laba AM selama ini dengan menahan
Pembahasan selanjutnya yaitu jumlah cacing yang dijual saat musim
mengenai pemgukuran biaya. Biaya dalam penghujan dikarenakan harganya yang
budidaya cacing AM terdiri dari dua murah. Selama ini AM meyakini bahwa
macam yaitu biaya pakan cacing dan biaya menjual besar di musim kemarau termasuk
tenaga kerja. Dalam biaya pakan, AM sistem marketingnya dalam usaha budidaya
meyakini bahwa selama ini untuk biaya cacing ini. Analisis ini sesuai dengan
pakan cacingnya sehari-hari tidak pemaknaannya terhadap akuntansi AM
mengeluarkan uang alis 0 rupiah. yang dijelaskan diatas yaitu sebuah proses
Kesadaran tersebut terbentuk karena mengatur keuangan dengan pencatatan.
pengalamannya dalam melakukan Walaupun pencatatan hanya baru
pengukuran biaya pakan cacing yang bisa diterapkan pada pengeluaran biaya tenaga
menggunakan limbah sayur & buah kerja, namun secara keseluruhan praktik
sehingga 0 rupiah dan jika menggunakan penentuan laba ini berlatar belakang pada
ampas tahu untungnya menjadi sedikit. AM proses mengatur keuangan. Menahan panen
hanya menggunakan ampas tahu saat tersebut dilakukan untuk menghindari
menjelang panen untuk penggemukan. harga murah yang berarti juga menghindari
Dalam pembahasan tersebut dapat rugi.
diketahui bahwa proses mengatur keuangan
yang dimaksud AM juga termasuk dalam KESIMPULAN
mengatur pengeluaran untuk membeli
pakan cacing. AM hanya ada pengeluaran Penelitian yang menggunakan
saat menjelang panen untuk ptotein metode fenomenologi transendental ini
penggemukan. Karena jika full ampas tahu menyimpulkan bahwa makna praktik
AM merasa hasil untungnya sedikit. Praktik akuntansi peternak cacing adalah “sebuah
tersebut merupakan hasil dari pemaknaan praktik mengatur keuangan dengan ingatan
AM terhadap akuntansi. atau pencatatan sederhana”. Praktik
Bagian kedua dalam pengukuran akuntansi kedua informan hampir sama,
biaya adalah biaya tenaga kerja. Berbeda seperti laba tercipta dari adanya pemasukan
dengan SA, AM justru memerlukan tenaga dikurangi dengan pengeluaran. Hal ini
15 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No. 1, hal 1-16

menunjukkan bahwa keterbatasan Brawijaya.


pengetahuan dan pemahaman membuat Arisya, B. (2021). Peluang Bisnis Dalam
peternak cacing tetap mampu menghitung Sektor Pertanian. Kumparan.Com.
hal-hal yang berhubungan dengan https://kumparan.com/bunga-
usahanya. Penelitian ini telah menjawab arisya/peluang-bisnis-dalam-sektor-
tujuan dalam penelitian mengenai praktik pertanian-1vzD2OKAosJ/4
akuntansi sederhana yang tercipta dari
pemaknaan peternak cacing itu sendiri. Astutik, A. W. (2018). Fenomenologi
Praktik akuntansi yang dimaknai oleh akuntansi rumah tangga: Studi kasus
peternak cacing akan menentukan arah pada keluarga TNI-AD Kota Malang.
sikap mereka kedepannya. Dari identifikasi Darmayasa, I. N., & Aneswari, Y. R.
masalah yang telah dibahas sebelumnya, (2015). Paradigma Interpretif pada
peternak cacing memang tidak melakukan Penelitian Akuntansi Indonesia.
manajemen keuangan yang baik. Namun, Jurnal Akuntansi Multiparadigma
mereka melakukan manajemen keuangan JAMAL, 6(59), 350–361.
seperti apa yang mereka pahami. Dari
penelitian ini dapat dipahami bahwa praktik Desa Cabean. (2022).
akuntansi sederhana peternak cacing Https://Cabean.Madiundesa.Id/Grafik
diterapkan sejalan dengan makna tersebut. Hardiansyah. (2013). Teori Pengetahuan
Jika akuntansi berkembang di kehidupan Edmund Husserl. Jurnal Substantia,
peternak cacing maka akan ada akuntansi 228–238.
peternak cacing.
Setelah penjabaran diatas ada Hasbiansyah, O. (2018). Pendekatan
beberapa saran yang peneliti berikan Fenomenologi: Pengantar Praktik
kepada penelitian selanjutnya. Pertama Penelitian dalam Ilmu Sosial dan
yaitu pemilihan informan selain indikator Komunikasi. Mediator: Jurnal
lamanya beliau melakukan usaha budidaya Komunikasi, 9(1), 163–180.
cacing, juga menambahkan latar belakang Indrayanti, W. (2020). Analisis Faktor-
pendidikan yang lebih beragam yang Faktor Yang Mempengaruhi
memungkinkan adanya pemaknan Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi
akuntansi yang berbeda. Selanjutnya yaitu Riau. Jurnal Ecodemica: Jurnal
bisa menambahkan informan yang bekerja Ekonomi, Manajemen, Dan Bisnis,
di budidaya cacing (selain pemilik) sehinga 4(2), 353–363.
makna tidak hanya diperoleh dari pemilik https://doi.org/10.31294/jeco.v4i2.85
usaha saja melainkan juga para pekerja di 62
usaha budidaya cacing.
Korompis, C. W. M. (2016). Analisis
Perlakuan Akuntansi Agrikultur Pada
DAFTAR PUSTAKA
Petani Kelapa Pada Desa Di Daerah
Aripratiwi, R. A. (2017). Integritas Likupang Selatan : Dampak Rencana
Kebenaran Akuntan Publik Di KAP Penerapan Ed Psak No.69 Tentang
“Cemerlang” Surabaya (Studi Agrikultur. Going Concern : Jurnal
Fenomenologi). Universitas Riset Akuntansi, 11(2), 23–33.
Kuswandoro, W. (2015). Fenomenologi PADA BISNIS RETAIL : SEBUAH
Husserlian. Lecture Ub. STUDI FENOMENOLOGI. 161–168.
http://wkwk.lecture.ub.ac.id/2015/10/ Mulia, A. S., & Kamayanti, A. (n.d.).
fenomenologi-husserlian/ Mengungkap Pemahaman Tentang
Laily, N. (2013). PRAKTIK AKUNTANSI Akuntansi Dari Sudut Pandang
16 Jurnal Akuntansi Integratif, April 2022, Vol. 8, No. 1, hal 1-16

Kecerdasan Spiritual : Sebuah Studi Peternakan Dalam Pengembangan


Fenomenologi. Jurnal Ilmiah Wilayah. Jurnal Wira Ekonomi
Mahasiswa FEB UB, 12. Mikroskil, 1(1), 31–35.
Musdalifa, E., & Mulawarman, A. D. Studiekonomi. (2021). PDB Sektor
(2019). Budaya Sibaliparriq Dalam Pertanian Tahun 2010-2020.
Praktik Household Accounting. Jurnal https://studiekonomi.com/ekonomi-
Akuntansi Multiparadigma, 10(3), indonesia/pdb-sektor-pertanian-tahun-
413–432. 2010-2020/
https://doi.org/10.21776/ub.jamal.201 Sudarsyah, A. (2013). Kerangka Analisis
9.10.3.24 Data Fenomenologi. Jurnal Penelitian
Prasetyo, W. (2017). Paradoks Ganda Kos Pendidikan UPI, 13(1), 124400.
Produksi Petani Tembakau (Studi Umaya, S., & Ermawati, W. J. (2011).
Fenomenologi Pada Petani Tembakau Analisis kelayakan usaha budidaya
Di Kabupaten Jember). Jurnal cacing tanah (Lumbricus rubellus)
Ekonomi Dan Bisnis, 20(1), 76. pada magenta farm di Desa Nanggung
Safitri, M. R., & Indriani, M. (2017). Bogor. Repository IPB.
Praktik Akuntansi Untuk Aset https://repository.ipb.ac.id/handle/123
Bersejarah Studi Fenomenologi Pada 456789/47739
Museum Aceh. Jurnal Ilmiah Watloly, A. (2001). Tanggung Jawab
Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Pengetahuan. Kanisius.
(JIMEKA), 2(2), 1–9.
Weygandt, Kimmel, & Kieso. (2016). No
Setiawan, A. R., & Asim, M. (2017). Title.
Praktik Akuntansi Sederhana Petani
Garam Dan Penentuan Net Farm Yulianti, M. (2016). Akuntansi dalam
Income. Jurnal Pamator, 10(2), 84– Rumah Tangga : Study Fenomenologi
91. pada Akuntan dan Non Akuntan.
Akuntansi Dan Manajemen, 11(2),
Siagian, H. (2011). Kontribusi Usaha 62–75.

Anda mungkin juga menyukai