Anda di halaman 1dari 9

BAB VII

METODE DUA FASE (TWO PHASE METHOD)

A. Capaian Pembelajan (Sub-CPMK)


Setelah mempelajari materi ini mahasiswa mampu menyelesaikan model
pemrograman linear menggunakan metode Dua Fase aljabar serta mampu
memilih metode penyelesaian permasalahan program linear secara tepat.
B. Identifikasi Masalah
Pada bab ke-7 ini, kita akan membahas tentang penyelesaian masalah
program linear menggunakan metode dua fase. Identifikasi masalah
berikut ini.

Masalah 5

Kue Tat (Buak Tat dari Lampung)

Kue dalam bahasa Lampung pesisir disebut Buak. Ada berbagai macam
Buak di Lampung, salah satunya adalah Buak Tat. Buak Tat lebih terlihat
seperti Nastar, kue kering yang berbentuk setengah bundar dan berisi selai
nanas. Namun, berbeda dengan Nastar, Buak Tat berukuran lebih besar.
Bisa dibilang, buak tat adalah nastar versi besar. Buak tat atau tar piring
adalah pie yang bagian tengahnya diisi dengan selai nanas. Biasanya
permukaannya berbentuk motif ukiran. Ukurannya besar, seloyang penuh.
Kue ini dipotong-potong dulu sebelum disajikan. Kulitnya berwarna
kuning keemasan dan terasa lembut, sementara selainya berwarna cokelat
dan terasa manis sedikit asam. Bagi warga Lampung pesisir, buak tat
adalah kue istimewa. Pasalnya, kue ini biasa hadir saat acara pernikahan
adat, sunatan, atau Lebaran. Buak tat yang sudah dipotong sering
disajikan sepiring dengan lapis legit basah khas Lampung. Bahan-bahan
yang digunakan untuk membuat buak tat adalah tepung terigu, margarin,
telur, dan gula halus.
Sumber: https://budaya-indonesia.org/Kue-Tat-Lampung

72
Gambar 5. Kue Tat Khas Lampung

Sebuah toko kue akan membuat sebuah adonan kue tat khas Lampung ukuran
20x10 dengan 5 kg tepung dan 3 kg gula. Selain itu akan dibuat juga sebuah
adonan kue tat khas lampung ukuran mini menggunakan 4 kg tepung dan 2 kg
gula. Toko memiliki persediaan sebanyak 10 kg untuk bahan adonan kue tat
khas Lampung ukuran 20x10 dan 6 kg bahan untuk adonan kue tat khas
lampung ukuran mini. Dalam satu jam dapat dibuat 5 kue tat khas Lampung
ukuran 20x10 dan 4 kue tat khas lampung ukuran mini.

a. Formulasikan permasalahan diatas ke dalam model matematika untuk


memaksimalkan waktu pembuatan!
b. Identifikasikan permasalahan di atas menggunakan metode dua fase

B. Uraian Materi
1. Metode Dua Fase (Two-Phase Method)

Metode Dua Fase merupakan metode yang mempunyai fungsi yang sama
dengan metode big-M, yakni menentukan solusi optimum dari persoalan yang
memiliki pertidaksamaan berbeda-beda bahkan persamaan pada
pembatasannya. Jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ≥ dan/atau dan
maka variabel basis awal adalah slack variables dan/atau variabel buatan. Dan jika
fungsi kendala ada yang menggunakan persamaan maka variabel buatan akan

73
ditemukan pada variabel basis awal. Penyelesaian solusi optimal untuk kasus seperti
ini dilakukan dengan memilih metode Dua Fase.

Metode dua fase digunakan jika variabel basis awal terdiri dari variabel buatan.
Disebut sebagai metode dua fase, karena proses optimasi dilakukan dalam dua tahap.
1. Tahap pertama merupakan proses optimasi variabel buatan. Variabel buatan
sebenarnya tidak ada (hanya ada di atas kertas) sehingga tahap
pertama dilakukan untuk memaksa variabel buatan bernilai 0.
2. Tahap dua proses optimasi variabel keputusan, yaitu memaksimumkan fungsi
tujuan Z yang sesungguhnya dimulai dari suatu pemecahan dasar yang fisibel
baik memuat vektor buatan dengan nilai variabel pada tingkat nol atau tidak
memuat vektor buatan sama sekali.

Langkah-langkah metode Dua Fase (Two-Phase Method):


FASE PERTAMA (Fase I)
1. Pada fase pertama, variabel buatan diberi koefisien harga (price) sebesar -1
bukan -M seperti sebelumnya.
2. Variabel lainnya diberi kooefisien harga nol, tanpa memperhatikan nilai
koefisien aslinya.
3. Dalam hal ini bukan membuat fungsi tujuan asli Z maksimum akan tetapi
membuat fungsi tujuan Z* menjadi maksimum
4. Apabila Z*maks = 0, ini berarti kita sudah berhasil mengusahakan semua nilai
variabel buatan = 0.
5. Apabila Z* < 0, maka kita tidak berhasil membuat nilai variabel buatan = 0. Jadi
persoalan program linier tidak mempunyai pemecahan yang fisibel.
6. Fase pertama berakhir setelah Z* = 0, maka dapat dilanjutkan ke Fase dua.

Pada akhir fase pertama ada 3 kemungkinan hasil:

1) Z*maks < 0, Satu atau lebih vektor buatan berada dalam basis pada tingkat
nilai yang positif. Persoalan program linear yang asli tidak mempunyai
pemecahan fisibel, Penyelesaian selesai (tidak dilanjutkan ke fase II).
2) Z*maks = 0, tidak ada vektor buatan yang berada dalam basis. Kita telah
memperoleh pemecahan dasar yang fisibel pada persoalan program linier
yang asli, berarti tidak ada variabel buatan dalam basis. Maka kita dapat
memulai fase II dengan pemecahan dasar fisibel buat pemecahan program
linier asli.
3) Z*maks > 0, Satu atau lebih vektor buatan berada dalam basis pada tingkat
nilai nol. Kita telah memperoleh pemecahan yang fisibel pada persoalan
program linier yang asli, kita harus memberikan perhatian kepada variabel-
variabel buatan yang berada dalam basis pada tingkat nilai nol. Kita harus

74
yakin bahwa dalam fase kedua variabel tidak akan menjadi positif lebih besar
dari nol. Jadi penyelesaian dapat dilanjutkan ke fase II,

FASE KEDUA (Fase II)

1) Pada Fase II setiap varabel Xj diberi koefisien harga Cj yang sebenarnya dan
nilai koefisien harga nol pada setiap variabel buatan yang berada dalam basis
pada tingkat nilai nol.
2) Fungsi tujuan (objektive fungtion) yang harus dibuat maksimum ialah fungsi
tujuan asli Z bukan Z*.
3) Tabel pertama pada fase II adalah merupakan tabel terakhir dari fase I,
perbedaannya adalah pada baris Zj – Cj; dirubah untuk memperhitungkan
perubahan koefisien harga (change in the prices).
4) Baris Zj – Cj yang baru diperoleh dengan rumus Z= CBXB, Zj – Cj = CBAj –
Cj.

Contoh Kasus (menggunakan Nilai Kanan)


Fase 1: periksa apakah semua variable artificial (variabel buatan) bernilai nol, dengan
cara min p = Σi ai
Jika p = 0 → fase 2
Jika p > 0 → proses selesai tidak mempunyai solusi fisibel.

Fase 2: menentukan solusi optimal dengan menyesuaikan koefisien fungsi objektif


dengan kondisi terakhir pada fase 1.

Minimumkan Z = 4X1 + X₂
Fungsi kendala:
3X1 + X₂ = 3
4X₁ + 3X2 ≥ 6
X₁ + 2X2 ≤ 4
X₁ ≥ 0, X₂ ≥ 0

Menjadi,
3X₁ + X₂ + A₁ = 3
4X1 + 3X2 - X3 + A₂ = 6
X₁ + 2X₂ + X4 = 4
X1, X2, X4, A1, A2 ≥ 0
VB = {A1, A2, X4 }

min p = Σi ai
p = A₁ + A₂
A₁ = 3 - 3X1 - X2

75
A₂ = 6 - 4X₁ - 3X₂ + X3
p = 3-3X₁ - X₂ + 6-4X1 - 3X2 + X3
p = 9-7X₁ - 4X2 + X3

iterasi 1
VD P X1 X2 X3 X4 A1 A2 NK Index
P -1 -7 -4 1 0 0 0 -9
A1 0 3 1 0 0 1 0 3 1
A2 0 4 3 -1 0 0 1 6 3/2
X4 0 1 2 0 1 0 0 4 4

iterasi 2
VD P X1 X2 X3 X4 A2 NK Index
P -1 0 -5/3 1 0 0 -2
A1 0 1 1/3 0 0 0 1 3
A2 0 0 5/3 -1 0 1 2 6/5
X4 0 0 5/3 0 1 0 3 9/5

Perhatikan kolom A1 tidak ada lagi pada iterasi kedua. Dikarenakan setiap variabel
basis yang menjadi variabel keluar akan dihilangkan dari iterasi

iterasi 3
VD P X1 X2 X3 X4 NK Index
P -1 0 0 0 0 0
A1 0 1 0 1/5 0 3/5
A2 0 0 1 -3/5 0 6/5
X4 0 0 0 1 1 1

Karena p = 0, berarti A1 = A2 = 0 maka dilanjutkan pada fase 2


Dari tabel terakhir diperoleh:
3 1
𝑋1 = − 𝑋3
5 5
6 3
𝑋2 = + 𝑋3
5 5
𝑋4 = 1 − 𝑋3
Dengan subsitusi diperoleh:
𝑍 = 4𝑋1 + 𝑋2
3 1 6 3
= 4 ( − 𝑋3 ) + ( + 𝑥3 )
5 5 5 5

18 1 1 18
𝑍= − 𝑋3 → −𝑍 − 𝑋3 = −
5 5 5 5

76
Maka tabel simplex untuk fase 2 adalah sebagai berikut:
VD Z X1 X2 X3 X4 NK index
Z -1 0 0 -1/5 0 -18/5
X1 0 1 0 1/5 0 3/5 3
X2 0 0 1 -3/5 0 6/5 -6
X4 0 0 0 1 1 1 1

VD Z X1 X2 X3 X4 NK index
Z -1 0 0 0 1/5 -17/5
X1 0 1 0 0 -1/5 2/5
X2 0 0 1 0 3/5 9/5
X3 0 0 0 1 1 1

Sehingga diperoleh solusi optimal:


X1 = 2/5, X2 = 9/5 dan Z = 17/5

Metode Dual Simplex


Metode dual simplex digunakan jika tabel optimal tidak layak. Jika fungsi
kendala ada yang menggunakan pertidaksamaan ≥ dan tidak ada = dalam bentuk
umum PL, maka metode dual simplex dapat digunakan. Kita selesaikan contoh di
bawah ini.
Contoh
Minimumkan Z = 4X₁ + 2X₂
Dengan kendala:
3X₁ + X2 ≥ 27
X₁ + X2 ≥ 21
X₁ + 2 X2 ≥ 30
X₁; X₂ ≥ 20
Langkah pertama adalah mengubah semua kendala menjadi pertidaksamaan ≤
(agar tidak membutuhkan artificial variable atau variable buatan) dengan mengalikan
pertidaksamaan dengan -1. dan kemudian tambahkan variabel slack. Sehingga
diperoleh:
Minimumkan Z = 4X,+ 2 X₂
Dengan kendala
- 3X1 - X2 ≤ -27
-X₁ - X₂ ≤ - 21
-X₁ - 2X₂ ≤ - 30
X₁, X2 ≥ 0
Semua fungsi kendala sudah dalam bentuk pertidaksamaan ≤, maka kita kita
hanya perlu menambahkan variabel slack untuk mengubah bentuk umum ke bentuk
baku/standar. Variabel slack akan berfungsi sebagai variabel basis awal.
Bentuk Baku/ standar:

77
Minimumkan Z - 4X1 - 2X2 + 0 X3 + 0X4 + 0X5 = 0
Dengan kendala:
-3X1 - X₂ + X3 ≤ - 27
-X₁ - X₂ + X4 ≤ - 21
-X₁ - 2X₂ + X5 ≤ -30
X₁, X2, X3, X4, X5 ≥ 20

Langkah-langkah penyelesaian simplex menggunakan metode dual adalah:


1. Tentukan baris kunci. Baris kunci adalah baris dengan nilai kanan negatif
terbesar. Jika negatif terbesar lebih dari satu, pilih salah satu sembarang.
2. Tentukan kolom kunci. Kolom kunci diperoleh dengan terlebih dahulu
membagi nilai baris z dengan baris kunci. Dalam hal ini, semua nilai baris
kunci dapat pembagi kecuali nilai 0. Kolom kunci adalah kolom dengan rasio
pembagian mutlak terkecil. Jika rasio pembagian mutlak terkecil lebih dari
satu, pilih salah satu secara sembarang.
3. Pembentukan tabel berikutnya sama dengan prosedur dalam primal simplex.

Iterasi 1
Baris kunci adalah baris X1, baris dengan nilai kanan negatif terbesar.
VD Z X1 X2 X3 X4 X5 NK
Z 1 -4 -2 0 0 0 0
X3 0 -3 -1 1 0 0 -27
X4 0 -1 -1 0 1 0 -21
X5 0 -1 -2 0 0 1 -30
Untuk menentukan kolom kunci:
Variable X1 X2 X3 X4 X5
Persamaan Z -4 -2 0 0 0
Persamaan X5 -1 -2 0 0 0 :
Ratio 4 1
Karena ratio X2 terkecil, maka kolom X2 sebagai kolom kunci.
Iterasi 2
VD Z X1 X2 X3 X4 X5 NK
Z 1 -3 0 0 0 -1 30
X1 0 -5/2 0 1 0 -½ -12
X4 0 -½ 0 0 1 -½ -6
X2 0 ½ 1 0 0 -½ 15

Iterasi 3
VD Z X1 X2 X3 X4 X5 NK
2
Z 1 0 0 -6/5 0 -2/5 44
5
4
X1 0 1 0 -2/5 0 1/5 4
5
3
X4 0 0 0 -1/5 1 -2/5 -3
5

78
3
X2 0 0 1 -1/5 0 -3/5 12
5

Iterasi 4
VD Z X1 X2 X3 X4 X5 NK
Z 1 0 0 - -1 0 48
X1 0 1 0 -½ ½ 0 3
X4 0 0 0 ½ -5/2 1 9
X2 0 0 1 ½ -3/2 0 18
Jadi diperoleh:
X1 = 3, X2 = 18 dan Z = 48

Kegiatan Lanjutan

1. Selesaikan masalah 5 menggunakan metode dua fase!


2. Presentasikan jawaban penyelesaian masalah 5 di depan kelas.

D.Latihan Soal
Selesaikan soal tersebut dengan metode dua fase
1. Minimumkan Z = -3X₁ + X2 + X3
Fungsi kendala:
𝑥1 − 2𝑥2 + 𝑥3 ≤ 11
−4𝑥1 + 𝑥2 + 2𝑥3 ≤ 3
2𝑥1 − 𝑥3 = 1
𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 ≥ 0

2. Minimumkan Z = 3X1 + 2X2


Fungsi-fungsi kendala:
X₁ + 2X2 ≥ 20
3X₁ + X₂ ≥ 20
X₁ ≥ 0
X₂ ≥ 0

3. Minimumkan Z = 4X₁ + X₂
Fungsi-fungsi kendala:
3X₁ + X₂ = 3
4X₁ + 3X2 ≥ 6
X₁ + 2X2 ≤ 4
X₁ ≥ 0
X₂ ≥ 0

79
4. Zmin = 2x + 5,5 y
Fungsi kendala / batasan
x + y = 90
0,001x + 0,002y ≤ 0,9
0,09x + 0,6y ≥ 27
0,02x + 0,006y ≤ 4,5
Dengan x, y ≥ 0

80

Anda mungkin juga menyukai