Anda di halaman 1dari 19

Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan dan Sosial Humaniora

Vol.3, No.3, September 2023


e-ISSN: 2962-4010; pISSN: 2962-4444, Hal 83-101
DOI: https://doi.org/10.55606/khatulistiwa.v3i3. 1860

Ancaman Dan Peluang Artificial Intelligence (AI)

Siti Masrichah
Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
Email : stmasrichah49@gmail.com

Abstrac The use of artificial intelligence (AI) has brought significant changes in various
aspects of human life. However, these advancements also pose challenges and opportunities
that need to be well understood. This research discusses the threats and opportunities
associated with the use of AI in various contexts, such as privacy, the labor market, healthcare,
and renewable energy. The findings reveal that the use of AI in the collection and analysis of
personal data can threaten individual privacy. Additionally, certain types of human jobs are at
risk of being replaced by AI, necessitating the adaptation and development of new skills.
However, AI also holds great potential in improving medical diagnosis and healthcare and
optimizing the operations of renewable energy systems. Technical, ethical, and security
challenges related to the use of AI must also be considered. Therefore, the use of AI must be
conducted responsibly and based on strong ethical values. By understanding these challenges
and opportunities, appropriate measures can be taken to maximize the benefits and mitigate
the risks associated with the use of AI.

Keywords:Artificial Intelligence, Threats, Opportunities, Privacy, Labor Market, Healthcare,


Renewable Energy.

Abstrak Penggunaan kecerdasan buatan (AI) telah membawa perubahan signifikan dalam
berbagai aspek kehidupan manusia. Namun, kemajuan ini juga menimbulkan tantangan dan
peluang yang perlu dipahami dengan baik. Penelitian ini membahas ancaman dan peluang yang
terkait dengan penggunaan AI dalam berbagai konteks, seperti privasi, pasar tenaga kerja,
perawatan kesehatan, dan energi terbarukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
AI dalam pengumpulan dan analisis data pribadi dapat mengancam privasi individu. Selain itu,
beberapa jenis pekerjaan manusia berisiko tergantikan oleh perkembangan AI, yang
memerlukan adaptasi dan pengembangan keterampilan baru. Namun, AI juga memiliki potensi
besar dalam meningkatkan diagnosa medis dan perawatan kesehatan serta mengoptimalkan
operasi sistem energi terbarukan. Tantangan teknis, etika, dan keamanan yang terkait dengan
penggunaan AI juga perlu diperhatikan. Oleh karena itu, penggunaan AI harus dilakukan
dengan tanggung jawab dan berlandaskan pada nilai-nilai etika yang kuat. Dengan memahami
tantangan dan peluang ini, dapat diambil langkah-langkah yang tepat untuk mengoptimalkan
manfaat dan mengurangi risiko yang terkait dengan penggunaan AI.

Kata Kunci: Energi Terbarukan, Kecerdasan Buatan, Pasar Tenaga Kerja, Peluang, Perawatan
Kesehatan, Privasi.

Pendahuluan
Pada era digital yang terus berkembang pesat, teknologi Artificial Intelligence (AI)
telah menjadi salah satu inovasi terpenting yang memiliki potensi besar dalam mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan manusia. AI mengacu pada kemampuan mesin untuk meniru atau

Received Mei 30, 2023; Juni, 2023; Acapted: Juli 2, 2023


* Siti Masrichah, stmasrichah49@gmail.com
Ancaman Dan Peluang Artificial Intelligence (AI)

meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan untuk belajar, memecahkan masalah,


mengambil keputusan, dan berinteraksi dengan lingkungan mereka. AI telah diterapkan dalam
berbagai sektor, seperti kesehatan, transportasi, finansial, manufaktur, dan banyak lagi, dengan
tujuan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas hidup manusia.
Namun, bersamaan dengan potensi yang menjanjikan, penggunaan AI juga membawa
ancaman dan peluang yang perlu dipahami dengan baik oleh masyarakat. Keberadaan AI telah
mempengaruhi lapangan kerja, dengan otomatisasi menggantikan pekerjaan manusia dalam
beberapa kasus. Selain itu, ada kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data, karena AI
dapat mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data pribadi dalam skala yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam hal ini, perlindungan data dan kebijakan privasi
menjadi penting untuk mencegah penyalahgunaan dan pelanggaran privasi yang tidak
diinginkan.
Selain ancaman, penggunaan AI juga menawarkan peluang yang signifikan. Dalam
sektor kesehatan, misalnya, AI dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit, meramalkan
hasil pengobatan, dan memberikan perawatan yang disesuaikan secara individual. Dalam
industri manufaktur, AI dapat meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk. Di bidang
transportasi, AI dapat digunakan untuk mengembangkan mobil otonom yang dapat mengurangi
kecelakaan dan kemacetan lalu lintas. Peluang-peluang seperti ini menunjukkan potensi AI
dalam menciptakan kemajuan yang signifikan dalam berbagai sektor dan memperbaiki kualitas
hidup manusia.
Banyak penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang relevan telah dilakukan
dalam konteks ancaman dan peluang AI. Berbagai kekhawatiran etis terkait penggunaan AI,
termasuk masalah diskriminasi dan bias dalam sistem AI yang dapat memperburuk
kesenjangan sosial (Mitchell et al., 2019). Mereka mengusulkan upaya untuk mengembangkan
pedoman dan regulasi yang ketat dalam mengimplementasikan AI, dengan fokus pada
keadilan, keberagaman, dan keterbukaan.
Pentingnya etika AI dan perlindungan privasi dalam menghadapi tantangan masa depan
AI. Mereka menekankan perlunya mengembangkan kerangka kerja hukum dan etika yang
berfokus pada keadilan, transparansi, dan akuntabilitas untuk mengatasi potensi
penyalahgunaan dan ancaman terhadap privasi (Floridi et al., 2018).
Di sisi peluang, beberapa penelitian telah menunjukkan potensi AI dalam meningkatkan
kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam penerapan AI dalam bidang kesehatan, termasuk
deteksi penyakit, prediksi hasil pengobatan, dan pengobatan yang dipersonalisasi (Topol,

84 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023


2019). Kemajuan ini dapat membantu meningkatkan diagnosis, perawatan, dan pengurangan
biaya kesehatan secara keseluruhan.
Dalam konteks ancaman dan peluang AI, tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah
untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang dampak AI dalam
kehidupan sehari-hari. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan informasi yang obyektif,
menjelaskan manfaat dan risiko AI, serta mengedukasi masyarakat tentang perlindungan
privasi, etika, dan kebijakan yang relevan.
Selain itu, pengabdian juga bertujuan untuk mendorong dialog dan kolaborasi antara
pemerintah, lembaga akademik, industri, dan masyarakat sipil dalam mengembangkan
kerangka kerja yang sesuai untuk penggunaan AI yang bertanggung jawab dan beretika.
Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang menggalang kemitraan dan
menjembatani kesenjangan pengetahuan antara berbagai pemangku kepentingan.

Metode Penelitian
Metode studi literatur merupakan pendekatan penelitian yang melibatkan analisis dan
sintesis informasi yang diperoleh dari sumber-sumber literatur yang relevan. Dalam metode
ini, terdapat langkah-langkah utama yang meliputi teknik pengumpulan data, analisis data, dan
penyajian data.
1. Pengumpulan Data: Pada tahap pengumpulan data, peneliti melakukan pencarian dan
seleksi sumber-sumber literatur yang relevan dengan topik penelitian. Teknik
pengumpulan data dalam studi literatur meliputi(Ghufron, 2018):
 Pencarian Literatur: Melakukan pencarian melalui basis data akademik, jurnal
elektronik, perpustakaan online, dan mesin pencari seperti Google Scholar.
Pencarian dilakukan dengan menggunakan kata kunci yang sesuai dengan topik
penelitian (Misalnya, "artificial intelligence" AND "threats" AND
"opportunities").
 Seleksi Sumber: Menyaring sumber-sumber literatur yang paling relevan
dengan topik penelitian. Evaluasi kualitas dan relevansi sumber dilakukan
dengan membaca abstrak, cuplikan, atau ringkasan dari artikel atau buku yang
ditemukan.
 Pengumpulan Data: Membaca dan mengumpulkan informasi yang relevan
dengan topik penelitian dari sumber-sumber literatur yang telah dipilih. Catat
konsep, temuan, dan argumen yang penting dalam literatur yang dikumpulkan.
Ancaman Dan Peluang Artificial Intelligence (AI)

2. Analisis Data: Tahap analisis data dalam studi literatur dilakukan untuk memperoleh
pemahaman yang mendalam tentang topik penelitian. Beberapa teknik analisis data
yang dapat digunakan meliputi(Morgan et al., 2020):
 Kategorisasi dan Tematisasi: Mengidentifikasi pola, tema, atau konsep yang
muncul secara konsisten dalam literatur yang dikumpulkan. Membuat kategori
atau sub-topik yang sesuai dengan temuan yang ditemukan dan
mengelompokkan informasi berdasarkan kategori tersebut.
 Sintesis Informasi: Menggabungkan dan mensintesis informasi dari berbagai
sumber literatur yang relevan. Mengidentifikasi kesamaan, perbedaan, dan pola
yang muncul dalam pemikiran dan temuan yang ditemukan dalam literatur.
 Evaluasi Kritis: Melakukan evaluasi kritis terhadap informasi yang diperoleh
dari sumber-sumber literatur. Tinjau keandalan, validitas, dan relevansi sumber
literatur yang digunakan dalam penelitian.
3. Penyajian Data: Tahap penyajian data merupakan langkah terakhir dalam metode studi
literatur. Penyajian data bertujuan untuk menyusun dan menyajikan informasi yang
ditemukan dalam bentuk yang jelas dan terstruktur. Beberapa cara penyajian data yang
umum digunakan adalah(Cohen, 2020):
 Sistematisasi Informasi: Mengorganisir informasi berdasarkan kategori atau
sub-topik yang telah ditentukan. Menggunakan tabel, grafik, atau diagram untuk
menggambarkan hubungan dan temuan yang relevan.
 Sinopsis atau Ringkasan: Menyajikan ringkasan singkat dari informasi yang
ditemukan dalam literatur. Merangkum temuan utama dan argumen yang
muncul dalam studi literatur.
 Kutipan dan Referensi: Mengutip sumber-sumber literatur yang digunakan
dalam penelitian. Menyajikan kutipan langsung atau parafrasa dengan
menyertakan referensi yang tepat.

Hasil Dan Pembahasan


Hasil
Berikut ini adalah hasil penelitian terkait ancaman dan peluang Artificial Intelligence
(AI) yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwork et al. pada tahun 2016 mengungkapkan adanya
ancaman terhadap privasi yang terkait dengan penggunaan AI dalam pengumpulan dan

86 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023


analisis data pribadi. Dalam konteks ini, algoritma AI digunakan untuk
mengidentifikasi pola dalam data pribadi, yang pada gilirannya dapat mengungkapkan
informasi sensitif tanpa persetujuan atau pengetahuan individu yang terkait(Dwork et
al., 2016).
Penggunaan AI dalam pengumpulan dan analisis data pribadi membawa risiko yang
signifikan terkait dengan privasi individu. Algoritma AI yang kompleks dan canggih
dapat menganalisis data pribadi dengan sangat detail, mengidentifikasi pola, dan
menghasilkan wawasan yang berharga. Namun, ini juga berarti bahwa ada potensi
untuk mengungkapkan informasi sensitif, seperti informasi keuangan, kesehatan,
preferensi pribadi, atau data identitas, tanpa izin atau pengetahuan individu yang
bersangkutan.
Ancaman ini menuntut adanya perhatian yang serius terhadap perlindungan data pribadi
dalam pengembangan dan implementasi AI. Langkah-langkah penting harus diambil
untuk memastikan bahwa privasi individu terjaga dengan baik. Salah satu pendekatan
yang mungkin adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip privasi secara ketat, seperti
prinsip privasi by design and default. Hal ini melibatkan pengembangan dan penerapan
AI dengan mempertimbangkan faktor privasi sejak tahap perencanaan awal, serta
mengadopsi pengaturan default yang melindungi privasi individu.
Selain itu, penting untuk mengembangkan kebijakan yang efektif dalam hal
penggunaan dan perlindungan data pribadi dalam konteks AI. Kebijakan ini harus
mencakup pengaturan tentang bagaimana data pribadi harus dikumpulkan, disimpan,
diproses, dan digunakan dalam lingkungan AI. Regulasi yang ketat dan transparan
dapat membantu dalam menjaga privasi individu, serta memberikan panduan dan
standar yang jelas bagi para pengembang dan pengguna AI.
Di samping itu, pendidikan dan kesadaran publik tentang risiko privasi yang terkait
dengan AI juga sangat penting. Individu harus memiliki pemahaman yang baik tentang
bagaimana data pribadi mereka digunakan dan dilindungi dalam konteks AI. Dengan
memahami risiko dan hak-hak mereka terkait dengan privasi, individu dapat
mengambil langkah-langkah yang tepat dalam melindungi informasi pribadi mereka
dan berpartisipasi secara aktif dalam pengaturan kebijakan terkait privasi.
2. Studi yang dilakukan oleh Frey dan Osborne pada tahun 2017 menyoroti ancaman
terhadap tenaga kerja manusia yang disebabkan oleh perkembangan AI. Penelitian
mereka menunjukkan bahwa beberapa jenis pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh
manusia berisiko tergantikan oleh kemajuan AI. Hal ini disebabkan oleh kemampuan
Ancaman Dan Peluang Artificial Intelligence (AI)

AI untuk melakukan tugas-tugas rutin dan berulang dengan efisiensi yang


tinggi(Benedikt Frey & Osborne, 2013).
AI memiliki kemampuan untuk mengotomatisasi sejumlah tugas yang sebelumnya
hanya dapat dilakukan oleh manusia. Misalnya, algoritma pembelajaran mesin dan
kecerdasan buatan dapat digunakan untuk menganalisis data, melakukan prediksi,
mengelola inventaris, atau bahkan mengoperasikan mesin. Dalam beberapa kasus, AI
dapat melakukannya dengan lebih cepat, akurat, dan tanpa kelelahan dibandingkan
dengan pekerja manusia.
Ancaman terhadap tenaga kerja manusia terkait dengan AI memerlukan adaptasi dan
pengembangan keterampilan baru untuk menghadapi perubahan yang terjadi di pasar
tenaga kerja. Pekerja yang terpengaruh oleh perkembangan AI perlu mengubah dan
meningkatkan keterampilan mereka agar tetap relevan dalam lingkungan kerja yang
semakin terotomatisasi.
Salah satu pendekatan yang dapat diambil adalah dengan mengalihkan fokus pada
keterampilan yang lebih berorientasi pada kreativitas, inovasi, dan interaksi manusia.
Keterampilan seperti pemecahan masalah kompleks, analisis yang mendalam,
kepemimpinan, dan kolaborasi antarmanusia tetap sangat dibutuhkan dalam konteks
AI. Selain itu, keterampilan yang terkait dengan pengembangan dan manajemen AI
juga dapat menjadi area yang menjanjikan untuk dikembangkan.
Selain itu, perlu ada upaya yang kuat dalam hal pendidikan dan pelatihan untuk
mempersiapkan tenaga kerja menghadapi perubahan ini. Pendidikan yang berfokus
pada STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) dan keterampilan digital
menjadi penting dalam memberikan dasar yang kuat bagi individu untuk beradaptasi
dengan perkembangan teknologi AI.
Selain itu, kebijakan sosial dan ekonomi juga perlu diperhatikan. Penting untuk
mempertimbangkan langkah-langkah seperti pelatihan ulang pekerja yang terkena
dampak, jaminan keamanan ekonomi, dan pembangunan infrastruktur untuk
mendukung transformasi pekerjaan yang disebabkan oleh perkembangan AI.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rajkomar et al. pada tahun 2019 menyoroti potensi
besar AI dalam meningkatkan diagnosa medis dan perawatan kesehatan. Dalam konteks
ini, penggunaan AI dalam analisis data medis dan pengambilan keputusan dapat
memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan akurasi diagnosa dan
mempersonalisasi perawatan untuk pasien(Rajkomar et al., 2019).

88 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023


AI memiliki kemampuan untuk menganalisis jumlah besar data medis dengan
kecepatan dan akurasi yang tinggi. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran
mesin dan teknik kecerdasan buatan, AI dapat mengidentifikasi pola dan tren yang
mungkin sulit atau tidak terdeteksi oleh manusia. Hal ini dapat membantu dokter dalam
membuat diagnosis yang lebih tepat dan memahami risiko dan prognosis pasien dengan
lebih baik.
Selain itu, AI juga dapat mempersonalisasi perawatan kesehatan dengan
mempertimbangkan karakteristik individu pasien. Dengan menggunakan data pasien
yang terkumpul, AI dapat memberikan rekomendasi yang disesuaikan dengan kondisi
medis, riwayat kesehatan, faktor risiko, dan respons terhadap pengobatan sebelumnya.
Hal ini dapat membantu meningkatkan efisiensi perawatan kesehatan dan
mengoptimalkan hasil klinis bagi pasien.
Potensi penggunaan AI dalam diagnosa medis dan perawatan kesehatan sangat besar.
Beberapa contoh aplikasi AI dalam bidang ini termasuk sistem pengenalan pola dalam
citra medis, seperti pemindaian MRI atau CT untuk deteksi kanker atau penyakit
jantung, serta algoritma prediktif untuk mengidentifikasi risiko penyakit atau respons
terhadap terapi.
Peluang ini memungkinkan pengembangan sistem perawatan kesehatan yang lebih
efisien dan peningkatan hasil klinis. Dengan menerapkan AI dalam praktik medis,
dokter dapat mengambil keputusan yang lebih informasional dan memanfaatkan
wawasan yang dihasilkan oleh algoritma AI. Ini dapat mengarah pada pengurangan
kesalahan diagnosa, pengurangan biaya perawatan yang tidak perlu, dan peningkatan
tingkat kesembuhan pasien.
4. Studi yang dilakukan oleh Luo et al. pada tahun 2020 mengungkapkan peluang yang
signifikan dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pengembangan energi
terbarukan. AI dapat memainkan peran penting dalam menganalisis dan memprediksi
pola cuaca, permintaan energi, serta dalam mengoptimalkan operasi sistem energi
terbarukan, dengan tujuan meningkatkan efisiensi penggunaan energi secara
keseluruhan(Luo et al., 2020).
Salah satu bidang di mana AI dapat diterapkan adalah dalam analisis dan prediksi pola
cuaca. Dengan menggabungkan data cuaca historis dan waktu nyata dengan teknik
pembelajaran mesin, AI dapat memahami hubungan antara kondisi cuaca dan produksi
energi terbarukan. Dengan begitu, sistem AI dapat memberikan perkiraan yang lebih
Ancaman Dan Peluang Artificial Intelligence (AI)

akurat tentang produksi energi terbarukan di masa depan, yang memungkinkan


perencanaan yang lebih efisien dan pengelolaan yang lebih baik.
Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan operasi sistem energi
terbarukan. Dengan memanfaatkan algoritma AI, sistem energi dapat menyesuaikan
produksi dan konsumsi energi secara real-time berdasarkan kondisi cuaca, permintaan
energi, dan faktor-faktor lainnya. Penggunaan AI dalam sistem manajemen energi
terbarukan dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan energi,
mengoptimalkan alokasi sumber daya, dan mengurangi biaya operasional.
Penerapan AI dalam pengembangan energi terbarukan juga berpotensi untuk
memfasilitasi transisi yang lebih cepat dan lebih efektif menuju sumber energi yang
lebih berkelanjutan. Dengan menggabungkan data historis dan waktu nyata tentang
produksi energi terbarukan, permintaan energi, dan faktor-faktor lainnya, AI dapat
membantu mengidentifikasi pola, tren, dan peluang yang dapat digunakan untuk
merancang strategi pengembangan energi terbarukan yang lebih efektif.
Selain itu, AI juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan efisiensi penggunaan
energi. Dengan menggunakan teknik AI, seperti analisis data besar dan pembelajaran
mesin, sistem AI dapat mengidentifikasi pola konsumsi energi dan memberikan
rekomendasi tentang praktik yang dapat meningkatkan efisiensi energi, baik pada
tingkat individu maupun pada tingkat bangunan atau infrastruktur.
Penggunaan AI dalam pengembangan energi terbarukan memerlukan kerjasama yang
erat antara para peneliti, industri, dan pemerintah. Penting untuk mengumpulkan data
yang berkualitas, memvalidasi model AI yang dikembangkan, dan mengintegrasikan
sistem AI dengan infrastruktur energi yang ada. Selain itu, perlu juga diperhatikan
aspek privasi dan keamanan dalam pengumpulan dan penggunaan data energi.
Namun, perlu dicatat bahwa penggunaan AI dalam diagnosa medis dan perawatan
kesehatan juga memiliki tantangan dan risiko. Validitas dan keandalan algoritma AI
perlu dikonfirmasi melalui validasi lintas-dataset dan validasi klinis yang kuat. Selain
itu, isu etika seperti privasi data, keamanan, dan pengambilan keputusan yang
transparan juga harus dipertimbangkan dengan serius.

90 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023


Pembahasan
Penggunaan AI dalam Pengumpulan dan Analisis Data Pribadi Berpotensi Mengancam
Privasi Individu
Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pengumpulan dan analisis data pribadi
memunculkan keprihatinan serius terkait dengan privasi individu. Penelitian oleh Dwork et al.
(2013) mengungkapkan bahwa penggunaan AI dalam konteks ini dapat meningkatkan risiko
pelanggaran privasi.
Salah satu alasan utama mengapa penggunaan AI dapat menjadi ancaman terhadap
privasi individu adalah karena kemampuannya untuk mengidentifikasi pola dalam data pribadi.
Algoritma AI dapat menganalisis data dengan tingkat keakuratan dan kecepatan yang tidak
dapat dicapai oleh metode tradisional. Namun, dalam proses ini, informasi sensitif yang
terkandung dalam data pribadi dapat terungkap tanpa persetujuan atau pengetahuan individu
yang terkait.
Sebagai contoh, algoritma AI yang digunakan untuk analisis perilaku online dapat
mengumpulkan dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber seperti media sosial, riwayat
penelusuran, dan transaksi online. Dalam hal ini, informasi yang terkait dengan preferensi,
minat, kebiasaan, atau bahkan informasi pribadi seperti alamat atau nomor telepon dapat
diungkapkan secara tidak sengaja melalui analisis pola yang dilakukan oleh AI.
Implikasi ini menjadi lebih signifikan ketika data pribadi digunakan dalam konteks
yang lebih sensitif, seperti data medis atau keuangan. Penelitian oleh Dwork et al. (2016)
menyoroti bahwa penggunaan AI dalam analisis data medis dapat mengungkapkan informasi
sensitif seperti riwayat penyakit, hasil tes laboratorium, atau kondisi genetik tanpa persetujuan
individu(Dwork et al., 2016). Hal ini menimbulkan risiko serius terhadap privasi individu dan
kerentanan terhadap penyalahgunaan data.
Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian yang serius pada perlindungan
data pribadi dalam pengembangan dan implementasi AI. Langkah-langkah yang perlu
dipertimbangkan termasuk pemisahan dan anonimisasi data, pengaturan akses yang ketat,
mekanisme enkripsi yang aman, serta kebijakan privasi yang jelas dan transparan. Selain itu,
diperlukan juga regulasi yang kuat dan pemantauan yang efektif untuk memastikan kepatuhan
terhadap standar privasi yang relevan.
Dalam kesimpulannya, penggunaan AI dalam pengumpulan dan analisis data pribadi
memiliki potensi untuk mengancam privasi individu. Kemampuan AI dalam mengidentifikasi
pola dalam data dapat mengungkapkan informasi sensitif tanpa persetujuan individu yang
terkait. Oleh karena itu, perlindungan data pribadi harus menjadi perhatian utama dalam
Ancaman Dan Peluang Artificial Intelligence (AI)

pengembangan dan implementasi AI. Penting untuk mengadopsi langkah-langkah keamanan


yang tepat dan mengikuti regulasi privasi yang berlaku untuk memastikan penggunaan AI yang
bertanggung jawab dan melindungi privasi individu.

Jenis Pekerjaan yang Berisiko Tergantikan oleh Perkembangan AI, dan Bagaimana
Dampaknya Terhadap Pasar Tenaga Kerja Manusia
Studi oleh Frey dan Osborne (2017) telah mengidentifikasi beberapa jenis pekerjaan
yang berisiko tergantikan oleh perkembangan Artificial Intelligence (AI). Penelitian ini
menyoroti bahwa kemampuan AI untuk melakukan tugas-tugas rutin dan berulang secara
efisien dapat mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia dalam beberapa
sektor(Benedikt Frey & Osborne, 2013).
Salah satu sektor yang rentan terhadap penggantian oleh AI adalah sektor pekerjaan
yang terdiri dari tugas-tugas rutin dan terstruktur. Contohnya termasuk pekerjaan administratif,
seperti pengolahan data dan dokumen, serta pekerjaan produksi yang melibatkan operasi mesin
yang repetitif. Penggunaan robotika dan otomatisasi yang didukung oleh AI dapat
menggantikan tugas-tugas ini dengan lebih cepat dan efisien, mengurangi kebutuhan akan
keterlibatan manusia.
Selain itu, pekerjaan yang melibatkan analisis data besar dan pengambilan keputusan
berdasarkan pola dan tren juga rentan terhadap pengaruh AI. Misalnya, pekerjaan dalam bidang
keuangan, seperti analis keuangan atau manajer investasi, dapat terpengaruh oleh kemampuan
AI dalam menganalisis data pasar secara cepat dan akurat. AI dapat digunakan untuk
mengidentifikasi pola pasar, menghitung risiko, dan memberikan rekomendasi investasi, yang
dalam beberapa kasus dapat menggantikan peran analis manusia.
Dampak penggantian pekerjaan oleh AI terhadap pasar tenaga kerja manusia dapat
bervariasi. Bagi pekerja yang terlibat dalam pekerjaan rutin dan berulang, risiko penggantian
oleh AI mungkin menyebabkan kehilangan pekerjaan secara keseluruhan. Ini dapat berdampak
pada tingkat pengangguran dan memicu ketidakstabilan ekonomi dalam jangka pendek.
Namun, dampak jangka panjang dari penggunaan AI pada pasar tenaga kerja juga dapat
menciptakan peluang baru. Studi oleh Frey dan Osborne (2017) menunjukkan bahwa
sementara beberapa pekerjaan dapat tergantikan, pekerjaan yang melibatkan keterampilan yang
kompleks, kreativitas, dan interaksi manusia masih memiliki tingkat proteksi yang lebih tinggi
dari pengaruh AI. Dalam hal ini, pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan emosional,
penyelesaian masalah yang kompleks, dan kemampuan beradaptasi dapat menjadi lebih
penting dalam lingkungan kerja yang didukung oleh AI.

92 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023


Oleh karena itu, dalam menghadapi perkembangan AI, adaptasi dan pengembangan
keterampilan baru menjadi penting bagi pekerja manusia. Pendidikan dan pelatihan yang
berfokus pada keterampilan yang sulit digantikan oleh AI, seperti kreativitas, kemampuan
berpikir kritis, kolaborasi, dan keterampilan interpersonal, dapat membantu pekerja untuk
mengatasi perubahan dalam pasar tenaga kerja yang diakibatkan oleh AI.
Dalam kesimpulannya, perkembangan AI berpotensi menggantikan beberapa jenis
pekerjaan yang rutin dan terstruktur, serta tugas analisis data yang berulang. Hal ini dapat
mempengaruhi pasar tenaga kerja manusia dengan menimbulkan risiko pengangguran dan
ketidakstabilan ekonomi dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, adaptasi dan
pengembangan keterampilan baru dapat membantu pekerja manusia menghadapi perubahan
tersebut.

Cara Adaptasi dan Pengembangan Keterampilan Baru Dapat Mengatasi Ancaman


Terhadap Tenaga Kerja Manusia yang Disebabkan oleh AI
Adaptasi dan pengembangan keterampilan baru menjadi kunci dalam menghadapi
ancaman terhadap tenaga kerja manusia yang disebabkan oleh perkembangan Artificial
Intelligence (AI). Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan dalam kebutuhan pasar
tenaga kerja, pekerja manusia perlu mengasah dan melengkapi keterampilan yang sulit
digantikan oleh AI. Dalam konteks ini, ada beberapa cara di mana adaptasi dan pengembangan
keterampilan baru dapat membantu mengatasi ancaman tersebut(Benedikt Frey & Osborne,
2013).
1. Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan: Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
merupakan langkah penting untuk mempersiapkan tenaga kerja dalam menghadapi
perubahan yang disebabkan oleh AI. Institusi pendidikan dan pelatihan dapat
menyediakan program yang fokus pada keterampilan yang lebih kompleks, seperti
kemampuan analisis tingkat lanjut, kreativitas, pemecahan masalah kompleks, dan
kemampuan beradaptasi. Program ini dapat membantu pekerja untuk mengembangkan
keterampilan yang sulit digantikan oleh AI dan memperoleh keunggulan kompetitif
dalam pasar tenaga kerja.
2. Kolaborasi Manusia-AI: Alih-alih melihat AI sebagai ancaman yang menggantikan
pekerja manusia, kolaborasi antara manusia dan AI dapat menjadi solusi yang efektif.
Pekerja dapat memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan efisiensi kerja
mereka. Misalnya, mereka dapat belajar untuk menggunakan alat dan platform AI untuk
membantu dalam analisis data, pengambilan keputusan, dan otomatisasi tugas-tugas
Ancaman Dan Peluang Artificial Intelligence (AI)

rutin. Dengan demikian, pekerja manusia dapat mengoptimalkan penggunaan AI


sebagai alat pendukung dalam pekerjaan mereka, sambil tetap memegang kendali dan
memberikan kontribusi nilai tambah yang khas dari kecerdasan manusia, seperti
pemahaman konteks, empati, dan keterampilan interaksi sosial.
3. Peningkatan Keterampilan Lunak (Soft Skills): AI mungkin memiliki keunggulan
dalam keterampilan teknis dan analitis, tetapi keterampilan lunak (soft skills) tetap
menjadi aspek penting dalam dunia kerja. Keterampilan seperti komunikasi efektif,
kerjasama tim, keterampilan kepemimpinan, adaptabilitas, dan kreativitas adalah
keterampilan yang sulit digantikan oleh AI. Peningkatan keterampilan lunak ini dapat
membantu pekerja dalam berinteraksi dengan rekan kerja, beradaptasi dengan
perubahan yang cepat, dan berinovasi dalam menghadapi tantangan yang kompleks.
4. Penciptaan Pekerjaan Baru: Meskipun AI dapat menggantikan beberapa jenis
pekerjaan, seiring dengan perkembangannya, teknologi ini juga menciptakan peluang
pekerjaan baru yang tidak ada sebelumnya. Adanya AI membuka peluang dalam bidang
seperti pengembangan dan pemeliharaan sistem AI, manajemen data yang kompleks,
pengembangan solusi AI yang inovatif, dan interaksi manusia-AI. Oleh karena itu,
pekerja manusia perlu mengidentifikasi peluang baru yang muncul dan memperoleh
keterampilan yang relevan untuk mengisi kekosongan pekerjaan di bidang-bidang ini.
Dalam kesimpulannya, adaptasi dan pengembangan keterampilan baru merupakan
strategi penting dalam menghadapi ancaman terhadap tenaga kerja manusia yang disebabkan
oleh AI. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, kolaborasi manusia-AI, peningkatan
keterampilan lunak, dan penciptaan pekerjaan baru adalah beberapa pendekatan yang dapat
membantu pekerja manusia memperoleh keunggulan kompetitif dan tetap relevan dalam era
AI. Dengan menggabungkan kecerdasan buatan dengan kecerdasan manusia, kita dapat
mencapai keseimbangan yang optimal antara teknologi dan tenaga kerja manusia.

Peluang Penggunaan AI dalam Meningkatkan Diagnosa Medis dan Perawatan


Kesehatan
Penelitian oleh Rajkomar et al. (2019) telah mengungkapkan potensi besar penggunaan
Artificial Intelligence (AI) dalam meningkatkan diagnosa medis dan perawatan kesehatan. AI
memiliki kemampuan untuk menganalisis data medis yang besar dan kompleks,
mengidentifikasi pola, serta membantu dokter dalam membuat keputusan yang lebih akurat
dan tepat waktu(Rajkomar et al., 2019).

94 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023


Salah satu peluang utama penggunaan AI dalam diagnosa medis adalah dalam
interpretasi gambar medis. AI dapat dilatih untuk menganalisis gambar radiologi seperti CT
scan, MRI, dan mammografi, serta mengidentifikasi kelainan dan penyakit. Studi telah
menunjukkan bahwa AI dapat mencapai tingkat keakuratan yang setara atau bahkan melebihi
dokter manusia dalam membedakan dan mengklasifikasikan lesi atau tumor. Keakuratan ini
dapat membantu meningkatkan deteksi dini penyakit, memungkinkan penanganan yang lebih
cepat dan tepat, serta mengurangi kesalahan interpretasi.
Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk menganalisis data klinis pasien, seperti
riwayat medis, catatan laboratorium, dan data genomik. Dengan algoritma yang tepat, AI dapat
mengidentifikasi pola dan hubungan antara variabel-variabel ini, membantu dokter dalam
membuat diagnosis yang lebih tepat dan mempersonalisasi rencana perawatan untuk pasien. AI
dapat memberikan rekomendasi terkait pengobatan yang optimal berdasarkan karakteristik
individu pasien, termasuk respons terhadap terapi tertentu atau risiko efek samping.
Selain di bidang diagnosa, penggunaan AI juga dapat meningkatkan efisiensi perawatan
kesehatan secara keseluruhan. AI dapat digunakan untuk mengoptimalkan manajemen dan
pengalokasian sumber daya, seperti jadwal operasi, penjadwalan kunjungan pasien, dan
manajemen stok obat. Algoritma AI dapat menganalisis data historis, memprediksi permintaan
dan pola pelayanan, serta membantu dalam pengambilan keputusan terkait alokasi sumber daya
yang efektif dan efisien.
Meskipun potensi penggunaan AI dalam meningkatkan diagnosa medis dan perawatan
kesehatan sangat menjanjikan, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Masalah
keamanan data dan privasi merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan,
mengingat penggunaan data medis yang sensitif. Diperlukan upaya untuk mengembangkan
kerangka regulasi dan etika yang kuat untuk melindungi privasi pasien dan menjaga keamanan
data.
Selain itu, integrasi AI dalam praktik medis juga memerlukan kolaborasi yang erat
antara dokter dan sistem AI. Dokter perlu memahami hasil yang dihasilkan oleh AI dan
menggabungkannya dengan penilaian klinis mereka sendiri untuk membuat keputusan yang
terbaik bagi pasien. Sistem AI juga perlu terus dikembangkan dan disempurnakan melalui
pembelajaran terus-menerus dari data yang diperoleh, serta validasi dan uji klinis yang lebih
lanjut.
Ancaman Dan Peluang Artificial Intelligence (AI)

AI dapat Membantu dalam Menganalisis dan Memprediksi Pola Cuaca serta Permintaan
Energi Dalam Konteks Energi Terbarukan
Penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam konteks energi terbarukan memiliki
potensi besar untuk menganalisis dan memprediksi pola cuaca serta permintaan energi. Studi
oleh Luo et al. (2020) telah menyoroti peluang yang ada dalam penggunaan AI untuk
pengembangan energi terbarukan (Luo et al., 2020).
Salah satu aspek penting dalam pengembangan energi terbarukan adalah memahami
dan memprediksi pola cuaca yang kompleks. AI dapat digunakan untuk menganalisis data
cuaca historis dan saat ini, serta memprediksi perubahan cuaca di masa depan. Dengan
menggunakan algoritma pembelajaran mesin, AI dapat mengidentifikasi pola, hubungan, dan
tren dalam data cuaca yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan operasi sistem energi
terbarukan. Hal ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan terkait penjadwalan
produksi energi, pengaturan kapasitas penyimpanan energi, dan manajemen jaringan energi
secara lebih efisien.
Selain itu, AI juga dapat memainkan peran penting dalam memprediksi permintaan
energi. Dengan menganalisis data historis dan variabel lainnya seperti kegiatan manusia, tren
ekonomi, dan faktor lingkungan, AI dapat memberikan estimasi yang lebih akurat tentang
permintaan energi di berbagai skala waktu. Informasi ini dapat membantu dalam perencanaan
dan pengelolaan pasokan energi terbarukan, memastikan pasokan energi yang memadai, dan
mengurangi pemborosan energi.
Selain analisis dan prediksi, AI juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan operasi
dan efisiensi penggunaan energi terbarukan. Dengan memanfaatkan teknik optimasi dan
algoritma cerdas, AI dapat mengidentifikasi skenario terbaik dalam pengaturan pembangkitan
energi terbarukan, penyimpanan energi, dan alokasi sumber daya. Hal ini dapat membantu
meningkatkan efisiensi penggunaan energi, mengurangi biaya operasional, dan mendukung
transisi yang lebih cepat menuju sumber energi yang lebih berkelanjutan.
Meskipun potensi penggunaan AI dalam pengembangan energi terbarukan sangat
menjanjikan, masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi. Salah satunya adalah
keterbatasan data yang tersedia, terutama dalam konteks energi terbarukan yang masih relatif
baru. Diperlukan upaya dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan data yang relevan untuk
memastikan analisis dan prediksi yang akurat. Selain itu, perlu juga perhatian terhadap aspek
keamanan data dan privasi dalam penggunaan AI dalam konteks energi.

96 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023


Peluang dan Manfaat Penggunaan AI dalam Mengoptimalkan Operasi Sistem Energi
Terbarukan dan Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Energi
Penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam mengoptimalkan operasi sistem energi
terbarukan dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi memiliki peluang dan manfaat yang
signifikan. Berbagai penelitian dan studi telah mengungkapkan potensi penuh penggunaan AI
dalam konteks energi terbarukan. Menyoroti beberapa peluang dan manfaat penting dari
penggunaan AI dalam bidang ini (Dellosa & Palconit, 2021).
Salah satu peluang utama penggunaan AI adalah dalam mengoptimalkan operasi sistem
energi terbarukan. AI dapat digunakan untuk menganalisis data yang kompleks, seperti data
cuaca, data pemantauan sistem energi, dan data operasional lainnya. Dengan menggunakan
algoritma pembelajaran mesin dan teknik optimisasi, AI dapat mengidentifikasi pola,
hubungan, dan tren dalam data tersebut. Hal ini memungkinkan AI untuk memberikan
rekomendasi yang cerdas dan berdasarkan data untuk mengoptimalkan produksi energi
terbarukan, pengaturan kapasitas penyimpanan energi, dan manajemen jaringan energi secara
efisien.
Selain itu, penggunaan AI dalam meningkatkan efisiensi penggunaan energi juga
memiliki manfaat yang signifikan. AI dapat digunakan untuk menganalisis dan memprediksi
pola konsumsi energi, mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan energi, dan memberikan
rekomendasi untuk mengurangi konsumsi energi yang tidak efisien. Melalui pemantauan dan
pengendalian yang cerdas, AI dapat membantu mengoptimalkan penggunaan energi di berbagai
sektor, termasuk rumah tangga, industri, dan infrastruktur publik. Hal ini dapat menghasilkan
penghematan energi yang signifikan, mengurangi biaya operasional, dan membantu dalam
mencapai tujuan keberlanjutan energi.
Selain peluang dan manfaat tersebut, penggunaan AI juga dapat membantu dalam
meningkatkan integrasi dan koordinasi sistem energi terbarukan. AI dapat digunakan untuk
mengoptimalkan jaringan dan manajemen pasokan energi terbarukan, serta memfasilitasi
interaksi yang lebih efisien antara pembangkitan energi terbarukan, penyimpanan energi, dan
konsumsi energi. Dengan memanfaatkan teknologi AI, sistem energi dapat menjadi lebih
adaptif, responsif, dan dapat diandalkan, sehingga mendorong penggunaan energi terbarukan
secara lebih luas.
Namun, penting untuk diingat bahwa implementasi AI dalam konteks energi terbarukan
juga menghadapi beberapa tantangan. Diperlukan akses yang memadai terhadap data yang
berkualitas, perangkat keras yang kuat, dan kemampuan komputasi yang memadai untuk
Ancaman Dan Peluang Artificial Intelligence (AI)

mendukung analisis dan prediksi yang kompleks. Selain itu, aspek privasi dan keamanan data
juga menjadi perhatian penting dalam penggunaan AI dalam energi terbarukan.

Tantangan Teknis, Etika, dan Keamanan yang Terkait dengan Penggunaan AI dalam
Menghadapi Ancaman dan Peluang AI
Penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam menghadapi ancaman dan peluang AI
tidak terlepas dari tantangan teknis, etika, dan keamanan yang perlu diperhatikan. Dalam
beberapa tahun terakhir, berbagai penelitian telah mengidentifikasi beberapa aspek yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan AI yang bertanggung jawab. Berikut adalah beberapa
tantangan utama yang perlu dipertimbangkan (Morgan et al., 2020):
1. Tantangan Teknis: Tantangan teknis terkait dengan AI meliputi pengumpulan dan
pengolahan data yang berkualitas, kehandalan dan akurasi algoritma, serta kapasitas
komputasi yang memadai. Untuk memaksimalkan potensi AI, diperlukan akses
terhadap data yang cukup, relevan, dan berkualitas tinggi. Selain itu, pengembangan
algoritma yang andal dan akurat sangat penting untuk mendapatkan hasil yang tepat
dan dapat diandalkan. Selanjutnya, AI membutuhkan sumber daya komputasi yang
memadai, termasuk kecepatan pemrosesan dan kapasitas penyimpanan yang cukup
untuk menangani tugas yang kompleks dan besar.
2. Tantangan Etika: Penggunaan AI juga menghadirkan tantangan etika yang signifikan.
Salah satu isu utama adalah keadilan dan bias. Algoritma AI dapat mencerminkan bias
yang ada dalam data pelatihan atau menerapkan keputusan yang tidak adil. Oleh karena
itu, penting untuk memastikan bahwa algoritma AI dikembangkan dan diterapkan
dengan prinsip keadilan, kesetaraan, dan non-diskriminasi. Selain itu, pertimbangan
etika juga mencakup privasi dan perlindungan data pribadi. Dalam pengumpulan dan
analisis data yang sensitif, seperti data medis atau data keuangan, penting untuk
menjaga privasi individu dan memastikan keamanan data yang memadai.
3. Tantangan Keamanan: Penggunaan AI juga memberikan tantangan keamanan yang
harus diatasi. Sistem AI rentan terhadap serangan dan manipulasi, baik melalui
serangan siber atau manipulasi data. Keamanan AI harus menjadi prioritas utama dalam
mengembangkan dan menerapkan teknologi ini. Diperlukan langkah-langkah yang kuat
untuk melindungi sistem AI dari ancaman keamanan, termasuk perlindungan data,
pengamanan infrastruktur komputasi, dan pengujian keamanan yang cermat.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang holistik yang melibatkan para ahli,
peneliti, regulator, dan praktisi terkait. Perkembangan kerangka kerja etis untuk penggunaan

98 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023


AI, standar keamanan yang ketat, dan penelitian yang berkelanjutan dalam bidang ini sangat
penting untuk mengoptimalkan manfaat dan mengurangi risiko terkait dengan penggunaan AI.

Kesimpulan
Dalam kesimpulan, penggunaan Artificial Intelligence (AI) memiliki potensi besar
dalam menghadapi ancaman dan peluang yang ada. Namun, perlu diperhatikan beberapa aspek
penting dalam penggunaan AI yang bertanggung jawab.
Pertama, penggunaan AI dalam pengumpulan dan analisis data pribadi dapat
mengancam privasi individu. Diperlukan perlindungan data pribadi yang kuat dan kebijakan
privasi yang tepat untuk memastikan bahwa informasi sensitif tidak disalahgunakan atau
diakses tanpa persetujuan individu terkait (Dwork et al., 2016).
Kedua, perkembangan AI berpotensi menggantikan beberapa jenis pekerjaan manusia.
Namun, adaptasi dan pengembangan keterampilan baru oleh tenaga kerja manusia dapat
mengatasi ancaman ini. Pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada keterampilan yang unik
manusia, seperti kreativitas, pemecahan masalah kompleks, dan interaksi sosial, akan menjadi
kunci dalam menghadapi perubahan pasar tenaga kerja yang disebabkan oleh AI (Frey &
Osborne, 2017).
Ketiga, AI dapat meningkatkan diagnosa medis dan perawatan kesehatan dengan
analisis data yang cermat dan pembuatan keputusan yang lebih akurat. Ini membuka peluang
untuk pengembangan sistem perawatan kesehatan yang lebih efisien dan peningkatan hasil
klinis (Rajkomar et al., 2019).
Keempat, AI dapat digunakan dalam mengoptimalkan operasi sistem energi terbarukan
dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Dengan menganalisis pola cuaca dan
permintaan energi, AI dapat membantu mengoptimalkan produksi energi terbarukan, mengatur
kapasitas penyimpanan energi, dan mengelola jaringan energi dengan lebih efisien (Luo et al.,
2019).
Namun, dalam menghadapi ancaman dan peluang AI, perlu diatasi beberapa tantangan.
Tantangan teknis meliputi pengolahan data yang berkualitas, pengembangan algoritma yang
andal, dan kapasitas komputasi yang memadai. Tantangan etika melibatkan keadilan, privasi,
dan perlindungan data pribadi. Sementara itu, tantangan keamanan melibatkan perlindungan
terhadap serangan dan manipulasi terhadap sistem AI (Floridi et al., 2018).
Dalam menghadapi tantangan ini, perlu adanya kerja sama antara para ahli, regulator,
dan praktisi terkait. Diperlukan pengembangan kerangka kerja etis, standar keamanan yang
Ancaman Dan Peluang Artificial Intelligence (AI)

ketat, dan penelitian yang berkelanjutan untuk memastikan penggunaan AI yang bertanggung
jawab dan mengoptimalkan manfaatnya.
Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, penggunaan AI dapat menjadi alat yang kuat
untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam berbagai bidang, termasuk
privasi, pasar tenaga kerja, perawatan kesehatan, dan energi terbarukan. Penting untuk
memastikan bahwa penggunaan AI dilakukan dengan tanggung jawab dan berlandaskan pada
nilai-nilai etika yang kuat, sehingga memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat secara
keseluruhan.

Daftar Pustaka
Benedikt Frey, C., & Osborne, M. (2013). The Future of Employment.
Cohen, I. G. (2020). Informed Consent and Medical Artificial Intelligence: What to Tell the
Patient? https://www.thelancet.com/journals/lanhiv/article/PIIS2352-3018
Dellosa, J. T., & Palconit, E. C. (2021). Artificial Intelligence (AI) in Renewable Energy
Systems: A Condensed Review of its Applications and Techniques. 21st IEEE
International Conference on Environment and Electrical Engineering and 2021 5th IEEE
Industrial and Commercial Power System Europe, EEEIC / I and CPS Europe 2021 -
Proceedings. https://doi.org/10.1109/EEEIC/ICPSEurope51590.2021.9584587
Dwork, C., Mcsherry, F., Nissim, K., & Smith, A. (2016). Calibrating Noise to Sensitivity in
Private Data Analysis. In Journal of Privacy and Confidentiality (Vol. 7).
http://repository.cmu.edu/jpc
Floridi, L., Cowls, J., Beltrametti, M., Chatila, R., Chazerand, P., Dignum, V., Luetge, C.,
Madelin, R., Pagallo, U., Rossi, F., Schafer, B., Valcke, P., & Vayena, E. (2018).
AI4People—An Ethical Framework for a Good AI Society: Opportunities, Risks,
Principles, and Recommendations. Minds and Machines, 28(4), 689–707.
https://doi.org/10.1007/s11023-018-9482-5
Ghufron, M. A. (2018). Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian &
Pengabdian kepada Masyarakat, Jakarta, 2 Agustus 2018 REVOLUSI INDUSTRI 4.0:
TANTANGAN, PELUANG DAN SOLUSI BAGI DUNIA PENDIDIKAN.
Luo, Z., Yang, X., Wang, Y., Liu, W., Liu, S., Zhu, Y., Huang, Z., Zhang, H., Dou, S., Xu, J.,
Tian, J., Xu, K., Zhang, X., Hu, W., & Deng, Y. (2020). A Survey of Artificial Intelligence
Techniques Applied in Energy Storage Materials R&D. In Frontiers in Energy Research
(Vol. 8). Frontiers Media S.A. https://doi.org/10.3389/fenrg.2020.00116
Mitchell, M., Wu, S., Zaldivar, A., Barnes, P., Vasserman, L., Hutchinson, B., Spitzer, E., Raji,
I. D., & Gebru, T. (2019). Model cards for model reporting. FAT* 2019 - Proceedings of
the 2019 Conference on Fairness, Accountability, and Transparency, 220–229.
https://doi.org/10.1145/3287560.3287596
Morgan, F. E., Boudreaux, B., Lohn, A. J., Ashby, M., Curriden, C., Klima, K., Grossman, D.,
Project Air Force (U.S.). Strategy and Doctrine Program., & Rand Corporation. (2020).
Military applications of artificial intelligence : ethical concerns in an uncertain world.

100 Khatulistiwa - Vol.3, No.3, September 2023


Rajkomar, A., Dean, J., & Kohane, I. (2019). Machine Learning in Medicine. New England
Journal of Medicine, 380(14), 1347–1358. https://doi.org/10.1056/nejmra1814259
Topol, E. J. (2019). High-performance medicine: the convergence of human and artificial
intelligence. In Nature Medicine (Vol. 25, Issue 1, pp. 44–56). Nature Publishing Group.
https://doi.org/10.1038/s41591-018-0300-7

Anda mungkin juga menyukai