c) Menyusun kode etik profesi, yang ditetapkan direktur dan bukti rapat
proses penyusunannya.
PT SUKOWATI CITRA MEDIKA
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
JIn. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011,
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
Email:rsurizkyamalia@gmail.com
UNDANGAN
Nomor : 01/KOM.MED/RSU.RA/1/2022
Lampiran :-
Hal : Undangan
Kepada
Yth.
Di Tempat
Dengan hormat,
Dengan ini kami mengundang Bapak / Ibu / Sdr besok pada :
Han / Tanggal : Senin, 03 Januari 2022
Waktu : 12.00 WIB - Selesai
Macam Rapat : Rapat koordinasi komite Medis
Tempat : Aula Ar-Rahman RSU Rizky Amalia
Pimpinan Rapat : dr. I Gede Suci Indra Wardhana, Sp.S
Sekretaris
Mahon Bapak 1lbu / Sdr dapat hadir tepat wak
NOTULEN
Pembahasan
1. Penyusunan Kode etik Kedokteran Indonesia
a. Kewajiban Umum
b. Kewajiban Dokter terhadap teman sejawat
c. Kewajiban Dokter terhadap diri sendiri
2. Penjelasan kode etik Kedokteran Indonesia
a. Pasal 1 Sumpah dokter
b. Pasal 2 Standar pelayanan kedokteran yang baik
c. Pasal 3 Kemandirian profesi
d. Pasal 4 Memuji diri
e. Pasal 5 Perbuatan melemahkan psikis maupun fisik
f. Pasal 6 Bijak dalam penemuan baru
g. Pasal 7 Keterangan dan pendapat yang valid
h. Pasal 8 Profesionalisme
i. Pasal 9 Kejujuran dan kebajikan sejawat
j. Pasal 10 Penghormatan hal<4.16k pasien dan sejawat
k. Pasal 11 Pelindungan kehidupan
I. Pasal 12 Pelayanan kesehatan holistic
m. Pasal 13 Kerjasama
Sekretaris
JABATAN/ TANDA
NO. NAMA
PA N GKAT TAN GAN
1
2
3
4
5
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
PT SUKOWATI CITRA MEDIKA
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
JIn. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011,
A
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
Email:rsurizkyamalia@gmail.com
UNDANGAN
Nomor : 01/KOM.KEP/RSU.RA/1/2022
Lampiran
Perihal : UNDANG AN
Kepada
Yth
Di Tempat
Dengan hormat,
Dengan ini kami mengundang Bapak/lbu/Sdr besok pada :
Hari/Tanggal : Sabtu, 01 Januari 2022
Waktu : 13.00 WIB - Selesai
Tempat : Aula Ar-Rahman RSU Rizky Amalia
Keperluan Rapat Komite Keperawatan
Pimpinan Rapat : Ketua Komite Keperawatan
Mohon Bapak/lbu/Sdr dapat hadir tepat waktu
NOTULEN
Had / Tanggal : Sabtu, 01 Januari 2022
Waktu Rapat : 13.00 WIB - Selesai
Macam Rapat : Koordinasi Komite Keperawatan
Tempat : Aula Ar-Rahman RSU Rizky Amalia
Pimpinan Rapat : Adhitya Cahyo Nugroho
Sekretaris
Pembahasan :
1. Penyusunan Kode Etik Keperawatan tahun 2022
a. Kode etik keperawatan Indonesia
b. Bab I tanggung jawab perawat terhadap individu
c. Bab II tanggung jawab perawat terhadap tugasnya
d. Bab III tanggung jawab perawat sesama perawat
e. Bab IV tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan
f. Bab V tanggung jawab perawat terhadap pemerintah
2. Maksud dan Tujuan Kode Etik
a. Tujuan etika keperawatan menurut Nasional For Nursing
b. Tujuan etika keperawatan menurut Biro Ethics Commission on Teaching
c. Tujuan kode etik keperawatan menurut ION
3. Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat Perawat
a. Tanggung jawab seorang perawat terhadap individu, keluarga, dan masyarakat
b. Tanggung jawab perawat terhadap tugas keperawatan
c. Tanggung jawab terhadap pemerintah,bangsa, dan tanah air
d. Tanggung jawab perawat terhadap standar keperawatan
4. Kode etik keperawatan Indonesia dan pengaplikasian dalam implikasi islam
a. Konsep Islam perawat dengan klien
b. Perawat dan praktek
Sekretans
JABATAN/ TANDA
NO NAMA
PANGKAT TANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
PT SUKOWATI CITRA MEDIKA
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
JIn. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011,
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
Email:rsurizkyamalia@gmail.com
UNDANGAN
Nomor : 01/KOM.PPA/RSU.RAN111/2022
Lampiran
Hal : Undangan
Kepada
Yth
Di Tempat
Dengan hormat,
Dengan ini kami mengundang Bapak / lbu / Sdr besok pada ;
Hari / Tanggal : Senin, 01 Agustus 2022
Waktu : 12.00 \NIB - Selesai
Macam Rapat : Rapat koordinasi komite PPA lain
Tempat : Aula Ar-Rahman RSU Rizky Amalia
Pimpinan Rapat : Asef Gowanda
Sekretaris
Mohon Bapak / lbu / Sdr dapat hadir tepat wak
Asef Gowan d a
PT SUKOWATI CITRA MEDIKA
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
JIn. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011,
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
Email:rsurizkyamalia@gmail.com
NOTULEN
Pembahasan :
1. Penyusunan Kode etik PPA Lain
2. Pembentukan anggota komite PPA
Asef Gowanda
DAFTAR NADIR / PRESENS1
Had / Tanggal : Senin, 01 Agustus 2022
Waktu 12.00 WIB — Selesai
Macam Rapat : Rapat K000rdiansi Komite PPA Lain
Tempat Aula Ar-Rahman RSU Rizky Amalia
Pimpinan Rapat : Asef Gowanda
Sekretaris
JABATAN/ TANDA
NO NAMA
PANGKAT TANGAN
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
PT. SUKOWATI CITRA MEDIKA
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
Ahmad Yani No.100 Cantel Wetan, RT 002, RW 011
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Kab. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax. (0271) 8823814
e-mail: rsurizkyamalia0qmail.com
tentang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MenKes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonedia Nomor
1691/MenKes/PerNI11/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
6. Keputusan Direktur Utama PT. Sukowati Citra Medika Nomor
002/ SCM/ VIII/ 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Rizky Amalia;
7. Keputusan Direktur Utama Pt. Sukowati Citra Medika Nomor
003/ SCM/ V111/ 2021 tentang Pengangkatan dr. Achyarnis;
MEM U TUSK AN
Menetapkan PEMBERLAKUAN KODE ETIK KEDOKTERAN DI RUMAH
SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
KESATU Dengan ini menetapkan pemberlakuan Kode Etik Kedokteran di
RSU Rizky Amalia.
KEDUA Kode Etik Kedokteran sebagaimana dalam lampiran I Keputusan
ini;
KETIGA Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya keputusan ini
dibebankan pada RSU Rizky Amalia.
KEEMPAT Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Sragen
Pada Tanggal 25 Oktober 2022
Sakit Umum Rizky Amalia
PT SUKOWATI CITRA MEDIKA
TENTANG
KODE ETIK KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
1
Tabun 2017 Tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Kementrian Kesehatan;
8. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2014 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas;
9. Permenkes (PMK) No.11 tahun 2018 Tentang Keselamatan
Pasien;
10. Permenkes (PMK) No,42 Tahun 2018 Tentang Komite Etik
dan Hukum Rumah Sakit;
11. Undang — undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2020
Tentang Cipta Kerja;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2020 tentang
Akreditasi Rumah Sakit;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Bidang Kesehatan;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 Tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Sektor Kesehatan;
16. Keputusan Direktur Utanna PT. Sukowati Citra Medika Nomor
002/ SCM/ VIII/ 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Rizky Amalia;
17. Keputusan Direktur Utama Pt. Sukowati Citra Medika Nomor
003/ SCM/ VIII/ 2021 tentang Pengangkatan dr. Achyamis.
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.
MEMUTUSKAN
2
KODE ETIK KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA SRAGEN
Kode etik keperawatan merupakan bagian dani etika kesehatan. Inti dani hal
tersebut,yaitu menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan
kesehatanmasyarakat.Kozier berpendapat bahwa kode etik keperawatan adalah :
a. Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional serta
memperbaikidan memelihara standar tersebut.
b. Kode etik adalah pedomen resmi untuk tindakan profesional. Artinya, diikuti
orang-orang dalam profesi dan harus diterima sebagai nila pribadi bags anggota
profesional.
c. Kode etik memberi kerangka pikir kepada anggota profesi untuk membuat
keputusandalam situasi keperawatan.
d. Etika akan menunjukan standar profesi untuk kegiatan keperawatan, standar ini
akan melindungi perawat dan pasien.
Kode etik keperawatan Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia, melalui munas PPNI Jakarta pada tanggal 29 November
1989, Kode etik tersebut terdiri atas lima bab dan) 16 pasal, dimana:
3
BAB I
BAB II
4
mempertimbangkan kemampuan menerima atau mengalih tugaskan tanggung
jawab yang ada hubungannnya dengan perawatan.
BAB III
BAB IV
Beranjak dani pandangan hypocrates tersebut, kode etik merupakan hal yang penting
dalam sistem pelayanan kesehatan serta dlam pelayanan praktik keperawatan.
ION adalah suatu federasi perhimpunan perawat nasional diseluruh dunia yang
didirikan padatanggal 1 juli 1899 oleh Mrs. Bedford Fenwich di Hanover Squar, London
dan direvisi pada tahun 1973. Uraian Kode Etik ini diuraikan sebagai berikut :
6
c. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan atau keperawatan kepada
individu,keluarga, kelompok, dam masyarakat, perawat mengikut sertakan
kelompok dan institusi terkait.
7
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar
praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan. Perawat diharapkan ikut aktif
dalam mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan perawatan
secara profesional. Perawat, sebagai anggota organisasi profesi, berpartisipasi
dalam memelihara kestabilan sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi
pelaksanaan praktek keperawatan.
Tujuan dan kode etik keperawatan pada dasarnya adalah upaya agar para perawat
dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat menghargai dan menghormati martabat
manusia.Secara umum tujuan etika keperawatan yaitu menciptakan dan
mempertahankan kepercayaan antara perawat dan Klien, perawat dan perawat juga
antara perawat dan masyarakat.
Sedangkan tujuan etika keperawatan menurut "Nasional For Nursing (NLN)" pusat
pendidikan tenaga keperawatan milik perhimpunan perawat Amerika adalah sebagai
berikut :
8
c. Menghubungkan prisip-prinsip moral atau pelajaran yang balk dapat
dipertanggung jawabkan kepada did sendiri, keluarga, masyarakat dan kepada
Tuhan sesuai dengan kepercayaannya.
Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam
menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat
manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien,
temansebaya, masyarakat, dan unsur profesi, balk dalam profesi keperawatan
maupundengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan
tugasnya.
3. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar
dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional
keperawatan.
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna tenaga
keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas
praktek keperawatan.
9
Responsibility adalah : Penerapan ketentuan hukum (eksekusi) terhadap tugas-
tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dani perawat, agar tetap
kompeten dalam pengetahuan, Sikap dan bekerja sesuai kode etik (ANA, 1985).
10
2. Tanggung jawab perawat terhadap tugas keperawatan
Menyampaikan perhatian dan rasa hormat kepada klien, bila perawat terpaksa
menunda pelayanan maka perawat bersedia memberikan penjelasan dengan
ramah terhadap kliennya. Menunjukan kepada klien sikap menghargai, berbicara
kepada klien yang berorientasi terhadap perasaan klien.
Perawat hendakno memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang
menggugati menyatakan slap dan berani menghadapinya. Terutama yang
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya.
12
tanggung gugat terhadap ikatan profesi dan sebagai anggota team
kesehatan perawat memiliki tanggung gugat terhadap ketua tim biasanya
dokter sebagai contoh perawat memberikan injeksi terhadap klien.Injeksi
ditentukan berdasarkan advis dan kolaborasi dengan dokter, perawat
membuat daftar biaya dani tindakan dan pengobatan yang diberikan yang
harus dibayarkan ke pihak rumah sakit. Dalam contoh tersebut perawat
memiliki tanggung gugat terhadap klien, dokter, RS dan profesinya.
Ad.3 Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur balk
buruknya?
lkatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit
telah menyusun standar yang memiliki krirteria-kriteria tertentu dengan cara
membandingkan apa-apa yang dikerjakan perawat dengan standar yang
tercantum.baik itu dalam input, proses atau outputnya. Misalnya apakah
perawat mencuci tangan sesuai standar melalui 7 tahap yaitu. Mencuci
kuku, telapak tangan, punggung tangan, pakai sabun di air mengalir selam
3 kali dsb.
13
KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA DAN PENGAPLIKAS1ANNYA DALAM
IMPLIKASI ISLAM
Hal ini merupakan pencerminar dan dambaan Islam agar umatnya bersatu,
sebab perjuangan yang dilandasi persatuan pasti akan membuahkan
kemenangan. Karena itulah Rasulullah SAW bersabda: Artinya: Bukanlah
termasuk golongan kami orang yang menyembah pada kesukuan dan
bukan pula termasuk golongan kami orang yang mati karena membela
kesukuan ( H.R Abu Daud)
14
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Dalam kehidupan
manusia tak luput dani kekeliruan kesalahan atau melakukan perbuatan aib
yang diketahu orang banyak akan menyebabkan perasaan malu, di dalam
dunia kerja ,ada pula hal-hal yang harus dirahasiakan dan hanya dapat
dibentahu kepada orang-orang tertentu danmelakukan prosedur tertentu pula ,
hal-hal yang telah diatur dalam ketentuan dan Undang-undang yang
menyangkut dengan hal demikian, sudah barang tentu mempunyai sangsi dan
hukum jika ada tuntutan terhadap pelanggaran yang dilakukan agama Islam
tidak membenarkan membuka rahasia dan aib orang lain begitu juga terhadap
sesuatu yang sifatnya harus dirahasiakan. Allah mengacamnya dengan siksaan
yang pedih.
perawatan.
15
C. PERAWAT DENGAN MASYARAKAT
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai
dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan
masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat perawat
mengemban tanggung jawab ini bersama masyarakat atau bantuan masyarakat.
Karena manusia hidup di alam ini tidak mungkin sendiri-sendiri, akan terjadi saling
membutuhkan dan saling ketergantungan.Begitu juga suatu organisasi dan suatu
profesi yang pada intinya merupakan suatu system yang mempunyai sub-sub
sistem saling berhubungan, terintegrasi baik antara orang perorang atau kelompok
dengan kelompok lain. Keberhasilan suatu pekerjaan itu memerlukan kerja sama
yang baik, harmoni, sinergis sehingga pekerjaan itu dapat dilakukan dengan mudah
dan dapat menghasilkan yang terbaik. Kerjasama dan tolong menolong itu perlu
dipupuk terus dan menjadikan sebagai sikap mental dan budaya kerja.
17
KESIMPULAN
1. Kode etik keperawatan merupakan bagian dani etika kesehatan, yaitu menerapkan
nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Kode etik keperawatan Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia, melalui Munas PPNI Jakarta pada tanggal
29 November 1989. Kode etik tersebut terdiri atas lima bab dan 16 pasal
3. Secara umum tujuan etika keperawatan yaitu menciptakan dan mempertahankan
kepercayaan antara perawat dan lien, perawat dan perawat juga antara perawat
dan masyarakat.
4. Menyampaikan perhatian dan rasa hormat kepada klien, bila perawat terpaksa
menunda pelayanan maka perawat bersedia memberikan penjelasan dengan
ramah terhadap kliennya. Menunjukan kepada klien sikap menghargai, berbicara
kepada klien yang berorientasi terhadap perasaan klien.
5. Sedangkan tanggung jawab seorang perawat adalah suatu tindakan yang dilakukan
seorang perawat yang dapat dipertanggung jawabkan. Tanggung jawab itu
langsung atau tidak langsung. Tanggung jawab bersifat langsung apabila Si pelaku
sendiri bertanggung jawab atas perbuatannya. Biasanya akan terjadi demikian tapi
kadang-kadang orang bertanggung jawab secara tidak langsung.
6. Tanggung gugat adalah dapat menjawab segala hat yang berhubungan dengan
tindakan seseorang. Agar dapat bertanggung gugat perawat harus bertindak
berdasarkan kode etik profesinya.
7. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang
menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya. Terutama yang
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya. Perawat harus mampu untuk
menjelaskan kegiatan atau tindakan yang dilakukannya.
rir A. •HYARNIS
18
BUKU STANDAR
KODE ETIK PEREKAM MEDIS DAN
INFORMASI A AN
MUKADIMAH
Bahwa memajukan kesejahteraan umum adalah satu diantara tujuan nasional
yang ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia. Kesehatan merupakan wujud dan
kesejahteraan nasional dan mempunyai andil yang besar dalam pembangunan sumber
daya manusia berkualitas yang dapat mendukung kelangsungan kehidupan bangsa dan
terwujudnya cita-cita nasional yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan aspek penting untuk
mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, pengembangan
sistem dan penerapannya didukung oleh tenaga profesi yang berkualitas. Karena
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan menyangkut kepentingan kerahasiaan pribadi
pasien dan rahasia jabatan, maka Perekam Medis dan Informasi Kesehatan merasa
perlu untuk merumuskan pedoman sikap dan perilaku profesi.
Pedoman sikap dan perilaku Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ini
dirumuskan dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna partisipasi
kelompok Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam pembangunan nasional
khususnya pembangunan kesehatan. Maka berdasarkan pemikiran di atas, Kongres IX
PORMIK1 menyepakati Kode Etik Perekam Medis dan Informasi Kesehatan sebagai
berikut:
BAB I PENGERTIAN
Pasal
1
2. KODE ETIK
Kode etik merupakan ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi
yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
2
BAB H KEWAJIBAN UMUM
Pasal 2
1. Dalam melaksanakan tugas profesi, tiap Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
selalu bertindak demi kehorrnatan din, profesi dan organisasi PORM1K1.
2. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan selalu menjalankan tugas berdasarkan
standar profesi tertinggi.
3. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan lebih mengutamakan pelayanan daripada
Pasal 3
Pasal 4
Peningkatan pengetahuan dan kemampuan profesional, baik anggota maupun
organisasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan profesi melalui
penerapan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan perkembangan di bidang Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan atau Manajemen Informasi Kesehatan.
3
BAB HI
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI
Pasal 5
es)
BAB IV
KEWAJIBAN DALAM BERHUBUNGAN DENGAN ORGANISASI PROFESI DAN
INSTANSI LAIN
Pasal 6
BAB V
KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 7
1. Perekam Medis dan informasi Kesehatan wajib menjaga kesehatan dirinya agar
dapat bekerja dengan balk.
2. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan sesuai dengan perkembangan IPTEK yang ada.
BAB VI PENUTUP
Pasal 8
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib menghayati dan mengamalkan Kode
Etik profesinya. Hasil Sidang Komisi B pada Kongres ke IX PORMIKI di Medan 19-20
Februari 2018
Ketua Komisi B : Nuryati, A.Md., S.Far., MPH
Sekretaris Komisi B : Tarmizi, A.Md., SKM
5
BUKU STANDAR
KODE ETIK APOTEKER
ri
• KONGRES NASIONAL KE XVIII
IKATAN SARJANA FARMASI INDONESIA
( The Indonesian Pharmacist Association)
Sekretariat : J1. %Vijay-a Kusuma Tomang No. 17, Jakarta Ilarat
1 %f l : (021) 5671800, (021)5692581 Fax. (021)5671800
Websitc : http:liwww.isfinational.or.id E-mail : sccretariat@isfmational.orid
KEPUTUSAN
KONGRES NASIONAL XVIII / 2009
IKATAN SARJANA FARMASI INDONESIA
Nomor : 006/KONGRES XVIII/ISFI/ 2009
Tentang
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama Keputusan Kongres Nasional XVIII ISFI tentang Kode Etik Apoteker
Indonesia. sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 08 Desember 2009
Nama
MUKADIMAH
Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya befpedoman pada
satu ikatan moral yaitu :
BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada
umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan dini dani usaha
mencari keuntungan dini semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur
jabatan kefarmasian.
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang balk bagi orang lain.
Pasal 7
Pasal 8
BAB II
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PASIEN
Pasal 9
BAB III
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 10
Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mema-
tuhi ketentuan-ketentuan kode Etik.
Pasal 12
BAB IV
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP
SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAIN
Pasal 13
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan dini dan tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat
petugas kesehatan lain.
BAB V
PENUTUP
Pasal 15
Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak
mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi
dani pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang menanganinya (IA1) dan memper-
tanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 08 Desember 2009
PEDOMAN IMPLEMENTASI - JABARAN
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA
DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN KEFARMASIAN
MUKADIMAH
BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah /
Janji Apoteker.
Pasal 3
Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker
Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan
dalam melaksanakan kewajibannya.
Pasal 4
Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada
umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang balk bagi orang lain.
Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.
BAB II
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PASIEN
Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan kepentin-
gan masyarakat. menghormati hak azasi pasien dan melindungi makhluk hidup insani.
Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mema-
tuhi ketentuan-ketentuan kode Etik.
Pasal 12
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan
kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jaba-
tan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan
tugasnya.
Pasal 14
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan dini dan tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat
petugas kesehatan lain.
BAB V
PENUTUP
Pasal 15
Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan kode etik
Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari.
Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak
mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi
dani pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang menanganinya (IA1) dan memper-
tanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal 08 C)esember 2009
BUKU STANDAR
KODE ETIK RADIOGRAFER
Mukaddimah
Kewajiban Umum
Setiap Radiografer:
1
Kewajiban terhadap Pasien
Setiap Radiografer :
1. Harus menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya baik terhadap bahaya radiasi
maupun terhadap penyakit.
2. Senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan profesionalnya baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama dengan jalan mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi
pelayanan terhadap masyarakat
2
BUKU STANDAR
KODE ETIK FISIOTERAPI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi yang
dan hari ke hari semakin cepat sehubungan dengan era globalisasi dan derasnya
arus informasi yang kita peroleh.
Kemajuan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai pemasalahan-
permasalahan di anataranya dalam pelayanan medik. Terjadinya perubahan tata
nilai dalam masyarakat yaitu masyarakat semakin kritis dan mengkritisi dengan
memandang masalah yang ada termasuk nilai pelayanan medik yang
diperolehnya.
Saat ini masyarakat acap kali merasakan ketidak puasan terhadap
pelayanan bahkan tidak menutup kemungkinan mengajukan tuntutan di muka
peradilan, apabila seorang Fisioterapi dalam menjalankan terapi merugikan
pasien/klein. Hal tersebut akan dijadikan berita yang menarik yang dapat tersebar
luas di masyarakat melalui media massa maupun elektronik lainnya menjadi
perhatian dan perlu diperhatikan. Untuk itu dibutuhkan suatu pedoman yang
menyeluruh dan integratif tentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh
seorang Fisioterapi. Pedoman ini sudah ada yaitu " Kode Etik Fisioterapi ".
Selanjutnya akan di jelaskan pada pembahasan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan fisioterapi
2. Apa tang di maksud kode etik?
3. Apa yang di maksud dengan kode etik profesi?
4. Apa saja kode etik fisioterapi Indonesia?
5. Apa saja sanksi-sanksi pelanggar kode etik fisioterapi?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Fisioterapi,
2. Untuk mengetahui pengertian kode etik,
3. Untuk mengetahui pengertian kode etik profesi.
4. Untuk mengetahui kode etik fisioterapi Indonesia.
5. Untuk mengetanui sanKsi-sanKsi pelanggar Kode etik tisioterapi
BAB II
PEMBAHASAN
2
b. Diagnosa Fisioterapi
Diagnosa ditegakkan dani pemeriksaan dan evaluasi dan menyatakan hasil
dani proses pertimbangan/ pemikiran klinis, dapat berupa pemyatan keadaan
disfungsi gerak, dapat meliputi/mencakup kategori kelemahan, limitasi fungsi,
kemampuan/ketidakmampuan dan sindrom.
c. Intervensi fisioterapi
Perencanaan dimulai dengan pertimbangan kebutuhan intervensi dan
biasanya menuntun kepada pengembangan rencana intervensi, termasuk
hashl sesuai dengan tujuan yang terukur yang disetujui pasien/klien, famili
atau pelayan kesehatan lainnya. Dapat menjadi pemikiran perencanaan
altematif untuk dirujuk kepada pihak lain bila dipandang kasusnya tidak tepat
untuk fisioterapi. Intervensi di implementasikan dan dimodifikasilkan untuk
mencapai tujuan yang disepakati dan dapat termasuk penanganan secara
manual, peningkatan gerakan, peralatan fisis, peralatan elektroterapeutik dan
peralatan mekanis : pelatihan fungsional, penentuan bantuan dan peralatan
bantu, instruksi dan konseling, dokumentasi dan koordinasi, komunikasi dan
intervensi dapat juga ditujukan pada pencegahan ketidaknormalan
(kelemahan), keterbatasan fungsi, ketidakmampuan dan cidera, termasuk
juga peningkatan dan pemeliharaan kesehatan, kualitas hidup, kebugaran
segala umur dan segala lapisan masyarakat.
d. Evaluasi/re-evaluasi/re-assesment
Dilakukan setiap penerapan proses fisioterapi agar dapat memaksimalkan
tujuan yang akan dicapai.
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan
menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan
(fisik, elektroterapeutik dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi
3
2.3 Pengertian Kode Etik Profesi
Berten K. (1994) mengatakan bahwa kode etik profesi merupakan norma
yang telah ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi dan untuk mengarahkan
atau bagaiman "seharusnya" berbuat dan sekaligus menjamin kualitas moral profesi
yang bersangkutan di mata masyarakat untuk memperoleh tanggapan yang positif
Howard Stephenson dalam bukunya yang artinya, kegiatan humas atau
public relations merupakan profesi secara praktis memiliki seni keterampilan atau
pelayanan tertentu yang berlandaskan latihan, kemampuan, dan pengetahuan serta
diakui sesuai dengan standar etikanya.
Kode etik profesi adalah suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma
sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka
masuk dalam kategori norma hukum.
Secara garis besar kode etik profesi mencakup butir-butir pokok sebagi berikut :
1. Kode perilaku,
2. Kode moral,
3. Menjunjung tinggi standar moral,
4. Memiliki kejujuran yang tinggi,
5. Mengatur etis nama yang boleh diperbuat dan tidak boleh diperbuat oleh
professional.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional.
4
2. Tidak bersikap diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada siapapun yang
membutuhkan.
3. Memberikan pelayanan profesional yang jujur, berkompeten dan
bertanggungjawab.
4. Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan
dalam lingkup profesi fisioterapi.
5. Menjaga rahasia pasien/klein yang dipercayakan kepadanya kecuali untuk
kepentingan pengadilan/hukum.
6. Selalu memelihara standar kompetnsi profesi fisioterapi dan selalu meningkattan
pengatahuan/ketrampiIan .
7. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan
untuk meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat.
Fisioterapi dalam segala aktifitas profesional dan pelayanan kepada
individu dan masyarakat harus selalu menjaga citra profesi berdasarkan kode etik
yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi fisioterapi, menjunjung tinggi
kehormatan profesi dalam setiap perbuatan dan dalam keadaan apapun, mematuhi
peraturan dan dalam keadaan apapun. Mematuhi peraturan dan kebijakan yang
telah ditetapkan oleh organisasi profesi fisioterapi.
5
fisioterapis dapat merujuk kepada pihak lain/profesi lain yang lebih
berkompeten.
6. Pasien/klein berhak menentukan dan membuat keputusan sendiri dalam hal:
a. Memilih pelayanan fisioterapi atau alternatif lain
b. Menghentikan dan menerima ketidakmampuannya walaupun mungkin
tindakan fisioterapi dapat meningkatkan keadaanya.
b. Hak-Hak Fisioterapi
1. Fisioterapi berhak atas kemandirian profesi dan otonomi
2. Fisioterapi berhak atas rasa bebas dani ancaman terhadap kehormatan,
reputasi dan kompetensi serta hak untuk mendapatkan perlindungan dan
kesempatan untuk membela dini terhadap gugatan sesuai keadilan.
3. Fisioterapi berhak untuk bekerja sama dengan teman sejawat
4. Fisioterapi berhak menolak melakukan intervensi apabila dipandang bukan
merupakan cara yang terbaik bagi pasien/klein.
5. Fisioterapi berhak atas jasa yang layak dani pelayanan profesionalnya.
21 KODE ETIK IV
Yaitu mengakui batas dan kewenangan profesi dan hanya memberikan
pelayanaan dalam lingkup profesi fisioterapi.
1. Fisioterapi memberikan pelayanan dan tindakan sesuai dengan pengetahuam
dan ketrampilan yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Fisioterapi tidak akan melakukan aktifitas profesi yang dapat merugikan
pasie/klein, kolega atau masyarakat.
3. Fisioterapi hendaknya selalu mensejahterakan pelayanannya dengan standar
pelayanan praktek fisioterapi.
4. Fisioterapi dalam mengambil keputusan beradasarakan kepada pengetahuan
dan kehati-hatian.
5. Fisioterapi berkewajiban menyumbangkan gagasan, pengetahuan dan
8
Apabila fisioterapi memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang kurang memadai
untuk mengatasi tertentu harus : Meminta petunjuk dan saran kepada yang lebih
berpengalaman pada kondisi yang tepat dan Merujuk pasien/klein kepada profesi
atau lembaga lain yang tepat.
10
2.8 Sanksi-Sanksi Pelanggaran Kode Etik Profesi Fisioterapi
Sanksi — sanksi pelanggaran kode etik seorang fisioterapis, menurut
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1363/MENKES/SK/X11/2001 tentang registrasi dan izin praktik fisioterapis menteri
kesehatan republik Indonesia BAB VII mengenai SANKSI. Dalam Prakteknya akan
diberikan sanksi — sanksi tegas berupa :
Pasal 23
Ayat (1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menjatuhkan sanksi
administratif kepada fisioterapis yang melakukan pelanggaran tehadap ketentuan
keputusan ini.
Ayat (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal 23 diatas
dilakukan melalui:
a. peringatan lisan; atau
b. peringatan tertulis; dan
c. pencabutan Surat Izin Praktik Fisioterapi,
Ayat (3) Organisasi profesi dapat mengusulkan sanksi administratif kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terhadap fisioterapis yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan keputusan m i.
Pasal 24
Ayat (1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam mengambil tindakan
administratif sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (2) butir c terlebih
dahulu mendengar pertimbangan dani Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan (MDTK)
tingkat Propinsi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,.
Ayat (2) Dalam hal MDTK tingkat Propinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal 24 diatas belum terbentuk, pertimbangan diberikan oleh Majelis Pembinaan
dan Pengawasan Etika Pelayanan Medis Propinsi.
Pasal 25
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memberikan tembusan kepada
organisasi profesi setempat untuk setiap pencabutan SIPF.
Pasal 26
Pimpinan sarana kesehatan yang tidak melaporkan fisioterapis yang melakukan
praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 { yang berbunyi Pimpinan sarana
pe1ayanan kesehatan wajib melaporkan fisioterapis yang melakukan praktik pada
sarana pelayanan kesehatannya kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada organisasi profesi 1 dan/atau
11
me_mpekerjakan fisioterapis tanpa izin dikenakan sanksi administratif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 27
Terhadap tenaga fisioterapis yang sengaja :
a). Melakukan praktik fisioterapi tanpa mendapat pengakuan/adaptasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 { yang berbunyi :
Ayat (1) Fisioterapis lulusan luar negeri wajib melakukan adaptasi untuk melengkapi
persyaratan mendapatkan SIF.
Ayat (2) Adaptasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal 6 dilakukan pada
sarana pendidikan milik Pemerintah.
Ayat (3) Untuk melakukan adaptasi fisioterapis mengajukan permohonan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.
Ayat (4) Permohanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan melampirkan :
a. Fotokopi ijazah yang telah dilegalisir oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi;
b. Transkrip nilai ujian yang bersangkutan.
Ayat (5) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi berdasarkan permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menerbitkan rekomendasi untuk melaksanakan adaptasi.
Ayat (6) Fisioterapis yang telah melaksanakan adaptasi, berlaku ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam :
Pasal 2,
Ayat (1) Pimpinan penyelenggara pendidikan fisioterapi wajib menyampaikan
laporan secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat
mengenai peserta didik yang baru lulus, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
dinyatakan lulus pendidikan fisioterapi.
Ayat (2) Bentuk dan isi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal 2
tercantum dalam formulir I terlampir,
Pasal 3, yang berbunyi ayat (1) Fisioterapi yang baru lulus mengajukan
permohonan dan mengirimkan kelangkapan registrasi kepada Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi di mana sekolah berada guna memperoleh SIF, selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan setelah menerima ijasah pendidikan fisioterapi. Ayat (2)
Kelengkapan registrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi :
a. Fotokopi ijasah pendidikan fisioterapi;
b. Surat keterangan sehat dan dokter;
c. Pasfoto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
12
Ayat (3) Be_ntuk permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal 3
tercantum dalam formulir II terlampir., dan Pasal 4 { yang berbunyi (1) Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi atas nama Menteri Kesehatan melakukan registrasi
berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dan menerbitkan
SIF. Ayat (2) SIF sebagaimana dimaksud pada ayat (1)pasal 4diterbitkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi atas nama Menteri Kesehatan dalam waktu
selambat lambatnya 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima. Ayat (3) Bentuk dan
isi SIF sebagaimana tercantum dalam formulir III terlampir. }
b) Melakukan praktik fisioterapi tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(2) { yang berbunyi (2) Fisioterapis yang melaksanakan praktik fisioterapi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus nnemiliki SIPF ( yang berbunyi
Fisioterapis dapat melaksanakan praktik fisioterapi pada sarana pelayanan
kesehatan, praktik perorangan dan/atau berkelompok.}
C) Melakukan praktik yang melanggar ketentuan kewenangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (1) diatas;
d) Melakukan praktik fisioterapi yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) diatas;
e) Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 (1) { yang
berbunyi (1) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi hams membuat pembukuan
registrasi mengenai SIF yang telah diterbitkan. } dipidana sesuai ketentuan Pasal
35 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara garis besar kode etik fisioterapi Indonesia, yaitu
1. Menghargai hak dan martabat individu,
2. Tidak bersikap diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada siapapun
yang membutuhkan.
3. Memberikan pelayanan profesional yang jujur, berkompeten dan
bertanggungjawab.
4. Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan
dalam lingkup profesi fisioterapi.
5. Menjaga rahasia pasien/klein yang dipercayakan kepadanya kecuali untuk
kepentingan pengadilan/hukum.
6. Selalu memelihara standar kompetnsi profesi fisioterapi dan selalu
meningkatlan pengatahuan/ketrampilan.
7. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan
untuk meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat.
3.2 Saran
Dalam melaksanakan intervensi profesi fisioterapi, tenaga fisioterapi Indonesia
diharapkan dapat menjalankan profesinya sesuai dengan standar profesi
fisioterapi yang telah ditetapkan. Standar profesi fisioterapi tersebut diharapkan
dapat dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan profesi sesuai dengan
ketentuan yang teiah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang.
14
DAFTAR PUSTAKA
• http://bppt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Kepmenkes_376-MENKES-SK-III
2007 STANDAR_PROFESI FISIOTERAPIS.pdf
• KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1363/MENKES/SK/X11/2001 tentang registrasi clan izin praktik fisioterapis menten
kesehatan republik Indonesia
• http://id.wikipedia.org/wiki/Fisioterapi
• http://www.infofisioterapi.com/tag/kode-etik
• http://id.wikipedia.org/wiki/Kode_etik_profesi
15
BUKU STANDAR
KODE ETIK AHLI TEKNOLOGI
LABOR RIUM
r
1. Kewajiban Umum
a) Setiap ATLM senantiasa beriman dan bertaciwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Setiap ATLM berkewajiban untuk meningkatkan keahlian dan pengetahuannya
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c) Setiap ATLMberkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
ketrampilan di bidang teknologi Laboratorium Medik maupun bidang lain yang
dapat menunjang pelayanan profesinya. Dalam melakukan pekerjaannya,
d) setiap ATLM harus bersikap dan berpenampilan sopan dan wajar serta selalu
menjaga nilai-nilai kesopanan.
e) Setiap ATLM hams memelihara kesehatan dirinya supaya dapat bekerja dan
melayani dengan baik.
Referensi
A. Profesi
Pengertian Profesi dan Pelaksanaan Profesi
Bicara tentang profesi atau pekerjaan, apa yang diinginkan orang dani profesi
atau pekerjaannya? Mendapatkan bayaran atau gaji yang besar. Pada dasarnya di
saat orang penghargaan yang setimpal. Saat in kita sering sekali mendengar kata
atau istilah "profesi'', sering sekali juga istilah ini di hubungkan dengan pekerjaan
seseorang. Tapi perlu di ketahui bahwa setiap pekerjaan bisa disebut dengan
profesi, karena profesi memiliki ciri, syarat dan karakteristik khusus. Nah, pada
kesempatan kali ini marl kita pelajari bersamasama tentang definisi profesi secara
umum.
Banyak orang memahami bahwa istilah profesi adalah suatu hal yang
berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian,
sehingga banyak orang bekerja sesuai dengan pendidikan dan keahliannya. Kita
tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti
kedokteran, guru, militer, psikolog, pengacara dan semacamnya, tetapi meluas
sampai mencakup bidang lain, seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi,
sekretaris, pembangun jaringan, dan lain sebagainya. Terkadang seseorang sulit
membedakan yang mana pekerjaan ? yang mana profesi? yang mana Profesional?
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang
berkaitan dengan bidang tertentu atau jenis pekerjaan (occupation) yang sangat
dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja
tetapi belum tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai. Tetapi dengan keahlian
saja yang diperoleh dani pendidikan kejuruan, juga belum cukup untuk menyatakan
suatu pekerjaan dapat disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis
yang mendasari praktek pelaksaan, dan penguasaan teknik intelektual yang
merupakan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Kita tidak hanya
mengenal istilah profesi untuk bidangbidang pekerjaan seperti kedokteran, guru,
militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula bidang
seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, antis, sekretaris dan sebagainya.
Sejalan dengan itu, menurut DE GEORGE, timbul kebingungan mengenai
pengertian profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan profesional.
Kebingungan ini timbul Karena banyaK orang yang profesional tidak atau belum
1
tentu termasuk dalam pengertian profesi.
Sebuah institusi/lembaga selalu berupaya mengembangkan sumber daya
manusia sekaitan dengan bidang kerjanya. Dalam rangka pengembangan
profesionalisme kerja tentunya sangat penting sekali sesuai dengan pekerjaan,
profesi maupun profesionalismenya. Ketiga unsur tersebut tak bisa terlepaskan
dalam dunia kerja maupun pengembangan din. Pekerjaan adalah segala aktivitas
yang dilakukan manusia dalam rangka mendapatkan timbal balik berupaupah dan
tidak memerlukan keahlian khusus misalnya office boy, kasir, dan lain- lain.
Sedangkan profesi merupakan bagian dani pekerjaan. Karena profesi berkaitan
dengan pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus di dalamnya, misalnya
dokter, akuntan, guru, dan lain-lain. Sementara itu, profesional diartikan sebagai
individu yang mempunyai sebuah jabatan di dalam pekerjaannya serta
berkecakapan tinggi dan digolongkan menjadi seorang ahli.
Untuk mempelajari dan memahami lebih mendalam silahkan saudara
inventaris pendapat para ahli tentang pengertian profesi. Para ahli dalam
mendefinisikan suatu ilmu atau 26 Etika Profesi 11 suatu kajian dapat berbeda-
beda antara satu ahli dengan ahli lainnya. Hal ini disebabkan karena perbedaan
pandangan dan konsentrasi kajian serta hasil penelitian dan pengamatan yang
berbeda.
e"**
B. Etika Profesi
a. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan
dan yang tidak boleh dilakukan.
b. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya
suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana
di lapangan keja (kalanggan social).
c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan
yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau
perusahaan.
3
D. Tujuan Kode Etik Profesi
Prinsip-prinsip umum yang dirumuskan dalam suatu profesi akan berbeda
satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan perbedaan adat, kebiasaan,
kebudayaan, dan peranan tenaga ahli profesi yang didefinisikan dalam suatu negar
tidak sama. Adapun yang menjadi tujuan pokok dan rumusan etika yang
dituangkan dalam kode etik (Code of conduct) profesi adalah:
E. Penyalahgunaan Profesi
Dalam bidang computer sering terjadi penyalahgunaan profesi contohnya
penjahat berdasi yaitu orang-orang yang menyalahgunakan profesinya dengan cara
penipuan kartu kredit, cek, kejahatan dalam bidang komputer lainnya yang biasa
disebut Cracker dan bukan Hacker, sebab Hacker adalah Membangun sedangkan
Cracker Merusak. Hal ini terbukti bahwa Indonesia merupakan kejahatan komputer
di dunia diurutan 2 setelah Ukraine. Maka dani itu banyak orang yang mempunyai
profesi tetapi tidak tahu ataupun tidak sadar bahwa ada kode Etik tertentu dalam
profesi yang mereka miliki, dan mereka tidak lagi bertujuan untuk menolong
kepentingan masyarakat, tapi sebatiknya masyarakatmerasa dirugikan oleh orang
4
yang menyalahgunakan profesi.
Agar sebuah jabatan pekerjaan menunjukkan sebuah profesi, maka ada syarat-
syarat yang harus dipenuhi, yaitu: Melibatkan sebuah kegiatan intelektual
a. Menggeluti suatu tubuh ilmu yang khusus
b. Memerlukan persiapan profesional
c. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
d. Menjanjikan karier hidup keanggotaan yang permanen.
e. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
5
f. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
g. Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.
1. Profesional
Dalam mengerjakan sesuatu harus diawali dengan niat tulus. Perlu disadari
bahwa sebenarnya semua pekerjaan di dunia ini, apabila dikerjakan dengan tulus
demi kesejahteraan orang banyak, merupakan amal yang tinggi dan menjadikan
seseorang profesional. Disisi lain profesi mengharuskan tidak hanya pengetahuan
dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam arti "profession"
terpaku juga suatu "panggilan". Dengan begitu, maka arti "profession" mengandung
dua unsur. Pertama unsur keahlian dan kedua unsur panggilan. Sehingga seorang
"profesional" harus memadukan dalam did pribadinya kecakapan teknik yang
diperlukan untuk menjalankan pekerjaannya, dan juga kematangan etik.
Penguasaan teknik saja tidak membuat seseorang menjadi "profesional", keduanya
harus menyatu.
1. Pengertian Profesional
Dalam dunia kerja, kedua istilah di atas sangat diperlukan dalam membangun
sebuah pekerjaan. Mad kita mencoba lebih memahami arti tentang profesional.
6
Profesional adalah istilah bagi seseorang yang menawarkan jasa atau Iayanan
sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan
menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Abad 21 dicirikan oleh globalisasi
yang serba kompetitif dengan perubahan yang terus menggesa. Tidak
terbayangkan lagi ada organisasi yang bisa bertahan tanpa profesionalisme.
Bukan sekedar profesionalisme biasa tetapi profesionalisme kelas tinggi, world-
class professionalism, yang menampukkan kita sejajar dan bermitra dengan
orang-orang dan organisasi-organisasi terbaik dani seluruh dunia. Kaum
profesional dan berbagai disiplin kerja sekarang sudah merambah ke seluruh
dunia. Bagi mereka batas-batas negara tidak lagi relevan. Wawasan mereka
sudah kosmopolitan. Mereka adalah warga dunia yang bisa memberikan
kontribusi dan bekerja di mana saja di muka bumi ini. Berikut adalah pengertian
profesional menurut para ahli:
a) Prof. Soempomo Djojowadono (1987), profesional adalah mempunyai
sistem pengetahuan yang isoterik (tidak dimiliki sembarang orang),
ada pendidikannya dan latihannya yang formal dan ketat, membentuk
asosiasi perwakilannya. Ada pengembangan kode etik yang
mengarahkan perilakupara anggotanya.
b) Soemamo P. VVirjanto (1989), profesional adalah harus ada ilmu yang
diolah di dalamnya, harus ada kebebasan, tidak boleh ada
hubunganhierarki. Harus ada kebebasan (hak tidak boleh dituntut)
terhadap penentuan sikap dan perbuatan dalam menjalankan
profesinya. Harus ada kode etik dan peradilan kode etik oleh suatu
majelis peradilan kodeetik.
C) Menurut Soedijarto (1990:57) mendefinisikan profesional .sebagai
perangkat atribut atribut yang diperlukan guna menunjang suatu
tugasagar sesuai dengan standar kerja yang diinginkan.
Dani pendapat ini, sebutan standar kerja merupakan faktor pengukuran atas
bekerjanya seorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas. Seorang
profesional tentunya harus mempunyai keahlian yang didapatkan melalui suatu
proses pendidikan yang berkualitas dan di samping itu terdapat juga unsur
semangat pengabdian dalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Dalam
melakukan tugas profesi, seorang profesional harus dapat bertindak objektif,
yang artinya harus membuang rasa malas, malu maupun enggan bertindak dan
mengambil keputusan.
7
Seorang yang profesional juga adalah seorang yang mempunyai dedikasi yang
tinggi dalam pekerjaan yang dia pegang/kerjakan, tekun, tepat waktu dan
bertanggung jawab atas pekerjaannya tersebut. Lebih rincinya, bertanggung
jawab di sini berarti dia harus mengerjakan sesuatu secara detil, baik itu jenis,
bentuk dan tujuan dia mengerjakan sebuah pekerjaan tersebut, itulah yang
dianggap sebagai istilah "Learning by doing".
J. Ciri-ciri Profesional
Suatu pekerjaan disebut profesi apabila ia memiliki syarat-syarat atau ciri-ciri
tertentu. Ciri-ciri dani suatu profesi adalah sebagai berikut: Memiliki keterampilan
yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan
tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan
bidang tadi.
a. Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu
masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat
dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan
b. Memiliki sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan
mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.
c. Memiliki sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta
terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam
memilih yang terbaik bagi din dan perkembangan pribadinya_ Secara
sederhana dapat digambarkan bahwa seorang yang profesional menampakkan
pribadinya sebagai berikut:
Seorang praktisi menyampaikan bahwa ciri-ciri profesional itu ada banyak,
karena memang orang yang profesional membutuhkan banyak persyaratan dan
cukup tinggi kualifikasinya. Apakah team Anda profesional, apakah anak buah Anda
profesional atau bahkan, apakah Anda profesional? Tidak ada salahnya untuk
mencoba mengenali dengan paling tidak ada 6 ciri-ciri berikut.
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan pada
berbagai aspek, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi
agar mampu bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor
penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di suatu
negara. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk
meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi dalam keluarga
8
maupun pelayanan gizi pada individu yang karena suatu hat mereka harus tinggal
di suatu institusi kesehatan, diantaranya rumah sakit.
Kerja merupakan kekhasan bagi manusia. Melalui kerja manusia
mengekspresikan dirinya, sehingga melalui kerja orang bisa lebih dikenal siapa dia
sebenamya. Oleh karena itu, kerja bagi kita bukan hanya sekedar untuk mendapat
upah atau gaji, jabatan atau kekuasaan, dan berbagai maksud- maksud lainnya.
Dalam dan melalui kerja manusia mengungkapkan dirinya lebih otentik sebagai
manusia yang disiplin, bertanggung jawab, jujur, tekun, pantang menyerah, punya
visi, dan sebagainya; atau sebaliknya, tidak disiplin, tidak bisa dipercaya, tidak
dapat diandalkan, tidak bertanggung jawab, dan sebagainya. Dunia kerja
merupakan sarana bagi perwujudan dan sekaligus pelatihan diri untuk menjadi
semakin baik.
Untuk lebih mendalami mengenai dunia kerja, perlu lebih mendalami topik-
topik yang berkaitan dengan peningkatan kualitas din pribadi sebagai seorang
pekerja maupun sebagai sebagai seorang profesional. Terutama lebih ditekankan
untuk menghayati prinsip-prinsip ethos kerja, menggunakan atau mengelola waku
dengan baik dan efisien, melaksanakan kewajiban-kewajiban pokok sebagai
karyawan maupun majikan, menghayati budaya organisasi atau perusahaan,
meningkatkan mutu pelayanan di tempat kerja, dan meningkatkan profesionalitas
kerja sebagai jawaban atas berbagai perubahan yang ada dimasyarakat, yang
telah membawa dampak pada tingginya tuntutan dalam dunia kerja atau profesi.
Gizi sebagai modal dasar dan investasi, berperan penting memutus
'lingkaran setan ' kemiskinan dan kurang gizi, sebagai upaya peningkatan kualitas
sumberdaya manusia (SDM). Beberapa da,apk buruk kurang gizi : Rendahnya
produktivitas kerja, kehilangan kesempatan sekolah, dan kehilangan sumberdaya
karena biaya kesehatan yang tinggi. Upaya peningkaan SDM diatur dalam UUD
1945 pasal 28 H ayat (1). yang menyatakan bahwa setiap individu berhak hidup
sejahtera, dan pelayanan kesehatan adalah salah satu hak asasi manusia
(Bappenas, 2011).
Rumah sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran
penting dalam melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahanpenyakit. Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan bagian integral dani
yang baik akan
upaya penyembuhan penyakit pasien. Mutu pelayanan gizi
9
mempengaruhi indikator mutu pelayanan rumah sakit, yaitu meningkatkan
kesembuhan pasien, memperpendek lama rawat inap, serta menurunkan biaya
(Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar, 2007).
M. Etika
Dalam pergaulan hidup bermasyrakat, bemegara hingga pergaulan hidup
tingkat internasional diperlukan suatu system yang mengatur bagaimana
seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling
menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata karma, protokoler dan
lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan
masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung
tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah
dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan
dengan hak-hak asasi umumnya.
Etika Berasal dani bahasa Yunani Ethos, Yang berarti norma-norma, nilai-
nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang balk.
Etika berkaitan dengan konsep yang dimUiki oleh individu atau masyarakat untuk
menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar,
Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai "the discipline which can actas
the performance index or reference for our control system". Etika adalah
refleksi dani apa yang disebut dengan self control", karena segala sesuatunya
dibuat dan diterapkan dani dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu
sendiri.
Drs.O.P SIMORANGKIR menjelaskan etika atau etik sebagai pandangan
manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang balk. Dan Drs. Sidi
Gajalba dalam sistematika filsafat, etika adalah Teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dani segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal. Satu lagi pengertian Etika menurut Drs.H. Burhanudin Salam
adalah Cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika dibedakan menjadi
a. Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teari-
teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjdai pegangan bagi
11
manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai balk atau buruknya
suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan,
yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
b. Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus.
12
pengembangan ilmu dan teknologi gizi, serta ilmu-ilmu terkait. Ahli Gizi dalam
menjalankan profesinya harus senantiasa bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dilandasi oleh falsafandan nilainilai
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 serta Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Persatuan Ahli Gizi Indonesia serta etik profesinya.
0. Kewajiban Umum
a. Meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan serta berpera dalammeningkatkan
kecerdasan dan kesejahteraan rakyat
b. Menjunjung tinggi namabaik profesi gizi dengan menunjukkan sikap,perilaku,
dan budi luhur serta tidak mementingkan dini sendiri
c. Menjalankan profesinya menurut standar profesi yang telah ditetapkan.
d. Menjalankan profesinya bersikap jujur, tulus dan adil.
e. Menjalankan profesinya berdasarkan prinsip keilmuan, informasi terkini, dan
dalam menginterpretasikan informasi hendaknya objektif tanpa membedakan
individu dan dapat menunjukkan sumber rujukan yang benar.
f. Mengenal dan memahami keterbatasannya sehingga dapat bekerjasama
dengan pihak lain atau membuat rujukan bila diperlukan.
g. Melakukan profesinya mengutamakan kepentingan masyarakat dan
berkewajiban senantiasa berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat
yang sebenarnya.
h. Berkerjasama dengan para profesional lain di bidang kesehatan maupun
lainnya berkewajiban senantiasa memelihara pengertian yang sebaik- baiknya.
15
peka terhadap perubahan lingkungan.
c. Menunjukan sikap percaya din, berpengetahuan luas, dan berani
mengemukakan pendapat serta senantiasa menunjukan kerendahan hati dan
mau menerima pendapat orang lain yang benar.
d. Menjalankan profesinya berkewajiban untuk tidak boleh dipengaruhi oleh
kepentingan pribadi termasuk menerima uang selain imbalan yang layak sesuai
dengan jasanya, meskipun dengan pengetahuan klien/masyarakat (tempat
dimana ahli gizi diperkerjakan).
e. Tidak melakukan perbuatan yang Tnelawan hukum, clan me_maksa orang lain
untuk melawan hukum.
f. Memelihara kesehatan dan keadaan gizinya agar dapat bekerja dengan balk.
g. Melayani masyarakat umum tanpa memandang keuntungan perseorangan atau
kebesaran seseorang.
h. Selalu menjaga nanna balk profesi dan mengharumkan organisasi profesi.
Namun, bila dibandingkan dengan kondisi di lahan, peran Ahli gizi belum
berjalan secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh :
1. Kurangnya jumlah tenaga ahli gizi di rumah sakit sehingga belum dapat
mencakup semua ruang rawat m ap dan masih merangkap tugas yang lain.
2. Belum terbentuknya tim asuhan gizi yang solid, sehingga praktek
kolaborasi antara ahli gizi dan profesi yang lain belum berjalan secara
maksimal.
3. Tidak adanya nutritional assessment tools di ruangan, seperti microtoa,
knee-height caliper, pita LILA. Alat yang dipakai selama ini kebanyakan
hanya medline dan timbangan berat badan.
W. Kesimpulan
Ahli Gizi yang melaksanakan profesi gizi mengabdikan dini dalam upaya
memelihara dan memperbaiki keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan dan
kesejahteraan rakyat melalui upaya perbaikan gizi, pendidikan gizi,
pengembangan ilmu dan teknologi gizi, serta ilmu-ilmu terkait. Ahli Gizi dalam
menjalankan profesinya harus senantiasa bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dilandasi oleh falsafandan nilainilai
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 serta Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Persatuan Ahli Gizi Indonesia serta etik profesinya.
Peran ahli gizi juga dapat dikaji pada rincian di bawah ini :
1. Ahli Gizi
a. Pelaku tatalaksana/asuhan/pelayanan gizi klinik
b. Pengelola pelayanan gizi di masyarakat
18
c. Pengelola tatalaksana/asuhan/pelayanan gizi di RS
d. Pengelola sistem penyelenggaraan makanan institusi/nriasal
e. Pendidik/penyuluh/pelatih/konsultan gizi
f. Pelaksana penelitian gizi
g. Pelaku pemasaran produk gizi dan kegiatan wirausaha
h. Berpartisipasi bersama tim kesehatan dan tim lintas sektoral
i. Pelaku praktek kegizian yang bekerja secara profesional dan etis
2. Ahli Madya Gizi
a. Pelaku tatalaksana/asuhan/pelayanan gizi klinik
b. Pelaksana pelayanan gizi masyarakat
c. Penyelia sistem penyelenggaraan makanan Institusi/massal
d. Pendidik/penyuluh/pelatih/konsultan gizi
e. Pelaku pemasaran produk gizi dan kegiatan wirausaha
f. Pelaku praktek kegizian yang bekerja secara profesional dan etis
X. Saran
Saran penuiis kepada yang membaca agar makalah ini bermanfaat untuk
kedepannya, sebagai tambahan literatur kita dalam bacaan. Dan kepada ahli gizi
agar menjalankan profesi dan kode etik sebagai ahli gizi yang sudah ada sejak
dahulu.
19
Referensi
20