Anda di halaman 1dari 94

TKRS 8

B. Komite Medik, Komite Keperawatan, dan Komite Tenaga Kesehatan Lain


melaksanakan tanggung jawabnya mencangkup (a-d)dalam maksud dan
tujuan.

Bukti pelaksanaan tanggung jawab Komite medic, Komite Keperawatan, dan


Komite Tenaga Kesehatan Lain:

c) Menyusun kode etik profesi, yang ditetapkan direktur dan bukti rapat
proses penyusunannya.
PT SUKOWATI CITRA MEDIKA
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
JIn. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011,
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
Email:rsurizkyamalia@gmail.com

UNDANGAN

Sragen, Januari 2022

Nomor : 01/KOM.MED/RSU.RA/1/2022
Lampiran :-
Hal : Undangan

Kepada
Yth.
Di Tempat

Dengan hormat,
Dengan ini kami mengundang Bapak / Ibu / Sdr besok pada :
Han / Tanggal : Senin, 03 Januari 2022
Waktu : 12.00 WIB - Selesai
Macam Rapat : Rapat koordinasi komite Medis
Tempat : Aula Ar-Rahman RSU Rizky Amalia
Pimpinan Rapat : dr. I Gede Suci Indra Wardhana, Sp.S

Sekretaris
Mahon Bapak 1lbu / Sdr dapat hadir tepat wak

Ketua Komite Medis

dr. I Gede Suci Indra


Wardhana, Sp.S
PT SUKOWATI CITRA MEDIKA
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
JIn. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011,
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
Email:rsurizkyamalia@gmail.com

NOTULEN

Hari / Tanggal : Senin, 03 Januari 2022


VVaktu Rapat : 12.00 WIB - Selesai
Macam Rapat : Koordinasi Komite Medis
Tempat : Aula Ar-Rahman RSU Rizky Amalia
Pimpinan Rapat : dr. I Gede Suci Indra Wardhana, Sp.S
Sekretaris

Pembahasan
1. Penyusunan Kode etik Kedokteran Indonesia
a. Kewajiban Umum
b. Kewajiban Dokter terhadap teman sejawat
c. Kewajiban Dokter terhadap diri sendiri
2. Penjelasan kode etik Kedokteran Indonesia
a. Pasal 1 Sumpah dokter
b. Pasal 2 Standar pelayanan kedokteran yang baik
c. Pasal 3 Kemandirian profesi
d. Pasal 4 Memuji diri
e. Pasal 5 Perbuatan melemahkan psikis maupun fisik
f. Pasal 6 Bijak dalam penemuan baru
g. Pasal 7 Keterangan dan pendapat yang valid
h. Pasal 8 Profesionalisme
i. Pasal 9 Kejujuran dan kebajikan sejawat
j. Pasal 10 Penghormatan hal<4.16k pasien dan sejawat
k. Pasal 11 Pelindungan kehidupan
I. Pasal 12 Pelayanan kesehatan holistic
m. Pasal 13 Kerjasama

n. Pasal 14 Konsul dan rujukan


o. Pasal 15 Kebebasan beribadat clan lain-lain
p. Pasal 16 Rahasia jabatan
q.Pasal 17 Pertolongan darurat
r. Pasal 18 Menjunjung tinggi kesejawatan
s. Pasal 19 Pindah pengobatan
t. Pasal 20 Menjaga kesehatan
u. Pasal 21 Perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran

Ketua Komite Medis

dr. I Gede Suci India


Wardhana, Sp.S
DAFTAR HAD1R / PRESENSI
Had / Tanggal : Senin, 03 Januari 2022
Waktu : 12.00 WIB — Selesai
Macam Rapat : Rapat K000rdiansi Komite Medis
Tempat : Aula Ar-Rahman RSU Rizky Amalia
Pimpinan Rapat : dr. I Gede Suci India Wardhana, Sp.S

Sekretaris

JABATAN/ TANDA
NO. NAMA
PA N GKAT TAN GAN
1
2
3
4
5

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
PT SUKOWATI CITRA MEDIKA
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
JIn. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011,
A
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
Email:rsurizkyamalia@gmail.com

UNDANGAN

Sragen, Januan 2022

Nomor : 01/KOM.KEP/RSU.RA/1/2022
Lampiran
Perihal : UNDANG AN

Kepada
Yth
Di Tempat

Dengan hormat,
Dengan ini kami mengundang Bapak/lbu/Sdr besok pada :
Hari/Tanggal : Sabtu, 01 Januari 2022
Waktu : 13.00 WIB - Selesai
Tempat : Aula Ar-Rahman RSU Rizky Amalia
Keperluan Rapat Komite Keperawatan
Pimpinan Rapat : Ketua Komite Keperawatan
Mohon Bapak/lbu/Sdr dapat hadir tepat waktu

Ketua Komite Keperawatan

Adhitya Cahyo Nugroho, S.Kep,Ns


PT SUKOWATI CITRA MEDIKA
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
JIn. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011,
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
Email:rsurizkyamalia@gmail.com

NOTULEN
Had / Tanggal : Sabtu, 01 Januari 2022
Waktu Rapat : 13.00 WIB - Selesai
Macam Rapat : Koordinasi Komite Keperawatan
Tempat : Aula Ar-Rahman RSU Rizky Amalia
Pimpinan Rapat : Adhitya Cahyo Nugroho
Sekretaris

Pembahasan :
1. Penyusunan Kode Etik Keperawatan tahun 2022
a. Kode etik keperawatan Indonesia
b. Bab I tanggung jawab perawat terhadap individu
c. Bab II tanggung jawab perawat terhadap tugasnya
d. Bab III tanggung jawab perawat sesama perawat
e. Bab IV tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan
f. Bab V tanggung jawab perawat terhadap pemerintah
2. Maksud dan Tujuan Kode Etik
a. Tujuan etika keperawatan menurut Nasional For Nursing
b. Tujuan etika keperawatan menurut Biro Ethics Commission on Teaching
c. Tujuan kode etik keperawatan menurut ION
3. Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat Perawat
a. Tanggung jawab seorang perawat terhadap individu, keluarga, dan masyarakat
b. Tanggung jawab perawat terhadap tugas keperawatan
c. Tanggung jawab terhadap pemerintah,bangsa, dan tanah air
d. Tanggung jawab perawat terhadap standar keperawatan
4. Kode etik keperawatan Indonesia dan pengaplikasian dalam implikasi islam
a. Konsep Islam perawat dengan klien
b. Perawat dan praktek

c. Perawat dengan masyarakat


d. Perawat dan teman perawat
e. Perawat dan profesi

Ketua Komite Keperawatan

Adhitya Cahyo Nugroho


DAFTAR HAD1R 1PRESENS1
Hari / Tanggal Sabtu, 01 Januari 2022
Waktu 13.00 WIB — Selesai
Macam Rapat Rapat K000rdiansi Komite Keperawatan
Tempat Aula Ar-Rahman RSU Rizky Amalia
Pimpinan Rapat Adhitya Cahyo Nugroho

Sekretans

JABATAN/ TANDA
NO NAMA
PANGKAT TANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
PT SUKOWATI CITRA MEDIKA
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
JIn. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011,
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
Email:rsurizkyamalia@gmail.com

UNDANGAN

Sragen, Agustus 2022

Nomor : 01/KOM.PPA/RSU.RAN111/2022
Lampiran
Hal : Undangan

Kepada
Yth
Di Tempat

Dengan hormat,
Dengan ini kami mengundang Bapak / lbu / Sdr besok pada ;
Hari / Tanggal : Senin, 01 Agustus 2022
Waktu : 12.00 \NIB - Selesai
Macam Rapat : Rapat koordinasi komite PPA lain
Tempat : Aula Ar-Rahman RSU Rizky Amalia
Pimpinan Rapat : Asef Gowanda
Sekretaris
Mohon Bapak / lbu / Sdr dapat hadir tepat wak

Ketua Komite PPA Lain

Asef Gowan d a
PT SUKOWATI CITRA MEDIKA
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
JIn. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011,
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
Email:rsurizkyamalia@gmail.com

NOTULEN

Had / Tanggal : Senin, 01 Agustus 2022


VVaktu Rapat : 12.00 VVIB - Selesai
Macam Rapat : Koordinasi Komite Keperawatan
Tempat : Aula Ar-Rahman RSU Rizky Amalia
Pimpinan Rapat : Asef Gowanda
Sekretaris

Pembahasan :
1. Penyusunan Kode etik PPA Lain
2. Pembentukan anggota komite PPA

Ketua Komite Keperawatan

Asef Gowanda
DAFTAR NADIR / PRESENS1
Had / Tanggal : Senin, 01 Agustus 2022
Waktu 12.00 WIB — Selesai
Macam Rapat : Rapat K000rdiansi Komite PPA Lain
Tempat Aula Ar-Rahman RSU Rizky Amalia
Pimpinan Rapat : Asef Gowanda

Sekretaris

JABATAN/ TANDA
NO NAMA
PANGKAT TANGAN

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
PT. SUKOWATI CITRA MEDIKA
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
Ahmad Yani No.100 Cantel Wetan, RT 002, RW 011
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Kab. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax. (0271) 8823814
e-mail: rsurizkyamalia0qmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA


NOMOR : 052/ RSU.RA/ X/ 2022
TENTANG
PEMBERLAKUAN KODE ETIK KEDOKTERAN
DI RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA

Menimbang a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan


kedokteran yang menjamin kepada pasien dapat memperoleh
pelayanan kedokteran yang berdasarkan pada nilai ilmiah
sesuai dengan kebutuhan medis di Rumah Sakit Umum Rizky
Amalia;
b. Bahwa untuk mencukupi sebagaimana dalam poin a,
diperlukan Kode Etik Kedokteran di Rumah Sakit Umum Rizky
Amalia agar sumber daya manusia yang ada memiliki
kompetensi yang sesuai dengan bidang tugasnya dan
integritas yang baik;
c. Bahwa untuk pelaksanaan keseharian sebagai panduan kinerja
Kode Etik Kedokteran yang ditetapkan dengan Keputusan
Direktur;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktek


Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009

tentang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MenKes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik lndonedia Nomor
1691/MenKes/PerNI11/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
6. Keputusan Direktur Utama PT. Sukowati Citra Medika Nomor
002/ SCM/ VIII/ 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Rizky Amalia;
7. Keputusan Direktur Utama Pt. Sukowati Citra Medika Nomor
003/ SCM/ V111/ 2021 tentang Pengangkatan dr. Achyarnis;

MEM U TUSK AN
Menetapkan PEMBERLAKUAN KODE ETIK KEDOKTERAN DI RUMAH
SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
KESATU Dengan ini menetapkan pemberlakuan Kode Etik Kedokteran di
RSU Rizky Amalia.
KEDUA Kode Etik Kedokteran sebagaimana dalam lampiran I Keputusan
ini;
KETIGA Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya keputusan ini
dibebankan pada RSU Rizky Amalia.
KEEMPAT Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Sragen
Pada Tanggal 25 Oktober 2022
Sakit Umum Rizky Amalia
PT SUKOWATI CITRA MEDIKA

RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA


JIn. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011,
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
Email:rsurizkyamalia@gmail.com

PERTURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA


NOMOR : 026/ RSU.RA/ I/ 2022

TENTANG
KODE ETIK KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA:


Menimbang : a. Bahwa dalam menjalankan profesi keperawatan, diperlukan
adanya suatu panduan yang digunakan sebagai pedoman;
b. bahwa Kode Etik Keperawatan merupakan pedoman Perawat
dalam melaksanakan praktek kesehatan;
c. bahwa berdasarkan point (a) dan (b) tersebut di atas perlu
disusun Kode Etik Keperawatan RSU Rizky Amalia;
d. bahwa untuk hal tersebut dalam point (c) perlu dibuat Peraturan
Direktur Rumah Sakit Umum Rizky Amalia.
Mengingat : 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
2. Undang — undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktik
Kedokteran;
3. Undang — undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Undang — undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
5. Undang — Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011
Tentang Pembentukan Peraturan Perundang — Undangan;
6. Undang undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019
Tentang Perubahan Atas Undang — undang Nomor 12 2011
Tentang Pembentukan Peraturan Perundang — Undangan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14

1
Tabun 2017 Tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Kementrian Kesehatan;
8. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2014 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas;
9. Permenkes (PMK) No.11 tahun 2018 Tentang Keselamatan
Pasien;
10. Permenkes (PMK) No,42 Tahun 2018 Tentang Komite Etik
dan Hukum Rumah Sakit;
11. Undang — undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2020
Tentang Cipta Kerja;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 Tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2020 tentang
Akreditasi Rumah Sakit;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Bidang Kesehatan;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 Tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Sektor Kesehatan;
16. Keputusan Direktur Utanna PT. Sukowati Citra Medika Nomor
002/ SCM/ VIII/ 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Rizky Amalia;
17. Keputusan Direktur Utama Pt. Sukowati Citra Medika Nomor
003/ SCM/ VIII/ 2021 tentang Pengangkatan dr. Achyamis.
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2019 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KODE ETIK KEPERAWATAN RSU RIZKY AMALIA

2
KODE ETIK KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA SRAGEN

A. KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA

Kode etik keperawatan merupakan bagian dani etika kesehatan. Inti dani hal
tersebut,yaitu menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan
kesehatanmasyarakat.Kozier berpendapat bahwa kode etik keperawatan adalah :

a. Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional serta
memperbaikidan memelihara standar tersebut.
b. Kode etik adalah pedomen resmi untuk tindakan profesional. Artinya, diikuti
orang-orang dalam profesi dan harus diterima sebagai nila pribadi bags anggota
profesional.
c. Kode etik memberi kerangka pikir kepada anggota profesi untuk membuat
keputusandalam situasi keperawatan.
d. Etika akan menunjukan standar profesi untuk kegiatan keperawatan, standar ini
akan melindungi perawat dan pasien.

B. KONTENS KODE ETIK KEPERAWATAN

Kode etik keperawatan Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia, melalui munas PPNI Jakarta pada tanggal 29 November
1989, Kode etik tersebut terdiri atas lima bab dan) 16 pasal, dimana:

a. Bab kesatu menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap


individu,keluarga dan masyarakat yang terdiri atas 4 pasal.
b. Bab kedua menjelaskan tengtang tanggung jawab perawat terhadap tugasnya
yang terdiri atas lima pasal.
c. Bab ketiga menjelaskan tanggung jawab terhadap sesama perawat dan
profesikesehatan lainnya yang terdiri dani 2 pasal.
d. Bab keempat menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap
profesikeperawatan yang terdiri dani empat pasal.
e. Bab kelima menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa,
dantanah air yang terdiri dani dua pasal.

3
BAB I

Tanggung jawab perawat, terhadap masyarakat, keluarga dan penderita

1. Perawat dalam rangka pengabdianynya senantiasa berpedoman kepada


tanggung jawab yang pangkal tolaknya bersumber dani adanya kebutuhan akan
perawat untuk individu, keluarga dan masyarakat.
2. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nila budaya, adat
istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dani orang seorang, keluarga dan
masyarakat.
3. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi orang seorang, keluarga dan
masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ihlas sesuai dengan
martabat dan tradisi luhur perawatan.
4. Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama yang balk dengan orang
seorang,keluarga dan masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan
upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dani tugas, kewajiban bagi
kepentingan masyarakat.

BAB II

Tanggung jawab perawat terhadap tugas

1 Perawat senantiasa merawat mutu pelayanan yang tinggi disertai kejujuran


professional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan perawat sesuai
dengan kebutuhan seseorang atau penderita, keluarga dan masyarakat.
2 Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan
yang dipercayakan kepadanya.
3. Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan keterampilan perawatan
untuk tujuan yang bertentangan dengan norrna-norma kemanusiaan.
4. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit,umur jenis kelamin, aliran politik yang dianut
serta kedudukan sosial.
5. Perawat senantiasa mengupayakan perlindungan dan keselamatan penderita
dalam melaksanakan tugas keperawatan serta dengan matang

4
mempertimbangkan kemampuan menerima atau mengalih tugaskan tanggung
jawab yang ada hubungannnya dengan perawatan.

BAB III

Tanggung jawab perawat terhadap tugas

1. Perawat senantiasa merawat mutu pelayanan yang tinggi disertai kejujuran


professional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan perawat sesuai
dengan kebutuhan seseorang atau penderita, keluarga dan masyarakat.
2. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan
yang dipercayakan kepadanya.
3. Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan keterampilan perawatan
untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
4. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit,umur jenis kelamin, aliran politik yang dianut
serta kedudukan social.
5. Perawat senantiasa mengupayakan perlindungan dan keselamatan penderita
dalam melaksanakan tugas keperawatan serta dengan matang
mempertimbangkan kemampuan menerima atau mengalih tugaskan tanggung
jawab yang ada hubungannya dengan perawatan.

BAB IV

Tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan.

1. Perawat selalu berusaha meningkatkan kemampuan profe_sional secara sendiri-


sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan perawatan.
2. Perawat selalu menunjang tinggi nama baik profesi perawat dengan menunjukan
perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
3. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkan dlam kegiatan-kegiatan pelayanan
dan pendidikan perawatan.
4. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi
profesi perawatan sebagai sarana pengabdian.
BAB V

Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air.

1. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan


yang digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan perawatan.
2. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran
kepada pemerintah dalam menigkatkan pelayanan kesehatan dan perawatan
kepada masyarakat.

Fungsi etika keperawatan

a. Sebagai alat untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan


b. Kerangka berpikir bagi para perawat untuk mengambil keputusan tanggung
jawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan, dan kepada profesi yang lain.

Menurut pandangan Hypocrates, fungsi kode etik adalah:

a. Menghindari ketegangan antar manusia


b. Memperbaiki status kepribadian
c. Menopang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan.

Beranjak dani pandangan hypocrates tersebut, kode etik merupakan hal yang penting
dalam sistem pelayanan kesehatan serta dlam pelayanan praktik keperawatan.

Kode Etik Keperawatan menurut ICN ( Internasional Council Nurses)

ION adalah suatu federasi perhimpunan perawat nasional diseluruh dunia yang
didirikan padatanggal 1 juli 1899 oleh Mrs. Bedford Fenwich di Hanover Squar, London
dan direvisi pada tahun 1973. Uraian Kode Etik ini diuraikan sebagai berikut :

1 Tanggung Jawab utama perawat


Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatnya kesehatan, mencegah
timbulnya penyakit, memelihara kesehatan, dan mengurangi penderitaan. Untuk
melaksanakan tanggung jawab tersebut, perawat harus meyakini bahwa :
a. Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat adalah sama.
b. Pelaksanaan praktek keperawatan dititik beratkan terhadap kehidupan yang
bermartabat dan menjungjung tinggi hak asasi manusia.

6
c. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan atau keperawatan kepada
individu,keluarga, kelompok, dam masyarakat, perawat mengikut sertakan
kelompok dan institusi terkait.

2. Perawat, Individu, dan Anggota Kelompok masyarakat


Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, dalam menjalankan
tugas, perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan
mengharga ntla-nila yang ada dimasyarakat, menghargai adat kebiasaan serta
kepercayaan inidividu, keluarga, kelompok,dan masyarakat yang menjadi pasien
atau klien. Perawat dapat memegang teguh rahasia pribadi (privasi) dan hanya
dapat memberikan keterangan bila diperlukan oleh pihak yang berkepentingan
atau pengadilan.

3. Perawat dan Pelaksanaan praktek keperawatan


Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan
standar praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan
standar pendidikan keperawatan. Perawat dapat mengembangkan pengetahuan
yang dimilikinya secara aktif untuk menopang perannya dalam situasi tertentu.
Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat dapat mempertahankan sikap
sesuai dengan standar profesi keperawatan.

4. Perawat dan lingkungan Masyarakat


Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap mempunyai inisiatif, dan
dapat berperan serta secara aktif dalam menemukan masalah kesehatan dan
masalah social yang terjadi di masyarakat.

5. Perawat dan Sejawat


Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman sekerja, baik
tenaga keperawatan maupun tenaga profesi lain di luar keperawatan. Perawat
dapat melindungi dan menjamin seseorang, bila dalam masa perawatannya
merasa terancam.

6. Perawat dan Profesi Keperawatan

7
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar
praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan. Perawat diharapkan ikut aktif
dalam mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan perawatan
secara profesional. Perawat, sebagai anggota organisasi profesi, berpartisipasi
dalam memelihara kestabilan sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi
pelaksanaan praktek keperawatan.

C. MAKSUD DAN TUJUAN KODE ETIK

Tujuan dan kode etik keperawatan pada dasarnya adalah upaya agar para perawat
dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat menghargai dan menghormati martabat
manusia.Secara umum tujuan etika keperawatan yaitu menciptakan dan
mempertahankan kepercayaan antara perawat dan Klien, perawat dan perawat juga
antara perawat dan masyarakat.

Sedangkan tujuan etika keperawatan menurut "Nasional For Nursing (NLN)" pusat
pendidikan tenaga keperawatan milik perhimpunan perawat Amerika adalah sebagai
berikut :

a. Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi


kesehatan lain dan mengerti akan pesan dan fungsi anggota tim kesehatan
tersebut.
b. Menggembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moralitas yaitu
keputusan tentang baik dan buruk yang dipertanggung jawabkan kepada Tuhan
sesuai dengan kepercayaannya.
c Mengembangkan sikap personal atau pribadi dan sikap professional.
d. Menggembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar
praktek keperawatan profesional.
e. Memberikan kesempatan untuk menerapakan ilmu dan prinsip etika

keperawatan dalam praktek clan situasi yang nyata.

Adapun Tujuan etika keperawatan menurut Biro Ethics Commission on Teaching


Amerika yaitu

a. Mengenal dan mendefinisikan unsur-unsur moral dalam praktek keperawatan


b. Membentuk strategi atau cara-cara dan menganalisa masalah-masalah moral
yangterjadi cialam praktek keperawatan.

8
c. Menghubungkan prisip-prinsip moral atau pelajaran yang balk dapat
dipertanggung jawabkan kepada did sendiri, keluarga, masyarakat dan kepada
Tuhan sesuai dengan kepercayaannya.

Tujuan Kode Etik Keperawatan menurut ICN

Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam
menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat
manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien,
temansebaya, masyarakat, dan unsur profesi, balk dalam profesi keperawatan
maupundengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan
tugasnya.
3. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan agar
dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional
keperawatan.
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna tenaga
keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas
praktek keperawatan.

D. TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT PERAWAT KONSEP DASAR


A. Pengertian tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melakukan sesuatu yang
harus dapat dipertanggung jawabannya.
Sedangkan tanggung jawab seorang perawat adalah suatu tindakan yang
dilakukan seorang perawat yang dapat dipertanggung jawabkan. Tanggung
jawab itu langsung atau tidak langsung. Tanggung jawab bersifat langsung
apabila si pelaku sendiri bertanggung jawab atas perbuatannya. Biasanya akan
terjadi demikian tapi kadang-kadang orang bertanggung jawab secara tidak
langsung.
Sedangkan pengertian Tangguno jawab perawat menurut ANA:

9
Responsibility adalah : Penerapan ketentuan hukum (eksekusi) terhadap tugas-
tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dani perawat, agar tetap
kompeten dalam pengetahuan, Sikap dan bekerja sesuai kode etik (ANA, 1985).

Macam-macam tanggung jawab seorang perawat secara umum


a. Menghargai martabat setiap pasien dan keluarganya.
b. Menghargai hak pasien untuk menolak pengobatan, prosedur atau obat-
obatan tertentu dan melaporkan penolakan tersebut kepada dokter dan
orang-orang terkait.
c. Menghargai hak setiap pasien dan keluarganya dalam hal kerahasiaan
informasi.
d. Perawat mematuhi aturan apabila didelegasikan oleh dokter untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan pasien dan ember informasi yang biasanya diberikan
oleh dokter.
e. Mendengarkan pasien secra seksama dan melaporkan hal-hal penting
kepada orang yang tepat.

1. Tanggung jawab seorang perawat terhadap individu, keluarga, dan


masyarakat:
a. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa
berpedoman kepada tanggung jawab yang bersumber dani adanya
kebutuhan akan keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.
b. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang
keperawatan senantiasa menghormati nilai-nilai budaya, adat

istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dani individu, keluarga,


dan masyarakat.
c. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga,
dan masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai
dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.
d. Perawat senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan individu,
keluarga,dan masyarakat dalam mengambil prakasa.

10
2. Tanggung jawab perawat terhadap tugas keperawatan

Hal-hal yang menjadi tanggung jawab perawat dalam melaksanakan


tugasnya,diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang


tinggi,disertai kejujuran professional dalam menerapkan
pengetahuan serta keterampilan keperawatan, sesuai dengan
kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai ketentuan
hukum yang berlaku.
c. Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan yang bertentangan dengan norma-norrna
kemanusiaan.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa
berusaha dengan penuh kesadaran.

3. Tanggung jawab terhadap pemerintah, bnagsa dan tanah air


a. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang digariskan oleh pemerintah dalam bidang
kesehatan dan keperawatan.
b. Perawat senantiasa berperan aktif dalam menyumbangkan dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan.

4. Tanggung jawab perawat terhadap standar keperawatan


a. Menjaga, mempertahankan dan meningkatkan standar
b. Mengajak anggota lain untuk menggunakan standar
c. Memasyarakan standar kepada public
d. Melindungi public
e. Melindungi individu (perawatO dani profesi lain

B. Jenis tanggung jawab perawat


Tanggung jawab (Responsibility) perawat dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Responsibility to God (tanggung jawab utama terhadap Tuhannya)
11
2. Responsibility to Client and Society (tanggung jawab terhadap klien dan
masyarakat)
3. Responsibility to Colleague and Supervisor (tanggung jawab terhadap rekan
sejawat dan atasan).

Cara rnenyampaikan tanggung jawab terhadap klien:

Menyampaikan perhatian dan rasa hormat kepada klien, bila perawat terpaksa
menunda pelayanan maka perawat bersedia memberikan penjelasan dengan
ramah terhadap kliennya. Menunjukan kepada klien sikap menghargai, berbicara
kepada klien yang berorientasi terhadap perasaan klien.

1. Pengertian tanggung gugat perawat


Tanggung gugat adalah dapat menjawab segala hal yang berhubungan
dengan tindakan seseorang. Agar dapat bertanggung gugat perawat harus
bertindak berdasarkan kode etik profesinya.

Akontabiliti dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam


membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi-
konsekunsinya

Perawat hendakno memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang
menggugati menyatakan slap dan berani menghadapinya. Terutama yang
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya.

Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang


dilakukannya. Hal ini bisa dijelaskan dengan mengajukan tiga pertanyaan
berikut
a. Kepada slap tanggung gugat itu ditujukan
b Apa saja dani perawat yang dikenakan tanggung gugat?
c. Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur balk buruknya?

Ad.1. Kepada siapa tanggung gugat itu ditujukan

Sebagai tenaga perawat kesehatan perawat memiliki tanggung gugat


terhadap klien,sedangkan sebagai pekerja atau karyawan perawat memilki
tanggung jawab terhadap direktur, sebagai profe*ivnial peravvat memilKi

12
tanggung gugat terhadap ikatan profesi dan sebagai anggota team
kesehatan perawat memiliki tanggung gugat terhadap ketua tim biasanya
dokter sebagai contoh perawat memberikan injeksi terhadap klien.Injeksi
ditentukan berdasarkan advis dan kolaborasi dengan dokter, perawat
membuat daftar biaya dani tindakan dan pengobatan yang diberikan yang
harus dibayarkan ke pihak rumah sakit. Dalam contoh tersebut perawat
memiliki tanggung gugat terhadap klien, dokter, RS dan profesinya.

Ad.2 Apa saja dani perawat yang dikenakan tanggung gugat?

Perawat memilki tanggung gugat dani seluruh kegitan professional yang


dilakukannya mulai dani mengganti laken, pemberian obat sampai
persiapan pulang. Hal ini bias diobservasi atau diukur kinerjanya.

Ad.3 Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur balk
buruknya?

lkatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit
telah menyusun standar yang memiliki krirteria-kriteria tertentu dengan cara
membandingkan apa-apa yang dikerjakan perawat dengan standar yang
tercantum.baik itu dalam input, proses atau outputnya. Misalnya apakah
perawat mencuci tangan sesuai standar melalui 7 tahap yaitu. Mencuci
kuku, telapak tangan, punggung tangan, pakai sabun di air mengalir selam
3 kali dsb.

Akuntabilitas bertujuan untuk :

1. Mengevaluasi praktisi-praktisi profesional baru dan mengkaji ulang


praktisi- prakstisi yang sudah ada.
2. Mempertahankan standar perawatan kesehatan
3. Memberikan fasilitas refleksi profesional, pemikiran etis dan
pertumbuhan pribadisebagai bagian dani profeional perawatan
kesehatan.
4. Memberi dasar untuk membuat keputusan etis.

13
KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA DAN PENGAPLIKAS1ANNYA DALAM
IMPLIKASI ISLAM

A. KONSEP ISLAM PERAWAT DENGAN KLIEN


1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan, klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan,warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan
agama yang dianut serta kedudukan sosial. Adanya semangat persatuan yang
semakin kuat dan menonjol ini tentunya dapatkita maklumi. Karena kita bangsa
indonesia sejak dahulu sebagian besar beragama Islarnsedang didalam Islam
rasa persatuan dengan tidak membeda-bedakan suku bangsa dan warna kulit,
atau bahasa sangat dianjurkan, kita kenal istilah ukhwah islamiah yaitu istilah
yang sangat populer didalam Islam.

Hal ini merupakan pencerminar dan dambaan Islam agar umatnya bersatu,
sebab perjuangan yang dilandasi persatuan pasti akan membuahkan
kemenangan. Karena itulah Rasulullah SAW bersabda: Artinya: Bukanlah
termasuk golongan kami orang yang menyembah pada kesukuan dan
bukan pula termasuk golongan kami orang yang mati karena membela
kesukuan ( H.R Abu Daud)

2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara


suasanalingkungan yang menghormati nilai-nilai dan budaya, adat istiadat dan
kelangsunganhidup beragama dani klien.
3. Tanggung jawab utama perawat kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.Sebagai seorang perawat harus bertanggung jawab terhadap
tugas yang diberikan kepadanya atau yang sudah diterimanya, sebagai
amanah yang dipikulnya sesuai dengan profesi yang diembannya. Setiap
muslim harus mememiliki dan mengamalkan rasa tanggung jawab yang tak
hanya dipertanggung jawabkan kepada seorang atau kepada atasan, akan
tetapi merupakan tanggung jawab kepada yang maha mengetahui, yaitu Allah
SVVT. Dan akan ditanya kepada suatu waktu kelak dikemudian hari. Untuk itu
kepada siapa diberikan amanah harus menunaikannya dengan sungguh-
sungguh sebagaimana seharusnya diberikan.
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepada nya, kecuali jika ,diperlukan oleh yang

14
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Dalam kehidupan
manusia tak luput dani kekeliruan kesalahan atau melakukan perbuatan aib
yang diketahu orang banyak akan menyebabkan perasaan malu, di dalam
dunia kerja ,ada pula hal-hal yang harus dirahasiakan dan hanya dapat
dibentahu kepada orang-orang tertentu danmelakukan prosedur tertentu pula ,
hal-hal yang telah diatur dalam ketentuan dan Undang-undang yang
menyangkut dengan hal demikian, sudah barang tentu mempunyai sangsi dan
hukum jika ada tuntutan terhadap pelanggaran yang dilakukan agama Islam
tidak membenarkan membuka rahasia dan aib orang lain begitu juga terhadap
sesuatu yang sifatnya harus dirahasiakan. Allah mengacamnya dengan siksaan
yang pedih.

B. PERAWAT DAN PRAKTEK


1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang keperawatan
melalui belajar terus-menerus
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profisional dalam menerapkan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien. Didalam hubungan
dengan sesama hamba Allah SVVT kita diperintah untuk berlaku jujur, adil dan
terbuka dalam arti tidak dibenarkan adanya sikap berpura-pura atau setengah-
setengah yang akhimya dapat mengecewakan keadaan kita sendiri. Untuk
memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan, terutama pelayanan
keperawatan, kejujuran adil dan terbuka dalam semua perbuatan adalah
merupakan syarat mutlak tercapainya semua cita-cita, karena semua itu dapat
memudahkan tugas-tugas yang kita hadapi,
3. Perawat dalam membuat keputusan diasarkan pada informasi yang adekuat
dan mempertimbangkan kemampuan serta kualisifikasi seseorang bila

melakukan konsultasi,menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada


orang lain. Dalam mengambil keputusan apabila menghadapi suatu masalah
atau pekerjaan seorang perawat hendaklah hati-hati dan tenang dalam
menghadapi masalah apabila ceroboh atau tidak hati-hati dalam melaksanakan
tugas seringkali menimbulkan masalah seperti kekeliruan,

kerusakanrmengganggu ketenangan terutama ditempat pelayanan atau

perawatan.

15
C. PERAWAT DENGAN MASYARAKAT
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai
dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan
masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat perawat
mengemban tanggung jawab ini bersama masyarakat atau bantuan masyarakat.
Karena manusia hidup di alam ini tidak mungkin sendiri-sendiri, akan terjadi saling
membutuhkan dan saling ketergantungan.Begitu juga suatu organisasi dan suatu
profesi yang pada intinya merupakan suatu system yang mempunyai sub-sub
sistem saling berhubungan, terintegrasi baik antara orang perorang atau kelompok
dengan kelompok lain. Keberhasilan suatu pekerjaan itu memerlukan kerja sama
yang baik, harmoni, sinergis sehingga pekerjaan itu dapat dilakukan dengan mudah
dan dapat menghasilkan yang terbaik. Kerjasama dan tolong menolong itu perlu
dipupuk terus dan menjadikan sebagai sikap mental dan budaya kerja.

D. PERAWAT DAN TEMAN SEJAWAT


1 Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainya, dan dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2. Perawat bertindak melindungi klien dani tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
Terpeliharanya keserasian dalam suatu kelompok dan tercapainya tujuan yang
diinginkan, hubungan yang baik dan harmonis antara sesama sangat
menentukan karena tanpa adanya hubungan yang baik dan harmonis mustahil
tujuan dapat dicapai apaligi dapat melidungi pasien kita. Dan kita sebagai orang
yang beriman dituntut untuk melindungi yang lemah dan mencintai antar
sesama.

E. PERAWAT DAN PROFESI


1. Perawat mempunyal peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan.Bekerja dengan rajin dan penuh peran aktif merupakan suatu
upaya peran nyata dan menciptakan hari esok yang lebih baik. Berperan aktif
dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan sangat di tuntut
16
agar menclapatkan hasil yang lebjh balk. Setiap anggota profesi khususnya
profesi keperawatan diharapkan mempunyai keyakinan dan optimisme
menghadapi hari esok. Seorang anggota profesi keperawatan dalam
meningkatkan mutu profesinya salah satu usaha yang dilakukannya adalah
kegiatan yang sifatnya pengembangan profesi keperawatan, karena hal itu
amat diperlukan dalam peningkatan mutu profesi keperawatan. Banyak sekali
dalam alquran ditemukan ayat yang mendorong umat islam untuk berperan
aktif,berusaha,ber ikhtiar dalam mencapai kehidupan yang lebih balk.

17
KESIMPULAN

1. Kode etik keperawatan merupakan bagian dani etika kesehatan, yaitu menerapkan
nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Kode etik keperawatan Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia, melalui Munas PPNI Jakarta pada tanggal
29 November 1989. Kode etik tersebut terdiri atas lima bab dan 16 pasal
3. Secara umum tujuan etika keperawatan yaitu menciptakan dan mempertahankan
kepercayaan antara perawat dan lien, perawat dan perawat juga antara perawat
dan masyarakat.
4. Menyampaikan perhatian dan rasa hormat kepada klien, bila perawat terpaksa
menunda pelayanan maka perawat bersedia memberikan penjelasan dengan
ramah terhadap kliennya. Menunjukan kepada klien sikap menghargai, berbicara
kepada klien yang berorientasi terhadap perasaan klien.
5. Sedangkan tanggung jawab seorang perawat adalah suatu tindakan yang dilakukan
seorang perawat yang dapat dipertanggung jawabkan. Tanggung jawab itu
langsung atau tidak langsung. Tanggung jawab bersifat langsung apabila Si pelaku
sendiri bertanggung jawab atas perbuatannya. Biasanya akan terjadi demikian tapi
kadang-kadang orang bertanggung jawab secara tidak langsung.
6. Tanggung gugat adalah dapat menjawab segala hat yang berhubungan dengan
tindakan seseorang. Agar dapat bertanggung gugat perawat harus bertindak
berdasarkan kode etik profesinya.
7. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang
menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya. Terutama yang
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya. Perawat harus mampu untuk
menjelaskan kegiatan atau tindakan yang dilakukannya.

tur RSU Rizky Amalia

rir A. •HYARNIS

18
BUKU STANDAR
KODE ETIK PEREKAM MEDIS DAN
INFORMASI A AN

PT SUKOWATI CITRA MEDIKA

RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA


JIn. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011,
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
Emaitrsurizkyamalia@gmail.com
Website : www.rsrizkvamalia.com
KODE ETIK
PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

MUKADIMAH
Bahwa memajukan kesejahteraan umum adalah satu diantara tujuan nasional
yang ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia. Kesehatan merupakan wujud dan
kesejahteraan nasional dan mempunyai andil yang besar dalam pembangunan sumber
daya manusia berkualitas yang dapat mendukung kelangsungan kehidupan bangsa dan
terwujudnya cita-cita nasional yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan aspek penting untuk
mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, pengembangan
sistem dan penerapannya didukung oleh tenaga profesi yang berkualitas. Karena
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan menyangkut kepentingan kerahasiaan pribadi
pasien dan rahasia jabatan, maka Perekam Medis dan Informasi Kesehatan merasa
perlu untuk merumuskan pedoman sikap dan perilaku profesi.
Pedoman sikap dan perilaku Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ini
dirumuskan dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna partisipasi
kelompok Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam pembangunan nasional
khususnya pembangunan kesehatan. Maka berdasarkan pemikiran di atas, Kongres IX
PORMIK1 menyepakati Kode Etik Perekam Medis dan Informasi Kesehatan sebagai
berikut:

BAB I PENGERTIAN
Pasal

1. PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN :


Seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan formal Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan atau Manajemen Informasi Kesehatan sehingga memiliki
kompetensi yang diakui oleh pemerintah dan profesi serta mempunyai tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh untuk melakukan kegiatan
pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan pada unit fasilitas pelayanan
kesehatan.

1
2. KODE ETIK
Kode etik merupakan ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi
yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

3. KODE ETIK PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


Pedoman sikap dan prilaku Perekam Medis dan lnformasi Kesehatan dalam
menjalankan serta mempertanggungjawabkan segala tindakan profesinya baik
kepada profesi, pasien, maupun masyarakat luas.

2
BAB H KEWAJIBAN UMUM
Pasal 2

1. Dalam melaksanakan tugas profesi, tiap Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
selalu bertindak demi kehorrnatan din, profesi dan organisasi PORM1K1.
2. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan selalu menjalankan tugas berdasarkan
standar profesi tertinggi.
3. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan lebih mengutamakan pelayanan daripada

kepentingan pribadi dan selalu berusaha memberikan pelayanan yang sesuai


dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu.
4. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib menyimpan dan menjaga data

rekam medis serta informasi yang terkandung di dalamnya sesuai dengan


ketentuan prosedur manajemen, ketetapan pimpinan institusi dan peraturan
perundangan yang berlaku.
5. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan selalu wajib menjunjung tinggi doktrin
kerahasiaan dan hak atas informasi pasien yang terkait dengan identitas individu
atau sosial.
6. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib melaksanakan tugas yang
dipercaya pimpinan kepadanya dengan penuh tanggungjawab, teliti dan akurat.

Pasal 3

Perbuatan / tindakan yang bertentangan dengan kode etik :

1. Menerima ajakan kerjasama seseorang / orang untuk melakukan pekerjaan


yang menyimpangdari standar profesi yang berlaku.
2. Menyebarluaskan informasi yang terkandung dalam rekam medis yang dapat

merusak citraPerekam Medis dan Informasi Kesehatan.


3. Menerima imbalan jasa dalam bentuk apapun atas tindakan no.1 dan 2.

Pasal 4
Peningkatan pengetahuan dan kemampuan profesional, baik anggota maupun
organisasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan profesi melalui
penerapan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan perkembangan di bidang Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan atau Manajemen Informasi Kesehatan.

3
BAB HI
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI
Pasal 5

1. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib mencegah terjadinya tindakan


yang menyimpangdari Kode Etik Profesi.
2. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib meningkatkan mutu rekam medis

dan informasi kesehatan.


3. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib berpartisipasi aktif dan berupaya
mengembangkanserta meningkatkan citra profesi.
4. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib menghormati dan mentaati

peraturan dankebijakan organisasi profesi.

es)
BAB IV
KEWAJIBAN DALAM BERHUBUNGAN DENGAN ORGANISASI PROFESI DAN
INSTANSI LAIN
Pasal 6

1. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan memberikan informasi dengan identitas


din, kredensial profesi, pendidikan dan pengalaman serta rangkapan minat dalam
setiap pengadaan perjanjian kerja atau pemberitahuan yang berkaitan.
2. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib menjalin kerjasama yang balk

dengan organisasi pemerintah dan organisasi profesi lainnya dalam rangka


meningkatkan mutu Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dan mutu pelayanan
kesehatan.

BAB V
KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 7

1. Perekam Medis dan informasi Kesehatan wajib menjaga kesehatan dirinya agar
dapat bekerja dengan balk.
2. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan sesuai dengan perkembangan IPTEK yang ada.

BAB VI PENUTUP
Pasal 8

Perekam Medis dan Informasi Kesehatan wajib menghayati dan mengamalkan Kode
Etik profesinya. Hasil Sidang Komisi B pada Kongres ke IX PORMIKI di Medan 19-20
Februari 2018
Ketua Komisi B : Nuryati, A.Md., S.Far., MPH
Sekretaris Komisi B : Tarmizi, A.Md., SKM

5
BUKU STANDAR
KODE ETIK APOTEKER

PT SUKOWATI CITRA MEDIKA


RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
JIn. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011,
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
EmaiErsurizkyamalia©gmail.com
Website : www.rsrizkvamalia.com
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA
DAN
IMPLEMENTASI - JABARAN KODE ETIK

ri
• KONGRES NASIONAL KE XVIII
IKATAN SARJANA FARMASI INDONESIA
( The Indonesian Pharmacist Association)
Sekretariat : J1. %Vijay-a Kusuma Tomang No. 17, Jakarta Ilarat
1 %f l : (021) 5671800, (021)5692581 Fax. (021)5671800
Websitc : http:liwww.isfinational.or.id E-mail : sccretariat@isfmational.orid

KEPUTUSAN
KONGRES NASIONAL XVIII / 2009
IKATAN SARJANA FARMASI INDONESIA
Nomor : 006/KONGRES XVIII/ISFI/ 2009
Tentang

KODE ETIK APOTEKER INDONESIA

KONGRES NASIONAL XVIII


IKATAN SARJANA FARMASI INDONESIA
Menimbang 1. Bahwa Kongres Nasional XVIII ISFI sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi organisasi telah ditetapkan penyelenggaraannya pada tanggal
07 s/d 09 Desember 2009:
2. Bahwa dalam rangka pengabdian profesi anggota ISFI sebagai
Apoteker. maka diperlukan Kode Etik Apoteker Indonesia yang bisa
diukur pelaksanaanya,
3 bahwa Kongres Nasional XVIII ISFI, mempunyai wewenang untuk
menetapkan Kode Etik Apoteker Indonesia,
4 bahwa berhubung dengan butir a, b dan c di atas perlu ditetapkan
keputusan Kongres Nasional XVIII ISFI tentang Kode Etik Apoteker
Indonesia.

Mengingat 1 Keputusan Kongres Nasional XVIII ISFI nomor 002/KONGRES


XVIII/ISFI/ 2009 tentang Tata Tertib Kongres Nasional XVIII ISFI,
2. Keputusan Kongres Nasional XVIII ISFI nomor . 003/KONGRES
XVIII/ISFI/ 2009 tentang Presidium Kongres Nasional XVIII ISFI:
3 Keputusan Kongres Nasional XVIII ISFI nomor 006/KONGRES
XVIII/ISFI/ 2009 tentang AD/ART

Memperhatikan Permusyawaratan untuk mencapai mufakat pada Kongres Nasional XVIII


ISFI dalam membahas Kode Etik Apoteker Indonesia

MEMUTUSKAN

Menetapkan

Pertama Keputusan Kongres Nasional XVIII ISFI tentang Kode Etik Apoteker
Indonesia. sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan ini.

Kedua Kode Etik Apoteker Indonesia. merupakan pedoman organisasi untuk


melakukan pembinaan terhadap anggota serta pedoman anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesinya sebagai Apoteker.

Ketiga Menugaskan kepada Majelis Pembina Etik Apoteker Pusat untuk


1 Menyusun dan menetapkan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Apoteker
Indonesia
2 Melakukan sosialisasi dan pembinaan etik bagi apoteker

3 Melakukan pengawasan dan penilaian pelaksanaan Kode Etik Apoteker


Indonesia
• ....,,,
,,,. KONGRES NASIONAL KE XVIII
.. -.1,..,1 1 IKATAN SARJANA FARMASI INDONESIA
7.- ( The Indonesian Pharmacist Association)
Sckrctariat : 11. Wijaya Kusuma Tomang No. 17, Jakarta Barat
Telp. : (021) 5671800, (021) 5692581 Fax. (021) 5671800
Website : http:iiwww.istinational.or.id E-mail : secretariardjsfinational.or.id

Keempat Keputusan ini bertaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 08 Desember 2009

Presidium Kongres Nasional ISFI XVIII 2009

Nama

1. Drs Bambang Tnwara, Apt.

2 Drs Zurbandi, Apt.

3. Dra Roosmawati, Apt

4. Drs. M Kasim, Apt

5. DR. Masruchin, Apt.


KODE ET1K APOTEKER INDONESIA

MUKADIMAH

Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta dalam


mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan
Tuhan Yang Maha Esa.

Apoteker di dalam pengabdiannya serta dalam mengamalkan keahliannya selalu berpe-


gang teguh kepada sumpah/janji Apoteker.

Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya befpedoman pada
satu ikatan moral yaitu :

KODE ETIK APOTEKER INDONESIA

BAB I
KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1

Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah /


Janji Apoteker.

Pasal 2

Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan menga-


malkan Kode Etik Apoteker Indonesia.

Pasal 3

Seorang Apoteker hams senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker


Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan
dalam melaksanakan kewajibannya.

Pasal 4

Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada
umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.

Pasal 5

Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan dini dani usaha
mencari keuntungan dini semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur
jabatan kefarmasian.

Pasal 6

Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang balk bagi orang lain.
Pasal 7

Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.

Pasal 8

Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan


di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.

BAB II
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PASIEN

Pasal 9

Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan kepentin-


gan masyarakat. menghormati hak azasi pasien dan melindungi makhluk hidup insani.

BAB III
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

Pasal 10

Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri


ingin diperlakukan.

Pasal 11

Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mema-
tuhi ketentuan-ketentuan kode Etik.

Pasal 12

Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan


kerjasama yang balk sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jaba-
tan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan
tugasnya.

BAB IV
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP
SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAIN

Pasal 13

Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan


meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati
sejawat petugas kesehatan lain
Pasal 14

Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan dini dan tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat
petugas kesehatan lain.

BAB V
PENUTUP

Pasal 15

Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan kode etik


Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari.

Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak
mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi
dani pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang menanganinya (IA1) dan memper-
tanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 08 Desember 2009
PEDOMAN IMPLEMENTASI - JABARAN
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA
DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN KEFARMASIAN

MUKADIMAH

Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta dalam


mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan
Tuhan Yang Maha Esa.
Apoteker di dalam pengabdiannya serta dalam mengamalkan keahliannya selalu berpe-
gang teguh kepada sumpah/janji Apoteker.
Menyadari akan hal tersebutApoteker di dalam pengabdian profesinya berpedoman pada
satu ikatan moral yaitu

Impiementasi - Jabaran Kode Etik :


• Setiap apoteker dalam melakukan pengabdian dan pengamalan ilmunya
harus didasari oleh sebuah niat luhur untuk kepentingan makhluk lain sesuai
dengan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa.
• Sumpah dan Janji Apoteker adalah komitmen seorang apoteker yang harus
dijadikan landasan moral dalam pengabdian profesinya.
• Kode etik sebagai kumpulan nilai-nilai atau prinsip harus diikuti oleh
apoteker sebagai pedoman dan petunjuk serta standar prilaku dalam
bertindak dan mengambil keputusan.

BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah /
Janji Apoteker.

Implementasi - Jabaran Kode Etik :


Sumpah / janji apoteker yang diucapkan seorang apoteker untuk dapat diamal-
kan dalam pengabdiannya, harus dihayati dengan baik da dijadikan landasan
moral dalam setiap tindakan dan prilaku
Dalam sumpah apoteker ada beberapa poin yang harus diperhatikan, yaitu
1. Melaksanakan asuhan kefarmasian
2. Merahasiakan kondisi pasien, resep dan medication record untuk pasien
3. Melaksanakan praktik profesi sesuai landasan praktik profesi yaitu ilmu,
hukum dan etik.
Pasal 2
Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan menga-
malkan Kode Etik Apoteker Indonesia.

Implementasi - Jabaran Kode Etik :


Kesungguhan dalam menghayati dan mengamalkan kode etik apoteker
Indonesia dinilai dani : ada tidaknya laporan masyarakat, ada tidaknya
laporan dani sejawat apoteker atau sejawat tenaga kesehatan lain, serta
tidak ada laporan dari sejawat apoteker atau sejawat tenaga kesehatan lain,
serta tidak ada laporan dan dinas kesehatan. Pengaturan pemberian sanksi
ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO).

Pasal 3
Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker
Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan
dalam melaksanakan kewajibannya.

Implementasi - Jabaran Kode Etik :


• Setiap apoteker Indonesia harus mengerti, menghayati dan mengamal-
kan kompetensi sesusai dengan standar kompetensi apoteker Indonesia.
Kompetensi yang dimaksud adalah : keterampilan, sikap, dan prilaku yang
berdasarkan pada ilmu, hukum, dan etik
• Ukuran kompetensi seorang apoteker dinilai lewat uji kompetensi
• Kepentingan kernanusiaan harus menjadi pertimbangan utama dalam setiap
tindakan dan keputusan seorang apoteker Indonesia
• Bilamana suatu saat seorang apoteker dihadapkan kepada konflik tanggung
jawab professional, maka dani berbagai opsi yang ada, seorang apoteker
harus memilih resiko yang paling kecil dan paling tepat untuk kepentingan
pasien serta masyarakat.

Pasal 4
Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada
umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.

Implementasi - Jabaran Kode Etik :


• Seorang apoteker harus mengembangan pengetahuan dan keterampilan
profesionalnya secara terus menerus.
• Aktifitas seorang apoteker dalam mengikuti perkembangan di bidang
kesehatan, diukur dani nilai SKP yang diperoleh dani hasil uji kompetensi.
• Jumlah SKP minimal yang harus diperoleh apoteker ditetapkan dalam
peraturan organisasi.
Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan din dani usaha
mencari keuntungan dini semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur
jabatan kefarmasian.

Implementasi - Jabaran Kode Etik :


• Seorang apoteker dalam tindakan profesionalnya harus menghindari dini dani
perbuatan yang akan merusak atau seseorang ataupun merugikan orang
lain.
• Seorang apoteker dalam menjalankan tugasnya dapat memperoleh imbalan
dani pasien dan masyarakat atas jasa yang diberikannya dengan tetap
memegang teguh kepada prinsip mendahulukan kepentingan pasien.
• Besamya jasa pelayanan ditetapkan dalam peraturan organisasi.

Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang balk bagi orang lain.

Implementasi - Jabaran Kode Etik :


• Seorang apoteker harus menjaga kepercayaan masyarakat atas profesi
yang disandangkan dengan jujur dan penuh integritas.
• Seorang apoteker tidak akan menyalahgunakan kemampuan profesionalnya
kepada orang lain.
• Seorang apoteker harus menjaga perilakunya dihadapan publik.

Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.

Implementasi - Jabaran Kode Etik :


• Seorang apoteker mebemberikan informasi kepada pasien / masyarakat
harus dengan cara yang mudah dimengerti dan yakin bahwa informasi
tersebut harus sesuai, relevan, dan "up to date".
• Sebelum memberikan informasi apoteker harus menggali informasi yang
dibutuhkan dan pasien ataupun orang yang datang menemui apoteker
mengenai pasien serta penyakitnya.
• Seorang apoteker harus mampu berbagi informasi mengenai pelayanan
kepada pasien dengan tenaga profesi kesehatan yang terlibat.
• Seorang apoteker harus senantiasa meningkatkan pemahaman masyarakat
terhadap obat, dalam bentuk penyuluhan, memberikan informasi secara
jelas, melakukan monitoring penggunaan obat dan sebagainya.
• Kegiatan penyuluhan ini mendapat nilai SKP.
Pasal 8
Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan
di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.

Implementasi - Jabaran Kode Etik :


Tidak ada alasan bagi apoteker tidak tahu peraturan perundangan yang terkait
dengan kefarmasian. Untuk itu setiap apoteker harus selalu aktif mengikuti
perkembangan peraturan, sehingga setiap apoteker dapat menjalankan
profesinya dengan tetap berada dalam koridor peraturan perundangan yang
berlaku.
Apoteker harus membuat Standar Prosedur Operasional (SPO) sebagai
pedoman kerja bagi seluruh personil di industri, dan sarana pelayanan kefar-
masian sesuai kewenangan atas dasar peraturan perundangan yang ada.

BAB II
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PASIEN
Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan kepentin-
gan masyarakat. menghormati hak azasi pasien dan melindungi makhluk hidup insani.

Implementasi - Jabaran Kode Etik :


• Kepedulian kepada pasien adalah merupakan hal yang paling utama dan
seorang apoteker.
• Setiap tindakan dan keputusan profesional dani apoteker hams berpihak
kepada kepentingan pasien dan masyarakat.
• Seorang apoteker harus mampu mendorong pasien untuk terlibat dalam
keputusan pengobatan mereka.
• Seorang apoteker harus mengambil langkah-langkah untuk menjaga
kesehatan pasien khususnya janin, bayi, anak-anak serta orang yang dalam
kondisi lemah.
• Seorang apoteker harus yakin bahwa obat yang diserahkan kepada pasien
adalah obat yang terjamin mutu, keamanan, dan khasiat dan cara pakai obat
yang tepat.
• Seorang apoteker harus menjaga kerahasiaan pasien, rahasia kefarrnasian,
dan rahasia kedokteran dengan balk.
• Seorang apoteker harus menghormati keputusan profesi yang telah ditetap-
kan oleh dokter dalam bentuk penulisan resep dan sebagainya.
• Dalam hal seorang apoteker akan mengambil kebijakan yang berbeda
dengan permintaan seorang dokter, maka apoteker harus melakukan
komunikasi dengan dokter tersebut, kecuali peraturan perundangan
membolehkan apoteker mengambil keputusan demi kepentingan pasien.
BAB III
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 10
Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan.

Implementasi - Jabaran Kode Etik :


• Setiap apoteker harus menghargai teman sejawatnya, termasuk rekan
kerjanya.
• Bilamana seorang apoteker dihadapkan kepada suatu situasi yang
problematik, baik secara moral atau peraturan perundangan yang berlaku,
tentang hubungannya dengan sejawatnya, maka komunikasi antar sejawat
harus dilakukan dengan baik dan santun.
• Apoteker harus berkoordinasi dengan lAl ataupun majelis Pembina etik
apoteker dalam menyelesaikan permasalahan dengan teman sejawat.

Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mema-
tuhi ketentuan-ketentuan kode Etik.

Implementasi - Jabaran Kode Etik :


Bilamana seorang apoteker mengetahui sejawatnya melanggar kode etik,
dengan cara yang santun dia harus melakukan komunikasi dengan seja-
watnya tersebut untuk mengingatkan kekeliruan tersebut. Bilamana temyata
yang bersangkutan sulit menerima maka dia dapat menyampaikan kepada
pengurus cabang dan atau MPEAD secara berjenjang.

Pasal 12
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan
kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jaba-
tan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan
tugasnya.

Implementasi - Jabaran Kode Etik


• Seorang apoteker harus menjalin dan memelihara kerjasama dengan
sejawat apoteker lainnya.
• Seorang apoteker harus membantu teman sejawatnya dalam menjalankan
pengabdian profesinya.
• Seorang apoteker harus saling mempercayal teman sejawatnya dalam
menjalin, memelihara kerjasama.
BAB IV
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP
SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAIN
Pasal 13
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan
meningkatkan hubungan profesi, sating mempercayai, menghargai dan menghormati
sejawat petugas kesehatan lain.

Implementasi - Jabaran Kode Etik :


Apoteker harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan tenaga
profesi kesehatan lainnya secara seimbang dan bermartabat.

Pasal 14
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan dini dan tindakan atau perbuatan yang dapat
mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat
petugas kesehatan lain.

Implementasi - Jabaran Kode Etik :


Bilamana seorang apoteker menemui hal-hal yang kurang tepat dani
peiayanan profesi kesehatan lainnya, maka apoteker tersebut harus mampu
mengkomunikasikannya dengan baik kepada profesi tersebut, tanpa yang
bersangkutan harus merasa dipermalukan.

BAB V
PENUTUP
Pasal 15
Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan kode etik
Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari.
Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak
mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi
dani pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang menanganinya (IA1) dan memper-
tanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Implementasi - Jabaran Kode Etik :


Apabila apoteker melakukan pelanggaran kode etik apoteker, yang bersang-
kutan dikenakan sanksi organisasi. Sanksi dapat berupa pembinaan, perin-
gatan, pencabutan keanggotaan sementara, dan pencabutan keanggotaan
tetap. Kriteria pelanggaran kode etik diatur dalam peraturan organisasi, dan
ditetapkan setelah melalui kajian yang mendalam dani MPEAD.
Selanjutnya MPEAD menyampaikan hasil telaahnya kepada pengurus
cabang, pengurus daerah, dan MPEA.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal 08 C)esember 2009
BUKU STANDAR
KODE ETIK RADIOGRAFER

PT SUKOWATI CITRA MEDIKA


RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011,
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
Email:rsurizkyamalia@gmaii.com
Website : www.rsrizkvannalia.com
KODE ETIK RADIOGRAFER

Mukaddimah

Radiografer adalah suatu profesi yang melakukan pelayanan kepada masyarakat,


bukanlah profesi yang semat-mata pekerjaan untuk mencari nafkah, akan tetapi
merupakan pekerjaan kepercayaan, dalam hat ini kepercayaan dani masyarakat yang
memerlukan pelayanan profesi, percaya kepada ketulusan hati, percaya kepada
kesetiaannya dan percaya kepada kemampuan profesionalnya.

Kewajiban Umum

1. Setiap Radiografer dalam melaksanakan pekerjaan profesinya:


2. Tidak dibenarkan membeda-bedakan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, jenis
kelamin, agama, politik serta status sosial kliennya.
3. Selalu berpedoman pada standar profesi.
4. Tidak
dibenarkan melakukan perbuatan yang dipengaruhi pertimbangan keuntungan
pribadi. Selalu berpegang teguh pada sumpah jabatan dan kode etik serta
standar profesi Radiografer.

Kewajiban terhadap Profesi

Setiap Radiografer:

1. Harus menjaga dan menjunjung tinggi nama baik profesi.


2. Hanyamelakukan pekerjaan Radiografi & Imejing (CT Scan, MRI, USG),
Radioterapi dan Kedokteran Nuklir atas permintaan dokter tanpa
meninggalkan prosedur yang telah digariskan.
3. Tidakdibenarkan menyuruh orang lain yang bukan ahlinya untuk melakukan
pekerjaan Radiografi & Imejing (CT Scan, MRI, USG), Radioterapi dan
Kedokteran Nuklir.
4. Tidak dibenarkan menentukan diagnosa Radiologi.

1
Kewajiban terhadap Pasien

Setiap Radiografer dalam melaksanakan pekerjaan profesi

1. Senantiasa memelihara suasana dan lingkungan dengan menghayati nilai?nilai


budaya,
adat istiadat, agama dani penderita, keluarga penderita dan masyarakat.
2. Wajib dengan tulus dan ikhlas memberikan pelayanan terbaik.
3. Wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui baik hasil pekerjaan profesi
maupun dani bidang lainnya tentang keadaan pasien.
4. Wajib melaksanakan peraturan-peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah di dalam bidang kesehatan.
5. Demi kepentingan penderita setiap saat bekerja sama dengan Ahli lain yang
terkait dan melaksanakan tugas secara cepat, tepat dan terhormat serta
percaya diri akan kemampuan profesinya.
6. Wajib nnembina hubungan kerja yang baik antara profesinya dengan profesi lain
demi kepentingan pelayanan terhadap masyarakat

Kewajiban terhadap dini sendiri

Setiap Radiografer :

1. Harus menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya baik terhadap bahaya radiasi
maupun terhadap penyakit.
2. Senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan profesionalnya baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama dengan jalan mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi
pelayanan terhadap masyarakat

2
BUKU STANDAR
KODE ETIK FISIOTERAPI

PT SUKOWATI CITRA MEDIKA


RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA
Jin. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RT 002 RW 011,
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, Jawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
Email:rsurizkyamaliaggmail.com
Website : www.rsrizkvamalia.com
Kode etik Fisioterapi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi yang
dan hari ke hari semakin cepat sehubungan dengan era globalisasi dan derasnya
arus informasi yang kita peroleh.
Kemajuan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai pemasalahan-
permasalahan di anataranya dalam pelayanan medik. Terjadinya perubahan tata
nilai dalam masyarakat yaitu masyarakat semakin kritis dan mengkritisi dengan
memandang masalah yang ada termasuk nilai pelayanan medik yang
diperolehnya.
Saat ini masyarakat acap kali merasakan ketidak puasan terhadap
pelayanan bahkan tidak menutup kemungkinan mengajukan tuntutan di muka
peradilan, apabila seorang Fisioterapi dalam menjalankan terapi merugikan
pasien/klein. Hal tersebut akan dijadikan berita yang menarik yang dapat tersebar
luas di masyarakat melalui media massa maupun elektronik lainnya menjadi
perhatian dan perlu diperhatikan. Untuk itu dibutuhkan suatu pedoman yang
menyeluruh dan integratif tentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh
seorang Fisioterapi. Pedoman ini sudah ada yaitu " Kode Etik Fisioterapi ".
Selanjutnya akan di jelaskan pada pembahasan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan fisioterapi
2. Apa tang di maksud kode etik?
3. Apa yang di maksud dengan kode etik profesi?
4. Apa saja kode etik fisioterapi Indonesia?
5. Apa saja sanksi-sanksi pelanggar kode etik fisioterapi?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Fisioterapi,
2. Untuk mengetahui pengertian kode etik,
3. Untuk mengetahui pengertian kode etik profesi.
4. Untuk mengetahui kode etik fisioterapi Indonesia.
5. Untuk mengetanui sanKsi-sanKsi pelanggar Kode etik tisioterapi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fisioterapi


Fisioterapi secara etimologi terbagi alas dua unsur, yaitu : Fisio yang berarti
alam dan terapi yang berarti pengobatan. Menurut WCPT Fisioterapi adalah suatu
ilmu atau kiat untuk melakukan suatu pengobatan dengan memanfatkan khasiat
alam seperti cahaya, air, listrik, latihan-latihan dan manual.
Menurut Departemen Kesehatan Indonesia, fisioterapi adalah suatu
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk individu dan atau kelompok dalam
upaya mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang
daur kehidupan dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik, mekanis, gerak,
dan komunikasi. Fisioterapi dapat melath pasien dengan olahraga khusus,
penguluran dan bermacam-macam teknik dan menggunakan beberapa alat khusus
untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien yang tidak dapat diatasi dengan
latihan—latihan fisioterapi.
Menurut Joic I William Fisioterapi adalah suatu proses yang secara sistemik untuk
mengatasi gangguan fungsi muskuloskeletal dan psikosomatos.
Fisioterapi menurut WCPT 1995 dan 1999 dapat diuraikan dan dijabarkan sebagai
berikut :
1. Fisioterapi profesi yang mandiri
2. Sejajar dengan profesi kesehatan lainnya
3. Lingkup pelayanannya dani individu sampai masyarakat menyangkut promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Fisioterapi menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) 1363 pasal 12
dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Fisioterapis dalam melaksanakan praktek berwewenang untuk melakukan :


a. Asesment Fisioterapi
Assesment termasuk pemeriksaan pada perorangan atau kelompok, nyata
atau yang berpotensi untuk terjadi kelemahan, keterbatasan fungsi,
ketidakmampuan atau kondisi kesehatan lainnya dengan cara pengambilan
perjalanan penyakit (history Taking), skrening, tes khusus pengukuran dan
evaluasi dani hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesa dalam sebuah
proses pertribangan klinis.

2
b. Diagnosa Fisioterapi
Diagnosa ditegakkan dani pemeriksaan dan evaluasi dan menyatakan hasil
dani proses pertimbangan/ pemikiran klinis, dapat berupa pemyatan keadaan
disfungsi gerak, dapat meliputi/mencakup kategori kelemahan, limitasi fungsi,
kemampuan/ketidakmampuan dan sindrom.
c. Intervensi fisioterapi
Perencanaan dimulai dengan pertimbangan kebutuhan intervensi dan
biasanya menuntun kepada pengembangan rencana intervensi, termasuk
hashl sesuai dengan tujuan yang terukur yang disetujui pasien/klien, famili
atau pelayan kesehatan lainnya. Dapat menjadi pemikiran perencanaan
altematif untuk dirujuk kepada pihak lain bila dipandang kasusnya tidak tepat
untuk fisioterapi. Intervensi di implementasikan dan dimodifikasilkan untuk
mencapai tujuan yang disepakati dan dapat termasuk penanganan secara
manual, peningkatan gerakan, peralatan fisis, peralatan elektroterapeutik dan
peralatan mekanis : pelatihan fungsional, penentuan bantuan dan peralatan
bantu, instruksi dan konseling, dokumentasi dan koordinasi, komunikasi dan
intervensi dapat juga ditujukan pada pencegahan ketidaknormalan
(kelemahan), keterbatasan fungsi, ketidakmampuan dan cidera, termasuk
juga peningkatan dan pemeliharaan kesehatan, kualitas hidup, kebugaran
segala umur dan segala lapisan masyarakat.
d. Evaluasi/re-evaluasi/re-assesment
Dilakukan setiap penerapan proses fisioterapi agar dapat memaksimalkan
tujuan yang akan dicapai.
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan
menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan
(fisik, elektroterapeutik dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi

22 Pengertian Kode Etik


Kode Etik diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan
atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.

3
2.3 Pengertian Kode Etik Profesi
Berten K. (1994) mengatakan bahwa kode etik profesi merupakan norma
yang telah ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi dan untuk mengarahkan
atau bagaiman "seharusnya" berbuat dan sekaligus menjamin kualitas moral profesi
yang bersangkutan di mata masyarakat untuk memperoleh tanggapan yang positif
Howard Stephenson dalam bukunya yang artinya, kegiatan humas atau
public relations merupakan profesi secara praktis memiliki seni keterampilan atau
pelayanan tertentu yang berlandaskan latihan, kemampuan, dan pengetahuan serta
diakui sesuai dengan standar etikanya.
Kode etik profesi adalah suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma
sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka
masuk dalam kategori norma hukum.
Secara garis besar kode etik profesi mencakup butir-butir pokok sebagi berikut :
1. Kode perilaku,
2. Kode moral,
3. Menjunjung tinggi standar moral,
4. Memiliki kejujuran yang tinggi,
5. Mengatur etis nama yang boleh diperbuat dan tidak boleh diperbuat oleh
professional.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional.

2.4 Pengertian Kode Elk Fisioterapi Indonesia


Kode etik profesi fisioterapi disusun untuk memberikan standar umum
kepada semua anggota profesi fisioterapi. Kode etik profesi dapat ditinjau kembali
sesuai dengan kondisi dan tututan keadaan. Bertujuan untuk memelihara martabat
dan integritas profesi fisioterapi.
Keputusan IFl nomor Kep/100N111/2001/IFI tentang Kode Etik Fisioterapi
Indonesia.
Demikian juga sikap dan perilaku profesional maka fisioterapi dalam memberikan
pelayanan hendaknya :
1. Menghargai hak dan martabat individu,

4
2. Tidak bersikap diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada siapapun yang
membutuhkan.
3. Memberikan pelayanan profesional yang jujur, berkompeten dan
bertanggungjawab.
4. Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan
dalam lingkup profesi fisioterapi.
5. Menjaga rahasia pasien/klein yang dipercayakan kepadanya kecuali untuk
kepentingan pengadilan/hukum.
6. Selalu memelihara standar kompetnsi profesi fisioterapi dan selalu meningkattan
pengatahuan/ketrampiIan .
7. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan
untuk meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat.
Fisioterapi dalam segala aktifitas profesional dan pelayanan kepada
individu dan masyarakat harus selalu menjaga citra profesi berdasarkan kode etik
yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi fisioterapi, menjunjung tinggi
kehormatan profesi dalam setiap perbuatan dan dalam keadaan apapun, mematuhi
peraturan dan dalam keadaan apapun. Mematuhi peraturan dan kebijakan yang
telah ditetapkan oleh organisasi profesi fisioterapi.

2.5 Kode Etik 1


Yaitu menghargai hak dan martabat setiap individu, Menghargai hak dan martabat
individu sebagai landasan dalam pelayanan profesional. Hubungan yang terjadi
anatara fisoterapi denga pasien/klein didasari sikap sating percaya dan menghargai
hak masing-masing.
a. Hak Pasien/Klein
1. Pasien/klein berhak atas pelayanan yang sebaik mungkin.
2. Pasien/klein berhak atas perlindungan terhadap pelayanan yang tidak sesuai
dan hanya menerima pelayanan yang bermanfaat.
3. Pasien/klein berhak atas pelayanan fisioterapi yang menghargai privasi dan
martabatnya.
4. Pasien/klein atau kuasa hukum berhak atas informasi yang cukup tentang
assesment, pilihan terapi/tindakan dan resiko yang dapat ditimbulkan.
5. Pasien/klein berhak atas pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk yang
terbaik dalam pemeliharaan kesehatannya, sehingga bila di pandang perlu

5
fisioterapis dapat merujuk kepada pihak lain/profesi lain yang lebih
berkompeten.
6. Pasien/klein berhak menentukan dan membuat keputusan sendiri dalam hal:
a. Memilih pelayanan fisioterapi atau alternatif lain
b. Menghentikan dan menerima ketidakmampuannya walaupun mungkin
tindakan fisioterapi dapat meningkatkan keadaanya.

b. Hak-Hak Fisioterapi
1. Fisioterapi berhak atas kemandirian profesi dan otonomi
2. Fisioterapi berhak atas rasa bebas dani ancaman terhadap kehormatan,
reputasi dan kompetensi serta hak untuk mendapatkan perlindungan dan
kesempatan untuk membela dini terhadap gugatan sesuai keadilan.
3. Fisioterapi berhak untuk bekerja sama dengan teman sejawat
4. Fisioterapi berhak menolak melakukan intervensi apabila dipandang bukan
merupakan cara yang terbaik bagi pasien/klein.
5. Fisioterapi berhak atas jasa yang layak dani pelayanan profesionalnya.

c. Hak-Hak Profesi Organisasi lkatan Fisiterapi Indonesia (IFI)


1. lkatan Fisioterapi Indonesia berhak atas loyalitas anggota dan memberikan
perlindungan dani pelecehan akibat pelayanan yang inkopeten, ilegal dan
bertentangan dengan kode etik profesi
2. lkatan Fisioterapi Indonesia berhak atas nama balk dan menolak pelecehan
dani siapapun.
3. Ikatan Fisioterapi Indonesia berhak atas pengajaran fisioterapi yang
berkualitas, kompeten dan berpengalaman dibidangnya.
4. Ikatan Fisioterapi Indonesia berhak atas praktek fisioterapi yang profesisonal
dan menolak diajarkan secara semena-mena kepada individu atau kelompok
lain.

2.6 KODE ETIK H


Yaitu Membantu siapa saja yang membutuhkan pelayanan profesionalnya
tanpa diskriminasi, terdiri atas
1 Fisioterapi mempunyai kewajiban moral untuk memberikan pelayanan kepada
yang membutunkan tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku/ras, kondtsi,
6
agama/kepercayaan, polotik dan status ekonomi. Dalam keadaan diluar karena
alasan apapun maka fisioterapis akan merujuk kepada tenaga/profesi lain yang
memadai.
2. Fisioterapi harus selalu mempertimbangkan konsekuensi dani keputusan yang
dipilih bagi individu dan masyarakat.
3. Fisioterapi dituntut untuk menghargai adat istiadat/kebiasaan dani pasien/klein
dalam memberi pelayanan.
4. Fisioterapi berkewajiban untuk berkarya mendukung kebijakan pelayanan
kesehatan

2.7 KODE ETIK III


Yaitu Memberikan pelayanan profesional yang jujur, kompeten dan
bertangungjawab.
a. Tanggung Jawab Fisioterapi
1. Fisioterapi mengemban tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan
kepadanya dan memanfaatkan ketrampilan dan keahlian secara efektif untuk
kepentingan individu dan masyarakat.
2. Fisioterapi dimanapun dia berada hendaknya selalu meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dilingkungannya.
3. Fisioterapi harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan, jenis, dosis,
struktur organisasi dan alokasi sumber daya dirancang untuk pelayanan yang
berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhan individu, masyarakat, kolega,
dan profesi lain.
4. Fisioterapi hendaknya selalu mencari, memberi dan menerima informasi agar
dapat meningkatkan pelayanan.
5. Fisioterapi harus menghindari praktek ilegal yang bertentangan dengan kode
etik profesi.
6. Fisioterapi harus mencantumkan gelar secara benar untuk mengambarkan
status profesinya.
7. Fisioterapi wajib memberikan informasi yang benar kepada masyarakat dan
profesi kesehatan lainnya tentang fisioterapi dan profesi kesehatan lainnya
tentang fisioterapi dan pelayanan profesionalnya sehingga mereka menjadi
tahu dan mau menggunkannya.
8. Fisioterapi dalam menentukan tarif pelayanan harus masuk akal dan tidak
memanfaatkan profesi untuk semata-mata menc,ari keuntungan.
7
9. Jasa profesisional yang diterima fisioterapi harus diadaptkan dengan cara
yang jujur.
10. Fisioterapi dalam memanfaatkan teknologi berdasarkan efektivitas dan
efisiensi demi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan individu dan
masyarakat.
b. Tanggung Jawab Organisasi Profesi
1. Ikatan Fisioterapi Indonesia menjamin pelayanan yang diberikan secara
jujur, komplit dan berdasarkan pada penelitian dan informasi yang aktual
dalam rangka ikut meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Ikatan Fisioterapi Indonesia membuat dan memantau pelakasanaan standar
profesi dalam praktek dalam praktek profesional.
3. Ikatan Fisioterapi Indonesia akan secara aktif mempromosikan profesi
fisioterapi kepada masyarakat secara jujur.
4. Ikatan Fisioterapi Indonesia akan mengatur sumber daya yang ada secara
efektif, efisien dan bertanggungjawab.
5. Ikatan Fisioterapi Indonesia memberikan dukungan kepada anggotanya
untuk mendapatkan informasi pendidikan, program dan kebijakan organsasi.
6. Ikatan Fisioterapi Indonesia memperjuangakan agar anggotanya
mendapatkan penghasilan yang wajar.
7. Ikatan Fisioterapi Indonesia bertanggungjawab kepada anggotanya.

21 KODE ETIK IV
Yaitu mengakui batas dan kewenangan profesi dan hanya memberikan
pelayanaan dalam lingkup profesi fisioterapi.
1. Fisioterapi memberikan pelayanan dan tindakan sesuai dengan pengetahuam
dan ketrampilan yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Fisioterapi tidak akan melakukan aktifitas profesi yang dapat merugikan
pasie/klein, kolega atau masyarakat.
3. Fisioterapi hendaknya selalu mensejahterakan pelayanannya dengan standar
pelayanan praktek fisioterapi.
4. Fisioterapi dalam mengambil keputusan beradasarakan kepada pengetahuan
dan kehati-hatian.
5. Fisioterapi berkewajiban menyumbangkan gagasan, pengetahuan dan

ketrampilan untuk kemajuan profe_si dan organisasi.

8
Apabila fisioterapi memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang kurang memadai
untuk mengatasi tertentu harus : Meminta petunjuk dan saran kepada yang lebih
berpengalaman pada kondisi yang tepat dan Merujuk pasien/klein kepada profesi
atau lembaga lain yang tepat.

Apabila fisioterapi menerima pasie_n/kelin yang dirujuk kepadanya untuk


konsultasi maka dia tidak melakukan intervensi atau mengkonsulkan kepada
profesi atau profesi lain tanpa persetujuan pasien/klein yang merujuk.

2.8 KODE ETIK V


Yaitu menjaga rahasia individu yang dapat dipercayakan kepadanya.
1. Informasi tentang pasien/klein dilarang untuk diberikan kepada orang atau pihak
lain yang tidak berkepentingan tanpa persetujuan pasien/ klein/ kuasa
hukumnya.
2. Pencacatan informasi selama proyek penelitian hendaknya tidak
mencantumkan identitas pasien, kecuali ada pesetujuan dani yang
bersangkutan.
3. Informasi dapat diberikan apabila mempunyai kekuatan hukum atau bila
dperlukan untuk keselamatan seseorang atau masyarakat.
4. Privasi pasien/klein hams tetap terjaga selama wawancara.
5. Komputer atau cacatan harus terlindung dani pihak yang tidak berkepentingan.
6. Fisioterapi yang mampu terhadap informasi rahasia kolega/ pasien/ klein
hanya akan membuka informasi bilamana sangat membutuhkan.
7. Informasi rahasia diberikan hendaknya tidak tercacat permanen tanpa
persetujuan individu.

2.9 KODE ETIK VI


Yaitu selalu memelihara standar profesi dan meningkatakan pengetahuan
dan ketrampilan.
a. Tanggung Jawab Fisioterapi
1. Fisioterapi bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan terkini.
2.Fisioterapi secara terus menerus meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan profesi melalui literatur dan pendidikan.
3. Fisioterapi beratanggungjawab menggunkan tehnik yang mereka kuasai
oleh karena itu hendaknya
9
a. Mendelegasikan kepada fisioterapis yang kualifait.
b. Memberikan instruksi yang jelas kepada pasien/klein, keluarga, asisten
dan pihak lain apabila dipandang perlu.
4. Fisioterapi sebgai pemilik harus memastikan bahwa karyawan mampu untuk
menerima tanggungjawabnya.
5. Fisioterapi sebagai pemilik hendaknya memberikan kepada karyawan untuk
berkembang menjadi fisioterapi.Fisioterapi dalam melakukan penelitian
harus mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh Ikatan Fisioterapi
Indonesia.
b. Tanggung Jawab Ikatan Fisioterapi Indonesia.
1. Ikatan Fisioetarapi Indonesia hendaknya menyelenggarakan pedidikan yang
berkelanjutan untuk meningkatakan pengetahuan dan ketrampilan
profesional.
2. Ikatan Fisioetarapi Indonesia menjamin agar kode etik di jalankan oleh
setiap profesi

2.10 KODE ETIK VII


Yaitu memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan
pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat.
1. Fisioterapi mempunyai tugas dan kewajiban untuk bekerja sama dengan
profesi lain dalam perencanaan dan pengelolaan agar mampu memberikan
pelayanan yang optimal bagi kesehatan individu dan masyarakat.
2. Fisioterapi hendaknya menyesuaikan dini dengan profesionalisme dan
melengkapi dini dengan ketrampilan yang memadai untuk perencanaan dan
pengelolaan dalm situasi tertentu yang dihadapinya, sehingga sadar akan
keberadaan pelayanannya dalam konteks sosial dan ekonomi secara
menyeluruh.
3. Fisioterapi mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan dan medukung
penelitian untuk perencanaan dan pengetahuan.
4. Fisioterapi memberikan dorongan dan dukungan kepada sejawat dalam
menyusun perencanaan pelayanan strategis pengembangan.

10
2.8 Sanksi-Sanksi Pelanggaran Kode Etik Profesi Fisioterapi
Sanksi — sanksi pelanggaran kode etik seorang fisioterapis, menurut
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1363/MENKES/SK/X11/2001 tentang registrasi dan izin praktik fisioterapis menteri
kesehatan republik Indonesia BAB VII mengenai SANKSI. Dalam Prakteknya akan
diberikan sanksi — sanksi tegas berupa :
Pasal 23
Ayat (1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menjatuhkan sanksi
administratif kepada fisioterapis yang melakukan pelanggaran tehadap ketentuan
keputusan ini.
Ayat (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal 23 diatas
dilakukan melalui:
a. peringatan lisan; atau
b. peringatan tertulis; dan
c. pencabutan Surat Izin Praktik Fisioterapi,
Ayat (3) Organisasi profesi dapat mengusulkan sanksi administratif kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terhadap fisioterapis yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan keputusan m i.
Pasal 24
Ayat (1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam mengambil tindakan
administratif sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (2) butir c terlebih
dahulu mendengar pertimbangan dani Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan (MDTK)
tingkat Propinsi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,.
Ayat (2) Dalam hal MDTK tingkat Propinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal 24 diatas belum terbentuk, pertimbangan diberikan oleh Majelis Pembinaan
dan Pengawasan Etika Pelayanan Medis Propinsi.
Pasal 25
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memberikan tembusan kepada
organisasi profesi setempat untuk setiap pencabutan SIPF.
Pasal 26
Pimpinan sarana kesehatan yang tidak melaporkan fisioterapis yang melakukan
praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 { yang berbunyi Pimpinan sarana
pe1ayanan kesehatan wajib melaporkan fisioterapis yang melakukan praktik pada
sarana pelayanan kesehatannya kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada organisasi profesi 1 dan/atau

11
me_mpekerjakan fisioterapis tanpa izin dikenakan sanksi administratif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 27
Terhadap tenaga fisioterapis yang sengaja :
a). Melakukan praktik fisioterapi tanpa mendapat pengakuan/adaptasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 { yang berbunyi :
Ayat (1) Fisioterapis lulusan luar negeri wajib melakukan adaptasi untuk melengkapi
persyaratan mendapatkan SIF.
Ayat (2) Adaptasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal 6 dilakukan pada
sarana pendidikan milik Pemerintah.
Ayat (3) Untuk melakukan adaptasi fisioterapis mengajukan permohonan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.
Ayat (4) Permohanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan melampirkan :
a. Fotokopi ijazah yang telah dilegalisir oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi;
b. Transkrip nilai ujian yang bersangkutan.
Ayat (5) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi berdasarkan permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) menerbitkan rekomendasi untuk melaksanakan adaptasi.
Ayat (6) Fisioterapis yang telah melaksanakan adaptasi, berlaku ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam :
Pasal 2,
Ayat (1) Pimpinan penyelenggara pendidikan fisioterapi wajib menyampaikan
laporan secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat
mengenai peserta didik yang baru lulus, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
dinyatakan lulus pendidikan fisioterapi.
Ayat (2) Bentuk dan isi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal 2
tercantum dalam formulir I terlampir,
Pasal 3, yang berbunyi ayat (1) Fisioterapi yang baru lulus mengajukan
permohonan dan mengirimkan kelangkapan registrasi kepada Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi di mana sekolah berada guna memperoleh SIF, selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan setelah menerima ijasah pendidikan fisioterapi. Ayat (2)
Kelengkapan registrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi :
a. Fotokopi ijasah pendidikan fisioterapi;
b. Surat keterangan sehat dan dokter;
c. Pasfoto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.

12
Ayat (3) Be_ntuk permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal 3
tercantum dalam formulir II terlampir., dan Pasal 4 { yang berbunyi (1) Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi atas nama Menteri Kesehatan melakukan registrasi
berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dan menerbitkan
SIF. Ayat (2) SIF sebagaimana dimaksud pada ayat (1)pasal 4diterbitkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi atas nama Menteri Kesehatan dalam waktu
selambat lambatnya 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima. Ayat (3) Bentuk dan
isi SIF sebagaimana tercantum dalam formulir III terlampir. }
b) Melakukan praktik fisioterapi tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(2) { yang berbunyi (2) Fisioterapis yang melaksanakan praktik fisioterapi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus nnemiliki SIPF ( yang berbunyi
Fisioterapis dapat melaksanakan praktik fisioterapi pada sarana pelayanan
kesehatan, praktik perorangan dan/atau berkelompok.}
C) Melakukan praktik yang melanggar ketentuan kewenangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (1) diatas;
d) Melakukan praktik fisioterapi yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) diatas;
e) Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 (1) { yang
berbunyi (1) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi hams membuat pembukuan
registrasi mengenai SIF yang telah diterbitkan. } dipidana sesuai ketentuan Pasal
35 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara garis besar kode etik fisioterapi Indonesia, yaitu
1. Menghargai hak dan martabat individu,
2. Tidak bersikap diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada siapapun
yang membutuhkan.
3. Memberikan pelayanan profesional yang jujur, berkompeten dan
bertanggungjawab.
4. Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan
dalam lingkup profesi fisioterapi.
5. Menjaga rahasia pasien/klein yang dipercayakan kepadanya kecuali untuk
kepentingan pengadilan/hukum.
6. Selalu memelihara standar kompetnsi profesi fisioterapi dan selalu
meningkatlan pengatahuan/ketrampilan.
7. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan
untuk meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat.

3.2 Saran
Dalam melaksanakan intervensi profesi fisioterapi, tenaga fisioterapi Indonesia
diharapkan dapat menjalankan profesinya sesuai dengan standar profesi
fisioterapi yang telah ditetapkan. Standar profesi fisioterapi tersebut diharapkan
dapat dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan profesi sesuai dengan
ketentuan yang teiah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang.

14
DAFTAR PUSTAKA
• http://bppt.jabarprov.go.id/assets/data/arsip/Kepmenkes_376-MENKES-SK-III
2007 STANDAR_PROFESI FISIOTERAPIS.pdf
• KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1363/MENKES/SK/X11/2001 tentang registrasi clan izin praktik fisioterapis menten
kesehatan republik Indonesia
• http://id.wikipedia.org/wiki/Fisioterapi
• http://www.infofisioterapi.com/tag/kode-etik
• http://id.wikipedia.org/wiki/Kode_etik_profesi

15
BUKU STANDAR
KODE ETIK AHLI TEKNOLOGI
LABOR RIUM
r

PT SUKOWATI CITRA MEDIKA

RUMAH SAKIT UMUM RIZKY AMALIA


iln. Ahmad Yani No 100 Cantel Wetan, RI 002 RW 011,
Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen, lawa Tengah
Telp. (0271) 8823814, Fax (0271) 8823814
Emaihrsurizkyamalia@gmail.com
Website : www.rsrizkyamalia.com
Kode Etik Ahli Teknologi Laboratorium Medik

Dalam rangka upaya meningkatkan kualitas Ahli Teknologi Laboratorium Medik


dalam menyelenggarakan pelayanan di berbagai unit Laboratorium Medik dan atau
Laboratorium kesehatan, maka PATELKI menyusun Kode Etik ATLM sebagai landasan
moral dan etika profesi berdasarkan nornia serta nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
senantiasa mengutamakan prinsip beneficience, non maleficence, outonomy dan
justice. Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, telah dirumuskan Kode Etik ATLM
sebagai berikut :

1. Kewajiban Umum

a) Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menjunjung tinggi, menghayati


dan mengamalkan sumpah profesi
b) Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik dalam menyelenggarakan praktik
profesinya harus berpedoman pada standar profesi.
c) Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menghormati hak-hak pasien,
hak-hak teman sejawat dan hak-hak tenaga kesehatan lainnya.

2. Kewajiban ATLM Terhadap Profesi

a) Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menjunjung tinggi serta


memelihara martabat, kehormatan profesi, menjaga integritas, kejujuran serta
dapat dipercaya, produktif, efektif, efisien, peduli terhadap tugas dan lingkungan.
b) Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik berkewajiban menjunjung tinggi norma-
norma dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan dalam penyelenggaraan praktik
profesinya.
C) Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik senantiasa harus melakukan pekerjaan
profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional, standar keselamatan
kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
d) Setiap ATLM yang akan menjalankan pekerjaannya wajib memiliki Surat Tanda
Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP)

3. Kewajiban ATLM Terhadap Teman Sejawat dan Profesi Lain

a) Setiap ATLM memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma


yang berlaku sebagaimana dia sendiri ingin diperlakukan.
b) Setiap ATLM harus menjunjung tinggi kesetiakawanan dan sikap saling
menghargai dengan teman sejawat dalam penyelenggaraan profesinya.
c) Setiap ATLM harus membina hubungan kerjasama yang balk dan sating
menghormati dengan teman sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan
tujuan utama untuk menjamin pelayanan senantiasa berkualitas tinggi.

4. Kewajiban ATLM Terhadap Pasien / Pemakai Jasa

a) Setiap ATLM dalam memberikan pelayanan harus bersikap adil dan


mengutamakan kepentingan pasien dan atau pemakai jasa tanpa membeda-
bedakan kedudukan, golongan, suku, agama, jenis kelamin dan kedudukan sosial.
b) Setiap ATLM harus bertanggungjawab dan menjaga kemampuannya dalam
memberikan pelayanan kepada pasien dan atau pemakai jasa secara profesional.
c) Setiap ATLM berkewajiban merahasiakan segala sesuatu balk informasi dan hashl
pemenksaan yang diketahui berhubungan dengan tugas yang dipercayakannya
kecuali jika diperlukan oleh pihak yang berhak dan jika diminta oleh pengadilan.
d) Setiap ATLM dapat berkonsultasi/merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang
lebih ahli untuk mendapatkan hash l yang akurat.

5. Kewajiban ATLM Terhadap Masyarakat

a) Setiap ATLM dalam menjalankan praktik profesinya harus mengutamakan


kepentingan masyarakat dan memperhatikan aspek pelayanan kesehatan serta
nilai budaya, adat istiadat yang berkembang di masyarakat.
b) Setiap ATLM harus memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan
profesionalnya balk secara teori maupun praktek kepada masyarakat luas serta
selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.
c) Setiap ATLM datam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus
mengikuti peraturan perundang- undangan yang berlaku serta norma-norma yang
berkembang pada masyarakat.
d) Setiap ATLM harus dapat mengetahui penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar prosedur operasional dan norrna yang berlaku pada saat itu serta
melakukan upaya untuk dapat melindungi kepentingan masyarakat.

6. Kewajiban ATLM Terhadap Din Sendiri

a) Setiap ATLM senantiasa beriman dan bertaciwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Setiap ATLM berkewajiban untuk meningkatkan keahlian dan pengetahuannya
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c) Setiap ATLMberkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
ketrampilan di bidang teknologi Laboratorium Medik maupun bidang lain yang
dapat menunjang pelayanan profesinya. Dalam melakukan pekerjaannya,
d) setiap ATLM harus bersikap dan berpenampilan sopan dan wajar serta selalu
menjaga nilai-nilai kesopanan.
e) Setiap ATLM hams memelihara kesehatan dirinya supaya dapat bekerja dan
melayani dengan baik.

Referensi

MUNAS VIII PATELKI. 2017. KODE ETIK AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM


MEDIK. Surabaya: PATELKI
Standar Etika Profesi Gizi

A. Profesi
Pengertian Profesi dan Pelaksanaan Profesi

Bicara tentang profesi atau pekerjaan, apa yang diinginkan orang dani profesi
atau pekerjaannya? Mendapatkan bayaran atau gaji yang besar. Pada dasarnya di
saat orang penghargaan yang setimpal. Saat in kita sering sekali mendengar kata
atau istilah "profesi'', sering sekali juga istilah ini di hubungkan dengan pekerjaan
seseorang. Tapi perlu di ketahui bahwa setiap pekerjaan bisa disebut dengan
profesi, karena profesi memiliki ciri, syarat dan karakteristik khusus. Nah, pada
kesempatan kali ini marl kita pelajari bersamasama tentang definisi profesi secara
umum.
Banyak orang memahami bahwa istilah profesi adalah suatu hal yang
berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian,
sehingga banyak orang bekerja sesuai dengan pendidikan dan keahliannya. Kita
tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti
kedokteran, guru, militer, psikolog, pengacara dan semacamnya, tetapi meluas
sampai mencakup bidang lain, seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi,
sekretaris, pembangun jaringan, dan lain sebagainya. Terkadang seseorang sulit
membedakan yang mana pekerjaan ? yang mana profesi? yang mana Profesional?
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang
berkaitan dengan bidang tertentu atau jenis pekerjaan (occupation) yang sangat
dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja
tetapi belum tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai. Tetapi dengan keahlian
saja yang diperoleh dani pendidikan kejuruan, juga belum cukup untuk menyatakan
suatu pekerjaan dapat disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis
yang mendasari praktek pelaksaan, dan penguasaan teknik intelektual yang
merupakan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Kita tidak hanya
mengenal istilah profesi untuk bidangbidang pekerjaan seperti kedokteran, guru,
militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula bidang
seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, antis, sekretaris dan sebagainya.
Sejalan dengan itu, menurut DE GEORGE, timbul kebingungan mengenai
pengertian profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan profesional.
Kebingungan ini timbul Karena banyaK orang yang profesional tidak atau belum

1
tentu termasuk dalam pengertian profesi.
Sebuah institusi/lembaga selalu berupaya mengembangkan sumber daya
manusia sekaitan dengan bidang kerjanya. Dalam rangka pengembangan
profesionalisme kerja tentunya sangat penting sekali sesuai dengan pekerjaan,
profesi maupun profesionalismenya. Ketiga unsur tersebut tak bisa terlepaskan
dalam dunia kerja maupun pengembangan din. Pekerjaan adalah segala aktivitas
yang dilakukan manusia dalam rangka mendapatkan timbal balik berupaupah dan
tidak memerlukan keahlian khusus misalnya office boy, kasir, dan lain- lain.
Sedangkan profesi merupakan bagian dani pekerjaan. Karena profesi berkaitan
dengan pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus di dalamnya, misalnya
dokter, akuntan, guru, dan lain-lain. Sementara itu, profesional diartikan sebagai
individu yang mempunyai sebuah jabatan di dalam pekerjaannya serta
berkecakapan tinggi dan digolongkan menjadi seorang ahli.
Untuk mempelajari dan memahami lebih mendalam silahkan saudara
inventaris pendapat para ahli tentang pengertian profesi. Para ahli dalam
mendefinisikan suatu ilmu atau 26 Etika Profesi 11 suatu kajian dapat berbeda-
beda antara satu ahli dengan ahli lainnya. Hal ini disebabkan karena perbedaan
pandangan dan konsentrasi kajian serta hasil penelitian dan pengamatan yang
berbeda.

e"**
B. Etika Profesi

Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang


sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap
konsumen (klien atau objek). Dengan kata lain orientasi utama profesi adalah
untuk kepentingan masyarakat dengan menggunakan keahlian yang dimiliki. Akan
tetapi tanpa disertai suatu kesadaran dini yang tinggi, profesi dapat dengan
mudahnya disalahgunakan oleh seseorang seperti pada penyalahgunaan
profesi seseorang dibidang komputer misalnya pada kasus kejahatan komputer
yang berhasil mengcopy program komersial untuk diperjualbelikan lagi tanpa
ijin dari hak pencipta atas program yang dikomesikan itu. Sehingga perlu
pemahaman atas etika profesi denganmemahami kode etik profesi.

C. Kode Etik Profesi

Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana


seseorang sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika
profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi

a. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan
dan yang tidak boleh dilakukan.
b. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya
suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana
di lapangan keja (kalanggan social).
c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan
yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau
perusahaan.

3
D. Tujuan Kode Etik Profesi
Prinsip-prinsip umum yang dirumuskan dalam suatu profesi akan berbeda
satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan perbedaan adat, kebiasaan,
kebudayaan, dan peranan tenaga ahli profesi yang didefinisikan dalam suatu negar
tidak sama. Adapun yang menjadi tujuan pokok dan rumusan etika yang
dituangkan dalam kode etik (Code of conduct) profesi adalah:

a. Standar-standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap


klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya
b. Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa
yang harus mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema- dilema etika
dalam pekerjaan
c. Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama dan
fungsi-fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakuan-kelakuan yang jahat
dani anggota-anggota tertentu
d Standar-standar etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moral-
moral dan komunitas, dengan demikian standar-standar etika menjamin bahwa
para anggota profesi akan menaati kitab UU etika (kode etik) profesi dalam
pelayanannya
e. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan danintegritas
atau kejujuran dani tenaga ahli profesi
f. Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum(atau
undang-undang). Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan
menerima sangsi atau denda dani induk organisasiprofesinya

E. Penyalahgunaan Profesi
Dalam bidang computer sering terjadi penyalahgunaan profesi contohnya
penjahat berdasi yaitu orang-orang yang menyalahgunakan profesinya dengan cara
penipuan kartu kredit, cek, kejahatan dalam bidang komputer lainnya yang biasa
disebut Cracker dan bukan Hacker, sebab Hacker adalah Membangun sedangkan
Cracker Merusak. Hal ini terbukti bahwa Indonesia merupakan kejahatan komputer
di dunia diurutan 2 setelah Ukraine. Maka dani itu banyak orang yang mempunyai
profesi tetapi tidak tahu ataupun tidak sadar bahwa ada kode Etik tertentu dalam
profesi yang mereka miliki, dan mereka tidak lagi bertujuan untuk menolong
kepentingan masyarakat, tapi sebatiknya masyarakatmerasa dirugikan oleh orang

4
yang menyalahgunakan profesi.

F. Ciri Khas Profesi


a. Suatu bidang pekerjaan yang terorganisir dani jenis intelektual yang terus
berkembang dan diperluas
b. Penerapan praktis dani teknik intelektual pada urusan praktis
c. Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi
d. Asosiasi dani anggota profesi yang menjadi suatu kelompok yang erat dengan
kualitas komunikasi yang tinggi antar anggotanya
e. Pengakuan sebagai profesi
f. Perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang bertanggung jawab
dani pekerjaan profesi
g. Hubungan yang erat dengan profesi Lain
h. Adanya kaidah dan standar moral yang tinggi. Biasanya setiap pelaku profesi
mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
I. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, pelaksana profesi meletakkan
kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
j. Ada ijin khusus untuk menjalankan suatu profesi.
k. Setiap profesi berkaitan dengan kepentingan masyarakat, berkaitan dengan
kemanusiaan yang berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup.
1. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dani suatu profesi.
Ciri-ciri tersebut di atas menunjukkan bahwa kaum profesional adalah orang-
orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas rata-rata. Di satu
sisi ada tuntutan dan tantangan yang berat, tetapi di lain pihak ada suatu
kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam memenuhi kepentingan
masyarakat

G. Syarat- syarat Profesi

Agar sebuah jabatan pekerjaan menunjukkan sebuah profesi, maka ada syarat-
syarat yang harus dipenuhi, yaitu: Melibatkan sebuah kegiatan intelektual
a. Menggeluti suatu tubuh ilmu yang khusus
b. Memerlukan persiapan profesional
c. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
d. Menjanjikan karier hidup keanggotaan yang permanen.
e. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
5
f. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
g. Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

H. Peranan Etika dalam Profesi


Dalam etika profesi mengandung unsur tentang pengorbanan demi
kemanusiaan, dedikasi dan pengabdian masyarakat. Sedangkan profesi lahir
karena adanya latar belakang pendidikan yang sama memiliki suatu keahlian yang
belum tentu dimiliki oleh orang lain. Misal : profesi dokter, perawat, ahli gizi dan
tenaga kesehatan iainnya. Dengan adanya keahlian tertentu yang dimiliki, maka
banyak profesi menutup din bagi orang luar dan menjadi suatu kalangan yang sukar
untuk ditembus. Dalam menerapkan keahlian dan kemahiran seorang sesuai
profesinya maka dilakukan kontrol dan dinilai oleh teman sejawatsesama profesi.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebuah profesi akan memperoleh
kepercayaan dan masyarakat, apabila dalam dini para elite profesional tersebut ada
kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka memberikan
jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika
profesi, apa yang semula dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan
segera jatuh menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa, yang sedikit pun
tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme.

1. Profesional
Dalam mengerjakan sesuatu harus diawali dengan niat tulus. Perlu disadari
bahwa sebenarnya semua pekerjaan di dunia ini, apabila dikerjakan dengan tulus
demi kesejahteraan orang banyak, merupakan amal yang tinggi dan menjadikan
seseorang profesional. Disisi lain profesi mengharuskan tidak hanya pengetahuan
dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam arti "profession"
terpaku juga suatu "panggilan". Dengan begitu, maka arti "profession" mengandung
dua unsur. Pertama unsur keahlian dan kedua unsur panggilan. Sehingga seorang
"profesional" harus memadukan dalam did pribadinya kecakapan teknik yang
diperlukan untuk menjalankan pekerjaannya, dan juga kematangan etik.
Penguasaan teknik saja tidak membuat seseorang menjadi "profesional", keduanya
harus menyatu.
1. Pengertian Profesional
Dalam dunia kerja, kedua istilah di atas sangat diperlukan dalam membangun
sebuah pekerjaan. Mad kita mencoba lebih memahami arti tentang profesional.
6
Profesional adalah istilah bagi seseorang yang menawarkan jasa atau Iayanan
sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan
menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Abad 21 dicirikan oleh globalisasi
yang serba kompetitif dengan perubahan yang terus menggesa. Tidak
terbayangkan lagi ada organisasi yang bisa bertahan tanpa profesionalisme.
Bukan sekedar profesionalisme biasa tetapi profesionalisme kelas tinggi, world-
class professionalism, yang menampukkan kita sejajar dan bermitra dengan
orang-orang dan organisasi-organisasi terbaik dani seluruh dunia. Kaum
profesional dan berbagai disiplin kerja sekarang sudah merambah ke seluruh
dunia. Bagi mereka batas-batas negara tidak lagi relevan. Wawasan mereka
sudah kosmopolitan. Mereka adalah warga dunia yang bisa memberikan
kontribusi dan bekerja di mana saja di muka bumi ini. Berikut adalah pengertian
profesional menurut para ahli:
a) Prof. Soempomo Djojowadono (1987), profesional adalah mempunyai
sistem pengetahuan yang isoterik (tidak dimiliki sembarang orang),
ada pendidikannya dan latihannya yang formal dan ketat, membentuk
asosiasi perwakilannya. Ada pengembangan kode etik yang
mengarahkan perilakupara anggotanya.
b) Soemamo P. VVirjanto (1989), profesional adalah harus ada ilmu yang
diolah di dalamnya, harus ada kebebasan, tidak boleh ada
hubunganhierarki. Harus ada kebebasan (hak tidak boleh dituntut)
terhadap penentuan sikap dan perbuatan dalam menjalankan
profesinya. Harus ada kode etik dan peradilan kode etik oleh suatu
majelis peradilan kodeetik.
C) Menurut Soedijarto (1990:57) mendefinisikan profesional .sebagai
perangkat atribut atribut yang diperlukan guna menunjang suatu
tugasagar sesuai dengan standar kerja yang diinginkan.
Dani pendapat ini, sebutan standar kerja merupakan faktor pengukuran atas
bekerjanya seorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas. Seorang
profesional tentunya harus mempunyai keahlian yang didapatkan melalui suatu
proses pendidikan yang berkualitas dan di samping itu terdapat juga unsur
semangat pengabdian dalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Dalam
melakukan tugas profesi, seorang profesional harus dapat bertindak objektif,
yang artinya harus membuang rasa malas, malu maupun enggan bertindak dan
mengambil keputusan.
7
Seorang yang profesional juga adalah seorang yang mempunyai dedikasi yang
tinggi dalam pekerjaan yang dia pegang/kerjakan, tekun, tepat waktu dan
bertanggung jawab atas pekerjaannya tersebut. Lebih rincinya, bertanggung
jawab di sini berarti dia harus mengerjakan sesuatu secara detil, baik itu jenis,
bentuk dan tujuan dia mengerjakan sebuah pekerjaan tersebut, itulah yang
dianggap sebagai istilah "Learning by doing".

J. Ciri-ciri Profesional
Suatu pekerjaan disebut profesi apabila ia memiliki syarat-syarat atau ciri-ciri
tertentu. Ciri-ciri dani suatu profesi adalah sebagai berikut: Memiliki keterampilan
yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan
tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan
bidang tadi.
a. Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu
masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat
dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan
b. Memiliki sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan
mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.
c. Memiliki sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta
terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam
memilih yang terbaik bagi din dan perkembangan pribadinya_ Secara
sederhana dapat digambarkan bahwa seorang yang profesional menampakkan
pribadinya sebagai berikut:
Seorang praktisi menyampaikan bahwa ciri-ciri profesional itu ada banyak,
karena memang orang yang profesional membutuhkan banyak persyaratan dan
cukup tinggi kualifikasinya. Apakah team Anda profesional, apakah anak buah Anda
profesional atau bahkan, apakah Anda profesional? Tidak ada salahnya untuk
mencoba mengenali dengan paling tidak ada 6 ciri-ciri berikut.
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan pada
berbagai aspek, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi
agar mampu bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor
penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di suatu
negara. Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk
meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi dalam keluarga
8
maupun pelayanan gizi pada individu yang karena suatu hat mereka harus tinggal
di suatu institusi kesehatan, diantaranya rumah sakit.
Kerja merupakan kekhasan bagi manusia. Melalui kerja manusia
mengekspresikan dirinya, sehingga melalui kerja orang bisa lebih dikenal siapa dia
sebenamya. Oleh karena itu, kerja bagi kita bukan hanya sekedar untuk mendapat
upah atau gaji, jabatan atau kekuasaan, dan berbagai maksud- maksud lainnya.
Dalam dan melalui kerja manusia mengungkapkan dirinya lebih otentik sebagai
manusia yang disiplin, bertanggung jawab, jujur, tekun, pantang menyerah, punya
visi, dan sebagainya; atau sebaliknya, tidak disiplin, tidak bisa dipercaya, tidak
dapat diandalkan, tidak bertanggung jawab, dan sebagainya. Dunia kerja
merupakan sarana bagi perwujudan dan sekaligus pelatihan diri untuk menjadi
semakin baik.
Untuk lebih mendalami mengenai dunia kerja, perlu lebih mendalami topik-
topik yang berkaitan dengan peningkatan kualitas din pribadi sebagai seorang
pekerja maupun sebagai sebagai seorang profesional. Terutama lebih ditekankan
untuk menghayati prinsip-prinsip ethos kerja, menggunakan atau mengelola waku
dengan baik dan efisien, melaksanakan kewajiban-kewajiban pokok sebagai
karyawan maupun majikan, menghayati budaya organisasi atau perusahaan,
meningkatkan mutu pelayanan di tempat kerja, dan meningkatkan profesionalitas
kerja sebagai jawaban atas berbagai perubahan yang ada dimasyarakat, yang
telah membawa dampak pada tingginya tuntutan dalam dunia kerja atau profesi.
Gizi sebagai modal dasar dan investasi, berperan penting memutus
'lingkaran setan ' kemiskinan dan kurang gizi, sebagai upaya peningkatan kualitas
sumberdaya manusia (SDM). Beberapa da,apk buruk kurang gizi : Rendahnya
produktivitas kerja, kehilangan kesempatan sekolah, dan kehilangan sumberdaya
karena biaya kesehatan yang tinggi. Upaya peningkaan SDM diatur dalam UUD
1945 pasal 28 H ayat (1). yang menyatakan bahwa setiap individu berhak hidup
sejahtera, dan pelayanan kesehatan adalah salah satu hak asasi manusia
(Bappenas, 2011).
Rumah sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran
penting dalam melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahanpenyakit. Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan bagian integral dani
yang baik akan
upaya penyembuhan penyakit pasien. Mutu pelayanan gizi
9
mempengaruhi indikator mutu pelayanan rumah sakit, yaitu meningkatkan
kesembuhan pasien, memperpendek lama rawat inap, serta menurunkan biaya
(Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar, 2007).

K. Tujuan Etika Profesi Gizi


a. Menghasilkan lulusan yang menguasai dasar-dasar ilmiah, substansi dan
ketrampilan dalam bidang gizi sehingga mampu mengidentifikasi, memahami,
menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah gizi serta memiliki
jiwa entrepreneurshipitechnopreneurship
b. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi di pasar kerja
yang terkait dengan bidang gizi.
c. Menghasilkan lulusan yang mampu bersikap dan berperilaku secara profesional
dalam berkarya di bidang gizi maupun dalam kehidupan bersama di
masyarakat.
d. Mengembangkan dan menghasilkan penelitian-penelitian inovatif sehingga
menghasilkan temuan-temuan strategis
e. Menerapkan IPTEKS dan ketrampilan di bidang gizi dalam kegiatanpendidikan,
penelitian dan pengabdian serta layanan kepada masyarakat
f. Mengembangkan dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang
berkompeten untuk mengatasi permasalahan di bidang gizi dalam rangka
pembangunan nasional

L. Sasaran yang akan dicapai


a. Menyediakankontribusi sec,ara spesifik untuk memenuhi kebutuhan
sumberdaya manusia berkualitas khususnya dalam pengembangan IPTEKS
yang relevan dengan kebutuhan masyarakat sehingga dapatmeningkatkan
daya saing bangsa.
b. Membangun dan meningkatkan kapasitas program ilmu gizi sebagai
upayameningkatkan daya saing bangsa dengan menghasilkan IPTEKS
bidang gizi yang berbasis kearifan lokal dan berkelanjutan untuk ikut
memecahkan permasalahan gizi di masyarakat balk pada tingkat lokal,
nasional, dan internasional
c. Menyediakan layanan kualitas yang akuntabel dan aksesibel dalam memenuhi
kebutuhan civitas akademika dan masyarakat
d. Membangun dan meningkatkan kapasitas kerjasama dan kepekaan sosial
10
dalam mensinergikan potensi sumberdaya di program, antar program, fakultas
dengan potensi masyarakat pada tingkat lokal, nasional, dan internasional.

M. Etika
Dalam pergaulan hidup bermasyrakat, bemegara hingga pergaulan hidup
tingkat internasional diperlukan suatu system yang mengatur bagaimana
seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling
menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata karma, protokoler dan
lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan
masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung
tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah
dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan
dengan hak-hak asasi umumnya.

Etika Berasal dani bahasa Yunani Ethos, Yang berarti norma-norma, nilai-
nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang balk.
Etika berkaitan dengan konsep yang dimUiki oleh individu atau masyarakat untuk
menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar,
Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai "the discipline which can actas
the performance index or reference for our control system". Etika adalah
refleksi dani apa yang disebut dengan self control", karena segala sesuatunya
dibuat dan diterapkan dani dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu
sendiri.
Drs.O.P SIMORANGKIR menjelaskan etika atau etik sebagai pandangan
manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang balk. Dan Drs. Sidi
Gajalba dalam sistematika filsafat, etika adalah Teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dani segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal. Satu lagi pengertian Etika menurut Drs.H. Burhanudin Salam
adalah Cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika dibedakan menjadi
a. Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teari-
teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjdai pegangan bagi

11
manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai balk atau buruknya
suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan,
yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
b. Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus.

c. Etika individual Etika individual menyangkut kewajiban dan sikap manusia


terhadap dini sendiri.
d. Etika social mengenai kewajiban sikap dan pola perilaku manusia sebagai
anggota masyarakat. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan
manusia balk secara perseorangan dan langsung atau bersanna-sama dalam
bentuk kelembagaan, sikap kritis terhadap dunia dan ideologi, dan tanggung
jawab manusia terhadap lainnya.

N. Kode Etik Ahli Gizi


Kode yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan
atau benda yang disepakati untuk maksudmaksud tertentu, misalnya untuk
menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode
juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.
Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturanatau
tata cara sebagai pedoman berperilaku. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa
kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota
suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi
yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya. Nilai professional
paling utama adalah keinginan untuk memberikanpengabdian kepada masyarakat.
Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.(Chung, 1981
)mengemukakan empat asas etis, yaitu :
1. Menghargai harkat dan martabat
2. Peduli dan bertanggung jawab
3. Integritas dalam hubungan
4. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Ahli Gizi yang melaksanakan profesi gizi mengabdikan dini dalam upaya
memelihara dan memperbaiki keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan dan
kesejahteraan rakyat melalui upaya perbaikan gizi, pendidikan gizi,

12
pengembangan ilmu dan teknologi gizi, serta ilmu-ilmu terkait. Ahli Gizi dalam
menjalankan profesinya harus senantiasa bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dilandasi oleh falsafandan nilainilai
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 serta Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Persatuan Ahli Gizi Indonesia serta etik profesinya.

0. Kewajiban Umum
a. Meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan serta berpera dalammeningkatkan
kecerdasan dan kesejahteraan rakyat
b. Menjunjung tinggi namabaik profesi gizi dengan menunjukkan sikap,perilaku,
dan budi luhur serta tidak mementingkan dini sendiri
c. Menjalankan profesinya menurut standar profesi yang telah ditetapkan.
d. Menjalankan profesinya bersikap jujur, tulus dan adil.
e. Menjalankan profesinya berdasarkan prinsip keilmuan, informasi terkini, dan
dalam menginterpretasikan informasi hendaknya objektif tanpa membedakan
individu dan dapat menunjukkan sumber rujukan yang benar.
f. Mengenal dan memahami keterbatasannya sehingga dapat bekerjasama
dengan pihak lain atau membuat rujukan bila diperlukan.
g. Melakukan profesinya mengutamakan kepentingan masyarakat dan
berkewajiban senantiasa berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat
yang sebenarnya.
h. Berkerjasama dengan para profesional lain di bidang kesehatan maupun
lainnya berkewajiban senantiasa memelihara pengertian yang sebaik- baiknya.

P. Kode etik ahli gizi


Standar Profesi Nutrisionis adalah suatu pekerjaan dibidang gizi yang
dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan (body of knowledge), memiliki
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan berjenjang, memiliki kode etik, dan
bersifat melayani masyarakat.
Etika Profesi terdiri dani dua kata yaitu etika yang berarti usaha untuk
mengerti tata aturan sosial yang menentukan dan membatasi tingkah laku manusia,
dan kata profesi yang berarti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(keterampilan, kejuruan) tertentu.
Ahli Gizi yang melaksanakan profesi gizi mengabdikan dini dalam upaya
memelihara dan memperbaiki keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan dan
13
kesejahteraan rakyat meialui upaya perbaikan gizi, pendidikan gizi, pengembangan
ilmu dan teknologi gizi, serta ilmu-ilmu terkait. Ahli Gizi dalam menjalankan
profesinya harus senantiasa bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dilandasi oleh falsafah dan
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 serta Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Persatuan Ahli Gizi Indonesia serta etika profesinya.
Dalam menerapkan kode etik, ahli gizi wajib melakukannya sesuai
kewajiaban Yang Meliputi Kewajiban Umum, Kewajiban Terhadap Klien, Kewajiban
Terhadap Masyarakat, Kewajiban Terhadap Teman Seprofesi dan Mitra Kea,
Kewajiban Terhadap Profesi dan din Sendiri.
Kode etik Ahli Gizi ini dibuat atas prinsip bahwa organisasi profesi bertanggung
jawab terhadap kiprah anggotanya dalam menjalankan praktek profesinya. Kode
etik ini berlaku setelah hari dani disahkannya kocle etik ini oleh sidang tertinggi
profesi sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga profesi gizi.

Q. Kewajiban Terhadap Klien


a. Memelihara dan meningkatkan status gizi klien balk dalam lingkup institusi
b. pelayanan gizi atau di masyarakat umum.
c. Menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat yang dilayaninya balk pada saat
d. klien masih atau sudah tidak dalam pelayanannya, bahkan juga setelah klien
meninggal dunia kecuali bila diperlukan untuk keperluan kesaksian hukum.
e. Menjalankan profesinya senantiasa menghormati dan menghargai kebutuhan
unik setiap klien yang dilayani dan peka terhadap perbedaan budaya, dan
tidak melakukan diskriminasi dalam hal suku, agama, ras, status sosial, jenis
kelamin, usia dan tidak menunjukkan pelecehan seksual.
f Memberikan pelayanan gizi prima, cepat, dan akurat.
g. Memberikan informasi kepada klien dengan tepat dan jelas, sehingga
memungkinkan klien mengerti dan mau memutuskan -sendiri berdasarkan
informasi tersebut.
h. Apabila mengalami keraguan dalam memberikan pelayanan berkewajiban
senantiasa berkonsultasi dan merujuk kepada ahli gizi lain yang mempunyai
keahlian.

R. Kewajiban Terhadap Masyarakat


14
a Melindungi masyarakat umum khususnya tentang penyalahgunaan pelayanan,
informasi yang salah dan praktek yang tidak etis berkaitan dengan gizi, pangan
termasuk makanan dan terapi gizi/diet.
b. Memberikan pelayanannya sesuai dengan informasi faktual, akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c. Melakukan kegiatan pengawasan pangan dan gizi sehingga dapat mencegah
masalah gizi di masyarakat.
d. Peka terhadap status gizi masyarakat untuk mencegah terjadinya masalahgizi
dan meningkatkan status gizi masyarakat.
e. Memberi contoh hidup sehat dengan pola makan dan aktifitas fisik yang
seimbang sesuai dengan nilai paktek gizi individu yang baik.
f. Dalam bekerja sama dengan profesional lain di masyarakat, Ahli Gizi
berkewajiban hendaknya senantiasa berusaha memberikan dorongan,
dukungan, inisiatif, dan bantuan lain dengan sungguh-sungguh demi
tercapainya status gizi dan kesehatan optimal di masyarakat.
g. Mempromosikan atau mengesahkan produk makanan tertentu berkewajiban
senantiasa tidak dengan cara yang salah atau, menyebabkan
salah interpretasi atau menyesatkan masyarakat

S. Kewajiban Terhadap Teman Seprofesi Dan Mitra Kerja


a. Melakukan promosi gizi, memelihara dan meningkatkan status gizi masyarakat
secara optimal, berkewajiban senantiasa bekerjasama dan menghargai
berbagai disiplin ilmu sebagai mitra kerja di masyarakat.
b. Memelihara hubungan persahabatan yang harmonis dengan semua organisasi
atau disiplin ilmu/profesional yang terkait dalam upaya meningkatkan status
gizi, kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat.
c. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan keterampilan terbaru kepada sesama
profesi dan mitra kerja.

T. Kewajiban Terhadap Profesi Dan Dini Sendiri


a. Mentaati, melindungi dan menjunjung tinggi ketentuan yang dicanangkan oleh
profesi.

b. Memajukan dan memperkaya pengetahuan dan keahlian yang diperlukandalam


menjalankan profesinya sesuai perkembangan ilmu dan teknologi terkini serta

15
peka terhadap perubahan lingkungan.
c. Menunjukan sikap percaya din, berpengetahuan luas, dan berani
mengemukakan pendapat serta senantiasa menunjukan kerendahan hati dan
mau menerima pendapat orang lain yang benar.
d. Menjalankan profesinya berkewajiban untuk tidak boleh dipengaruhi oleh
kepentingan pribadi termasuk menerima uang selain imbalan yang layak sesuai
dengan jasanya, meskipun dengan pengetahuan klien/masyarakat (tempat
dimana ahli gizi diperkerjakan).
e. Tidak melakukan perbuatan yang Tnelawan hukum, clan me_maksa orang lain
untuk melawan hukum.
f. Memelihara kesehatan dan keadaan gizinya agar dapat bekerja dengan balk.
g. Melayani masyarakat umum tanpa memandang keuntungan perseorangan atau
kebesaran seseorang.
h. Selalu menjaga nanna balk profesi dan mengharumkan organisasi profesi.

U. Standar Kompetensi dan Peran Ahli Gizi


Standar kompetensi ahli gizi disusun berdasarkan jenis ahli gizi yang ada
saat ini yaitu ahli gizi dan ahli madya gizi. Keduanya mempunyai wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda. Secara umum tujuan disusunnya standar
kompetensi ahli gizi adalah sebagai landasan pengembangan profesi Ahli Gizi di
Indonesia sehingga dapat mencegah tumpang tindih kewenangan berbagai profesi
yang terkait dengan gizi. Adapun tujuan secara khusus adalah sebagai
acuan/pedoman dalam menjaga mutu Ahli Gizi, menjaga dan meningkatkan mutu
pelayanan gizi yang profesional balk untuk individu maupun kelompok serta
mencegah timbulnya malpraktek gizi (Persagi, 2010).

V. Peran Ahli Gizi


Secara umum, paling tidak seorang ahli gizi memiliki 3 peran, yakni sebagai
dietisien, sebagai konselor gizi, dan sebagai penyuluh gizi (Nasihah, 2010).
a. Dietisien adalah seseorang yang memiliki pendidikan gizi, khususnyadietetik,
yang bekerja untuk menerapkan prinsip-prinsip gizi dalam pemberian makan
kepada individu atau kelompok, merencanakan menu, dan diet khusus, serta
mengawasi penyeienggaraan dan penyajian makanan (Kamus Gizi, 2010).
b. Konselor gizi adalah ahli gizi yang bekerja untuk membantu orang lain (klien)
mengenali, mengatasi masalah gizi yang dihadapi, dan mendorong klien untuk
16
mencari dan memilih cara pemecahan masalah gizi secara mudah sehingga
dapat dilaksanakan oleh klien secara efektif dan efisien. Konseling biasanya
dilakukan lebih privat, berupa komunikasi dua arah antara konselor dan klien
yang bertujuan untuk memberikan terapi diet yang sesuai dengan kondisi
pasien dalam upaya perubahan sikap dan perilaku terhadap makanan
(Magdalena, 2010).

c. Penyuluh gizi, yakni seseorang yang memberikan penyuluhan gizi yang


merupakan suatu upaya menjelaskan, menggunakan, memilih, dan
mengolah bahan makanan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
perilaku perorangan atau masyarakat dalam mengonsumsi makanan
sehingga meningkatkan kesehatan dan gizinya (Kamus Gizi, 2010).
Penyuluhan gizi sebagian besarnya dilakukan dengan metode ceramah
(komunikasi satu arah), walaupun sebenamya masih ada beberapa metode
lainnya yang dapat digunakan. Berbeda dengan konseling yang
komunikasinya dilakukan lebih pribadi, penyuluhan gizi disampaikan lebih
umum dan biasanya dapat menjangkau sasaran yang lebih banyak.
d Ketiga peran itu hanya bisa dilakukan oleh seorang ahli gizi atau
seseorang yang sudah mendapat pendidikan gizi dan tidak bisa digantikan
oleh profesi kesehatan manapun, karena ketiga peran itu saling berkaitan
satu sama lain, tidak dapat dipisahkan. Selain ketiga peran yang telah
dijelaskan diatas, peran ahli gizi juga dapat dikajipada rincian di bawah ini :
1. Ahli Gizi
a. Pelaku tatalaksana/asuhan/pelayanan gizi klinik
b. Pengelola pelayanan gizi di masyarakat
c. Pengelola tatalaksana/asuhan/pelayanan gizi di RS
d. Pengelola sistem penyelenggaraan makanan institusi/masal
e. Pendidik/penyuluh/pelatih/konsultan gizi
f. Pelaksana penelitian gizi
g. Pelaku pemasaran produk gizi dan kegiatan wirausaha
h. Berpartisipasi bersama tim kesehatan dan tim lintas sektoral
Pelaku praktek kegizian yang bekerja secara profesional dan etis
2 Ahli Madya Gizi
a. Pelaku tatalaksana/asuhan/pelayanan gizi klinik
b. Pelaksana pelayanan gizi masyarakat
c. Penyelia sistem penyelenggaraan makanan Institusi/massal
17
d. Pendidik/penyuluh/pelatih/konsultan gizi
e. Pelaku pemasaran produk gizi dan kegiatan wirausaha
f. Pelaku praktek kegizian yang bekerja secara profesional dan etis

Namun, bila dibandingkan dengan kondisi di lahan, peran Ahli gizi belum
berjalan secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh :
1. Kurangnya jumlah tenaga ahli gizi di rumah sakit sehingga belum dapat
mencakup semua ruang rawat m ap dan masih merangkap tugas yang lain.
2. Belum terbentuknya tim asuhan gizi yang solid, sehingga praktek
kolaborasi antara ahli gizi dan profesi yang lain belum berjalan secara
maksimal.
3. Tidak adanya nutritional assessment tools di ruangan, seperti microtoa,
knee-height caliper, pita LILA. Alat yang dipakai selama ini kebanyakan
hanya medline dan timbangan berat badan.

4. Kurangnya kunjungan ahli gizi ke ruang rawat m ap yang menjadi


tanggung- jawabnya sehingga memungkinkan pasien tidak mengenali ahli
gizi rumah sakit.
5. Belum dilakukannya skrining gizi secara menyeluruh terhadap pasien,
sehingga memungkinkan pasien yang berisiko malnutrisi tidak terdeteksi.

W. Kesimpulan
Ahli Gizi yang melaksanakan profesi gizi mengabdikan dini dalam upaya
memelihara dan memperbaiki keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan dan
kesejahteraan rakyat melalui upaya perbaikan gizi, pendidikan gizi,
pengembangan ilmu dan teknologi gizi, serta ilmu-ilmu terkait. Ahli Gizi dalam
menjalankan profesinya harus senantiasa bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dilandasi oleh falsafandan nilainilai
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 serta Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Persatuan Ahli Gizi Indonesia serta etik profesinya.
Peran ahli gizi juga dapat dikaji pada rincian di bawah ini :
1. Ahli Gizi
a. Pelaku tatalaksana/asuhan/pelayanan gizi klinik
b. Pengelola pelayanan gizi di masyarakat

18
c. Pengelola tatalaksana/asuhan/pelayanan gizi di RS
d. Pengelola sistem penyelenggaraan makanan institusi/nriasal
e. Pendidik/penyuluh/pelatih/konsultan gizi
f. Pelaksana penelitian gizi
g. Pelaku pemasaran produk gizi dan kegiatan wirausaha
h. Berpartisipasi bersama tim kesehatan dan tim lintas sektoral
i. Pelaku praktek kegizian yang bekerja secara profesional dan etis
2. Ahli Madya Gizi
a. Pelaku tatalaksana/asuhan/pelayanan gizi klinik
b. Pelaksana pelayanan gizi masyarakat
c. Penyelia sistem penyelenggaraan makanan Institusi/massal
d. Pendidik/penyuluh/pelatih/konsultan gizi
e. Pelaku pemasaran produk gizi dan kegiatan wirausaha
f. Pelaku praktek kegizian yang bekerja secara profesional dan etis

X. Saran
Saran penuiis kepada yang membaca agar makalah ini bermanfaat untuk
kedepannya, sebagai tambahan literatur kita dalam bacaan. Dan kepada ahli gizi
agar menjalankan profesi dan kode etik sebagai ahli gizi yang sudah ada sejak
dahulu.

19
Referensi

Aritonang, Manton. 2012. Penyelenggaraan makanan. Grafina Mediacipta.


Yogyakarta
Depkes RI. 2005. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Edisi Revisi.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
0 Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar. 2007. Pedoman
Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Jakarta Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Nasihah, Fathiya. 2010. Peran Ahli Gizi sebagai Penyuluh dan Konselor Gizi.
Persagi. 2010. Standar Profesi Gizi. http://persagi.orq

20

Anda mungkin juga menyukai