Holding Cisco CCNA, Juniper JNCIA, Ubiquity UBWA, UEWA, Mikrotik MTCNA, MTCRE, MTCWE, MTCTCE,
MTCUME, MTCIPv6E, MTCSE, MTCEWE, MTCINE
• OSPF
• Routing Filter
Internet
Tunnel
HQ Jakarta BR Semarang
VPN Server
Internet
HQ Jakarta
VPN
VPN Client
Jakarta Semarang
Username dan
password yang
dibuat di PPP Secret
PPTP Server
Internet
Internet
PADR
PADS
LCP/IPCP
• PC yang berada dalam satu VLAN yang sama bisa terkoneksi, beda VLAN akan terisolir
• Static Routing
• Adminitrator melalukan konfigurasi routing secara manual.
• Dynamic Routing
• Admininstrator hanya melakukan sedikit konfigurasi (enable fungsi dynamic routing)
• Router-router akan secara otomatis mencari network tujuan dan gateway yang akan
dilewati.
• RIB / Routing table merupakan table data dalam router yang berisi daftar route
ke jaringan/network tertentu.
• Dynamic Routing
• Static Route
Route Flags:
• Paket yang dikirimkan ini sebelumnya merupakan hasil olahan dari RIB.
• Source Interface
• Routing Mark
By default
• ToS
• Dibuat secara otomatis ke dalam routing table setiap menambahkan IP address pada
interface yang aktif.
• Distance = 0
• Gateway = interface
• Static route merupakan salah satu routing yang dibuat/ditambahkan secara manual
kedalam routing table.
• Informasi yang ditambahkan pada static route berupa informasi dst. address (network
tujuan) dan gateway (jalur yang dilewati menuju network tujuan tersebut).
• Destination address berisi informasi mengenai alamat/address tujuan yang akan kita
tuju.
Bila parameter destination address tidak di isi/define, maka akan bernilai all network (0.0.0.0/0)
• Gateway merupakan alamat atau jalur yang dilewati untuk menuju ke destination
address.
• IP Gateway router adalah IP yang masih satu subnet dengan router (directly
connected)
• Semua route dengan gateway yang sama akan terkena efek check gateway.
Walaupun hanya ada satu route saja yang mengaktifkannya.
R1 R2
Contoh :
Bila ada paket yang akan dikirimkan ke tujuan 192.168.97.190, terdapat 2 buah gateway
sebagai berikut:
#1 dst-address=192.168.97.0/25 gateway=192.168.1.1
#2 dst-address=192.168.97.128/25 gateway=192.168.2.1
Contoh :
Bila ada paket yang akan dikirimkan ke tujuan 192.168.88.10, terdapat 2 buah gateway
sebagai berikut:
#1 dst-address=192.168.88.0/28 gateway=192.168.3.1
#2 dst-address=192.168.88.0/26 gateway=192.168.4.1
Contoh :
Bila ada paket yang akan dikirimkan ke tujuan 192.168.100.20, terdapat 2 buah gateway
sebagai berikut:
#1 dst-address=192.168.100.0/27 distance=1 gateway=192.168.5.1
#2 dst-address=192.168.100.0/27 distance=2 gateway=192.168.6.1
• Load balance merupakan teknik untuk mendistribusikan beban kerja di dua atau
lebih link jaringan untuk memaksimalkan troughput, meminimalisasi respone time dan
menghindari overload.
• Fail Over adalah system proteksi untuk menjaga apabila link utama terganggu,
secara otomatis akan memfungsikan jalur cadangan (link kedua, ketiga, dst)
• Load balance dan Fail Over dapat diatur menggunakan default route.
/interface ethernet
set [ find default-name=ether1 ] name=ether1-to-ISP1
set [ find default-name=ether2 ] name=ether2-to-ISP2
set [ find default-name=ether3 ] name=ether3-Local
/ip address
add address=11.11.11.1/24 interface=ether1-to-ISP1
add address=22.22.22.1/24 interface=ether2-to-ISP2
add address=192.168.100.1/24 interface=ether3-Local
IP > Address
/ip dns
set servers=8.8.8.8,1.1.1.1
IP > DNS
IP > Routes
/ip route
add distance=1 gateway=22.22.22.10,11.11.11.10
IP > Routes
• Secara default, setiap konfigurasi route (Static Route, Dynamic Route, Connected
Route) akan menggunakan routing table utama “main”.
• Kita bisa membuat table routing tambahan dan mengarahkan suatu route agar
menggunakan routing table tersebut dengan menggunakan:
1. IP > Route > Rules
2. IP > Firewall > Mangle > Route-mark
• Setiap routing mark yang dibuat membentuk routing table sendiri memiliki nama
sama dengan nama routing marknya.
• Route rules hanya dapat melakukan decision hanya berdasarkan src-address, dst-
address, routing mark, dan interface.
• Untuk mengarahkan traffic yang lebih spesifik ke sebuah router, traffic tersebut harus
diidentifikasi terlebih dahulu melalui routing mark. (IP > Firewall > Mangle)
• Chain yang bisa digunakan untuk action Mark Routing adalah Prerouting dan Output.
• Tandai traffic ICMP yang berasal dari local menggunakan Mark Routing.
IP > Firewall > Mangle
IP > Route
/ip route
add distance=2 gateway=22.22.22.10 routing-mark=ICMP-Route
add check-gateway=ping distance=1 gateway=11.11.11.10
• Forwarding table di Linux kernel secara otomatis akan refresh pada interval tertentu
(beberapa detik/menit).
• Hal ini menyebabkan ada kemungkinan paket data untuk suatu aplikasi berganti
koneksi sehingga mendapatkan masquerade address yang berbeda. Koneksi bisa
terputus.
• TTL merupakan suatu nilai pada paket data (Header IP) yang menyatakan berapa
lama paket tersebut bisa beredar/berjalan-jalan diJaringan.
• Nilai TTL menentukan paket harus diteruskan ke router selenjutnya (next hop router)
atau di discard.
• Nilai default TTL adalah 64, maximum 255 (8bits) dan nilainya akan berkurang 1 setiap
data melewati router (layer3), beberapa saat sebelum forwarding decision.
• Router tidak akan melewatkan traffic ke route selanjutnya apabila TTL yang dia terima
bernilai = 1
• Routing loop = paket berputar-putar dalam jaringan loop, sampai TTL habis.
• IGP → menghandle routing di dalam satu Autonomous System (satu routing domain).
• Routing yang bekerja antara jaringan kita dengan jaringan orang lain.
Autonomous System merupakan gabungan dari jaringan / router yang masih satu
kepemilikan.
Gabungan router yang memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network.
• Open Shortest Path First (OSPF) merupakan dynamic routing yang termasuk kedalam
kategori IGP.
• OSPF mempunyai kemampuan Link State (mendeteksi status link) dan algoritma
Djikstra (pencarian jalur terpendek).
• Dynamic Routing
• Route authentication
• Adjacency - logical connection between a router and its corresponding DR and BDR. No
routing information is exchanged unless adjacencies are formed.
• Link - link refers to a network or router interface assigned to any given network.
• Interface - physical interface on the router. The interface is considered a link when it is
added to OSPF. Used to build link database.
• LSA - Link State Advertisement, data packet contains link-state and routing information,
that is shared among OSPF Neighbors.
• BDR - Backup Designated Router, hot standby for the DR. BDR receives all routing updates from adjacent
routers, but it does not flood LSA updates.
• ABR - Area Border Router, router connected to multiple areas. ABRs are responsible for summarization
and update suppression between connected areas.
• ASBR - Autonomous System Boundary Router, router connected to an external network (in a different
AS). If you import other protocol routes into OSPF from the router it is now considered ASBR.
• NBMA - Non-broadcast multi-access, networks allow multi-access but have no broadcast capability.
Additional OSPF neighbor configuration is required for those networks.
• Point-to-point - Network type eliminates the need for DRs and BDRs
• Router-ID - IP address used to identify the OSPF router. If the OSPF Router-ID is not configured
manually, a router uses one of the IP addresses assigned to the router as its Router-ID.
• Link State - The term link-state refers to the status of a link between two routers. It defines the
relationship between a router's interface and its neighboring routers.
• Cost - Link-state protocols assign a value to each link called cost. the cost value depends on the
speed of the media. A cost is associated with the outside of each router interface. This is referred to
as interface output cost.
• Autonomous System - An autonomous system is a group of routers that use a common routing
protocol to exchange routing information.
• Suatu Autonomous System (AS) terdiri dari satu atau beberapa area.
• Area merupakan system grouping yang digunakan OSPF, yaitu gabungan dari
beberapa router IR (internal router).
• Setiap area mempunyai ID (area id) yang menggunakan format IP address 32bit
(0.0.0.0 – 255.255.255.255).
• Standar Area
• Merupakan sub-area dari area backbone. Area ini menerima LSA intra area dan inter area dari ABR yang terhubung
dengan area 0
• Stub Area
• Area customers, atau merupakan area paling ujung, area ini tidak menerima advertise external route, baik dari ABR
maupun dari ASBR
• Area 0 atau backbone area merupakan area dimana ABR berkumpul untuk saling
menukarkan informasi routing dari area-area yang lain.
• Setiap non-backbone (area standard) harus terhubung secara langsung dengan area
backbone.
• Area backbone juga merupakan area transit seblum traffic keluar atau masuk ke
dalam sebuah AS
• Area non backbone yang tidak terhubung secara langsung ke area backbone bisa
terhubung ke backbone area menggunakan Virtual Link.
• ABR (Area Border Router) merupakan router yang menjembatani area satu dengan
area yang lain.
• ASBR juga bisa berarti router OSPF yang menjembatani protocol routing OSPF
dengan protocol routing lain (RIP, BGP, IS-IS dll)
• Minimal konfigurasi/setting
OSPF adalah hanya
menambahkan network yang
directly connected kedalam
Routing OSPF Network
• Tambahkan semua connected network pada menu Routing > OSPF > Network
R1 R2 R3
R3
• Bila router-id tidak kita set (0.0.0.0) maka secara otomatis router akan menggunakan
IP terkecil pada table IP address sebagai router-id.
• Kedua router mengktifkan protocol OSPF dalam satu area yang sama.
• Interface router tersebut harus berada dalam satu subnet yang sama, kecuali network type
point-to-point (tunnel/vpn)
Attempt Router mengirimkan hello packet tetapi belum mendapat respon (hanya pada tipe NBMA).
Init Router mendapatkan hello packet dari router lain, tetapi belum terbentuk hubungan bidirectional (2 way) pada
tahap ini router-id penerima belum terdaftar pada list neighbor.
2-Way Hubungan bidirectional antar router sudah terbentuk, router-id dan IP address penerima sudah terdaftar pada
list neighbor.
ExStart DR dan BDR sudah terpilih, pertukaran link state dimulai.
Exchange Router akan mengirimkan database descriptor (DBD) ke router lain. (pertukaran DBD).
Loading Router akan mengirimkan Link State Request packet (LSR), LSR akan dibalas dengan Link state ACK dan link state
reply. Akhir tahap ini semua router mempunyai DB yang sama.
Full Informasi routing dari router lain sudah tersinkronisasi dan kedua router sudah terhubung secara penuh.
• Link State Request (LSR) - digunakan untuk meminta informasi routing update.
• Link State Update (LSU) - digunakan untuk mengirimkan informasi routing update.
1. Membentuk Adjacency
DR dan BDR dipilih secara otomatis, router pertama yang mengaktifkan OSPF dalam satu
subnet akan menjadi DR.
DR BDR
Bisa juga menentukan DR secara manual dengan cara merubah nilai priority router pada OSPF
- Nilai Priority 0-255
- Semakin tinggi nilai priority router, semakin besar kesempatan menjadi DR
BDR DR
- Bila nilai priority kedua router sama, maka router dengan router-id terbesar akan jadi DR
DR Other DR
- Bila nilai priority = 0, maka router tidak akan pernah jadi DR (DR OTHER)
Router mengumpulkan seluruh informasi jalur dalam jaringan dengan bertukar informasi mengenai
state-state dan jalur-jalur. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman ini.
Setelah loading state selsai, maka OSPF router akan memiliki informasi state lengkap (full state)
Cost akan dijumlah di tiap Out-Interface, semakin kecil nilai cost maka akan diprioritaskan
Jika nilai cost di kedua jalur sama, maka akan load balance (ecmp)
• Sangat memungkinkan dalam sebuah AS memiliki lebih dari satu area menyesuaikan
skala jaringan yang dimiliki.
• Semakin banyak router dan jaringan didalamnya, semakin besar ukuran Link State
Database (CPU load, memory).
• IR (Internal Router) hanya mendapatkan Link State Advertisement (LSA) hanya dari
router lain yang masih dalam satu area.
• Area non backbone yang ingin mendapatkan LSA secara lengkap dan bisa terkoneksi
dengan jaringan yang ada diluar AS maka harus terhubung secara logic dengan
backbone (Area 0).
• Update area untuk connected network sesuai topologi pada OSPF Network
R1 R2 R3
R1 R2 R3
• Update area untuk connected network sesuai topologi pada OSPF Network
• Virtual link juga digunakan untuk koneksi OSPF antar backbone melewati non
backbone area.
• Area yang digunakan untuk menghubungkan area backbone dengan area non
backbone lain yang terisolir disebut sebagai area transit.
• ABR yang menghubungkan antara area transit dengan area non backbone lain yang
terisolir
• Buatlah interface loopback untuk remote virtual link (Bridge > add name=loopback)
R2
R3
R2 R3
R2
R3
• Buatlah interface loopback untuk remote virtual link (Bridge > add name=loopback)
• DR berfungsi untuk mengumpulkan dan menyebarkan LSA dalam satu area, sehingga
mengurangi traffic dan waktu process pertukaran LSA antar router.
• Pemilihan DR dan BDR adalah secara otomatis, router pertama di jaringan OSPF
dalam satu broadcast domain akan menjadi DR.
• DR dan BDR bisa ditentukan secara manual dengan cara merubah nilai priority pada
router (Routing > OSPF > Interfaces).
BDR adjacency
• Dengan adanya pemilihan DR dan BDR
dalam broadcast network akan membantu
mengurangi traffic adjacency.
n = jumlah router
Total traffic → 5 + 4 = 9
• OSPF adalah type routing jenis Link State (berdasarkan status link)
• Untuk menyebarkan informasi Link state ke seluruh router dalam jaringan, OSPF
memiliki sebuah system khusus disebut dengan istilah Link State Advertisement (LSA).
• Paket LSA berisi informasi seputar link-link yang ada dalam sebuah router dan
statusnya masing-masing.
• Point to point
• Broadcast
• Single packet yang ditransmisikan oleh router dapat digandakan oleh device seperti switch,
sehingga setiap sisi end pointnya menerima copy dari paket tersebut
• Diperlukan konfigurasi manual neighbor (Routing > OSPF > NBMA Neigbor)
• Cocok diterapkan pada jaringan Wireless, bila mode “broadcast” tidak bekerja secara
maksimal
• Nilai dari external metric secara default, bisa di lihat melalui menu routing > OSPF >
instance > default
• Setup topologi sesuai dengan gambar diatas, dan buatlah static route menuju 10.10.10.0/24 pada R1
• Konfigurasikan redistribute type pada R1 menggunakan type1, amati routing table pada R2 dan R3
• Rubah redistribute type static route menjadi as-type-2 amati routing table pada R2 dan R3
Verifikasi routing table pada R3 Total cost pada R3 untuk tujuan ke 10.10.10.0/24
• Untuk menentukan jalur terpendek atau bisa juga diartikan sebagai jalur prioritas,
OSPF menggunakan parameter “cost”.
• Nilai cost akan dijumlah oleh router di tiap out-interface. Semakin kecil nilai cost, semakin
diprioritaskan
• Terlihat ada duah buah jalur dengan tujuan yang sama. Jalur merah dan biru
• Setelah dilakukan perhitungan total cost, jalur merah memiliki total cost terkecil. Maka jalur tersebut yang
nantinya digunakan
• Apabila dilakukan penambahan link, secara otomatis OSPF akan mendeteksi dan
akan menambahakan informasi link tersebut kedalam routing table.
• Apabila ada 1 network dengan 2 gateway yang berbeda namun cost interfacenya
sama, kedua link akan difungsikan sebagai load balance.
• Apabila ada satu cost interfacenya lebih tinggi. Maka salah satu link akan dijadikan
link utama dan lainnya menjadi link backup (failover).