PENDAHULUAN
1
B. SISTEM OPERASI UBUNTU
Ubuntu merupakan salah satu distribusi Linux yang berbasiskan Debian dan didistribusikan
sebagai perangkat lunak bebas. Nama Ubuntu berasal dari filosofi dari Afrika Selatan yang
berarti "kemanusiaan kepada sesama". Ubuntu dirancang untuk kepentingan penggunaan
pribadi, namun versi server Ubuntu juga tersedia, dan telah dipakai secara luas.
Proyek Ubuntu resmi disponsori oleh Canonical Ltd. yang merupakan sebuah perusahaan yang
dimiliki oleh pengusaha Afrika Selatan Mark Shuttleworth. Tujuan dari distribusi Linux Ubuntu
adalah membawa semangat yang terkandung di dalam filosofi Ubuntu ke dalam dunia perangkat
lunak. Ubuntu adalah sistem operasi lengkap berbasis Linux, tersedia secara bebas, dan
mempunyai dukungan baik yang berasal dari komunitas maupun tenaga ahli profesional.
Hingga kini ubuntu telah tercatat mengeluarkan beberapa versi
Setiap rilis mempunyai nama kode dan nomor versi. Nomor versi berdasarkan tahun dan bulan
dari rilis. Angka pertama adalah tahun, angka kedua adalah bulan perilisan. Sebagai contoh, rilis
Ubuntu yang pertama, 4.10, dirilis tanggal 20 Oktober 2004. Rilis ubuntu keluar setiap 6 bulan
sekali tiap bulan April dan Oktober. Rilis ubuntu biasanya terdiri dari berbagai edisi, yaitu edisi
Desktop, Server, dan Netbook. Perbedaan mendasar pada ketiganya adalah pada versi desktop
terdapat tampilan desktop manager sedangkan pada edisi server tidak ada, hanya command
prompt saja.
Release code Ubuntu terdiri dari dua kata yang berupa adjective (kata sifat) yang diikuti dengan
nama hewan yang disusun secara alphabetis setiap rilisnya, kecuali versi 6.06 ke bawah (4.10;
5.04; 5.10). Misalnya Hardy Heron, terdiri dari kata sifat hardy (Bold; brave; stout; daring;
resolute; intrepid.[1913 Webster]) dan heron (sejenis burung).
Rilis dijadwalkan satu bulan setelah perilisan GNOME (yaitu satu bulan setelah perilisan X.org).
Sehingga setiap prilisan dari Ubuntu memiliki versi GNOME dan X yang diperbarui.
Peningkatan antara rilis harus dilakukan dari satu versi ke versi berikutnya (contoh: dari Ubuntu
11.04 ke Ubuntu 11.10). Namun, versi LTS dapat langsung ditingkatan ke versi LTS selanjutanya
(contoh: dari Ubuntu 08.04 LTS ke 10.04 LTS).
2
C. LANGKAH INSTALASI UBUNTU 14.04 LTS CODE NAME TRUSTY TAHR
Langkah-langkah Instalasi Ubuntu
Pilih continue
3
Pilih Erase Disk and Install Ubuntu
4
Pilih keyboard layout English(US) dan English(US)
5
Proses instalasi sedang berjalan. Tunggu hingga selesai
Setelah Instalasi selesai Ubuntu akan meminta restart. Klik Restart Now
6
BAB II
KONFIGURASI SERVER UBUNTU
Konfigurasi IP address pada mode grafis dapat dilakukan dalam banyak cara. Namun pada
panduan konfigurasi server ubuntu kali ini, kita akan tunjukan bagaimana cara mengkonfigurasi
ubuntu melalui command line interface (CLI).
1. Interface Ethernet
Interface Ethernet pada system operasi Ubuntu diidentifikasi dengan nama ethX dimana X
disini menggantikan bilangan Ethernet tersebut. Ethernet yang pertama biasanya dinamai
eth0, Ethernet yang kedua dinamai eth1 dan seterusnya.
7
1.2. Konfigurasi alamat IP
1.2.1. Konfigurasi Temporary IP Address
Konfigurasi temporary IP Address dapat dilakukan dengan perintah ip, ifconfig,
atau route. Namun sifat konfigurasi ini hanyalah sementara dan akan kembali
seperti semula bila kita melakukan reboot pada server.
ifconfig eth0
8
sudo route add default gw 10.0.0.1 eth0
route –n
nameserver 8.8.8.8
nameserver 8.8.4.4
untuk memasukkan dua buah alamat Domain Name System kedalam file
/etc/resolv.conf
auto eth0
iface eth0 inet dhcp
Statmen di atas biasanya sudah tertulis ketika pertama kali kita menginstall
ubuntu. Statmen di atas menunjukkan bahwa server ubuntu kita berperan
sebagai DHCP Client pada suatu jaringan. Ia tidak akan menerima alamat IP
kecuali melalui DHCP.
9
sudo nano /etc/network/interfaces
auto eth0
iface eth0 inet static
network 10.0.0.0
address 10.0.0.100
netmask 255.255.255.0
gateway 10.0.0.1
broadcast 10.0.0.255
dengan menambah parameter seperti di atas maka secara otomatis kita telah
mengkonfigurasi static IP Address.
10
Dari sisi client
- Klik ikon network di sudut kanan atas kemudian cari SSID ubuntuarea.
- Klik connect dan secara otomatis client terhubung ke server.
- Cek IP address pada terminal dengan perintah ifconfig
- Pada tutorial kali ini ip address yang dipergunakan adalah
Untuk IP server : 10.42.0.99 netmasknya 255.255.255.0
Untuk IP client : 10.42.0.1 netmasknya 255.255.255.0
11
Jangan lupa install juga aplikasi PHP5 agar webserver dapat menjalankan fungsi PHP.
Sebenarnya ada satu paket webserver yang berisi satu paket aplikasi yang berhubungan
dengan web server, yaitu LAMP (Linux Apache MySQL PHP). Namun pada tutorial kali ini
saya ingin memisah langkah instalasi antara web server dan database server.
12
2. Konfigurasi Web Server
Ada beberapa file yang digunakan untuk konfigurasi dasar web server, di antaranya:
- apache2.conf
Adalah file yang dgunakan untuk konfigurasi global apache2.
- httpd.conf
Berisi pengaturan terkait web directory.
/var/www/html
isikan file index.html tersebut dengan kode web scripting misalnya seperti berikut:
13
Kemudian lakukan restarting service apache dengan perintah:
3. Tes server
Untuk membuktikan bahwa webserver kita sudah berjalan, bukalah web browser kemudian
ketikan http://localhost atau http://127.0.0.1 atau dengan ip address 10.42.0.99 seperti
yang sudah kita set sebelumnya. Ketikan alamat tersebut pada address bar web browser
kita.
Localhost atau 127.0.0.1 adalah alamat IP loopback yang terinstal di komputer kita. Jika kita
dapat mengakses localhost melalui web browser maka itu menandakan bahwa web server
kita berjalan dengan baik.
14
C. KONFIGURASI DNS SERVER
DNS Server adalah server yang memberikan pelayanan berupa konversi alamat IP kedalam
alamat domain (Full Qualified Domain Name –FQDN) yang mudah diingat. Sebagai contoh,
misalnya kita melakukan ping ke google.com melalui command prompt windows atau command
line di linux maka akan tampil seperti berikut:
15
2. Konfigurasi DNS Server
Sebelum melakukan konfigurasi name server ada kiranya kita perlu menjabarkan terlebih
dahulu kebutuhan server kita nantinya.
- DNS Server yang akan kita install nantinya akan digunakan sebagai DNS server untuk
catching nameserver. Sedangkan untuk akses ke internet, server kita akan meneruskan
paket ke DNS server google pada alamat IP 8.8.8.8 dan 8.8.4.4.
- Database untuk DNS akan dinamakan db.shinsystem.local.
- Domain untuk web server yang telah dibuat sebelumnya adalah ws.shinsystem.local.
//forwarders {
// 1.2.3.4;
// 5.6.7.8;
//};
Hilangkan tanda // dan ganti IP address 1.2.3.4 dengan 8.8.8.8 kemudian IP address
5.6.7.8 dengan 8.8.4.4. Sehingga menjadi
forwarders {
8.8.8.8;
8.8.4.4;
};
16
2.2. Konfigurasi database name server
Masuk ke file /etc/bind/named.conf.local dengan perintah
nano /etc/bind/named.conf.local
zone “shinsystem.com” {
type master;
file “/etc/bind/db.shinsystem.com”;
};
zone “99.0.42.10.in-addr.arpa”{
type master;
notify no;
file “/etc/bind/db.10”;
};
Kemudian kita buat file databasenya. Pertama copy-paste terlebih dahulu file
/etc/bind/db.local ke /etc/bind/db.shinsystem.com dengan perintah:
17
;
;BIND data file for example.com
;
$TTL 604800
@ IN SOA ns.shinsystem.com. root.ns.shinsystem.com. (
2 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
;
@ IN NS ns.shinsystem.com.
@ IN A 10.42.0.99
@ IN AAAA ::1
ns IN A 10.42.0.99
www IN CNAME shinsystem.com.
client IN A 10.42.0.1
Lakukan konfigurasi untuk reverse DNS dengan meng-copy terlebih db.local menjadi
db.10 kemudian edit filenya menjadi seperti berikut.
18
Simpan hasil konfigurasi di atas kemudian restart service DNS dengan perintah:
;
;BIND data file for example.com
;
$TTL 604800
@ IN SOA ns.shinsystem.com. root.ns.shinsystem.com. (
2 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
;
@ IN NS ns.
99 IN PTR ns.shinsystem.com.
99 IN PTR www.shinsystem.com.
3. Tes Server
Tambahkan konfigurasi IP DNS pada pengaturan network wireless yang terkoneksi dengan
adhoc. Kemudian coba membuka web pada webserver dengan menggunakan alamat:
www.shinsystem.com (sebelumnya 10.42.0.99) sebagaimana yang sudah di konfigurasi di
file db.shinsystem.com dan db.10.
19
D. KONFIGURASI REMOTE ACCESS MENGGUNAKAN SSH
Remote Access digunakan untuk mengakses server dari komputer lain menggunakan protocol
SSH. Dengan begini server yang dibuat dapat dijalankan melalui komputer lain menggunakan
koneksi SSH.
20
2. Konfigurasi Remote Access
Port remote access secara default ada pada port 22. Karena port remote access rentan
terhadap serangan hacker maka port access diganti ke port lain yang sulit ditebak hacker.
Misal port 22122. Konfigurasi dilakukan di file /etc/ssh/sshd_config.
Tambahkan user untuk akses ke SSH selain user root. Sebagai contoh di sini kita akan buat
user hedy. Perintah untuk membuat user baru adalah
21
Pada file /etc/ssh/sshd_config tambahkan perintah allowusers hedy
3. Test Server
Test remote server dapat dilakukan melalui terminal client atau menggunakan aplikasi
remote host PUTTY. Apabila menggunakan terminal maka ketikan perintah
22
Selanjutnya akan dimintai halaman login dan login menggunakan user hedy tadi.
Apabila menggunakan PUTTY maka tinggal isikan kolom teks hostname or ipaddress dan
port sesuia konfigurasi ssh server. Kemudian tinggal jalankan dan login menggunakan user
login yang sudah diset sebelumnya.
cd /etc/squid3
23
kemudian temukan beberapa parameter yang terkait dengan data di bawah ini, setelah itu
ubah parameter tersebut sesuai data berikut atau hilangkan tanda # bila terdapat tanda #
sebelumnya.
http_port 8080
icp_port 0
cache_dir ufs /var/spool/squid 128 16 256
cache_mem 512 MB
dns_nameserver 10.42.0.99 8.8.8.8
cache_log /var/log/squid3/cache.log
access_log daemon /var/log/squid3/access.log squid
cache_store_log daemon /var/log/squid/store.log
cache_mgr admin@shinsystem.com
http_access allow all
visible_hostname shinsystem.com
simpan hasil modifikasi. Langkah selanjutnya adalah mengubah hak akses untuk file
squid.conf dengan perintah:
3. Tes Server
Pada pengaturan network proxy client tambahkan IP 10.42.0.99 dengan port 8080. Misal di
Browser firefox, bukalah edit -> preferences -> connections -> network -> settings
Kemudian ubah pengaturan proxy menjadi manual. Isikan IP 10.42.0.99 dan port 8080 pada
kolom isian kemudian klik centang di bawahnya.
24
Kemudian coba akses webserver yang telah dibuat tadi atau bila server terhubung dengan
internet, cobalah mengakses internet melalui client seperti gambar berikut
25
F. KONFIGURASI FTP SERVER
FTP Server atau File Transfer Protocol Server adalah server yang menyediakan layanan
penyimpanan file di dalam harddisk server.
2. Konfigurasi vsftpd.conf
Edit vsftpd dengan menggunakan perintah
sudo gedit /etc/vsftpd.conf
26
Kemudian keluar dan restart FTP server dengan perintah
Karena sebelumnya kita sudah membuat user hedy, kini kita akan membuat permission
untuk direktori /home/hedy dengan perintah
Isi direktori tersebut dengan file sharing atau buat sebuah direktori files di dalamnya dengan
perintah
mkdir /home/hedy/files
27
3. Test Server
Buka web browser dari client, ketikkan ftp://alamat-ip-server. Contoh: ftp://10.42.0.99
Kemudian client akan diarahkan menuju halaman login. Masuk dengan username hedy
password sebagaimana konfigurasi adduser kita tadi.
28
G. KONFIGURASI FILE AND PRINTER SHARING SERVER
File dan printer sharing adalah sebuah layanan dimana sebuah server dapat membagi suatu
direktori berisi file ke client lewat jaringan. Atau membagi pengaturan printernya lewat jaringan.
Aplikasi yang digunakan adalah samba. Daemonnya adalah smbd.
2. Konfigurasi smb.conf
Masuk ke direktori /etc/samba kemudian buka file smb.conf
[global]
security = share
[data]
path = /sharefolder
comment = folder share
public = yes
locking = no
writable = yes
browseable = yes
29
Reset samba dengan perintah
mkdir /sharefolder
Ubah hak akses direktori /sharefolder agar bisa di share ke semua pengguna dengan
perintah
3. Test Server
Buka nautilus di ubuntu atau istilahnya windows explorernya ubuntu. Pada bagian bawah
folder bagian network klik browse network kemudian pilih data on shinsystem. Direktori
inilah yang kita setting di samba tadi.
Di direktori ini, samba client dapat membuat dan menghapus folder dan kegiatannya akan
dapat dilihat dari server juga dengan membuka direktori /sharefolder tadi. Coba buat
direktori huhuhu di dalam shared direktori data dari client dan membuat direktori tes dari
server di dalam direktori /sharefolder.
30
Dari client
Dari server
31
H. KONFIGURASI DHCP SERVER
DHCP atau Dynamic Configuration Host Protocol adalah sebuah protokol pada server yang
menangani penyewaan IP Address pada client DHCP. DHCP memudahkan pemberian alamat
kepada client di dalam suatu network.
3. Test Server
32
Dari komputer client, ubah konfigurasi IP Address di menu network yang ada di sudut kanan
atas layar menjadi Automatic (DHCP). Pada tutorial kali ini misalnya server akan
menyewakan IP untuk wireless adhoc dengan SSID ubuntuarea.
Bila sudah keluar notifikasi connected, buka terminal dan ketikan ifconfig. Kemudian lihat
apakah interface wlan0 sudah terpasang IP atau belum.
33
BAB III
PENUTUP
Demikian ulasan membangun server sederhana dari kami. Kami mohon maaf bila ada kesalahan
dalam penulisannya. Segala kritik dan saran dengan senang hati kami terima agar kedepannya
ulasan membangun server dengan ubuntu ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
34