Anda di halaman 1dari 22

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Linux Ubuntu, Domain Name Sistem (DNS) Server, dan Cacti
2.1.1 Linux Ubuntu
Ubuntu adalah sistem operasi lengkap berbasis Linux, tersedia secara bebas dan
mempunyai dukungan baik yag berasal dari komunitas maupun tenaga ahli profesional.
Ubuntu pertamakali di rilis pada 20 oktober 2004. Uuntu aadalah salah satu proyek
kitalan Debian. Sasaran awal Ubuntu adlah menciptakan sistem operasi. Deskop Linux
yang mudah dipakai. Ubuntu dijadwalkan dirilis setiap 6 bulan sehingga sistem ubuntu
dapat terus diperbarui. Setiap rilis didukung selama 18 bulan untuk pembaruan sistem,
keamaan, dan kesalahan (bug). Setiap 2 tahun sekali (versi xx.04 x angka genap) akan
mendapatkan Long Tern Support (LTS) selama 3 tahun untuk desktop dan 5 tahun untuk
edisi server.
Ubuntu diambil dari nama sebuah konsep ideologi di Afrika Selatan. Ubunru
berasal dari bahasa kuno Afriks, yang berarti rasa prikemanusiaan terhadap sesama
manusia. Ubuntu juga bisa berarti aku adalah aku karena keberadaan kita semua. Tujuan
dari distribusi Linux Ubuntu adalah membawa semnagat yang terkandung di dalam
Ubuntu ke dalam dunia perangkat lunak
Linux adalah suatu sistem operasi yang bersifat multi user dan multi tasking, yang
dapat berjalan di berbagai platfrom termasukprosesor intel 386 maupun yang lebih tinggi.
Sistem operasi ini mengimplementasikan stkitar POSIX (Portable Operating Sistem
Interface for Unix) . Linux dapat berintoperasi secara baik dengan sistem operasi yang
lain, termasuk Mac dari apple, Windows dari microsoftdan netware dari Novell. Distro
ubuntu 10.10 termasuk yang banyak digunakan dan memiliki komunitas yang besar ,
sehingga ketika terjadi kesulitan dalam memodifikasi ataupun menjalanka maka
pencarian jawabanya menjadi lebih mudah.
2.1.2 Sejarah Domain Name Sistem (DNS) Server
Domain Name Sistem (DNS) adalah sistem database terdistribusi yang digunakan
untuk pencairan nama komputer (name resolution) di jaringan yang menggunakan
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). DNS biasa digunaka pada
aplikasi yang terhubung ke internet seperti web browser atau e-mail, dimana DNS
membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address. Selain digunakan di
internet. DNS juga dapat diimplemantasikan ke private network atau internet.

3
4

Sebelum dipergunakan DNS jaringan komputer menggunakan HOSTS files yang


berisi informasi dari nama komputer dan IP address-Nya. Di internet file ini dikelola
secara terpusat dan di setiap lokasi harus di copy versi terbaru dari HOSTS files, dari sini
bisa dibayangkan betapa repotnya jika aada penambahan 1 komputer di jaringan, maka
kita harus copy versi terbaru file ini kesetiap lokasi. Dengan makin meluasnya jaringan
internet, hal ini makin merepotkan akhirnya dibuatkan sebuah solusi dimana DNS di
desain menggantikan fungsi HOSTS files, dengan kelebihan unlimited database size dan
performace yang baik. DNS adalah sebuah aplikasi service di internet yang
menerjemahkan sebuah domain name ke IP address. Jadi DNS dapat dianalogikan pada
pemakaian buku telepon, dimana orang yang kita kenal berdasarkan nama untuk
menghubunginya kita harus memutar nomor telepon di pesawat telepon, sama persis host
komputer mengirimkan queries berupa nama komputer dan domain name server ke DNS
lalu DNS dipetakan ke IP address.
DNS Server mempunyai kelebihannya yaitu:
1. Mudah untuk mengingat user Ip address sebuah komputer cukup dengan host name
(nama komputer)
2. Konsisten pada IP address sebuah komputer bisa berubah tapi host name tidak
berunah
3. Simple user hanya menggunakan satu nama domain utuk mencari baik di internet.
DNS mempunyai kekurangan yaitu:
1. DNS sangat terbatas karea tidak bisa membuat banyak nama domain
2. User menjadi terbatas ketika meggunakan berbagai macam nama untuk digunakan
pada halaman websitenya.

2.2 Spesifikasi Hardware Minimum


Maksud dari spesifikasi minimum yang direkomendasikan yaitu, Linux Ubuntu akan
berjalan dengan baik dan normal bila dilakukan pada spesifikasi minimun hardware sebagai
berikut;
1. Memiliki processor 700 MHz / Pentium IV
2. Memilikki 384 MB RAM
3. Minimal memiliki 8 GB disk space
4. Pc mendukung akan sound card adapter dan juga PC mendukung akan koneksi
internet.
5

2.3 Konfigurasi Software


2.3.1 Sistem Operas Linux Ubuntu
Linux Ubuntu adalah sistem operasi open source yang bisa Anda unduh secara
gratis. Meskipun sebenarnya di luar sana ada banyak sistem operasi gratis lainnya,
tapi Ubuntu Indonesia ini adalah sistem yang layak untuk dicoba.
Berikut adalah keuntungan menggunakan Linux Ubuntu:
1. Lebih Tahan Malware
Internet adalah dunia yang menyeramkan, karena sering menyebarkan virus
dan malware. Ya, situs web apa pun bisa menimbulkan malware. Satu email
phishing atau unduhan yang tidak disengaja saja, sudah bisa mengundang
virus masuk ke PC Anda..
Jika dibandingkan dengan sistem operasi lainnya, Ubuntu adalah sistem yang
tepat karena dapat menghadapi potensi bahaya virus dan malware tanpa
memerlukan software anti virus sekalipun. Sebagian besar pengguna Ubuntu
tidak menginstal software anti-virus di komputer mereka karena Ubuntu bisa
dibilang sangat efektif mencegah virus dan malware masuk.
2.  Mudah Sekali untuk Diinstal
Ubuntu sangat mudah sekali untuk diinstal. Tidak percaya? Coba saja
mengunduhnya, Anda dapat mem-boot Linux dari USB flash drive atau CD.
Linux akan melakukan boot dengan baik dan Anda tidak perlu melakukan
perubahan apapun pada hard drive Anda. Linux bisa bekerja pada hardware
kuno sekalipun tanpa banyak masalah, tidak seperti sistem operasi lain.
3. Ada Banyak Browser Internet Modern di Linux
Jika sahabat Qwords sudah mahir dalam menggunakan Google Chrome atau
Firefox untuk menunjang pekerjaan, Anda dapat menggunakan browser web
yang terbaik selain Chrome dan Firefox di Ubuntu. Selain itu, jika Anda lebih
suka Internet Explorer atau browser lain, maka sistem Linux bisa
mendukungnya tanpa ada hambatan.
4.  Memiliki Editor Teks
Linux memiliki berbagai macam editor teks yang tersedia di sistem
operasinya. Jika Anda seorang programmer, maka Anda dapat memilih paket
hardware gratis apapun, seperti kode studio visual, Vim, Atom, dll. Sebagian
besar editor teks tersedia dengan gratis, dan Anda dapat menggunakannya
tanpa masalah apa pun.
6

2.3.2 Bind9
BIND adalah server DNS yang paling umum digunakan di Internet, khususnya
pada sistem operasi bertipe Unix yang secara de facto merupakan standar. BIND bisa
berjalan diatas sistem operasi berbasis UNIX dan Windows.
BIND9 ( Berkeley Internet Name Domain versi 9) adalah salah satu aplikasi linux
yang sangat populer sebagai DNS Server dan hampir semua distro linux
menggunakannya dan konfigurasinya mudah dipahami bagi seorang pemula.
2.3.3 RRD Tools
Yang satu ini sebenarnya tidak masuk dalam kategori Network Monitoring
System. Akan tetapi cukup banyak aplikasi-aplikasi Open Source NMS yang
menggunakan RRD Tool sebagai dasar dalam membuat grafik hasil pengkoleksian data
dari perangkat jaringan.
Nama lengkapnya adalah Round Robin Database Tool. Konsepnya sederhana.
Kita mempunyai sebuah lingkaran. Di sepanjang garis pinggir lingkaran itulah kita akan
menyimpan data, dalam sebuah titik yang kita pilih. Kemudian dari titik itu kita tarik
garis ke arah titik pusat. Jadilah kita punya ‘pointer’ terhadap titik yang ada di pinggir.
Penulisan dan pembacaan data menggunakan pointer tersebut. Dan karena
berbentuk lingkaran maka kita bisa menulis berulang-ulang sampai bosan :D. Tentu saja
akan ada waktunya data yang pertama kali kita tulis akan tertimpa data terbaru. Tetapi
keuntungannya adalah, kita tidak perlu khawatir database kita bertambah besar. Yang
berarti kita tidak perlu merawatnya (dalam artian takut kalau memakan space).
2.3.4 Cacti
Cacti adalah salah satu aplikasi open source yang merupakan solusi pembuatan
grafik network yang lengkap yang di design untuk memanfaatkan kemampuan fungsi
RRDTool sebagai penyimpanan data dan pembuatan grafik. Cacti menyediakan
pengumpulan data yang cepat, pola grafik advanced, metoda yang mudah digunakan
mudah dipahami untuk local area network sehingga network yang kompleks dengan
ratusan device. Dengan menggunakan cacti kita dapat memonitor trafik yang mengalir
pada sebuah server dan cacti juga merupakan fronted dari RDDTool yang menyimpan
informasi kedalam database !MySQL dan membuat graph dari informasi tersebut.  
Cacti adalah sebuah open-source , berbasis web monitoring jaringan alat dan
grafik yang dirancang sebagai front-end aplikasi untuk open-source, standar industri data
logging tool RRDtool . Cacti memungkinkan pengguna untuk polling layanan pada
7

interval yang telah ditentukan dan grafik data yang dihasilkan. Hal ini umumnya
digunakan untuk membuat grafik data time-series metrik seperti beban CPU dan jaringan
bandwith pemanfaatan. Sebuah penggunaan umum adalah untuk memonitor lalu lintas
jaringan dengan polling sebuah switch jaringan atau router antarmuka melalui Simple
Network Management Protocol (SNMP).
 Ujung depan dapat menangani beberapa pengguna, masing-masing dengan set
grafik mereka sendiri, sehingga kadang-kadang digunakan oleh web hosting penyedia
(terutama dedicated server , virtual private server yang , dan penyedia kolokasi) untuk
menampilkan statistik bandwidth yang untuk pelanggan mereka. Hal ini dapat digunakan
untuk mengkonfigurasi pengumpulan data itu sendiri, yang memungkinkan setup tertentu
dipantau tanpa konfigurasi manual RRDtool. Cacti dapat diperpanjang untuk memantau
sumber melalui skrip shell dan executable.
Cacti dapat menggunakan salah satu dari dua kembali berakhir : "cmd.php",
sebuah PHP Script cocok untuk instalasi yang lebih kecil, atau "Spine" (sebelumnya
Cactid), sebuah C berbasis poller yang dapat skala untuk ribuan host.
Proyek Cacti pertama kali dimulai oleh Ian Berry pada tanggal 2 September
2001.Berry terinspirasi untuk memulai proyek saat bekerja untuk sebuah kecil ISP
sementara juga masih di sekolah menengah, belajar PHP dan MySQL . Tujuan utama
dalam menciptakan Cacti "adalah untuk menawarkan lebih banyak kemudahan
penggunaan dari RRDtool dan fleksibilitas lebih dari MRTG .
Pada tanggal 13 September 2004, versi 0.8.6 dirilis, dan dengan itu datang lebih
banyak pengembang dan, kemudian, program kecepatan yang lebih besar dan skalabilitas.
Versi 0.8.7 dirilis untuk digunakan pada Oktober 2007. Pada bulan Juni 2012,
sebuah roadmap pada website menunjukkan bahwa versi 1.0.0 dijadwalkan untuk rilis
pada kuartal pertama 2013, tetapi pada bulan Agustus 2013 itu digantikan oleh
pemberitahuan bahwa "roadmap ini adalah dari tanggal. Kami reorganisasi untuk
memperbaiki siklus pengembangan Cacti. informasi lebih lanjut datang sebelum akhir
2013!". 
 Versi 0.8.8c dirilis pada Agustus 2014 dengan berbagai bug dan masalah keamanan
ditambal, dan beberapa fitur baru. 
 Versi 0.8.8d dirilis bulan Juni 2015 dengan berbagai bug ditambal. 
 Versi 0.8.8e dirilis pada Juli 2015 dengan berbagai bug dan masalah keamanan
ditambal. 
 Versi 0.8.8f dirilis pada Juli 2015 dengan beberapa bug ditambal. 
8

 Versi 0.8.8g dirilis pada Februari 2016 dengan berbagai bug ditambal. 
 Versi 0.8.8h dirilis Mei 2016 dengan beberapa bug ditambal. 
 Versi 1.0.0 dirilis pada Januari 2017 
Fitur utama dari Cacti meliputi:
 item grafik unlimited
 dukungan auto-bantalan untuk grafik
 manipulasi data grafik
 sumber data yang fleksibel
 pengumpulan data pada jangka waktu yang non-standar
 kustom skrip pengumpulan data
 built-in mendukung SNMP
 grafik template
 sumber data template
 tuan template
 pohon, daftar, dan pratinjau dilihat dari data grafik
 manajemen berbasis pengguna dan keamanan
Kelebihan lain dari cacti adalah adanya plugin-plugin yang disediakan oleh
komunitas yang cukup luas dari cactiusers.org. Berikut list plugin cacti yang tersedia:
1. Boost : Untuk meningkatkan performance Cacti
2. Clog : Untuk menambah tab untuk melihat log Cacti
3. Discovery : auto discovery untuk mendeteksi snmp dari perangkat pada jaringan
komputer   luar       subnet yang ada.
4. Docs : Untuk membuat dokumen-2 di dalam Cacti
5. Flowviewer : Viewer untuk melihat aliran data yang dicapture oleh netflow pada
router cisco.
6. Host Info : Menampilkan informasi tentang versi server Cacti
7. Login Mod : Untuk mengubah tampilan halaman login Cacti
8. Mac Track : melacak MAC Address dan Port pada perangkat yang mengaktifkan
snmp
9. Monitor : memonitor kondisi up/down dari perangkat yang dimonitor, juga disertai
alert suara.
10. Ntop : menampilkan aplikasi Ntop pada tab Cacti
11. Realtime : Menampilkan grafik cacti secara realtime setiap 5 detik.
12. Router Configs : Membackup dan menampilkan konfigurasi router
9

13. Settings : Seting dan konfigurasi Cacti


14. SSL  : mengakses cacti dengan SSL
15. Syslog  : Menampilkan syslog database Cacti
16. Thold : Menampilkan up down dari host
17. Tools  : Tool untuk mengecek service HTTP FTP POP3 dan SMTP
Update : Menampilkan semua plugin yang terinstall dan untuk cek update terbaru
2.4 Langkah-langkah Penyelesaian Masalah
2.4.1 Instalasi Linux Ubuntu 18.04
Berikut ini adalah langkah-langkah cara install Ubuntu Desktop 18.04:
1. Booting Ubuntu
Pertama, masukkan flashdisk berisi bootable dari Ubuntu ke USB komputer
Kita. Lalu, hidupkan komputer Kita. Pada saat proses booting berjalan (muncul
logo merk motherboard atau laptop), Kita harus segera tekan tombol shortcut
keyboard F2/F10/DEL untuk masuk ke halaman BIOS komputer. Kita hanya
bisa pilih salah satu shortcut keyboard di atas karena setiap komputer memiliki
shortcut yang berbeda-beda. Kemudian ganti Boot device menjadi USB
device yang Kita gunakan dan simpan perubahan dengan cara
tekan F10 > Save & Exit.
2. Pilih Install Ubuntu
Setelah  berhasil melakukan booting Ubuntu, Kita akan diarahkan ke halaman
instalasi Ubuntu seperti gambar di bawah ini.Terdapat dua pilihan ketika Kita
akan memasang Ubuntu, yaitu Try Ubuntu dan Install Ubuntu. Kita bisa
memilih Try Ubuntu jika hanya ingin melihat beberapa fitur Ubuntu tanpa
harus menginstall permanen di komputer. Jika sudah yakin untuk memasang
Ubuntu di komputer, Kita bisa langsung pilih Install Ubuntu. Klik Install
Ubuntu untuk memulai instalasi Ubuntu.
3. Pilih Keyboard Layout
Selanjutnya, Kita perlu memilih layout keyboard. Kita bebas memilih layout
apa saja. Pada panduan cara install Ubuntu ini kami memilih layout default dari
Ubuntu. Setelah memilih keyboard layout yang Kita inginkan, klik Continue.
10

Gambar 2.1 Keyboard Layout


4. Pilih Jenis Instalasi Ubuntu
Terdapat dua jenis instalasi yang bisa Kita lakukan sebagai cara install Ubuntu,
yaitu Normal Installation dan Minimal Installation. Normal
Installation memungkinkan Kita untuk memasang sejumlah aplikasi tambahan
seperti web browser, utilities, office software, games, dan media players.
Sedangkan minimal installation hanya akan memberikan software tambahan
web browser dan basic utilities. Biasanya pilihan ini digunakan karena space
hard disk yang minim. Pada tutorial ini kami memilih Normal Installation.
Klik Continue untuk melanjutkan instalasi.

Gambar 2.2 Memilih Instalasi Normal


11

5. Atur Partisi Hard Disk Instalasi

Gambar 2.3 Partisi Hardisk


Setelah langkah di atas, Kita perlu membagi partisi hard disk. Pilih Something
else dan klik Continue. Kemudian akan muncul tampilan seperti pada gambar
di bawah ini.

Gambar 2.4 Tampilan setelah di partisi


Klik New Partition Table untuk membuat partisi baru pada hard disk. Pastikan
hard disk Kita kosong. Jika hard disk tidak kosong dan Kita memilih New
Partition Table, semua file di hard disk akan terhapus dan tidak bisa
dikembalikan.
Apabila sudah yakin hard disk telah kosong,  klik Continue untuk melanjutkan
proses membuat partisi.
12

Gambar 2.5 Kondisi saat di partisi


Selanjutnya akan ada list menu baru free space.  Pilih tombol (+) dan akan
muncul tampilan seperti pada gambar di bawah ini. 
Kemudian Kita perlu mengisi detail partisi yang ingin Kita buat. Isi data
berikut:
Size: Masukkan jumlah ukuran penyimpanan yang akan digunakan. Type For
The New Partition : Pilih jenis partisi Primary atau Logical. Primary digunakan
untuk menyimpan instalasi Ubuntu. Sedangkan Logical digunakan untuk
menyimpan file umum pada komputer Mount Point: Masukkan simbol / yang
menkitakan bahwa ini adalah partisi sistem.
Setelah  mengisikan informasi dengan sesuai, klik OK untuk menyimpan
perubahan. Berikut ini adalah hasil dari pembagian partisi:

Gambar 2.6 MemilihJenis Partisi


13

Klik tombol Install Now untuk melanjutkan proses instalasi Ubuntu.


6. Pilih Timezone Lokasi
Selanjutnya, pilih timezone lokasi Kita. Fungsinya adalah untuk menyesuaikan
waktu dan tanggal pada komputer. Pada tutorial ini, kami mengatur timezone
lokasi di Jakarta. Klik Continue untuk melanjutkan proses instalasi.

Gambar 2.7 Memilih Zona waktu


7. Isi Data User
Setelah itu, Kita perlu membuat user baru di Ubuntu. Berikut informasi yang
perlu Kita isi untuk membuat user baru:
Nama user: Digunakan untuk memberikan identitas pada komputer Kita.
Username: Fungsinya  untuk login ke dalam sistem operasi Linux
Password: Masukkan password yang ingin Kita gunakan untuk login Linux.
Kemudian klik Continue untuk melanjutkan proses instalasi.

Gambar 2.8Membuat User baru


14

8. Proses install
Setelah berhasil membuat user baru, Ubuntu akan melanjutkan proses
instalasinya. Kita hanya perlu menunggu hingga instalasi selesai. Jika proses
instalasi sudah selesai, Kita perlu melakukan reboot komputer.

Gambar 2.9 Proses Instalasi


9. Login Ubuntu
Setelah melakukan reboot komputer, Kita bisa mulai menggunakan Ubuntu
dengan memasukkan username dan password yang telah dibuat sebelumnya.

Gambar 2.10 Login Ubuntu


Tampilan Ubuntu
Setelah  berhasil login,  Kita akan diarahkan pada halaman desktop Ubuntu
seperti pada gambar di bawah ini.
15

Gambar 2.11 Tampilan Desktop Ubuntu


2.4.2 Konfigurasi DNS server di ubuntu 18.04.
1. Install aplikasi Bind9
Pertama masukklah sebagai root lalu install aplikasi bind9.
Aplikasi bind9 dibutuhkan untuk menkonfigurasi DNS.

Gambar 2.12 Root dan Install Aplikasi Bind9


2. Mengubah alamat IP
Ketikkan Command berikut pada terminal : nano /etc/network/interfaces
3. Edit alamat IP server DNS
Lalu, Masukkan alamat ip yang ingin kita gunakan sebagai alamat ip DNS
server. Edit isi file sesuai dengan gambar di atas. Untuk alamat IP dan netmask
kalian menggunakan IP dan netmask kalian sendiri. Di sini saya menggunakan
IP 192.168.98.131 dan netmask 255.255.255.0

Gambar 2.13 Edit Alamat Ip Server DNS


4. Restart network
Langkah berikutnya adalah merestart jaringan agar IP pada ubuntu berubah.
Command : /etc/init./d/networking restart
16

Berikut tampilan IP setelah network direstart, alamat IP berubah sesuai yang kita
setting tadi

Gambar 2.14 Tampilan IP Setelah Network Direstart


5. Konfigurasi default-zones
Lalu kita konfigurasi forward dan reverse default-zones nya. Dengan command :
nano /etc/bind/named.conf.default-zone. Lalu tambah script berikut pada baris
paling bawah file tersebut

Gambar 2.15 Konfigurasi Default-Zones


Disini kalian menggunakan domain sendiri untuk konfigurasi DNS server
(db.namadomain). Disini saya menggunakan domain db.vgax sebagai contoh.
Dan db.192 agar sama dengan IP. Dan dari konfigurasi di atas db.vgax adalah
file forward dan db.192 adalah file reversenya.

Gambar 2.16 Menggunakan Domain Sendiri Untuk Konfigurasi DNS Server


6. Copy file forward db.local
Salin file dari db.local ke db.namadomai

Gambar 2.17 Copy file forward db.local


contoh command : cp db.local db.vgax
Jika kalian masih belum berada pada directory bind, maka masukkan command :
cp /etc/bind/db.local /etc/bind/db.vgax
17

Sesuaikan file db. sesuai nama domain kalian

Gambar 2.18 Masukkan Command


Salin file ini bertujuan agar file asli tidak rusak ketika kita melakukan edit pada file
tersebut. Jadi ketika kita lupa kita tidak akan kehilangan file tersebut.
7. Copy file reverse db.127
Salin file dari db.127 ke db.192
Karena saya memakai 192 maka commandnya : cp db.127 db.192

Gambar 2.19 Copy file reverse db.127


Jika kalian masih belum berada pada directory bind, maka masukkan command : cp
/etc/bind/db.127 /etc/bind/db.192
8. Edit file forward dan reverse
Setelah itu edit file db.vgax dan db.192
Sesuaikan script sesuai gambar dibawah
File db.local sebelum diedit

Gambar 2.20 Edit File Forward dan Reverse


Sesudah diedit menjadi db.vgax

Gambar 2.21 Edit menjadi db.vgax


18

File db.127 sebelum diedit

Gambar 2.22 File db.127 sebelum diedit


File db.127 setelah diedit ke db.192

Gambar 2.23 File db.127 setelah diedit ke db.192


9. Pengecekkan dan load serial file
Setelah itu kita cek apakah ada salah pengetikkan pada script
Dengan command : named-checkconf

Gambar 2.24 Pengecekkan dan load serial file


Lalu load file forward dan reversenya
Command : named-checkzone db.vgax db.192

Gambar 2.25 Load File Forward Dan Reverse


Setelah OK itu artinya file berhasil di load
19

10. Ganti nameserver


Setelah selesai saatnya kita mengganti nameserver sesuai dengan IP yang kita setting
tadi. buka file resolv.conf dengan mengetikkan command : nano /etc/resolv.conf

Gambar 2.26Mengganti Name Server


lalu isikan nameserver nya

Gambar 2.27Mengisikan Name Server


Disini sesuai IP saya tadi 192.168.98.131
11. Start bind9
Terakhir kita Start service aplikasi bind9
Command : etc/init.d/bind9 start

Gambar 2.28 Start bind9


Jika ada tkita OK itu artinya bind9 berhasil dijalankan
12. Mengecek DNS
Kita tinggal mengecek apakah DNS berhasil disetting menggunakan nslookup

Gambar 2.29 Mengecek DNS


Jika terjadi error itu artinya konfigurasi ada yang salah.
20

2.4.3 Monitoring Jaringan Menggunakan Cacti Pada Sistem Operasi Linux Ubuntu
18.04
1. Masuk ke Terminal dengan perintah : sudo su 
2. Masukkan Password 
3. Install apache2 web server dengan php supportnya, dengan cara : apt-get install
apache2 apache2-common apache2-mpm-prefork apache2-utils libapache2-mod-
php5 php5-cli php5-common php5-cgi
4. Install mysql server dengan php support, dengan cara : apt-get install mysql-server
mysql-client libmysqlclient16-dev php5-mysql make gcc g++  cgilib libfreetype6
libttf-dev libttf2 libpngwriter0-dev libpng3-dev libfreetype6-dev libart-2.0-dev snmp
5. Install RRDTool  : apt-get install rrdtool
6. Install Cacti dengan : apt-get install cacti  
7. Pada saat proses instalasi mysql akan ada form untuk pengisian password “root”
mysql nya, isi saja sesuai dengan keinginan anda dan databasenya akan otomatis ter-
create ketika proses instalasi Cacti nya. Pastikan semua paket yang diinstall itu tidak
mengalami error dan failed. Setelah itu maka langkah berikutnya adalah
mengkonfigurasi cactinya. dengan cara diakses via browser dengan alamat http://ip-
server/cacti/ atau kalau dari localhost gunakan url : http://localhost/cacti/ maka akan
keluar tampilan seperti dibawah ini :

 
Gambar 2.30 Cacti Installation Guide
21

8. klik next, kemudian akan muncul seperti dibawah ini :

Gambar 2.31Select Type Installation


9. klik next, kemudian akan muncul seperti gambar dibawah ini :

 
Gambar 2.32 Select New Installation
10. Dari gabar diatas terdapat dua pilihan pada menu drop down, pilih saja yg new
install, lalu tekan next.
11. Jika instalasi berjalan lancar tanpa adanya erorr maka langkah selanjutnya klik finish.
Kemudian akan muncul user login seperti dibawah ini :
22

 
Gambar 2.33 Login Default
Silahkan isikan dengan defaultnya, adalah :
username : admin
passwordnya : admin
12. Jika telah login silahkan ganti passwordnya sesuai keinginan anda untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan. Kemudian setelah login akan muncul tampilan seperti
berikut ini yang merupakan halaman depan dari cacti.

 
Gambar 2.34 Mengganti Password
13. Setelah muncul gambar diatas, Klik menu device dan kemudian klik add (sebelah kiri
atas), Kemudian akan muncul gambar seperti dibawah ini setelah itu silakan isi
 Description : Isikan nama device yang akan dimonitoring (Gateway).
 Hostname : Isikan IP Address dari device yang akan dimonitoring (Gateway)
 Host Template : Pilih “Local Linux Machine” atau ucd/net SNMP Host jika
device yang akan dimonitoring PC biasa seperti windows client
 SNMP Version : Pilih sesuai versi SNMP yang di setup di device Gateway,
dalam hal ini version
23

 SNMP Communitiy : umumnya pakai “public” tapi jika memang di set lain,
tinggal menyesuaikan. 

Gambar 2.35 SNMP menggunakan yang umum

14. Pada bagian “associated data query” pilih “add data query=SNMP- Interface
Statistic” dengan “index method=Uptime Goes Backward” lalu klik add
15. Kemudian untuk memastikan SNMP nya jalan di device tersebut, klik “verbose
query” pada bagian “associated data query” di SNMP-Interface Statistic. Jika tidak
ada error di SNMP (lihat bagian paling bawah kanan) klik save. Seperti gambar
dibawah ini :
16. Kemudian pada menu device klik device yang sudah kita buat yaitu gateway,
selanjutnya klik “create graphs for this host. Seperti tampilan dibawah ini :

Gambar 2.36 Device Gateway


24

17. Pada bagian data query [SNMP-Interface statistic] centang bagian interface dari
device gateway yang akan ditampilkan grafik trafiknya. Pada bagian select graph
type, pilih “In/Out Bits with total bandwidth” atau pilih sesuai selera. Dan klik
create.
18. Kemudian untuk menampilkan di graph tree, pada bagian graph management pilih
host:gateway yaitu device yang sudah dibuat sebelumya. Centang semua graph yang
muncul dan di bagian action pilih “Place on a Tree” klik go. Seperti gambar dibawah
ini :

Gambar 2.37 Graph Managemen


19. Selanjutnya akan timbul tampilan Place on a Tree (Default Tree).

Gambar 2.38 Default Tree


20. Kemudian tampilan di graph akan muncul device gateway, pada waktu awalnya
memang grafiknya tidak muncul langsung karena perlu waktu untuk query data ke
device gateway. Setelah beberapa menit akan muncul trafik data untuk tiap interface
yang sudah kita centang sebelumya pada langkah 16.

Gambar 2.39 Graph Result

Anda mungkin juga menyukai