Anda di halaman 1dari 82

BAB

1 PETA

PETA KONSEP

Pengertian dan komponen – komponen peta

Proyeksi peta

PETA Menghitung skala peta

Prinsip dasar membuat peta


A. Pengetahuan Peta dan Pemanfaatannya

Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu
sistem proyeksi. Kalau Anda bertanya kapan peta mulai ada dan digunakan manusia?,
sejakmanusiamelakukan penjelajahan dan penelitian. Walaupun masih dalam bentuk yang sangat
sederhana yaitu dalam bentuk sketsa mengenai lokasi suatu tempat. Pada awal abad ke 2 ( 87M – 150M
),Claudisu Ptolomaeus mengemukakan mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta – peta karya
Claudius Ptolomeus dibukukan dan diberi nama ”Atlas Ptolomaeus”.Ilmu yang membahas mengenai
peta adalah kartografi.Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer.

Dengan mempelajari jenis peta Anda akan mengetahui peta itu termasuk peta apa, menurut
isi,skala dan pemakaiannya. Peta dapat digolongkan ( diklasifikasikan )menjadi tiga jenis,yaitu jenis peta
berdasrkan isinya, berdasrakan skalnya dan berdasarkan tujuannya.Selain itu Anda juga perlu
mempelajari fungsi peta. Mari kita bahas satu persatu.

Jenis Peta berdasarkan isinya

Berikut ini adalah penjelasan penggolongan peta berdasarkan isinya. Berdasarkan isinya peta dapat
digolongkan menjadi dua jenis, yaitu: peta umum dan peta khusus ( tematik ).

1. Peta Umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum ini memuat
semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis ( alam ) maupun
kenampakan sosial budaya.Kenampakan fisi misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya.
Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya.

Peta umum ada 2 jenis yaitu: peta topografi dan peta chorografi.

a. Peta Topografi

Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi.
Dalam peta topografi digunakan garis kontur ( countur line ) yaitu garis yang menghubungkan tempat –
tempat yang mempunyai ketinggian sama.

Kelebihan peta topografi:

• Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat.

• Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng.

Beberapa ketentuan pada peta topografi:

1) Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah tersebut semakin
curam.Sebaliknya semakinjarang jarak antara kontur menunjukkan daerah tersebut semakin landai.

2) Garis kontur yang diberi tanda bergerigi menunjukkan depresi (lubang/cekungan) dipuncak,misalnya
puncak gunung yang berkawah.

3) Peta topografi menggunakan skala besar, antara 1 : 50.000 sampai 1 : 100.000


Berikut ini beberapa contoh peta topografi.

b. Peta Chorografi

Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala
yang lebih kecil antara 1 : 250.000 samapai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta chorografi menggambarkan
daerah yang luas, misalnya propinsi, negara, benua bahkan dunia.Dalam peta chorografi digambarkan
semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah di antaranya pegunungan, gunung, sungai, danau,
jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah,kota,garis pantai,rawa dan lain- lain.Atlas adalah kumpulan
dari peta chorografi yang dibuat dalam berbagai tata warna. Berikut ini adalah peta chorografi.

2. Peta Khusus atau Tematik

Setelah Anda memahami jenis peta umum, sekarang kita akan mempelajari jenis peta khusus atau
tematik.Disebut peta khusus atau tematik karena peta teresbut hanya menggambarkan satu atau
duakenampakan pada permukaan bumiyang ingin ditampilkan.Dengan kata lain,yang ditampilkan
berdasrkan tema tertentu.Peta khusus adalah peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan
(fenomena geosfer) tertentu, baik kondisi fisik maupun sosial budaya.

Contoh peta khusus/tematik.

Jenis peta berdasarkan skalanya

Peta tidak sama besarnya (ukurannya). Ada peta yang berukuran besar dan ada peta yang berukuran
kecil. Besar-kecilnya peta ditentukan oleh besar-kecilnya skala yang digunakan.Skala peta adalah
perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi
(lapangan).Untuk lebih jelasnya marilah kita bahas penggolongan peta berdasarkan
skalanya.Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1 : 5.000.
Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah, oleh karena itu
banyak terdapat di Departemen Dalam Negeri, pada Dinas Agraria (Badan Pertanahan Nasional).

2. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Peta skala
besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, misalnya peta kelurahan, peta
kecamatan.
3. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1:500.000. Peta skala
sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya peta propinsi Jawa Tengah,
peta propinsi maluku.

4. Peta skala kec kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.atau lebih.
Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta negara, benua
bahkan dunia.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar angka pembandingnya berarti skala peta itu
makin kecil.

Jenis peta berdasarkan tujuannya

Peta dibuat orang dengan berbagai tujuan. Berikut ini contoh-contoh peta untuk berbagai tujuan:
1. Peta Pendidikan (Educational Map).

Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/SMU.

2. Peta Ilmu Pengetahuan.

Contohnya: peta arah angin, peta penduduk.

3. Peta Informasi Umum (General Information Map).

Contohnya: peta pusat perbelanjaan.

4. Peta Turis (Tourism Map).

Contohnya: peta museum, peta rute bus

5. Peta Navigasi.

Contohnya: peta penerbangan, peta pelayaran.

6. Peta Aplikasi (Technical Application Map).

Contohnya: peta penggunaan tanah, peta curah hujan.

7. Peta Perencanaan (Planning Map).

Contohnya: peta jalur hijau, peta perumahan, peta pertambangan

Fungsi Peta

Peta sangat diperlukan oleh manusia. Dengan peta Anda dapat mengetahui atau menentukan lokasi
yang Anda cari, walaupun Anda belum pernah mengunjungi tempat tersebut. Secara umum fungsi peta
dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi.

2. Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi.

3. Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung,

sungai dan bentuk-bentuk lainnya.

4. Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.

5. Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.

6. Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan

7. Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.

8.Alat untuk mempelajari hubungan timbal- balik antara fenomena-fenomena (gejala gejala) geografi di
permukaan bumi.
Komponen-komponen/Kelengkapan Peta

1. Judul Peta

Pada peta yang pernah Anda lihat, di bagian manakah biasanya judul peta diletakkan? Judul peta
memuat isi peta. Dari judul peta Anda dapat segera mengetahui data dan daerah mana yang tergambar
dalam peta tersebut.

Contoh: - peta penyebaran penduduk pulau Jawa.

- peta bentuk muka bumi Asia.

- peta Indonesia.

Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Biasanya, sebelum pembaca memperhatikan isi
peta, pasti terlebih dahulu judul yang dibacanya. Judul peta hendaknya memuat/mencerminkan
informasi yang sesuai dengan isi peta. Selain itu, judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran
ganda pada peta. Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah atas peta. Tetapi judul peta dapat
juga diletakkan di bagian lain dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakan dari keseluruhan peta.

2. Skala Peta

Selain judul Anda juga akan menemukan skala pada peta. Skala merupakan ciri yang membedakan peta
dengan gambar lain. Skala peta sangat erat kaitannya dengan data yang disajikan. Bila ingin menyajikan
data secara rinci, maka gunakanlah skala besar, (1 : 5.000 sampai 1 : 250.000). Sebaliknya bila ingin
menunjukkan data secara umum, gunakanlah skala kecil (1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih).
Skala pada peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di
permukaan bumi. Contoh: skala 1 : 500.000 artinya 1 cm jarak di peta sama dengan 500.000 cm ( 5Km)
jarak sebenarnya di permukaan bumi. Skala peta akan dibahas lebih rinci pada modul 3 nanti.

3. Proyeksi Peta

Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar, dalam ukuran (luas, jarak) bentuk permukaan
bumi pada peta, maka dalam pembuatan peta digunakan proyeksi peta. Proyeksi peta adalah teknik
pemindahan bentuk permukaan bumi yang lengkung (bulat) ke bidang datar. Uraian mengenai proyeksi
peta akan dibahas lebih rinci pada modul 3 nanti.
4. Legenda/Keterangan Peta

Pada peta yang pernah Anda lihat, adakah legenda/ keterangan petanya? Legenda juga merupakan
komponen penting pada peta. Karena peta tanpa legenda.keterangan petanya, sulit untuk dibaca. Jadi
agar mudah dibaca dan ditafsirkan, peta harus dilengkapi dengan legenda/ keterangan. Legenda
menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat dalam peta. Contoh: legenda/keterangan peta.
Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan
pada bagian lain peta, sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.

Gambar 2.10 . Legenda/Keterangan Peta.

5. Petunjuk Arah/Tanda Orientasi

Petunjuk arah juga penting artinya pada peta. Gunanya untuk menunjukkan arah Utara, Selatan, Timur
dan Barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan. Petunjuk arah
pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah Utara. Petunjuk ini diletakkan di
bagian mana saja dari peta, asalkan tidak menggnaggu

kenampakan peta. Contoh: Petunjuk arah/tanda orientasi.


6. Simbol dan Warna

Agar pembuatan peta dapat dilakukan dengan baik, ada dua hal yang perlu mendapatperhatian, yaitu
simbol dan warna. Sebelum dibahas mengenai simbol dan warna padapeta ini, silahkan Anda
perhatikan skema di bawah ini.Uraian berikut ini akan menjelaskan satu demi satu mengenai Pengertian
simbol dan warna peta.

a. Simbol Peta

Pada peta, Anda juga akan melihat simbol-simbol, gunanya agar informasi yang disampaikan tidak
membingungkan. Simbol-simbol dalam peta harus memenuhi syarat, sehingga dapat menginformasikan
hal-hal yang digambarkan dengan tepat. Syarat-syarat tersebut adalah: sederhana, mudah dimengerti
dan bersifat umum (seperti disepakati oleh para kartografer). Macam-macam simbol peta.
1) Macam-macam simbol peta berdasarkan bentuknya. Kalau Anda perhatikan, pada sebuah peta
banyak terdapat simbol-simbol. Berikut ini kita akan pelajari mengenai simbol-simbol berdasarkan
bentuknya.

a) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti simbol kota, titik
trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari permukaan laut.

Contoh: simbol titik.

b) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis seperti simbol sungai, batas wilayah, jalan,
dsb. Contoh: simbol garis. Gambar 2.14. Contoh simbol garis.
c) Simbol luasan (area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area seperti: padang pasir, rawa,
hutan. Contoh: simbol luasan (area). Gambar 2.15. Contoh simbol area

d) Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.

Contoh: simbol aliran. Gambar 2.16. Contoh peta pola pengiriman kopi. Berdasarkan simbol aliran pada
gambar 2.16 dapat disimpulkan bahwa pengiriman kopi terbesar di dunia adalah dari wilayah Afrika
Barat menuju wilayah Eropa.
e) Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkandengan harga/nilai
lainnya.Contoh: simbol batang.Keterangan gambar 2.17.Berdasarkan simbol batang yang terdapatpada
peta dan harga setiap ruasnya (1 ruasharganya 100.000 ton padi), dapatdisimpulkan wilayah (propinsi)
yang produksi padinya terbanyak adalah KalimantanSelatan dan paling sedikit adalah Kalimantan Timur.
Gambar 2.17. Peta ekonomi jumlah data tercermin Pada tinggi/ panjang batang.

f) Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk prosentase. Contoh:
simbol lingkaran.Keterangan gambar 2.18.Berdasarkan simbol lingkaran pada gambar2.18, dapat
disimpulkan bahwa 1/4 bagian (25%) tanah digunakan untuk lain-lain (selain pertanian, perkebunan dan
hutan). Sedangkan 3/8 bagian (37,5%) digunakan untuk pertanian, 3/8 bagian (37,5%) lagi digunakan
untuk perkebunan dan kehutanan. Pada simbol lingkaran, luas lingkaran mencerminkan jumlah data.

g) Simbol bola, digunakan untuk menyatakan isi (volume), makin besar simbol bola menunjukkan isi
(volume) makin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti isi (volume) makin kecil. Contoh:
simbol bola. Keterangan gambar 2.19. Berdasarkan besarnya simbol bola, wilayah yang simbol bolanya
lebih besar menunjukkan jumlah penduduknya lebih banyak.
2) Macam-macam simbol peta berdasarkan sifatnya.

Simbol-simbol yang Anda lihat pada peta, ada yang menyatakan jumlah dan ada yang hanya
membedakan. Berdasarkan sifatnya, simbol peta dibedakan menjadi dua macam yaitu: simbol yang
bersifat kualitatif dan bersifat kuantitatif.

Simbol berdasarkan sifatnya.

a) Simbol yang bersifat kualitatif.

Simbol ini digunakan untuk membedakan persebaran benda yang digambarkan. Misalnya untuk
menggambarkan daerah penyebaran hutan, jenis tanah, penduduk dan lainnya. Keterangan gambar
2.20. Untuk membedakan antara daerah A, B, dan C, digunakan arsir yang berbeda.

b) Simbol yang bersifat kuantitatif. Simbol ini digunakan untuk membedakan atau menyatakan jumlah.
Contoh: simbol yang bersifat kuantitatif. Keterangan gambar 2.21.

Peta ini meng-gambarkan tingkat kepadatan penduduk. Makin rapat jarak antara titik menunjukkan
daerah tersebut tingkat kepadatan penduduknya makin tinggi. Dapat disimpulkan daerah A memiliki
kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan dengan daerah B dan C. Simbol yang bersifat kuantitatif
antara lain: simbol titik, batang, lingkaran
bola dan dapat pula dengan perbedaan warna.

3) Macam-macam simbol berdasarkan fungsinya.

Penggunaan simbol pada peta tergantung fungsinya, untuk menggambarkan bentuk-bentuk muka bumi
di daratan, di perairan atau bentuk-bentuk budaya manusia. Berdasarkan fungsinya simbol peta dapat
dibedakan menjadi: simbol daratan, simbol perairan dan simbol budaya.

a) Simbol daratan, digunakan untuk simbol-simbol permukaan bumi di daratan.

Contoh: gunung, pegunungan, gunung api.

b) Simbol perairan, digunakan untuk simbol-simbol bentuk perairan. Contoh: symbol perairan

c) Simbol budaya, digunakan untuk simbolsimbol, bentuk hasil budaya. Contoh: simbol budaya.

b. Warna
Perhatikanlah peta yang ada di sekolah Anda, warna apa saja yang ada pada peta tersebut? Peta yang
berwarna akan lebih indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas.
Penggunaan warna pada peta harus sesuai maksud/tujuan si pembuat peta dan kebiasaan umum.

Contoh: - laut, danau digunakan warna biru.

- temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.

- curah hujan digunakan warna biru atau hijau.

- dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter dari permukaan laut digunakan warna hijau.

- daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 sampai 3000 meter) digunakan warna coklat tua.

Warna berdasarkan sifatnya, ada dua macam yaitu warna bersifat kualitatif dan bersifat kuantitatif. Di
bawah ini contoh warna yang bersifat kualitatif dan bersifat kuantitatif Contoh: simbol dan warna yang
dipakai dalam peta. Semarang Ibu kota propinsi dan kotamadya yang dapat digambarkan menurut
skala. Kupang Ibu kota propinsi yang tidak atau belum dapat digambarkan menurut skala. Sukabumi Ibu
kota kabupaten dan kotamadya yang tidak atau belum dapat digambarkan menurut skala. Waimangura
Kota kecamatan dan kota-kota lainnya.
+ + + + + Batas Negara

+ - + - + - Batas Propinsi

Contoh simbolumum yang dipakai pada sebuah peta


7. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta

Bila Anda membaca peta, perhatikan sumbernya. Sumber memberi kepastian kepada pembaca peta,
bahwa peta tersebut bukan hasil rekaan dan dapat dipercaya. Selain sumber, perhatikan juga tahun
pembuatannya. Pembaca peta dapat mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk
digunakan pada masa sekarang atau sudah kadaluarsa karena sudah terlalu lama. Anda sudah
mempelajari materi di atas dengan baik, sekarang pasti Anda telah dapat menjawab pertanyaan
berikut, yaitu: Apa saja yang bisa Anda lihat pada peta? Dari uraian materi kegiatan 2 tadi dapat
disimpulkan bahwa semua yang ada pada peta dinamakan komponen-komponen kelengkapan peta.
Pada uraian materi telah disebutkan dan dijelaskan mengenai komponen-komponen peta, tetapi masih
ada beberapa komponen lain yang belum disebutkan. Untuk melengkapi, cobalah Anda pikirkan
komponen-komponen apa lagi yang ada pada peta selain yang tersebut dalam uraian.Gambar 2.28
Maluku
B. Proyeksi Peta

Proyeksi peta adalah suatu caramengubah globe ke dalam bidang datar .Dalam proyeksi peta , ada
beberapa prinsip yang perlu dipertahankan , antara lain :

2. Macam-macam Proyeksi peta

1. Berdasarkan jenis proyeksinya, yakni:

a. Proyeksi conform, yakni dalam memproyeksikan peta yang dipertahankan adalah bentuknya.

b. Proyeksi equidistant, yaitu dalam memproyeksikan peta yang dipertahankan adalah jaraknya.

c. Proyeksi equivalent, adalah mempertahankan luas daerahnya.

2. Berdasarkan 4 bentuk bidang, yaitu:

1. Proyeksi Zenithal ( azimuthal )adalah bidang proyeksi berupa bidang datar ysng menyinggung bola
pada kutub, ekuator, atau disembarang tempat yang terletak antara ekuator dan kutub. Proyeksi ini paling
baik untuk menggambarkan daerah disekitar ekuator.
Gambar. Proyeksi azimuthal

2. Proyeksi tabung ( silinder )adalah semua pararel maupun garis horizontal dan semua meridian berupa
garis lurus vertical. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambarkan daerah ekuator , sebab kea rah kutub
terjadi pemanjangan garis ( pemekaran ).

3. Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau
memotong globe kemudian dibuka, sehingga bentangannya ditentukan oleh sudut puncaknya . Proyeksi
ini paling tepat untuk menggambar daerah – daerah lintang 45 º.
4. Proyeksi Unik adalah suatu cara memproyeksikan bumi yang lengkap menuju bidang datar dari hasil
pengembangan para ahli.

Beberapa contoh proyeksi unik yaitu :

a. Proyeksi homolografik Mollweide.

b. Proyeksi Homolosin Goode.


c. Proyeksi Eckart IV.
Cara Membuat dan Membaca Peta

Anda sudah tahu apa itu peta, jenis peta, fungsi peta dan komponen komponen/kelengkapan peta.
Selanjutnya Anda akan mempelajari bagaimana cara membuat dan membaca peta. Pernahkah Anda
membuat peta?

Membuat Peta

Dalam pembuatan peta, ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan. Yang dimaksud
pembuatan peta dalam modul ini bukan dalam pengertian pemetaan wilayah.

Langkah-langkah prinsip pokok dalam pembuatan peta adalah:

1. Menentukan daerah yang akan Anda petakan.

2. Membuat peta dasar (base map) yaitu peta yang belum diberi simbol.

3. Mencari dan mengklarifikasikan (menggolongkan) data sesuai dengan kebutuhan.

4. Membuat simbol-simbol yang mewakili data.

5. Menempatkan simbol pada peta dasar.

6. Membuat legenda (keterangan).

7. Melengkapi peta dengan tulisan (lettering) secara baik dan benar

Tata Cara Penulisan pada Peta

Untuk membuat tulisan (lettering) pada peta ada kesepakatan di antara para ahli (kartografer) yaitu
sebagai berikut:

1. Nama geografi ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan penduduk setempat. Contoh:
Sungai ditulis Ci (Jawa Barat), Kreung (Aceh), Air (Sumatera Utara). Nama sungai ditulis searah dengan
aliran sungai dan menggunakan huruf miring. Untuk lebih jelasnya lihat gambar.1.18.

2.Nama jalan ditulis harus searah dengan arah jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf cetak kecil.
Contoh: lihat gambar berikut ini.1.19.
Gambar 1.19.

3. Nama kota ditulis dengan 4 cara yaitu:

a. di bawah simbol kota.

b. di atas simbol kota.

c. di sebelah kanan simbol kota.

d. di sebelah kiri simbol kota.

Contoh Gambar 1.20

Memperbesar dan Memperkecil Peta

Setelah Anda memahami langkah-langkah dalam membuat peta, macam-macam symbol peta dan
penggunaannya, sekarang kita pelajari bagaimana cara memperbesar dan memperkecil peta.

1. Memperbesar Peta

Untuk memperbesar peta yang bisa Anda lakukan yaitu,

a. Memperbesar grid (sistem kotak-kotak)

Langkah-langkah yang harus Anda lakukan adalah:

1) Buat grid pada peta yang akan diperbesar.

2) Buat grid yang lebih besar pada kertas yang akan digunakan untuk menggambar
peta baru, pembesarannya sesuai dengan rencana pembesaran.

3) Memindahkan garis peta sesuai dengan peta dasar ke peta baru.

4) Mengubah skala, sesuai dengan rencana pembesaran.

Contoh: Peta berskala 1 : 100.000 akan diperbesar 2 kali, maka skala menjadi

1 : 50.000.

Gambar 2.32

b. Fotocopy

Cara lain memperbesar peta dengan cara memfotocopy peta tersebut. Bila Anda ingin memperbesar peta
gunakanlah mesin fotocopy yang dapat memperbesar peta. Dengan fotocopy, untuk peta yang
menggunakan skala garis tidak masalah dan tidak perlu skala peta. Tetapi bila Anda memfotocopy peta
yang menggunakan skala angka, Anda harus mengubah skala peta itu menjadi skala garis sebelum
difotocopy.

Skala angka 1 : 100.000 menjadi

Contoh :Mengubah skala angka ke skala garis

c. Menggunakan alat pantograf

Selain dengan memperbesar grid dan memfotocopy untuk memperbesar peta Anda dapat menggunakan
alat pantograf. Pantograf adalah alat untuk memperbesar dan memperkecil peta.Di bawah ini disajikan
gambar sketsa dari pantograf.

Gambar 2.33.
Dengan menggunakan alat ini kita dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Pada dasarnya, kerja pantograf berdasarkan jajaran genjang. Tiga dari empat sisi jajaran genjang (a, b, dan
c) mempunyai skala faktor yang sama. Skala pada ketiga sisi tersebut dapat diubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan, yaitu memperbesar atau memperkecil peta.

Rumus yang digunakan:

m x 500

Contoh: Suatu peta akan diperbesar 5 kali lipat.

Diketahui : m = 1 (besar peta yang asli).

M = 5 (besar peta yang akan dibuat)

Maka skala faktor =

1 x 500 = 100

Setelah didapat besarnya skala faktor, lalu pantograf diatur sedemikian rupa sehingga masing masing
lengan pantograf mempunyai skala faktor sama yaitu 100

Caranya:

Peta yang akan diperbesar letakkan di tempat B dan kertas gambar kosong letakkan di tempat gambar A
yang sudah dilengkapi pensil. Kemudian gerakkan B mengikuti peta asal, melalui kaca pengamat.

Membaca Peta

Dalam membaca peta, Anda harus memahami dengan baik semua simbol atau informasi yang ada pada
peta. Kalau Anda dapat membaca peta dengan baik dan benar, maka Anda akan memiliki gambaran
mengenai keadaan wilayah yang ada dalam peta, walaupun belum pernah melihat atau mengenal medan
(muka bumi) yang bersangkutan secara langsung. Beberapa hal yang dapat diketahui dalam membaca
peta antara lain:

1. Isi peta dan tempat yang digambarkan, melalui judul.

2. Lokasi daerah, melalui letak garis lintang dan garis bujur.

3. Arah, melalui petunjuk arah (orientasi).

4. Jarak atau luas suatu tempat di lapangan, melalui skala peta.

5. Ketinggian tempat, melalui titik trianggulasi (ketinggian) atau melalui garis kontur.

6. Kemiringan lereng, melalui garis kontur dan jarak antara garis kontur yang berdekatan.

7. Sumber daya alam, melalui keterangan (legenda).


8. Kenampakan alam, misalnya relief, pegunungan/gunung, lembah/sungai, jaringan lalu

lintas, persebaran kota. Kenampakan alam ini dapat diketahui melalui simbol-simbol peta

dan keterangan peta.

Selanjutnya kita dapat menafsirkan peta yang kita baca, antara lain sebagai berikut:

1. Peta yang banyak gunung/pegunungan dan lembah/sungai, menunjukkan bahwa daerah itu berelief
kasar.

2.Alur-alur yang lurus, menunjukkan bahwa daerah itu tinggi dan miring. Jika alur sungai berbelok-belok
(membentuk meander), menunjukkan daerah itu relatif datar.

3.Pola (bentuk) pemukiman penduduk yang memusat dan melingkar, menunjukkan daerah itu kering
(sulit air) tetapi di tempat-tempat tertentu terdapat sumber-sumber air.

Dengan membaca peta Anda akan dapat mengetahui,

1. Jarak lurus antar kota.

2.Keadaan alam suatu wilayah, misalnya suatu daerah sulit dilalui kendaraan karena daerahnya berawa-
rawa.

3.Keadaan topografi (relief) suatu wilayah.

4.Keadaan penduduk suatu wilayah, misalnya kepadatan dan persebarannya.

5.Keadaan sosial budaya penduduk, misalnya mata pencaharian, persebaran sarana kota dan persebaran
pemukiman

b. MembuatPetadenganAlatBantuSederhana
Proses penerapan pembuatan peta yang dilakukan secara sederhana meliputi pengukuran langsung dan
pembuatan peta tematik secara sederhana.

Metode pembuatan peta dimulai dengan pemetaan daerah sempit, dan kemudian dilajutkan secara
bertahap, hingga mencakup daerah yang luas. Alat yang digunakan adalah kompas megnetik dan pita
ukur, yang panjangnya 50 meter dan dapat digulung. Pengukuran dilakukan dengan metode berantai
(chain survey).

Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan dalam metode pembuatan peta dengan alat bantu meteran
dan kompas:

a. Unsur-unsur yang diukur adalah sudut arah (azimuth magnetik) dan jarak.
b. Tahap pengukuran dimulai dari daerah yang sempit kemudian diteruskan secara bertahap
sampai mencakup daerah luas.
c. Sudut arah (azimuth magnetis) diukur dengan menggunakan alat kompas magnetik. Jarak dapat
diukur dengan menggunakan pita ukur dari logam tipis yang dapat digulung, misalnya pita ukur
sepanjang 50 meter.
C. Menghitung skala peta

CI = 1 X penyebut skala
2000
Keterangan
CI = Contour interval
PS = Penyebut skala

Menghitung penyebut skala baru

P 2 = D1 X P1
D2
Keterangan
P1 = penyebut skala peta yang diketahui skalanya
P2 = penyebut skala yang akan dicari
D1 = jarak dipeta yang sudah diketahui skalanya
D2 = jarak pada peta yang dicari skalanya

D. Prinsip Dasar Membuat Peta


1. Kerja Lapangan
Unsur yang perlu diukur dalampembuatan peta sederhana sebagai berikut.
a. Pengukuran Jarak
1. Pembanjaran Lurus
2. Pengukuran
b. Pengukuran Sudut Arah
2. Pengelolaan Data
3. Penyajian Data

SOAL LATIHAN

1. Peta memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah….


A. Untuk memprediksi terjadinya bencana alam
B. Sebagai penunjuk lokasi di permukaan bumi
C. Menunjukkan perlapisankerak bumi
D. Sebagai wujud karya seni
E. Sebagai pedoman dalam setiap pengambilan keputusan

2. Komponen peta yang menunjukkan arah disuatu daerah yang dipetakan disebut….
A. Inset D. Legenda
B. Tanda orientasi E. Simbol
C. Skala

3. Menurut bentuknya , symbol yang digunakan untuk menggambarkan sungai dalam symbol….
A. Area D. Garis
B. Titik E. Ordinal
C. Normal
4. Sebuah peta topografi memiliki skala 1 : 10.000 diperkecil menjadi skala 1 : 20.000. Pernyataan
berikut yang benar adalah….
A. Informasi yang disajikan semakin detail
B. Symbol yang digunakan semakin banyak jumlahnya
C. Informasi dalam peta tidak berubah
D. Perbedaan kontur dalam peta akan semakin besar
E. Cakupan wilayahnya semakin luas

5. Kegunaan inset dalam peta adalah….


A. Memberikan informasi yang ada di suatu daerah
B. Arti dari symbol – symbol yang digunakan dalam peta
C. Isi peta secara garis besar
D. Lokasi daerah yang dipetakan pada kedudukan sekitar yang lebih luas
E. Posisi suatu daerah menurut garis lintang dan bujur

6. Cara pemindahan garis parallel dan meridian dari globe ke bidang datar disebut….
A. Proyeksi peta D. Interpretasi peta
B. Simbolisasi peta E. Manipulasi data
C. Konversi skala

7. Proyeksi yang paling sesuai digunakan untuk memetakan wilayah kutub adalah proyeksi….
A. Zenithal D. Bonne
B. Silinder E. Mercator
C. Kerucut

8. Proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidangnya disebut proyeksi….


A. Zenithal D. Bonne
B. Silinder E. Conical
C. Kerucut

9. Berdasarkan sifat yang dipertahankan, proyeksi yang mempertahan jarak daerah yang dipetakan
disebut proyeksi….
A. Conform D. Sinusidal
B. Equivalent E. Stereografik
C. Equidistant

10. Skala adalah….


A. Perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya
B. Perbandingan antara jarak dilapangan dengan jarak dipeta
C. Salah satu komponen yang harus ada dalam peta
D. Keterangan dari symbol – symbol yang ada dalam peta
E. Informasi yang digunakan untuk menunjukkan posisi absolute suatu wilayah
11. Pada peta skala 1 : 200.000 jarak kota X dan Y dalam peta adalah 2,5 cm. Jarak sebenarnya kedua
kota tersebut adalah….
A. 5 km D. 20 km
B. 10 km E. 25 km
C. 15 km

12. Sebuah peta topografi memeliki contour interval 40 m. Skala peta tersebut adalah….
A. 1 : 4.000 D. 1 : 80.000
B. 1 : 8.000 E. 1 : 100.000
C. 1 : 40.000

13. Perhatikan gambar dibawah ini !

7,5 cm 2,5 cm
A B

Skala 1 : 10.000 Skala………

Skala peta pada titik B adalah….


A. 1 : 1.000 D. 1 : 40.000
B. 1 : 2.000 E. 1 : 50.000
C. 1 : 30.000

14. Diantara peta – peta berikut ini yang bukan termasuk peta tematik adalah peta….
A. Curah hujan D. Kepadatan penduduk
B. Tanah longsor E. Topografi
C. Geologi

15. Ilmu yang mempelajari tentang peta adalah….


A. Kartografi D. Oseanografi
B. Klimatologi E. Geologi
C. Limnology
BAB
INDUSTRI
2

PETA KONSEP

Pengertian

Klasifikasi Industri
INDUSTRI

Menentukan Lokasi Industri

Zona Industri
A. Klasifikasi Industri

Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah
barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi
tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal,
pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi
yang sifatnya produktif dan komersial.

Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-
beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan
perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin
kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri
pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu
berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan.
Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut
menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan
masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai berikut.

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku

Tiap-tiap industri membutuh kan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan
dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri dapat
dibedakan menjadi:

a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya:
industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.

b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain. Misalnya:
industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.

c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual
jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan
pariwisata.

2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang.
Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan
pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya.
Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.

b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri
kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau
masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan
rotan.
c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri
industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan
tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri
konveksi, industri bordir, dan industri keramik.

d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar
adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga
kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan
kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri
pesawat terbang.

3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan
lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara
langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.

b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan
pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang,
industri ban, industri baja, dan industri tekstil.

c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati
atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang
dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri
perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah

Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil kegiatan
pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri
makanan.

b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil
pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan
industri serat sintetis.

c. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan
meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri
perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.

5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri. Berdasarkan
pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati
daerah persebaran konsumen.

b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang
didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan
kerja tetapi kurang pendidikannya.

c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat
atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu
gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri
BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan
baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan
berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.

e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang
didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena
bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya:
industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi.
Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya:
industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga
barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri
pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.

7. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan

Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya:
industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.

b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya:
industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.

8. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan

Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh
dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri
kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.
b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari
penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri
pertambangan.

c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil
kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi, dan industri
kertas.

9. Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola

Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya: industri
meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.

b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal dengan
istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri
perminyakan, dan industri transportasi.

10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian

Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti: modal, tenaga kerja,
produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan cara pengorganisasianya, industri dapat
dibedakan menjadi:

a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana,
pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan
lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri
makanan ringan.

b. Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar, teknologi cukup maju
tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi
pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan
industri mainan anak-anak.

c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih dan
modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil, pemasarannya berskala
nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri
transportasi, dan industri persenjataan.

11. Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian

Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian industri berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen
Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:

a. Industri Kimia Dasar (IKD)


Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian yang tinggi,
dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai
berikut:

1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.

2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca.

3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.

4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.

b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)

Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau
rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:

1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler, dan mesin
pompa.

2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator, dan motor
grader.

3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres.

4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.

5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.

6) Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.

7)Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang kendaraan
bermotor.

8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.

9)Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan industri
tembaga.

10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.

11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the blower, dan
kontruksi.

c. Aneka Industri (AI)

Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacammacam barang kebutuhan
hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:

1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.

2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi, dan radio.
3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa.

4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan kemasan.

5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer.

d. Industri Kecil (IK)

Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi
sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat
rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).

e. Industri pariwisata

Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya
bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan
(misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam
(misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota
(misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan
tempat hiburan).

B. Zona Industri

1. Pengertian Aglomerasi Industri

Aglomerasi Industri yaitu pemusatan industri di suatu kawasan tertentu dengan tujuan agar
pengelolanya dapat optimal. Gejala aglomerasi industri itu disebabkan karena hal-hal berikut :

a. Adanya persaingan industri yang semakin hebat dan semakin banyak.


b. Melaksanakan segala bentuk efisiensi di dalam penyelenggaraan industri.
c. Untuk meningkatkan produktivitas hasil industri dan mutu produksi.
d. Untuk memberikan kemudahan bagi kegiatan industri.
e. Untuk mempermudah kontrol dalam hubungan tenaga kerja, bahan baku, dan pemasaran.
f. Untuk menyongsong dan mempersiapkan perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik yang dimulai
tahun 2020.
g. Melakukan pemerataan lokasi industri sesuai dengan jumlah secara tepat dan berdaya guna serta
menyediakan fasilitas kegiatan industri yang berwawasan lingkungan.
Proses aglomerasi (pemusatan) industri keberhasilannya banyak ditentukan oleh faktor teknologi
lingkungan, produktivitas, modal, SDM, manajemen dan lain-lain.

Pada Negara-negara yang sedang mengalami aglomerasi industri, terdapat dualisme bidang
teknologi. Dualisme teknologi adalah suatu keadaan dalam suatu bidan ekonomi tertentu yang
menggunakan tehnik dan organisasi produksi yang sangat berbeda karakteristiknya. Kondisi ini
mengakibatkan perbedaan besar pada tingkat produktivitas di sektor modern dan sektor tradisional,
seperti keadaan berikut ini :

a. Jumlah penggunaan modal dan peralatan yang digunakan.

b. Penggunaan pengetahuan teknik, organisasi, dan manajemen.

c. Tingkat pendidikan dan keterampilan para pekerja.


Faktor-faktor ini menyebabkan tingkat produktivitas berbagai kegiatan sektor modern sering kali
tidak banyak berbeda dengan kegiatan yang sama yang terdapat di Negara maju. Sebaliknya sektor
tradisional menunjukkan perbedaan banyak karena keadaan sebagai berikut :

a. Terbatasnya pembentukan modal dan peralatan industri.

b. Kekurangan pendidikan dan pengetahuan.

c. Penggunaan teknik produksi yang sederhana.

d. Organisasi produksi yang masih tradisional.

2. Perbandingan Industri Indonesia dengan Industri Negara Maju

Persebaran industri di Negara maju (development countries) atau disebut Negara-negara G7


(Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Italia, dan Jepang) berbeda dengan Negara yang
sedang berkembang (developing countries). Pada umumnya, Negara-negara yang maju industrinya juga
dikenal dengan sebutan industri padat modal. Sebaliknya, bagi Negara-negara berkembang, sebagian
industri yang dimilikinya merupakan industri dengan sebutan “berdiri di atas dua kaki” (walk on two legs).
Maksudnya, padat modal juga dikembangkan, sedangkan padat karya tetap dipertahankan mengingat
biasanya di Negara berkembang berpenduduk padat.

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar.
Pembangunan industri di Indonesia ditujukan untuk membuka lapangan pekerjaan baru, memenuhi
kebutuhan dalam negeri dan untuk kegiatan ekspor. Untuk memacu pertumbuhan industri modern
seperti industri di Negara maju tidaklah mudah. Jika industri bergeser ke padat modal, maka dalam proses
produksinya digunakan mesin-mesin canggih sehingga banyak orang akan kehilangan pekerjaan.

3. Kawasan Industri dan Kawasan Berikat

Untuk mewujudkan usaha-usaha pembangunan dan pengembangan industri di Indonesia, maka


setiap pemerintah provinsi, baik dalam kerangka nasional maupun wilayah daerah, bahkan dalam rangka
kerja sama regional dengan Negara-negara tetangga, dibentuklah suatu kawasan-kawasan industri dan
kawasan berikat.

Kawasan Industri (Industrial Estate)

Kawasan Industri adalah daerah yang khusus disediakan pemerintah pusat maupun daerah
untuk kegiatan industri. Kawasan ini umumnya merupakan suatu bagian dalam tata rencana kota atau
daerah yang disertai sarana lengkap untuk kegiatan industri. Sarana tersebut antara lain meliputi
infrastruktur perhubungan, jalan, nasional, dan internasional (angkutan darat, laut, maupun udara),
tenaga listrik, telekomunikasi, sistem pembuangan sampah, limbah, dan sebagainya. Dengan
pengelompokan daerah tempat tinggal, dagang, rekreasi, dan industri tersebut, diusahakan suatu tata
kehidupan masyarakat yang teratur, terkendali, dan serasi dilihat dari segi demografi, ekologi, dan polusi
(pencemaran udara dan lingkungan).

Keputusan pembentukan kawasan industri dikeluarkan dalam rangka usaha pemerintah untuk mendorong
dan mempercepat pertumbuhan industri, memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor, serta untuk
makin mengundang para industriawan asing memindahkan pabrik pengolahannya ke Indonesia.
Dalam keputusan pembentukan kawasan industri tersebut, pemerintah menetapkan bahwa
pengusaha swasta nasional maupun asing, koperasi, BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan BUMD
(Badan Usaha Milik Daerah) diperbolehkan membangun dan mengelola kawasan industri di Indonesia.
Sebelumnya, pembangunan dan pengelolaan kawasan industri adalah monopoli pemerintah yaitu
Departemen Perindustrian.

Tujuan pembangunan kawasan industri adalah :

a. untuk mempercepat pertumbuhan industri.

b. untuk memberikan kemudahan bagi kegiatan industri.

c. Untuk mendorong kegiatan industri supaya berlokasi di kawasan industri.

d. Menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan.

Hak dan kewajiban pengusaha kawasan industri :

a. Perusahaan kawasan industri berhak memindahkan hak atau menyewakan bagian-bagian tanah
kawasan industri kepada perusahaan industri yang berlokasi di kawasan industrinya.

b. Perusahaan kawasan industri berhak mendapat imbalan atau pendapatan dari jasa pengusahaan
kawasn industri, misalnya dari kegiatan-kegiatan :

- pemindahan penggunaan dan pemindahan hak, penyewaan kapling industri maupun


bangunan pabrik siap pakai.

- pengoperasian prasarana dan sarana penunjang teknis.

- pemeliharaan dan perbaikan prasarana dan sarana penunjang teknis.

- pengamanan kawasan industri.

c. Perusahaan kawasan industri berkewajiban membantu pengurus permintaan dan penyelesaian Hak
Guna Bangunan (HGB) bagi perusahaan industri yang berada di kawasan industri, sesuai dengan
ketentuan kepala Badan Pertahanan Nasional (BPN).

d. Perusahaan kawasan industri wajib mematuhi ketentuan dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan
serta rencana pemantauannya yang mencakup :

- pembuatan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

- melakukan penataan lokasi industri sesuai dengan jenisnya.

- Membangun, mengelola, dan memelihara fasilitas sarana dan prasarana kawasan industri.

- Menyediakan dan mengelola fasilitas pengolahan limbah industri.

- Membantu perusahaan yang berlokasi di kawasan itu dalam pengurusan perizinannya.

e. Perusahaan kawasan industri wajib membuat dan memberlakukan ketentuan tata tertib bagi
perusahaan industri yang berada di kawasannya.
f. Perusahaan kawasan industri dan perusahaan industri wajib melaksanakan standar teknis yang
ditetapkan Menteri Perindustrian.

g. Perusahaan kawasan industri wajib menyampaikan laporan secara berkala kepada Menteri
Perindustrian mengenai kegiatan usahanya.

Perkembangan kawasan industri di Indonesia sejalan dengan pembangunan di Indonesia. Sebelum


dikeluarkannya Keputusan Presiden No.53 Tahun 1989 tentang kawasan industri, di Indonesia telah
beroperasi lima (5) kawasan industri milik pemerintah. Kelima kawasan industri tersebut adalah :

a. PT JAKARTA INDUSTRIAL ESTATE Pulogadung (PT JIEP) di Jakarta seluas 1550 hektar.

b. PT RUNGKUT INDUSTRIAL ESTATE Surabaya (PT RIES) seluas 570 hektar.

c. PT KAWASAN INDUSTRI Cilacap di Jawa Tengah seluas 243 hektar.

d. Kawasan Industri Medan seluas 200 hektar.

e. Kawasan Industri Makasar (Ujung Pandang) seluas 224 hektar.

Kawasan-kawasan industri tersebut dilengkapi dengan bangunan pabrik siap pakai, fasilitas
umum industri kecil, dan fasilitas pergudangan yang mutakhir. Di samping itu, juga ditunjang dengan
berbagai parasarana dan sarana seperti jalan ke kawasan industri, jaringan jalan lingkungan, saluran
distribusi listrik, telekomunikasi, air bersih, instalasi penyediaan air bersih, saluran air hujan, jaringan
pengumpul limbah industri, penampungan sementara limbah padat, fasilitas perbankan, kantor pos,
kantor pelayanan telkom, poliklinik, kantin, tempat ibadah, pos keamanan, halte angkutan umum, dan
lain-lain.

Pesatnya pertambahan penduduk dan sempitnya lahan untuk dijadikan kawasan industri menyebabkan
ada perluasan kawasan industri di luar wilayah yang telah disediakan.

Dampak perkembangan atau pemekaran kota adalah kawasan industri yang semula sudah jauh di luar
kota, kemudian terletak ditengah-tengah kota. Itulah sebabnya tidak jarang kawasan industri itu ditata
kembali untuk disesuaikan dengan tata ruang yang direncanakan. Kondisi ini termasuk di antaranya letak
terminal bus, lapangan udara, dan sebagainya.

Kawasan Berikat (Bounded Zone)

Kawasan berikat merupakan kawasan pengolahan untuk ekspor. Oleh karena itu, kawasan ini disebut juga
Export Processing Zone karena barang-barang yang diproduksi dalam kawasan ini umumnya dimaksudkan
untuk ekspor.

Kawasan berikat sendiri adalah kawasan dengan batas-batas tertentu, yang terletak di
dalam daerah pabean, tetapi memiliki peraturan dan tata cara pemasukan barang yang berbeda dengan
cara pemasukan barang ke daerah pabean biasa, karena sifat pemasukan barang ke kawasan tersebut
bersifat sementara.

Fungsi kawasan berikat adalah sebagai tempat penyimpanan dan pengolahan produk
atau komoditas perdagangan yang berasal dari luar negeri, sebelum barang tersebut dipasarkan. Kawasan
berikat juga digunakan untuk menyimpan, menimbun, dan mengolah atau mengemas komoditas yang
berasal dari dalam negeri untuk tujuan ekspor.

Latar belakang pembentukan kawasan berikat diawali dengan banyaknya Negara-negara


berkembang di Asia yang berusaha meningkatkan ekspor produksinya. Salah satu caranya dengan
membuka kawasan berikat yang dimulai sejak awal tahun 1970-an.

Komoditas perdagangan yang disimpan atau ditimbun dalam kawasan berikat tidak
dikenakan bea masuk, cukai, atau pungutan lain. Perusahaan-perusahaan industri yang berlokasi dalam
batas wilayah kawasan berikat menikmati kemudahan-kemudahan dan fasilitas istimewa dalam hal impor
bahan baku, bahan penunjang, dan barang-barang modal, keringanan pajak, sarana dan prasarana yang
lengkap dan murah, serta kebebasan dari peraturan-peraturan atau pembatasan industri yang berlaku di
dalam Negara tersebut.

4. Relokasi Industri

Relokasi industri yaitu pemindahan industri dari Negara maju ke Negara berkembang. Alasan relokasi
industri, yaitu sebagai berikut :

a. Di Negara berkembang upah buruh lebih murah dibandingkan dengan Negara maju.

b. Mengurangi tingkat polusi atau pencemaran.

c. Negara yang dituju mempunyai tenaga kerja yang sesuai.

d. Memperbesar dan memperluas usaha industri.

e. Memperluas pemasaran hasil industri.

Keuntungan relokasi industri bagi Negara yang dituju yaitu sebagai berikut :

a. Menambah dan memperluas lapangan pekerjaan.

b. Menambah pendapatan Negara dari sektor pajak.

c. Alih teknologi dari Negara maju.

d. Permodalan langsung dari Negara yang memindahkan industri.

5. Bentuk Kerja Sama Industri Antarnegara

Kerjasama industri antar Negara dapat dilakukan dalam bidang :

• MODAL

Negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia dalam rangka membangun industri
yang besar membutuhkan bantuan dari luar negeri berupa pinjaman modal atau kredit.

Untuk melaksanakan pembangunan, Indonesia juga menerima bantuan kredit atau pinjaman
modal (kapital) dari luar negeri. Tentu saja bantuan kredit dari luar negeri ini diterima dengan tidak
mengesampingkan politik luar negeri bebas dan aktif. Indonesia juga menerima bantuan kredit dari
Negara manapun asal tidak ada ikatan-ikatan tertentu.

Karena modal yang diterima luar negeri merupakan pinjaman, maka dalam jangka waktu tertentu
Indonesia harus mengembalikannya dengan disertai bunga. Kredit dari luar negeri biasanya merupakan
kredit jangka panjang. Menurut waktu pelunasannya, kredit dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

a. Kredit jangka panjang, waktu pelunasannya lebih dari 5 tahun.

b. Kredit jangka menengah, waktu pelunasannya antara 1 sampai 5 tahun.

c. Kredit jangka pendek, waktu pelunasannya kurang dari 1 tahun.

• BAHAN BAKU

Kerjasama dalam hal bahan baku dilakukan jika suatu Negara tidak ada atau kurang memiliki
bahan baku suatu industri. Dalam kerjasama bahan baku dapat diimpor bahan baku luar negeri. Indonesia
juga mengimpor barang-barang dari luar negeri, sebab banyak barang yang dibutuhkan, tetapi tidak dapat
dibuat atau dihasilkan di dalam negeri.

• TEKNOLOGI

Pada umumnya kerjasama dalam bidang ini berupa transfer atau alih teknologi. Indonesia juga
melakukan alih teknologi dengan beberapa Negara. Misalnya, dengan melaksanakan alih teknologi, yakni
PT Dirgantara dengan perusahaan penerbangan di Spanyol, Jerman, Perancis, dan Amerika Serikat.

Dengan alih teknologi ini, kemampuan Dirgantara Indonesia berkembang dengan


menghasilkan suku cadang pesawat terbang dan pesawat terbang dengan standar internasional.

• TENAGA KERJA

Kerajsama dibidang tenaga kerja biasa dilakukan bagi Negara berkembang, seperti Indonesia
perlu mendatangkan tenaga ahli dari Negara maju.

Sebaliknya seringkali Negara maju memerlukan tenaga kerja untuk industri yang bersifat padat
karya. Negara maju akan membuka pabrik di Negara yang banyak memiliki sumber daya manusia dalam
jumlah besar.

Sebagai contoh, pabrik sepatu merek luar negeri, seperti Nike, Adidas, Reebok membuka
pabriknya di Indonesia.

SOAL LATIHAN

1. Yang termasuk ke dalam aneka industri dan kerajinan adalah....


A. Industri makanan dan minuman
B. Industri radio
C. Industri pupuk
D. Industri semen
E. Industri besi – baja
2. Dilihat dari sifat bahan mentahnya industri kendaraan bermotor termasuk pada....
A. Industri primer D. Industri berat
B. Industri sekunder E. Industri menengah
C. Industri padat karya

3. Pengelompokan industri pada wilayah tertentu disebut...


A. Relokasi industri D. Aglomerasi industri
B. Rehabilitasi industri E. Kawasan industri
C. Kawasan industri

4. Apabila induk material lebih besar daripada satu, menurut teori lokasi Weber,maka lokasi
industri cenderung ditempatkan mendekati....
A. Pasar D. Transportasi
B. Penduduk E. Perlabuhan
C. Bahan mentah

5. Industry hilir adalah industry yang….


A. Mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi
B. Mengolah hasil pertanian
C. Mengolah bahan mentah menjadi bahan baku
D. Dibangun di bagian hilir aliran sungai
E. Mengolah bahan pangan

6. Pemilihan lokasi industry yang didasarkan pada biaya angkutan terendah dikemukakan pertama
kali oleh….
A. Alfred Weber D. Von Thunen
B. Everett Lee E. August Losh
C. Christaller

7. Dari sudut pandang geografi , telah dampak industry dapat dilakukan dengan cara mengkaji….
A. Luas persebaran berdampak
B. Intesitas dampak
C. Komponen lingkungan yang terkena dampak
D. Sifat kumulatif dampak
E. Jumlah manusia yang terkena dampak

8. Industry kerajinan songket dan industry kerajinan batik tulis adalah industry yang berorientasi
pada….
A. Bahan baku D. Teknologi
B. Tenaga kerja E. Harga
C. Pasar

9. Kawasan berikat adalah kawasan yang….


A. Merupakan gabungan dari beberapa kawasan industry
B. Terikat dengan jenis industry tertentu
C. Selalu menghadap ke laut
D. Batasnya tertentu di dalam wilayah pabean yang didalamnya berlaku ketentuan khusus
E. Merupakan kawasan industry kecil

10. Lokasi industry yang paling optimal adalah wilayah yang paling tinggi jumlah penduduknya
SEBAB
Jumlah penduduk yang besar maka otomatis jumlah demand akan tinggi

11. Industry hulu bermanfaat bagiproses industry lainnya


SEBAB
Industri hulu mengolah bahan mentah yang diperoleh langsung dari alam menjadi bahan baku

12. Berkembangnya industry batik di solo, factor pendukungnya adalah tersediannya tenaga ahli
SEBAB
Industri kerajinan batik termasuk aneka industry

13. Suatu industry yang berorientasi bahan mentah factor penyebabnya adalah….
1. Bahan baku mudah rusak
2. Bahan baku yang dibutuhkan dalam jumlah volume yang banyak
3. Bobot bahan bakunya lebih berat daripada barang jadi
4. Bahan bakunya bersifat curah

14. Bahan yang diperoleh dari sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam industry disebut bahan….
1. Baku
2. Jadi
3. Setengah jadi
4. Mentah

15. Pembagian industry berdasarkan bahan bakunya adalah industry….


1. Ekstraktif
2. Hilir
3. Non ekstraktif
4. Hulu
BAB
3 PENGINDERAAN JAUH

PETA KONSEP

Pengertian

Masukan Data Penginderaan Jauh

PENGINDERAAN JAUH

Alat Penginderaan Jauh

Sistem Penginderaan Jauh

Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh


A. Penginderaan jauh

Sekarang apakah yang dimaksud dengan Penginderaan Jauh?

Penginderaan jauh dapat diserupakan dengan suatu proses membaca. Dengan menggunakan mata Anda
bertindak sebagai alat pengindera ( sensor ) yang menerima cahata yang dipantulkan dari halaman ini.
Data yang diterima oleh mata Anda berupa energi sesuai dengan jumlah cahaya yang dipantulkan dari
bagian terang pada halaman modul ini. Data tersebut dianalisis atau ditafsir di dalam pikiran Anda agar
dapat menerangkan bahwa bagian yang gelap pada halaman ini merupakan sekumpulan hurufhuruf yang
menyusun kata-kata. Lebih dari itu, kata-kata tersebut menyusun kalimatkalimat, dan Anda menafsir arti
informasi yang terdapat pada kalimat-kalimat itu. Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda perhatikan
beberapa definisi berikut ini.

1. Penginderaan jauh adalah ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau
gejala, dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat, tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah atau gejala yang akan dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990).

2.Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menemutunjukkan (mengidentifikasi) dan


menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian (Avery, 1985).

3. Penginderaan jauh merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis
informasi tentang bumi. Informasi itu berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau
dipancarkan dari permukaan bumi (Lindgren, 1985).

Dari beberapa batasan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh merupakan upaya
memperoleh informasi tentang objek dengan menggunakan alat yang disebut “sensor” (alat peraba),
tanpa kontak langsung dengan objek. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa penginderaan jauh
merupakan upaya untuk memperoleh data dari jarak jauh dengan menggunakan peralatan tertentu. Data
yan diperoleh itu kemudian dianalisis dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Data yang diperoleh
dari penginderaan jauh dapat berbentuk hasil dari variasi daya gelombang bunyi atau energi
elektromagnetik. Sebagai contoh grafimeter memperoleh data dari variasi daya tarik bumi (gravitasi),
sonar pada sistem navigasi memperoleh data dari gelombang bunyi dan mata kita memperoleh data dari
energi elektromagnetik. (Tentang tiga hal ini akan diuraikan lebih lanjut pada bagian lain). Jadi
penginderaan jauh merupakan pemantauan terhadap suatu objek dari jarak jauh dengan tidak melakukan
kontak langsung dengan objek tersebut.

B. Masukan Data Penginderaan Jauh

Dalam penginderaan jauh didapat masukan data atau hasil observasi yang disebut citra. Citra dapat
diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau
rekaman suatu alat pemantau. Sebagai contoh, memotret bunga di taman. Foto bunga yang berhasil kita
buat itu merupakan citra bunga tersebut. Menurut Simonett (1983): bahwa citra sebagai gambaran
rekaman suatu objek (biasanya berupa suatu gambaran pada foto) yang didapat dengan cara optik,
elektro optik, optik mekanik atau elektronik. Di dalam bahasa Inggris terdapat dua istilah yang berarti citra
dalam bahasa Indonesia, yaitu “image” dan “imagery”, akan tetapi istilah imagery dirasa lebih tepat
penggunaannya (Susanto, 1986). Agar dapat dimanfaatkan maka citra tersebut harus diinterpretasikan
atau diterjemahkan/ ditafsirkan terlebih dahulu. Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji foto
udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek
tersebut (Estes dan Simonett, 1975). Singkatnya interpretasi citra merupakan suatu proses pengenalan
objek yang berupa gambar (citra) untuk digunakan dalam disiplin ilmu tertentu seperti Geologi, Geografi,
Ekologi, Geodesi dan disiplin ilmu lainnya.

Dalam menginterpretasikan citra dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:

• Deteksi ialah pengenalan objek yang mempunyai karakteristik tertentu oleh sensor.

• Identifikasi ialah mencirikan objek dengan menggunakan data rujukan.

• Analisis ialah mengumpulkan keterangan lebih lanjut secara terinci.

C. Alat Penginderaan Jauh

Untuk melakukan penginderaan jarak jauh diperlukan alat sensor, alat pengolah data dan alat-alat lainnya
sebagai pendukung. Oleh karena sensor tidak ditempatkan pada objek, maka perlu adanya wahana atau
alat sebagai tempat untuk meletakkan sensor. Wahana tersebut dapat berupa balon udara, pesawat
terbang, satelit atau wahana lainnya (lihat gambar 1.2). Antara sensor, wahana, dan citra diharapkan
selalu berkaitan, karena hal itu akan menentukan skala citra yang dihasilkan.

Gambar 1.2. Wahana Penginderaan

Jauh (Lindgren, 1985).

Dengan menggunakan wahana seperti di atas itulah maka alat penginderaan jauh ditempatkan. Semakin
tinggi letak sensor maka daerah yang terdeteksi atau yang dapat diterima oleh sensor semakin luas. Jadi
jangkauan penginderaannya semakin luas seperti digambarkan pada gambar 1.3.

Gambar 1.3. Konsep multitingkat


(berdasarkan uraian National Academy of Sciences, 1977)

Keterangan:

I. Satelit dengan orbit 200 - 36.000 km;

II. Pesawat yang terbang rendah (> 15 km);

III. Pesawat yang terbang rendah (9 – 15 km);

IV. Pesawat yang terbang rendah (< 9 km).

(Sumber: Drs. Suryantoro MS, IKIP Malang).

Alat sensor dalam penginderaan jauh dapat menerima informasi dalam berbagai bentuk antara lain sinar
atau cahaya, gelombang bunyi dan daya elektromagnetik. Alat sensor digunakan untuk melacak,
mendeteksi, dan merekam suatu objek dalam daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor memiliki kepekaan
tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk merekam gambar
terkecil disebut resolusi spasial. Semakin kecil objek yang dapat direkam oleh sensor semakin baik sensor
dan semakin baik resolusi spasial pada citra. Berdasarkan proses perekamannya sensor dapat dibedakan
atas:

1. Sensor Fotografi

Proses perekamannya berlangsung seperti pada kamera foto biasa, atau yang kita kenal yaitu melalui
proses kimiawi. Tenaga elektromagnetik yang diterima kemudian direkam pada emulsi film dan setelah
diproses akan menghasilkan foto. Ini berarti, di samping sebagai tenaga, film juga berfungsi sebagai
perekam, yang hasil akhirnya berupa foto udara, jika perekamannya dilakukan dari udara, baik melalui
pesawat udara atau wahana lainnya. Tapi jika perekamannya dilakukan dari antariksa maka hasil akhirnya
disebut foto satelit atau foto orbital.

Menurut Lillesand dan Kiefer, ada beberapa keuntungan menggunakan sensor fotografi, yaitu:

a. Caranya sederhana seperti proses pemotretan biasa.

b. Biayanya tidak terlalu mahal.


c. Resolusi spasialnya baik.

Alat sensor dalam penginderaan jauh dapat menerima informasi dalam berbagai bentuk antara lain sinar
atau cahaya, gelombang bunyi dan daya elektromagnetik. Alat sensor digunakan untuk melacak,
mendeteksi, dan merekam suatu objek dalam daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor memiliki kepekaan
tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk merekam gambar
terkecil disebut resolusi spasial. Semakin kecil objek yang dapat direkam oleh sensor semakin baik sensor
dan semakin baik resolusi spasial pada citra.

Berdasarkan proses perekamannya sensor dapat dibedakan atas:

1. Sensor Fotografi

Proses perekamannya berlangsung seperti pada kamera foto biasa, atau yang kita kenal yaitu melalui
proses kimiawi. Tenaga elektromagnetik yang diterima kemudian direkam pada emulsi film dan setelah
diproses akan menghasilkan foto. Ini berarti, di samping sebagai tenaga, film juga berfungsi sebagai
perekam, yang hasil akhirnya berupa foto udara, jika perekamannya dilakukan dari udara, baik melalui
pesawat udara atau wahana lainnya. Tapi jika perekamannya dilakukan dari antariksa maka hasil akhirnya
disebut foto satelit atau foto orbital.

Menurut Lillesand dan Kiefer, ada beberapa keuntungan menggunakan sensor fotografi, yaitu:

a. Caranya sederhana seperti proses pemotretan biasa.

b. Biayanya tidak terlalu mahal.

c. Resolusi spasialnya baik.

2. Sensor Elektronik

Sensor elekronik berupa alat yang bekerja secara elektrik dengan pemrosesan menggunakan komputer.
Hasil akhirnya berupa data visual atau data digital/numerik. Proses perekamannya untuk menghasilkan
citra dilakukan dengan memotret data visual dari layar atau dengan menggunakan film perekam khusus.
Hasil akhirnya berupa foto dengan film sebagai alat perekamannya dan tidak disebut foto udara tetapi
citra. Agar informasi-informasi dalam berbagai bentuk tadi dapat diterima oleh sensor, maka harus ada
tenaga yang membawanya antara lain matahari.

Informasi yang diterima oleh sensor dapat berupa:

1. Distribusi daya (forse).

2. Distribusi gelombang bunyi.

3. Distribusi tenaga elektromagnetik.

Informasi tersebut berupa data tentang objek yang diindera dan dikenali dari hasil rekaman berdasar kan
karakteristiknya dalam bentuk cahaya, gelombang bunyi, dan tenaga elektromagnetik. Contoh: Salju dan
batu kapur akan memantulkan sinar yang banyak (menyerap sinar sedikit) dan air akan memantulkan
sinar sedikit (menyerap sinar banyak). Informasi tersebut merupakan hasil interaksi antara tenaga dan
objek. Interaksi antara tenaga dan objek direkam oleh sensor, yang berupa alat-alat sebagai
berikut:

• Gravimeter : mengumpulkan data yang berupa variasi daya magnet.

• Magnetometer : mengumpulkan data yang berupa variasi daya magnet.

• Sonar : mengumpulkan data tentang distribusi gelombang dalam air.

• Mikrofon : mengumpulkan/menangkap gelombang bunyi di udara.

• Kamera : mengumpulkan data variasi distribusi tenaga elektromagnetik yang berupa sinar.

Seperti telah disebutkan bahwa salah satu tenaga yang dimanfaatkan dalam penginderaan jauh antara
lain berasal dari matahari dalam bentuk tenaga elektromagnetik (lihat tabel 1). Matahari merupakan
sumber utama tenaga elektromagnetik ini. Di samping matahari sebagai sumber tenaga alamiah, ada juga
sumber tenaga lain, yakni sumber tenaga buatan.

D. Sistem Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh dengan menggunakan tenaga matahari dinamakan penginderaan jauh sistem pasif.
Penginderaan jauh sistem pasif menggunakan pancaran cahaya, hanya dapat beroperasi pada siang hari
saat cuaca cerah. Penginderaan jauh sistem pasif yang menggunakan tenaga pancaran tenaga thermal,
dapat beroperasi pada siang maupun malam hari. Citra mudah pengenalannya pada saat perbedaan suhu
antara tiap objek cukup besar. Kelemahan penginderaan jauh sistem ini adalah resolusi spasialnya
semakin kasar karena panjang gelombangnya semakin besar. Penginderaan jauh dengan menggunakan
sumber tenaga buatan disebut penginderaan jauh sistem aktif. Penginderaan sistem aktif sengaja dibuat
dan dipancarkan dari sensor yang kemudian dipantulkan kembali ke sensor tersebut untuk direkam. Pada
umumnya sistem ini menggunakan gelombang mikro, tapi dapat juga menggunakan spektrum tampak,
dengan sumber tenaga buatan berupa laser.
Penginderaan jauh yang menggunakan Matahari sebagai tenaga alamiah disebut penginderaan jauh
sistem pasif, sedangkan yang menggunakan sumber tenaga lain (buatan) disebut penginderaan jauh
sistem aktif.

Tenaga elektromagnetik pada penginderaan jauh sistem pasif dan sistem aktif untuk sampai di alat sensor
dipengaruhi oleh atmosfer. Atmosfer mempengaruhi tenaga elektromagnetik yaitu bersifat selektif
terhadap panjang gelombang, karena itu timbul istilah “Jendela atmosfer”, yaitu bagian spektrum
elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Adapun jendela atmosfer yang sering digunakan dalam
penginderaan jauh ialah spektrum tampak yang memiliki panjang gelombang 0,4 mikrometer hingga 0,7
mikrometer. Lihat tabel 1.1. Jadi kalau Anda perhatikan tabel tadi, spektrum elektromagnetik merupakan
spektrum yang sangat luas, hanya sebagian kecil saja yang dapat digunakan dalam penginderaan jauh,
itulah sebabnya atmosfer disebut bersifat selektif terhadap panjang gelombang. Hal ini karena sebagian
gelombang elektromagnetik mengalami hambatan, yang disebabkan oleh butirbutir yang ada di atmosfer
seperti debu, uap air dan gas. Proses penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan, pantulan dan
hamburan. Lihat gambar 1.4

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah tenaga matahari untuk sampai ke permukaan bumi adalah:

1. Waktu (jam atau musim)

Faktor waktu berpengaruh terhadap banyak sedikitnya energi matahari untuk sampai ke bumi. Misalnya
pada siang hari jumlah tenaga yang diterima lebih banyaak dibandingkan dengan pagi.

2. Lokasi
Lokasi ini erat kaitannya dengan posisinya terhadap lintang geografi dan posisinya terhadap permukaan
laut. Misalnya di daerah khatulistiwa jumlah tenaga yang diterima lebih banyak dari pada daerah lintang
tinggi.

3. Kondisi cuaca

Kondisi cuaca mempengaruhi adanya hambatan di atmosfer. Misalnya saat cuaca berawan jumlah tenaga
yang diterima lebih sedikit dari pada saat cuaca cerah.

A. Jenis Citra

Seperti telah diterangkan pada kegiatan belajar 1, bahwa masukan dalam penginderaan jauh berupa
bermacam-macam data. Hasil proses rekaman data penginderaan jauh tersebut berupa:

• Data digital atau data numerik untuk dianalisis dengan menggunakan komputer.

• Data visual dibedakan lebih jauh atas data citra dan data non citra untuk dianalisis dengan cara manual.
Data citra berupa gambaran mirip aslinya, sedangkan data non citra berupa garis atau grafik.

Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographic image) atau foto udara dan citra non foto (non
photographic image). Perbedaan pokok keduanya disajikan pada tabel 2.1.

1. Citra Foto

Citra foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera (lihat gambar 2.1). Citra
foto dapat dibedakan berdasarkan:

a. Spektrum Elektromagnetik yang digunakan

Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:
1) Foto ultra violet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultra violet dekat dengan
panjang gelombang 0,29 mikrometer.

2) Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru
hingga sebagian hijau (0,4 - 0,56 mikrometer).

3) Foto pankromatik yaitu foto yang dengan menggunakan spektrum tampak mata.

4) Foto infra merah yang terdiri dari foto warna asli (true infrared photo) yang dibuat dengan
menggunakan spektrum infra merah dekat sampai panjang gelombang 0,9 mikrometer hingga 1,2
mikrometer dan infra merah modifikasi (infra merah dekat) dengan sebagian spektrum tampak pada
saluran merah dan saluran hijau. Peta berdasarkan foto dibawah ini diambil dari pesawat terbang.
Tampak sebuah kota kecil di gunung di Jepang. Foto ini digunakan untuk membuat peta yang terpampang
di bawah. Perhatikan foto itu dan lihat berapa tempat yang dapat kalian kenali di peta. Titik di dalam
segitiga kecilkecil itu patok duga, yakni tempat yang ketinggian dan posisinya diketahui dengan tepat.
Pada peta, elevasi suatu patok duga, yakni tinggi patok itu dari permukaan laut, dinyatakan dalam meter
di sebelahnya. Beberapa digambar sebagai titik tanpa segitiga. Di tengah atas terdapat sebuah kontur
dengan bilangan 300 berwarna cokelat. Setiap titik pada kontur itu berelevasi 300 meter.

b. Sumbu kamera

Foto udara dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, yaitu:

1) Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak
lurus terhadap permukaan bumi.

Gambar 2.1. Contoh salah satu Citra foto. 17

2) Foto condong atau foto miring (oblique photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera
menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini pada umumnya sebesar 10 derajat
atau lebih besar. Tapi apabila sudut condongnya masih berkisar antara 1 - 4 derajat, foto yang dihasilkan
masih digolongkan sebagai foto vertikal. Foto condong masih dibedakan lagi menjadi:

a) Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada foto.

b) Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila pada foto tampak cakrawalanya. Beda
antara foto vertikal, foto agak condongdan foto sangat condong disajikanpada gambar 2.2. dan 2.3

c. Warna yang digunakan

Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:

1) Foto berwarna semua (false colour).

Warna citra pada foto tidak sama dengan warna aslinya. Misalnya pohonpohon yang berwarna hijau dan
banyak memantulkan spketrum infra merah, pada foto tampak berwarna merah.

2) Foto berwarna asli (true colour).

Contoh: foto pankromatik berwarna.

d. Wahana yang digunakan

Berdasarkan wahana yang digunakan, ada 2 (dua) jenis citra, yakni:

1) Foto udara, dibuat dari pesawat udara atau balon (lihat kembali gambar 2.1).

2) Foto satelit/orbital, dibuat dari satelit (lihat gambar 2.4).

Demikian penjelasan tentang citra foto. Untuk mengetahui pemahaman Anda tentang materi tadi,
silahkan kerjakan latihan berikut ini. Selanjutnya Anda bisa mempelajari materi tentang citra non foto.

Petunjuk:

Wahana yang digunakan

Berdasarkan wahana yang digunakan, citra non foto dibagi atas:

1) Citra Dirgantara (Airborne Image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara
(dirgantara).

Contoh: Citra infra merah thermal, citra radar dan citra MSS. Citra dirgantara ini jarang digunakan.

2) Citra Satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra
in dibedakan lagi atas penggunaannya, yakni:

a) Citra satelit untuk penginderaan planet. Contoh: Citra satelit Viking (AS), Citra satelit Venera (Rusia).

b) Citra satelit untuk penginderaan cuaca. Contoh: NOAA (AS), Citra Meteor (Rusia).

c) Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Contoh: Citra Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia) Citr
SPOT (Perancis).
d) Citra satelit untuk penginderaan laut. Contoh: Citra Seasat (AS), Citra MOS (Jepang).n jawaban-jawaban
Anda benar?

2. Citra Non Foto

Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera (lihat gambar 2.4). Citra non
foto dibedakan atas:

a. Spektrum elektromagnetik yang digunakan

Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan, citra non foto dibedakan
atas:

1) Citra infra merah thermal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum infra merah thermal. Penginderaan
pada spektrum ini mendasarkan atas beda suhu objek dan daya pancarnya pada citra tercermin dengan
beda rona atau beda warnanya.

2) Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra
radar merupakan hasil penginderaan dengan sistim aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang
citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistim pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga
alamiah.

b. Sensor yang digunakan

Berdasarkan sensor yang digunakan, citra non foto terdiri dari:

1) Citra tunggal, yakni citra yang dibuat dengan sensor tunggal, yang salurannya lebar.

2)Citra multispektral, yakni citra yang dibuat dengan sensor jamak, tetapi salurannya sempit, yang terdiri
dari:

• Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera yang hasilnya tidak dalam bentuk foto
karena detektornya bukan film dan prosesnya non fotografik.

• Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat menggunakan spektrum tampak maupun spektrum
infra merah thermal. Citra ini dapat dibuat dari pesawat udara.
Gambar 2.4. Contoh citra non foto.

c. Wahana yang digunakan

Berdasarkan wahana yang digunakan, citra non foto dibagi atas:

1) Citra Dirgantara (Airborne Image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara
(dirgantara). Contoh: Citra infra merah thermal, citra radar dan citra MSS. Citra dirgantara ini jarang
digunakan.

2) Citra Satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra
ini dibedakan lagi atas penggunaannya, yakni:

a) Citra satelit untuk penginderaan planet. Contoh: Citra satelit Viking (AS), Citra satelit Venera (Rusia).

b) Citra satelit untuk penginderaan cuaca. Contoh: NOAA (AS), Citra Meteor (Rusia).

c) Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Contoh: Citra Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia) dan
Citra SPOT (Perancis).

d) Citra satelit untuk penginderaan laut. Contoh: Citra Seasat (AS), Citra MOS (Jepang).

E. Pemanfaatan citra penginderaan jauh

A. Interpretasi Citra

Menurut Este dan Simonett, 1975: Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra
dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Jadi di dalam
interpretasi citra, penafsir mengkaji citra dan berupaya mengenali objek melalui tahapan kegiatan, yaitu:

• deteksi
• identifikasi

• analisis

Setelah melalui tahapan tersebut, citra dapat diterjemahkan dan digunakan ke dalam berbagai kepentingan
seperti dalam: geografi, geologi, lingkungan hidup, dan sebagainya. Pada dasarnya kegiatan interpretasi
citra terdiri dari 2 proses, yaitu melalui pengenalan objek melalui proses deteksi dan penilaian atas fungsi
objek.

1. a. Pengenalan objek melalui proses deteksi yaitu pengamatan atas adanya suatu objek, berarti penentuan
atau tidaknya sesuatu pada citra atau upaya untuk mengetahui benda dan gejala di sekitar kita dengan
menggunakan alat pengindera (sensor). Untuk mendeteksi benda dan gejala di sekitar kita,
penginderaannya tidak dilakukan secara langsung atas benda, melainkan dengan mengkaji hasil
rekaman dari foto udara atau satelit.

b. Identifikasi.

Ada 3 (tiga) ciri utama benda yang tergambar pada citra berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor
yaitu sebagai berikut:

• Spektoral

Ciri spektoral ialah ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dan benda yang
dinyatakan dengan rona dan warna.

• Spatial

Ciri spatial ialah ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi bentuk, ukuran, bayangan, pola, tekstur,
situs, dan asosiasi.

• Temporal

Ciri temporal ialah ciri yang terkait dengan umur benda atau saat perekaman.

2. Penilaian atas fungsi objek dan kaitan antar objek dengan cara menginterpretasi dan menganalisis citra
yang hasilnya berupa klasifikasi yang menuju ke arah teorisasi dan akhirnya dapat ditarik kesimpulan
dari penilaian tersebut. Pada tahapan ini, interpretasi dilakukan oleh seorang yang sangat ahli pada
bidangnya, karena hasilnya sangat tergantung pada kemampuan penafsir citra.

Menurut Prof. Dr. Sutanto, pada dasarnya interpretasi citra terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu
perekaman data dari citra dan penggunaan data tersebut untuk tujuan tertentu. Lihat gambar 4.1.

Gambar 4.1. Sistem Penginderaan Jauh.


Perekaman data dari citra berupa pengenalan objek dan unsur yang tergambar pada citra serta
penyajiannya ke dalam bentuk tabel, grafik atau peta tematik. Urutan kegiatan dimulai dari menguraikan
atau memisahkan objek yang rona atau warnanya berbeda dan selanjutnya ditarik garis batas/delineasi bagi
objek yang rona dan warnanya sama. Kemudian setiap objek yang diperlukan dikenali berdasarkan
karakteristik spasial dan atau unsur temporalnya.

Objek yang telah dikenali jenisnya, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan tujuan interpretasinya dan
digambarkan ke dalam peta kerja atau peta sementara. Kemudian pekerjaan medan (lapangan) dilakukan
untuk menjaga ketelitian dan kebenarannya. Setelah pekerjaan medan dilakukan, dilaksanakanlah
interpretasi akhir dan pengkajian atas pola atau susunan keruangan (objek) dapat dipergunakan sesuai
tujuannya. Untuk penelitian murni, kajiannya diarahkan pada penyusunan teori, sementara analisisnya
digunakan untuk penginderaan jauh, sedangkan untuk penelitian terapan, data yang diperoleh dari citra
digunakan untuk analisis dalam bidang tertentu seperti geografi, oceanografi, lingkungan hidup, dan
sebagainya. Untuk lebih jelasnya lihat

kembali gambar 4.1. Dalam menginterpretasi citra, pengenalan objek merupakan bagian yang sangat
penting,

karena tanpa pengenalan identitas dan jenis objek, maka objek yang tergambar pada citra tidak mungkin
dianalisis. Prinsip pengenalan objek pada citra didasarkan pada penyelidikan karakteristiknya pada citra.
Karakteristik yang tergambar pada citra dan digunakan untuk mengenali objek disebut unsur interpretasi
citra.

B. Unsur Interpretasi Citra


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati kenampakan objek dalam foto udara, yaitu:

1. Rona dan Warna

Rona atau tone adalah tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat pada foto udara atau
pada citra lainnya. Pada foto hitam putih rona yang ada biasanya adalah hitam, putih atau kelabu (lihat
gambar 4.2). Tingkat kecerahannya tergantung pada keadaan cuaca saat pengambilan objek, arah
datangnya sinar matahari, waktu pengambilan gambar (pagi, siang atau sore) dan sebagainya Pada foto
udara berwarna, rona sangat dipengaruhi oleh spektrum gelombang elektromagnetik yang digunakan,
misalnya menggunakan spektrum ultra violet, spektrum tampak, spektrum infra merah dan sebagainya.
Perbedaan penggunaan spektrum gelombang tersebut mengakibatkan rona yang berbeda-beda. Selain itu
karakter pemantulan objek terhadap spektrum gelombang yang digunakan juga mempengaruhi warna dan
rona pada foto udara berwarna.

2. Bentuk

Bentuk-bentuk atau gambar yang terdapat pada foto udara merupakan konfigurasi atau kerangka suatu
objek. Bentuk merupakan ciri yang jelas, sehingga banyak objek yang dapat dikenali hanya berdasarkan
bentuknya saja. (Lihat gambar 4.3). Contoh: 1) Gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L, U atau
empat persegi panjang. 2) Gunung api, biasanya berbentuk kerucut.
3. Ukuran

Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume. Ukuran objek
pada citra berupa skala, karena itu dalam memanfaatkan ukuran sebagai interpretasi citra, harus selalu
diingat skalanya.

Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran yang tetap, yakni
sekitar (80 m - 100 m).

4. Tekstur

Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra. Ada juga yang mengatakan bahwa tekstur adalah
pengulangan pada rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Tekstur
dinyatakan dengan: kasar, halus, dan sedang (lihat gambar 4.4).

Misalnya: Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak bertekstur halus.
Pabrik dapat dikenali dengan bentuknya yang serba lurus dan ukurannya yang besar (a), jauh lebih besar
dari ukuran rumah mukim pada umumnya. Pabrik itu berasosiasi dengan lori yang tampak pada foto dengan
bentuk empat persegi panjang dan ronanya kelabu, mengelompok dalam jumlah besar (b). Lori pada
umumnya digunakan untuk mengangkut tebu dari sawah ke pabrik gula. Oleh karena itulah maka pabrik itu
diinterpretasikan sebagai pabrik gula. Pada saat pemotretannya, pabrik itu sedang aktif menggiling tebu. Hal
ini dapat diketahui dari asapnya yang mengepul tebal dan tertiup angin ke arah barat daya. Pola perumahan
yang teratur dan letaknya yang berdekatan dengan pabrik gula mengisyaratkan bahwa perumahan itu
merupakan perumahan karyawan pabrik gula (c). Atap pabrik gula maupun atap perumahan karyawannya
yang berona cerah mengisyaratkan bahwa bangunannya merupakan bangunan baru. Hal ini diperkuat oleh
kenyataan bahwa pohon-pohonan di sekitar rumah tersebut baru mulai tumbuh. Tanaman pada (a)
bertekstur halus, tanaman tebu (b) yang tampak pada tepi kanan dan tepi atas foto bertekstur sedang,
tanaman pekarangan (c) dan kebun kelapa bertekstur kasar. Di samping bertekstur sedang, tanaman tebu
juga ditandai dengan tekstur yang seragam untuk daerah cukup luas. Hal ini disebabkan karena
penggarapannya dan penanaman dapat dilakukan secara serentak. Bagi tekstur tanaman lain pada sawah
yang diusahakan oleh petani, teksturnya berbeda dari

petak yang satu ke petak lainnya. Pada (d) terdapat pohon kelapa yang dapat dikenali berdasarkan tajuknya
yang berbentuk bintang. Berbeda dengan bagian lain yang tanaman pekarangannya berupa campuran
berbagai jenis pohon, pada bagian (d) ini yang dominan adalah pohon kelapa. Bayangan juga merupakan
salah satu unsur interpretasi citra yang penting. Di dalam contoh ini, bayangan dapat digunakan untuk
mengetahui beda tinggi relatif antara tanaman tebu dan tanaman pekarangan. Tinggi pohon kelapa tampak
sekitar 5 – 6 kali tinggi tanaman tebu.

5. Pola

Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi
beberapa objek alamiah. Contoh: Pola aliran sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis menandai
struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah dan
jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi mudah dibedakan
dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.

6 Bayangan

Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Meskipun demikian,
bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa objek yang justru dengan
adanya bayangan menjadi lebih jelas.

Contoh: Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong asap dan menara,
tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat condong biasanya memperlihatkan
bayangan objek yang tergambar dengan jelas, sedangkan pada foto tegak hal ini tidak terlalu mencolok,
terutama jika pengambilan gambarnya dilakukan pada tengah hari.

7. Situs

Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya permukiman pada umumnya
memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak
terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.

8. Asosiasi

Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya.

Contoh: Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang).

9. Konvergensi Bukti

Konvergensi bukti ialah penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga lingkupnya menjadi semakin
menyempit ke arah satu kesimpulan tertentu.

Contoh: Tumbuhan dengan tajuk seperti bintang pada citra, menunjukkan pohon palem. Bila ditambah
unsur interpretasi lain, seperti situsnya di tanah becek dan berair payau, maka tumbuhan palma tersebut
adalah sagu. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 4.5.
C. Interpretasi Citra pada Bentang Alam dan Bentang Budaya

Bentang alam dan bentang budaya merupakan objek dari penginderaan jauh. Melalui metode penginderaan
jauh, keduanya dapat direkam oleh sensor sehingga menjadi citra. Dengan interpretasi citra, unsur-unsur
bentang alam dan bentang budaya dapat dikenali dan hasilnya dapat dimanfaatkan sesuai dengan tujuan
penelitian. Di bawah ini disajikan contoh pengenalan unsur bentang alam dan bentang budaya dari citra
penginderaan jauh yang disarikan oleh Prof. Dr. Sutanto dalam bukunya berjudul Penginderaan Jauh, tahun
1992.

1. Unsur Bentang Alam

a. Sungai

Sungai memiliki tekstur permukaan air yang seragam dengan rona yang gelap jika airnya jernih, atau cerah
jika keruh. Arah aliran sungai ditandai oleh bentuk sungai yang lebar pada bagian muara, pertemuan sungai
memiliki sudut lanciip sesuai dengan arah aliran, perpindahan meander ke arah samping dan ke arah bawah
(muara), gosong sungai meruncing ke arah hulu dan melebar ke arah muara (lihat gambar 4.6 dan 4.7).

b. Dataran Banjir

Dataran banjir memiliki permukaan yang rata dengan posisi lebih rendah dari daerah sekitar. Kadang-
kadang dijumpai tempat-tempat yang tidak rata karena adanya bekas saluran atau adanya oxbow lake
(danau tapal kuda). Dataran banjir

memiliki rona yang seragam atau kadang-kadang tidak seragam, dan terdapat sungai yang posisinya kadang-
kadang agak jauh.

c. Kipas Aluvial dan Kerucut Aluvial

1) Kipas aluvial berbentuk kipas dengan permukaan halus. Lereng bawahnya landai (1 – 2 derajat) dengan
bagian atas yang curam, rona yang putih sampai kelabu putih dengan bagian bawah lebih gelap karena
adanya vegetasi yang padat
Kapal besar dan kecil dapat dikenali dengan mudah, dan dapat dihitung bila perlu. Rumahpun demikian pula
halnya. Rumah kecilpun dapat dikenali dan diukur luasnya bila diperlukan. Air Sungai Mahakam yang berona
cerah menunjukkan bahwa air itu keruh.

2) Kerucut aluvial bentuknya seperti kipas aluvial dengan ukuran lebih kecil. Lerengnya curam (bisa
mencapai 20 derajat).

d. Guguk Pasir (Beach Ridge)

Gubuk pasir berbentuk sempit dan memanjang, lurus atau melengkung, igir rendah dengan permukaan air
yang datar, sejajar sama lain dan sejajar pantai. Tak terdapat aliran permukaan dan erosi. Pada kawasan
terbukti bentuknya sesuai garis tinggi. Daerah ini sering dimanfaatkan untuk tempat tinggal atau jalan.

e. Hutan Bakau
Hutan bakau memiliki rona sangat hitam karena daya pantul terhadap cahaya rendah, ketinggian pohon
seragam dan tumbuh pada pantai yang becek, tepi sungai atau peralihan air payau.

f. Hutan Rawa

Hutan rawa memiliki rona dan tekstur tidak seragam. Hal ini disebabkan karena ketinggian pohonnya
berbeda. Terletak antara hutan bakau dengan hutan rimba di kawasan pedalaman.

g. Sagu dan Nipah

Sagu dan nipah tergolong jenis palma. Perbedaannya adalah:

1) Sagu memiliki daun yang membentuk roset (bintang) sedang nipah tidak.

2) Sagu memiliki rona yang gelap sedang nipah berona cerah dan seragam.

3) Sagu tumbuh berkelompok sedang nipah tidak.

4) Tangkai bunga sagu memantulkan cahaya putih yang berasal dari tajuk bunga sedang nipah tidak.

2. Unsur Bentang Budaya

a. Jalan Raya dan Jalan Kereta Api

Jalan raya dan jalan kereta api memiliki bentuk memanjang, lebarnya seragam dan relatif lurus. Tekstur
halus serta rona yang kontras dengan daerah sekitar dan pada umumnya cerah. Simpang jalan tegak lurus
atau mendekati tegak lurus(lihat gambar 4.8).

b. Terowongan dan Jembatan

1) Pada terowongan nampak seperti jalan atau jalan kereta api yang tiba-tiba hilang pada satu titik dan
timbul lagi pada titik yang lain.

2)Pada jembatan nampak adanya sungai atau saluran irigasi yang menyilang jalan, terdapat bayangan
karena perbedaan tinggi antara jembatan dengan sungai. Badan jembatan umumnya lebih sempit dari jalan
yang dihubungkannya.

c. Stasiun Kereta Api, Terminal Bus, dan Bandar Udara

1) Pada stasiun kereta api terdapat bangunan rumah yang terpisah dari sekitarnya, nampak cabang rel
kereta api dan gerbong kereta api. Pada stasiun besar nampak rel yang hilang pada satu sisi rumah dan
timbul kembali pada sisi yang lain.

2) Pada terminal bus nampak kawasan yang datar, teratur dan luas, terdapat bangunan besar dengan
deretan bus yang berjajar ke arah samping dan jaraknya rapat.

3) Pada bandar udara nampak lapangan yang luas, datar dan tekstur halus. Landasan yang lurus, lebar
dengan pola yang teratur nampak jelas. Terdapat gedung terminal, tempat parkir pesawat dan kadang-
kadang nampak pesawat terbangnya.

d. Lapangan Sepakbola
Berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran teratur (5 : 4), dengan rona cerah dan tekstur yang halus.
Pada foto skala 1 : 5.000 nampak gawang di tengah garis belakang.

e. Rumah Permukiman

1) Rumah mukim berbentuk empat persegi panjang, terdapat bayangan di tengah-tengah bagian atapnya,
terletak dekat jalan dan ukuran rumah relatif kecil (lihat gambar 4.8 dan 4.9).

2) Gedung sekolah bentuknya seperti I, L atau U dengan halaman yang teratur dan bersih serta luas.

3) Rumah sakit merupakan bangunan seragam, besar dan memanjang, pola teratur dengan deretan
bangunan yang terpisah satu sama lain yang dihubungkan oleh bangunan penghubung. Memiliki halaman
yang luas untuk parkir dan letaknya di tepi jalan.

4) Pabrik/industri memiliki gedung dengan ukuran besar dan pada umumnya memanjang, beberapa gedung
sering bergabung dengan jarak yang dekat (rapat). Terletak di pinggir jalan, terdapat tempat bongkar muat
barang, kadang-kadang nampak tangki air/bahan bakar, cerobong asap dan sebagainya (lihat gambar 4.9).

5) Pasar memiliki bentuk dan ukuran gedung yang teratur dan seragam. Pola teratur dengan jarak rapat,
terletak di tepi jalan besar dan nampak konsentrasi kendaraan bermotor dan tidak bermotor.

f. Tanah Pertanian dan Perkebunan

1) Sawah berupa petak-petak persegi panjang pada daerah datar, pada daerah miring bentuk petak
mengikuti garis tinggi. Sering nampak saluran irigasi. Jika pada sawah tersebut terdapat tanaman padi,
memiliki tekstur yang halus dengan rona gelap pada usia muda, abu-abu pada usia 2 bulan dan cerah pada
usia tua. Jika ditanami tebu, tekstur lebih kasar dari padi dan tampak jalur lariknya. Tekstur dan rona
nampak seragam pada kawasan yang luas.
2) Perkebunan karet memiliki jalur lurus dengan tinggi pohon seragam, jarak tanaman dalam jalur teratur
demikian juga jarak antar jalur. Tekstur mirip beledu dengan rona yang gelap. Terletak pada ketinggian 50 -
60 m dari permukaan laut dengan relief miring.

3) Perkebunan kopi tampak sebagai deretan lurus titik-titik hitam dan latar belakang cerah. Pohon pelindung
lebih tinggi dan lebih jarang. Jarak tanaman teratur (3 - 4 m) dan tinggi tanaman 3 - 4 m. Terletak pada
kawasan yang miring sampai ketinggian 1.500 m dari permukaan laut. Tanahnya gembur dan mampu
meresap air sampai dalam, dengan curah hujan lebih dari 2000 m setiap tahun.

4) Perkebunan kelapa memiliki pola yang teratur dengan rona yang cerah dan jarak tanaman sekitar 10 m
dengan tinggi pohon mencapai 15 m. Terdapat pada daerah yang mudah meresap air dengan curah hujan
yang cukup banyak. Tajuk pohon berbentuk bintang.

5) Perkebunan kelapa sawit memiliki tajuk yang rapat dan berbentuk bintang. Teksturnya lebih halus dari
pada tanaman kelapa, rona gelap dengan jarak tanaman teratur (6 - 9 m) dan curah hujan 2.000 mm - 4.000
mm per tahun.

A. Peningkatan Manfaat Penginderaan Jauh

Anda tahu pada saat ini, pemanfaatan penginderaan jauh sebagai salah satu sumber informasi telah
menunjukkan peningkatan yang cukup pesat. Beberapa alasan mengapa pemanfaatan penginderaan jauh
mengalami peningkatan antara lain:

1. Melalui penggunaan citra akan diperoleh gambaran objek permukaan bumi dengan wujud dan posisi yang
mirip dengan kenyataannya, relatif lengkap, dan dapat meliput wilayah yang luas.
2. Dengan adanya teknologi, objek yang terekam dalam foto udara memiliki kesan 3 dimensi.

3. Melalui citra, dapat diketahui gejala atau kenampakan di permukaan bumi seperti kandungan sumber
daya mineral suatu daerah, jenis batuan, dan lain-lain dengan cepat, yaitu melalui citra yang menggunakan
sinar infra merah.

4. Citra dapat dengan cepat menggambarkan objek yang sangat sulit dijangkau oleh pengamatan langsung
(lapangan). Contohnya satu lembar foto udara meliputi luas 132 km2 direkam dalam waktu kurang 1 detik.

5. Dapat menggambarkan atau memetakan daerah bencana alam dalam waktu yang cepat seperti daerah
yang terkena gempa, wilayah banjir, dan sebagainya.

6. Melalui penginderaan jauh dapat diperoleh data atau informasi yang cepat, tepat dan akurat.

B. Berbagai Pemanfaatan Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya di bidang kelautan, hidrologi,
klimatologi, lingkungan dan kedirgantaraan.

1. Manfaat di bidang kelautan (Seasat, MOSS)

• Pengamatan sifat fisis air laut.

• Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.

• Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.

2. Manfaat di bidang hydrologi (Landsat, SPOT)

• Pengamatan DAS.

• Pengamatan luas daerah dan intensitas banjir.

• Pemetaan pola aliran sungai.

• Studi sedimentasi sungai.

• Dan lain-lain.

3. Manfaat di bidang klimatologi (NOAA, Meteor dan GMS)

• Pengamatan iklim suatu daerah.

• Analisis cuaca.

• Pemetaan iklim dan perubahannya.

• Dan lain-lain.

4. Manfaat dalam bidang sumber daya bumi dan lingkungan (landsat, Soyuz,

SPOT)
• Pemetaan penggunaan lahan.

• Mengumpulkan data kerusakan lingkungan karena berbagai sebab.

• Mendeteksi lahan kritis.

• Pemantauan distribusi sumber daya alam.

• Pemetaan untuk keperluan HANKAMNAS.

• Perencanaan pembangunan wilayah.

• Dan lain-lain.

5. Manfaat di bidang angkasa luar (Ranger, Viking, Luna, Venera)

• Penelitian tentang planet-planet (Jupiter, Mars, dan lain-lain).

• Pengamatan benda-benda angkasa.

• Dan lain-lain.

Dari uraian di atas, jelaslah betapa besar manfaat pengamatan penginderaan jauh bagi dunia Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Oleh karena itu pengetahuan mengenai penginderaan jauh ini semakin perlu
ditingkatkan dan dilembagakan.

SOAL LATIHAN

1. Ilmu dan teknik serta seni untuk mendapatkan informasi tentang objek dimuka bumi
denganmenggunakan alat tanpa kontak langsung disebut….
A. Penginderaan jauh D. Teknik Jauh
B. Teleskopis E. Penginderaan
C. Penerawangan

2. Penginderaan jauh didefinisikan sebagai ilmu untuk memperoleh informasi mengenai objek melalui
analisa data yang diperoleh dengan menggunakan alat perekam tanpa adanya kontak langsung dengan
obyek yang dikaji.
SEBAB
Penginderaan jauh selalu menggunakan foto udara

3. Di bawah ini yang tidak berhubungan dengan istilah penginderaan jauh adalah….
A. Remote kundung D. Teledection
B. Remote control E. Remote sensing
C. Perception remote

4. Satelit komunikasi yang banyak diluncurkan dalam beberapa tahun terakhir ini member manfaat
langsung pada kegiatan hidup kita. Salah satu satelit aplikasi di bidang komunikasi adalah….
A. Tiros D. Explorer
B. Nimbus E. Sputnik
C. Palapa

5. Dari citra foto udara dapat diketahui….


1. Pola penutup lahan
2. Garis kontur
3. Pola tata guna l
4. Tanah
5. Persebaran jenis tanah

6. Hasil berupa gambaran rekaman suatu objek permukaan bumi dalam bentuk foto dihasilkan dengan
cara optic dan elektronik disebut....
A. Sensor D. Situs
B. Citra E. Pola
C. Wahana

7. Dalam studi geografi citra foto udara dapat digunakan untuk hal – hal berikut, kecuali….
A. Mengenali deposit pasir vulkan
B. Memperkirakan waktu erupsi vulkan
C. Mengenali cirri – cirri wilayah vulkan
D. Mempredeksi perkembangan wilayah vulkan
E. Menjelaskan hubungan ekologis antarwilayah

8. Secara umum interpretasi foto udara / citra dapat dilakukan melalui tahap – tahap.
1. Deteksi
2. Pengenalan dan identifikasi
3. Analisis
4. Induksi

9. Bila obyek pada sebuah citra terlihat gelap, hal itu disebabkan.
A. Tekstur obyek halus
B. Tekstur obyek kasar
C. Intensitas sinar besar
D. Situs obyek terpencil
E. Pantulan sinar dari obyek sedikit

10. Pengenalan terhadap suatu objek , merupakan bagian yang penting dalam interpretasi citra. Adapun
yang termasuk dalam unsure – unsure citra adalah sebagai berikut, kecuali….
A. Bentuk dan ukuran
B. Rona dan warna
C. Ketinggian dalam pengambilan gambar
D. Tekstur dan bayangan
E. Pola dan asosiasi

11. Foto udara digunakan untuk mengenali kenapakan – kenampakan seperti di bawah ini, kecuali….
A. Tanah basah dan tanah kering
B. Tanaman sehat dan tanaman kering
C. Sawah beririgasi
D. Sawah tadah hujan
E. Batas wilayah

12. System penginderaan jauh dapat digunakan untuk….


1. Mengetahui kandungan mineral dalam bumi
2. Mengetahui posisi instalasi militer musuh
3. Mengetahui pergerakankapal di wilayah perairan
4. Mengetahui luas kawasan yang terkena bencana

13. Sebuah pesawat, terbang dengan ketinggian 5000 m. Tinggi objek yang direkam 1200m dpl.panjang
focus kamera 152 mm, maka skla foto udara yang dihasilkan….
A. 1 : 25.00 D. 1 : 75.000
B. 1 : 25.000 E. 1 : 100.000
C. 1 : 50.000

14. Citra satelit merupakan data spasial yang berupa vector


SEBAB
Citra satelit sama dengan foto udara

15. Foto yang proses pembuatannya menggunakan semua spectrum sinar mulai warna merah sampai
warna ungu disebut….
A. Foto ultra violet
B. Foto pankromatik
C. Foto orthokromatik
D. Foto inframerah semu
E. Foto inframerah asli
BAB
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
4

PETA KONSEP

Pengertian

Pengelolaan SIG

Sumber Informasi Geografi


SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

Komponen dalam Sistem Informasi Geografi

Tahapan Kerja

Aplikasi Manfaat Sistem Informasi Geografi


A. Pengertian SIG

Berikut ini, beberapa definisi SIG menurut para ahli:

1. Menurut Aronaff, 1989.

SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola,
memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.

2. Menurut Barrough, 1986.

SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data
yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.

3. Menurut Marble et al, 1983.

SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.

4. Menurut Berry, 1988.

SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.

5. Menurut Calkin dan Tomlison, 1984.

SIG merupakan sistem komputerisasi data yang penting.

6. Menurut Linden, 1987.

SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan
penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi.

7. Menurut Petrus Paryono.

SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan
menganalisis informasi geografi.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa:

SIG merupakan pengelolaan data geografis yang didasarkan pada kerja komputer (mesin).

B. Pengelolaan Sistem Informasi Geografi (SIG)

Setelah Anda memahami pengertian SIG, sekarang Anda akan mempelajari pengelolaan SIG. Dalam
pengelolaan SIG ini, yang akan dibahas meliputi, sumber informasi geografi, komponen-komponen
SIG dan cara mengelola informasi geografi. Sekarang kita mulai dengan mempelajari sumber
informasi geografi.
C. Sumber Informasi Geografi

Sumber informasi geografi selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu (bersifat dinamis),
sejalan dengan perubahan gejala alam dan gejala sosial. Dalam geografi, informasi yang diperlukan
harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki ilmu lain, yaitu:

1. Merupakan pengetahuan (knowledge) hasil pengalaman.

2. Tersusun secara sistematis, artinya merupakan satu kesatuan yang tersusun secara

berurut dan teratur.

3. Logis, artinya masuk akal dan menunjukkan sebab akibat.

4. Objektif, artinya berlaku umum dan mempunyai sasaran yang jelas dan teruji.

Selain memiliki ciri-ciri tersebut di atas, geografi juga harus menunjukkan ciri spasial (keruangan) dan
regional (kewilayahan). Aspek spasial dan regional merupakan ciri khas geografi, yang
membedakannya dengan ilmu-ilmu lain. Karena geografi merupakan kajian ilmiah mengenai gejala
alam dan sosial dari sudut pandang spasial dan regional, maka informasi geografi bersumber dari:

1. Gejala-gejala litosfer

Gejala-gejala ini meliputi relief dan topografi, jenis tanah dan batuan, serta sistem pelapisan batuan.
Contoh informasi geografi yang berasal dari gejala litosfer lihat gambar di bawah ini.

Keterangan gambar 5.1.

Peta di atas berjudul: Persebaran tanah di Indonesia. Peta tersebut menggambarkan tentang
persebaran jenis tanah di Indonesia berdasarkan proses terjadinya.

Berdasarkan keterangan peta:


a. putih, tanah vulkanik yaitu tanah ini banyak dipengaruhi oleh vulkanik (letusan gunung api).

b.agak hitam, tanah non vulkanik yaitu tanah yang terbentuk pada zaman tertier (akibat pelapukan).

c.hitam, tanah rawa (aluvial) yaitu tanah yang terbentuk dari hasil sedimentasi (pengendapan),
umumnya berada di kawasan pantai landai.

2. Gejala-gejala hidrosfer

Gejala-gejala ini meliputi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kawasan perairan, baik perairan
darat maupun perairan laut, yang menyangkut bentuknya, sifatnya serta fenomena lain tentang
perairan. Contoh informasi geografi yang berasal dari gejala hidrosfer, lihat gambar berikut ini.

Keterangan gambar 5.2.

Judul peta: Daerah dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul. Peta tersebut menggambarkan tentang
daerah dangkalan di Indonesia yaitu dangkalan Sunda di sebelah Barat dan dangkalan Sahul di
sebelah Timur. Dangkalan adalah laut yang kedalamannya kurang dari 200 meter, merupakan relief
dasar laut yang menurun perlahan-lahan (landai) mulai dari pantai ke arah tengah lautan.

Berdasarkan keterangan peta:

a. agak hitam, daerah dangkalan Sunda yaitu meliputi laut-laut dangkal yang berada di sekitar laut
Sumatera, Jawa dan Kalimantan, serta pulau-pulau kecil di sekitar ketiga pulau tersebut.

b. hitam, daerah dangkalan Sahul yaitu meliputi laut-laut dangkal yang berada di sekitar pulau Irian
dan pulau-pulau kecil di sekitar pulau Irian.

3. Gejala-gejala atmosfer

Gejala ini berkaitan dengan informasi tentang cuaca dan iklim, termasuk unsur-unsurnya dan faktor
yang mempengaruhinya. Contoh informasi geografi yang berasal dari gejala atmosfer, perhatikan
gambar 5.3.

Keterangan gambar 5.3.


Peta di atas meng-gambarkan persebaran curah hujan berdasarkan besarnya curah hujan (dalam
milimeter) dalam setahun untuk wilayah Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara. Untuk
membedakan besar curah hujan, silahkan lihat keterangan peta.

4. Gejala-gejala biosfer

Gejala biosfer berkaitan dengan tumbuhan, hewan dan manusia, yang sangat dipengaruhi oleh unsur
litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Contoh informasi geografi yang berasal dari gejala biosfer adalah
persebaran sumber daya alam hayati (hidup) Indonesia, (lihat gambar Keterangan gambar 5.4.)

Berdasarkan judul, peta di atas menggambarkan tentang persebaran sumber daya alam hayati
(hidup) di Indonesia. Dari peta ini kita dapat mengetahui daerah mana saja di Indonesia yang banyak
menghasilkan ikan tuna, kelapa, pala dan lainnya.

5. Gejala-gejala sosial budaya

Gejala ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat. Contoh gejala sosial budaya yang merupakan sumber informasi
geografi, yaitu persebaran obyek wisata kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Keterangan gambar 5.5. Peta di atas meng-gambarkan daerah-daerah obyek wisata yang terdapat di
kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Contoh lain dari gejala-gejala sosial budaya adalah industri,
perhubungan, pemukiman. Dengan kata lain gejala-gejala sosial budaya adalah kenampakan-
kenampakan di permukaan bumi sebagai hasil buatan manusia. Untuk memperoleh informasi (data),
dilakukan survey (penelitian) baik melalui jelajah lapangan (pengamatan langsung objek), maupun
melalui wawancara langsung maupun tidak langsung (menggunakan angket). Tetapi jelajah lapangan
mengalami banyak kendala (hambatan), yaitu biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan sulit
menjangkau medan. Semua kendala ini dapat diatasi dengan memanfaatkan teknik penginderaan
jauh, yaitu pemotretan dari udara.

D. Komponen-komponen dalam SIG

Anda telah mengetahui dari mana sumber informasi geografi diperoleh. Sekarang Anda akan
mempelajari apa saja komponen-komponen dalam SIG. SIG merupakan produk dari beberapa
komponen. Komponen-komponen yang terdapat dalam SIG yaitu perangkat keras, perangkat lunak
dan intelegensi manusia. Lihat gambar dibawah ini :

1. Perangkat keras (Hardware)

Perangkat keras: berupa komputer beserta instrumennya (perangkat pendukungnya) Data yang
terdapat dalam SIG diolah melalui perangkat keras. Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu:

a. Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke dalam jaringan komputer. Contoh:
Scanner, digitizer, CD-ROM.

b. Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi mengolah, menganalisis dan
menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan, contoh: CPU, tape drive, disk drive.

c. Alat keluaran (ouput) yang berfungsi menayangkan informasi geografi sebagai data dalam proses
SIG, contoh: VDU, plotter, printer.

Bila Anda ingin gambaran yang lebih jelas, perhatikan skema berikut:

Keterangan gambar 5.6.


Data dasar geografi melalui unit masukan (digitizer, scanner, CD-ROM) dimasukkan ke komputer.
Data yang telah masuk akan diolah melalui CPU (pusat pemrosesan data), dan CPU ini dihubungkan
dengan:

a. Unit penyimpanan (disk drive, tape drive) untuk disimpan dalam disket.

b. Unit keluaran (printer, plotter) untuk dicetak menjadi data dalam bentuk peta.

c. VDU (layar monitor) untuk ditayangkan agar dapat dikontrol oleh para pemakai dan programmer
(pembuat program).

Scanner : alat untuk membaca tulisan pada sebuah kertas atau gambar.

CD-ROM : alat untuk menyimpan program.

Digitizer : alat pengubah data asli (gambar) menjadi data digital (angka).
Plotter : alat yang mencetak peta dalam ukuran relatif besar.

Printer : alat yang mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif kecil.

CPU : (Central Processing Unit) pusat pemrosesan data digital.

VDU : (Visual Display Unit) layar monitor untuk menayangkan hasil pemrosesan.

Disk drive : bagian CPU untuk menghidupkan program.

Tape drive : bagian CPU untuk menyimpan program.

2. Perangkat lunak (software)

Perangkat lunak, merupakan sistem modul yang berfungsi untuk memasukkan, menyimpan dan
mengeluarkan data yang diperlukan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan skema di bawah ini!

Keterangan gambar 5.7.

Data hasil penginderaan jauh dan tambahan (data lapangan, peta) dijadikan satu menjadi data dasar
geografi. Data dasar tersebut dimasukkan ke komputer melalui unit masukan untuk disimpan dalam
disket. Bila diperlukan data yang telah disimpan tersebut dapat ditayangkan melalui layar monitor
atau dicetak untuk bahan laporan (dalam bentuk peta/ gambar). Data ini juga dapat diubah untuk
menjaga agar data tetap aktual (sesuai dengan keadaan sebenarnya).

3. Intelegensi manusia (brainware)


Brainware merupakan kemampuan manusia dalam pengelolaan dan pemanfaatan SIG secara efektif.
Bagaimanapun juga manusia merupakan subjek (pelaku) yang mengendalikan seluruh sistem,
sehingga sangat dituntut kemampuan dan penguasaannya terhadap ilmu dan teknologi mutakhir.
Selain itu diperlukan pula kemampuan untuk memadukan pengelolaan dengan pemanfaatan SIG,
agar SIG dapat digunakan secara efektif dan efisien. Adanya koordinasi dalam pengelolaan SIG sangat
diperlukan agar informasi yang diperoleh tidak simpang siur, tetapi tepat dan akurat. Berikut ini
disajikan skema dari komponen-komponen dalam SIG.

E. Tahapan Kerja SIG

Tahapan kerja SIG meliputi tiga hal yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output). Secara
sederhana dapat digunakan sebagai berikut :

Masukan-----→ Proses -----→ kKeluaran


1. Masukn input
Masukan akan membentuk database di dalam computer yang digunakan untuk pengolahan
selanjutnya. Ada dua macam data yang dimasukan yaitu :
a. Data atribut adalah data yang terdapat pada ruang atau tempat.
b. Data keruangan adalah data yang menunujukan ruang lokasi atau tempat-tempat di permukaan
bumi,

2.Proses
Proses SIG meliputi memanggil, memanipulasi, dan menganalisis data yang telah tersimpan dalam
computer.
Macam-macamanalisisdata:
a.Analisislebar
Analisis lebar mengolah data dalam computer yang menghasilkan daerah tepian sungai dengan lebar
tertentu
b.Analisispenjumlahanaritmatik(arithmethicaddition)
Analisis ini menghasilkan penjumlahan. Dapat digunakan untuk peta berklasifikasi yang akan
menghasilkanklasifikasibaru.
c.Analisisgarisbidang
Analisis ini digunakan untuk menentukan wilayah atau region dalam radius tertentu. Misalnya untuk
menentukandaerahrawangempa,rawanbanjir,dansebagainya.
3.Keluaran
Adalah penyajian semua atau sebagian data dalam bentuk table, peta file elektronik, atau grafik.
Dalam SIG ada dua jenis perangkat yang digunakan yaitu perangkat keras dan perangkat lunak.
Perangkat keras meliputi satu unit computer yang terdiri atas digitizer, printer, plotter, CPU, VDU,
Disk Drive, dan Tape Drive.

Pengoperasian SIG secara konvensional :

Pengolahan data dalam SIG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ; cara manuak (konvensional) dan
denganmenggunakancomputer.
a.Pengolahansecaramanual(konvensional)
Yaitu pengolahan data melalui perhitungan-perhitungan dengan menggunakan alat yang
konvensional. Ketepatan dan ketelitian hasil yang diperoleh tergantung pada ketepatan dan ketelitian
data yang terkumkpul, keterampilan dan ketelitian orang yang mengolah data. Informasi yang
disajikan pada peta konvensional merupakan informasi yang murah, namun data yang digunakan
pada peta tersebut telah digeneralisir sehingga tidak menunjukan kenampakan aslinya. Contoh ; lebar
jalan atau sungai, luas suatu kota disajikan tidak sesuai dengan ukuran aslinya. Suatu wilayah akan
mengalami perkembanganl,sehingga informasi yang disajikan harus terus diperbaharui. Bila
menggunakan cara konvensional memerlukan banyak waktu, sehingga informasi yang disajikan
terkadang sudah mengalami perubahansehinggasudahtidaksesuaidengankenyataan.
b.Pengolahandengancomputer
Dengan menggunakan computer pengolahan data dapat diselesaikan lebih cepat dengan hasil
ketelitian yangtinggi.Keunggulannyaadalah :
1)pengolahandatalebihmudahdancepat
2)jikaterjadikesalahanpadasaatinputdata,mudahdiperbaharui
3)Jikamembutuhkandatayangterdahulu,mudahdicari
4)datalebihamankarenadikuncidengankode
5)Penyimpanandatalebihhematdanringkas
6)mudahdibawaataudipindahkan
7) relative murah

F. Aplikasi dan Manfaat SIG

1. Manfaat SIG dalam inventarisasi sumber daya alam

Pembangunan fisik dan sosial di Indonesia terus ditingkatkan sesuai dengan meningkatnya jumlah
penduduk dan berkembangnya kehidupan yang serba kompleks. Perkembangan tersebut mendorong
perlunya informasi yang rinci tentang data sumber daya alam, yang mungkin dapat dikembangkan.
Data aneka sumber daya alam hasil penelitian dijadikan modal sebagai bahan baku untuk
perencanaan pembangunan. Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alam
adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara,
emas, besi dan barang tambang lainnya.

b. Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:

- kawasan lahan potensial dan lahan kritis.


- kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak.

- kawasan lahan pertanian dan perkebunan.

- pemanfaatan perubahan penggunaan lahan

c. Untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:

- memantau luas wilayah bencana alam.

- pencegahan terjadinya bencana alam di masa datang.

- menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana.

2. Manfaat SIG dalam Perencanaan Pola Pembangunan

SIG tidak hanya penting bagi pakar geografi, tetapi juga bagi pakar perencana pembangunan dan
perencana penataan ruang. Perencana atau penata ruang dengan berpola SIG tidak hanya melihat
dari sudut lingkungan fisik saja, tetapi juga lingkungan sosial, ekonomi dan kependudukan. Dalam
penataan ruang, SIG bermanfaat sebagai acuan perencanaan pembangunan, agar pembangunan
dapat terencana lebih awal dan tidak tumbuh semrawut (tidak teratur) serta tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan. Berikut ini contoh manfaat SIG dalam perencanaan pola pembangunan.

a. Pembangunan waduk PLTA Saguling

Dilihat dari lingkungan fisiknya, lokasi proyek PLTA Saguling sangat potensial dibangun waduk
(bendungan) raksasa. Pernahkah Anda melihat waduk? Dengan SIG, pembangunan waduk tidak
hanya memperhatikan faktor kecocokan fisik saja, tetapi juga faktor-faktor sosial ekonomi penduduk
di sekitar proyek tersebut.

Dengan dibangunnya waduk raksasa, pola kehidupan masyarakat yang sebelumnya serba darat akan
berubah menjadi pola kehidupan darat dan air. Melalui perencanaan yang matang, masyarakat harus
dibina:

- cara dan teknik keselamatan transportasi melayari waduk.

- cara dan teknik pemanfaatan waduk sebagai sumber penghidupan (perikanan terapung).

- cara dan teknik membuat alat-alat penunjang sumber kehidupan dan teknik

pemanfaatannya, contohnya keramba, makanan ikan dan jarak keramba dengan keramba lainnya.
Peta lokasi dan situasi proyek Saguling hasil keluaran SIG menjadi sarana kunci dalam perencanaan
pembangunan PLTA tersebut. Dengan informasi SIG pembangunan waduk Saguling juga tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya.

b. Pemekaran Kota Bandung

Perluasan kota terutama di Jawa terus tumbuh, sehingga perluasan lahan tidak dapat dihindari.
Pemekaran kota di Jawa, terutama akibat arus urbanisasi dan perpindahan penduduk dari luar Jawa
ke Jawa. Salah satu kota yang mengalami pemekaran di antaranya Kotamadya Bandung (lihat gambar
5.23).

Wilayah Kotamadya Bandung dengan luas 8.098 hektar, tidak mampu lagi menampung penduduk
sejumlah 1,5 juta jiwa. Sementara arus urbanisasi dari daerah belakangnya (sekitarnya) terus
mengalir. Permukiman kumuh (slum area) yang semakin meluas dan kemacetan lalu-lintas
menambah kesemrawutan kota, karena itu usaha pemekaran kota tidak dapat dihindari.
Bertambahnya luas Kota Bandung dari 8.098 hektar menjadi sekitar 17.000 hektar tentu disertai
dengan perencanaan tata ruang. Penataan ruang tentu berkaitan dengan pembangunan sarana dan
fasilitas fisik, sosial, ekonomi dan kependudukan.

3. Manfaat SIG dalam Bidang Sosial

Selain dalam inventarisasi sumber daya alam dan perencanaan pola pembangunan, SIG juga dapat
dimanfaatkan dalam bidang sosial. Dalam bidang sosial SIG dapat dimanfaatkan pada hal-hal berikut:

a. Mengetahui potensi dan persebaran penduduk.

b. Mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya.

c. Untuk pendataan dan pengembangan jaringan transportasi.

d. Untuk pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan.

e. Untuk pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah
sakit, sarana hiburan dan rekreasi serta perkantoran

4. Keuntungan SIG dengan menggunakan Komputer

Anda telah memahami manfaat SIG, sekarang marilah kita bahas keuntungan SIG dengan
menggunakan komputer. Mengapa penyajian data dalam SIG menggunakan komputer? Alasannya
adalah, karena penyajian data geografi secara manual memerlukan waktu yang lama untuk
memperoleh informasi yang diinginkan. Di samping itu, ketelitian informasi yang kita peroleh dengan
cara manual tergantung pada ketelitian si pembuat peta yang sangat relatif (tingkat ketelitiannya
diragukan), sehingga dengan cara manual kita tidak dapat memperoleh informasi secara tepat dan
teliti.

Dalam mengkaji persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan gejala alam dan kehidupan di


muka bumi dari sudut pandang keruangan dan kewilayahan, geografi memerlukan informasi yang
cepat, tepat dan akurat (terhindar dari kesalahan) tentang gejala-gejala tersebut.

Untuk mendapatkan informasi yang cepat, tepat dan akurat, diperlukan alat bantu untuk
menganalisis data yang diperlukan. Alat bantu tersebut merupakan suatu sistem, yang mampu
menangani data geografi secara cepat, tepat dan akurat, yaitu dengan sistem komputer.

Selain Selain diperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat, keuntungan SIG dengan
menggunakan komputer adalah:

1. Mudah dalam mengolah.


2. Pengumpulan data dan penyimpanannya hemat tempat dan ringkas (berupa disket).

3. Mudah diulang kalau sewaktu-waktu diperlukan.

4. Mudah diubah kalau sewaktu-waktu ada perubahan.

5. Mudah dibawa, dikirim dan ditransformasikan (dipindahkan).

6. Aman, karena dapat dikunci dengan kode atau manual.

7. Relatif lebih murah dibandingkan dengan survey lapangan.

8. Data yang sulit ditampilkan secara manual, dapat diperbesar bahkan dapat ditampilkan dengan
gambar tiga dimensi.

9. Berdasarkan data SIG dapat dilakukan pengambilan keputusan dengan tepat dan cepat.

SOAL LATIHAN

1. Cara pengorganisasian data spasial dan data atribut ke dalam bank data disebut dengan
subsistem….
A. Penyampaian D. Manipulasi
B. Pengolahan E. Pengkajian
C. Penyimpanan

2. Kegiatan awal yang harus dilakukan dalam subsistem SIG adalah….


A. Masukan data D. Penyajian data
B. Penyimpanan data E. Indentifikasi data
C. Proses data

3. Data yang member penjelasan dari setiap fenomena yang terdapat muka bumidisebut data….
A. Spasial D. Temporal
B. Atribut E. Pendukung
C. Spectral

4. Berikut ini yang tidak termasuk perangkat keras adalah….


A. Digitizer D. Arc New
B. CPU E. VDU
C. Input Deuce

5. Sumber data SIG yang diperoleh langsung dan lapangan disebut dengan….
A. Data primer D. Data langsung
B. Data sekunder E. Data turunan
C. Data teristris
6. Salah satu yang membedakan data peta dengan sumber data lain pada SIG adalah adanya….
A. Skala D. Simbol
B. Cara mendapat data E. Keterangan Waktu
C. Situs

7. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui perubahan dan waktu ke waktu adalah analisis….
A. Tumpang tindih D. Flow
B. Aliran E. Area
C. Distribusi

8. Salah satu keterbatasan SIG secara manual adalah….


A. Dapat mengabungkan dua atau lebih data spasial
B. Memerlukan ruang lebih banyak untuk penyimpanan
C. Mampu melakukan penyuntingan data
D. Mampu melakukan penguntingan stalistik
E. Mampu mengolah data secara akurat

9. Sub system masukan pada SIG mempunyai fungsi….


A. Menentukan informasi- informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG
B. Mengorganisasikan data spasial dan data atribut
C. Mengubah datamenjadi gambar
D. Menampilkan data dan hasil pengolahannya
E. Mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan data atribut

10. Di bawah ini yang tidak termasuk software SIG adalah….


A. Arc into D. IIwis
B. Arc view E. Lotus
C. Erdas

11. Data yang dapat diselidiki secara teristris adalah….


1. Jenis batuan
2. Kecepatan angin
3. Kualitas flora dan fauna
4. Kesuburan tanah

12. SIG tidak dapat digunakan pengamatan pada….


1. Pemantauan daerah banjir
2. Pertumbuhan penduduk
3. Konservasi hutan bakau
4. Migrasi penduduk

13. Dalam mengerjakan tata ruang suatu wilayah diperlukan SIG


SEBAB

SIG bias membantu dalam penataan unsure fisik maupun social suatu wilayah
14. Pembesaran peta tidak boleh dilakukan dengan partograph atau photocopy
SEBAB

Kenampakan muka bumi yang dapat dimuat di dalam peta lebih lengkap daripada kenampakan di
dalam foto udara

15. Informasi yang dihasilkan dari foto udara dapat lebih rinci dan tepat dibandingkan dengan citra
satelit
SEBAB
Skala foto udara lebih besar dibandingkan skala citra satelit

Anda mungkin juga menyukai