Album Folklore adalah album studio musik karya Taylor Swift pada
tahun tanggal 24 Juli 2020. Album ini dirilis secara mengejutkan di masa
pandemi Covid 1. Memiliki genre indie folk album folklore sangat berbeda
2022:1). Album Folklore memiliki makna dalam bahasa indonesia yaitu folk
yang artinya rakyat dan lore yang artinya cerita atau kisah, maka Folklore
disebut juga sebagai cerita rakyat. Sesuai dengan nama albumnya, album
folklore memiliki total 16 lagu yang dimana masing- masing lagu berisikan
cerita fiktif rakyat yang dapat dinikmati oleh pendengarnya. Cerita fiktif
rakyat yang dikemas secara naratif dengan kemampuan lirik yang sangat
diciptakan oleh Taylor Swift dibantu dengan beberapa rekannya yaitu, Jack
Antonoff, Aaron Dessner, Bon Iver dan William Bowery. Mereka terlibat
karena berbeda dari album-album milik Taylor Swift sebelumnya, album ini
Genre indie folk adalah genre musik yang menggabungkan elemen indie rock
dan folk musik (Muchsin, 2023:3). Album Folklore ini sangat kental dengan
membangun mood atau atmosfer khusus sesuai dengan cerita yang ingin
disampaikan melalui lagunya. Perilisan album Folklore sendiri disambut
Taylor Swift di masa pandemi memiliki waktu luang yang banyak dan
pandemi Covid 19. Album yang dirilis secara mengejutkan tersebut meraih
banyak rekor di industri musik dunia salah satu pencapaian di masa pandemi
Gambar 1.
Folklore meraih peringkat 1 dalam Billboard 200 selama 8 minggu
Sumber: Chart data, Twitter
berdasarkan track 1 sampai 16 yaitu the 1, cardigan, the last great american
illicit affairs, invisible string, mad woman, epiphany, betty, peace, hoax dan
bonus track yang berjudul the lakes. Lagu-lagu tersebut memiliki masing-
tak terbayangkan, trauma masa kecil dan banyak isu sosial lainnya. Adanya
isu yang diangkat kedalam cerita dan lagu, membuat album Folklore ini
sebagai salah satu album favorit dari para penggemar dan kritikus musik di
musik dan pengamat musik, album Folklore karya Taylor Swift mendapat
rating 88/100 dari 27 kritikus musik dan rating 9.0/10 dari 17506 pengguna di
tahun 2020.
Gambar 2.
Rating album Folklore karya Taylor Swift dari kritikus musik dan pengguna.
Sumber: Metacritic.com
Menurut Taylor Swift (2020) album folklore merupakan album musim panas
yang ia ciptakan untuk mengisi waktu luang di masa karantina pandemi covid 19.
Album folklore memiliki cover album yang berisikan foto dari sang musisi
berwarna hitam putih, dengan latar belakang pepohonan, tanaman dan kabut.
Nuansa hitam putih dan foto landscape yang bernuansa alam juga dapat ditemui
pada produk lain album ini seperti vinyl, cover cd, photobook dan photoshoot
Gambar 3.
Cover album folklore
Sumber: laman Instagram Taylor Swift
Gambar 4.
Cover album folklore vinyl
Sumber: laman Instagram Taylor Swift
Album ini diciptakan oleh Taylor Swift yang menuangkan segala imajinasi,
(2020) album ini tidak hanya menulis lagu tentang dirinya tapi ia juga
menulis dengan perspektif lain seperti orang yang belum pernah ia jumpai,
pernah jumpai dan orang-orang yang ia harap tidak temui. Sang musisi
mendefinisikan cerita yang ada pada album folklore dalam sebuah surat yang
menjadi cerita rakyat yang turun temurun dibisikkan pada setiap generasi,
menjadi samar sehingga batas antara kebenaran dan fiksi hampir menjadi hal
yang tak dapat dibedakan, spekulasi, fakta, mistis, dongeng, gossip dan
bahkan legenda”. Itulah mengapa lirik dalam tiap lagu ini sangat magis dan
Menurut pakar musik Chris Willman (2020) album folklore memiliki nuansa
dan tema yang sedikit merefleksikan “kita bisa melakukannya!” dan lebih banyak
“Bisakah kita melakukannya?” karena album ini condong pada refleksi renungan
dalam diri. Atmosfer yang dibawakan dalam album ini sangat mendukung
penghayatan karena iringan akustik, musik yang tenang dan aransemen sederhana
namun dramatis. Album ini sangat kuat secara sastra dan puitis, mendengarkan
Album Folklore ini memiliki nilai lebih yang sangat berbeda dengan
kebanyakan album lainnya. Album ini dapat disebut mahakarya karena telah
kemenangan pada nominasi album of the year di ajang musik bergengsi Grammy
Awards pada tahun 2021. Album folklore beberapa nilai lebih yaitu :
a. Nilai sastra
Lirik metafora pada lagu-lagunya akan berisikan berbagai macam kiasan namun
menjadi kesatuan cerita yang utuh. Metafora adalah cara menyatakan suatu frasa
atau persamaan (Perrine dalam Gustsa dan Laili, 2022:14). Seperti pada lirik di
lagu cardigan ada lirik metaforikal yang ditulis dengan baik, musisi lain biasanya
akan menulis dengan lirik secara langsung seperti “You Hurt me” yang dalam
kemampuan menulis lirik yang jenius membuat lirik seperti “You drew stars
around my scars, but now i’m bleeding” yang artinya dalam metafora “ Kau telah
adanya lirik metafora dalam lirik lagunya yang naratif membuat atmosfer yang
kesedihan yang mendalam. Selain bahasa figuratif metafora, Taylor Swift juga
menggunakan bahasa figuratif lain seperti simile, personifikasi, sinekdot,
b. Nilai Moral
Album Folklore ini memiliki 17 lagu yang masing lagu-lagunya adalah suatu
cerita. Tiap cerita dalam album ini memiliki permasalahan, isu dan pesan yang
berbeda-beda. Dalam lagu-lagu ini pesan yang disampaikan sangat berkenan bagi
agar para pendengar dapat mendalami lagunya yang berkaitan dengan realita
kehidupan sosial. Permasalahan yang diangkat dalam lagu ini juga sangat spesifik
yang membuat orang menyadari bahwa ternyata ia adalah orang yang dimaksud
dalam lagu ini, permasalahan seperti penemuan jati diri, sulitnya menerima
album Folklore. Seperti contoh pada lagu mirrorball, Menurut Taylor Swift dalam
video dokumenter Folklore (2020) lagu ini bercerita tentang sesorang yang ingin
menciptakan beberapa versi dirinya agar dapat diterima oleh beberapa kelompok
yang berbeda. Lagu mirrorball tersebut tentunya sangat relate bagi anak muda
yang sulit untuk menemukan jati dirinya sehingga yang dilakukan hanya
menyesuaikan dirinya pada situasi yang berbeda untuk mendapatkan validasi dari
orang lain.
c. Nilai Produksi
Pembuatan lagu-lagu dalam album ini tentunya memiliki perlakuan yang
Taylor Swift berdiskusi dengan para partner kerja lainnya secara online atau
remote. Melalui video dokumenter “Folklore : Long Pond Studio Session” (2020)
Taylor Swift menyebutkan orang lain yang terlibat dalam pembuatan album ini
diantaranya adalah Aaron Dessner dari band The National yang membantu
pembuatan lirik dan instrumen, Jack Antonoff selaku produser serta Justin Vernon
dari Bon Iver yang menjadi kolaborator. Keterbatasan yang mereka alami di masa
begitu juga dengan Justin Vernon dan Bon Iver yang melakukan hal serupa.
mereka menciptakan album yang sangat mendalam karena proses pembuatan yang
tidak terburu-buru dengan waktu senggang yang lebih banyak pada saat semuanya
dikerjakan dengan sangat rapih sehingga tiap alunan lagunya memiliki kualitas
yang baik dari segi suara maupun naratif lirik yang dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Fogarty, M., & Arnold, G. (2021). Are you ready for it? Re-evaluating Taylor
Swift. Contemporary music review, 40(1), 1-10.