Anda di halaman 1dari 7

ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

Pemenuhan Hak Konsumen di Institusi


Pelayanan Kesehatan di Kota Bandung dan
Kota Cimahi

Juariah*

Abstrak
Kebijakan pelayanan medis secara legal formal telah memberikan perlindungan hak konsumen kesehatan. Namun, sampai kini belum terungkap upaya
institusi pelayanan kesehatan untuk memenuhi dan melindungi hak konsumen kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi berbagai kebijakan
pemenuhan hak- hak konsumen kesehatan oleh institusi pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode studi ini dilaksanakan pada Agustus 2008 - Januari 2009 di institusi pemerintah RSUD Cibabat-Cimahi, RSKIA Astanaanyar dan Puskesmas
Garuda serta institusi swasta RS Muhammadiyah dan RB Barokah. Data dikumpulkan dengan telaah dokumen dan wawancara mendalam terhadap lima
orang informan serta dianalisis dengan analisis isi. Hasil penelitian meliputi: tiga institusi pelayanan kesehatan sudah menyusun hak-hak dan kewajiban
konsumen kesehatan dan melakukan sosialiasi hak dan kewajiban konsumen kesehatan; telah dikembangkan standar pelayanan, tindakan dan uraian tugas
petugas serta kebijakan sistem pembayaran, penyediaan fasilitas dan tenaga; sistem pengaduan pelanggan sudah ada meski belum ada tindak lanjut; forum
evaluasi pelanggan belum sinambung serta penghargaan dan sanksi untuk petugas belum jelas.
Kata kunci : Kebijakan, pemenuhan hak konsumen, institusi pelayanan kesehatan

Abstract
This study objective is to explore policies of public and private health care institutions in order to comply consumers rights. This study applies qualitative ap-
proach with case study method. This study conducted from August 2008 to January 2009 in three public health care institutions that included Cibabat-Cimahi
Hospital, Astanaanyar Mother and Child Hospital and Garuda Public Health Center and two private health care institutions that included Muhammadiyah
Hospital and Barokah Birthing Center. Data was collected with indepth interview from 5 informants and policy documents study. Data was analyzed with us-
ing content analysis. Results of the study shows that: three health care institutions have already regulated rights and duties of health consumers and two in-
stitutions have not have the formal regulation yet; socialization about rights and duties of consumers have been done; health care standard and job descrip-
tions have been regulated; policy of payment system, equipping of facility and personnel have been regulated; there is a system of consumer advocacy but
the regulation of follow up has not been clear; Forum of consumer evaluation has not been continued; reward and punishment for providers have not been
regulated clearly; the main constraint in the application of regulation is monitoring and evaluation; Documents to comply the rights of consumers have not
been completed. There is a necessity to monitor and evaluate implementation of the regulations and also to arrange evaluation of provider performance in
application of consumer rights.
Key words : policy, compliance of consumer rights, health care institution

*Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Bandung, Jl. Sederhana No.2 Bandung Jawa Barat 40161 (e-mail: ai_arriandhi@yahoo.com)

282
Juariah, Pemenuhan Hak Konsumen di Institusi Pelayanan Kesehatan

Sehat adalah hak asasi manusia. Hak untuk hidup pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan
sehat merupakan interaksi dan inter-relasi dari tiga hak memuaskan, responsiveness (daya tanggap) yaitu
dasar manusia yaitu hak pribadi, hak sosial dan hak membantu dan memberikan pelayanan dengan tanggap
budaya.1 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia tanpa membedakan unsur SARA (Suku, Agama, Ras,
No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,2 Golongan) konsumen kesehatan, assurance (jaminan)
dijelaskan kesehatan sebagai hak asasi manusia harus yaitu jaminan keamanan, keselamatan dan kenyamanan
diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya serta empathy (empati) yaitu komunikasi yang baik dan
kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui memahami kebutuhan konsumen/konsumen
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang kesehatan.8
berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat sebagai Program kebijakan dan manajemen pembangunan
wujud dari Pasal 20 dan Pasal 21 ayat (1) Undang- kesehatan bertujuan mengembangkan kebijakan dan
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Untuk manajemen pembangunan kesehatan guna mendukung
memenuhi hak masyarakat akan kesehatan, pemerintah penyelenggaraan sistem kesehatan nasional dengan
berkewajiban menyelenggarakan pelayanan kesehatan kebijakan pokok antara lain adalah pengkajian dan
yang memenuhi syarat. Ada sembilan syarat penyusunan kebijakan.9 Kebijakan pelayanan medis
penyelenggaraan tersebut, yakni tersedia (available), secara legal formal tercantum dalam berbagai peraturan
menyeluruh (comprehensive), berkesinambungan perundang-undangan telah memberikan perlindungan
(continues), terpadu (integrated), wajar (appropriate), pada hak konsumen kesehatan. Akan tetapi, sampai saat
dapat diterima (acceptable), bermutu (quality), tercapai ini belum banyak diungkap upaya-upaya apa yang
(accessible) serta terjangkau (affordable). Syarat tersebut dilakukan institusi pelayanan kesehatan untuk memenuhi
sama pentingnya, namun terpenuhinya syarat dan melindungi hak konsumen kesehatan. Untuk itu,
ketersediaan sarana pelayanan kesehatan yang merata, perlu dilakukan studi untuk mengeksplorasi kebijakan-
bermutu dan terjangkau merupakan satu keharusan.3 kebijakan institusi pelayanan kesehatan dalam upaya
Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, pemenuhan hak- hak konsumen kesehatan juga tenaga
institusi termasuk tenaga kesehatan (dokter, bidan dan kesehatan serta kelengkapan dokumen dalam upaya
perawat) juga harus memperhatikan prinsip-prinsip hak pemenuhan hak-hak konsumen di institusi pelayanan
asasi manusia dalam pelayanan kesehatan. Prinsip- kesehatan publik maupun swasta seperti azas hak
prinsip tersebut diantaranya: dignity yaitu hak tidak konsumen kesehatan dalam pelayanan sehari-hari,
dianiaya atau diperlakukan dengan cara yang tidak standar profesi dan standar prosedur operasional serta
manusiawi, equality yaitu hak tidak dibeda-bedakan kelengkapan kebutuhan medis termasuk cara rujukan
dalam menikmati hak-hak asasi manusia, respect yaitu bila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
hak dihargai dalam kehidupan pribadi dan berkeluarga, pengobatan.
fairness yaitu hak untuk diperlakukan secara adil, dan
autonomy yaitu hak mendapatkan penghargaan atas Metode
kehidupan pribadi.4 Hak asasi manusia dalam bidang Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
kesehatan meliputi the right to health care (hak atas dengan metode studi kasus untuk mengeksplorasi
pelayanan kesehatan) yang tertuang dalam konvensi hak kebijakan dalam pemenuhan hak-hak kosumen di bagian
sipil dan politik 1966, the right of self determination bersalin institusi pelayanan kesehatan publik maupun
(hak untuk menentukan nasib sendiri) yang tertuang swasta. Penelitian dilaksanakan dari Agustus 2008
dalam deklarasi PBB 1948 dan the right to information sampai Januari 2009. Tempat penelitian adalah tiga
(hak atas informasi yang benar dan lengkap) yang institusi pelayanan kesehatan milik pemerintah (Cibabat-
tertuang dalam deklarasi Helsinki 1964.5 Cimahi, RSKIA Astanaanyar dan Puskesmas Garuda)
Di Indonesia, hak-hak konsumen atas kesehatan dan dua institusi pelayanan kesehatan milik swasta (RS
sudah diatur cukup rinci dalam undang-undang antara Muhammadiyah dan RB Barokah). Sumber dan jenis
lain Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang data adalah kata-kata informan dan yang tertulis adalah
Perlindungan Konsumen,6 Undang-Undang Nomor 23 dokumen kebijakan. Informan adalah para stakeholder di
Tahun 1992 tentang Kesehatan,7 dan Undang-Undang institusi pelayanan kesehatan yang menjadi tempat
Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.2 penelitian (Lihat Tabel 1).
Dalam undang-undang tersebut juga diatur kewajiban- Penelitian ini menggunakan data primer dan data se-
kewajiban tenaga kesehatan untuk memenuhi hak-hak kunder. Data primer adalah hasil wawancara dengan in-
konsumen. Dalam memberikan pelayanan, tenaga forman dan data sekunder adalah hasil telaah dokumen.
kesehatan harus memperhatikan harapan-harapan Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan obser-
pasien sebagai konsumen. Harapan-harapan tersebut vasi terstruktur kelengkapan dokumen yang mendukung
antara lain reliability (kehandalan) yaitu pemberian pemenuhan hak-hak konsumen di 5 institusi tersebut.

283
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 3, No. 6, Juni 2009

Tabel 1. Profil Informan


dan kewajiban konsumen kesehatan belum diuraikan
secara rinci. Mengenai sosialisasi hak-hak dan kewajiban
Nama Institusi Jabatan konsumen kesehatan, semua institusi mengaku sudah me-
A RSKIA Astanaanyar Ka seksi Pelayanan Medik
lakukannya.
M RSU Cibabat Ka Bid keperawatan
W Puskesmas Garuda Ka TU Upaya Memenuhi Hak Konsumen
N RS Muhammadiyah Ka Bid Keperawatan
O RB Barokah Pemilik RB
Institusi pelayanan kesehatan sudah melakukan ber-
bagai upaya untuk memenuhi hak-hak konsumen kese-
hatan antara lain dengan penyusunan standar pelayanan
dan tindakan. Di RSU Cibabat, RSKIA Astanaanyar dan
Instrumen yang digunakan adalah peneliti, pedoman RS Muhammadiyah, Standar Operasional Prosedur
wawancara dan daftar tilik dokumen. Alat bantu yang di- (SOP) untuk pelayanan dan tindakan sudah tersusun
gunakan dalam wawancara adalah alat perekam suara. dengan baik. Tetapi di RB Barokah, belum semua standar
Tahapan dalam mengolah dan menganalisis data sebagai tersedia. Sedangkan, di Puskesmas Garuda belum ada sa-
berikut: transkripsi data: catatan dan rekaman diketik tu pun standar pelayanan yang tersusun. Institusi pelaya-
secara lengkap sesuai kata perkata seperti apa adanya. nan juga sudah menyusun uraian tugas petugas, membu-
Juga dicatat kegiatan non-verbal selama wawancara ber- at sistem pembayaran yang mempermudah konsumen
langsung dan mengamati bagaimana tingkah laku dan mendapat pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan ku-
emosi informan pada saat memberikan jawaban atau alitas pelayanan dilakukan dengan upaya penyediaan
penjelasan tentang objek penelitian. Pengorganisasian institusi dan tenaga baik jumlah maupun kualifikasi.
data: mencatat tanggal pengumpulan data dan menandai Institusi pelayanan kesehatan sudah melakukan ber-
data setiap informan dengan menggunakan angka atau bagai upaya untuk memenuhi hak-hak konsumen kese-
kode. Pengenalan: membaca kembali data, membuat me- hatan antara lain dengan Penyusunan Standar Pelayanan
mo dan rangkuman; dan koding: pengkategorian data dan Tindakan. Standar Operasional Prosedur untuk pe-
dengan membuat matriks berdasarkan tema yang sudah layanan dan tindakan di RSU Cibabat, RSKIA
ditentukan. Analisis data menggunakan pendekatan ana- Astanaanyar dan RS Muhammadiyah sudah tersusun
lisis isi. Setelah diolah dan dianalisis data hasil peneliti- dengan baik. Sementara, untuk di RB Barokah belum se-
an disajikan dalam bentuk narasi dan kutipan. Dalam pe- mua standar tersedia. Sedangkan, di Puskesmas Garuda
nelitian ini dilakukan interpretasi data untuk mempero- karena belum ada satu pun Standar Pelayanan. Hal ini
leh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terha- salah satunya karena perpindahan ruang bersalin pada
dap hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian dilaku- waktu renovasi puskesmas, sehingga standar-standar
kan dengan cara membandingkan hasil penelitian dengan yang sudah ada tercecer dan belum ditata kembali. Selain
teori yang relevan. itu, dalam rangka memenuhi hak-hak konsumen keseha-
tan sebagai konsumen dan sebagai arahan bagi petugas
Hasil terutama bidan dan perawat dalam bekerja, institusi pe-
Kendala layanan kesehatan juga sudah menyusun uraian tugas.
Penelitian ini menghadapi beberapa kendala terutama Uraian tugas yang merupakan pernyataan tertulis yang
sulitnya waktu untuk wawancara karena banyak kesibu- menguraikan fungsi-fungsi, tugas-tugas, tanggung jawab,
kan sehingga ada beberapa diwakilkan stakeholder lain, wewenang, kondisi kerja dan aspek-aspek pekerjaan ter-
tetapi dengan kepastian penggantinya menguasai subs- tentu dan lainnya. Uraian tugas ini akan menjadi acuan
tansi yang diwawancarakan. Selain itu, ada retensi ke- bagi petugas dalam melaksanakan pekerjaannya sehari
terbukaan akan informasi, terkesan sangat hati-hati da- hari.
lam menguraikan kebijakan-kebijakan penerapan hak-
hak konsumen kesehatan. Sistem Pengaduan Pelanggan
Berdasarkan hasil wawancara empat institusi tempat
Hak-hak dan Kewajiban Konsumen Kesehatan penelitian sudah memiliki sistem pengaduan pelanggan.
Uraian tentang hak-hak dan kewajiban konsumen ke- Mekanisme pengaduan dari pelanggan dapat disampai-
sehatan di tempat penelitian, tiga institusi yaitu RSU kan secara lisan (langsung) ataupun secara tertulis.
Cibabat, RSKIA Astanaanyar dan RS Muhammadiyah Institusi juga sudah menyediakan kotak saran, ataupun
sudah memilikinya. Uraian hak-hak dan kewajiban kon- buku dan juga layanan sms untuk menyampaikan aduan
sumen kesehatan tersebut disusun oleh institusi dengan atau keluhan berkaitan dengan pelayanan yang diterima.
mengacu pada undang-undang yang berlaku. Hal ini ber- Keluhan itu disampaikan ke bagian Quality Assurance
beda dengan dua institusi yang lain yaitu Puskesmas atau Humas rumah sakit sedangkan Puskesmas karena
Garuda dan RB Barokah. Di kedua institusi ini, hak-hak lingkupnya lebih kecil semua bentuk pengaduan, lisan

284
Juariah, Pemenuhan Hak Konsumen di Institusi Pelayanan Kesehatan

maupun tertulis ditujukan langsung ke kepala puskes- yang besarnya disesuaikan dengan golongan. Di institusi
mas. Sistem pengaduan pelanggan ini, belum tersedia di pemerintah ada perbedaan kebijakan antara puskesmas
RB Barokah. Tindak lanjut keluhan pelanggan kepada dan rumah sakit. Di puskesmas ada jasa pertolongan per-
petugas dilakukan sesuai aturan disiplin pegawai yang salinan bagi bidan, sedangkan di rumah sakit tidak ada.
tahapannya akan dimulai dengan teguran lisan dan kalau Kebijakan tentang sanksi untuk petugas lebih mengacu
tidak berhasil baru diberikan teguran tertulis, demikian kepada aturan sanksi untuk pegawai tetapi belum secara
ada jenjang dalam penerapan dispilin tersebut. Tetapi in- rinci mengatur sanksi bagi petugas yang tidak memenuhi
forman mengakui tindak lanjut ini sering tidak jelas da- hak konsumen kesehatan. Di institusi pelayanan swasta
lam aplikasinya. ada perbedaan, di rumah sakit penghargaan diberikan ke-
pada petugas berbentuk promosi jabatan yang akan ber-
Forum Evaluasi Pelanggan dampak terhadap insentif yang diterima. Di RB Barokah,
Berdasarkan hasil wawancara, forum evaluasi ini penghargaan diberikan sama rata dan sanksi jarang seka-
sudah ada tetapi belum berjalan dengan baik. Evaluasi li diberikan kecuali kepada petugas yang benar-benar ber-
yang diadakan lebih bersifat evaluasi pencapaian prog- masalah.
ram (bersifat kuantitas) tetapi belum menyentuh sisi kon-
sumen kesehatan sebagai konsumen institusi kesehatan Kendala Penerapan Kebijakan
(kualitas pelayanan yang diterima konsumen). Forum Kendala penerapan kebijakan ini adalah evaluasi dan
evaluasi pelanggan sangat penting untuk diadakan dise- monitoring yang lemah sehingga, meskipun aturan sudah
tiap institusi pelayanan kesehatan untuk mengetahui ki- banyak dibuat tetapi jarang yang terkoreksi penerapan-
nerja layanan institusi kesehatan tersebut dari sudut pan- nya karena hasil pelaksanaan yang tidak dimonitor dan
dang konsumen kesehatan sebagai pengguna. Tidak ada- dievaluasi. Dampak kebijakan akan terasa jika diterapkan
nya forum evaluasi pelanggan akan membuat pihak insti- dan penerapan akan sinambung apabila ada monitoring
tusi pelayanan kehilangan arah, apa sebenarnya yang pelaksanaan. Evaluasi terhadap kebijakan yang ada harus
diinginkan pelanggan yang seharusnya dipenuhi oleh pi- dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
hak institusi. Berdasarkan hasil wawancara, di institusi Kelemahan dalam kebijakan tentang penerapan hak-hak
yang menjadi tempat penelitian, forum evaluasi ini sudah konsumen di institusi kesehatan adalah evaluasi dan mo-
ada tetapi belum berjalan dengan baik. Selain itu, evalu- nitoring pelaksanaan kebijakan tersebut.
asi yang diadakan lebih bersifat evaluasi pencapaian
program (bersifat kuantitas) tetapi belum menyentuh si- Kelengkapan Dokumen
si konsumen kesehatan sebagai konsumen institusi kese- Telaah dokumen penunjang penerapan hak-hak kon-
hatan. Sehingga, wajar kalau pihak institusi menganggap sumen di institusi kesehatan menunjukkan bahwa untuk
tidak ada masalah dengan pelanggan (dalam hal ini kon- di Puskesmas Garuda belum ada satu pun SOP dalam
sumen kesehatan) karena melihat cakupan pertolongan bentuk buku ataupun yang tempalkan di ruang VK mau-
persalinan terus meningkat setiap tahunnya. pun di ruang nifas. Formulir evaluasi pelanggan tidak ter-
sedia, rekam medis dalam disimpan di laci meja selama
Penghargaan dan Sanksi untuk Petugas periode satu bulan, setelah itu disimpan oleh bidan dalam
Di institusi pelayanan kesehatan pemerintah, kebija- lemari. Tetapi, tidak ada petunjuk penyimpanan rekam
kan tentang penghargaan dan sanksi sehubungan dengan medis yang tertulis. Pedoman yang ada di puskesmas ha-
penerapan hak-hak konsumen ini belum ada. Kebijakan nya petunjuk pengelolaan alat bahan habis pakai, des-
yang berlaku sekarang pemberian jasa kepada bidan, pe- kripsi persyaratan Jamkesmas, daftar harga kelas pe-
rawat atau tenaga lain baru berdasarkan golongan, jaba- rawatan dan uraian tugas petugas. Di RSU Cibabat, ham-
tan serta beban kerja dan risiko kerja. Misalnya yang be- pir semua dokumen sudah ada kecuali SOP konseling se-
kerja di ruang tindakan persalinan, unit gawat darurat, belum dan sesudah tindakan dan kode etik memelihara
ruang bedah itu memiliki poin yang lebih tinggi diban- kerahasiaan. Sedangkan, di RSKIA Astanaanyar semua
ding yang bertugas di bagian perawatan dan klinik kare- dokumen sudah ada kecuali kode etik memelihara kera-
na memang beban kerja dan risiko kerja mereka lebih be- hasiaan. Di RS Muhammadiyah hampir semua dokumen
sar dan itu berdampak terhadap insentif yang diterima. sudah lengkap kecuali untuk konseling sebelum dan se-
Namun, untuk penilaian kinerja seperti pegawai yang ra- sudah tindakan serta kode etik memelihara kerahasiaan.
jin dan malas, judes dan ramah belum ada perbedaan da- Di RB Barokah, SOP untuk tindakan, daftar berbagai alat
lam insentif yang diterima. Hal tersebut disebabkan oleh yang ada di ruangan sesuai dengan kebutuhan tindakan,
aturan penilaian kinerja yang belum disusun. Selain itu, kartu dan buku data konsumen kesehatan serta daftar
ada berbagai penghargaan lain yang diberikan sebagai harga kelas perawatan sudah ada. Namun, dokumen-
hak-hak pegawai yang sudah diatur dalam peraturan, se- dokumen lain seperti formulir informed consent, evalua-
perti hak atas gaji, cuti, tunjangan tambahan penghasilan si kepuasan pelanggan, dan lain-lain, belum lengkap.

285
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 3, No. 6, Juni 2009

Pembahasan kan izin terhadap tindakan yang akan dilakukan sehu-


Berbagai hak dan kewajiban konsumen kesehatan te- bungan dengan penyakit yang diderita; hak menolak tin-
lah diuraikan di dalam berbagai aturan seperti Undang- dakan yang hendak dilakukan serta mengakhiri pengoba-
Undang Kesehatan, Undang-Undang Praktik tan dan perawatan atas tanggung jawab sendiri setelah
Kedokteran. Selain itu, hak-hak konsumen tersebut juga memperoleh informasi yang jelas tentang penyakit; hak
diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen. didampingi keluarga dalam keadaan kritis; hak menja-
Khusus untuk hak-hak wanita bersalin, IBI sebagai orga- lankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianut, se-
nisasi profesi juga sudah menguraikannya. Hak-hak kon- lama tidak mengganggu konsumen kesehatanyang lain;
sumen kesehatan sebagai konsumen di institusi pelaya- hak atas keamanan dan keselamatan diri selama dalam
nan kesehatan antara lain meliputi: hak mendapatkan pe- perawatan; hak menerima atau menolak bimbingan mo-
layanan yang manusiawi; hak mendapatkan informasi ril maupun spiritual; hak mendapatkan perlindungan hu-
yang jelas tentang penyakit yang diderita, tindakan medis kum atas terjadinya kasus malpraktik.12
yang akan dilakukan dan kemungkinan timbul penyulit Di institusi pelayanan kesehatan, hak-hak tersebut di-
akibat tindakan tersebut, alternatif pengobatan lain, rumuskan ulang sesuai dengan kebijakan setempat. Tiga
prognosis atau perjalanan penyakit serta perkiraan biaya institusi sudah menguraikannya secara tertulis sedangkan
pengobatan; hak untuk memilih dokter yang merawat; dua institusi belum menguraikan secara tertulis. Alasan
hak untuk menolak tindakan yang dilakukan terhadap puskesmas karena masih dalam penataan sedangkan ala-
dirinya; hak mengakhiri pengobatan dan rawat inap atas san RB Barokah karena lingkupnya kecil dan petugasnya
tanggung jawab sendiri; hak atas privasi dan kerahasiaan sedikit dan dianggap semua petugas sudah mengetahui
penyakit yang diderita; hak meminta dokter yang me- hak-hak konsumen kesehatan yang harus dipenuhi.
rawat berkonsultasi dengan dokter lain; hak didampingi Supaya hak-hak dan kewajiban konsumen kesehatan
keluarga pada saat kondisi kritis; hak marahasiakan pe- yang sudah tersusun dilaksanakan maka harus dilakukan
nyakitnya kepada orang atau pihak lain; hak untuk men- sosialisasi kepada pasien maupun kepada petugas.
jalankan ritual agama dan kepercayaannya di rumah sa- Sosialisasi sudah dilakukan kepada pasien dengan cara
kit selama tidak mengganggu pengobatan konsumen ke- hak-hak dan kewajiban konsumen kesehatan tersebut di-
sehatan yang lain; hak memperoleh asuhan perawatan pampang di setiap ruangan sedangkan kepada petugas
yang bermutu baik; hak untuk mengajukan keluhan-ke- dilakukan pada saat rapat atau pertemuan-pertemuan
luhan dan memperoleh tanggapan segera; hak atas re- pemberitahuan lisan maupun berbentuk edaran.
kam medik; hak untuk memeriksa dan menerima penje- Salah satu upaya yang harus dilakukan oleh institusi
lasan pembayaran; hak memilih sarana kesehatan.8,10 pelayanan kesehatan untuk memenuhi hak-hak konsu-
Standar sangat penting untuk ditetapkan karena standar men kesehatan adalah memfasilitasi sistem pembayaran.
dapat meningkatkan efisiensi dan mengarahkan pada pe- Dalam kebijakan yang dibuat, ada perbedaan antara insti-
manfaatan sumber daya dengan lebih baik.11 tusi kesehatan pemerintah dan institusi kesehatan swas-
Hak konsumen kesehatan di institusi bersalin meli- ta. Di institusi kesehatan pemerintah kebijakan sistem
puti: hak memperoleh informasi tentang tata tertib dan pembayaran ini sebagian besar sudah ditetapkan dari pe-
peraturan yang berlaku; hak atas pelayanan yang manu- merintah setempat. Sedangkan di institusi swasta dite-
siawi, adil dan jujur; hak memperoleh pelayanan kebida- tapkan oleh institusi sendiri. Fasilitas yang memadai me-
nan sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi; hak rupakan salah satu dari hak-hak konsumen kesehatan
memilih bidan yang akan menolong sesuai dengan ke- yang harus dipenuhi. Fasilitas tersebut berupa ruangan
inginannya; hak mendapatkan informasi yang meliputi yang memadai untuk beristirahat, kebersihan dan juga
kehamilan, persalinan, nifas dan bayinya yang baru dila- ketersediaan alat dan bahan yang dibutuhkan. Di institu-
hirkan; hak mendapat pendampingan suami atau keluar- si kesehatan pemerintah penyediaan fasilitas tergantung
ga selama proses persalinan berlangsung; hak memilih pada pemenuhan pengajuan oleh pihak dinas kesehatan
dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya pemerintah daerah setempat. Di institusi kesehatan, me-
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku; hak dirawat kanisme tidak berbeda, institusi menginventarisasi kebu-
dokter yang bebas menentukan pendapat kritis dan pen- tuhan kemudian mengajukan ke dinas sedangkan apabi-
dapat etis tanpa campur tangan pihak luar; hak meminta la di institusi swasta diajukan ke direksi sedangkan di RB
konsultasi dokter lain yang terdaftar terhadap penyakit Barokah kebijakan ditetapkan sendiri oleh pemilik
yang diderita dengan sepengetahuan dokter yang me- dengan mendapat masukan dari bidan atau perawat yang
rawat; hak meminta privasi kerahasiaan penyakit yang di- bekerja.
derita termasuk data-data medis; hak mendapat infor- Hak-hak konsumen kesehatan akan dapat dipenuhi ji-
masi tentang penyakit yang diderita, tindakan kebidanan ka tenaga yang tersedia memadai baik dalam jumlah dan
yang akan dilakukan, alternatif terapi lain, prognosis dan kualifikasi. Di institusi kesehatan pemerintah, upaya pe-
perkiraan biaya pengobatan; hak menyetujui/ memberi- nyediaan tenaga tersebut dilakukan lewat pengajuan ke

286
Juariah, Pemenuhan Hak Konsumen di Institusi Pelayanan Kesehatan

dinas dan pengadaanya tergantung kebijakan dinas se- Padahal, evaluasi merupakan bagian yang penting da-
tempat. Status kepegawaian petugas terbagi atas Pegawai ri proses manajemen karena akan diperoleh umpan balik
Negeri Sipil (PNS), tenaga kontrak atau disebut sukwan terhadap program atau pelaksanaan kegiatan.14 Evaluasi
DKK dan sukwan rumah sakit atau puskesmas. Di RS adalah suatu proses untuk menilai atau menetapkan se-
Muhammadiyah, pengadaan merupakan kebijakan insti- jauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Evaluasi
tusi dengan melihat hasil analisis kebutuhan tenaga. juga merupakan proses membandingkan antara hasil
Sementara di RB Barokah, tidak ada standar dan acuan yang telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan
yang jelas untuk pengadaan pegawai. Ketersediaan tena- yang direncanakan.15 Kegiatan evaluasi itu mencakup
ga di bagian bersalin, semua institusi secara umum me- langkah-langkah: menetapkan atau memformulasikan tu-
nyatakan sudah memadai, tetapi dalam kenyataannya juan, menetapkan kriteria, menetapkan cara atau metode
sering ada kendala karena petugas tidak selalu lengkap evaluasi, menentukan keberhasilan program serta me-
karena tugas lain, sekolah, cuti atau urusan lain. nyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lan-
Pengaduan pelanggan seharusnya tersedia di setiap jut terhadap program berikutnya berdasarkan hasil eva-
institusi pelayanan kesehatan untuk menjamin bahwa se- luasi tersebut.14 Evaluasi suatu program kesehatan mas-
tiap hak-hak konsumen kesehatan dilindungi. Tindak lan- yarakat dilakukan terhadap tiga hal, yakni evaluasi ter-
jut penanganan pengaduan pelanggan adalah upaya yang hadap proses pelaksanaan program, evaluasi terhadap ha-
seharusnya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pe- sil program dan evaluasi terhadap dampak program.
layanan terhadap konsumen. Selain itu, juga memper- Dalam program kesehatan masyarakat, juga dilaku-
baiki citra institusi kesehatan di masyarakat pengguna. kan pemantauan program yang merupakan kegiatan ob-
Institusi tempat pelayanan mengakui belum ada tindak servasi yang berlangsung terus-menerus untuk memasti-
lanjut yang jelas untuk setiap keluhan pelanggan yang kan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program
masuk. Secara konsep, keluhan konsumen kesehatan dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Monitoring
akan berhubungan dengan disiplin PNS, jadi tahapannya dilakukan sejalan dengan evaluasi, dengan tujuan agar
akan dimulai dengan teguran lisan dan kalau tidak ber- kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka menca-
hasil baru diberikan teguran tertulis, demikian ada jen- pai tujuan program tersebut berjalan sesuai dengan yang
jang dalam penerapan dispilin tersebut. Tindak lanjut direncanakan, baik waktunya maupun jenis kegiatannya.
yang belum jelas ini disebabkan oleh anggapan belum Pada hakikatnya evaluasi diyakini sangat berperan dalam
pernah ada kasus fatal dalam pelayanan yang diberikan upaya meningkatkan kualitas operasional suatu program
oleh petugas. dan berkontribusi penting dalam memandu pembuat ke-
Penghargaan dan sanksi merupakan upaya yang dila- bijakan di seluruh strata organisasi dengan menyusun,
kukan untuk memotivasi petugas kesehatan untuk me- mendesain evaluasi yang baik dan menganalisis hasilnya
ningkatkan kinerja menjadi lebih baik. Ada berbagai kri- dengan tajam, kegiatan evaluasi dapat memberi gamba-
teria yang dapat diberikan penghargaan misalnya di- ran tentang bagaimana kualitas operasional program,
siplin, keterampilan mengerjakan tindakan, keramahan layanan, kekuatan dan kelemahan yang ada, efektifitas
dan lain-lain. Penghargaan dapat diberikan dalam bentuk biaya dan arah produktif potensial masa depan. Dengan
materi seperti pemberian insentif atau juga non materi menyediakan informasi yang relevan untuk pembuat ke-
seperti promosi jabatan tertentu. Berdasarkan pemapa- bijakan, evaluasi dapat membantu menata seperangkat
ran dari para stakeholder, dapat disimpulkan bahwa ke- prioritas, mengarahkan alokasi sumber dana, menginsti-
bijakan tentang penghargaan dan sanksi penerapan hak- tusi modifikasi dan penajaman struktur program dan ak-
hak konsumen tersebut belum ditetapkan secara jelas. tifitas serta memberi sinyal akan kebijakan penataan
Hal ini dapat disebabkan oleh belum ada aturan tentang ulang personil dan sumber daya yang dimiliki. Di sam-
penilaian kinerja yang ril dalam penerapan hak-hak kon- ping itu, evaluasi dapat dimanfaatkan untuk menilai dan
sumen kesehatan. meningkatkan kualitas serta kebijakan program.16
Selain itu, terkait dengan tindak lanjut pengaduan pe-
langgan yang belum jelas dan evaluasi pelanggan yang Kesimpulan
belum kontinu. Padahal penilaian kinerja pemberi pela- Untuk memenuhi hak konsumen kesehatan maka
yanan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pe- institusi terkait sudah menyusun standar pelayanan dan
layanan, karena kinerja pelayanan merupakan faktor pen- tindakan serta uraian tugas. Agar pelayanan kesehatan
ting upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk. terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, institusi pe-
Selain itu, karyawan medik, paramedik, dan karyawan layanan kesehatan sudah membuat kebijakan sistem pem-
lain merupakan aset terpenting rumah sakit yang harus bayaran yang mempermudah konsumen. Untuk mening-
diberdayakan. Mutu proses pelayanan kesehatan hanya katkan kualitas pelayanan, institusi juga mengupayakan
akan dapat meningkat kalau karyawan mempunyai ko- penyediaan institusi dan juga penyediaan tenaga. Sistem
mitmen dan kompeten dalam pekerjaan.13 pengaduan pelanggan sudah ada tetapi belum ada tindak

287
KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 3, No. 6, Juni 2009

lanjut yang jelas. Forum evaluasi pelanggan belum kon- 3. Depkes RI. Sembilan syarat penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
tinyu. Penghargaan dan sanksi untuk petugas dalam pe- baik. [diakses tanggal 12 Januari 2008]. Diunduh dari:
nerapan hak konsumen kesehatan belum ada. Kendala www.depkes.go.id
yang paling utama dalam penerapan kebijakan hak kon- 4. The British Institute of Human Rights, Department of Health. Human
sumen kesehatan adalah dalam monitoring dan evaluasi. rights in healthcare- a framework for local action. [diakses tanggal 24
Dokumen-dokumen untuk memenuhi hak konsumen ke- Maret 2008]. Diunduh dari: www.bihr.org
sehatan sebagian sudah ada tetapi ada beberapa yang ma- 5. Sunarto. HAM dan pelayanan kesehatan. [diakses tanggal 04 Januari
sih belum lengkap. 2008]. Diunduh dari: www.fkui.org
6. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Saran 7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan 8. Perlindungan konsumen kesehatan berkaitan dengan malpraktik medik.
dalam memenuhi hak-hak konsumen kesehatan maka [diakses tanggal 25 Januari 2008]. Diunduh dari:
perlu adanya kebijakan yang mendukung. Kebijakan http://pkditjenpdn.go.id
akan berdampak bila direalisasikan. Untuk itu, perlu ada- 9. Gunnara H. Perlindungan hak pasien di RS Kanker Dharmais Jakarta.
nya monitoring yang terus-menerus dalam pelaksanaan Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2007;2(3):136-43.
kebijakan tersebut. Evaluasi atas kebijakan yang sudah 10. Djojosugito A. Kebijakan pemerintah dalam bidang pelayanan keseha-
dibuat juga merupakan hal yang penting dilakukan untuk tan menyongsong AFTA. [diakses 25 Pebruari 2008]. Diunduh dari:
perbaikan kebijakan yang ada. Institusi pelayanan kese- www.pdpersi.co.id
hatan perlu menyusun penilaian kinerja petugas dalam 11. Pusdiklat SDM Kesehatan bekerja sama dengan Dit. Bina Pelayanan
penerapan hak-hak konsumen sebagai landasan dalam Keperawatan; Depkes RI. Manajemen kinerja klinik perawat bidan (pe-
memberikan penghargaan dan sanksi kepada petugas se- nyusunan standar dan SOP). Jakarta: Depkes RI; 2004.
hingga petugas termotivasi untuk memberikan pelayanan 12. IBI. 50 tahun Ikatan Bidan Indonesia. Jakarta; 2002.
yang terbaik bagi konsumen. 13. Adisasmito W. Sistem kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa; 2007.
14. Notoatmodjo S. Prinsip-prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat.
Daftar Pustaka Cetakan ke-2. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
1. Moeloek AF. Pembangunan berkelanjutan dalam peningkatan derajat 15. Razak A. Kajian asuransi kesehatan (kasus RSUD Wangaya, Bali). [di-
kesehatan manusia (pendekatan pada paradigma sehat). [diakses akses tanggal 11 Pebruari 2009]. Diunduh dari: http://lkpk.org
tanggal 04 Januari 2008]. Diunduh dari: www. Ifip.org 16. Ristek. Panduan monitoring dan evaluasi riset unggulan terpadu. [diak-
2. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. ses 3 Januari 2009].

288

Anda mungkin juga menyukai