Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi (SNIT) 2012

MASYARAKAT ‘GAPTEK’, PERSOALAN MENTALITAS DALAM


PENGEMBANGAN ICT

Yenrizal
(Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah Palembang,
email : yen_rizal@yahoo.com)

Abstrak-Pengembangan ICT adalah sebuah realitas yang tidak bisa dihindari. Semua sisi kehidupan akan
dimasuki oleh bidang ini. ICT adalah bentuk praktis dari ilmu pengetahuan. Dari sekian banyak efek positif, sisi
negatif juga hadir dalam pemanfaatn ICT, terutama sekali penggunaan telepon seluler dan internet. Bagi
Indonesia, ini masih memperlihatkan kondisi masyarakat yang gaptek (gagap teknologi), sehingga ICT lebih
cenderung dipakai sebagai life style, alih-alih substansi. Ada masalah mentalitas yang hadir disitu, sesuatu yang
selama ini terlupakan. Masyarakat hanya diajarkan untuk memakai teknologi, tanpa pernah diberikan
pemahaman, hakekat teknologi tersebut. Masyarakat yang tergagap-gagap, itulah yang tampak saat ini.
Pembenahan institusi pendidikan adalah salah satu kata kunci, di samping penggunaan aturan hukum yang
jelas dan tegas. Tulisan ini adalah hasil analisis berdasarkan kajian-kajian teoritis dan pengamatan realitas
keseharian, diharapkan bisa memotret kondisi yang terjadi, dan menginginkan adanya solusi konkrit lebih jauh
lagi.

Kata kunci : ICT, Mentalitas, Gaptek, Komunikasi.

I. PENDAHULUAN positif juga harus diakui, seperti kecepatan mencari


data, transfer data dan informasi, efisiensi dan
Menjelang pelaksanaan Ujian Nasional tahun 2012 efektifitas perbankan, industri, dan sebagainya.
ini, beberapa sekolah menerapkan sensor metal Begitupun dengan pemanfaatan ICT untuk
kepada semua siswa yang akan memasuki ruang transparansi layanan pemerintahan.
ujian. Tujuannya satu, agar bisa mendeteksi adanya Terhadap aspek positif, tentu semua
siswa yang membawa benda-benda logam ke dalam sepakat bahwa inilah yang harus terus ditingkatkan,
ruangan. Terutama sekali yang membawa alat serta menjadi petanda bahwa gelombang inovasi
telekomunikasi, telepon seluler (ponsel) atau kerap teknologi, tidak akan pernah berhenti. Hanya saja,
disebut handphone (HP). Dikhawatirkan jika ada maraknya kasus-kasus negatif, menjadi catatan
yang membawa ponsel maka itu akan digunakan miris, sekaligus tanda tanya besar, ada apa dengan
sebagai alat untuk berlaku curang saat ujian. Ponsel masyarakat dan sistem yang berlangsung saat ini.
diyakini bisa menjadi sarana penyebaran kunci Pertanyaan-pertanyaan yang diawali oleh beberapa
jawaban UN. asumsi awal bahwa, ICT tidak semata-mata soal
Pada konteks lain, jika kita melintas di teknis, bukan semata-mata teknologi. Ada
berbagai jalan-jalan raya, dengan mudahnya akan keterkaitan erat antara ICT dengan perkembangan
ditemukan orang-orang yang asyik menelepon atau psikologis masyarakat. Ada pula keterkaitan
bahkan berkirim SMS (short message teknologi dengan kondisi sosial budaya, serta ada
service)sambil mengendarai kendaraan, sepeda hubungan erat antara ICT dengan proses penyiapan
motor atau mobil. Tanpa rasa bersalah, mereka kondisi oleh pemerintah dan masyrakat.
asyik saja dengan teleponnya. Beberapa kali bisa Asumsi tersebut kemudian menggiring
dilihat potensi dan bahkan telah terjadinya pada pertanyaan penting selanjutnya yaitu,
kecelakaan gara-gara menelepon sambil mengapa ekses negatif justru menguat dan
berkendara. menciptakan keresahan lebih jauh? Benarkah
Dalam kasus lain, masyarakat sudah lompatan kemajuan teknologi informasi ini tidak
terlalu sering digegerkan dengan kisah-kisah video sebanding dengan kemajuan pola pikir masyarakat?
porno, kekerasan, yang semuanya tersebar secara Benarkah aspek sosial dan psikologis masyarakat
berantai melalui ponsel. Ada semacam indikasi tidak pernah dipersiapkan? Atau dalam bahasa lain,
terjadi tidak kesengajaan, pada beberapa kasus, benarkah masyarakat kita tergolong kelompok yang
untuk merekam adegan porno, dan kemudian gagap teknologi (gaptek), yang terkaget-kaget
menyebarkannya. Sebuah prilaku negatif dengan dengan kecepatan pertumbuhan iptek ini? Sederet
tujuan seolah-olah aktualisasi diri. pertanyaan yang perlu dibahas lebih lanjut, dimana
Sederetan prilaku negatif masih banyak aspek mentalitas, sesuatu yang tidak boleh
ditemui dalam konteks pemanfaatan teknologi terlupakan dalam membicarakan ICT, ikut bermain
informasi. Termasuk aksi plagiat yang marak di penting.
kalangan perguruan tinggi, mahasiswa yang
mengcopy-paste bahan dari internet, bahkan juga
indikasi pada dosen. Di sisi lain, banyak aspek

Proceedings SNIT 2012: Hal. B-16


Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi (SNIT) 2012

II. Sejarah Perkembangan ICT di Indonesia besar perubahan pola komunikasi


dan Dunia manusia yang tidak lagi terbatas jarak
dan waktu. Kemudian Louis Daguere,
Gelombang perkembangan teknologi informasi tahun 1850, menemukan teknik
merupakan sebuah rangkaian panjang proses fotografi. Selanjutnya tahun 1895
kemajuan iptek dan peradaban manusia. Manusia ditemukan teknologi film dan video di
selalu didorong oleh rasa ingin tahu serta faktor Prancis.
kepentingan untuk eksistensi kehidupannya. Hal ini Dalam literatur lain, situs
kemudian memunculkan pengetahuan-pengetahuan www.wikipedia.com, menyebutkan beberapa
baru, termasuk dalam bentuk inovasi-inovasi baru. tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata
Cantoni dan Tardini (2006;18) memberi sumbangan terhadap perkembangan TIK
menyatakan bahwa perkembangan teknologi hingga saat ini, berawal dari masa-masa renaisance.
komunikasi saat ini, bukanlah sesuatu yang Pertama, penemuan telepon oleh Alexander
berlangsung secara spontan. Ada sebuah proses Graham Bell tahun 1875. Temuan ini kemudian
sebelumnya yang menyebabkan hal tersebut terjadi berkembang menjadi pengadaan jaringan
sebagai bentuk perkembangan teknologi komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh
sebelumnya. Perkembangan teknologi terbagi pada daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti
tiga tahapan utama, mulai dari yang paling pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik.
mendasar, hingga yang berkembang saat ini. Semua Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif
itu berkorelasi dengan revolusi budaya yang pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi
kemudian mengiringinya. Tiga tahapan tersebut global1.
adalah : Perkembangan berikutnya memunculkan
1. Tahapan kemampuan menulis teknologi-teknologi baru, seperti penemuan radio
Manusia baru berevolusi dari AM, 1910-an. Dilanjutkan dengan transmisi
kemampuan bahasa lisan ke dalam audiovisual tanpa kabel, seterusnya muncullah
tulisan. Masa awal di Mesopotania oleh televisi. Komputer elektronik kemudian juga
orang-orang Sumeria yang ditemukan, dan mulai beroperasi tahun 1940-an.
memperkenalkan bentuk “cuneiform” Tonggak sejarah terpenting, adalah
atau tulisan paku, yang disebabkan penemuan komputer elektronik tahun 1940-an yang
adanya kekeliruan dalam memahami mendorong penemuan-penemuan lainnya, seperti
sinyal-sinyal mereka. Sebelumnya mikroprosesor. Perangkat telekomunikasi
masyarakat lebih mengandalkan bahasa berkembang pesat saat teknologi digital mulai
lisan. Tulisan paku ini dibuat di atas digunakan menggantikan teknologi analog.
“tablet” berbahan tanah liat. Masa ini Terjadilah proses konvergensi yang kemudian
sudah dikenal teknologi untuk memunculkan penemuan telepon seluler. Bila
menuliskan pengalaman dan revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai
pengetahuan manusia. Masa pengganti 'otot' manusia, maka revolusi digital
kemampuan menulis adalah perubahan (karena konvergensi telekomunikasi-komputasi
drastis dari teknologi kata-kata, yang multimedia terjadi melalui implementasi teknologi
menegaskan pembedaan antara kata- digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti
kata dan kehidupan lisan. (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) 'otak'
2. Tahapan mencetak dengan alat ketik manusia2.
yang bergerak, sekitar abad ke 15. Sementara untuk Indonesia sendiri,
Penemuan mesin cetak oleh Johanes perkembangan ICT, terutama pemakaian komputer
Gutenberg tahun 1456 M, yang sudah dimulai sejak era 1950-an. Walaupun
membuat tulisan Bible dengan memang perkembangan pesatnya terjadi di era
namanya yang disebut Guttenberg’s 1980-1990 hingga sekarang. Komputer kemudian
Bibble. Gutenberg sebenarnya dikenal di dunia militer, perbankan, industri,
bukanlah penemu awal pencetakan. termasuk pemerintahan. Tidak ketinggalan, dunia
Awalnya dikenal di Korea, China, dan pendidikan tinggi juga sudah mulai memanfaatkan
Jepang yang sudah memulai teknologi teknologi ini.
pencetakan sejak abad ke 8. Gutenberg Perkembangan di Indonesia, bisa
berjasa besar dalam menuangkan dikatakan tergolong cepat. Terutama sekali dalam
penemuan alpabet yang bisa kurun 1990-an sampai sekarang. Lompatan-
dipindahkan. lompatan besar ini masuk ke Indonesia, diadopsi
3. Tahapan revolusi elektronik dan oleh masyarakat dan dunia industri, kemudian
elektrik, sejak abad 19 hingga sekarang menjadi realitas keseharian. Awalnya masyarakat
Tahun 1844, Samuel Morse
menemukan jalur telegraph yang
1
menghubungkan Washington ke http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_Informasi_Komuni
Baltimore. Hal ini menjadi petanda kasi
2
Ibid.

Proceedings SNIT 2012: Hal. B -17


Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi (SNIT) 2012

hanya mengenal komputer PC dengan yang tercatat 258 juta jiwa. Memang ini tidak bisa
menggunakan perangkat disket, kemudian jadi patokan pasti, karena bisa saja satu orang
masuklah Microsoft dengan produknya Windows. punya lebih dari satu telepon. Walau demikian, data
Sedemikian cepatnya langsung masuk ke berbagai ini sudah menunjukkan fenomena fantastis.
fase berikut, termasuk penggunaan ponsel. Tak ada Pendorong utama adalah makin kompetitifnya
fase jeda, seluruhnya terjadi seolah tiba-tiba. Dulu harga telepon seluler dengan berbagai pilihan, serta
pengetikan menggunakan mesin tik, tiba-tiba harga kartu telepon yang sangat murah.
berubah dengan komputer. Awalnya komunikasi Pesatnya peningkatan pemakaian telepon
tatap muka, tiba-tiba hadir telepon seluler. seluler dan internet, mau tidak mau sudah
Sedemikiannya cepatnya pula, sesuatu yang memasuki ranah sosial budaya dan ekonomi
awalnya dirasa mahal, seketika menjadi demikian masyarakat. Gaya hidup dan prilaku sehari-hari bisa
murah dan mudah didapat. dilihat sudah mengalami perubahan signifikan.
Contoh gampangnya adalah, komunikasi dengan
III. Realitas Penggunaan ICT di Indonesia SMS (short message service). Komunikasi sekarang
tidak mesti tatap muka ataupun percakapan lisan.
ICT berada pada dua tataran penggunaan, sebagai Untuk mengundang datang dalam sebuah rapat
life style dan kebutuhan. Sebagai kebutuhan, resmipun, terkadang cukup dengan SMS. Ucapan
pemanfaatan ICT berguna untuk memperlancar selamat lebaran, natalan, ulang tahun, cukup
proses kehidupan manusia, dengan semua sisi dengan mengirim pesan singkat.
positif yang dimilikinya. Sementara sebagai sebuah Sebuah kajian dari Jan A van Dijk (2011)
life style, pemanfaatan ICT lebih dominan pada sisi mengatakan bahwa pengguna internet di Indonesia
pencitraan, jauh dari esensi dasar teknologi dominan pada masyarakat pada umur 40 tahun ke
tersebut. Dalam bahasa gaul, dikatakan sekedar bawah. Merekalah yang paling memiliki motivasi
“gaya-gayaan”. Fenomena ini pula yang kuat. Penggunaan internet di Indonesia juga lebih
menimbulkan kekhawatiran dan menjadi ciri khas dominan dengan perangkat telepon seluler (mobile
di Indonesia. phone) atau sarana bergerak lainnya ketimbang
Pemakaian ICT yang lebih menonjol pemakaian dengan komputer PC. Ini kemudian
sebagai lifestyle, memang cukup kentara di berkorelasi langsung dengan tingginya intensitas
Indonesia. Efeknya adalah masyarakat lebih pemakaian internet. Van Dijk juga mengatakan
menampilkan aspek luaran dari teknologi ini, bahwa pengguna terbesar internet di Indonesia
namun meminimalisir esensi teknologi tersebut. adalah media jejaring sosial.
Esensi ini berkaitan dengan fungsi dasar, etika, Dalam pemakaian internet (termasuk
aturan main, dan efek negatif yang mungkin pemakaian telepon seluler), terdapat unsur penting
ditimbulkannya. yang menunjukkan trend pemakaian teknologi ini.
Penggunaan ICT yang cukup jadi Van Dijk (2011) menyebutnya dengan digital skill.
perhatian di Indonesia, sebagaimana juga di negara Ada beberapa unsur keahlian yang bisa dipetakan
lain, adalah internet. Menurut data dari Markplus yaitu :
Insight, tahun 2011, tercatat sebanyak 55 juta orang  Operational Skills: kemampuan untuk
Indonesia menggunakan internet. Artinya dari total sekedar mengoperasikan komputer. Ini
sekitar 258 juta jiwa penduduk, 23 % sudah termasuk pengetahuan paling dasar.
terkoneksi dengan internet. Dari data tersebut, maka  Formal Skills: keahlian untuk
penggunaan internet telah melebihi dari memanfaatkan media-media partikular
penggunaan media tradisional yang ada. Posisinya seperti navigasi, menu dan keterhubungan
malah berada di posisi kedua setelah TV. di internet.
Posisi ini sangat kuat disebabkan oleh  Information Skills: keahlian untuk
tersedia berbagai sarana penunjang untuk melakukan pencarian informasi,
pemanfaatannya. Maraknya penjualan modem- menyeleksi dan memproses informasi
modem dengan harga terjangkau, fasilitas wi-fi menggunakan komputer dan sumber-
yang begitu mudah, serta koneksi internet melalui sumber jaringan. Termasuk disini keahlian
telepon seluler yang begitu mudahnya, menjadi berkomunikasi dengan jejaring sosial.
pendorong utama pemakai internet mengalami  Strategic Skills: kapasitas untuk
peningkatan drastis. memanfaatkan sumber-sumber informasi
Khusus penggunaan telepon genggam, untuk kepentingan khusus dan sasaran-
menjadi fenomena menarik yang menonjol dalam sasaran besar dalam peningkatan posisi di
10 tahun terakhir. Statistik menunjukkan masyarakat. Seperti, pendidikan,
peningkatan tajam pengguna telepon seluler. Data pemasaran, relasi antar manusia.
dari Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia  Content Creation Skills: keahlian untuk
(ATSI) menyebutkan bahwa sampai tahun 2011 membuat dan menciptakan konten-konten
lalu, pengguna telepon seluler di Indonesia sudah yang bisa disebarluaskan dan dipakai pihak
mencapai angka 240 juta, artinya sudah mendekati lain.
total keseluruhan populasi penduduk Indonesia

Proceedings SNIT 2012: Hal. B-18


Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi (SNIT) 2012

Untuk kondisi di Indonesia, mengacu pada menjadi sangat rentan terhadap berbagai efek
trend pemakaian teknologi internet dan telepon negatif yang berpotensi muncul.
seluler belakangan ini, agaknya keahlian umum
yang dimiliki baru sampai pada taraf informations IV. Masyarakat Gaptek dan Mentalitas Yang
skills. Pengguna di Indonesia cenderung hanya Terlupakan
memanfaatkan teknologi sebagai hiburan, mencari Istilah masyarakat Gaptek (Gagap
informasi, menjalin hubungan pertemanan, ataupun Teknologi), awalnya bukan istilah baku dalam
sekedar untuk menunjukkan kapasitas pribadi. Sifat khazanah bahasa Indonesia. Ini juga bukan kosa
ini sebenarnya masih berkaitan kuat dengan kata yang sudah resmi dalam dunia ICT.
keahlian dasar sebagai operational skills. Untuk Keseharian masyarakatlah yang memunculkan kata-
sampai pada level content creation skills, masih kata ini sebagai bentuk pengungkapan terhadap
sangat terbatas. keadaan orang-orang yang tidak siap dengan
Gambaran konkrit dari penjelasan di atas perkembangan dan pemanfaatan teknologi. Namun
dapat dilihat dari statistik penggunaan telepon demikian, Kamus Besar Bahasa Indonesia
seluler di Indonesia (punya keterkaitan erat dengan kemudian mengadopsinya dan memberikan definisi
penggunaan internet secara mobile). Data dari singkat.
Garick Kea & Hanis Harun (2011) menunjukkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
penggunaan email mobile di Indonesia, seperti pada 2008 tersebut, gagap diterjemahkan sebagai
gambar berikut. gangguan berbicara, dicirikan dengan orang yang
mengulang-ulang sebuah perkataan. Gagap
Teknologi sendiri, diartikan sebagai orang yang
tidak mengerti teknologi (Pusat Bahasa Depdiknas,
2008). Dari sini sudah bisa diarahkan bahwa
membicarakan kelompok/komunitas Gaptek adalah
komunitas yang tidak mengerti dan memahami
teknologi. Ketidakmengertian ini menjurus pada
sisi yang lebih esensial yaitu pemahaman terhadap
manfaat dasar dari teknologi.
Teknologi sendiri sebenarnya adalah
aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang
digunakan manusia untuk mencapai suatu tujuan
praktis, termasuk aplikasi, metode, cara-cara, alat
fisik seperti mesin agar dapat memecahkan masalah
(Liliweri, 2011;847). Tujuan ini tidak hanya
praktis, tetapi memiliki makna mendalam untuk
membantu kehidupan manusia. Tentu saja
Gambar 1 dibutuhkan manusia-manusia yang memahami
fungsi tersebut. Hal ini tidak lepas dari posisi ganda
Sumber : Garick Kea & Hanis Harun , Market
Insight By Request, Blackberry Devcon 2011, Singapore,
dari teknologi sendiri, bisa membantu kehidupan
December 20113 namun bisa juga menjadi sumber masalah.
Teknologi cenderung bersifat bebas nilai,
Tampak jelas, berdasarkan gambar 1 di manusialah yang memberikan makna pada manfaat
atas, bahwa penggunaan telepon seluler, terutama teknologi tersebut.
perangkat email, lebih dominan untuk kepentingan Teknologi dan masyarakat, terutama
personal. Artinya, ini hanya berkutat pada konteks budaya dan sikap mental, akan sangat
keperluan diri sendiri, seperti hubungan berhubungan. Teknologi mempengaruhi sosial
pertemanan, mempromosikan diri, chatting, dan budaya, sebaliknya sosial budaya juga
prilaku konsumtif. Pemanfaatan media sosial mempengaruhi teknologi (Liliweri, 2011;848).
seperti facebook dan twitter menempati posisi Aplikasinya bisa dilihat dalam realitas keseharian.
teratas. Sangat jelas tampak pada komputerisasi telepon
Mengacu pula pada data dari Van Dijk seluler dan teknologi internet. Kehidupan
sebelumnya, bahwa pengguna internet di Indonesia masyarakat berubah, dan teknologi terus
didominasi oleh kalangan usia 40 tahun ke bawah, berkembang karena kebutuhan manusia itu sendiri.
berarti kaum muda paling banyak Pola komunikasi yang dulunya sangat kuat dengan
menggunakannya. Maka sangat lazim melihat anak konteks tatap muka, kini bergeser pada komunikasi
SMP, SMA, bahkan SD dengan leluasa bermedia.
menggunakan telepon genggam. Kelompok usia ini Tentu saja, sebagaimana dijelaskan di atas
bahwa pengaruh ini akan membawa sisi negatif
atau positif, sangat bergantung pada kemampuan
3
manusia dalam memaknai dan memanfaatkan
http://www.ukmsukses.com/index.php/2012/02/pengguna- teknologi tersebut. Pada konteks masyarakat yang
internet-di-indonesia-baru-sebatas konsumtif/

Proceedings SNIT 2012: Hal. B -19


Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi (SNIT) 2012

paham dan bisa berjalan beriringan dengan kondisi telepon seluler, tidak dipahami kapan dan
tersebut, keberimbangan bisa terjadi. Sebaliknya, bagaimana cara pemakaiannya. Ini masalah etika
pada masyarakat yang belum memiliki standar yang berhubungan erat dengan mental dan budaya.
norma yang jelas dan masih dalam tahap mencari-
cari bentuk yang tepat, kondisi gagap teknologilah
(gaptek) yang terjadi. Realitas Indonesia, agaknya
berada pada tahap ini. Lompatan Budaya
Ketika di keseharian, sebagaimana contoh-
contoh kasus yang sudah dijelaskan di awal tulisan
ini, maka fokusnya bukan pada soal teknologi
tersebut, tetapi manusia yang memakainya.
Masy. Masy.
Masalah manusia adalah masalah mentalitas, sikap Tanpa Transisi
Tradisional Modern
mental yang tidak siap dan tidak pernah disiapkan
untuk menerima dan memakai teknologi tersebut.
Sikap mental yang tidak saja berasal dari dalam diri
manusia, namun faktor eksternal yang tidak pernah Masy.
memperhatikan kesiapan ini. Sisi eksternal ini Gaptek
adalah lingkungan di luar diri manusia, seperti
aspek pendidikan, pentahapan perkembangan ke Gambar 2
masyarakat, begitupun dengan aturan-aturan yang Perubahan Masyarakat Gaptek
semestinya bisa mengarahkan sikap mental
tersebut. Di aspek yang lebih luas, ada faktor Gambar di atas memberikan ringkasan
budaya yang mempengaruhi secara kuat. bahwa terjadinya kondisi masyarakat gaptek,
Katz dan Aakhus (Katz, 2008; 379) berhubungan dengan transisi yang tidak selesai.
berkata bahwa konseptualisasi hubungan antara Persoalan ini berkaitan erat dengan lompatan
teknologi dan budaya selalu bermasalah. Di satu budaya yang dialami masyarakat Indonesia begitu
sisi, teknologi adalah produk dari budaya cepat, tanpa ada persiapan sebelumnya. Kecepatan
kontekstual, tetapi di sisi lain, teknologi dapat dalam menerima teknologi, menimbulkan
memicu perubahan budaya dengan cara yang tak kegagapan masyarakat, lebih melihat teknologi
terduga. Kondisi itu membuka kemungkinan baru sebagai life style ketimbang esensinya. Perubahan
yang sampai sekarang tidak tersedia dan kadang yang terjadi tidak memberikan efek besar pada sisi
tidak diperkirakan. Inilah masalah besar yang substansi di masyarakat, namun lebih pada kulit
kemudian melanda masyarakat di negara luar. Aspek tradisional masih menonjol, sementara
berkembang, yang masih mencari-cari jati diri di sisi modernitas dan kemudahan teknologi
tengah transisi yang terus berlangsung. terabaikan. Masyarakat pada dua kaki itulah yang
Persoalan yang tampak dari penggunaan terjadi, sehingga kebiasaan dalam percakapan dan
telepon seluler secara serampangan, sebagaimana tindakan sehari-hari, tetap dibawa.
contoh yang sudah dijelaskan, merupakan dinamika Membenahi sisi mentalitas, dalam kaitan
yang berada pada wilayah ini. Pertierra (Katz, dengan aspek budaya, memerlukan pekerjaan besar
2008;379) mengatakan bahwa teknologi modern seluruh pihak. Perkembangan teknologi sangat
seperti ponsel membawa perubahan di dalam dunia tidak mungkin untuk dihindari. Masalahnya ada
pengguna mereka yang memiliki konsekuensi sosial pada proses penyiapan. Langkah-langkah strategis
dan budaya yang signifikan. Paradoksnya, ponsel harus dimunculkan, menyesuaikan dengan kondisi
mendorong orientasi lebih diprivatisasi dan yang terjadi sekarang ini. Ada beberapa hal yang
personal kepada dunia bila digunakan di depan bisa dilakukan, jika dirunut dari kondisi yang
umum, dan orientasi yang berlawanan bila terjadi saat ini :
digunakan secara pribadi. a. Membenahi metode pendidikan dasar yang
Orientasinyaakan sangat berbahaya secara lebih mengedepankan etika komunikasi
sosial. Orientasi pribadi bisa menjadi tindakan dalam penggunaan teknologi.
kolektif melalui transmisi informasi yang cepat. Ini adalah proyek jangka panjang, perbaikan
Ada kolektivitas yang tampaknya mudah dari sisi mental. Kendati ini terkesan sangat
dimobilisasi. Faktanya tampak dengan jelas. sulit untuk melihat hasilnya, tetapi jangka
Penggunaan media jejaring sosial, sekarang sudah panjang perlu dikedepankan. Jika ditanyakan
dianggap sebagai pembicaraan antarpribadi, kepada generasi yang hidup sekarang,
padahal itu adalah berbicara di depan umum. apakah pernah menerima “pendidikan”
Telepon seluler, yang semestinya dipahami sebagai tentang etika teknologi, jawabannya pasti
komunikasi bermedia, dimana juga berlaku etika tidak. Masyarakat hanya diajarkan untuk
komunikasi bermedia, dianggap sebagai menerima.
komunikasi antarpribadi tatap muka. Dalam b. Memulai menciptakan generasi-generasi
pemakaiannya, hanya sekedar memindahkan bahasa yang bisa bersikap produktif terhadap
tutur dalam bentuk tulisan. Jika menggunakan

Proceedings SNIT 2012: Hal. B-20


Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi (SNIT) 2012

teknologi, bukan mereka yang hanya V. KESIMPULAN


menjadi pemakai.
Lagi-lagi ini berkaitan dengan pendidikan. Membatasi masuknya teknologi ke suatu
Teknologi tidak mesti dipandang sebagai masyarakat adalah sesuatu yang mustahil
produk yang datang dari luar, tetapi produk dilakukan. Hanya saja, melihat pada aspek negatif
yang berguna bagi kehidupan manusia dan yang ditimbulkan, langkah strategis harus segera
itu bisa diproduksi oleh siapa saja. diusahakan. Ada kecenderungan untuk membiarkan
c. Memperkuat aturan-aturan formal yang segalanya berjalan begitu saja, hukum alam serta
ada, menekankan pada aspek punishment hukum pasar yang akan menentukan. Tentu saja
yang tegas dan jelas terhadap segala pola pikir seperti ini yang akan semakin
penyelewengan. menghancurkan karakter masyarakat. Memulai
Ini berkaitan dengan efek jera yang bisa membenahi aspek mental sangat mendesak sekali,
diterapkan. Kebijakan pemerintah dengan aspek yang selama ini terabaikan dan dianggap
memblokir beberapa situs porno, bisa jadi tidak penting. Langkah awal dari dunia pendidikan
hal positif. Tetapi, jauh dari hal itu adalah bisa dijadikan titik berpijak untuk jangka panjang,
sosialisasi terhadap pelanggaran dan disamping untuk jangka pendek dengan membenahi
tindakan tegas. tatanan aturan penggunaan teknologi informasi itu
d. Membentuk komunitas-komunitas sadar sendiri. Sinergitas kedua ini bisa memberikan
teknologi, ditekankan pada aspek jawaban atas semua masalah tersebut.
substansi, bukan sekedar aplikasi.
Sebagai percontohan, ini bisa memberikan DAFTAR REFERENSI
efek positif bagi komunitas lain.
Komunitas dibentuk yang bisa memberi [1] Cantoni L., Tardini S., Internet, Routledge,
contoh bahwa teknologi bukan untuk London (UK) , New York (NY),2006
membuat masalah lain, tapi membuat [2] Katz, James E. (ed.),Handbook of Mobile
manusia semakin beretika. Communication Studies, MIT Press,
Tentu masih banyak metode lain yang bisa Cambridge, Massachusetts London,
dilakukan. Semua ini menjadi kajian bersama yang England, 2008
harus dilaksanakan. Akan tetapi sebagai gagasan [3] Liliweri, Alo, Komunikasi Serba Ada Serba
awal, kiranya ini bisa menjadi perhatian penting Makna, Penerbit Kencana Perdana Media,
bahwa mentalitas adalah sesuatu yang mendesak Jakarta, 2011
dan justru terabaikan selama ini. Tidak ada [4] Van Dijk, Jan A.G.M, The Digital Divide:
mekanisme penyiapan pola pikir, tidak ada langkah Indonesia and Belanda Compared,
strategis awal untuk menghadapi era teknologi makalah pada kuliah umum Program
informasi. Semuanya seolah terjadi demikian saja Pascasarjana Unpad tanggal 3 Oktober 2011,
dan masyarakat menjadi tergagap-gagap. Langkah Bandung.
strategis perlu diperbuat sebagai hal penting untuk [5] Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
menciptakan manusia berkarakter. 2008
[6]http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_Informas
i_Komunikasi
[7]http://www.ukmsukses.com/index.php/2012/02/
pengguna-internet-di-indonesia-baru-sebatas
konsumtif/

Proceedings SNIT 2012: Hal. B -21

Anda mungkin juga menyukai