Anda di halaman 1dari 13

BEBERAPA PEMIKIRAN DALAM

PERSPEKTIF ILMU KEBUDAYAAN


UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK
NEGATIF PENGGUNAAN
INTERNET DI INDONESIA

Makalah

Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D.


Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara (FIB USU)
Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu
Indonesia (PB MABMI)

i
BEBERAPA PEMIKIRAN DALAM PERSPEKTIF ILMU KEBUDAYAAN
UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN
INTERNET DI INDONESIA

Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D.


Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (FIB USU)
Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI)

Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini, bersedia atau tidak, kita dihadapkan dengan loncatan
teknologi komunikasi atau teknologi informasi yang perkembangan dan fungsinya begitu dahsyat,
massif, mendunia, dan menjadi bahagian dari kehidupan sehari-hari. Teknologi komunikasi ini,
menurut penulis, perkembangannya melampaui unsur-unsur kebudayaan lain, seperti: agama atau
sistem religi, bahasa, seni, organisasi, pendidikan, maupun ekonomi. Teknologi komunikasi ini
mempengaruhi semua sistem sosial yang telah dibangun selama berabad-abad. Bahkan teknologi
komunikasi ini menjadi “kebutuhan baru” di samping kebutuhan primer seperti: makan, sandang, dan
papan. Orang di manapun merasa ada yang kurang dalam hidupnya jika tidak memiliki dan
menggunakan teknologi komunikasi, baik itu internet, telefon seluler, gadget, dan lain-lainnya.
Secara budaya, teknologi komunikasi ini memeberikan perubahan yang cukup berarti, di dalam
wujud kebudayaan, baik itu berupa gagasan atau ide, kegiatan manusia, dan benda-benda kebudayaan
yang mereka hasilkan. Ide-ide semacam demokrasi, ekonomi liberal atau neoliberal, kebebasan
berekspresi dan menyatakan pendapat, dengan muda masuk ke dalam pikiran semua orang di dunia
ini melalui teknologi komunikasi tersebut. Demikian pula dalam wujud kegiatan (aktivitas), setiap
manusia di dunia ini memiliki kegiatannya masing-masing, sesuai dengan ideologi, kehendak, dan
polarisasi di dalam hidupnya. Melalui teknologi komunikasi ini seseorang bisa saja bergaya busana ala
Perancis yang menjadi pusat gaya busana dunia. Demikian pula seseorang bisa bertindak dengan
respon yang cepat ketika terjadi pembantaian sekelompok manusia oleh sekelompok manusia lainnya.
Ia memiliki rasa simpati dan empati berdasarkan aspek universal kemanusiaannya. Atau dampak
negatifnya ia bisa saja ikut-ikutan membunuh manusia lain seperti yang dilihatnya di media massa
berdasarkan ide-ide tertentu. Demikian pula dalam wujud artefak, manusia di seluruh dunia kini selalu
memiliki trend budaya artefak yang sama. Dalam kasus Indonesia, artefak yang menjadi fokus
perhatian kini adalah batu akik dengan segala fenomena kultural, sosial, dan estetiknya. Di kalangan
pemusik misalnya terjadi trend penggunaan alat musik jimbe.
Memperhatikan perkembangan teknologi informasi seperti terurai di atas, maka salah satu
yang menjadi fokus perhatian penulis dalam makalah ini adalah teknologi internet dalam perspektif
ilmu-ilmu kebudayaan (antropologi, filsafat, bahasa, sastra, etnomusikologi, etnokoreologi,
komunikasi, dan sejenisnya). Setelah memaparkan perkembangan internet, kemudian melihat dampak
positif dan negatifnya, maka poin yang penting dan menjadi fokus perhatian penulis adalah
memberikan pemikiran dalam konteks meminimalisasi dampak-dampak negatif dari penggunaan
teknologi internet, terutama untuk lingkup Indonesia.

Internet
Dalam realitas kultural, internet merupakan sebuah hasil dari revolusi salah satu unsur
kebudayaan yang disebut dengan teknologi, teruma yang terjadi pada milenium (alaf) kedua, yaitu
abad 21 yang mengintegrasikan teknologi telekomunikasi dengan komputer. Perkembangan internet
ini, dalam sejarah peradaban manusia dimulai dari satu penelitian badan pertahanan Amerika Serikat,
yang kemudian berkembang menjadi satu mesin ekonomi global. Penemuan teknologi internet ini,
kemudian mengakibatkan perubahan kondisi sosial, budaya, dan ekonomi manusia di seluruh belahan
bumi ini. Berbagai pengaruh internet terhadap salah satu unsur budaya yaitu ekonomi, menyebabkan
internet menjadi perhatian oleh para akademisi di berbagai universitas di dunia. Dampak positif

1
internet di bidang ekonomi adalah dapat menurunkan biaya transaksi dan meminimalisasi
ketidakpastian dalam konteks distribusi barang dan jasa.
Sejarah tumbuhnya teknologi intenet di dunia ini, dimulai tahun 1969. Pada tahun tersebut,
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (United State Defense Advanced Research Projects Agency
(DARPA) melakukan penelitian bagaimana cara menghubungkan beberapa komputer, yang dapat
membentuk jaringan organik. Dalam konteks kebijakan departemen pertahanan ini, penelitian
tersebut dikenal dengan nama Arpanet. Setahun berikutnya, yaitu pada 1970, lebih dari 10 komputer
di Departemen Pertahanan Amerika Serikat ini dihubungkan, dampaknya antara komputer tersebut
bisa saling berkomunikasi dan membentuk jaringan yang online. Selepas itu, pada tahun 1973, jaringan
komputer Arpanet ini lebih jauh lagi dikembangkan ke luar Amerika Serikat, tepatnya di komputer
University College London di Inggris. Tahun 1973 ini juga, dua pakar komputer Inggris yakni Vinton Cerf
dan Bob Kahn mengajukan perluasan jaringan teknologi internet ke seluruh dunia, yang dipaparkannya
pertama kali di Universitas Sussex.
Sesudah itu tiga tahun berikutnya, tepatnya tanggal 26 Maret 1976, Ratu Inggris berhasil
mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Berikutnya tahun 1977,
sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di Arpanet membentuk satu network. Tahun 1979,
Tom Truscott, Steve Bellovin, dan Jim Ellis, membuat newsgroups perdananya yang mereka namakan
Usenet. Selepas itu, pada tahun 1981 France Telecom menciptakan telefon televisi pertama di dunia.
Melalui teknologi ini, orang bisa saling menelpon sekaligus berhubungan secara audiovisual dengan
video link.
Perkembangan teknologi dalam peradaban manusia berikutnya di dunia ini, adalah komputer
yang membentuk jaringan global semakin banyak, maka diperlukan sebuah protokol resmi yang diakui
oleh semua jaringan. Tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol (TCP) dan Internet Protokol
(IP). Di sisi lain, di Eropa muncul jaringan komputer tandingan TCP dan IP, yang lazim disebut Eunet.
Seterusnya, Eunet ini menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Eropa seperti: Belanda,
Inggris, Denmark, dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup Usenet.
Dalam rangka untuk menyeragamkan alamat (address) pada jaringan komputer di seluruh
dunia, maka pada tahun 1984, secara bersama digunakan sistem nama domain, yang kemudian dikenal
dengan DNS (Domain Name System). Pada saat itu, komputer yang tersambung melalui DNS tersebut
sudah lebih dari 1000. Berikutnya tahun 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan ini
melonjak lebih dari 10 kali, yaitu 10.000 lebih.
Selepas itu, tahun 1988, pakar jaringan komputer dari Finlandia yang bernama Jarko Oikarinen
memperkenalkan IRC (Internet Relay Chat). Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling
berhubungan di dunia ini, mencapai 10 kali lipat. Tahun ini sekitar 100.000 komputer membentuk satu
jaringan. Berikutnya, tahun 1990 terukir sejarah dalam konteks perkembangan jaringan komputer
dunia, yaitu Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara
satu komputer dengan komputer yang lainnya, dalam jaringan tersebut. Program inilah yang disebut
www (singkatan dari Worl Wide Web).
Memasuki dasawarsa 1990-an, tepatnya tahun 1992, komputer yang saling tersambung
membentuk jaringan di seluruh dunia, sudah melampaui sejuta komputer. Pada tahun ini juga muncul
istilah surfing the internet (“penjelejahan internet”). Kemudian pada tahun 1994, situs internet telah
tumbuh menjadi sekitar 3000 alamat laman. Masa ini juga untuk awal kalinya lahirlah virtual shopping
atau e-retail di internet. Sejak itu pula dunia maya berubah secara radikal. Tahun 1994 ini Yahoo!,
sebagai program jelajah internet didirikan, begitu pula saat ini lahir Netscape Navigator 1.0.
Seterusnya hingga 2015 ini dunia maya telah dibanjiri situs, blog, perangkat penjelajah, program-
program perangkat lunak untuk kompiter baik yang berbayar atau gratis. Demikian pula muncul
berbagai sistem untuk komputer-komputer di seluruh dunia seperti windows (xp, xp2, windows 7,
windows 8, windows 10). Demikian pula samsung sebagai penghasil ponsel semi komputer membuat
sistem android dengan berbagai kelebihan teknologisnya. Kini kita pun dibanjiri produk komputer,

2
laptop, notebook, telefon seluler multimedia, wifi, broadband,1 dan unsur-unsur sejenis yang
mendukung keberadaan teknologi internet dalam konteks komunikasi manusia di muka bumi ini.
Perkembangan internet ini, memiliki berbagai latar belakang berikut: (1) infrastruktur dan
lingkungan institusi, (2) pesamaan struktur modernisasi dan posindustrialisasi, (3) perdagangan dan
investasi asing, (4) pembangunan perkotaan, (5) eksistensi dunia industri. Latar belakang ekonomis
dan teknologis seperti itulah yang menyebabkan melesat majunya internet, yang terus saja
berkembang fungsinya di dunia ini. Termasuk di Indonesia.
Indonesia merupakan negarayang dapat disebut sebagai eksotik dalam memungsikan internet
di dalam kehidupan masyarakatnya. Realitas sosial yang terjadi adalah, kalau di negara lain
perkembangan internet dalam peradaban masyarakatnya didasari oleh penggunaannya secara
individu dan perusahaan-perusahaan, maka sebaliknya di Indonesia teknologi internet berkembang
melalui akses internet publik (sebagai contoh internet cafe atau warung internet). Dalam konteks
tersebut, di Indonesia penguasaan terhadap tekonologi internet dari akses publik seperti itu, dapat
dimaknai sebagai sebuah peluang usaha yang dapat dikembangkan, dalam ruang dan waktu tertentu.
Selanjutnya, secara umum akses internet publik yang eksis di Indonesia ini, dapat dibagi
menjadi tiga. Yang pertama adalah tele center, contohnya akses internet di perpustakaan, yang
biasanya disediakan secara gratis. Yang kedua, adalah warnet (akronim dari warung internet), yang
umumnya adalah berbayar, dan tergantung kepada lamanya waktu penggunaan internet. Yang ketiga,
adalah information access point (titik akses informasi) yaitu terminal untuk mengakses internet, yang
biasanya adalah untuk penggunaan waktu yang relatif singkat. Internet acces point ini, Biasa
disediakan di berbagai mal, bandara, dan ruang publik.
Ciri-ciri penggunaan internet di Indonesia ini antara lain adalah sebagai berikut. (i) Antara
warung intenet bergabung menjadi satu jaringan, tujuan utamanya adalah untuk menekan biaya
bandwith. (ii) Para pihak wiraswasta yang menekuni usaha warung internet di Indonesia, umumnya
berlatar pendidikan teknologi informasi, atau para praktisi yang mempunyai kemampuan teknologi
informasi, berdasarkan pengalaman atau pendidikan nonformal. (iii) Pengguna warung internet
mayoritas adalah generasi muda Indonesia. (iv) Lokus tumbuh dan berkembangnya warung internet di
Indonesia biasanya dekat dengan tempat diselenggarakannya pendidikan (formal dan nonformal) dan
tempat-tempat rekreasi (dalam konteks dunia kepariwisataan Indonesia).
Sebagai sebuah penemuan teknologi, maka berbagai kemudahan bisa didapatkan melalui
aplikasi internet. Dalam realitas sosial di Indonesia, internet difungsikan di berbagai bidang. (a)
Misalnya di dunia perbankan, digunakan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bersama yang dioperasikan
secara online. Demikian pula transaksi keuangan melalui teknologi internet; meminjam uang kredit;
membayar tagihan listrik dari PLN; dan lainnya. (b) Kemudian fungsi internet juga terjadi di dalam
pendidikan, seperti: melaksanakan proses belajar dan mengajar secara online, yang memudahkan
pendidik dan peserta didik; mencari materi pembelajaran (ilmu) mandiri secara online; mengetahui
perkembangan di seluruh pelosok dunia dengan mudah; mengembangkan kreativitas diri;

1
Teknologi broadband secara umum dapat didefinisikan sebagai jaringan atau servis internet yang memiliki
kecepatan transfer yang relatif tinggi, karena berdasar kepada lebar jalur data yang besar. Walaupun jalur data yang
disediakan untuk penggunanya sangat lebar. Teknologi broadband biasanya membagi jalur lebar tersebut dengan pengguna
sekitarnya. Jika tidak ada yang menggunakan, pengguna akan menggunakan sepenuhnya jalur lebar tersebut. Teknologi
broadband atau pita lebar merupakan salah satu teknologi media transminsi yang mendukung banyak frekuensi, mulai dari
frekuensi suara hingga video. Teknologi ini bisa membawa banyak sinyal dengan membagi kapasitasnya (yang sangat besar)
dalam beberapa kanal bandwidth. Setiap kanal beroperasi pada frekuensi yang spesifik. Secara sederhana, istilah teknologi
broadband digunakan untuk menggambarkan sebuah koneksi berkecepatan 500 Kbps atau lebih. Namun demikian, FCC
mendefenisikan broadband dengan kecepatan minimal 200 Kbps. Ada dua jenis jalur lebar yang umum, yaitu DSL dan kabel
modem, yang mampu mentransfer 512 Kbps atau lebih, kira-kira 9 kali lebih cepat dari modem yang menggunakan kabel
telepon standar. Saat ini, teknologi broadband wireless merupakan tujuan utama dari evolusi teknologi telekomunikasi. Apa
yang ditawarkan oleh layanan broadband adalah akses data multimedia berkecepatan tinggi berupa layanan gambar, audio,
dan video, termasuk video streaming, video downloading, video telephony, dan video messaging. Melalui perangkat yang
mendukung teknologi tersebut, pengguna juga bisa mengakses hiburan mobile TV dan mengunduh musik, serta melakukan
komunikasi real time menggunakan teknologi fixed mobile, seperti webcam melalui ponsel. Broadband adalah koneksi
kecepatan tinggi yang memungkinkan akses internet secara cepat dan selalu terkoneksi atau always on.

3
memperlihatkan karya pembelajaran kepada masyarakat luas; juga sarana publikasikan karya-karya
keilmuan seperti: rumus, teknologi aplikasi, seni (musik, tari, teater, sastra, rupa, media komunikasi)
melalui sarana internet seperti blog atau laman web. (d) Di bidang ekonomi fungsi-fungsi teknologi
internet di antaranya adalah sebagai berikut: meningkatkan penghasilan dan daya saing perusahaan
yang didukung oleh transaksi melalui internet; lebih mudah mempublikasikan produk-produk baru;
dan menghemat biaya.

Dampak Positif
Sebagaimana layaknya hasil tekonologi terkini dan tercanggih, maka internet dapat dipastikan
memiliki dampak positif dan negatif di dalam peradaban manusia, baik itu dalam skala individu,
keluarga, kelompok etnik, masyarakat, bangsa, atau seluruh manusia di dunia. Dampak ini merupakan
konsekuensi logis dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Menurut pendapat penulis, dampak-dampak positif dari dipergunakannya internet di dalam
kebudayaan manusia di dunia, termasuk di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Menambah ilmu pengetahuan manusia. Dengan digunakannya internet di dalam kehidupan
manusia sehari-hari, dampak positifnya adalah para pengguna internet, terutama yang selalu
mengembangkan ilmu pengetahuannya. Sebagaimana diketahui bahwa melalui ilmu pengetahuan
manusia akan menjadi tahu akan hal yang sebelumnya tidak tahu, ia akan menjadi bijaksana,
intelektualnya terasah, spiritualnya meningkat peringakt demi peringkat, dan seterusnya. Selain
belajar secara informal dalam sekolah-sekolah dan universitas, seseorang juga dapat belajar dari
internet ini. Dalam kata lain alam yang terkembang menjadi guru, maksudnya kini sudah meluas,
bukan hanya alam fisik dan supernatural saja, tetapi dunia maya juga adalah sarana pembelajaran
manusia. Di dalam dunia maya yang komunikasinya melalui teknologi internet, setiap orang dapat
belajar dari orang lain baik melalui laman, blog, komunikasi secara elektronik, dan sejenisnya,
yang akan dapat menjadikan dirinya lebih tahu dari sebelum belajar. Bahkan penerjemahan
antara bahasa-bahasa di dunia, kini semakin cepat saja, melalui berbagai perangkat p[enerjemah
di internet secara online, seperti misalnya google translation. Semua ilmu dapat dipelajari melalui
internet, apakah itu ilmu-ilmu eksakta, sosial, dan humaniora—bahkan kemungkinan besar akan
muncul lagi ilmu-ilmu pengetahuan yang baru sesuai dengan perkembangan zaman, yang
didukung oleh perkembangan teknologi informasi ini.
2. Mempermudah manusia berkomunikasi. Salah satu sarana komunikasi adalah bahasa yang
dilakukan dengan tumpuan secara verbal. Namun selain bahasa ada pula komunikasi yang
menggunakan unsur-unsur nonverbal seperti gerak isyarat, kedipan mata, mimik wajah, dan lain-
lainnya. Selaras dengan perkembangan teknologi, maka internet juga mempermudah orang
berkomunikasi. Pada saat sekarang ini antara manusia dengan manusia lainnya di dunia ini dapat
berkomunikasi melalui media internet. Berbagai bidang komunikasi di dalam internet di
antaranmya adalah surat elektronik atau lazim disebut e-mail. Demikian pula media-media
komunikasi sosial seperti facebook, twitter, instagram, semakin mempermudah orang
berkomunikasi. Selain itu media massa yang selama ini menggunakan kertas sebagai media
utama, terutama koran, majalah, buletin, kini juga ditayangkan melalui media internet secara
online. Bahkan internet pun pada masa sekarang ini telah dapat pula menyiarkan acara
sebagaimana halnya televisi. Transaksi seperti perbankan, tiket, penyewaan hotel, dan lain-
lainnya dapat dilakukan melalui internet. Kalau awalnya secara ilmu komunikasi antara
komunikator (sumber pesan) dengan komunikan (penerima pesan) sangat dibatasi oleh dimensi
ruang dan waktu, maka kini dimensi tersebut sudah bukan lagi menjadi pembatas utama berkat
adanya internet.
3. Efisiensi waktu untuk bekerja. Melalui teknologi internet ini, maka manusia menjadi efesien
penggunaan waktunya untuk bekerja. Kini manusia di seluruh dunia, untuk bekerja terutama
pekerjaan-pekerjaan kantor, dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Berkas atau data-data
tersebut dapat saja disimpan di komputer, flash disk, compact disk, atau bahkan drive di dunia
maya yang disediakan oleh berbagai penyedia penyimpan data di dunia maya. Data ini dapat

4
dilihat kapan saja dan di mana saja oleh para penggunanya. Dengan demikian, untuk menyimpan,
melihat, mengunggah, dan mengunduh data dapat dilakukan dengan mudah dan dampaknya
adalah efisiensi di dalam penggunaan waktu dan ruang untuk bekerja ini.
4. Media informasi semua hal. Internet menyediakan semua informasi yang dibutuhkan manusia di
seluruh dunia. Informasi ini mencakup aspek-aspek seperti: agama, teknologi, ilmu pengetahuan,
bahasa, pendidikan, ekonomi, dan seni. Yang jelas semua informasi sosial, budaya, alam dan
fenomenanya, bisa didapatkan dari internet ini. Dengan demikian, internet sebagai media
informasi ini akan sangat membantu manusia di manapun dalam mengisi kehidupannya, dalam
rangka menegakkan kebudayaan atau peradabannya.

Dampak Negatif
Selain dari dampak-dampak positif, teknologi internet juga mau atau tidak mau memiliki
dampak-dampak negatif. Berikut ini merupakan beberapa dampak negatif penggunaan internet.
1. Sebagai media yang efektif untuk menyebarkan pornografi. Sebagai media komunikasi, bias
dikatakan tidak salah jika internet dikaitkan dengan berbagaio aspek yang berkaitan dengan
pornografi. Tampilan audiovisualnya bisa berupa gambar (picture), video, maupun tulisan. Media
komunikasi yang disebut internet ini sangat memberikan peluang bagi seseorang untuk
mengunggah, mengunduh, melihat, dan memperdagangkan pornografi. Dalam realitasnya,
berbagai situs dan blog pornografi bermunculan, sejak awal munculnya internet. Para penikmat
pornografi ini bisa langsung mencari dan kemudian mengunduhnya, baik yang berbayar maupun
yang gratis. Bagi para pebisnis pornografi, dapat saja mengunggahnya dan kemudian setiap orang
yang mengunduh diminta untuk membayar sejumlah uang yang biasanya dilakukan transaksinya
secara online pula. Selanjunta adala pula chat rooms yang berisi fantasi seksual serta role playing
untuk orang dewasa pun semakin marak. Celakanya, karena tidak terbatas aksesnya, situs-situs
pornografi ini, mungkin saja dibuka dan ditonton oleh anak-anak yang belum dewasa. Dampaknya
tentu saja sangat dahsyat bagi pembentukan karakter anak tersebut seiring berjalannya waktu.
2. Menjadi media yang membuat orang kecanduan berhubungan sosial melalui dunia maya.
Sebagaimana sifat dasar manusia adalah berhubungan sosial dengan sesamanya, maka dunia
internet juga menyediakan media sosial untuk saling berkenalan, bertukar pikiran, berbual secara
online. Memang ada juga sisi positifnya, yaitu seseorang itu akan memiliki banyak teman di dunia
maya. Namun selain positif negatifnya juga muncul, yaitu ketika seseorang secara berlebihan
untuk menjalin hubungan sosial di dunia maya, maka akan menimbulkan kecanduannya, yang
mengakibatkan ia abai dengan dunia nyatanya sehari-hari. Hubungan di dunia maya internet ini
biasanya berawal dari apa yang disebut dengan chat. Melalui chat, seseorang akan merasakan
kecocokan, sehingga memutuskan untuk menuangkan perhatian berlebih pada rekan chatnya.
Dampak akhirnya ia akan melupakan dunia nyata gara-gara kecanduan chat.
3. Menjadi sarana perjudian online. Dalam konteks dunia virtual, perjudian melalui teknologi internet
ini dikenal dengan istilah net gaming. Proses yang bisa berlangsung terus-menerus ini akan
mengakibatkan seseorang menjadi kecanduan judi online, yang prosesnya lebih mudah, waktunya
kapan saja, dan tersembunyi, relatif sulit dipantau oleh polisi. Akibatnya akan mengganggu
pekerjaan dan mengakibatkan kerugian, yang tentu saja membuat orang bersangkutan terlilit
pada cengkeraman hutang.
4. Media yang dapat membuat seseorang kecanduan pada permainan pada komputer, dan akhirnya
tidak produktif dalam bekerja. Fakta sosiologis menunjukkan bahwa beberapa organisasi yang
berkaitan dengan pekerjaan manusia, mengalami dampak negatif akibat kecanduan games offline,
seperti tetris dan solitaire yang terkenal pada era 1980-an, yang sudah diinstal dalam perangkat
tiap komputer, yang juga dapat diinstal melalui internet.
5. Menjadi media untuk mengeksploitasi kekejaman dan kesadisan. Kekompleksan informasi di
internet membuat beberapa situs menampilkan segala bentuk kekejaman dan kesadisan untuk
berbagai tujuan yang megetepikan nilai-nilai humanisme universal. Ada pula motif yang

5
mengeksploitasi yang tabu memang menjadi salah satu cara yang bisa menaikkan pamor situs
tersebut.
7. Dapat menjadi media penipuan. Walaupun penipuan tidak hanya terjadi melalui media internet,
namun dapat dipastikan bahwa media ini juga efektif untuk tujuan tersebut bagi para penipu.
Internet memiliki berbagai keunggulan sebagai media untuk menipu, seperti dapat dilakukan lebih
massif, cenderung lebih sulit dilacak, dan lebih tersembunyi. Kejahatan di dunia internet (cyber
crime) ini, semakin hari semakin canggih bentuk dan sasarannya. Penipuan tersebut bias berlaku
untuk motif-motif ekonomi, perdagangan manusia, peredaran narkoba, dan lain-lainnya.
8. Media untuk melakukan penculikan. Seperti kita ketahui belekangan ini, banyak kasus pelaporan
orang tua yang menyatakan bahwa anaknya diculik oleh seseorang yang dikenal melalui jejaring
sosial. Biasanya para pelaku kejahatan penculikan tersebut, meminta sejumlah uang tebusan, agar
anak yang diculik dilepaskan. Internet memang mampu menghadirkan kerugian yang tidak
terduga, seperti penculikan tersebut. Untuk mengantisipasi hal ini, usahakan agar tidak
mempercayai seseorang yang dikenal lewat dunia maya ini. Banyak lagi dampak-dampak negatif
lainnya yang dapat ditimbulkan oleh media internet ini.

Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif Penggunaan Internet dalam Perspektif Ilmu Budaya
Dalam rangka meminimalisasi dampak-dampak negative dari penggunaan internet tersebut,
maka penulis memberikan beberapa pemikiran. Salah satunya, adalah mengacu kpeada teori
fungsionalisme dalam ilmu antropologi. Apada prinsipnya apapun yang dilakukan dan diciptakan oleh
manusia di dunia ini pada dasarnya adalah untuk memenuhi keinginan manusia akan semua hal, baik
itu kebutuhan material mapun spiritual. Demikian pula penemuan internet adalah untuk memenuhi
salah satu kebutuhan manusia akan komunikasi dan informasi di antara mereka.
Teori fungsionalisme dalam ilmu antropologi mulai dikembangkan oleh seorang pakar yang
sangat penting dalam sejarah teori antropologi, yaitu Bronislaw Malinowski (1884-1942). Ia lahir di
Cracow, Polandia, sebagai putera keluarga bangsawan Polandia. Ayahnya adalah gurubesar dalam Ilmu
Sastra Slavik. Jadi tidak mengherankan apabila Malinowski memproleh pendidikan yang kelak
memberikannnya suatu karier akademik juga. Tahun 1908 ia lulus Fakultas Ilmu Pasti dan Alam dri
Universitas Cracow. Yang menarik, selama studinya ia gemar membaca buku mengenai folkor dan
dongeng-dongeng rakyat, sehingga ia menjadi tertarik kepada ilmu psikologi. Ia kemudian belajar
psikologi kepada Profesor W. Wundt, di Leipzig, Jerman (Koentjaraningrat, 1987:160).
Dia kemudian mengembangkan suatu kerangka teori baru untuk menganalisis fungsi
kebudayaan manusia, yang disebutnya dengan teori fungsionalisme kebudayaan, atau a functional
theory of culture. Ia kemudian mengambil keputusan untuk menetap di Amerika Serikat, ketika ia
menjadi guru besar Antropologi di University Yale tahun 1942. Sayangnya tahun itu ia juga meninggal
dunia. Buku mengenai fungsional yang baru yang telah ditulisnya, diredaksi oleh muridnya H. Crains
dan menerbitkannya dua tahun selepas itu (Malinowski, 1944).
Selanjutnya Malinowski (T.O. Ihromi 2006), mengajukan sebuah orientasi teori yang
dinamakan fungsionalisme, yang beranggapan atau berasumsi bahwa semua unsur kebudayaan
bermanfaat bagi masyarakat di mana unsur itu terdapat. Dengan kata lain, pandangan fungsionalisme
terhadap kebudayaan mempertahankan bahwa setiap pola kelakuan yang sudah menjadi kebiasaan,
setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan bagian dari kebudayaan dalam suatu masyarakat,
memenuhi beberapa fungsi mendasar dalam kebudayaan yang bersangkutan. Menurut Malinowski,
fungsi dari satu unsur budaya adalah kemampuannya untuk memenuhi beberapa kebutuhan dasar
atau beberapa kebutuhan yang timbul dari kebutuhan dasar yaitu kebutuhan sekunder dari para
warga suatu masyarakat. Kebutuhan pokok adalah seperti makanan, reproduksi (melahirkan
keturunan), merasa enak badan (bodily comfort), keamanan, kesantaian, gerak dan pertumbuhan.
Beberapa aspek dari kebudayaan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar itu. Dalam pemenuhan
kebutuhan dasar itu, muncul kebutuhan jenis kedua (derived needs), kebutuhan sekunder yang harus
juga dipenuhi oleh kebudayaan.

6
Ahli teori fungsionalisme dalam disiplin antropologi lainnya, Radcliffe-Brown mengemukakan
bahwa fungsi sangat berkait erat dengan struktur sosial masyarakatnya. Bahwa struktur sosial itu
hidup terus, sedangkan individu-individu dapat berganti setiap waktu.

By the definition here offered ‘function’ is the contribution which a partial


activity makes of the total activity of which it is a part. The function of a perticular social
usage is the contribution of it makes to the total social life as the functioning of the total
social system. Such a view implies that a social system ... has a certain kind of unity,
which we may speak of as a functional unity. We may define it as a condition in which
all parts of the social system work together with a sufficient degree of harmony or
internal consistency, i.e., without producing persistent conflicts can neither be resolved
not regulated (1952:181).

Dengan demikian, Radcliffe-Brown yang melihat fungsi ini dari sudut sumbangannya dalam
suatu masyarakat, mengemukakan bahwa fungsi adalah sumbangan satu bagian aktivitas kepada
keseluruhan aktivitas di dalam sistem sosial masyarakatnya. Tujuan fungsi adalah untuk mencapai
tingkat harmoni atau konsistensi internal, seperti yang diuraikan Radcliffe-Brown berikut ini.
Dengan mengacu kepada teori fungsi tersebut di atas, sudah sewajarnya dalam menggunakan
internet, penting dilakukan pengarahan ke arah sosial dan kultural yang tepat, untuk meminimalisasi
dampak negatifnya. Tujuan dari keseluruhannya adalah untuk mencapai konsistensi internal yang
dampaknya akan memberikan harmonisasi.
Upaya-upaya sosiokultural dalam mengantisipasi dampak-dampak negatif dari penggunaan
internet ini, menurut penulis antara lain adalah sebagai berikut.
1. Perlunya campur tangan negara dalam penggunaan internet. Misalnya pemblokiran situs-situs yang
isisinya adalah pornografi, pornoaksi, kekejaman, penipuan, bahkan yang merongrong kedaulatan
serta integrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Perlunya dibuat undang-undang mengenai kejahatan melalui dunia maya ini, dan disosialisasikan
kepada segenap warga masyarakat Indonesia.
3. Penting untuk menyadarkan dan menyegarkan kembali akan gagasan kebangsaan yaitu ideologi
Pancasila yang diterapkan dan dihayati segenap warga negara Indonesia, termasuk dalam konteks
penggunaan media internet ini.
4. Kearifan-kearifan lokal yang berbasis kepada kebudayaan etnik di seluruh Indonesia, perlu
diikutsertakan nilai-nilainya dalam mengelola internet, termasuk dalam rangka pembuatan berbagai
perangkat lunak dan teknologi internet.
5. Proses belajar dan mengajar yang berbasis kepada kurikulum nasional dalam rangka pendidikan di
Indonesia, selain menggunakan buku ajar bisa juga menggunakan bahan ajar yang disediakan
melalui internet, dengan biaya yang jauh lebih murah dan dapat dijangkau dalam ruang dan waktu
yang tidak terbatas.
6. Perlu diciptakan kesadaran teknologi yang berbasis moral dan budaya bagi segenap bangsa
Indonesia. Bagaimanapun hebatnya penguasaan teknologi tanpa adanya basis kebudayaan ini, yang
terjadi adalah kerusakan dunia maya.
7. Penting untuk memberikan legitimasi secara yuridis terhadap semua karya cipta anak bangsa di
bidang teknologi internet atau karya-karya yang menggunakan internet sebagai media, dan setiap
pencipta karya tersebut diberikan hak-haknya sebagai bahagian dari hak kekayaaan atas
intelektualnya.

7
BIBLIOGRAFI

a. Buku

Muhammad Takari, 2009. Fungsi dan Bentuk Komunikasi dalam Musik dan Tari Melayu di Sumatera
Utara. Kuala Lumpur: Disertasi pada Departemen Pengkajian Media Universiti Malaya, yang
tidak dipublikasikan.

Muhammad Takari et al., 2008. Masyarakat Kesenian di Indonesia. Medan: Studia Kultura.

Radcliffe-Brown, A.R., 1952., Structure and Function in Primitive Society. Glencoe: Free Press.

Sasa Djuarsa Sendjaja, 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

b. Internet

Bima Nur Syah Putra, “Perkembangan Teknologi Informasi dan Komputer di Era Globalisasi” dalam
http://bimanursyahputra11.blogspot.co.id/2013/10/perkembangan-teknologi-informasi-
dan.html.

http://hamam21.blogspot.co.id/2009/03/apa-itu-broadband.html

https://azimahnn.wordpress.com/makalah-perkembangan-internet-di-indonesia/

MENGENAI PENULIS

Muhammad Takari, Drs., M.Hum., Ph.D. adalah dosen Etnomusikologi


Fakultas Sastra USU, lahir pada tanggal 21 Disember 1965 di Labuhanbatu.
Menamatkan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah
Menengah Atas di Labuhanbatu. Tahun 1990 menamatkan studi sarjana
seninya di Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra Universitas Sumatera
Utara. Selanjutnya tahun 1998 menamatkan studi magister humaniora pada
Program Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta. Tahun 2009 menyelesaikan studi S-3 Pengajian Media (Komunikasi) di
Universiti Malaya, Malaysia. Aktif sebagai dosen, peneliti, penulis di berbagai media dan
jurnal dalam dan luar negeri. Juga sebagai seniman khususnya musik Sumatera Utara, dalam
rangka kunjungan budaya dan seni ke luar negeri. Kini juga sebagai Ketua Prodi
Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Berliau juga adalah Ketua
Departemen Adat, Seni, dan Budaya dalam organisasi Pengurus besar Majelis Adat Budaya
melayu Indonesia (PB MABMI). Kantor: Jalan Universitas No. 19 Medan, 20155, telefon/fax.:
(061)8215956. Alamat rumah: Jalan Amal Luhur No. 4, Helvetia, Medan; e-mail:
mtakari@yahoo.com.

8
9
10
11
dari: bbppki.medan@mail.kominfo.go.id
ke: m.takari.usu.ac.id; mtakari@yahoo.com

Sept 15 pada 3:38 PM

Undangan Sebagai Narasumber (Budayawan) Focus Group Discussion

Kepada Yth,
Bapak Muhammad Takari

Terlampir kami kirimkan undangan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema " Dampak Sosial Ekonomi
Pengembangan Broadband di Indonesia",
yang dialaksanakan pada:
Hari : Kamis, 17 September 2015
Waktu : 08.00 WIB s.d. selesai
Tempat : Aula Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Medan
Jl. Tombak Nomor 31 Medan ( dekat jalan tuasan )

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan terimakasih.

12

Anda mungkin juga menyukai