Anda di halaman 1dari 16

COMPUTER ETICS

Disusun oleh :

Merisa

1100031695

07 PFT

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

BINUS UNIVERSITY
Jakarta 2010
BAB 1

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mutakhir dewasa ini memungkinkan


masyarakat dunia hidup dalam era informasi global. Proses komunikasi dan penyebaran
informasi yang dipercepat menjadi ciri masyarakat baru ini, menyebabkan keberadaaan teknologi
komunikasi dan informasi menjadi bersifat mutlak.
Perkembangan perangkat keras, perangkat lunak dan telekomunikasi berlangsung
demikian pesat. Perkembangan pesat yang terjadi saat ini pun tak pernah dibayangkan
sebelumnya. Perkembangan teknologi informasi ini juga membawa pengaruh luar biasa pada
kehidupan dan cara pandang manusia terhadap teknologi. Sekarang dan di masa yang akan
datang, komputer, telepon seluler, dan produk elektronik lainnya menjelma menjadi alat
pendukung kerja yang utama dan telah mengubah cara pandang perilaku manusia dalam
kehidupan sehari-hari maupun mengubah mekanisme kerja sebuah perusahaan,menjadi sebuah
fenomena yang mengubah cara bekerja.
Kemampuan komputasi yang berlipat ganda dengan fitur-fitur teknologi menghadirkan
berbagai peluang, memberikan berbagai kemudahan berkomunikasi, serta memberikan pilihan-
pilihan yang tidak tersedia sebelumnya, untuk bekerja di mana saja dan kapan saja. Hambatan
fisik yang sebelumnya mengharuskan bekerja pada lokasi tertentu untuk menyelesaikan tugas-
tugasnya mulai digantikan secara spontan oleh facsimile, ponsel, komputer, akses kecepatan
internet, serta perangkat lunak canggih kolaborasi.
Dalam kemajuan dunia berbasis pengetahuan, hitech dan hi-speed ini, bekerja secara
visual menjadi sebuah tren yang tumbuh dengan cepat. Sebagai contoh hadirnya teknologi Wi-Fi
memberikan kebebasan kepada pemakainya untuk mengakses internet atau mentransfer data dari
ruang meeting, kamar hotel, kampus atau café-café yang bertanda “Wi-Fi Hot Spot”.
Sejak pertama kali internet ditemukan, teknologi ini memang ditujukan untuk mengubah
bagaimana kita bekerja dan menjalani hidup. Pada perkembangannya, internet tidak hanya
digunakan untuk sekadar bertukar e-mail dan browsing. Banyak aplikasi dikembangkan untuk
dapat berjalan di atas Internet Protocol sehingga bisnis dapat berjalan lebih produktif.
Berbagai koneksi akses internet sudah tersedia di kota metropolitan. Mulai dari rumah,
pusat pertokoan, restoran dan kafe, gedung perkantoran sampai bandara. Mulai dari dial-up,
kabel, ADSL dan hotspot yang semakin banyak dan mudah ditemui. Komunikasi dapat
dijalankan setiap waktu dan di mana pun, komunikasi suara kini tidak hanya dijalankan melalui
telepon tradisional, tetapi melalui jalur data. Jika diperlukan komunikasi secara bertatap muka,
Internet protocol sudah dapat mendukung komunikasi video. Bahkan rapat perusahaan atau
pertemuan juga dapat dilakukan secara jarak jauh, misalnya melalui conference call multy party,
mengoptimalkan pertemuan virtual memang sangat efisien, menghemat waktu, biaya dan tenaga.
Proses pertukaran informasi juga dapat dijalankan secara lebih cepat. Data dengan mudah
dapat diambil dari sumber data, sesuai dengan kapasitas otoritasnya, melalui internet. Suatu
aplikasi kolaborasi memungkinkan lebih suatu pekerjaan langsung diedit dan direvisi lebih dari
satu pegawai. Semuanya itu berjalan di atas internet tanpa dibatasi oleh jarak yang memisahkan.
Penggunaan Teknologi Informasi dan internet terus meningkat, saat ini sudah 149 juta
orang di seluruh dunia yang menggunakan fasilitas internet dan diperkirakan pertumbuhan
internet mencapai 12% per bulan. Umumnya orang dewasa menggunakan internet sebagai bagian
dari pekerjaan dan untuk mendapatkan informasi, sedangkan anak-anak mengakses internet
untuk kebutuhan hiburan, seperti game, music, dan berkenalan dengan orang lain melalui jejaring
sosial yang sedang trend sekarang ini.
Dengan banyaknya pengguna internet ini, maka dapat dipastikan selalu ada sisi positif
dan negatifnya. Cyberbullying (pelecehan atau perilaku mengganggu di dunia cyber) adalah
salah satu dampak negative yang sering terjadi dan dari perilaku ini disurvei telah banyak
mengganggu mental anak-anak remaja. Maka dari itu, kita harus belajar bagaimana untuk
mempunyai etika yang baik dalam berkomputer.

Kata kunci:
 Perkembangan teknologi informasi
 Internet
 Cyberbullying
BAB 2

ISI/INTI MAKALAH

2.1 Definisi Computer Etics


Computer Etics atau Etika Komputer adalah seperangkat asas atau nilai yang berkenaan
dengan penggunaan komputer. Etika komputer berasal dari 2 kata, yaitu etika dan komputer.
Etika (bahasa Yunani: ethos) adalah adat istiadat atau kebiasaan yang baik dalam individu,
kelompok maupun masyarakat.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988) merumuskan pengertian etika dalam 3 arti:
 Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
 Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
 Nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat.

Sedangkan menurut Fagothey, etika adalah studi tentang kehendak manusia, yaitu
kehendak yang berhubungan dengan keputusan yang benar dan yang salah dalam tindak
perbuatannya.
Komputer (bahasa Inggris: to compute) merupakan alat yang digunakan untuk
menghitung dan mengolah data.
Etika komputer juga dapat didefinisikan sebagai analisis mengenai sifat dan dampak
sosial teknologi komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan
teknologi tersebut secara etis.
Bynum menetapkan tiga tingkat etika komputer: pop, para, dan teoretis. Etika komputer
pop (pop computer ethics) hanyalah eksposus ke berbagai cerita dan laporan yang dapat
ditemukan dalam media yang popular, mengenai sisi baik dan buruk teknologi komputer.
Masyarakat secara umum harus menyadari hal seperti virus komputer dan sistem komputer yang
didesain untuk membantu penyandang cacat.
Etika komputer para (para computer ethics) melibatkan perhatiann sesungguhnya pada
berbagai kasus etika komputer dan pemerolehan tingkat tertentu beberapa keahlian dan
pengetahuan di bidang tersebut. Semua ahli sistem harus mencapai tingkat kompetensi ini agar
mereka dapat melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Tingkat yang ketiga, etika komputer teoretis (theoretical computer ethics) adalah topik
yang menarik banyak peneliti multidisiplin yang menerapkan teori filosofi, sosiologi, dan
psikologi ke ilmu komputer dengan tujuan membawa pemahaman baru dalam bidang tersebut.

2.2 Sejarah dan Perkembangan Computer Etics

 Era 1940 – 1950


Terdapat 2 peristiwa penting pada tahun 1940-an yaitu Perang Dunia II dan lahirnya
teknologi komputer. Selama Perang Dunia II, Profesor Norbert Wiener mengembangkan
sebuah meriam antipesawat yang mampu melumpuhkan setiap pesawat tempur yang
melintas di sekitarnya.
Pengembangan senjata tersebut memicu Wiener untuk memperhatikan aspek lain selain
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu etika. Dalam penelitiannya, Wiener
meramalkan terjadinya revolusi sosial dari perkembangan teknologi informasi yang
dituangkan dalam sebuah buku berjudul Cybernetics: Control and Communication in the
Animal and Machine.
Penelitian Wiener masih terus berlanjut hingga tahun 1950-an. Meskipun Wiener tidak
pernah menggunakan istilah etika komputer dalam setiap bukunya, konsep pemikirannya
telah menghasilkan fondasi yang kuat dalam perkembangan etika komputer di masa
mendatang.

 Era 1960
Meningkatnya jumlah penggunaan komputer pada era tersebut membuat Donn Parker
dari SRI International Menlo Park California melakukan berbagai penelitian terhadap
penggunaan komputer secara ilegal. Menurut Parker, kejahatan komputer terjadi karena
kebanyakan orang mengabaikan etika dalam penggunaan komputer. Pemikiran Parker
menjadi pelopor kode etik profesi di bidang komputer (Kode Etik Profesional).

 Era 1970
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence memicu perkembangan program-program
komputer yang memungkinkan manusia berinteraksi secara langsung dengan komputer,
salah satunya adalah ELIZA.
Program psikoterapi Rogerian ini diciptakan oleh Joseph Weizenbaum dan mengundang
banyak kontroversi karena Weizenbaum telah melakukan komputerisasi psikoterapi dalam
bidang kedokteran. Istilah etika komputer kemudian digunakan oleh Walter Maner untuk
menanggapi permasalahan yang ditimbulkan oleh pemakaian komputer pada waktu itu.

 Era 1980
Pertengahan 80-an James Moor dari Dartmounth college membuat artikel menarik yang
berjudul What is Computer Ethics?. Sedangkan Deborah Johnson dari Rensseler
Polytechinal Institute menerbitkan buku teks pertama yang digunakan lebih dari satu dekade
dengan judul Computer Ethics.

 Era 1990 sampai saat ini


Penelitian dan pelatihan etika komputer berkembang pesat mulai tahun 1990 hingga saat ini.
Berbagai konferensi, riset, jurnal, artikel dan buku mengenai etika komputer terus
berkembang sehingga masyarakat dunia menyadari pentingnya etika dalam penggunaan
komputer. Etika komputer juga menjadi dasar lahirnya peraturan atau undang-
undang mengenai kejahatan komputer.

2.3 The Ten Commandment of Computer Etics


Ketika komputer pertama kali mulai digunakan dalam masyarakat luas, tidak adanya
standar etika tentang penggunaan komputer. Namun, karena penggunaan komputer yang semakin
luas dalam segi kehidupan manusia, diskusi tentang computer etics pun menghasilkan beberapa
jenis konsensus. Saat ini banyak aturan yang telah dirumuskan sebagai hukum, baik nasional
maupun internasional.
Berikut sepuluh etika komputer yang sudah ditetapkan oleh Computer Ethics Institude:
1) Jangan menggunakan komputer untuk merugikan orang lain
Dalam menggunakan komputer, kita tidak boleh merugikan orang lain. Misalnya,
menggunakan komputer untuk membobol bank, menggunakan komputer untuk membuat
virus, menggunakan komputer untuk merusak sistem keamanan seseorang.
2) Jangan melanggar atau mengganggu hak atau karya komputer orang lain
Bagi pengguna komputer, diharapkan jangan mengganggu dan menggunakan komputer
untuk mengganggu hak orang lain, seperti melakukan pembajakan terhadap karya orang
lian, menginstal sebuah program legal secara ilegal.
3) Jangan memata-matai file-file yang bukan haknya
Memata-matai, mengintai dan mengambil data milik orang lain yang bukan haknya,
sebaiknya hal tersebut tidak dilakukan oleh pengguna komputer karena sangat merugikan
orang lain dan kegiatan ini biasa dilakukan Cracker dan Hacker yang tidak bertanggung
jawab.
4) Jangan menggunakan komputer untuk mencuri
Ini biasa digunakan oleh perampok-perampok dan pencuri yang biasa menggunakan
komputer untuk membobol sistem keamanan sebuah bank, dan digunakan oleh para
teroris untuk mencari dana dengan membobol identitas pribadi targetnya.
5) Jangan menggunakan komputer untuk memberikan kesaksian palsu
Menggunakan komputer untuk menyebarkan berita-berita palsu dan berkebalikan dengan
fakta, serta mengumbar informasi tentang seseorang yang semuanya berupa kebohongan,
dan cenderung kepada pelanggaran hukum yaitu merusak nama baik seseorang.
6) Jangan menduplikasi atau menggunakan software yang belum dibayar
Software merupakan produk intelektual. Oleh karena itu, menduplikasi software secara
ilegal sama buruknya dengan menfotokopi buku yang mempunyai hak cipta. Ini biasa
dilakukan masyarakat awam yang biasanya dengan tampang tidak berdosa menduplikasi
software atau data seseorang tanpa mencantumkan sumber yang diambil.
7) Jangan menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa sepengetahuan yang
bersangkutan
Sistem multiuser menggunakan user id dan password untuk melindungi informasi
bypass. Sebaiknya kita tidak mencoba untuk mem-bypass otorisasi ini. Hacking adalah
sebuah sistem untuk memasuki otorisasi secara tidak etis. Apabila kita ingin membuka
komputer orang lain, kita diharapkan meminta izin pada empunya terlebih dahulu.
8) Jangan mencuri kekayaan intelektual orang lain
Sebagai contoh, program yang kita rancang untuk proyek-proyek yang ditugaskan adalah
hasil intelektual kita sendiri. Menyalin tanpa otorisasi yang tepat adalah pembajakan
software dan tidak etis. Ini seperti menduplikatkan sebuah software lalu
memperbanyaknya dan kemudian dikomersilkan.
9) Pertimbangkan konsekuensi dari program yang dibuat atau sistem komputer yang
dirancang
Kita harus berpikir tentang isu-isu komputer dalam kerangka sosial yang lebih umum.
Dapatkah program yang kita rancang akan digunakan dengan cara yang berbahaya bagi
masyarakat luas? Sebagai contoh, jika bekerja sebagai animator, dan memproduksi film
animasi untuk anak-anak, kita bertanggung jawab atas isinya. Apakah animasi termasuk
adegan yang dapat berbahaya bagi anak-anak? Di Amerika Serikat, Communications
Decency Act merupakan upaya anggota parlemen untuk melarang jenis konten tertentu
dari situs-situs internet untuk melindungi anak muda dari hal-hal yang berbahaya.
Dalam membuat sebuah program, hendaknya kita menilai sisi positif dan negatifnya,
apabila program yang kita buat lebih banyak dampak buruknya, lebih baik kita
menghentikan membuat program itu.
10) Selalu mempertimbangkan dan menaruh hormat terhadap sesama saat menggunakan
komputer
Sama seperti bus umum atau bank, orang yang menggunakan sistem komunikasi
komputer mungkin menemukan dirinya dalam situasi dimana ada beberapa bentuk
antrian dan kita harus menunggu giliran kita dan secara umum akan bagus untuk orang
lain di sekitar. Fakta bahwa kita tidak dapat melihat orang yang berinteraksi dengan kita,
bukan berarti kita dapat bersikap kasar kepada mereka.

2.4 Contoh Topik dalam Computer Etics


2.4.1 Kejahatan Komputer
Kejahatan komputer atau computer crime adalah kejahatan yang ditimbulkan
karena penggunaan komputer secara ilegal. Kejahatan komputer terus berkembang
seiring dengan kemajuan teknologi komputer saat ini. Beberapa jenis kejahatan komputer
meliputi Denial of Services (melumpuhkan layanan sebuah sistem komputer),
penyebaran virus, spam, carding (pencurian melalui internet) dan lain-lain.

2.4.2 Netiket
Internet merupakan aspek penting dalam perkembangan teknologi komputer.
Internet merupakan sebuah jaringan yang menghubungkan komputer di dunia sehingga
komputer dapat mengakses satu sama lain. Internet menjadi peluang baru dalam
perkembangan bisnis, pendidikan, kesehatan, layanan pemerintah dan bidang-bidang
lainnya. Melalui internet, interaksi manusia dapat dilakukan tanpa harus bertatap muka.
Tingginya tingkat pemakaian internet di dunia melahirkan sebuah aturan baru di bidang
internet yaitu netiket. Netiket merupakan sebuah etika acuan dalam berkomunikasi
menggunakan internet. Standar netiket ditetapkan oleh IETF (The Internet Engineering
Task Force), sebuah komunitas internasional yang terdiri dari operator, perancang
jaringan dan peneliti yang terkait dengan pengoperasian internet.

2.4.3 E-commerce
Berkembangnya penggunaan internet di dunia berpengaruh terhadap
kondisi ekonomi dan perdagangan negara. Melalui internet, transaksi perdagangan dapat
dilakukan dengan cepat dan efisien. Akan tetapi, perdagangan melalui internet atau yang
lebih dikenal dengan e-commerce ini menghasilkan permasalahan baru seperti
perlindungan konsumen, permasalahan kontrak transaksi, masalah pajak dan kasus-kasus
pemalsuan tanda tangan digital. Untuk menangani permasalahan tersebut, para penjual
dan pembeli menggunakan Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996 sebagai
acuan dalam melakukan transaksi lewat internet.

2.4.4 Pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)


Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh internet menyebabkan terjadinya
pelanggaran HAKI seperti pembajakan program komputer, penjualan program ilegal dan
pengunduhan ilegal.
2.4.5 Tanggung Jawab Profesi
Berkembangnya teknologi komputer telah membuka lapangan kerja baru seperti
programmer, teknisi mesin komputer, desainer grafis dan lain-lain. Para pekerja memiliki
interaksi yang sangat tinggi dengan komputer sehingga diperlukan pemahaman
mendalam mengenai etika komputer dan tanggung jawab profesi yang berlaku.

2.5 Computer Etics di Indonesia


Indonesia merupakan salah satu negara pengguna komputer terbesar di dunia sehingga
penerapan etika komputer dalam masyarakat sangat dibutuhkan. Indonesia menggunakan dasar
pemikiran yang sama dengan negara-negara lain sesuai dengan sejarah etika komputer yang ada.
Pengenalan teknologi komputer menjadi kurikulum wajib di sekolah-sekolah, mulai dari Sekolah
Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA sederajat).
Pelajar, mahasiswa dan karyawan dituntut untuk bisa mengoperasikan program-program
komputer dasar seperti Microsoft Office. Tingginya penggunaan komputer di Indonesia memicu
pelanggaran-pelanggaran dalam penggunaan internet.

Beberapa catatan pelanggaran etika komputer di Indonesia:


 CD bajakan dijual bebas di mana-mana, sejak 1990-an.
 Carding mulai marak bertaburan di Yogyakarta, 2000.
 Plesetan nama domain klick BCA online, 2001.
 Website Mentawai dihack orang, 2005.
 Website BNI 46 dideface.
 Website BI dihack (2005).
 Website PKS dan Golkar diusili, 2005 pada Pilkada.
 Website Harian Bisnis Indonesia dihack, 2005, saat puasa.
 Cyber terorism mulai melanda di Indonesia, 2005, contohnya :
o DR. Azahari. Cyber psycho, 2005.
o Kerajaan Tuhan Lia Eden.
o Beredar foto syur mirip artis Mayang Sari dan mirip Bambang Tri, 2005,
o Beredar foto syur mirip artis Nia Ramadhan, 2006.
o Beredar foto jenaka SBY dan Roy Suryo hasil croping di internet.
o Tahun 2006 adanya isu kenaikan TDL.
o adanya isu PNS.
o website TV7 (2006).
o Judi pun memasuki dunia maya, mulai marak tahun 2006.

Banyak perusahaan yang mempunyai masalah dengan keamanan komputer. Hal tersebut
disebabkan oleh:
 Kesadaran end user akan keamaan komputer yang masih rendah.
 End user masih banyak yang dumb.
 Bagaimana membujuk manajemen perusahaan untuk investasi di bidang keamanan
komputer (budget vs cost).
Banyak alasan mengapa kejahatan IT semakin cenderung meningkat, beberapa
diantaranya karena:
 Penggunaan aplikasi bisnis yang berbasis komputer dan internet sedang meningkat.
 Trend e-commerce sedang booming.
 Personal user semakin cinta dengan internet.
 User sudah mengenal teknologi (tidak lagi dumb).
 Langkanya SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal.
 Transisi dari single vendor ke multi vendor.
 Kemudahan mencari software.
 Kemudahan mencari tempat belajar (digital imaging, programming, dll).
 Penjahat selalu 1 langkah lebih maju bila dibandingkan dengan polisi.
 Cyberlaw belum jelas.

Akibat dari ketiadan pengaturan tersebut, terjadi berbagai kasus yang merugikan seperti:
 Penyalahgunaan oleh perusahaan terhadap data dan informasi pelanggan yang diserahkan
sebagai persyaratan transaksi bisnis;

 Terjadinya kasus kartu tanda penduduk yang berlainan dengan data dan informasi dari
yang sebenarnya.

 Terjadinya kejahatan yang bermula dari pencarian data dan informasi seseorang.
 Penghilangan identitas atas data dan informasi dari pelaku kejahatan, seperti illegal
logging, fishing, mining dan money laundering, praktik perbankan illegal dan lain
sebagainya.

 Pelanggaran privasi atas data dan informasi seseorang.

2.6 Meningkatkan Profesionalisme di Bidang IT

Pekerjaan di bidang teknologi informasi setidaknya terbagi dalam 4 kelompok sesuai


bidangnya. yaitu perangkat keras, perangkat lunak, operasional sistem informasi dan brainware.
Menurut Julius Hermawan ada 2 karateristik yang dimiliki oleh sofware engginer sehingga
pekerjaan tersebut layak disebut dengan sebuah profesi, yaitu : pertama, kompetisi, kompetisi
disini artinya seorang ennginer harus memperdalam dan memperbaharui keterampilannya
sehingga pengalaman dan pengetahuannya digunakan untuk profesinya. Kedua, Tanggung jawab
pribadi, maksudnya adalah mempunyai kesadaran untuk membebankan hasil pekerjaannya
senagai tanggung jawab sendiri bukan dilimpahkan kepada orang lain.
Hal itu mengakibatkan bahwa pekerjaan di bidang Teknologi Informasi menjadi suatu
pekerjaan di mana pelakunya harus terus mengembangkan ilmu yang dimilikinya untuk
mengikuti perkembangan Teknologi Informasi tersebut. Artinya, seseorang yang sudah sampai
pada level “ahli” di satu bidang pada saat ini, bisa ketinggalan pada bidang yang sama di masa
depan jika tidak mengikuti perkembangan yang ada.
Dengan posisi tenaga kerja di bidang teknologi informasi (TI) yang sangat bervariasi,
menyesuaikan segala bisnis dan kebutuhan pasar, maka sangat sulit mencari standarisasi
pekerjaan di bidang ini. Namun, setidaknya kita dapat mengklasifikasikan tenaga kerja di bidang
teknologi informasi tersebut berdasarkan jenis dan kualifikasi pekerjaan yang ditanganinya.
Berikut adalah penggolongan pekerjaan di bidang teknologi informasi yang berkembang
belakangan ini.

2.7 Organisasi dan Kode Etik Profesi

Dalam era kini, informasi dipandang sebagai aset atau sumber yang setara dengan
sumber-sumber lain dan juga mempunyai kekhususan persoalan dan pengelolaannya, sehingga
diperlukan suatu manajemen khusus yaitu sistem manajemen informasi dengan pengelolanya
yang khusus yaitu manajer informasi atau Chief Information Officer (CIO). Sebagai manajer
jelas harus mengetahui etika manajemen. Aspek keuangan merupakan suatu aspek yang yang
sangat sensitif,  demikian juga dengan aspek informasi. Dengan demikian hak dan tanggung
jawab manajer mengisyaratkan bahwa syarat manajer harus “beretika (bermoral) tinggi dan
kuat”.
Sebagai seorang yang profesional, kita mempunyai tanggung jawab untuk
mempromosikan etika penggunaan teknologi informasi di tempat kerja. Kita mempunyai
tanggung jawab manajerial. Kita harus menerima tanggung jawab secara etis seiring dengan
aktivitas pekerjaan. Hal itu termasuk melaksanakan peran kita dengan baik sebagai suatu sumber
daya manusia yang penting di dalam sistem bisnis dalam organisasi. Sebagai seorang manajer
atau pebisnis profesional, akan jadi tanggung jawab kita untuk membuat keputusan-keputusan
tentang aktivitas bisnis dan penggunaan teknologi informasi, yang mungkin mempunyai suatu
dimensi etis yang harus dipertimbangkan.
Teknologi Informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia. Karena
TI ibarat pisau bermata dua, legal dan ilegal, baik dan buruk, maka mau tak mau berhubungan
dengan etika. Merupakan hal yang penting untuk mengetahui bahwa hal yang tidak etis belum
tentu ilegal. Jadi, dalam kebanyakan situasi, seseorang atau organisasi yang dihadapkan pada
keputusan etika tidak mempertimbangkan apakah melanggar hukum atau tidak.
Banyaknya aplikasi dan peningkatan penggunaan TI telah menimbulkan berbagai isu
etika, yang dapat dikategorikan dalam empat jenis: isu privasi, isu akurasi, isu property,  isu
aksesibilitas.
Oleh karena informasi dipandang sebagai aset atau sumber yang setara dengan sumber-
sumber lain dan juga mempunyai kekhususan persoalan dan pengelolaannya. Sebagai seorang
yang profesional, kita mempunyai tanggung jawab untuk mempromosikan etika penggunaan
teknologi informasi di tempat kerja.

Isu akurasi adalah autentikasi, kebenaran, dan akurasi informasi yang dikumpulkan serta
diproses. Siapa yang bertanggung jawab atas berbagai kesalahan dalam informasi dan
kompensasi apa yang seharusnya diberikan kepada pihak yang dirugikan. Isu property adalah
kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual).
Hak cipta intelektual yang paling umum berkaitan dengan TI adalah perangkat lunak. Isu
aksesibilitas adalah hak untuk mengakses infomasi dan pembayaran biaya untuk mengaksesnya.
Hal ini juga menyangkut masalah keamanan sistem dan informasi. Salah satu alasan sulitnya
menegakkan etika di dunia TI adalah karena relatif barunya bidang ini. Tak seperti dunia
kedokteran yang usianya sudah ratusan abad, bidang TI adalah profesi baru.

Kata Kunci:
 Definisi computer etics
 Sejarah dan perkembangan computer etics
 The Ten Commandment of Computer Etics
 Pelanggaran etika komputer
 Profesionalisme di bidang IT
BAB 3

PENUTUP

Teknologi Informasi merupakan teknologi yang selalu berkembang baik secara


revolusioner (seperti misalnya perkembangan dunia perangkat keras) maupun yang lebih bersifat
evolusioner (seperti yang terjadi pada perkembangan perangkat lunak).
Teknologi Informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia. Karena
TI ibarat pisau bermata dua, legal dan ilegal, baik dan buruk, maka mau tak mau berhubungan
dengan etika. Merupakan hal yang penting untuk mengetahui bahwa hal yang tidak etis belum
tentu ilegal. Jadi, dalam kebanyakan situasi, seseorang atau organisasi yang dihadapkan pada
keputusan etika tidak mempertimbangkan apakah melanggar hukum atau tidak. Banyaknya
aplikasi dan peningkatan penggunaan TI telah menimbulkan berbagai isu etika.
Apabila setiap pengguna komputer maupun internet menerapkan 10 etika berkomputer
dalam menggunakan komputer ataupun internet, bisa dipastikan keamanan dan kenyamanan bagi
pengguna komputer maupun internet akan lebih menyenangkan dan terjamin.

Kata kunci:
 Teknologi informasi berkembang secara revolusioner dan evolusioner
 Teknologi informasi ibarat pisau bermata dua
 Manfaat 10 etika berkomputer
DAFTAR PUSTAKA

Argogalih, 2010, Trend Pelanggaran Etika TI di Indonesia - materi matakuliah Kapita Selekta.

James A. Hall, 2007, Audit dan Assurance Teknologi Informasi 2 (ed. 2), Penerbit Salemba,
Jakarta.

Wikipedia, 2010, Etika Komputer, http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_komputer.

Alexander Ragil Caesar, 2009, Etika Komputer,


http://ale22punyacerita.wordpress.com/2009/10/19/etika-komputer/.

Anonim, Computer Ethics, http://www.cmpe.boun.edu.tr/~say/c150/intro/lit10.html.

Yesky, 2007, The Ten Commandment of Computer Ethics (10 etika berkomputer di dunia
cyber),
http://www.beritanet.com/Technology/Security/10_etika_berkomputer_di_dunia_cyber.html.

Anda mungkin juga menyukai