Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH ETIKA PROFESI DIBIDANG 

IT

Penemuan tehnologi  komputer yang  di mulai pada tahun 1940 secara bertahap Berkembang
menjadi ilmu baru di masa sekarang ini, perkembangan tersebut di bagi menjadi bebarapa bagian
yang di pisahkan oleh tahun.

Di bawah ini kami  rangkum Sejarah etika komputer dari awal terbentung di tahun 1940- sampai
masa sekarang :

ERA 1940 -1950

Munculnya etika komputer sebagai sebuah bidang studi, sebenarnya di mulai dari pekerjaan
proffesor Norbert Wiener . Selama perang dunia dua, proffesor dari MIT ini membantu
mengembangkan suatu meriam anti pesawat yang mampu menembak jatuh sebuah pesawat
tempur yang melintas di atasnya.

Proyek tersebut menyembabkan beliau dan beberapa teman kerjanya harus memperhatikan sisi lain
dari perkembangan tehnologi, yitu etika.

Dalam perkembangan tersebut akhirnya ia menemukan sebuah riset baru yang di sebut Cybernetics
atau The Sience Of Information Feedback System , konsep ini  di kombinasikan dengan komputer
digital yang berkembang pada era tersebut.

Dalam riset tersebut akhirnya Wiener  menarik beberapa kesimpulan etis tentang pemanfaatan
tehnologi yang sekarang lebih di kenal dengan istilah (TI).

Di dalam bukunya di tahun 1948 yang berjudul “Cybernetics: Control And Communication In The
Animal and The Machine” ia mengatakan “Bahwa mesin komputasi modern pada perinsipnya
merupakan sistem jaringan syaraf yang merupakanperanti kendali otomatis, manusia akan di
hadapkan pada pengaruh sosial tentang arti penting sebuah tehnologi yang dapat memberikan
kebaikan sekaligus malapetaka”.

Lalu pada tahun 1950 ia kembali menerbitkan sebuah buku yang cukup momental, walaupun tidak
menggunakan istilah “Etika Komputer” dalam buku tersebut ia meletakan pondasi menyeluruh
untuk analisa dan riset etika komputer,  di dalam bukunya yang berjudul “The Human Use Of Human
Beings” mencakup bagian bagian pokok seperti :

•    Tujuan Hidup Manusia


•    Empat prinsip-prinsip hukum
•    Metode yang tepat untuk menerapkan etika
•    Diskusi tentang masalah-masalah pokok di dalam etika komputer
•    Contoh  topik kunci tentang etika komputer

ERA 1960

Pada pertengahan tahun 1960, Donn Parker dari SRI Internasional Menlo Park California melakukan
berbagai riset untuk menguji berbagai penggunaan komputer yang tidak sah dan tidak sesuai dengan
profesionalisme di bidang komputer. Beliau mengungkapkan “That when people entered computer
center they left their ethics at the door” (Fodor and Bynum: 1992), di dalam ungkapanya tersebut ia
menggambarkan bahwa ketika orang-orang meninggalkan etika mereka ada di ambang pintu. Lalu
selanjutnya ia mengumpulkan berbagai riset tentang contoh kejahatan komputer dan aktivitas
lainnya yang menurutnya tidak pantas  di lakukan pada profesioanal komputer.  Parker berhasil
menerbitkan buku yang berjudul “ Rules Of  Etchic In Information Processing”, Atau peraturan
tentang etika dalam pengolahan informasi. Selain itu parker juga di kenal sebagai pelopor kode etik
profesi di dalam bidang komputer ketika di tunjuk pada tahun 1968 untuk memimpin
pengembangan KODE ETIK PROFESIONAL yang pertama di lakukan untuk Association Computing
Nachinery (ACM)

ERA 1970

Era ini di mulai sepanjang tahun 1960, seorang ilmuwan komputer MIT di Bostonn yang bernama
Joseph Weizenbum menciptakan suatu program komputer yang bernama “ELIZA”,dalam eksperimen
pertamanya ELIZA ia ciptakan sebagai tiruan dari “Psychotherapist Rogerian” yang melakukuan
wawancara dengan pasien yang akan di obatinya.  Beliau di kejutkan oleh reaksi penemuan
sederhananya itu, di mana beberapa dokter jiwa melihatnya sebagai bukti bahwa komputer akan
segera melakukan otomatisasi psikoterapi, bahkan sarjana-sarjana MIT yang secara emosianal
terlibat  dengan komputer berbagi pikiran tentang hal tersebut. Hal tersebut membawanya pada
suatu gagasan akan munculnya “Model Pengolahan Informasi” tentang manusia yang akan datang
dan hubunganya antara manusia dan mesin. Bukunya yang berjudul “Computer Power and Human
Reason(Weizenbaum, 1976) banyak menyatakan tentang perlunya pemahaman tentang etika
komputer.Perkembangan etika komputer di tahun 1970 juga di warnai dengan karya Walter Maner
yang sudah mulai menggunakan istilah “Computer Etchics”,untuk mengacu pada bidang
pemeriksaan yang berhadapan dengan permasalahan etis yang di ciptakan oleh pemakaian tehnologi
kala itu.  Sepanjang tahun 1970 sampai pertengahan 1980 Ia menawarkan kursus eksperimental atas
materi pokok tersebut di Old Dominion University in Virginia. Tahun 1978 ia juga mempublikasikan
sendiri karyanya Starter Kit In Computer Ethics, yang berisi kurikulum tentang pengembangan
pendidikan etika komputer

ERA 1980

Hal-hal yang sering dibahas adalah mengenai computer enabled crime atau kejahatan komputer.

Masalah masalah yang disebabkan karena :

•    Kegagalan sistem komputer


•    Invasi Keleluasaan Pribadi Melalui Database Komputer
•    Perkara Pengadilan Mengenai Kepemilikan Perangkat Lunak

Pekerjaan tokoh-tokoh etika komputer sebelumnya seperti Parker, Weizenbaum, Maner,  dll. yang
membawa Etika Komputer sebagai Disiplin Ilmu Baru

ERA 1990 – Sekarang

Sepanjang tahun 1990, berbagai pelatihan baru diuniversitas, pusat riset, konferensi, jurnal, buku
teks dan artikel menunjukan keanekaragaman yang luas mengenai topik dibidang  Etika Komputer,
sebagai contoh pemikir seperti Donald Gotterbarn,Keith Miller, Simon Rogerson dan Dianne Martin.
Etika dibidang Komputer berkembang  menjadi kurikulum wajib yang dilakukan oleh hampir semua
perguruan tinggi dibidang komputer diindonesia.

Tokoh-tokoh Pelopor Etika Komputer


Pada Tahun 1985, Moor Mengartikan Etika Komputer sebagai bidang ilmu yang tidakterikat secara
khusus dengan teori ahli filsafat mana pun dan kompatibel dengan pendekatan metodologis yang
luas pada pemecahan masalah. Etis Moore mengungkapkan  Etika Komputer sebagai suatu bidang
yang lebih luas dibandingkan dengan yang didefinisikan oleh Maner Atau Johnson Moor
menggambarkan etika komputer sebagai bidang yang terkait dengan  “Policy Vacuums”
and”Conceptual Muddles” atau kebijakan ruang hampa dan  konseptual  yang campur aduk
mengenai aspek dan penggunaan secara etis teknologi informasi.

Isu-Isu Pokok Etika Komputer Dan Kejahatan Komputer


Selain memberikan dampak positif , komputer juga mengundang tangan-tangan kriminal untuk
beraksi. Hal ini memunculkan fenomena khas yang disebut computercrime atau kejahatan di dunia
komputer. kejahatan komputer merupakan m” kejahatan yang ditimbulkan karna penggunaan
komputer secara ilegal” (Andi Hamzah 1989).

Cyber Ethics

Salah satu perkembangan pesat dibidang komputer adalah internet. Internet, akronim dari
Interconection Networking , merupakan suatu jaringan yang menghubungkan suatu kmputer dengan
komputer lain. selain memberikan dampak baik, internet juga memunculkan permaslahan baru.
Pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup dalam dunia anonymouse yang tidak
memiliki keharusan menunjukkan  identitas asli dalam berinteraksi. Sementara itu, munculnya
berbagai layanan dan fasilitas yang diberikan dalam internet memungkinkan pengguna untuk
berinteraksi
Permasalahan di atas, menuntut adanya aturan dan prinsip dalam melakukan komunikasi sia
internet. Salah satu yang dikembangkan adalah Netiket atau Nettiquette, yang merupakan suatu
etika acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet . Berkomunikasi dengan internet
memerlukan tatacara sendiri. Netiket  yang sering digunakan mengacu pada standar netiket yang
ditetapkan oleh IETF (the Internet Task Force). IETF adalah suatu komunitas masyarakat
internasional yang terdiri dari para perancang jaringan, operator, penjual dan peneliti yang terkait
dengan evollusi arsitektur dan pengoprasian internet.  IETF  terbagi menjadi kelompok-kelompok
kerja yang menangani beberapa topik seputar internet baik dari sisi teknis maupun non teknis.
Termasuk menetaapkan netiquette Guidelines  yang terdokumentasi dalam request for comments.
(RFC):155.

E-commerce

Selanjutnya, perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat juga menghasilkan sebuah model
perdagangan elektronik yang disebut Electronic Commerce (e-commerce). Secara umum e-
commerce adalah sistem perdagangan yang mrnggunakan mekanisme elektonik yang ada di jaringan
internet.  E-commerce merupakan warna baru dalam dunia perdagngan, dimana kegiakan
perdagangan tersebut dilakukan secara elektronik dan online. dalam pelaksanaanya , e-commerce
menimbulkan beberapa isu menyangkut hukum perdagangan dalam penggunaan sistem yang
terbentuk secara online networking manajement tersebut. Beberapa permasalahan tersebut antara
lain menyangkut prinsip-prinsip yuridiksi dalam transaksi, permasalah kontrak dalam transaksi
elektronik dsb. Dengan berbagai masalah yang muncul menyangkut perdagangan via internet
tersebut., diperlukan acuan model hukum yang dapat digunakan sebagai standar transaksi. Salah
satu acuan internasional yang banyak digunakan  adalah  Uncitral Model Law on Electronic
Commerce 1996. acuan yang berisi model hukum dalam transaksi e-commerce tersebut diterbitkan
oleh UNCITRAL sebagai salah satu komisi internasional yang berada dibawah naungan PBB.model
tersebut telah di uji oleh General Assembly Resslutin No 51/162 tanggal 16 Desember 1996.

Pelanggaran Hak Atas Kekayaan Intelektual Sebagai teknologi yang bekerja secara digital, hal ini
memudahkan seseorang berbagi dengan orang lain. Hal tersebut  menimbulkan  banyak keuntungan
akan tetapi juga menimbulkan permasalahan, terutama menyangkut hak atas kekayaan intelektual.
Beberapa kasus pelanggaran atas hak kekayaan intelektual tersebut antara lain adalah pembajakan
perangkat lunak, pemakaaian lisensi melebihi kapasitas penggunaan yang seharusnya, penjualan
CDROM ilegal atau juga penyewaan peranggkat lunak ilegal. Berdasarkan survei yang dilakukan
Business Softeware  Alliance (BSA) pada tahun 2001, menempatkan Indonesia pada peringkat ke tiga
di dunia.

Tanggung Jawab Profesi

Seiring perkembangan teknologi pula, para profesional di bidang komputer sudah melakukan
spesialisasi pengetahuan . Organisasi profesi di AS, seperti association for computing machinery
(ACM) dan institute of electrical and electonic engineers (IEEE), sudah menetapkan kode etik, syarat-
syarat plaku profesi dan garis besar pekerjaan untuk membantu para profesional  komputer dalam
memahami dan mengatur tanggungjawab etis yang harus dipenuhinya.

Di Indonesia, organisasi profesi di bidang komputer yang didirikan sejak tahun 1974 yang bernama
IPKIN (ikatan profesi komputer dan informatika), juga sudah menetapkan kode etik yang disesuaikan
dengan kondisi perkembangan pemakaian teknologi komputer di indonesia. Kode etik profesi
tersebut menyangkut  kewajiban plaku profesi terhadap masyarakat, sesama pengembang profesi
ilmiah, serta kewajiban terhadap sesama umat manusia dan lingkunagan hidup. munculnya kode etik
profesisi tersebut tentunya memberikan gambaran adanya tanggung jawab yang tinggi bagi para
pengembang profesi  bidang komputer untuk menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai seorang
profesional dengan baik sesuai dengan profesionalisme yang di tetapkan.
PROFESIONALISME KERJA

Pengertian profesi

secara spesifik Profesi dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu menurut kemampuannya (fisik
dan intelektual), kelangsungan (sementara atau terus menerus), ruang lingkupnya (umum dan
khusus), tujuannya (memperoleh pendapatan atau tidak memperoleh pendapatan).
Adapun pengertian profesi itu sendiri adalah pekerjaan tetap seseorang dalma bidang tertentu
berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan secara bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh
penghasilan.

Nilai moral suatu profesi menurut Frans Magnis Suseno, 1975 :

– Berani berbuat untuk tuntutan Profesi


– Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi
– Idealisme sebagai perwujudan makna misi organisasi profesi

Pengertian profesional

Adapun pengertian profesional itu sendiri yaitu Pekerja yang menjalankan profesi. Setiap profesional
berpegang pad nilai moral yang mengarahkan dan mendasari nilai luhur. Dalam melakukan tugasnya
profesional haruslah objektif, dengan kata lain bebas dari rasa malu, sentimen, benci, sikap malas,
dan enggan bertindak.
Yang dimaksud kelompok profesional yaitu seuatu kelompok yang berkemahiran yang diperoleh
melaui proses pendidikan dan pelatihan yang erkualitas dan berstandart tinggi yang dalam
menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai
oleh rekan sesama profesi itu sendiri.

Seorang profesional memiliki tiga watak, yaitu antaranya :

1. pekerjaan yang dilakukan seorang profesional itu semata mata untuk merealisasikan kebajikan
demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti.
2. seorang profesional menjalankan pekerjaannya harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang
berkualitas tinggi.
3. kerja seorang profesional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral dan harus menundukan
diri pada sebuah kode etik yang dikembangkan dan disepakati.

Pengertian profesionalisme

Yang dimaksud dengan profesionalisme adlah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-
kegiatan kerja tertentu dalam masyarkat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa
keterpanggilan serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut.
Ada empat perspektif dalam mengukur profesionalisme menurut gilley dan enggland :

1. pendekatan berorientasi filosofis


pendekatan lambang profesional, pendekatan sikap Individu dan electic.
2. pendekatan perkembangan bertahap
individu(dengan minat bersama)berkumpul, kemudian mengidentifikasian dan mengadopsi ilmu,
untuk membentuk organisasi profesi, dan membuat kesepakatan persyaratan profesi, serta
menentukan kode etik untuk merevisi persyaratan.
3. pendekatan berorientasi karakteristik
etika sebagai aturan langkah- langkah, pengetahuan yang terorganisasi, keahlian dan kopentensi
khusus, tinggkat pendidikan minimal, setifikasi keahlian.
4. pendekatan berorientasi non- tradisional
mampu melihat dan merumuskan karakteristik unik dan kebutuhan sebuah profesi.

Adapun syarat profesionalisme yaitu :

a. dasar ilmu yang dimiliki kuat dalam bidangnya


b. penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praktis
c. pengembangn kemampuan profesional yang berkesinambungan

hal- hal yang menyebabkan rendahnya profesionalisme diantaranya:

a. tidak menekuni profesi tersebut


b. belum adanya konsep yang jelas terhadap etika profesi IT
c. belum adanya organisasi yang menangani para profesional bidang IT

dalan hal ini seorang yang profesional, dapat dikatakan profesional apabila memiliki sertifikat
keprofesionalannya, berikut contoh sertifikat tersebut :

a. setifikasi microsoftword ( MCP” microsoft certified professional”)


b. sertifikasi oracle( OCA, OCP, OCM )
c. sertifikasi CISCO ( CCNA, CCNP, CCIE )
Peranan etika dalam teknologi informasi sangatlah penting dan sangat dibutuhkan dunia saat ini
untuk meminimalisir dampak negatif perkembangan teknologi informasi. Dan kamu harus
memperhatikan beberapa etika dalam penggunaan Teknologi Informasi, berikut jenis etika
pelanggaran dalam penggunaan teknolog informasi:

1. Menjadi Hacker dan Cracker

Hacker memang memiliki keahlian dalam bidang komputer yang lebih baik daripada masyarakat
awam. Hacker juga bisa dikatakan seorang yang memiliki keinginan untuk melakukan eksplorasi
dan penetrasi  terhadap sebuah sistem operasi dan kode komputer tetapi tidak mencuri
informasi.

Sedangkan Cracker termasuk sisi gelap dari hacker yang memiliki ketertarikan untuk mencuri
informasi, melakukan kerusakan dan melumpuhkan seluruh sistem komputer.

2. Denial of Service Attack

Yaitu usaha untuk membuat sumber daya komputer tidak bisa dipakai lagi oleh pengguna.
Contohnya, Memaksa komputer korban untuk mereset atau korban tidak bisa lagi menggunakan
perangkat komputernya seperti yang diharapkannya. Menghalangi media komunikasi antara
para pemakai dan korban sehingga mereka tidak bisa lagi berkomunikasi.

3. Fraud

Fraud termasuk kejahatan yang memanipulasi informasi dengan tujuan mengeruk keuntungan
sebesar-besarnya. Biasanya bersangkutan dengan sistem keuangan. Contohnya seperti adanya
lelang fiktif melibatkan aktifitas yang berkaitan dengan kartu kredit.

4. Mobile Gambling

Pelanggaran ini termasuk ke perjudian dengan menggunakan wireless device sepertiPDAs,


Wireless tabled PCs, berapa casino online dan poker online menawarkan pilihan mobile.

5. Pornografi
Merupakan jenis kejahatan dengan menyajikan bentuk tubuh tanpa busana, erotis, dan kegiatan
seksual lainnya dengan tujuan merusak moral termasuk masa depan anak bangsa. Hal tersebut
tidak pantas ditiru dan disebarluaskan.

6. Data Forgery

Kejahatan ini termasuk kejahatan dengan tujuan memalsukan dokumen-dokumen penting yang
ada di internet. Biasanya yang dipalsukan berupa dokumen berbasis web database. Dokumen
tersebut disimpan sebagai scriptless dokument dengan menggunakan media internet. Kejadian
ini biasanya diajukan untuk dokumen ecommerce.

Nah, itu tadi merupakan pelanggaran etika dalam penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi. So, kalian jangan coba-coba menjadi salah satu dari yang diatas yaa, karena ada
pasal dan hukumannya lho... (SW)
Dalam etika profesi, integritas moral sangat penting karena merupakan kualitas
kejujuran dan prinsip moral yang dilakukan secara konsisten sebagai seorang
profesional. Sebagai seorang profesional, kamu harus ingat untuk menjaga kepentingan
profesi, diri sendiri, dan juga memikirkan kepentingan masyarakat.

Pada dasarnya moral ini ditentukan oleh etika. Moral merupakan pengertian tentang
mana hal yang baik dan mana hal yang tidak baik. Sedangkan etika itu sendiri adalah
tingkah laku yang dilakukan oleh manusia berdasarkan hal-hal yang sesuai dengan moral
tadi.

Moral berasal dari Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah istilah manusiamenyebut ke


manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia
yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai
positif di mata manusia lainnya.
Teori perkembangan moral Kohlberg yang ditemukan oleh psikolog Kohlberg memperlihatkan
bahwa perbuatan moral itu bukan dari hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan
dan hal-hal lain yang berhungan dari norma kebudayaan (Sunarto,2013:176). 

Teori ini menyatakan bahwa penalaran moral lah yang merupakan dasar dari perilaku yang etis dan
mempunyai stadium perkembangan moral dengan tingkat atau level yang teridentifikasi yaitu
sebagai berikut :

Level 1 (Prekonvesional)

Pada level pertama ini merupakan tingkat prekonvesional dari penalaran moral seperti seseorang
yang berada didalam tingkat prekonvesional menilai moralitas dari tingkah laku yang ada dan dibuat
berdasarkan konsekuensinya langsung. Terdapat 2 tahap awal pada level prekonvesional yaitu
tahapan awal dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris. Tahap pertama individu yang
memfokuskan diri pada konsekuensi nya langsung dari tingkah laku yang dibuat mereka yang
dirasakan sendiri. 

Contoh nya seperti sebuah tingkah laku yang dibuat dijadikan atau dianggap keliru jika dinilai secara
moral jika orang yang memperagakannya di tingkat hukum. Sedangkan pada tahap kedua yaitu
dengan nyata melihat diri dalam bentuk egosentris, tahap kedua ini menempatkan posisi apa saja
yang keuntungan yang didapat untuk diri sendiri, perilaku yang ada diartikan sebagai hal yang paling
diminatinya. Dalam tahap ini terdapat dua perhatian bagi oranglain yang tidak didasari oleh factor
atau loyalitas yang bersifat intrinsic.

Level 2 (Konvensional)

Pada level kedua ini umumnya berada pada seorang yang sudah matang dalam pemikiran atau
seorang remaja, orang yang ada pada ditahapan ini menilai moralitas dengan sebuah tingkah laku
yang dibuat dengan membandingkannya dengan pandangan dan keinginan. 
dampak positif UU ITE adalah: Menjamin kepastian hukum bagi masyarakat yang melakukan
transaksi elektronik. Mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu upaya
pencegahan kejahatan yang dilakukan melalui internet.

Berikut sanksi dalam UU ITE: Pasal 45 ayat 1: Hukuman pidana penjara paling lama enam tahun
dan denda maksimal Rp 1 miliar atas pendistribusian informasi elektronik bermuatan asusila.
Pasal 45 ayat

2: Hukuman pidana penjara paling lama enam tahun dan denda paling banyak Rp 1 miliar atas
penyebaran berita bohong. Pasal 45 ayat

3: Hukuman pidana penjara paling lama 12 tahun dan denda maksimal Rp 2 milar atas ancaman
penyebaran informasi elektronik bermuatan ancaman kekerasan. Pasal 46 ayat

1: Hukuman pidana penjara paling lama enam tahun dan denda maksimal Rp 600 juta atas
peretasan terhadap sistem elektronik milik orang lain dengan cara apapun. Pasal 46 ayat

2: Hukuman pidana penjara paling lama tujuh tahun dan denda maksimal Rp 700 juta atas
peretasan terhadap sistem elektronik di lingkungan pemerintah atau pemerintah daerah. Pasal
46 ayat

3: Hukuman pidana penjara paling lama delapan tahun dan denda maksimal Rp 800 juta atas
penerobosan atau penjebolan terhadap sistem pengamanan komputer. Pasal 47: Hukuman
pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda maksimal Rp 800 juta atas penyadapan sistem
elektronik milik orang lain. Pasal 48 ayat

1: Hukuman pidana penjara paling lama delapan tahun dan denda maksimal Rp 2 miliar atas
pengrusakan dokumen elektronik milik orang lain. Pasal 48 ayat

2: Hukuman pidana penjara paling lama sembilan tahun dan denda maksimal Rp 3 milar atas
pemindahan atau mentransfer informasi elektronik kepada orang lain yang tidak berhak. Pasal
48 ayat

3: Hukuman pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda maksimal Rp 5 miliar atas
perbuatan membuka akses informasi elektronik yang sifatnya rahasia. Pasal 49: Hukuman
pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda maksimal Rp 10 miliar atas perbuatan
mengganggu kinerja sistem elektronik. Pasal 50: Hukuman pidana penjara paling lama 10 tahun
dan denda maksimal Rp 10 miliar atas  perbuatan memfasilitasi perangkat keras maupun
perangkat lunak untuk pelaku pelanggaran. Pasal 51: Hukuman pidana penjara paling lama 12
tahun dan denda maksimal Rp 12 miliar atas pemalsuan dokumen elektronik.

Anda mungkin juga menyukai