Nim : 1670231092
Program Studi : Informatika
Mata Kuliah : Etika Profesi
Jawab :
1. Etika komputer adalah seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan
penggunaan komputer. Etika komputer berasal dari 2 suku kata yaitu etika
(bahasa Yunani: ethos) adalah adat istiadat atau kebiasaan yang baik dalam
individu, kelompok maupun masyarakat dan komputer (bahasa Inggris: to
compute) merupakan alat yang digunakan untuk menghitung dan mengolah
data. Jumlah interaksi manusia dengan komputer yang terus meningkat dari
waktu ke waktu membuat etika komputer menjadi suatu peraturan dasar yang
harus dipahami oleh masyarakat luas.
Sesuai awal penemuan teknologi komputer di era 1940-an, perkembangan etika
komputer juga dimulai dari era tersebut dan secara bertahap berkembang
menjadi sebuah disiplin ilmu baru di masa sekarang ini. Perkembangan tersebut
akan dibagi menjadi beberapa tahap seperti dibahas berikut ini.
Era 1940-1950-an
Munculnya etika komputer sebagai sebuah bidang studi dimulai dari
pekerjaan profesor Norbert Wiener. Selama Perang Dunia II (pada awal
tahun 1940-an) profesor dari MIT ini membantu mengembangkan suatu
meriam antipesawat yang mampu menembak jatuh sebuah pesawat
tempur yang melintas di atasnya.
Tantangan universal dari proyek tersebut menyebabkan Wiener dan
beberapa rekan kerjanya harus memperhatikan sisi lain dari sebuah
perkembangan teknologi, yaitu etika. Pada perkembangannya, suatu
bidang riset baru yang disebut cybernetics. Cybernetics tersebut
dikombinasikan dengan komputer digital yang dikembangkan pada
waktu itu, membuat wiener akhirnya menarik beberapa kesimpulan etis
tentang pemanfaatan teknologi yang sekarang dikenal dengan sebutan
Teknologi Informasi (TI).
Era 1960-an
Pada pertengahan tahun 1960, Donn Parker dari SRI Internasional
Menlo Park California melakukan berbagai riset untuk menguji
penggunaan komputer yang tidak sah dan tidak sesuai dengan
profesionalisme di bidang komputer. Waktu itu Parker menyampaikan
suatu ungkapan yang menjadi titik tolak penelitiannya, yaitu :
“that when people entered the computer center they left therir ethics at
the door.” (Fodor and Bynum, 1992)
Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa ketika orang-orang masuk
pusat komputer, mereka meninggalkan etika mereka di ambang pintu.
Selanjutnya, Parker melakukan riset dan mengumpulkan berbagai
contoh kejahatan komputer dan aktivitas lain yang menurutnya tidak
pantas dilakukan para profesional komputer.
Parker juga dikenal menjadi pelopor kode etik profesi bagi profesional
di bidang komputer, yang ditandai dengan usahanya pada tahun 1968
ketika ditunjuk untuk memimpin pengembangan Kode Etik Profesional
yang pertama dilakukan untuk Association for computing Machinery
(ACM).
Era 1970-an
Era ini dimulai ketika sepanjang tahun 1960, Joseph Weizenbaum,
Ilmuwan komputer MIT di Boston, menciptakan suatu program
komputer yang disebut ELIZA.
Weizenbaum dikejutkan oleh reaksi dari penemuan sederhananya itu,
dimana beberapa dokter jiwa melihatna sebagai bukti bahwa komputer
akan segera melakukan otomatisasi psikoterapi. Bahkan sarjana-sarjana
komputer MIT yang secara emosional terlibat dengan komputer berbagi
pikiran tentang hal tersebut. Hal itu akhirnya membawa Weizenbaum
pada suatu gagasan akan munculnya “model pengolahan informasi”
tentang manusia yang akan datang dan hubungannya antara manusia
dengan mesin.
Perkembangan etika komputer di era 1970-an juga diwarnai dengan
karya Walter Maner yang sudah mulai menggunakan istilah “computer
ethics” untuk mengacu pada bidang pemeriksaan yang berhadapan
dengan permasalahan etis yang diciptakan oleh pemakaian teknologi
komputer waktu itu.
Era 1980-an
Tahun 1980-an, sejumlah konsekuesi sosial dan teknologi informasi
yang etis menjadi isu publik di Amerika dan Eropa. Hal-hal yang sering
dibahas adalah computer -enabled crime atau kejahatan komputer,
masalah-masalah yang disebabkan karena kegagalan sistem komputer,
invasi keleluasaan pribadi melalui database komputer dan perkara
pengadilan mengenai kepemilikan perangkat lunak. pekerjaan tokoh-
tokoh etika komputer sebelumnya seperti Parker, Weizenbaum, Maner
dan yang lain, akhirnya membawa etika komputer sebagai suatu disiplin
ilmu baru.
Dari kutipan di atas, terlihat bahwa suatu masalah khas dalam etika komputer
muncul karena adanya suatu kebijakan yang belum jelas tentang bagaimana
teknologi komputer harus digunakan. Satu tugas etika komputer adalah
menentukan apa yang perlu kita lakukan didalamnya. Dalam kasus ini adalah
merumuskan kebijakan untuk memandu tindakan kita. secara lebih lanjut, Moor
mengatakan bahwa teknologi komputer itu sebenarnya memiliki sifat
revolusioner karen memiliki “logically malleable”:
Computers are logically malleable in that they can be shaped and molded to do
any activity that can be characterized in terms of inputs, outputs and
connectiong logical operations... Because logic applies everywhere, the
potential applications of computer technology appear limitsless. The computer
is the nearest thing we have to a universal tool. Indeed, the limits of computers
are largely the limits of our own creativity. (Moor, 1985)
Menurut Moor, revolusi komputer sedang terjadi dalam dua langkah. Langkah
yang pertama adalah “pengenalan teknologi” di mana teknologi komputer dapat
dikembangkan dan disaring. Ini telah yang terjadi di Amerika sepanjang empat
puluh tahun pertam setelah Perang Dunia yang kedua. Langkah yang kedua
adalah “penyebaran teknologi” di mana teknologi mendapat integrasi ke dalam
aktivitas manusia sehari-hari dan ke dalam institusi sosial, mengubah seluruh
konsep pokok, seperti uang (Money), pendidikan (education), kerja (work) dan
pemilihan yang adil (fair elections).
Sekarang ini, pengertian yang diberikan Moor adalah salah satu pengertian
terbaik yang ada menyangkut bidang etika komputer tersebut.
“There is little attention paid to the domain of professional ethics -- the calues
that guide the day-to-day activities of computing professionals in their role as
professionals. By computing professional I mean anyone involved in the design
and velopment of computer artifacts.. The ethical decisions made during the
development of these artifacts have a direct relationship to many of the issues
discussed under the broader concept of computer ethics...” (Gotterbarn, 1991)