Anda di halaman 1dari 11

Nur Siti Rahma

43191003

MI/3/A

2. Sejarah dan Perkembangan Etika komputer

Sejarah dan perkembangan etika komputer dimulai dari :

Era 1940-1950an :

Diawali oleh Prof. Norbert Wiener yang mengembangkan suatu meriam anti pesawat dan mampu
menembak jatuh pesawat tempur. Hal ini termasuk perkembangan teknologi dari etika. Hasil
penelitian(PDII) di bidang etika dan teknologi yang memunculkan cybertics atau the science of
information feedback systems.system merupakan cikal bakal dari teknologi informasi (TI) . Pada
tahun 1948 adanya buku cybernetics :control and communication in the animal and the machine
yang artinya teknologi mampu memberikan “kebaikan” sekaligus “malapetaka”. Dan tahun 1950
yaitu buku the human use of human beings yaitu tentang beberapa bagian pokok hidup manusia
prinsip hukum dan etika di bidang komputer.

Era 1960an :

Pada tahun ini Donn Parker dari SRI International Menlo Park California melakukan riset untuk
menguji penggunaan komputer yang tidak sah dan tidak sesuai dengan profesionalisme di bidang
komputer.dan terbitlah Buku “Rules of Ethics in Information Processing”. Pada tahun1968
memimpin pengembangan Kode Etik Profesional pertama yang dilakukan untuk Association of
Computing Machinery (ACM). Tetapi masih belum adanya suatu kerangka teoritis umum mengenai
etika.

Era 1970an :

Joseph Weizenaum, menciptakan suatu program ‘ELIZA’ yaitu tiruan dari “Psychotherapist Rogerian’
yang melakukan wawancara dengan pasien dan sebagai bukti bahwa komputer akan segera
mengotomasi psikoterapi. Pada tahun 1976 diterbitkan Buku “Computer Power and Human Reason
(hubungan antara manusia dengan mesin). Dilanjutkan oleh Walter Maner dengan melakukan kursus
eksperimental mengenai “computer ethics” di tingkat universitas (1970 sampai pertengahan 1980).
Tahun 1978 dikeluarkannya Buku “Starter Kit in Computer Ethics” mengenai material kurikulum
dalam pengembangan pendidikan etika komputer di universitas.

Era 1980an :

Pembahasan computer-enabled crime atau kejahatan komputer, masalah yang disebabkan


kegagalan sistem komputer, invasi keleluasaan pribadi melalui database komputer dan perkara
pengadilan mengenai kepemilikan perangkat lunak. Disimpulkan bahwa Etika komputer yaitu suatu
disiplin ilmu. Pertengahan 80an James Moor membuat artikel yaitu “What is Computer Ethics?”.
Kemudian Deborah Johnson membuat buku teks “Computer Ethics”.

Era 1990an-sekarang :

Pada perkembangan Donald Gotterban, Keith Miller, Simon Rogerson, Dianne Martin etika Komputer
menjadi salah satu bidang ilmu utama pada banyak riset dan perguruan tinggi di dunia yang akan
terus dikembangkan mengikuti perkembangan komputer itu sendiri.

Etika Komputer di Indonesia

Sebagai negara yang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi komputer, Indonesia pun
tidak mau ketinggalan dalam mengembangkan etika di bidang tersebut. Mengadopsi pemikir-
pemikir dunia di atas, etika di bidang komputer berkembang menjadi kurikulum wajib yang
dilakukan oleh hampir semua perguruan tinggi di bidang komputer di Indonesia.

Tingginya penggunaan komputer di Indonesia memicu pelanggaran-pelanggaran dalam penggunaan


internet. Survei Business Software Alliance (BSA) tahun 2001 menempatkan Indonesia di urutan
ketiga sebagai negara dengan kasus pembajakan terbesar di dunia setelah Vietnam dan China.
Besarnya tingkat pembajakan di Indonesia membuat pemerintah Republik Indonesia semakin gencar
menindak pelaku kejahatan komputer berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002
(penyempurnaan dari UUHC No. 6 Tahun 1982 dan UUHC No. 12 Tahun 1997). Upaya ini dilakukan
oleh pemerintah RI untuk melindungi hasil karya orang lain dan menegakkan etika dalam
penggunaan komputer di Indonesia.

Adapun Sepuluh Perintah untuk Etika Komputer Dari Institut Etika Komputer yaitu :

1. Jangan menggunakan komputer untuk membahayakan orang lain


2. Jangan mencampuri pekerjaan komputer orang lain
3. Jangan mengintip file orang lain
4. Jangan menggunakan komputer untuk mencuri
5. Jangan menggunakan komputer untuk bersaksi dusta
6. Jangan menggunakan atau menyalin perangkat lunak yang belum kamu bayar
7. Jangan menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa otorisasi
8. Jangan mengambil hasil intelektual orang lain untuk diri kamu sendiri
9. Pikirkanlah mengenai akibat sosial dari program yang kamu tulis
10. Gunakanlah komputer dengan cara yang menunjukkan tenggang rasa dan rasa penghargaan

UU tentang Etika Komputer

Undang-undang pertama mengenai kejahatan komputer yang komprehensif adalah penggelapan


komputer dan tindakan penyalahgunaan tahun1986. Undang-undang tersebut merepresentasikan
penulisan undang-undang tahun 1984 yang lengkap yang memecahkan permasalahan kejahatan
komputer.

Undang-undang kejahatan pidana untuk enam tipe aktivitas komputer :

Akses yang tidak terotorisasi terhadap sebuah komputer untuk memperoleh informasi nasional yang
rahasia dengan maksud untuk merugikan negara atau menguntungkan bangsa asing

Akses yang tidak terotorisasi dari sebuah komputer untuk memperoleh informasi keuangan atau
kredit yang dilindungi

Akses tidak terotorisasi terhadap komputer yang digunakan pemerintah federal

Akses tidak terotorisasi antar negara bagian atau asing dari sebuah sistem komputer dengan maksud
menipu

Akses sistem komputer yang tidak terotorisasi antara negara bagian atau asing yang menciptakan
kerusakan hingga $1000

Jual-beli dengan curang menggunakan password komputer yang mempengaruhi perdagangan antara
negara bagian.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, kejahatan dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) juga berkembang sangat cepat. Kita tidak akan mungkin dapat menuntaskan semua potensi
kejahatan TIK tersebut sekaligus. Namun ada langkah-langkah reaktif maupun preventif yang dapat
dilaksanakan guna mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya melalui penegakan hukum
dunia maya (cyberlaw). Oleh karena itu pemerintah memberikan perhatian serius terhadap masalah
keamanan informasi. Department Kominfo telah membentuk ID SIRTI (Indonesian Security Incident
Response Team on Information Infrastructure), POLRI juga membentuk Cyber Task Force Center.

RUU ITE yang telah lama ditunggu-tunggu kehadirannya, disetujui pemerintah dan DPR dalam rapat
paripurna di gedung DPR/MPR, Selasa (25/3). Dari pemerintah, rapat dihadiri Menteri Komunikasi
dan Informatika, Moh Nuh, dan Menteri Hukum dan HAM, Andi Matalatta.

Pasal 27

Denda Rp 1 miliar dan enam tahun penjara bagi orang yang membuat, mendistribusikan,
mentransmisikan, materi yang melanggar kesusilaan, judi, menghina dan mencemari nama baik,
memeras dan mengancam.

Pasal 28
Denda Rp 1 miliar dan enam tahun penjara bagi orang yang menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan, sehingga merugikan konsumen transaksi elektronik dan menimbulkan kebencian dan
permusuhan antarkelompok.

Pasal 30

Denda Rp 800 juta dan penjara 10 tahun bagi orang yang menyadap informasi elektronik atau
dokumen elektronik di komputer atau sistem elektronik –mengubah maupun tidak dokumen itu.

Pasal 32

Denda Rp 2-5 miliar dan penjara 8-10 tahun bagi orang yang mengubah, merusak, memindahkan,
dan menyembunyikan informasi atau dokumen elektronik.

Pasal 34

Denda Rp 10 miliar dan penjara 10 tahun bagi orang yang memproduksi, menjual, mengimpor,
mendistribusikan, atau memiliki perangkat keras dan lunak sebagaimana di Pasal 27-34.
Beberapa Pandangan dalam Cakupan Etika Komputer

Ketika memutuskan untuk menggunakan istilah Etika Komputer pada pertengahan tahun 1970-an,
Walter Maner menggambarkan bidang tersebut sebagai bidang ilmu yang menguji permasalahan
etis yang menjengkelkan, yang diciptakan oleh teknologi komputer. Maner berpendapat bahwa
beberapa permasalahan etis sebelumnya sudah ada, diperburuk oleh munculnya komputer yang
menimbulkan permasalahan baru sebagai akibat penerapan teknologi informasi.

Sementara Deborah Johnson (1985) dalam bukunya Computer Ethics, menggambarkan bidang ini
sebagai satu studi tentang cara yang ditempuh oleh komputer memiliki standar moral baru, yang
memaksa kita sebagai penggunanya untuk menerapkan norma-norma baru pula di dalam dunia yang
belum dipetakan.

James Morr mendefinisikan etika komputer di dalam artikelnya What Is Computer Ethics. Yang
ditulis pada tahun 1985. Dalam artikel tersebut, Moor mengartikan etika komputer sebagai bidang
ilmu yang tidak terikat secara khusus dengan teori ahli filsafat mana pun dan kompatibel dengan
pendekatan metodologis yang luas pada pemecahan masalah etis.

Komputer disebut logically malleable karena bisa melakukan aktivitas apapun dalam membantu
tugas manusia.

Menurut Moor, revolusi komputer sedang terjadi dalam dua langkah. Langkah yang pertama adalah
pengenalan teknologi di mana teknologi komputer dapat dikembangkan dan disaring.
3. Isu-isu pokok etika komputer saat ini diantaranya:
> Kejahatan Komputer

Selain memberikan dampak positif,


komputer juga mengundang tangan-tangan kriminal untuk beraksi. Hal ini
memunculkan fenomena khas yang disebut computercrime atau kejahatan
didunia komputer. Kejahatan komputer merupakan kejahatan yang
ditimbulkan karena penggunaan komputer secara ilegal” (Andi Hamzah
1989).
Beberapa kejahatan didunia komputer diantaranya:

 Unauthorized Access to Computer System and Service, adalah kejahatan


yang dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem jaringan
komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik
sistem jaringan komputer yang dimasukinya. Biasanya pelaku
kejahatan (hacker)melakukannya dengan maksud sabotase ataupun
pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga yang
melakukan hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya
menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi. Kejahatan ini
semakin marak dengan berkembangnya teknologi internet/intranet.
 Illegal Contents, merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau
informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan
dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum.
Sebagai contohnya adalah pemuatan suatu berita bohong atau fitnah yang
akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang
berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang
merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan
pemerintahan yang sah, dan sebagainya.
 Data Forgery, merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada
dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai scriptless document
melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen
e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi “salah ketik” yang pada
akhirnya akan menguntungkan pelaku.
 Cyber Espionage, merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan
internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan
memasuki sistem jaringan komputer (computer network system)pihak
sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap saingan bisnis yang
dokumen ataupun data-data pentingnya tersimpan dalam suatu sistem
yang computerized.
 Cyber Sabotage and Extortion, kejahatan ini dilakukan dengan membuat
gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program
komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb,
virus komputer ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program
komputer atau sistem jaringan komputer tidak dapat digunakan, tidak
berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang
dikehendaki oleh pelaku. Dalam beberapa kasus setelah hal tersebut terjadi,
maka pelaku kejahatan tersebut menawarkan diri kepada korban untuk
memperbaiki data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang
telah disabotase tersebut, tentunya dengan bayaran tertentu. Kejahatan ini
sering disebut sebagai cyber-terrorism.
 Offense against Intellectual Property, kejahatan ini ditujukan terhadap Hak
atas Kekayaan Intelektual yang dimiliki pihak lain di internet. Sebagai
contoh adalah peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain
secara ilegal, penyiaran suatu informasi di internet yang ternyata merupakan
rahasia dagang orang lain, dan sebagainya.
 Infringements of Privacy, kejahatan ini ditujukan terhadap informasi
seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan
ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang
tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan
secara computerized,yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat
merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu
kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.
 Cracking, adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer yang
dilakukan untuk merusak system keamaanan suatu system computer dan
biasanya melakukan pencurian, tindakan anarkis begitu merekan
mendapatkan akses. Biasanya kita sering salah menafsirkan antara seorang
hacker dan cracker dimana hacker sendiri identetik dengan perbuatan
negative, padahal hacker adalah orang yang senang memprogram dan
percaya bahwa informasi adalah sesuatu hal yang sangat berharga dan ada
yang bersifat dapat dipublikasikan dan rahasia.
 Carding, adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi computer untuk
melakukan transaksi     dengan menggunakan card credit orang lain
sehingga dapat merugikan orang tersebut baik materil maupun non materil.
 Denial of Service Attack, adalah serangan tujuan ini adalah untuk
memacetkan sistem dengan mengganggu akses dari pengguna jasa internet
yang sah. Taktik yang digunakan adalah dengan mengirim atau membanjiri
situs web dengan data sampah yang tidak perlu bagi orang yang dituju.
Pemilik situs web menderita kerugian, karena untuk mengendalikan atau
mengontrol kembali situs web tersebut dapat memakan waktu tidak sedikit
yang menguras tenaga dan energi.
 Hate sites, Situs ini sering digunakan oleh hackers untuk saling menyerang
dan melontarkan komentar-komentar yang tidak sopan dan vulgar yang
dikelola oleh para “ekstrimis” untuk menyerang pihak-pihak yang tidak
disenanginya. Penyerangan terhadap lawan atau opponent ini sering
mengangkat pada isu-isu rasial, perang program dan promosi kebijakan
ataupun suatu pandangan (isme) yang dianut oleh seseorang / kelompok,
bangsa dan negara untuk bisa dibaca serta dipahami orang atau pihak lain
sebagai “pesan” yang disampaikan.
 Cyber Stalking adalah segala bentuk kiriman e-mail yang tidak dikehendaki
oleh user atau junk e-mail yang sering memakai folder serta tidak jarang
dengan pemaksaan. Walaupun e-mail “sampah” ini tidak dikehendaki oleh
para user.
> Cyber Ethics

Salah satu perkembangan pesat dibidang komputer adalah internet.


Internet, akronim dari Interconection Networking, merupakan suatu jaringan
yang menghubungkan suatu kmputer dengan komputer lain. selain
memberikan dampak baik, internet juga memunculkan permaslahan baru.
Pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup dalam dunia
anonymouse yang tidak memiliki keharusan menunjukkan  identitas asli
dalam berinteraksi. Sementara itu, munculnya berbagai layanan dan
fasilitas yang diberikan dalam internet memungkinkan pengguna untuk
berinteraksi
Permasalahan diatas, menuntut adanya aturan dan prinsip dalam
melakukan komunikasi via internet. Salah satu yang dikembangkan
adalah Netiket atau Nettiquette, yang merupakan suatu etika acuan dalam
berkomunikasi menggunakan internet. Berkomunikasi dengan internet
memerlukan tatacara sendiri. Netiket  yang sering digunakan mengacu
pada standar netiket yang ditetapkan oleh IETF (the Internet Task Force).
IETF adalah suatu komunitas masyarakat internasional yang terdiri dari
para perancang jaringan, operator, penjual dan peneliti yang terkait dengan
evolusi arsitektur dan pengoprasian internet.  IETF  terbagi menjadi
kelompok-kelompok kerja yang menangani beberapa topik seputar internet
baik dari sisi teknis maupun non teknis. Termasuk menetaapkan netiquette
Guidelines  yang terdokumentasi dalam request for comments (RFC).
> E-Commerce

Selanjutnya, perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat juga


menghasilkan sebuah model perdagangan elektronik yang
disebut Electronic Commerce (e-commerce). Secara umum e-commerce adalah
sistem perdagangan yang mrnggunakan mekanisme elektonik yang ada di
jaringan internet.  E-commerce merupakan warna baru dalam dunia
perdagngan, dimana kegiakan perdagangan tersebut dilakukan secara
elektronik dan online. dalam pelaksanaanya, e-commerce menimbulkan
beberapa isu menyangkut hukum perdagangan dalam penggunaan sistem
yang terbentuk secara online networking management tersebut. Beberapa
permasalahan tersebut antara lain menyangkut prinsip-prinsip yuridiksi
dalam transaksi, permasalah kontrak dalam transaksi elektronik. Dengan
berbagai masalah yang muncul menyangkut perdagangan via internet
tersebut diperlukan acuan model hukum yang dapat digunakan sebagai
standar transaksi. Salah satu acuan internasional yang banyak digunakan 
adalah  Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996. acuan yang berisi
model hukum dalam transaksi e-commerce tersebut diterbitkan oleh
UNCITRAL sebagai salah satu komisi internasional yang berada dibawah
naungan PBB. Model tersebut telah diuji oleh General Assembly
Ressolution No 51/162 tanggal 16 Desember 1996.
> Pelanggaran Hak Atas Kekayaan Intelektual
Sebagai teknologi yang bekerja secara digital, hal ini memudahkan
seseorang berbagi dengan orang lain. Hal tersebut  menimbulkan banyak
keuntungan akan tetapi juga menimbulkan permasalahan, terutama
menyangkut hak atas kekayaan intelektual.
Beberapa kasus pelanggaran atas hak kekayaan intelektual tersebut
antara lain adalah pembajakan perangkat lunak, pemakaaian lisensi
melebihi kapasitas penggunaan yang seharusnya, penjualan CD-ROM
ilegal atau juga penyewaan peranggkat lunak ilegal. Berdasarkan survei
yang dilakukan Business Softeware  Alliance(BSA) pada tahun 2001,
menempatkan Indonesia pada peringkat ke tiga di dunia.
> Tanggung Jawab Profesi
Seiring perkembangan teknologi pula, para profesional dibidang komputer
sudah melakukan spesialisasi pengetahuan . Organisasi profesi di AS,
seperti association for computing machinery (ACM) dan institute of electrical
and electonic engineers(IEEE), sudah menetapkan kode etik, syarat-syarat
pelaku profesi dan garis besar pekerjaan untuk membantu para
profesional  komputer dalam memahami dan mengatur tanggungjawab etis
yang harus dipenuhinya.
Di Indonesia, organisasi profesi dibidang komputer yang didirikan sejak
tahun 1974 yang bernama IPKIN (ikatan profesi komputer dan informatika),
juga sudah menetapkan kode etik yang disesuaikan dengan kondisi
perkembangan pemakaian teknologi komputer di indonesia. Kode etik
profesi tersebut menyangkut  kewajiban plaku profesi terhadap
masyarakat, sesama pengembang profesi ilmiah, serta kewajiban terhadap
sesama umat manusia dan lingkunagan hidup. munculnya kode etik
profesisi tersebut tentunya memberikan gambaran adanya tanggung jawab
yang tinggi bagi para pengembang profesi  bidang komputer untuk
menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai seorang profesional dengan
baik sesuai dengan profesionalisme yang di tetapkan.
Sumber :

https://etikomputer.wordpress.com/2015/05/26/etika-komputer-di-
indonesia/

https://www.academia.edu/29053159/Etika_komputer_1_

http://ayukhusnulkhotimah.web.ugm.ac.id/2018/04/12/etika-komputer/

Anda mungkin juga menyukai