Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“ Perkembangan Di Dunia dan Di Indonesia”


Dosen Pengampu :
Rahmad Hidayat ST,MM

Disusun oleh :

ADE FAUZA
ANANDA SYAHPUTRA
ARGA ERWANSYAH
IRFAN SYAHPUTRA
LUKY SEMBIRING BRAHMANA
NUR AISYAH DEWI RAMBE
RAFIAH YUSUF
SILVIA BR SEMBIRING

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH LABUHANBATU
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. 


Puji Syukur kami ucapkan atas rahmat Allah SWT dan berkat karunia-Nya sehingga makalah
yang berjudul “Perkembangan Internet Di Dunia dan Di Indonesia” ini dapat terselesaikan
dengan baik. 
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas dari Bapak Rahmad Hidayat
ST,MM pada bidang studi Pengantar Internet. Makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
wawasan kepada pembaca tentang Internet, sehingga pembaca menambah wawasan
mengenai Internet. 
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Rahmad Hidayat ST,MM selaku
dosen mata pelajaran Pengantar Internet. Berkat tugas yang diberikan ini membuat wawasan
penulis menjadi bertambah dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang ikut berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. 
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, seperti manusia yang pada
hakekatnya tidak luput dari kesalahan. Penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan. Oleh karena itu, diharapkan saran dan kritik
untuk penulis dalam memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik. 
Wassalamualaikum Wr. Wb. 
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan manusia dalam berkomunikasi saat ini sangat beraneka ragam, hal ini
dipengaruhi dari perkembangan alat komunikasi maupun teknologi komunikasi. Awalnya
manusia berkomunikasi melalui gambar, dari gambar menjadi huruf dan berkembang menjadi
tulisan. Dari tulisan inilah seseorang dapat menulis surat dan mengirimkan surat tersebut
kepada kerabat lainnya. Perkembangan manusia dalam berkomunikasi ini dibagi menjadi
beberapa era perkembangan, mulai dari era kesukuan, era tulisan, era cetak dan era
elektronika (Morissan, Corry dan Farid, 2010: 32).Memasuki era elektronik perkembangan
teknologi komunikasi semakin pesat, karena di temukannya berbagai alat komunikasi.
Diantaranya adalah komputer (1942), mesin fotocopy Xeror oleh Chester Carson (1946),
transistor oleh laboratorium elektronik Bell (1947) dan televisi berwarna (1951), video
recorder (1968), TV computer game(1976), facsimile (1980), teleconference, telephoto, video
telephone, komputer modem (1985) serta yang terakhir telepon seluler dan jaringan internet
(Cangara, 2005: 5). Kemunculnya internet yang merupakan media massa kontemporer karena
memenuhi syarat-syarat sebagai media massa, seperti antara lain: ditujukan kepada sejumlah
khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim serta melewati media cetak atau media
elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat
oleh khalayaknya(Rusman, 2012:306). Tentunya inforamasi tersebut dapat diterima oleh
seluruh khalayak di berbagai belahan dunia, sehingga hal tersebut menciptakan “desa global”
atau “global vallage”.Global village merupakan dampak dari perkembangan teknologi
komunikasi yang menjadikan sesorang di seluruh penjuru dunia dapat terhubung.Dari situlah
informasi dapat diperoleh oleh seluruh individu dengan mudah.Bahkan Rusman (2012: 306)
menyebutkan bahwa internet merupakan perpustakaan raksasa dunia, karena di dalam
internet terdapat milyaran sumber informasi, sehingga kita dapat menggunakan informasi
tersebut sesuai dengan kebutuhan. Sejak munculnya internet yang merupakan sebuah jaringan
global, dimana kumpulan dari jaringan-jaringan komputer diseluruh dunia peningkatan
penggunaanya pun semakin meningkat.Perkembangan jumlah pengguna internet diseluruh
dunia, jumlah pemakainya tercatat sekitar 3 juta orang pada tahun 1994. Di tahun 1996
tercatat lonjakan drastis jumlah pemakai internet hingga sebanyak kurang lebih 60 juta orang.
Pada tahun 1998 angka ini meningkat tajam hingga mencapai sekitar 100 juta orang, yang
67% diantaranya berlokasi di Amerika Serikat. Untuk tahun 2005 di prediksi jumlah
pengguna Internet bakal mencapai 1 milyar orang (Tjiptono dan Totok 2000: 3). Hal ini juga
terjadi di Indonesia.Dimana pengguna internet di Indonesia mengalami pertumbuhan yang
sangat drastik. Peningkatan pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat
tajam menurut Anaging Partner Asia Public Relation (PR), Silih Agung Wasesa berdasarkan
perhitungan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) terdapat sekitar 25 juta
pengguna internet. Data dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Aplikasi Telematika Departemen
Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) bahwa pertumbuhan pengguna situs yang
berakhiran ".id" tumbuh sekitar 53 persen per tahun dalam kurun waktu antara tahun 198-
2006. Pada tahun 2008 tercatat ada lebih dari 70 ribu situs, sementara tahun 2009
diperkirakan ada tambahan lima ribu pengguna baru (Ruslan Burhani, 2009). Hal sama juga
diakui oleh Dirjen Sumberdaya Perangkat Pos dan Informatika (SDPP).
.
DAFTAR ISI
1. Kata pengantar
2. Pendahuluan
3. Sejarah internet di dunia
4. perkembangan internet
5. Budaya internet
6. Tata tertib internet
7. Akses internet
8. Manfaat internet
9. Sejarah internet di indonesia
1. Sejarah Internet di Dunia
Internet sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Dengan internet, semua orang dapat
terhubung dengan mudah meskipun jauh. Uniknya, dahulu internet hanya digunakan untuk
kepentingan militer! Namun, seiring berjalannya waktu, publik dapat menggunakan internet.
1969: Awal Kemunculan Internet
Internet berawal pada tahun 1969 dan pada saat itu internet hanyalah sebuah jaringan
komputer yang dibuat oleh ARPA. ARPA merupakan bagian dari Departemen Pertahanan
Amerika Serikat. Proyek tersebut diberi nama ARPANET. Yakni singkatan dari Advanced
Research Project Agency Network.

Proyek tersebut mendapatkan hasil temuan tentang bagaimana perangkat lunak (software)
komputer yang berbasis UNIX dapat berpadu padan dengan perangkat keras (hardware).

Sehingga, para pengembangnya mulai menyadari bahwa hal tersebut dapat membantu
manusia untuk berkomunikasi jarak jauh melalui saluran telepon. Padahal, pada awalnya
hanya akan digunakan untuk kepentingan militer saja.
1986: Sistem Domain Mulai Diperkenalkan
Setelah itu, pada tahun 1986 sistem nama domain mulai diperkenalkan kepada masyarakat,
atau yang saat ini kita kenal dengan istilah DNS alias Domain Name System. DNS ini
berfungsi untuk menyamakan sistem pemberian nama alamat yang ada pada jaringan
komputer.

1990-an: Mulai Masuk ke Indonesia


Mulai tahun 1990, ARPANet dibubarkan tapi internet terus berkembang sampai sekarang.
Lalu di tahun 1993, menjadi momentum dimana internet mulai dikenal oleh kalangan
masyarakat, ditandai dengan kemunculan pilihan website.

Kemudian pada tahun 1994 lah, internet mulai masuk ke Indonesia dan dapat digunakan oleh
masyarakat. Saat itu, IndoNet menjadi ISP komersial pertama di Indonesia yang menjadi
cikal bakal kemunculan jasa akses internet lainnya di Indonesia.
2.PERKEMBANGAN INTERNET

Internet telah membuat revolusi baru dalam dunia komputer dan dunia komunikasi yang tidak
pernah diduga sebelumnya. Beberapa Penemuan telegram, telepon, radio, dan komputer
merupakan rangkaian kerja ilmiah yang menuntun menuju terciptanya Internet yang lebih
terintegrasi dan lebih berkemampuan dari pada alat-alat tersebut. Internet memiliki
kemampuan penyiaran ke seluruh dunia, memiliki mekanisme diseminasi informasi, dan
sebagai media untuk berkolaborasi dan berinteraksi antara individu dengan komputernya
tanpa dibatasi oleh kondisi geografis.

Internet merupakan sebuah contoh paling sukses dari usaha investasi yang tak pernah henti
dan komitmen untuk melakukan riset berikut pengembangan infrastruktur teknologi
informasi. Dimulai dengan penelitian packet switching (paket pensaklaran), pemerintah,
industri dan para civitas academica telah bekerjasama berupaya mengubah dan menciptakan
teknologi baru yang menarik ini.

Perkembangan Sejarah intenet dapat dibagi dalam empat aspek yaitu :


1. Adanya aspek evolusi teknologi yang dimulai dari riset packet switching (paket
pensaklaran) ARPANET (berikut teknologi perlengkapannya) yang pada saat itu dilakukan
riset lanjutan untuk mengembangkan wawasan terhadap infrastruktur komunikasi data yang
meliputi beberapa dimensi seperti skala,performannce/kehandalan, dan kefungsian tingkat
tinggi.
2. Adanya aspek pelaksanaan dan pengelolaan sebuah infrastruktur yang global dan
kompleks.
3. Adanya aspek sosial yang dihasilkan dalam sebuah komunitas masyarakat besar yang
terdiri dari para Internauts yang bekerjasama membuat dan mengembangkan terus teknologi
ini.
4. Adanya aspek komersial yang dihasilkan dalam sebuah perubahan ekstrim namun efektif
dari sebuah penelitian yang mengakibatkan terbentuknya sebuah infrastruktur informasi yang
besar dan berguna. Internet sekarang sudah merupakan sebuah infrastruktur informasi global
(widespread information infrastructure), yang awalnya disebut “the National (atau Global
atau Galactic) Information Infrastructure” di Amerika Serikat. Sejarahnya sangat kompleks
dan mencakup banyak aspek seperti teknologi, organisasi, dan komunitas. Dan pengaruhnya
tidak hanya terhadap bidang teknik komunikasi komputer saja tetapi juga berpengaruh
kepada masalah sosial seperti yang sekarang kita lakukan yaitu kita banyak mempergunakan
alat-alat bantu on line untuk mencapai
3. BUDAYA INTERNET
Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya
Internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia.
Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia
mempunyai akses Internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan
buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran(decentralization) / pengetahuan
(knowledge) informasi dan data secara ekstrim. Perkembangan Internet juga telah
mempengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya
bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon),
kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet.

Transaksi melalui Internet ini dikenal dengan nama e-commerce. Terkait dengan
pemerintahan, Internet juga memicu tumbuhnya transparansi pelaksanaan pemerintahan
melalui e-government seperti di kabupaten Sragen yang mana ternyata berhasil memberikan
peningkatan pemasukan daerah dengan memanfaatkan Internet untuk transparansi
pengelolaan dana masyarakat dan pemangkasan jalur birokrasi, sehingga warga di daerah
terebut sangat di untungkan demikian para pegawai negeri sipil dapat pula di tingkatkan
kesejahterannya karena pemasukan daerah meningkat tajam
4. TATA TERTIB INTERNET
Sama seperti halnya sebuah komunitas, Internet juga mempunyai tata tertib tertentu, yang
dikenal dengan nama Nettiquette atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah netiket.
Untuk di Indonesia selain tata tertib sosial di Internet juga diberlakukan peraturan (UU ITE).
5. AKSES INTERNET
Negara dengan akses Internet yang terbaik termasuk Korea Selatan (50% daripada
penduduknya mempunyai akses jalurlebar – Broadband), dan Swedia. Terdapat dua bentuk
akses Internet yang umum, yaitu dial-up, dan jalurlebar. Di Indonesia, seperti negara
berkembang dimana akses Internet dan penetrasi PC sudah cukup tinggi dengan di
dukungnya Internet murah dan netbook murah, hanya saja di Indonesia operator kurang fair
dalam menentukan harga dan bahkan ada salah satu operator yang sengaja membuat
“perangkap jebakan” agar supaya si pengguna Internet bayar lebih mahal sampai ber juta-juta
rupiah!!, lainnya sekitar 42% dari akses Internet melalui fasilitas Public Internet akses seperti
warnet , cybercafe, hotspot dll. Tempat umum lainnya yang sering dipakai untuk akses
Internet adalah di kampus dan di kantor.
Disamping menggunakan PC (Personal Computer), kita juga dapat mengakses Internet
melalui Handphone (HP) menggunakan Fasilitas yang disebut GPRS (General Packet Radio
Service). GPRS merupakan salah satu standar komunikasi wireless (nirkabel) yang memiliki
kecepatan koneksi 115 kbps dan mendukung aplikasi yang lebih luas (grafis dan multimedia).
Teknologi GPRS dapat diakses yang mendukung fasilitas tersebut. Pen-setting-an GPRS pada
ponsel Tergantung dari operator (Telkomsel, Indosat, XL, 3) yang digunakan. Biaya akses
Internet dihitung melalui besarnya kapasitas (per-kilobite) yang didownload.

6. MANFAAT INTERNET
Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai
akses ke internet .Berikut ini sebagian dari apa yang tersedia di internet:
1. Informasi untuk kehidupan pribadi :kesehatan, rekreasi, hobby, pengembangan pribadi,
rohani,sosial.
2. Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja :sains, teknologi, perdagangan,saham,
komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, berbagai forum komunikasi.Satu hal
yang paling menarik ialah keanggotaan internet tidak mengenal batas negara,ras, kelas
ekonomi, ideologi atau faktor faktor lain yang biasanya dapat menghambat
pertukaran pikiran. Internet adalah suatu komunitas dunia yang sifatnya sangat demokratis
serta memiliki kode etik yang dihormati segenap anggotanya. Manfaatinternet terutama
diperoleh melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa mengenal batas jarak dan
waktu.
Untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, sudah waktunya para
profesional Indonesia memanfaatkan jaringan internet dan menjadi bagian dari masyarakat
informasi dunia.
1.2. SEJARAH INTERNET DI INDONESIA
Sejarah internet Indonesia bermula pada awal tahun 1990-an, saat itu jaringan internet di
Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, dimana semangat kerjasama,
kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa diantara para pelakunya. Agak
berbeda dengan suasana Internet Indonesia pada perkembangannya yang terasa lebih
komersial dan individual di sebagian aktifitasnya terutama yang melibatkan perdagangan
Internet.
Di Indonesia sendiri, internet merupakan media komunikasi yang mulai populer di akhir
tahun 1990. Perkembangan jaringan internet di Indonesia dimulai pada pertengahan era 1990,
namun sejarah perkembangannya dapat diikuti sejak era 1980-an. Pada awal
perkembangannya, kehadiran jaringan internet diprakarsai oleh kelompok
akademis/mahasiswa dan ilmuwan yang memiliki hobi dalam kegiatan-kegiatan seputar
teknologi komputer dan radio. Para akademis dan ilmuwan tersebut memulai berbagai
peercobaan di universitas dan lembaga pemerintah dengan melakukan penelitian yang
berhubungan dengan teknologi telekomunikasi, khususnya komputer beserta jaringannya.
Karenanya, internet hadir sebagai bagian dari proses pendidikan di universitas dan berfungsi
memudahkan pertukaran data dan informasi, yang hadir tidak hanya dalam lingkungan
kampus/lembaganya saja, melainkan antar kampus dan antar negara.
Pada tahun 1988, pengguna awal Internet di Indonesia memanfaatkanCIX (Inggris) untuk
mengakses internet. CIX menawarkan jasa e-mail dannewsgroup hingga menawarkan jasa
akses HTTP. Saat itu, pengguna Internet memakai modem 1200 bps dan saluran telepon
internasional yang sangat mahal untuk mengakses Internet. Di tahun 1989, Compuserve (AS)
hadir dan menawarkan jasa yang sama. Beberapa pengguna Compuservememakai modem
yang dihubungkan dengan Gateway Infonet yang terletak di Jakarta. Saat itu, biaya akses
internet dengan Compuserve terbilang mahal, walaupun jauh lebih murah dari CIX.
Kehadiran jaringan internet di Indonesia sendiri diawali perkembangan kegiatan amatir radio
dengan berdirinya Amatir Radio Club (ARC) ITBpada tahun 1986.
Menggunakan pesawat Transceiver HF SSB Kenwood TS430 dan komputer Apple II,
belasan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) seperti Harya Sudirapratama, J.
Tjandra Pramudito, Suryono Adisoemarta dan Onno W. Purbo dibantu oleh Robby
Soebiakto, pakar diantara para amatir radio, berhasil mengkaitkan jaringan amatirBulletin
Board System (BBS) -merupakan jaringan e-mail store and forward- yang berhubungan
dengan server BBS amatir radio lainnya di seluruh dunia agar e-mail dapat berjalan dengan
lancar. Robby Soebiakto meyakini bahwa masa depan teknologi jaringan komputer akan
berbasis pada protokol TCP/IP. Karenanya, Ia membuat teknologi radio paket TCP/IP yang
diadopsi oleh para rekannya di BPPT, LAPAN, UI, & ITB dan yang menjadi cikal bakal
berdirinya jaringan internet yang bernamaPaguyubanNet.
Selain Robby Soebiakto, hadir pula Rahmat M. Samik-Ibrahim yang membangun jaringan
Internet di Universitas Indonesia (UI). Muhammad Ihsan yang membangun jaringan
komputer menggunakan teknologi radio paket band 70cm & 2m yang dikenal sebagai
JASIPAKTA. Selain itu, ada juga Suryono Adisoemarta, Putu, Firman Siregar, Adi
Indrayanto hingga Onno W. Purbo yang juga memiliki peran penting pada awal
pembangunan Internet di Indonesia sejak tahun 1992 hingga 1994.
Menurut data dari whois ARIN dan APNIC, protokol internet (IP) pertama di Indonesia
didaftarkan oleh Universitas Indonesia pada 24 Juni 1988 (IP=UI-NETLAB
[192.41.206/24]). Adalah RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby
Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo, nama-nama orang
yang berjasa dalam awal-awal masa pembangunan internet Indonesia sekira 1992-1994.
Mereka telah memberikan kontribusi dan dedikasi berdasarkan keahlian yang mereka miliki
di dunia internet.
Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan Internet di Indonesia dapat di lihat di beberapa
artikel di media cetak seperti KOMPAS berjudul “Jaringan komputer biaya murah
menggunakan radio” di akhir tahun 1990 awal 1991. Juga beberapa artikel pendek di Majalah
Elektron Himpunan Mahsiswa Elektro ITB di tahun 1989.
Inspirasi tulisan-tulisan awal Internet Indonesia datangnya dari kegiatan di amatir radio
khususnya di Amatir Radio Club (ARC) ITB di tahun 1986. Bermodal pesawat Transceiver
HF SSB Kenwood TS430 milik Harya Sudirapratama (YC1HCE) dengan komputer Apple II
milik Onno W. Purbo (YC1DAV) sekitar belasan anak muda ITB seperti Harya
Sudirapratama (YC1HCE), J. Tjandra Pramudito (YB3NR), Suryono Adisoemarta (N5SNN)
bersama Onno W. Purbo (YC1DAV), berguru pada para senior amatir radio seperti Robby
Soebiakto (YB1BG), Achmad Zaini (YB1HR), Yos (YB2SV), di band 40m (7MHz).
Robby Soebiakto YB1BG yang waktu itu bekerja di PT. USI IBM Jakarta merupakan pakar
diantara para amatir radio di Indonesia khususnya untuk komunikasi data radio paket yang
kemudian mendorong ke arah TCP/IP. Teknologi radio paket TCP/IP yang kemudian di
adopsi oleh rekan-rekan BPPT, LAPAN, UI, dan ITB yang kemudian menjadi tumpuan
PaguyubanNet di tahun 1992-1994.
Di tahun 1988, dalam surat pribadi Robby Soebiakto YB1BG mendorong Onno W. Purbo
YC1DAV/VE3 yang berada di Hamilton, Ontario, Kanada untuk mendalami TCP/IP. Robby
Soebiakto YB1BG meyakinkan Onno W. Purbo YC1DAV/VE3 bahwa masa depan teknologi
jaringan komputer akan berbasis pada protokol TCP/IP.
Robby Soebiakto (YB1BG) menjadi koordinator IP pertama dari AMPR-net (Amatir Packet
Radio Network) yang di Internet dikenal dengan domain AMPR.ORG dan IP 44.132. Sejak
tahun 2000 AMPR-net Indonesia di koordinir oleh Onno W. Purbo (YC0MLC). Koordinasi
dan aktifitas-nya mengharuskan seseorang untuk menjadi anggota ORARI dan di koordinasi
melalui mailing list ORARI, seperti, orari-news@yahoogroups.com.
Di tahun 1986-1987 awal perkembangan jaringan paket radio di Indonesia, Robby Soebiakto
(YB1BG) merupakan pionir dikalangan pelaku amatir radio Indonesia yang mengkaitkan
jaringan amatir Bulletin Board System (BBS) yang merupakan jaringan e-mail store and
forward yang mengkaitkan banyak “server” BBS amatir radio seluruh dunia agar e-mail dapat
berjalan dengan lancar.
Di awal tahun 1990 komunikasi antara Onno W. Purbo (YC1DAV/VE3) yang waktu itu
berada di Kanada dengan panggilan YC1DAV/VE3 dengan rekan-rekan amatir radio di
Indonesia dilakukan melalui jaringan amatir radio ini. Dengan peralatan PC/XT dan walkie
talkie 2 meteran, komunikasi antara Indonesia-Kanada terus dilakukan dengan lancar melalui
jaringan amatir radio.
Robby Soebiakto YB1BG berhasil membangun gateway amatir satelit di rumahnya di Cinere
melalui satelit-satelit OSCAR milik amatir radio kemudian melakukan komunikasi lebih
lanjut yang lebih cepat antara Indonesia-Kanada. Pengetahuan secara perlahan ditransfer dan
berkembang melalui jaringan amatir radio ini.
Tahun 1992-1993, Muhammad Ihsan masih staff peneliti di LAPAN Ranca Bungur tidak
jauh dari Bogor yang di awal tahun 1990-an di dukung oleh pimpinannya Ibu Adrianti dalam
kerjasama dengan DLR (NASA-nya Jerman) mencoba mengembangkan jaringan komputer
menggunakan teknologi packet radio pada band 70cm & 2m.
Jaringan LAPAN dikenal sebagai JASIPAKTA dengan dukungan DLR Jerman. Protokol
TCP/IP di operasikan di atas protokol AX.25 pada infrastruktur packet radio. Muhammad
Ihsan mengoperasikan relay penghubung antara ITB di Bandung dengan gateway Internet
yang ada di BPPT di tahun 1993-1998.
Firman Siregar merupakan salah seorang motor di BPPT yang mengoperasikan gateway radio
paket bekerja pada band 70cm di tahun 1993-1998-an. PC 386 sederhana menjalankan
program NOS di atas sistem operasi DOS digunakan sebagai gateway packet radio TCP/IP.
IPTEKNET masih berada di tahapan sangat awal perkembangannya saluran komunikasi ke
internet masih menggunakan protokol X.25 melalui jaringan Sistem Komunikasi Data Paket
(SKDP) terkait pada gateway di DLR Jerman.
Putu sebuah nama yang melekat dengan perkembangan PUSDATA DEPRIN waktu masa
kepemimpinan Bapak Menteri Perindustrian Tungki Ariwibowo menjalankan BBS
pusdata.dprin.go.id. Di masa awal perkembangannya BBS Pak Putu sangat berjasa dalam
membangun pengguna e-mail khususnya di jakarta Pak Putu sangat beruntung mempunyai
menteri Pak Tungki yang “maniak” IT dan yang mengesankan dari Pak Tungki beliau akan
menjawab e-mail sendiri. Barangkali Pak Tungki adalah menteri pertama Indonesia yang
menjawab e-mail sendiri.

Suryono Adisoemarta N5SNN di akhir 1992 kembali ke Indonesia, kesempatan tersebut tidak
dilewatkan oleh anggota Amatir Radio Club (ARC) ITB seperti Basuki Suhardiman, Aulia K.
Arief, Arman Hazairin di dukung oleh Adi Indrayanto untuk mencoba mengembangkan
gateway radio paket di ITB. Berawal semangat & bermodalkan PC 286 bekas barangkali ITB
merupakan lembaga yang paling miskin yang nekad untuk berkiprah di jaringan
PaguyubanNet. Rekan lainnya seperti UI, BPPT, LAPAN, PUSDATA DEPRIN merupakan
lembaga yang lebih dahulu terkait ke jaringan di tahun 1990-an mereka mempunyai fasilitas
yang jauh lebih baik daripada ITB. Di ITB modem radio paket berupa Terminal Node
Controller (TNC) merupakan peralatan pinjaman dari Muhammad Ihsan dari LAPAN.
Suryono Adisoemarta N5SNN sendiri ketika masih menempuh kuliah S2nya di University of
Texas di Austin, Texas, menyambungkan TCP/IP Amatir Austin ke gateway Internet untuk
pertama kalinya, di gedung Chemical and Petroleum Engineering University of Texas,
Ameria Serikat, sehingga komunitas Amatir Radio TCP/IP Austin bisa tersambung dengan
jaringan TCP/IP seluruh dunia dan bahkan memungkinkan akses langsung ke internet dengan
mengunakan radio amatir (Lim, 2005). Pengetahuan inilah yang kemudian Ia terapkan dalam
pengembangan radio paket di ITB.
Berawal dari teknologi radio paket 1200bps, ITB kemudian berkembang di tahun 1995-an
memperoleh sambungan leased line 14.4Kbps ke RISTI Telkom sebagai bagian dari
IPTEKNET akses Internet tetap diberikan secara cuma-cuma
kepada rekan-rekan yang lainnya khususnya di PaguyubanNet.
September 1996 merupakan tahun peralihan bagi ITB, karena keterkaitan ITB dengan
jaringan penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3) sehingga memperoleh
bandwidth 1.5Mbps ke Jepang yang terus ditambah dengan sambungan ke TelkomNet & IIX
sebesar 2Mbps. ITB akhirnya menjadi salah satu bagian terpenting dalam jaringan pendidikan
di Indonesia yang menamakan dirinya AI3 Indonesia yang mengkaitkan 25+ lembaga
pendidikan di Indonesia di tahun 1997-1998-an.
Jaringan pendidikan ini bukan hanya monopoly ITB saja, jaringan pendidikan lain yang lebih
besar lagi adalah jaringan SMK yang dibawahi DIKMENJUR (dikmenjur@egroups.com). Di
tahun 2006, praktis ada lebih dari 4000 sekolah di Indonesia yang tersambung ke Internet
sebagian besar adalah SMK.
* Mailing List Indonesia
Di tahun 1989-1990-an, teman-teman mahasiswa Indonesia di luar negeri mulai membangun
tempat diskusi di Internet, salah satu tempat diskusi Indonesia di Internet yang pertama
berada di indonesians@janus.berkeley.edu.
Berawal dari mailing list pertama di Janus diskusi-diskusi antar teman-teman mahasiswa
Indonesia diluar negeri pemikiran alternatif berserta kesadaran masyarakat ditumbuhkan.
Pola mailing list ini ternyata terus berkembang dari sebuah mailing list legendaris di janus,
akhirnya menjadi sangat banyak sekali mailing list Indonesia terutama di host oleh server di
ITB & egroups.com. Mailing list ini akhirnya menjadi salah satu sarana yang sangat strategis
dalam pembangunan komunitas di Internet Indonesia.

.* Internet Service Provider Indonesia


ISP yang pertama kali di Indonesia ialah Ipteknet http://www.iptek.net.id/ yang beroperasi
penuh menjelang awal 1994.
Di tahun 1994-an mulai beroperasi P.T. IndoInternet http://www.indo.net.id/ atau IndoNet
yang dipimpin secara part-time oleh Sanjaya. IndoNet merupakan ISP komersial pertama
Indonesia yang pada awalnya memanfaatkan lisensi dari P.T. Lintas Arta.
Pada waktu itu pihak POSTEL belum mengetahui tentang celah-celah bisnis Internet & masih
sedikit sekali pengguna Internet di Indonesia. Sambungan awal ke Internet dilakukan
menggunakan dial-up oleh IndoNet, sebuah langkah yang cukup nekad barangkali. Lokasi
awal IndoNet di daerah Rawamangun di kompleks dosen UI kebetulan ayah Sanjaya adalah
dosen UI. ISP yang tidak lama menyusul IndoNETialah RadNet http://www.rad.net.id/.
a. 1969 – Internet dicetuskan

Pada Oktober 1969, para peneliti di Universitas California di Los Angeles atau disingkat
UCLA sedang berupaya untuk mengirimkan data dari satu komputer ke komputer yang
lainnya. Para peneliti tersebut ingin mencoba mengirimkan tiga huruf dengan bunyi LOG ke
komputer kedua dalam bentuk kode biner. Sementara itu, komputer kedua nanti akan
menambahkan dua huruf lagi dalam bentuk yang sama, sehingga menjadi LOGIN.

Kesuksesan pengiriman data yang dilakukan pada penelitian tersebut telah berhasil
melahirkan sebuah proyek yang diberi nama Advanced Research Projects Agency Network
atau disingkat ARPANET. ARPANET sendiri akan dikembangkan dan ditujukan untuk
keperluan Departemen Pertahanan Amerika Serikat.

Semenjak itu, sistem yang awalnya hanya digunakan untuk mengirimkan kode biner secara
terbatas tersebut pun semakin bertumbuh. Sebagai pendahulu internet yang awalnya hanya
menghubungkan 4 komputer, dalam kurun waktu satu tahun telah berhasil menghubungkan
13 komputer dalam satu jaringan. Hingga pada akhirnya, tepatnya pada 1981, jaringan
ARPANET telah sukses menghubungkan sekitar 231 komputer.
b. 1971 – Surat elektronik pertama

Pada tahun 1971, orang Amerika Serikat yang bernama Ray Tomlinson untuk kali pertama
mengirimkan surat elektronik menggunakan ARPANET. Berkat pengiriman surat elektronik
pertama tersbeut, dicetuskanlah penggunaan simbol ‘@’ dalam alamat surel hingga sekarang.
Simbol ‘@’ sebenarnya digunakan untuk melakukan pemisahan antara nama pengguna
dengan jaringan yang sedang digunakan.
c. 1983 – Komunikasi antar jaringan

Sebelumnya, kita tahu bahwa dua buah perangkat komputer dapat berkomunikasi satu sama
lain dalam satu jaringan perlu semacam ‘protokol’ dengan wujud rangkaian tahapan, yang
ditentukan oleh pengatur komunikasi. Tepat pada tahun 1970, Robert Kahn bersama Vinton
Cerf mencoba mengembangkan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).
TCP/IP ini sendiri akan sangat memungkinkan dalam melakukan pertukaran data, tentu saja
bukan hanya dalam komputer dengan jaringan yang sama, tetapi pada jaringan yang berbeda
sekalipun.
Hingga saat ini, penggunaan TCP/IP masih digunakan oleh banyak perangkat. ARPANET
sendiri berhasil melakukan adopsi terhadap teknologi ini tepat pada 1 Januari 1983. Hal ini
pada akhirnya juga memungkinkan hubungan dengan beberapa jaringan komputer lain,
misalnya seperti Universitas. Ditemukannya cara untuk menghubungkan antar jaringan ini,
dapat menjadi poin utama bahwa wujud internet yang kita kenal dimulai dari sini.
d. 1990: Lahirnya WWW

Setelah TCP/IP berhasil dikembangkan untuk melakukan pertukaran data dengan jaringan
yang berbeda, pada 12 Maret 1989, Tim Berners- Lee yang saat itu bekerja untuk lab fisika
CERN (Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir) berhasil mencetuskan WWW. Ia merupakan
bagian yang menjadi pencetus sistem manajemen informasi yang terdesentralisasi.

Pada saat itu, CERN sendiri telah memiliki ribuan karyawan dan hampir selalu bertambah
banyak masuknya karyawan baru. Dengan jumlah karyawan yang sangat banyak, tentu saja
akan sangat sulit untuk mendapatkan informasi yang mungkin yang saling berkaitan, tetapi
tidak diketahui. Hal ini dikarenakan tempat penyimpanan yang berbeda tempat.

Tim Berners- Lee mengusulkan untuk dibuat sebuah sistem koneksi hypertext sekaligus
pencarian menggunakan kata kunci. Sistem dan pencarian tersebut nantinya akan
dihubungkan dengan berbagai informasi terkait yang disediakan oleh organisasi tersebut.
Pada tahun 1990, Robert Cailliau dari Belgia datang untuk membantu Tim Berners- Lee
dalam melakukan mengembangkan usulannya. Penemuan ini sendiri mengacu pada dua pilar,
yaitu: bahasa pemrograman HTML untuk memungkinkan keberadaan website, dan protokol
pertukaran hypertext HTTP untuk memungkinkan pengguna meminta, dan menerima laman
yang diinginkan.

Sistem ini pada akhirnya disebarluaskan tepat pada April tahun 1993. Kemudian, semakin
diterima oleh banyak orang dan populer seiring rilisnya Mosaic pada bulan November di
tahun yang sama. Mosaic sendiri merupakan situs pencari atau lebih dikenal dengan search
engine pertama di dunia. Jumlah situs yang dapat diakses pada Mosaic awalnya hanya
beberapa juta di awal 1990, akan tetapi seiring waktu kemudian meledak menjadi 400 juta
tepat pada tahun 2000.
e. 2000-an: Jejaring sosial, dan perangkat mobile

Setelah mulai populernya search engine, mulai memasuki abad ke 20, tepatnya tahun 2000.
Internet mulai berkembang menjadi media jejaring sosial. Jejaring sosial ini mulai diciptakan
kali pertama pada tahun 2003. Kemudian setahun berselang, seseorang yang sangat kita kenal
di era ini baru saja membangun Thefacebook.com, ia adalah Mark Zuckerberg. Mark
Zuckerberg sendiri menciptakan Thefacebook.com awalnya bertujuan untuk menghubungkan
seluruh mahasiswa dari Harvard.

Namun, seiring berjalan waktu dan perkembangan internet, Facebook lambat laun tumbuh
menjadi salah satu raksasa media sosial yang memiliki jumlah pengguna hingga sekitar 2,3
miliar orang dari seluruh belahan dunia.

Sementara itu, pada tahun 2007, Apple juga berhasil mengguncang dunia dengan inovasi
ponselnya yang diberi nama, iPhone. iPhone sendiri memulai tren ponsel pintar yang kita
kenal dan selalu kita gunakan saat ini. Kemudian, selama 10 tahun saja, layanan berlanggan
untuk mobile broadband telah meningkat secara pesat yang awalnya dari 268 juta menjadi 4,2
miliar di seluruh dunia.
Masyarakat Indonesia dan Internet
Perkembangan internet di Indonesia semakin tahun pun semakin menunjukan perkembangan
yang cukup pesat. Sekarang saja, masyarakat Indonesia sudah bisa membuat akses internet
dari berbagai jenis perangkat elektronik.
Menurut informasi dari databooks, per Juni 2021 lalu, penetrasi internet di Indonesia telah
mampu mencapai peringkat ke-7 di Asia Tenggara. Berdasarkan data tersebut, jumlah
pengguna internet di dalam negeri mencapai 212,35 juta jiwa dari seluruh jumlah penduduk
yang diperkirakan mencapai sekitar 276,36 juta jiwa.

Perkembangan yang sangat cepat dari penggunaan internet di Indonesia tentu tidak bisa
dilepaskan dari kemudahan untuk mengakses layanan tersebut. Ditambah lagi, ada banyak
provider yang sering kali menawarkan berbagai paket kuota internet dengan harga cukup
murah.

Terlebih lagi, di masa pandemi Covid-19 seperti ini, internet bisa dikatakan sebagai salah
satu sarana yang mampu memberikan hiburan, informasi, dan berbagai penunjang kegiatan
pembelajaran lainnya, baik untuk siswa maupun mahasiswa. Dengan demikian, internet telah
menjadi hal yang tidak mungkin bisa dilepaskan lagi bagi kehidupan masyarakat Indonesia.
Perkembangan teknologi informasi bergerak begitu cepat. Dunia seolah makin kecil, karena
semua yang terjadi di belahan dunia manapun bisa terpantau berkat kecanggihan teknologi
informasi.

Indonesia termasuk yang tidak bisa dilepas dari kemajuan teknologi informasi tersebut,
khususnya dunia internet. Lalu sejak kapan masyarakat Indonesia menikmati layanan
jaringan internet yang mengenalkan dunia maya tersebut?
Sejarah internet Indonesia dimulai pada awal tahun 1990-an. Saat itu jaringan internet di
Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, di mana semangat kerja sama,
kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa di antara para pelakunya.

Agak berbeda dengan suasana Internet Indonesia pada perkembangannya kemudian yang
terasa lebih komersial dan individual di sebagian aktivitasnya, terutama yang melibatkan
perdagangan Internet. Sejak 1988, ada pengguna awal Internet di Indonesia yang
memanfaatkan CIX (Inggris) dan Compuserve (AS) untuk mengakses internet.
Awal Internet Indonesia
Berdasarkan catatan whois ARIN dan APNIC, protokol Internet (IP) pertama dari Indonesia,
UI-NETLAB (192.41.206/24) didaftarkan oleh Universitas Indonesia pada 24 Juni 1988.
RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman
Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama legendaris di
awal pembangunan Internet Indonesia pada tahun 1992 hingga 1994.

Masing-masing personal telah mengontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam


membangun cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia.Tulisan-tulisan
tentang keberadaan jaringan Internet di Indonesia dapat dilihat di beberapa artikel di media
cetak seperti Kompas berjudul “Jaringan komputer biaya murah menggunakan radio” di
bulan November 1990. Juga beberapa artikel pendek di Majalah Elektron Himpunan
Mahasiswa Elektro ITB pada tahun 1989.

Internet Service Provider Indonesia

Di sekitar tahun 1994 mulai beroperasi IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya. IndoNet
merupakan ISP komersial pertama Indonesia. Pada waktu itu pihak Postel belum mengetahui
tentang celah-celah bisnis Internet & masih sedikit sekali pengguna Internet di Indonesia.

Sambungan awal ke Internet dilakukan menggunakan dial-up oleh IndoNet, sebuah langkah
yang cukup nekat barangkali. Lokasi IndoNet masih di daerah Rawamangun di kompleks
dosen UI, kebetulan ayah Sanjaya adalah dosen UI.

Akses awal di IndoNet mula-mula memakai mode teks dengan shell account, browser lynx
dan email client pine serta chatting dengan conference pada server AIX. Tahun 1995,
pemerintah Indonesia melalui Departemen Pos Telekomunikasi menerbitkan izin untuk ISP
yang diberikan kepada IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya dan Radnet pimpinan BRM. Roy
Rahajasa Yamin.
Mulai 1995 beberapa BBS di Indonesia seperti Clarissa menyediakan jasa akses Telnet ke
luar negeri. Dengan memakai remote browser Lynx di AS, maka pemakai Internet di
Indonesia bisa akses Internet (HTTP).

Perkembangan terakhir yang perlu diperhitungkan adalah trend ke arah e-commerce dan
warung internet yang satu & lainnya saling menunjang membuahkan masyarakat Indonesia
yang lebih solid di dunia informasi. Rekan-rekan e-commerce membangun komunitasnya di
beberapa mailing list utama seperti warta-e-commerce@egroups.com, mastel-e-
commerce@egroups.com, e-commerce@itb.ac.id & i2bc@egroups.com.
Pengguna Awal Internet Lewat CIX dan Compuserve

Sejak 1988, CIX (Inggris) menawarkan jasa E-mail dan Newsgroup. Belakangan
menawarkan jasa akses HTTP dan FTP. Beberapa pengguna Internet memakai modem 1200
bps dan saluran telepon Internasional yang sangat mahal untuk mengakses Internet. Sejak
1989 Compuserve (AS) juga menawarkan jasa E-mail dan belakangan Newsgroup,
HTTP/FTP. Beberapa pengguna Compuserve memakai modem yang dihubungkan dengan
Gateway Infonet yang terletak di Jakarta. Biaya akses Compuserve masih mahal, tetapi jauh
lebih murah dari CIX.

Pengguna Internet Indonesia saat Ini

Jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2016 adalah 132,7 juta user atau sekitar 51,5%
dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 256,2 juta. Jumlah ini termasuk banyak di Asia.
Pengguna internet terbanyak ada di Pulau Jawa dengan total pengguna 86.339.350 user atau
sekitar 65% dari total penggunan Internet. Jika dibandingkan penggunana Internet Indonesia
pada tahun 2014 sebesar 88,1 juta user, maka terjadi kenaikkan sebesar 44,6 juta dalam
waktu 2 tahun (2014 – 2016). Jumlah ini masih akan berkembang seiring dengan
perkembangan infrastruktur dan teknologi.
di Indonesia awalnya bermula di ranah akademis dan kelompok hobi. Internet pertamakali
dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serika pada 1969 sebagai sebuah
proyek rahasia. Sebagai sebuah jaringan, Internet hanyalah teknologi yang menghubungkan
satu komputer dengan komputer lain.

Bersama dengan Internet, teknologi lain yang menjadi landasan bagi apa yang kita kenal
sekarang sebagai “Internet” adalah the World Wide Web (www), yaitu medium publikasi
elektronik global yang dapat diakses melalui jaringan Internet.
Teknologi terakhir ini ditemukan baru pada tahun 1990 oleh Tim Berners-Lee. The World
Wide Web merupakan medium yang memungkinkan kita menikmatai beragam konten di
dalamnya seperti gambar, foto, video, surat kabar, radio, hingga televisi.
Di Indonesia, kisah mengenai sejarah Internet umumnya merujuk pada disertasi Merlyna Lim
yang ia pertahankan di Universitas Twente, Belada, @rchipelago Online: The Internet and
Political Activism in Indonesia.
Lim menyebut, Internet di Indonesia awalnya muncul di ranah akademis. Jaringan Internet
awalnya merupakan proyek penelitian yang dilakukan para peneliti di Universitas Indonesia.

Koneksi pertama Internet di Indonesia tecatat dilakukan oleh Joseph Luhukay pada tahun
1983 yang mengembangkan jaringan UINet (University of Indonesia Network) di kampus
Universitas Indonesia.

Indonesia tercatat sebagai negara pertama di Asia yang terhubung dengan jaringan Internet
global ketika UINet yang dikembangkan Luhukay secara resmi terhubung dengan jaringan
Internet global yang saat itu masih bernama UUNet pada tahun 1984.
Lim juga mencatat, di luar dunia kampus, Onno Purbo dicatat sebagai sosok yang paling
berpengaruh dalam pengembangan jaringan Internet di Indonesia. Bersama teman-temannya
penghobi aktivitas radio amatir, Onno mengembangkan jaringan komputer melalui frekuensi
radio pada tahun 1993.
Motivasi Onno dan kawan-kawan pada waktu itu adalah mencari cara berkomunikasi secara
murah di luar jaringan Telkom yang waktu itu memonopoli industri telekomunikasi di
Indonesia.

Onno kemudian mempublikasikan sejumlah artikel tentang bagaimana membangun jaringan


telekomunikasi murah melalui Internet.

Selanjutnya, perkembangan Internet di Indonesia yang semula merupakan aktivitas penelitian


dan hobi bergeser ke ranah komersil ketika PT Indo Internet (Indonet) berdiri sebagai Internet
Service Provider (ISP) pertama di Indonesia pada September 1994.

Setelah Indonet, sampai akhir tahun 1990 berdirilah sejumlah ISP antara lain PT Rahardjasa
Internet (Radnet) (1995), Wasantara Network yang dikembangkan PT Pos Indonesia (1996),
IndosatNet (1996), dan Telkomnet (1998).

Pada tahun 1998, menurut data APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)
jumlah pelanggan ISP di seluruh Indonesia tercatat hanya 138.000 pelanggan dengan
perkiraan pengguna Internet sebanyak 512.000 pengguna.
Namun, kemunculan sejumlah ISP bukan faktor signifikan yang membuat Internet tersebar
luas di Indonesia. Sebabnya, ISP hanya diakses kelompok sosial tertentu di masyarakat yang
memiliki komputer dan mampu membayar tagihan pulsa telepon.

Menurut Lim, aktor penting penyebaran akses Internet di tahun-tahun awal perkembangan
Internet di Indonesia adalah merebaknya “warnet” (warung Internet) pada tahun 1996.

Kehadiran warnet membuat Internet semakin mudah diakses karena masyarakat cukup
membayar biaya koneksi per jam tanpa perlu memiliki komputer atau membayar biaya
koneksi telepon di rumah.
Internet dan Reformasi 1998

Di sekitar tahun 1998, sebelum dan sesudah jatuhnya rezim Orde Baru Soeharto, Internet
semakin populer. Internet menjadi ruang perlawanan terhadap rezim orde baru yang sangat
ketat mengawasi ruang-ruang media.

Di Internet, utamanya di mailing list, diskusi-diskusi politik dan diseminasi informasi yang
tak mungkin dilakukan di media-media arus utama berlangsung sangat intens bahkan disebut
sebagai salah faktor yang tak bisa dilepaskan perannya dalam penggulingan rezim Orde Baru.

Pada tahun 1998, di ujung pemerintahan Soeharto, Internet memegang peranan penting dalam
pergolakan aktivis reformasi. Pada tahun itu Internet merupakah salah satu alat perjuangan
penting dalam menurunkan rezim soeharto.
Internet mengurangi kekuasaan pemerintah dalam mengontrol informasi. Internet menjadi
kekuatan politik dalam pergolakan demokrasi di Indonesia.
Internet menjadi ruang baru diskusi-diskusi politik yang praktis tidak bisa dilakukan pada
medium offline. Diskusi-diskusi itu berlangsung dalam milis-milis. Ada banyak milis, tapi
yang amat terkenal adalah “Apakabar” yang dibuat oleh salah seorang mantan staf kedutaan
besar amerika di Jakarta John pada 7 Oktober 1990.

Milis menjadi ruang bebas bagi aneka pandangan yang menentang rezim soeharto. Pesan-
pesan yang berkeliaran di Internet pun sangat lugas, sesuatu yang tidak mungkin dijumpai di
media-media mainstream seperti “gantung Soeharto”, “hancurkan Soeharto”. Ajakan turun ke
jalan untuk berunjuk rasa juga menyebar luas di Internet.
Kekuatan Internet semakin terasa ketika pada 15 Mei 1998, menteri penerangan
mengeluarkan kebijakan “televisian pool”. Pengawasan ketat tidak hanya terjadi pada media-
media cetak, tapi juga televisi.

Pemerintah menyensor siaran televisi. Kebijakan ini mengharuskan semua TV berita untuk
me-rely siaran resmi TVRI. “From 15 May 1998, all broadcast materials became
homogenous and were legalised by the logo of TVRI.”

Satu-satunya ruang publik yang bebas dari jangkauan pemerintah adalah Internet. Lim
mencatat, sepanjang masa itu, informasi terkini tentang pergerakan mahasiswa jam per jam,
menit per menit, dan detik per detik, hanya bisa leluasa diperoleh di milis-milis seperti
“Apakabar”, “IndoProtest”, maupun milis-milis pro-reformasi lainnya.

Internet menjadi roda pendorong bergulirknya bola salju perlawanan mahasiswa terhadap
rezim soeharto.
Setelah Soeharto lengser pada 21 Mei 1998, wartawan Boston Globe David L. Marcus yang
meliput dinamika politik di di Jakarta dalam artikelnya yang tayang pada 23 Mei 2008
menulis bahwa Internet memiliki peran besar dalam menumbangkan rezim Orde Baru.

“As rebellion broke out across Indonesia this month, protester did not have tanks or guns. But
they had powerful tool that was not available during the country’s previous uprising: The
Internet,” tulis Marcus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari
bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link
https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih
dulu di ponsel.
Berapa jumlah pengguna internet di Indonesia? Menurut lembaga riset pasar e-Marketer,
populasi netter Tanah Air mencapai 83,7 juta orang pada 2014.

Angka yang berlaku untuk setiap orang yang mengakses internet setidaknya satu kali setiap
bulan itu mendudukkan Indonesia di peringkat ke-6 terbesar di dunia dalam hal jumlah
pengguna internet.

Pada 2017, eMarketer memperkirakan netter Indonesia bakal mencapai 112 juta orang,
mengalahkan Jepang di peringkat ke-5 yang pertumbuhan jumlah pengguna internetnya lebih
lamban.
Secara keseluruhan, jumlah pengguna internet di seluruh dunia diproyeksikan bakal mencapai
3 miliar orang pada 2015. Tiga tahun setelahnya, pada 2018, diperkirakan sebanyak 3,6
miliar manusia di bumi bakal mengakses internet setidaknya sekali tiap satu bulan.
"Ponsel dan koneksi broadband mobile terjangkau mendorong pertumbuhan akses internet di
negara-negara yang tidak bisa mengandalkan fixed line, entah karena masalah infrastruktur
atau biaya," ujar analis senior eMarketer Monica Peart.
Peart menyebutkan bahwa negara berkembang seperti Indonesia dan India masih memiliki
ruang pertumbuhan jumlah pengguna internet yang besarnya bisa mencapai dua digit setiap
tahun.

Di atas Indonesia, untuk saat ini lima besar negara pengguna internet di dunia secara
berurutan diduduki oleh Tiongkok, Amerika Serikat, India, Brazil, dan Jepang.

DAFTAR PUSTAKA

https://yusufilham.web.ugm.ac.id/2015/09/12/sejarah-internet-di-dunia-dan-
perkembangannya-di-indonesia/

https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-internet/amp/

Anda mungkin juga menyukai