Anda di halaman 1dari 9

MATRIK JUKNIS 2023

Juknis 2022 Juknis 2023


Pasal 8 Pasal 8 diubah
PA dapat mengeluarkan Surat Keputusan penetapan PA dapat mengeluarkan Surat Keputusan penetapan pejabat
pejabat pengadaan yang berasal dari SKPD lain pengadaan yang berasal dari SKPD lain berdasarkan surat
berdasarkan surat penugasan dari Kepala SKPD yang penugasan dari Kepala SKPD yang bersangkutan dan surat
bersangkutan rekomendasi dari kepala UKPBJ Kabupaten Sumenep .
Pasal 13 Pasal 13 diubah
KPA dapat mengeluarkan Surat Keputusan penetapan KPA dapat mengeluarkan Surat Keputusan penetapan pejabat
pejabat pengadaan yang berasal dari SKPD lain pengadaan yang berasal dari SKPD lain berdasarkan surat
berdasarkan surat penugasan dari Kepala SKPD yang penugasan dari Kepala SKPD yang bersangkutan dan surat
bersangkutan rekomendasi dari kepala UKPBJ Kabupaten Sumenep .

Pasal 10 Pasal 10 diubah


1. Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana 1. Dalam hal Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud
dimaksud pada ayat (1) bilamana PA tidak dapat pada ayat (1) khusus untuk PA yang menjabat sebagai
merangkap menjadi PPK dapat menugaskan PPK untuk Bendahara Umum Daerah (BUD) dapat menugaskan PPK
melaksanakan kewenangan yang terkait dengan: untuk melaksanakan kewenangan yang terkait dengan:
a. melakukan tindakan yang mengakibatkan a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
pengeluaran anggaran belanja; dan/atau anggaran belanja; dan/atau
b. mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam b. mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas
batas anggaran belanja yang telah ditetapkan anggaran belanja yang telah ditetapkan.

Pasal 16 Pasal 16 disisipkan


Tidak ada PA dapat menugaskan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
apabila telah memiliki Sertifikat Kompetensi PPK sebagaimana
yang telah diatur pada Peraturan Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 dan
Surat Edaran Kepala LKPP Nomor 8 Tahun 2020.

Pasal 21 Pasal 21 disisipkan


Tidak ada 1. Dalam komponen biaya pembangunan dalam rangka
penganggaran belanja pekerjaan konstruksi PPK
menetapkan biaya SMKK sebagai berikut:
a. Pekerjaan dengan nilai sampai Rp. 50.000.000,- Dapat
diberikan biaya SMKK;
b. Pekerjaan dengan nilai diatas Rp. 50.000.000,- sampai
dengan Rp. 200.000.000,- Dapat diberikan biaya SMKK
dalam bentuk Lumsum;
c. Pekerjaan dengan nilai diatas Rp. 200.000.000,- sampai
dengan Rp. 15.000.000.000,- Diberikan biaya SMKK
d. Pekerjaan dengan nilai diatas Rp. 15.000.000.000,-
Diberikan biaya SMKK dengan memenuhi 9 Komponen
biaya SMKK
Pasal 27 Pasal 27 disisipkan
Tidak ada Pembawa acara yang berasal dari Unit SKPD pada Sekretariat
Daerah yang melaksanakan tugas protokol serta petugas
pengawalan/pengamanan yang berasal dari Dinas Perhubungan
dan Satuan Polisi Pamong Praja yang berstatus Non ASN berhak
mendapatkan imbalan jasa (honorarium), apabila acara
merupakan agenda kegiatan yang dihadiri oleh Walikota, Wakil
Walikota dan Sekretaris Daerah
Pasal 50 Pasal 50 disisipkan (Hal tentang Identifikasi Kebutuhan)
Tidak ada 1. Identifikasi kebutuhan barang
2. Identifikasi kebutuhan pekerjaan konstruksi
3. Identifikasi kebutuhan Jasa Konsultansi
4. Identifikasi kebutuhan Jasa lainnya
5. Identifikasi kebutuhan pekerjaan terintegrasi
Pasal 65 Pasal 65 diubah
1. Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung dan (1) Penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa baik tender
swakelola menggunakan aplikasi Non Tender SPSE maupun Non Tender dilakukan secara elektronik
baik dengan cara transaksional maupun non menggunakan sistem informasi yang terdiri atas Sistem
transaksional. Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dan sistem pendukung.
2. (2) Menggunakan cara transaksional adalah cara (2) Pengadaan Barang/jasa Non Tender / E-Pengadaan Langsung
pemilihan penyedia melalui SPSE yang sudah (transaksional) adalah Pengadaan Langsung dengan cara
terintegrasi dengan penyedia yang terdaftar di pemilihan penyedia melalui SPSE yang sudah terintegrasi
aplikasi SIKAP yaitu untuk pemilihan penyedia dengan penyedia yang terdaftar di aplikasi SIKAP yaitu untuk
barang, jasa lainnya, konstruksi dan jasa konsultasi pemilihan penyedia barang, jasa lainnya, konstruksi dan jasa
dengan bukti perjanjian berupa Surat Perintah Kerja konsultasi dengan bukti perjanjian berupa Surat Perintah
(SPK). Kerja (SPK) dengan ketentuan sebagai berikut:
3. (3) Menggunakan non transaksional (pencatatan) a. pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai paling banyak
adalah pemilihan penyedia dilakukan secara manual Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
kemudian hasil pemilihan penyedianya beserta b. pengadaan Barang dan Jasa Lainnya dengan nilai paling
realisasinya diinputkan dalam aplikasi SPSE yaitu sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
untuk: a. pemilihan penyedia Barang dan jasa lainnya dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
dengan bukti berupa bukti pembelian dan kwitansi;
c. pengadaan Pekerjaan Konstruksi dengan nilai paling
b. pemilihan penyedia barang, jasa lainnya,
banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus
konstruksi dan jasa konsultasi dengan cara
juta rupiah).
swakelola.
(3) Pencatatan Non Tender (non transaksional) adalah pemilihan
penyedia dilakukan secara manual kemudian hasil pemilihan
penyedianya beserta realisasinya diinputkan dalam aplikasi
SPSE yaitu untuk:
b. pemilihan penyedia Barang dan jasa lainnya dengan bukti
berupa bukti pembelian dan kwitansi;
c. pemilihan penyedia barang, jasa lainnya, konstruksi dan
jasa konsultasi dengan cara swakelola.
(4) PA/KPA diwajibkan mengalihkan proses pengadaan yang
manual menjadi pengadaan secara elektronik paling lambat
tahun 2023;
(5) PK diwajibkan mengisi e-kontrak untuk seluruh pengadaan,
baik melalui Tender maupun Non Tender (transaksional) di
SPSE sampai Penilaian Penyedia di SPSE;
(6) PPK diwajibkan mengisi e-kontrak untuk seluruh pengadaan
secara e-purchasing di aplikasi e-purchasing lkpp status paket
selesai;
(7) PPK diwajibkan melakukan pencatatan non tender (non
transaksional) dan pencatatan swakelola untuk transaski yang
telah terealisasi secara periodik dan berkesinambungan di
SPSE;
(8) Apabila PPK tidak melaksanakan ayat (4), ayat (5) dan (6) diatas
maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan
perundagan yang ada

Pasal 67
Pasal 67 disisipkan
Tidak ada
(Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak

(1) Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas)


hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ.

(2) Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia wajib


pelaksanakan Rapat Persiapan Penandatanganan
Kontrak setelah diterbitkan SPPBJ.
Pasal 68 Pasal 68
Tidak ada Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak/
Pre Construction Meeting

(1) Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak harus


diselenggarakan paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung
mulai tanggal diterbitkannya SPMK.

(2) Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh PPK,
konsultan supervisi/Pengawas Lapangan, Penyedia
Jasa dan menghadirkan pula unsur perencana, serta
pihak- pihak lain baik yang berhubungan langsung
maupun tidak langsung dengan kegiatan dimaksud.

Pasal 69 Pasal 69
Tidak ada Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Dalam upaya penyelesaian pekerjaan sesuai dengan
ketentuan kontrak terhadap pelaksanaan pekerjaan
yang mengalami keterlambatan, PPK perlu
melaksanakan rapat pembuktian.

(2) Didalam Rapat Pembuktian sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) Penyedia Jasa harus dapat membuktikan
kemampuannya untuk mengejar keterlambatan yang
ada dan selanjutnya menyelesaikan kegiatan sesuai
dengan dokumen kontrak, baik aspek manajemen,
peralatan dan keuangan.

Pasal 71 Pasal 71 disisipkan


Tidak ada (1) Diwajibkan kepada PPK untuk kebutuhan pemilihan
pengadaan makanan dan minuman agar dibelanjakan pada
penyedia/UMK Kabupaten Sumenep yang telah tayang
produknya pada Katalog Lokal dan Toko Daring (Bela
Pengadaan/Jatim Bejo);

(2) Khusus untuk produk makanan dan minuman yang telah


tayang dalam Katalog Elektronik Lokal dengan tetap
memperhatikan ketentuan prinsip pengadaan barang/jasa,
dalam hal pemilihan penyedia agar mempertimbangkan
pemerataan ekonomi bagi penyedia barang/jasa yang sudah
masuk dalam Katalog Elektronik Lokal Pemerintah Kabupaten
Sumenep dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. untuk total pagu anggaran belanja makanan dan


minuman dalam 1 (satu) tahun anggaran Rp.0 s/d 50
juta memilih minimal 3 (tiga) penyedia;

b. untuk total pagu anggaran belanja makanan dan


minuman dalam 1 (satu) tahun anggaran Rp.50 juta s/d
100 juta memilih minimal 5 (lima) penyedia berbeda;

c. untuk total pagu anggaran belanja makanan dan


minuman dalam 1 (satu) tahun anggaran Rp.100 juta
s/d 150 juta memilih minimal 6 (enam) penyedia
berbeda;

d. untuk total pagu anggaran belanja makanan dan


minuman dalam 1 (satu) tahun anggaran Rp.150 juta
s/d 200 juta memilih minimal 7 (tujuh) penyedia
berbeda;

e. untuk total pagu anggaran belanja makanan dan


minuman dalam 1 (satu) tahun anggaran Rp.200 juta
s/d 500 juta memilih minimal 10 (sepuluh) penyedia
berbeda;

f. untuk total pagu anggaran belanja makanan dan


minuman dalam 1 (satu) tahun anggaran Rp.500 juta
s/d 1 Milyar memilih minimal 15 (lima belas) penyedia
berbeda atau 1 (satu) penyedia yang mempunyai
kemampuan modal cukup yang melampirkan surat
pernyataan pemanfaatan minimal 15 (lima belas) pelaku
Usaha Mikro dalam pengerjaan produksinya;

g. untuk total pagu anggaran belanja makanan dan


minuman dalam 1 (satu) tahun anggaran Rp.1 Milyar s/d
20 Milyar memilih minimal 20 (dua puluh) penyedia
berbeda atau 1 (satu) penyedia yang mempunyai
kemampuan modal cukup yang melampirkan surat
pernyataan pemanfaatan minimal 20 (dua puluh) pelaku
Usaha Mikro dalam pengerjaan produksinya.

Pasal 72 Pasal 72 disisipkan


Tidak ada (1) Dalam hal perubahan kontrak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mengakibatkan penambahan nilai kontrak,
perubahan kontrak dilaksanakan dengan ketentuan
penambahan nilai kontrak akhir tidak melebihi 10% (sepuluh
persen) dari harga yang tercantum dalam Kontrak awal dan
tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah serta dapat
diberikan tambahan waktu untuk pelaksanaan pekerjaan
(2) Perubahan Kontrak tidak dapat dilakukan pada masa
tambahan waktu penyelesaian pekerjaan (masa denda) akibat
dari keterlambatan setelah waktu pelaksanaan kontrak
berakhir.

Pasal 73 Pasal 73 disisipkan


Tidak ada 1) PPK memiliki tanggungjawab terhadap proses pelaksanaan
kegiatan untuk menjamin terpenuhinya ketepatan mutu
dan biaya, juga ketepatan waktu.
2) PPK dituntut untuk melaksanakan pembinaan kepada para
Penyedia Jasa pelaksana agar kontrak dapat terselesaikan
sesuai jadwal waktu, sebagaimana disepakati dalam Surat
Perjanjian/Kontrak.

Pasal 75 Pasal 75 disisipkan


Tidak ada (1) Pemutusan Kontrak oleh Pejabat Penandatangan Kontrak
(2) Pemberian Kesempatan

Pasal 80 Pasal 80 diubah


(1) Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa (1) Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi UKPBJ, Kepala
yaitu Pengelola Pengadaan Barang/Jasa yang UKPBJ berkoordinasi dengan PA/KPA/PPK.
memiliki kompetensi di bidang Pengadaan (2) Kepala UKPBJ membentuk/membubarkan Pokja Pemilihan
Barang/Jasa di lingkungan Pemerintah Daerah. dan menetapkan/menempatkan/memindahkan/menugaskan
(2) Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa anggota Pokja Pemilihan.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan (3) Kepala UKPBJ menugaskan Sumber Daya Pengelola Fungsi
di UKPBJ. Pengadaan Barang/Jasa dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
(3) (3) Atas dasar pertimbangan besaran beban UKPBJ.
pekerjaan atau rentang kendali organisasi, Sumber (4) Dalam hal jumlah Pengelola PBJ di UKPBJ belum mencukupi
Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa sesuai rencana aksi pemenuhan Pengelola PBJ, maka untuk:
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bertindak a. Pelaksanaan tugas Pokja Pemilihan, Kepala UKPBJ
sebagai PPK, Pejabat Pengadaan, dapat menugaskan paling kurang 1 (satu) Pengelola PBJ dan
berkedudukan di luar UKPBJ kekurangannya dipenuhi dengan menugaskan Pegawai
Negeri Sipil di UKPBJ/di luar UKPBJ yang memiliki
sertifikat kompetensi dan/atau sertifikat keahlian tingkat
dasar/level-1 di bidang Pengadaan Barang/Jasa untuk
ditetapkan sebagai Pokja Pemilihan.
b. Pelaksanaan tugas Pejabat Pengadaan, Kepala UKPBJ
merekomendasikan Pegawai Negeri Sipil di UKPBJ/di luar
UKPBJ yang memiliki sertifikat kompetensi dan/atau
sertifikat keahlian tingkat dasar/level-1 di bidang
Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA untuk ditetapkan
sebagai Pejabat Pengadaan setelah menugaskan Pengelola
Pengadaan Barang/Jasa

Anda mungkin juga menyukai