Anda di halaman 1dari 154

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

TOLAK PELURU MELALUI MEDIA MODIFIKASI BOLA BETON


PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEGALARUM
SEMESTER GASAL TAHUN 2020/2021

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


Diajukan Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Pengembangan Profesi Guru

Disusun Oleh :
RUKHAMNAH, S.Pd.

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PATI


SD NEGERI TEGALARUM KECAMATAN MARGOYOSO
Alamat : Desa Tegalarum Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian: Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Tolak Peluru


Melalui Media Modifikasi Bola Beton Pada Siswa Kelas V
SD Negeri Tegalarum Semester Gasal Tahun 2020/2021.
Peneliti :
a. Nama : Rukhamnah, S.Pd
b. Pangkat/Gol : Ahli Pertama / IX
c. NIP : 19700804 202121 2 003
d. Mapel : Penjasorkes
e. Sekolah : SD Negeri Tegalarum

Lama penelitian : 3 bulan (dari bulan September sampai November 2020)

Mengtahui
Kepala SD Negeri Tegalarum Peneliti

Eko Feriyanto, S.Pd. Rukhamnah, S.Pd


NIP. 196602031993101003 NIP. 19700804 202121 2 003

ii
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KECAMATAN MARGOYOSO
SD NEGERI TEGALARUM
Desa Tegalarum, Margoyoso, Pati
Kode Pos 59154 email: sdntegalarum@gmail.com

SURAT IZIN PENELITIAN

Yang bertanda-tangan di bawah ini, Kepala SD Negeri Tegalarum


memberikan izin kepada :

Nama : Rukhamnah, S.Pd

NIP : 19700804 202121 2 003

Pekerjaan : Guru Penjasorkes SD Negeri Tegalarum

Keterangan : Memberikan ijin mengadakan Penelitian Tindakan Kelas

Judul : Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Tolak Peluru Melalui


Media Modifikasi Bola Beton Pada Siswa Kelas V SD
Negeri Tegalarum Semester Gasal Tahun 2020/2021.

Demikian surat ijin dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tegalarum, 01 September 2020


Kepala SD Negeri Tegalarum

Eko Feriyanto, S.Pd


NIP. 196602031993101003

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Eko Feriyanto, S.Pd
NIP : 196602031993101003
Pangkat/gol/ruang : Pembina / IVa
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SD Negeri Tegalarum
menyatakan bahwa laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul:
“Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Tolak Peluru Melalui Media Modifikasi
Bola Beton Pada Siswa Kelas V SD Negeri Tegalarum Semester Gasal Tahun
2020/2021”.yang dilakukan pada bulan Sepetember Sampai Nopember 2020 di SD
Negeri Tegalarum, adalah asli tulisan sendiri dan PTK benar-benar telah dilakukan.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Pati, 30 November 2020

Mengetahui
Kepala SD Negeri Tegalarum Peneliti

Eko Feriyanto, S.Pd Rukhamnah, S.Pd


NIP. 196602031993101003 NIP 19700804 202121 2 003

iv
BERITA ACARA

PELAKSANAAN DAN PERBAIKAN HASIL SEMINAR

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :


Nama lengkap : Rukhamnah, S.Pd
NIP : 19700804 202121 2 003
Pangkat /Golongan : Ahli Pertama / IX
Tugas : Guru Penjasorkes
Unit kerja : SD Negeri Tegalarum

telah melakukan Seminar Penelitian dengan judul :


“Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Tolak Peluru Melalui Media Modifikasi
Bola Beton Pada Siswa Kelas V SD Negeri Tegalarum Semester Gasal Tahun
2020/2021”.
Hasil penelitian tersebut telah diseminarkan pada tanggal 09 Desember 2020 di SD
Negeri Kajen yang diikuti 23 (dua puluh tiga) guru Penjasorkes Kecamatan
Margoyoso dan yang bersangkutan telah melakukan perbaikan hasil seminar.

Demikian kepada yang berkepentingan harap maklum.

Margoyoso, 12 Desember 2020


Panitia Seminar
Ketua Sekretaris

Endang Tri Waluyo, S.Pd Suprihantono, S.Pd.


NIP. 19630503 198405 1 002 NIP. 19680209 200212 1 007

Mengetahui
Ketua KKG Penjasorkes
Kecamatan Margoyoso

Ali Rosyidi, S.Pd.


NIP. 19620502 198405 1 002

v
PERNYATAAN PERPUSTAKAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Abdilla Ayu Sani, S.Pd


NIP : 199202122019022006
Jabatan : Kepala Perpustakaan SD N Tegalarum “Mandiri Literasi”
Alamat : Ds. Tegalarum Kec. Margoyoso Kab. Pati

menyatakan bahwa laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul:


“Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Tolak Peluru Melalui Media Modifikasi
Bola Beton Pada Siswa Kelas V SD Negeri Tegalarum Semester Gasal Tahun
2020/2021”.telah disimpan di perpustakaan SD Negeri Tegalarum Margoyoso
sebagai koleksi.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan penuh
tanggung jawab.

Tegalarum, 12 Desember 2020

Mengetahui,

Kepala SD Negeri Tegalarum Kepala Perpustakaan

Eko Feriyanto, S.Pd Abdillah Ayu Sani


NIP. 196602031993101003 NIP. 199202122019022006

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan terselesaikannya


penelitian ini. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendorong dan membantu terselesaikan proses pembuatannya. Penulisan laporan
penelitian tindakan Kelas yang berjudul: “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Tolak Peluru Melalui Media Modifikasi Bola Beton Pada Siswa Kelas V SD Negeri
Tegalarum Semester Gasal Tahun 2020/2021” ini telah selesai disusun atas bantuan
berbagai pihak.

Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Irsyadi, S.Pd, M.Pd. sebagai Korwilcam Kec. Margoyoso dan Pengawas


Daerah Binaan yang telah memberi motivasi sehingga peneliti lebih semangat
2. Eko Feriyanto, S.Pd sebagai Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin
penelitian
3. Abdilla Ayu Sani, S.Pd. sebagai kolabor penelitian ini.
4. Berbagai pihak yang telah membantu.
Semoga amal yang telah diperbuat mendapat pahala dari Allah SWT.

Laporan PTK ini sangat sederhana karena keterbatasan kemampuan peneliti,


oleh karena itu mohon sumbang saran atau kritik yang membangun agar karya yang
akan datang lebih baik. Semoga bermanfaat.

Margoyoso, 16 Desember 2020


Peneliti

Rukhamnah, S.Pd
NIP. 19700804 202121 2 003

vii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................... i


Lembar Pengesahan.................................................................................. ii
Surat Izin Penelitian ................................................................................ iii
Pernyataan Keaslian ................................................................................ iv
Rekomendasi Pengawas.......................................................................... v
Berita Acara Seminar dan Perbaikannya ................................................. vi
Pernyataan Perpustakaan ......................................................................... vii
Kata Pengantar ........................................................................................ viii
Daftar Isi ................................................................................................. ix
Daftar Tabel ............................................................................................. xi
Daftar Gambar ........................................................................................ xii
Daftar Lampiran ...................................................................................... xiii
Abstrak .................................................................................................... xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang ………………………………...…..... 1
B. Identifikasi Masalah ...........……………............….... 6
C. Pembatasan Masalah ................................................... 6
D. Rumusan Masalah ……………………………......... 6
E. Tujuan Penelitian ..…………………….………........ 7
F. Manfaat Penelitian .……………………….……...... 7
BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori ................................................................ 9
1. Aktivitas Belajar ......................,........................ 9
2. Hasil Belajar ………………………………… 13
3. Media Belajar ………………............................ 21
4. Tolak Peluru....................................................... 23
5. Media Modifikasi Bola Beton………………. 26
B. Penelitian Yang Relevan .………………..….……. 27
C. Kerangka Berpikir ....................…………….…......... 29
D. Hipotesis Tindakan ...……………………………..... 29

viii
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian ..………....................................... 31
B. Subyek Penelitian ........................................................ 32
C. Sumber Data ................................................................ 32
D. Teknik dan Alat Pengumpulan data ............................ 33
E. Teknik Analisis Data ................................................... 36
F. Validasi Data ............................................................... 37
G. Indikator Kinerja ......................................................... 37
H. Prosedur Penelitian ..................................................... 38
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal .............…….….……….… 47
B. Deskripsi Siklus I ........................................................ 51
C. Deskripsi Siklus II ....................................................... 60
D. Pembahasan.................................................................. 68
E. Hasil Penelitian ........................................................... 78
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan ………………………………………….... 81
B. Implikasi ...................................................................... 82
C. Saran ………………………………..………………. 82

Daftar Pustaka ………………………………………...........……..…. 84


Biografi Peneliti ...................................................................................... 86
Lampiran-lampiran .................................................................................. 87

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Pengamatan aktivitas belajar siswa padaKondisi Awal 48


Tabel 4.2 : Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar pada Kondisi Awal 50
Tabel 4.3 : Pengamatan aktivitas siswa dalam Pembelajaran pada Siklus I 56
Tabel 4.4 : Hasil Belajar Siswa pada Siklus I 58
Tabel 4.5 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siwa pada Siklus II 64
Tabel 4.6 : Hasil Pengamatan Hasil Belajar pada Siklus II 66
Tabel 4.7 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal dan 68
Siklus I
Tabel 4.8 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II 70
Tabel 4.9 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal, Siklus 72
I dan Siklus II
Tabel 4.10 : Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal dan 74
Siklus I
Tabel 4.11 : Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II 75
Tabel 4.12 : Peningkatan Hasil BelajarSiswa pada Kondisi Awal, Siklus I 76
dan Siklus II
Tabel 4.13 : Data Persentase Peningkatan Aktivitas Siswa pada Kondisi 78
Awal, Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.14 : Data Persentase Penningkatan Hasil Belajar Siswa pada 79
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir Penelitian 29


Gambar 4.1 : Grafik Hasil Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal 49
Gambar 4.2 : Guru memberi Contoh Melakukan Pemanasan 53
Gambar 4.3 : Guru memberikan penjelasan cara pembelajaran bola beton 53
Gambar 4.4 : Siswa berlatih melakukan tolakan Peluru 54
Gambar 4.5 : Siswa melakukan tolakan peluru 55
Gambar 4.6 : Grafik Aktivitas belajar Siswa pada Siklus I 57
Gambar 4.7 : Grafik Hasil Belajar pada Siklus I 59
Gambar 4.8 : Siswa mencoba melakukan gerakan tolakan peluru 62
Gambar 4.9 : Guru melakukan Penilaian Tolak peluru 62
Gambar 4.10 Siswa sedang dinilai saat melakukan Tolak Peluru 63
Gambar 4.11 : Siswa tampak aktif dalam proses Pembelajaran 64
Gambar 4.12 : Grafik Aktivitas Siswa pada Siklus II 65
Gambar 4.13 : Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus II 67
Gambar 4.14 : Grafik Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal dan Siklus I 69
Gambar 4.15 : Grafik Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II 71
Gambar 4.16 : Grafik Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan 73
Siklus II
Gambar 4.17 : Grafik Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal dan Siklus I 74
Gambar 4.18 : Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II 76
Gambar 41.9 : Grafik Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I 77
dan Siklus II

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Tindakan Kelas 87


Lampiran 2 Silabus Pembelajaran 87
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 90
Lampiran 4 Aktifitas Pembelajaran Tolak Peluru Kondisi Awal 100
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 101
Lampiran 6 Aktifitas Pembelajaran Tolak Peluru Siklus I 110
Lampiran 7 Hasil Belajar Siswa Tolak Peluru Siklus I 111
Lampiran 8 Daftar Hadir Siswa Pada Pembelajaran Siklus I 112
Lampiran 9 Foto Kegiatan Pembelajaran Tolak Peluru 114
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 116
Lampiran 11 Aktifitas Pembelajaran Tolak Peluru Siklus II 125
Lampiran 12 Hasil Belajar Siswa Tolak Peluru Siklus II 126
Lampiran 13 Daftar Hadir Siswa Siklus II 127
Lampiran 14 Foto Kegiatan Siklus II 129
Lampiran 15 Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswa 130
Lampiran 16 Rubrik Penilaian 132
Lampiran 17 Dokumen Seminar 133

xii
ABSTRAK

Rukhamnah, S.Pd, 2020 “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Tolak


Peluru malalui Media Modifikasi Bola Beton Siswa Kelas V SD Negeri Tegalarum
Semester Gasal Tahun 2020/2021”.

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang


tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan
mengakibatkan suasana pembelajaran menjadi segar dan kondusif, dimana masing -
masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang
timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan
keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Aktivitas belajar
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan
pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai
latihan yang dilaksanakan secara sengaja. Penelitian ini bertujuan (a) untuk
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran tolak peluru melalui media
modifikasi bola beton dan (b) untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru
melalui media modifikasi bola beton pada siswa kelas V SD Negeri Tegalarum
Semester Gasal Tahun 2020/2021. yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan
alokasi waktu masing-masing 2 x 35 menit (dua pertemuan). Hasil akhir penelitian
menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tolak peluru dengan
menggunakan media modifikasi bola beton, menunjukkan persentase rata-rata pada
kondisi awal sebesar 54,81, siklus I sebesar 74,73 % dan siklus II sebesar 88,60%
ini menunjukan adanya peningkatan persentase rata-rata dari kondisi awal dengan
siklus II sebesar 33,79%. Sedangkan hasil belajar setelah menggunakan media
modifikasi bola beton pada sikus II, dapat diketahui bahwa 96,2% siswa
mendapatkan nilai diatas KKM (75,00), dengan rata-rata nilai sebesar 90,87. Ini
menandakan bahwa kreteria ketuntasan klasikal sebesar 85% sudah bisa tercapai.
Persentase kenaikan hasil penilaian dari kondisi awal ke siklus II adalah sebesar
57,74%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan media
modifikasi bola beton meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar pada tolak
peluru pada siswa kelas V SD Negeri Tegalarum Semester Gasal Tahun 2020/2021

Kata kunci: Aktivitas, Hasil belajar, Media Modifikasi Bola Beton.

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upaya pencapaian keberhasilan tujuan pembelajaran diperlukan strategi

pembelajaran yang tepat, salah satu faktor keberhasilan strategi tersebut adalah

sarana dan prasarana. Oleh karena itu lengkap dan tidak lengkapnya sarana

prasarana pembelajaran turut serta mempengaruhi maksimal dan tidak

maksimalnya ketercapaian tujuan pembelajaran. Sarana yang lengkap dapat

membantu memudahkan guru untuk mengejar target-target tertentu yang

menjadi tujuan pembelajaranya. Begitu pula sebaliknya, sarana yang tidak

lengkap atau tidak mencukupi kebutuhan akan menyulitkan bagi guru dalam

mencapai target-target tujuan pembelajaranya.

Keberhasilan suatu cara penyampaian materi pelajaran juga berarti ada

kesesuaian antara materi bahasan, tujuan, metode pembelajaran, situasi dan

kondisi siswa, guru, dan sarana prasarana sekolah tempat siswa belajar. Salah

satu indikator keberhasilan dari proses pembelajaran yang dicapai siswa adalah

jika terjadi perubahan pada siswa secara keilmuan maupun perubahan sikap dan

perilaku. Guru yang profesional dituntut adanya komitmen dan kompetensi

untuk memiliki pemahaman yang mendalam atas materi yang akan disampaikan

dan mampu menyampaikan materi dan penuh kreativitas meskipun sarana

prasarana sangat terbatas, sehingga proses pembelajaran tetap berjalan.

Berbagai macam metode pembelajaran yang digunakan sangat variatif,

ketepatan dalam penggunaan metode pembelajaran tergantung dari situasi dan

1
kondisi serta materi atau kompetensi dasar yang disampaikan oleh guru.

Pendidik profesional dituntut agar selalu dapat menghasilkan prestasi

belajar yang baik dan menunjukkan keberhasilan dalam proses belajar mengajar,

untuk dapat menampilkan penguasaan ketrampilan teknik dalam kompetensi

dasar yang diberikan. Salah satu komponen keahlian itu adalah kemampuan

untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Untuk dapat menyampaikan

pelajaran dengan efektif dan efisien, guru perlu mengenal berbagai jenis strategi

belajar mengajar dan metode-metode mengajar sehingga dapat memilih strategi

dan metode manakah yang paling tepat untuk suatu bidang pengajaran.

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi

yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini

akan mengakibatkan suasana pembelajaran menjadi segar dan kondusif, dimana

masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin.

Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya

pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan

keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja.

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang

dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai

tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada

siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman

Natawijaya dalam Depdiknas (2005:31), belajar aktif adalah “Suatu sistem

2
belajar mengajar yang menekankan Aktivitas siswa secara fisik, mental

intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan

antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.

Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu

indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan

memiliki Aktivitas apabila ditemukan ciri-ciri perilaku, seperti: sering bertanya

kepada guru atau siswa lain, mau mencoba apa yang di contohkan guru, mau

mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang

diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa

ataupun dengan siswa itu sendiri.

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan salah satu

ukuran terhadap penguasaan materi pelajaran yang disampaikan. Peran guru

dalam menyampaikan materi pelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa penting sekali untuk

diketahui, artinya dalam rangka membantu siswa mencapai hasil belajar yang

seoptimal mungkin. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor

utama, yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri

siswa, terutama kamampuan yang dimilikinya.

Proses pembelajaran Penjasorkes yang terjadi pada SD Negeri Tegalarum

khususnya dalam pembelajaran Tolak Peluru dimana sarana dan prasarana

sangatlah kurang. Kondisi nyata di sekolahan saat ini, sarana peluru hanya

tersedia 1 buah. Sedangkan rata-rata siswa di SD Negeri Tegalarum berjumlah

10 – 20 siswa, sehingga terjadi perbandingan yang tidak seimbang antara jumlah

3
tolak peluru dan jumlah siswa. Kelas V yang berjumlah 15 siswa dengan jumlah

tolak peluru 1 buah maka terdapat perbandingan adalah 1 : 15. Keadaan demikian

sangatlah jelas dari gambaran tersebut bahwa proses pembelajaran Tolak Peluru

menjadi tidak efektif, sehingga yang terjadi adalah dari 15 siswa kelas V pada

kondisi awal dalam kegiatan tolak peluru, maka 15 anak yang aktif, sedangkan

siswa yang lain terlihat pasif, yaitu terlihat duduk-duduk dan terletang

seenaknya, ada anak yang mengganggu teman lain, sebagian anak mencari

kesibukan sendiri dan beberapa siswa lainnya terlihat membawa makanan.

Karena ketidakefektifan inilah yang mengakibatkan target kurikulum menjadi

sangat rendah.

Dalam keadaan sarana dan prasarana yang belum memadai tersebut, siswa

cenderung pasif dan hanya sekedar menunggu apa yang akan diberikan oleh

guru. Dengan demikian kenyataan di SD Negeri Tegalarum proses pembelajaran

masih belum sepenuhnya berorientasi pada siswa dan belum menerapkan metode

maupun metode pembelajaran yang berorientasi pada siswa, yang akhirnya

berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari hasil belajar

yang menunjukan bahwa 70% siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) yaitu 75. Hal ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran tolak

peluru mengalami masalah yang harus dicari jalan pemecahan masalahnya.

Berbagai pemikiran memunculkan identifikasi penyebab rendahnya

nilai hasil belajar, diantaranya faktor siswa dan juga guru. Dari beberapa catatan

identifikasi tercatat bahwa guru kurang mampu mengaktifkan siswa untuk

belajar, yang kemungkinan karena kurang sarana prasarana belajar, metode,

pendekatan atau metode pembelajaran yang kurang menarik. Sedangkan dari sisi

4
siswa, selain terlihat pasif seperti dikemukakan sebelumnya, juga ditemukan

bahwa sikap siswa seenaknya sendiri dan tidak melaksanakan tugas dengan

baik, kebiasaan siswa tidak berani mengemukakan pendapat dengan hasil

pikirannya sendiri, takut salah dalam melakukan aktivitas olahraga, takut salah

dalam menjawab maupun mengemukakan pendapat, menganggap pendapat guru

yang paling benar, enggan mencari sumber kebenaran selain dari guru. Temuan

kendala pembelajaran dari siswa tersebut berdampak pada hasil belajar

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang rendah.

Berdasar beberapa temuan kendala dalam proses pembelajaran

Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan diatas, peneliti telah berupaya

untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran dengan memberi motivasi,

menggunakan beberapa metode serta pendekatan pembelajaran, namun belum

membuahkan hasil yang maksimal. Dari beberapa temuan kendala dalam proses

pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan diatas, maka peneliti

berkeinginan untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Aktivitas

Dan Hasil Belajar Tolak Peluru Melalui Media Modifikasi Bola Beton Pada

Siswa Kelas V SD Negeri Tegalarum Semester Gasal Tahun 2020/2021”.

Peneliti akan melakukan tindakan dengan media modifikasi bola beton dalam

pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan dengan materi

tersebut di atas selama 2 siklus. Peneliti meyakini bahwa dengan media

modifikasi bola beton, akan meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar

sesuai yang diharapkan.

5
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, peneliti

mengidentifikasi beberapa penyebab munculnya masalah diantaranya:

1. Siswa tidak tertarik kegiatan pembelajaran

2. Siswa kurang mencoba teknik tolak peluru

3. Guru kurang memberi motivasi

4. Siswa tidak memahami teknik tolak peluru yang diberikan guru

5. Kurangnya perhatian guru terhadap siswa

6. Guru tidak memberi kesempatan yang banyak untuk aktif dalam

mendemonstrasikan.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi permasalahan di atas, peneliti fokus pada masalah

yang berkaitan dengan penggunaan media yang menarik agar siswa dapat

beraktivitas dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan materi “Tolak Peluru” yaitu menggunakan “media modifikasi bola

beton” untuk meningkatkan akivitas dan hasil belajar siswa

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah seperti

diuraikan di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

6
1. Apakah melalui media modifikasi bola beton dapat meningkatkan aktivitas

belajar tolak peluru pada siswa kelas V SD Negeri Tegalarum tahun

pelajaran 2020/2021?

2. Apakah melalui media modifikasi bola beton dapat meningkatkan hasil

belajar tolak peluru pada siswa kelas V SD Negeri Tegalarum tahun

pelajaran 2020/2021?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tolak peluru Pendidikan

Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada siswa SD Negeri Tegalarum

Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati.

2. Tujuan Khusus :

a. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran tolak peluru

melalui media bola beton pada siswa kelas V SD Negeri Tegalarum

tahun pelajaran 2020/2021.

b. Untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru pada siswa kelas V SD

Negeri Tegalarum tahun pelajaran 2020/2021..

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan

pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan baik secara teoritis

maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

7
Penelitian akan memberikan sumbangan pemikiran mengenai penggunaan

media modifikasi bola beton dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Siswa mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Pendidikan

Jasmani Olahraga Dan Kesehatan, khususnya materi tolak peluru.

b. Bagi Guru

Guru dapat lebih kreatif dan inovatif dalam memodifikasi media

pembelajaran terutama media modifikasi yang dipakai dan

mengaktifkan siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

c. Bagi Sekolah.

Sekolah secara tidak langsung akan mendapatkan manfaat dari

penelitian ini. Dengan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,

maka prestasi sekolah juga akan meningkat.

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. KajianTeori

1. Aktivitas Belajar

Pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan

kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.

Aktivitas belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi

keberhasilan proses pembelajaran. Aktivitas adalah kegiatan yang bersifat

fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang

tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001:98). Belajar yang berhasil harus

melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.

Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat

sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan,

melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan)

adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi

dalam rangka pembelajaran.

Mc Keachie dalam bukunya Dimyati (2009:45) menyatakan

berkenaan dengan prinsip aktivitas mengemukakan bahwa individu

merupakan “manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu”. Segala

pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri,

penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan

sendiri, baik secara rohani maupun teknik.

Belajar merupakan aktivitas yang berlangsung melalui proses,

tentunya tidak terlepas dari pengaruh dari dalam individu yang

9
mengalaminya. Aktivitas belajar peserta didik dalam proses kadang-kadang

berjalan lancar, kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa

yang dipelajari, dan kadang-kadang terasa amat sulit. Berjalannya proses

belajar mengajar tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor yang sangat

berpengaruh terhadap aktivitas belajar peserta didik.

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan

keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja.

Dalam buku Depdiknas (2005:31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar

mengajar yang menekankan aktivitas siswa secara fisik, mental intelektual

dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek

koqnitif, afektif dan psikomotor”. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun

dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi

segar dan kondusif, dimana masing – masing siswa dapat melibatkan

kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan

mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan

mengarah pada peningkatan prestasi. Aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran dapat dirangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya,

siswa juga dapat berlatih untuk berfikir kritis dan serta dapat memecahkan

permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.Terdapat faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya Aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran.

10
Perbuatan belajar merupakan perbuatan yang sangat kompleks dan

proses yang berlangsung pada otak manusia. Dengan melakukan perbuatan

belajar tersebut peserta didik akan menjadi aktif di dalam kegaiatn belajar.

Jenis-jenis Aktivitas belajar siswa dalam proses belajar sangat beragam.

Curiculum Guiding Commite of the Winsconsin Cooperative Educational

Program dalam Oemar Hamalik (2009: 20-21) mengklasifikasikan aktivitas

peserta didik dalam proses belajar menjadi: (1) kegiatan penyelidikan:

membaca, berwawancara, mendengarkan radio, menonton film, dan alat-alat

AVA lainnya; (2) kegiatan penyajian: laporan, panel and round table

discussion, mempertunjukkan visual aid, membuat grafik dan chart; (3)

kegiatan latihan mekanik: digunakan bila kelompok menemui kesulitan

sehingga perlu diadakan ulangan dan latihan; (4) kegiatan apresiasi:

mendengarkan musik, membaca, menyaksikan gambar; (5) kegiatan observasi

dan mendengarkan: bentuk alat-alat dari murid sebagai alat bantu belajar; (6)

kegiatan ekspresi kreatif: pekerjaan tangan, menggambar, menulis, bercerita,

bermain, membuat sajak, bernyanyi, dan bermain musik, (7) bekerja dalam

kelompok: latihan dalam tata kerja demokratis, pembagian kerja antara

kelompok dalam melaksanakan rencana, (8) percobaan: belajar mencobakan

cara-cara menegrjakan sesuatu, kerja laboratorium dengan menekankan

perlengkapan yang dapat dibuat oleh peserta didik di samping perlengkapan

yang telah tersedia, serta (9) kegiatan mengorganisasi dan menilai:

diskriminasi, menyeleksi, mengatur dan menilai pekerjaan yang dikerjakan

oleh mereka sendiri.

11
Menurut Sriyono, dkk (1992: 75) Aktivitas jasmani dan rohani yang

dilakukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai

berikut:

a. Aktivitas indera; pendengaran, penglihatan, peraba, dan sebagainya.

Peserta didik harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya

sebaik mungkin.

b. Aktivitas akal; akal peserta didik harus aktif atau diaktifkan untuk

memecahkan masalah, menimbang, menyusun pendapat dan mengambil

keputusan.

c. Aktivitas ingatan; pada saat proses belajar mengajar peserta didik harus

aktif menerima bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan

menyimpannya dalam otak. Kemudian pada suatu saat ia siap dan mampu

mengutarakan kembali.

d. Aktivitas emosi dalam hal ini peserta didik hendaklah senantiasa berusaha

mencintai pelajarannya, karena dengan mencintai pelajarannya akan

menambah hasil belajar peserta didik itu sendiri.

Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh

mana aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Dalam

pandangan lain tentang Aktivitas siswa dalam belajar, Nana Sudjana (2005)

menyatakan aktivitas siswa dapat dilihat dalam hal: (1) turut serta dalam

melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3)

Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang

dihadapinya; (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah; (5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan

12
petunjuk guru;(6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil–hasil yang

diperolehnya; (7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang

sejenis; (8)Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh

dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya

Mendasarkan indikator aktivitas siswa dalam belajar yang

dikemukakan beberapa ahli di atas, sesuai dengan karakteristik pelajaran dan

pembelajaran Penjasorkes, maka peneliti menggunakan pengamatan tentang

aktivitas siswa dalam proses pembelajarannya, yaitu:

a. Memperhatikan penjelasan guru

b. Bertanya pada guru

c. Merespon pertanyaan guru

d. Meniru sesuai contoh guru

e. Mencoba gerakan tolak peluru

f. Mengamati temanya saat mencoba teknik gerakan

g. Berlatih mandiri

2. Hasil Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa

mengenal batas usia dan berlangsung seumur hidup. John (2010) menyatakan

bahwa belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi

dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya. Hasil dari kegiatan belajar

adalah perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.

Perubahan yang diharapkan adalah perubahan ke arah yang positif, sebagai

13
pertanda bahwa seseorang telah melakukan proses belajar adalah terjadinya

perubahan perilaku pada diri orang tersebut. Perubahan perilaku tersebut, dapat

berupa dari tidak tahu menjadi tahu, dari kurang mengerti menjadi mengerti, dari

tidak bisa menjadi terampil, dari anak pembangkang menjadi penurut, dari

pembohong menjadi jujur, dari kurang taqwa menjadi lebih taqwa. Belajar tidak

hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang disampaikan saja

tetapi kegiatan belajar dapat berupa aspek kognitif, psikhomotor maupun afektif.

Kegiatan belajar sering dikaitkan dengan kegiatan mengajar. Kegiatan

belajar bisa saja terjadi walaupun tidak ada kegiatan mengajar. Begitu pula

sebaliknya, kegiatan mengajar tidak selalu dapat menghasilkan kegiatan belajar.

Kegiatan mengajar dikatakan berhasil hanya apabila dapat mengakibatkan /

menghasilkan kegiatan belajar pada diri siswa. Hakekat guru mengajar adalah

usaha guru untuk membuat siswa belajar. Dengan kata lain, mengajar

merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Istilah

pembelajaranlebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para

siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan

kegiatan belajar pada para siswanya.

Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika siswa secara aktif mengalami

sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat “mewakili” belajar untuk

siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia

sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar. Ada satu

syarat mutlak yang harus dipenuhi agar terjadi kegiatan belajar. Syarat itu adalah

adanya interaksi antara pebelajar dengan sumber belajar. Jadi, belajar hanya

14
terjadi jika dan hanya jika terjadi interaksi antara pebelajar dengan sumber

belajar. Tanpa terpenuhi syarat itu, mustahil kegiatan belajar akan terjadi. Dari

beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar akhirnya dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwaraga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif,afektif

dan psikomotor.

Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu

proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun

sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar

siswa yang bersifat internal (Aunurrahman,2009:34).Setiap kegiatan

pembelajaran selalu melibatkan dua pelaku aktif yaitu siswa dan guru. Siswa

sebagai subjek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar

yang diciptakan oleh guru. Sedangkan guru sebagai pengajar merupakan

pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan

berkesinambungan. Senada dengan pendapat di atas, Knirk dan Gustafson dalam

bukunya Sagala (2010:24) bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang

sistematis terhadap tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pembelajaran

tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan perancangan

pembelajaran. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi

edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai mediumnya. Pada kegiatan

pembelajaran, keduanya saling mempengaruhi dan memberi masukan. Karena

itulah kegiatan pembelajaran harus merupakan aktivitas yang hidup, sarat nilai

15
dan senantiasa memiliki tujuan. Pembelajaran berupaya mengubah masukan

berupa siswa yang belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang

belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki

pengetahuan.

Proses transfer pengetahuan atau sering dikenal dengan istilah proses

belajar mengajar memiliki dua dimensi, yaitu aspek kegiatan siswa yang bersifat

individual, dan aspek orientasi guru atas kegiatan siswa.Berdasarkan dua

dimensi tersebut menurut Zamroni dalam buku “Paradigma Pendidikan Masa

Depan”, disebutkan empat model pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM).

Pertama, Self Study, yaitu kegiatan siswa dilaksanakan secara individual, dan

orientasi guru dalam mengajar juga bersifat individu. Model ini memusatkan

perhatian pada diri siswa. Agar siswa dapat memusatkan perhatian, perlu

diarahkan oleh dirinya sendiri dan bantuan dari luar yakni guru. Siswa harus

dapat mengintegrasikan pengetahuan yang baru diterima kedalam pengetahuan

yang telah dimiliki. Kedua, cara mengajar tradisional, yaitu cara pembelajaran

dengan aktivitas siswa bersifat individual, dan orientasi guru mengarah pada

kelompok. Model ini kegiatan utama siswa adalah mendengar dan mencatat apa

yang diceramahkan guru. Seberapa jauh siswa dapat mendengarkan apa yang

diceramahkan guru tergantung pada ritme guru membawakan ceramah itu

sendiri. Siswa akan dapat mengintegrasikan apa yang didengar kedalam

pengetahuan yang telah dimiliki apabila siswa dapat mengaitkan pengetahuan

dengan apa yang diingat. Ketiga, model persaingan, yaitu cara pembelajaran

dengan aktivitas yang bersifat kelompok tetapi orientasi guru bersifat individu .

16
Model ini menekankan partisipasi siswa dalam pelaksanaan proses belajar

mengajar, semua siswa harus aktif dalam kegiatan kelompok tersebut. Seberapa

jauh siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan akan ditentukan oleh

seberapajauh kegiatan memiliki kebebasan dan dapat membangkitkan semangat

kompetisi. Keempat,model cooperative collaborative, yaitu cara pembelajaran

dengan aktivitas siswa yang bersifat kelompok dan orientasi guru juga bersifat

kelompok. Model ini menekankan kerjasama diantara siswa dan diarahkan untuk

tujuan bersama yang telah disepakati berdasarkan nilai-nilai yang dihayati

bersama. Kebersamaan dan kerjasama dalam pembelajaran merupakan kerja

sama diantara para siswa untuk mencapai tujuan belajar bersama. Dengan

pendekatan ini guru tidak selalu memberikan tugas-tugas secara individu,

melainkan secara kelompok.

Dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan

sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Hasil belajar

dibagi menjadi tiga macam, yaitu (a). keterampilan dan kebiasaan; (b).

pengetahuan dan pengertian; (c). sikap dan cita-cita, yang masing-masing

golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah (Sudjana,

2004:22). Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.

Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru

tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui

kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan

membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas

maupun individu. Hasil belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau

17
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Hasil belajar adalah

kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah

ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat

mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.Hasil belajar

adalah angka yang diperoleh siswa yang telah berhasil menuntaskan konsep-

konsep mata pelajaran sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang

ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Begitu juga hasil belajar

dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang tetap sebagai hasil proses

pembelajaran. Hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu

ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.Prinsip yang mendasari penilaian hasil

belajar yaitu untuk memberi harapan bagi siswa dan guru untuk dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas dalam arti siswa menjadi

pembelajar yang efektif dan guru menjadi motivator yang baik. Dalam kaitan

dengan itu, guru dan pembelajar dapat menjadikan informasi hasil penilaian

sebagai dasar dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga

mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan belajarnya (Rasyid, 2008:27).

Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa

dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang

diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester. Untuk mengetahui

perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam

belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang

dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah

18
ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar

mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa.

Hasil belajar siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi

Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni

prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.Untuk

mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran , guru perlu mengadakan

ulangan harian pada setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Penilaian

formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai. Fungsi penilaian ini adalah untuk memberikan

umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan

melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah,

suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi

tujuan pembelajaran khusus dari bahan tersebut. Yang menjadi indikator utama

hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

1) Ketercapaian daya serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik

secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap

ini biasanya dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar

Minimal (KKM).

2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa,

baik secara individual maupun kelompok. Namun demikian, menurut

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (dalam buku Strategi Belajar

Mengajar 2002:120) indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur

keberhasilan adalah daya serap.

19
3) Indikator hasil belajar dalam kompetensi Tolak Peluru dalam penelitian ini

adalah perilaku siswa dalam :

a) Awalan menolak
b) Sikap badan
c) Cara penolakan peluru
d) Sikap akhir
Dalam Permendiknas RI no. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian

Pendidikan, dikatakan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan

secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan

belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan

pembelajaran. Di sana juga dikatakan bahwa penilaian hasil belajar oleh

pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi,

penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan

karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Penilaian

pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Ulangan adalah proses yang

dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara

berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan,

melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar

peserta didik. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik

untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan

satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses

20
pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru

setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan, apakah

sudah mencapai nilai KKM atau belum.

3. Media Belajar

Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari

“medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah.

Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium”dapat diartikan sebagai

“antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarahpada

sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber

(pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu

bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian

informasi.

Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal

dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya

disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang

lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media

(media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya,

sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari

“elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD

multimedia interaktif sebagai bahan ajar offline dan web sebagai bahan ajar

online. Media menurut (Gagne dan Briggs dalam Arsyad, 2002:4) adalah alat

yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri antara

lainbuku, tape-recorder , kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto,

21
gambar, grafik,televisi, dan komputer. Media berasal dari bahasa Latin

merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti, perantara

atau pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima

pesan. Beberapa ahli yang dikutip Sudrajat memberikan definisi tentang media

pembelajaran diantaranya, schram (1977) mengemukakan bahwa media

pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk

keperluan pembelajaran. Sementara, Briggs (1977) berpendapat bahwa media

pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran

seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan National Education

Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana

komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi

perangkat keras.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat menyalurka pesan, dapat merangsang pikiran,

perasaan, dam kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya

proses belajar pada diri peserta didik. Dalam kaitanya dengan efektivitas

belajar Brown (1973) yang juga dikutip Sudrajat mengungkapkan bahwa media

pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat

mempengaruhi tehadap efektivitas pembelajaran. Lebih lanjut Sudrajat (2007)

menuliskan tentang beberapa fungsi media diantaranya : (1). Media

pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak

mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh peserta didik tentang

suatu objek, disebabkan : (a). objek terlalu besar; (b). objek terlalu kecil; (c).

22
objek yang bergerak terlalu lambat; (d). objek yang bergerak terlalu cepat; (e).

objek yang terlalu komplek; (f). objek yang bunyinya terlalu halus; (g). objek

mangandung logam dan resiko tinggi. Melalui penggunaan nedia yang tepat,

maka semua objek dapat disajikan kepada peserta didik. (2). Media

pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik

dengan lingkungannya; (3). Media membangkitkan motivasi dan merangsang

anak untuk belajar; (4). Media memberikan pengalaman menyeluruh dari yang

konkrit sampaiyang abstrak.

4. Tolak Peluru

Menurut Purnomo Eddy (2011:133) tolak peluru merupakan bagian dari

nomor lempar, nomor ini mempunyai karakteristik sendiri yaitu peluru tidak

dilemparkan tetapi ditolakkan atau didorong dari bahu dengan satu tangan.

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak

peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru untuk

senior putra = 7,257 kg, untuk senior putri = 4 kg, untuk yunior putra = 5 kg,

sedangkan untuk yunior putri = 3 kg.

Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya, pertama

jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di

samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk orang yang

berjari kuat dan panjang. Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari

kelingking berada di samping belakang peluru. Biasa dipakai oleh para juara.

Seperti cara diatas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi,

sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang

23
yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil. Kedua, teknik Meletakkan

Peluru Pada bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara diatas, letakkan

peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang

memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di

samping kiri badan. Ketiga, teknik menolak peluru, pengenalan peluru, peluru

dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain Peluru dipegang

dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar peluru

dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk,

kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang

dan peluru digelindingkan ke depan

Dalam menolak peluru terdapat tiga sikap yaitu, pertama sikap awal

akan menolak peluru. Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka

batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan

segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan

menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki

kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan.

Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.

Sikap kedua adalah cara menolakkan peluru Dari sikap penolakan peluru, tanpa

berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya

dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan

kurang dari 40 derajat. Sikap ketiga adalah Sikap akhir setelah menolak peluru

sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan

24
ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke

belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.

Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru :

a. Menyentuh balok batas sebelah atas

b. Menyentuh tanah di luar lingkaran

c. Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah

d. Dipangil selama 3 menit belum menolak

e. Peluru di taruh di belakang kepala

f. Peluru jatuh di luar sektor lingkaran

g. Menginjak garis lingkar lapangan

h. Keluar lewat depan garis lingkar

i. Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang

j. Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan

Sedangkan ketentuan konstruksi lapangan tolak peluru adalah

sebagai berikut:

a. Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang

cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan

tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau

bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak

harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas

lingkaran besi.

b. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang

0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.

25
c. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi

lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.

d. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah

busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam

lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.

e. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2

cm

Untuk menjadi Atlit tolak peluru yang profesional diperlukan penguasaan

teknik dasar dengan baik dan latihan fisik dan teknik yang teratur,

sistematik dan didukung oleh pelatih yang handal.

sumber: densusnadi blog

5. Media Modifikasi Bola Beton

Modifikasi secara umum diartikan sebagai usaha untuk mengubah atau

menyesuaikan. Namun secara khusus modifikasi adalah suatu upaya yang

dilakukan untuk menciptakan dan menampilkan sesuatu hal yang baru, unik,

dan menarik. Modifikasi disini mengacu kepada sebuah penciptaan,

penyesuaian dan menampilkan suatu alat/sarana dan prasarana yang baru, unik,

dan menarik terhadap suatu proses belajar mengajar pendidikan jasmani.

Pelaksanaan modifikasi sangat diperlukan bagi setiap guru

pendidikan jasmani sebagai salah satu alternatif atau solusi dalam mengatasi

permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani,

modifikasi merupakan implementasi yang sangat berintegrasi dengan aspek

26
pendidikan lainnya. Modifikasi yang peneliti ajukan adalah dengan mencetak

peluru dari campuran pasir dan semen pada bola atom atau bola mainan,

kemudian dicat dengan warna yang berbeda. Peluru yang disiapkan sejumlah

setengah dari jumlah siswa atau satu peluru untuk dua siswa.

Pada proses pembelajaran, setelah siswa mendapat penjelasan guru

tentang tolak peluru, selanjutnya siswa dibuat berpasangan untuk praktek

pelemparan peluru dengan tempat lemparan dibuat sejajar yang sudah

disiapkan. Dengan berpasang-pasangan maka siswa yang satu melakukan

pelemparan peluru sedangkan siswa yang lain mencatat sikap awalan, sikap

badan, cara penolakan peluru, dan sikap akhir secara bergantian. Dengan

pasangannya siswa saling tukar pengetahuan dan saling mencatat hasil

lemparan.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu yang hampir senada dengan judul

penelitian ini, memperoleh hasil yang positif. Hal ini menunjukan bahwa PTK

(Penelitian Tindakan Kelas) dengan penggunaan model pembelajaran

Cooperative Learning dengan beberapa varian, seperti Student Team

Achievement Division(STAD), Team Game-Tournament (TGT), Jigsaw dan lain

lain, dapat meningkatkan Aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Beberapa

penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:

Muchlis Choirudin (2012) dalam penelitianya bertujuan untuk meningkatkan

gerak dasar belajar tolak peluru pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Bejen

Karanganyar dengan menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan

27
alat bantu pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui

penerapan model pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran

dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar tolak peluru dari prasiklus ke

siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Simpulan penelitian ini adalah penerapan

model pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran

dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru pada siswa kelas IV SD Negeri 04

Bejen Karanganyar.

Mochamad Widan (2015) dengan judul Meningkatkan Ketrampilan

Tolak Peluru Gaya Menyamping dengan Permainan Modifikasi Siswa Kelas

VMTs Negeri Jombang Kauman Tahun 2015. Dalam penelitian tersebut

diketahui bahwa ketrampilan melakukan tehnik tolak peluru mengalami

peningkatan yaitu pada sikap awal mengalami kenaikan 17 %, cara menolak

mengalami kenaikan 19 %, sedangkan sikap akhir terjadi kenaikan 12 %.

Edi Busono (2011) dengan judul Meningkatkan Teknik Dasar Tolak

Peluru Melalui Modifikasi Model Pembelajaran Pada Siswa Kelas VII di SMP

Negeri 1 Tapa Gorontalo. Dalam penelitian tersebut diketahui dengan

modifikasi teknik awalan, cara menolak dan sikap akhir. Dari tindakan silkus I

belum terlihat peningkatan, namun setelah siklus II terdapat kenaikan aspek

dengan prosentase 12,5 %.

Lasmini (2013) dalam penelitian yang berjudul Upaya Peningkatan

Teknik Dasar Tolak Peluru melalui Modifikasi Alat Siswa kelas VIII di SMP

Negeri 22 Palembang menunjukkan hasil penelitian dengan kondisi awal

ketuntasan 63 % meningkat pada siklus II sebesar 87,5 %.

28
C. Kerangka Berpikir

Terkait dengan masalah aktivitas dan rendahnya hasil belajar siswa

sampai saat ini peneliti belum pernah memberikan tindakan apapun, khususnya

siswa kelas V SD Negeri Tegalarum. Untuk itu peneliti berupaya mengadakan

tindakan yaitu melalui media modifikasi bola beton. Metode ini diharapkan

dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Penjasorkes materi tolak peluru pada siswa kelas V SD Negeri Tegalarum

semester gasal tahun pelajaran 2020/2021. Dengan tindakan dua siklus ini

diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan nilai di

atas atau sama dengan KKM 75.


Aktivitas dan hasil
belajar siswa
Guru belum rendah (di bawah
Kondisi Awal
menerapkan Media
KKM,nilai 75).
modifikasi bola beton

Pembelajaran siklus
Guru menerapkan
media modifikasi 1 dan siklus 2,
siswa aktif belajar.
Tindakan bola beton selama

2 siklus.

Diduga melalui
Kondisi akhir
media modifikasi bola beton
Gambar 2.1
aktivitas dan hasil belajar siswa
dapat meningkat
Gambar 2.1 Kerangka berfikir PTK.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada landasan teori dan kerangka berpikir di atas maka

dapat ditentukan hipotesis tindakan sebagai berikut:

29
1. Melalui media modifikasi bola beton dapat meningkatkan aktivitas dalam

“tolak peluru” pada siswa kelas V SD Negeri Tegalarum semester gasal

tahun 2020/2021.

2. Melalui media modifikasi bola beton dapat meningkatkan hasil belajar dalam

“Tolak peluru” pada siswa kelas V SD Negeri Tegalarum semester gasal

tahun 2020/2021.

30
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester gasal tahun pelajaran 2020/2021,

tepatnya pada bulan September sampai dengan November 2020. Kegiatan ini

dilakukan sesuai jadwal pelajaran yang ada di SD Negeri Tegalarum, sehingga

tidak mengganggu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang telah

programkan oleh sekolah. Jadwal pelaksanaan penelitian adalah sebagai

berikut.

September Oktober November


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
A Persiapan
1 Penyusunan Proposal x
2 Pengajuan proposal x
3 Penyusunan Instrumen x
B Pelaksanaan
Pelaksanaan x x
1 pembelajaran kondisi
awal
Pelaksanaan
pembelajaran, x
2 x
pengumpulan dan
analisis data siklus I
Pelaksanaan x x
pembelajaran,
3
pengumpulan dan
analisis data siklus II
C Pelaporan
1 Menyusun draft x X
Menyusun laporan x x
2
akhir dan pengesahan

31
2. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri Tegalarum,

Desa Tegalarum Kecamatan Margoyoso. Sekolah ini terletak kurang lebih

8km dari pusat ibu kota kecamatan. Berdiri sejak tahun 1973, dan sekarang

ini memiliki rombongan belajar 6 kelas.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Tegalarum yang

berjumlah 15 terdiri dari siswa laki-laki 6 siswa dan siswa perempuan 9 siswa.

Secara umum siswa dalam kelas ini memiliki tingkat aktivitas yang baik,

namun aktivitas dalam proses pembelajaran belum maksimal. Dari sosial

ekonomi relatif berimbang dari kalangan menengah ke bawah. Pada prinsipnya

aktivitas siswa masih perlu ditingkatkan agar hasil belajar siswa dapat

tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

C. Sumber Data

Sumber data penelitian ini berasal dari siwa kelas V SD Negeri

Tegalarum semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 15

siswa. Data tersebut diperoleh melalui:

1 Proses pengamatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) dengan

materi “Tolak peluru”.

32
2 Hasil belajar siswa dengan penilaian harian berupa keterampilan tolak

peluru pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

(Penjasorkes).

Data yang diambil adalah hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar

siswa dan hasil penilaian harian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

dengan materi “tolak peluru” sebelum ada tindakan dan dibandingkan dengan

setelah ada tindakan penerapan media pembelajaran

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian tindakan kelas ini pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan:

a. Pengamatan.

Teknik pengamatan ini digunakan untuk mengumpulkan data atau

gambaran tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran tolak peluru.

b. Tes perbuatan

Teknik tes ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar

dalam tolak peluru.

2. Alat pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang akurat, diperlukan hal-hal sebagai

berikut:

a. Lembar pengamatan

33
Lembar pengamatan dalam penelitian ini terdiri dari 7 aspek

pengamatan tentang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yaitu:

ASPEK PENGAMATAN

Mengamati temanya saat mencoba teknik gerakan


Memperhatikan penjelasan guru

Mencoba gerakan tolak peluru


Merespon pertanyaan guru

Meniru sesuai contoh guru


Bertanya pada guru

Berlatih mandiri
No. NAMA

Persentase
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7

1 Ali Rizal
2 Ana Sofiana
3 Ani Nabila
Beny Adi Janarko
4
5 Citra Lestari
6 Dea Milenia
7 Dedi Enggar
8 Dini Rahmawati
9 Hani Nur Maya Sari
10 Intan Purnama
11 Johan adi Putra
12 Syahrul Ramadhan
13 Umi Mawarti
14 Zeny Puspita
15 Zidan Maulana
16
17
18

34
19
20
21
22
23
24
25
26
Rata-rata
Skor maksimum
Persentase

Keterangan : Indikator yang dinilai

1) Memperhatikan penjelasan guru


2) Bertanya pada guru
3) Merespon pertanyaan guru
4) Meniru sesuai contoh guru
5) Mencoba gerakan tolak peluru
6) Mengamati temannya saat mencoba teknik gerakan
7) Berlatih mandiri

b. Rubrik penilaian untuk memperoleh data hasil belajar.

Rubrik penilaian dalam penelitian ini terdiri dari 4 aspek, yaitu :

1) Awalan menolak
2) Sikap badan
3) Cara penolakan peluru
4) Sikap akhir

Untuk memberikan penilaian pada aspek tersebut dilakukan penskoran

dengan skala 1 sampai dengan 4.

35
E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakuakan dengan cara sebagai berikut:

1. Analisis data aktivitas siswa

Analisis data aktivitas diperoleh dengan cara sebagai berikut:

a. Pemberian skor pada masing-masing aspek

b. Menghitung jumlah skor yang diperoleh

c. Menghitung persentase dengan rumus sebagai berikut:

Persentase = Jumlah skor yang diperoleh X 100 %


Jumlah skor maksimal

d. Mengkonversi hasil pengamatan dengan kriteria sebagai berikut:

91 – 100 = Sangat Aktif

76 – 90 = Aktif

66 – 75 = Cukup Aktif

< 65 = Kurang Aktif

2. Analisis Data Hasil Belajar

Untuk mengaanalisis adata hasil hasil belajar dengan cara:

a. Memberi skor pada setiap siswa terhadap keempat aspek penilaian

berdasarkan rubrik penilaian sebagaimana terlampir.

b. Menghitung jumlah skor diperoleh untuk setiap siswa

c. Menghitung nilai setiap siswa dengan rumus:

Nilai siswa = Jumlah skor diperoleh X 100


Jumlah skor maksimal

36
d. Menghitung jumlah skor setiap aspek penilaian

e. Menghitung nilai aspek dengan rumus:

Nilai aspek = Jumlah skor diperoleh X 100


Jumlah skor maksimal
f. Mengkonversi hasil pengamatan dengan kriteria sebagai berikut:

91 – 100 = Sangat Baik

76 – 90 = Baik

66 – 75 = Cukup Baik

< 65 = Kurang Baik

g. Selain teknik analisis diatas dapat juga dihitung jumlah siswa yang

tuntas dan persentase ketuntasan sesuai dengan KKM.

F. Validasi Data

Untuk memvalidasi data agar data yang diperoleh benar benar valid dan

dapat dipercaya, maka disusun beberapa hal sebagai berikut:

1. Agar data aktivitas siswa valid maka disusun lembar pengamatan yang

terdiri dari 7 indikator pengamatan

2. Agar data hasil belajar siswa valid maka disusun rubrik penilaian

G. Indikator Kinerja

Penelitian ini dikatakan berhasil dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut

1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran tolak peluru meningkat dengan

kriteria kategori aktif ( prosentase 76 – 90 ) .

37
2. Hasil belajar siswa meningkat minimal dengan nilai KKM individu 75,

dan ketuntasan klasikal 85%.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini adalah bentuk penelitian tindakan kelas dimana prosedur

penelitianya meliputi empat tahapan yaitu : Perencanaan (planning), tindakan (

acting). Obeservasi (Observing), refleksi (reflekstion).

Kegiatan atau tindakan di kelas yang akan penulis lakukan adalah dengan

pendekatan model Classroom Action Research (CAR) yang dikembangkan oleh

Kurt Lewin dalam buku Pedoman Teknik Pelaksanaan Classroom Acton

Researh oleh Depdikbud. Model tindakan kelas tersebut pada intinya terdiri

dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara garis besar perincian

tindakan kelas tersebut adalah sebagai berikut.

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus tindakan dan setiap siklus

dilakukan dalam tiga kali pertemuan (6 x 40 menit). Kegiatan yang dilakukan

pada masing-masing siklus menggunakan empat tahapan tersebut.

Siklus I

1. Perencananan

Kegiatan perencanaan dilakukan guna memperlancar pelaksanaan

penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan dengan terlebih dahulu

melakukan persiapan-persiapan antara lain : (a) melakukan analisis

38
permasalahan, (b) menentukan alternatif pemecahan, (c) menyusun

lembar observasi, (d) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, (e)

menyiapkan bahan-bahan dan media pembelajaran, dan (f) menyusun

rubrik penilaian.

2. Tindakan

Tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses pembelajaran

menggunakan media modifikasi bola beton dalam 2 siklus tindakan

dengan waktu masing-masing siklus 2 kali pertemuan (4 x 40 menit).

Pembelajaran dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran

untuk masing-masing siklus dengan media yang sama yaitu media

modifikasi bola beton namun berbeda dalam teknik pelaksanaan

pembelajaranya.

Pada siklus I pembelajaran menggunakan media pembelajaran

modifikasi bola beton untuk melakukan pelemparan tolak peluru dengan

langkah - langkah sebagai berikut:

a. Menyiapkan bola beton dengan berbagai warna yang menarik

sebanyak setengah dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran.

b. Siswa di bagi menjadi berpasang-pasangan.

c. Setiap pasang menempati garis kotak masing-masing yang sudah

disiapkan.

d. Semua pasang mendapat menjelasan tentang tolak peluru dan

kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung sambil peneliti

mengisi lembar observasi aktivitas belajar siswa.

39
e. Sebelum latihan pelemparan setiap siswa dapat meminta penjelasan

guru tentang materi dan proses pembelajaran sejelas-jelasnya.

f. Setiap siswa melakukan kegiatan latihan pelemparan bola beton

secara bergantian dengan pasangannya.

g. Setiap pelemparan bola beton maka, teman sepasangnya mencatat

berapa jauh lemparan dan berdiskusi dengan teman sepasang,

maupun guru tentang awalan menolak, sikap badan, cara melempar

peluru dan sikap akhir.

h. Kegiatan dilakukan berulang-ulang secara bergantian sampai siswa

menguasai sikap awalan menolak, sikap badan, cara melempar

peluru dan sikap akhir lemparan tolak peluru.

i. Setiap pasangan secara urut dipanggil untuk melaksanakan

pelemparan tolak peluru yang sesungguhnya yaitu paba lapangan

tolak peluru yang dijadikan sebagai hasil belajar dengan

mengambil nilai dari awalan menolak, sikap badan, cara melempar

peluru dan sikap akhir pelemparan tolak peluru.

Pada pertemuan I, kegiatan lebih difokuskan pada kegiatan

untuk mengatur para siswa sebelum melakukan pembelajaran. Sebagai

contoh adalah pengaturan siswa dalam pasangan-pasangan untuk

melakukan kegiatan tolak peluru dengan modifikasi bola beton. Pada

pertemuan ini siswa masih banyak mendapatkan drill dari guru, dan

menirukan guru untuk melatih sikap-sikap lemparan dalam tolak peluru

dengan menggunakan modifikasi bola beton. Kemudian siswa diberi

40
kesempatan untuk mencoba sikap gerakan dan berlatih dengan teman

yang ada didekatnya. Setelah itu siswa baru melakukan teknik lemparan

tolak peluru dengan modifikasi bola beton secara bergantian.

Pada pertemuan II, kegiatan difokuskan pada penggunaan media

modifikasi bola beton dimana kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari

kegiatan pada pertemuan I. Dalam kegiatan ini siswa melakukan awalan

menolak, sikap badan, cara melempar peluru dan sikap akhir

menggunakan tahapan-tahapan teknik dasar pada tolak peluru sesuai

dengan Standar Kompetensi “Mempraktikan berbagai teknik dasar

permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya”,

dan Kompetensi Dasar “Mempraktikkan teknik dasar permainan dan

olahraga perorangan atletik serta nilai disiplin, percaya diri dan

kejujuran”. kemudian guru melakukan evaluasi dan penilaian.

3. Pengamatan

Dalam tahapan ini penulis melakukan pengamatan untuk

mendapatkan data tentang aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran

tolak peluru dan hasil belajar. Pengamatan tentang proses pembelajaran

dan aktivitas siswa dilakukan pada pertemuan pertama sedangkan hasil

belajar dilakukan pada pertemuan kedua. Data proses pembelajaran untuk

aktivitas belajar siswa diperoleh dengan memberikan skor dengan skala 1

– 4 pada aspek pengamatan yang terdapat pada lembar pengamatan.

Sedangkan data hasil belajar diperoleh dengan memberikan nilai 1 - 4

41
pada aspek penilaian yang meliputi awalan menolak, sikap badan, cara

melempar peluru dan sikap akhir pada tolak peluru.

4. Refleksi

Kegiatan dalam tahapan ini adalah menganalisis data hasil

pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Nilai hasil belajar yang

diperoleh setelah siswa diberikan nilai pada setiap aspek penilaian pada

tolak peluru, hasil dari analisis tersebut dijadikan dasar untuk

menentukan langkah siklus berikutnya dan sebagai bahan refleksi untuk

melihat kekurangan dan hambatan yang dipergunakan untuk perbaikan

dan pembenahan-pembenahan pada siklus berikutnya.

Siklus II

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan dilakukan untuk memudahkan pelaksanaan

penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan dengan terlebih dahulu

melakukan persiapan-persiapan antara lain :

a. melakukan evaluasi permasalahan pada siklus I,

b. menentukan alternatif pemecahan masalah,

c. membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II,

d. menyiapkan bahan-bahan dan media pembelajaran,

e. menyusun rubrik penilaian.

2. Tindakan

42
Pada siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan (4 X 40 menit).

Pada proses pembelajaran ini masih menggunakan media modifikasi

bola beton untuk pembelajaran tolak peluru, akan tetapi dalam pelaksaan

tolak peluru dilakukan secara berurutan satu persatu tanpa melalui

panggilan, sehingga diharapkan siswa lebih aktif untuk mencoba

melakukan lemparan tolak peluru dan waktu yang dipergunakan lebih

efektif dan efisien. Pembelajaran menggunakan media modifikasi bola

beton untuk melakukan pelemparan tolak peluru dengan langkah -

langkah sebagai berikut:

a. Menyiapkan bola beton dengan berbagai warna yang menarik

sebanyak setengah dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran.

b. Siswa di bagi menjadi berpasang-pasangan.

c. Setiap pasang menempati garis kotak masing-masing yang sudah

disiapkan.

d. Semua pasang mendapat menjelasan tentang tolak peluru dan

kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung sambil peneliti mengisi

lembar observasi aktivitas belajar siswa.

e. Sebelum latihan pelemparan setiap siswa dapat meminta penjelasan

guru tentang materi dan proses pembelajaran sejelas-jelasnya.

f. Setiap siswa melakukan kegiatan latihan pelemparan bola beton

secara bergantian dengan pasangannya.

g. Setiap pelemparan bola beton maka, teman sepasangnya mencatat

berapa jauh lemparan dan berdiskusi dengan teman sepasang, maupun

43
guru tentang awalan menolak, sikap badan, cara melempar peluru dan

sikap akhir.

h. Kegiatan dilakukan berulang-ulang secara bergantian sampai siswa

menguasai sikap awalan menolak, sikap badan, cara melempar peluru

dan sikap akhir lemparan tolak peluru.

i. Setiap pasangan secara urut dipanggil untuk melaksanakan

pelemparan tolak peluru yang sesungguhnya yaitu paba lapangan

tolak peluru yang dijadikan sebagai hasil belajar dengan mengambil

nilai dari awalan menolak, sikap badan, cara melempar peluru dan

sikap akhir pelemparan tolak peluru.

Pada pertemuan I, kegiatan lebih difokuskan pada kegiatan untuk

mengatur dan mengevaluasi pada pelaksanaan siklus I sehingga para

siswa lebih mapan dalam melakukan pembelajaran. Kemudian siswa

diberi kesempatan untuk mencoba gerakan dan berlatih dengan teman.

Setelah itu siswa baru melakukan pada lapangan tolak peluru secara

bergantian tanpa dipanggil sesuai urutan.

Pada pertemuan II, kegiatan difokuskan pada kegiatan evaluasi dan

penilaian hasil lemparan tolak peluru. Dalam kegiatan ini siswa

melakukan rangkaian teknik awalan menolak, sikap badan, cara

melempar peluru dan sikap akhir pada tolak peluru sesuai dengan Standar

Kompetensi “Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan

olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya”, dan Kompetensi

Dasar “Mempraktikkan teknik dasar permainan dan olahraga perorangan

44
atletik serta nilai disiplin, percaya diri dan kejujuran”. Setelah siswa

sudah siap untuk melakukan penilaian maka selanjutnya dilakukan

penilaian tolak peluru.

3. Pengamatan

Dalam tahapan ini penulis melakukan pengamatan untuk

mendapatkan data aktivitas siswa selama proses pembelajaran tolak

peluru dan perolehan hasil belajar. Pengamatan tentang proses pem

belajaran tentang aktivitas siswa dilakukan pada pertemuan

pertama sedangkan pengamatan hasil belajar dilakukan pada pertemuan

kedua. Data proses pembelajaran untuk aktivitas siswa diperoleh dengan

memberikan skor dengan skala 1 – 4 pada aspek pengamatan yang

terdapat pada lembar pengamatan. Sedangkan data hasil belajar diperoleh

dengan memberikan nilai 1- 4 pada aspek penilaian yang meliputi awalan

menolak, sikap badan, cara melempar peluru dan sikap akhir pada tolak

peluru.

4. Refleksi

Tahapan refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis

data aktivitas siswa dalam pembelajaran dan nilai hasil belajar. Hasil

penilaian dari setiap aspek penilaian mulai dari awalan menolak, sikap

badan, cara melempar peluru dan sikap akhir pada teknik tolak peluru

akan dijadikan dasar sebagai bahan refleksi untuk melihat kekurangan,

45
kelemahan dan hambatan yang terjadi dalam pembelajaran penjasorkes,

khususnya pada materi pembelajaran tolak peluru

46
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tegalarum yang

beralamat di jalan raya Desa Tegalarum Kecamatan Margoyoso. Sekolah ini

berdiri sejak tahun 1973 dengan sosial ekonomi masyarakat yang relatif

menengah ke bawah, walaupun dengan kondisi sarana dan prasarana sangat

minimal, namun secara umum proses pembelajaran tidak mengalami hambatan.

1. Aktivitas siswa

Kelas V dengan jumlah 15 siswa yang sebenarnya memiliki

aktivitas dan hasil belajar yang cukup baik dalam proses pembelajaran.

Sebelum diadakan penelitian tindakan kelas, pelaksanaan pembelajaran di

kelas ini menggunakan media apa adanya. Maksudnya, untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa hanya dilakukan dengan

sekedar memberikan latihan-latihan dengan beberapa tolak peluru,

sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa sulit untuk berkembang. Data

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang ditemukan dengan

indikator perilaku siswa, yaitu (1) memperhatikan penjelasan guru, (2)

bertanya pada guru, (3) merespon pertanyaan guru, (4) meniru sesuai

contoh guru, (5) mencoba gerakan tolak peluru, (6) mengamati

temannya saat mencoba teknik gerakan, (7) berlatih mandiri, data ini

dapat dilihat pada tabel berikut.

47
Tabel 4.1: Pengamatan aktivitas belajar siswa pada Kondisi Awal

Persentase
No Aspek perilaku siswa skor Kategori
pencapaian
1 Memperhatikan penjelasan guru 57,69 Kurang aktif
2 Bertanya pada guru 51,92 Kurang aktif
3 Merespon pertanyaan guru 53,85 Kurang aktif
4 Meniru sesuai contoh guru 61,54 Kurang aktif
5 Mencoba gerakan tolak peluru 54,81 Kurang aktif

6 Mengamati temannya saat Kurang aktif


mencoba teknik gerakan 55,77

7 Berlatih mandiri 48,08 Kurang aktif


Rata-rata 54,81

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa aspek yang paling rendah

pesentasenya adalah aspek berlatih mandiri (48,08) dan aspek yang paling

tinggi persentasenya adalah aspek meniru sesuai contoh guru (61,54) dan

persentase rata- rata adalah 54,1.

Berdasarkan hasil pengamatan ini, guru perlu melakukan refleksi

terhadap pembelajarannya untuk mengadakan perbaikan-perbaikan sehingga

aktivitas siswa dapat ditingkatkan. Dengan rendahnya aspek berlatih mandiri,

ini menunjukkan bahwa siswa masih belum menyadari pentingnya latihan

secara mandiri. Perbandingan rata-rata nilai antar aspek adalah sebagai

berikut:

48
Gambar 4.1 :
Grafik aktivitas belajar siswa pada kondisi awal

Dari grafik ini terlihat sangat jelas bahwa berlatih mandiri

memperoleh nilai yang paling rendah 47,32. Hal ini dapat disebabkan

karena siswa belum tertarik dalam pembelajaran tolak peluru, sehingga

siswa belum mau mencoba untuk melakukannya.

Agar aspek ini dapat meningkat, diperlukan perbaikan dengan

memberikan sedikit drill atau latihan-latihan dengan cara memberi contoh

dan memotivasi siswa agar menjadi fokus pada pembelajaran kemudian

siswa diminta menirukannya. Selain aspek tersebut masih perlu untuk

perbaikan aspek yang lain, perbaikan-perbaikan ini akan dilakukan pada

siklus yang pertama.

49
2. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa masih rendah hal ini disebabkan karena guru

dalam pembelajaranya masih monoton dan bahkan siswa merasa jenuh.

Dampak dari metode mengajar seperti ini tidak akan mempengaruhi

peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

Penjasorkes khususnya teknik tolak peluru.

Hal ini terbukti dari hasil penilaian tolak peluru hanya memperoleh

nilai rata-rata 72,12 dan siswa yang memperoleh nilai diatas 75 (KKM)

hanya berjumlah 5 siswa artinya siswa yang sudah tuntas baru 38,46%,

sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) sebanyak 10 siswa (61,54%). KKM untuk mata pelajaran

Penjasorkes SD Negeri Tegalarum adalah 75 dan ketuntasan klasikal

adalah 85%, artinya siswa yang memperoleh nilai >75 baru dikatakan

tuntas secara individu dan secara klasikal jika siswa yang memperoleh

>75 mencapai >85%. Dalam hal ini siswa kelas V dapat diartikan belum

tercapainya tingkat ketuntasan secara klasikal. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

Kondisi Nilai Ketuntasan ( KKM = 75 )


Tertinggi Terendah Tuntas Belum tuntas Ket.
81 63 5 10 Belum mencapai
38,46% 61,54% 85% tuntas klasikal
Rata rata = 72,12 Jumlah = 26 siswa

Tabel 4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar pada Kondisi Awal

50
B. Deskripsi Siklus 1

1. Perencananan

Kegiatan perencanaan dilakukan guna memperlancar pelaksanaan

penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan dengan terlebih dahulu

melakukan persiapan-persiapan, antara lain (a) melakukan analisis

permasalahan, (b) menentukan alternatif pemecahan, (c) menyusun

lembar observasi, (d) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, (e)

menyiapkan bahan-bahan dan media pembelajaran, dan (f) menyusun

rubrik penilaian.

2. Tindakan

Tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses pembelajaran

menggunakan media modifikasi bola beton dalam 2 siklus tindakan

dengan waktu masing-masing siklus dua pertemuan (4 x 35 menit).

Pembelajaran dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran

untuk masing-masing siklus dengan metode yang sama yaitu modifikasi

bola beton, namun berbeda dalam teknik pelaksanaan pembelajarannya.

Pada siklus I pembelajaran menggunakan media modifikasi bola

beton dalam pembelajaran melakukan tolak peluru dengan dipanggil

pasangan satu persatu sesuai dengan urutan daftar nilai. Langkah -

langkah penggunaan media modifikasi bola beton dalam pembelajaran

Penjasorkes adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan bola beton yang dicat warna –warni sebanyak setengah

dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran.

51
b. Siswa di bagi menjadi berpasang-pasangan.

c. Setiap pasang menempati garis kotak masing-masing yang sudah

disiapkan.

d. Semua pasang mendapat menjelasan tentang tolak peluru dan

kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung sambil dicatat

aktivitas belajar siswa.

e. Setiap pasang bergantian melakukan pelemparan bola beton.

f. Setiap kegiatan siswa melakukan pelemparan bola beton maka teman

lain mencatat hasil lemparan dan berdiskusi dengan teman sepasang,

teman pasangan lain, maupun guru tentang sikap awalannya, sikap

badan, cara melempar, dan sikap akhir.

g. Kegiatan dilakukan berulang-ulang secara bergantian sampai siswa

menguasai sikap-sikap lemparan tolak peluru.

h. Setiap pasangan dipanggil secara urut sesuai daftar nilai untuk

melaksanakan pelemparan tolak peluru yang sesungguhnya yaitu

paba lapangan tolak peluru yang dijadikan sebagai hasil belajar

dengan mengambil nilai dari sikap awalan, sikap badan, cara

melempar, dan sikap akhir pelemparan tolak peluru

Pada pertemuan I, kegiatan lebih difokuskan pada kegiatan untuk

mengatur para siswa sebelum melakukan pembelajaran. Sebagai contoh

adalah pengaturan siswa dalam pasangan-pasangan untuk melakukan

kegiatan tolak peluru dengan media modifikasi bola beton. Sebelum

kegiatan guru mengajak siswa melakukan pemanasan terlebih dahulu

agar siswa merasa siap untuk melakukan olah raga tolak peluru dan

52
menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan dalam olah raga, seperti

tampak pada gambar berikut :

Gambar 4.2:
Guru memberikan contoh melakukan
pemanasan

Setelah melakukan pemanasan siswa melakukan olah raga tolak

peluru dengan media modifikasi bola beton. Agar siswa memahami

bagaimana cara melakukan tolak peluru dengan media modifikasi bola

beton, guru memberikan penjelasan terlebih dahulu seperti tampak pada

gambar berikut.

Gambar 4.3:
Guru memberi penjelasan cara
pembelajaran media bola beton

Pada pertemuan ini siswa masih banyak mendapatkan latihan

berulang-ulang dari guru, dan menirukan guru untuk melatih teknik

53
lemparan-lemparan dalam tolak peluru dengan menggunakan media

modifikasi bola beton. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk

mencoba gerakan dan berlatih dengan temannya. Setelah itu siswa baru

melakukan awalan menolak, sikap badan, cara melempar peluru dan

sikap akhir dalam tolak peluru dengan benar secara bergantian dengan

pasangannya. Dengan bola peluru dari beton dengan jumlah yang cukup

banyak akan menarik siswa untuk ambil bagian secara aktif melakukan

latihan dalam melempar tolak peluru.

Gambar 4.4:
Siswa berlatih melakukan tolakan peluru

Pada pertemuan II, kegiatan difokuskan pada penggunaan media

modifikasi bola beton. Dimana kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari

kegiatan pada pertemuan I. Dalam kegiatan ini siswa melakukan awalan

menolak, sikap badan, cara melempar peluru dan sikap akhir pada tolak

peluru sesuai dengan Standar Kompetensi “Mempraktikan berbagai

teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya”, dan Kompetensi Dasar “Mempraktikkan teknik dasar

permainan dan olahraga perorangan atletik serta nilai disiplin, percaya

54
diri dan kejujuran”kemudian guru melakukan evaluasi dan penilaian.

Seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4.5:
Siswa melakukan lemparan tolak peluru

3. Pengamatan

Dalam tahapan ini penulis melakukan pengamatan untuk

mendapatkan data tentang aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran

tolak peluru dan hasil belajar. Pengamatan tentang proses pembelajaran

untuk aktivitas siswa dilakukan pada pertemuan pertama dan pertemuan

kedua sedangkan pengamatan hasil belajar dilakukan pada pertemuan

ketiga. Data proses pembelajaran untuk aktivitas siswa diperoleh dengan

memberikan skor dengan skala 1 – 4 pada aspek pengamatan yang

terdapat pada lembar pengamatan. Sedangkan data hasil belajar diperoleh

dengan memberikan nilai 1 - 4 pada aspek penilaian yang meliputi siap

awalan, sikap badan, cara melempar, dan sikap akhir pada tolak peluru.

a. Aktivitas Siswa

Gambaran aktivitas siswa dalam pembelajaran tolak peluru dengan

media modifikasi bola beton dapat disajikan dalam tabel berikut ini:

55
Tabel 4.3 :Aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I

No. Aspek %

1 Memperhatikan penjelasan guru 82,69

2 Bertanya pada guru 71,15

3 Merespon pertanyaan guru 61,54

4 Meniru sesuai contoh guru 78,85

5 Mencoba gerakan tolak peluru 76,92

Mengamati temanya saat mencoba teknik


6 74,04
gerakan

7 Berlatih mandiri 77,88

Rata – rata 74,73

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel di atas, menunjukkan

bahwa aktivtas siswa pada media modifikasi bola beton masih belum

optimal. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian rata-rata persentase

74,73 dengan kategori Cukup aktif. Kegiatan dengan persentase terendah

adalah kegiatan merespon pertanyaan guru yaitu 61,54%. Artinya bahwa

siswa kurang respon dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Hal

ini mungkin dapat disebabkan karena pada pembelajaran sebelumnya

siswa terbiasa dan merasa acuh tak acuh terhadap hal-hal yang penting.

Sedangkan persentase tertinggi ada pada kegiatan memperhatikan

penjelasan guru yaitu 82,69%. Hal ini disebabkan karena siswa merasa

tertarik dengan hal yang baru karena sebelumnya belum pernah ada

media modifikasi bola beton . Agar terlihat lebih jelas dalam

perbandinganya, perhatikan gambar 4.2 di bawah ini.

56
Gambar 4.6 :
Grafik aktivitas belajar Siswa pada Siklus I

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa persentasi terendah adalah

merespon pertanyaan guru 61,54% sedangkan persentase tertinggi adalah

memperhatikan penjelasan guru 82,69%.Ini menunjukan bahwa masih

perlu adanya perbaikan pada masing-masing aspek.

b. Hasil belajar

Data hasil belajar diperoleh dari hasil penilaian teknik tolak peluru.

Penilaian ini difokuskan pada 4 aspek pengaatan yaitu (a) awalan

menolak, (b) sikap badan, (c) cara melempar peluru, dan (d) sikap akhir.

Hasil pengamatan hasil belajar pada siklus I sebagaimana dalam tabel

berikut ini.

57
No. Aspek Nilai

1 Awalan menolak 89,40

2 Sikap badan 83,70

3 Cara melempar peluru 81,70

4 Sikap akhir 87,50

Rata – rata 85,58

Tabel 4.4 : Tabel Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Data di atas menunjukkan bahwa nilai tertinggi adalah pada aspek

awalan menolak sebesar 80,40 dan nilai terendah adalah pada aspek cara

melempar peluru sebesar 81,70, berdasar data tersebut di peroleh nilai

rata-rata 85,58. Ini berarti bahwa nilai hasil belajar pada siklus I

mengalami peningkatan dengan kriteria baik. Perhatikan perbandingan

masing-masing aspek pada grafik berikut:

Gambar 4.7 : Grafik hasil Hasil Belajar pada Siklus I

Dari grafik di atas dapat dilihat secara berurutan dari yang terendah

sampai tertinggi adalah aspek awalan menolak, sikap akhir, cara

58
melempar peluru, dan sikap badan. Untuk itu perlu adanya perbaikan

pada aspek cara melempar peluru dengan nilai 83,04.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran, aktivitas

siswa dan hasil belajar dapat direfleksikan bahwa :

a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran masih terdapat kekurangan

dimana pada aspek kegiatan merespon pertanyaan guru, masih

kurang. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena pada

pembelajaran sebelumnya siswa terbiasa dan merasa acuh tak acuh

terhadap hal-hal yang penting tetapi disepelekan. Dimana dalam

media modifikasi bola beton siswa dituntut senang dan tertarik

untuk melakukan banyak aktivitas pembelajaran mulai dari awal

hingga akhir.

b. Hasil belajar siswa pada aspek sikap badan masih perlu perbaikan.

Kekurangan ini dimunginkan karena waktu untuk drill dirasa masih

kurang karena cara melempar peluru ini membutuhkan latihan yang

berulang-ulang untuk melatih ketepatan gaya dalam tolak peluru.

Kekurangan atau kelemahan yang masih terdapat pada siklus I ini

terkait dengan proses pembelajaran, Aktivitas siswa dan hasil belajar

siswa akan diperbaiki dalam siklus II berikutnya.

59
C. Deskripsi Siklus II

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan dilakukan untuk memudahkan pelaksanaan

penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan dengan terlebih dahulu

melakukan persiapan-persiapan antara lain :

a. melakukan evaluasi permasalahan pada siklus I,

b. menentukan alternatif pemecahan masalah,

c. membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II,

d. menyiapkan bahan-bahan dan media pembelajaran,

e. menyusun rubrik penilaian.

2. Tindakan

Pada siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan (4 X 35 menit).

Pada proses pembelajaranini masih menggunakan media modifikasi ola

beton untuk pembelajaran tolak peluru, akan tetapi dalam pelaksanaan

tolak peluru dilakukan secara berurutan satu persatu tanpa melalui

panggilan, sehingga diharapkan siswa lebih aktif untuk mencoba gerakan

tolak peluru dan waktu yang dipergunakan lebih efektif dan efisien.

Langkah - langkah penggunaan media modifikasi bola beton dalam

pembelajaran Penjasorkes adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan bola beton yang dicat warna –warni sebanyak setengah

dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran.

b. Siswa di bagi menjadi berpasang-pasangan.

60
c. Setiap pasang menempati garis kotak masing-masing yang sudah

disiapkan.

d. Semua pasang mendapat menjelasan tentang tolak peluru dan

kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung sambil dicatat

aktivitas belajar siswa.

e. Setiap pasang bergantian melakukan pelemparan bola beton.

f. Setiap kegiatan siswa melakukan pelemparan bola beton maka teman

lain mencatat hasil lemparan dan berdiskusi dengan teman sepasang,

teman pasangan lain, maupun guru tentang sikap awalannya, sikap

badan, cara melempar, dan sikap akhir.

g. Kegiatan dilakukan berulang-ulang secara bergantian sampai siswa

menguasai sikap-sikap lemparan tolak peluru.

h. Setiap pasangan dipanggil secara urut sesuai daftar nilai untuk

melaksanakan pelemparan tolak peluru yang sesungguhnya yaitu

paba lapangan tolak peluru yang dijadikan sebagai hasil belajar

dengan mengambil nilai dari sikap awalan, sikap badan, cara

melempar, dan sikap akhir pelemparan tolak peluru

Pada pertemuan I, kegiatan lebih difokuskan pada kegiatan untuk

mengatur dan mengevaluasi pada pelaksanaan siklus I sehingga para

siswa lebih mapan dalam melakukan pembelajaran. Kemudian siswa

diberi kesempatan untuk mencoba gerakan dan berlatih dengan teman

yang lebih mampu dalam melakukan teknik dasar tolak peluru.Setelah itu

siswa baru melakukan pada lapangan tolak peluru secara bergantian

tanpa dipanggil sesuai urutan.

61
Gambar 4.8:
Siswa mencoba melakukan gerakan tolakan
peluru

Pada pertemuan II, kegiatan difokuskan pada kegiatan kegiatan evaluasi

dan penilaian lemparan tolak peluru. Dalam kegiatan ini siswa melakukan

rangkaian kegiatan awalan menolak, sikap badan, cara melempar peluru dan

sikap akhir pada tolak peluru sesuai dengan Standar Kompetensi

“Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai

yang terkandung di dalamnya”, dan Kompetensi Dasar “Mempraktikkan

teknik dasar permainan dan olahraga perorangan atletik serta nilai disiplin,

percaya diri dan kejujuran”. Setelah diamati ternyata siswa sudah siap untuk

melakukan penilaian maka selanjutnya guru melakukan penilaian tolak

peluru.

Gambar 4.9:
Guru melakukan Penilaian Tolak peluru

62
Dalam tahapan ini penulis melakukan pengamatan untuk mendapatkan

data tentang aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran tolak peluru dan

pengamatan hasil belajar. Pengamatan dalam proses pembelajaran untuk

aktivitas belajar siswa dilakukan pada pertemuan pertama sedangkan untuk

perolehan hasil belajar siswa dilakukan pada pertemuan kedua. Data yang

didapat selama proses pembelajaran untuk aktivitas belajar diperoleh

dengan memberikan skor dengan skala 1 – 4

pada aspek pengamatan yang terdapat pada lembar pengamatan.

Sedangkan data hasil belajar diperoleh dengan memberikan nilai 1- 4 pada

aspek penilaian yang meliputi awalan menolak, sikap badan, cara melempar

peluru dan sikap akhir pada tolak peluru.

Gambar 4.10:
Siswa sedang dinilai saat melakukan tolak
peluru

3. Pengamatan

Pengamatan pada siklus II ini dilakukan seperti pada siklus

sebelumnya. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas siswa, dan hasil

belajar siswa dengan aspek-aspek pengamatannya. Berikut ini disajikan

hasil pengamatan proses pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa dan

hasil belajar siswa.

63
a. Aktivitas Siswa

Tabel 4. 5 : Tabel hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus II

No. Aspek %

1 Memperhatikan penjelasan guru 93,27

2 Bertanya pada guru 83,65

3 Merespon pertanyaan guru 77,88

4 Meniru sesuai contoh guru 91,35

5 Mencoba gerakan tolak peluru 90,38

Mengamati temanya saat mencoba teknik


6 92,31
gerakan

7 Berlatih mandiri 91,35

Rata - rata 88,60

Data yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas

siswa pada media modifikasi bola beton telah mengalami peningkatan. Hal

ini ditunjukkan dengan pencapaian rata-rata persentase 88,60 dengan kategori

Aktif.

Gambar 4.11:
Siswa tampak aktif dalam proses
pembelajaran

64
Kegiatan dengan persentase terendah adalah kegiatan merespon

pertanyaan guru yaitu 77,88%. Artinya bahwa siswa masih belum

sepenuhnya mengikuti kegiatan untuk merespon pertanyaan guru, namun

demikian sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Sedangkan persentase

tertinggi masih pada kegiatan memperhatikan penjelasan guru, mengamati

temannya saat mencoba teknik gerakan, yaitu 93,27%. Hal ini disebabkan

karena siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran tolak peluru.

Gambar 4.12 :
Grafik Aktivitas Siswa pada Siklus II

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa semua aspek dalam

aktivitas siswa mengalami peningkatan dari 74,73 % menjadi 88,60 %

dengan peningkatan sebesar 13,87%.

65
b. Hasil Belajar

Data hasil belajar diperoleh dari pengamatan tolak peluru dimana siswa

melakukan lemparan tolak peluru satu persatu secara berurutan tanpa

mennggu dipanggil guru, kegiatan ini dilakukan pada pertemuan ke dua.

Pengamatan difokuskan pada 4 aspek pengamatan yaitu (a) awalan

menolak, (b) sikap badan, (c) cara melempar peluru, dan (d) sikap akhir.

Hasil pengamatan hasil belajar pada siklus II sebagaimana disajikan dalam

tabel berikut ini.

No. Aspek Nilai

1 Awalan menolak 93,30

2 Sikap badan 89,40

3 Cara melempar peluru 88,50

4 Sikap akhir 92,30

Rata - rata 90,87

Tabel 4.6 : Hasil pengamatan hasil belajar pada siklus II

Data hasil belajar di atas menunjukkan bahwa diperoleh nilai rata-rata

sebesar 90,87, untuk nilai tertinggi sebesar 93,30 pada aspek awalan

melempar sedangkan nilai terendah sebesar 88,50 pada aspek cara melempar

peluru. Ini berarti bahwa nilai hasil belajar pada siklus II mengalami

peningkatan sebesar 5,29 dibandingkan dengan siklus I. Untuk melihat

perbandingan masing-masing aspek dapat dilihat pada grafik berikut ini .

66
Gambar 4.13: Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Dari grafik di atas dapat dilihat secara jelas urutan dari nilai yang

terendah sebesar 88,50 pada cara melempar peluru dan nilai tertinggi yaitu

93,30 pada aspek awalan menolak.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran, aktivitas

siswa dan hasil belajar pada siklus II ini dapat direfleksikan beberapa hal

sebagai berikut :

a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini

ditunjukkan dengan persentase rata-rata 88,60 dengan kategori “aktif”.

Hal ini disebabkan karena siswa mulai biasa dengan media

pembelajaran yang dberikan. Dimana dalam media modifikasi bola

beton siswa dituntut melakukan banyak aktivitas mulai dari awal hingga

akhir sehingga siswa memiliki keterampilan motorik.

b. Hasil belajar siswa juga telah mengalami peningkatan. Hal ini

ditunjukkan dengan rata-rata skor 3,63 dengan kategori B (Baik). Hal

67
ini disebabkan karena siswa mulai perhatian dengan media modifikasi

bola beton.Hasil belajar siswa pada aspek sikap badan yang semula

masih perlu perbaikan, pada siklus II telah mengalami peningkatan.

D. Pembahasan

Analisis hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diadakan tindakan

dengan media modifikasi bola beton aktivitas siswa mengalami peningkatan.

Peningkatan ini terjadi pada kedua aspek pengamatan yaitu Aktivitas siswa dan

hasil belajar siswa.

1. Aktivitas Siswa

a. Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal dan Siklus I

Berdasarkan data hasil pengamatan aktivitas siswa pada

pembelajaran tolak peluru di kelas V SD Negeri Tegalarum dengan

media modifikasi bola beton pada kondisi awal dan siklus I,

persentase peningkatan disajikan pada tabel berikut:

Persentase
Peningkat
NO ASPEK Kondisi Siklus an
Awal I
1 Memperhatikan penjelasan guru 57,69 82,69 25,00
2 Bertanya pada guru 51,92 71,15 19,23
3 Merespon pertanyaan guru 53,85 61,54 7,69
4 Meniru sesuai contoh guru 61,54 78,85 17,31
5 Mencoba gerakan tolak peluru 54,81 76,92 22,11
Mengamati temanya saat mencoba
6 55,77 74,04 18,27
teknik gerakan
7 Berlatih mandiri 48,08 77,88 29,80
Rata – rata 54,81 74,73 19,92

68
Tabel 4.7 : Hasil pengamatan Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal dan
Siklus I

Gambaran peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran tolak

peluru menggunakan media modifikasi bola beton pada kondisi awal dan

siklus I sebagaimana disajikan pada Tabel 4.7 diatas, secara visual dapat

digambarkan dalam Grafik berikut ini.

Gambar 4.14: Grafik aktivitas siswa pada kondisi awal dan Siklus I

Berdasarkan data di atas ditunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan media modifikasi

bola beton, menunjukkan peningkatan persentase rata-rata sebesar

19,92% dari kondisi awal 54,81 % menjadi 74,73 % pada siklus I.

b. Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan data hasil pengamatan Aktivitas Siswa pada

pembelajaran tolak peluru di kelas V SD Negeri Tegalarum dengan

69
media modifikasi bola beton pada siklus I dan siklus II, persentase

peningkatan disajikan pada tabel 4.8 berikut ini.

Persentase Pening-
NO ASPEK
Siklus I Siklus II katan

Memperhatikan
1 82,69 93,27 10,58
penjelasan guru

2 Bertanya pada guru 71,15 83,65 12,50

Merespon pertanyaan
3 61,54 77,88 16,34
guru

4 Meniru sesuai contoh guru 78,85 91,35 12,50

Mencoba gerakan tolak


5 76,92 90,38 13,46
peluru

Mengamati temanya saat


6 74,04 92,31 18,27
mencoba teknik gerakan

7 Berlatih mandiri 77,88 91,35 13,47

Rata - rata 74,73 88,60 13,87

Tabel 4.8: Hasil pengamatan Aktivitas Siswapada Siklus I dan Siklus II

Gambaran peningkatan Aktivitas Siswa pada pembelajaran tolak

peluru menggunakan media modifikasi bola beton pada Siklus I dan

Siklus II sebagaimana disajikan pada Tabel 4.8 diatas, secara visual dapat

digambarkan dalam Grafik berikut ini.

70
Gambar 4.15:
Grafik Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan data di atas ditunjukkan bahwa Aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan media modifikasi

bola beton, menunjukkan persentase rata-rata pada Siklus I sebesar 74,73

% dan Siklus II sebesar 88,60% ini menunjukan adanya peningkatan

persentase rata-rata sebesar 13,87%.

c. Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan data hasil pengamatan Aktivitas Siswa pada

pembelajaran tolak peluru di kelas V SD Negeri Tegalarum dengan

media modifikasi bola beton pada Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II

persentase peningkatan disajikan pada tabel 4.9 berikut ini.

71
Persentase Persentase
No. Aspek Kondisi Siklus Siklus Peningkat
Awal I II an

Memperhatikan
1 57,69 82,69 93,27 35,58
penjelasan guru

2 Bertanya pada guru 51,92 71,15 83,65 31,73

Merespon
3 53,85 61,54 77,88 24,03
pertanyaan guru

Meniru sesuai
4 61,54 78,85 91,35 29,81
contoh guru

Mencoba gerakan
5 54,81 76,92 90,38 35,57
tolak peluru

Mengamati temanya
6 saat mencoba teknik 55,77 74,04 92,31 36,54
gerakan

7 Berlatih mandiri 48,08 77,88 91,35 43,27

Rata - rata 54,81 74,73 88,60 33,79

Tabel 4.9: Hasil pengamatan Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal, Siklus
I dan Siklus II

Gambaran peningkatan Aktivitas Siswa pada pembelajaran tolak peluru

menggunakan media modifikasi bola beton pada Kondisi Awal, Siklus I

dan Siklus II sebagaimana disajikan pada Tabel 4.9 diatas, secara visual

dapat digambarkan dalam Grafik berikut ini.

72
Gambar 4.16: Grafik Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Aktivitas Siswa

dalam proses pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan media

modifikasi bola beton, menunjukkan persentase rata-rata pada Kondisi

Awal sebesar 54,81, Siklus I sebesar 74,73 % dan Siklus II sebesar

88,60% ini menunjukan adanya peningkatan persentase rata-rata dari

Kondisi Awal dengan Siklus II sebesar 33,79%.

2. Hasil Belajar

a. Hasil Belajar pada kondisi awal dan siklus I

Berdasarkan data hasil belajar pada kondisi awal dan siklus I

pada pembelajaran Tolak peluru dengan menggunakan media

modifikasi bola beton, terdapat peningkatan hasil belajar sebagaimana

disajikan dalam Tabel 4.10 berikut.

73
Nilai
No Aspek Kondisi Peningkatan
Siklus I
Awal

1 Awalan menolak 64,40 89,40 25,00

2 Sikap badan 74,00 83,70 9,70

Cara melempar
3 75,00 81,70 6,70
peluru

4 Sikap akhir 75,00 87,50 12,50

Rata – rata 72,10 85,58 13,48

Tabel 4.10 :
Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal dan Siklus I

Gambaran peningkatan Hasil Belajar Siswa pada pembelajaran tolak

peluru menggunakan media modifikasi bola beton pada Kondisi Awal

dan Siklus I sebagaimana disajikan pada Tabel 4.10 diatas, secara visual

dapat digambarkan dalam Grafik berikut ini.

Gambar 4.17: Grafik Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal

dan Siklus I

74
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa

dalam proses pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan media

modifikasi bola beton, mengalami peningkatan rata-rata nilai sebesar

13,48, dari kondisi awal sebesar 72,10 dan Siklus I sebesar 85,58.

b. Hasil Belajar pada kondisi Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan data hasil belajar pada siklus I dan Siklus II dalam

pembelajaran Tolak peluru dengan menggunakan media modifikasi bola

beton, terdapat peningkatan hasil belajar sebagaimana disajikan dalam

Tabel 4.11 berikut.

Nilai
No Aspek Peningkatan
Siklus I Siklus II

1 Awalan menolak 89,40 93,30 3,90

2 Sikap badan 83,70 89,40 5,70

Cara melempar
3 81,70 88,50 6,80
peluru

4 Sikap akhir 87,50 92,30 4,80

Rata - rata 85,58 90,87 5,29

Tabel 4.11 :
Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Gambaran peningkatan Hasil Belajar Siswa pada pembelajaran tolak

peluru menggunakan media modifikasi bola beton pada Siklus I dan

Sklus II sebagaimana disajikan pada Tabel 4.11 diatas, secara visual

dapat digambarkan dalam Grafik berikut ini.

75
Gambar 4.18:
Grafik Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam

proses pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan media modifikasi

bola beton, mengalami peningkatan rata-rata nilai sebesar 5,29, hal ini

terlihat pada siklus I sebesar 85,58 Siklus II sebesar 90,87.

c. Hasil Belajar pada Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan data hasil belajar pada siklus I dan Siklus II dalam

pembelajaran Tolak peluru dengan menggunakan media modifikasi bola

beton, terdapat peningkatan hasil belajar sebagai berikut.

Nilai Peningkatan
Hasil Belajar
N
Aspek Kondisi Siklus Siklus Kondisi
o
Awal I II Awal -Siklus
Ii
Awalan
1 64,40 89,40 93,30 28,90
menolak
2 Sikap badan 74,00 83,70 89,40 15,40
Cara melempar
3 75,00 81,70 88,50 13,50
peluru
4 Sikap akhir 75,00 87,50 92,30 17,30
Rata – rata 72,10 85,58 90,87 18,77
Tabel 4.12 :
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

76
Gambaran peningkatan Hasil Belajar Siswa pada pembelajaran tolak

peluru menggunakan media modifikasi bola beton pada Kondisi awal,

Siklus I dan Sklus II sebagaimana disajikan pada Tabel 4.12 diatas, dapat

digambarkan pada Grafik berikut ini.

Gambar 4.19:
Grafik Hasil belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa

dalam proses pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan media

modifikasi bola beton, menunjukkan nilai rata-rata pada kondisi awal

sebesar 72,10, siklus I sebesar 85,58 dan siklus II sebesar 90,87, ini

menunjukan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar dari kondisi awal

sampai dengan siklus II sebesar 18,77.

77
E. Hasil Penelitian

Pelaksanan pengamatan aktivitas siswa dan penilaian hasil belajar dari

kondisi awal sampai dengan pada siklus II didapatkan hasil sebagai berikut.

1. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran tolak peluru

dari kondisi awal sampai dengan siklus II, didapatkan hasil data pada

semua aspek ((1) memperhatikan penjelasan guru, (2) bertanya pada

guru, (3) merespon pertanyaan guru, (4) meniru sesuai contoh guru, (5)

mencoba gerakan tolak peluru, (6) mengamati temanya saat mencoba

teknik gerakan dan (7) berlatih mandiri) mengalami peningkatan.

Kenaikan rata-rata persentase pada semua aspek kektifan siswa

mencapai 33,79 % dari kondisi awal sebesar 54,81 % menjadi 88,60%

pada siklus II. Penyebab meningkatnya aktivitas siswa diyakini adanya

treatment pengggunaan media modifikasi bola beton, hasil pengamatan

mendapatkan hasil yang lebih baik dari kurang aktif menjadi aktif. Data

persentase kenaikan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat

dilihat pada tabel.

Tabel 4.13
Data Persentase Peningkatan Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II
Aspek perilaku Kondisi Siklus Siklus Persentase
No
siswa Awal I II kenaikan
1. Memperhatikan 57,69
82,69 93,27 35,58
penjelasan guru
2. Bertanya pada guru 51,92 71,15 83,65 31,73
3. Merespon
53,85 61,54 77,88 24,03
pertanyaan guru
4. Meniru sesuai
61,54 78,85 91,35 29,81
contoh guru
5. Mencoba gerakan
54,81 76,92 90,38 35,57
tolak peluru

78
6. Mengamati
temanya saat
55,77 74,04 92,31 36,54
mencoba teknik
gerakan
7. Berlatih mandiri 48,08 77,88 91,35 43,27
Rata rata persentase kenaikan 33,79

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada

pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan media modifikasi bola

beton dari kondisi awal sampai dengan pada siklus II mengalami

peningkatan yang signifikan.

2. Hasil belajar pada siklus II tampak lebih baik, jika dibandingkan dengan

kondisi awal dan siklus I. Hasil penilaian setelah menggunakan media

modifikasi bola beton pada sikus II, dapat diketahui bahwa 96,2% siswa

mendapatkan nilai diatas KKM (75,00), dengan rata-rata nilai sebesar

90,87. Ini menandakan bahwa kreteria ketuntasan klasikal sebesar 85%

sudah bisa tercapai. Persentase kenaikan hasil penilaian dari kondisi awal

ke siklus II adalah sebesar 57,74%. Data persentase kenaikan hasil

ulangan harian dapat dilihat pada tabel 4.14 di bawah ini.

Tabel 4.14:
Data persentase Peningkatan hasil belajar siswa pada kondisi awal, siklus
I sampai dengan siklus II

No Hasil Penilaian Kondisi Awal Siklus I Siklus II


1 Tak tuntas 16 4 1
2 Tuntas 10 22 25
3 Persentase 38,46 % 84,62% 96,2%
Ketuntasan
Persentase kenaikan hasil penilaiandari kondisi awal sampai
dengan siklus II sebesar (38,46% - 96,2%) = 57,74%

79
Berdasarkan data-data tersebut diatas menunjukkan bahwa hasil

belajar pada pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan media

modifikasi bola beton dari kondisi awal sampai pada siklus II mengalami

peningkatan yang signifikan.

80
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan di

atas dapat disajikan hasil sebagai berikut :

1. Media modifikasi bola beton dapat meningkatkan aktivitas siswa pada

tolak peluru pada siswa kelas V SD Negeri Tegalarum tahun pelajaran

2020/2021. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada

pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan media modifikasi

bola beton diperoleh peningkatan rata-rata persentase dari 74,73%

pada siklus I menjadi 88,60% pada siklus II atau dengan peningkatan

persentase sebesar 13,87%.

2. Melalui media modifikasi bola beton dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada pembelajaran tolak peluru pada siswa kelas V SD Negeri

Tegalarum tahun pelajaran 2020/2021. Hasil belajar siswa pada

pembelajaran tolak peluru melalui media modifikasi bola beton

diperoleh peningkatan rata-rata nilai dari 72,10 pada kondisi awal

menjadi 85,58 pada siklus I atau meningkat 13,48 dan makin

meningkat pada siklus II dengan peningkatan nilai rata-rata menjadi

90,87 atau meningkat lagi 5,29. Dan secara keseluruhan dari kondisi

awal sampai dengan siklus II mengalami peningkatan sebesar 18,77.

81
B. Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas, maka implikasi yang muncul adalah sebagai

berikut:

1. Dengan media modifikasi bola beton akan dapat meningkatkan

aktivitas siswa seperti (1) memperhatikan penjelasan guru, (2)

bertanya pada guru, (3) merespon pertanyaan guru, (4) meniru sesuai

contoh guru, (5) mencoba gerakan tolak peluru, (6) mengamati

temanya saat mencoba teknik gerakan, dan (7) berlatih mandiri, dalam

pembelajaran tolak peluru.

2. media modifikasi bola beton memberikan kesempatan yang banyak

kepada siswa untuk lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran

tolak peluru menyenangkan dan akan berdampak meningkatnya hasil

belajar siswa pada pembelajaran tolak peluru.

3. Akan menimbulkan semangat bagi para guru penjasorkes untuk

mencoba menerapkan media modifikasi bola beton untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran

tolak peluru.

C. Saran

1. Guru sebaiknya lebih variatif dalam penggunaan media pembelajaran,

termasuk menggunakan media modifikasi bola beton.

2. Seyogyanya guru lebih inovatif dan menciptakan metode-metode baru

dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak jenuh.

3. Guru hendaknya selalu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas

82
(PTK) dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil

belajar siswa meningkat.

4. Kepala sekolah hendaknya memotivasi dan memfasilitasi guru-guru

untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya di kelas, dengan salah

satunya menggunakan media modifikasi bola beton.

83
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Dadan, H. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Bekasi:


Kemendiknas

Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Sosial.


Jakarta: Dirjen Pendidikan

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djumidar. 2003. Dasar-Dasar Atletik. Jakarta: Universitas Terbuka

Djumidar. 2007. Dasar – Dasar Atletik. Jakarta: Universitas Terbuka

Purnomo, E. dan Dapan.(2011). Dasar-Dasar Atletik. Yogyakarta: Alfamedia

Furqon H,M. 2006. Mendidik Anak dengan Bermain. Surakarta: Universitas


Sebelas Maret

Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Majid Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Patarusi. 2012. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Rineka


Cipta

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor. 20 tahun 2007 tentang Standar


Penilaian Pendidikan

Rasyid, Harun. 2009. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima

Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 2. Jakarta: Erlangga

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sudjana, (2005). Metode Statistika. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sudjana, Nana dan Ibrahim (2007). Penelitian dan Statistika.Bandung: Tarsito

Suharsimi, A. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

84
Suharsimi, A. 2010. Penelitian Tindakan: Untuk Guru Kepala Sekolah &
Pengawas. Cetakan II. Yogyakarta: Aditya Media.

Supriyanto. 2016. Teknik Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Pati.


Hartamedia

Sriyono. 2012. Teknik Belajar Mengajar dalam Cara Belajar Siswa Aktif. Jakarta:
Rineka Cipta

Syaiful, S. 2010: Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Tolak Peluru-Pengertian-Tehnik. (2011). Microsoft Carapedia. Diakses tanggal


10 September 2020, dari http// carapedia.com >home>olahraga.html

85
BIOGRAFI PENELITI

1. Nama : Rukhamnah, S.Pd

2. NIP : 19700804 202121 2 003

3. NUPTK : 3846760661200042

4. Jabatan : Guru Pertama

5. Pangkat/Gol.Ruang : Ahli Pertama / IX

6. Tempat / tanggal lahir : Pati, 4 Agustus 1970

7. Unit Kerja : SD Negeri Tegalarum

8. Tugas : Guru Penjasorkes

9. Masa Kerja Guru : 7 tahun 0 bulan

10. Pendidikan terakhir : Sarjana (S-1)

11. Fakultas / Jurusan : Fakultas Ilmu Keolahragaan/ PJKR

12. Universitas : UNP Kediri

13. Alamat Rumah : Desa Margotuhu Kidul, Margoyoso, Pati

14. Prestasi Akademik :

86
Lampiran: 1

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KECAMATAN MARGOYOSO


SD NEGERI TEGALARUM
Jln. Raya Ngemplak- Tegalarum Km 11 Margoyoso Pati
Kode Pos 59154 || email: sdntegalarum@gmail.com

SURAT IJIN PENELITIAN

Yang bertanda-tangan di bawah ini, Kepala SD Negeri Tegalarum


memberikan ijin kepada :

Nama : Rukhamnah, S.Pd.

NIP : 19700804 202121 2 003

Pekerjaan : Guru Penjasorkes. SD Negeri Tegalarum

Keterangan : Memberikan ijin mengadakan Penelitian Tindakan Kelas

Judul : Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Tolak Peluru


Melalui Media Modifikasi Bola Beton Pada Siswa Kelas
V SD Negeri Tegalarum Semester Gasal Tahun
2020/2021.
.
Demikian surat ijin dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tegalarum, 01 September 2020


Kepala SD Negeri Tegalarum

Eko Ferianto, S.Pd.


NIP. 196602031993101003

87
Lampiran: 2
SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah : SD Negeri Tegalarum


Kelas : V
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Semester : 1 (satu)
Standar Kompetensi : 1. Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
Materi Penilaian Aloka-
Kompetensi Kegiatan Indikator Pencapaian Sumber
Karakter Pembela- Bentuk Contoh si
Dasar Pembelajaran Kompetensi* Teknik Belajar
jaran Instrumen Instrumen Waktu
2,.3 - Disiplin Tolak Aspek Kognitif Tes Pilihan Posisi badan 2x2 Buku teks,
Mempraktikan - Tanggung Peluru  Menolak tanpa  Mengetahui bentuk-bentuk tertulis ganda/urai yang benar saat x40 buku
ko mbinasi jawab Gaya awalan, posisi teknik gerakan kaki, lengan, an singkat melempar refernsi,
teknik dasar - Kerjasama Menyampin di udara dan posisi badan dan pendaratan peluru adalah... menit lapangan,
salah satu - Tolensi g mendarat telapak kaki pada lari jarak a. agak tolak
permainan dan - Percaya diri  Lomba tolak pendek condong ke peluru,
olah raga - keberanian peluru dengan depan bendera.
lanjutan dengan per-aturan b. ditegakkan
baik serta nilai yang c. agak miring
kerjasama , dimodifikasi ke samping
toleransi , untuk d. agak
percaya diri, menanamkan Aspek Afektif melenting ke
keberanian, nilai percaya  Disiplin, semangat, Tes Lembar belakang
menghargai diri dan sportifitas, percaya diri dan Obser- observasi Disiplin,
lawan,bersedia keberanian kejujuran vasi semangat,
berbagi tempat sportifitas,
dan peralatan * percaya diri
dan kejujuran

88
Materi Penilaian Aloka-
Kegiatan Indikator Pencapaian Sumber
Kompetensi Karakter Pembela- Bentuk Contoh si
Dasar Pembelajaran Kompetensi* Teknik Belajar
jaran Instrumen Instrumen Waktu
Tolak Aspek Psikomotor Tes Tes Lakukan
peluru  Melakukan teknik dasar praktik Contoh teknik dasar
awalan tolak peluru (Kinerja Kinerja tolak peluru
 Melakukan teknik dasar )
tumpuan tolak peluru
 Melakukan teknik dasar
melayang di udara
 Melakukan teknik dasar
mendarat
 Melakukan rangkaian teknik
dasar awalan, tumpuan,
sikap melayang di udara dan
mendarat
 Melakukan lomba tolak
peluru dengan peraturan
yang dimodifikasi

Mengetahui, Tegalarum , 01 September 2020


Kepala SDN Tegalarum Guru Mata Pelajaran

Eko Ferianto, S.Pd. Rukhamnah, S.Pd.


NIP. 196602031993101003 NIP.19700804 202121 2 003

89
Lampiran: 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SD Negeri Tegalarum


Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : V/1
Alokasi Waktu : 2 x 2 x 35 menit (2 x pertemuan )

Standar Kompetensi*
1. Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya

Kompetensi Dasar
2.3 Mempraktikan ko mbinasi teknik dasar salah satu permainan dan olah raga
lanjutan dengan baik serta nilai kerjasama , toleransi , percaya diri,
keberanian, menghargai lawan,bersedia berbagi tempat dan peralatan *

Indikator :
1. Melakukan teknik dasar cara memegang peluru
2. Melakukan teknik dasar posisi awalan tanpa alat
3. Melakukan teknik awalan, tolakan dan gerak ikutan
4. Melakukan kombinasi awalan, tolakan dan gerak ikutan
5. Melakukan lomba tolak peluru dengan peraturan
yang dimodifikasi

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan teknik dasar cara memegang peluru, dengan benar
2. Siswa dapat melakukan teknik dasar posisi awalan tanpa alat, dengan
benar
3. Siswa dapat melakukan teknik awalan, tolakan dan gerak ikutan, dengan
benar
4. Siswa dapat melakukan teknik dasar kombinasi awalan, tolakan dan gerak
ikutan, dengan benar
5. Siswa dapat melakukan lomba menolak peluru dengan peraturan yang
dimodifikasi, dengan benar

 Karakter siswa yang diharapkan :


- Disiplin ( Discipline )
- Tekun ( diligence )
- Tanggung jawab ( responsibility )
- Ketelitian ( carefulness)
- Kerja sama ( Cooperation )

90
- Toleransi ( Tolerance )
- Percaya diri ( Confidence )
- Keberanian ( Bravery )

B. Materi Pembelajaran
Tolak Peluru Gaya Menyamping
1. Teknik dasar cara memegang peluru
2. Teknik dasar posisi awalan tanpa alat
3. Teknik awalan, tolakan dan gerak ikutan
4. Kombinasi awalan, tenolakan dan gerak ikutan
5. Lomba tolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi

C. Metode Pembelajaran
- Pertemuan 1 = Ceramah, demontrasi dan penugasan, inkuiri, Pendekatan
CTL
- Pertemuan 2 = Ceramah, demontrasi dan penugasan, inkuiri, Pendekatan
CTL, resiprokal/ timbal-balik

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1 (2 x 40 menit)

1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)


- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran

2 Kegiatan Inti (45 menit)


 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Melakukan teknik dasar awal menolak peluru, dengan rincian


kegiatan sebagai berikut :

 Melakukan teknik dasar menolak dengan dua dan dilanjutkan


dengan satu tangan menghadap arah gerakan di tempat
(berpasangan/berkelompok)

91
 Melakukan teknik dasar menolak dengan satu tangan diawali
dengan gerak melangkah ke depan (berpasangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar menolak dengan satu tangan sambil
bergerak formasi berbanjar (berkelompok)
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di lapangan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:

- membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan


indikator tugas gerak
- siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
- siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai
ketuntasan tugas ajar
- siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang
telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan
untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang
dimodifikasi.
 Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model
resiprokal/timbal-balik
- guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
- guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan
indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
- siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
 Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model
tugas/penugasan
- guru siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi
pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
- siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana
pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan
indikator yang telah ditentukan
 Lomba menolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi untuk
menanamkan nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian,
menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk


lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta
didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,

92
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
- berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
- membantu menyelesaikan masalah;
- memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
- memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
- memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup (20 Menit)

Dalam kegiatan penutup, guru:

 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat


rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik;
Pertemuan 2 (2 x 40 menit)

1 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)


- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti (45 menit)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Melakukan kombinasi teknik dasar awal menolak dan gerak


ikutan, , dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

 Melakukan teknik dasar menolak dengan dua dan dilanjutkan


dengan satu tangan menghadap arah gerakan di tempat
(berpasangan/berkelompok)

93
 Melakukan teknik dasar menolak dengan satu tangan diawali
dengan gerak melangkah ke depan (berpasangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar menolak dengan satu tangan sambil
bergerak formasi berbanjar (berkelompok)
 Melakukan teknik dasar menolak dengan satu tangan
membelakangi arah gerakan bergerak mundur
(perorangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar menolak dengan satu tangan
membelakangi arah gerakan bergerak mundur formasi berbanjar
(berkelompok)
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di lapangan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model


tugas/penugasan
- guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan
indikator tugas gerak
- siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
- siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai
ketuntasan tugas ajar
- siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang
telah ditentukan sendiri
- bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai
dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi kesempatan
untuk memperbaiki target waktu.
- bagi siswa yang telah berhasil mencapai target sesuai dengan
waktu atau lebih cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk
mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang
dimodifikasi.
 Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model
resiprokal/timbal-balik
- guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
- guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan
indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
- siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
- siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku
dan siapa yang menjadi pengamat
- siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana
pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan
indikator yang telah ditentukan
 Lomba menolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi untuk
menanamkan nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian,
menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan

94
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk


lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta
didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
a. berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator
dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
b. membantu menyelesaikan masalah;
c. memberi acuan agar peserta didik dapat
melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
d. memberi informasi untuk bereksplorasi lebih
jauh;
e. memberikan motivasi kepada peserta didik
yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup (20 Menit)

Dalam kegiatan penutup, guru:

 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat


rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik;

E. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


- Ruang terbuka yang datar dan aman
- Bendera start dan finish
- Buku teks
- Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas V,
- Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan

95
D. Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran

Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
Psikomotor Tes Tes Contoh Lakukan teknik dasar
praktik Kinerja posisi awal menolak
 Melakukan teknik dasar posisi menolak dan gerak
awal menolak peluru (Kinerja) ikutan
 Melakukan kombinasi posisi
awal menolak dan gerak ikutan
 Melakukan lomba tolak peluru
dengan peraturan yang
dimodifikasi
Kognitif

 Mengetahui bentuk –bentuk


kombinas teknik dasar posisi
awal menolak peluru, dan gerak
ikutan

Tes Pilihan Posisi awal badan yang


Afektif tertulis ganda/uraia benar saat akan
 Dapat bekerjasama dengan teman n singkat melakukan tolak peluru
dalam kelompok dan berbagi gaya menyamping,
tempat serta peralatan dengan adalah .
teman

Lembar
observasi Kerjasama, toleransi,
percaya dini,
Tes
keberanian, menghargai
observasi lawan, bersedia berbagi
tempat dan peralatan

1. Teknik penilaian:
- Tes unjuk kerja (psikomotor):
Lakukan teknik dasar menolak peluru gaya membelakang

96
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan
rentang nilai antara 1 sampai dengan 4

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = ----------------------------------------- X 50
Jumlah skor maksimal

- Pengamatan sikap (afeksi):


Lakukan teknik dasar lomba menolak peluru dengan peraturan yang
telah dimodifikasi untuk menanamkan nilai kerjasama, toleransi, percaya
diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan
peralatan
Keterangan:
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap
peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan.
Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = ----------------------------------------- X 30
Jumlah skor maksimal

- Kuis/embedded test (kognisi):


Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan
mengenai konsep gerak dalam teknik dasar menolak peluru

Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan
rentang nilai antara 1 sampai dengan 4

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = ----------------------------------------- X 20
Jumlah skor maksimal

- Nilai akhir yang diperoleh siswa =

Nilai tes unjuk kerja + nilai observasi + nilai kuis

97
2. Rubrik Penilaian

RUBRIK PENILAIAN
UNJUK KERJA TEKNIK DASAR MENOLAK PELURU GAYA
MEMBELAKANG
Kualitas Gerak
Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
1. Gerakan lengan saat menolak ke depan atas
2. Posisi badan saat akan menolak peluru
3. Pelepasan peluru dari pegangan tangan setelah
posisi lengan lurus ke depan atas
4. Posisi badan dibawa ke depan setelah menolak
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16

RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM MENOLAK PELURU GAYA MEMBELAKANG

PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )


1. Bekerja sama dengan teman dalam melakukan kegiatan
2. Toleransi/menghargai lawan
3. Percaya diri/keberanian( bersungguh-sungguh dalam
bermain)
4. Bersedia berbagi tempat dan peralatan
Jumlah
Jumlah Skor Maksimal = 4

RUBRIK PENILAIAN
PEMAHAMAN KONSEP MENOLAK PELURU GAYA MEMBELAKANG

Kualitas Jawaban
Pertanyaan yang diajukan
1 2 3 4
1. Bagaimana bentuk gerakan lengan saat menolak
peluru?
2. Bagaimana bentuk gerakan pinggang saat menolak

98
Kualitas Jawaban
Pertanyaan yang diajukan
1 2 3 4
peluru?
3. Bagaimana posisi badan yang benar setelah
menolak peluru ?

JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 12

Mengetahui Tegalarum, 01 September 2021


Kepala SDN Tegalarum Guru Penjasorkes

Eko Ferianto,S.Pd. Rukhamnah,S.Pd.


NIP. 196602031993101003 NIP. 19700804 202121 2 003

99
Lampiran: 4

AKTIVITAS PEMBELAJARAN TOLAK PELURU


KONDISI AWAL

ASPEK PENGAMATAN

Memperhatikan penjelasan

Meniru sesuai contoh guru

Mengamati temanya saat


mencoba teknik gerakan
Mencoba gerakan tolak

Persentase
Merespon pertanyaan

Jumlah skor
Bertanya pada guru
N

Berlatih mandiri
NAMA
o.

peluru
guru

guru
1 2 3 4 5 6 7
1 Ali Rizal 3 2 2 1 3 2 1 14 50.00
2 Ana Sofiana 2 2 2 1 2 1 1 11 39.29
3 Ani Nabila 1 2 1 4 2 2 1 13 46.43
Beny Adi Janarko
4 3 3 2 3 2 2 2 17 60.71
5 Citra Lestari 3 2 1 2 2 2 2 14 50.00
6 Dea Milenia 2 2 1 2 2 2 3 14 50.00
7 Dedi Enggar 2 1 2 2 2 2 1 12 42.86
8 Dini Rahmawati 1 3 2 2 2 2 2 14 50.00
9 Hani Nur Maya Sari 4 3 2 3 4 4 2 22 78.57
10 Intan Purnama 2 2 3 3 2 2 2 16 57.14
11 Johan adi Putra 3 3 2 3 2 2 2 17 60.71
12 Syahrul Ramadhan 3 2 1 2 2 2 2 14 50.00
13 Umi Mawarti 2 2 1 2 2 2 3 14 50.00
14 Zeny Puspita 2 1 2 2 2 2 1 12 42.86
15 Zidan Maulana 1 3 2 2 2 2 2 14 50.00
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
2.3 2.0 2.1 2.4 2.1 2.2 1.9 15.3
Rata-rata 1 8 5 6 9 3 2 5 54.81
Skor maksimum 4 4 4 4 4 4 4 28
57. 51. 53. 61. 54. 55. 48. 54.8
Persentase 69 92 85 54 81 77 08 1

100
Lampiran: 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( SIKLUS I )

Sekolah : SD Negeri Tegalarum


Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : V/1
Alokasi Waktu : 2 x 2 x 35 menit (2 x pertemuan )

Standar Kompetensi*
1. Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya

Kompetensi Dasar
2.3 Mempraktikan ko mbinasi teknik dasar salah satu permainan dan olah raga
lanjutan dengan baik serta nilai kerjasama , toleransi , percaya diri,
keberanian, menghargai lawan,bersedia berbagi tempat dan peralatan *

Indikator :
1. Melakukan teknik dasar cara memegang peluru
2. Melakukan teknik dasar posisi awalan tanpa alat
3. Melakukan teknik awalan, tolakan dan gerak ikutan
4. Melakukan kombinasi awalan, tolakan dan gerak ikutan
5. Melakukan lomba tolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan teknik dasar cara memegang peluru, dengan benar
2. Siswa dapat melakukan teknik dasar posisi awalan tanpa alat, dengan
benar
3. Siswa dapat melakukan teknik awalan, tolakan dan gerak ikutan, dengan
benar
4. Siswa dapat melakukan teknik dasar kombinasi awalan, tolakan dan gerak
ikutan, dengan benar
5. Siswa dapat melakukan lomba menolak peluru dengan peraturan yang
dimodifikasi, dengan benar

 Karakter siswa yang diharapkan :


- Disiplin ( Discipline )
- Tekun ( diligence )
- Tanggung jawab ( responsibility )
- Ketelitian ( carefulness)
- Kerja sama ( Cooperation )

101
- Toleransi ( Tolerance )
- Percaya diri ( Confidence )

B. Materi Pembelajaran
Tolak Peluru Gaya Menyamping
1. Teknik dasar cara memegang peluru
2. Teknik dasar posisi awalan tanpa alat
3. Teknik awalan, tolakan dan gerak ikutan
4. Kombinasi awalan, tenolakan dan gerak ikutan
5. Lomba tolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi

C. Metode Pembelajaran
- Pertemuan 1 = Ceramah, demontrasi dengan media modifikasi bola beton
dan penugasan, inkuiri, Pendekatan CTL
- Pertemuan 2 = Ceramah, Penugasan dengan media bola beton Pendekatan
CTL, resiprokal/ timbal-balik

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
3 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
- Mengenalkan media modifikasi bola beton

4 Kegiatan Inti (45 menit)


 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Siswa dibenttuk berpasang-pasangan
 Masing-masing pasangan dapat satu bola beton
 Tiap pasang menempati lapangan tolak peluru yang sudah
disiapkan secara berjajar.
 Melakukan teknik dasar awal menolak peluru dari bola beton,
dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

102
 Melakukan teknik dasar menolak bola beton dengan dua dan
dilanjutkan dengan satu tangan menghadap arah gerakan di tempat
(berpasangan/berkelompok) secara bergantian
 Melakukan teknik dasar menolak bola beton dengan satu tangan
diawali dengan gerak melangkah ke depan (berpasangan)
 Melakukan teknik dasar menolak bola beton dengan satu tangan
dengan memperhatikan awalan, sikap badan, cara menolak dan
sikap akhir.
 memfasilitasi semua peserta didik melakukan percobaan melempar
bola beton di lapangan dengan diamati teman lain secara bergantian.

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan
indikator tugas gerak
- siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
- siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai
ketuntasan tugas ajar
- siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang
telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan
untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang
dimodifikasi.
 Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model
resiprokal/timbal-balik
- guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
- guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan
indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
- siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
 Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model
tugas/penugasan
- guru siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi
pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
- siswa melaksanakan tugas lemparan, dan berganti peran
bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan lemparan sesuai
dengan indikator yang telah ditentukan
 Lomba menolak peluru bola beton dengan peraturan yang
dimodifikasi untuk menanamkan nilai kerjasama, toleransi,
percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat
dan peralatan
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

103
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta
didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
- berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
- membantu menyelesaikan masalah;
- memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
- memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
- memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup (20 Menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
 dengan media modifikasi bola beton guru bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik;

Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
3 Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
- Membagi siswa berpasang-pasangan
- Membagi bola beton pada masing-masing pasangan.
4 Kegiatan Inti (45 menit)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Melakukan kombinasi teknik dasar awal menolak bola beton dan
gerak ikutan, , dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

104
 Melakukan teknik dasar menolak bola beton dengan dua dan
dilanjutkan dengan satu tangan menghadap arah gerakan di tempat
(berpasangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar menolak dengan satu tangan diawali
dengan gerak melangkah ke depan (berpasangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar menolak dengan satu tangan sambil
bergerak formasi berbanjar (berkelompok)
 Melakukan teknik dasar menolak dengan satu tangan
membelakangi arah gerakan bergerak mundur
(perorangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar sikap badan dalam menolak tplak peluru
bola beton
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan melempar bola
beton di lapangan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model
tugas/penugasan
- siswa dipanggil urut melaksanakan tugas ajar melempar bola
beton sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri
- bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai
dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi kesempatan
untuk memperbaiki teknik melempar.
- bagi siswa yang telah berhasil mencapai target sesuai dengan
waktu atau lebih cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk
mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang
dimodifikasi.
 Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model
resiprokal/timbal-balik
- guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
- guru membagikan tugas dan indikator tugas gerak kepada
setiap pasangan
- siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
- siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku
dan siapa yang menjadi pengamat
- siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana
pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan
indikator yang telah ditentukan
 Lomba menolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi untuk
menanamkan nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian,
menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan

105
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilantolak
peluru modifikasi bola beton pada peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
a. berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator
dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
b. membantu menyelesaikan masalah;
c. memberi acuan agar peserta didik dapat
melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
d. memberi informasi untuk bereksplorasi lebih
jauh;
e. memberikan motivasi kepada peserta didik
yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

3. Kegiatan Penutup (20 Menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
 dengan media modifikasi bola beton guru bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik;

E. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


- Ruang terbuka yang datar dan aman
- Lapangan tolak peluru
- Buku teks
- Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas V,
- Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan

D. Penilaian

106
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran

Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
Psikomotor Tes Tes Contoh Lakukan teknik dasar
 Melakukan teknik dasar posisi praktik Kinerja posisi awal menolak ,
awal menolak peluru (Kinerja) sikap badan, cara
 Melakukan kombinasi posisi menolak dan sikap
awal menolak dan gerak ikutan akhir gerakan
 Melakukan lomba tolak peluru
dengan peraturan yang
dimodifikasi

Kognitif
 Mengetahui bentuk –bentuk
kombinas teknik dasar posisi Tes Pilihan
awal menolak peluru, dan gerak tertulis ganda/uraia Posisi awal badan
ikutan n singkat yang benar saat akan
Afektif melakukan tolak
 Dapat bekerjasama dengan teman peluru gaya
dalam kelompok dan berbagi Tes Lembar menyamping, adalah .
tempat serta peralatan dengan
observasi observasi
teman
Kerjasama, toleransi,
percaya dini,
keberanian,
menghargai lawan,
bersedia berbagi
tempat dan peralatan

1. Teknik penilaian:
- Tes unjuk kerja (psikomotor):
Lakukan teknik dasar menolak peluru dengan aspek awalan menolak,
sikap badan, cara menolak dan sikap akhir menolak.
Keterangan:

107
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta dengan rentang
nilai antara 1 sampai dengan 4

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = ----------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

Nilai perolehan akan menjadi nilai hasil belajar siswa.


- Pengamatan sikap :
Lakukan teknik dasar lomba menolak peluru dengan peraturan yang
telah dimodifikasi untuk menanamkan nilai kerjasama, toleransi, percaya
diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan
peralatan
Keterangan:
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap
peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan.
Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = ----------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

- Nilai akhir pengamatan akan dijadikan tingkat aktivitas belajar siswa.

2. Rubrik Penilaian
RUBRIK PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA TOLAK PELURU

Kualitas Gerak
Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
1 Awalan gerakan lengan saat menolak ke
depan atas
2 Posisi badan saat akan menolak peluru
3 Cara melempar atau pelepasan peluru dari
pegangan tangan setelah posisi lengan lurus ke
depan atas
4 Sikap akhir posisi badan dibawa ke depan
setelah menolak
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16

108
RUBRIK PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
PADA TOLAK PELURU

PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )


1 2 3 4

1. Memperhatian penjelasan guru V

2. Bertanya pada guru V

3. Merespon pertanyaan guru V

4. Meniru sesuai contoh guru V

5.Mencoba gerakan tolak peluru V


6.Mengamati temannya saat gerak mencoba tolak V
peluru
7.Berlatih mandiri V
Jumlah
Jumlah Skor Maksimal = 28

Mengetahui Tegalarum, 01 September 2020


Kepala SD N Tegalarum Guru Penjasorkes

Eko Ferianto,S.Pd. Rukhamnah,S.Pd.


NIP. 196602031993101003 NIP. 19700804 202121 2 003

109
Lampiran: 6
AKTIVITAS PEMBELAJARAN TOLAK PELURU
SIKLUS I
ASPEK PENGAMATAN

Merespon pertanyaan

Meniru sesuai contoh

Mengamati temanya
saat mencoba teknik
Bertanya pada guru

Mencoba gerakan

Berlatih mandiri
Memperhatikan
penjelasan guru

Persentase
No
NAMA

tolak peluru

Jumlah
.

gerakan
guru

guru
1 2 3 4 5 6 7
1 Ali Rizal 4 3 3 3 3 2 3 21 75.00
2 Ana Sofiana 3 2 2 3 3 3 3 19 67.86
3 Ani Nabila 3 3 2 4 2 2 3 19 67.86
Beny Adi Janarko
4 4 3 2 3 4 3 3 22 78.57
5 Citra Lestari 4 2 2 3 3 3 3 20 71.43
6 Dea Milenia 3 2 2 3 3 3 3 19 67.86
7 Dedi Enggar 3 2 2 3 3 3 3 19 67.86
8 Dini Rahmawati 3 3 2 3 3 3 3 20 71.43
9 Hani Nur Maya Sari 4 3 2 3 4 4 3 23 82.14
10 Intan Purnama 3 3 3 3 3 3 3 21 75.00
11 Johan adi Putra 3 3 2 3 3 3 4 21 75.00
12 Syahrul Ramadhan 3 3 2 3 3 3 3 20 71.43
13 Umi Mawarti 3 3 2 3 2 3 3 19 67.86
14 Zeny Puspita 3 3 2 3 3 3 3 20 71.43
15 Zidan Maulana 3 3 3 3 3 3 4 22 78.57
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Rata-rata 3.31 2.85 2.46 3.15 3.08 2.96 3.12 2.99 74.73
Skor maksimum 4 4 4 4 4 4 4 28
82.6 71. 61. 78. 77. 74.
Persentase 9 15 54 85 76.92 74.04 88 73

110
Lampiran: 7
HASIL BELAJAR SISWA
DALAM TOLAK PELURU
Siklus : I

ASPEK
Ketuntasan
PENILAIAN

Jumlah Skor
Me layang di

Nilai
N

Tumpu an

Me ndarat
NAMA
Awalan

Udara
o.
Ya Tdk

1 Ali Rizal 4 3 4 4 15 93.75 1


2 Ana Sofiana 3 4 3 3 13 81.25 1
3 Ani Nabila 3 4 3 4 14 87.50 1
Beny Adi Janarko
4 3 3 3 4 13 81.25 1
5 Citra Lestari 4 3 4 3 14 87.50 1
6 Dea Milenia 4 4 3 4 15 93.75 1
7 Dedi Enggar 3 4 3 3 13 81.25 1
8 Dini Rahmawati 4 3 3 4 14 87.50 1
9 Hani Nur Maya Sari 4 4 3 4 15 93.75 1
10 Intan Purnama 2 3 3 3 11 68.75 1
11 Johan adi Putra 4 3 3 4 14 87.50 1
12 Syahrul Ramadhan 4 3 4 3 14 87.50 1
13 Umi Mawarti 4 4 3 3 14 87.50 1
14 Zeny Puspita 4 3 4 4 15 93.75 1
15 Zidan Maulana 4 4 3 3 14 87.50 1
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Skor Maksimal 104 104 104 104 416 84,62 15,38

Nilai Aspek 89.4 83.7 81.7 87.5 85.58

111
Lampiran: 8

DAFTAR HADIR SISWA


PADA PEMBELAJARAN TOLAK PELURU
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Penjasorkes
Kelas/Semester : V / Ganjil
Pertemuan
No Nama Siswa Keterangan
Ke-1 Ke-2

1 V V
Ali Rizal
V V
2 Ana Sofiana
V V
3 Ani Nabila
Beny Adi Janarko V V
4
V V
5 Citra Lestari
V V
6 Dea Milenia
V V
7 Dedi Enggar
V V
8 Dini Rahmawati
V V
9 Hani Nur Maya Sari
V V
10 Intan Purnama
V V
11 Johan adi Putra
V V
12 Syahrul Ramadhan
V V
13 Umi Mawarti
V V
14 Zeny Puspita
V V
15 Zidan Maulana

16

17

18

19

112
Pertemuan
No Nama Siswa Keterangan
Ke-1 Ke-2

20

21

22

23

24

25

26

Tegalarum,
Guru Mata Pelajaran

Rukhamnah, S,Pd.
NIP 19700804 202121 2 003

113
Lampiran: 9

FOTO KEGIATAN
PEMBELAJARAN TOLAK PELURU

Guru mengabsen siswa Sebelum kegiatan inti siswa


melakukan pemanasan

Siswa diberi penjelasan cara bermain Guru memberi contoh teknik tolak
tolak peluru peluru

Siswa melakukan mencoba lemparan Siswa bersama-sama melakuan


tolakan

114
Siswa mencoba melempar tolak Guru mengoreksi gerakan siswa agar
peluru bola beton secara bergantian tolakan benar

Siswa mengamati cara melempar Guru mengadakan penilaian tolak peluru


yang benar

Guru melakukan evaluasi dan tanya Guru mengakhiri pertemuan & berdoa
jawab

115
Lampiran: 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( SIKLUS II )

Sekolah : SD Negeri Tegalarum


Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : V/1
Alokasi Waktu : 2 x 2 x 35 menit (2 x pertemuan )

Standar Kompetensi*
1. Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya

Kompetensi Dasar
2.3 Mempraktikan ko mbinasi teknik dasar salah satu permainan dan olah raga
lanjutan dengan baik serta nilai kerjasama , toleransi , percaya diri,
keberanian, menghargai lawan,bersedia berbagi tempat dan peralatan *

Indikator :
1. Melakukan teknik dasar cara memegang peluru
2. Melakukan teknik dasar posisi awalan tanpa alat
3. Melakukan teknik awalan, tolakan dan gerak ikutan
4. Melakukan kombinasi awalan, tolakan dan gerak ikutan
5. Melakukan lomba tolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan teknik dasar cara memegang peluru, dengan benar
2. Siswa dapat melakukan teknik dasar posisi awalan tanpa alat, dengan
benar
3. Siswa dapat melakukan teknik awalan, tolakan dan gerak ikutan, dengan
benar
4. Siswa dapat melakukan teknik dasar kombinasi awalan, tolakan dan gerak
ikutan, dengan benar
5. Siswa dapat melakukan lomba menolak peluru dengan peraturan yang
dimodifikasi, dengan benar

 Karakter siswa yang diharapkan :


- Disiplin ( Discipline )
- Tekun ( diligence )
- Tanggung jawab ( responsibility )
- Ketelitian ( carefulness)
- Kerja sama ( Cooperation )

116
- Toleransi ( Tolerance )
- Percaya diri ( Confidence )
B. Materi Pembelajaran
Tolak Peluru Gaya Menyamping
1. Teknik dasar cara memegang peluru
2. Teknik dasar posisi awalan tanpa alat
3. Teknik awalan, tolakan dan gerak ikutan
4. Kombinasi awalan, tenolakan dan gerak ikutan
5. Lomba tolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi

C. Metode Pembelajaran
- Pertemuan 1 = Ceramah, demontrasi dengan media modifikasi bola beton
dan penugasan, inkuiri, Pendekatan CTL
- Pertemuan 2 = Ceramah, Penugasan dengan media bola beton Pendekatan
CTL, resiprokal/ timbal-balik

D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan 1 (2 x 40 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
- Mengenalkan media modifikasi bola beton

2. Kegiatan Inti (45 menit)


 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Siswa dibenttuk berpasang-pasangan
 Masing-masing pasangan dapat satu bola beton
 Tiap pasang menempati lapangan tolak peluru yang sudah
disiapkan secara berjajar.
 Melakukan teknik dasar awal menolak peluru dari bola beton,
dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

 Melakukan teknik dasar menolak bola beton dengan dua dan


dilanjutkan dengan satu tangan menghadap arah gerakan di tempat
(berpasangan/berkelompok) secara bergantian

117
 Melakukan teknik dasar menolak bola beton dengan satu tangan
diawali dengan gerak melangkah ke depan (berpasangan)
 Melakukan teknik dasar menolak bola beton dengan satu tangan
dengan memperhatikan awalan, sikap badan, cara menolak dan
sikap akhir.
 memfasilitasi semua peserta didik melakukan percobaan melempar
bola beton di lapangan dengan diamati teman lain secara bergantian.

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
- membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan
indikator tugas gerak
- siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
- siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai
ketuntasan tugas ajar
- siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang
telah ditentukan sendiri cepat, maka mereka diberi kesempatan
untuk mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang
dimodifikasi.
 Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model timbal-balik
- guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
- guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan
indikator tugas gerak kepada setiap pasangan
- siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
 Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model
tugas/penugasan
- guru siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi
pelaku dan siapa yang menjadi pengamat
- siswa melaksanakan tugas lemparan, dan berganti peran
bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan lemparan sesuai
dengan indikator yang telah ditentukan
 Lomba menolak peluru bola beton dengan peraturan yang
dimodifikasi untuk menanamkan nilai kerjasama, toleransi,
percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi.
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta
didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,

118
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
- berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
- membantu menyelesaikan masalah;
- memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi;
- memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
- memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.

3. Kegiatan Penutup (20 Menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
 dengan media modifikasi bola beton guru bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk pertemuan berikutnya.

Pertemuan 2 (2 x 40 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan
- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
- Membagi siswa berpasang-pasangan
- Membagi bola beton pada masing-masing pasangan.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Melakukan kombinasi teknik dasar awal menolak bola beton dan
gerak ikutan, , dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

 Melakukan teknik dasar menolak bola beton dengan dua dan


dilanjutkan dengan satu tangan menghadap arah gerakan di tempat
(berpasangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar menolak dengan satu tangan diawali
dengan gerak melangkah ke depan (berpasangan/berkelompok)

119
 Melakukan teknik dasar menolak dengan satu tangan sambil
bergerak formasi berbanjar (berkelompok)
 Melakukan teknik dasar menolak dengan satu tangan
membelakangi arah gerakan bergerak mundur
(perorangan/berkelompok)
 Melakukan teknik dasar sikap badan dalam menolak tplak peluru
bola beton
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan melempar bola
beton di lapangan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model
tugas/penugasan
- siswa diharapkan tanpa dipangging mampu urut melaksanakan
tugas ajar melempar bola beton sesuai dengan target waktu
yang telah ditentukan sendiri
- bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai
dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi kesempatan
untuk memperbaiki teknik melempar.
- bagi siswa yang telah berhasil mencapai target sesuai dengan
waktu atau lebih cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk
mencoba permainan bolavoli dengan peraturan yang
dimodifikasi.
 Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model
resiprokal/timbal-balik
- guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan
- guru membagikan tugas dan indikator tugas gerak kepada
setiap pasangan
- siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya
- siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku
dan siapa yang menjadi pengamat
- siswa melaksanakan tugas gerak, dan berganti peran bilamana
pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai dengan
indikator yang telah ditentukan
 Lomba menolak peluru dengan peraturan yang dimodifikasi untuk
menanamkan nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilantolak
peluru modifikasi bola beton pada peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,

120
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
a. berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator
dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
b. membantu menyelesaikan masalah;
c. memberi acuan agar peserta didik dapat
melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
d. memberi informasi untuk bereksplorasi lebih
jauh;
e. memberikan motivasi kepada peserta didik
yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3. Kegiatan Penutup (20 Menit)
Dalam kegiatan penutup, guru:
 dengan media modifikasi bola beton guru bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik;
E. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
- Ruang terbuka yang datar dan aman
- Lapangan tolak peluru
- Buku teks
- Buku referensi, , Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas V
- Lembar Kerja Proses Belajar, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan
D. Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
Psikomotor Tes Tes Contoh Lakukan teknik
 Melakukan teknik dasar posisi praktik Kinerja dasar posisi awal
awal menolak peluru (Kinerja) menolak , sikap
 Melakukan kombinasi posisi badan, cara menolak
awal menolak dan gerak ikutan dan sikap akhir
 Melakukan lomba tolak peluru gerakan
dengan peraturan yang

121
Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
dimodifikasi

Kognitif
 Mengetahui bentuk –bentuk
kombinas teknik dasar posisi Tes Pilihan
awal menolak peluru, dan gerak tertulis ganda/uraia
ikutan
n singkat Posisi awal badan
Afektif
yang benar saat akan
 Dapat bekerjasama dengan teman
dalam kelompok dan berbagi melakukan tolak
tempat serta peralatan dengan Tes Lembar peluru gaya
teman observasi observasi menyamping, adalah
.

Kerjasama, toleransi,
percaya dini,
keberanian,
menghargai lawan,
bersedia berbagi
tempat dan peralatan

1. Teknik penilaian:

- Tes unjuk kerja (psikomotor):


Lakukan teknik dasar menolak peluru dengan aspek awalan menolak,
sikap badan, cara menolak dan sikap akhir menolak.
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta dengan rentang
nilai antara 1 sampai dengan 4

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = ----------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

Nilai perolehan akan menjadi nilai hasil belajar siswa.

122
- Pengamatan sikap :
Lakukan teknik dasar lomba menolak peluru dengan peraturan yang
telah dimodifikasi untuk menanamkan nilai kerjasama, toleransi, percaya
diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan
peralatan
Keterangan:
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap
peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan.
Tiap perilaku yang di cek ( √ ) memdapat nilai 1

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = ----------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal
- Nilai akhir pengamatan akan dijadikan tingkat aktivitas belajar siswa.

2. Rubrik Penilaian

RUBRIK PENILAIAN
TEKNIK DASAR MENOLAK PELURU
Kualitas Gerak
Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
1 Awalan gerakan lengan saat menolak ke depan
2 Posisi badan saat akan menolak peluru
3 Cara melempar dari pegangan tangan setelah
posisi lengan lurus ke depan atas
4 Sikap akhir posisi badan setelah menolak
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16

RUBRIK PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )


1 2 3 4

1. Memperhatian penjelasan guru

123
PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )

2. Bertanya pada guru


3. Merespon pertanyaan guru
4. Meniru sesuai contoh guru V

5.Mencoba gerakan tolak peluru V

6.Mengamati temannya saat mencoba tolak peluru V


7.Berlatih mandiri V

Jumlah
Jumlah Skor Maksimal = 28

Mengetahui Tegalarum, 01 September 2020


Kepala SD N Tegalarum Guru Penjasorkes

Eko Ferianto,S.Pd. Rukhamnah,S.Pd.


NIP. 196602031993101003 NIP. 19700804 202121 2 003

124
Lampiran: 11

AKTIVITAS PEMBELAJARAN TOLAK PELURU


SIKLUS II

ASPEK PENGAMATAN

Bertanya pada guru

Mengamati temanya
Mencoba gerakan

saat mencoba teknik

Berlatih mandiri
pertanyaan guru
Memperhatikan
penjelasan guru

Meniru sesuai
contoh guru

tolak peluru

Persentase
Merespon

gerakan

Jumlah
No. NAMA

1 2 3 4 5 6 7
1 Ali Rizal 4 4 3 4 3 4 4 26 92.86
2 Ana Sofiana 4 3 3 3 3 3 4 23 82.14
3 Ani Nabila 3 3 3 4 3 4 3 23 82.14
Beny Adi Janarko
4 4 3 3 4 4 4 4 26 92.86
5 Citra Lestari 4 4 3 4 3 4 3 25 89.29
6 Dea Milenia 4 2 3 4 4 4 4 25 89.29
7 Dedi Enggar 3 2 3 3 4 4 3 22 78.57
8 Dini Rahmawati 3 4 3 4 4 3 4 25 89.29
9 Hani Nur Maya Sari 4 3 3 4 4 4 4 26 92.86
10 Intan Purnama 3 4 3 4 3 3 4 24 85.71
11 Johan adi Putra 4 3 3 4 3 4 4 25 89.29
12 Syahrul Ramadhan 4 4 3 4 4 4 3 26 92.86
13 Umi Mawarti 3 4 2 4 2 4 4 23 82.14
14 Zeny Puspita 4 3 2 4 3 4 4 24 85.71
15 Zidan Maulana 3 4 3 4 4 4 4 26 92.86
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Rata-rata 3.73 3.35 3.12 3.65 3.62 3.69 3.65 3.54 88.60
Skor maksimum 4 4 4 4 4 4 4 28

125
Persentase 93.27 83.65 77.88 91.35 90.38 92.31 91.35 88.60

Lampiran: 12

HASIL BELAJAR SISWA


DALAM TOLAK PELURU
Siklus : II
Ketuntas
ASPEK PENILAIAN an

Jumlah Skor
Me layang di

Nilai
Tumpu an

Me ndarat
Awalan
No. NAMA

Udara
Ya Tdk

1 Ali Rizal 4 3 4 4 15 93.75 1


2 Ana Sofiana 3 4 3 4 14 87.50 1
3 Ani Nabila 4 4 3 4 15 93.75 1
Beny Adi Janarko
4 3 3 4 4 14 87.50 1
5 Citra Lestari 4 4 4 3 15 93.75 1
6 Dea Milenia 4 4 3 4 15 93.75 1
7 Dedi Enggar 3 4 3 4 14 87.50 1
8 Dini Rahmawati 4 3 3 4 14 87.50 1
9 Hani Nur Maya Sari 4 4 3 4 15 93.75 1
10 Intan Purnama 4 4 4 3 15 93.75 1
11 Johan adi Putra 4 4 3 4 15 93.75 1
12 Syahrul Ramadhan 4 3 4 4 15 93.75 1
13 Umi Mawarti 4 4 4 3 15 93.75 1
14 Zeny Puspita 4 3 4 4 15 93.75 1
15 Zidan Maulana 4 4 3 3 14 87.50 1
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Jumlah Skor 97 93 92 96 378 90.87 25 1
Skor Masimal 104 104 104 104 416 96,2 3,8
Nilai Aspek 93.3 89.4 88.5 92.3 90.87

126
Lampiran: 13

DAFTAR HADIR SISWA


PADA PEMBELAJARAN TOLAK PELURU
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Penjasorkes
Kelas/Semester : V / GASAL

Pertemuan
No Nama Siswa Keterangan
Ke-1 Ke-2

1 V V
Ali Rizal
2 V V
Ana Sofiana
3 V V
Ani Nabila
4 Beny Adi Janarko V V

5 V V
Citra Lestari
6 V V
Dea Milenia
7 V V
Dedi Enggar
8 V V
Dini Rahmawati
9 V V
Hani Nur Maya Sari
10 V V
Intan Purnama
11 V V
Johan adi Putra
12 V V
Syahrul Ramadhan
13 V V
Umi Mawarti
14 V V
Zeny Puspita
15 V V
Zidan Maulana
16

127
Pertemuan
No Nama Siswa Keterangan
Ke-1 Ke-2

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

Tegalarum,

Guru Mata Pelajaran

Rukhamnah, S,Pd.

NIP. 19700804 202121 2 003

128
Lampiran: 15

INSTRUMEN PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA

No. Aspek Pengamatan Skor dan Indikator

1. Memperhatikan 4 = Berdiri dengan tenang, menghadap


penjelasan guru pada guru pandangan tertuju pada
guru,
3 = Berdiri sikap tenang, menghadap
pada guru pandangan tertuju pada
siswa lain,
2 = Berdiri sikap tenang, menghadap
pada guru pandangan tertuju pada
selain guru dan siswa,
1 = Berdiri sikap tenang, menghadap
selain guru pandangan tertuju
pada selain guru dan siswa,
2. Bertanya pada guru 4 = Tunjuk jari, komunikasi dengan
guru, menyampaikan pertanyaan
secara jelas
3 = Tunjuk jari, komunikasi dengan
guru, menyampaikan pertanyaan
kurang jelas
2 = Tunjuk jari pertanyaan kurang
jelas.
1 = Tidak menyampaikan pertanyaan
3. Merespon pertanyaan 4 = Tunjuk jari, menjawab pertanyaan
guru dengan jelas,
3 = Tunjuk jari, menjawab pertanyaan
kurang jelas
2 = Menjawab pertanyaan tetapi
kurang jelas
1 = Diam tanpa menjawab
4. Meniru sesuai contoh 4 = memperhatikan penjelasan, meniru
guru sesuai contoh guru
3 = memperhatikan penjelasan, meniru
tidak sesuai contoh guru
2 = memperhatikan penjelasan, tidak
mau meniru sesuai contoh guru
1 = tidak mau memperhatikan
penjelasan, tidak mau meniru
sesuai contoh

129
No. Aspek Pengamatan Skor dan Indikator

5. Mencoba gerakan 4 = Mau memperhatikan penjelasan,


tolak peluru mau melakukan sesuai contoh guru
3 = Mau memperhatikan penjelasan,
mau melakukan tidak sesuai
contoh guru
2 = Mau memperhatikan penjelasan,
tidak mau melakukan sesuai
contoh guru
1 = Tidak mau memperhatikan
penjelasan, tidak mau melakukan
sesuai contoh

6. Mengamati temanya 4 = Berdiri tenang, fokus pada teman


saat mencoba teknik yang mencoba gerakan.
gerakan 3 = Berdiri santai, fokus pada teman
yang mencoba gerakan.
2 = Berdiri tenang, kurang fokus pada
teman yang mencoba gerakan.
1 = Tidak fokus pada teman yang
mencoba gerakan.
7. Berlatih mandiri 4 = Selalu ingin mencoba, melakukan
tolak peluru secara bersungguh-
sungguh.
3 = Selalu ingin mecoba melakukan
tolak peluru, tapi kurang
bersungguh-sungguh
2 = Melakukan tolak peluru
sekenanya,
1 = Tidak mencoba tolak peluru.

130
Lampiran: 16

RUBRIK PENILAIAN

No. Aspek Skor dan Indikator


1 Awalan menolak 4 = kedua kaki parallel dan sedikit berjenjang
berada ditepi belakang dari lingkaran lempar,
punggung menghadap tolakan, peluru pada
pangkal jari kanan, pada leher kanan
3 = kedua kaki parallel dan sedikit berjenjang
berada ditepi belakang dari lingkaran lempar,
punggung menghadap depan, peluru pada
pangkal jari kanan, pada leher kanan
2 = kedua kaki parallel dan tidak berada ditepi
belakang dari lingkaran lempar, punggung
menghadap depan, peluru digenggam
1 = kedua kaki tidak parallel dan memenuhi yang
lain
2 Sikap badan 4 = dibungkukkan kearah horizontal, kaki kiri
sedikit ditekuk ditarik mendekati kaki kanan.
3 = dibungkukkan kearah horizontal, kaki kiri
tidak ditekuk ditarik mendekati kaki kanan.
2 = dibungkukkan kearah horizontal, kaki kiri
tidak ditekuk mendekati kaki kanan
1 = tidak dibungkukkan kearah horizontal, kaki
kiri tidak ditekuk , tidak mendekati kaki kanan
3 Cara menolak 4 = melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya
disertai pelurusan kaki dan pemutaran torso
dan diawali kaki kanan.
3 = melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya tidak
disertai pelurusan kaki dan pemutaran torso
dan diawali kaki kanan
2 = melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya tidak
disertai pelurusan kaki dan tidak pemutaran
torso dan diawali kaki kanan
1 = melakukan tolakan dengah lemah
4 Sikap Akhir 4 = Memperlambat gerakan kebawah, pelurusan
lengan penolak, kemudian kaki diluruska
sepenuhnya.
3 = Memperlambat gerakan kebawah, pelurusan
lengan penolak, kemudian kaki seenaknya.
2 = Memperlambat gerakan kebawah, tidak
dilakukan pelurusan lengan penolak
1 = Mempercepat gerakan kebawah, tidak
dilakukan pelurusan lengan penolak

131
Lampiran: 17

FOTO KEGIATAN SEMINAR

132
Margoyoso, 02 Desember 2020

Kepada

Yth. Ketua KKG Penjasorkes

Kecamatan Margoyoso

di- Tempat

Dengan hormat,

Dengan ini saya mengajukan permohonan kepada Ketua KKG Penjasorkes


Kecamatan Margoyoso untuk menyelenggarakan publikasi Penelitian Tindakan
Kelas yang rencananya akan saya laksanakan pada tanggal 09 Desember 2020
yang dihadiri oleh seluruh anggota KKG Penjasorkes Kecamatan Margoyoso.

Demikian surat permohonan ijin publikasi ini saya buat, atas pemberian ijinnya
saya sampaikan terima kasih.

Guru Penjasorkes

Rukhamnah, S.Pd
NIP. 19700804 202121 2 003

133
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PATI
KECAMATAN MARGOYOSO
KELOMPOK KERJA GURU PENJASORKES
Alamat : SDN Kajen Margoyoso Pati 59154

SURAT IZIN PUBLIKASI ILMIAH

Nomor : 19/KKG-PJOK/2020

Yang bertanda tangan di bawah ini Ketua KKG Penjasorkes Kecamatan


Margoyoso memberikan ijin kepada :

Nama lengkap : Rukhamnah, S.Pd


NIP : 19700804 202121 2 003
Pangkat /Golongan : Penata Muda Tk.I / III-B
Jabatan : Guru Penjasorkes
Unit kerja : SD Negeri Tegalarum
Untuk melaksanakan publikasi Penelitian Tindakan Kelas dengan judul
“Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Tolak Peluru Melalui Media
Modifikasi Bola Beton Pada Siswa Kelas V SD Negeri Tegalarum Semester
Gasal Tahun 2020/2021”, yang akan dilaksanakan pada :

Hari : Sabtu
Tanggal : 09 Desember 2020
Waktu : 08.00 - selesai
Tempat : SD Negeri Kajen

Demikian surat izin ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Margoyoso, 04 Desember 2020


Ketua

Ali Rosyidi, S.Pd


NIP. 19680206 200003 1 002

134
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PATI
KECAMATAN MARGOYOSO
KELOMPOK KERJA GURU PENJASORKES
Alamat : Jalan Perhutani - Margoyoso Km.1 Margoyoso 59171

Kepada

Yth. Guru Penjasorkes

Kecamatan Margoyoso

di- Tempat

Mengharap dengan hormat atas kehadiran Saudara pada :

Hari : Sabtu
Tanggal : 09 Desember 2020
Tempat : SD Negeri Kajen
Keperluan : Seminar PTK atas nama Rukhamnah, S.Pd

Demikian undangan ini kami sampaikan atas perhatian dan kehadirannya


kami sampaikan terima kasih.

Margoyoso, 05 Desember 2020


Ketua

Ali Rosyidi, S.Pd


NIP. 19680206 200003 1 002

135
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PATI
KECAMATAN MARGOYOSO
KELOMPOK KERJA GURU PENJASORKES
Alamat : Jalan Perhutani - Margoyoso Km.1 Margoyoso 59171

DAFTAR HADIR
ACARA SEMINAR PTK

Dengan Judul : Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Tolak


Peluru Melalui Media Modifikasi Bola Beton Pada
Siswa Kelas V SD Negeri Tegalarum Semester
Gasal Tahun 2020/2021
Hasil Karya : Rukhamnah, S.Pd
NIP : 19700804 202121 2 003
Jabatan : Guru Penjasorkes
Pangkat/Golongan : Ahli Pertama / IX
Pada hari/ Tanggal : Sabtu, 09 Desember 2020
Pukul : 08.00 - selesai
Bertempat di ruang : SD Negeri Kajen
Peserta yang hadir sbb. :

Asal Tanda
No Nama Jabatan
Sekolah/Instansi Tangan
1. Ali Rosyidi, S.Pd Guru SD Kajen 1.
Penjas
2. Suprihantono, S.Pd Guru SD Sekarjalak 2 2.
Penjas
3. Endang Tri, S.Pd Guru SD Soneyan 3 3.
Penjas
4. Fatoni, S.Pd Guru SD Soneyan 1 4.
Penjas
5. Supeni, S.Pd Guru SD Pohijo 1 5.
Penjas
6. Dwi Rusweni, S.Pd Guru SD Blmanis Kdl 6.
Penjas
7. Ninik Supeni, S.Pd Guru SD Ngmplk Kdl 7.
Penjas
8. Ali Khudrin, S.Pd Guru SD Margotuhu 8.
Penjas
9. Ngatawi, S.Pd Guru SD Sidomukti 1 9.
Penjas

136
Asal Tanda
No Nama Jabatan
Sekolah/Instansi Tangan
10. Zubaedah, S.Pd Guru SD Tunjung Rejo 10.
Penjas
11. Cahya Kartika, S.Pd Guru SD Waturoyo 11.
Penjas
12. Eko Yuli, S.Pd Guru SD Pohijo 2 12.
Penjas
13. Yasir, S.Pd Guru SD Ngemplk Kdl 2 13.
Penjas
14. Edi Wibowo, S.Pd Guru SD Cebolek 2 14.
Penjas
15. Ilik Sriani Guru SD Cebolek 1 15.
Penjas
16. Suharyoko, S.Pd Guru SD Ngmplk Lor 16.
Penjas
17. Eni Sulis, S.Pd Guru SD Kerto 1 17.
Penjas
18. Sajo, S.Pd Guru SD Soneyan 2 18.
Penjas
19. Asminah Guru SD Kerto 2 19.
Penjas
20. M. Afif Fajri, S.Pd Guru SD Purwodadi 20.
Penjas

Ketua

Ali Rosyidi, S.Pd


NIP. 19680206 200003 1 002

137
138
139
NOTULEN

SEMINAR PTK

Dengan Judul : Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Tolak


Peluru Melalui Media Modifikasi Bola Beton Pada
Siswa Kelas V SD Negeri Tegalarum Semester
Gasal Tahun 2020/2021
Hasil Karya : Rukhamnah, S.Pd
NIP : 19700804 202121 2 003
Jabatan : Guru Penjasorkes
Pangkat/Golongan : Ahli Pertama / IX
Pada hari/ Tanggal : Sabtu, 09 Desember 2020
Pukul : 08.00 - selesai
Bertempat di ruang : SD Negeri Kajen

Jalannya Acara Seminar:


1. Pembukaan: Oleh Moderator dengan baca Basmallah/ do’a
2. Sambutan Ketua KKG
3. Sambutan Pengawas:

4. Paparan Singkat Hasil Penelitian oleh Penyaji/ Penulis Laporan (Bahan


Paparan Terlampir)
5. Tanggapan, pertanyaan, kritik/ saran, masukan dari Peserta Seminar dan
Tanggapan dari Penyaji,

Adapun pertanyaan, kritik/ saran, masukan dari Peserta Seminar terhadap Laporan
Hasil Penelitian dari Peserta Seminar dan Tanggapan dari Penyaji adalah sebagai
berikut:

No Nama Asal Isi pertanyaan, Tanggapan


Instansi kritik/ saran dan/ Penyaji
atau masukan

1. Eko Yuli SD Pohijo 2 Bagaimana cara agar Anak-anak harus


pembelajaran tolak dilibatkan secara
peluru anak-anak aktif dalam proses
dapat antusias dan pembelajaran.
semangat mengikuti Agar mereka
kegiatan merasa berarti di
pembelajaran mulai dalam kelompok

140
No Nama Asal Isi pertanyaan, Tanggapan
Instansi kritik/ saran dan/ Penyaji
atau masukan

dari awal sampai itu. Selain itu juga


akhir proses modifikasi media
Kegiatan Belajar juga diperlukan,
Mengajar seperti mengecat
bola beton dengan
berbagai warna.

6. Penutup: Oleh Moderator, dengan membaca Hamdallah/ do’a.

Margoyoso, 09 Desember 2020

Ketua Sekretaris

Ali Rosyidi, S.Pd Suprihantono, S.Pd.

NIP. 19680206 200003 1 002 NIP. 19700410 198304 1 004

141

Anda mungkin juga menyukai