Anda di halaman 1dari 74

ht

tp
s:
//k
ut
im
ka
b.
bp
s .g
o.id
E
G
PA
ht
tp
s:
//k
utim
ka
b.
bp
s.
go
. id
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN KUTAI TIMUR 2022

ISSN: 2830-7445
Katalog: 4102002.6404
Nomor Publikasi: 64040.2306

id
Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm

.
go
Jumlah Halaman: x + 60 Halaman

s.
Naskah:
bp
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur
b.
ka

Desain Kover:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur
tim

Infografis:
u
//k

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur


s:

Sumber Ilustrasi:
tp

canva.com
ht

Diterbitkan oleh:
© Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur

Dicetak Oleh:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau


menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial
tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

PA
G
E INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KUTAI TIMUR 2020
TIM PENYUSUN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA


KABUPATEN KUTAI TIMUR 2022

id
Pengarah

.
go
Akhmad Junaidi

s.
bp
Penanggung Jawab Umum
Rizka Maulina
b.
ka
tim

Editor
Shafira Murni
u
//k
s:

Penulis
tp

Shafira Murni
ht

Pengolah Data
BPS RI

Desain/Layout & Gambar Kulit:


Shafira Murni

PA
G
E INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KUTAI TIMUR 2020
ht
tp
s:
//k
utim
ka
b.
bp
s.
go
. id
KATA PENGANTAR
Publikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Kutai Timur 2022 ini merupakan
indikator yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan pembangunan sekaligus gambaran
dan evaluasi dampak dari berbagai upaya program

id
pembangunan yang telah diimplementasikan

.
go
terhadap kualitas penduduk, derajat

s.
kesehatan dan pertumbuhan ekonomi di

bp
Kabupaten Kutai Timur selama tahun 2022
Penyusunan publikasi ini didasarkan
b.
pada standar baku yang telah ditetapkan, baik
ka

standar nasional maupun internasional (UNDP).


tim

Penyajian indikatornya dilakukan sedemikian


rupa sehingga bersifat informatif dan dapat
u
//k

diperbandingkan terhadap data sejenis di


s:

seluruh Indonesia.
tp

Dalam penyusunan publikasi ini telah


ht

diusahakan secara lengkap, namun kami


menyadari masih terdapat kekurangan sehingga
diharapkan adanya saran dan kritik untuk perbaikan dimasa yang akan
datang. Akhirnya kami sampaikan ucapan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan publikasi ini. Semoga
buku ini dapat memberi manfaat bagi konsumen data, terutama sebagai
bahan informasi resmi yang diperlukan oleh berbagai pihak.

Sangatta, Juni 2023


Kepala BPS Kabupaten Kutai Timur

Akhmad Junaidi, S.E, M.Si.


ht
tp
s:
//k
utim
ka
b.
bp
s.
go
. id
DAFTAR ISI
Halaman

Kata Pengantar v
Daftar Isi vii

id
Daftar Tabel viii

.
go
Daftar Grafik ix

s.
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang bp 3
b.
1.2. Pengertian IPM 7
ka

1.3. Tujuan 12
1.4. Perubahan Metodologi IPM 13
tim

1.5. Sumber Data 18


u
//k

BAB 2. METODE PENGHITUNGAN 21


s:

2.1 Rumus Umum IPM 23


tp

2.2 Usia Hidup (Longevity) 33


ht

2.3 Pengetahuan (Knowledge) 35


2.4 Standar Hidup Layak 38
2.5 Tingkatan Status Pembangunan Manusia 42

BAB 3. GAMBARAN IPM KABUPATEN KUTAI TIMUR 45


3.1 Kondisi Pembangunan Manusia di 47
Kabupaten Kutai Timur
3.2 Posisi IPM Kabupaten Kutai Timur dan 57
Gambaran IPM Provinsi Kalimantan Timur
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1 Nilai Ekstrim Komponen Indeks 31

id
Pembangunan Manusia (IPM) yang

.
go
Digunakan dalam Penghitungan

s.
Tabel 2.2 Perbandingan Dimensi Metode Lama dan 32
Metode Baru bp
b.
ka

Tabel 3.1 Capaian dan Peringkat IPM 58


Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur,
tim

2022
u
//k

Tabel 3.2 Komponen IPM Kabupaten/Kota di 59


s:

Kalimantan Timur, 2021


tp
ht
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1.1 Perbandingan Metode Lama dan Metode 14


Baru IPM

.id
go
Gambar 1.2 Perjalanan Metodologi Penghitungan 15
IPM di UNDP

s.
bp
Gambar 2.1 Ilustrasi Penghitungan Paritas Daya Beli 41
b.
(Purchasing Power Parity/PPP)
ka

Gambar 2.2 Tingkatan Status Pembangunan 43


tim

Manusia
u
//k

Gambar 2.3 Dampak Perubahan Metodologi 43


s:
tp

Gambar 3.1 Tren dan Pertumbuhan Indeks 48


ht

Pembangunan Manusia (IPM)


Kabupaten Kutai Timur, 2018-2022

Gambar 3.2 Komponen Penyusun Indeks 50


Pembangunan Kabupaten Kutai Timur,
2022

Gambar 3.3 Tren Angka Harapan Hidup (AHH) 51


Kabupaten Kutai Timur, 2018-2022
(Tahun)

Gambar 3.4 Tren Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan 54


Harapan Lama Sekolah (HLS)
Kabupaten Kutai Timur, 2018-2022
(Tahun)
Gambar 3.5 Tren Pengeluaran PerKapita 55
disesuaikan Kabupaten Kutai Timur,
2018-2022 (Ribu Rupiah/Tahun)

Gambar 3.6 Perbandingan Tren IPM Kabupaten 57


Kutai Timur dan Provinsi Kalimantan
Timur, 2018-2022

. id
go
s.
bp
b.
ka
u tim
//k
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//k
ut
im
ka
b.
bp
s.g
o.
id
ht
tp
s:
//k
ut
im
ka
b.
bp
s.g
o.
id
1.1 LATAR BELAKANG

Sebelum tahun 1970an, pembangunan semata-


mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja (Todaro
dan Smith). Pengalaman pada dekade tersebut

id
menunjukkan adanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang

o.
.g
tinggi tetapi gagal memperbaiki taraf hidup sebagian besar

s
bp
penduduknya. Pada tahun 1991 Bank Dunia menerbitkan
b.
laporannya yang menegaskan bahwa “tantangan utama
ka
im

pembangunan adalah memperbaiki kualitas kehidupan”


ut

(World Development Report).


//k
s:

Pembangunan harus dipandang sebagai suatu


tp
ht

proses multidimensional yang mencakup berbagai


perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap
masyarakat, dan institusi-institusi nasional. Konsep
pembangunan manusia muncul untuk memperbaiki
kelemahan konsep pertumbuhan ekonomi karena selain
memperhitungkan aspek pendapatan juga
memperhitungkan aspek kesehatan dan pendidikan.
...“Manusia adalah kekayaan bangsa
yang sesungguhnya. Tujuan utama pembangunan
adalah menciptakan lingkungan yang
memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati
umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang

id
o.
produktif. Hal ini tampaknya merupakan suatu

s .g
kenyataan sederhana. Tetapi hal ini seringkali
terlupakan oleh berbagai bp
kesibukan jangka pendek
b.
ka

untuk mengumpulkan harta dan uang”...


im
ut

Beberapa kalimat pembuka pada Human


//k

Development Report (HDR) pertama yang


s:
tp

dipublikasikan oleh United Nations Development


ht

Programme (UNDP) pada tahun 1990 secara jelas


menekankan pesan utama yang dikandung oleh
setiap laporan pembangunan manusia baik
di tingkat global, tingkat nasional maupun tingkat
daerah, yaitu pembangunan yang berpusat
pada manusia yang menempatkan manusia
sebagai tujuan akhir dari pembangunan dan bukan
sebagai alat bagi pembangunan. Berbeda
dengan konsep pembangunan yang memberikan
perhatian utama pada pertumbuhan ekonomi, dengan
asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi pada akhirnya akan
menguntungkan manusia. Pembangunan manusia
memperkenalkan konsep yang lebih luas dan lebih

id
o.
komprehensif yang mencakup semua pilihan yang dimiliki

s.g
oleh manusia di semua golongan masyarakat pada semua
tahap pembangunan. bp
Pembangunan manusia
b.
ka

memperluas pembahasan tentang konsep pembangunan


im

dari diskusi tentang cara-cara (pertumbuhan Produk


ut
//k

Domestik Bruto) ke diskusi tentang tujuan akhir dari


s:

pembangunan. Pembangunan manusia juga merupakan


tp
ht

perwujudan tujuan jangka panjang dari suatu masyarakat


dan meletakkan pembangunan di sekeliling manusia,
bukan manusia di sekeliling pembangunan.

Mengutip isi HDR pertama tahun 1990,


pembangunan manusia adalah suatu proses untuk
memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki oleh manusia.
Diantara banyak pilihan tersebut, pilihan yang terpenting
adalah untuk berumur panjang dan sehat, untuk berilmu
pengetahuan, dan untuk mempunyai akses terhadap
sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup
secara layak.

Untuk menghindari kekeliruan

id
dalam memaknai konsep ini, perbedaan antara cara

o.
pandang pembangunan manusia terhadap

s .g
pembangunan dengan
bp
pendekatan konvensional
b.
yang menekankan pertumbuhan ekonomi,
ka

pembentukan modal manusia, pembangunan


im
ut

sumber daya manusia, kesejahteraan rakyat, dan


//k

pemenuhan kebutuhan dasar, perlu diperjelas.


s:
tp

Konsep pembangunan manusia mempunyai cakupan


ht

yang lebih luas dari teori konvensional pembangunan


ekonomi.

Model pertumbuhan ekonomi lebih


menekankan pada peningkatan Produk Nasional
Bruto (PNB) daripada memperbaiki kualitas hidup
manusia. Pembangunan sumber daya manusia
cenderung untuk memperlakukan manusia
sebagai input dari proses produksi – sebagai alat,
bukan sebagai tujuan akhir. Pendekatan kesejahteraan
melihat manusia sebagai penerima dan bukan sebagai
agen dari perubahan dalam proses pembangunan. Adapun
pendekatan kebutuhan dasar terfokus pada penyediaan
barang-barang dan jasa-jasa untuk kelompok masyarakat

id
o.
tertinggal, bukannya memperluas pilihan yang dimiliki

s.g
manusia di segala bidang.
bp
b.
Pendekatan pembangunan manusia
ka

menggabungkan aspek produksi dan distribusi komoditas,


im
ut

serta peningkatan dan pemanfaatan kemampuan


//k

manusia. Pembangunan manusia melihat secara


s:
tp

bersamaan semua isu dalam masyarakat, antara lain


ht

pertumbuhan ekonomi, perdagangan, ketenagakerjaan,


kebebasan politik ataupun nilai-nilai kultural dari sudut
pandang manusia. Pembangunan manusia juga mencakup
isu penting lainnya, yaitu gender. Dengan demikian,
pembangunan manusia tidak hanya memperhatikan
sektor sosial, tetapi merupakan pendekatan yang
komprehensif dari semua sektor.
1.2 PENGERTIAN IPM
Dalam perspektif UNDP, pembangunan
manusia (human development) dirumuskan
sebagai perluasan pilihan bagi penduduk
(enlarging the choices of people), yang dapat dilihat

id
o.
sebagai proses upaya ke arah “perluasan pilihan” dan

s .g
sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya
tersebut (UNDP, 1990). bp
“Perluasan pilihan” hanya
b.
ka

mungkin dapat direalisasikan jika penduduk


im

paling tidak memiliki: peluang berumur panjang


ut
//k

dan sehat, pengetahuan dan keterampilan yang


s:

memadai, serta peluang untuk merealisasikan


tp
ht

pengetahuan yang dimiliki dalam kegiatan yang


produktif. Dengan kata lain, tingkat pemenuhan
ketiga unsur tersebut sudah dapat merefleksikan,
secara minimal, tingkat keberhasilan pembangunan
manusia suatu wilayah. Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) menjelaskan bagaimana
penduduk dapat mengakses hasil
pembangunan dalam memperoleh pendapatan,
kesehatan, pendidikan dan sebagainya. IPM
diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990 dan
dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan
Human Development Report (HDR).

id
Pada saat yang sama pembangunan manusia juga

o.
dapat dilihat sebagai pembangunan (formation)

s .g
bp
kemampuan manusia melalui perbaikan taraf kesehatan,
b.
pengetahuan dan keterampilan sekaligus sebagai
ka

pemanfaatan (utilization) kemampuan/ keterampilan


im
ut

mereka tersebut. Konsep pembangunan di atas jauh lebih


//k

luas pengertiannya dibandingkan konsep pembangunan


s:
tp

ekonomi yang menekankan pada pertumbuhan (economic


ht

growth), kebutuhan dasar (basic needs), kesejahteraan


masyarakat (social welfare), atau pengembangan sumber
daya manusia (human resource development).

Paradigma pembangunan manusia UNDP


mengandung empat komponen utama :
1. Produktivitas (productivity)
Manusia harus berkemampuan untuk
meningkatkan produktivitasnya dan

id
berpartisipasi penuh dalam proses mencari

o.
.g
penghasilan dan lapangan kerja.

s
2. Pemerataan (equity) bp
b.
ka

Setiap orang harus memiliki kesempatan yang


im

sama. Semua hambatan terhadap peluang ekonomi


ut

dan politik harus dihapuskan sehingga semua


//k
s:

orang dapat berpartisipasi dan


tp

mendapatkan keuntungan dari peluang


ht

yang tersedia.

3. Kesinambungan (sustainability)
Akses terhadap peluang/kesempatan harus
tersedia bukan hanya untuk generasi sekarang tapi
juga untuk generasi yang akan datang. Semua bentuk
sumber daya manusia dan sumber daya alam yang
dapat diperbarui.
4. Pemberdayaan (empowerment)
Pembangunan harus dilakukan untuk semua orang,
bukannya semata-mata dilakukan untuk sebagian orang.
Semua orang harus berpartisipasi penuh untuk proses
yang mempengaruhi kehidupan mereka.

id
o.
.g
Pembangunan manusia dapat juga dilihat dari sisi

s
bp
pelaku atau sasaran yang ingin dicapai. Dalam Rencana
b.
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) disebutkan
ka

bahwa manusia adalah sebagai subjek sekaligus objek


im
ut

pembangunan, maka seharusnya pembangunan ditujukan


//k

atau bertitik berat pada pembangunan manusia itu


s:
tp

sendiri. Dengan demikian harus ada perubahan


ht

pandangan yang dulunya pembangunan di Indonesia


hanya dilihat dari peningkatan bidang ekonomi semata,
digeser ke arah pembangunan manusia melalui strategi
pemberdayaan masyarakat. Dalam kaitan ini, UNDP
melihat pembangunan manusia sebagai semacam model
pembangunan tentang penduduk berupa investasi di
bidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial
lainnya; untuk penduduk berupa penciptaan peluang
kerja melalui perluasan ekonomi dalam negeri; oleh
penduduk berupa upaya pemberdayaan penduduk
dalam menentukan harkat dan martabat manusia
dengan partisipasi dalam proses politik dan
pembangunan.

id
o.
Agar konsep pembangunan manusia dapat

s .g
dengan mudah
bp
diterjemahkan ke dalam
b.
pembuatan kebijakan, pembangunan manusia harus
ka

dapat diukur dan dipantau dengan mudah.


im
ut

Sebagai alat untuk mengukur/mengontrol


//k

pembangunan manusia yang telah dilakukan, sejak


s:
tp

tahun 1990 United Nations (PBB)


ht

memperkenalkan suatu model untuk melihat


pemberdayaan manusia melalui Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human
Development Index (HDI).

1.3 TUJUAN
Berdasarkan Permendagri No.4 Tahun
1998 tentang Pedoman Penyusunan Pola Dasar
Pembangunan Daerah (Poldas), IPM dipakai untuk melihat
kondisi dan potensi pembangunan daerah melalui
pendekatan pembangunan manusia. IPM merupakan
indeks komposit yang diharapkan mampu mencerminkan
perkembangan kinerja pembangunan manusia di suatu

id
o.
daerah, khususnya di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2018-

s.g
2022.
bp
b.
Upaya untuk menghitung indeks pembangunan
ka

manusia sampai ke tingkat kabupaten/kota adalah sangat


im
ut

penting karena proses desentralisasi (otonomi daerah)


//k

yang sedang berjalan di Indonesia saat ini akan


s:
tp

menyerahkan sebagian besar proses pembangunan


ht

kepada pemerintah daerah dan masyarakat lokal, yang


diharapkan lebih memahami tentang kondisi daerah
setempat serta didukung oleh data-data yang lebih
memadai untuk kabupaten/kota yang bersangkutan.

1.4 PERUBAHAN METODOLOGI IPM


IPM merupakan indikator penting untuk mengukur
keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup
manusia (masyarakat/penduduk). IPM
dapat menentukan peringkat atau level
pembangunan suatu wilayah/negara. Bagi
Indonesia, IPM merupakan data strategis
karena sebagai salah satu alokator penentu Dana

id
o.
Alokasi Umum (DAU). Untuk itu dari tahun ke tahun

s .g
dilakukan perbaikan baik dalam menentukan indikator
maupun metode bp
penghitungannya.
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht
Gambar 1.1 Perbandingan Metode Lama dan Metode
Baru IPM

id
o.
.g
s
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik RI


Gambar 1.2 Perjalanan Metodologi Penghitungan
IPM di UNDP

id
o.
s.g
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht
❖ Mengapa Metodologi IPM Diubah ?
Alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi
penghitungan IPM :

1. Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan

id
dalam penghitungan IPM. Angka Melek Huruf (AMH)

o.
.g
sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara

s
bp
utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas
b.
pendidikan. Selain itu, karena AMH di sebagian besar
ka

daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan


im
ut

tingkat pendidikan antar daerah dengan baik. AMH pada


//k

metode lama diganti dengan angka Harapan Lama


s:
tp

Sekolah (HLS). Dengan memasukkan rata-rata Lama


ht

Sekolah dan angka Harapan Lama Sekolah bisa didapatkan


gambaran yang lebih relevan dalam pendidikan dan
perubahan yang terjadi.

2. Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita tidak dapat


menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu
wilayah. PDB per kapita pada metode lama diganti dengan
Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita. Hal ini dilakukan
karena PNB dianggap lebih dapat menggambarkan
pendapatan masyarakat pada suatu wilayah.

3. Penggunaan rumus rata- rata aritmatik dalam


penghitungan IPM menggambarkan bahwa

id
capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi

o.
oleh capaian tinggi dimensi lain. Metode agregasi

s .g
diubah dari rata-rata
bp
aritmatik menjadi rata-rata
b.
geometrik.
ka
im

❖ Apa Saja Yang Berubah?


ut

1. Indikator
//k
s:

Angka melek huruf pada metode lama diganti dengan


tp

Angka Harapan Lama Sekolah.


ht

2. Metode Penghitungan
Metode agregasi diubah dari rata-rata aritmatik
menjadi rata-rata geometrik.

❖ Apa Saja Keunggulan IPM Metode Baru?


Menggunakan indikator yang lebih tepat dan
dapat membedakan dengan baik (diskriminatif).
a) Dengan memasukkan rata-rata lama sekolah dan angka
harapan lama sekolah, bisa didapatkan gambaran yang
lebih relevan dalam pendidikan dan perubahan yang
terjadi.

id
b) Dengan menggunakan rata-rata geometrik dalam

o.
menyusun IPM dapat diartikan bahwa capaian satu

s .g
bp
dimensi tidak dapat ditutupi oleh capaian di dimensi lain.
b.
Artinya, untuk mewujudkan pembangunan manusia
ka

yang baik, ketiga dimensi harus memperoleh perhatian


im
ut

yang sama besar karena sama pentingnya.


//k
s:
tp

1.5 SUMBER DATA


ht

Penghitungan IPM tahun 2018-2022 sedikit berbeda


dengan penghitungan IPM tahun 2005 dan 2006,
khususnya dalam penggunaan data dasar untuk
penghitungan Angka Harapan Hidup (e0), sedangkan yang
lainnya masih menggunakan metode yang sama. Data
dasar yang digunakan dalam penghitungan Angka
Harapan Hidup (AHH) tahun 2018-2022 adalah dengan
menggunakan sumber data Sensus Penduduk (SP2010),
proyeksi penduduk dan Survei Penduduk Antar
Sensus (SUPAS) selama beberapa periode. Sedangkan
IPM 2005 dan 2006 masih bersumber dari data
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) KOR.
Angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama

id
o.
sekolah berasal dari data Survei Sosial Ekonomi

s .g
Nasional (SUSENAS). Untuk PNB per kapita tidak
tersedia pada tingkat bp
kabupaten/kota, sehingga
b.
ka

diproksi dengan pengeluaran per kapita


im

disesuaikan menggunakan data SUSENAS.


ut
//k

Penentuan nilai maksimum dan minimum


s:

menggunakan Standar UNDP untuk keterbandingan


tp
ht

global, kecuali standar hidup layak karena


menggunakan ukuran rupiah.
ht
tp
s:
//k
ut
im
ka
b.
bp
s.g
o.
id
id
o.
s.g
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht

PA
G
E
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KUTAI TIMUR 2020
\*
2.1 RUMUS UMUM IPM
Menurut UNDP upaya ke arah “perluasan pilihan”
hanya mungkin dapat direalisasikan jika penduduk paling
tidak memiliki: peluang berumur panjang dan sehat,
pengetahuan keterampilan yang memadai, dan peluang

id
o.
untuk merealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam

s .g
kegiatan yang produktif (misalnya dapat bekerja dan
bp
memperoleh uang sehingga memiliki daya beli). Dengan
b.
ka

kata lain, tingkat pemenuhan ketiga unsur tersebut sudah


im

dapat merefleksikan, secara minimal, tingkat keberhasilan


ut
//k

pembangunan manusia suatu negara.


s:
tp

Untuk mengukur tingkat pemenuhan ketiga unsur di


ht

atas, UNDP menyusun suatu indeks komposit berdasarkan


pada 3 (tiga) indikator yaitu: angka harapan hidup (life
expectancy at age 0: e0), angka harapan lama sekolah
(expected years of schooling: EYS) dan rata-rata lama
sekolah (mean years of schooling: MYS), dan Purchasing
Power Parity (PPP) merupakan ukuran pendapatan yang
sudah disesuaikan dengan paritas daya beli. Indikator
pertama mengukur umur panjang dan sehat, dua indikator
berikutnya mengukur pengetahuan dan keterampilan,
sedangkan indikator terakhir mengukur kemampuan
dalam mengakses sumber daya ekonomi dalam arti luas.
Ketiga indikator inilah yang digunakan sebagai komponen
dalam penyusunan Human Development Index (HDI) yang

id
o.
dalam publikasi ini diterjemahkan menjadi IPM.

s .g
bp
Tahap pertama menentukan nilai deprivasi dari 3
b.
indikator dasar, yaitu angka harapan hidup (e0), tingkat
ka

literasi (Lit), dan pendapatan per kapita atau Paritas Daya


im
ut

Beli (Purchasing Power Parity/PPP). Nilai maksimum dan


//k

minimum ditentukan untuk setiap indikator. Nilai


s:
tp

maksimum menunjukkan tingkat keterbelakangan secara


ht

relatif dan dapat dinyatakan dengan rumus sebagai


berikut:
❖ Dimensi Kesehatan

id
o.
.g
dimana :

s
I (kesehatan) =
bp
Indeks komponen IPM kesehatan
b.
AHH = Angka Harapan Hidup
ka
im

AHH(maks) = Angka Harapan Hidup yang tertinggi


ut

AHH(min) = Angka Harapan Hidup yang terendah


//k
s:

Angka Harapan Hidup saat lahir (Life Expectancy-e0)


tp

● Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH), Life Expectancy-e0


ht

didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun


yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir.
● AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat.
AHH dihitung dari hasil proyeksi SP2010.
❖ Dimensi Pendidikan

id
o.
s .g
bp
b.
ka

dimana :
im
ut

I(HLS) = Indeks harapan lama sekolah


//k

I(RLS) = Indeks rata-rata lama sekolah


s:
tp

I(kesehatan) = Indeks komponen IPM pendidikan


ht

HLS = Harapan Lama Sekolah


HLS(maks) = Harapan Lama Sekolah yang tertinggi
HLS(min) = Harapan Lama Sekolah yang terendah
RLS = Rata-rata Lama Sekolah
RLS(maks) = Rata-rata Lama Sekolah yang tertinggi
RLS(min) = Rata-rata Lama Sekolah yang terendah
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) atau Mean Year of
Schooling (MYS)
● Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Mean Years of Schooling
(MYS) didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan
oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal.

id
o.
● Diasumsikan bahwa dalam kondisi normal rata-rata lama

.g
sekolah suatu wilayah tidak akan turun.

s
● bp
Cakupan penduduk yang dihitung RLS adalah penduduk
b.
ka

berusia 25 tahun ke atas.


im

● RLS dihitung untuk usia 25 tahun ke atas dengan asumsi


ut

pada umur 25 tahun proses pendidikan telah berakhir.


//k
s:

● Penghitungan RLS pada usia 25 tahun ke atas juga


tp

mengikuti standar internasional yang digunakan oleh


ht

UNDP.
Harapan Lama Sekolah-HLS (Expected Years of Schooling
EYS)
● Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai
lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan
dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang.
● HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang.
● HLS dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena mengikuti
kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar.
● Untuk mengakomodir penduduk yang tidak tercakup

id
o.
dalam Susenas, HLS dikoreksi dengan siswa yang

s.g
bersekolah di pesantren.

bp
Sumber data pesantren yaitu dari Direktorat Pendidikan
b.
ka

Islam.
im
ut
//k

❖ Dimensi Pengeluaran
s:
tp
ht

dimana:
I(pengeluaran) = Indeks komponen IPM pengeluaran
In(pengeluaran) = pengeluaran
In(pengeluaran) (maks) = pengeluaran yang tertinggi
In(pengeluaran) (min) = pengeluaran yang terendah
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
● Pengeluaran per kapita disesuaikan ditentukan dari nilai
pengeluaran per kapita dan paritas daya beli.
● Rata-rata pengeluaran per kapita setahun diperoleh dari
Susenas Modul, dihitung dari level provinsi hingga level

id
o.
kab/kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat

s .g
konstan/riil dengan tahun dasar 2012=100.
bp
● Perhitungan paritas daya beli pada metode baru
b.
ka

menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas


im

merupakan makanan dan sisanya merupakan komoditas


ut
//k

nonmakanan. Metode penghitungannya menggunakan


s:

Metode Rasio.
tp
ht

❖ Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM dihitung sebagai rata-rata geometrik dari indeks


kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran.

Dalam studi ini, nilai ekstrim yang digunakan untuk


e0, Lit dan MYS adalah nilai yang telah ditetapkan UNDP
(1990), sehingga nilai indeks untuk masing-masing
komponen tersebut dapat dibandingkan secara
internasional. Sedangkan nilai ekstrim untuk komponen
PPP ditentukan sebagai berikut:

id
(1) Nilai minimum adalah nilai PPP propinsi terendah tahun

o.
1999, dan

s .g
(2)
bp
Nilai maksimum adalah nilai PPP ”target” yang ingin
b.
dicapai pada akhir Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II
ka

(tahun 2018) oleh propinsi yang memiliki nilai PPP


im
ut

tertinggi pada tahun 1993.


//k

Nilai maksimum tersebut ditetapkan 4 (empat) kali


s:
tp

nilai PPP propinsi tertinggi tahun 1993, suatu nilai yang


ht

setara dengan nilai proyeksi PPP untuk propinsi tersebut


pada akhir PJP II dengan asumsi tingkat pertumbuhan PDB
6 sampai 7 persen per tahun. Nilai ekstrim yang digunakan
dalam studi ini disajikan pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Nilai Ekstrim Komponen Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang Digunakan Dalam
Penghitungan
Minimum Maksimum
Indikator Satuan
BPS BPS

id
Angka Harapan

o.
Hidup saat Lahir Tahun 20 85

.g
(AHH)

s
Harapan Lama
Tahun bp 0 18
b.
Sekolah (HLS)
ka

Rata-rata Lama
Tahun 0 15
im

Sekolah (RLS)
ut

Pengeluaran per 26.572.352*


//k

Rp 1.007.436*
Kapita Disesuaikan *
s:
tp

• Batas maksimum minimum mengacu pada UNDP


ht

kecuali indikator daya beli


Sumber: Badan Pusat Statistik RI

Keterangan:
* Daya beli minimum merupakan garis kemiskinan

terendah kabupaten tahun 2010 (data empiris) yaitu di


Tolikara- Papua
**Daya beli maksimum merupakan nilai tertinggi
kabupaten yang diproyeksikan hingga 2025 (akhir
RPJPN) yaitu perkiraan pengeluaran per kapita Jakarta
Selatan tahun 2025

Tabel 2.2 Perbandingan Dimensi Metode Lama dan


Metode Baru

id
o.
.g
s
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht

Sumber: Badan Pusat Statistik RI

❖ Pengukuran Kecepatan IPM

● Untuk mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam


suatu kurun waktu digunakan ukuran pertumbuhan IPM
per tahun.
● Pertumbuhan IPM menunjukkan perbandingan antara
capaian yang telah ditempuh dengan capaian
sebelumnya.
● Semakin tinggi nilai pertumbuhan, semakin cepat IPM
suatu wilayah untuk mencapai nilai maksimalnya.

id
o.
.g
1

s
𝐼𝑃𝑀(𝑡+𝑛) − 𝐼𝑃𝑀(𝑡) 𝑛
=[
𝐼𝑃𝑀(𝑟𝑒𝑓) − 𝐼𝑃𝑀𝑡
bp𝑥100]
b.
ka
im
ut
//k

dimana:
s:

IPM(t) = IPM suatu wilayah pada tahun t


tp
ht

IPM(t+n) = IPM suatu wilayah pada tahun (t+n)


IPM(Ref) = IPM acuan (biasanya IPM ideal)

2.2 USIA HIDUP (LONGEVITY)

Pembangunan manusia atau upaya untuk


memperbesar pilihan-pilihan bagi penduduk, harus
terlebih dahulu mengupayakan agar penduduk dapat
mencapai usia hidup yang panjang dan sehat. Sebenarnya
banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
usia hidup, tetapi dengan mempertimbangkan
ketersediaan data secara global, UNDP memilih indikator
angka harapan hidup waktu lahir (life expectancy at birth)
yang biasa dinotasikan dengan e0. Angka kematian bayi

id
o.
(IMR) tidak digunakan untuk keperluan itu karena

s .g
indikator itu dinilai tidak peka bagi negara-negara industri
bp
yang telah maju. Seperti halnya IMR, e0 sebenarnya
b.
ka

merefleksikan keseluruhan tingkat pembangunan dan


im

bukan hanya bidang kesehatan.


ut
//k

Angka Harapan Hidup (AHH) menunjukkan rata-


s:
tp

rata umur penduduk mulai lahir sampai dengan akhir


ht

hidupnya. Besarnya nilai AHH berkaitan erat dengan


angka kematian bayi, dimana semakin tinggi kematian
bayi nilai AHH akan menurun. Faktor yang mempengaruhi
perubahan AHH dapat ditinjau dari berbagai hal seperti
kondisi lingkungan dan status sosial ekonomi penduduk,
ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan, status gizi
dan lain-lain. Oleh karena itu, AHH cukup representatif
digunakan sebagai indikator dalam menilai tingkat
kesejahteraan penduduk khususnya di bidang kesehatan.

Estimasi e0 yang digunakan untuk menghitung IPM


merupakan angka proyeksi yang disusun dari series data

id
e0 yang dihitung berdasarkan data Sensus Penduduk 2000

o.
dan Survei Penduduk Antar Sensus 2005 menggunakan

s .g
bp
metode tidak langsung (indirect technique). Metode ini
b.
menggunakan dua macam data dasar yaitu rata-rata anak
ka

yang dilahirkan hidup dan rata-rata anak yang masih


im
ut

hidup. Dengan menggunakan metode ini akan diperoleh


//k

tujuh estimasi e0 untuk rujukan waktu yang berbeda dari


s:
tp

setiap sumber data sehingga diperoleh angka estimasi e0


ht

yang dijadikan dasar penghitungan proyeksi.

2.3 PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)

Untuk mengukur dimensi pengetahuan, Badan


Pusat Statistik (BPS) menggunakan dua indikator yaitu
angka melek huruf (Lit) dan rata-rata lama sekolah (MYS)
pada tahun sebelumnya. Untuk tahun ini ada perbedaan,
BPS mengganti indikator angka melek huruf dengan angka
harapan lama sekolah (EYS). Angka harapan lama sekolah
didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang
diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu
di masa mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak
tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur

id
o.
berikutnya sama dengan peluang penduduk yang

s .g
bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama
bp
saat ini. Angka harapan lama sekolah dihitung untuk
b.
ka

penduduk berusia 7 tahun ke atas. Angka Harapan Lama


im

Sekolah (HLS) dapat digunakan untuk mengetahui kondisi


ut
//k

pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang


s:

ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam


tp
ht

tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.


Angka melek huruf tidak digunakan lagi dalam
penghitungan IPM karena angka melek huruf sudah tidak
relevan dalam mengukur pendidikan secara utuh
sehingga tidak dapat menggambarkan kualitas
pendidikan. Selain itu, karena angka melek huruf di
sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat
membedakan tingkat pendidikan antar daerah dengan
baik. Rata-rata lama sekolah didefinisikan sebagai jumlah
tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani
pendidikan formal. Diasumsikan bahwa dalam kondisi
normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan
turun. UNDP sebenarnya tidak lagi menggunakan MYS

id
o.
sebagai komponen IPM dan diganti dengan angka

s .g
partisipasi sekolah (APS) tetapi alasan yang dikemukakan
bp
adalah kesulitan pengumpulan data secara internasional,
b.
ka

bukan alasan substansial. Secara substansial MYS yang


im

merupakan indikator dampak diakui lebih unggul dari APS


ut
//k

yang merupakan indikator proses sebagai komponen IPM.


s:

Karena alasan itu, BPS tetap menggunakan MYS sebagai


tp
ht

komponen IPM.

Populasi yang digunakan UNDP untuk


penghitungan MYS dibatasi pada penduduk berumur 25
tahun ke atas. Batasan itu diperlukan agar angkanya lebih
mencerminkan kondisi sebenarnya mengingat penduduk
yang berusia kurang dari 25 tahun masih dalam proses
sekolah sehingga belum pantas ditanyakan MYS-nya.
Dalam studi ini, populasi yang digunakan adalah
penduduk berumur 15 tahun keatas dan penghitungan
MYS dilakukan dengan cara penghitungan tidak langsung.

2.4 STANDAR HIDUP LAYAK

Selain usia hidup dan pengetahuan, unsur dasar

id
o.
pembangunan manusia yang diakui secara luas adalah

.g
s
standar hidup layak. Banyak indikator alternatif yang
bp
dapat digunakan untuk mengukur unsur ini. Dengan
b.
ka

mempertimbangkan ketersediaan data secara


im

internasional, UNDP memilih GNP per kapita riil yang telah


ut
//k

disesuaikan (adjusted real GNP per capita) sebagai


s:

indikator standar hidup layak.


tp
ht

Berbeda dengan indikator untuk kedua unsur IPM


lainnya, indikator standar hidup layak diakui sebagai
indikator input, bukan indikator dampak, sehingga
sebenarnya kurang sesuai sebagai unsur IPM. Walaupun
demikian UNDP tetap mempertahankannya karena
indikator lain yang sesuai tidak tersedia secara global.
Selain itu, dipertahankannya indikator input juga
merupakan argumen bahwa selain usia hidup dan
pengetahuan masih banyak variabel input yang pantas
diperhitungkan dalam penghitungan IPM. Dengan alasan
itu maka GNP riil per kapita yang telah disesuaikan
dianggap mewakili input IPM lainnya.

id
Untuk keperluan penghitungan IPM sub-nasional

o.
(provinsi atau kabupaten/kota), BPS tidak menggunakan

s .g
bp
PDRB per kapita yang kira-kira setara dengan ukuran yang
b.
digunakan UNDP. Alasannya karena PDRB per kapita
ka

hanya mengukur produksi suatu wilayah dan tidak


im
ut

mencerminkan daya beli riil masyarakat yang merupakan


//k

fokus IPM. Sebagai penggantinya digunakan konsumsi per


s:
tp

kapita riil yang telah disesuaikan untuk keperluan yang


ht

sama.

Standar hidup dalam laporan ini didekati dari


pengeluaran riil per kapita yang telah disesuaikan. Untuk
menjamin keterbandingan antar daerah dan antar waktu,
dilakukan penyesuaian sebagai berikut:

1. Menghitung pengeluaran per kapita dari data kor


Susenas [ = Y ];
2. Menaikkan nilai Y sebesar 20% [= Y1], karena dari
berbagai studi diperkirakan bahwa data dari Susenas
cenderung lebih rendah sekitar 20%;
3. Menghitung nilai riil Y1 dengan mendeflasi Y1 dengan
Indeks Harga Konsumen (IHK) [ = Y2 ];

id
o.
4. Menghitung nilai daya beli-Purchasing Power Parity

s .g
(PPP)- untuk tiap daerah yang merupakan harga suatu
bp
kelompok barang relatif terhadap harga kelompok
b.
ka

barang yang sama di daerah yang ditetapkan sebagai


im

standar, yaitu Jakarta Selatan;


ut
//k

5. Membagi Y2 dengan PPP untuk memperoleh nilai


s:

rupiah yang sudah disetarakan antar daerah [= Y3]


tp
ht

6. Mengurangi nilai Y3 dengan menggunakan formula


Atkinson untuk mendapatkan estimasi daya beli [= Y4].
Langkah ini ditempuh berdasarkan prinsip penurunan
manfaat marginal dari pendapatan.
Gambar 2.1 Ilustrasi Penghitungan Paritas Daya Beli
(Purchasing Power Parity/PPP)

id
o.
s .g
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp

Sumber: Badan Pusat Statistik RI


ht

Pengeluaran per kapita yang disesuaikan


ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas
daya beli (PPP). Rata-rata pengeluaran per kapita setahun
diperoleh dari Susenas, dihitung dari level provinsi hingga
level kabupaten/kota. Rata-rata pengeluaran per kapita
dibuat konstan/riil dengan tahun dasar 2012=100.
2.5 TINGKATAN STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA

Tingkatan status pembangunan manusia suatu


wilayah oleh UNDP dibagi ke dalam tiga golongan yaitu
rendah (kurang dari 60), sedang atau tinggi (antara 60-80),

id
dan sangat tinggi (80 ke atas). Pengklasifikasian

o.
.g
pembangunan manusia bertujuan untuk

s
bp
mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-
b.
kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan
ka
im

manusia. Dengan demikian kriteria tingkatan status


ut

pembangunan manusia sebagai berikut:


//k
s:
tp
ht
Gambar 2.2 Tingkatan Status Pembangunan Manusia
Capaian IPM

Sangat Tinggi
IPM ≥ 80

Tinggi

id

Klasifikasi
70 ≤ IPM < 80

o.
.g
Sedang
60 ≤ IPM < 70

s
bp
b.
Rendah
IPM < 60
ka
im

Sumber : Badan Pusat Statistik RI


ut
//k
s:

Gambar 2.3 Dampak Perubahan Metodologi


tp
ht
Level IPM

Peringkat IPM

Secara Umum Level Terjadi perubahan


IPM dengan metode peringkat IPM
baru lebih rendah
dibanding dengan Peringkat tidak bisa
IPM metode lama diperbandingkan
akibat adanya
perbedaan indikator
dan metodologi

Sumber : Ilustrasi BPS


ht
tp
s:
//k
ut
im
ka
b.
bp
s.g
o.
id
id
o.
s.g
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KUTAI TIMUR 2020


id
o.
s.g
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht

PA
G
E
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KUTAI TIMUR 2020
\*
3.1 KONDISI PEMBANGUNAN MANUSIA DI KUTAI TIMUR
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan
suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur pencapaian
pembangunan manusia di suatu wilayah. Meskipun tidak
mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia,

id
o.
namun IPM dinilai mampu mengukur dimensi pokok dari

s .g
pembangunan manusia.
bp
b.
Selama periode 2018 hingga 2022, berdasarkan
ka

IPM, pembangunan manusia di Kabupaten Kutai Timur


im
ut

berkembang positif kecuali di masa pandemi COVID-19


//k

2020 yang sempat mengalami kemunduran dari 73,49


s:
tp

pada 2019 menjadi 73,00 di tahun 2020. Kemudian pada


ht

2021 dan 2022, Indeks Pembangunan Manusia di


Kabupaten Kutai Timur kembali tumbuh positif menjadi
73,81 dan 74,35. Seiring pandemi COVID-19 yang mulai
mereda, perekonomian di Kutai Timur pun mulai kembali
bangkit.
Gambar 3.1 Tren dan Pertumbuhan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten
Kutai Timur, 2018-2022

id
o.
s .g
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht

Sumber: BPS Kabupaten Kutai Timur, 2018-2022

Status pembangunan manusia menjadi salah satu


indikator untuk melihat kemajuan pembangunan
manusia. Berubahnya status pembangunan manusia
dapat dijadikan indikator dalam membaca perkembangan
pembangunan manusia. Berdasarkan pengklasifikasian,

PA
G
E
\*
IPM Kutai Timur pada tahun 2022 masih berstatus tinggi
(IPM >70). Kategori ini telah dicapai sejak tahun 2015.
Perubahan status IPM dari menengah ke bawah menjadi
tinggi, menunjukkan membaiknya pembangunan manusia
utai Timur secara umum.

id
o.
Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan

s .g
bp
memperhatikan tiga dimensi, yaitu umur panjang dan
b.
sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena
ka

itu, peningkatan capaian IPM tidak lepas dari peningkatan


im
ut

setiap komponen penyusunnya. Seiring dengan


//k

meningkatnya angka IPM, komponen penyusun IPM juga


s:
tp

menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.


ht
Gambar 3.2 Komponen Penyusun IPM Kabupaten Kutai
Timur, 2022

id
o.
s .g
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp

Sumber: BPS Kabupaten Kutai Timur, 2022


ht

3.1.1 DIMENSI KESEHATAN

Dari sisi kesehatan, umur panjang dan hidup sehat


menjadi ukuran keberhasilan, indikator angka harapan
hidup saat lahir merupakan indikator yang mewakili
dimensi umur panjang dan hidup sehat dalam
penghitungan IPM. Angka Harapan Hidup (AHH)

PA
G
E
\*
dipengaruhi oleh beberapa variabel yang diidentifikasi
sangat erat kaitannya dengan masalah kesehatan
penduduk. Angka harapan hidup saat lahir merupakan
indikator yang mencerminkan derajat kesehatan
masyarakat pada suatu wilayah, baik dari sarana

id
o.
prasarana, akses, maupun kualitas kesehatan. Secara tidak

s .g
langsung, peningkatan umur harapan hidup menunjukkan
bp
derajat kesehatan masyarakat semakin baik dalam semua
b.
ka

aspek kesehatan.
im
ut

Gambar 3.3 Tren Angka Harapan Hidup (AHH)


//k

Kabupaten Kutai Timur, 2018-2022 (Tahun)


s:
tp
ht

73.46 73.47

73.16
73.03

72.76

2018 2019 2020 2021 2022

AHH Linear (AHH)

Sumber: BPS Kabupaten Kutai Timur, 2018-2022


Angka Harapan Hidup (AHH) pada tahun 2022
meningkat sedikit ke angka 73,47 Tahun dari sebelumnya
73,46 tahun di tahun 2021. Hal ini menunjukkan secara
rata-rata bayi yang baru lahir pada tahun 2022 memiliki
peluang untuk bertahan hidup sampai dengan 73 tahun.

id
o.
Angka ini terus meningkat sejak tahun 2014. Semakin

s .g
meningkatnya AHH mengindikasikan bahwa derajat
bp
b.
kesehatan masyarakat di Kabupaten Kutai Timur semakin
ka

membaik. Banyak hal dapat mendorong peningkatan


im

derajat kesehatan masyarakat. Kemajuan teknologi di


ut
//k

bidang kesehatan, peningkatan sarana dan prasarana


s:

kesehatan, serta kepedulian masyarakat terhadap gaya


tp
ht

hidup sehat yang meningkat turut berperan dalam


memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat.

3.1.2 DIMENSI PENDIDIKAN

Tinggi rendahnya pendidikan merupakan cerminan


kualitas penduduk, oleh karena itu pendidikan dapat
dijadikan ciri kualitas suatu bangsa dan kualitas
pembangunan serta merupakan ukuran derajat kepekaan

PA
G
E
\*
penduduk terhadap pembangunan baik sebagai pelaku
pembangunan maupun sebagai objek pembangunan.

Aspek pendidikan pada IPM dicerminkan oleh


Indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Harapan Lama

id
Sekolah (HLS). Pada tahun 2022, Rata-rata lama sekolah

o.
mencapai 9,44 tahun. Capaian RLS terus meningkat dalam

s .g
bp
kurun waktu lima tahun terakhir, dimana RLS pada tahun
b.
2018 hanya sebesar 9,08 tahun. Hal ini mengindikasikan
ka

bahwa rata-rata jumlah tahun yang digunakan oleh


im
ut

penduduk Kabupaten Kutai Timur berusia 25 tahun ke


//k

atas dalam menjalani pendidikan formal pada tahun 2022


s:
tp

berkisar 9 tahun atau setara dengan kelas 3 SMP.


ht

Indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten


Kutai Timur menunjukkan angka sebesar 13,00 tahun. Hal
ini menunjukkan bahwa lama sekolah yang diharapkan
dapat dicapai oleh penduduk Kutai Timur usia 7 tahun ke
atas pada tahun 2022 mencapai 13 tahun. Capaian HLS
terus meningkat sejak tahun 2018 di mana di tahun
tersebut HLS hanya mencapai 12,65 tahun.
Gambar 3.4 Tren Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan
Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten
Kutai Timur, 2018-2022 (Tahun)
14 12.78 12.89 12.9 13
12.65
12

id
10 9.08 9.18 9.19 9.43 9.44

o.
8

s .g
6

4 bp
b.
ka

2
im

0
2018 2019 2020 2021 2022
ut
//k

RLS HLS
s:

Sumber: BPS Kabupaten Kutai Timur, 2018-2022


tp
ht

PA
G
E
\*
3.1.3 DIMENSI STANDAR HIDUP LAYAK

Dimensi standar hidup layak merupakan


representasi dari kesejahteraan. Dimensi ini dicerminkan
oleh indikator pengeluaran per kapita yang disesuaikan.

id
Indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan yang

o.
dapat dinikmati oleh penduduk dan sensitif terhadap

s .g
perubahan kondisi perekonomian. Rata-rata pengeluaran
bp
b.
perkapita setahun diperoleh dari Susenas Modul.
ka

Selanjutnya rata-rata pengeluaran perkapita konstan


im
ut

disesuaikan dengan cara dibagi dengan paritas daya beli


//k

(Purchasing Power Parity-PPP). Pengeluaran yang telah


s:
tp

dibagi dengan PPP ini disebut dengan pengeluaran per


ht

kapita yang disesuaikan.


Gambar 3.5 Tren Pengeluaran PerKapita disesuaikan
Kabupaten Kutai Timur, 2018-2022 (Ribu
Rupiah/Tahun)

11,322
11,196

id
o.
10,868

s.g
bp
10,614
10,485
b.
ka
im
ut

2018 2019 2020 2021 2022


//k

Sumber: BPS Kabupaten Kutai Timur, 2018-2022


s:
tp

Pengeluaran per kapita yang disesuaikan di


ht

Kabupaten Kutai Timur dalam 5 tahun terakhir ini


sebelumnya mengalami titik tertingginya pada tahun
2019 yaitu mencapai sekitar 11,20 juta rupiah yaitu di saat
perekonomian Kabupaten Kutai Timur yang didominasi
sektor Pertambangan Batubara mengalami kelajuan
tertinggi selama rentang waktu 5 tahun terakhir.

PA
G
E
\*
Kemudian di tahun 2022 silam, saat perekonomian
Kabupaten Kutai Timur kembali membaik pasca pandemi
COVID-19, aktivitas sektor Pertambangan Batubara juga
mengalami laju pertumbuhan yang signifikan hingga
pengeluaran per kapita masyarakat Kabupaten Kutai

id
o.
Timur melonjak ke angka sekitar 11,32 juta rupiah.

s .g
Tertinggi dalam kurun waktu 2018-2022.
bp
b.
ka

3.2 POSISI IPM KABUPATEN KUTAI TIMUR DAN GAMBARAN


im

IPM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


ut

Manusia yang berkualitas dari sisi kesehatan,


//k
s:

pendidikan dan ekonomi menjadi perhatian dan prioritas


tp

pemerintah di seluruh daerah. Arah pembangunan


ht

manusia di tingkat kabupaten/kota akan sejalan dengan


perkembangan pembangunan manusia di tingkat Provinsi
Kalimantan Timur. Dalam pencapaian pembangunan
manusia di Kalimantan Timur, secara umum terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Gambar 3.6 Perbandingan Tren IPM Kabupaten Kutai Timur
dan Provinsi Kalimantan Timur, 2018-2022
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, 2018-2022
77.44
76.61 76.88
76.24
75.83

id
o.
.g
s
74.35
73.49
73 bp 73.81
b.
72.56
ka
im

2018 2019 2020 2021 2022


ut

Kalimantan Timur Kutai Timur


//k

Selama tahun 2018-2022, dapat terlihat bahwa IPM


s:
tp

Kalimantan Timur selalu lebih besar dibanding IPM


ht

Kabupaten Kutai Timur. Capaian IPM Provinsi Kalimantan


Timur pun selalu berada pada status tinggi sejak tahun
2018 dan menduduki peringkat ketiga IPM secara
nasional.

PA
G
E
\*
Tabel 3.1 Capaian dan Peringkat IPM Kabupaten/Kota di
Kalimantan Timur, 2022
Peringkat
Provinsi/Kab/Kota IPM Status IPM
IPM
(1) (2) (3) (4)
Paser 73,44 Tinggi 7
Kutai Barat 72,97 Tinggi 8

id
o.
Kutai Kartanegara 74,67 Tinggi 5

.g
Kutai Timur 74,35 Tinggi 6

s
Berau 75,74 Tinggi 4
Penajam Paser Utara 72,55 bp Tinggi 9
b.
Mahakam Ulu 68,75 Sedang 10
ka

Kota Balikpapan 81,13 Sangat Tinggi 2


im

Kota Samarinda 81,43 Sangat Tinggi 1


ut

Kota Bontang 80,94 Sangat Tinggi 3


//k

KALIMANTAN TIMUR 77,44 Tinggi 3*


s:

* Peringkat Nasional
tp

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, 2022


ht

Pada tahun 2022 capaian IPM Kabupaten Kutai


Timur menempati peringkat 6 di level kabupaten /kota
Provinsi Kalimantan Timur. Capaian IPM tertinggi
diperoleh oleh Kota Samarinda, sedangkan IPM terkecil
masih dimiliki Kabupaten termuda yakni Kabupaten
Mahakam Ulu. Mahakam Ulu juga menjadi satu-satunya
Kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki
IPM dengan status sedang, sedangkan Kabupaten/Kota
lainnya memiliki IPM dengan status tinggi atau sangat
tinggi.

Tabel 3.2 Komponen IPM Kabupaten/Kota di Kalimantan


Timur, 2022
Pengeluaran

id
Provinsi/Kab/Kota AHH HLS RLS per Kapita

o.
Disesuaikan

.g
(1) (2) (3) (4) (5)

s
Paser
Kutai Barat
72,89
73,10
bp
13,27
13,09
8,80
8,78
11.181
10.740
b.
ka

Kutai Kartanegara 72,65 13,63 9,24 11.677


im

Kutai Timur 73,47 13,00 9,44 11.322


Berau 72,32 13,35 9,54 13.095
ut

Penajam Paser Utara 71,71 12,70 8,51 11.890


//k

Mahakam Ulu 72,35 12,62 8,36 8.215


s:
tp

Kota Balikpapan 74,78 14,23 10,92 15.455


ht

Kota Samarinda 74,56 15,10 10,71 15.162


Kota Bontang 74,57 13,18 10,81 17.327
KALIMANTAN TIMUR 74,62 13,84 9,92 12.641
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, 2022

Menurut Komponen IPM, diketahui bahwa Angka


Harapan Hidup (AHH) di Kabupaten/Kota rata-rata
berkisar 71 hingga 75 tahun. AHH tertinggi di Kota
Balikpapan dan yang terendah pada Kabupaten Penajam
Paser Utara. Adapun Harapan Lama Sekolah (HLS)

PA
G
E
\*
tertinggi pada Kota Samarinda yaitu 15,10 tahun,
sedangkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) tertinggi pada
Kota Balikpapan yaitu 10,92 tahun. Pengeluaran perkapita
disesuaikan tertinggi oleh Kota Bontang. Terlihat bahwa
wilayah kota-kota di Kalimantan Timur, memiliki kualitas

id
o.
kesehatan, pendidikan, dan ekonomi yang lebih tinggi

s .g
dibandingkan wilayah kabupaten.
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht
E
\*
G
PA
ht
tp
s:
//k
ut
im
ka
b.
bp
s.g
o.
id
id
o.
s.g
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KUTAI TIMUR 2020

Anda mungkin juga menyukai