tp
s:
//k
ut
im
ka
b.
bp
s .g
o.id
E
G
PA
ht
tp
s:
//k
utim
ka
b.
bp
s.
go
. id
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN KUTAI TIMUR 2022
ISSN: 2830-7445
Katalog: 4102002.6404
Nomor Publikasi: 64040.2306
id
Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm
.
go
Jumlah Halaman: x + 60 Halaman
s.
Naskah:
bp
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur
b.
ka
Desain Kover:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur
tim
Infografis:
u
//k
Sumber Ilustrasi:
tp
canva.com
ht
Diterbitkan oleh:
© Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur
Dicetak Oleh:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Timur
PA
G
E INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KUTAI TIMUR 2020
TIM PENYUSUN
id
Pengarah
.
go
Akhmad Junaidi
s.
bp
Penanggung Jawab Umum
Rizka Maulina
b.
ka
tim
Editor
Shafira Murni
u
//k
s:
Penulis
tp
Shafira Murni
ht
Pengolah Data
BPS RI
PA
G
E INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KUTAI TIMUR 2020
ht
tp
s:
//k
utim
ka
b.
bp
s.
go
. id
KATA PENGANTAR
Publikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Kutai Timur 2022 ini merupakan
indikator yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan pembangunan sekaligus gambaran
dan evaluasi dampak dari berbagai upaya program
id
pembangunan yang telah diimplementasikan
.
go
terhadap kualitas penduduk, derajat
s.
kesehatan dan pertumbuhan ekonomi di
bp
Kabupaten Kutai Timur selama tahun 2022
Penyusunan publikasi ini didasarkan
b.
pada standar baku yang telah ditetapkan, baik
ka
seluruh Indonesia.
tp
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
id
Daftar Tabel viii
.
go
Daftar Grafik ix
s.
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang bp 3
b.
1.2. Pengertian IPM 7
ka
1.3. Tujuan 12
1.4. Perubahan Metodologi IPM 13
tim
id
Pembangunan Manusia (IPM) yang
.
go
Digunakan dalam Penghitungan
s.
Tabel 2.2 Perbandingan Dimensi Metode Lama dan 32
Metode Baru bp
b.
ka
2022
u
//k
.id
go
Gambar 1.2 Perjalanan Metodologi Penghitungan 15
IPM di UNDP
s.
bp
Gambar 2.1 Ilustrasi Penghitungan Paritas Daya Beli 41
b.
(Purchasing Power Parity/PPP)
ka
Manusia
u
//k
. id
go
s.
bp
b.
ka
u tim
//k
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//k
ut
im
ka
b.
bp
s.g
o.
id
ht
tp
s:
//k
ut
im
ka
b.
bp
s.g
o.
id
1.1 LATAR BELAKANG
id
menunjukkan adanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang
o.
.g
tinggi tetapi gagal memperbaiki taraf hidup sebagian besar
s
bp
penduduknya. Pada tahun 1991 Bank Dunia menerbitkan
b.
laporannya yang menegaskan bahwa “tantangan utama
ka
im
id
o.
produktif. Hal ini tampaknya merupakan suatu
s .g
kenyataan sederhana. Tetapi hal ini seringkali
terlupakan oleh berbagai bp
kesibukan jangka pendek
b.
ka
id
o.
komprehensif yang mencakup semua pilihan yang dimiliki
s.g
oleh manusia di semua golongan masyarakat pada semua
tahap pembangunan. bp
Pembangunan manusia
b.
ka
id
dalam memaknai konsep ini, perbedaan antara cara
o.
pandang pembangunan manusia terhadap
s .g
pembangunan dengan
bp
pendekatan konvensional
b.
yang menekankan pertumbuhan ekonomi,
ka
id
o.
tertinggal, bukannya memperluas pilihan yang dimiliki
s.g
manusia di segala bidang.
bp
b.
Pendekatan pembangunan manusia
ka
id
o.
sebagai proses upaya ke arah “perluasan pilihan” dan
s .g
sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya
tersebut (UNDP, 1990). bp
“Perluasan pilihan” hanya
b.
ka
id
Pada saat yang sama pembangunan manusia juga
o.
dapat dilihat sebagai pembangunan (formation)
s .g
bp
kemampuan manusia melalui perbaikan taraf kesehatan,
b.
pengetahuan dan keterampilan sekaligus sebagai
ka
id
berpartisipasi penuh dalam proses mencari
o.
.g
penghasilan dan lapangan kerja.
s
2. Pemerataan (equity) bp
b.
ka
yang tersedia.
3. Kesinambungan (sustainability)
Akses terhadap peluang/kesempatan harus
tersedia bukan hanya untuk generasi sekarang tapi
juga untuk generasi yang akan datang. Semua bentuk
sumber daya manusia dan sumber daya alam yang
dapat diperbarui.
4. Pemberdayaan (empowerment)
Pembangunan harus dilakukan untuk semua orang,
bukannya semata-mata dilakukan untuk sebagian orang.
Semua orang harus berpartisipasi penuh untuk proses
yang mempengaruhi kehidupan mereka.
id
o.
.g
Pembangunan manusia dapat juga dilihat dari sisi
s
bp
pelaku atau sasaran yang ingin dicapai. Dalam Rencana
b.
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) disebutkan
ka
id
o.
Agar konsep pembangunan manusia dapat
s .g
dengan mudah
bp
diterjemahkan ke dalam
b.
pembuatan kebijakan, pembangunan manusia harus
ka
1.3 TUJUAN
Berdasarkan Permendagri No.4 Tahun
1998 tentang Pedoman Penyusunan Pola Dasar
Pembangunan Daerah (Poldas), IPM dipakai untuk melihat
kondisi dan potensi pembangunan daerah melalui
pendekatan pembangunan manusia. IPM merupakan
indeks komposit yang diharapkan mampu mencerminkan
perkembangan kinerja pembangunan manusia di suatu
id
o.
daerah, khususnya di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2018-
s.g
2022.
bp
b.
Upaya untuk menghitung indeks pembangunan
ka
id
o.
Alokasi Umum (DAU). Untuk itu dari tahun ke tahun
s .g
dilakukan perbaikan baik dalam menentukan indikator
maupun metode bp
penghitungannya.
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht
Gambar 1.1 Perbandingan Metode Lama dan Metode
Baru IPM
id
o.
.g
s
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht
id
o.
s.g
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht
❖ Mengapa Metodologi IPM Diubah ?
Alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi
penghitungan IPM :
id
dalam penghitungan IPM. Angka Melek Huruf (AMH)
o.
.g
sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara
s
bp
utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas
b.
pendidikan. Selain itu, karena AMH di sebagian besar
ka
id
capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi
o.
oleh capaian tinggi dimensi lain. Metode agregasi
s .g
diubah dari rata-rata
bp
aritmatik menjadi rata-rata
b.
geometrik.
ka
im
1. Indikator
//k
s:
2. Metode Penghitungan
Metode agregasi diubah dari rata-rata aritmatik
menjadi rata-rata geometrik.
id
b) Dengan menggunakan rata-rata geometrik dalam
o.
menyusun IPM dapat diartikan bahwa capaian satu
s .g
bp
dimensi tidak dapat ditutupi oleh capaian di dimensi lain.
b.
Artinya, untuk mewujudkan pembangunan manusia
ka
id
o.
sekolah berasal dari data Survei Sosial Ekonomi
s .g
Nasional (SUSENAS). Untuk PNB per kapita tidak
tersedia pada tingkat bp
kabupaten/kota, sehingga
b.
ka
PA
G
E
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KUTAI TIMUR 2020
\*
2.1 RUMUS UMUM IPM
Menurut UNDP upaya ke arah “perluasan pilihan”
hanya mungkin dapat direalisasikan jika penduduk paling
tidak memiliki: peluang berumur panjang dan sehat,
pengetahuan keterampilan yang memadai, dan peluang
id
o.
untuk merealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam
s .g
kegiatan yang produktif (misalnya dapat bekerja dan
bp
memperoleh uang sehingga memiliki daya beli). Dengan
b.
ka
id
o.
dalam publikasi ini diterjemahkan menjadi IPM.
s .g
bp
Tahap pertama menentukan nilai deprivasi dari 3
b.
indikator dasar, yaitu angka harapan hidup (e0), tingkat
ka
id
o.
.g
dimana :
s
I (kesehatan) =
bp
Indeks komponen IPM kesehatan
b.
AHH = Angka Harapan Hidup
ka
im
id
o.
s .g
bp
b.
ka
dimana :
im
ut
id
o.
● Diasumsikan bahwa dalam kondisi normal rata-rata lama
.g
sekolah suatu wilayah tidak akan turun.
s
● bp
Cakupan penduduk yang dihitung RLS adalah penduduk
b.
ka
UNDP.
Harapan Lama Sekolah-HLS (Expected Years of Schooling
EYS)
● Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai
lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan
dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang.
● HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang.
● HLS dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena mengikuti
kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar.
● Untuk mengakomodir penduduk yang tidak tercakup
id
o.
dalam Susenas, HLS dikoreksi dengan siswa yang
s.g
bersekolah di pesantren.
●
bp
Sumber data pesantren yaitu dari Direktorat Pendidikan
b.
ka
Islam.
im
ut
//k
❖ Dimensi Pengeluaran
s:
tp
ht
dimana:
I(pengeluaran) = Indeks komponen IPM pengeluaran
In(pengeluaran) = pengeluaran
In(pengeluaran) (maks) = pengeluaran yang tertinggi
In(pengeluaran) (min) = pengeluaran yang terendah
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
● Pengeluaran per kapita disesuaikan ditentukan dari nilai
pengeluaran per kapita dan paritas daya beli.
● Rata-rata pengeluaran per kapita setahun diperoleh dari
Susenas Modul, dihitung dari level provinsi hingga level
id
o.
kab/kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat
s .g
konstan/riil dengan tahun dasar 2012=100.
bp
● Perhitungan paritas daya beli pada metode baru
b.
ka
Metode Rasio.
tp
ht
id
(1) Nilai minimum adalah nilai PPP propinsi terendah tahun
o.
1999, dan
s .g
(2)
bp
Nilai maksimum adalah nilai PPP ”target” yang ingin
b.
dicapai pada akhir Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II
ka
id
Angka Harapan
o.
Hidup saat Lahir Tahun 20 85
.g
(AHH)
s
Harapan Lama
Tahun bp 0 18
b.
Sekolah (HLS)
ka
Rata-rata Lama
Tahun 0 15
im
Sekolah (RLS)
ut
Rp 1.007.436*
Kapita Disesuaikan *
s:
tp
Keterangan:
* Daya beli minimum merupakan garis kemiskinan
id
o.
.g
s
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht
id
o.
.g
1
s
𝐼𝑃𝑀(𝑡+𝑛) − 𝐼𝑃𝑀(𝑡) 𝑛
=[
𝐼𝑃𝑀(𝑟𝑒𝑓) − 𝐼𝑃𝑀𝑡
bp𝑥100]
b.
ka
im
ut
//k
dimana:
s:
id
o.
(IMR) tidak digunakan untuk keperluan itu karena
s .g
indikator itu dinilai tidak peka bagi negara-negara industri
bp
yang telah maju. Seperti halnya IMR, e0 sebenarnya
b.
ka
id
e0 yang dihitung berdasarkan data Sensus Penduduk 2000
o.
dan Survei Penduduk Antar Sensus 2005 menggunakan
s .g
bp
metode tidak langsung (indirect technique). Metode ini
b.
menggunakan dua macam data dasar yaitu rata-rata anak
ka
id
o.
berikutnya sama dengan peluang penduduk yang
s .g
bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama
bp
saat ini. Angka harapan lama sekolah dihitung untuk
b.
ka
id
o.
sebagai komponen IPM dan diganti dengan angka
s .g
partisipasi sekolah (APS) tetapi alasan yang dikemukakan
bp
adalah kesulitan pengumpulan data secara internasional,
b.
ka
komponen IPM.
id
o.
pembangunan manusia yang diakui secara luas adalah
.g
s
standar hidup layak. Banyak indikator alternatif yang
bp
dapat digunakan untuk mengukur unsur ini. Dengan
b.
ka
id
Untuk keperluan penghitungan IPM sub-nasional
o.
(provinsi atau kabupaten/kota), BPS tidak menggunakan
s .g
bp
PDRB per kapita yang kira-kira setara dengan ukuran yang
b.
digunakan UNDP. Alasannya karena PDRB per kapita
ka
sama.
id
o.
4. Menghitung nilai daya beli-Purchasing Power Parity
s .g
(PPP)- untuk tiap daerah yang merupakan harga suatu
bp
kelompok barang relatif terhadap harga kelompok
b.
ka
id
o.
s .g
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
id
dan sangat tinggi (80 ke atas). Pengklasifikasian
o.
.g
pembangunan manusia bertujuan untuk
s
bp
mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-
b.
kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan
ka
im
Sangat Tinggi
IPM ≥ 80
Tinggi
id
Klasifikasi
70 ≤ IPM < 80
o.
.g
Sedang
60 ≤ IPM < 70
s
bp
b.
Rendah
IPM < 60
ka
im
Peringkat IPM
PA
G
E
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KUTAI TIMUR 2020
\*
3.1 KONDISI PEMBANGUNAN MANUSIA DI KUTAI TIMUR
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan
suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur pencapaian
pembangunan manusia di suatu wilayah. Meskipun tidak
mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia,
id
o.
namun IPM dinilai mampu mengukur dimensi pokok dari
s .g
pembangunan manusia.
bp
b.
Selama periode 2018 hingga 2022, berdasarkan
ka
id
o.
s .g
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht
PA
G
E
\*
IPM Kutai Timur pada tahun 2022 masih berstatus tinggi
(IPM >70). Kategori ini telah dicapai sejak tahun 2015.
Perubahan status IPM dari menengah ke bawah menjadi
tinggi, menunjukkan membaiknya pembangunan manusia
utai Timur secara umum.
id
o.
Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan
s .g
bp
memperhatikan tiga dimensi, yaitu umur panjang dan
b.
sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Oleh karena
ka
id
o.
s .g
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
PA
G
E
\*
dipengaruhi oleh beberapa variabel yang diidentifikasi
sangat erat kaitannya dengan masalah kesehatan
penduduk. Angka harapan hidup saat lahir merupakan
indikator yang mencerminkan derajat kesehatan
masyarakat pada suatu wilayah, baik dari sarana
id
o.
prasarana, akses, maupun kualitas kesehatan. Secara tidak
s .g
langsung, peningkatan umur harapan hidup menunjukkan
bp
derajat kesehatan masyarakat semakin baik dalam semua
b.
ka
aspek kesehatan.
im
ut
73.46 73.47
73.16
73.03
72.76
id
o.
Angka ini terus meningkat sejak tahun 2014. Semakin
s .g
meningkatnya AHH mengindikasikan bahwa derajat
bp
b.
kesehatan masyarakat di Kabupaten Kutai Timur semakin
ka
PA
G
E
\*
penduduk terhadap pembangunan baik sebagai pelaku
pembangunan maupun sebagai objek pembangunan.
id
Sekolah (HLS). Pada tahun 2022, Rata-rata lama sekolah
o.
mencapai 9,44 tahun. Capaian RLS terus meningkat dalam
s .g
bp
kurun waktu lima tahun terakhir, dimana RLS pada tahun
b.
2018 hanya sebesar 9,08 tahun. Hal ini mengindikasikan
ka
id
10 9.08 9.18 9.19 9.43 9.44
o.
8
s .g
6
4 bp
b.
ka
2
im
0
2018 2019 2020 2021 2022
ut
//k
RLS HLS
s:
PA
G
E
\*
3.1.3 DIMENSI STANDAR HIDUP LAYAK
id
Indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan yang
o.
dapat dinikmati oleh penduduk dan sensitif terhadap
s .g
perubahan kondisi perekonomian. Rata-rata pengeluaran
bp
b.
perkapita setahun diperoleh dari Susenas Modul.
ka
11,322
11,196
id
o.
10,868
s.g
bp
10,614
10,485
b.
ka
im
ut
PA
G
E
\*
Kemudian di tahun 2022 silam, saat perekonomian
Kabupaten Kutai Timur kembali membaik pasca pandemi
COVID-19, aktivitas sektor Pertambangan Batubara juga
mengalami laju pertumbuhan yang signifikan hingga
pengeluaran per kapita masyarakat Kabupaten Kutai
id
o.
Timur melonjak ke angka sekitar 11,32 juta rupiah.
s .g
Tertinggi dalam kurun waktu 2018-2022.
bp
b.
ka
id
o.
.g
s
74.35
73.49
73 bp 73.81
b.
72.56
ka
im
PA
G
E
\*
Tabel 3.1 Capaian dan Peringkat IPM Kabupaten/Kota di
Kalimantan Timur, 2022
Peringkat
Provinsi/Kab/Kota IPM Status IPM
IPM
(1) (2) (3) (4)
Paser 73,44 Tinggi 7
Kutai Barat 72,97 Tinggi 8
id
o.
Kutai Kartanegara 74,67 Tinggi 5
.g
Kutai Timur 74,35 Tinggi 6
s
Berau 75,74 Tinggi 4
Penajam Paser Utara 72,55 bp Tinggi 9
b.
Mahakam Ulu 68,75 Sedang 10
ka
* Peringkat Nasional
tp
id
Provinsi/Kab/Kota AHH HLS RLS per Kapita
o.
Disesuaikan
.g
(1) (2) (3) (4) (5)
s
Paser
Kutai Barat
72,89
73,10
bp
13,27
13,09
8,80
8,78
11.181
10.740
b.
ka
PA
G
E
\*
tertinggi pada Kota Samarinda yaitu 15,10 tahun,
sedangkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) tertinggi pada
Kota Balikpapan yaitu 10,92 tahun. Pengeluaran perkapita
disesuaikan tertinggi oleh Kota Bontang. Terlihat bahwa
wilayah kota-kota di Kalimantan Timur, memiliki kualitas
id
o.
kesehatan, pendidikan, dan ekonomi yang lebih tinggi
s .g
dibandingkan wilayah kabupaten.
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht
E
\*
G
PA
ht
tp
s:
//k
ut
im
ka
b.
bp
s.g
o.
id
id
o.
s.g
bp
b.
ka
im
ut
//k
s:
tp
ht