Anda di halaman 1dari 18

DASAR KEILMUAN

BAHASA INDONESIA

OLEH
PROF. DR. DRS. H. MOHAMMAD SIDDIK, M.PD
Definisi
 Bahasa Indonesia keilmuan adalah
semua hal mengenai keʼilmuʼan yang
berkaitan dengan bahasa Indonesia 
mengacu pada bagaimana segala
sesuatu ditilik dari sudut keilmuan 
bersifat empiris, teoritis, dan ilmiah.
 Segala hal kebahasaan yang
dipergunakan untuk bidang keilmuan.
 Komunikasi secara keilmuan bisa
dilakukan melalui dua cara, yaitu :
a. secara tertulis = karya tulis, makalah,
skripsi, dls.
b. secara lisan = pidato, diskusi,
seminar,
brainstorming, workshop, lokakarya,
dls.
 Komunikasi keilmuan lebih banyak
dilakukan secara tertulis  kepentingan
akademis.
 Mengingat komunikas keilmuan yang
utama dilakukan secara tertulis 
pembahasan perihal BI keilmuan di sini
hanya difokuskan pada penggunaan BI
keilmuan tertulis.
 BI keilmuan tertulis pun masih dibatasi
lagi pada ranah penulisan artikel ilmiah
untuk jurnal atau tulisan berkala ilmiah
10 Ciri BI Keilmuan
(1) bertolak dari gagasan, (6) menggunakan kalimat
lengkap,
(2) menggunakan ragam
(7) hemat dalam penggunaan
tulis, kata dan kalimat,
(3) menggunakan ragam (8) menggunakan paragraf
formal, yang baik,
(4) bersifat tegas dan (9) konsisten dalam
objektif, penggunaan kaidah dan
unsur-unsur bahasa,
(5) bersifat lugas, (10) terhindar dari kesalahan
ejaan dan tanda baca.
 Kesepuluh ciri ideal itu seharusnya
menjadi pegangan setiap penulis
dan sedapat mungkin mereka
berusaha mewujudkannya dalam
setiap penulisan karya ilmiah
terutama yang berupa artikel untuk
jurnal/berkala.
Artikel Ilmiah Popular
 Artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat
dengan aturan penulisan ilmiah,bersifat umum, untuk
konsumsi publik.
 Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk
keperluan akademik tetapi dalam menjangkau
pembaca khalayak, karena itu aturan-aturan
penulisan ilmiah tidak begitu ketat.
 Artikel ilmiah popular biasanya dimuat di surat kabar
atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir
deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang
bisa ‘dibungkusʼ dengan opini penulis.
Artikel Ilmiah
 Ditulis secara khusus berdasarkan hasil penelitian,
contoh skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian
lainnya dalam bentuk lebih praktis.
 Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah.
Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya
yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai
keilmiahannya.
 Artikel ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat
sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap
komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot.
Disertasi
 Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat
Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala
mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi
dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari
profesor atau Doktor dibidang masing-masing.
 Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan)
orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang
dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan
analisis terinci.
 Disertasi ditulis berdasarkan metodolologi penelitian
yang mengandung filosofi keilmuan, memuat
penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang
filosofis, teknik atau metode baru tentang sesuatu
sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji
dalam taraf yang tinggi.
Tesis
 Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya
lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis
untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana.
Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji
satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan
‘pengetahuan baruʼ.
 Tesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi
penelitian dan metodologi penulisan. Standarnya
digantungkan pada institusi, terutama pembimbing.
Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa
merencanakan (masalah), melaksanakan;
menggunakan instrumen, mengumpulkan dan
menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil
kesimpulan dan rekomendasi.
Skripsi
 Karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk
mendapatkan gelar sarjana (S1).
 Dosen pembimbing berperan ‘mengawalʼ dari
awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu
mengerjakan dan mempertahankannya pada
ujian skripsi.
 Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori)
orang lain, didukung data dan fakta empiris-
objektif, baik berdasarkan penelitian langsung;
observasi lapangan, penelitian di laboratorium,
atau studi kepustakaan.
Kertas kerja
 Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah.
 Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan
tajam untuk dipresentasikan pada seminar atau
lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan.
 Pada ‘perhelatan ilmiahʼ tersebut kertas kerja
dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi,
kertas kerja ‘dimentahkanʼ karena lemah, baik dari
susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah,
analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya.
Makalah
 Dibuat dibuat melalui cara berfikir ilmiah, berbasis pikir secara
deduktif atau induktif , tidak berdasar opini belaka.
 Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau
mahasiswa yang sifatnya paling ‘softʼ dari jenis karya ilmiah
lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan keilmuannya,
adakalanya lebih tinggi.
 Makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas
pekuliahan. Karena itu, aturannya tidak seketat makalah para
ahli.
 Makalah lazim dibuat berdasarkan kenyatan dan kemudian
disesuaikan dengan teori, mengabungkan cara pikir deduktif-
induktif atau sebaliknya.
Tata Cara Penulisan KTI
 Bagian Awal : judul, nama penulis dan abstrak
(dalam dua bahasa : Indonesia dan Inggris).
Abstrak memuat semua inti permasalahan,
cara pemecahannya, dari hasil yang diperoleh
dan memuat tidak lebih dari 200 kata, diketik
satu spasi (font size 12).
 Bagian Utama : pendahuluan, tulisan pokok
(tujuan, metode, tinjauan pustaka,
pembahasan dsb.), kesimpulan (dan saran)
 Bagian Akhir : ucapan terima kasih bila
naskah diambil dari hasil penelitian yang
dibiayai sponsor. Keterangan simbol (kalau
ada), catatan kaki (kalau ada) dan daftar
pustaka.
 Di bawah judul tanpa gelar diawali huruf
kapital, huruf simetris, dan tidak diawali
dengan kata “oleh”, apabila penulis
lebih dari satu orang, semua nama
dicantumkan secara lengkap.
 Di catatan kaki, nama lengkap dengan
gelar (untuk memudahkan komunikasi
formal) disertai keterangan pekerjaan/
profesi/instansi (dan kotanya, bila
bukan Malang); apabila penulis lebih
dari satu orang, semua nama
dicantumkan secara lengkap.
Daftar pustaka ditulis dalam urutan abjad nama
penulisan dan secara kronologis :
 Untuk buku : nama dan inisial pengarang, tahun
terbit, judul (diketik miring), jilid, edisi, nama
penerbit, tempat terbit.
 Untuk karangan dalam buku (suntingan) : nama dan
inisial pengarang, tahun, judul karangan, nama editor,
judul buku (diketik miring), nomor halaman
permulaan dan akhir karangan tersebut, nama
penerbit, tempat terbit.
 Untuk karangan dalam majalah/jurnal : nama dan
inisial pengarang, tahun, judul karangan, nama
majalah/jurnal (diketik miring), jilid (nomor) , nomor
halaman permulaan dan akhir karangan.
 Untuk karangan dalam pertemuan : nama dan inisial
pengarang, tahun, judul karangan, nama pertemuan
(diketik miring), penyelenggara (bila perlu), waktu
dan tempat pertemuan.
Selanjutnya perhatikan cara
penulisan karya tulis ilmiah yang ada
pada handout.

Kita pelajari juga


tata cara penulisan daftar pustaka
Setelah itu, kita buat makalah ilmiah.
Oke ????
SUDAH HABIS

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai