Anda di halaman 1dari 6

LK 2.

3 Rencana Aksi
Nama Mahasiswa :
Alas Sekolah :
Bidang Keahlian : Energi dan Pertambangan
Program Keahlian : Teknik Ketenagalistrikan
Kompetensi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL)
Mata Pelajaran : Dasar-dasar Teknik Ketenagalistrikan
Elemen : 1. Teknik dasar proses kerja dan teknologi pada bidang
ketenagalistrikan
2. Teori dasar listrik dan bahan yang digunakan dalam
ketenagalistrikan
3. Alat ukur dan alat uji kelistrikan
CP (Fase E) : 1. Peserta didik mampu memahami praktik dasar yang
terkait dengan seluruh proses kerja dan teknologi yang
diaplikasikan dalam bidang ketenagalistrikan, antara lain
instalasi listrik, teknik pengukuran, dan pemeliharaan
komponen ketenagalistrikan
2. Peserta didik mampu memahami tegangan, arus,
tahanan, kapasitansi dan rangkaian dasar kelistrikan,
serta jenis-jenis bahan yang digunakan dalam
ketenagalistrikan
3. Peserta didik mampu menggunakan alat ukur dan alat uji
kelistrikan, yang menyangkut konsep dasar kelistrikan,
sistem tenaga listrik, dasar elektronika, serta teknik
digital

Petunjuk Pengisian/ Penjelasan LK 2.3


LK 2.3 Rencana Aksi berisi desain atau rancangan perangkat pembelajaran yang berfokus pada
tiga komponen utama yaitu tujuan, bukti penilaian, dan kegiatan belajar termasuk di dalamnya
asesmen formatif. Rancangan ini disusun berdasar backward design dalam konsep
Understanding by Design (UbD) dalam bahan bacaan MK ini.

Kolom (1) Tujuan


Kolom (1) diisi dengan tujuan pembelajaran yang diturunkan dari CP atau KD (sesuai dengan
kurikulum yang digunakan di sekolah untuk jenjang tertentu). Perumusan tujuan sebaiknya
mencakup dua komponen yaitu kompetensi dan lingkup materi. Perumusannya dapat dilakukan
dengan tiga cara. Pertama, merumuskan langsung berdasar CP. Kedua, merumuskan dengan
menganalisis kompetensi dan lingkup materi. Ketiga, merumuskan lintas CP. Contoh
alternatif perumusan dapat dilihat pada lampiran Panduan Pembelajaran dan
Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah yang dapat diakses
di tautan berikut https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-
Pembelajarn-dan-Asesmen.pdf .
Untuk perumusan tujuan, mahasiswa dapat menggunakan: (1) taksonomi Bloom yang telah
diperbaharui oleh Anderson dan Krathwohl (2001), (2) teori tentang 6 bentuk pemahaman/
understanding oleh McTighe dan Wiggins (2005), dan (3) taksonomi Marzano (2000).
Mahasiswa juga dapat mengkombinasikan atau menggunakan taksonomi lain, selama sesuai
dengan kondisi/ karakteristik mata pelajaran, materi ajar, siswa dan lingkungan belajar.
Taksonomi Bloom, Bentuk Pemahaman Wiggins and McTighe, dan Taksonomi Marzano

Bloom (Anderson and Krathwol, McTighe and Wiggins Marzano (2000)


2001) (2005)

Mengingat Mampu Menjelaskan Mengenali dan Mengingat


Kembali

Memahami Mampu menafsirkan Pemahaman

Mengaplikasikan Mampu Menerapkan Analisis

Menganalisis Memiliki Perspektif Pemanfaatan Pengetahuan

Mengevaluasi Memiliki Empati Metakognisi

Menciptakan Memiliki Pengetahuan diri Sistem diri

catatan: 6 bentuk pemahaman Tighe dan Wiggins bukan taksonomi yang hirarkis

Dalam kerangka UbD, pemahaman atau Understanding (dalam enam bentuknya) merupakan
capaian belajar yang diharapkan. Namun perlu dicatat, bentuk pemahaman yang diharapkan
tidaklah sama untuk setiap mata pelajaran atau jenjang. Pada pelajaran Matematika misalnya,
kemampuan aplikasi, interpretasi, dan menjelaskan menjadi bentuk pemahaman materi yang
paling alami, sesuai bidang. Sedangkan pada bidang keilmuan sosial, kemampuan
menunjukkan empati, dan perspektif dapat juga dimasukkan/ ditambahkan sebagai bukti
pemahaman jika perlu. Pada konteks SMK yang menitikberatkan pada praktik di bengkel atau
laboratorium, tentunya bukti pemahaman yang ditargetkan akan berbeda. Contohnya
ketrampilan untuk menghaluskan sebuah produk/ alat/ benda tentunya menekankan pada aspek
penerapan. Sejumlah ketrampilan bahkan tidak hanya menekankan pada aspek kognitif tetapi
juga aspek motorik dan aspek afektif secara proporsional, tergantung pada konteks
pembelajaran. Untuk lebih mengetahui tentang keenam bentuk pemahaman dalam UbD,
silakan membaca Bab 2 dari Bahan bacaan MK ini.
Saat penyusunan tujuan atau hasil yang diinginkan dan alur pencapaiannya untuk suatu sesi
pembelajaran, mahasiswa juga perlu mempertimbangkan persoalan konkret yang telah ditemui
selama menjadi guru dan yang terkini, ketika mahasiswa melakukan observasi pembelajaran
pada tahap identifikasi masalah. Mahasiswa perlu menganalisis CP dengan melihat kondisi
atau konteks pembelajaran yang khas dari setiap kelas seperti alokasi waktu/ JP, luasan
cakupan materi, kemampuan siswa, serta keberagaman dalam kelas.
Misalnya cakupan materi dalam rumusan tujuan pembelajaran dapat disederhanakan atau
dibagi ke dalam beberapa sesi pembelajaran jika pada observasi ditemukan persoalan
ketidaktuntasan aktivitas yang berakar pada jumlah materi yang terlalu banyak. Atau, jika
teridentifikasi bahwa siswa belum dapat mengaplikasikan sebuah konsep, teori, atau
ketrampilan (misal menghitung volume, menjelaskan gaya, menulis, berenang) maka guru
perlu merumuskan alur kegiatan pembelajaran dalam satu sesi dengan lebih bertahap dari yang
mudah ke yang sulit atau dengan sedikit demi sedikit mengurangi bantuan. Di titik ini,
kemampuan untuk menyusun alur pencapaian tujuan pembelajaran menjadi sangat penting.
Bagaimana caranya agar siswa mencapai hasil/ tujuan akhir yang diharapkan, langkah apa
sajakah yang diperlukan, bagaimana urutannya.
Kolom (2) Bukti pemahaman/ penilaian
Kolom (2) diisi dengan bukti penilaian yang dapat digunakan untuk menakar, mengevaluasi
atau memvalidasi apakah siswa telah mencapai tujuan/ hasil yang diharapkan yaitu
pemahaman. Kolom ini berisi bentuk penilaian kinerja dan bentuk penilaian lain. Draft kisi-
kisi dan rubrik penilaian dapat disertakan di lembar terpisah.
Terkait bukti penilaian, menurut McTighe dan Wiggins (2012), jika seorang siswa mencapai
pemahaman, ia akan dapat menunjukkannya dalam satu atau beberapa jenis pemahaman.
Dalam tahap ini, pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Melalui tugas/ kinerja otentik dan bukti
lain apa peserta didik akan mendemonstrasikan pemahaman/ pencapaian hasil (tujuan) yang
diinginkan? dan Dengan kriteria apa kinerja dan bukti lain tersebut akan dinilai?
Yang dimaksud dengn kinerja di sini adalah kinerja otentik yang menunjukkan keterampilan
atau kemampuan yang diharapkan. Misalnya, membuat lemparan bernilai 3 angka pada
permainan basket, menulis sebuah cerita/ naratif yang realistik dari sudut pandang seorang
karakter. Bukti lain dapat berupa tes, kuis, portfolio dan semacamnya.
Kolom (3) Langkah/ Aktivitas Pembelajaran
Kolom (3) berisi kegiatan atau aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru dan siswa
untuk mencapai tujuan/ pemahaman/ hasil yang diinginkan. Kegiatan dan aktivitas ini bisa juga
sekaligus berfungsi digunakan guru untuk memantau proses belajar siswa, mengetahui
hambatan, dan tingkat penguasaan materi oleh siswa.
Dengan kata lain, saat kolom ini tidak hanya berisi aktivitas untuk mencapai bukti penilaian
dan tujuan tetapi juga aktivitas yang berfungsi sebagai formative assessment. Asesmen formatif
dilakukan di dalam proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan
sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau
di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah
pembelajaran. Asemen formatif merupakan satu kesatuan dengan kegiatan pembelajaran.
Asesmen jenis lain, yaitu sumatif, tidak harus muncul pada modul ajar sebuah sesi
pembelajaran, tergantung pada cakupan dan tujuan pembelajaran pada sesi tersebut.
Aktivitas atau langkah pembelajaran di kolom ini bisa jadi mengikuti sintaks metode yang
dirasa perlu baik secara keseluruhan maupun sebagian. Bisa juga merupakan penggabungan
atau modifikasi langkah satu atau beberapa metode. Ketika memilih dan mengorganisasikan
metode/ aktivitas belajar, perlu diperhatikan kembali persoalan-persoalan yang telah
diidentifikasi di tahap 1 sebelumnya serta .evaluasi dari alternatif solusi. Tidak ada
pembatasan dan/atau keharusan untuk memilih sebuah metode atau aktivitas tertentu karena
pilihan aktivitas tentunya sangat tergantung pada tujuan, karakteristik mata pelajaran,
materi, dan karakteristik peserta didik yang beragam. Namun demikian, khusus untuk
pembelajaran di SMK, penyusunan desain dan pengembangan perangkat ajar disarankan
menggunakan antara lain PjBL, Teaching Factory (Tefa), Kelas Industri, dan Kelas
Kewirausahaan. Materi terkait dapat diakses di materi PPA II SMK Topik 2 dan Topik 3.

Secara umum, dalam mengerjakan LK 2.3 mahasiswa merujuk pada bahan bacaan berikut:
• Bahan bacaan langkah 6 MK Pengembangan Perangkat
• Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
• Bahan bacaan pada pendalaman materi PAUD, UMUM, SMK, DAN PLB

Selain itu, dengan penyusunan rancangan kegiatan/ langkah pembelajaran juga perlu
memperhatikan kesiapan dan keberagaman siswa. Oleh karena itu, mahasiswa PPG Daljab juga
dapat mengimplementasikan konsep pembelajaran berdiferensiasi untuk merespon hal
tersebut.

Setelah menyusun dan mendiskusikan/ mempresentasikan rancangan awal perangkat


pembelajaran dengan tiga komponen utama tersebut, mahasiswa melengkapi komponen
menjadi modul/ RPP lengkap yang siap digunakan untuk pembelajaran di sekolah. Jika
sekolah telah menggunakan kurikulum merdeka, komponen modul ajar lengkap yang
diharapkan sebagai produk mata kuliah ini terdiri atas 3 komponen sebagai berikut.

Komponen Modul Ajar.


Informasi Umum Komponen Inti Lampiran

• Identitas penulis • Tujuan • Lembar kerja peserta didik


modul pembelajaran • pengayaan dan remedial
• Kompetensi awal • Asesmen • bahan bacaan pendidik dan
• Profil pelajar • pemahaman peserta didik
pancasila bermakna • glossarium(opsional)
• sarana dan prasarana • pertanyaan pemantik • daftar pustaka
• target peserta didik • kegiatan
• model pembelajaran pembelajaran
yang digunakan • refleksi peserta didik
dan pendidik

Dari komponen-komponen di tabel, pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik dapat


dikembangkan dengan menggunakan konsep understanding dan triggering/ key question pada
UbD. Keduanya merupakan bagian integral dalam penentuan hasil yang diinginkan (Topik 1,
langkah 1 UbD-bahan bacaan MK).
Pemahaman bermakna berisi jawaban dari sebagian atau seluruh poin-poin berikut:
1. apa ide besar materi yang siswa harus kuasai dari sebuah unit pembelajaran?
2. apa detail penting dari materi yang siswa harus pahami dari sebuah unit pembelajaran?
3. kebingungan/ miskonsepsi apa yang mungkin muncul dari sebuah unit pembelajaran?
4. keterampilan/ pengetahuan apa yang siswa akan kuasai dari sebuah unit pembelajaran?
5. apa yang akhirnya siswa bisa lakukan dari sebuah unit pembelajaran?

Sedangkan untuk membuat pertanyaan pemantik, mahasiswa sebagai guru harus berpikir
pertanyaan-pertanyaan “provokatif’ apa yang akan menumbuhkan rasa ingin tahu atau
pemahaman yang diharapkan.
Dinukilkan dari McTighe dan Wiggins (2012) berikut contoh formulasi pemahaman dan
pertanyaan kunci/ pemantik
Sample pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik.

Pemahaman (yang diharapkan) Pertanyaan kunci

Geografi, iklim, dan Bagaimana tempat tinggal kita


sumber daya alam di suatu wilayah mempengaruhi cara kita
mempengaruhi budaya, ekonomi, hidup?
ekonomi, dan gaya hidup penduduknya.

Seni dan budaya saling bergantung satu dengan yang Dengan cara apa seni mencerminkan
lain; budaya mempengaruhi serta
kesenian, dan kesenian merefleksikan dan membentuk budaya?
melestarikan budaya.

Dua sampel “pemahaman” di atas menjawab pertanyaan terkait ide besar atau detil penting apa
yang siswa harus kuasai dalam suatu unit pembelajaran dua mata pelajaran yang berbeda.
Dalam sebuah unit, bisa dimungkinkan ada lebih dari satu formulasi pemahaman bermakna.
Formulasinya juga dapat disesuaikan dengan karakteristik materi masing-masing mata
pelajaran.
Demikian juga dengan pertanyaan pemantik, formulasinya tentunya harus memperhatikan
kemampuan dan jenjang peserta didik. Namun yang pasti, pertanyaan pemantik sifatnya benar-
benar harus dapat memantik siswa untuk menuju pemahaman yang dituju. Pertanyaan-
pertanyaan seperti “apakah yang kalian ketahui tentang …” atau “sudahkan kalian mengetahui/
mendengar/ membaca….” rasanya tidak akan memantik pemahaman bermakna. Pada
pembelajaran Bahasa dengan materi teks naratif, misalnya, alih-alih bertanya “Pernahkah
kalian membaca cerita…..?” akan lebih baik jika guru menanyakan “Apa yang membuat
sebuah cerita bisa menarik?”
LK 2.3 Rencana Aksi
Tujuan Bukti Penilaian Kegiatan Belajar Dan Asesmen Formative
(1) (2) (3)
Elemen dan Capaian Pembelajaran (CP) mata 1. Penilaian Diskusi (rangkaian dasar A. Kegiatan belajar dilaksanakan dalam beberapa tahap :
pelajaran Dasar-dasar Ketenagalistrikan kelistrikan) 1. Tahap 1 : Pengenalan masalah
Formatif (kelompok dan individu) Diskusi
Elemen : Teori dasar listrik dan bahan yang
a. Tes lisan (identifikasi rangkaian dasar Guru menayangkan video atau gambar tentang besaran listrik, rangkaian dasar
digunakan dalam ketenagalistrikan
listrik), rubrik terlampir kelistrikan dan bahan-bahan listrik
CP (Fase E) : Peserta didik mampu memahami b. Tes tulis bentuk uraian (instrumen soal
Praktikum
tegangan, arus, tahanan, kapasitansi terlampir)
Guru menjelaskan petunjuk teknis LKPD/jobsheet praktikum
dan rangkaian dasar kelistrikan, c. Penilaian sikap (rubrik terlampir)
serta jenis-jenis bahan yang 2. Tahap 2 : Teknis pelaksanaan kegiatan
2. Penilaian Praktikum (analisis rangkaian
digunakan dalam ketenagalistrikan Guru dan peserta didik membicarakan aturan untuk disepakati bersama dalam proses
dasar kelistrikan)
kegiatan
Rumusan Tujuan Pembelajaran : a. Laporan praktikum :
Kriteria laporan 3. Tahap 3 : Menyusun jadwal kegiatan
1. Melalui diskusi, peserta didik dapat
Isi laporan : Judul, Tujuan, Alat dan Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyusun jadwal kegiatan
mengidentifikasi rangkaian dasar kelistrikan dan
menghitung besaran listrik (Hukum Ohm, Bahan, Langkah-langkah Kegiatan, 4. Tahap 4 : Pelaksanaan dan monitoring (formative assesmen) kegiatan
Hukum Kirchoff) pada rangkaian dasar Hasil Kegiatan, Kesimpulan. Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompok yang berisi tugas dan tagihannya
kelistrikan (seri, paralel) dengan benar. Pemahaman konsep : isi laporan
didukung dengan teori tentang besaran 5. Tahap 5 : Menguji hasil
2. Melalui praktikum, peserta didik dapat listrik. Peserta didik mengumpulkan hasil tes tulis formatif, sumatif, laporan dan
mengukur besaran listrik dan menganalisis Estetika : Kerapihan laporan, melaksanakan presentasi.
rangkaian dasar kelistrikan (seri, paralel) dengan penggunaan tata bahasa indonesia yang 6. Tahap 6 : Evaluasi kegiatan (refleksi)
benar. baik, formal atau baku Peserta didik dengan kelompoknya melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
b. Presentasi Laporan (rubrik terlampir) yang telah dilakukan. Misalnya kesulitan-kesulitan yang dialami dan cara
3. Sumatif (individu) mengatasinya dan perasaan yang dirasakan selama proses kegiatan berjalan.
a. Tes tulis bentuk pilihan ganda B. Kegiatan guru dalam mengetahui hambatan dan memantau ketercapaian
(instrumen soal terlampir) tujuan pembelajaran adalah :
1. Meminta siswa mengerjakan soal formatif dan sumatif berupa tes tertulis untuk
menilai pemahaman siswa
2. Guru memberikan pengayaan bagi peserta didik yang sudah melampaui kompetensi
yang diharapkan dan memberikan remedial untuk peserta didik yang belum mencapai
kompetensi yang diharapkan
3. Guru mengevaluasi jalannya proses pembelajaran yang telah dilaksanakan
4. Guru memberikan refleksi dengan menanyakan bagaimana perasaan peserta didik
selama pembelajaran berlangsung

Anda mungkin juga menyukai