Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

KEGIATAN PEMBELAJARAN

DI TK X

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar


dengan Pengampu Dra. Tri Na’imah, M.Si

Disusun Oleh:

1. Farah Aprilia Kusuma (1807010060)


2. Adinda Rahmadita (1807010070)
3. Rina Yunivinata Sari (1807010071)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
DESEMBER 2019
LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

Kegiatan observasi dan wawancara ini dilakukan untuk menganalisis aplikasi


teori belajar yang dilaksanakan di TK X. Observasi dilaksanakan pada hari Rabu, 4
Desember 2019. Hasil observasi diuraikan sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran menggunakan metode modeling


a. Open Class
Guru mengunakan metode modeling dalam materi pagi ceria dan
jalan–jalan untuk pembelajaran dengan tema pagi sehat. Siswa diminta untuk
baris mengikuti guru sebagai pemimpin. Dokumentasi Kegiatan :

Guru mengkondisikan
siswa untuk baris
untuk memulai
melakukan senam pagi
dan melakukan
berbagai tepukan yang
dipimpin oleh salah
satu Guru.

Setelah senam siswa


diminta untuk baris dan
melakukan jalan-jalan
dengan berbagai rintangan.
Rintangan pertama disebut
dengan meniti, melatih
siswa dalam meng
seimbangan dalam tubuh.

2
Setelah siswa meniti, siswa
diminta untuk melewati
trowongan yang guru sudah
sediakan. Siswa sangat
antusias saat melakukannya.

Dan rintangan terakhir siswa


diminta menaiki jala, ini rintangan
terakhir yang disediakan Guru
sebelum memasuki kelas masing-
masing. Jika siswa ada yang tidak
bisa akan dibantu Guru.

Pada saat di tiba di sekolah guru-guru menyambut siswa, lalu siswa


langsung ke kelas masing-masing untuk menaruh tas nya. Lalu tepat pukul
07.30 WIB terdengar suara bel, guru-guru mengkondisikan supaya siswa
baris, ada salah satu guru yang memimpin barisan untuk siswa, dan guru lain
mengkondisikan untuk siswa yang baris di belakang. Setelah sekiranya siap

3
guru yang mempimpin barisan memulai senam dengan hitungan, yang
dilanjutkan dengan tepukan. Ada sekitar 10 tepukan yang dilakukan.
Selanjutnya siswa diminta guru untuk membuat barisan satu bersaf,
dimana barisan yang paling depan adalah satu guru yang diikuti oleh kira-kira
10 anak. Setelah itu merekapun melewati berbagai rintangan yang berupa,
meniti jalan, memasuki terowongan, dan menaiki jala. Setelah itu siswa mulai
memasuki ruang kelas masing-masing.
Dalam pembelajaran open class semua siswa di wajibkan untuk
mengikuti pembelajaran tessebut semua siswa berjumlah 80 anak yang
mengikuti pembelajaran tersebut. Karena dalam setiap kelas mempunyai 20
anak dan dalam satu sekolah mempunyai 4 kelas. Dan semua di kelas wajib
mengikuti sebelum pembelajaran di kelas.

Proses pembelajaran diuraikan berikut ini :


1. Guru mengkondisikan barisan.
2. Guru mempimpin gerakan senam.
3. Guru mempimpin berbagai macam tepukan yang sudah di ajarkan.
4. Siswa diminta untuk baris dan diarahkan untuk melalui berbagai
rintangan.

Sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas anak didik selama proses


pembelajaran disajikan dalam tabel berikut :

NO ASPEK YANG DIAMATI PRESENTASI


1. Siswa mengamati gerakan dan penjelasan Guru 87,5%
2. Siswa memberikan respon positif terhadap kegiatan Guru 93,75%
3 Siswa berani mencoba melalui rintangan 100%
4. Siswa dapat melalui rintangan 87,5%

4
Hasil wawancara :
Untuk melengkapi hasil observasi kami juga melakukan wawancara
dengan guru dengan hasil sebagai berikut :
Mahasiswa : “Maaf Bu, setelah senam anak-anak mau diarahkan kemana ya
Bu?”.
Guru : “Ini cuma ke depan muter doang kok Mba, karena ini anak anak
sudah lama tidak jalan-jalan”.
Mahasiswa : “Ini kegiatannya memang rutin atau bagaimana Bu?”
Guru : “Engga juga sih Mba, ini kegiatannya Pagi Ceria”.

b. Pembelajaran di kelas
Guru menggunakan metode modeling dengan materi bangun datar,
untuk pembelajaran tema matematika. Guru menjelaskan dengan menunjuk
gambar pada kertas. Dokumentasi kegiatan :

Guru menjelaskan gambar


yang ada di kertas.
Beberapa siswa tampak
antusias terlihat dari siswa
mendekati Guru, namun
ada juga siswa yang kurang
memperhatikan.

5
Guru menjelaskan terlebih dahulu menjelaskan mengenai bangun datar
apa saja yang ada dalam lembar kertas, selanjutnya siswa diminta untuk
menyebutkan benda yang ada di sekitar yang bentuknya sama seperti yang ada
di lembar kertas. Selanjutnya siswa diminta untuk meniru pola yang ada di
kertas lalu mewarnainya dengan krayon.

Guru menjelaskan gambar


yang ada di kertas. Guru
juga menjelaskan tugas apa
yang akan dilakukan siswa,
saat Guru menjelaskan
siswa tampak antusias
dengan gambar. Siswa
sangat memperhatikan
Guru.

Setelah melakukan tugas pertama siswa diminta untuk


melakukan memberi corak pada pola gambar Harimau dengan menggunakan
pewarna makanan yang diaplikasikan dengan cottonbud.

Salah satu siswa menunjukan


gambar yang telah mereka
kerjakan kepada Guru.

6
Setelah istirahat guru ganti
dan menjelaskan tugas apa
yang akan dilakukan Siswa.
Guru menggunakan modul
jadi siswa mendengarkan
dengan seksama halaman
berapa yang akan siswa
kerjakan.

Setelah jam istirahat pelajaran dilanjutkan dengan aktivitas yang


terdapat di modul, ada 2 kegiatan yang dilakukan siswa dalam modul yaitu,
yang pertama siswa diminta untuk melakukan maze pada objek polisi dan
tenara, dan yang kedua siswa diminta untuk menebalkan pola dan memberi
warna pada pola.

Dalam pembelajaran di dalam kelas kami meng observasi 20 anak


dalam satu kelas. Terdiri dari anak laki-laki dan perempuan, tidak dominan
laki-laki atau dominan perempuan semua sebanding.

Proses pembelajaran diuraikan berikut ini :


1. Guru memberi arahan pada kegiatan yang akan dilakukan.
2. Guru meminta siswa untuk mencoba melakukan secara individu.
3. Saat siswa kebingungan dan putus asa guru memberi semangat.

7
Sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas anak didik selama proses
pembelajaran disajikan dalam tabel berikut :

NO ASPEK YANG DIAMATI PRESENTASI


1. Siswa mengamati penjelasan Guru 75%
2. Siswa aktif berkomunikasi dengan Guru 25%
3 Siswa memberikan respon positif terhadap kegiatan 75%
Guru
4. Siswa dapat menyelesaikan tugas tepat waktu 90%
5. Siswa berani mencoba melakukan percobaan 100%
6. Siswa bertanya tentang proses percobaan 50%

Hasil wawancara :
Untuk melengkapi hasil observasi kami juga melakukan wawancara
dengan guru dengan hasil sebagai berikut :
Mahasiswa : “Apakah ada siswa yang tidak berangkat hari ini ?”.
Guru : “Ada Mba, ada 3 siswa yang tidak berangkat”.
Mahasiswa : “Untuk keaktifan siswa dalam kelas memang ada penilaian
khusus?”
Guru : “Ouh tidak Mba, namun untuk siswa yang bernama Abizar itu
memang sebernanya ABK, dulu Abizar sebelum masuk ke TK
orang tua Abizar memasuki Abizar pada sekolah luar biasa
namun tidak kunjung ada perubahan, setelah itu orang tua Abizar
memasuki Abizar pada TK ini, dan Abizar menjadi lebih baik
setelah bersekolah di TK ini, pertama kali Abizar masuk sekolah
dia orangnya masih pendiam dan suka menyendiri, tetapi lama
kelamaan Abizar mulai bisa bersosialisasi”.

8
c. Display Kelas

TK tampak luar, TK ini


mempunya 2 lantai. TK
ini masih dalam renovasi
gedung baru.

Kami memasuki salah


satu ruang yang kami
observasi. Tampak
pertama kali kami
masuk ke dalam ruang
kelas.

Banyak juga tempelan


pada dinding kelas, dan
warna warnni juga.

9
Tampak samping kiri setelah
kami masuk ke dalam ruang
kelas. Terdapat portofolio
siswa, area menghitung,
terdapat juga huruf hijaiyah di
temple di dinding ruang kelas.

Tampak papan tulis sebelah


dengan pintu masuk. Juga
terdapat banyak tempelan di
pinggir papan tulis.

10
2. Analisis hasil observasi dan wawancara
a. Pada tahap pembelajaran di luar kelas
Pada awal pembelajaran, guru mengkondisikan siswa untuk baris
untuk memulai senam ceria dan jalan-jalan. Siswa sangat antusias dalam
melakukan yang dipimpin dengan salah satu guru, semua siswa mengikuti
arahan yang diberikan guru dengan senang. Menurut Albert Bandura,
Interaksi antara individu dan perilaku adalah saling pengaruh antara fikiran,
emosi, dan sifat biologis seseorang dengan perilaku. Interaksi dua arah
anatara individu dan lingkungan ini terjadi pada lingkungan sosial dapat
mempengaruhi individu melalui modeling, pembelajaran, dan persuasi sosial.
Namun, harapan, keyakinan dan kompetensi kognitif seseorang akan
mempengaruhi lingkungan sosial. Seperti pada teori Albert Bandura tentang
Belajar Observasional membagi perilaku dapat terjadi melalui tiga model
imitative seperti, same behavior (perilaku sama) terjadi ketika dua atau lebih
individu merespons situasi yang sama dengan cara yang sama.
Dengan perilaku yang sama, semua individu yang terlibat
didalamnya telah belajar secara independen untuk merespons stimulus
tertentu dengan cara tertentu, dan perilaku mereka mencul secara stimultan
saat stimulus, atau yang sejenisnya, terjadi di lingkungan itu. Dalam
modeling yang di pakai dalam proses pembelajaran yaitu Direct Modeling
(Live Model) merupakan meniru individu yang nyata ada, dan perilakunya
diamati secara langsung. Disini siswa langsung melihat apa yang diperagakan
oleh guru dan siswa langsung mengikuti apa yang guru peragakan disini
terjadi proses pembelajaran live model, yaitu seseorang mendemonstrasikan
perilaku yang diinginkan untuk ditiru orang lain.
Menurut pendapat Miller dan Dollard pada teori Copying behavior
(perilaku meniru atau menyalin) adalah melakukan perilaku sesuai dengan
perilaku orang lain. Dari pendapat Albert Bandura, Miller, dan Dollard

11
menjelaskan siswa yang sedang mengikuti arahan salah satu guru yang
memimpin, mengikuti semua gerakan guru yang diperagakan di depan siswa.
Dalam proses pembelajaran di awal ada salah satu guru yang
memberikan satu kode agar anak mau menuruti apa perkataan guru. Ini
menurut B.F.Skinner dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan
model instruksi langsunng (directed instruction) dan meyakini bahwa
perilaku dikontrol melalui proses pengkondisian.
Pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan
(penguatan positif atau negatif) yang mengakibatkan perilaku tersebut
berulang kembali atau menghilang sesuai keinginan.
Pada pembelajaran pertama sebelum siswa memasuki ruang kelas
siswa diajak untuk berkeliling daerah sekolah dari pembelajaran itu bisa
terlihat pembelajaran open class pada konsep belajar humanisme dalam
konsep ini peran guru sangat berperan sebagai fasilitator yang membantu
siswa untuk secara aktif membimbing diri mereka sendiri dalam belajar, dan
siswa juga secara aktif memilih materi, metode dan langkah dalam belajar.

b. Pada tahap pembelajaran di dalam kelas


Pada saat guru menjelaskan tugas dalam kelas guru cenderung lebih
menujukan gambar yang ada dikertas dan menjelaskan siswa pengerjaan
dalam tugas tersebut. Menurut pendapat Bandura dalam belajar observasional
terdapat modeling, modeling memberi beberapa efek bagi pengamat. Respons
baru mungkin muncul setelah menyaksikan seorang model diperkuat setelah
melakukan tindakan tertentu. Jadi, acquisition (akuisi) perilaku berasal dari
penguatan tak langsung sebuah respons mungkin tak muncul ketika melihat
seorang model dihukum karena memberikan respons tersebut. Dengan
demikian, hasil yang terhalangi tersebut merupakan akibat daripada hukuman
tersebut. Melihat seorang model melakukan aktivitas yang berbahaya tetapi
tidak mengalami cedera akan bisa mereduksi rasa takut si pengamat untuk

12
melakukan aktivitas itu. Reduksi rasa takut yang berasal dari pengamatan atas
tindakan model dalam aktivitas yang ditakuti itu dinamakan disinhibition
(disinhibisi). Seorang model mungkin juga bisa memicu respons pengamat
yang sudah belajar dan tak mengalami hambatan dalam memberi respons itu.
Dalam kasus ini, model meningkatkan kemungkinan si pengamat akan
melakukan respons yang sama. Ini dinamakan facilitation (fasilitas).
Menurut Bruner, agar anak hendaknya belajar melalui berpartisipasi
aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Anak dianjurkan untuk
memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen yang
memungkinkan mereka untuk menemukan konsep dan prinsip itu sendiri. Hal
ini tercermin dari aktivitas kelas yaitu observasi, menanya, mencoba, menalar,
dan mengkomunikasikan. Hal ini tercermin dari aktifitas belajar dimana siswa
diminta untuk mewarnai suatu gambar dengan menggunakan pewarna
makanan dan cotton bud dimana siswa diperintahkan untuk memberi warna
dengan cara memberi pola titik-titik kecil sampai gambar tertutup warna.
Sebelumnya guru juga memberi contoh cara pengerjaan dan hasilnya sebagai
live model bagi siswa.
Dan jika ada siswa yang menyelesaikan tepat waktu guru berjanji akan
memberi bintang atau nilai yang bagus. Ini sependapat dengan Skinner
menggap reward dan reinforcement merupakan faktor penting dalam belajar.
Dia berpendapat bahwa tujuan psikolog adalah memprediksi dan mengontrol
tingkah laku. Pada teori ini, guru memberi penghargaan hadiah atau nilai
tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga disebut dengan operant
conditioning. Operant Conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku
operant yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali
atau menghilang sesuai keingingan. Operan conditioning menjamin adanya
respons terhadap stimulus. Bila tidak menunjukan respons terhadap stimulus,
maka guru tidak dapat membimbing siswa untuk mengarahkan siswa dalam
proses belajar sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.

13
c. Display Kelas
Menurut pendapat Montessori hal perlu dilihat dalam kelas anak usia
dini pada karakteristik kelas, menurut Montessori hal pertama yang mungkin
dilihat oleh siswa usia 3, 4, dan 5 tahun digabungkan, sebagai pula usia 6, 7,
dan 8 tahun. Pada pengaturan ruangan, dengan rak-rak rendah terbuka berisi
banyak materi yang diatur dengan cermat yang bisa diambil oleh siswa.
Alih-alih pengaturan dengan perabot berorientasi tunggal untuk membantu
pengajaran seluruh kelas, meja dan bangku dikelompokkan untuk membantu
pengajaran seluruh kelas, meja dan bangku dikelompokkan untuk membantu
pekerjaan pribadi anak atau kelompok kecil. Ruang terbuka dilantai
membuat anak-anak bisa bekerja di lantai. Menurut penadapat Montesori
sangat sesuai dengan pengkodisian pada TK X.
Ada juga menurut pendapat Pestalozzi dalam teori audio visual
memory (AVM), teori ini mengandung intisari bahwa melalui
pengembangan AVM dapat dikembangkan potensi lain, seperti daya
imajinasi, kerativitas, bakat, minat dari seorang anak, karena melalui
pengembangan: Auditory, anak dapat mengoptimalkan pendengarannya.
Visual, anak dapat mengunakan penglihatannya dengan baik. Memory, anak
dapat mengunakan dan melatih ingatan secara baik. Implikasi ditaman
kanak-kanak menurut Pestalozzi yaitu, dalam konsep pendengaran
(Auditory) guru dan anak-anak bertepuk tangan sebelum melakukan
kegiatan, sehingga anak dapat mendengar berbagai macam bunyi pola tepuk.
Konsep penglihatan (Visual) letakkan cermin di kelas, sehingga anak dapat
melihat dirinya sendiri dengan bagian-bagian tubuhnya. Konsep ingatan
(Memory) guru menyediakan kartu gambar seri. Guru bercerita tentang isi
gamabar secara beruntutan. Kemudian minta salah satu anak menceritakan
kembali tentang isi gambar dengan mengunakan kata-katanya sendiri.

14
3. Daftar Pustaka
Sujiono, Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.
Rahyubi, Heri. 2014. Teori-Teori Belajar Dan Aplikasi Pembeljaran Motorik. Jawa
Barat: Referensi.
Hergenhahn, Olson. 2010. Theoris Of Learning. Jakarta: Prenada Media Group.
James, Jaipul. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Group.
Baharuddin, Esa. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.

15

Anda mungkin juga menyukai