Anda di halaman 1dari 28

PEDOMAN

PROGRAM BANTUAN PEMERINTAH


PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SISWA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
TAHUN 2023

DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dibangun dengan tujuan untuk


menyiapkan lulusan yang berkompeten dan kompetitif dan siap memasuki dunia
kerja; baik bekerja mandiri atau berwirausaha maupun bekerja pada pihak dan/atau
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Memenangkan persaingn di pasar kerja global tidak cukup hanya berbekal


penguasaan kompetensi, tapi perlu dibuktikan dengan sertifikat kompetensi yang
dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang kredibel dan diakui. Oleh karena itu
lulusan SMK perlu dibekali dengan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh
Lembaga Sertifikasi Profesi, Asosiasi Profesi atau Dunia Kerja.

Pada tahun anggaran 2023 ini Direktorat SMK memrogramkan pemberian


Bantuan Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK bagi 30.000 siswa SMK yang
disalurkan secara kolektif melalui SMK yang ditetapkan sebagai penerima bantuan.
Agar pelaksanaan bantuan tersebut berjalan sesuai harapan, Direktorat SMK
menyusun pedoman Program Bantuan Pemerintah Pelaksanaan Sertifikasi
Kompetensi Siswa.

Dengan pedoman ini diharapkan implementasi bantuan program tersebut


dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang diharapkan. Semua pihak yang
terkait dan terlibat dalam pelaksanaan program ini dapat memberikan kontribusi
dengan baik sesuai dengan peran dan fungsinya. Kepada semua pihak yang telah
terlibat dalam penyusunan pedoman ini kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Maret 2023


Direktur Sekolah Menengah Kejuruan

Dr. Wardani Sugiyanto, M.Pd


NIP 196403111989101001

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Hukum
C. Tujuan
D. Sasaran
E. Hasil yang Diharapkan
BAB II. PELAKSANAAN
A. Penyiapan Dokumen Pendukung
B. Sosialisasi Program
C. Pengajuan Usulan Bantuan
D. Seleksi dan Penetapan
E. Bimbingan Teknis
F. Penyaluran Dana Bantuan
G. Pelaksanaan
H. Pemantauan
I. Pelaporan
BAB III. SERTIFIKASI KOMPETENSI DI SMK/MAK
A. Istilah dan Definisi
B. Pola Sertifikasi
BAB IV. PELAKSANAAN
A. Penyelenggaraan Sertifikasi Kompetensi SMK
B. Penyaluran Dana Bantuan
C. Ketentuan Perpajakan
D. Laporan Pertanggungjawaban Bantuan
E. Pengembalian Dana Bantuan
F. Sanksi
BAB V. PELAPORAN
A. Laporan Administrasi
B. Laporan Keuangan
BAB VI. PENUTUP

3
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022, Pasal 2 menegaskan bahwa


Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dilakukan dengan
tujuan: a) meningkatkan akses, mutu, dan relevansi penyelenggaraan
Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sesuai dengan kebutuhan pasar
kerja; b) mendorong pembangunan keunggulan spesifik di masing-masing
lembaga Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi sesuai potensi daerah dan
kebutuhan pasar kerja; c) melakukan penguatan sinergi antara Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, dan
pemangku kepentingan lainnya dalam meningkatkan kualitas dan daya
saing sumber daya manusia/tenaga kerja Indonesia; d) membekali sumber
daya manusia/tenaga kerja dengan kompetensi untuk bekerja dan/atau
berwirausaha; dan e) mendorong partisipasi dunia usaha, dunia industri,
dan dunia kerja dalam rangka pelaksanaan Pendidikan Vokasi dan Pelatihan
Vokasi

Sementara itu, Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang


Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan
Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia, menginstruksikan
kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakukan: a)
membuat peta jalan pengembangan SMK; b) menyempurnakan dan
menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan
pengguna lulusan (link and match); c) meningkatkan jumlah dan
kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK; d) meningkatkan
kerja sama dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan dunia
usaha/ industri; e) meningkatkan akses sertifikasi lulusan SMK dan
akreditasi SMK; dan f) membentuk Kelompok Kerja Pengembangan SMK

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah melakukan


upaya-upaya untuk mewujudkan keenam butir instruksi tersebut, di mana
peta jalan pengembangan SMK sudah disusun dan sudah beberapa kali

4
dilakukan pemutakhiran (updating) sesuai dengan dinamika kebutuhan
dunia kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; kurikulum
SMK terus-menerus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
dan arah kebijakan yang berlaku; peningkatan jumlah dan kompetensi guru
SMK dilaksanakan melalui berbagai jalur pengadaan guru serta peningkatan
kompetensi guru melalui program up-skilling dan re-skilling; sinergi dengan
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dunia kerja (dunia usaha dan
industri) terus dibangun; akses dan kesempatan bagi siswa dan lulusan SMK
untuk memperoleh sertifikat kompetensi dikembangkan melalui kerja sama
dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) serta LSP-LSP yang ada di
bawahnya dan kerja sama dengan Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) untuk lebih meningkatkan akreditasi yang
tepat sasaran; serta pembentukan kelompok kerja SMK yaitu dengan
membentuk Forum Pengarah Vokasi (Rumah Vokasi).

Lebih spesifik, terkait dengan upaya peningkatan akses siswa SMK untuk
mendapatkan sertifikasi kompetensi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi melalui Direktorat SMK Direktorat Jenderal Pendidikan
Vokasi, dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengupayakan bantuan
sertifikasi untuk siswa SMK, agar ketika lulusan mereka telah memiliki
sertifikat kompetensi.

Pada tahun anggaran 2023 ini, Direktorat SMK akan melaksanakan program
bantuan sertifikasi untuk 30.000 siswa SMK, dan sebagaimana biasanya
bantuan tersebut disalurkan secara kolektif melalui SMK terpilih, terutama
SMK yang telah memiliki LSP-P1 dan/atau SMK yang memiliki kerja sama
dengan dunia kerja yang telah memiliki sistem sertifikasi kompetensi
tersendiri. SMK calon penerima bantuan akan diseleksi melalui identifikasi
kondisi sumber daya yang dimilikinya, meliputi kecukupan asesor, kesiapan
perangkat asesmen, dan kesiapan Tempat Uji Kompetensi (TUK).

Pedoman ini disusun untuk menjadi acuan bagi semua pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan bantuan sertifikasi kompetensi siswa SMK tahun 2023.

5
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan


atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2018 Nomor 33);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2022 tentang Perubahan


Atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang


Pembangunan Sumber Daya Dunia kerja;

6. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi


Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 108);

7. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang Kementerian


Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 242);

8. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi;

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang


Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada
Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

6
Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/
Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1745);

10. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Nomor 5 tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan
Jenjang Pendidikan Menengah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Nomor 7 tahun 2022 tentang Standar Isi pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah;

12. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah;

13. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor


21 tahun 2022 tentang Standar Penilaian pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah;

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 tahun 2019


tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di
Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1167);

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2020


tentang Pedoman Pengadaan Barang Jasa oleh Satuan Pendidikan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245);

16. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Nomor 13 tahun 2022 tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor
22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis tahun 2020-2024;

17. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Nomor 2029/MPK.A/KU.04.00/2022, tanggal 3 Januari 2022, tentang
Pejabat Perbendaharaan pada Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan;

7
18. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Sekolah
Menengah Kejuruan Tahun Anggaran 2023 Nomor SP DIPA-
023.18.1.690440/2023, tanggal 30 November 2022;

19. Surat Keputusan Direktur SMK Nomor


0016/D2/KP.00.00/2023, tanggal 2 Januari 2023 tentang
Pejabat Perbendaharaan/Pengelola Keuangan pada Satuan Kerja
Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan Tahun Anggaran 2023.

C. TUJUAN

Program bantuan pelaksanaan sertifikasi kompetensi siswa SMK


tahun 2023 bertujuan untuk:

1. Meningkatkan akses bagi siswa SMK untuk mendapatkan sertifikat


kompetensi;

2. Meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan SMK;

3. Menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan


oleh dunia kerja yang telah memiliki sistem sertifikasi dan diakui oleh
kerja lainnya; dan

4. Meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK selaras dengan skema


sertifikasi kompetensi.

D. Sasaran
Sasaran program bantuan sertifikasi kompetensi siswa SMK tahun anggaran
2023 adalah:

1. Sejumlah SMK yang ditetapkan sebagai penerima bantuan;


2. Sebanyak 30.000 siswa SMK yang diusulkan oleh SMK penerima
bantuan.

E. Hasil yang Diharapkan


1. Terlaksananya sertifikasi kompetensi siswa SMK yang melibatkan
Lembaga Sertifikasi Profesi, Asosiasi Profesi, dan/atau Dunia Kerja;

2. Sebanyak 30.000 siswa SMK memperoleh sertifikat kompetensi; dan

8
3. Meningkatnya jumlah siswa dan lulusan SMK yang memiliki sertifikat
kompetensi.

9
BAB II. PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN

Agar program bantuan sertifikasi kompetensi siswa SMK tahun 2023


ini dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil sesuai yang
diharapkan, maka bantuan tersebut dilaksanakan dengan prosedur
dan mekanisme sebagaimana digambarkan pada flowchart berikut.

1. 3. Usulan
Penyusunan 2. Sosialisasi (Proposal)
Dokumen sekolah

6. Penyaluran 5. Bimbingan 4. Seleksi dan


Bantuan Teknis Penetapan

7.
8.
Pelaksanaan 9. Pelaporan
Pemantauan
Bantuan

A. Penyiapan Dokumen Pendukung

Direktorat SMK melakukan persiapan kegiatan antara lain dengan


menyiapkan dokumen-dokumen yang akan mengatur dan menjadi
acuan atau ketentuan dalam pelaksanaan bantuan, antara lain
berupa Petunjuk Teknis, Pedoman Pelaksanaan, dan dokumen
pendukung lainnya seperti pedoman penyusunan laporan.

B. Sosialisasi Program

Direktorat SMK melakukan sosialisasi Program Bantuan


Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK Tahun 2023 kepada
seluruh SMK, terutama berupa pengumuman yang disampaikan
melalui Aplikasi Takola Direktorat SMK.

C. Pengajuan Usulan Bantuan

10
SMK-SMK yang berminat mendapatkan bantuan dapat mengajukan
Usulan Bantuan Pemerintah Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi
Siswa SMK Tahun 2023 melalui Aplikasi Takola Direktorat SMK.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh SMK yang mengajukan


usulan, yaitu:

1. Terdaftar di Takola Direktorat SMK;


2. Mengajukan usul (proposal) melalui Takola Direktorat SMK;
3. Memiliki LSP P1 atau memiliki MOU dengan SMK yang memiliki
LSP P1, atau memiliki MOU dengan LSP P2, atau memiliki MOU
dengan LSP P3, atau memiliki MOU dengan dunia kerja yang
telah memiliki sistem sertifikasi kompetensi sendiri;

D. Seleksi dan Penetapan

a. Direktorat SMK membentuk Tim Seleksi untuk melakukan seleksi


terhadap usulan (proposal) yang masuk berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan.

b. Tim Seleksi menyampaikan hasil seleksi kepada Direktur SMK untuk


ditetapkan sebagai SMK Penerima Bantuan Pelaksanaan Sertifikasi Siswa
Tahun 2023.

E. Bimbingan Teknis
Direktorat SMK menyelenggarakan Bimbingan Teknis bagi SMK yang telah
ditetapkan sebagai penerima bantuan dan Penandatangan Surat Perjanjian
Kerja Sama Bantuan Pemerintah Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Siswa
SMK Tahun 2023

F. Penyaluran Dana Bantuan


Direktorat SMK melaksanakan menyelesaikan administrasi penyaluran dana
Bantuan Pemerintah Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK Tahun
Anggaran 2023 melalui bank penyalur, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

G. Pelaksanaan

11
SMK penerima Bantuan Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK Tahun
2023 melaksanakan kegiatan sertifikasi kompetensi siswa SMK sesuai dengan
perjanjian kerja sama yang telah disepakati antara Kepala SMK dengan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kelompok Kerja (Pokja) Penjaminan Mutu
Direktorat SMK.

H. Pemantauan
Direktorat SMK melakukan pemantauan pelaksanaan Program Bantuan
Program Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK Tahun 2023. Pemantauan dapat
dilakukan secara daring maupun luring.

I. Pelaporan
Sekolah penerima Bantuan Pelaksanaan Program Sertifikasi Kompetensi
Siswa SMK Tahun 2023 wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban,
berupa laporan pelaksanaan kegiatan. Laporan pertanggungjawaban
disampaikan kepada Direktur SMK u.p PPK Pokja Penjaminan Mutu melalui
Aplikasi Takola Direktorat SMK.

12
BAB III.
SERTIFIKASI KOMPETENSI DI SMK

A. Istilah dan Definisi

1. Sertifikasi Kompetensi Kerja

Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan


obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia, standar internasional dan/atau standar khusus.

2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

Rumusan kemampuan kerja mencakup aspek pengetahuan, keterampilan,


sikap kerja yang merupakan persyaratan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

3. Standar Kompetensi Kerja Internasional

Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu


organisasi multinasional dan digunakan secara internasional.

4. Standar Kompetensi Kerja Khusus

Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh organisasi


tertentu untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi sendiri dan/atau
untuk memenuhi kebutuhan tertentu organisasi lain yang memiliki ikatan
kerja sama dengan organisasi yang bersangkutan atau organisasi lain yang
memerlukan.

5. Profesi

Bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu dan diakui oleh


masyarakat.

● Catatan: menggunakan batasan dalam Peraturan Presiden RI Nomor 8


Tahun 2012.

6. Proses sertifikasi

13
Kegiatan lembaga sertifikasi profesi dalam menentukan bahwa seseorang
memenuhi persyaratan sertifikasi yang mencakup pendaftaran, penilaian,
keputusan sertifikasi, pemeliharaan sertifikasi, sertifikasi ulang, dan
penggunaan sertifikat maupun logo atau penanda (mark).

7. Skema sertifikasi

Paket kompetensi dan persyaratan spesifik yang berkaitan dengan kategori


jabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang.

8. Persyaratan sertifikasi

Kumpulan persyaratan yang ditentukan, termasuk persyaratan skema


sertifikasi yang harus dipenuhi dalam menetapkan atau memelihara
sertifikasi.

9. Pemilik skema

Organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan


pemeliharaan skema sertifikasi.

● Catatan: Organisasi tersebut adalah lembaga sertifikasi profesi, lembaga


pemerintah, atau lainnya.

10. Sertifikat

Dokumen yang diterbitkan oleh SMK/MAK, Lembaga Sertifikasi Profesi, Dunia


Kerja dan Lembaga Negara/Kementerian/Instansi Pemerintah baik Pusat
maupun Daerah sebagai penyelenggara Uji Sertifikasi Kompetensi yang
menunjukkan bahwa orang yang tercantum namanya dalam sertifikat
tersebut telah memenuhi persyaratan sertifikasi.

11. Kompetensi

Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,


keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

● Catatan: dalam pedoman ini yang dimaksud dengan kompetensi adalah


kompetensi kerja, merujuk pada batasan/definisi yang digunakan dalam
UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

14
12. Kualifikasi

Penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan kedudukannya dalam


Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

● Catatan: menggunakan batasan dari Peraturan Presiden RI Nomor 8


Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

13. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

Kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,


menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang
pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

Catatan: menggunakan batasan dari Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun


2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional dan Peraturan Presiden RI
No.8 Tahun 2012 tentang KKNI.

14. Asesmen

Proses menilai seseorang tentang pemenuhan persyaratan yang ditetapkan


dalam skema sertifikasi.

15. Uji Sertifikasi Kompetensi

Tata cara yang merupakan bagian dari asesmen untuk mengukur kompetensi
peserta sertifikasi menggunakan satu atau beberapa cara seperti tertulis,
lisan, praktik, dan pengamatan sebagaimana ditetapkan dalam skema
sertifikasi.

16. Penguji atau Asesor Kompetensi

Orang yang mempunyai kompetensi dan mendapatkan penugasan resmi


untuk melakukan dan memberikan penilaian dalam uji kompetensi yang
memerlukan pertimbangan atau pembenaran secara profesional.

17. Penyelia Uji Kompetensi

Orang yang diberikan kewenangan oleh lembaga sertifikasi profesi untuk


melakukan administrasi dan atau mengawasi pelaksanaan uji kompetensi,

15
tetapi tidak melakukan proses penilaian terhadap kompetensi peserta
sertifikasi.

18. Personil

Individu, internal atau eksternal, dari lembaga sertifikasi profesi itu sendiri,
lembaga pemerintah, atau lainnya yang melaksanakan kegiatan sertifikasi
untuk siswa/asesi.

19. Pemohon Sertifikasi

Orang yang telah mendaftar untuk diterima mengikuti proses sertifikasi.

20. Peserta Sertifikasi

Pemohon sertifikasi yang telah memenuhi persyaratan dan telah diterima


mengikuti proses sertifikasi.

21. Ketidakberpihakan

Perwujudan atau bentuk dari objektivitas.

● Catatan 1: Objektivitas berarti bahwa benturan/konflik kepentingan


tidak terjadi, atau dapat diselesaikan, agar tidak
menyebabkan pengaruh yang merugikan terhadap kegiatan
sertifikasi.

● Catatan 2: Istilah lain yang bermanfaat dalam menjelaskan unsur


ketidakberpihakan adalah: kemandirian, bebas dari benturan
kepentingan, bebas dari bias, lack of prejudice, kenetralan,
keadilan, keterbukaan berpikir, even handedness,
detachment, keseimbangan.

22. Keadilan

Penyediaan kesempatan yang sama untuk meraih keberhasilan bagi tiap


peserta sertifikasi dalam proses sertifikasi.

23. Validitas

Bukti bahwa asesmen telah dilakukan menggunakan ukuran-ukuran yang


ditetapkan dalam skema sertifikasi.

16
24. Keandalan

Indikator sejauh mana nilai hasil uji kompetensi konsisten untuk uji
kompetensi yang dilakukan pada waktu dan tempat berbeda, metode uji
yang berbeda, dan asesor kompetensi yang berbeda.

25. Banding

Permintaan oleh pemohon sertifikasi, peserta sertifikasi, atau pemegang


sertifikat untuk peninjauan kembali atas keputusan yang telah dibuat oleh
lembaga sertifikasi profesi terkait dengan status sertifikasi yang mereka
harapkan.

26. Keluhan

Pernyataan ketidakpuasan, selain banding, oleh individu atau organisasi


terhadap Lembaga Sertifikasi Profesi berkaitan dengan hal-hal yang
diharapkan dari kegiatan Lembaga Sertifikasi Profesi, atau pemegang
sertifikat.

27. Pemangku kepentingan

Individu, kelompok atau organisasi yang dipengaruhi oleh kinerja pemegang


sertifikat atau Lembaga Sertifikasi Profesi.

● Contoh: pemegang sertifikat, pengguna layanan dari pemegang


sertifikat, pimpinan dari pemegang sertifikat, konsumen,
pemerintah.

● Pemangku kepentingan juga seringkali disebut sebagai para pihak yang


berkepentingan atau disebut lebih singkat sebagai para pihak.

28. Penilikan atau Surveillance

Pemantauan berkala, selama periode sertifikasi, terhadap pemegang


sertifikat untuk memastikan kepatuhannya terhadap persyaratan yang
ditetapkan dalam pedoman, standar, atau skema sertifikasi.

29. Okupasi atau Jabatan

17
Sekumpulan pekerjaan yang mempunyai rangkaian tugas yang sama atau
berhubungan satu dengan yang lain, dan pelaksanaannya memerlukan
kecakapan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang juga sama.

● Catatan: menggunakan batasan dalam Klasifikasi Baku Jabatan


Indonesia (KBJI) 2014.

30. Okupasi Nasional

Sekumpulan pekerjaan yang mempunyai rangkaian tugas yang sama atau


berhubungan satu dengan yang lain, dan pelaksanaannya memerlukan
kecakapan, pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan yang juga
sama dan diakui secara nasional pada sektor tertentu.

31. Skema Sertifikasi Okupasi Nasional

Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan


sertifikasi kompetensi profesi yang terdiri dari sekumpulan unit kompetensi
yang bersumber dari standar kompetensi kerja dan persyaratan lain yang
berkaitan dengan pengakuan kompetensi pada okupasi nasional.

32. Skema Sertifikasi Klaster

Pola sertifikasi kompetensi yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan


sertifikasi kompetensi profesi, yang terdiri dari sekumpulan unit kompetensi
yang bersumber dari standar kompetensi kerja dan persyaratan lain yang
berkaitan dengan pengakuan kompetensi untuk memenuhi kebutuhan
tertentu dari industri/ pengguna. Skema Sertifikasi Klaster dapat berupa
okupasi atau jabatan khusus yang berlaku di suatu industri tertentu dan
hanya digunakan di industri yang mengusulkan.

● Catatan: Kemasan klaster harus layak kerja (employable), dapat terdiri


atas satu unit kompetensi atau lebih dari satu unit kompetensi
yang saling berkaitan satu sama lain.

18
33. Bidang Keahlian SMK/MAK

Adalah Bidang Keahlian yang ada pada lingkup Spektrum Keahlian SMK/MAK
sebanyak 10 (sepuluh) bidang keahlian.

34. Kompetensi Inti

Kompetensi inti pada Kurikulum 2013 SMK adalah tingkat kemampuan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan pada setiap tingkat kelas yang harus
dimiliki seorang peserta didik.

35. Kompetensi Dasar/Capaian Pembelajaran

Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 SMK atau Capaian Pembelajaran


pada Kurikulum Merdeka SMK adalah kemampuan/kompetensi dan materi
pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik pada suatu mata
pelajaran.

19
BAB IV. PELAKSANAAN

Sekolah Menengah Kejuruan sebagai penyelenggara sertifikasi kompetensi


harus mampu melaksanakan sertifikasi kompetensi secara sistemik, obyektif, dan
kredibel sesuai dengan kompetensi/konsentrasi keahliannya. Sekolah membentuk
satuan tugas atau panitia pelaksana sertifikasi kompetensi yang disebut Panitia
Teknis Uji Kompetensi (PTUK). PTUK dibentuk dan ditetapkan oleh kepala sekolah,
yang terdiri dari guru dan/atau tenaga kependidikan yang mampu berfungsi
sebagai pengarah, pimpinan, pelaksana, dan tenaga administrasi.

Program Bantuan Pemerintah Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK


Tahun Anggaran 2023 perlu ditangani secara hati-hati dan cermat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, agar mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu perlu
dipahami ketentuan-ketentuan yang terkait dengan pelaksanaan uji kompetensi.

A. Penyelenggaraan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK

Dana bantuan digunakan untuk penyelenggaraan Program Sertifikasi


Kompetensi Siswa SMK, yang meliputi:

1. Persiapan Sertifikasi Kompetensi;

Persiapan pelaksanaan Program Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK, antara


lain: sosialisasi/koordinasi, pembentukan PTUK, penyusunan perangkat
asesmen dan persiapan tempat uji kompetensi.

2. Pelaksanaan uji kompetensi;

Dalam Pelaksanaan sertifikasi kompetensi siswa SMK, SMK dapat memilih


salah satu atau beberapa dari 4 (empat) jenis skema penyelenggaraan ujian
berikut yang dapat dibiayai oleh dana bantuan:

a. Ujian melalui sistem sertifikasi oleh dunia kerja atau Asosiasi Profesi
SMK terakreditasi bersama dengan dunia kerja atau asosiasi profesi
melakukan uji kompetensi pada TUK yang telah disepakati bersama,
dengan mengacu pada standar kualifikasi kompetensi yang ditetapkan
oleh dunia kerja atau asosiasi profesi yang bertujuan untuk

20
mendapatkan sertifikat yang diakui oleh dunia kerja dan asosiasi
profesi;
b. Ujian melalui LSP Pihak Kesatu (LSP-P1)
LSP yang didirikan oleh lembaga pendidikan dan/atau pelatihan
dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja
terhadap peserta pendidikan/pelatihan berbasis kompetensi dan/atau
sumber daya manusia dari jejaring kerja lembaga induknya, sesuai
ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP;
c. Ujian melalui LSP Pihak Kedua (LSP-P2)
LSP yang didirikan oleh dunia kerja atau instansi dengan tujuan utama
melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja terhadap sumber daya
manusia yang bernaung dalam lembaga induknya, sumber daya
manusia dari pemasoknya, dan/atau sumber daya manusia dari
jejaring kerjanya, sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP;
d. Ujian melalui LSP Pihak Ketiga (LSP-P3) atau Lembaga Sertifikasi
Keterampilan
(LSK) LSP/LSK yang didirikan oleh asosiasi industri dan/atau asosiasi
profesi dengan tujuan melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja
untuk sektor dan/atau profesi tertentu sesuai ruang lingkupnya;

3. Pencetakan dan pengiriman sertifikat kompetensi;

4. Koordinasi dan pelaporan Program Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK.


Koordinasi
Kegiatan koordinasi yang dilakukan oleh SMK penerima bantuan, dapat
dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam
pelaksanaan kegiatan, agar implementasi bantuan Sertifikasi Kompetensi
Siswa SMK dapat berjalan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Kegiatan
koordinasi dapat berbentuk partisipasi bimbingan teknis, konsultasi,
koordinasi dengan narasumber yang diperlukan, dan bentuk kegiatan
koordinasi lainnya.
Pelaporan
Kegiatan pelaporan meliputi laporan awal untuk memastikan bahwa kegiatan
sudah dapat dimulai, dan laporan akhir (100%) untuk memastikan bahwa
kegiatan sudah selesai dilaksanakan dan mencapai tujuan sebagaimana
diharapkan.

21
B. Penyaluran Dana Bantuan

Penyaluran dana bantuan program Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Siswa


SMK Tahun 2023 dilakukan melalui Bank Penyalur untuk ditransfer ke rekening
atas nama SMK penerima bantuan. Direktorat SMK menyelesaikan administrasi
penyaluran dana bantuan dari kas negara melalui bank penampung ke SMK
penerima bantuan.

22
BAB V. PELAPORAN

Sebagai pertanggungjawaban implementasi Bantuan Pemerintah maka sekolah


penerima bantuan wajib membuat dan menyampaikan laporan. Laporan merupakan
bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan merupakan sumber
informasi tentang pelaksanaan kegiatan yang dapat digunakan untuk berbagai
kepentingan di kemudian hari.

Laporan harus disusun secara rapi, lengkap dan didukung dengan berbagai
dokumen yang berisi informasi yang diperlukan. Agar pelaporan dapat memberikan
gambaran yang lengkap dan menyeluruh tentang implementasi program, maka
perlu diberikan pedoman pelaporan yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
sekolah penerima bantuan.

Penyusunan laporan pertanggungjawaban harus memperhatikan hal-hal berikut:

1. Setiap penggunaan dana bantuan harus dapat dipertanggungjawabkan dan


didukung oleh bukti fisik, administrasi, dan keuangan. Bukti fisik,
administrasi, dan keuangan dari setiap penggunaan dana bantuan disimpan
di sekolah untuk kepentingan pemeriksaan;

2. Bukti fisik, administrasi, dan keuangan sebagaimana dimaksud pada butir 1


meliputi persuratan, dokumentasi kegiatan (foto/video), daftar hadir, notula,
jurnal keuangan harian, dan bukti pengeluaran dana bantuan;

3. Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai yang
cukup sesuai ketentuan;

4. Bukti pengeluaran harus diuraikan secara jelas peruntukkannya (misalnya:


transport, pengadaan barang/jasa, dan lain-lain), diberi tanggal dan nomor
bukti pengeluaran;

5. Apabila terjadi penyimpangan dalam penggunaan dana bantuan, maka


penerima bantuan akan dikenakan sanksi sesuai peraturan;

6. Sekolah melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil kegiatan termasuk


output yang dicapai secara fisik, administrasi, dan keuangan kepada

23
Direktorat SMK dan memberikan tembusan kepada Dinas Pendidikan
Provinsi;

7. Apabila terjadi penyimpangan dalam penggunaan dana bantuan, maka


penerima bantuan akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku; dan

8. Apabila sampai pada batas waktu yang ditentukan, masih terdapat sisa dana
bantuan yang belum digunakan/terserap, sekolah wajib menyetorkan sisa
dana tersebut ke kas negara sesuai ketentuan yang berlaku.

Adapun jenis laporan yang harus disusun oleh sekolah penerima fasilitasi meliputi:

1. Laporan awal
Laporan awal disampaikan paling lambat 7 hari setelah dana diterima di rekening
sekolah dengan melampirkan:

a. Lembar Informasi Bantuan;

b. Photocopy rekening koran yang memuat dana bantuan masuk;

c. Kelengkapan dokumen Program Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi


Siswa SMK, yang terdiri dari:
1) SK Tim Pelaksana (panitia dan asesor) Program Pelaksanaan
Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK;
2) Daftar siswa peserta uji kompetensi; dan
3) Jadwal pelaksanaan.

2. Laporan akhir (100%).


Laporan akhir disampaikan 2 (dua) minggu setelah kegiatan berakhir atau
selambat-lambatnya pada tanggal 16 Desember 2023 untuk kegiatan yang
berakhir di bulan Desember, meliputi dokumen-dokumen sebagai berikut.

a. Lembar Informasi Bantuan dengan format laporan akhir;

b. Lembar pengesahan laporan, ditandatangani oleh kepala sekolah dan


pejabat berwenang di lingkungan dinas pendidikan provinsi;

24
c. Laporan Narasi pelaksanaan kegiatan berupa deskripsi atas pelaksanaan
kegiatan dan hasil yang dicapai sesuai Berita Acara Pelaksanaan Kegiatan;
1. Rekapitulasi penggunaan dana, terdiri dari:
a. Rekapitulasi Penggunaan Dana Bantuan.
b. Rekapitulasi dan Bukti Setor Pajak.
c. Buku Kas Umum dan Buku Pembantu Kas.

d. Lampiran:
1) Surat Pernyataan Laporan Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah;
2) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja;
3) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak;
4) Berita acara penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh kepala
sekolah dan pejabat pembuat komitmen;
5) Data siswa yang mengikuti uji kompetensi yang dilengkapi dengan
nomor NISN siswa;
6) Daftar hasil peserta uji kompetensi yang menyatakan kompeten atau
belum kompeten;
7) Daftar Tempat Uji Kompetensi yang dilengkapi dengan SK penetapan
TUK dan foto;
8) Foto-foto dokumentasi pelaksanaan seluruh kegiatan;
9) Bukti sertifikat kompetensi jika sudah terbit (cukup melampirkan
sampel di Takola, selebihnya difotokopi dan disimpan di sekolah
sebagai arsip).
10) Bukti setor ke rekening kas negara jika terdapat sisa dana bantuan
dan/atau bunga bank;
11) Bukti-bukti pengeluaran uang (tidak dilampirkan di Takola, cukup
disimpan di sekolah sebagai arsip);

Laporan dicetak (print out) rangkap 3 (tiga) dalam format ukuran kertas A4
dijilid rapi, dengan rincian: 2 (dua) rangkap sebagai arsip untuk sekolah dan
1 (satu) rangkap untuk arsip dinas pendidikan provinsi.

Untuk laporan kepada Direktorat SMK, disampaikan dalam bentuk soft file
melalui aplikasi Takola dengan laman: psmk.kemdikbud.go.id/takola.

25
C. Ketentuan Perpajakan

Penerima bantuan dalam melakukan belanja dana bantuan pemerintah wajib


memperhatikan ketentuan perpajakan sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

D. Pengembalian Dana Bantuan

Sekolah pelaksana program Bantuan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK wajib


mengembalikan dana ke kas negara, apabila memenuhi ketentuan sebagai
berikut:

1. Penerima bantuan pemerintah mengundurkan diri;

2. Penerima bantuan pemerintah tidak melaksanakan program Pelaksanaan


Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK;

3. Terjadi kelebihan pembayaran dari pagu yang telah disepakati dalam RAB;

4. Adanya kegiatan yang tercantum dalam RAB, tetapi tidak dilaksanakan; dan

5. Adanya temuan auditor.

E. Sanksi

Pelaksana program Bantuan Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK akan dikenai


sanksi apabila melakukan pelanggaran yang tidak sesuai petunjuk teknis dan
perjanjian kerja sama yang telah disepakati, serta menimbulkan kerugian
negara, berupa:

1. Teguran kepada SMK penerima bantuan dan ditembuskan ke Dinas


Pendidikan Provinsi setempat.

2. Diminta untuk mengembalikan dana bantuan yang sudah diterima ke Kas


Negara sekaligus pemberian tanda daftar hitam kepada SMK yang
bersangkutan.

3. Dilakukan pemblokiran NPSN SMK yang bersangkutan untuk tidak dapat


mengakses bantuan dan program lain di lingkungan Direktorat SMK.

26
4. Dilaporkan ke penegak hukum apabila terjadi penyalahgunaan keuangan dan
termasuk tindak pidana.

27
BAB VI. PENUTUP

Pedoman Program Bantuan Pemerintah Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi


Siswa Tahun Anggaran 2023 diharapkan menjadi acuan bagi pihak-pihak terkait
dalam pelaksanaannya. Dengan demikian diharapkan terdapat kesamaan
pandangan dan persepsi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Pegawai Pusat, dan Pegawai Daerah, dan pihak lainnya tidak diperbolehkan
melakukan pungutan liar (pungli), menerima barang, uang, atau janji-janji apapun
dari SMK penerima bantuan pihak yang menerima bantuan (menerima gratifikasi).

28

Anda mungkin juga menyukai