Anda di halaman 1dari 8

A: Mas Silo dari rumah jam berapa?

B: Jam 8
A: Sampe sini?
B: Jam 9
A: Itu desanya namanya desa Hargosari?
B: Iya
A: Itu lem apa toh mas? (menunjuk pada bungkus lem yang sedang diaplikasikan ke ujung tongkat)
B: Lem tikus
A: Jadi dobel gitu?
B: Iya (Satu tongkat penangkap belalang terdiri dari dua bambu. Satu bambu berukuran kecil yang
memiliki lubang. Satu bambu tipis yang menyerupai tangkai yang akan dimasukkan dalam lubang di
ujung bambu pertama)
A: Ini dililit-lilit item kenapa?
B: Biar panjang
A: Mas nek hujan biasanya berteduh di mana?
B: Biasanya enggak berteduh
A: Tapi kalau hujan belalangnya tetap banyak
B: Banyak
A: Kok ngambilnya sampai sini (Dusun Wonosobo)
B: Karena di (desanya) enggak ada
A: Udah lama enggak ada?
B: Iya udah lama
A: Tapi kalau apa, pohon jatinya itu di Hargosari ada?
B: Ada
A: Tapi enggak ada ininya? (belalang)
B: Enggak ada
A: Ma Silo ngambilnya tiap hari atau gimana mas?
B: Enggak mesti mbk. Kadang dua hari sekali. Kalau ada pesanan ya tiap hari
A: Biasanya kalau ada yang pesan-pesan itu dari mana mas?
B: Biasanya pedagang mbk yang pinggir-pinggir jalan itu
A: Oh, mereka minta tolong nyariin?

B: Iya
A: Berarti mas jualnya dalam keadaan udah mateng atau masih kaya gini?
B: Masih kaya gini (mentah)
A: Hitungannya kilo atau?
B: Per kilo
A: Kalau misalnya penuh ini (tempat bekas cat untuk menampung belalang tangkapan) ini dapat
berapa mas?
B: Sekilo dua ons, kalau penuh. Ini pernah saya hitung kalau penuh itu sekitar 400 ekor belalang.
A: Satu kilo?
B: Iya. 400 ekor.
A: Mas Silo kelahiran tahun berapa mas?
B: 1990
A: Dari kecil emang suka nangkap belalang mas?
B: Iya
A: Dijual?
B: Dijual
A: Pas masih kecil itu?
B: Iya, bantu orang tua
A: Orangtua juga suka nangkap belalang?
B: Enggak, petani
A: Oh, sambil bertani. Di sini atau di sana?
B: Di sana
A: Berarti di Hargosari itu dulu masih ada ya mas
B: Iya
A: Apa karena udah banyak yang ambil mas?
B: Enggak tahu. Di tempatku pohon jatinya gak banyak kaya di sini. Di sana itu kebanyakan pohonnya
acacia.
A: Oh hutan tapi banyaknya acacia. Atau dulunya jati?
B: Jatinya itu enggak kayak gini. Kalau di sana kan jatinya...
A: Oh, kalau di sana tinggi-tinggi jatinya. Tapi gede enggaknya belalang beda mas?
B: Beda
A: Berarti belalang banyaknya pas jatinya lagi banyak daunnya gini ya mas?
B: iya
A: Berarti otomatis musim hujan ya. Berarti kalau udah dapat sekilo mas langsung pulang nih
B: Iya
A: Mas kalau yang jual-jual di pinggir jalan itu kalau lagi musim kemarau dapatnya dari mana mas?
B: Itu dari daerah Bantul
A: Mas berarti nanti nyari sampai Bantul juga
B: Enggak. Paling jual-jual ikan di pantai itu loh
A: Oh, ngambil ikannya dari?
B: Dari Baron
A: Mas namanya kok lucu sih. Nama panjangnya siapa mas?
B: Silo Waluyo
A: Oh, Silo itu dari Sila ya mas
B: Enggak tahu e, orangtua, hehe
A: Mas udah pernah jajal makan ini?
B: .....
A: Itunya dibuang ya mas?
B: Iya, lengket
A: Tadi aku langsung masukin piye mas?
B: Enggak apa-apa
A : Mas udah pernah makan belalangnya?
B: Udah
A: Enak gak mas?
B: Yah gitu. Piye yo? Gurih-gurih, tapi yang gak tahan itu gatal-gatal loh mbk
A: Dari pas zaman mas kecil pas bantuin itu emang udah dijual
B: Iya
A: Dijualnya ke penjual yang pinggir jalan itu mas?
B: Iya, tapi (yang jual pinggir jalan) itu mentang, gak matang kaya sekarang
A: Berarti dulu jualnya mentah-mentah ya?
B: Mentah. Kan baru ini jual yang matang-matang itu
A: Kenapa ya sekarang jadi yang matang?
B: Yah harganya kan, kalau yang matang kan sekarang paling enggak 25 ribu.
A: Oh, jadi kalau yang matang itu jualnya bijian ya mas? Satu biji dihitung berapa harga?
B: Iya.
A: Soalnya walangnya gede-gede ya. Kalau jual mentah berapa pak?
B: Itu kalau lagi musim enggak ada belalang satu ekornya bisa 200, 300 rupiah
A: Mentah?
B: Iya
A: Jadi kalau lagi gak musim belalang harganya perekor. Kalau lagi musim dijualnya perkilo
B: Iya
A: Perkilo berapa pak?
B: Kalau mau dijual lagi itu harganya 70.000/kilo
A: Kok gak pake jaring aja mas?
B: Enggak bisa e mbk
A: Enggak bisa nyangkut atau gimana?
B: Enggak terbiasa. Dulu pernah pake tapi gak bisa
A: Ada yang memang ini ya seneng pake jaring, ada yang....
B: Harganya lebih mahal yang pake jaring loh mbk. Kan terus gak kena lem.
A: Mungkin banyak yang pilih jaring juga karena harganya lebih mahal ya. Tapi, cepetan pake lem
yah pa, atau malah cepetan pake...
B: Kalau yang sudah pintar sama aja mbk
A: Sudah lihai ya. Harganya bisa sampai berapa bedanya
B: (Yang pakai jaring) Harganya bisa sampai 90 ribu
A: Bisa sampai 20 ribu ya, selisihnya
B: Nanti kalau mau yang pakai jaring itu nanti jam 2. Ada yang dapat dua kilo, tiga kilo
A: Jam 2 itu pak?
B: Iya
A: Oh iya, kalau yang pake jaring itu, ngeliat gak kemarin? Dia kayak dimasukkin ke kantong eiger.
Jaring-jaring gitu.
A: Yang dilem ini langsung mati kalau masuk situ (toples penampungan)?
B: Yah enggak mati, tapi kan ada lemnya itu lo
A: Jadi sebelum pake lem, semua orang pakenya jaring itu?
B: Iya, jaring
A: Mas dulu diajarin atau bisa sendiri, mas?
B: Bisa sendiri
A: Tapi sekarang banyak gak sih mas, orang ini, ngambil belalang mas, di desanya mas?
B: Yah rata-rata yo gak banyak, paling Cuma berapa orang itu. Gak kaya dulu banyak
A: Biasanya dapat sekilo itu berapa jam mas?
B: Paling sampai jam tiga kalau saya
A: Dari jam setengah 9 ya mas?
B: Iya
A: Lah makan siang, gitu-gitu, pripun mas?
B: Enggak makan saya
A: Tapi bawa dari rumah
B: Enggak, cuma bawa air to
A: Mas gak pengen masuk ke dalam (hutan)?
B: Enggak mbk, soalnya banyak rumput-rumput yang gatal itu. Kalau enggak pakai sepatu (...). Tur
licin barang mbk
A: Orang di pinggir-pinggir aja udah enak. Tapi itungannya ini hanyak atau enggak mas?
B: Lebih banyak awal-awal (musim belalang
A: Berarti Mas Silo ambil belalangnya dari bulan apa mas?
B: Sekitar, bulan apa ya, pokoknya pas natalan kemarin
A: Desemberan gitu ya mas
B: Iya. Kemarin itu natal sampai tahun baru itu, mentah satu kilonya 100 ribu sampai 150 ribu.
A: Itu yang belum digoreng ya?
B: Iya
A: Itu kok bisa mahal pas natal gitu kenapa mas?
B: Enggak tahu ya
A: Apa karena banyak yang nyari ke sini?
B: Iya
A: Itu tuh yang nentuin harga mas Silo duluan atau yang beli
B: Yah biasanya nawar
A: Mas yang naar
B: Yah pembeli
A: Pernah jatuh enggak mas pas di dalam (hutan)?
B: Pernah
A: Hah, sering?
B: ....
A: Oh iya, kalau di sini kan, aspal. Mana batu-batuannya, serem gak sih batunya mas?
B: Yah kayak gitu mbk. Tuh (menunjuk batuan kapur)
A: Ya Allah jeli banget matanya ya mas. Ciri-cirinya apa mas?
B: Yah kalau di jati kan kelihatan ada hitam,.... oh ada bayangannya. Tapi ini sudah enggak banyak.
Kalau kemarin,...
A: Tapi mas itu ditarget enggak, misalnya ada yang mesen gitu, harus berapa kilo gitu. Harus hitu
enggak mas?
10.00
B: Enggak, sedapetnya
A: Emang makanan di sini itu walang mas? Makannya orang banyak yang nyari
B: Kalau orang sini malah enggak. Biasanya malah ke pantai. Kerja di pantai.
A: Di pantai itu gara-gara wisata itu?
B: Iya. Orang sini enggak ada (yang cari belalang)
A: Tapi emang wisatawannya pada hobi beli belalang ya mas?
B: Kayaknya sih iya ya. Kalau yang ada loh mbk yang pengepul, orang Karangasem. Itu kirimnya itu ke
Batam. Sekarang udah naik haji, jalan-jalan.
A: Berarti dia pengepul ya. Misalnya saya, ikut dia, saya yang nyari belalang di hutan, nanti ngasihnya
ke dia gitu ya mas?
B: Iya
A: Orang mana tadi mas?
B: Karangasem
A: Laki-laki, perempuan, mas?
B: ....
A: Karangasem sebelah mana mas?
B: Itu deket...
A: Desanya ikut Banjarejo atau desa sendiri?
B: Itu loh sebelum Kemiri
A: Oh, deket rumahnya bu Mulat yang ada gagak rimah itu. Ini kandang ayam mas. Mas biasanya
pilih tempatnya pindah-pindah atau di situ terus?
B: Pindah-pindah
A: Namanya bapak siapa mas, pengepul itu?
B: Oh, gak tahu namanya
A: Punya mas gak dijual di situ sekalian mas?
B: Enggak mbk
A: Ada syarat po?
B: Ya enggak
A: Dua sekaligus
B: Kan lagi musim kawin
A: Oh gitu ya mas
B: Iya, kemarin itu sudah musim kawin
A: Oh, makannya dapatnya bisa dua ya. Harus memperhatikan sedetail itu. Malah enak ya
ngambilnya. Itu lem segitu habis buat sebulan enggak mas?
B: Itu segitu (satu kemasan) paling satu minggu
A: Mas bisa bedain gak yang laki-laki mana, yang perempuan mana?
B: Kalau yang laki-laki itu yang kecil, yang perempuan yang besar
A: Tapi kalau rasa enggak ada yang beda kan mas?
B: Enggak mbk, sama aja.
B: Biasanya sih kalau yang pinter manjat, manjat loh mbk.
A: Enggak manjat mas
B: Enggak mbk, ini bambunya kepanjangan
A: Oh, yang manjat biasanya bambunya lebih pendek ya?
B: Iya
A: Berarti kehitung seribu satu biji, kan 25 biji (per toples)
A: Mas ada yang jatuh satu, kakinya udah gak ada ya? .... bikin sendiri mas
B: Enggak sih.
A: Beli?
B: Iya
A: Ini segini berapa banyak mas (Bekas cet ukuran sedang)
B: paling 400 belalang
A: Itu gak mati mas? (Dimasukkan jaring dan tempat bekas cat)
B: Enggak, tahan
A: Saya kira (tempat bekas cat) itu muat sampai 400
B: Kalau penuh itu (jaring untuk menampung belalang dari tempat bekas cat) bisa lebih mbk
A: Tahunya lemnya harus dipasang lagi gimana mas?
B: Yah, kalau udah enggak kena. Enggak lengket
A: Berarti kalau di pohon-pohon itu mas (menunjuk), itu kan acacia ya mas? Itu enggak ada ya?
B: Yah ada mbk, tapi kan nangkepnya susah kalau di pohon-pohon gitu
A: Karena daunnya kecil?
B: Iya
A: Mudah ke bawa angin ya. Kalau ini (jati) kan lebar ya. Bayang-gayang belalangnya bisa dilihat di
daun.
Bertemu dengan Pak Wasido
A: Dari atas pak?
B: Iya, dari atas
A: Dari jam berapa bapak tadi?
B: Tadi jam ....
A: Bapak dari Wonosobo
B: Enggak, saya dari Wuluh
A: Ini apa pak? (menanyakan tempat menampung hasil tangkapan yang dimodifikasi)
B: Ini, kalau udah ditangkap masuk sini
A: Bapak namanya sinten?
B: Saya Wasido, dari Karangasem
A: Oh, dekat Kemiri itu ya?
B: Iya, utaranya Kemiri
A: Udah mau pulang?
B: Iya
A: Ini nanti dijual ke mana pak?
B: Di jalan-jalan itu loh mbk,
A: Bapak yang goreng-goreng atau jual mentahan?
B: Goreng
A: Oh, bapak goreng juga?
B: Iya
A: Itu pake lem tikus juga pak?
B: Ini pake lem tikus
A: Kenapa gak pake jaring pak?
B: Gak bisa saya
A: Itu bikin sendiri tempatnya?
B: Iya
A: Kalau pake jaring itu, atasnya ini diganti? (Ujung tongkat)
B: Iya, ini atasnya jaring
A: Terus kalau nangkep? Kalau ini kan langsung lengket ya. Kalau yang jaring pripun?
B: Kalau yang jaring itu harus masuk dalam jaring
A: Itu kalau udah masuk gak bakal lari lagi pak? Kan bolong
B: Enggak, itu kan ada bisa nutup bisa buka. Kalau ada belalang tarik itu tutup sendiri
A: Oh, belum lihat ya. Bapak dari kapan nyari belalang?
B: Udah beberapa tahun mbk
A: Ada lima tahunan? Lebih?
B: Lebih. Kalau belalang musim ya nyari. Tapi kalau enggak musim ya beli.
A: Pernah jatuh pak?
B: Enggak. Mbk dari mana?
A: Yogya pak. Bantul. Di Kasihan. Tugu itu daerah sekitar situ.
B: Di mana ya, itu di Kasihan juga ya. ISI. Kerja di sana. Terus di daerah mana ini, itu kan di selatan
terminal giwangan itu. Pleret. Kerja bangunan. Belum ada belalang.
A: Bapak nanti pulang jam berapa biasanya
B: Ini udah mau pulang
A: Pak boleh ikut?
B: Boleh. Mau ke rumah?
A: Belalangnya langsung diolah gak pak?
B: Ini biasanya dibersihkan dulu, baru dimasak. Boleh ikut, tapi jauh
A: Bapak manjat-manjat ke pohon juga?
B: Iya
A: Ini pohon jatinya licin gak pak?
B: Pohonnya gak licin, tapi kaki yang licin. Kalau udah naik, itu kan kulitnya mengelupas. Kalau
dipanjat, itu licin.
A: Itu walang juga pak (Pak Wasido mengeluarkan karung)
B: Iya. Ini ditaro sini biar muat banyak dan biar gak mati
A: Kalau mati?
B: Dibuang. Gak dijual
A: Kalau mati rasanya beda?
B: Beda. Tapi kalau masih segar-segar gini, walaupun dibunuh, itu masih enak.
A: Bedanya apa sih pak?
B: Bedanya, kalau walang mati itu rasanya udah enggak segar. Tapi kalau masih hidup itu masih
segar
A: Bapak nanti lewat atas apa bawah sini?
B: Lewat sini. Di rumah itu ada gunungan belalang. Rasulan kemarin, setahun yang lalu.
A: Masih ada pak?
B: Masih. Aku simpan (Gunungan belalang bisa jadi lead pembuka)
A: Buat apa pak?
B: Buat gunungan lagi besok. Kalau udah rasulan.
A: Gunungannya kenapa pilih walang?
B: Aku kan cari belalang juga jualan belalang di jalan-jalan itu
A: Rezekinya dari sana ya pak?
B: Heem
A: Terus kalau udah gak musim belalang ambil di mana?
B: Beli. Itu kan ada setoran dari Kulonprogo, dari Samas.
A: Dari Bantul ya?
B: Iya
A: Harganya berapa itu pak?
B: Kalau beli itu, kalau hari-hari besar, misalnya hari idul fitri atau tahun baru, itu mencapai 150 ribu
perkilo. Mentahannya
A: Kalau udah digoreng?
B: Kalau udah digoreng itu saya jual satu toples kecil itu 25 sampai 30 ribu. Isinya sekitar 20 sampai
25 ekor belalang
A: Lumayan ternyata ya pak? Banyak yang beli?
B: Ya banyak. Saya kan buat tester. Itu kan kalau yang udah ditoples gak bisa dibuka lagi. Saya
plester. Itu saya buat tester. Aku kan kalau ada yang beli, “Pak ada tester?”, saya bukain, langsung
rasain, “Oh, enak pak, enak”
A: Itu biasanya yang beli sinten pak?
B: Yang beli itu ya, aku kan di pinggir pantai jualannya. Ada di Kukup. Kan kalau mau beli biasanya,
tapi kalau yang mau borong, tester dulu, baru borong
A: Itu yang borong orang-orang luar Yogya pak?
B: Yah luar Yogya dan Yogya ada. Luar Yogya itu ada dari Jakarta rombongan-rombongan. Terus dari
Wonosobo, terus dari Semarang. Surabaya juga. Dari Klaten, dari Solo. Itu kan platnya beda-beda.

Anda mungkin juga menyukai