Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

TENTANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN


PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN KELAS IV DENGAN METODE
DEMONSTRASI DI SD INPRES LELOGAMA
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Disusun oleh :

Jefri Arianto Tamoes (822243131)

PROGRAM STUDI S1 PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA
2023
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA KELAS IV SDI LELOGAMA

Nama Mahasiswa : JEFRI ARIANTO TAMOES


NIM : 822243131
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDI Lelogama
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 (dua) Siklus
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Pra Siklus, Hari Senin, 9 Oktober 2023
Siklus 1, Hari Kamis, 12 Oktober 2023
Siklus 2, Hari Kamis, 19 Oktober 2023

Masalah yang merupakan fokus perbaikan :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN


PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN KELAS IV DENGAN METODE
DEMONSTRASI DI SD INPRES LELOGAMA
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Lelogama, 30 November 2023


Menyetujui, Mahasiswa
Supervisor I,

RENNA U. SILALAHI, S.Pd (JEFRI A.


TAMOES)
NIP. 19841010 201303 1 002 NIM : 822243131
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan perbaikan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi
S1 PGSD Universitas Terbuka (UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam laporan PTK yang saya kutip dari hasil karya orang
lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan karya ilmiah

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PTK ini bukan hasil karya
saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima
sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.

Lelogama, 30 November 2023


Yang membuat Pernyataan,

(JEFRI A. TAMOES)

NIM : 822243131
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat-Nya,
penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bisa diselesaikan. Laporan ini
disusun berdasarkan catatan-catatan hasil observasi dan refleksi selama kegiatan perbaikan
pembelajaran yang dilakukan untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran.
Laporan ini memuat dua perbaikan pembelajaran pada satu Mata Pelajaran. Satu
perbaikan pembelajaran pada Mata Pelajaran Matematika.
Atas selesainya penyusunan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu :.
1. Bapak Yonas E. Manafe, S.Pd. Gr. selaku kepala SD Inpres Lelogama yang telah
memberikan kesempatan serta izin dan motivasi kepada saya
2. Teman sejawat yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran
3. Dewan guru dan staf SD Inpres Lelogama yang telah membantu pelaksanaan kegiatan
perbaikan pembelajaran
4. Siswa-siswi kelas IV SD Inpres Lelogama yang telah bersedia menjadi subjek penelitian
pada pelaksanaan PTK.
Penulis menyadari keterbatasannya oleh karena itu laporan ini masih jauh dari
sempurna. Maka besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberi saran dan kritik.

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLGIAT
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN vii
ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

1. Identifikasi Masalah .......................................................... 3

2. Analisis Masalah ................................................................ 4

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah ..................... 4

B. Rumusan Masalah .................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian Penelitian Perbaikan Pembelajaran ............ 5

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran........................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................... 8

A. Landasan Teori ...................................................................... 8

B. Hakekat Pembelajaran Matematika

C. Metod Pembelajaran ............................................................................. 3

D. Prestasi Belajar ..................................................................................... 19


E. Aktivitas Belajar Siswa ........................................................................ 19

F. Media Pembelajaran ............................................................................. 20

G. Materi Pelajaran .................................................................................... 21


H. Kerangka Berfikir .................................................................................22

I. Tindakan Hipotesis ...............................................................................23

J. Hasil Belajar .........................................................................................23

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN 25

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian dan pihak yang membantu ............25

1. Subjek Penelitian .............................................................................25

2. Karakteristik Siswa dan Sekolah .....................................................26

3. Karakteristik Lingkungan Penelitian ...............................................26

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran ............................................27

C. Teknik Analisis Data ............................................................................33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................35

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran .............................35

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ........................39

C. Hasil Belajar .........................................................................................44

D. Refleksi .................................................................................................45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT ......................................49

A. Kesimpulan ...........................................................................................49

B. Saran Tindak Lanjut .............................................................................50

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................51


LAMPIRAN ................................................................................................................. 52
ABSTRAK

Peningkatkan hasil belajar siswa pada materi Penjumlahan dan pengurangan bilangan
pecahan kelas IV dengan menggunakan metode Demonstrasi SD Inpres Lelogama. Penelitian
ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa mata pelajaran
matematika meteri penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan melalui metode
demonstrasi. Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kelas IV SD Inpres Lelogama
Kecamatan Amfoang Selatan Kabupaten Kupang dengan jumlah siswa sebanyak 18 yang
terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Kelas IV SD Inpres Lelogama
Kecamatan Amfoang Selatan Kabupaten Kupang ini merupakan tempat tugas peneliti.
Metode penelitian yang digunakan adalah Demonstrasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus tindakan dan masing – masing siklus terdiri atas tahap- tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada siklus1 diperoleh fakta bahwa siswa
masih canggung dalam penggunaan alat peraga. Kegiatan diskusi kelompok selama ini yang
dilakukan siswa baru sebatas saling menyalin hasil pekerjaan jika memperoleh tugas
mengerjakan soal. Hasil perolehan nilai rata-rata pada siklus I peneliti ini adalah 64 dengan
nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah sebesar 20. Rata-rata perolehan nilai ini masih
berada di bawah kreteria ketuntasan minimum yang dipersyaratkan,yakni 60, sehingga
diperlukan penelitian tindakan siklus II. Pada penelitian tindakan siklus II dilakukan beberapa
perbaikan yang meliputi perubahan komposisi anggota kelompok, pengarahan atas materi
pokok yang lebih jelas, serta latihan-latihan soal pendahuluan. Hasil pembelajaran yang
diperoleh meliputi rata-rata nilai hasil pembelajaran siklus II adalah 75 dengan nilai tertinggi
100 dan nilai terendah 40. disamping itu, tingkat ketuntasan pembelajaran pada siklus II ini
mencapai 80 % yang ternyata lebih tinggi dari prasyarat ketuntasan klaksikal sebesar 80 %
. Oleh karna itu tidak diperlukan perlakuan pembelajaran pada siklus berikutnya.

Kata Kunci : Metode demonstrasi, keaktifan, hasil belajar, media pembelajaran yang
tepat.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(G. Thompson : 1957) Menyatakan bahwa pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas
Individu untuk menhasilkan perubahan-perubahan yang tetap di dalam kebiasaan-kebiasaan,
pemikiran, sikap-sikap, dan tingkah laku.
Pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan di Indonesia telah
membuat regulasi dengan munculnya Undang- undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pada Bab II Pasal 3 dinyatakan tentang tujuan Pendidikan Nasional.,
yang termaktub bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan berakhlak kepada tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan tersebut tentu saja memerlukan berbagai upaya yang sungguh-
sungguh dari segenap komponen bangsa. Upaya- upaya tersebut harus dilakukan mulai dari
tingkat Pusat hingga tingkat Daerah. Di tingkat paling bawah Pendidikan bertumpu pada
Pendidik menjadi sangat penting dalam menentukan kualitas Pendidikan yang bermutu.

Untuk menjadikan Pendidikan yang berkualitas maka pembelajaran yang dilaksanakan di


sekolah-sekolah harus berkualitas pula. Salah satu Indikator Pendidikan berkualitas adalah
tingkat ketuntasan siswa dalam mencapai prestasi belajar.dengan tercapainya ketuntasan akan
memudahkan siswa dalam menempuh materi- materi pelajaran berikutnya. Namun jika belum
tercapai tentu akan menjadi kendala bagi siswa, bahkan bagi guru itu sendiri. Untuk
mewujudkan semua itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Pada kenyataannya apa
yang diharapkan kita tentangmutu Pendidikan berkualitas tidak selalu menjadi
kenyataan, selalu ada kendala yang menyebabkan gagalnya pembelajaran.
Setelah penulis melaksanakan pembelajaran matematika di Kelas IV dengan materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan ternyata hasilnya tidak memuaskan. Hasil
belajar siswa kelas IV yang tuntas hanya 7 siswa ( 40 % ) dari 18 siswa. Sedangkan yang
tidak tuntas 11 siswa (60, %) dengan nilai rata-rata 58. Kriteria Ketuntasan Minimal belajar
Matematika di Kelas IV SD Inpres Lelogama sebesar 65. Untuk itu penulis melakukan
refleksi diri agar dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan
pembelajaran.

Berdasarkan refleksi, rendahnya prestasi siswa disebabkan karena pembelajaran yang


disajikan guru kurang menyenangkan dan kurang menantang. Guru lebih banyak
mengandalkan metode ceramah dengan catatan- catatan di papan tulis dalam pembelajaran.
Selanjutnya guru memberi tugas pada siswa untuk mengerjakan latihan-latihan dengan
bimbingan yang kurang maksimal. Selain prestasi belajar masih rendah,aktivitas belajar
siswa juga masih rendah. Hal ini terlihat pada perilaku siswa dalam proses pembelajaran.
Siswa sering keluar minta ijin, tidak terlibat dalam pembelajaran, siswa hanya menjadi
pendengar, tidak mau bertanya bila ada kesukaran, tidak menjawab pertanyaan, tidak dapat
menyelesaikan soal tepat waktu sehingga hasil ulangan siswa sangat rendah.
Penulis menyimpulkan bahwa kekurang berhasilan siswa disebabkan oleh proses
pembelajaran yang belum efektif. Kekurangan efektifan ini tampak dalam guru menjelaskan
materi belum memanfaatkan alat peraga yang sesuai dan kurang melibatkan siswa. Untuk itu
perlu dirancang media pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu alternatif adalah dengan kolaborasi
pengumuman metode demonstrasi dan penggunaan alat peraga garis bilangan yang
jumlahnya memadai sehinnga memungkinkan siswa aktif melakukan peragaan dalam
operasi penjumlahan maupun pengurangan bilangan bulat.

I. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut di atas penulis menarik identifikasi masalah
sebagai berikut :
a. Siswa kelas IV SD Inpres Lelogama, hasil ulangan mata pelajaran matematika meteri
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan sangat rendah.
Pembelajaran yang disajikan guru kurang menyenangkan dan kurang menantang.

b. Guru lebih banyak mengandalkan metode ceramah dengan catatan- catatan di papan
tulis dalam pembelajaran.
c. Guru memberi tugas pada siswa untuk mengerjakan latihan-latihan dengan
bimbingan yang kurang maksimal.

II. Analisis Masalah

Setelah penulis mengadakan refleksi, akhirnya dapat menganalisis permasalahan


yaitu :
a. Proses pembelajaran yang belum efektif
b. Belum memanfaatkan alat peraga yang sesuai
c. Kurang melibatkan siwa
d. Siswa tidak bisa menjawab pertanyaan guru maupun mengajukan pertanyaan kepada
guru.
e. Guru kurang memberi bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan.

III. Alternatif dan Prioritas Pemacahan Masalah

Setelah dilaksanakan pembelajaran pada tahun Pelajaran 2023/2024 pada mata


pelajaran Matematika bagian Operasi hitung Campuran sebagian siswa belum menguasai
materi yang telah disampaikan oleh guru atau mengalami kegagalan disebabkan tidak
memakai alat peraga yang tidak sesuai, Untuk itu peneliti mengambil keputusan untuk
memperbaiki pembelajaran dengan metode demonstrasi, sehingga siswa diharapkan
mampu memahami Operasi Hitung Campuran. Mengingat hasil ulangan tahun lalu yang
sangat tidak memuaskan yaitu dari 18 siswa yang tuntas hanya 7 siswa. Artinya hanya 40
% saja yang tuntas sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu 65. Dalam hal ini
peneliti berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilaksanakan dalam 2 siklus dengan metode
demonstrasi.

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan analisis masalah yang telah dipaparkan di
atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan metode demonstrasi dan alat peraga garis bilangan yang memadai
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan ?
2. Apakah penggunaan metode demonstrasi dan alat peraga garis bilangan dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa mata pelajran matematika materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan pecahan ?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Meningakatkan prestasi balajar siswa mata pelajaran matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan
2. Meningkatkan aktivitas belajar siswa mata pelajaran matematika meteri
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Bagi siswa

a. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi penjumlahan dan


pengurangan bilangan bulat
b. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat.
c. Timbulnya keberanian anak untuk bertanya atau berpendapat.
d. Prestasi belajar anak lebih baik dibanding sebelum perbaikan.

2. Bagi guru

a. Meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas yang


imbasnya dapat meningkatkan profesionalisme guru khususnya pada penerapan
metode demonstrasi.
b. Meningkatkan keterampilan guru dalam mengkolaborasikan penggunaan metode
demonstrasi dengan alat peraga bilangan pada pembelajaran matematika
c. Memperbaiki kinerja guru, rasa percaya diri, membantu guru
berkembang secara profesional.
3. Bagi Sekolah/Lembaga

Sekolah yang para gurunya sudah mampu memberi perubahan/perbaik mempunyai


kesempatan yang besar untuk berkembang lebih baik. Berbagai perbaikan akan dapat
diwujudkan seperti, penanggulangan berbagai masalah belajar, pemahaman konsep serta
kesulitan mengajar yang dialami guru. Hubungan kolegial yang sehat yang tumbuh dari
rasa saling membutuhkan akan menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif untuk
memajukan sekolah. Hasil belajar ulangan harian siswa yang selalu baik di harapkan
dapat meningkatkan Nilai UN Siswa.
Berdasarkan dari hal-hal dijelaskan di atas, maka peneliti perlu mengadakan
penelitian dengan judul :
“ Peningkatkan hasil belajar siswa pada materi Penjumlahan dan pengurangan
bilangan pecahan kelas IV dengan menggunakan metode Demonstrasi SD Inpres
Lelogama.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

a. Pengertian belajar

Menurut Siddiq (2008: 1-3) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang
disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan
belajar anak yang terjadi tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan
sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak trampil menjadi trampil.
Gagne ( dalam Siddiq, 2008 ) menyatakan bahwa belajar adalah suatu prosese di
mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian
tersebut ada tiga unsur pokok dalam belajar, yaitu : proses, perubahan perilaku, dan
pengalaman.
1) Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan.
Seseorang dikatakan belajar jika pikiran dan perasaan aktif.
2) Perubahan perilaku
Hasil belajar perubahan-perubahan perilaku atau tingkah laku seseorang yang
belajar akan berubah atau bertambah perilakunya.
3) Pengalaman

Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara
individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Slavin dalam ( Tri Anni, 2004 ) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan
individu yang disebabkan oleh pengalaman. Gagne dalam ( Tri anni, 2004:2)
menyatakan bahawa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan
manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilkau
itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.
Belajar adalah sikap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai akibat suatu hasil dari latihan atau pengalaman Morgan dalam
(Purwanto, 1997 : 84).
B. Hakikat Pembelajaran Matematika
1. Hakikat Matematika
Matematika dalam pandangan siswa awam, identik dengan kata sulit.

Selain merupakan mata pelajaran yang memiliki sifat abstrak juga membutuhkan
penataran dalam hubungannya dengan pengerjaan persoalan-persoalan matematika.
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai matematika dalam pandangan
yang berbeda sesuai dengan situasi perkembangan matematika itu sendiri. Pandangan
ahli matematika seperti Johnson dan Rising ( E. Suherman dan Udin SW, 1993
: 120 ) menyatakan bahwa matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan,
pembuktian yang logis, matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, refresantinya dengan simbol dan
padat, lebih berupa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
Pandangan lain tentang matematika dikemukakan oleh sujono (1988:4) yang
mengemukakan bahwa matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang
eksak dan terorganisir secara sistematik, selain merupakan ilmu pengetahuan tentang
penalaran yang logis dan masalah yang berhubungan dengan bilangan, dan
matematika sebagai ilmu bantu dalam menginterprestasikan berbagai ide dan
kesimpulan.
The Liang Gie (1999:50) Mengemukakan pendapatnya tentang matematika,
yaitu bahwa berkenan dengan ide-ide atau gagasan sruktur dan hubungan-
hubungannya yang diatur menurut aturan yang logis
2. Tujuan Matematika

Mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi mamtematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika.

b. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang


model matematika, menyelaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
c. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol,tabel,diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah
d. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap
ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
3. Ruang Lingkup Matematika
Ruang lingkup mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar meliputi aspek-aspek
sebagai berikut :
a. Bilangan

b. Geometri dan Pengukuran

c. Pengolahan data.

C. Metode Pembelajaran

1. Pengertian Metode

Metode menurut Thomas Sukardi ( 2007 ) dapat diartikan benar-benar sebagai


metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai metode atau pendekatan pembelajaran,
bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.
1. Metode demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstari


Yang di maksud dengan metode demonstrasi lalah metode mengajar
dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu
pada siswa.

Untuk memperjelaskan pengertian tersebut dalam prateknya dapat dilakukan


oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode demonstrasi cukup baik
apabila di gunakan dalam penyampaian bahan pelajaran misalnya cara
melakukan proses penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan.
a. Adapun aspek yang penting dalam menggunakan metode demontrasi
adalah :
1) Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat
yang didemantrasi tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa.
Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.
2) Demontrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas
di mana siswa sendiri dapat ikut memprhatikan dan menjadi
aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.
3) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas di sebabkan alat-
alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang
tempatnya jauh dari kelas
4) Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis
5) Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari
apa yang akan didemontrasikan.
6) Sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru harus
terlebih dulu mendemontrasikan dengan sebaik-baiknya, baru
diikuti oleh murid-muridnya yang sesuai dengan petunjuk.
b. Kelebihan metode demonstrasi adalah :

Perhatian anak didik dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap penting
oleh guru dapat diamati

1) Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang


didemonstasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan
mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.
2) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses
belajar.
3) Dapat menambah pengalaman anak didik
4) Bisa membantu siswa ingat lebih lama materi yang disampaikan
5) Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih jelas dan
konkret
Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa
karena ikut serta berperan secara langsung.
Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode demonstrasi tersebut,
maka dalam mata pelajaran matematika banyak hal-hal yang dapat
didemonstrasikan terutama dalam materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat.
c. Dari segi kelemahan atau metode demontrasi adalah :
1) Memerlukan waktu yang cukup banyak
2) Apabila kekurangan media, metode demonstarsi menjadi kurang
efisien
3) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli
bahan-bahannya.
4) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.

1) Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak


efektif.
d. Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah

1) Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah :
a. Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan
yang di harapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi
berakhir
b. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan di laksanakan
c. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan

2) Pelaksanaannya :
Hal-hal yang mesti di lakukan adalah :
a. Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya
b. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
c. Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar
mencapai sasaran
d. Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti
demonstrasi dengan baik
e. Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif
f. Menghindari ketegangan
2. Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan


penyusunan materinya melalui suatu problem atau pertanyaan yang
harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara
bersama.
a. Karakteristik metode diskusi, bahan pelajaran dengan toik
permasalahan/persoalan, adanya pembentukan kelompok, ada
yang mengatur pembicaraan, aktivitas siswa berpendapat,
mengarah pada suatu kesimpulan/pendapat bersama guru lebih
berperan sebagai pembimbing/motivator, siswa sebagai objek dan
subjek dalam pembelajaran, melatih sistematika logika berfikir,
melatih bahasa lisan.
b. Pengalaman belajar, pemahaman terhadap persoalan, belajar
bersama, pemahaman pendapat orang lain, pembentukan rasa
solidaritas, pemahaman terahadap pengamatan keputusan
menerapkan cara menyampaikan pendapat.
c. Keunggulan metode diskusi, siswa bertukar pikiran, siswa dapat
menghayati permasalahan, merangsang siswa untuk berpendapat,
dapat mengembangkan berbicara, siswa belajar memahami pikiran
orang lain, memberikan kesempatan belajar.
d. Kelemahan meode diskusi, memerlukan waktu yang banyak,
apabila siswa tidak memahami konsep dasar, diskusi tidak efektif,
terdapat perbedaan kemampuan perbendaharaan bahasa, apabila
guru tidak dapat membimbing diskusi tidak efektif.

D. Prestasi Belajar

Menurut Nana Sudjana ( 1995 : 23 ) “ perstasi belajar adalah kemampuan


kemapuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.’’
Dipandang dari aspek belajar, prestasi merupakan respon-respon yang
diberikan siswa terhadap sikap stimulus yang diberikan guru, orang tua dan
masyarakat. Respon-respon tersebut diberikan dari waktu kewaktu berakumulasi,
kemudian akhirnya mengkristal dalam pribadi siswa, baik di sengaja ataupun
tidak. Selanjutnya tereliasasi dalam keabstrakan dan kekonkritan, tetapi banyak
orang melihat dari segi kognitifnya yaitu yang ada dalam buku raport.
Hasil belajar yang telah dicapai dalam belajar tersebut diwujudkan dalam
bentuk kuantatif ( angka ) dan kualitatif. Sehingga dari nilai-nilai murid itu dapat
ditentukan mana murid yang berprestasi tinggi dan mana yang berprestasi rendah.
Karena itu prestasi belajar yang diperoleh siswa itu dapat diukur dengan baik
berupa angka-angka atau hurf-huruf yang merupakan manivestasi dari
pengukuran/penilaian yang berasal dari hasil prestasi pengetahuan ( kognitif),
sikap ( afektif), dan ketrampilan (psikomotorik)
E. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa yang dimaksud adalah seluruh aktivitas siswa dalam
proses belajar, mulai dari kegiayan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik
berupa ketrampilan-ketrampial dasar sedangkan kegiatan psikis berupa
ketrampilan terintegrasi ( intergrated skill). Ketrampilan dasar yaitu
mengobservasi, mengklarifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan
mengkomunikasi. Sedangkan ketrampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi
variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik,
menggambarkan hubungan antar variabel, mengupulkan dan mengolah data,
menganalisis penelitian, menyusun hipotesisi, mendefinisikan variabel secara
operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen. ( Dimyati,
2002:140).

F. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik ( 1986:23) media adalah alat, metode dan teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Menurut Usman ( 1992:23) mengemukakan bahwa “ media pengajaran,
teaching aids atau audio visual aids adalah alat-alat yang digunakan oleh guru
ketika mengajar kepada siswa dan membantu memperjelas materi yang
disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada siswa.”
2. Jenis Media Pembelajaran

Ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses
pengajaran. Pertama, media grafik seperti gambar, foto, grafik, bagan atau
diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Media grafik sering juga disebut
media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.
Kedua, media tiga dimensi, yaitu dalam bentuk model seperti model padat,
model penampang, model susun, model kerja, mark up, diorama dan lain-lain.
Ketiga, media proyeksi seperti slide, film, strips, penggunaan OHP dan lain-
lain. Keempat penggunaan media fotografi. Kelima penggunaan media audio
sebagai media pengajaran, dan keenam penggunaan lingkungan sebagai
media pengajaran (Sudjana,1991)

G. Materi Pelajaran Matematika

1. Menjumlahkan Bilangan pecahan


1 1 2
1. + =
4 4 4
1
=
2
2 3 10 12
2. + = +
4 5 20 20
22
=
20
2. Mengurangkan Bilangan Pecahan
1 1 2 1 3 3 9 6
1. - = - 2. - = -
2 4 4 4 4 6 12 12
1 3
= =
4 12
H. Kerangka Berfikir

Kondisi Pembelajaran Diadakan


awal tradisional perbaikan
hasil belajar pembelajaran

Siklus I
Tindakan Guru
Menggunakan
menggunakan metode
metode Diskusi

Siklus II
Menggunakan
Metode
Demonstrasi

Kondisi Hasil
akhir meningkat

I. Tindakan Hipotesa
Melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan Kelas IV Dengan Metode
Demonstrasi SD Inpres Lelogama’ Pembelajaran dapat meningkat.
J. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa akan diperoleh apabila kegiatan proses belajar mengajar telah berakhir.
Menurut Dimyati (1993:3), menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tidak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak dari
proses belajar. Sedangkan menurut Alhamdi (1994:35), bahwa hasil belajar adalah hasil yang
dicapai dalam suatu usaha. Dalam hal ini usaha hasil belajar berupa perwujudan prestasi
belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai setiap mengikuti tes atau evaluasi. Untuk
memperoleh hasil yang baik, harus ada upaya belajar dan kemauan keras bagi siswa,
sedangkan bagi guru harus ada upaya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif dan efektif.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subyek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak yang Membantu

1. Subyek Penelitian

a. Subyek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDI Lelogama Kecamatan Amfoang Selatan


Kabupaten Kupang dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV sebanyak 18
siswa yang terdiri dari 7 laki-laki dan 11 siswa perempuan.
b. Mata pelajaran
Pelajaran yang diteliti adalah Matematika

c. Waktu Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas tentang meningkatkan hasil belajar siswa pada
kompetensi dasar penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan kelas IV
dengan menggunakan metode demonstrasi SD Inpres Lelogama dilaksanakan 2
Siklus yaitu :

1) Siklus 1 dilaksanakan pada :


Hari : Kamis
Tanggal : 12 Oktober 2023
Waktu : 1 x 35 menit

2) Siklus II dilaksanakan pada :

Hari : Kamis
Tanggal : 19 Oktober 2023

Waktu : 1 x 35 Menit
d. Jumlah Siswa : 18 Siswa ( 7 Laki-laki 11 Perempuan )

2. Karakteristik Siswa dan Sekolah


a. Karakteristik Siswa
Siswa kelas IV SD Inpres Lelogama sebanyak siswa dengan rincian 7
Siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Tingkat kecerdasan mereka cenderung
merata dan rata-rata tingkat berfikir yang sedang. Sebagian besar siswa adalah
anak petani dan buruh bangunan yang tingkat pendidikannya masih rendah , dan
sebagian besar masih belum sadar akan arti pentingnya pendidikan, sehingga
tingkat perhatian terhadap pendidikan anak-anaknya tergolong rendah.
b. Karakteristik Sekolah
SD Inpres Lelogama Kecamatan Amfoang Selatan Kabupaten Kupang
memiliki jumlah ruang kelas yang cukup memadai dengan jumlah siswa di
sekolah ini, setiap siswa menempati 1 ruang kelas untuk pembelajaran sehari-
hari. Sekolah ini juga memliki 1 ruang guru dan kepala sekolah yang digunakan
untuk aktivitas guru.
3. Karakteristik lingkungan penelitian
a. Ekonomi orang tua
Ekonomi orang tua siswa tergolong cukup. Masyarakat Kelurahan Lelogama
Mayoritas orang tua wali siswa bermata pencaharian sebagai petani dan buruh
dengan penghasilan yang pas – pasan. Berangkat pagi pulang sore hari.
Pendidikan terakhir mereka pun sebagian besar hanya lulusan SD. Kondisi
seperti ini sangat mempengaruhi prestasi anak. Orang tua kurang perhatian
dalam belajar anak. Anak belajar sendiri tanpa ada yang membimbing.
b. Lingkungan Sekolah
SD Inpres Lelogama terletak di Kelurahan Lelogama yang memiliki
karakteristik masyarakat yang agamis yang masih lebih mementingkan
pendidikan agama dari pada pendidikan umum, di Kelurahan Lelogama juga
memiliki karakteristik geografis yang subur yang sebagian besar merupakan
lahan pertanian.
4. Pihak – pihak yang membantu
Adapun pihak yang membantu dalam pembelajaran ini yaitu guru kelas
sebagai supervisor 1 dan juga Kepala Sekolah dari SD Inpres Lelogama sebagai
supervisor 2.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Prosedur PTK ini terdidri dari 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus II. Masing-masing siklus
melalui empat tahapan yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan refleksi.
Adapun rincian pelaksanaan sebagai berikut :

1. Siklus I
a. Perencana Perbaikan Pembelajaran
Perencanaan merupakan refleksi awal dari kegiatan penelitian Tahap-tahap dalam
perencanaan adalah sebagai berikut :

 Menyusun Silabus
 Menyusun RPP
 Menetapkan KKM
 Menyiapkan daftar hadir
 Menyiapkan alat-alat pembelajaran
 Menyiapkan bahan materi, sarana
 Menyiapakan lembar observasi, refleksi dan
 Menyiapkan lembar evaluasi.
 Pembagian kelompok yang adil

b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran


Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus 1 mata pelajaran
Matematika Kelas IV Semester 1, Peneliti menempuh langkah- langkah
perbaikan pembelajaran sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal ( 5 menit )
a. Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing untuk mengawali pelajaran
b. Guru mempersiapkan alat-alat pelajaran dan absensi siswa
c. Membahas tugas PR siswa dilanjutkan penilaian PR

Mempersiapkan siswa agar siap menerima pelajaran

2) Kegiatan Inti ( 25 menit )


- Mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi Misalnya 1) lawan
dari 3 adalah.......
- Melalui demonstrasi guru menjelaskan kembali tentang konsep
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan .
Siswa bergantian mendemonstrasikan cara pengerjaan penjumlahan
dan pengurangan bilangan pecahan.

- Siswa berdiskusi dengan teman sebangku menyelesaikan soal- soal pada


LKS.
- Guru bersama siswa membahas hasil diskusi.
- Bersama guru siswa membahas hasil kerja kelompok

3) Kegiatan Akhir ( 10 menit )


a. Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan materi pelajaran
b. Melaksanakan tes akhir
c. Menganilisa hasil tes
d. Menyimpulkan hasil tes

c. Hasil Observasi

Dengan menganalisa lembar observasi dapat disimpulkan bahwa hasil perbaikan


sudah kelihatan hasilnya walaupun belum sesuai yang diharapkan. Tingkat
penguasaan materi oleh siswa baru 67% dari sebelumnya 33% dengan nilai rata-
rata 58. Jadi peningkatan baru 34%.

d. Refleksi
Berdasarkan temuan-temuan yang di dapat pada proses perbaikan pembelajaran,
dapat direfleksikan penyebab kurangnya ketuntasan belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika pokok bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Pecahan, pada siklus 1, maka hasil diskusi dengan teman sejawat masih perlu
ada perbaikan pembelajaran pada siklus II. Hanya lebih menekankan pada
penggunaan alat peraga yang dapat mengakibatkan belajar siswa.
2. Siklus II
a. Perencana Perbaikan Pembelajaran
Sesuai dengan rancangan pembelajaran, proses pembelajaran pada perbaikan
pembelajaran siklus 2 sama dengan proses pembelajaran pada siklus 1, namun
pada siklus 2 peneliti lebih mengoptimalkan penggunaan metode dan media yang
digunakan.
 Menyusun Silabus
 Menyusun RPP
 Menetapkan KKM
 Menyiapkan daftar hadir
 Menyiapkan alat-alat pembelajaran
 Menyiapkan bahan materi, sarana
 Menyiapakan lembar observasi, refleksi dan
 Menyiapkan lembar evaluasi.

b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan perencanaan yang dirumuskan maka langkah- langkah perbaikan


pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah:
1) Kegiatan Awal ( 5 menit )

- Menyiapkan alat peraga


- Mengkondisikan siswa
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti ( 20 menit)
- Mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi Misalnya 1) lawan
dari 3 adalah.......
- Melalui demonstrasi guru menjelaskan kembali tentang konsep
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan.
- Siswa bergantian mendemonstrasikan cara pengerjaan
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan.
- Siswa berdiskusi dengan teman sebangku menyelesaikan soal- soal pada
LKS.
- Guru bersama siswa membahas hasil diskusi.

3) Kegiatan Akhir ( 15 Menit )


- Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
pelajaran.
Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi.

- Guru mengevaluasi hasil pekerjaan siswa dilanjutkan dengan analisis


hasil evaluasi.
- Memberi tugas PR sebagai tindak lanjut.

c. Hasil Observasi
Dalam proses pembelajaran minat siswa untuk mengikuti pembelajaran sudah
kelihatan, siswa baik secara individu maupun kelompok sudah dapat
menyelesaikan tugas dengan baik. Kemudian dilihat dari penguasaan materi
siklus I ke siklus II sudah ada peningkatan yang signifikan dari 52 % menjadi
78 % dengan nilai rata- rata 75.
d. Refleksi
Berdasarkan melihat penguasaan materi oleh siswa mencapai 78%, maka hasil
diskusi dengan teman sejawat bahwa pada siklus II sudah ada peningkatan yang
cukup menggembirakan bagi penulis. Hal ini karena sudah menggunakan alat
peraga sesuai dengan materi pelajaran. Sehingga dengan alat peraga yang sesuai
siswa bisa aktif dan bisa tertarik dalam menerima pelajaran.

Atas dasar musyawarah dengan teman sejawat dan supervisor, perbaikan


pembelajaran yang dilaksanakan dalam 2 siklus telah cukup mencapai
ketuntasan sehingga tidak perlu diadakan siklus III.

C. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskreftif komperatif dan
analisis deskriftif kualitatif.
1. Analisis deskriftif dan analisis deskriftif kualitatif untuk membandingkan prestasi
belajar melalui tes formatif/nilai ulangan harian antar siklus. Tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes tertulis dan akan dilaksanakan pada setiap akhir
tindakan yang bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa. Untuk menganalisis
hasil tes belajar maka digunakan rumus sebagai berikut :
a. Untuk menghitung nilai individu

Skor yang diperoleh siswa


Nilai Akhir = X 100
Skor maksimal

b. Untuk menghitung nilai Rata-rata


Untuk menghitung nilai rerata kelas pada setiap siklus
menggunakan rumus sebagai berikut :

Exi
ñ= Keterangan :
n

ñ = nilai rata-rata
Exi = jumlah semua nilai
ns = banyaknya siswa
Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa digunakan rumus :

N
∑= X 100% Keterangan :
n

∑ = Ketuntasan Belajar

N = jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65

n = jumlah seluruh siswa

2. Analisis deskriptif kualitatif dilakukaan untuk menentukan kualitas pembelajaran


berdasarkan hasil observasi dan refleksi. Untuk menganalisis data ini dibuat butir
dalam proses pembelajaran.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada setiap siklus (sebanyak 2
siklus) dalam penelitian tindakan kelas ini, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar
dan keaktifan siswa pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan
dengan model pembelajaran demonstrasi dapat tergambarkan pada laporan hasil
penelitian dan pembahasan yang di uraikan persiklus sebagai berikut :
Pada pembelajaran Matematika sebelum siklus I yaitu pada proses pembelajaran
tahun lalu di kelas yang sama dan materi yang sama pula, hanya 11 siswa dari 18 siswa
yang telah menguasai materi. Atau sebanyak 60 % sudah menguasai materi, sedangkan
40 % nya belum menguasai materi. Dilihat dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran pada kompetensi tersebut memerlukan perbaikan pembelajaran
melalui Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).

Setelah penulis melaksanakan perbaikan pembalajaran Matematika Siklus I dari 18


siswa hanya 7 siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 65. Hal ini menunjukan bahwa
pelaksanaan perbaikan pembalajaran siklus I hasil ulangan cukup meningkat namun
masih ditemukan beberapa kekurangan sehingga diperlukan perbaikan kembali pada
siklus II.

Setelah penulis melakukan perbaikan pada siklus II, Siswa yang mendapat nilai diatas 65
sebanyak 15 dari 18 siswa. Ini disebabkan penggunaan alat peraga yang cukup, guru memberi
penjelasan secara berulang-ulang, proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik
perhatian siswa sehingga banyak siswa yang menikmati dan mampu memaknai proses
pembelajaran tersebut. Faktor yang membuat meningkatkan keberhasilan siswa tersebut,
penulis menyimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Demonstarsi,
mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Secara konkret hal tersebut dapat tergambar pada laporan hasil penelitian dan
pembahasan yang diuraikan persiklus sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Dari hasil observasi menggambarkan pembelajaran yang dirancang adalah
pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan dan bermakna sehingga
member dampak yang positif terlihat dari meningkatnya semangat siswa dalam
melakukan proses pembelajaran. Serta meningkatnya hasil nilai pada mata
pelajaran matematika.
b. Pelaksanaan

Dari hasil observasi proses kegiatan belajar mengajar menggunakan instrumen


observasi ( lembar pengamatan ) kegiatan guru dan kegiatan siswa, diperoleh
gambaran terjadi peningkatan semangat dan aktifitas dari siswa yang kurang
aktif bertanya dan peningkatan kerjasama meningkat 52 %, kenaikan aktivitas
dan semangat siswa karena hasil perbaikan aktifitas guru :
1. Penjelasan guru tentang materi pelajaran sudah jelas
2. Kuantitas tanya jawab antara guru dan siswa sudah memadai
3. Guru sudah menggunakan metode yang bervariasi
4. Guru sudah dapat membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran
5. Siswa merasa tertarik dan menikmati proses pembelajaran yang
menyenangkan

c. Obsrvasi / Pengamatan
Pada akhir siklus I, dilaksanakan tes untuk mengukur peningkatan prestasi
siswa dari 40 % menjadi 52 % , peningkatan ini karena adanya diskusi kelompok
yang telah dicatat catat oleh observer dan menggunakan metode demonstrasi
d. Refleksi
Analisis terhadap hasil observasi dan tes diatas, menyimpulkan bahwa pembelajaran secara
umum, mengalami peningkatan kretifitas guru dan keaktifan siswa tetapi masih perlu
ditingkatkan lagi pada kegiatan yang masih kurang, juga perlu ditingkatkan skor rata-rata dari
hasil belajar siswa dengan menggunakan model pemeblajaran demonstrasi.

2. Siklus II
a. Perncanaan
Dari hasil observasi pada perencanaan yang sangat baik, alat bahan lengkap,
siswa aktif, siswa tertib, pembagian kelompok adil, sehingga guru kretif dalam
mengajar pembelajaran tercipta menjadi lebih menyenangkan.
b. Pelaksanaan
Dari hasil observasi proses kegiatan siswa diperoleh gambaran keaktifan
siswa sangat meningka Dari 72,5 % Menjadi 83,5 %. Serta peningkatan hasil
belajar siswa dari 52% menjadi 80% .
c. Pengamatan/ Observasi
Pada akhir siklus II dilakukan tes untuk penguasaan materi oleh siswa.
Sehingga hasil belajar siswa meningkat menjadi 81%. Peningkatan ini
merupakan dampak dari penggunaan model pembelajaran Demonstarsi.
d. Refleksi
Setelah melihat hasil belajar siswa yang cukup tinggi pada siklus 2 guru
melakukan wawancara singkat dengan siswa
1) Guru menanyakan, mengapa hasil tes lebih tinggi, beberapa jawaba siswa :
- Pembelajaran menyenangkan
- Sudah menggunakan alat peraga.
- Siswa ikut serta / terlibat dalam proses pembelajaran sehingga
pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
2) Guru menanyakan pendapat siswa terhadap model pembelajaran pada siklus
2 jawaban siswa antara lain
- Proses pembelajaran menarik dan lebih bermakna
- Guru mampu menguasai kelas sehingga semua siswa terlibat dalam
pembelajaran
- Siswa merasa semangat dan merasa senang dalam proses pembelajaran.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Untuk lebih jelasnya, hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas ini diuraikan pada pembahasan laporan ini , keberhasilan dari kendala
yang ditemukan pada tahap- tahap Penelitian Tindakan Kelas ini secara lebih terinci
dapat tetgambar menurut siklus-siklus yang telah dilaksanakan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan

Dari hasil observasi menggambarkan pembelajaran yang dirancang adalah


pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan serta bermakna.
Pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa, merangsang, menggali
informasi penting dari hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa. Guru
mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran, melakukan proses
pembelajaran yang kebih menarik dan menyenangkan serta menggunakan alat
peraga yang menarik dan mendukung materi pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Dari hasil observasi, pada appersepsi guru sudah menanyakan hal- hal yang
berhubungan dengan materi ang sudah dilakukan, kegiatan semua anak mulai
aktif dan terlihat menikmati pada pembelajaran ini, siswa ikut serta dan tertarik
serta semangat dalam melakukan pembelajaran ini.
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, ditemikan juga perilaku
siswa selama siswa selama proses pembelajaran yaitu siswa sudah mulai
memperhatikan penjelasan dari guru, siswa sudah mulai berani menjawab
pertanyaan dari guru dan mengajukan pertanyaan kepada guru, penguasaan
materi pelajaran oleh siswa sudah mulai baik, meningkatnya keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran.
Selain itu, peneliti dan teman sejawat menemukan beberapa hal tentang
perilkau mengajar guru dalam proses pembelajaran yaitu : penjelasan guru
tentang materi pelajaran sudah jelas dan lugas, kuantitas tanya jawab antara guru
dan siswa sudah memadai, guru sudah menggunakan metode yang bervariasi dan
guru sudah dapat membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.

Adapun penyebab ketidak maksimalan prestasi belajar siswa, menurut hasil


diskusi antara peneliti dan teman sejawat, serta konsultasi dengan penguji I
adalah kesalahn guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran
gambar monokrom yang berukuran kecil.
c. Pengamatan
Dari hasil observasi pembelajaran yang telah dilakukan, dengan
menggunakan model pembelajaran yang digunakan yaitu Demonstrasi siswa ikut
serta dalam proses pembelajaran dan terlibat aktif serta terlihat semangat dalam
proses pembalajaran.
d. Refleksi

Dari hasil observasi pembelajaran yang telah dilakukan guru, terlihat


keaktifan siswa meningkat, sehingga hasil pembelajaran siswa menjadi
meningkat. Akan tetapi masih ada beberapa siswa yang belum mampu mencapai
hasil belajar yang maksimal dikarenakan masih adanya beberapa siswa yang
belum terbiasa dengan model Demonstrasi yang diterapkan.
2. Siklus II
a. Perencanaan

Dari hasil observasi menggambarkan pembelajaran yang dirancang adalah


pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan serta bermakna.
Pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa, merangsang, menggali
informasi penting dari hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa. Guru
mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran, melakukan proses
pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan serta menggunakan alat
peraga yang menarik dan mendukung materi pembelajaran.
b. Pelaksanaan

Dari hasil observasi pada apersepsi, guru sudah menanyakan hal- hal yang
berhubungan dengan materi yang dilakukan. Pada kegiatan inti semua anak
mulai aktif dan terlihat menikmati pembelajaran ini. Siswa ikut serta dan tertarik
serta semangat dalam melakukan pembelajaran ini. Proses pembelajaran dimulai
dengan adanya apersepsi yang mampu menumbuhkan semangat dan rasa
penasaran pada diri siswa. Pada kegiatan inti, siswa merasa ikut serta dalam
proses pembelajaran sehingga siswa merasa pembelajaran menjadi bermakna
dan mudah materi pelajaran menjadi mudah untuk dipahami. Pada kegiatan
akhir, siswa mampu menyimpulkan materi pembelajaran denagn benar karena
siswa telah memahami materi tersebut. Siswa juga mampu menjawab tes yang
diberikan guru untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan proses
pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Pengamatan

Dari hasil observasi pembelajaran yang telah dilakukan, dengan


menggunakan model pembelajaran yang digunakan yaitu Demonstrasi siswa ikut
serta dalam proses pembelajaran dan terlibat aktif serta terlihat semangat dalam
proses pembalajaran.
d. Refleksi
Dari hasil observasi pembelajaran yang telah dilakukan guru, terlihat keaktifan siswa
meningkat, sehingga hasil pembelajaran siswa menjadi meningkat.

3. Hasil Penelitian

1. Hasil Belajar Siswa

a. Tabel Prestasi siswa

No. Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Abner Amekan 60 70 80
2 Agnes Masus 90 100 100
3 Alfredson Tamoes 60 80 90
4 Anastasya Funan 20 20 40
5 Aryani Loe Nisipeni 100 100 100
6 Cesya Djumetan 50 60 80
7 Fanu Saepitu 80 80 90
8 Fidel Tikan 80 80 90
9 Gloria Neno 50 60 80
10 Glowing Tamoes 50 60 70
11 Gunaldi Masus 70 80 80
12 Jefan Lelis 70 70 90
13 Kevin Lay 70 80 80
14 Lidia Tefbana 50 70 80
15 Marlina Saidjan 20 50 60
16 Marlion Koy 50 80 100
17 Ratna Saidjan 40 50 60
18 Serly Masus 30 40 60
Rata-rata Nilai 57 64 75
Tuntas 7 11 14
Belum Tuntas 11 7 4
% Ketuntasan 40% 60% 80 %
Pada akhir pra siklus hingga siklus II dilaksanakan tes untuk menyenagkan
kemampuan daya serap, skor rata-rata seluruh siswa tergambar pada tabel berikut :

b. Grafik Hasil belajar siswa

Nilai Rata-rata Per Siklus


80

70

60

50

40 Rara-rata

20

10

0
Pra siklus Siklus I Siklus II

c. Grafik Ketuntasan Belajar Per Siklus


Chart Title
16

14

12

10

8
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Tuntas Tidak Tuntas

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan secara individu dari 18 siswa,


pada siklus 1 ada 11 siswa dengan prosentase 60 % sedangkan pada siklus II ada 14
siswa tuntas belajar dengan prosentase 80 % siklus yang tidak tuntas pada siklus 1
ada 7 dengan prosentase 40 % pada siklus II ada 4 siswa dengan prosentase 20 %
Dengan keterangan nilaitertinggi pada siklus I adalah 100 sebanyak 2 siswa dan
nilai terendah 20 sebanyak 1 siswa. Sedangkan nilai tertinggi pada siklus II adalah
100 sebanyak 3 siswa dan nilai terendah 40 sebanyak 1 siswa.
Secara klasikal siswa belum tuntas belajar karena belum mencapai standar
ketuntasan belajar klasikal yaitu 80 %, pencapaian hasil belajar pada siklus 1 baru
mencapai 60 % rata-rata skor sebelum perbaikan 40 % rata-rata skor setelah
perbaikan siklus 2 80 % nilai rata-rata kelas 75.
Secara klasikal siswa belum tuntas belajar karena belum mencapai standar ketuntasan belajar
klasikal yaitu 80%. Rata-rata skor sebelum perbaikan adalah 57 dengan prosentase hasil
belajar 40 %. Rata-rata skor setelah perbaikan yaitu dengan adanya siklus I rata-rata kelasnya
adalah 64 dengan prosentase hasil belajar mencapai 60%. Sedangkan pada perbaikan
pembelajaran pada siklus II rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 75 dengan prosentase
80 %.

Analisis hasil observasi dan tes diatas menyimpulkan pembelajaran secara


umum mengalami peningkatan hasil belajar oleh siswa belum mencapai tingkat
ketuntasan sebagaimana yang telah di tetapkan siklus berikutnya perlu dilakukan
untuk meningkatkan aktivitas siswa dan guru yang masih kurang, kemudian
meningkatkan skor rata-rata hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil refleksi dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus 1 dapat
direkomendasikan , berapa hal yang perlu dilaksanakan pada siklus berikutnya
yaitu :
1) Siswa perlu dibuat kelompok belajar / tutor sebaya.
2) Memperbanyak alat peraga berupa gambar yang menarik dan mendukung
materi pelajaran.
3) Mengubah langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode
Demonstrasi.
4) Mengubah suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan kondusif.
Mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran dengan diadakannya peragaan atau
keadaan yang sesuai dengan materi yang diajarkan Memberi penguatan dan semanagat serta
penghargaan kepada siswa.

1. Aktivitas Belajar Siswa

a. Tabel Aktivitas Belajar Siswa

Skor
No Aspek yang dinilai
Siklus I Siklus II

1 Kegiatan Awal
1. Siswa menjawab salam di awal pertemuan 4 4
2. Siswa melaksanakan doa bersama 3 4
3. Siswa menyiapkan alat-alat pelajaran 3 4
4. Siswa siap mengikuti pelajaran 4 4
II Kegiatan Inti
1. Siswa menjawab pertanyaan appersepsi 4 4
2. Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran 3 4
3. Siswa memperhatikan penejlasan materi 3 4
4. Siswa memahami penjelasan guru 5 5
5. Siswa mendemonstrasikan materi 3 4
6. Siswa menggunakan garis bilangan 4 5
7. Siswa menanyakan materi yang belum jelas 4 5
8. Siswa mengerjakan soal-soal latihan 4 4
9. Siswa menanyakan hal yang belum diketahui 3 4
III Kegiatan Akhir
1. Siswa menyimpulkan materi pelajaran 3 4
2. Siswa mengerjakan tes 4 4
3. Siswa senang mengikuti pembelajaran 4 4

58 67
72,5 % 83,8 %

b. Grafik Aktivitas Belajar Siswa

90%

80%

70%

60% Baik

Belum baik
50%

40%

30%
Siklus I Siklus II
Aktivitas belajar siswa dari siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan. Hasil
pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat pada kegiatan perbaikan pembelajaran
siklus I persentase siswa mencapai 72,5 %, dan setelah dilaksanakan kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus II persentase aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan
menjadi 83,8 %
Peningkatan presentasi dan aktivitas belajar siswa dari pra siklus hingga ke siklus II
disebabkan karena guru pada saat perbaiakan pembelajaran menggunakan metode yang
tepat. Penggunaan metode demonstrasi yang dipadukan dengan penggunaan alat peraga
garis bilangan dilanjutkan dengan diskusi kelompok membuat siswa lebih mudah
memahami materi pelajaran. Adapun peningkatan aktivitas belajar siswa disebabkan
pada saat pembelajaran guru menyediakan alat peraga garis bilangan dalam bentuk siap
pakai dan dengan jumlah yang memadai sesuai dengan jumlah siswa. Hal ini membuat
siswa mudah dan bisa belajar dengan baik dalam kelompoknya. Dengan alat peraga
garis bilangan siswa secara langsung dapat mendemonstrasikan penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Setelah penulis melaksanakan penelitian melalui Penelitian Tindakan Kelas


(PTK) yang dilaksanakan dari pra siklus hingga siklus II, maka dapat diambil
kesimpulan :
1. Peningkatkan hasil belajar dan keaktifan Siswa dengan menggunakan metode
Demonstrasi dan diskusi pada materi Matematika Kompetensi Dasar Penjumlahan
dan Pengurangan Bilangan pecahan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran dengan materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan dapat ditingkatkan dengan mengguanakan metode
demonstrasi dan diskusi. Hasil analisis nilai rata- rata pada pra siklus 57, setelah
siklus I terjadi kenaikan nilai rata-rata menjadi 64, dan setelah dilaksanakan
perbaikan pembelajaran siklus II meningkat lagi menjadi 75.
Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dengan materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan, dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode
demonstrasi. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan yang menunjukan adanya
peningkatan. Aktivitas siswa siklus I mencapai 72,5 dan pada siklus II meningkat lagi
menjadi 83,8 %.

B. Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan kesimpulan diatas ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan


guru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran khususnya meningkatkan
keaktivan siswa di kelas, maka guru sebaiknya:
1. Metode Demonstrasi dan diskusi hendaknya dicobakan pada materi matematika
pada Kompetensi Dasar yang lain.
2. Metode demonstrasi dan diskusi hendaknya dicobakan pada materi pelajaran yang
lain.
3. Prestasi belajar merupakan salah satu penentu kenaikan maupun kelulusan siswa.
Oleh karena itu hendaknya siswa berusaha dengan cara rajin belajar tanpa harus
menunggu di suruh oleh guru maupun orang tua.
Prestasi belajar siswa merupakan salah satu kepuasan dan kebanggaan bagi guru. Oleh karena
itu hendaknya guru mengusahakan agar siswa yang menjadi tanggung jawabnya memiliki
prestasi tinngi dengan cara memberikan pembelajaran yang terbaik melalui penggunaan
metode dan alat peraga yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Nur Akhsin, Heny K, Thoyibah H. 2004. Matematika Kelas 4 Sekolah Dasar.

Jakarta: Cempaka Putih.

Buchori, Jumadi, Sutigno, Dadang Gastro. 2002. Gemar Belajar Matematika 4


Untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Semarang: Aneka Ilmu.

Hermawan, Asep Hery, dkk. 2009. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.

Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.


Karso, dkk. 2005. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mahsetyo, Gatot, dkk. 2009. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas

Terbuka

Mikarso, Hera Lestari; Agus Taufik; Puji Lestari Priyanto. 2007. Pendidikan Anak SD.
Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Suciati, dkk. 2009. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka. Sujadi, R., dan
Tatag Yuli Eko Siswono. 2004. Matematika Untuk Sekolah Dasar
Kelas 4. Jakarta: Balai Pustaka.

Suprayekti, dkk. 2012. Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wahyudin, Dinn. 2009. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Wardani,


I.G.A.K; Wihardit, K.; Nasoetion, N. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardani, I. G. A. K.; Juleha, Siti; Marsinah, Ngadi. 2012. Pemantapan Kemampuan


Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, Udin S., dkk. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai