LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Siap
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Siap
TENTANG
Disusun oleh :
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA KELAS IV SDI LELOGAMA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan perbaikan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi
S1 PGSD Universitas Terbuka (UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam laporan PTK yang saya kutip dari hasil karya orang
lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan karya ilmiah
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PTK ini bukan hasil karya
saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima
sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.
(JEFRI A. TAMOES)
NIM : 822243131
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas rahmat-Nya,
penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bisa diselesaikan. Laporan ini
disusun berdasarkan catatan-catatan hasil observasi dan refleksi selama kegiatan perbaikan
pembelajaran yang dilakukan untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran.
Laporan ini memuat dua perbaikan pembelajaran pada satu Mata Pelajaran. Satu
perbaikan pembelajaran pada Mata Pelajaran Matematika.
Atas selesainya penyusunan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu :.
1. Bapak Yonas E. Manafe, S.Pd. Gr. selaku kepala SD Inpres Lelogama yang telah
memberikan kesempatan serta izin dan motivasi kepada saya
2. Teman sejawat yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran
3. Dewan guru dan staf SD Inpres Lelogama yang telah membantu pelaksanaan kegiatan
perbaikan pembelajaran
4. Siswa-siswi kelas IV SD Inpres Lelogama yang telah bersedia menjadi subjek penelitian
pada pelaksanaan PTK.
Penulis menyadari keterbatasannya oleh karena itu laporan ini masih jauh dari
sempurna. Maka besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberi saran dan kritik.
Penulis
DAFTAR ISI
D. Refleksi .................................................................................................45
A. Kesimpulan ...........................................................................................49
Peningkatkan hasil belajar siswa pada materi Penjumlahan dan pengurangan bilangan
pecahan kelas IV dengan menggunakan metode Demonstrasi SD Inpres Lelogama. Penelitian
ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa mata pelajaran
matematika meteri penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan melalui metode
demonstrasi. Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kelas IV SD Inpres Lelogama
Kecamatan Amfoang Selatan Kabupaten Kupang dengan jumlah siswa sebanyak 18 yang
terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Kelas IV SD Inpres Lelogama
Kecamatan Amfoang Selatan Kabupaten Kupang ini merupakan tempat tugas peneliti.
Metode penelitian yang digunakan adalah Demonstrasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus tindakan dan masing – masing siklus terdiri atas tahap- tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada siklus1 diperoleh fakta bahwa siswa
masih canggung dalam penggunaan alat peraga. Kegiatan diskusi kelompok selama ini yang
dilakukan siswa baru sebatas saling menyalin hasil pekerjaan jika memperoleh tugas
mengerjakan soal. Hasil perolehan nilai rata-rata pada siklus I peneliti ini adalah 64 dengan
nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah sebesar 20. Rata-rata perolehan nilai ini masih
berada di bawah kreteria ketuntasan minimum yang dipersyaratkan,yakni 60, sehingga
diperlukan penelitian tindakan siklus II. Pada penelitian tindakan siklus II dilakukan beberapa
perbaikan yang meliputi perubahan komposisi anggota kelompok, pengarahan atas materi
pokok yang lebih jelas, serta latihan-latihan soal pendahuluan. Hasil pembelajaran yang
diperoleh meliputi rata-rata nilai hasil pembelajaran siklus II adalah 75 dengan nilai tertinggi
100 dan nilai terendah 40. disamping itu, tingkat ketuntasan pembelajaran pada siklus II ini
mencapai 80 % yang ternyata lebih tinggi dari prasyarat ketuntasan klaksikal sebesar 80 %
. Oleh karna itu tidak diperlukan perlakuan pembelajaran pada siklus berikutnya.
Kata Kunci : Metode demonstrasi, keaktifan, hasil belajar, media pembelajaran yang
tepat.
BAB I
PENDAHULUAN
(G. Thompson : 1957) Menyatakan bahwa pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas
Individu untuk menhasilkan perubahan-perubahan yang tetap di dalam kebiasaan-kebiasaan,
pemikiran, sikap-sikap, dan tingkah laku.
Pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan di Indonesia telah
membuat regulasi dengan munculnya Undang- undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pada Bab II Pasal 3 dinyatakan tentang tujuan Pendidikan Nasional.,
yang termaktub bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan berakhlak kepada tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan tersebut tentu saja memerlukan berbagai upaya yang sungguh-
sungguh dari segenap komponen bangsa. Upaya- upaya tersebut harus dilakukan mulai dari
tingkat Pusat hingga tingkat Daerah. Di tingkat paling bawah Pendidikan bertumpu pada
Pendidik menjadi sangat penting dalam menentukan kualitas Pendidikan yang bermutu.
I. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut di atas penulis menarik identifikasi masalah
sebagai berikut :
a. Siswa kelas IV SD Inpres Lelogama, hasil ulangan mata pelajaran matematika meteri
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan sangat rendah.
Pembelajaran yang disajikan guru kurang menyenangkan dan kurang menantang.
b. Guru lebih banyak mengandalkan metode ceramah dengan catatan- catatan di papan
tulis dalam pembelajaran.
c. Guru memberi tugas pada siswa untuk mengerjakan latihan-latihan dengan
bimbingan yang kurang maksimal.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan analisis masalah yang telah dipaparkan di
atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan metode demonstrasi dan alat peraga garis bilangan yang memadai
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan ?
2. Apakah penggunaan metode demonstrasi dan alat peraga garis bilangan dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa mata pelajran matematika materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan pecahan ?
1. Bagi siswa
2. Bagi guru
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Pengertian belajar
Menurut Siddiq (2008: 1-3) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang
disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan
belajar anak yang terjadi tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan
sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak trampil menjadi trampil.
Gagne ( dalam Siddiq, 2008 ) menyatakan bahwa belajar adalah suatu prosese di
mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian
tersebut ada tiga unsur pokok dalam belajar, yaitu : proses, perubahan perilaku, dan
pengalaman.
1) Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan.
Seseorang dikatakan belajar jika pikiran dan perasaan aktif.
2) Perubahan perilaku
Hasil belajar perubahan-perubahan perilaku atau tingkah laku seseorang yang
belajar akan berubah atau bertambah perilakunya.
3) Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara
individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Slavin dalam ( Tri Anni, 2004 ) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan
individu yang disebabkan oleh pengalaman. Gagne dalam ( Tri anni, 2004:2)
menyatakan bahawa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan
manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilkau
itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.
Belajar adalah sikap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai akibat suatu hasil dari latihan atau pengalaman Morgan dalam
(Purwanto, 1997 : 84).
B. Hakikat Pembelajaran Matematika
1. Hakikat Matematika
Matematika dalam pandangan siswa awam, identik dengan kata sulit.
Selain merupakan mata pelajaran yang memiliki sifat abstrak juga membutuhkan
penataran dalam hubungannya dengan pengerjaan persoalan-persoalan matematika.
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai matematika dalam pandangan
yang berbeda sesuai dengan situasi perkembangan matematika itu sendiri. Pandangan
ahli matematika seperti Johnson dan Rising ( E. Suherman dan Udin SW, 1993
: 120 ) menyatakan bahwa matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan,
pembuktian yang logis, matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, refresantinya dengan simbol dan
padat, lebih berupa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
Pandangan lain tentang matematika dikemukakan oleh sujono (1988:4) yang
mengemukakan bahwa matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang
eksak dan terorganisir secara sistematik, selain merupakan ilmu pengetahuan tentang
penalaran yang logis dan masalah yang berhubungan dengan bilangan, dan
matematika sebagai ilmu bantu dalam menginterprestasikan berbagai ide dan
kesimpulan.
The Liang Gie (1999:50) Mengemukakan pendapatnya tentang matematika,
yaitu bahwa berkenan dengan ide-ide atau gagasan sruktur dan hubungan-
hubungannya yang diatur menurut aturan yang logis
2. Tujuan Matematika
Mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi mamtematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika.
c. Pengolahan data.
C. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode
Perhatian anak didik dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap penting
oleh guru dapat diamati
1) Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah :
a. Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan
yang di harapkan dapat tercapai setelah metode demonstrasi
berakhir
b. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan di laksanakan
c. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan
2) Pelaksanaannya :
Hal-hal yang mesti di lakukan adalah :
a. Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya
b. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
c. Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar
mencapai sasaran
d. Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti
demonstrasi dengan baik
e. Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif
f. Menghindari ketegangan
2. Metode Diskusi
D. Prestasi Belajar
Aktivitas belajar siswa yang dimaksud adalah seluruh aktivitas siswa dalam
proses belajar, mulai dari kegiayan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik
berupa ketrampilan-ketrampial dasar sedangkan kegiatan psikis berupa
ketrampilan terintegrasi ( intergrated skill). Ketrampilan dasar yaitu
mengobservasi, mengklarifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan
mengkomunikasi. Sedangkan ketrampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi
variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik,
menggambarkan hubungan antar variabel, mengupulkan dan mengolah data,
menganalisis penelitian, menyusun hipotesisi, mendefinisikan variabel secara
operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen. ( Dimyati,
2002:140).
F. Media Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik ( 1986:23) media adalah alat, metode dan teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Menurut Usman ( 1992:23) mengemukakan bahwa “ media pengajaran,
teaching aids atau audio visual aids adalah alat-alat yang digunakan oleh guru
ketika mengajar kepada siswa dan membantu memperjelas materi yang
disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada siswa.”
2. Jenis Media Pembelajaran
Ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses
pengajaran. Pertama, media grafik seperti gambar, foto, grafik, bagan atau
diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Media grafik sering juga disebut
media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.
Kedua, media tiga dimensi, yaitu dalam bentuk model seperti model padat,
model penampang, model susun, model kerja, mark up, diorama dan lain-lain.
Ketiga, media proyeksi seperti slide, film, strips, penggunaan OHP dan lain-
lain. Keempat penggunaan media fotografi. Kelima penggunaan media audio
sebagai media pengajaran, dan keenam penggunaan lingkungan sebagai
media pengajaran (Sudjana,1991)
Siklus I
Tindakan Guru
Menggunakan
menggunakan metode
metode Diskusi
Siklus II
Menggunakan
Metode
Demonstrasi
Kondisi Hasil
akhir meningkat
I. Tindakan Hipotesa
Melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan Kelas IV Dengan Metode
Demonstrasi SD Inpres Lelogama’ Pembelajaran dapat meningkat.
J. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa akan diperoleh apabila kegiatan proses belajar mengajar telah berakhir.
Menurut Dimyati (1993:3), menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tidak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak dari
proses belajar. Sedangkan menurut Alhamdi (1994:35), bahwa hasil belajar adalah hasil yang
dicapai dalam suatu usaha. Dalam hal ini usaha hasil belajar berupa perwujudan prestasi
belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai setiap mengikuti tes atau evaluasi. Untuk
memperoleh hasil yang baik, harus ada upaya belajar dan kemauan keras bagi siswa,
sedangkan bagi guru harus ada upaya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif dan efektif.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1. Subyek Penelitian
a. Subyek Penelitian
c. Waktu Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas tentang meningkatkan hasil belajar siswa pada
kompetensi dasar penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan kelas IV
dengan menggunakan metode demonstrasi SD Inpres Lelogama dilaksanakan 2
Siklus yaitu :
Hari : Kamis
Tanggal : 19 Oktober 2023
Waktu : 1 x 35 Menit
d. Jumlah Siswa : 18 Siswa ( 7 Laki-laki 11 Perempuan )
Prosedur PTK ini terdidri dari 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus II. Masing-masing siklus
melalui empat tahapan yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan refleksi.
Adapun rincian pelaksanaan sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencana Perbaikan Pembelajaran
Perencanaan merupakan refleksi awal dari kegiatan penelitian Tahap-tahap dalam
perencanaan adalah sebagai berikut :
Menyusun Silabus
Menyusun RPP
Menetapkan KKM
Menyiapkan daftar hadir
Menyiapkan alat-alat pembelajaran
Menyiapkan bahan materi, sarana
Menyiapakan lembar observasi, refleksi dan
Menyiapkan lembar evaluasi.
Pembagian kelompok yang adil
c. Hasil Observasi
d. Refleksi
Berdasarkan temuan-temuan yang di dapat pada proses perbaikan pembelajaran,
dapat direfleksikan penyebab kurangnya ketuntasan belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika pokok bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Pecahan, pada siklus 1, maka hasil diskusi dengan teman sejawat masih perlu
ada perbaikan pembelajaran pada siklus II. Hanya lebih menekankan pada
penggunaan alat peraga yang dapat mengakibatkan belajar siswa.
2. Siklus II
a. Perencana Perbaikan Pembelajaran
Sesuai dengan rancangan pembelajaran, proses pembelajaran pada perbaikan
pembelajaran siklus 2 sama dengan proses pembelajaran pada siklus 1, namun
pada siklus 2 peneliti lebih mengoptimalkan penggunaan metode dan media yang
digunakan.
Menyusun Silabus
Menyusun RPP
Menetapkan KKM
Menyiapkan daftar hadir
Menyiapkan alat-alat pembelajaran
Menyiapkan bahan materi, sarana
Menyiapakan lembar observasi, refleksi dan
Menyiapkan lembar evaluasi.
c. Hasil Observasi
Dalam proses pembelajaran minat siswa untuk mengikuti pembelajaran sudah
kelihatan, siswa baik secara individu maupun kelompok sudah dapat
menyelesaikan tugas dengan baik. Kemudian dilihat dari penguasaan materi
siklus I ke siklus II sudah ada peningkatan yang signifikan dari 52 % menjadi
78 % dengan nilai rata- rata 75.
d. Refleksi
Berdasarkan melihat penguasaan materi oleh siswa mencapai 78%, maka hasil
diskusi dengan teman sejawat bahwa pada siklus II sudah ada peningkatan yang
cukup menggembirakan bagi penulis. Hal ini karena sudah menggunakan alat
peraga sesuai dengan materi pelajaran. Sehingga dengan alat peraga yang sesuai
siswa bisa aktif dan bisa tertarik dalam menerima pelajaran.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskreftif komperatif dan
analisis deskriftif kualitatif.
1. Analisis deskriftif dan analisis deskriftif kualitatif untuk membandingkan prestasi
belajar melalui tes formatif/nilai ulangan harian antar siklus. Tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes tertulis dan akan dilaksanakan pada setiap akhir
tindakan yang bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa. Untuk menganalisis
hasil tes belajar maka digunakan rumus sebagai berikut :
a. Untuk menghitung nilai individu
Exi
ñ= Keterangan :
n
ñ = nilai rata-rata
Exi = jumlah semua nilai
ns = banyaknya siswa
Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa digunakan rumus :
N
∑= X 100% Keterangan :
n
∑ = Ketuntasan Belajar
BAB IV
Setelah penulis melakukan perbaikan pada siklus II, Siswa yang mendapat nilai diatas 65
sebanyak 15 dari 18 siswa. Ini disebabkan penggunaan alat peraga yang cukup, guru memberi
penjelasan secara berulang-ulang, proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik
perhatian siswa sehingga banyak siswa yang menikmati dan mampu memaknai proses
pembelajaran tersebut. Faktor yang membuat meningkatkan keberhasilan siswa tersebut,
penulis menyimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Demonstarsi,
mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Secara konkret hal tersebut dapat tergambar pada laporan hasil penelitian dan
pembahasan yang diuraikan persiklus sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Dari hasil observasi menggambarkan pembelajaran yang dirancang adalah
pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan dan bermakna sehingga
member dampak yang positif terlihat dari meningkatnya semangat siswa dalam
melakukan proses pembelajaran. Serta meningkatnya hasil nilai pada mata
pelajaran matematika.
b. Pelaksanaan
c. Obsrvasi / Pengamatan
Pada akhir siklus I, dilaksanakan tes untuk mengukur peningkatan prestasi
siswa dari 40 % menjadi 52 % , peningkatan ini karena adanya diskusi kelompok
yang telah dicatat catat oleh observer dan menggunakan metode demonstrasi
d. Refleksi
Analisis terhadap hasil observasi dan tes diatas, menyimpulkan bahwa pembelajaran secara
umum, mengalami peningkatan kretifitas guru dan keaktifan siswa tetapi masih perlu
ditingkatkan lagi pada kegiatan yang masih kurang, juga perlu ditingkatkan skor rata-rata dari
hasil belajar siswa dengan menggunakan model pemeblajaran demonstrasi.
2. Siklus II
a. Perncanaan
Dari hasil observasi pada perencanaan yang sangat baik, alat bahan lengkap,
siswa aktif, siswa tertib, pembagian kelompok adil, sehingga guru kretif dalam
mengajar pembelajaran tercipta menjadi lebih menyenangkan.
b. Pelaksanaan
Dari hasil observasi proses kegiatan siswa diperoleh gambaran keaktifan
siswa sangat meningka Dari 72,5 % Menjadi 83,5 %. Serta peningkatan hasil
belajar siswa dari 52% menjadi 80% .
c. Pengamatan/ Observasi
Pada akhir siklus II dilakukan tes untuk penguasaan materi oleh siswa.
Sehingga hasil belajar siswa meningkat menjadi 81%. Peningkatan ini
merupakan dampak dari penggunaan model pembelajaran Demonstarsi.
d. Refleksi
Setelah melihat hasil belajar siswa yang cukup tinggi pada siklus 2 guru
melakukan wawancara singkat dengan siswa
1) Guru menanyakan, mengapa hasil tes lebih tinggi, beberapa jawaba siswa :
- Pembelajaran menyenangkan
- Sudah menggunakan alat peraga.
- Siswa ikut serta / terlibat dalam proses pembelajaran sehingga
pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
2) Guru menanyakan pendapat siswa terhadap model pembelajaran pada siklus
2 jawaban siswa antara lain
- Proses pembelajaran menarik dan lebih bermakna
- Guru mampu menguasai kelas sehingga semua siswa terlibat dalam
pembelajaran
- Siswa merasa semangat dan merasa senang dalam proses pembelajaran.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Untuk lebih jelasnya, hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas ini diuraikan pada pembahasan laporan ini , keberhasilan dari kendala
yang ditemukan pada tahap- tahap Penelitian Tindakan Kelas ini secara lebih terinci
dapat tetgambar menurut siklus-siklus yang telah dilaksanakan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Dari hasil observasi pada apersepsi, guru sudah menanyakan hal- hal yang
berhubungan dengan materi yang dilakukan. Pada kegiatan inti semua anak
mulai aktif dan terlihat menikmati pembelajaran ini. Siswa ikut serta dan tertarik
serta semangat dalam melakukan pembelajaran ini. Proses pembelajaran dimulai
dengan adanya apersepsi yang mampu menumbuhkan semangat dan rasa
penasaran pada diri siswa. Pada kegiatan inti, siswa merasa ikut serta dalam
proses pembelajaran sehingga siswa merasa pembelajaran menjadi bermakna
dan mudah materi pelajaran menjadi mudah untuk dipahami. Pada kegiatan
akhir, siswa mampu menyimpulkan materi pembelajaran denagn benar karena
siswa telah memahami materi tersebut. Siswa juga mampu menjawab tes yang
diberikan guru untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan proses
pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Pengamatan
3. Hasil Penelitian
1 Abner Amekan 60 70 80
2 Agnes Masus 90 100 100
3 Alfredson Tamoes 60 80 90
4 Anastasya Funan 20 20 40
5 Aryani Loe Nisipeni 100 100 100
6 Cesya Djumetan 50 60 80
7 Fanu Saepitu 80 80 90
8 Fidel Tikan 80 80 90
9 Gloria Neno 50 60 80
10 Glowing Tamoes 50 60 70
11 Gunaldi Masus 70 80 80
12 Jefan Lelis 70 70 90
13 Kevin Lay 70 80 80
14 Lidia Tefbana 50 70 80
15 Marlina Saidjan 20 50 60
16 Marlion Koy 50 80 100
17 Ratna Saidjan 40 50 60
18 Serly Masus 30 40 60
Rata-rata Nilai 57 64 75
Tuntas 7 11 14
Belum Tuntas 11 7 4
% Ketuntasan 40% 60% 80 %
Pada akhir pra siklus hingga siklus II dilaksanakan tes untuk menyenagkan
kemampuan daya serap, skor rata-rata seluruh siswa tergambar pada tabel berikut :
70
60
50
40 Rara-rata
20
10
0
Pra siklus Siklus I Siklus II
14
12
10
8
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Skor
No Aspek yang dinilai
Siklus I Siklus II
1 Kegiatan Awal
1. Siswa menjawab salam di awal pertemuan 4 4
2. Siswa melaksanakan doa bersama 3 4
3. Siswa menyiapkan alat-alat pelajaran 3 4
4. Siswa siap mengikuti pelajaran 4 4
II Kegiatan Inti
1. Siswa menjawab pertanyaan appersepsi 4 4
2. Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran 3 4
3. Siswa memperhatikan penejlasan materi 3 4
4. Siswa memahami penjelasan guru 5 5
5. Siswa mendemonstrasikan materi 3 4
6. Siswa menggunakan garis bilangan 4 5
7. Siswa menanyakan materi yang belum jelas 4 5
8. Siswa mengerjakan soal-soal latihan 4 4
9. Siswa menanyakan hal yang belum diketahui 3 4
III Kegiatan Akhir
1. Siswa menyimpulkan materi pelajaran 3 4
2. Siswa mengerjakan tes 4 4
3. Siswa senang mengikuti pembelajaran 4 4
58 67
72,5 % 83,8 %
90%
80%
70%
60% Baik
Belum baik
50%
40%
30%
Siklus I Siklus II
Aktivitas belajar siswa dari siklus I ke Siklus II mengalami peningkatan. Hasil
pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat pada kegiatan perbaikan pembelajaran
siklus I persentase siswa mencapai 72,5 %, dan setelah dilaksanakan kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus II persentase aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan
menjadi 83,8 %
Peningkatan presentasi dan aktivitas belajar siswa dari pra siklus hingga ke siklus II
disebabkan karena guru pada saat perbaiakan pembelajaran menggunakan metode yang
tepat. Penggunaan metode demonstrasi yang dipadukan dengan penggunaan alat peraga
garis bilangan dilanjutkan dengan diskusi kelompok membuat siswa lebih mudah
memahami materi pelajaran. Adapun peningkatan aktivitas belajar siswa disebabkan
pada saat pembelajaran guru menyediakan alat peraga garis bilangan dalam bentuk siap
pakai dan dengan jumlah yang memadai sesuai dengan jumlah siswa. Hal ini membuat
siswa mudah dan bisa belajar dengan baik dalam kelompoknya. Dengan alat peraga
garis bilangan siswa secara langsung dapat mendemonstrasikan penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Terbuka
Mikarso, Hera Lestari; Agus Taufik; Puji Lestari Priyanto. 2007. Pendidikan Anak SD.
Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Suciati, dkk. 2009. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka. Sujadi, R., dan
Tatag Yuli Eko Siswono. 2004. Matematika Untuk Sekolah Dasar
Kelas 4. Jakarta: Balai Pustaka.
Winataputra, Udin S., dkk. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.