Anda di halaman 1dari 190

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM


TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di SMK Nasional
Kayutanam. Kedalaman muatan kurikulum setiap mata pelajaran dituangkan
dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar
yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi tersebut terdiri atas standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan
bagian integral dari struktur kurikulum SMK Nasional Kayutanam. Struktur
kurikulum SMK Nasional Kayutanam meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai
dengan kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
A. MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN NASIONAL
Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program
kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkan
keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki stamina yang tinggi, menguasai
bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki
etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan
pekerjaannya, serta memiliki kemampuan mengembangkan diri. Struktur
kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Kurikulum SMK/MAK berisi mata pelajaran Muatan Nasional, mata pelajaran
Muatan Kewilayahan dan Muatan Lokal, Muatan peminatan Kejuruan yang terdiri
atas: Dasar Bidang Keahlian, Dasar Program Keahlian, dan Kompetensi Keahlian.
Selain itu juga ditambahkan ekstrakurikuler pengembangan diri.

40
Dasar hukum yang mengatur struktur kurikulum yang digunakan ;
a.Perdirjen Dikdasmen No 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
b.Perdirjen Dikdasmen N. 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

1. Struktur Kurikulum Kelas X


KELAS
X XI XII
MATA PELAJARAN
1 2 - - - -
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 - - - -
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan - - - -
2. 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 - - - -
4. Matematika 4 4 - - - -
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) - - - -
6. 3 3

Jumlah A 19 19 - - - -
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2. 2 2 - - - -

Jumlah B 5 5 - - - -
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Fisika 3 3 - - - -
3. Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1. Gambar Teknik Otomotif 4 4 - - - -

41
2. Teknologi Dasar Otomotif 4 4 - - - -
3. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif 5 5 - - - -
Jumlah C 22 22 - - - -
Total 46 46 - - - -

2. Struktur Kurikulum Kelas XI


KELAS
X XI XII
MATA PELAJARAN
- - 1 2 - -
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti - - 3 3 - -
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan - - - -
2. 2 2

3. Bahasa Indonesia - - 3 3 - -
4. Matematika - - 4 4 - -
5. Sejarah Indonesia - - - - - -
Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) - - - -
6. 3 3

Jumlah A 15 15 -
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya - - - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan - -
2. 2 2 - -

Jumlah B 2 2 - -
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor - - 8 8 - -

2. Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor - -


- - 8 8
Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor - -
3. - - 8 8

4. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 - -

42
Jumlah C - - 31 31 - -
Total - - 48 48 - -

3. Struktur Kurikulum Kelas XII


KELAS
X XI XII
MATA PELAJARAN
- - - - 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti - - - - 3 3
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan - - - -
2. 2 2

3. Bahasa Indonesia - - - - 2 2
4. Matematika - - - - 4 4
5. Sejarah Indonesia - - - - - -
Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) - - - -
6. 4 4

Jumlah A 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya - - - -
- -
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2. - - - - - -

Jumlah B - - - -
- -
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan - - 8 8
- -
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga
2. - - - - 4 4
Kendaraan Ringan
Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan - -
3. - - 7 7
Ringan
4. Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor - -
- - 6 6

43
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - - - 8 8
Jumlah C - - - - 33 33
Total - - - - 48 48

B. MUATAN KURIKULUM TINGKAT DAERAH/MUATAN LOKAL


Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata
pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Muatan lokal di SMK Nasional Kayutanam merupakan mata pelajaran yang dapat
dipilih yang sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan, kearifan lokal dan
global serta mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk
setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan.

1. Daftar Mata Pelajaran dan Kompetensi Dasar yang Mengintegrasikan


Muatan Lokal Nilai – Nilai Alqur’an dan Budaya Minangkabau
Dengan mengacu pada substansi yang ada, SMK Nasional Kayutanam
memberikan muatan lokal berdasarkan kebutuhan dan budaya daerah, yaitu
memberikan wawasan keterampilan yang utuh terhadap Pendidkan Al Quran
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan masyarakat lokal,
nasional maupun global. Adapun mata pelajaran yang mengintegritasikan
muatan local, nilai Al-Qur’an dan Budaya Minangkabau yaitu:
1) Seni Budaya
2) Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2. Strategi Pelaksanaan Integrasi Muatan Lokal Nilai - Nilai Alqur’an dan


Budaya Minangkabau

44
Upaya pengintegrasian nilai-nilai Al-Qur’an dan budaya minangkabau
kedalam mata pelajaran muatan kewilayahan dan muatan lokal dapat
diuraikan sebagai berikut:
1). Seni Budaya
Menganalisis setiap KI 3.6 Menerapkan apresiasi seni badaya
nusantara dan KD 4.6 Melaksanaan peniruan karya seni budaya
nusantara seperti seni rupa musik contoh alat musik tradisional, alat
music religi (gambus) maka siswa diminta memainkan alat music asal
daerahnya
2). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Menganalisis setiap KI 3.4 menerapkan salah satu keterampilan
aktifitas olahraga beladiri untuk menghasilkan gerak yang efektif dan
KD 4.1 Mempraktekan salah satu keterampilan aktifitas olahraga
beladiri untuk menghasilkan gerak yang efektif seperti seni bela diri
silat, tari alu ambek.

C. Pengembangan Karakter dan Budaya Kerja Industri


Gerakan PPK menempati kedudukan fundamental dan strategis pada saat
pemerintah mencanangkan revolusi karakter bangsa sebagaimana tertuang dalam
Nawacita (Nawacita 8), menggelorakan Gerakan Nasional Revolusi Mental, dan
menerbitkan RPJMN 2014-2019 berlandaskan Nawacita. Sebab itu, Gerakan PPK
dapat dimaknai sebagai pengejawantahan Gerakan Revolusi Mental sekaligus
bagian integral Nawacita. Sebagai pengejawantahan Gerakan Nasional Revolusi
Mental sekaligus bagian integral Nawacita, Gerakan PPK menempatkan
pendidikan karakter sebagai dimensi terdalam atau inti pendidikan nasional
sehingga pendidikan karakter menjadi poros pelaksanaan pendidikan dasar dan
menengah. Lebih lanjut, Gerakan PPK perlu mengintegrasikan, memperdalam,
memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan
pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan sampai sekarang. Dalam hubungan
ini pengintegrasian dapat berupa pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di
sekolah, dan luar sekolah (masyarakat/komunitas); pemaduan kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler; pelibatan secara serempak dapat
berupa penambahan dan pengintensifan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada

45
pengembangan karakter siswa, penambahan dan penyesuaian tugas pokok guru,
Manajemen Berbasis Sekolah, dan fungsi Komite Sekolah dengan kebutuhan
Gerakan PPK. Baik pada masa sekarang maupun masa akan datang,
pengintegrasian, pendalaman, warga sekolah, keluarga, dan masyarakat;
pendalaman dan perluasan penajaman kegiatan belajar siswa, dan pengaturan
ulang waktu belajar siswa di sekolah atau luar sekolah; kemudian penyelarasan
dapat berupa perluasan, dan penyelarasan program dan kegiatan pendidikan
karakter tersebut perlu diabdikan untuk mewujudkan revolusi mental atau revolusi
karakter bangsa. Dengan demikian, Gerakan PPK merupakan jalan menjadi inti
kegiatan pendidikan yang berujung pada terciptanya revolusi perwujudan
Nawacita dan Gerakan Nasional Revolusi Mental di samping karakter bangsa.
Gerakan PPK menempatkan nilai perubahan paradigma, yaitu perubahan pola
pikir dan cara bertindak dan memberadabkan para pelaku pendidikan. Ada lima
nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan agama dan
kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi
sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain,
hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini
meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan,
individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan).
Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga
keutuhan ciptaan.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan
agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar
pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan,
ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, dan
melindungi yang kecil dan tersisih.
b. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa,

46
menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan
kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, Nasional
Revolusi Mental dalam pendidikan yang hendak karakter sebagai dimensi
terdalam pendidikan yang membudayakan dikembangkan sebagai prioritas
Gerakan PPK.
c. Mandiri bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga,
pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting,
daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
d. Gotong Royong
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen
atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong, solidaritas,
empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan. Nilai
karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat
kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin
komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-
orang yang membutuhkan.
e. Integritas Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen
dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral).
Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif
terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan
yang berdasarkan kebenaran. Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang
berdiri dan berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu
pribadi. Dari nilai utama manapun pendidikan karakter dimulai, individu
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,
komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan
menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas). sama lain,
yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan dan sekolah
perlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara

47
Kelima nilai utama mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
mengadakan dalam mengelola sekolah. Untuk itu, Gerakan PPK
menempatkan nilai perubahan paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara
bertindak dan memberadabkan para pelaku pendidikan. Ada lima nilai utama
karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut. karakter yang saling
berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu yang Maha Esa yang
diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran menjaga kekayaan budaya
bangsa, rela berkorban, unggul, dan menghormati keragaman budaya, suku,
dan agama. berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, dan
disiplin.
Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum
yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter
berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat/ komunitas (Albertus, 2015).

1. Impelementasi nilai-nilai karakter dan budaya kerja industri selama


proses pembelajaran dikelas
a. Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi
kurikulum dalam mata pelajaran, baik itu secara tematik maupun
terintegrasi dalam mata pelajaran.
b. Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi, dan evaluasi
pengajaran.
c. Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah.
2. Impelementasi nilai-nilai karakter dan budaya kerja industri sebagai
bagian dari proses pembiasaan dan budaya sekolah
a. Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian
sekolah.
b. Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan pendidikan.
c. Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.
d. Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap
e. Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah.
f. Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah.
3. Impelementasi nilai-nilai karakter dan budaya kerja industri melalui
kolaborasi dan kerjasama antar komunitas/lembaga diluar sekolah

48
a. Memperkuat peranan Komite Sekolah dan orang tua sebagai pemangku
kepentingan utama pendidikan.
b. Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber
pembelajaran seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya,
tokoh masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri.
c. Mensinergikan implementasi PPK dengan berbagai program yang ada
dalam lingkup akademisi, pegiat pendidikan, dan LSM.
d. Mensinkronkan program dan kegiatan melalui kerja sama dengan
pemerintah daerah, kementerian dan lembaga pemerintahan, dan
masyarakat pada umumnya potensi siswa melalui kegiatan kokurikuler
dan ekstrakurikuler.
D. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 tahun 2015. Kegiatan membaca
dalam waktu, namun sering dan berkala terbukti lebih efektif daripada satu waktu
yang panjang namun jarang (misalnya 1 jam/ minggu pada hari tertentu). Kunci
keberhasilan program membaca mandiri ini bukan pada jumlah jam dan menit
membaca, namun keajegan dan frekuensi kegiatan. Hal ini penting untuk
membangun kebiasaan membaca.
Adapun tujuan kegiatan gerakan literasi di sekolah adalah:
a. Meningkatkan kemampuan pemahaman membaca;
b. Meningkatkan rasa cinta baca;
c. Meningkatkan waktu membaca untuk kesenangan di luar jam pelajaran
sekolah;
d. Meningkatkan penilaian diri sendiri sebagai pembaca yang baik; dan
e. Menumbuhkan penggunaan berbagai sumber bacaan.

Program ini dinilai efektif untuk pembaca awal, bukan bagi yang sudah
terbiasa membaca. Berdasarkan frekuensi pelaksanaan, membaca dalam waktu
singkat namun sering (15 menit/hari) akan lebih efektif daripada waktu yang
panjang namun dengan frekuensi yang lebih jarang (1 jam/1 minggu).
Dalam membaca mandiri, tiap peserta didik dapat membaca buku apapun
sesuai minat mereka (buku yang baik yang berterima secara etika dan moral).
Peserta didik yang mengikuti program membaca bebas diharapkan akan terus

49
membaca saat program sudah berakhir. Membaca mandiri sudah terbukti berhasil
meningkatkan kemampuan membaca dan keterikatan terhadap buku di banyak
negara.
Langkah-langkah yang dilakukan sekolah dalam menlaksanakan
pembiasaan membaca di lingkungan sekolah antara lain:
1. Lingkungan Fisik Sekolah
Sekolah menyediakan sarana dalam memenuhi kebutuhan
melaksanakan literasi lima belas menit setiap hari pada jam ke-1 Kegiatan ini
merupakan upaya membiasakan membaca pada peserta didik.
a. Guru memandu peserta didik untuk membaca selama lima belas menit.
b. Guru dan peserta didik membaca selama lima belas menit.
c. Guru memotivasi peserta didik untuk gemar membaca.
Agar kegiatan tersebut bisa terlaksana, maka sekolah membangun
beberapa tempat diataranya.
a) Sudut Baca
Sudut baca ini merupakan upaya mendekatkan peserta didik
pada buku. kegiatan dalam mengelola sudut baca.

⮚ Wali kelas memandu peserta didik untuk membuat sudut baca.

⮚ Setiap peserta didik menyumbang satu buku untuk sudut baca.

⮚ Ada peserta didik yang bertugas mengelola administrasi

peminjaman buku.

⮚ Peserta didik wajib meminjam buku untuk dibaca.

b) Satu Peserta Didik Satu Buku Sastra (1 tahun sekali)


Program ini bertujuan untuk menambah jumlah koleksi buku
sastra di perpustakaan sekolah.

⮚ Peserta didik diminta membawa satu buku sastra.

⮚ Peserta didik membaca buku yang dimiliki.

50
⮚ Setelah dibaca, buku itu disumbangkan pada perpustakaan

sekolah.

⮚ Peserta didik dapat meminjam buku sastra yang lain di sekolah.

⮚ Sekolah memiliki koleksi buku sastra lebih banyak.

c) Mengelola sudut baca


Mengelola sudut baca dapat dilakukan lagi di tahap
pengembangan dengan menambahkan beberapa langkah-langkah
yang dilakukan untuk mengelola sudut baca dalam tahap
pengembangan.

⮚ Wali kelas memandu peserta didik untuk membuat sudut baca.

⮚ Setiap peserta didik menyumbang satu buku untuk sudut baca.

⮚ Ada peserta didik yang bertugas mengelola administrasi

peminjaman buku.

⮚ Peserta didik wajib meminjam buku untuk dibaca.

⮚ Peserta didik membuat resume hasil bacaan.

⮚ Peserta didik mengumpulkan hasil serume di loker khusus.

⮚ Wali kelas memeriksa resume di loker sebulan sekali.

⮚ Peserta didik membuat perayaan hasil membaca, misalnya

menceritakan hasil bacaan di kelas.


d) Wajib Kunjung Perpustakaan Sekolah
Kegiatan ini bertujuan memanfaatkan perpustakaan untuk
menumbuhkan kegemaran membaca

⮚ Pengelola perpustakaan memberikan jadwal kunjung ke

perpustakaan kepada setiap guru mata pelajaran.

51
⮚ Sesuai dengan jadwal, setiap guru mata pelajaran membawa

peserta didik satu kelas untuk berkunjung ke perpustakaan.


e) Membacakan cerita
Program ini bertujuan memotivasi peserta didik membaca
lebih banyak lagi

⮚ Guru memilih buku/cerita yang bermanfaat dan menarik untuk

dibacakan di depan peserta didik.

⮚ Guru membacakan cerita dengan ekspresi dan penghayatan

yang tepat.

⮚ Tanya jawab dengan peserta didik tentang cerita yang telah

dibacakan.

⮚ Pada tahap berikutnya, peserta didik secara bergiliran diminta

membaca cerita menarik lain di hadapan teman sekelas.


2. Lingkungan Sosial dan Afektif
Program literasi yang dibangun melalui model komunikasi dan interaksi
seluruh komponen sekolah secara aktif. Penggalangan dana dalam upaya
pemenuhan bahan bacaan dapat dilakukan melalui interaksi aktif orang tua
siswa, alumni maupun kerjasama sejumlah pihak seperti Forum Komite
Sekolah maupun badan usaha yang memiliki perhatian terhadap pendidikan
khususnya literasi.
Pemberian penghargaan terhadap warga sekolah yang literat maupun
yang mendukung program literasi dapat dilakukan saat upacara bendera
setiap minggu atau secara berkala sebagai bagian dari bentuk apresiasi
sekolah terhadap program literasi yang sedang berjalan.
Kegiatan yang diliakukan untuk menunjang lingkungan sosial dalam
kegiatan literasi sekolah mengadakan kegiatan diantaranya:
a) Festival buku
b) Lomba poster
c) Lomba karya cipta puisi atau essai,

52
Dengan serangkaian kegiatan diatas, setiap orang dapat terlibat sesuai
kepakaran masing-masing. Sekali lagi, peran orang tua siswa, alumni dan
badan usaha disekitar lingkungan sekolah sebagai relawan gerakan literasi
akan semakin memperkuat komitmen sekolah dalam pengembangan budaya
literasi.
3. Lingkungan Akademik
Pada lingkungan akademik akan dilaksanakan beberapa kegiatan
dalam menjaga kosistensi dan ritme dari kegiatan literasi maka sekolah
mengadakan kegiatan diantaranya:
a) Duta Literasi
Duta literasi merupakan peserta didik terpilih yang bertugas untuk
mengembangkan program literasi di sekolah. Beberapa kegiatan duta
literasi dapat dilakukan, antara lain:
1) Wali kelas mengadakan seleksi duta literasi.
2) Wali kelas memilih tiga duta literasi .
3) Duta literasi dilatih dan dibekali keterampilan membaca dan menulis.
4) Duta literasi wajib menjadi teladan membaca dan menulis.
5) Duta literasi bertugas memotivasi peserta didik lainnya agar gemar
membaca.
6) Duta literasi bertugas mengelola sudut baca.
7) Duta literasi bertugas mengelola majalah dinding (mading) kelas.
Kartu Mandiri Kartu mandiri berguna untuk memonitor target buku
bacaan peserta didik.
8) Kartu mandiri berisi catatan buku yang sudah dibaca peserta didik.
9) Peserta didik bersama guru menentukan target minimal buku,
misalnya untuk SMP minimal 100 buku
b) Klub Pecinta Buku
Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik membaca
buku baru dan membagi hasil bacaan pada teman. Kegiatan dalam klub
pecinta buku dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1) Membaca buku,
2) Membuat ringkasan/resensi buku,
3) Menceritakan isi buku,

53
4) mendiskusikan isi buku

E. Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan
diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan
kondisi SMK Nasional Kayutanam. Kegiatan pengembangan diri yang
dikasanakan di SMK Nasional Kayutanam adalah kegiatan bimbingan konseling,
ekstrakurikuler (akademik dan non akademik) dan etika bermasyarakat.

1. Layanan Bimbingan dan Konseling


a. Penyiapan Need Assesment
Asesmen merupakan merupakan salah satu bagian terpenting dalam
seluruh kegiatan yang ada dalam konseling (baik konseling kelompok
maupun konseling individual). Karena itulah asesmen dalam bimbingan
dan konseling merupakan bagian yang terintegral dengan proses terapi
maupun semua kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Asesmen
dilakukan untuk menggali dinamika dan faktor penentu yang mendasari
munculnya masalah. Hal ini sesuai dengan tujuan assesmen dalam
bimbingan dan konseling yaitu mengumpulkan informasi yang
memungkinkan bagi konselor untuk menentukan masalah dan memahami
latar belakang serta situasi yang ada pada masalah klien. Asesmen yang
dilakukan sebelum, selama, dan setelah konseling berlangsung
memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai alat untuk menilai
keberhasilan sebuah konseling, namun juga dapat digunakan sebagai
sebuah terapi untuk menyelesaikan masalah klien.
Aspek yang harus ada dalam perencanaan asesmen adalah:
1). Memilih fokus asesmen pada aspek tertentu dari diri klien
Salah satu penentu keberhasilan konseling adalah kemauan dan
kemampuan klien itu sendiri. Dalam konseling, keputusan akhir untuk
pemecahan masalah yang dihadapi ada pada diri klien. Konselor/ guru
BK bukan pemberi nasihat, bukan pengambil keputusan mengenai apa

54
yang harus dilakukan klien dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Karena itu, untuk keberhasilan konseling, klien dapat
bekerjasama dengan guru BK/konselor, dan dengan bantuan guru BK
maka klien diharapkan mampu memunculkan ide-ide pemecahan
masalah, dan klien memiliki keberanian serta kemampuan untuk
mengambil keputusan, mampu memahami diri sendiri, dan mampu
menerima dirinya sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
konselor menentukan akan melakukan asesmen dengan memfokuskan
pada salah satu aspek dalam diri klien saja.

2). Memilih instrumen yang akan digunakan.


Setelah ditentukan fokus area asesmen, Anda dapat merencanakan
instrumen yang akan digunakan dalam asesmen. Banyak instrumen
yang dapat digunakan dalam asesmen seperti tes psikologis, observasi,
inventori, dan sebagainya. Tetapi untuk menentukan instrumen sangat
tergantung pada aspek apa yang akan diasesmen. Misalnya Anda akan
melihat kerjasama klien dalam konseling, maka instrumen dapat
menggunakan checklist, tetapi apabila Anda memfokuskan asesmen
tentang kemampuan klien dalam memecahkan masalah, maka Anda
dapat mempergunakan tes psikologis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih instrumen dalam
asesmen diantaranya yaitu: (1) kemampuan guru BK sendiri, (2)
kewenangan guru BK (baik dalam mengadministrasikan maupun dalam
interpretasi hasilnya), (3) ketersediaan instrumen, (4) waktu yang
tersedia, dan (5) dana yang tersedia.
3). Penetapan waktu
Perencanaan waktu yang dimaksud adalah kapan asesmen akan
dilakukan. Penetapan waktu ini sangat erat berhubungan dengan
persiapan pelaksanaan asesmen. Persiapan akan banyak menentukan
keberhasilan suatu asesmen, misalnya mempersiapkan instrumen,
tempat, dan peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan
asesmen. Apalagi jika pelaksana asesmen tersebut bukan guru BK itu

55
sendiri, misalnya karena instrumen yang digunakan untuk asesmen
adalah tes psikologis (tes intelegensi, inventori kepribadian, tes minat
jabatan, dan sebagainya). Dalam hal ini apabila guru BK tidak memiliki
kewenangan, maka guru BK dapat minta bantuan orang yang memiliki
kewenangan, misalnya psikolog atau orang yang telah memiliki
sertifikasi yang memberikan kewenangan untuk mengadministrasikan
tes dimaksud.
4). Validitas dan reliabilitas
Apabila instrumen yang kita gunakan adalah buatan sendiri atau
dikembangkan sendiri, maka instrumen itu perlu diuji validitas dan
reliabilitasnya. Karena validitas dan reliabilitas merupakan suatu syarat
mutlak suatu instrumen asesmen. Namun apabila kita menggunakan
instrumen yang sudah terstandar, Anda tidak perlu mencari validitas dan
reliabilitas karena instrumen tersebut sudah jelas memenuhi
persyaratan sebagai suatu instrumen.
5). Pelaksanaan
Setelah perencanaan asesmen selesai, selanjutnya adalah
bagaimana melaksanakan rencana yang telah dibuat tersebut. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan asesmen adalah
pelaksanaannya harus sesuai dengan manual masing-masing
instrumen. Manual suatu instrumen biasanya memuat:

⮚ cara mengerjakan

⮚ waktu yang digunakan untuk mengerjakan asesmen

⮚ kunci jawaban

⮚ cara analisis

⮚ interpretasi.

b. Program Layanan Bimbingan dan Konseling


1. Jenis Layanan

56
Adapun jenis layanan Bimbingan dan Konseling SMK Nasional Kayutanam
yaitu:
1) Orientasi: layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan
baru, terutama lingkungan sekolah dan objek-objek yang dipelajari,
mempermudah dan memperlancar peran peserta didik dilingkungan yang
baru.
2) Informasi: layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami
berbagai iinformasi diri, sosial, belajar, karir atau jabatan dan pendidikan
lanjutan.
3) Penempatan dan penyaluran: layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat didalam kelas,
kelomok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang dan
kegiatan ekstrakurikuler.
4) Penguasaan konten: layanan yang membantu peserta ddidik menguasai
konten tertentu, terutama kompetensi dan/atau kebiasaan yang berguna
dalam kehidupan sekolah, keluarga dan masyarakat.
5) Konseling perorangan: layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya.
6) Bimbingan kelompok: layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir atau jabatan dan pengambilan keputusan serta melakukan kegiatan
tertentu melalui dinamika kelompok.
7) Konseling kelompok: layanan yang membantu peserta didik dalam
pembahasan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok
8) Konsultasi: layanan yang membantu peserta didik dan pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan
dalam menangani kondisi atau masalah peserta didik dalam penyelesaian
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.
9) Mediasi: layanan yang membantu peserta didik yang mengalami
perselisihan dengan pihak lain, dalam penyelesaian permasalahan dan
memperbaiki hubungan antar mereka.

57
10) Advokasi: layanan yang membantu peserta didik dalam memperoleh
pembelaan atas hak atau kepentingannya yang kurang mendapatkan
perhatian.

2. Bidang Bimbingan
Pelayanan konseling yang diberikan guru bimbingan dan konseling
kepada siswa asuhnya dimasa yang akan datang mengacu pada pengelolaan
berbasis kinerja yang terdiri dari 10 (sepuluh) jenis layanan, 4 (empat) bidang
bimbingan, 5 (lima) kegiatan pendukung. Adapun program pelayanan
bimbingan tersebut adalah:
1) Program tahunan, yaitu rencana program bimbingan dan konseling untuk
tahun pelajaran 2022/2023 yang berisikan rencana kegiatan dan materi
bidang pengembangan
2) Program semesteran, yaitu rencana program bimbingan dan konseling
untuk semester I dan II tahun pelajaran 2022/2023 yang berisikan rencana
kegiatandan materi bidang pengembangan.
3) Program bulanan, yaitu prencana program bimbingan dan konseling yang
berisikan rencana kegiatan dan materi bidang pengembangan selama 6
bulan.
4) Program mingguan, yaitu rencana program bimbingan dan konseling yang
berisikan rencana kegiatan dan materi bidang pengembangan mingguan.
5) Rencana Pelaksana Layanan, yaitu rencana kegiatan layanan bimbingan
konseling untuk setiap jenis kegiatan layanan.
6) Modul, yaitu bahan acuan dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling, terutama untuk kegiatan yang menggunakan format klasikal.
3. Rencana Pelaksanaan Layanan
Program pelayanan di atas merupakan acuan bagi aktifitas guru
bimbingan dan konseling di sekolah. Melalui program kegiatan tertulis,
personil sekolah lainnya dapat mengenal rencana kegiatan guru bimbingan
dan koseliang, begitu juga oleh pengawas bimbingan dan konseling. Dalam
program ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu kebutuhan
siswa, program bersifat menyeluruh, sistematik, terbuka, luwes serta
memungkinkan kerjasama dengan berbagai pihak.

58
a) Strategi Pelaksanaan Layanan Konseling
1) Aplikasi Instrumentasi: kegiatan pengumpulan data tentang diri peserta
didik dan lingkungannya melalui Aplikasi instrument, baik tes maupun
non tes.
2) Himpunan Data: kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik yang diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematis, konfrehensif, terpadu dan bersifat rahasia.
3) Konfrensi kasus: kegiatan pembahasan permasalahan peserta didik
dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
masalah peserta didik yang bersifat terbatas dan tertutup.
4) Kunjungan Rumah: kegiatan memperoleh data, kemudahan komitmen
bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan
orang tua atau keluarga.
5) Tampilan Kepustakaan: kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam mengembangkan pribadi,
kemampuan sosial, kegiatan belajar dan karir/jabatan.
6) Alih Tangan Kasus: kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah
peserta didik kepihak lain sesuai dengan keahlian dan kewenangannya.
b) Format Layanan Bimbingan Dan Konseling
1) Individual: kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang melayani
peserta didik secara perorangan.
2) Kelompok: kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang melayani
peserta didik secara kelompok dengan memanfaatkan dinamika
kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 10-15 orang.
3) Klasikal: kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang melayani
peserta didik secara klasikal atau satu kelas.
Pelaksanaan layanan Konseling dilaksanakan 1 x seminggu = 2 jam/tatap
muka masing-masing kompetensi kompetensi keahlian. Dimana jadwalnya
disesuaikan oleh guru BK masing – masing program keahlian.

Kegiata Materi Bidang Pengembangan


No
n Pribadi Sosial Belajar Karir

59
1 2 3 4 5 6
1 Layanan Objek-objek Objek-objek Objek-objek Objek-objek
Orientas pengembanga pengemban pengemban implementasi
i n pribadi gan gan karir
hubungan kemampuan
social belajar
2 Layanan Informasi Informasi Informasi Informasi
informas tentang tentang tentang tentang
i perkembanga perkembang perkembang perkembang
n, potensi, an, potensi, an, potensi, an, potensi,
kemampuan kemampuan kemampuan kemampuan
dan kondisi dan kondisi kegiatan dan arah
diri. hubungan hasil belajar karir
social
3 Layanan Penempatand Penempetan Penempata Penempatan
penenp an dan n dan dan
atan Penyaluranunt penyaluran penyaluran penyaluran
penyalur ukpengemban untuk untuk untuk
an gankemampu pengemban pengemban pengembang
anpribadi gan gan an
kemampuan kemampuan kemampuan
social belajar karir
4 Layanan Kompetensi Kompetensi Kompetensi Kompetensi
penguas dan dan dan dan
aan kebiasaan kebiasaan kebiasaan kebiasaan
konten dalam dalam dalam dalam
kehidupan kehidupan kegitan dan pengembang
pribadi social hasil belajar an karir
5 Layanan Masalah Masalah Masalah Masalah
konselin pribadi: dalam pribadi: pribadi : pribadi:
g kehidupan dalam dalam dalam
peroran pribadi kehidupan kegiatan pengembang
gan social dan hasil an karir

60
belajar
6 Layanan Topik tentang Topik Topik Topik
bimbing kemampuan tentang : tentang : tentang :
an dan kondisi Kemampuan Kemampua Kemampuan
kelompo pribadi dan kondisi n dan dan arah
k hubungan kegiatan karir
social belajar
7 Layanan Masalah Masalah Masalah Masalah
konselin pribadi: dalam pribadi: pribadi: pribadi:
g kehidupan dalam dalam dalam
kelompo pribadi kehidupan kemampuan pengembang
k social belajar an karir
8 Layanan Pemberdayaa Pemberdaya Pemberday Pemberdaya
konsulta n pihak an pihak aan pihak an pihak
si tertentu untuk tertentu tertentu tertentu
dapat untuk dapat untuk dapat untuk dapat
membantu membantu membantu membantu
peserta didik peserta didik peserta peserta didik
dalam dalam didik dalam dalam
pengembanga pengemban pengemban pengembang
n pribadi gan gan an karir
kemampuan kemampuan
social belajar
9 Layanan Upaya
a mendamaika
mediasi n pihak-
pihak
tertentu
(peserta
didik) yang
beselisih
10 Aplikasi Instrumen tes Instrumen Instrumen Instrumen
Intrume dan non tes tes dan non tes dan non tes dan non

61
ntasi untuk tes untuk tes untuk tes untuk
mengungkapk mengungka mengungka mengungkap
an kondisi dan pkan kondisi pkan kondisi kan kondisi
masalah dan masalah dan dan masalah
pribadi sosial masalah karir peserta
peserta didik peserta didik belajar didik
peserta
didik
11 Himpun Data Data Data Data
an data perkembanga perkembang kemampuan kemampuan,
n kondisi dan an kondisi , kegiatan arah
lingkungan hubungan dan hasil persiapan
pribadi dan belajar karir
lingkungan
sosial
12 Konfere Pembahasan Pembahasa Pembahasa Pembahasan
nsi kasus-kasus n kasus- n kasus- kasus-kasus
kasus tertentu yang kasus kasus tertentu yang
dialami tertentu tertentu dialami
peserta didik yang dialami yang peserta didik
peserta didik dialami
peserta
didik
13 Kunjung Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
an dengan orang dengan dengan dengan
rumah tua, keluarga orang tua, orang tua, orang
peserta didik keluarga keluarga tua,keluarga
yang peserta didik peserta peserta didik
mengalami yang didik yang yang
masalah mengalami mengalami mengalami
pribadi masalah masalah masalah karir
social belajar
14 Terapi Bacaan dan Bacaan dan Bacaan dan Bacaan dan

62
kepusta rekaman rekaman rekaman rekaman
kaan tentang tentang tentang tentang
perkembanga perkembang perkembang perkembang
n dan an dan an dan an dan
kemapuan kemapuan kemapuan kemapuan
pribadi social belajar karir
15 Alih Pendalaman Pendalaman Pendalama Pendalaman
tangan penanganan penanganan n penanganan
kasus masalah masalah penanganan masalah karir
pribadi social masalah
belajar

c. Evaluasi dan Tindak Lanjut kegiatan layanan Bimbingan dan konseling


Bentuk evaluasi dalam kegiatan layanan konseling adalah lisan dan
tulisan tatap muka dan tanya jawab/wawancara. Kegiatan ini dibiasakan
selama 24 jam setiap hari dengan melaporkannya kepada wali murid, wali
kelas dan waka kesiswaan untuk dapat di tanggulangi masalah sisa.
2. Kegiatan ekstra kurikuler
a. Ekstra Kurikuler Wajib
1) Jenis dan Strategi Pelaksanaan
Kegiatan pengembangan bakat/ekstrakurikuler adalah kegiatan
diluar mata pelajaran yang dilakukan, baik disekolah ataupun diluar
sekolah yang bertujuan untuk membantu peserta didik berkembang
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minatnya masing-masing
yang khusus diselenggarakan oleh tenaga pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
Peserta didik dapat memperdalam dan memperluas pengetahan
mereka, memperkaya keterampilan mereka, mengenal hubungan antar
berbagai pelajaran, serta sebagai wadah untuk menyalurkan bakat dan
minat mereka serta upaya membina manusia seutuhnya. Kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang
berkaitan dengan program kurikuler dan intrakurikuler.

63
Ekstrakurikuler yang dilaksanakan SMK Nasional Kayutanam
difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler seperti Kegiatan akademik (LKS,Pengembangan Diri),
Kegiatan keagamaan (Muwadharoh, MTQ, Forum An-Nisa), kegiatan
keolahragaan (Bola Volly, Bola Kaki, Bulu Tangkis, Badminton, Futsal),
kegiatan kepemimpinan (Pramuka, Pelatihan kepemimpinan), Kegiatan
Kesenian (Tarian Daerah). Setiap peserta didik diberikan kesempatan
untuk memilih jenis ekstrakurikuler yang ada di SMK Nasional
Kayutanam. Segala aktifitas peserta didik berkenaan dengan kegiatan
ekstrakurikuler dibawah pembinaan dan pengawasan guru pembina
yang telah ditugasi oleh sekolah.
Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler
dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para
peserta didik. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan
kepesertadidikan. Kegiatan ekstrakurikuler ini diikuti dan dilaksanakan
oleh peserta didik baik diluar jam pelajaran wajib baik yang ada di
lingkungan sekolah maupun yang ada diluar lingkungan sekolah,
bertujuan agar peserta didik dapat memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan. Kegiatan ekstra
kurikuler ini dikembangkan melalui kegiatan Bimbingan Konseling,
Pramuka, Wirid Remaja/ Rohis dan Pengembangan Diri di Kompetensi
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif.Pengembangan potensi
dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari
sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan
masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang
semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial),
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan
untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada
kesejahteraan hidup umat manusia.
a) Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

64
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
SMK NASIONAL KAYUTANAM
No. Kegiatan Tempat Strategi Kegiatan Penanggung
Jawab
1 Ekstrakurikuler
wajib
a. Pencak Silat Ruangan Mandatangkan Waka
Kelas dan Pelatih Kesiswaan
Lapangan
b. Pramuka Ruangan Mandatangkan Waka
Kelas dan Pelatih Kesiswaan
Lapangan

b) Strategi pelaksanaan Kegiatan ekstra kurikuler


Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin,
spontan dan keteladanan dilaksanakan secara langsung oleh guru,
konselor dan tenaga kependidikan di sekolah, sedangkan kegiatan
ekstrakurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai dengan sasaran,
substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat dan pelaksana sebagaimana
telah direncanakan.Secara teknis pelaksanaan ekstrakuriler ini adalah
dsi luar jam efektif dalam rentangan waktu dari pukul 14.00 – 18.00.
Dimana jadwalnya disesuaikan oleh guru pembina / instrukur masing –
masing ekskul.

2. Teknik Penilaian dan Pengolahan Nilai


Penilaian program ekstrakurikuler menekankan pada
penilaian/tes tindakan yang dapat mengungkapkan tingkat untuk
perilaku belajar/kerja peserta didik. Penetapan tingkat keberhasilan
untuk program ekstrakurikuler didasarkan atau standar minimal tingkat
penguasaan kemampuan yang disyaratkan dan bersifat individual.
Penilaian secara inklusif mempertimbangkan pembentukan kepribadian
yang terintegrasi jiwa kemandirian atau kewirausahaan sikap dan etos
perilaku itu mempertimbangkan kemahiran dalam pemecahan masalah

65
dan berkomunikasi. Mempertimbangkan standar keadilan dan
keragaman secara individual bagi setiap peserta didik, dan
mempertimbangkan tingkat partisipasi aktif dalam kegiatan
ekstrakkurikuler yang dilakukan. Penilaian dilakukan dengan
memandang bobot yang sama baik terdapat proses dan hasil akhir dari
setiap kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan. Penilaian melalui
pemberian tugas secara bervariasi dan dinamis mendorong tumbuhnya
rasa tanggungjawab yang tinggi.Ujian kemampuan atau tingkat
kemahiran yang telah dicapai peserta didik dan sertifikasi dilakukan
secara bersama sehingga dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.
3. Evaluasi
Evaluasi kinerja program merupakan kegiatan lebih lanjut dari
kegiatan pengukuran kinerja dan pengembangan indikator kinerja; oleh
karena itu dalam melakukan evaluasi kinerja harus berpedoman pada
ukuran dan indikator yang telah disepakati dan ditetapkan. Evaluasi
kinerja program juga merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja
masa lalu yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dimasa
datang, sebagai suatu proses yang berkelanjutan, evaluasi kinerja
menyediakan informasi mengenai kinerja dalam hubungannya terhadap
tujuan dan sasaran.
Evaluasi ini dilakukan setiap tahun pembelajaran dengan mengisi
format yang disediakan secara sederhana tetapi cukup komprehensif
dan mudah dipahami, mencakup: kata pengantar, hasil yang
diharapkan, organisasi penyelenggaraan, jadwal dan mekanisme
pelaksanaan, bentuk penghargaan, hasil yang diperoleh, kesulitan yang
dijumpai dan usaha mengatasi kesulitan itu, kesimpulan keseluruhan
dan saran-saran yang diajukan, serta lampiran-lampiran yang
diperlukan. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMK Nasional
Kayutanam di bawah pengawasaan sekolah yang dikoordinir langsung
oleh masing-masing Pembina/instruktur ekstrakurikuler.
4. Pelaporan
Laporan kegiatan ekstrakurikurikuler dilakukan untuk bahan
evaluasi agar diperoleh kegiatan ekstrakurikuler yang lebih baik pada

66
tahun berikutnya. Pelaporan ini dilakukan setiap tahun pembelajaran
dengan mengisi format yang disediakan secara sederhana tetapi cukup
komprehensif dan mudah dipahami, mencakup: kata pengantar, hasil
yang diharapkan, organisasi penyelenggaraan, jadwal dan mekanisme
pelaksanaan, bentuk penghargaan, hasil yang diperolah, kesulitan yang
dijumpai dan usaha mengatasi kesulitan itu, kesimpulan keseluruhan
dan saran-saran yang diajukan, serta lampiran-lampiran yang
diperlukan. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMK Nasional
Kayutanam di bawah pengawasaan sekolah yang dikoordinir langsung
oleh masing-masing Pembina/instruktur ekstrakurikuler. Adapun system
penilaian yang digunakan pada kegiatan ekstrakurikuler adalah lebih
kepada penilaian psikomotor dan afektif siswa. Pelaporan kegiatan
ekstrakurikuler dilakukan setiap minggu oleh masing-masing pelatih
kepada sekolah dengan mengumpulkan absensi kehadiran siswa,
blanko penilaian kegiatan siswa dan laporan kegiatan ekstrakurikuler.
b. Ektrakurikuler Pilihan
1) Jenis dan Strategi Pelaksanaan
Kegiatan pengembangan bakat/ekstrakurikuler adalah kegiatan
diluar mata pelajaran yang dilakukan, baik disekolah ataupun diluar
sekolah yang bertujuan untuk membantu peserta didik berkembang
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minatnya masing-masing
yang khusus diselenggarakan oleh tenaga pendidik dan atau tenaga
kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
Peserta didik dapat memperdalam dan memperluas pengetahan
mereka, memperkaya keterampilan mereka, mengenal hubungan antar
berbagai pelajaran, serta sebagai wadah untuk menyalurkan bakat dan
minat mereka serta upaya membina manusia seutuhnya. Kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang
berkaitan dengan program kurikuler dan intrakurikuler.
Ekstrakurikuler yang dilaksanakan SMK Nasional Kayutanam
difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler seperti Kegiatan akademik (LKS,Pengembangan Diri),

67
Kegiatan keagamaan (Muwadharoh, MTQ, Forum An-Nisa), kegiatan
keolahragaan (Bola Volly, Bola Kaki, Bulu Tangkis, Badminton, Futsal),
kegiatan kepemimpinan (Pramuka, Pelatihan kepemimpinan), Kegiatan
Kesenian (Tarian Daerah). Setiap peserta didik diberikan kesempatan
untuk memilih jenis ekstrakurikuler yang ada di SMK Nasional
Kayutanam. Segala aktifitas peserta didik berkenaan dengan kegiatan
ekstrakurikuler dibawah pembinaan dan pengawasan guru pembina
yang telah ditugasi oleh sekolah.
Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler
dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para
peserta didik. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan
kepesertadidikan. Kegiatan ekstrakurikuler ini diikuti dan dilaksanakan
oleh peserta didik baik diluar jam pelajaran wajib baik yang ada di
lingkungan sekolah maupun yang ada diluar lingkungan sekolah,
bertujuan agar peserta didik dapat memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan. Kegiatan ekstra
kurikuler ini dikembangkan melalui kegiatan Bimbingan Konseling,
Pramuka, Wirid Remaja/ Rohis dan Pengembangan Diri di Kompetensi
Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor. Pengembangan potensi dan
pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi
antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan
masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang
semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial),
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan
untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada
kesejahteraan hidup umat manusia.

a) Jenis kegiatan ekstrakurikuler pilihan


KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PILIHAN
SMK NASIONAL KAYUTANAM
No. Kegiatan Tempat Strategi Penanggung

68
Kegiatan Jawab
1. Pencak Silat Lapangan Mendatangkan Waka
Pelatih Kesiswaan
2. Bola Kaki Lapangan
Mendatangkan Waka
Seni Tari Daerah Lapangan pelatih Kesiswaan
3. Guru seni Waka
budaya Kesiswaan
Osis Lapangan
Studi Banding Pembina Osis
ke sekolah
yang
berprestasi

b) Strategi pelaksanaan Kegiatan ekstra kurikuler


Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin,
spontan dan keteladanan dilaksanakan secara langsung oleh guru,
konselor dan tenaga kependidikan di sekolah, sedangkan kegiatan
ekstrakurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai dengan
sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat dan pelaksana
sebagaimana telah direncanakan.Secara teknis pelaksanaan
ekstrakuriler ini adalah dari luar jam efektif dalam rentangan waktu
dari pukul 14.00 – 18.00. Dimana jadwalnya disesuaikan oleh guru
pembina / instrukur masing – masing ekskul.

2. Teknik Penilaian dan Pengolahan Nilai


Penilaian program ekstrakurikuler menekankan pada
penilaian/tes tindakan yang dapat mengungkapkan tingkat untuk
perilaku belajar/kerja peserta didik. Penetapan tingkat keberhasilan
untuk program ekstrakurikuler didasarkan atau standar minimal tingkat
penguasaan kemampuan yang disyaratkan dan bersifat individual.
Penilaian secara inklusif mempertimbangkan pembentukan kepribadian
yang terintegrasi jiwa kemandirian atau kewirausahaan sikap dan etos

69
perilaku itu mempertimbangkan kemahiran dalam pemecahan masalah
dan berkomunikasi. Mempertimbangkan standar keadilan dan
keragaman secara individual bagi setiap peserta didik, dan
mempertimbangkan tingkat partisipasi aktif dalam kegiatan
ekstrakkurikuler yang dilakukan. Penilaian dilakukan dengan
memandang bobot yang sama baik terdapat proses dan hasil akhir dari
setiap kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan. Penilaian melalui
pemberian tugas secara bervariasi dan dinamis mendorong tumbuhnya
rasa tanggungjawab yang tinggi.Ujian kemampuan atau tingkat
kemahiran yang telah dicapai peserta didik dan sertifikasi dilakukan
secara bersama sehingga dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.
3. Evaluasi
Evaluasi kinerja program merupakan kegiatan lebih lanjut dari
kegiatan pengukuran kinerja dan pengembangan indikator kinerja; oleh
karena itu dalam melakukan evaluasi kinerja harus berpedoman pada
ukuran dan indikator yang telah disepakati dan ditetapkan. Evaluasi
kinerja program juga merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja
masa lalu yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dimasa
datang, sebagai suatu proses yang berkelanjutan, evaluasi kinerja
menyediakan informasi mengenai kinerja dalam hubungannya terhadap
tujuan dan sasaran.
Evaluasi ini dilakukan setiap tahun pembelajaran dengan mengisi
format yang disediakan secara sederhana tetapi cukup komprehensif
dan mudah dipahami, mencakup: kata pengantar, hasil yang
diharapkan, organisasi penyelenggaraan, jadwal dan mekanisme
pelaksanaan, bentuk penghargaan, hasil yang diperoleh, kesulitan yang
dijumpai dan usaha mengatasi kesulitan itu, kesimpulan keseluruhan
dan saran-saran yang diajukan, serta lampiran-lampiran yang
diperlukan. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMK Nasional
Kayutanamdi bawah pengawasaan sekolah yang dikoordinir langsung
oleh masing-masing Pembina/instruktur ekstrakurikuler.
4. Pelaporan

70
Laporan kegiatan ektra kurikurikuler dilakukan untuk bahan evaluasi
agar diperoleh kegiatan ekstrakurikuler yang lebih baik pada tahun
berikutnya. Pelaporan ini dilakukan setiap tahun pembelajaran dengan
mengisi format yang disediakan secara sederhana tetapi cukup
komprehensif dan mudah dipahami, mencakup: kata pengantar, hasil
yang diharapkan, organisasi penyelenggaraan, jadwal dan mekanisme
pelaksanaan, bentuk penghargaan, hasil yang diperolah, kesulitan yang
dijumpai dan usaha mengatasi kesulitan itu, kesimpulan keseluruhan
dan saran-saran yang diajukan, serta lampiran-lampiran yang
diperlukan. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMK Nasional
Kayutanam di bawah pengawasaan sekolah yang dikoordinir langsung
oleh masing-masing Pembina/instruktur ekstrakurikuler. Adapun system
penilaian yang digunakan pada kegiatan ekstrakurikuler adalah lebih
kepada penilaian psikomotor dan afektif siswa. Pelaporan kegiatan
ekstrakurikuler dilakukan setiap minggu oleh masing-masing pelatih
kepada sekolah dengan mengumpulkan absensi kehadiran siswa,
blanko penilaian kegiatan siswa dan laporan kegiatan ekstrakurikuler.

F. PENGATURAN BEBAN BELAJAR


1. Deskripsi Sistem Pembelajaran yang Digunakan (Paket/SKS)
Sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di SMK Nasional
Kayutanam adalah sistem paket. Adapun beban belajar pada sistem tersebut
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Jam pembelajaran untuk setiap
mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Kegiatan Tatap Muka (TM) adalah kegiatan pembelajaran
yang berupa proses interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, guru,
dan lingkungan. Alokasi waktu 1 kali jam pelajaran adalah 45 menit, beban
belajar. Penugasan Terstruktur (PT) adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh
pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau
kemampuan lainnya pada kegiatan TM.

Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan


percepatan. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh

71
pendidik. Kegiatan Mandiri (KM) adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh
pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau
lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya
diatur sendiri oleh peserta didik.Adapun cara yang dilakukan untuk
menetapkan beban belajar SKS adalah sebagai berikut :

a) Beban belajar per tatap muka per jam pembelajaran adalah 45 menit.
b) Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri bagi peserta
didik maksimum 60 % dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata
pelajaran yang bersangkutan.
2. Pengaturan Alokasi Waktu Pembelajaran

ALOKASI
MATA PELAJARAN
WAKTU

A. Muatan Nasional

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318


2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 320

4. Matematika 424

5. Sejarah Indonesia 108

6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) 352


Jumlah A 1.734
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 144

Jumlah B 252
C. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. Dasar Bidang Keahlian


1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108

2. Fisika 108

3. Kimia 108

72
C2. Dasar Program Keahlian
1. Gambar Teknik Otomotif 144
2. Teknologi Dasar Otomotif 144

3. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif 180

C3. Kompetensi Keahlian


1. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor 560

2. Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor 426


3. Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor 526
4. Pengelolaa Bengkel Sepeda Motor 204
5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524
Jumlah C 3.030

Total 5.016

KELAS
X XI XII
MATA PELAJARAN
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2. 2 2 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*)
6. 3 3 3 3 4 4

Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -

73
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2. 2 2 2 2 - -

Jumlah B 5 5 2 2 - -
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
2. Fisika 3 3 - - - -
3. Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1. Gambar Teknik Otomotif 4 4 - - - -
2. Teknologi Dasar Otomotif 4 4 - - - -
3. Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif 5 5 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor - - 8 8 8 8
Pemeliharaan Sasis Sepeda Motor
2. - - 8 8 4 4

Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor


3. - - 8 8 7 7

Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor


4. - - - - 6 6

5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8


Jumlah C 22 22 31 31 33 33
Total 46 46 48 48 48 48

SMK Nasional Kayutanam telah melakukan pengaturan alokasi waktu


per mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan sekolah. Setiap
kelas melaksanakan PBM untuk kelas X 46 jam, 48 jam dan XII 48 setiap
minggu. Pengaturan alokasi waktu per mata pelajaran disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik dan sekolah dengan melakukan rasionalisasi analisis
(KI/KD) pemanfaatan tambahan 4 jam pelajaran. Untuk pemanfaatan
tambahan 4 jam pelajaran per minggu dimanfaatkan 2 jam untuk mata
pelajaran eksrtakurikuler yang mendukung kompetensi keahlian.

74
Untuk kurikulum 2013 total seluruh durasi waktu adalah 5016 jam yang
terdiri dari 1734 jam untuk mata pelajaran muatan nasional dan muatan
kewilayahan, 252 jam untuk mata pelajaran muatan peminatan kejuruan yang
terdiri dari dasar bidang keahlian, dasar program keahlian dan kompetensi
keahlian dan 3030 jam untuk kelompok muatan lokal serta 4 jam untuk mata
pelajaran pengembangan diri. Adapun rasionalisasi penghitungan jam efektif
tatap muka setiap mata pelajaran mengikuti analisis berikut :

a) Alokasi waktu mata pelajaran dibagi 2 (karena mata pelajaran diajarkan 3


tahun), sehingga menghasilkan alokasi untuk 1 tahun.
b) Hasil pada a ) dibagi lagi dengan 2 (karena 1 tahun terdiri dari 2 semester),
sehingga menghasilkan alokasi waktu untuk 1 semester.
c) Hasil pada b ) dibagi dengan 6, sehingga menghasilkan alokasi untuk 1
bulan.
d) Hasil pada c ) dibagi 4, sehingga diperoleh alokasi waktu efektif untuk 1
minggu.
e) Hasil pada d ) tersebut dilakukan pembulatan ke atas sehingga durasi
waktu tersebut yang digunakan untuk waktu tatap muka selama PBM.
Berikut ini contoh perhitungan waktu efektif untuk mata pelajaran agama
setelah dilakukan rasionalisasi :

a) Mata pelajaran agama memiliki durasi waktu 318 jam untuk 3 tahun,
sehingga untuk 1 tahun mata pelajaran tersebut memiliki alokasi waktu
318jam / 2 = 159 jam.
b) Setelah diperoleh waktu untuk 1 tahun, maka alokasi untuk 1 semester
adalah 159 jam / 2 = 79 jam.
c) Alokasi untuk 1 bulan adalah 79 jam / 6 = 13,16666 jam
d) Alokasi mata pelajaran agama untuk per minggu adalah 13,16666 jam / 4 =
3,29166 jam≈ 3 jam .
e) Dari perhitungan tersebut maka dilakukan pembulatan ke atas sehingga
alokasi waktu untuk mata pelajaran agama per minggu adalah 3
jam/minggu.
Cara yang sama berlaku untuk mata pelajaran lain pada kelompok muatan
nasional, muatan kewilayahan dan muatan peminatan kejuruan. Sedangkan

75
untuk mata pelajaran kelompok dasar program keahlian pengalokasian waktu
efektif per minggu mengikuti rasionalisasi berikut :

a) Total durasi waktu 3030 jam dibagi 2 untuk mendapatkan alokasi waktu
untuk 1 tahun.
b) Hasil pada a ) dibagi lagi dengan 2 (karena 1 tahun terdiri dari 2 semester),
sehingga menghasilkan alokasi waktu untuk 1 semester.
c) Hasil pada b ) dibagi dengan 6, sehingga menghasilkan alokasi untuk 1
bulan.
d) Hasil pada c ) dibagi 4, sehingga diperoleh alokasi waktu efektif untuk 1
minggu.
e) Hasil pada d ) tersebut dilakukan pembulatan ke atas sehingga durasi
waktu tersebut yang digunakan untuk waktu tatap muka selama PBM.
Berdasarkan cara diatas diperoleh waktu efektif untuk per minggu untuk
mata pelajaran kelompok dasar program keahlian kelas X semester I (satu)
dan semester II (dua) adalah 13 jam/minggu dan kelas XI semester semester I
(satu) dan semester II (dua) adalah 31 jam/minggu. Kelas XII 33 jam/minggu
Waktu efektif tersebut dibagi lagi berdasarkan standar kompetensi /
kompetensi dasar yang terdapat pada produktif Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif. Pada kurikulum 2013 memiliki 3 kelompok mata pelajaran
diantaranya yaitu muatan nasional, muatan kewilayahan dan muatan
peminatan kejuruan yang terdiri dari dasar bidang keahlian, dasar program
keahlian dan kompetensi keahlian. Pelaksanaan penilaian yang dikembangkan
untuk seluruh kelompok mata pelajaran tersebut adalah didasarkan kepada 3
ranah yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor
(keterampilan).

Untuk penilaian kognitif ( pengetahuan ) SMK Nasional Kayutanam


memiliki formula tersendiri yaitu “((3 x Formatif) + ( 2 x Sumatif)) / 5. Nilai
Formatif diperoleh dari rerata nilai harian peserta didik dan ujian bulanan,
sedangkan sumatif dari nilai ujian semester peserta didik. Untuk nilai harian
peserta didik, bagi peserta didik yang nilainya belum tuntas maka guru akan
memberikan remedial. Penilaian afektif didasarkan kepada pemantauan sikap
peserta didik setiap hari di sekolah dalam bentuk bagaimana hubungan

76
peserta didik dengan setiap guru, teman sejawat, dan lingkungan
sekitarnya.Sedangkan psikomotor, penilaian didasarkan kepada aktifitas,
keterampilan dan kreatifitas peserta didik dalam PBM.

3. Pengaturan Beban Belajar TM, PT dan KM


Alokasi waktu untuk Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan Mandiri
(KM) dalam sistem paket untuk SMK Nasional Kayutanam maksimum 60%
dari waktu kegiatan Tatap Muka (TM) mata pelajaran yang bersangkutan.
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Alokasi waktu untuk
praktikum, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap
muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.
Beban belajar dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu selama satu
semester. Beban belajar di SMK Nasional Kayutanam untuk kelas X, XI, dan
XII adalah 48 jam per minggu. Beban belajar SMK Nasional Kayutanam
meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan
kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 36 jam pelajaran per
minggu. Durasi satu jam pelajaran untuk adalah 45 menit. Satu semester terdiri
atas 20 minggu. Beban belajar ini terdiri atas Kelompok Adaptif dan Normatif
dengan durasi 24 jam pelajaran dan Kelompok Produktif dengan durasi 24 jam
pelajaran.
Kelompok Mata Pelajaran Produktif dibagi dalam 2 kelompok, yaitu
Kelompok Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan, dan Kelompok Mata
Pelajaran Kompetensi Kejuruan.Beban belajar sebagaimana tersebut di atas
adalah beban minimal, sehingga melalui pendekatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, pengelola sekolah dengan persetujuan komite dan orang tua
peserta didik dapat menambah jam pelajaran sesuai kebutuhan.

4. Contoh Pengaturan Beban Belajar TM, PT dan KM


Beban belajar tambahan diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan peserta
didik untuk mengikut kegitan pembelajaran di luar kegiatan pembelajaran.
Penambahan jam pembelajaran seiring dengan dinamikaproses pembelajaran
peserta didik aktif, yaitu proses pembelajaran yang mengedepankan
pentingnya peserta didiktidak saja mencari tahu selama kegiataneksplorasi,

77
konfirmasi, dan elaborasi, baik dalam bentuk kegiatan tatap muka (TM),
Penugasan Terstruktur (PT), dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT),
yakninya melalui kegiatan Pengembangan Diri di Workshop Teknik Kendaraan
Ringan Otomotif . Proses pembelajaran semacam ini menghendaki kesabaran
guru dalam mengarahkan peserta didik sehingga mereka jadi tahu, mampu
dan mau berkarya dan berimajinasi dan menerapkan apa yang sudah mereka
pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Khusus untuk
Kelompok Mata Pelajaran Produktif penambahan jam pelajaran tersebut dapat
terjadi karena adanya materi-materi yang harus dikuasai peserta didik
berdasarkan tuntutan kebutuhan dunia usaha/industri.
Tambahan jam pelajaran juga diperlukan supaya guru dapat mengamati
lebih jelas kemajuan peserta didiknya, mengingat kompetensi yang diharapkan
dari proses pembelajaran ini adalah kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Pengukuran kompetensi sikap dan keterampilan membutuhkan
pengamatan yang lebih lama dibandingkan dengan pengukuran kompetensi
pengetahuan. Penilaian untuk ketiga macam kompetensi ini harus berdasarkan
penilaian proses dan hasil, antara lain melalui sistem penilaian otentik yang
tentunya membutuhkan waktu penilaian yang lebih lama.

Pemanfaatan 100 % jumlah waktu efektif dialokasikan 60 % untuk tatap muka


dan 40 % untuk praktek. 60 % dari jumlah waktu tatap muka dialokasikan untuk
kegiatan teori dikelas, tugas terbimbing dan tugas terstruktur.

G. Ketuntasan Belajar
1. Dasar Hukum Penentuan Skor Ketuntasan Minimal (SKM)
Dasar hukum penentuan Skor Ketuntasan Minimal (SKM), yaitu:
1) PP Nomor 19 tahun 2005
2) Permendiknas nomor 20 tahun 2007
3) Panduan penyusunan KTSP (BNSP)
4) SK dirjen nomor 12/C/KEP/TU/2008
5) Panduan penetapan KKM (Dit.PSMK)
Dalam pelaksanaannya penentuan skor ketuntasan minimal sebagai
berikut:

78
a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik
sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti.
b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti
penilaian mata pelajaran.
c. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan
evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah.
d. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan
antara satuan pendidikan dengan masyarakat.
e. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap
mata pelajaran.

Memperhatikan kondisi dan situasi serta siswa, sekolah


menetapkan ketuntasan belajar pada masing-masing mata pelajaran
sebagai berikut ini :

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL


DAYA
KOMPETENSI KOMPLEKSITAS INTAKE KKM
DASAR DUKUNG
R S T R S T R S T N A H
3.1 Pengetahuan 7 7
C
0 0
4.1 Keterampilan 7 7
B
5 5

2. Mekanisme, Prosedur dan Analisis Penetapan KKM


KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal untuk setiap mata
pelajaran yang ditentukan oleh satuan pendidikan, berkisar antara 0-100%.

⮚ KKM Program Normatif dan Adaptif

Kriteria minimal ketuntasan untuk masing-masing indikator program


normatif dan adaptif adalah 75%. KKM program normatif dan adaptif
ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata
peserta didik, kompleksitas kompetensi, dan kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran dengan rincian sebagai
berikut:

79
1. Tingkat kemampuan rata-rata peserta didik ”A”

▪ Rata-rata nilai = 80 - 100, A diberi skor 3

▪ Rata-rata nilai = 60 - 79,A diberi skor 2

▪ Rata-rata nilai = < 60, A diberi skor 1

2. Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi ”B”

▪ Kompleksitas/kesulitan rendah, B diberi skor 3

▪ Kompleksitas/kesulitan sedang, B diberi skor 2

▪ Kompleksitas/kesulitan tinggi,B diberi skor 1

2. Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan bahan) ”C”

▪ Dukungan tinggi, C diberi skor 3

▪ Dukungan sedang, C diberi skor 2

▪ Dukungan rendah, C diberi skor 1

Contoh penentuan KKM


Jika dalam pembelajaran suatu kompetensi/mata pelajaran memiliki
kondisi: kemampuan rata-rata peserta didik ”65”, tingkat
kesulitan/kompleksitas ”sedang”, dan sumber daya pendukung
( A+ B+C )
”sedang”, maka nilai KKM-nya adalah KKM ¿ x 100
9
2+ 2+ 2
¿ x 100
9
= 66,7 atau dibulatkan 67

⮚ KKM Program Produktif

KKM program produktif mengacu kepada standar minimal penguasaan


kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang bersangkutan.Kriteria
ketuntasan untuk masing-masing kompetensi dasar (KD) adalah

80
terpenuhinya indikator yang dipersyaratkan dunia kerja yaitu kompeten atau
belum kompeten dan diberi lambang/skor 75 bila memenuhi persyaratan
minimal.
3. Rasio Nilai Pengetahuan dan Nilai Keterampilan
Penilain pada kurikulum 2013 berbeda dengan KTSP, walaupun
terdapat perbedaan, namun sebenarnya sama tujuannya. Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun
2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil
penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk
nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orang tua dan
pemerintah. Standar Penilaian Pendidikan pun menyebutkan bahwa
laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:

a. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian


kompetensi pengetahuan serta keterampilan termasuk penilaian hasil
pembelajaran tematik-terpadu.
b. Deskripsi sikap diberikan untuk hasil penilaian kompetensi sikap
spiritual dan sikap sosial.
c. Penilaian oleh masing-masing pendidik secara keseluruhan dilaporkan
kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar
Peserta Didik.

Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan,


kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan
dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33),
yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A - D sedangkan kompetensi
sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan
Kurang (K), Penilaian yang dilakukan untuk mengisi laporan hasil belajar
ada 3 (tiga) macam, yaitu:

1) Penilaian Kompetensi Pengetahuan


a) Penilaian Kompetensi Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata
Pelajaran (Pendidik)

81
b) Penilaian Pengetahuan terdiri atas: 1) Nilai Harian (NH), 2)
Penilaian Tengah Semester (PTS), 3) Penilaian Akhir Semester
(PAS)
c) Nilai Harian (NH) diperoleh dari hasil ulangan harian yang terdiri
dari: tes tulis, tes lisan, dan penugasan yang dilaksanakan pada
setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD).
d) Nilai Penilaian Tengah Semester (NPTS) diperoleh dari hasil tes
tulis yang dilaksanakan pada tengah semester. Materi Ulangan
Tengah Semester mencakup seluruh kompetensi yang telah
dibelajarkan sampai dengan saat pelaksanaan PTS.
e) Nilai Penilaian Akhir Semester (NPAS) diperoleh dari hasil tes tulis
yang dilaksanakan di akhir semester. Materi PAS mencakup
seluruh kompetensi pada semester tersebut.
f) Penghitungan Nilai Pengetahuan diperoleh dari rata-rata Nilai
Proses (NP), Penilaian Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir
Semester (PAS) yang bobotnya ditentukan oleh satuan pendidikan.
g) Penilaian Kompetensi pengetahuan dapat menggunakan rentang
nilai seperti pada tabel di bawah ini untuk membantu guru dalam
menentukan nilai.

No. Nilai Predikat


1. 0,00 ˂ Nilai ≤ 1,00 D
2. 1,00 ˂ Nilai ≤ 1,33 D+
3. 1,33 ˂ Nilai ≤ 1,66 C-
4. 1,66 ˂ Nilai ≤ 2,00 C
5. 2,00 ˂ Nilai ≤ 2,33 C+
6 2,33 ˂ Nilai ≤ 2,66 B-
7. 2,66 ˂ Nilai ≤ 3,00 B
8. 3,00 ˂ Nilai ≤ 3,33 B+
9. 3,33 ˂ Nilai ≤ 3,66 A-
10. 3,66 ˂ Nilai ≤ 4,00 A

82
Penghitungan Nilai Pengetahuan adalah dengan cara :

● Menggunakan skala nilai 0 sd 100.

● Menetapkan pembobotan dan rumus.

● Penetapan bobot nilai ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan


mempertimbangkan karakteristik sekolah dan peserta didik.

● Nilai harian disarankan untuk diberi bobot lebih besar dari pada PTS dan
PAS karena lebih mencerminkan perkembangan pencapaian kompetensi
peserta didik.

● Rumus: Contoh : Pembobotan 2 : 1 : 1 untuk NH : NPTS : NPAS (jumlah


perbandingan pembobotan = 4

● Siswa A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Agama dan Budi pekerti
sebagai berikut:
NH = 74,
NPTS = 70,
NPAS = 80
Nilai Rapor = {(2x74)+(1x70)+(1x80)}/4 = 74.5
Nilai Konversi = (74,5 :100) x 4 = 2,98 = Baik
Deskripsi = sudah menguasai seluruh kompetensi dengan baik
namun masih perlu peningkatan dalam .... ( dilihat dari Nilai Harian yang
kurang baik atau pengamatan dalam penilaian proses).
b. Penilaian Keterampilan

● Penilaian Keterampilan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik).

● Penilaian Keterampilan diperoleh melalui penilaian kinerja yang terdiri atas:


1) Nilai Praktik, 2) Nilai Portofolio, 3) Nilai Proyek

● Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu


KD.

● Penentuan Nilai untuk Kompetensi Keterampilan menggunakan rentang


nilai seperti penilaian Pengetahuan pada tabel di atas.

83
Penghitungan Nilai Kompetensi Keterampilan adalah dengan cara:

● Menetapkan pembobotan dan rumus penghitungan

● Menggunakan skala nilai 0 sd 100.

● Pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan


mempertimbangkan karakteristik sekolah dan peserta didik.

● Nilai Praktik disarankan diberi bobot lebih besar dari pada Nilai Portofolio
dan Proyek karena lebih mencerminkan proses perkembangan pencapaian
kompetensi peserta didik

Rumus =Jumlah Nilai (Praktik, Potofolio, Projek) x 4/Jumlah nilai masimal

Contoh Penghitungan

● Pembobotan 2 : 1 : 1 untuk Nilai Praktik : Nilai Portofolio : Nilai Proyek


(jumlah perbandingan pembobotan = 4

● Siswa A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Agama dan Budi pekerti
sebagai berikut :

Nilai Praktik = 80
Nilai Portofolio = 75

84
Nilai Proyek = 80
Nilai Rapor =Jumlah Nilai ((2x80)+(1x75)+(1x80)) x 4/400
Nilai Rapor = (315:400) x 4
Nilai Konversi = 3,15 = B+
Deskripsi = sudah baik dalam mengerjakan praktik dan proyek, namun
masih perlu ditingkatkan kedisiplinan merapikan tugas dalam satu
portofolio.

c. Nilai Sikap

● Penilaian Sikap (spiritual dan sosial) dilakukan oleh Guru Mata


Pelajaran (Pendidik)

● Penilaian Sikap diperoleh menggunakan instrumen: 1) Penilaian


observasi, 2) Penilaian diri sendiri, 3) Penilaian antar peserta didik,
4) Jurnal catatan guru

● Nilai Observasi diperoleh dari hasil Pengamatan terhadap Proses


sikap tertentu pada sepanjang proses pembelajaran satu
Kompetensi Dasar (KD)

● Untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1danKI-2)


menggunakan nilai Kualitatif seperti pada tabel 3 sebagai berikut:

No. Nilai Predikat Nilai Sikap


1. 0,00 ˂ Nilai ≤ 1,00 D
Kurang
2. 1,00 ˂ Nilai ≤ 1,33 D+
3. 1,33 ˂ Nilai ≤ 1,66 C-
4. 1,66 ˂ Nilai ≤ 2,00 C Cukup
5. 2,00 ˂ Nilai ≤ 2,33 C+
6 2,33 ˂ Nilai ≤ 2,66 B-
7. 2,66 ˂ Nilai ≤ 3,00 B Baik
8. 3,00 ˂ Nilai ≤ 3,33 B+
9. 3,33 ˂ Nilai ≤ 3,66 A- Sangat Baik

85
10. 3,66 ˂ Nilai ≤ 4,00 A

Penghitungan Nilai Sikap adalah dengan cara :

● Menentukan Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 - 4,


contoh :1. = sangat kurang, 2. = kurang konsisten, 3. = mulai konsisten, 4. =
konsisten;

● Menetapkan pembobotan dan rumus penghitungan

● Pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan


mempertimbangkan karakteristik sekolah dan peserta didik

● Nilai Proses atau Nilai Observasi disarankan diberi bobot lebih besar dari
pada Penilaian Diri Sendiri, Nilai Antarteman, dan Nilai Jurnal Guru karena
lebih lebih mencerminkan proses perkembangan perilaku peserta didik
yang otentik.

● Contoh : Pembobotan 2 : 1 : 1 : 1 untuk Nilai Observasi : Nilai Penilaian Diri


Sendiri : Nilai Antarteman : Nilai Jurnal Guru (jumlah perbandingan
pembobotan = 5.

Rumus = Jumlah Nilai (Observasi, diri sendiri, antar teman, jurnal) x


4/Jumlah nilai maksimal Siswa A dalam mata pelajaran Agama dan Budi
Pekerti memperoleh :

Nilai Observasi = 4

Nilai diri sendiri = 3


Nilai antarpeserta didik = 3
Nilai Jurnal = 4
Rumus = {(2x4)+(1x3)+(1x3)+(1x4)}x4/20 = 18 x 4/20 =3,6
Nilai Konversi = 3,6 = Sangat Baik
Deskripsi = Memiliki sikap Sangat Baik selama dalam proses pembelajaran,.
4. Program sekolah untuk pencapaian Kriteria Pencapaian Kompetensi
Upaya sekolah untuk mencapai KPK yaitu:

86
a. Meningkatkan Kompetensi guru melalui Pelatihan dan Pendidikan dan
lokakarya/IHT dimana semua guru diwajbkan mengikuti IHT dan setelah 1
minggu berikutnya guru harus membuat RPP sebelum masuk ke dalam
kelas. Dalam pelaksanaan IHT guru menemukan solusi terhadap
masalah-masalah dalam teori pembelajaran karena didatangi nara
sumber dari LPMP dan dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.
b. Melakukan perbaikan/menambah fasilitas belajar, seperti penambahan
buku-buku paket terutama yang sesuai paket keahlian, BSE (Buku School
Electronic), peralatan pendidikan (alat-alat ukur baik digital maupun
manual, benda-benda/assesories pengukuran, meja rata, macam-macam
ragum kerja bangku serta macam-macam landasannya), media
pendidikan (flip chart, M Focus), laboratorium (Ruang Gambar, Ruang
Komputer, Ruang Pengukuran, Ruang Pengujian Bahan), mesin-mesin
perkakas/mesin unit produksi (Mesin Bubut Mini, Mesin Las Listrik, Mesin
Las Karbid, Mesin pemotong plat, Mesin pelengkung besi, Mesin gerinda
pedestal, Mesin Frais universal, Mesin Bubut/Frais CNC/NC, Mesin
Gerinda datar), alat dan bahan praktek habis pakai (bahan praktek untuk
membubut, mengelas, macam-macam pahat bubut, alat-alat gambar,
elektroda untuk kerja las, penambahan daya listrik 3 pasha yang hanya
digunakan untuk mesin-mesin produksi dan dibuatkan panel MCB untuk
masing-masing mesin harus ada instalasi kelistrikan baik, teratur, dan
aman, dll).
c. Memberikan pembelajaran remedial serta bimbingan yang diperlukan,
dimana kompetensi yang dicapai oleh peserta didik dirumuKIan dengan
urutan hirarkis danuntuk mencapai ketuntasan kompetensi,guru harus
bisa menemukan solusi peserta didik mendapat bantuan yang tepat.
d. Melengkapi buku pelajaran/referensi bagi peserta didik, sesuai dengan
tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik ,melakukan
bimbingan kepada peserta didik melalui guru BK, seperti mengadakan
konseling kepada peserta didik, bagaimana caramenjawab pertanyaan
dengan baik, bagaimana membuat rangkuman pelajaran yang sistematis,
danmelakukan pendekatan-pendekatan dengan peserta didik di luar jam
efektif seperti melakukan penyuluhan/wawancara terhadap

87
kasus/masalah, hambatan, kesulitan yang dihadapi peserta didik serta
melakukan upaya/strategi bagaimana penanggulangannya. terhadap
materi pelajaran yang jauh ketinggalan.
e. Menciptakan suasana belajar yang kondusif, seperti metode
pembelajaran yang bervariasi, adanya tempat berkreasi, dan
ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan.
f. Mendatangkan guru–guru praktisi, seperti teknisi mesin bubut, teknisi
perbaikan mesin las karbid yang rusak, teknisi pemasangan
instalasi/jaringan kelistrikan panel masing-masing mesin unit produksi
g. Menyeleksi tenaga pengajar baik secara akademis maupun
microteaching, seperti supervisi setiap semester yang diadakan oleh
pihak sekolah. Dan bimbingan kurikulum bagi guru guru yang ditunjuk.
h. Melakukan monitoring dan evaluasi, evaluasi yang digunakan adalah
penilaian acuan patokan, dan setiap kompetensi harus diberikan feedback
i. Meningkatkan proses pembelajaran
j. Meningkatkan supervisi dan pengawasan pembelajaran
k. Meningkatkan monev hasil pembelajaran
l. Melengkapi sarana dan prasarana
m.Meningkatkan kerjasama dengan DU/DI
n. Meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan guru

Untuk mencapai kriteria ketuntasan setiap kompetensi, dan guru harus


bisa menemukan solusi bagaimana peserta didik mendapat bantuan yang
tepat. Remedial wajib dilakukan oleh tiap guru mata pelajaran yang di
bawah batas kriteria ketuntasan. Penetuan remedial adalah setelah guru
melakukan analisis hasil belajar peserta didik seperti terlihat dari hasil
seleksi PSB, Nilai UN sekolah dan Rapor SMP bagi calon peserta didik dan
rapor sebelumnya bagi pesarta didik kelas XI, dan XII.Kegiatan dapat
berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan kepada peserta
didik untuk belajar sendiri, kemudian dilakukan penilaian dengan cara:
menjawab pertanyaan, membuat rangkuman pelajaran, atau mengerjakan
tugas mengumpulkan data. Waktu remedial diatur berdasarkan kesepakatan

88
antara peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan pada atau di luar jam
efektif. Remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum tuntas.
Sebelum melakukan remedial peserta didik bersama orang tua peserta
didik dipanggil oleh wali kelas kemudian bersama wali kelas dan guru BK
melakukan penyuluhan/wawancaraterhadap kasus/masalah, hambatan,
kesulitan yang dihadapipeserta didik serta melakukan upaya/strategi
bagaimana penanggulangannya. Terhadap materi pelajaran yang jauh
ketinggalan peserta didik diharuskan meringkas materi yang harus dia
dipelajari dengan format yang disediakan guru, kemudian peserta didik
menemui guru mata pelajaran untuk mengerjakan tugas melakukan
berbagai kegiatan di ruang praktek/ruang belajar.

H. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian sikap
Penilaian sikap adalah penilaian yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi,
dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif
tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar efektif akan tampak pada peserta didik
dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran
pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran
agama disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai
pelajaran agama Islam yang di terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya
terhadap guru pendidikan agama Islam dan sebagainya. Ranah afektif
menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2)
responding (3) valuing (4) organization (5) characterization by evalue or calue
complex.
Penilaian sikap yang utama dilakukan dengan menggunakan teknik
observasi selama periode satu semester oleh guru mata pelajaran (selama
proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan konseling (BK),
dan wali kelas (selama siswa di luar jam pelajaran)yang ditulis dalam buku
jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal), yang mencakup catatan anekdot
(anecdotal record), catatan kejadian tertentu (incidental record), dan informasi

89
lain yang valid dan relevan.Jurnal tidak hanya didasarkan pada apa yang
dilihat langsung oleh guru, wali kelas, dan guru BK, tetapi juga informasi lain
yang relevan dan valid yang diterima dari berbagai sumber.
Dalam pelaksanaan penilaian sikap diasumsikan setiap siswa memiliki
perilaku yang baik. Jika tidak dijumpai perilaku yang sangat baik atau kurang
baik, maka nilai sikap siswa tersebut adalah baik dan sesuai dengan indikator
yang diharapkan. Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dijumpai selama
proses pembelajaran dicatat dan dimasukkan ke dalam jurnal guru.
Penilaian kompetensi sikap oleh guru dapat diperkuat dengan penilaian
diri dan penilaian antarteman. Teknik ini dapat dilakukan dalam rangka
pembinaan dan pembentukan karakter siswa, yanghasilnya dapat dijadikan
sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh
pendidik.Selanjutnya, wali kelas mengumpulkan data/informasi dari hasil
penilaian sikap yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan/atau
penilaian diri dan antar teman kemudian merangkumnya menjadi deskripsi
(bukan angka atau predikat) yang mengambarkan perilaku siswa.
a. Teknik penilaian
Penilaian sikap terutama dilakukan oleh wali kelas dan guru mata
pelajaran khususnya guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan PPKn
melalui observasi dalam bentuk catatan guru selama proses
pembelajaran. Hasil observasi guru mata pelajaran diserahkan kepada
wali kelas untuk ditindaklanjuti. Penilaian diri atau penilaian antarteman
dilakukan oleh siswa sebagai penunjang yang sifatnya alat konfirmasi.
Hasil akhir penilaian sikap diolah menjadi deskripsi sikap yang dituliskan di
dalam rapor. Skema penilaian sikap dapat dilihat pada gambar berikut.

90
Observasi
oleh guru
Dilaksanakan selama
mata pelajaran
proses (jam)
selama 1
pembelajaran
(satu)
semester
Utama
Observasi
Dilaksanakan di luar jam
oleh wali
pembelajaran baik
kelas dan guru
secara langsung maupun
BK selama 1
Penilaian berdasarkan informasi/
(satu)
Sikap laporan yang valid
semester

Penilaian antar Dilaksanakan sekurang-


Penunjang teman dan kurangnya 1 (satu) kali
Penilaian diri menjelang UAS

Gambar 3.1 Skema Penilaian Sikap

1) Observasi
Lembar observasi atau jurnaltersebut berisi kolom catatan perilakuyang
diisi oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru BKberdasarkan hasil
pengamatan dari perilaku siswa selama satu semester. Perilaku siswa
yang dicatat di dalam jurnaladalah perilaku yang sangat baik dan/atau
kurang baik yang berkaitan dengan indikator dari sikap spiritual dan
sikap sosial. Setiap catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi
dengan waktu dan tempat teramatinya perilaku tersebut. Catatan
tersebut disusun berdasarkan waktu kejadian. Berdasarkankumpulan
catatan tersebut guru membuat deskripsi penilaian sikap untuk satu
semester.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan observasi:
(a) Jurnal digunakan oleh wali kelas dan guru mata pelajaran, dan guru
BK selama periode satu semester;
(b) Jurnal oleh wali kelas digunakan untuk satu kelas, oleh guru mata
pelajaran digunakan untuk seluruh siswa yang mengikuti mata
pelajarannya, dan bagi guru BK untuk semua siswa di bawah
bimbingannya;

91
(c) Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK diserahkan kepada
wali kelas untuk diolah lebih lanjut;
(d) Indikator yang diamati dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan, kondisi, atau ciri khas satuan pendidikan;
(e) Catatan dilakukan selama satu semester hanya pada siswa-siswa
yang menunjukkan perilaku sangat baik atau kurang baik, sehingga
ada kemungkinan dalam satu hari hanya ada beberapa orang atau
bahkan tidak ada yang menunjukkan perilaku yang sangat baik
dan/atau kurang baik sesuai dengan indikator perilaku yang diamati;
(f) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal
tidak terbatas pada butir-butir sikap (perilaku) yang hendak
ditanamkan melalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung
sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi dapat mencakup butir-
butir nilai sikap lainnya yang ditanamkan dalam semester itu selama
butir nilai sikap tersebut ditunjukkan oleh siswa melalui perilakunya;
(g) Perilaku siswa yang baik tidak perlu dicatat dan dianggap siswa
menunjukkan perilaku baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
2) Penilaian diri
Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian
terhadap diri sendiri (siswa) dengan mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki dalam berperilaku. Hasil penilaian diri siswa
dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu penilaian diri siswa
juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan
meningkatkan kemampuan refleksi atau mawas diri.Hasil penilaian
persepsi diri siswa juga dapat digunakan sebagai dasar bagi guru dalam
memberi bimbingan dan motivasi.
3) Penilaian antar teman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaianyang dilakukan oleh
seorang siswa (penilai) terhadap siswa yang lain terkait dengan
sikap/perilaku siswa yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil
penilaian antarteman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Selain
itu penilaian antarteman juga dapat digunakan untuk menumbuhkan
beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang rasa, apresiasi, dan

92
objektivitas.Penilaian antarteman paling baik dilakukan pada saat siswa
melakukan kegiatan berkelompok.
b. Pengolahan Nilai Sikap
1) Observasi
Berikut ini instrumen lembar observasi selama satu semester
Nama Sekolah : SMK Nasional Kayutanam
Kelas/Semester : XI/Semester I
Tahun pelajaran : 2021/2022
Nama Wali Kelas : Santi Apriani, S.Pd

No Tanggal Nama Siswa Catatan Butir Sikap


Perilaku
1.
2.
3.
dst

2) Penilaian diri
Instrumen Penilaian diri
Nama : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….
Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.

No. Pernyataan Ya Tidak


1 Saya menyontek pada saat mengerjakan
penilaian.
2 Saya menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumbernya pada saat
mengerjakan tugas.

93
No. Pernyataan Ya Tidak
3 Saya melaporkan kepada yang berwenang
ketika menemukan barang.
4 Saya berani mengakui kesalahansaya.
5 Saya melakukan tugas-tugas dengan baik.
6 Saya berani menerima resiko atas tindakan
yang saya lakukan
7 Saya mengembalikan barang yang saya
pinjam.
8 Saya meminta maaf jika saya melakukan
kesalahan.
9 Saya melakukan praktikum sesuai dengan
langkah yang ditetapkan.
10 Saya belajar dengan sungguh-sungguh.
11 Saya datang ke sekolah tepat waktu.
...
Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan
butir-butir sikap yang dinilai.

Hasil penilaian diri perlu ditindaklanjuti oleh wali kelas danguru BP/BK
dengan melakukan pembinaan terhadap siswa yang belum
menunjukkan sikap yang diharapkan.
3) Penilaian antar teman
Format Penilaian Antarteman
Nama teman yang dinilai : ………………………………….
Nama penilai : ………………………………….
Kelas : ………………………………….
Semester : ………………………………….

No Pernyataan Ya Tidak

1 Teman saya tidak menyontek dalam mengerjakan ujian


Teman saya tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin
2

94
No Pernyataan Ya Tidak

karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam


mengerjakan setiap tugas
Teman saya mengemukakan perasaan terhadap sesuatu
3
apa adanya
Teman saya melaporkan data atau informasi apa adanya
4
........
5
........
6
Jumlah

Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan
kondisi satuan pendidikan

1. Penilaian pengetahuan
Penilaian kompetensi pengetahuan dimaksudkan untuk mengukur
ketercapaian aspek kemampuan pada Taksonomi Bloom. Kemampuan yang
dimaksud adalah mulai dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi/mencipta yang terdapat pada setiap KD. Penilaian
pengetahuan dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian. Guru
diharapkan mampu mengidentifikasi setiap KD dan/atau materi pembelajaran
untuk selanjutnya memilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan yang
dilakukan pada saat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Penilaian pengetahuan dilakukan tidak semata-mata untuk mengetahui
apakah siswa telah mencapai ketuntasan belajar (mastery learning), tetapi
penilaian juga ditujukan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
(diagnostic) proses pembelajaran. Untuk itu, pemberian umpan balik
(feedback) kepada siswa dan guru merupakan hal yang sangat penting,
sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu
pembelajaran. Hasil penilaian kompetensi pengetahuan selama dan setelah

95
proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka rentang1-100 dan
deskripsi.
a. Teknik dan Instrumen Penilaian
Berbagai teknik penilaian pada kompetensi pengetahuan dapat digunakan
sesuai dengan karakteristik masing-masing KD. Teknik yang biasa
digunakan adalah tes lisan, tes tertulis, dan penugasan. Namun tidak
menutup kemungkinan digunakan teknik lain yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.Selain itu dapat pula digunakan portofolio sebagai masukan
dalam merencakan remedial, pengayaan (assessment for learning) dan
penyusunan deskripsi kompetensi pengetahuan pada rapor (assessment of
learning)

Tes Tertulis Pilihan Ganda, Uraian

Tes Lisan
Interview
Penilaian
Pengetahuan
Penugasan Tugas yang dilakukan
secara individu dan
kelompok
Dokumen/sertifikat sebagai
Portofolio
bukti pencapaian
kompetensi/ prestasi

Skema Penilaian Pengetahuan


Pengetahuan

b. Pengolahan Nilai Pengetahuan


1) Tes tertulis
Tes tertulis merupakan seperangkat pertanyaan dalam bentuk tulisan
untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan
siswa. Tes tertulis menuntut adanya respons dari peserta tes yang
dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimilikinya.
Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban
singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Bentuk soal yang
sering digunakan pada jenjang SMK adalah pilihan ganda (PG) dan

96
uraian.Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti langkah-langkah
berikut:

▪ Menyusun kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan matriks yang digunakan

sebagai acuan menulis soal. Di dalam kisi-kisi tertuang rambu-rambu


tentang kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD yang akan diukur,
materi, indikator soal, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya
kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah karena sesuai dengan tujuan
tes dan proporsi soal per KD yang hendak diukur lebih tepat.
Indikator soal yang baik memungkinkan banyak variasi soal dan
dapat mengukur kemampuan higher order thinking skill (HOTS)
siswa yakni kemampuan dalam melakukan analisis, sintesis, dan
mencipta.

▪ Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.

▪ Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang

digunakan. Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan


jawaban singkat disediakan kunci jawaban karena jawabannya
sudah pasti dan dapat diskor dengan objektif. Untuk soal uraian
disediakan pedoman penskoran berupa rubrik dengan rentang skor.
Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja dan aspek-
aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu,
mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai yang paling rendah.
Kriteria rubrik sebagai berikut:

✔ Sederhana/mencakup aspek paling esensial untuk dinilai

✔ Praktis/mudah digunakan

✔ Menilai dengan efektif aspek yang akan diukur

✔ Dapat digunakan untuk penilaian proses dan tugas sehari-hari

✔ Siswa dapat mempelajari rubrik dan mengecek hasil penilaiannya

97
▪ Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan.

▪ Pada pengembangan butir soal secara tertulis, untuk mendapatkan

soal yang valid,perlu memperhatikan kaidah penulisan butir soal


yang meliputi substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.
2) Tes tulis bentuk pilihan ganda
Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan
jawaban (option). Untuk tingkat SMK biasanya digunakan 5 (lima)
pilihan jawaban. Dari kelima pilihan jawaban tersebut, salah satu
adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau paling tepat, dan
lainnya disebut pengecoh (distractor). Kaidah penulisan soal bentuk
pilihan ganda sebagai berikut.

▪ Substansi/Materi

✔ Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG).

✔ Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK:

Urgensi, Keberlanjutan, Relevansi, dan Keterpakaian).

✔ Pilihan jawaban homogen dan logis.

✔ Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat.

▪ Konstruksi

✔ Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.

✔ Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan

pernyataan yang diperlukan saja.

✔ Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban.

✔ Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.

✔ Gambar/grafik/tabel/diagram dsb. jelas dan berfungsi.

98
✔ Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.

✔ Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua

jawaban benar” atau “semua jawaban salah”.

✔ Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun

berdasarkan besar kecilnya angka atau kronologis kejadian.

✔ Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

▪ Bahasa

✔ Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa

Indonesia.

✔ Menggunakan bahasa yang komunikatif.

✔ Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang

sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.

✔ Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

3) Tes tulis bentuk uraian


Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut siswa untuk
mengorganisasi-kan dan menuliskan jawaban dengan kalimatnya
sendiri. Kaidah penulisan soal bentuk uraian sebagai berikut.

▪ Substansi/Materi

✔ Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian)

✔ Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai

✔ Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK)

99
✔ Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis

sekolah, dan tingkat kelas

▪ Konstruksi

✔ Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal

✔ Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya

atau perintah yang menuntut jawaban terurai

✔ Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan

berfungsi

✔ Ada pedoman penskoran

▪ Bahasa

✔ Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif

✔ Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku

✔ Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan

penafsiran ganda atau salah pengertian

✔ Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan

✔ Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu

4) Tes lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut siswa
menjawabnya secara lisan. Instrumen tes lisan disiapkan oleh pendidik
berupa daftar pertanyaan yang disampaikan secara langsung dalam
bentuk tanya jawab dengan siswa. Tes lisan menumbuhkan sikap berani
berpendapat. Jawaban siswa dapat berupa kata, frase, kalimat maupun
paragraf. Kriteria instrumen tes lisan:

100
▪ Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf

pengetahuan yang hendak dinilai.

▪ Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup

materi pada kompetensi dasar yang dinilai

▪ Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam

mengonstruksi jawabannya sendiri.

▪ Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang lebih komplek.

Tes lisan umumnya digunakan pada saat proses pembelajaran


berlangsung yang berfungsi untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa tentang materi yang akan atau sedang diajarkan (fungsi formatif).
Tes lisan juga dapat digunakan untuk melihat perilaku siswa,
ketertarikan siswa, dan motivasi siswa terhadap materi yang diajarkan.
5)Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa untuk mengukur
dan/atau meningkatkan pengetahuan dari materi yang sudah dipelajari.
Penugasan yang digunakan untuk mengukur kompetensi pengetahuan
dapat dilakukan setelah proses pembelajaran (assessment of learning)
sedangkan penugasan yang digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran
(assessment for learning). Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah
yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas. Dalam penugasan ini lebih ditekankan pada
pemecahan masalah dan tugas produktif yang lainnya. Kriteria
instrumen penugasan sebagai berikut:

▪ Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.

▪ Tugas dapat dikerjakan oleh siswa.

▪ Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau

merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.

101
▪ Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan siswa.

▪ Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.

▪ Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa

menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan


secara kelompok.

▪ Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota

kelompok.

▪ Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara

jelas.

▪ Penugasan harus mencantumkn rentang waktu pengerjaan tugas.

a. Pedoman Penskoran dan Pengolahan Nilai


a. Tes tertulis
i. Tes tulis bentuk pilihan ganda
Contoh Soal Pilihan Ganda

Nama Sekolah : SMK Nasional Kayutanam


Kelas/Semester : XI/Semester 2
Tahun pelajaran : 2022/2023
Paket Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
Mata Pelajaran : Matematika
Penilaian : Penilaian Harian I
Jenis Soal/No. KD : Pilihan Ganda / 3.7

1. Untuk menyelesaikan suatu produk tertentu telah dipakai bahan


baku Rp 350.000,00,bahan penolong Rp 75.000,00, upah langsung
Rp 450.000,00, upah tak langsung Rp 125.000,00, upah mandor Rp
175.000,00, dan BOP dibebankan dengan tarif 125% dari upah
langsung. Maka besarnya BOP yang dicatat dalam rekening BDP
adalah . . .

102
A. Rp 300.000,00
B. Rp 375.000,00
C. Rp 562.500,00
D. Rp 563.000,00
E. Rp 825.000,00
Skor penilaian pilihan ganda: Setiap satu soal yang benar mendapat
skor 1
ii. Tes tulis bentuk uraian
Contoh Soal Uraian
Nama Sekolah : SMK Nasional Kayutanam
Kelas/Semester : XI/Semester I
Tahun pelajaran : 2021/2022
Paket Keahlian : Usaha Perjalanan Wisata
Mata Pelajaran : Peralatan dan kelengkapan gambar teknik
Penilaian : Penilaian Harian I
Soal Uraian
1. Jelaskan fungsi gambar teknik
Kunci jawaban
Adalah sebagai berikut :

● Sebagai alat komunikasi dari juru gambar kepada penguna

gambar ada pun yang dimuatnya adalah menyampaikan


informasi maupun ide dan gagasan dalam gambar tersebut.

Pedoman Penskoran Soal Uraian


PEDOMAN PENSKORAN
Skor Penilaian

● skor 3 jika siswa dapat menjelaskan 3 jika siswa mampu menjelaskan

fungsi gambar teknik dengan sempurna

● skor 2 jika siswa dapat menjelaskan 2 jika siswa mampu menjelaskan

fungsi gambar teknik kurang sempurna

● skor 1 jika siswa dapat menjelaskan 1 jika siswa mampu menjelaskan

103
fungsi gambar teknik tidak sempurna

Dalam penskoran tes tertulis dapat digunakan pembobotan pada


masing-masing pertanyaan sesuai kebutuhan.

b. Tes lisan
Contoh Soal Lisan
2. Sebutkan 5 buah peralatan gambar teknik!
Kunci jawaban

● Pensil

● Kertas gambar

● Mistar siku

● Pengapus

● Mall elip

Pedoman Penskoran Tes Lisan

PEDOMAN PENSKORAN
Skor Penilaian

● skor 3 jika siswa dapat menjelaskan 5 juenis peralatan gambar teknik

● skor 2 jika siswa dapat menjelaskan 5 juenis peralatan gambar teknik

● skor 1 jika siswa dapat menjelaskan 5 juenis peralatan gambar teknik

104
Dalam penskoran tes lisan dapat pula digunakan pembobotan pada
masing-masing pertanyaannya sesuai kebutuhan.

c. Penugasan
Contoh Perencanaan Penugasan

PERENCANAAN PENUGASAN
Paket Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Mata Pelajaran : Gambar Teknik Otomotif
Kompetensi Dasar : peralatan dan kelengkapan gambar teknik
Kelas :X

Kisi-Kisi dan Soal


KOMPETENSI INDIKATOR
SOAL DAN RINCIAN TUGAS
DASAR SOAL
KD 3.2 Menjelaskan 3. Buatlah gambar teknik
Mengidentifikasi peralatan gambar sebagai berikut:
peralatan dan teknik 1 Andi
kelengkapan 2 Nurma
gambar teknik 3 Jamal
4 Adit
5 Kokom
6 Yanto
Apakah ada Yanto dalam
daftar? Ya
Gunakan iterasi (for), teknik
cara penulisan !

Rincian tugas :
1. Penugasan dilakukan
secara individual
2. Buat laporan penugasan

105
KOMPETENSI INDIKATOR
SOAL DAN RINCIAN TUGAS
DASAR SOAL
dengan format
BAB I Pendahuluan
a. tujuan
b. landasan teori
BAB II Pelaksanaan
a. pensil
b. kertas
c. mistar
BAB III Penutup
a. kesimpulan
b. saran
3. Dikerjakan selama 1 minggu

Contoh Rubrik Penskoran Penugasan


Komponen Indikator/Kriteria Unjuk Kerja Skor
Penilaian
Pendahulua Tujuan dan landasan teori disampaikan 4
n dengan tepat

Tujuan atau landasan teori disampaikan 3


dengan kurang tepat

Hanya memuat salah satu komponen 2


pendahuluan namun disampaikan dengan
tepat

Hanya memuat salah satu komponen 1


pendahuluan dan disampaikan dengan
kurang tepat

Baris gambar ditulis dengan lengkap berikut


Pelaksanaa 4
dengan ukuran dan penjelasannya dengan

106
Komponen Indikator/Kriteria Unjuk Kerja Skor
Penilaian
tepat
n
Baris gambar ditulis dengan lengkap berikut 3
jangkar dan penjelasannya dengan kurang
tepat

Baris gambar ditulis dengan lengkap berikut 2


mall mistar dengan tepat

Baris gambar ditulis dengan lengkap berikut 1


ukuran gambar dengan kurang tepat

Terkait dengan pelaksanaan tugas dan ada


Kesimpulan 4
saran untuk perbaikan penugasan
berikutnya yang feasible

Terkait dengan pelaksanaan tugas dan ada 3


saran untuk perbaikan penugasan
berikutnya tetapi kurangfeasible

Terkait dengan pelaksanaan tugas tetapi 2


tidak ada saran

Tidak terkait dengan pelaksanaan tugas 1


dan tidak ada saran

Laporan rapi dan menarik, dilengkapi cover


Tampilan 4
dan foto/gambar
laporan
Laporan rapi dan menarik, dilengkapi cover 3
atau foto/gambar

Laporan dilengkapi cover atau foto/gambar 2


tetapi kurang rapi atau kurang menarik

Laporan kurang rapi dan kurang menarik, 1


tidak dilengkapi cover dan foto/gambar

Mudah dipahami, pilihan kata tepat, dan


Keterbacaa 4

107
Komponen Indikator/Kriteria Unjuk Kerja Skor
Penilaian
ejaan semua benar
n
Mudah dipahami, pilihan kata tepat, 3
beberapa ejaan salah

Kurang dapat dipahami, pilihan kata kurang 2


tepat, dan beberapa ejaan salah

Tidak mudah dipahami, pilihan kata kurang 1


tepat, dan banyak ejaan yang salah

Contoh pengisian hasil penilaian tugas


No Skor untuk Jumlah
Nama Pend Pelaks Kesim Tamp Keter skor Nilai
p b
1 Adi 4 2 2 3 3 14 70
... ... ... ... ... . ... ... .

Jumlah skor perolehan 14


Jumlah skor maksimal 20
Nilai = (14/20) x 100
= 70
3. Penilaian Keterampilan / Psikomotor
Penilaian adalah suatu penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuansiswa dalam mengaplikasikan pengetahuanuntuk melakukan
tugas tertentudidalam berbagai macam konteks sesuai dengan indikator
pencapaiankompetensi. Dalam pelaksanaannya, penilaian keterampilan
dapat dilakukan dengan berbagai teknik, seperti penilaian kinerja, penilaian
proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang
digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD. Hasil penilaian kompetensi

108
keterampilan selama dan setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam
bentuk angka rentang1-100 dan deskripsi.

a. Teknik dan Instrumen Penilaian


Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran yang
berupa keterampilan proses dan/atau hasil (produk).Aspek yang dinilai
dalam penilaian kinerja adalah proses pengerjaannya atau kualitas
produknya atau kedua-duanya. Sebagai contoh: (1) keterampilan untuk
menggunakan alat dan/ataubahan serta prosedur kerja dalam
menghasilkan suatu produk; (2) kualitas produk yang dihasilkan
berdasarkan kriteria teknis dan estetik.Instrumen yang digunakan berupa
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Portofolio
Penilaian Keterampilan
Kinerja
Proyek
Mengukur capaian pembelajaran berupa keterampilan proses dan/atau hasil (produk)

Mengetahui kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas
dalam periode/waktu tertentu
Sampel karya terbaik siswa per KD pada KI-4 untuk mendeskripsikan capaian kompetensi keterampilan
(dalam satu semester)

Skema penilaian keterampilan dapat dilihat pada gambar berikut.


1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran
yang meliputi domain sikap, pengetahuan dan keterampilam. Penilaian
kinerja dalam bentuk lainnya adalah penilaian kinerja yang menilai
kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan komponen input, proses dan output akan menggambarkan
kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, serta mampu
menghasilkan dampak instruksional (instructional effects) dan dampak
pengiring (nurturant effects) dari pembelajaran.
Penilaian kinerja sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta
didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan
dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran seperti meneliti, menulis,

109
merevisi dan membahas artikel memberikan analisis oral terhadap
peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat dan
sebagainya.
Penilaian kinerja mampu menggambarkan peningkatan hasil
belajar peserta didik, baik dalam mengobservasi, menanya, menalar
dan membangun jejaring. Penilaian kinerja cenderung fokus pada tugas
atau kontekstual, memungkinkan peserta didik menunjukan kompetensi
mereka yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam
kehidupan nyata (real life). Karenanya, penilaian kinerja sangat relevan
dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran di
SMK.
Penilaian kinerja digunakan untuk mengukur capaian
pembelajaran yang berupa keterampilan proses dan/atau hasil (produk).
Penilaian kinerja yang menekankan pada hasil (produk) biasa disebut
penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja yang menekankan pada
proses dan produk dapat disebut penilaian praktik. Aspek yang dinilai
dalam penilaian kinerja adalah proses pengerjaannya atau kualitas
produknya atau kedua-duanya. Sebagai contoh: (1) keterampilan untuk
menggunakan alat dan atau bahan serta prosedur kerja dalam
menghasilkan suatu produk; (2) kualitas produk yang dihasilkan
berdasarkan kriteria teknis dan estetik.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penilaian
keterampilan adalah:
a) Mengidentifikasi semua langkah-langkah penting yang akan
mempengaruhi hasil akhir (output).
b) Menuliskan dan mengurutkan semua aspek kemampuan spesifik
yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan
menghasilkan hasil akhir (output) yang terbaik.
c) Mengusahakan aspek kemampuan yang akan diukur tidak terlalu
banyak sehingga semuanya dapat diobservasi selama siswa
melaksanakan tugas.

110
d) Mendefinisikan dengan jelas semua aspek kemampuan yang akan
diukur. Kemampuan tersebut atau produk yang akan dihasilkan
harus dapat diamati (observable).
e) Memeriksa dan membandingkan kembali semua aspek kemampuan
yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan (jika ada
pembandingnya).
Dalam pelaksanaan penilaian kinerja perlu disiapkan format
observasi dan rubrik penilaiannya untuk mengamati perilaku siswa
dalam melakukan praktik atau membuat produk yang dikerjakan.

Contoh Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Kinerja


Nama Sekolah : SMK Nasional Kayutanam
Kelas/Semester : XI/1
Tahun pelajaran : 2022/2023
Mata Pelajaran :
Kompetensi Dasar :

Kompetensi Teknik
No. Materi Indikator
Dasar Penilaian
1. Proses

Tugas Praktik:
1. Hitunglah harga tiket penerbangan domestik dengan rute Jakarta-
Wamena untuk 2 orang dewasa dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pindah maskapai dengan penerbangan perintis di Jayapura
untuk penerbangan Jayapura-Wamena
b. Kelas penerbangan ekonomi
c. Jadwal penerbangan dan daftar tarif penerbangan terlampir

111
2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui
penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu tertentu. Penilaian
proyek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa KD. Tugas
tersebut berupa rangkaian kegiatan penelitian/investigasi mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan
dan penyajian data, serta pelaporan. Penilaian proyek juga dapat
dilakukan oleh beberapa guru mata pelajaran yang terkait dengan
proyek tersebut dengan mempertimbangkan komponen KD yang dinilai
dalam mata pelajaran tersebut. Misalnya pada judul proyek “Penyajian
Kreasi Masakan Minang Modern” untuk siswa Jasa Boga dapat dinilai
oleh guru mata pelajaran Pengolahan dan Penyajian Makanan
Indonesia dan mata pelajaran Hidangan Kesempatan Khusus dan
Fusion Food.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu:
a) Pengelolaan; Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari
informasi, dan mengelola waktu pengumpulan data, serta penulisan
laporan.
b) Relevansi; Kesesuaian tugas proyek dengan KD, dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan dalam pembelajaran.
c) Keaslian; Proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil
karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa
petunjuk dan dukungan terhadap proyek siswa.
d) Inovasi dan kreativitas; Hasil proyek yang dilakukan siswa terdapat
unsur-unsur kebaruan dan menemukan sesuatu yang berbeda dari
biasanya.

Contoh Kisi-kisi Instrumen Tugas Proyek


Nama Sekolah : SMK Nasional Kayutanam

112
Kelas/Semester : XII/1
Tahun pelajaran : 2022/2023
Paket Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
Mata Pelajaran : Gambar Teknik Otomotif

No Kompetensi Teknik
Materi Indikator
. Dasar Penilaian
1. Memahami Peralat Siswa dapat : Proyek
peralatan dan an 1. Memahami peralatan
kelengkapan kelengk dan kelengkapan
gambar teknik apan gambar teknik
Gamba 2. Menyajikan peralatan
r dan kelengkapan
Teknik gambar teknik
3. Mengunakan peralatan
dan kelengkapan
gambar teknik

Tugas Proyek:
Buatlah gambar garis menggunakan perlengkapan gambar teknik
3) Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang bersifat reflektif-integratif yang
menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode
tertentu. Ada beberapa tipe portofolio yaitu portofolio dokumentasi,
portofolio proses, dan portofolio pameran. Guru dapat memilih tipe
portofolio yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar dan/atau
konteks mata pelajaran. Untuk penilaian kompetensi keterampilan di
SMKportofolio siswa dapat berupa kumpulan dari hasil penilaian kinerja
dan proyek siswa dengan dilengkapi foto atau display produk.
Portofolio setiap siswa disimpan dalam suatu folder (map) dan
diberi tanggal pengumpulan oleh guru. Portofolio dokumen dapat

113
disimpan dalam bentuk cetakan dan/atau elektronik. Pada akhir suatu
semesterkumpulan dokumen dan/atau produk tersebut digunakan
sebagai referensi tambahan untuk mendeskripsikan pencapaian
pengetahuan secara deskriptif.
Berikut adalah contoh ketentuan dalam penilaian portofolio di
sekolah:
a) Karya asli siswa;
b) Karya yang dimasukkan dalam portofolio disepakati oleh siswa dan
guru;
c) Guru menjaga kerahasiaan portofolio;
d) Guru dan siswa perlu mempunyai rasa memiliki terhadap dokumen
portofolio;

b. Pengolahan Nilai Keterampilan


1) Penilaian kinerja
Contoh Rubrik PenskoranKinerja
Nama Sekolah : SMK Nasional Kayutanam
Kelas/Semester : XI/1
Tahun pelajaran : 2022/2023
Mata Pelajaran :
Nama Peserta didik :
Kelas :

Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom Skor


Skor
No Komponen/Sub Komponen
1 2 3
1 Persiapan (skor maksimal 6)
Hadir tepat waktu, berseragamlengkap dan rapih √
Alat dipersiapkan dengan lengkap dan rapih √
2 Proses Kerja (skor maksimal 2)
Prosedur perhitungan tarif √
3 Hasil (skor maksimal 3)
Menghitung tarif penerbangandomestik rute dan √

114
Skor
No Komponen/Sub Komponen
1 2 3
kelaspelayanannya
4 Sikap Kerja (skor maksimal 3)
Sikap kerja saat melakukan perhitungan tarif √
5 Waktu (skor maksimal 3)
Ketepatan waktu kerja √

Penilaian Proses
Persiapa Prose Hasil Sikap Waktu Tot
n s al
Skor 6 2 3 2 1
Perolehan
Skor 6 2 3 3 3
Maksimal
Bobot 10 20 40 20 10 100
Total 10 20 40 13,3 3,3 86,6
Keterangan
- Bobot total wajib 100
- Cara Perhitungan

Contoh Pedoman Penskoran Proses


Nama Sekolah : SMK Nasional Kayutanam
Kelas/Semester : XI/1
Tahun pelajaran : 2022/2023
Mata Pelajaran :
Kompetensi Dasar :

115
N Komponen/sub
Indikator/Kriteria Unjuk Kerja Skor
o Komponen
I Persiapan
Hadir tepat waktu, Hadir tepat waktu, berseragam 3
berseragam lengkap dan rapih
lengkap dan rapih Hadir tepat waktu, berseragam 2
lengkap
Hadir tidak tepat waktu, 1
berseragam tidak lengkap
Alat dipersiapkan Alat dipersiapkan dengan lengkap 3
dengan lengkap dan rapi
dan rapih Alat dipersiapkan dengan lengkap 2
Alat dipersiapkan tidak lengkap 1
II Proses Kerja
Prosedur Menunjukkan prosedur 2
perhitungan tarif perhitungan yang tepat
Menunjukkan prosedur yang 1
kurang tepat
III Hasil
Menghitung tarif Harga tiket dihitung dengan tepat 3
penerbangandome dan benar
stik rute dan Harga tiket dihitung dengan tepat 2
kelaspelayananny Harga tiket dihitung tidak benar 1
a
IV Sikap Kerja
Sikap kerja saat Tertib dan rapi saat 3
melakukan mempersiapkan, melakukan
perhitungan tarif perhitungan, dan melaporkan
Tertib saat mempersiapkan, 2
melakukan perhitungan, dan
melaporkan namun kurang rapi
Kurang tertib dan rapi saat 1

116
N Komponen/sub
Indikator/Kriteria Unjuk Kerja Skor
o Komponen
mempersiapkan, melakukan
perhitungan, dan melaporkan
V Waktu
Ketepatan waktu Kurang dari 5 menit 3
kerja 5 - 10 menit 2
lebih dari 10 menit 1

Keterangan : Format disesuaikan dengan karakteristiknya


Untuk penilaian produk, pada pedoman penskoran perlu dijabarkan
komponen-komponen teknis dan estetis yang akan dinilai seperti contoh
Tabel berikut ini.

Contoh Rubrik Penskoran Produk


Nama Sekolah : SMK Nasional Kayutanam
Kelas/Semester : XI/1
Tahun pelajaran : 2022/2023
Mata Pelajaran :
Nama Peserta didik :
Kelas :

117
Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom Skor
Skor
No Komponen/Sub Komponen
1 2 3
1 Teknis (skor maksimal 6)
Penerjemahan situasi ke dalam flowchart √
Penggunaan simbol flowchart √
Penjelasan flowchart √
2 Estetis (skor maksimal 6)
Penampilan √
Keterbacaan √
3 Waktu (skor maksimal 3)
Ketepatan waktu kerja √

Penilaian Produk
Teknis Estetis Waktu Total
Skor Perolehan 6 5 3
Skor Maksimal 6 6 3
Bobot 60 20 20 100
Total 60 16,6 20 96,6

Nilai produk siswa : 96,6


Keterangan
- Bobot total wajib 100
- Cara Perhitungan

Contoh Pedoman Penskoran Produk


Nama Sekolah : SMK Nasional Kayutanam
Kelas/Semester : XI/1
Tahun pelajaran : 2022/2023
Mata Pelajaran :

118
Kompetensi Dasar :

Komponen/
No sub Indikator/Kriteria Unjuk Kerja Skor
Komponen
I Teknis
Penerjemaha Situasi dalam soal dapat 3
n situasi ke diterjemahkan dalam flowchart yang
dalam outputnya tepat dan singkat
flowchart Situasi dalam soal dapat 2
diterjemahkan dalam flowchart yang
outputnya tepat namun kurang singkat
Situasi dalam soal dapat 1
diterjemahkan dalam flowchart yang
outputnya kurang tepat
Penggunaan Seluruh simbol yang digunakan tepat 3
simbol ≥80% simbol yang digunakan dalam 2
flowchart flowchart tepat
<80% simbol yang digunakan dalam 1
flowchart tepat
Penjelasan Flowchart dijelaskan dengan jelas dan 3
flowchart tepat
Flowchart dijelaskan dengan jelas 2
namun kurang tepat
Flowchart dijelaskan dengan kurang 1
jelas dan kurang tepat
II Estetis
Penampilan Laporan rapi dan menarik, dilengkapi 3
cover atau foto/gambar
Laporan dilengkapi cover atau 2
foto/gambar tetapi kurang rapi atau
kurang menarik
Laporan kurang rapi dan kurang 1

119
Komponen/
No sub Indikator/Kriteria Unjuk Kerja Skor
Komponen
menarik, tidak dilengkapi cover dan
foto/gambar
Keterbacaan Mudah dipahami, pilihan kata tepat, 3
dan ejaan semua benar
Mudah dipahami, pilihan kata tepat, 2
beberapa ejaan salah
Kurang dapat dipahami, pilihan kata 1
kurang tepat, dan beberapa ejaan
salah
II Waktu

Ketepatan Kurang dari 1 jam 3


waktu kerja 1-2jam 2
lebih dari 2 jam 1

Keterangan : Format disesuaikan dengan karakteristik


KD masing-masing

4. Remedi dan Pengayaan


a) Mekanisme dan prosedur Pelaksanaan
1) Remedial
Guru harus percaya bahwa setiap peserta didik dalam kelasnya
mampu mencapai kriteria ketuntasan setiap kompetensi, bila peserta
didik mendapat bantuan yang tepat. Misalnya, bantuan sesuai dengan
gaya belajar peserta didik pada waktu yang tepat sehingga kesulitan
dan kegagalan tidak menumpuk. Dengan demikian peserta didik tidak
patah semangatnya (frustasi) dalam mencapai kompetensi yang harus
dikuasainya.
Remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran. Penetuan
remedial adalah setelah guru melakukan analisis hasil belajar peserta

120
didik.Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai
kriteria ketuntasan belajar. Kegiatan dapat berupa tatap muka dengan
guru atau diberi kesempatan untuk belajar sendiri, kemudian dilakukan
penilaian dengan cara: menjawab pertanyaan, membuat rangkuman
pelajaran, atau mengerjakan tugas mengumpulkan data. Waktu
remedial diatur berdasarkan kesepakatan antara peserta didik dengan
guru, dapat dilaksanakan pada atau di luar jam efektif. Remedial hanya
diberikan untuk indikator yang belum tuntas.

2) Pengayaan
Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki
penguasaan lebih cepat dibandingkan peserta didik lainnya, atau
peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar ketika sebagian besar
peserta didik yang lain belum. Peserta didik yang berprestasi baik perlu
mendapat pengayaan, agar dapat mengembangkan potensi secara
optimal. Salah satu kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi
tambahan, latihan tambahan atau tugas individual yang bertujuan untuk
memperkaya kompetensi yang telah dicapainya. Hasil penilaian
kegiatan pengayaan dapat menambah penguasaan/nilai peserta didik
pada mata pelajaran bersangkutan. Pengayaan dapat dilaksanakan
setiap saat baik pada atau di luar jam efektif. Bagi peserta didik yang
secara konsisten selalu mencapai kompetensi lebih cepat, dapat
diberikan program akselerasi.
b) Pengolahan Nilai
Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran
remedial yang dimasukkan sebagai hasil penilaian harian (PH), dapat
dipilih beberapa alternatif berikut:

1) Alternatif 1
Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta didik
setelah mengikuti remedial. Misalkan, suatu mata pelajaran (IPA)
memiliki KKM sebesar 70. Seorang peserta didik, Andi memperoleh
nilai PH1 (KD 3.1) sebesar 50. Karena Andi belum mencapai KKM,
maka Andi mengikuti remedial untuk KD 3.1. Setelah Andi mengikuti

121
remedial dan diakhiri dengan penilaian, Andi memperoleh hasil
penilaian sebesar 80. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka nilai PH1
yang diperoleh Andi adalah sebesar 80.
Keuntungan menggunakan ketentuan ini:
a) Meningkatkan motivasi peserta didik selama mengikuti
pembelajaran remedial karena peserta didik mempunyai
kesempatan untuk memperoleh nilai yang maksimal.
b) Ketentuan tersebut sesuai dengan prinsip belajar tuntas ( mastery
learning ).

Kelemahan menggunakan ketentuan ini:

Peserta didik yang telah tuntas (misalnya, Wati dengan nilai 75)
dan nilainya dilampaui oleh peserta didik yang mengikuti remedial
(misalnya, Andi dengan nilai 80), kemungkinan Wati mempunyai
perasaan diperlakukan “tidak adil” oleh pendidik.

b) Alternatif 2
Peserta didik diberi nilai dengan cara merata rata antara nilai
capaian awal (sebelum mengikuti remedial) dan capaian akhir (setelah
mengikuti remedial), dengan ketentuan:

1. Jika capaian akhir telah melebihi KKM (misalnya, Badar memperoleh


nilai 90) dan setelah dirata rata dengan capaian awal (misalnya,
capaian awal Badar adalah 60) ternyata hasil rata rata telah melebihi
KKM (nilai 75), maka hasil ratarata (nilai 75) sebagai nilai perolehan
peserta didik tersebut (Badar).
2. Jika capaian akhir telah melebihi KKM (misalnya, Andi memperoleh
nilai 80) dan setelah dirata rata dengan capaian awal (misalnya,
capaian awal Andi adalah 50) ternyata hasil rata rata belum
mencapai KKM (nilai 65), maka Andi diberi nilai sebesar nilai KKM,
yaitu 70. Alternatif 2 ini sebagai upaya untuk mengatasi kelemahan
Alternatif 1, meskipun Alternatif 2 ini tidak memiliki dasar teori,
namun lebih mengedepankan faktor kebijakan pendidik. Upaya lain,
untuk mengatasi kelemahan Alternatif 1, yaitu dengan memberikan

122
kesempatan yang sama bagi semua peserta didik untuk mengikuti
tes, namun dengan catatan perlu diinformasikan kepada peserta
didik bahwa konsekuensi nilai yang akan diambil adalah nilai hasil
tes tersebut atau nilai terakhir.
c) Alternatif 3
Peserta didik diberi nilai sama dengan KKM yang ditetapkan oleh
sekolah untuk suatu mata pelajaran, berapapun nilai yang dicapai
peserta didik tersebut telah melampaui nilai KKM.
5. Pengolahan Nilai Akhir dan Predikat/Kategori
Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan untuk menilai
pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar untuk memperbaiki
proses pembelajaran dan bahan penyusunan pelaporan hasil penilaian peserta
didik pada aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Agar
pelaporan hasil penilaian peserta didik objektif, akuntabel, dan informatif,
pendidik harus terlebih dahulu melakukan pengolahan hasil penilaian hasil
belajar secara benar dan efektif. Pengolahan hasil penilaian peserta didik
merupakan kegiatan merekapitulasi, menganalisis, dan melaporkan hasil
penilaian pencapaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik
kepada pelaku pendidikan terkait dalam kurun waktu tertentu. Hasil penilaian
pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat atau
deskripsi. Sedangkan hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan
keterampilan oleh pendidik disampaikan dalam bentuk angka dan/atau
deskripsi.

a. Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Sikap

Alur pelaksanaan, pengolahan, dan pelaporan penilaian sikap digambarkan


dalam skema berikut ini.

123
Hasil penilaian sikap direkap oleh pendidik minimal dua kali dalam satu
semester. Hasil penilaian sikap ini akan dibahas dan dilaporkan dalam
bentuk deskripsi nilai sikap peserta didik. Langkah-langkah untuk membuat
deskripsi nilai sikap selama satu semester:

a. Guru kelas dan guru mata pelajaran mengelompokkan atau


menandai catatan- catatan sikap peserta didik yang dituliskan dalam
jurnal, baik sikap spiritual maupun sikap sosial.

b. Guru kelas membuat rekapitulasi sikap dalam jangka waktu satu


semester (jangka waktu bisa disesuaikan sesuai pertimbangan
satuan pendidikan).

c. Guru kelas mengumpulkan catatan sikap berupa deskripsi singkat


dari guru mata pelajaran (PJOK dan Agama) dan warga sekolah
(guru ekstrakurikuler, petugas perpustakaan, petugas kebersihan dan
penjaga sekolah).

d. Guru kelas menyimpulkan dan merumuskan deskripsi capaian sikap


spiritual dan sosial setiap peserta didik.

Berikut rambu-rambu rumusan deskripsi nilai sikap selama satu semester:

a. Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi


dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang
bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan
dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ...

b. Deskripsi sikap menyebutkan perkembangan sikap peserta didik


yang sangat baik, baik, cukup, atau perlu bimbingan.

c. Apabila peserta didik tidak memiliki catatan apapun dalam jurnal,


sikap dan perilaku peserta didik tersebut diasumsikan baik.

d. Karena sikap dan perilaku dikembangkan selama satu semester,


deskripsi nilai sikap peserta didik dirumuskan pada akhir semester.
Oleh karena itu, guru mata pelajaran dan guru kelas harus
memeriksa jurnal secara keseluruhan hingga akhir semester untuk
menganalisis catatan yang menunjukkan perkembangan sikap dan

124
perilaku peserta didik.

e. Penetapan deskripsi akhir sikap peserta didik dilakukan melalui rapat


dewan guru pada akhir semester.

Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Pengetahuan

Hasil penilaian pengetahuan diolah secara kuantitatif dengan


menggunakan angka (bilangan bulat skala 0-100), predikat, dan deskripsi.
Deskripsi berupa kalimat positif terkait capaian kemampuan peserta didik
dalam setiap muatan pelajaran yang mengacu pada setiap KD.
Data pada tabel di bawah ini adalah contoh analisis hasil belajar siswa
untuk mendapatkan nilai per kompetensi dasar.

KD muatan pelajaran dan nomor soal pada kolom sebelah kanan sesuai
dengan KD dan nomor soal yang telah ditentukan pada saat pembuatan
kisi-kisi.
Data pada tabel di bawah ini adalah contoh hasil pengolahan penilaian
pengetahuan dalam satu semester untuk muatan pelajaran Bahasa
Indonesia.

NA =

Keterangan:

125
● Rumus tersebut diasumsikan guru memberikan bobot 2 untuk NPH,

1 NPTS dan 1 NPAS

● Nilai penilaian harian (NPH) merupakan rerata nilai dari penilaian

harian (tes dan nontes) pada setiap KD per mata/muatan pelajaran.

● Nilai penilaian tengah semester (NPTS) merupakan nilai setiap KD

pengetahuan per mata/muatan pelajaran

● Nilai penilaian akhir semester (NPAS) atau nilai penilaian akhir tahun

(NPAT) merupakan nilai setiap KD pengetahuan per mata/muatan


pelajaran.

● Nilai akhir semester (NAS) atau nilai akhir tahun (NAT) diperoleh dari

NPH, NPTS dan NPAS/NPAT pada KD per mata/muatan pelajaran


yang digunakan untuk pengisian nilai rapor.
1. Menentukan Nilai Akhir

Penghitungan NA untuk setiap KD dapat dilakukan sesuai dengan kegiatan


penilaian yang dilakukan dan pembobotan. Untuk penghitungan NA KD
3.1, 3.2, 3.3, 3.4, 3.5, 3.8, dan 3.10 didasarkan pada NPH, NPTS, dan
NPAS. Jika bobot di suatu satuan pendidikan adalah
(2*NPH):NPTS:NPAS, maka penghitungan NA KD menggunakan rumus
sebagai berikut:

NA KD = NA KD 3.1 = = 76

Penghitungan NA untuk setiap KD dapat dilakukan sesuai dengan kegiatan


penilaian yang dilakukan dan pembobotan. Untuk penghitungan NA KD
3.6, 3.7, dan 3.9 didasarkan pada NPH dan NPAS. Hal ini dikarenakan
ketiga KD tersebut terdapat pada tema 3 dan/atau 4 yang kegiatan
pembelajarannya dilakukan setelah PTS Jika bobot di suatu satuan

126
pendidikan adalah (2*NPH):NPAS, maka penghitungan NA KD
menggunakan rumus sebagai berikut:

NA KD =

NA KD 3.7 = =8

Dengan demikian penghitungan NA Muatan pelajaran dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus:

NA Mupel =

NA Bahasa Indonesia =

= 81

127
Contoh Rekap Nilai Per Muatan Pelajaran

Muatan pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : I/1

KD 3.11 tidak ada di PTS sehingga

pengolahan NA KD 3.10 =

NA KD 3.10 = = 80
NPH = Nilai rata-rata PH

NA KD =

128
NA KD 3.1 = = 76

NA Bahasa Indonesia =

Keterangan:
Tabel Rekap Nilai di atas hanya menampilkan data KD 3.1, 3.2, 3.10, dan 3.11 untuk kepentingan tampilan slide, sedangkan
perhitungan NA tetap didasarkan pada seluruh KD satu semester. Data lebih lengkap dapat dilihat pada panduan penilaian.

129
Menentukan Predikat dan Deskripsi

Misal di sekolah Arora, ditentukan KKM Satuan Pendidikan 70, maka


rentang predikat berdasarkan rumus sebelumnya diperoleh data sebagai
berikut:

Capaian nilai Arora 81, maka predikat yang dicapai Arora


berdaasarkan rentang predikat pada KKM sekolahnya adalah B. Untuk
menuliskan deskripsi rapor, dimulai dari menganalisis capaian nilai KD
tertinggi dan terendah. Berikut disajikan tabel nilai KD pengetahuan muatan
pelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa capaian nilai tertinggi paa


KD 3.5 = 91 (sangat baik), sedangkan capaian nilai terendah pada KD 3.3 =
73 (cukup). Dengan demikian deskripsi rapor sebagai berikut.

Ananda Arora sangat baik dalam mengenal kosakata tentang cara memelihara
kesehatan melalui teks pendek, cukup dalam menguraikan lambang bunyi vokal
dan konsonan.

129
Contoh Penulisan Rapor Pengetahuan

Pengolahan dan Pelaporan Penilaian Keterampilan

Nilai keterampilan diolah secara kuantitatif dengan menggunakan


bilangan bulat pada skala 0 sampai dengan 100 serta dibuatkan deskripsi
capaian kemampuan peserta didik. Deskripsi tersebut berupa kalimat
positif terkait capaian kemampuan peserta didik dalam setiap muatan
pelajaran yang mengacu pada setiap KD pada muatan pelajaran.

Penilaian keterampilan dapat disajikan dalam bentuk nilai rata-rata


dan/atau nilai optimum, sedangkan nilai akhir penilaian keterampilan
dihitung dari rerata nilai seluruh KD. Nilai optimum diberlakukan apabila
penilaian dilakukan terhadap KD pada materi dan teknik penilaian yang
sama dan penilaian dilakukan lebih dari satu kali.

1. Menentukan Nilai Akhir

Data pada tabel di bawah merupakan hasil penilaian


keterampilan dalam satu semester untuk muatan pelajaran Bahasa
Indonesia. Pengolahan nilai keterampilan untuk rapor peserta didik
adalah sebagai berikut.

129
Contoh Rekap Nilai Keterampilan
Nama : Arora
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : I/1

Keterangan:

*) Menggunakan nilai optimum dengan asumsi KD dan materi sama, teknik penilaian yang dilakukan sama, dan
dilakukan beberapa kali penilaian.

**) Menggunakan nilai optimum pada produk (85) kemudian dirata-ratakan dengan nilai praktik (75).

Catatan:

a) Penilaian KD 4.1, 4.9 dan 4.10 dilakukan dengan teknik yang


sama dan materi serta KD nya juga sama. Oleh karena itu, skor
akhir adalah skor optimum.

b) Penilaian untuk KD 4.11 dilakukan 3 (tiga) kali penilaian, yaitu 2


(kali) produk dan 1 (kali) praktik. Oleh karenanya, skor akhir
adalah rata-rata dari skor optimum produk dan skor praktik.

c) Nilai akhir semester diperoleh berdasarkan rata-rata skor akhir


keseluruhan KD keterampilan yang dibulatkan.

2. Menentukan Predikat dan Deskripsi

Penentuan predikat dan deskripsi pada penilaian keterampilan


sama dengan penentuan predikat dan deskripsi pada penilaian
130
pengetahuan. Dengan demikian, predikat untuk Arora dengan nilai akhir
83 adalah B. Capaian nilai tertinggi berdasarkan pada rekap nilai
keterampilan Arora terdapat pada KD 4.1 = 90 (sangat baik),
sedangkan capaian nilai terendah terdapat pada KD 4.3 = 75 (cukup).
Dengan demikian deskripsi rapor sebagai berikut.

Ananda Arora sangat baik dalam mempraktikkan kegiatan persiapan


membaca permulaan, cukup dalam melafalkan bunyi vokal dan konsonan
I. Supervisi Pembelajaran
1. Mekanisme dan proses pelaksanaan
Supervisi kelas dilaksanakan 1 kali per semester oleh tim yang di tetapkan
dengan SK Kepala Sekolah yang terdiri dari unsur pimpinan dan guru senior.
Proses pelaksanaan kegiatan supervisi kelas sebagai berikut :
a. Wakil Kurikulum mengusulkan tim supervise kepada Kepala Sekolah
untuk ditetapkan dengan SK Kepala Sekolah
b. Menyusun program supervisi
c. Pelaksanaan supervis dengan menggunakan instrument sebagai berikut
1). Persipan pemebelajaran
Intrumen persiapan pembelajaran sebagai berikut:

INSTRUMEN PERSIAPAN PEMBELAJARAN


SMK Nasional Kayutanam

Nama Guru : …………………………….......................................


Pangkat/Golongann : …………………………….......................................
Mata Pelajaran : …………………………….......................................
Jumlah Jam Tatap Muka : …………………………….......................................

Belum Sesuai Sangat


Aspek yang
Sesuai sebagian Sesuai Catatan
Diamati
(1) (2) (3)
A Perumusan
. Indikator
1 Indikator sesuai
131
Belum Sesuai Sangat
Aspek yang
Sesuai sebagian Sesuai Catatan
Diamati
(1) (2) (3)
dengan SKL-
KI, dan KD
Meliputi
dimensi sikap,
2 keterampilan
dan
pengetahuan
Menggunakan
kata kerja
operasional
3
yang
mengandung
satu prilaku
Mengadung
satu prilaku
4
yang dapat
diobservasi
Mencakup
level berpikir
5 tinggi (analisis,
evaluasi, atau
mencipta).
Meliputi
pengetahuan
faktual,
konseptual,
6 prosedural,
dan/atau
metakognitif
(learning how
to learn)
Perumusan
B
Tujuan
.
Pembelajaran
Tujuan realistik,
dapat dicapai
7
melalui proses
pembelajaran
Relevan
dengan
8 kompetensi
dasar dan
indikator
Mencakup
pengembangan
sikap,
9
keterampilan
dan
pengetahuan
132
Belum Sesuai Sangat
Aspek yang
Sesuai sebagian Sesuai Catatan
Diamati
(1) (2) (3)
Mengandung
1 unsur
0 menciptakan
karya
C Materi
. Pelajaran
1 Relevan
1 dengan tujuan
Sesuai dengan
1
potensi peserta
2
didik
1
Kontekstual
3
Sesuai dengan
perkembangan
fisik,
1
intelektual,
4
emosional,
sosial, dan
spiritual siswa
Bermanfaat
1
untuk peserta
5
didik
1 Materi yang
6 disajikan aktual
Relevan
1 dengan
7 kebutuhan
siswa
D
Media Belajar
.
Sesuai dengan
1
tujuan
8 pembelajaran.
Memudahkan
siswa
1
menguasai
9 materi
pelajaran
Memfasilitasi
siswa
2
menerapkan
0 pendekatan
saintifik
Memberdayaka
2 n teknologi
1 informasi dan
komunikasi

133
Belum Sesuai Sangat
Aspek yang
Sesuai sebagian Sesuai Catatan
Diamati
(1) (2) (3)
E Metode
. Pembelajaran
Sesuai dengan
2
tujuan
2 pembelajaran.
Sesuai dengan
2
pendekatan
3 saintifik
Sesuai dengan
model model
inkuiri,
2 discovery,
4 pembelajaran
berbasis
masalah, atau
proyek.
Mengembangk
an kapasitas
2
individu dan
5 kerja sama
peserta didik
Rencana
E
Kegiatan
. Pembelajaran
Menampilkan
kegiatan
2
pendahuluan,
6 inti, dan
penutup.
Menjelaskan
2
tujuan
7 pembelajaran
Merencanakan
2
kegiatan siswa
8 mengamati
Merencanakan
2
kegiatan siswa
9 menanya
Merancang
3
kegiatan siswa
0 mencoba
Merancang
kegiatan siswa
menalar atau
3
mengasosiasi
1 (eksplorasi,
elaborasi, dan
konfirmasi)
3 Merancang
2 kegiatan siswa
membentuk
jejaring atau
mengomunikasi
134
Belum Sesuai Sangat
Aspek yang
Sesuai sebagian Sesuai Catatan
Diamati
(1) (2) (3)
kan produk
penalarannya
Menerangkan
3 kegiatan siswa
3 berkarya atau
mencipta
Mengandung
rencana
kegiatan tindak
3
lanjut
4 (penugasan,
remedial, dan
pengayaan)
F
Penilaian
.
Menilai
3 ketercapain
5 indikator hasil
belajar
Mengukur
sikap,
3
pengetahuan,
6 dan
keterampilan
Merancang
3
penilaian
7 otentik
Meliputi
3
rancangan
8 instrumen tes
3 merancang
9 penilai tugas
Menetapkan
4
pedoman
0 penskoran
SKOR RENCANA
PELAKSANAAN
PEBELAJARAN
Nilai
Kriteria:
Amat baik 86 s.d 100
Baik 70 s.d 85
Kurang Di bawah 70

Kesimpulan :
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
135
Belum Sesuai Sangat
Aspek yang
Sesuai sebagian Sesuai Catatan
Diamati
(1) (2) (3)
Refleksi
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
Rekomendasi :
......................................................................................................................................................................

........................, …………………

Guru Ybs harap melampirkan: Supervisor,


1. Materi Ajar
2. Naskah Soal
3. Kunci Soal

....................................................
NIP.

2). Pelaksanaan pembelajaran

INSTRUMEN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(KURIKULUM 2013)

SMK Nasional Kayutanam

Nama Guru : …………………………….......................................

Pangkat/Golongann : …………………………….......................................

Mata Pelajaran : …………………………….......................................

Jumlah Jam Tatap Muka : …………………………….......................................

Belum Sesuai Sesuai


Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua Catatan
(1) (2) (3)
A. Apersepsi dan Motivasi
Mengaitkan materi
pembelajaran
1
sekarang dengan
pengalaman peserta
136
Belum Sesuai Sesuai
Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua Catatan
(1) (2) (3)
didik atau
pembelajaran
sebelumnya.
Mengajukan
2 pertanyaan
menantang.
Menyampaikan
3 manfaat materi
pembelajaran.
Mendemonstrasikan
sesuatu yang terkait
4
dengan materi
pembelajaran.
B. Penyampaian
Kompetensi dan Rencana
Kegiatan
Menyampaikan
5 kemampuan yang akan
dicapai peserta didik.

Menyampaikan
6 rencana kegiatan
misalnya, individual,
kerja kelompok, dan
melakukan observasi.

C. Kegiatan Inti
Penguasaan Materi
Pelajaran
Kemampuan
menyesuiakan materi
7
dengan tujuan
pembelajaran.
Kemampuan
mengkaitkan materi
dengan pengetahuan
8
lain yang relevan,
perkembangan Iptek ,
dan kehidupan nyata.
Menyajikan
pembahasan materi
9
pembelajaran dengan
tepat.
10 Menyajikan materi
137
Belum Sesuai Sesuai
Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua Catatan
(1) (2) (3)
secara sistematis
(mudah ke sulit, dari
konkrit ke abstrak)
Penerapan Strategi
Pembelajaran yang
Mendidik
Melaksanakan
pembelajaran sesuai
11
dengan kompetensi
yang akan dicapai.
Menfasilitasi kegiatan
yang memuat
12 komponen eksplorasi,
elaborasi dan
konfirmasi.
Melaksanakan
13 pembelajaran secara
runtut.
14 Menguasai kelas.
Melaksanakan
15 pembelajaran yang
bersifat kontekstual.
Melaksanakan
pembelajaran yang
memungkinkan
16
tumbuhnya kebiasaan
positif (nurturant
effect).
Melaksanakan
pembelajaran sesuai
17
dengan alokasi waktu
yang direncanakan.
Penerapan Pendekatan
scientific
Memberikan
18 pertanyaan mengapa
dan bagaimana.
Memfasilitasi peserta
19 didik untuk
mengamati.
Memancing peserta
20
didik untuk bertanya.

138
Belum Sesuai Sesuai
Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua Catatan
(1) (2) (3)
Memfasilitasi peserta
21
didik untuk mencoba.
Memfasilitasi peserta
22 didik untuk
menganalisis.
Memberikan
pertanyaan peserta
23 didik untuk menalar
(proses berfikir yang
logis dan sistematis).
Menyajikan kegiatan
24 peserta didik untuk
berkomunikasi.

Pemanfaatan Sumber
Belajar/Media dalam
Pembelajaran

Menunjukkan
keterampilan dalam
25
penggunaan sumber
belajar pembelajaran.
Menunjukkan
keterampilan dalam
26
penggunaan media
pembelajaran.
Menghasilkan pesan
27
yang menarik.
Melibatkan peserta
didik dalam
28
pemanfaatan sumber
belajar pembelajaran.
Melibatkan peserta
didik dalam
29
pemanfaatan media
pembelajaran.
D. Pelibatan Peserta Didik
dalam Pembelajaran
Menumbuhkan
partisipasi aktif peserta
30 didik melalui interaksi
guru, peserta didik,
sumber belajar.
139
Belum Sesuai Sesuai
Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua Catatan
(1) (2) (3)
Merespon positif
31 partisipasi peserta
didik.
Menunjukkan sikap
32 terbuka terhadap
respons peserta didik.
Menunjukkan
33 hubungan antar pribadi
yang kondusif.
Menumbuhkan
keceriaan atau
34
antuisme peserta didik
dalam belajar.
E. Melaksanakan
Penilaian Autentik
Menilai sikap dalam
35
pembelajaran
Menilai pengetahuan
36 dalam proses
pembelajaran
Menilai keterampilan
37 dalam proses
pembelajaran
F. Penggunaan Bahasa
yang Benar dan Tepat
dalam Pembelajaran
Menggunakan bahasa
38 lisan secara jelas dan
lancar.
Menggunakan bahasa
39 tulis yang baik dan
benar.
F. Penutup pembelajaran
Melakukan refleksi
atau membuat
40 rangkuman dengan
melibatkan peserta
didik.
Mengumpulkan hasil
41 kerja sebagai bahan
portofolio.
42 Melaksanakan tindak
140
Belum Sesuai Sesuai
Aspek yang Diamati Sesuai sebagian semua Catatan
(1) (2) (3)
lanjut dengan
memberikan arahan
kegiatan berikutnya
dan tugas pengayaan.
Jumlah
Nilai

Kriteria:
Amat baik 86 s.d 100
Baik 70 s.d 85
Kurang Di bawah 70

Kesimpulan :
..................................................................................................................................
....................................
..................................................................................................................................
....................................
..................................................................................................................................
....................................
Refleksi
..................................................................................................................................
....................................
………………………………………………………………………………………………
……………..
..................................................................................................................................
....................................
Rekomendasi :
..................................................................................................................................
....................................
..................................................................................................................................
....................................
..................................................................................................................................
....................................

Kayutanam, .................
…………………
Guru Ybs harap melampirkan: Supervisor,
1. Materi Ajar
2. Naskah Soal
3. Kunci Soal

141
....................................................
NIP.

b.Pelaporan dan Tindak Lanjut


Setelah supervisi perencanaan pembelajaran dilakukan maka tim supervisor
memberikan laporan kepada kepala sekolah untuk ditindaklanjuti agar dalam
pelaksanaan di dalam pembelajaran bisa disempurnakan

J.KENAIKAN KELAS
1. Kriteria Kenaikan Kelas
Dasar Hukumnya :
1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
Tentang StandarKompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
Tentang Standar Pendidikan
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 32 Tahun 2018 Tentang
Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018
Tentang Standar
4. Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
(Lampiran IV Bab IV)
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan
kelas diatur berdasarkan panduan penilaian hasil belajar SMK tahun 2018
sebagai berikut :
a) Peserta didik harus menyelesaikan seluruh program pembelajaran di kelas
yang bersangkutan.
b) Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XI, apabila yang
bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga)
mata pelajaran.
c) Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XII, apabila yang
bersangkutan tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal, lebih dari 3 (tiga)
mata pelajaran yang bukan mata pelajaran ciri khas program studi.

142
d) Peserta didik memperoleh nilai minimal Cukup pada penilaian akhir tahun
pelajaran untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok
mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,
dan kesehatan.
2. Prosedur penetapan kenaikan kelas
Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam angka (skor),
misalnya seorang peserta didik mendapat nilai 6 (enam) pada mata
pelajaran matematika. Baik peserta didik maupun orang tua yang kurang
memahami makna angka tersebut dapat berkonsultasi dengan guru dan
melihat buku nilai. Hal ini perlu dilakukan agar orang tua dapat
menindaklanjuti, apakah anaknya perlu dibantu dalam bidang aritmetika,
aljabar, geometri, statistika, atau hal lain.
Agar peran serta masyarakat semakin meningkat, bentuk laporan
harus disajikan dalam bentuk yang lebih komunikatif (memuat catatan
guru/deskripsi), sehingga “profil” atau tingkat kemajuan belajar peserta didik
mudah terbaca dan dapat dipahami oleh orang tua atau pihak yang
berkepentingan (stakeholder).Dari laporan tersebut, orangtua dapat
mengidentifikasi kompetensi apa saja yang belum dikuasai anaknya.
Berdasarkan laporan tersebut, orangtua/wali dapat menentukan jenis
bantuan apa yang diperlukan anaknya, sedangkan di pihak anak, yang
bersangkutan dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya serta
aspek mana yang perlu ditingkatkan.
Langkah-langkah penentuan kenaikan kelas di SMK Nasional
Kayutanam adalah:
a. Presentasi kehadiran peserta didik minima 75%
b. Mengikuti ujian tengah semester 1 dan 2
c. Mengikuti ujian akhir semester 1 dan 2
d. Kelengkapan tugas-tugas mata pelajaran
e. Mengikuti dan lulus Prakerind bagi peserta didik kelas XI
f. Rapat Kenaikan kelas

143
Isi Laporan
Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban akurat atas pertanyaan berikut:
1) Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik,
fisik, sosial dan emosional?
2) Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?
3) Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai dengan
baik?
4) Apa yang harus orang tua lakukan untuk membantu dan
mengembangkan anak lebih lanjut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, informasi yang diberikan kepada orang tua
hendaknya:
1) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
2) Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah dicapai anak.
3) Memberikan perhatian pada pengembangan dan pembelajaran anak.
4) Berkaitan erat dengan hasil belajar yang harus dicapai dalam kurikulum.
5) Berisi informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar.
Jenis Administrasi dan Pelaporan

⮚ Leger

Leger merupakan buku yang berisi informasi pencapaian hasil belajar


peserta didik dalam kelas yang dipegang oleh Penasehat Akademis
masing-masing, isinya memberikan gambaran secara rinci tentang
kemampuan prestasi akademik catatan pribadi dalam kurun waktu
tigatahun.Leger berisiPerkembangan kemajuan belajar peserta didik di
kelas yang berisi:
(1) Identitas peserta didik;
(2) Uraian mata pelajaran yang dipelajari;
(3) Kelulusan dan tanggal perbaikan dari setiap mata pelajaran yang
dinyatakan belum lulus.
(4) informasi tentang hasil belajar peserta didik dalam kelas.

⮚ Buku Laporan (Rapor)

144
Rapor adalah buku laporan hasil belajar peserta didik yang secara
administratif dilaporkan setiap semester, untuk semua mata pelajaran
yang ditempuhnya dengan tuntas.Bagi mata pelajaran yang belum
mencapai ketuntasan tidak dimasukan ke dalam rapor.Untuk mengatasi
hal tersebut sekolah dapat menerbitkan rapor sementara.Format dan isi
laporan disesuaikan dengan karakteristik Paket Keahlian.

⮚ Transkrip

Transkrip merupakan kumpulan laporan pencapaian hasil belajar pada


akhir pendidikan, memberikan gambaran secara rinci dan menyeluruh
kompetensi dan prestasi peserta didik selama proses pendidikan.
Transkrip dimaksudkan untuk memberi penjelasan secara rinci prestasi
peserta didik pada akhir pendidikan.Transkrip berisi komponen-
komponen antara lain:
a) Identitas sekolah;
b) Identitas peserta didik;
c) Uraian mata pelajaran yang dipelajari peserta didik;
d) Uraian waktu pencapaian setiap mata pelajaran
e) Kualifikasi dalam bentuk kompeten dan belum kompeten;
f) Keterangan tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses
pencapaian prestasi;
g) Pengesahan oleh kepala sekolah dan distempel

⮚ Paspor Keterampilan (Skill Passport)

Paspor keterampilan atau skill passport adalah dokumen rekaman


pengakuan atas kompetensi yang telah dikuasai oleh pemiliknyaberupa
sertifikat. Dengan demikian paspor keterampilan ini dapat digunakan
sebagai:
a) Bukti atau pengakuan atas kemampuan yang dikuasai oleh
pemiliknya;
b) Bahan pertimbangan bagi pemakai tenaga kerja (DU/DI) dalam
memilih calon pekerja atau mempromosikan karyawan yang terbukti
mempunyai kemampuan sesuai dengan yang dibutuhkan;
145
c) Piranti, baik bagi pekerja maupun pengusaha/unsur manajemen
dalam merencanakan peningkatan keterampilan maupun
penambahan keterampilan baru secara sistematis dan diakui.
Skill passport dimaksudkan untuk menginformasikan kompetensi yang
telah dikuasai, dan menginformasikan kepada dunia kerja (DU/DI) atau
pihak lain yang terkait tentang riwayat pencapaian kompetensi yang
dimiliki oleh pemegangnya.Skill passport berisi komponen-komponen :
a) Identitas pemegang/peserta didik;
b) Identitas sekolah;
c) Nama program keahlian;
d) Penjelasan tentang skill passport;
e) Daftar standar kompetensi dan kompetensi dasar, pencapaian dan
legalitas;
f) Keterangan lain yang diperlukan.

⮚ Ijazah

Ijazah adalah surat pengakuan bahwa pemiliknya telah menyelesaikan


atau menamatkan belajar sekaligus lulus jenjang pendidikan tertentu,
dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan. Ijazah diberikan pada akhir
jenjang pendidikan (tingkat III ) kepada setiap peserta didik yang telah
menyelesaikan semua program dan lulus ujian yang
diselenggarakan.Ijazah berisikan:
a) Identitas lembaga yang mengeluarkan;
b) Identitas pemegang;
c) Jenjang dan jenis pendidikan yang ditempuh;
d) Tanggal, bulan, dan tahun penerbitan;
e) Bidang/program studi (keahlian);
f) Daftar kompetensi yang dikuasai;
g) Legalisasi oleh pejabat lembaga yang mengeluarkan.

⮚ Sertifikat Kompetensi

Sertifikat kompetensi merupakan bukti fisik lulus uji kompetensi yang


dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi profesi/asosiasi-profesi/DU/DI atau
146
lembaga pendidikan yang terakreditasi.Sertifikat kompetensi
memberikan legalitas (kewenangan) bagi pemiliknya untuk
melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan kompetensi yang
dikuasainya.Sertifikat minimal berisi komponen-komponen antara lain:
a) Identitas lembaga yang mengeluarkan sertifikat;
b) Identitas pemegang sertifikat;
c) Judul kompetensi dan kualifikasinya;
d) Waktu pencapaian;
e) Legalitas oleh pejabat lembaga/perusahaan yang mengeluarkan
sertifikat.

3. Prosedur dan Bentuk Pelaporan Hasil Balajar Peserta Didik


a. Pelaporan Bagian Akademik
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang dan dilaksanakan dalam
kerangka manajemen berbasis sekolah, di mana peran-serta masyarakat di
bidang pendidikan tidak hanya terbatas pada dukungan dana saja, tetapi
juga di bidang akademik. Unsur penting dalam manajemen berbasis
sekolah adalah partisipasi masyarakat, transparansi, dan akuntabilitas
publik. Atas dasar itu, laporan kemajuan hasil belajar peserta didik dibuat
sebagai pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada orang tua/wali
peserta didik, komite sekolah, masyarakat, dan instansi terkait lainnya.
Laporan kemajuan hasil belajar peserta didik merupakan sarana
komunikasi dan sarana kerja sama antara sekolah, orang tua, dan
masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar peserta didik
maupun pengembangan sekolah. Pelaporan hasil belajar hendaknya:
1) Merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan, dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi
pengembangan peserta didik.
2) Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat.
3) Menjamin informasi yang akurat dan tepat waktu bagi orang tua, dan
secepatnya diketahui bilamana anaknya bermasalah dalam belajar.

147
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik. Pelaksanan penilaian hasil belajar peserta didik pada
satuan pendidikan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Standar
Penilaian Pendidikan adalah:

⮚ Penilaian Harian (PH) adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik

untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah


menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih.

⮚ Penilaian tengah semester (PTS) adalah kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah


melaksanakan 8 - 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada
periode tersebut.

⮚ Penilaian akhir semester (PAS) adalah kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir


semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

⮚ Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD

pada semester tersebut.


b. Pelaporan Bagian Penguatan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter di sekolah adalah suatu sistem penanaman
nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri,
sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan
kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen pendidikan
di sekolah harus diintegrasikan, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran
dan penilaian, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan
ko-kurikuler, sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga
dan lingkungan sekolah.

148
Dalam rangka pendidikan karakter di sekolah, sebenarnya Standar
Kompetensi Lulusan merupakan salah satu sumber karakter yang dapat
digunakan sebagai sumber untuk melakukan pendidikan karakter melalui
berbagai mata pelajaran dan proses pendidikan di sekolah. Sebagai
contoh, Direktorat Pembinaan SMK (2011) melakukan penelaahan nilai-
nilai yang terdapat pada 21 butir SKL untuk SMK. Dari ke-21 butir SKL
tersebut didapatkan nilai-nilai karakter yang dikelompokkan ke dalam lima
kategori nilai utama, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan
lingkungan serta kebangsaan.
K.Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Praktik Kerja Lapangan yang selanjutnya disebut PKL adalah kegiatan
pembelajaran yang dilakukan di DUDI dan/atau lapangan kerja lain untuk
penerapan, pemantapan, dan peningkatan kompetensi. Pelaksanaan PKL
melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya untuk memperkuat
pembelajaran dengan cara pembimbingan peserta didik saat praktik kerja
lapangan.
Penyelenggaraan PKL merupakan bagian dari pelaksanaan pembelajaran
pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang melibatkan masyarakat,
khususnya dunia kerja, tujuan utamanya selain untuk memperkuat penguasaan
kompetensi teknis sesuai dengan Kompetensi Keahliannya juga dimaksudkan
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menghayati dan
mengamalkan untuk menginternalisasi nilai-nilai positif “keduanikerjaan”, dalam
rangka membangun pribadi peserta didik yang berkarakter. Hal tersebut sesuai
dengan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK), khususnya pada Pasal 6 yang menyatakan bahwa
“Penyelenggaraan PPK pada Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Formal
dilakukan secara terintegrasi dalam kegiatan intrakurikuier, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Pengintegrasian PPK dalam pelaksanaan PKL sangat penting karena
diharapkan dapat mendukung dalam membangun dan membekali peserta didik
menjadi generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dalam

149
menghadapi dinamika perubahan di masa depan. Pelaksanaan PKL harus
dirancang dan dilaksanakan dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam
pendidikan karakter diantaranya adalah nilai-nilai jujur, disiplin, bekerja keras,
kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, komunikatif, peduli
lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung-jawab.
Program PKL sangat penting dalam rangka memberikan bekal kemampuan
nilai-nilai positif kepada peserta didik, oleh karena itu perlu dibuat suatu pedoman
yang betul-betul dapat dihjadikan acuan oleh semua yang terlibat dalam
pelaksanaanya, sesuai dengan pernyataan pada Pasal 4 Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah yang dinyatakan bahwa pelaksanaan
pembelajaran di DUDI berupa Praktik Kerja Lapangan diatur lebih lanjut oleh
Direktorat Jendral terkait.

1. Prosedur Pelaksanaan PKL

Proses pembelajaran dalam bentuk PKL dapat dilakukan melalui


berbagai pola yang mendukung terhadap pelaksanaan proses dan
keberhasilannya. Secara konseptual berdasarkan fungsinya, pelaksanaan
PKL dapat dilakukan dengan pola sebagai berikut:

a. Pola harian (120-200 hari efektif).


Penyelenggaraan PKL dilakukan selama 6-10 bulan setara dengan 5
hari x 4 minggu x 6 bulan (120 hari) sampai dengan 5 hari x 4 minggu x
10 bulan (200 hari). Penyelenggaraan PKL pola harian ini dilakukan
dengan cara mendistribusikan 120– 200 hari peserta didik mengikuti
PKL ke dalam hari efektif pembelajaran. Dengan demikian dalam satu
minggu efektif, ada beberapa hari peserta didik berada di sekolah dan
beberapa hari lainnya peserta didik berada di DUDI. Pola ini sesuai bagi
SMK yang sudah melakukan akad kerja sama (MoU) untuk pelaksanaan
Pendidikan Sistim Ganda.

Contoh PKL pola harian selama 120 hari

150
sikap kerja dan nilai-nilai karakter budaya industri sikap kerja dan
nilai-nilai karakter budaya industri sikap kerja dan nilai-nilai karakter
budaya industri

Keterangan:
SK = sekolah, DK = Dunia Kerja, LB = Libur

b. Pola mingguan (24-40 minggu efektif).


Penyelenggaraan PKL dilakukan selama 6-10 bulan setara dengan 4
minggu x 6 bulan (24 minggu) sampai dengan 4 minggu x 10 bulan (40
minggu). Penyelenggaraan PKL pola mingguan ini dilakukan dengan
cara mendistribusikan 24 – 40 minggu peserta didik mengikuti PKL ke
dalam minggu efektif pembelajaran. Dengan demikian dalam satu bulan,
ada beberapa minggu peserta didik berada di sekolah dan beberapa
minggu lainnya peserta didik berada di industri. Pola ini sesuai bagi
SMK yang sudah melakukan MoU pelaksanaan PSG.

Contoh PKL pola mingguan selama 24 minggu

Keterangan:
MDK = Minggu di DUDI, MSK = Minggu di Sekolah

c. Pola bulanan (6-10 bulan).


Penyelenggaraan PKL dilakukan selama 6 sampai dengan 10 bulan.
Pola bulanan dilakukan dengan cara mendistribusikan 6-10 bulan
peserta didik mengikuti PKL ke dalam bulan efektif pembelajaran.
Dengan demikian dalam satu tahun, peserta didik beberapa bulan
berada di sekolah dan beberapa bulan lainnya berada di DUDI. Pada
pola bulanan ini dapat dilakukan dengan sistim blok (6-10 bulan) atau
dapat dipecah diselingi dengan pembelajaran di sekolah. PKL selama 6
151
bulan dapat dilakukan pola 3-3 (3 bulan di DUDI, 3 bulan di sekolah,
dan 3 bulan di DUDI kembali), sehingga memenuhi PKL di DUDI selama
6 bulan. PKL selama 10 bulan dapat dilakukan dalam 3 semester
dengan pola 4-3-3 (4 bulan di DUDI, 2 bulan di sekolah, 3 bulan di
DUDI, 3 bulan di sekolah, 3 bulan di DUDI dan 3 bulan di sekolah) atau
pola 5-5 (5 bulan di DUDI, 1 bulan di sekolah, 5 bulan di DUDI, dan 1
bulan di sekolah) sehingga memenuhi lama PKL 10 bulan. Pola ini
sesuai bagi SMK yang sudah melakukan MoU dengan DUDI untuk
pemantapan kompetensi peserta didik. Pola lain dapat dikembangkan
oleh satuan pendidikan.

Contoh PKL pola bulanan selama 6 bulan

Keterangan:
BDK = Bulan di DUDI dan BSK = Bulan di Sekolah
Pelaksanaan PKL di SMK Nasional Kayutanam mengunakan PKL dengan
pola bulanan selama 6 bulan. adapun jadwalnya dilaksanakan 3 bulan di
semeste tiga (3) setelah Penilaian Tengan Semester (PTS). dan dilanjutkan 3
bulan pada semester empat (4). Peserta didik sudah harus kembali kesekolah
sebelum pelaksanaan PTS semester genap (empat).
2. Pemetaan Pencapaian Kompetensi di DUDI
Guna merealisasikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien,
setiap satuan pendidikan melakukan penyusunan program pembelajaran yang
dilakukan di sekolah dan di dunia kerja/DUDI. Pembelajaran yang secara
khusus diprogramkan untuk diselenggarakan di dunia kerja disebut dengan
Praktik Kerja Lapangan. Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan
pembelajaran yang dilakukan di DUDI dan/atau lapangan kerja lain untuk
penerapan, pemantapan, dan peningkatan kompetensi. Pelaksanaan PKL

152
melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya untuk memperkuat
pembelajaran dengan cara pembimbingan langsung saat praktik kerja di
lapangan. Program PKL disusun bersama antara sekolah dan Institusi
Pasangan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, sekaligus merupakan
wahana bagi dunia kerja (DUDI) untuk berkontribusi dalam upaya
pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan di SMK.
PKL berfungsi untuk memantapkan kompetensi peserta didik mengingat
pembelajaran di SMK sebagian baru diberikan secara simulasi atau
pembelajaran realita tetapi diberikan dengan kondisi kurang standar dilihat
dari ketersediaan jenis dan jumlah peralatan, kompetensi pengajar, kondisi
dan situasi belajar, belum nyata melayani pengguna produk atau jasa
(konsumen) dan lain-lain.

1) Pemilahan Komptensi dan Penetapan DUDI

Pemilahan kompetensi merupakan proses analisis Kompetensi Dasar (KD)


dan topik pembelajaran/pekerjaan dari mata pelajaran pada Kompetensi
Keahlian, kemudian memetakannya berdasarkan kemungkinan atau
peluang dilaksanakan pembelajaran topik-topik tersebut di masing-masing
DUDI yang menjadi Institusi Pasangan, dilakukan sebelum penyusunan
program PKL. Penetapan industri bertujuan untuk memperoleh data
Institusi Pasangan (DUDI) yang sesuai dengan KD yang dipelajari oleh
peserta didik Di sam[ing untuk meningkatkan jalinan hubungan kerja sama
antara sekolah dengan DUDI.

Pemilahan komptensi melalui proses analisis KD dan topik-topik


pembelajaran atau pekerjaan yang ada dalam silabus, dilakukan dengan
mempertimbangkan daya dukung sumber daya yang dimiliki pihak sekolah
(SMK) dan pihak Institusi Pasangan (DUDI). Berdasarkan data
ketersediaan sumber daya yang dimiliki masing-masing Institusi Pasangan,
diperoleh kejelasan tentang berapa dan mana saja KD dan topik-topik
pembelajaran/pekerjaan yang dapat dipelajari oleh peserta melalui kegiatan
PKL di DUDI. Dari hasil analisis KD dan topik-topik
pembelajaran/pekerjaan, kemudian dilakukan penentuan industri yang

153
sesuai dengan hasil pemilahan kompetensi. Proses analisis KD dapat
menggunakan format seperti contoh berikut.

Contoh Format

Pemilahan Kompetensi Dasar Kompetensi Keahlian


Nama Sekolah : .....................
Program Keahlian : .....................
Kompetensi Keahlian : .....................

Pelaksanaan Pembelajaran*)
Topik
Kompetensi Institusi
Pembelajaran/
Dasar Sekolah (√) Pasangan/ DUDI
Pekerjaan
(√)

3.1

4.1

3.2

4.2

3.3

4.3

Dst ...

*) Topik-topik pembelajaran/pekerjaan yang belum mendapat porsi


pembelajaran yang cukup di sekolah (daya dukung sekolah belum
optimal) diprioritaskan untuk dilaksanakan di Institusi Pasangan (DUDI).

Setelah sekolah melakukan pemilahan kompetensi dengan cara analisis


KD dan topik-topik pembelajaran pada mata pelajaran, dilanjutkan dengan
melakukan penentuan industri yaitu yang dilakukan dengan cara
menentukan Institusi Pasangan (DUDI) yang sesuai dengan hasil
pemilahan kompetensi berupa KD dan topik-topik yang pembelajarannya
akan dilaksanakan di Industri.
154
2) Penyusunan Program PKL
Berdasarkan hasil penentuan DUDI, sekolah menyusun program PKL yang
memuat sejumlah KD yang akan dipelajari peserta didik di dunia kerja
(DUDI). Kompetensi Dasar yang pembelajarannya tidak dapat dilakukan di
DUDI wajib dilaksanakan di sekolah.

Rancangan program PKL sebagai bagian integral dari program


pembelajaran perlu memperhatikan kesiapan Institusi Pasangan/ DUDI
dalam melaksanakan pembelajaran KD terkait, agar dalam pelaksanaan
penempatan peserta didik tepat sasaran sesuai dengan KD yang akan
dipelajari. Penyusunan program PKL dapat menggunakan contoh format
sebagai berikut.

Contoh Format
Program Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Nama Peserta Didik : ...............................................


Kelas : ...............................................
Semester : ...............................................
Kompetensi Keahlian : ………………………………………
Nama DUDI : ...............................................
Alamat : ...............................................
Nama Pembimbing : ...............................................
Waktu PKL : ...............................................

Topik
Kompetensi Nilai-nilai Urutan Waktu Tempat
Pembelajaran/
Dasar* Karakter* Pelaksanaan* DUDI**
Pekerjaan*

155
Topik
Kompetensi Nilai-nilai Urutan Waktu Tempat
Pembelajaran/
Dasar* Karakter* Pelaksanaan* DUDI**
Pekerjaan*

Keterangan:

*) Kolom KD, Topik Pembelajaran/Pekerjaan, nilai-nilai karakter dan urutan


waktu (tanggal) pelaksanaan diisi sesuai hasil kesepakatan antara
sekolah dengan Institusi Pasangan (DUDI).

**) Tempat DUDI diisi tempat PKL yang sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan. Tempat PKL diutamakan di BUMN, BUMD, dan Industri lain
yang relevan.
3. Teknik penilaian dan pengolahan nilai PKL
Pedoman Penilaian Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2017 pada
halaman 46 menyebutkan bahwa penilaian PKL merupakan integrasi dari
penilaian seluruh Kompetensi Inti peserta didik (KI-1 s.d KI-4). Kemudian
pada halaman 64 dinyatakan bahwa Penilaian PKL merupakan kewajiban
mitra dunia usaha dan industri. Sekolah sepenuhnya menyerahkan penilaian
kepada institusi atau mitra industri dengan pedoman dan rubrik penilaian yang
dirancang oleh sekolah.
Hasil penilaian yang disampaikan dalam rapor bebentuk diskripsi dengan
mencantumkan keterangan industri tentang kinerja peserta didik secara
keseluruhan, disampaikan melalui Jurnal PKL dan sertifikat atau surat
keterangan PKL dari Industri. Penilaian PKL meliputi penilaian proses dan
hasil kegiatan PKL.

a. Penilaian Peserta Didik


Penilaian hasil belajar peserta didik selama melaksanakan program PKL
sebagai realisasi Pendidikan Sistim Ganda dilakukan secara menyeluruh

156
mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Begitu pula untuk
PKL sebagai pemantapan kompetensi.
Penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/DUDI dilakukan
oleh pembimbing industri, sedangkan instrumen penilaiannya disiapkan
oleh sekolah. Prinsip-prinsip penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi
Pasangan/DUDI adalah sama dengan penilaian hasil belajar di sekolah.
Penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan digabungkan dengan
formula tertentu yang ditetapkan satuan pendidikan. Nilai PKL dalam
bentuk angka kuantitatif dikonversi dengan rentang predikat sebagai
berikut.

● 86 – 100 = Amat Baik.

● 70 – 85 = Baik.

● <70 = Kurang.

Nilai 70 merupakan batas lulus yang didasarkan pada kriteria minimal


pencapaian kompetensi yang ditetapkan DUDI.
4. Sertifikasi Kompetensi Yang Diperoleh Selama PKL

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-IND/PER/1/2017 tentang


“Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan
Berbasis Kompetensi yang Link and Match dengan Industri”, pada Pasal 10
ayat (4) menyatukan bahwa “Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan
Industri memberikan sertifikat kepada peserta didik dan guru bidang studi
produktif yang telah menyelesaikan PKL dan/atau Pemagangan Industri”.
Pemberian sertifikat juga diberikan oleh industri pada peserta magang sesuai
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 36 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri. Pasal 19 menyatakan
bahwa:

a. peserta pemagangan yang telah memenuhi standar kompetensi yang


ditentukan oleh perusahaan diberikan sertifikat pemagangan.

157
b. Dalam hal pemagangan yang tidak memenuhi standar kompetensi yang
ditentukan oleh perusahaan, diberikan surat keterangan telah mengikuti
pemagangan

Contoh bentuk sertifikat adalah sebagai berikut.

a. Bentuk Depan

158
b. Halaman belakang

No. Kompetensi Dasar Keterangan


1.
2.
3.
4.
....
..................., .........................
Ttd
......................
(Pimpinan Perusahaan)

Catatan: Kolom keterangan diisi dengan nilai yang terdiri atas nilai
keterampilan, pengetahuan dan nilai, sikap atau merupakan gabungan dari
nilai-nilai tersebut. Bentuk sertifikat bisa dikembangkan oleh DUDI.
L. UJI KOMPETENSI KEAHLIAN (UKK)
Uji Kompetensi Keahlian (UKK) adalah bagian dari intervensi Pemerintah
dalam menjamin mutu pendidikan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan. Pelaksanaan UKK bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi
siswa pada level tertentu sesuai Kompetensi Keahlian yang ditempuh selama
masa pembelajaran di SMK. UKK terdiri dari Ujian Praktik Kejuruan yang
umumnya diselenggarakan sebelum pelaksanaan Ujian Nasional dan Ujian Teori
Kejuruan yang merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan Ujian Nasional.
Ujian Praktik Kejuruan dapat dilaksanakan menggunakan standar yang
ditetapkan oleh industri, Lembaga Sertifikasi Profesi dan perangkat uji yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Tempat-tempat uji
kompetensi. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan UKK harus dinyatakan
layak sebagai tempat uji kompetensi oleh koordinator Ujian Nasional Tingkat
Provinsi atau Lembaga Sertifikasi Profesi. Perangkat ujian praktik yang
159
dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersifat terbuka dan
peserta uji dapat berlatih menggunakan perangkat ujian tersebut sebelum
pelaksanaan ujian.
1. Mekanisme pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian/UKK
1) Verifikasi tempat penyelenggaraan
(a) Tempat penyelenggaraan ujian praktek kejuruan harus memenuhi
syarat kelayakan, untuk itu perlu dilakukan verifikasi kelayakan satuan
pendidikan atau tempat penyelenggaraan ujian praktek kejuruan.
(b) Verifikasi kelayakan satuan pendidikan/tempat penyelenggaraan ujian
praktek kejuruan dilakukan oleh pelaksana ujian nasional tingkat
provinsi dengan menggunakan instrument verfikasi yang telah
disiapkan oleh pelaksana ujian nasional tingkat pusat.
(c) Pelaksana ujian nasional tingkat provinsi membentuk tim verifikasi
dengan melibatkan unsur dunia usaha/dunia industry atau institusi
pasangan yang relevan.
(d) Penetapan kelayakan satuan pendidikan/tempat penyelenggara ujian
praktik kejuruan serta SMK lainnya yang menggabung mengikuti ujian,
dilakukan oleh pelaksana ujian nasional tingkat provinsi berdasarkan
rekomendasi tim verifikasi.
2) Uji kompetensi bersama Dunia Usaha/Dunia Industri
(a) SMK dalam pelaksanaan Ujian Praktek Kejuruan melibatkan Dunia
Usaha/Dunia Industri (DUDI) atau instansi pasangan berskala
internasional, nasional, atau local dan memiliki pekerjaan utama yang
relevan dengan kompetensi keahlian peserta yang akan diujikan.
(b) Persyaratan DUDI adalah telah bekerja sama dengan SMK minimal 1
tahun dan telah member kontribusi terhadap pengembangan sekolah
antara lain sebagai guru tamu atau terlibat dalam penyusunan
kurikulum SMK atau sebagai tempat magang peserta uji.
(c) DUDI member kontribusi dalam penyusunan kisi-kisi, menyiapkan
penguji/asesor, memfasilitasi TUK.

160
(d) SMK bersama-sama dengan DUDI atau instansi pasangan
menerbitkan dan menandatangani sertifikat kompetensi bagi peserta
uji yang dinyatakan lulus.
3) Penguji
(a) Penguji terdidi atas gabungan penguji internal dan penguji eksternal.
(b) Penguji internal adalah guru produktif yang relevan dengan
pengalaman mengajar minimal 5 tahun dan memiliki pengalaman
kerja/magang di dunia usaha/industry atau pemegang sertifikat
kompetensi keahlian dan asesor.
(c) Penguji eksternal berasal SDM dari dunia usaha/industry pasangan
yang memiliki latar belakang pendidikan dan/atau asesor yang
memiliki sertifikat kompetensi dan pengalaman kerja yang relevan
dengan kompetensi keahlian yang akan diuji.
(d) Bagi uji kompetensi yang diselenggarakan oleh LSP, maka
persyaratan asesor Kompetensi harus mempunyai sertifikat asesor
kompetensi yang yang diterbitkan oleh BNSP, dan sertifikat tersebut
masih belum habis masa berlakunya.
2. Rancangan Tempat Uji Kompetensi Keahlian
Pelaksanaan Ujian Praktek Kejuruan
1) Ujian praktek kejuruan dapat dilaksanakan diindustri dan/atau di SMK
yang telah dinyatakan layak sebagai tempat uji kompetensi (TUK)
2) Pelaksana Ujian Nasional Tingkat Satuan Pendidikan menyiapkan
bahan, peralatan, penguji, dan alat/komponen penunjang ujian Praktik
Kejuruan.
3) Pelaksana Ujian Nasional Tingkat Satuan Pendidikan dapat
menggunakan 3 paket soal praktek yang tersedia atau memilih diantara
ketiga paket yang sesuai dengan ketersedian peralatan dan bahan,
sedangkat yang ditugaskan atau yang dikerjakan peserta uji hanya satu
paket dari ketiga paket tersebut.
4) Pelaksana Ujian Nasional Tingkat Satuan Pendidikan dapat
memberikan soal Praktek Kejuruan kepada peserta uji sebelum
pelaksanaan ujian untuk latihan.

161
5) Pelaksana Ujian Nasional Tingkat Satuan Pendidikan memberikan
kesempatak kepada peserta uji untuk melakukan orientasi tempat
melakukan praktek kejuruan, berlatih dan menggunakan peralatan
praktek kejuruan sesuai dengan metode pelaksanaan ujian praktek
kejuruan yang akan ditempuh.
Penilaian dan Penskoran Ujian Praktek Kejuruan
6) Penguji melakukan penilaian dengan menggunakan lembar penilaian
yang telah disediakan.
7) Pengujia melakukan penilaian sesuai karakteristik Kompetensi Keahlian
didasarkan atas unjuk kerja/kinerja/produk yang dihasilkan oleh peserta
uji.
8) Penguji memberikaan skor untuk setiap komponen penilaian dalam
bentuk angka mulai dari 0 sampai 10.
9) Pengujian dapat menambah indikator dan komponen penilaian lebih
tinggi dari yang telah ditetapkan oleh Pelaksana Ujian Nasional Tingkat
Pusat.
10)Penguji dapat melaksanakan ujian remedial bagi peserta didik untuk
komponen yang belum mencapai standar sampai batas tanggal ujian
terakhir.
11)Penguji menyerahkan nilai hasil ujian peserta uji kepada Pelaksana
Ujian Nasional Tingkat Satuan Pendidikan dan menjaga
kerahasiaannya.
12)Pelaksana Ujian Nasional Tingkat Satuan Pendidikan mengirimkan
rekapitulasi penilaian hasil ujian Praktek Kejuruan ke Pelaksana Ujian
Nasional Tingkat Provinsi.
3. Proses Pelaksanaan Uji Kompetensi
a) Pelaksana Ujian Nasional Tingkat Satuan Pendidikan berkoordinasi dengan
dunia usaha/industry/asosiasi profesi atau institusi pasangan yang terlibat
dalam ujian praktek kejuruan menyiapkan sertifikat kompetensi.
b) Format, redaksi dan substansi yang tertuang dalam sertifikan kompetensi
dapat disesuaian berdasarkan masukan dari dunia usaha/dunia industry
atau institusi pasangan.

162
c) Isi sertifikan kompetensi minimal memuat identitas peserta uji, nama
kompetensi keahlian, dan daftar kompetensi/unit-unit kompetensi yang
telah diujikan dan dinyatakan kompeten.
d) Sertifikan kompetensi hanya diberikan kepada peserta uji yang lulus ujian
UKK.
e) Sertifikat kompetensi diterbitkan oleh dunia usaha/dunia industry/asosiasi
profesi atau institusi pasangan yang terlibat dalam ujian UKK atau satauan
pendidikan yang telah terakreditasi dan ditandatangani oleh penguji.

4. Penerbitan Seritikasi Kompetensi Keahlian


1) Satuan pendidikan berkoordinasi dengan dunia usaha/industri/asosiasi
profesi atau institusi pasangan yang terlibat dalam ujian praktik kejuruan
menyiapkan penerbitan sertifikat kompetensi.
2) Format, redaksi dan subtansi yang tertuang dalam blangko sertifikat
kompetensi dapat disesuaikan berdasarkan masukan dari dunia industri
atau institusi pasangan
3) Secara umum bentuk sertifikat kompetensi dibagi menjadi 3 yaitu:
a) Sertifikat berlogo Garuda Pancasila yang dikeluarkan oleh Lembaga
sertifikat Profesi
b) Sertifikat berlogo kombinasi logo Tut Wuri Handayani dengan logo
mitra industri penyelenggara uji ompetensi
c) Sertifikat berlogo Tut Wuri Handayani
4) Isi sertifikat kompetensi minimal memuat identitas peserta uji, nama
kompetensi keahlian, dan daftar kompetensi/ unit unit kompetensi yang
telah diujikan dan dinyatakan kompeten
5) Sertifikat kompetensi hanya diberikan kepada peserta uji yang lulus UKK
6) Sertifikat kompetensi diterbitkan oleh dunia usaha/industri/asosiasi profesi
atau institusi pasangan yang terlibatdalam ujian UKK atau satuan
pendidikan terakreditasi dan ditandatangani oleh penguji
7) Bagi peserta uji kompetensi melalui lembaga sertifikasi profesi yang
terlisensi, maka penerbitan sertifikat dilakukan oleh LSP yang
bersangkutan

163
8) Setiap sertifikat kompetensi yang diterbitkan harus memenuhi kaidah
maupun telusur.

M. Assesmen Nasional
1. Mekanisme dan Proses Pelaksanaan Asesmen Nasional
Mekanisme dan Proses Pelaksanaan Asesmen Nasional Asesmen
Nasional adalah program penilaian mutu sekolah, madrasah dan
sederajat, yang dilihat dari hasil belajar murid dengan pengukuran (literasi,
Numerasi dan karakter) juga kualitas KBM dan memotret iklim sekolah
yang mendukung pembelajaran.
Asesmen Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Asesmen ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat
dalam memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan
meningkatkan hasil belajar murid.

Adapun mekanisme pelaksanaan Asesmen Nasional 2021 yang


harus diketahui dan dipersiapkan Satuan Pendidikan yang disosialisaikan
oleh Pusat Asesmen dan Pembelajaran Balitbang dan Perbukuan
Kemdikbud adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Asesmen Nasional sebagai bahan

1) Evaluasi Oleh Pemerintah


2) Pemetaan mutu satuan pendidikan

2. Instrumen /Alat Ukur dalam Asesmen Nasional

1) Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi


membaca dan literasi matematika (numerasi) murid.
2) Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan
kebiasaan yang mencerminkan karakter murid;.
3) Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek
input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat
sekolah.

164
3. Kepesertaan AN 2023

1) Satuan Pendidikan : SD/MI , SMP/MTs, SMA/MA,


SMK/MAK,SDLB.SMPLB.SMALB<Paket A/Ula, Pake B/Wustha,
Paket C/Ulya dan sederajat
2) Peserta ; Kepala satuan pendidikan (kepsek) /seluruh
Guru/pendidik / Peserta didik level 5,8 dan 11
3) Pemilihan peserta didik ; SD sederajat (maksimal 30 orang +
cadangan 5 orang ) / SMP sederajat (maksimal 45 orang + cadangan
5 orang) / SMA sederajat (maksimal 45 orang + Cadangan 5 orang)

4. Penyelenggara Asesmen Nasional

1) Satuan Pendidikan
2) Kab/Kota : Dinas Pendidikan kab/kota, Kantor kemenag kab/kota,
Instansi tk kab /kota terkait pendidikan
3) Provinsi ; LPMP,Disdik Provinsi, Kanwil Kemenag, Instansi tk
Provinsi terkait pendidikan
4) Pusat ; Kemendikbud dan kemenag

5. Rencana Jadwal Pelaksanaan AN 2023


Jumat –
1. 18 – 20 Agustus 2023 Sinkronisasi Gladi Bersih SMA, SMK sederajat
Minggu
2 Senin – Kamis 21 – 24 Agustus 2023 Gladi Bersih SMA, SMK sederajat
Jumat –
3 25 – 27 Agustus 2023 Sinkronisasi Pelaksanaan SMA, SMK sederajat
Minggu
4 Senin – Kamis 28 – 31 Agustus 2023 Pelaksanaan SMA, SMK sederajat
Jumat –
5 1 – 3 September 2023 Pelaksanaan Paket C
Minggu

6. Instrumen Asesmen Nasional

● Bentuk Soal Objektif ; PG,PG kompleks,Menjodohkan dan Isian


Singkat

165
● Bentuk soal non Objektif ; Uraian

1) Siswa terdiri dari ; AKM, Survey Karakter, Survey Lingkungan


belajar
2) Guru ; Survey Lingkungan Belajar
3) Kepala Sekolah ; Survey Lingkungan Belajar

7. Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional di Sekolah

8. Alur Penetapan Pelaksana

2. Evaluasi dan Pelaporan


Asesmen Nasional dilakukan untuk mengevaluasi kinerja satuan pendidikan
dan sekaligus menghasilkan informasi untuk perbaikan kualitas belajar-

166
mengajar, yang kemudian diharapkan berdampak pada karakter dan kompetensi
siswa.
Asesmen Nasional menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan
utama sekolah, yakni pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Hal ini
diharap dapat mendorong sekolah dan dinas pendidikan untuk memfokuskan
sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran
Hasil Assesmen Nasional menjadi umpan balik bagi sekolah, Kepada Dinas
Pendidikan, Kemendikbud, Kemenag. Sehingga diketahui pula apa yang dapat
dilakukan sekolah dalam rentang satu tahun agar memperbaiki hasil Assesmen
Nasional Tahun 2022. Intinya adalah tujuan akhir dari Assemen Nasional itu adalah
untuk membangun dan menyiapkan siswa yang berkualitas, yang mempunyai
karakter, dan mempunyai kompetensi yang relevan sesuai dengan zamannya.
Hasil Assesmen Nasional digunakan untuk:
a. Pemetaan awal (base line) mutu sistem pendidikan jenjang pendidikan dasar
dan menengah
b. Dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran mata pelajaran.
c. Pelaporan tingkat kompetensi dapat dimanfaatkan guru berbagai mata
pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan
berkualitas.
d. Guru diharapkan menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi
murid.
e. Mendiagnosa masalah dan perencanaan perbaikan pembelajaran oleh guru,
kepala sekolah dan dinas pendidikan
Pelaporan hasil Assesmen Nasional dielaborasikan dengan sumber data lain
yang menjadi profil/ rapor pada level satuan pendidikan dan/atau daerah
(provinsi/kabupaten/kota); tidak untuk laporan individu peserta didik.
Hasil AKM dilaporkan dalam empat kelompok yang menggambarkan tingkat
kompetensi yang berbeda. Hasil Urutan tingkat kompetensi tersebut terdiri dari:
a. Perlu Intervensi Khusus,
b. Dasar/minimal

167
c. Cakap/baik
d. Mahir.
N. KELULUSAN PESERTA DIDIK SMK NASIONAL KAYUTANAM
1. Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan
Sesuai dengan ketentuan BSNP Nomor 0043/P/BSNP/I/2017, peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan apabila telah memenuhi Kriteria
pencapaian kompetensi lulusan berdasarkan hasil ujian nasional sebagai
berikut:
a) Nilai Kompetensi Keahlian Kejuruan adalah:
i. Gabungan antara nilai Ujian Praktik Keahlian Kejuruan dan nilai Ujian
Teori Kejuruan dengan pembobotan 70% untuk nilai Ujian Praktik
Keahlian Kejuruan dan 30% untuk nilai Ujian Teori Keahlian Kejuruan;
ii. Kriteria Kelulusan Kompetensi Keahlian Kejuruan ditetapkan oleh
Direktorat Pembinaan SMK/MAK.
b) Nilai Ujian Sekolah Berbasis Komputer (USBK)
2. Proses Penentuan Kelulusan Peserta Didik
Proses Penentuan Kelulusan Peserta Didik di SMK Nasional Kayutanam
sebagai berikut :
1) Kelulusan ditentukan dalam rapat pleno yang diselenggarakan oleh Panitia
Sekolah Penyelenggara, yang dihadiri dewan guru serta kepala sekolah
dan minimum seluruh guru kelas XII sebelum pengumuman kelulusan.
2) Peserta didik yang dinyatakan LULUS satuan pendidikan mengikuti AKM
(Asessment Kompetensi Minimum) dan survey karakter berhak
mendapatkan ijasah, Transkrip Nilai dan rapor sampai dengan semester
terakhir kelas XII, dan sebaliknya yang dinyatakan TIDAK LULUS hanya
diberikan rapor sampai dengan semester akhir kelas XII.
3) Hasil rapat pleno ditulis dalam notulen rapat yang dibuat oleh notulis dan
disyahkan oleh Kepala Sekolah Penyelenggara diketahui pengawas
sekolah, memuat :
a. Semua keputusan yang dihasilkan pada saat rapat pleno;

168
b. Perincian jumlah peserta seluruhnya, peserta yang LULUS/TIDAK
LULUS dengan menyebut peserta laki-laki/perempuan, disertai
lampiran daftar nama-namanya;
c. Daftar Hadir rapat pleno.
4) Tempat pengesahan LULUS/TIDAK LULUS, satuan pendidikan adalah di
satuan pendidikan.
5) Laporan Hasil kelulusan satuan pendidikan disyahkan oleh Kepala sekolah,
Pengawas sekolah dan mengetahui Kepala Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah Wilayah II dengan bukti fisik dokumen pendukung DKN, Berita
Acara Rapat Kelulusan dan Rekapitulasi jumlah siswa.
Kriteria Kelulusan peserta didik dari SMK Nasional Kayutanam adalah sebagai
berikut:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran mulai dari tingkat X sampai
tingkat XII dan memiliki nilai seluruh mata pelajaran sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan yang tersusun dalam
Daftar Kumpulan Nilai (DKN)
2) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimum BAIK
3) Mengikuti Ujian Nasional untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan secara
lengkap
4) Mengikuti Ujian Sekolah, AKM (Assesment Kompetensi Minum dan Survey
Karakter mendapat Nilai Ujian Sekolah (NUS) untuk semua mata pelajaran
minimal 75 (Tujuh Lima)
5) Memperoleh Nilai Sekolah (NS) untuk semua mata pelajaran minimal 75
(tujuh lima).
3. Pelaksanaan Ujian Sekolah
Ujian Sekolah adalah adalah kegiatan pengukuran dan penilaian
kompetensi peserta didik terhadap standar kompetensi lulusan untuk semua
mata pelajaran yang dilakukan oleh Satuan Pendidikan.
1) Persyaratan Peserta Ujian Sekolah
Persyaratan umum peserta ujian sekolah
(a) Peserta didik telah atau pernah berada pada tahun terakhir pada
suatu jenjang pendidikan di satuan pendidikan tertentu.

169
(b) Peserta didik memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada
suatu jenjang pendidikan di satuan pendidikan tertentu mulai
semester I tahun pertama sampai dengan semester pertama pada
tahun terakhir.
(c) Peserta didik memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada
Pendidikan Kesetaraan.
Persyaratan peserta Ujian Sekolah dari Pendidikan Formal
a) Peserta didik terdaftar pada, SMA/MA/SMAK/SMTK, SMK/MAK, dan
SPK.
b) Peserta didik SMK/MAK Program 4 (empat) tahun yang telah
menyelesaikan proses pembelajaran selama 3 (tiga) tahun.
c) Peserta didik yang memiliki ijazah atau surat keterangan lain yang
setara, atau berpenghargaan sama dengan ijazah dari satuan
pendidikan yang setingkat lebih rendah. Penerbitan ijazah yang
dimaksud sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sebelum mengikuti US,
atau sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk peserta program SKS.
d) Peserta US dari program SKS harus berasal dari satuan pendidikan
yang terakreditasi A dan memiliki izin penyelenggaraan program
SKS.
e) Peserta didik Warga Negara Indonesia (WNI) pada Satuan
Pendidikan Kerjasama (SPK) wajib mengikuti US untuk seluruh mata
pelajaran yang diujikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
pendidikan formal.
f) Peserta didik yang belajar di SPK di Indonesia dapat mendaftar dan
mengikuti US pada satuan pendidikannya yang atau satuan
pendidikan pelaksana US terakreditasi A yang ditetapkan oleh Dinas
Pendidikan sesuai dengan kewenangannya.
g) Warga negara Indonesia yang belajar di sekolah asing di luar negeri
dapat mengikuti UN, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan/atau
instansi yang berwenang di Kementerian Agama.

170
h) Peserta US yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah
tidak dapat mengikuti UN di satuan pendidikannya, dapat mengikuti
US di sekolah/madrasah lain pada jenjang dan jenis pendidikan yang
sama.
2) Pendaftaran Peserta Ujian Sekolah
Prosedur pendaftaran peserta Ujian Sekolah sebagai berikut :
(1) Penyelenggara Ujian Sekolah melaksanakan pendaftaran calon peserta.
(2) Sekolah/Madrasah pelaksana US mengirimkan data calon peserta ke
pangkalan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan mengirimkan tembusannya ke
Panitia US Tingkat Provinsi/Kabupaten/ Kota sesuai dengan
kewenangannya.
(3) Satuan pendidikan melakukan verifikasi DNS dan mengirimkan hasilnya
ke Panitia US Tingkat Provinsi/ Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangannya.
(4) Kepala sekolah/madrasah pelaksana US menerbitkan,
menandatangani, dan membubuhkan stempel sekolah/ madrasah pada
kartu peserta US yang telah ditempel foto peserta
3) Penyelenggaraan
1) Panitia US Tingkat Satuan Pendidikan untuk sekolah ditetapkan dengan
keputusan Kepala Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya,
terdiri atas unsur-unsur satuan pendidikan pelaksana US dan satuan
pendidikan yang bergabung;
2) Satuan Pendidikan yang dapat melaksanakan US adalah:

✔ Sekolah/Madrasah terakreditasi yang memiliki peserta US minimal

20 orang, serta memenuhi persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh


Kepala Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya;

✔ Sekolah/Madrasah/PKBM/SKB/Pondok Pesantren Salafiyah

terakreditasi yang memiliki peserta kurang dari 20 orang dapat


menjadi pelaksana US/UN Tingkat Satuan Pendidikan dengan
pertimbangan kelayakan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau

171
Dinas Pendidikan Provinsi berkoordinasi dengan Kantor Wilayah
Kemenag atau Kantor Kemenag sesuai dengan kewenangannya;
3) Satuan pendidikan yang diusulkan untuk diakreditasi kembali dan belum
dilakukan akreditasi oleh BAN-S/M, dan BAN PAUD dan PNF tetap
memiliki status terakreditasi sampai adanya penetapan status akreditasi
baru oleh BAN-S/M, dan BAN PAUD dan PNF sesuai kewenangannya.
4) Panitia US/UN Tingkat Satuan Pendidikan memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut.
Persiapan Ujian:

✔ merencanakan pelaksanaan US di sekolah/madrasah/ pondok

pesantren/PKBM dan SKB masing-masing;

✔ melakukan sosialisasi regulasi yang mengatur tentang US dan teknis

pelaksanaan US;

✔ satuan pendidikan jenjang SMA sederajat melakukan koordinasi

peserta US/UN dari satuan pendidikannya dalam penentuan mata


ujian pilihan sesuai jurusan dengan prosedur sebagai berikut.

▪ Penentuan mata ujian pilihan dilakukan oleh peserta ujian.

▪ Setiap peserta menempuh satu mata ujian yang sesuai dengan

pilihannya.

▪ Panitia US Tingkat Satuan Pendidikan jenjang SMA sederajat

melaporkan hasil pemilihan mata ujian tersebut ke Panitia US


Tingkat Provinsi.

✔ satuan pendidikan mengusulkan nama calon pengawas ruang US

ke Dinas Pendidikan Provinsi atau Dinas Pendidikan


Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan.

✔ Panitia US Tingkat Satuan Pendidikan jenjang SMA sederajat

melaporkan hasil pemilihan mata ujian tersebut ke Panitia US


Tingkat Provinsi.
172
✔ Dalam hal persiapan dan pelaksanaan USBK Panitia US Tingkat

Satuan Pendidikan memiliki tugas dan tanggungjawab sebagaimana


diuraikan dalam BAB V dalam POS ini.
Pelaksanaan Ujian:

✔ melaksanakan US dan memastikan kesesuaian pelaksanaan US

dengan POS US;

✔ mengambil naskah soal US dari tempat penyimpanan akhir di

Kabupaten/Kota sampai ke lokasi ujian;

✔ mencatat dan melaporkan kejadian yang tidak sesuai dengan POS

US;

✔ mengesahkan berita acara pelaksanaan US di satuan pendidikan;.

✔ mengirimkan data calon peserta US ke Panitia US Tingkat

Kabupaten/Kota;

✔ mengirimkan nilai rapor per semester dan nilai US sesuai dengan

kewenangannya ke Kementerian melalui Dapodik;

✔ mengambil naskah soal US di titik simpan akhir yang sudah

ditetapkan oleh Panitia US Tingkat Kabupaten/Kota;

✔ menjamin kerahasiaan dan keamanan naskah soal US;

✔ menjamin keamanan dan ketertiban pelaksanaan US;

✔ menjelaskan tata tertib pengawasan ruang ujian kepada pengawas

ruang;

✔ mengumpulkan dan mengirimkan LJUS kepada Panitia US Tingkat

Kabupaten/Kota untuk selanjutnya dikirim ke Panitia US Tingkat


Provinsi;

173
✔ mencetak, menerbitkan, menandatangani, dan membagikan SHUN

kepada peserta US;

✔ khusus SMK/MAK, melakukan kerjasama dengan industri mitra atau

institusi pasangan dalam rangka uji kompetensi keahlian


berdasarkan pedoman pelaksanaan uji kompetensi keahlian dari
Panitia US Tingkat Pusat;

✔ menyampaikan laporan pelaksanaan US kepada Panitia UNS

Tingkat Kabupaten/Kota, khusus untuk sekolah Indonesia di luar


negeri kepada Perwakilan RI setempat; dan

✔ menyimpan naskah soal US yang sudah diujikan di satuan

pendidikan dalam jangka waktu satu bulan setelah pengumuman


kelulusan dan setelah itu soal US dimusnahkan disertai dengan
berita acara pemusnahan dan diserahkan ke Panitia US Tingkat
Kabupaten/Kota
(1) Penyelenggaraan Ujian Sekolah adalah sekolah negeri dan swasta
yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
berdasarkan status akreditasi dan/atau memiliki kelayakan sebagai
penyelenggara Ujian Sekolah.
(2) Sekolah yang tidak ditetapkan sebagai sekolah penyelenggara Ujian
Sekolah menggabung ke sekolah penyelenggara terdekat yang
menggunakan kurikulum yang sama.
(3) Penyelenggara Ujian Sekolah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan ujian mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai
dengan pelaporan.
4) Penanggung Jawab
(1) Kepala Sekolah penyelenggara bertanggung jawab atas
penyelenggaraan Ujian Sekolah.
(2) Kepala Sekolah membentuk dan menetapkan penyelenggara Ujian
Sekolah yang terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi
sesuai dengan kebutuhan.

174
5) Bahan Ujian Sekolah
Bahan ujian di susun berdasarkan kurikulum yang digunakan sekolah
penyelenggara.
Mata Pelajaran yang Diujikan

(1) Mata pelajaran yang diujikan secara tertulis adalah mata pelajaran yang
diajarkan dari kelas X sampai kelas XII yang tidak diujikan pada Ujian
Nasional
(2) Ujian praktek mencakup semua mata palajaran yang memerlukan ujian
praktek
(3) Daftar mata pelajaran yang diujikan dan bentuk ujian pada Ujian
Sekolah tahun pelajaran 2022/2023 adalah sebagai berikut :

▪ Kelompok Mata Pelajaran yang dinilai oleh Pendidik

Pendidik menilai aspek afektif melalui pengamatan pada


kelompokmata pelajaran :

✔ Pendidikan Agama Islam;

✔ Pendidikan Kewarganegaraan;

✔ Seni Budaya;

✔ Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan.

▪ Penyiapan Bahan Ujian

(1) Penyiapan naskah soal ujian mencakup :

❖ penyusunan kisi-kisi,

❖ penyiapan naskah soal ujian (penulisan, penela’ahan

perakitan),

❖ penyiapan master copy, dan

175
❖ penggandaan naskah soal ujian.

(2) Perangkat bahan ujian terdiri atas :

❖ naskah soal,

❖ kunci jawaban,

❖ lembar jawaban, dan

❖ pedoman penilaian/penskoran,

❖ blangko penilaian,

❖ blangko daftar hadir dan

❖ blangko berita acara

(3) penyiapan perangkat naskah soal ujian dilakukan oleh tim


penyusun dari sekolah penyelenggara dan/atau kelompok
sekolah berdasarkan kurikulum yang digunakan dan kaidah
penulisan soal.
(4) Tim penyusun perangkat naskah soal harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut

❖ Menguasai materi pelajaran yang akan diujikan

❖ Mempunyai kemampuan menyusun naskah soal ujian dan

diutamakan guru yang sudah mengikuti pelatihan di bidang


penilaian pendidikan

❖ Memiliki siakp dan prilaku yang jujur, bertanggung jawab,

teliti, tekun dan dapat memegang teguh kerahasiaan


(5) Naskah soal yang disiapkan meliputi naskah soal untuk ujian
utama dan ujian susulan:

176
❖ Naskah soal ujian diketik dengan jenis huruf Times New

Roman dengan ukuran 12 (standar)

❖ Naskah soal ujian digandakan dengan ukuran kertas A4

dan jenis kertas HVS 70 gram atau CD 48,8.

❖ Naskah soal ujian dikemas dengan memperhatikan

kelayakan kualitas kemasan

❖ Naskah soal ujian di simpan dengan memperhatikan faktor

keamanan dan kerahasiaan.


6) Waktu Pelaksanaan Ujian Sekolah
(1) Ujian Sekolah dilaksanakan satu kali dalam satu tahun pelajaran sesuai
dengan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Ujian
Sekolah
(2) Ujian Sekolah dilaksanakan setelah Ujian Nasional.
(3) Jadwal pelaksanaan ujian setiap mata pelajaran ditetapkan oleh sekolah
penyelenggara sesuai dengan kalender pendidikan yang berlaku.
7) Peraturan Ruang/Tempat Ujian
Sekolah penyelenggara ujian menetapkan ruang / tempat ujian tulis denan
peryaratan sebagai berikut :
(a) Ruang ujian aman, memadai dan jauh dari kebisingan
(b) Setiap ruang ujian disediakan dengah tempat duduk peserta ujian
(c) Setiap ruang ditempati paling banyak 20 peserta
(d) Setiap meja di beri nomor peserta ujian
(e) Gambar atau alat peraga yang berkaitan dengan materi ujian harus
dikeluarkan dari ruang ujian
(f) Tempat ujian prktek diatur oleh sekolah penyelenggara sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran dan kondisi sekolah.
8) Tata Tertib Ujian
Tata tertib peserta ujian tulis sbb:

❖ Peserta UAS memasuki ruangan setelah tanda masuk dibunyikan, yakni

15 menit sebelum UAS dimulai.


177
❖ Peserta UAS yang terlambat hadir hanya diperkenankan mengikuti UAS

setelah mendapat izin dari ketua Penyelenggara UAS Tingkat


Sekolah/Madrasah, tanpa diberi perpanjangan waktu.

❖ Peserta UAS dilarang membawa alat komunikasi elektronik, kalkulator,

tas, buku, dan catatan dalam bentuk apapun kedalam ruang ujian.

❖ Peserta UAS membawa alat tulis-menulis berupa pensil 2B, penghapus,

penggaris, dan bolpoin berwarna hitam/biru dan kartu tanda peserta


ujian. Tidak diperkenankan saling meminjam.

❖ Peserta UAS wajib mengisi Daftar Hadir sebelum UAS dimulai.

❖ Peserta UAS mulai mengerjakan soal setelah ada tanda waktu mulai

ujian di bunyikan.

❖ Peserta UAS mengisi identitas pada LJUAS secara lengkap dan benar

serta mencantumkan nomor kode soal UN sesuai dengan kode soal


UAS yang dikerjakannya.

❖ Peserta UAS yang memerlukan penjelasan cara pengisian identitas

pada LJUAS dapat bertanya kepada Pengawas Ruang UAS.

❖ Selama UAS berlangsung peserta UAS hanya dapat meninggalkan

ruangan dengan izin dan pengawasan dari Pengawas Ruang UAS, dan
tidak melakukannya berulang kali.

❖ Dilarang menyontek atau bekerja sama dengan peserta lain.

❖ Peserta UAS yang telah selesai mengerjakan soal sebelum waktu UAS

berakhir tidak diperbolehkan meninggalkan ruangan.

❖ Peserta UAS berhenti mengerjakan soal setelah ada tanda berakhirnya

waktu ujian berbunyi, dan meletakkan lembar jawaban serta naskah


soal diatas meja masing-masing

178
❖ Meninggalkan ruang ujian dengan tertib dan tenang setelah pengawas

ruang ujian mengumpulkan dan menghitung lembar jawaban dan


naskah soal sesuai dengan jumlah peserta ujian;

❖ Bagi yang melanggar tata tertib ujian, diberi peringatan atau teguran

oleh pengawas ruang ujian dan dicatat dalam berita acara ujian sebagai
salah satu bahan pertimbangan kelulusan
Tata tertib pelaksanaan ujian praktek di sesuaikan dengan jenis praktek
mata pelajaran yang bersangkutan:
(1) Tata Tertib Pengawas Ujian adalah sebagai berikut :

❖ Pengawas Ruang UAS masuk ke dalam ruang UAS 20 menit

sebelum waktu pelaksanaan UAS dan memeriksa kesiapan


ruang ujian UAS.

❖ Pengawas Ruang UAS melakukan pengecekan ruangan sesuai

dengan tata ruang ujian.

❖ Pengawas Ruang UAS membacakan tata tertib ujian sebelum

ujian dimulai.

❖ Membuka dan memeriksa kelengkapan bahan ujian.

❖ Pengawas Ruang UAS membagikan LJUAS kepada peserta,

dan memandu serta memeriksa pengisian identitas peserta UAS


(nomor ujian, nama, tanggal lahir, dan tanda tangan); kode mata
pelajaran dan kode paket naskah soal UAS sebelum waktu UAS
dimulai. Pengawas UAS mengingatkan peserta UAS agar
terlebih dahulu membaca petunjuk cara menjawab soal dan cara
mengisi LJUAS.

❖ Pengawas Ruang UAS mengedarkan Daftar Hadir serta

mengecek kesesuaian dengan kartu/tanda peserta sebelum UAS


dimulai.

179
❖ Setelah seluruh peserta UAS selesai mengisi identitas,

Pengawas Ruang UAS membuka Amplop Soal, memeriksa


kelengkapan bahan ujian, dan meyakinkan bahwa amplop
tersebut dalam keadaan baik dan tertutup rapat (segel),
disaksikan oleh peserta ujian.

❖ Pengawas Ruang UAS setiap hari membagikan Naskah Soal

Ujian, pada lajur tempat duduk peserta ujian (dari depan ke


belakang) dengan kode paket soal yang sama.

❖ Setelah tanda waktu mengerjakan dimulai, Pengawas Ruang

UAS mempersilahkan peserta UAS untuk mengecek


kelengkapan naskah soal sebelum mulai mengerjakan.

❖ Selama UAS berlangsung, Pengawas Ruang UAS wajib

menjaga ketertiban dan ketenangan suasana ruang UAS,


memberi peringatan dan sanksi kepada peserta yang melakukan
kecurangan, serta melarang orang lain yang tidak
berkepentingan memasuki ruang UAS.

❖ Pengawas ruang UAS di larang memberi bantun dalam bentuk

apapun kepada peserta berkaitan dengan jawaban soal UAS


yang diujikan.

❖ Setelah waktu UAS usai, Pengawas Ruang UAS

mempersilahkan peserta untuk berhenti mengerjakan soal.


Peserta UAS dipersilahkan meninggalkan ruang ujian, setelah
pengawas menghitung jumlah LJUAS sama dengan jumlah
peserta UAS.

❖ Pengawas Ruang UAS mengumpulkan dan mengecek

kelengkapan LJUAS dan lembar soal UAS setelah tanda batas


waktu mengerjakan soal selesai.

180
❖ Pengawas ruang UAS mengumpulkan LJUAS sesuai dengan

paket soal dan diurutkan dari nomor peserta terkecil.

❖ Pengawas Ruang UAS memasukkan seluruh berkas LJUAS dan

Daftar Hadir ke dalam sampul yang kemudian ditutup dan


disegel serta ditanda tangani oleh Pengawas Ruang UAS di
dalam ruang ujian.
9) Pengawas Ujian
(1) Pengawas Ujian Sekolah adalah guru yang memiliki sikap dan prilaku
disiplin, jujur, bertanggung jawab, teliti dan memegang teguh
kerahaiaan.
(2) Pengawasan ujian tulis dilakukan dengan sistem silang antar guru mata
pelajaran
(3) Pengawasan ujian praktek dilakukan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan.
(4) Setiap ruang ujian diawasi oleh satu orang pengawas ujian.
(5) Pada ujian tulis guru mata pelajaran tidak diperbolehkan mengawasi
pelaksanaan ujian mata pelajaran yang diajarkannya.
10)Pemeriksaan/Penilaian
Hasil ujian tulis dan praktek diperiksa/dikoreksi dan dinilai oleh guru/tim
guru dengan memperhatikan hal-hal berikut:
(1) Pemeriksaan hasil ujian tulis dilakukan di sekolah penyelenggara ujian
(2) Penilaian hasil ujian praktek dilakukan oleh guru/tim guru mata
pelajaran yang bersangkkutan.
(3) Pelaksanaan pemeriksaan dan penilaian hasil ujian dilakukan secara
objektif.
11)Daftar Nilai Ujian
(1) Daftar nilai hasil ujian diterbitkan oleh sekolah penyelenggara dan
ditandatangani oleh kepala sekolah penyelenggara.
(2) Daftar nilai hasil ujian diisi oleh sekolah penyelenggara berdasarkan
hasil ujian setiap peserta, dalam bentuk angka dan huruf dengan
rentang nilai 0-10, dengan 2 (dua) desimal di belakang koma.

181
12)Penetapan Kelulusan Ujian Sekolah
(1) Sekolah penyelenggara ujian menetapkan nilai minimal/batas kelulusan
untuk setiap mata pelajaran yang diujikan.
(2) Penentuan batas kelulusan perlu mendapat pertimbangan Komite
Sekolah dan dilaporkan ke Dinas Pendidikan Provinsi melalui Dinas
Kabupaten/Kota.
(3) Penentuan batas kelulusan harus diumumkan kepada peserta didik,
orang tua peserta didik dan masyarakat serta sekolah yang
menggabung (jika ada) paling lambat 2 (dua) bulan sebelum ujian
dilaksanakan.
(4) Peserta ujian dinyatakan lulus apabila memenuhi kriteria sebagai berikut

✔ Telah mengikuti ujian seluruh mata pelajaran yang diujikan;

✔ Memiliki nilai rata-rata minimal 6,00 baik untuk ujian tulis maupun

ujian praktek;

✔ Mencapai nilai minimal batas lulus untuk setiap mata pelajaran sesuai

dengan yang ditentukan oleh sekolah penyelenggara ujian;

✔ Memperoleh nilai minimal baik pada sik

13)Penetapan dan Pengumuman Kelulusan dari Satuan Pendidikan


(1) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah:

⮚ Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

⮚ Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh

mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,


kelompok mata pelajaran kewarganegaraandan kepribadian,
kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan;

⮚ Lulus Ujian Sekolah

⮚ Lulus Ujian Nasional

182
(2) Pengumuman kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dilakukan
oleh masing-masing satuan pendidikan paling lambat minggu kedua
bulan Juni 2021.
14)Penerbitan Ijazah
(1) Peserta ujian yang dinyatakan lulus dari satuan pendidikan berhak
memperoleh ijazah.
(2) Blangko ijazah bersifat nasional dan disediakan olehDinas Pendidikan
Provinsi.
(3) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menerima Daftar Kolektif Hasil Ujian
Nasional (DKHUN) dan surat keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN)
yang telah diisi oleh Penyelenggara Tingkat Provinsi, atau dari Pusat
Penilaian Pendidikan untuk Sekolah Indonesia diluar negeri.
(4) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota mendistribusikan blangko ijazah ke
sekolah penyelenggara berdasarkan hasil Ujian Nasional dan hasil Ujian
Sekolah. Sekolah penyelenggara ujian menerima blangko ijazah dan
memeriksa keabsahan serta jumlahnya dengan disertai berita acara
serah terima.
(5) Sekolah Indonesia di Luar negeri menerima blangko ijazah dari
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah dan
memeriksa keabsahan serta jumlahnya disertai berita acara serah
terimaNilai Ujian Nasional, Ujian Sekolah, dan Nilai Paket Keahlian
Utama dicantumkan pada halaman belakang ijazah.
(6) Sekolah yang tidak menyelenggarakan ujian menyerahkan hasil
penilaian oleh pendidik dari satuan pendidikan yang bersangkutan
kepada sekolah penyelenggaran ujian.
(7) Penerbitan ijazah dan pencetakan halaman belakang ijazah diatur oleh
Direktorat Pembinaan SMK.
15)Biaya Penyelenggaraan Ujian
(1) Penyelenggara ujian Sekolah didanai oleh Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah.
(2) Biaya penyelenggaraan Ujian Sekolah antara lain mencakup komponen-
komponen sebagai berikut :

183
✔ Pengisian data calon peserta Ujian Sekolah dan pengirimannya ke

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

✔ Pengadaan kartu peserta Ujian Sekolah;

✔ Pelaksanaan sosialisasi dan koordinasi penyelenggaraan Ujian

Nasional;

✔ Penulisan dan penggandaan naskah soal, penyiapan dan

pengadaan bahan ujian praktek, pengawasan pelaksanaan ujian,


dan pemeriksaan hasil ujian.

✔ Pengambilan, pengisian dan penerbitan ijazah.

✔ Penyusunan laporan Ujian Sekolah dan pengiriman laporan

dimaksudkepada Dinas Pendidikan Provinsi melalui Dinas


Pendidikan Kabupaten/Kota
(3) Sekolah penyelenggara Ujian Sekolah menyusun Rencana Kebutuhan
Biaya Ujian Sekolah (RKBUS) sebagaimana pada butir 2, kemudian
mengajukannya kepada pemda melalui Dinas Pendidikan Kabupaten
Kota setempat.
(4) Sekolah yang menggabung menyusun RKBUS bersama dengan
sekolah penyelenggara, kemudian sekolah penyelenggara, kemudian
sekolah penyelenggara mengajukan RKBUS dimaksud kepada Pemda
melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat.
16)Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi Ujian Sekolah dilakukan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota
sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
17)Pelaporan Penyelenggaraan Ujian
(1) Laporan penyelenggaraan Ujian Sekolah memuat informasi antara lain
tentang penyiapan bahan, pelaksanaan ujian, penetapan batas nilai
184
lulus ujian, pengawasan ujian, pemeriksaan hasil ujian, permasalahan
dan upaya pemecahannya, serta laporan hasil Ujian Sekolah yang
mencakup nilai ujian setiap peserta didik dan nilai rata-rata tiap mata
pelajaran.
(2) Sekolah penyelenggara ujian menyampaikan laporan ke Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.
3.Pelaksanaan Ujian Sekolah
Pelaksanaan Sekolah Tahun Pelajaran 2022/2023 dengan model Ujian
Sekolah Berbasis Komputer (USBK). Perluasan pelaksanaan USBK
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, mutu, reliabilitas, kredibilitas, dan
integritas ujian.
Penyiapan Sistem USBK
1) Panitia Ujian Sekolah mengembangkan sistem yang mencakup desain,
program aplikasi, dan infrastruktur untuk mendukung pelaksanaan
USBK.
2) Panitia Ujian Sekolah berkoordinasi dengan lembaga lain yang terkait
untuk melakukan evaluasi program aplikasi dan sistem USBK.
3) Panitia Ujian Sekolah menyusun petunjuk teknis penggunaan (user
manual) dan bahan pelatihan bagi tim teknis, proktor, teknisi, dan
peserta USBK.
4) Panitia Ujian Sekolah berkoordinasi dengan Perusahaan Listrik Negara
(PLN), penyedia layanan koneksi internet, dan berbagai lembaga terkait
lainnya untuk memastikan tidak ada gangguan menjelang dan selama
pelaksanaan USBK.
a) Penetapan Tim Teknis USBK
1) Musyawarah Kepala Sekolah SMK Membuat kesepakat untuk
pelaksanaan Ujian Sekolah Berbasis Komputer dengan berkordinasi
dengan Kacabdin Wilayah II
2) Sekolah membentuk Panitia Ujian Sekolah menyampaikan ke Tim
Teknis USBK Provinsi, melalui MKKS

185
3) memasukkan data Tim Teknis USBK ke situs web USBK, dan
menyampaikan username dan password ke Tim Teknis USBK
Kabupaten/Kota.
b) Kriteria dan Persyaratan
1) Proktor adalah guru atau tenaga kependidikan sekolah/ madrasah
dengan kriteria dan persyaratan:

✔ memiliki kompetensi di bidang teknologi informasi komunikasi (TIK);

✔ pernah mengikuti pelatihan atau bertindak sebagai proktor USBK;

✔ bersedia ditugaskan sebagai proktor di sekolah/madrasah

penyelenggara USBK; dan

✔ bersedia menandatangani pakta integritas.

2) Teknisi adalah guru atau tenaga kependidikan sekolah/ madrasah


dengan kriteria dan persyaratan:

✔ memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam

mengelola LAN sekolah/madrasah;

✔ pernah mengikuti pembekalan atau bertindak sebagai teknisi USBK;

dan

✔ bersedia menandatangani pakta integritas.

3) Pengawas adalah guru dengan kriteria dan persyaratan:

✔ memiliki sikap dan perilaku disiplin, jujur, bertanggung jawab, teliti,

dan memegang teguh kerahasiaan;

✔ dalam keadaan sehat dan sanggup mengawasi US dengan baik;

✔ bukan guru mata pelajaran yang sedang diujikan;

✔ tidak berasal dari sekolah yang sama dari peserta US; dan

186
✔ bersedia menandatangani pakta integritas.

c) Penetapan Proktor dan Teknisi, dan Pengawas USBK


1) Penetapan Proktor dan Teknisi

✔ Sekolah/Madrasah mengirimkan usulan calon proktor dan teknisi ke

Panitia US Tingkat Kabupaten/Kota.

✔ Panitia US Tingkat Kabupaten/Kota merekrut calon proktor dan

teknisi.

✔ Panitia US Tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota menetapkan

proktor dan teknisi yang telah memenuhi kriteria dan persyaratan.

✔ Panitia US Tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota menyampaikan

surat penetapan kepada Panitia US Tingkat Provinsi untuk


diteruskan ke Panitia US Tingkat Pusat
2) Penetapan Pengawas

✔ Sekolah/Madrasah mengirimkan usulan calon pengawas ke Panitia

US Tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota.

✔ Panitia US Tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota sesuai dengan

kewenangannya menetapkan pengawas ruang ujian.

d) Pelatihan Teknis Pelaksanaan USBK


1) Melalui MKKS Panitia US melakukan pelatihan teknis pelaksanaan
USBK
2) Tim Teknis pada MKKS melakukan pelatihan kepada proktor dan teknisi
sekolah/madrasah.
e) Penyiapan Sistem USBK di Sekolah
1) Penyiapan server lokal, client, dan jaringan LAN dan WAN, instalasi
sistem dan aplikasi: H-21 sampai dengan H-15.

187
2) Simulasi ujian dan gladi bersih sesuai dengan waktu yang ditetapkan
oleh Tim Teknis
3) Sinkronisasi data: H-7 sampai dengan H-2.
4) Pencetakan Berita Acara, Daftar Hadir, dan Kartu Login: H-2 sampai
dengan H-1.
f) Prosedur Pelaksanaan USBK
a. Ruang USBK
Panitia US Tingkat Satuan Pendidikan menetapkan ruang USBK
dengan persyaratan sebagai berikut.

✔ Ruang ujian aman dan layak untuk pelaksanaan USBK;

✔ Sekolah/Madrasah pelaksana USBK menetapkan pembagian sesi

untuk setiap peserta ujian beserta komputer client yang akan


digunakan selama ujian.

✔ Pengawasan USBK;

▪ Setiap satu server ditangani oleh satu orang proktor;

▪ Setiap 20 peserta diawasi oleh satu pengawas;

▪ Setiap satu sekolah ditangani minimal satu orang teknisi;

✔ Setiap ruang USBK ditempel pengumuman yang bertuliskan

”DILARANG MASUK RUANGAN SELAIN PESERTA UJIAN,


PENGAWAS, PROKTOR, ATAU TEKNISI. TIDAK
DIPERKENANKAN MEMBAWA ALAT KOMUNIKASI DAN/ATAU
KAMERA DALAM RUANG UJIAN.”

✔ Setiap ruang ujian disediakan denah tempat duduk peserta ujian

dengan disertai foto peserta yang ditempel di pintu masuk ruang


ujian;

✔ Setiap ruang ujian memiliki pencahayaan dan ventilasi yang cukup;

188
✔ Gambar atau alat peraga yang berkaitan dengan materi US

dikeluarkan dari ruang ujian;

✔ Tempat duduk peserta diatur sebagai berikut.

▪ Satu komputer untuk satu orang peserta ujian untuk satu sesi

ujian;

▪ Jarak antara komputer yang satu dengan komputer yang lain

disusun agar antarpeserta tidak dapat saling melihat layar


komputer dan berkomunikasi; dan

▪ Penempatan peserta ujian sesuai dengan nomor peserta untuk

setiap sesi ujian;

✔ Ruang, perangkat komputer, nomor peserta untuk setiap sesi ujian

sudah dipersiapkan paling lambat 1 (satu) hari sebelum US dimulai.


b. Pengawas Ruang USBK, Proktor, dan Teknisi

✔ Pengawas ruang, proktor, dan teknisi harus menandatangani surat

pernyataan bersedia menjadi pengawas ruang, proktor, dan teknisi


sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

✔ Pengawas ruang, proktor, dan teknisi tidak diperkenankan

membawa dan/atau menggunakan perangkat komunikasi elektronik,


kamera, dan sejenisnya ke dalam ruang ujian.

✔ Proktor dan teknisi dapat berasal dari sekolah/madrasah pelaksana

USBK.

✔ Proktor mengunduh password untuk setiap peserta dari server pusat

atau perguruan tinggi yang menjadi tim teknis.

✔ Proktor mengunduh token untuk satu sesi ujian.

189
✔ Proktor memastikan peserta ujian adalah peserta yang terdaftar dan

menempati tempat masing-masing.

✔ Proktor membagikan password kepada setiap peserta pada awal

sesi ujian.

✔ Proktor mengumumkan token yang akan digunakan untuk sesi ujian

setelah semua peserta berhasil login ke dalam sistem.

✔ Proktor melaporkan/mensikronisasikan hasil ujian ke server pusat.

✔ Proktor mencatat hal-hal yang tidak sesuai dengan POS dalam

berita acara pelaksanaan USBK.

✔ Proktor membuat dan mengirimkan berita acara pelaksanaan dan

daftar hadir ke Kabupaten/Kota serta mengunggah ke web USBK.


c. Tata Tertib Pengawas Ruang Ujian, Proktor, dan Teknisi

✔ Di Ruang Sekretariat US

▪ Pengawas ruang, proktor, dan teknisi harus hadir di lokasi

pelaksanaan ujian 45 menit sebelum ujian dimulai;

▪ Pengawas ruang, proktor, dan teknisi menerima penjelasan dan

pengarahan dari Ketua Panitia US Tingkat Satuan Pendidikan;

▪ Pengawas ruang, proktor, dan teknisi mengisi dan

menandatangani pakta integritas;

✔ Di Ruang Ujian

Pengawas ruang, proktor, dan teknisi masuk ke dalam ruangan 20


menit sebelum waktu pelaksanaan ujian untuk melakukan secara
berurutan:

▪ memeriksa kesiapan ruang ujian;

190
▪ mempersilakan peserta ujian untuk memasuki ruangan dengan

menunjukkan kartu peserta ujian dan meletakkan tas di bagian


depan ruang ujian, serta menempati tempat duduk sesuai
dengan nomor yang telah ditentukan;

▪ membacakan tata tertib peserta ujian;

▪ memimpin doa dan mengingatkan peserta untuk bekerja dengan

jujur;

▪ mempersilakan peserta ujian untuk mulai mengerjakan soal;

▪ Selama ujian berlangsung, pengawas ruang ujian wajib:

● menjaga ketertiban dan ketenangan suasana sekitar ruang

ujian;

● memberi peringatan dan sanksi kepada peserta yang

melakukan kecurangan;

● melarang orang yang tidak berwenang memasuki ruang ujian

selain peserta ujian; dan

● mematuhi tata tertib pengawas, di antaranya tidak merokok di

ruang ujian, tidak membawa dan/atau menggunakan alat


komunikasi dan/atau kamera, tidak mengobrol, tidak
membaca, tidak memberi isyarat, petunjuk, dan/atau bantuan
apapun kepada peserta berkaitan dengan jawaban dari soal
ujian yang diujikan.

✔ Lima (5) menit sebelum waktu ujian selesai, pengawas ruang

memberi peringatan kepada peserta ujian bahwa waktu tinggal lima


menit; dan

✔ Setelah waktu ujian selesai, pengawas mempersilakan peserta ujian

untuk berhenti mengerjakan soal;


191
d. Tata Tertib Peserta USBK
Peserta ujian:

✔ memasuki ruangan setelah tanda masuk dibunyikan, yakni 15 (lima

belas) menit sebelum ujian dimulai;

✔ memasuki ruang ujian sesuai dengan sesi dan menempati tempat

duduk yang telah ditentukan;

✔ yang terlambat hadir hanya diperkenankan mengikuti ujian setelah

mendapatkan izin dari Ketua Panitia US Tingkat Sekolah/Madrasah,


tanpa diberikan perpanjangan waktu;

✔ dilarang membawa dan/atau menggunakan perangkat komunikasi

elektronik dan optik, kamera, kalkulator, dan sejenisnya ke dalam


ruang ujian;

✔ mengumpulkan tas, buku, dan catatan dalam bentuk apapun di

bagian depan di dalam ruang kelas;

✔ mengisi daftar hadir dengan menggunakan pulpen yang disediakan

oleh pengawas ruangan;

✔ masuk ke dalam (login) sistem menggunakan username nomor

peserta dan password yang dibagikan proktor;

✔ mulai mengerjakan soal setelah ada tanda waktu mulai ujian;

✔ selama ujian berlangsung, hanya dapat meninggalkan ruangan

dengan izin dan pengawasan dari pengawas ruang ujian;

✔ selama ujian berlangsung, dilarang:

▪ menanyakan jawaban soal kepada siapa pun;

▪ bekerjasama dengan peserta lain;

192
▪ memberi atau menerima bantuan dalam menjawab soal;

▪ memperlihatkan pekerjaan sendiri kepada peserta lain atau

melihat pekerjaan peserta lain;

▪ menggantikan atau digantikan oleh orang lain.

✔ yang telah selesai mengerjakan soal sebelum waktu ujian berakhir

tidak diperbolehkan meninggalkan ruangan sebelum waktu ujian


berakhir;

✔ berhenti mengerjakan soal setelah ada tanda waktu ujian berakhir;

dan

✔ meninggalkan ruangan setelah ujian berakhir.

2. Analisis perbandingan rata-rata hasil UNBK dan USBK 3 Tahun Terakhir


UJIAN HARIAN/USBN- RATA-RATA
Tahun BK UN/UNBK
No
Pelajaran
B.Ind B.Ing MTK B.Ind B.Ing MTK

1 2020/2021 81,92 81,03 81,76 - - -


2 2021/2022 76,92 77,47 80,95 - - -
3 2022/2023 80,40 80,45 78,55

4. Target dan Program peningkatan kualitas lulusan


Keberhasilan peserta didik untuk tahun ajaran 2020/2021adalah 100% , untuk
tahun ajaran 2021/2022 Juga 99%,untuk Tahun Pelajaran 2022/2023SMK
Nasional Kayutanam Lulus 100%. untuk Tahun Ajaran 2023/2024 ini SMK
Nasional Kayutanam menargetkan kelulusan 100 %.
Program-program sekolah dalam meningkatkan kualitas lulusan
Untuk mencapai prestasi kelulusan yang diharapkan (memuaskan ) sekolah
melaksanakan :

193
⮚ Sosialisasi Ujian Nasional:

a) Sasaran : Peserta didik, Ortu/Wali, Guru , Insan Pendidikan yang


terkait

✔ Bahan : POS Ujian Nasional dari BSNP

✔ Secara singkat meliputi:Dasar, Tujuan, Kegunaan, Penyelenggara,

Mapel yang diujikan, Jadwal pelaksanaan, Kelulusan Ujian Nasional,


Pemantauan, Evaluasi, Pelaporan, Pengawas Ujian Nasional dan
yang urgen lainnya .

✔ Saat Pembagian raport semester ganjil kepada orang tua peserta

didik kelas XII

✔ Saat Apel bulanan

b) Pelaksanaan penasehat Akademis.bagi peserta didik kelas XII


Guru BP/BK, penasehat akademis dan yang ditugasi oleh Kepala
Sekolah memantau pelaksanaan, kesiapan belajar di rumah masing-
masing peserta didik, diutamakan kepada peserta didik yang lamban
dalam kemajuan belajar untuk menggapai prestasi.Strategi yang
dilakukan oleh sekolah untuk menyiasati Ujian Sekolah antara lain
mengintensifkan bimbingan belajar yang telah ada, mengevaluasi
kemampuan peserta didik secara periodik (setiap hari, minggu, bulan),
percepatan kurikulum, mengadakan program perbaikan dan pengayaan,
melatih mengerjakan soal-soal standar Ujian Sekolah Meningkatkan
kerjasama dengan orang tua peserta didik secara sistemik dan sinergis.
Strategi jangka panjang adalah melalui proses pembelajaran sehari-
hari.

✔ Guru dalam proses pembelajaran maupun dalam melakukan

evaluasi mulai dari kelas X(sepuluh) menggunakan soal berstandar


PTS/PAS yang sesuai dengan pokok bahasan yang dibahas di
dalam kelas. Dengan demikian, peserta didik akan terbiasa

194
mengerjakan soal yang kualitasnya berstandar soal Ujian Sekolah
tingkat kesukaran).

✔ Mengintensifkan bimbingan belajar di sekolah dengan pengelolaan

profesional(menejemen maupun pelayanan kepada peserta didik).

✔ Dalam proses pembelajaran guru, merencana pembelajaran

menggunakan acuan standar kompetensi Ujian Sekolah

✔ Percepatan atau pemadatan kurikulum. Contoh jumlah pokok

bahasan yang dibahas pada semester 1(satu) ditambah 40% pokok


bahasan semester 2 (dua). Hal ini dimulai dari kelas X . Dengan
demikian, diperkirakan jumlah pokok bahasan kelas XII telah habis
dibahas pada semester satu. Sedangkan waktu semester 2 dapat
digunakan untuk pesiapan menghadapi Ujian Sekolah.

✔ Meningkatkan kerjasama antara orang tua dengan pihak sekolah

secara sinergis dan sistemik yang dituangkan dalam program.


Sekolah melaporkan kemajuan belajar peserta didik tiga bulan sekali
sedangkan orang tua melaporkan problem, keluhan, dan kemajuan
anaknya ke sekolah. Dengan demikian, permasalahan yang dihadapi
anak dapat segera diatasi.

⮚ Membuat Regulasi Sekolah

a) Peraturan dan Tata Tertib Peserta Didik


(1) Kehadiran

✔ Siswa sudah ada di sekolah 15 menit sebelum pelajaran di mulai

untuk melaksanakan apel pagi dan upacara bendera setiap hari


senin ( apel pagi dan upacara bendera dilaksanakan pukul 07.15
WIB )

✔ Siswa diharuskan mengikuti upacara setiap hari senin dengan

berpakaian seragam putih – putih lengakap dengan atribut.

195
✔ Peserta didik yang terlambat 15 menit dari jam pembelajaran

dimulai (07.15 Wib) harus melapor ke guru piket untuk diinvestaris


dan diproses, serta boleh masuk kelas pada jam ke dua , 08.00
WIB

✔ Peserta didik yang telah tiga kali terlambat tidak dibenarkan lagi

masuk kelas pada hari itu (hari ketiga terlambat) dan petugas
akan memanggil orangtua yang bersangkutan untuk datang ke
sekolah menghadap guru BK/Wali Kelas.

✔ Sebelum jam pertama dimulai dan pelajaran terakhir selesai

seluruh peserta didik di setiap kelas harus melakukan doa


bersama di kelasnya dengan dilafaKIan/diucapkan serta membaca
beberapa ayat Al-Quran dan artinya.
(2) Pakaian Seragam Sekolah
Senin, Selasa,
Peserta didik wajib memakai:

● baju putih dan lengkap dengan atribut (lokasi sekolah, lambang

Jurusan, nama peserta didik, dan bendera merah putih)

● celana putih lengkap dengan atributnya ( ikat Pinggang )

● Pakaian dalam (singlet), tidak memakai kaus oblong dan

sejenisnya

● Sepatu hitam, seandainya hari hujan di rumah boleh memakai

sandal, bawa sepatu hitam dan diganti di sekolah

● ikat pinggang kulit warna hitam, kepala ikat pinggang berukuran

normal, baju rapi masuk ke dalam bagi peserta didik laki-laki


Rabu, Kamis,
Peserta didik wajib memakai:

196
● baju biru dan lengkap dengan atribut (lokasi sekolah, lambang

Jurusan, nama peserta didik, dan bendera merah putih dan wins)

● celana Biru lengkap dengan atributnya ( ikat Pinggang )

● Pakaian dalam (singlet), tidak memakai kaus oblong dan

sejenisnya

● Sepatu hitam, seandainya hari hujan di rumah boleh memakai

sandal, bawa sepatu hitam dan diganti di sekolah

● ikat pinggang kulit warna hitam, kepala ikat pinggang berukuran

normal, baju rapi masuk ke dalam bagi peserta didik laki-laki


Jumat
Pakaian seragam muslim

● Khusus bagi peserta didik pakai baju koko dan muslim

● Sepatu, berwarna bebas, khusus perempuan sepatu bertali dan

hak rendah
Sabtu
Pakaian pramuka, jilbab coklat, sepatu dan kaus kaki berwarna hitam,
seandainya hari hujan dari rumah boleh memakai sandal, bawa
sepatu hitam dan ganti di sekolah
(3) Rambut
Peserta didik laki-laki:

● Kelas X panjang rambut : kiri dan kana 0 belakang 0 atas 1

● Kelas XI panjang rambut : kiri dan kana 0 belakang 1 atas 2

● Kelas XII panjang rambut : kiri dan kana 1 belakang 2 atas 3

Peserta didik perempuan:

● rambut tidak boleh keluar dari jilbab

197
● tidak diizinkan memakai jilbab sorong

● tidak dibenarkan membuka jilbab selama di lingkungan sekolah

● dalam olahraga, peserta didik tetap memakai jilbab, boleh pakai

jilbab sorong

● kuku rapi, tidak dicat dan tidak panjang

● tidak dibenarkan memakai tali sepatu dan kaus kaki berwarna

● tidak dibenarkan memakai perhiasan berharga secara berlebihan

(4) Kuku

● kuku rapi, tidak dicat dan tidak panjang

(5) Tali Sepatu

● tidak dibenarkan memakai tali sepatu dan kaus kaki berwarna

● tidak dibenarkan memakai aksesoris lainnya, seperti gelang,

kalung
(6) Disiplin Perilaku

● Peserta didik dilarang merokok di lingkungan sekolah dan di luar

lingkunga sekolah baik seragam sekolah maupun tidak

● Peserta didik dilarang tawuran, sesama teman satu kelas, antar

kelas dan antar sekolah


Sistem Prosedur Operasional Tindakan Pelanggaran Disiplin Peserta Didik SMK
Nasional Kayutanam
N JENIS PELANGGARAN
TINDAKAN KETERANGAN
O PELANGGARAN RINGAN
1 Tidak hadir tanpa keterangan Peringatan oleh walas

198
JENIS PELANGGARAN
N
TINDAKAN
Izin piket, diberi KETERANGAN
O
2 Terlambat lebih dari 15 menit
peringatan
3 kali terlambat Jemput orang tua Diketahui walas
1 kali cabut dari PBM Diberi peringatan
2 kali cabut dari PBM Panggil orangtua Diketahui walas
Piket kelas yang tidak bertugas
5 Peringatan oleh walas
(kelas tidak bersih)
1. Peringatan dari
Kelas (luar dan dalam) dalam
walas (1 kali)
6 keadaan kotor (tidak bersih
2. Pemanggilan
dan rapi)
Orang Tua
Mengaktifkan handphone Jemput oleh
7 HP disita
dalam PBM orang tua
Headset dan Jemput oleh
8 Memakai headset dalam PBM
perangkatnya disita orang tua
Bagi peserta didik laki-laki,
9 memakai kalung, gelang, Disita
anting, dan sejenisnya
Bagi peserta didik perempuan,
Jemput oleh
memakai perhiasan emas Disita
orang tua
yang berlebihan
PELANGGARAN SEDANG
Atribut sekolah yang tidak Beli di koperasi dan
1
lengkap langsung dipasang
Memakai baju kaos oblong dan
2 sejenisnya di dalam sebagai Dibuka
pakaian dalam (singlet)
Sepatu selain warna hitam
3 Disita Dimusnahkan
polos (kecuali hari Jum’at)
Diserahkan
4 Tidak memakai ikat pinggang Denda bata 1 buah
pada piket

199
JENIS PELANGGARAN
N 1 kali baju keluar bagi laki-laki
TINDAKAN
Dicoret dengan spidol KETERANGAN
O
5 (kecuali hari Jum’at) dalam
hitam/merah
PBM di lingkungan sekolah
Kaos kaki dan tali sepatu
6 Disita Dimusnahkan
berwarna (kecuali hari Jum’at)
1 kali memakai jilbab sorong Diserahkan
7 Denda 1 buah bata
(kecuali olahraga) pada piket
2 kali memakai jilbab sorong
Jemput orang tua Diproses
(kecuali olahraga)
Membuka jilbab selama
Diberi peringatan
berpakaian sekolah
Rambut di luar ukuran yang
8 Langsung dipotong
ditentukan
Rambut dicat warna Langsung dipotong
Rambut peserta didik
Langsung dipotong
perempuan keluar dari jilbab
Dibersihkan dan
9 Kuku dicat dan panjang
dipotong
Membaca novel dalam PBM
Diserahkan
10 (kecuali tugas Bahasa Disita
pada pustaka
Indonesia)
Diproses oleh
11 Berkata kotor terhadap guru Panggil orangtua guru
pembimbing
Tidak mengindahkan
Diproses oleh guru
12 panggilan guru dan pegawai
yang bersangkutan
sekolah
Melompati dinding / pagar Denda 5 buah paving
13
sekolah blok
2 kali melompati dinding/pagar Panggil orangtua
PELANGGARAN BERAT

200
JENIS PELANGGARAN
N
Membawa rokok dan merokok TINDAKAN KETERANGAN
O
1 Panggil orangtua Diproses
di lingkungan sekolah
1 kali memeras atau
2 mengompas teman satu Panggil orangtua Diproses
sekolah
2 kali memeras atau
Dikembalikan pada
mengompas teman satu
orangtua
sekolah
Terbukti mengedarkan / Dikembalikan pada
3
menggunakanakan narkoba orangtua
Merusak sarana dan
4 Panggil orangtua Diproses
prasarana sekolah
Terbukti melawan secara fisik
kepada guru dan personil SMK Dikembalikan pada
5
Nasional Kayutanamdi orangtua
sekolah/ di luar sekolah
Melakukan perbuatan
amoral/asusila (hamil di luar Dikembalikan pada
6
nikah, pemerkosaan, dan orangtua
sejenisnya)
Terbukti sebagai pemicu dan
Dikembalikan pada
7 pelaku terjadinya tawuran
orangtua
massal
Terbukti melakukan tindakan
kriminal Dikembalikan pada
8
(pencurian, pemerkosaan, dan orangtua
sejenisnya)
Berjudi di lingkungan dan di Dikembalikan pada
9
luar sekolah orangtua
Terbukti membawa senjata Dikembalikan pada
10
tajam, majalah/gambar porno orangtua

201
N JENIS PELANGGARAN
TINDAKAN KETERANGAN
O LARANGAN
Peserta didik dilarang keluar
1 pada jam PBM tanpa seizin
guru yang mengajar
Peserta didik dilarang keluar
2
pada pertukaran jam pelajaran
Peserta didik dilarang keluar
3 pekarangan sekolah/cabut
selama proses belajar
Peserta didik dilarang
4 membawa kendaraan
bermotor ke sekolah
Peserta didik dilarang
membawa teman yang bukan
5
peserta didikSMK Nasional
Kayutanam
Peserta didik dilarang
mencorer dinding, meja, kursi
6
(sarana dan prasarana
sekolah)
Peserta didik dilarang berada
7 di kantin selama jam pelajaran
berlangsung
Peserta didik dilarang
memainkan alat olahraga
8
selama PBM berlangsung,
kecuali pelajaran olahraga

● Peserta didik dilarang keluar pada jam pelajaran tanpa seizin guru

yang mengajar

202
● Dalam keadaan mendesak, peserta didik boleh keluar dengan izin

guru sebanyak 1 orang yang waktu 3 menit

● Peserta didikdilarang keluar pekarangan sekolah/cabut selama

proses belajar, jika ada keperluan yang mendesak peserta didik


keluar dari pekarangan sekolah, harus seizin piket keluar
pekarangan sekolah

● Peserta didikdilarang berada di kantin selama jam pelajaran

berlangsung

● Dilarang memainkan alat-alat olahraga selama jam PBM kecuali

saat jam pelajaran olahraga

● Peserta didikdilarang keras keluar masuk pekarangan sekolah

melompati dinding/pagar sekolah

● Peserta didikwajib mematikan handphone selama proses belajar

berlangsung

● Peserta didik dilarang menggunakan akan handphone bernilai

mahal

● Peserta didikdilarang memakai headset handphone selama

proses belajar

● Peserta didikdilarang berjudi, main domino atau sejenisnya di

dalam dan diluar lingkungan sekolah

● Peserta didikwajib menjaga sopan santun dengan guru, karyawan,

dan personil sekolah lainnya

● Peserta didikwajib menjaga nama baik pribadi, keluarga, dan

sekolah di mana saja berada

● Tidak dibenarkan peserta didik makan dan minum selama proses

belajar berlangsung di dalam kelas


203
● Peserta didiktidak dibenarkan mohon izin sekolah lewat telepon

sekolah
NB:Jika ada peraturan yang belum tertera di atas, dapat diberlakukan
sesuai dengan situasidan kondisi.
b) Peraturan dan Tata Tertib Pendidik/Guru

Bagian Satu
Pengertian, tujuan, dan Fungsi
Pasal 1
1) Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan
diterima oleh guru-guru Indonesia. Sebagai pedoman sikap dan perilaku
dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota
maasyarakat dan warga negara.
2) Pedoman sikap dan perilaku sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
pasal ini adalah nilai-nilai moral yang membedakan perilaku guru yang
baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan selama
menggunakan tugas-tugas profesionalnya Untuk mendidik,
mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik, serta sikap pergaulan sehari-hari di dalam dan luar sekolah.
Pasal 2
1) Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku
bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan
bermartabat yang dilindungi Undang-Undang
2) Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan
norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional
guru dalam hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali peserta
didik, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah
sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan
kemanusiaan.
Bagian Dua
Sumpah/Janji Guru Indonesia
Pasal 3
204
1) Setiap guru mengucapkan sumpah/janji guru Indonesia sebagai wujud
pemahaman, penerimaan, penghormatan, dan kesediaan untuk mematuhi
nilai-nilai moral yang termuat di dalam Kode Etik Guru Indonesia sebagai
pedoman bersikap dan berperilaku, baik di sekolah maupun di lingkungan
masyarakat.
2) Sumpah/janji guru Indonesia diucapkan di hadapan pengurus organisasi
profesi guru dan pejabat yang berwenang di wilayah kerja masing-masing.
3) Setiap pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dihadiri oleh
penyelenggara satuan pendidikan.
Pasal 4
1) NaKIah sumpah/janji guru Indonesia dilampirkan sebagai bagian yang
tidakterpisahkan dari Kode Etik Guru Indonesia.
2) Pengambilan sumpah/janji guru Indonesia dapat dilaksanakan secara
perorangan atau kelompok sebelumnya melaksanakan tugas.
Bagian Tiga
Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional
Pasal 5
Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari:
1) Nilai-nilai agama dan Pancasila
2) Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.
3) Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi
perkembangan kesehatan jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan
spiritual,
Pasal 6
Hubungan Guru dengan Peserta Didik:
1) Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tuga didik,
mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih,menilai, dan mengevaluasi
proses dan hasil pembelajaran.
2) Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan
mengamalkanhak-hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah,
dan anggota masyarakat

205
3) Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara
individual dan masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.
4) Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan menggunakannya
untuk kepentingan proses kependidikan.
5) Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus
berusaha menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana
sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan
efisien bagi peserta didik.
6) Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih
sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar
batas kaidah pendidikan.
7) Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang
dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.
8) Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk
membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan
kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.
9) Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali
merendahkan martabat peserta didiknya.
10) Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara
adil.
11) Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi
kebutuhan dan hakhak peserta didiknya.
12) Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh
perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
13) Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta
didiknya dari kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar,
menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.
14) Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi serta didiknya untukalasan-
alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum,
kesehatan, dan kemanusiaan.

206
15) Guru tidak boleh menggunakanakan hubungan dan tindakan
profesionalnya kepada peserta didik dengan cara-cara yang melanggar
norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama.
16) Guru tidak boleh menggunakan hubungan dan tindakan professional
dengan peserta didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan
pribadi
Hubungan Guru dengan Orangtua/wali Peserta didik:
1) Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien
dengan Orangtua/Wali peserta didik dalam melaksannakan proses
pedidikan.
2) Guru mrmberikan informasi kepada Orangtua/wali secara jujur dan objektif
mengenai perkembangan peserta didik.
3) Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang
bukan orangtua/walinya.
4) Guru memotivasi orangtua/wali peserta didik Untuk beradaptasi dan
berpatisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
5) Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali peserta didik
mengenai kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan
pada umumnya.
6) Guru menjunjung tinggi hak orangtua/wali peserta didik untuk
berkonsultasin dengannya berkaitan dengan kesejahteraan kemajuan,
dan cita-cita anak atau anak-anak akan pendidikan.
7) Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan
orangtua/wali peserta didik Untuk memperoleh keuntugan-keuntungan
pribadi.
Hubungan Guru dengan Masyarakat:
1) Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan
efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan
pendidikan.
2) Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembnagkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.

207
3) Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat
.
4) Guru berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan
prestise dan martabat profesinya.
5) Guru melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan
masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan
kesejahteraan peserta didiknya
6) Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai
agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan
masyarakat.
7) Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya
kepada masyarakat.
8) Guru tidak boleh menampilkan diri secara ekslusif dalam kehidupan
masyarakat.
Hubungan Guru dengan sekolah:
1) Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi
sekolah.
2) Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam
melaksanakan proses pendidikan.
3) Guru menciptakan melaksanakan proses yang kondusif.
4) Guru menciptakan suasana kekeluargaan di dalam dan luar sekolah.
5) Guru menghormati rekan sejawat.
6) Guru saling membimbing antarsesama rekan sejawat
7) Guru menjunjung tinggi martabat profesionalisme dan hubungan
kesejawatan dengan standar dan kearifan profesional.
8) Guru dengan berbagai cara harus membantu rekan-rekannya untuk
tumbuh secara profesional dan memilih jenis pelatihan yang relevan
dengan tuntutan profesionalitasnya.
9) Guru menerima otoritas kolega seniornya untuk mengekspresikan
pendapat-pendapat professionalberkaitan dengan tugas-tugas pendidikan
dan pembelajaran

208
10) Guru membasiKIan diri pada nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan
dalam setiap tindakan profesional dengan sejawat.
11) Guru memliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat
meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan tugas-
tugas profesional pendidikan dan pembelajaran.
12) Guru mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang dari
kaidah-kaidah agama, moral, kemanusiaan, dan martabat profesionalnya.
13) Guru tidak boleh mengeluarkan pernyataan-pernyatan keliru berkaitan
dengan kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon sejawat.
14) Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
akan merendahkan martabat pribadi dan profesional sejawatnya
15) Guru tidak boleh mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawatnya
atas dasar pendapat peserta didik atau masyarakat yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarnya.
16) Guru tidak boleh membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk
pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.
17) Guru tidak boleh menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung atau
tidak langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.
Hubungan Guru dengan Profesi:
1) Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi
2) Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan
dan bidang studi yang diajarkan
3) Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya
4) Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas-tugas profesionalnya dan bertanggungjawab atas
konsekuensinya.
5) Guru menerima tugas-tugas sebagai suatu bentuk tanggung jawab,
inisiatif individual, dan integritas dalam tindkan-tindakan profesional
lainnya.
6) Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
akanmerendahkan martabat profesionalnya.

209
7) Guru tidak boleh menerima janji, pemberian dan pujian yang dapat
mempengaruhi keputusan atau tindakan-tindakan proesionalnya
8) Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dengan maksud menghindari
tugas-tugas dan tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di
bidang pendidikan dan pembelajaran.
Hubungan guru dengan Organisasi Profesinya:
1) Guru menjadi anggota organisasi profesi guru dan berperan serta secara
aktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi kepentingan
kependidikan.
2) Guru memantapkan dan memajukan organisasi profesi guru yang
memberikan manfaat bagi kepentingan kependidikan
3) Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat
informasi dan komunikasi pendidikan Untuk kepentingan guru dan
masyarakat.
4) Guru menjunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam
menjalankan tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggungjawab atas
konsekuensinya.
5) Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk
tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan
profesional lainnya.
6) Guru tidak boleh melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang
dapat merendahkan martabat dan eksistensis organisasi profesinya.
7) Guru tidak boleh mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu Untuk
memperoleh keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.
8) Guru tidak boleh menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi
profesi tanpa alasan yang dapat dipertanggunggjawabkan.
9) Hubungan Guru dengan Pemerintah:
10) Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program pembangunan
bidang pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945, UU tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen,
dan ketentuan Perundang-Undangan lainnya.

210
11) Guru membantu Program pemerintah Untuk mencerdaKIan kehidupan
berbudaya.
12) Guru berusaha menciptakan, memeliharadan meningkatkan rasa
persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
berdasarkan pancasila dan UUD1945.
13) Guru tidak boleh menghindari kewajiban yang dibebankan oleh
pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan
pembelajaran.
14) Guru tidak boleh melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang
berakibat pada kerugian negara.

Bagian Empat
Pelaksanaan, Pelanggaran, dan sanksi
Pasal 7
1) Guru dan organisasi profesi guru bertanggung jawab atas pelaksanaan
Kode Etik Guru Indonesia.
2) Guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan Kode Etik Guru
Indonesia
3) Kepada rekan sejawat Penyelenggara pendidikan, masyarakat dan
pemerintah.
Pasal 8
1) Pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan atau tidak melaksanakan
Kode Etik
2) Guru Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku yang berkaitan
dengan protes guru.
3) Guru yang melanggar Kode Etik Guru Indonesia dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
4) Jenis pelanggaran meliputi pelanggaran ringan sedang dan berat.
Pasal 9

211
1) Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan
pelanggaran terhadap Kode Etik Guru Indonesia merupakan wewenang
Dewan Kehormatan Guru Indonesia.
2) Pemberian sanksi oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus objektif
3) Rekomendasi Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru.
4) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan upaya
pembinaan kepada guru yang melakukan pelanggaran dan Untuk
menjaga harkat dan martabat profesi guru.
5) Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran Kode Etik Guru
Indonesia wajib melapor kepada Dewan Kehormatan Guru Indonesia ,
organisasi profesi guru, atau pejabat yang berwenang.
6) Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau tanpa
bantuan organisasi profesi guru dan/atau penasehat hukum sesuai
dengan jenis pelanggaran yang dilakukan dihadapan Dewan Kehormatan
Guru Indonesia.

Bagian Lima
Ketentuan Tambahan
Pasal 10
Tenaga kerja asing yang dipekerjakan sebagai guru pada satuan pendidikan
di Indonesia wajib mematuhi Kode Etik Guru Indonesia dan peraturan
perundang-undangan dengan bagian Enam
Penutup
Pasal 11
1) Setiap guru secara bersungguh sungguh menghayati,mengamalkan serta
menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia.
2) Guru yang belum menjadi anggota organisasi profesi guru harus memilih
organisasi profesi guru yang pembentukannya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

212
3) Dewan Kehormatan Guru Indonesia menetapkan sanksi kepada guru
yang telah secara nyata melanggar Kode Etik Guru Indonesia .

⮚ Mutasi Peserta didik

Hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan mutasi peserta didik diSMK
Nasional Kayutanamadalah sebagai berikut :
a) Penerimaan peserta didik mutasi SMK dapat dilakukan dengan
memperhatikan daya tampung kelas (tidak melebihi batas daya
tampung kelas 32 orang)
b) Peserta didik yang akan diterima mutasi adalah peserta didik yang
benar-benar tidak mampu membayar biaya sekolah ditempat lain.
c) Sekolah dapat menerima peserta didik mutasi di kelas dua, jika peserta
didik tersebut berasal dari luar kota Padang pada jenjang pendidikan
sebelumnya.
d) Dalam menerima mutasi peserta didik sekolah harus mendapat
izin/rekomendasi dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat.
e)
O. PROGRAM TEACHING FACTORY/BUSSINESS CENTRE/BC
Business Center atau lebih dikenal Teaching Factory merupakan salah
satu program sekolah yang bersifat mandiri dengan maksud agar siswa memiliki
pandangan untuk berwirausaha setelah lulus sekolah. Adapun sasaran siswa
setelah lulus akan lebih bervariatif, meliputi : pilihan untuk bekerja di industri,
berwirausaha, dan juga melanjutkan kejenjang berikutnya. Dengan adanya unit
produksi (Teaching Factory) ini diharapkan mampu menjadi wadah bagi siswa
untuk menjadi seorang pengusaha yang mampu melakukan terobosan dengan
mendapatkan nilai tambah dari produk atau jasa. Selain itu dapat mengasah
keterampilan yang dimiliki siswa, sehingga siswa akan selalu siap memasuki
dunia kerja nantinya.
Salah satu program yang ada di SMK Nasional Kayutanam adalah unit
produksi jasa yang bergerak dibidang Teknik Otomotif Adapaun pelayanan
jasa yang ditawarkan meliputi :

❖ Service/perbaikan sepeda motor

213
❖ Pengelasan teralis maupun pagar

a. Struktur Organisasi TEFA/ Bussiness centre

PENANGGUNGJAWAB
KEPALA SEKOLAH

KEPALA UNIT PRODUKSI


KETUA KOMPETENSI KEAHLIAN
TBSM

INSTRUKTUR
Mentawardi, S.T

PELAKSANA LAPANGAN
SISWA TBSM

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB STRUKTUR ORGANISASI


JURUSAN TEKNIK DAN BISNIS SEPEDA MOTOR SMK NASIONAL
KAYUTANAM

No JABATAN URAIAN TUGAS DAN TANGGUNBKG JAWAB


1 Kepala Unit Produksi Tanggung Jawab
Teknik dan Bisnis Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah atas
Sepeda Motor terlaksananya Kegiatan Pembelajaran Manual,
Praktek dan Pengelolaan Workshop
Wewenang
Merencanakan dan melaksanakan seluruh
kegiatan Pembelajaran manual dan praktek di
kompetensi keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda
Motor
Tugas
Menyusun program-program keahlian Teknik
dan Bisnis Sepeda Motor dan
214
mengkoordinasikan pelaksanaannya yang
meliputi:
1. Pembuatan program kerja (Mingguan,
Bulanan, Semester, Tahun)
2. Bersama Tim TPK kurikulum menyusun
jadwal kegiatan pembelajaran praktek
3. Membuat tata tertib Workshop
4. Menentukan kebutuhan bahan dan alat
kegiatan pembelajaran praktek
5. Melaksanakan perbaikan dan perawatan
sarana prasarana kegiatan pembelajaran
praktek
6. Melaksanakan pengembangan workshop
7. Mendalami dan mengembangkan kurikulum
sesuai dengan program keahliannya
8. Mengkoordinasikan penggunaan ruang
praktek
9. Membantu kepala sekolah dalam
meningkatkan profesi guru sesuai dengan
kompetensi keahliannya
10. Mengkoordinasikan tugas-tugas guru pada
program keahlian
11. Melakukan supervisi dan eveluasi kegiatan
pembelajaran pada program keahliaanya
12. Mengatur urusan administrasi meliputi cara
kemajuan peserta didik dan data
penginventarisasian yang ada
13. Membantu program 7K dalam program
keahlian
14. Membuat laporan berkala dan isidental

b.Ruang Lingkup Usaha dan Strategi Pemasaran

215
❖ Teaching factory untuk meningkatkan kompetensi siswa

Salah satu tujuan teaching factory adalah untuk meningkatkan


kompetensi siswa. Peningkatan kompetensi didapatkan dengan jalan
mengikutsertakan siswa dalam kegiatan teaching factory menerapkan sekolah
berbasis jasa. Siswa dituntut untuk selalu menyediakan jasa yang memenuhi
kriteria standar tertentu pada saat praktik. Jika siswa belum berhasil memenuhi
standar yang telah ditetapkan, siswa diharuskan untuk mengganti barang yang
dibuat diluar jam pelajaran. Pada saat praktik, prinsip yang diterapkan ialah 1
siswa 1 mesin. Setiap 5 orang siswa, disupervisi oleh 1 orang instruktur.
Dengan demikian kegiatan praktik yang dilakukan dapat berjalan dengan
optimal untuk meningkatkan ketrampilan siswa.
Dengan penerapan model pembelajaran sekolah berbasis jasa yang
dilakukan dengan konsekuen dan komitmen yang tinggi, SMK Nasional
Kayutanamdiharapkan mampu menghasilkan lulusan yang mampu mandiri
untuk berwirausaha. Dengan demikian, siswa mendapatkan kesempatan lebih
banyak untuk mempraktikkan ketrampilan yang dimilikinya. Dengan
kesempatan praktik yang lebih banyak, maka pengalaman dan kompetensi
siswa semakin meningkat. Berdasarkan pengalaman sekolah yang berhasil
dalam melaksanakan teaching factory dan berkontribusi terhadap peningkatan
kompetensi siswa, maka strategi yang harus dilakukan ialah:

✔ Mengusahakan 1 siswa 1 media pada saat praktik

✔ Mengkondisikan praktik yang dilakukan siswa supaya mampu

menghasilkan produk/jasa yang berkualitas.

✔ Menerapkan standar sesuai dengan yang ada di industry dalam

setiap praktik yang dijalani siswa.

✔ Memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk

mempraktikkan ketrampilan yang dimilikinya dalam kegiatan


teaching factory

❖ Teaching factory untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan siswa


216
Selain untuk meningkatkan kompetensi siswa, teaching factory juga
bertujuan untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan siswa. Lulusan SMK perlu
untuk dibekali dengan kemampuan berwirausaha karena tidak semua lulusan
SMK dapat terserap oleh industry. Peningkatan jumlah lulusan yang dihasilkan
dengan ketersediaan lapangan kerja masih belum berimbang. Kegiatan
teaching factory dapat berkontribusi terhadap peningkatan jiwa kewirausahaan
siswa jika kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kompetensi yang dipelajari.
Selain itu, kegiatan yang dilakukan juga akan lebih berkontribusi positif jika
melibatkan siswa mulai dari proses perencanaan, produksi, sampai dengan
pemasaran.
Pelibatan siswa mulai dari proses perencanaan, produksi, sampai
dengan pemasaran diperlukan untuk memberikan pengalaman secara
langsung kepada siswa dalam berwirausaha. Siswa Jurusan Teknik dan Bisnis
Sepeda Motor SMK Nasional Kayutanam yang mengikuti kegiatan praktik
industry di Unit Produksi sekolah memiliki tugas untuk mencari konsumen yang
akan memesan jasa yang akan diberikan oleh mereka sendiri. Setelah
mendapatkan pesanan, siswa kemudian merancang jasa yang akan dibuat,
melakukan pelayan, dan menentukan harga yang harus dibayarkan oleh
konsumen. Dalam satu kali kegiatan, siswa mendapatkan pengalaman untuk
melakukan perencanaan, produksi, pemasaran, dan memenjemen keuangan.
Sementara, siswa yang mendapatkan kesempatan untuk melakukan
praktik wirausaha diupayakan untuk mendapatkan bantuan modal dari
pemerintah daerah ataupun CSR BUMD/BUMN seperti Bank Nagari, PT. PLN.
Siswa diminta untuk membuat proposal usaha. Dari proposal usaha yang
dibuat, guru kemudian memberikan penilaian. Jika proposal usaha yang
diajukan layak dan berpotensi selanjutnya siswa akan diberikan modal untuk
menjalankan usaha yang telah direncanakan tersebut. Dengan kegiatan ini,
siswa juga mendapatkan pengalaman secara langsung mulai dari
perencanaan, produksi, sampai dengan pemasaran dan manajemen
keuangan. Berdasarkan pengalaman sekolah yang berhasil dalam
melaksanakan teaching factory dan berkontribusi terhadap peningkatan jiwa

217
kewirausahaan siswa, maka strategi yang harus dilakukan ialah dengan
melibatkan siswa secara langsung dalam keseluruhan proses usaha.

c. Analisis Sinkronisasi KD-KD Mata Pelajaran C2 dan C3 dengan


Produk/Jasa yang ada Dilaksanakan di Teaching Factory
1) Analisis Sinkronisasi KD-KD C2 dan C3 Mapel Pemeliharaan Mesin
Sepeda Motor yaitu:
No Kompetensi Dasar No Kompetensi Dasar
3.1 Memahami prinsip kerja 4.1 Merawat secara berkala
mekanisme katup mekanisme katup
3.2 Memahami prinsip kera 4.2 Merawat secara berkala
pelumasan sistem pelumasan
3.5 Memahami prinsip kerja 4.5 Merawat secara berkala
sistem bahan baker bensin sistem bahan baker bensin
karburator karburator
Dst ... dst ..

2) Analisis Sinkronisasi KD-KD C2 dan C3 Mapel Pemeliharaan Sasis


Sepeda Motor yaitu:
No Kompetensi Dasar No Kompetensi Dasar
3.1 Memahami prinsip kerja 4.1 Merawat secara berkala
sistem rem hidrolik sistem rem hidrolik
3.2 Memahami prinsip kerja 4.2 Merawat secara berkala
sistem rem mekanik sistem rem mekanik
3.17 Menganalisis gangguan 4.17 Memperbaiki rantai
pada rantai penggerak penggerak roda belakang
roda belakang
Dst Dst

3) Analisis Sinkronisasi KD-KD C2 dan C3 Mapel Pemeliharaan Listrik


Sepeda Motor yaitu:
No Kompetensi Dasar No Kompetensi Dasar

218
3.1 Memahami prinsip kerja 4.1 Merawat berkala sistem
sistem penerangan penerangan
3.12 Menganalisis gangguan 4.12 Memperbaiki Sistem
sistem starter Starter
Dst dst

d. Program pembelajaran pada Teaching Factory


No Jenis Kegiatan dan Uraian Tujuan Target capaian
Kegiatan
A Penyusunan Program
Kerja Unit Usaha
1 Menyusun rencana Identifkasi jenis usaha Tersusunnya
kegiatan unit usaha unit produksi Teknik dan Program Kerja Unit
produksi yang akan Bisnis Sepeda Motor Usaha Produksi
dilakukan oleh kepala unit pada tahun pelajaran tahun Pelajaran
produksi keahlian selama 2023/2024, kebutuhan 2023/2024
1 tahun pelajaran bahan dan alat yang
diperlukan, promosi unit
usaha, saluran
distribusi, kepuasan
pelanggan, strategi
menjual, penetapan
harga jual, waktu
pelaksanaan unit usaha
produksi
B Persiapan Kegiatan
UnitUsaha Produksi
1 Penyusunan Jadwal/Waktu Membuat Jadwal Tersusunnya
PelaksaanUnit Usaha Kegiatan unit Jadwal Unit Usaha
Produksi usahaproduksi Produksi Teknik dan
Kompetensi Keahlian Bisnis Sepeda
Teknik dan Bisnis Motor SMK

219
Sepeda Motor beserta Nasional
guru pengampunya Kayutanam Tahun
pelajaran 2023/2024
2 Membuat tata tertib unit Membuat tata tertib unit Adanya tata tertib
usaha usaha unit usaha
3 Menentukan kebutuhan Membuat daftar Tersusunnya
bahan dan alat unit usaha kebutuhan unit usaha kebutuhan unit
usaha
4 Merencanakan program Menyusun program Tersusunnya
pemasaran unit usaha pemasaran unit usaha program unit usaha
dan mengkoordinasikan
pelaksanaannya

C Pelaksanaan unit produksi


1 Mengkoordinasikan tugas- Menyusun jalannya Pelaksanaan
tugas guru dalam kegiatan pelaksanaan kegiatan kegiatan unit usaha
unit usaha Teknik dan usaha sesuai dengan terevaluasi
Bisnis Sepeda Motor perencanaan kegiatan
2 Pemantauan kegiatanunit Mengetahui metoda Adanya panduan
usaha yang digunakan dalam metode yang
unit usaha digunakan dalam
Mengevaluasikan guru kegiatan unit usaha
dalam unit usaha yang berinovasi
memberikan masukan
metode yang digunakan
dalam unit usaha
3 Supervisi admininistrasi Mempunyai administrasi Setiap jurusan
unit usaha unit usaha untuk mempunyai
menunjang kelancaran administrasi unit
proses kegiatan usaha yang lengkap
4 Pemantauan dan Mengetahui Jadwal monitoring
koordinasi pelaksanaan pelaksanaan kegiatan dan pelaksanaan

220
Pemasaran Pemasaran pemasaran
C Evaluasi Kegiatan Unit
Usaha
1 EvaluasiKegiatan Harian Melaksanakan Adanya laporan unit
Evaluasiunit usaha usaha harian
harian harian Keahlian
Teknik dan Bisnis
Sepeda Motor
2 EvaluasiPendistribusian Melaksanakan Evaluasi Adanya daftar harga
unit usaha terprogram jual
setiap blok
3 EvaluasiPemasaran dan Bersama Bidang Adanya berita acara
Monitoring Kurikulum mengadakan hasil veriifikasi
verifikasi kenaikan kenaikan harga jual
harga jual
4 Evaluasi kegiatan Promosi Melaksanakan Adanya daftar nama
Evaluasikegiatan pembeli
promosi
5 Evaluasi nama kebutuhan Mengadakan uji Adanya harga jual
barang habis pakai kompetensi tugas akhir
E Peningkatan Mutu unit
usaha
1 Penambahan jadwal Peserta didik tidak ikut Terciptanya unit
kegiatan praktek yang unit usaha kurang dari usaha produksi
berkaiatan dengan unit atau sama dengan 0 % 100%
usaha

P. Bursa Kerja Khusus (BKK)


Bursa Kerja Khusus adalah Bursa Kerja di Satuan Pendidikan Menengah,
di Satuan Pendidikan Tinggi dan Lembaga Pelatihan yang melakukan kegiatan
memberikan informasi Pasar kerja, Pendaftaran Pencari Kerja, memberi

221
Penyuluhan dan Bimbingan Jabatan serta Penyaluran dan Penempatan
Pencari Kerja.
Latar Belakang Pendirian BKK
Volume penempatan kerja tumbuh menjadi semakin besar sehingga
mengakibatkan terjadinya pertambahan dan perubahan macam jabatan
dengan segala persyaratan, sedang latihan tidak dapat secara cepat mengikuti
perubahan tersebut. Kesulitan Pencari Kerja untuk dapat memperoleh
pekerjaan yang sesuai dengan kwalifikasi yang dimilikinya, demikian juga
Pengguna Tenaga Kerja mengalami kesulitan untuk mendapatkan Tenaga
Kerja yang sesuai dengan kwalifikasi yang dibutuhkannya.
Landasan
a) Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok
mengenai tenaga kerja;
b) Undang-undang No. 7 tahun 1981 tentang wajib lapor ketenaga kerjaan di
perusahaan;
c) Keputusan Presiden RI No. 4 tahun 1980 tentang wajib lapor lowongan
pekerjaan
d) Keputusan Tenaga Kerja No. PER-02/MEN/94 tentang penempatan tenaga
kerja di dalam dan di luar negeri;
e) Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 207/Men/90 tentang system
antar kerja;
f) Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-44/Men/94 tentang petunjuk
pelaksanan penempatan Tenaga kerja di dalam dan ke luar negari;
g) Kepusan menteri Tenaga Kerja No. Kep-28/Men/94 tentang tata kerja dan
struktur organisasi Departemen Pendidikan dan Struktur Organisasi
Departemen Tenaga Kerja;
h) Perjanjian kerjasama antara Departemen Pendidkan dan Kebudayaan dan
Departemen Tenaga Kerja No. 076/V/1993 dan Kep. 215/Men/93 tentang
pembentukan Bursa Kerja dan pemanduan. Penyelenggara Bursa Kerja di
satuan Pendidikan Tinggi;
i) Keputusan bersama direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan Direktur Jenderal

222
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja. Departemen Tenaga Kerja No.
009/C/Kep/U1994 dan No. Kep.02/Bp./1994 tentang pembentukan Bursa
Kerja di satuan Pendidkan Menegah Pemanduan Penyelengaraan Bursa
Kerja.
Tujuan Pendirian BKK

⮚ Memberikan pelayanan informasi ketenagakerjaan kepada pelajar/siswa

dan alumni yang akan memasuki lapangan kerja.

⮚ Membina dan mengembangkan hubungan kerjasama dengan lembaga

pemerintah dan swasta, termasuk dunia usaha dan alumni dalam


pengadaan informasi ketenagakerjaan termasuk informasi tentang latihan
kerja dan penyalurannya sebagai tenaga kerja

⮚ Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan rekruitmen dan seleksi

calon tenaga kerja /karyawan atas permitaan bantuan baik dari


Depnaker/Lembaga Pemrintah atau Swasta atas bimbingan Departemen
Tenaga Kerja

⮚ Membina hubungan dengan alumni yang telah bekerja dan berhasil dalam

bidang usaha dari almamternya yang memerlukan pekerjaan

⮚ Membantu usaha pengembangan dan penyempurnakan program

Pendidikan dan memperhatikan tuntutan lapangan kerja serta


meningkatkan peran tenaga pengajar dalam Pembina karir siswa/pelajar
dan alumni.
Visi ;
Memetakan dan Menyalurkan tamatan SMK Nasional Kayutanam untuk
bekerja di sektor Formal pada perusahaan Nasional ataupun Internasional
Misi ;

⮚ Memberikan layanan informasi dunia kerja yang sesuai dengan kebutuhan

⮚ Merekrut dan menyalurkan calon tenaga kerja ke perusahaan-perusahaan.

⮚ Memberikan pelayanan pelatihan untuk pemantapan memasuki dunia kerja.


223
⮚ Membina dan mengembangkan hubungan kerjasama dengan lembaga

pemerintah dan swasta, termasuk dunia usaha dan alumni dalam


pengadaan informasi ketenagakerjaan termasuk informasi tentang latihan
kerja dan penyalurannya sebagai tenaga kerja

⮚ Menjalin kerjasama antara BKK SMK Nasional Kayutanam, Guru dan

Komite agar saling bersinergi untuk penanganan tamatan dalam


menyelesaikan permasalahan informasi lowongan pekerjaan

⮚ Membina hubungan dengan alumni yang telah bekerja dan berhasil dalam

bidang usaha dari almamaternya yang memerlukan pekerjaan

⮚ Membantu usaha pengembangan dan penyempurnakan program

Pendidikan dan memperhatikan tuntutan lapangan kerja serta


meningkatkan peran tenaga pengajar dalam Pembina karir siswa/pelajar
dan alumni.

1. Struktur organisasi BKK SMK Nasional Kayutanam

Penangggungjawab
Kepala Sekolah

Koordinator
Waka. Kurikulum

Petugas BKK

Guru BK
KetuaKompetensi Keahlian TBSM

2. Ruang lingkup kegiatan

⮚ Memberikan informasi lowongan pekerjaan ataupun pelatihan

keterampilan.
224
⮚ Memberikan pelayanan kepada pihak-pihak yang bersedia memberi

peluang kerja

⮚ Menyalurkan alumni peminat melalui program Bursa Kerja Khusus

(BKK)

⮚ Penyusunan database siswa lulusan SMK pencari kerja dan

perusahaan pencari tenaga kerja dan penelusuran tamatan siswa SMK.

⮚ Menjaring informasi tentang pasar kerja melalui iklan di media massa,

internet, kunjunagn ke dunia usaha (industri) maupun kerjasama


dengan lembaga penyalur tenaga kerja dan Depnakertrans.

⮚ Membuat leaflet informasi dan pemasaran lulusan SMK yang dikirim

kedunia usaha/industri yang terkait Depnakertrans.

⮚ Penyaluran calon tenaga kerja lulusan SMK ke dunia usaha dan

industri.

⮚ Melakukan proses tindak lanjut hasil pengiriman dan penempatan

tenaga kerja melalui kegiatan penjajakan dan verifikasi.

⮚ Mengadakan program pelatihan ketrampilan tambahan/khusus bagi

siswa dan lulusan SMK disesuaikan dengan bidang keahlian yang


diperlukan.

⮚ Mengadakan program bimbingan menghadapi tahapan proses

penerimaan siswa dalam suatu pekerjaan (wawancara, psikotest).

⮚ Memberikan informasi kepada para ALUMNI ataupun para lulusan SMK

lain yang membutuhkan informasi tentang lowongan kerja.


3. Program kerjasama dengan pihak Disnaker dan DUDI
Studi kelayakan tentang peluang Bursa Kerja Khusus ( BKK ) SMK
Nasional Kayutanam dengan langkah-langkah mencari dan mendata dunia
usaha dan dunia industri baik lokal, nasional maupun internasional.

✔ Menyusun program kerja dan konsultasi


225
✔ Menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu menyiapkan peserta

didik yang sedang dalam proses pendidikan.

✔ Mencari informasi lowongan dan kunjungan ke Dunia Usaha/ Industri

✔ Pelayanan penempatan dan penyaluran

✔ Mengadakan kerjasama dengan Dunia Usaha / Industri baik mengenai

kontrak

✔ Kerjasama maupun dalam penyaluran tenaga kerja.

✔ Mengadakan evaluasi dan analisis hasil kegiatan.

4. Program pemasaran dan penelusuran tamatan (Tracer Study) melalui


BKK

✔ Mendata siswa maupun alumni

✔ Mengadakan dan menyiapkan pengembangan karir baik siswa maupun

alumni

✔ Mengadakan penelusuran tamatan.

✔ Mengadakan kontak/ komunikasi dengan alumi dan orang tua / wali

siswa

✔ mempersiapkan skill dan soft skill siswa/i untuk memasuki duni kerja.

226
227

Anda mungkin juga menyukai