TENTANG
PEDOMAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS
MEMUTUSKAN:
KEPALA PUSKESMAS
PEDOMAN
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya. Wilayah kerja PUSKESMAS RURUKAN meliputi
Kelurahan Cilodong dan Kelurahan Kalibaru di Kecamatan Cilodong
PUSKESMAS RURUKAN merupakan unit organisasi bersifat fungsional dan unit
layanan yang bekerja secara profesional. Puskesmas berkedudukan sebagai unit
Dpelaksana teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala dinas
Kesehatan Kota Depok, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hubungan kerja antara Dinas Kesehatan Kota Tomohon dengan PUSKESMAS
RURUKAN bersifat pembinaan. Pembinaan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota
Depok kepada PUSKESMAS RURUKAN sebagai unit pelaksana teknis yang memiliki
otonomi dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan daerah.
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas: Kepala Puskesmas, Kepala Tata
Usaha dan Penanggung Jawab. Puskesmas dipimpin oleh Kepala Puskesmas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepala Puskesmas sebagaimana
merupakan penanggung jawab atas seluruh penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas,
pembinaan kepegawaian di satuan kerjanya, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan
bangunan, prasarana, dan peralatan.
Kepala Tata Usaha memiliki tugas dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
administrasi perkantoran Puskesmas. Penanggung jawab paling sedikit terdiri atas:
1. Penanggung Jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
2. Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian, dan Laboratorium;
3. Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Puskesmas;
4. Penanggung Jawab Bangunan, Prasarana, dan Peralatan Puskesmas; dan
5. Penanggung Jawab Mutu.
Terkait pelaksanaan Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)
PUSKESMAS RURUKAN maka perlu disusun Pedoman Kepemimpinan dan
Manajemen Puskesmas (KMP) sebagai acuan Puskesmas dalam melakukan upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara berkesinambungan, sehingga dapat
dimonitoring dan dievaluasi secara efektif dan efisien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang :
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat;
b. Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu;
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
2. Tujuan khusus :
C. Sasaran
Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha, Seluruh Penanggung Jawab serta
Seluruh pegawai PUSKESMAS RURUKAN yang terlibat dalam kepemimpinan dan
manajemen Puskesmas.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas meliputi:
Kepala Puskesmas, Administrasi Manajemen, Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial,
Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan, Upaya Kesehatan Perorangan dan
Penunjang, Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasyankes, Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan (MFK), dan Mutu.
E. Batasan Operasional
1. Perencanaan;
2. Penggerakkan dan pelaksanaan;
3. Pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja; dan
4. Dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam manajemen Puskesmas.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A MANAJEMEN
2. Pelatihan Manajemen
Puskesmas Sesuai SK Jabatan Struktural
dari Walikota
3. Pelatihan / workshop /
peningkatan kemampuan
teknis di bidang administrasi
manajemen
2. Pengalaman kerja
dibidangnya minimal 1 tahun
5. Pelatihan / workshop /
peningkatan kemampuan
tekhnis di bidang barang
dan jasa
BPP BLUD
5. Minimal D3 semua jurusan
(pengeluaran)
Merujuk kepada
Pengolah Data dan
8. Minimal D3 semua jurusan PERMENKES Nomor 73
Informasi
Tahun 2013
Merujuk kepada
9. Pengemudi Ambulan Minimal SMA / SMK PERMENKES Nomor 73
Tahun 2013
Merujuk kepada
10
Petugas Keamanan Minimal SMA / SMK PERMENKES Nomor 73
.
Tahun 2013
Merujuk kepada
11 Pramubakti / Petugas
Minimal SMA / SMK PERMENKES Nomor 73
. Kebersihan
Tahun 2013
C PROFESI
1. Pendidikan S1 Profesi
Dokter
2. Memiliki STR
1. Pendidikan S1 Profesi
Dokter Gigi
2. Memiliki STR
4. Mengikuti pelatihan /
seminar / workshop / Bimtek
sesuai bidangnya dan
sesuai kebutuhan
1. Pendidikan Minimal D3
Farmasi
1. Pendidikan Minimal D3
Kebidanan
Permenkes Nomor 28 Tahun
2. Memiliki STR 2017 Tentang Izin dan
5. Bidan 3. Memiliki SIKB Penyelenggaraan Praktik
Bidan dan Peraturan
4. Mengikuti Pelatihan / Bimtek Pelaksanaan
/ seminar / workshop sesuai
bidang dan kebutuhan
1. Pendidikan Minimal D3
Keperawatan
Permenkes Nomor 26 Tahun
2. Memiliki STR 2019 Tentang Peraturan
6. Perawat 3. Memiliki SIKP Pelaksanaan UU No. 30
Tahun 2018 tentang
4. Mengikuti pelatihan / Keperawatan
Bimtek / seminar / workshop
sesuai kebutuhan
1. Pendidikan Minimal D3
Keperawatan
1. Pendidikan Minimal D3
Analis Kesehatan
3. Memiliki SIP
4. Mengikuti pelatihan /
Bimtek / seminar / workshop
sesuai kebutuhan
1. Pendidikan Minimal D3
Kesling
1. Pendidikan Minimal D3
Rekam Medik
1. Pendidikan Minimal S1
Kesehatan Masyarakat
2. Memiliki STR
12
Kesehatan Masyarakat 3. Mengikuti pelatihan /
.
Bimtek / seminar / workshop
sesuai kebutuhan
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksana Program 2. Mengikuti pelatihan /
2.
Promosi Kesehatan Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program promosi kesehatan
1. Pendidikan minimal D3
Pelaksana Program Kesehatan
3. Usaha Kesehatan 2. Mengikuti pelatihan /
Sekolah Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program usaha kesehatan
sekolah
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksana Program 2. Mengikuti pelatihan /
4. Bimtek / seminar / workshop
Kesehatan Lingkungan
di bidang pelayanan
program kesehatan
lingkungan
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksana Program KIA 2. Mengikuti pelatihan /
5.
KB Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program KIA KB
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
6. Pelaksana Program Gizi 2. Mengikuti pelatihan /
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Gizi
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksana Program P2 2. Mengikuti pelatihan /
7.
TB dan Kusta Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program TB dan Kusta
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksana Program P2 2. Mengikuti pelatihan /
8.
Surveilans Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Surveilans
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksana Program P2 2. Mengikuti pelatihan /
9.
DBD Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program DBD
1. Pendidikan minimal D3
10 Kesehatan
. Pelaksana Program 2. Mengikuti pelatihan /
Kecacingan Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Kecacingan
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
11 Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
. P2 Rabies Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Rabies
12 Pelaksanaan Program 1. Pendidikan minimal D3
. P2 ISPA Kesehatan
2. Mengikuti pelatihan /
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program ISPA
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
13 Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
. P2 Diare Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Diare
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
14 Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
. P2 Imunisasi Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Imunisasi
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
15
P2 Penyakit Tidak Bimtek / seminar / workshop
.
Menular di bidang pelayanan
program Penyakit Tidak
Menular
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
16
HIV / AIDS-Infeksi Bimtek / seminar / workshop
.
Menular Seksual di bidang pelayanan
program HIV / AIDS-infeksi
menular seksual
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
17 Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
. P2 Filariasis Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Filariasis
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
18
Perawatan Kesehatan Bimtek / seminar / workshop
.
Masyarakat di bidang pelayanan
program Perawatan
Kesehatan Masyarakat
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
19 Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
. Kesehatan Jiwa Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Kesehatan Jiwa
1. Pendidikan minimal D3
Pelaksanaan Program Kesehatan
20 2. Mengikuti pelatihan /
Usaha Kesehatan Gigi
. Bimtek / seminar / workshop
Sekolah (UKGS)
di bidang pelayanan
program UKGS
1. Pendidikan minimal D3
Pelaksanaan Program Kesehatan
21 2. Mengikuti pelatihan /
Usaha Kesehatan Gigi
. Bimtek / seminar / workshop
Masyarakat (UKGM)
di bidang pelayanan
program UKGM
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
22 Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
. Kesehatan Olahraga Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Kesehatan
Olahraga
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
23 Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
. Indera Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Kesehatan Indera
1. Pendidikan minimal D3
Pelaksanaan Program Kesehatan
24 Lanjut Usia 2. Mengikuti pelatihan /
. Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Lanjut Usia
1. Pendidikan minimal D3
Pelaksanaan Program Kesehatan
25 Kesehatan Kerja 2. Mengikuti pelatihan /
. Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Kesehatan Kerja
1. Pendidikan minimal D3
Pelaksanaan Program
Kesehatan
26 Pelayanan Kesehatan
2. Mengikuti pelatihan /
. Peduli Remaja
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program PKPR
1. Pendidikan minimal D3
Pelaksanaan Program Kesehatan
27 Kesehatan Tradisional 2. Mengikuti pelatihan /
. Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Kestrad
E PELAKSANA PELAYANAN KLINIS DAN PENUNJANG LAYANAN KLINIS
1. Pendidikan S1 Profesi
Koordinator ruangan Dokter
2. 2. Mengikuti pelatihan /
pemeriksaan umum
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan klinis
1. Pendidikan S1 Profesi
Koordinator ruangan Dokter Gigi
3. 2. Mengikuti pelatihan /
pemeriksaan gigi
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan klinis
1. Pendidikan minimal D3
Koordinator ruangan Kebidanan
4. 2. Mengikuti pelatihan /
pemeriksaan KIA/KB
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan klinis
1. Pendidikan Minimal D3
Kebidanan / D3
Koordinator ruangan Keperawatan
5.
pemeriksaan MTBS 2. Mengikuti pelatihan /
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan klinis
1. Pendidikan S1 Profesi
Koordinator ruangan Dokter
6. 2. Mengikuti pelatihan /
pemeriksaan Lansia
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan klinis
1. Pendidikan Minimal D3
Kebidanan / D3
Koordinator ruangan Keperawatan
7.
tindakan 2. Mengikuti pelatihan /
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan klinis
1. Pendidikan Minimal D3
Koordinator ruangan Kesehatan
8. 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
Konseling Terpadu
seminar/ workshop di bidang
pelayanan klinis
1. Pendidikan Minimal D3
Koordinator ruangan IMS Kebidanan/D3 Keperawatan
9. 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
dan VCT
seminar/ workshop di bidang
pelayanan klinis
1. Pendidikan Minimal D3
10 Koordinator ruangan Keperawatan
. Konseling TB Paru 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
seminar/ workshop di bidang
pelayanan klinis
1. Pendidikan Minimal D3
11 Koordinator ruangan Kesehatan
. Konseling sanitasi 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
seminar/ workshop di bidang
sanitasi
1. Pendidikan Minimal SMA
12 Pelaksana Pelayanan 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
. Pendaftaran seminar/ workshop di bidang
pendaftaran
1. Pendidikan Minimal D3
13 Pelaksana Pelayanan Perekam Medis
. Rekam Medis 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
seminar/ workshop di bidang
pelayanan klinis
1. Pendidikan Minimal D3
14 Pelaksana Pelayanan Tenaga Teknis Kefarmasian
. Farmasi 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
seminar/ workshop di bidang
kefarmasian
1. Pendidikan Minimal D3
15 Pelaksana Pelayanan ATLM
. Laboratorium 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
seminar/ workshop di bidang
laboratorium
1. Pendidikan Minimal SMA
16 Pelaksana Pelayanan 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
. Ambulans siaga seminar/ workshop di bidang
Bantuan Hidup Dasar (BHD)
B. Distribusi Ketenagaan
Waktu Pihak
No Tahapan Pelaksana Keluaran
Pelaksanaan Terkait
1. Evaluasi kinerja Desember Puskesmas Dinas Hasil Penilaian
Puskesmas tahun 2021 2021 Kesehatan Kinerja Puskesmas
melalui Penilaian Kinerja Kota Depok tahun 2021
Puskesmas.
2. Persiapan Penyusunan Desember 2021 Puskesmas Draft RPK tahun 2022.
Rencana Pelaksanaan
Kegiatan (RPK) tahun
2022 berdasarkan
Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) yang telah disetujui
dan dibandingkan dengan
hasil kinerja Puskesmas
tahun 2021
3. Analisa situasi dan Awal Januari Kelurahan Pemangku Hasil analisa situasi
pelaksanaan Survei 2022 kepentingan Hasil SMD dan
Mawas Diri (SMD), Tingkat MMK
Musyawarah Masyarakat Kelurahan Usulan kebutuhan
Kelurahan (MMK) sebagai pelayanan kesehatan
bahan penyusunan masyarakat keluraha n
RUK tahun 2023 dan sesuai harapan
Rencana Lima Tahunan rasional masyarakat
Periode 2021 s.d 2026 kelurahan
dengan pendekatan Top-
Down dan Bottom- Up.
4. Lokakarya Mini (Lokmin) Minggu Puskesmas 1. Kesiapan
Bulanan Kedua pelaksanaan kegiatan
Pertama Januari 2022 bulan Januari tahun
2022
Bahan Musrenbang
kelurahan tahun 2022
Draft RUK tahun
2023
Draft Rencana Lima
Tahunan
2021 s.d 2026
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
2. Perizinan Puskesmas
Setiap Puskesmas wajib memiliki izin operasional. Izin operasional
diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota setelah Puskesmas
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan,
kefarmasian, dan laboratorium klinik. Izin operasional berlaku untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan.
Perpanjangan izin operasional dilakukan dengan mengajukan permohonan
perpanjangan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum habis masa
berlakunya izin operasional.
3. Registrasi Puskesmas
Puskesmas yang telah mempunyai izin operasional selanjutnya wajib
melakukan registrasi. Registrasi dilakukan untuk memperoleh kode Puskesmas.
Registrasi diajukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada
Menteri Kesehatan setelah mendapat rekomendasi dari Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi, serta hasil pengisian formulir verifikasi dan penilaian
kelayakan registrasi Puskesmas.
4. Standar Bangunan
Persyaratan bangunan meliputi:
1 . Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja
serta persyaratan teknis bangunan;
2. Bangunan bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain; dan
3. Bangunan didirikan dengan memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan,
perlindungan keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi
pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus /
penyandang disabilitas, anak-anak, dan lanjut usia.
5. Standar Prasarana
Persyaratan prasarana paling sedikit terdiri atas:
1. sistem penghawaan (ventilasi);
2. sistem pencahayaan;
3. sistem air bersih, sanitasi, dan hygiene;
4. sistem kelistrikan;
5. sistem komunikasi;
6. sistem gas medik;
7. sistem proteksi petir;
8. sistem proteksi kebakaran;
9. sarana evakuasi;
10.sistem pengendalian kebisingan; dan
11.kendaraan puskesmas keliling, dapat dilengkapi dengan ambulans dan
kendaraan lainnya.
Jumlah dan jenis peralatan dapat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kebijakan, kebutuhan, kompetensi, dan
kewenangan tenaga kesehatan Puskesmas, serta ketentuan peraturan
perundang-undangan
C. Jenis Ruangan
Seluruh ruangan di PUSKESMAS RURUKAN mengikuti ketentuan Pada Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.
2. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktifitas dalam
bentuk tulisan di atas kertas, file komputer dan lain-lain .
Pelaporan adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu
dan hasilnya disampaikan kepada pihak yang terkait.
3. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah aktivitas untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara mengamati
perkembangan kegiatan tersebut. Kegiatan monitoring meliputi proses
pengumpulan dan analisis informasi dari penerapan suatu program termasuk
mengecek secara regular untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan
sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat/ditemui dapat diatasi.
Evaluasi adalah proses pengumpulan data, menganalisis informasi, efektivitas dan
dampak dari suatu tahap keseluruhan program, termasuk menilai pencapaian
program, mendeteksi dan menyelesaikan masalah serta merencanakan kegiatan
yang akan datang.
4. Lokakarya Mini Bulanan
Lokakarya Mini Bulanan adalah lokakarya penggalangan tim yangdiselenggarakan
tiap bulan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya rencana
kegiatan Puskemas (RPK),dengan pengarah Kepala Puskesmas dan dihadiri
seluruh Pegawai Puskesmas.
5. Lokakarya Tribulanan Lintas Sektor
Lokakarya Mini tribulanan adalah lokakarya yang dilakukan guna pemantauan
pelaksanaan kerjasama lintas sektoral.
B. Metode
1. Tahap Persiapan;
2. Tahap Pengumpulan Data Kinerja Puskesmas dan Analisa Data;
3. Tahap Perumusan Masalah;
4. Tahap Penyusunan Rencana Lima Tahunan;
5. Tahap Penyusunan Rencana Tahunan;
6. Monitoring dan Evaluasi;
7. Lokakarya Mini Bulanan; dan
8. Lokakarya Tribulanan Lintas Sektor.
C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
Tahap ini mempersiapkan pegawai Puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan Rencana Puskesmas (Rencana Lima Tahunan dan Rencana Tahunan)
agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan
tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan dengan cara:
a) Kepala Puskesmas membentuk Tim Manajemen Puskesmas yang
anggotanya terdiri dari Tim Pembina Wilayah, Tim Pembina Keluarga, Tim
Akreditasi Puskesmas dan Tim Sistem Informasi Puskesmas.
b) Kepala Puskesmas menjelaskan tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
kepada tim agar dapat memahami pedoman tersebut demi keberhasilan
penyusunan Rencana Puskesmas.
c) Dalam penyusunan Rencana Lima Tahunan, Tim mempelajari:
1. Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten / kota, yang
merupakan turunan dari Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan
provinsi dan Rencana Lima Tahunan Kementerian Kesehatan;
2. Standar Pelayanan Minimal tingkat kabupaten / kota;
3. Target yang disepakati bersama dinas kesehatan kabupaten/kota,
yang menjadi tanggungjawab Puskesmas;
4. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga;
5. Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan Keluarga; dan
6. NSPK lainnya yang dianggap perlu untuk diketahui oleh tim di dalam
penyusunan perencanaan Puskesmas.
Data yang sudah diperoleh kemudian diolah untuk menjamin keakuratan dan
kualitas data. Data yang sudah diolah kemudian dianalisa untuk mendapatkan suatu
rumusan atau kesimpulan, yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan, termasuk untuk dasar penyusunan perencanaan Puskesmas. Analisa
masalah juga harus dilaksanakan dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan
melalui Survei Mawas Diri (SMD). Pelaksanaan pengolahan dan analisa data di tingkat
Puskesmas dilakukan oleh Kepala Puskesmas bersama Tim Kecil Puskesmas.
Analisis data dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Data yang tersedia
diterjemahkan menjadi informasi (4W +1H) yang dapat difahami oleh semua pihak
yang akan terlibat dalam penyusunan perencanaan Puskesmas
Hasil analisis harus dapat menggambarkan:
1. Pencapaian status kesehatan masyarakat dan hasil kinerja Puskesmas;
2. Ketersediaan dan kemampuan sumberdaya Puskesmas;
3. Prediksi status kesehatan dan tingkat kinerja Puskesmas untuk periode
kedepan; dan
4. Identifikasi faktor yang mendukung kemungkinan terjadinya perubahan,
baik perubahan ke arah yang lebih baik dan perubahan ke arah yang buruk.
E. Perumusan Masalah
1. Identifikasi masalah
Dari hasil pengumpulan dan analisa data, diketahui pencapaian kinerja Puskesmas
dan diidentifikasi masalah yang ditemui. Untuk mempermudah dalam melakukan
identifikasi masalah, dapat dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang
dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan masalah yang
ditemukan.
2. Menetapkan urutan prioritas masalah
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengatasi masalah,
ketidaktersediaan teknologi yang memadai atau adanya keterkaitan satu masalah
dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas dengan jalan
kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat ditempuh dengan
menggunakan kriteria lain. Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat
mempergunakan berbagai macam metode seperti metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) dan sebagainya. Penggunaan alat atau metode diserahkan
pada masing masing Puskesmas.
3. Mencari akar penyebab masalah
Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya dicari akar
penyebab dari masalah tersebut. Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan data
di Puskesmas. Beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam mencari akar
penyebab masalah yaitu:
1) Diagram sebab akibat (Diagram Ishikawa) atau sering juga disebut diagram
tulang ikan;
2) Pohon Masalah (problem tree).
4. Menetapkan cara-cara pemecahan masalah
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan kesepakatan di
antara anggota tim dengan didahului brainstorming (curah pendapat). Bila tidak
terjadi kesepakatan dapat digunakan tabel cara pemecahan masalah.
Langkah-langkah:
1. Tetapkan suatu topik / masalah sejelas mungkin;
2. Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk memahami dan
memikirkannya;
3. Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah pendapat, misalnya
30- 45 menit;
4. Anggota tim menyampaikan ide;
5. Apabila terdapat beberapa anggota yang mendominasi, gunakan curah
pendapat terstruktur sehingga seluruh anggota mempunyai kesempatan
yang sama. Bila yang dipilih secara terstruktur, anggota yang tidak
menyampaikan pendapat pada gilirannya harus mengucapkan “Pass” dan
kesempatan diberikan pada anggota berikutnya;
6. Beri dorongan / rangsangan agar anggota berani
memberikan/mengajukan pendapat;
7. Selama brainstorming berjalan, tidak dibenarkan menanggapi pendapat
anggota yang sedang berbicara. Bila ini terjadi, pimpinan sidang harus
segera menegur;
8. Tuliskan setiap ide/gagasan tersebut pada flipchart sehingga dapat dilihat
oleh seluruh anggota;
9. Teruskan brainstorming sampai waktu yang telah ditetapkan habis;
10. Lakukan klarifikasi, hilangkan sesuatu yang menyimpang dari topik atau
duplikasi yang terjadi; dan
11. Buat list pendek yang berhubungan dengan topik yang dibahas.
2) Kesepakatan di antara anggota tim, berdasarkan hasil dari curah pendapat
(brainstorming). Hasil kesepakatan dipergunakan sebagai bahan perencanaan
Puskesmas.
3) Bila tidak terjadi kesepakatan, digunakan metode Tabel cara pemecahan
masalah sebagai berikut:
Contoh:
Alternatif Pemecahan
Prioritas Penyebab
No pemecahan masalah Ket
Masalah masalah
masalah terpilih
1
b) Tujuan Khusus
1. Diketahuinya hasil kegiatan Puskesmas bulan lalu.
2. Disampaikannya hasil rapat dari kabupaten / kota / kecamatan dan
berbagai kebijakan serta program.
3. Diketahuinya hambatan/masalah dalam pelaksanaa kegiatan bulan
lalu.
4. Dirumuskannya cara pemecahan masalah.
5. Disusunnya rencana pelaksanaan kegiatan bulan baru.
(2) Pelaksanaan
(a) Masukan:
Uraian tugas setiap pegawai Puskesmas;
Data capaian Puskesmas tahun sebelumnya;
Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
berkaitan dengan Puskesmas;
Informasi tentang tatacara penyusunan RPK tahunan dan
RPK bulanan Puskesmas.
(b) Proses
Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang
peran, tanggung jawab dan kewenangan setiap pegawai
Puskesmas;
Inventarisasi kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan
lapangan/daerah binaan;
Analisis beban kerja tiap pegawai;
Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggungjawab
daerah binaan (darbin);
(c) Luaran
Tersusunnya RPK tahunan berdasarkan prinsip keterpaduan
dan kesinambungan;
Tersusunnya RPK bulanan;
Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan RPK bulanan;
Matriks pembagian tugas dan darbin;
Bahan Musrenbangdes;
Draft RUK untuk tahun selanjutnya;
Draft Rencana Lima Tahunan (dalam siklus lima tahunan).
(d) Ketentuan penyelenggaraan
Pengarah: Kepala Puskesmas
Peserta: Seluruh pegawai Puskesmas, termasuk pegawai yang
bertugas di Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa.
Waktu: Waktu pelaksanaan lokakarya mini bulanan pertama
disesuaikan dengan jadwal sistem perencanaan pembangunan
daerah. Diharapkan lokakarya mini bulanan pertama
dilaksanakan sebelum pelaksanaan Musrenbangdes.
Acara : Pada dasarnya susunan acara lokakarya mini bulanan
pertama bersifat dinamis, dapat disusun sesuai dengan
kebutuhan, ketersediaan waktu dan kondisi Puskesmas
setempat.
Tempat: Diupayakan agar lokakarya mini dapat diselenggarakan
di Puskesmas.
(2) Penyelenggaraan
(a) Masukan:
Laporan hasil kegiatan bulan lalu;
Rencana awal pelaksanaan program/kegiatan bulan ini;
Informasi tentang hasil rapat dikabupaten/kota, informasi tentang
hasil rapat di kecamatan, informasi tentang kebijakan, program
dan konsep baru.
Hasil pelaksanaan audit internal dalam rangka pelaksanaan
akreditasi, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh tim
audit internal.
(b) Proses:
Melakukan analisis capaian kinerja bulanan Puskesmas dan
hasil pelaksanaan audit internal.
Memetakan masalah dan penyebab masalah yang dikaitkan
dengan kepatuhan terhadap standar operasional prosedur yang
telah disusun.
Menyusun rencana tindak lanjut berupa rencana kerja
pemecahan masalah berdasarkan daerah binaan yang
disesuaikan dengan RPK yang ada. Jika tindak lanjut yang
diputuskan tidak terakomodir oleh RPK maka kegiatannya
diinventarisir dan dikomunikasikan pada lokakarya tribulanan.
Pada periode tengah tahun, dapat dilakukan evaluasi tengah
tahun (midterm evaluation) kinerja Puskesmas dalam 6 (enam)
bulan pertama terhadap target yang ditetapkan, dan bila
memungkinkan, RPK semester selanjutnya dapat disesuaikan
dengan hasil evaluasi.
Pembahasan RUK untuk tahun selanjutnya, sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi terkini.
(c) Luaran
Rencana tindak lanjut yang berupa RPK bulan berikutnya;
Komitmen untuk melaksanakan RPK yang telah disusun;
Bahan yang akan disampaikan pada lokakarya mini tribulanan;
Rekomendasi pertemuan tinjauan manajemen.
(d) Ketentuan penyelenggaraan:
Pengarah: Kepala Puskesmas. Pada saat pembahasan hasil
audit internal pada pertemuan tinjauan manajemen, pimpinan
forum diserahkan kepada ketua tim audit internal.
a. Peserta:
i. Seluruh pegawai Puskesmas, termasuk pegawai yang
bertugas di Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan
Desa.
ii. Sesuai dengan kewenangan Puskesmas dalam
mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah
kerjanya, maka kegiatan lokakarya mini bulanan harus
melibatkan jejaring fasilitas pelayanan di wilayah kerja
Puskesmas. Melalui forum tersebut, Puskesmas dapat
menyampaikan hal-hal yang perlu didukung oleh jejaring
didalam menyelesaikan masalah kesehatan diwilayah
kerja Puskesmas dari hasil analisa data Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, atau
sebaliknya, bila terdapat masalah kondisi kesehatan
keluarga yang menjadi kepesertaan JKN di jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan yang perlu dilakukan
intervensi oleh Puskesmas. Sehubungan dengan hal
tersebut maka Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatannya dapat saling memberikan data
keluarga kepesertaan JKN yang membutuhkan
intervensi karena kepesertaan penduduk yang ada di
wilayah kerja Puskesmas dapat tercatat pada jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Waktu
Waktu pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin disesuaikan
dengan kondisi dan situasi Puskesmas. Waktu ideal adalah
minggu pertama atau waktu lain yang dianggap tepat.
Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa lokakarya mini
bulanan rutin dilaksanakan dengan melibatkan seluruh
pegawai Puskesmas, tanpa mengganggu aktivitas
pelayanan serta dapat tercapai tujuan
c. Acara
Pada dasarnya susunan acara lokakarya mini bulanan rutin
bersifat dinamis, dapat disusun sesuai dengan kebutuhan,
ketersediaan waktu dan kondisi Puskesmas setempat.
d. Tempat seperti lokakarya mini bulanan pertama.
b) Tujuan Khusus
i. Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral
masalah dan hambatan yang dihadapi.
ii. Diperolehnya dukungan lintas sektor dalam rencana
pelaksanaan kegiatan Puskesmas.
i. Masukan
(1)Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan
dukungan sektor terkait.
(2)Inventarisasi masalah/hambatan dari masing
masing sektor dalam pelaksanaan program kesehatan.
(3)Pemberian informasi baru.
ii. Proses
(1)Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program
kesehatan.
(2)Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-
masing sektor.
(3)Merumuskan cara menyelesaikan masalah.
(4)Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan
menyepakati kegiatan berikutnya.
iii. Luaran
(1)Rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas berikutnya
(2)Kesepakatan bersama untuk menjalankan rencana
(2)Puskesmas melaksanakan:
(a) Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam
bentuk yang mudah dipahami oleh sektor, antara lain
dalam bentuk PWS.
(b) Persiapan alat-alat tulis kantor.
(c) Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan
instruksi/ surat-surat yang berhubungan dengan peran
serta masyarakat yang berkaitan dengan sektor
kesehatan.
(d) Penugasan salah seorang staf untuk membuat notulen
lokakarya.
(e) Pembuatan surat-surat undangan lokakarya untuk
ditandatangani Camat.
ii. Peserta
Lokakarya mini tribulanan dipimpin oleh camat, adapun
peserta lokakarya mini tribulanan adalah sebagai berikut:
(1)Dinas kesehatan Kabupaten/ kota
(2)Tim Penggerak PKK Kecamatan/distrik
(3)Puskesmas diwilayah kecamatan/distrik
(4)Staf kecamatan antara lain sekretaris camat, unit lain yang
terkait.
(5)Lintas sektor di kecamatan antara lain pertanian, agama,
pendidikan, BKKBN, sosial (sesuai dengan lintas sektor
yang ada di kecamatan/distrik).
(6)Lembaga/Organisasi kemasyarakatan, antara lain Tim
Penggerak PKK kecamatan/distrik.
iii. Waktu
Lokakarya mini tribulanan yang pertama diselenggarakan
pada tribulan pertama tahun anggaran berjalan. Sedangkan
untuk selanjutnya dilaksanakan setiap tribulan. Adapun waktu
penyelenggaraan disesuaikan dengan kondisi setempat.
iv. Tempat
Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan adalah di
kecamatan atau di tempat lain yang dianggap sesuai.
v. Acara
Lokakarya ini diselenggarakan dalam waktu lebih kurang 4
jam. Secara umum jadwal acara lokakarya mini tribulanan
yang pertama adalah sebagai berikut:
Pembukaan oleh camat
Kemungkinan Puskesmas harus mempersiapkan bahan
sambutan camat.
Dinamika kelompok
Pada lokakarya mini tribulanan yang pertama, perlu
dilakukan dinamisasi atau bina suasana dalam rangka
menggalang tim agar termotivasi untuk saling membantu
kerjasama dalam program yang bermanfaat bagi
masyarakat di wilayah kecamatan.
Penyampaian kegiatan masing-masing sektor dalam
mengembangkan peran serta masyarakat, termasuk
dibidang kesehatan.
Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor. Setiap
perwakilan sektor menyampaikan apa saja bentuk peran
bantu untuk mendukung upaya kesehatan, apakah dalam
bentuk : keterlibatan tenaga, fasilitas (sarana, penggerakan/
pemberdayaan masyarakat, kegiatan yang dapat
diintegrasikan dll). Hasil inventarisasi sebaiknya dituliskan
dipapan tulis/kertas flipchart. Dapat digunakan matriks
berikut :
Kepala Puskesmas perlu menciptakan sistem pengawasan dan pengendalian mulai dari
struktur jenjang pengawasan dan pengendalian serta mekanismenya.
Untuk dapat melakukan penilaian kinerja, Puskesmas memiliki indikator dan target
capaian kinerja. Indikator dan target capaian kinerja tercantum dalam rencana lima
tahunan Puskesmas dan mengacu pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Indikator Kinerja Puskesmas terintegrasi dan mencerminkan
indikator keberhasilan pembangunan kesehatan secara nasional dan daerah.
Manajemen Logistik adalah suatu pengetahuan atau seni serta proses mengenai
perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan serta
penghapusan material. Tujuan dari manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap saat
dibutuhkan, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien.
Manajemen logistik PUSKESMAS RURUKAN adalah sebagai berikut :
A. Perencanaan Pelayanan Klinis
1. Perencanaan pelayanan klinis ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan
dalam bentuk diagnosis
2. Setiap petugas yang terkait dalam pelayanan klinis harus mengetahui kebijakan dan
prosedur penyusunan layanan klinis serta menerapkannya dalam penyusunan
rencana terapi
3. Petugas kesehatan dan atau tim kesehatan dalam melakukan perencanaan
pelayanan harus melibatkan pasien. Perencanaan layanan klinis yang disusun
untuk setiap pasien harus ada kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Penyusunannya
harus mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, spiritual dan tata nilai
budaya pasien. Rencana layanan yang disusun juga memuat pendidikan /
penyuluhan pasien
4. Dalam layanan klinis apabila memungkinkan dan tersedia, pasien/keluarga
diperbolehkan untuk memilih tenaga/profesi kesehatan
5. Rencana layanan tersebut didokumentasikan dalam rekam medis. Perubahan
layanan didasarkan atas perkembangan pasien dan didokumentasikan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
B. Indikator Mutu
Indikator mutu merupakan tolok ukur yang digunakan untuk mengevaluasi mutu pelayanan
kesehatan dengan menggunakan standar penilaian yang telah ditentukan.
Indikator mutu digunakan sebagai dasar dalam memantau upaya perbaikan dan
peningkatan mutu secara berkesinambungan di Puskesmas. Untuk menyusun indikator
mutu perlu diperhatikan hal-hal antara lain:
1. Ada kejelasan tujuan dan latar belakang dari tiap-tiap indikator, mengapa indikator
tersebut penting dan dapat menunjukkan tingkat kinerja organisas / bagian / unit
kerja
2. Kejelasan terminology / definisi operasional yang digunakan
3. Kapan pengumpulan data (kapan indikator harus di update), kapan harus dianalisis,
cara analisis, dan interpertasinya
4. Kejelasan numerator dan denominator
5. Dari mana data diperoleh (sistem informasi atau pelaporan untuk mendukung
perolehan data)
6. Target, kejelasan penentuan target dari indikator tersebut
Indikator mutu yang harus dipantau di Puskesmas dalam rangka upaya perbaikan dan
peningkatan mutu yang berkesinambungan terdiri dari:
1. Indikator Mutu Prioritas Tingkat Puskesmas (IMPP)
Indikator ini dirumuskan berdasarkan prioritas masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerja yang akan dilakukan perbaikan. Upaya perbaikannya harus
didukung KMP, UKM dan UKPP
2. Indikator mutu pelayanan Puskesmas:
a. Indikator Mutu Nasional
b. Indikator Mutu Prioritas Pelayanan Puskesmas
Indikator mutu masing-masing unit kerja/ pelayanan yang capaiannya tidak
tercapai/ potensial untuk di tingkatkan.
c. Indikator Sasaran Keselamatan Pengguna layanan (SKP)
Indikator Sasaran Keselamatan Pengguna layanan (SKP) untuk masing-
masing sasaran yang terdiri atas identifikasi pengguna layanan, komunikasi
efektif, pengelolaan obat dengan kewaspadaan tinggi, upaya untuk
memastikan benar pengguna layanan, benar prosedur, dan benar sisi pada
pengguna layanan yang menjalani tindakan medis, kebersihan tangan, dan
proses untuk mengurangi risiko jatuh
d. Indikator Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
Indikator mutu terkait dengan proses pencegahan dan pengendalian infeksi
dikaitkan dengan penerapan kewaspadaan isolasi meliputi: kajian risiko pada
pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan klinis, kebersihan tangan,
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Peralatan perawatan pengguna
layanan, pengelolaan linen, pengelolaan limbah infeksius dan benda tajam,
asuhan klinis yang berisiko infeksi, pengelolaan makanan secara higienis,
penyuntikkan yang aman, risiko infeksi pada saat pembongkaran, konstruksi
dan renovasi bangunan, penanganan outbreak infeksi, upaya pengendalian
infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan, kegiatan edukasi PPI, serta
perbaikan dan penggunaan anti mikroba secara bijak
Upaya ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada pelayanan
di FKTP, dengan mengenal dan memahami proses pelayanan maka diharapkan proses
pelayanan akan sesuai dengan standar. Upaya ini membutuhkan partisipasi seluruh
komponen dalam menganalisis dan meningkatkan proses pelayanan secara terus
menerus dengan memperbaiki proses yang digunakan.
BAB IX
PENUTUP