Anda di halaman 1dari 53

PEMERINTAH KOTA TOMOHON

DINAS KESEHATAN DAERAH


PUSKESMAS RURUKAN
email : pkm_rurukan2006@yahoo.com website: tomohon.go.id

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS RURUKAN


NOMOR: 445/PKM-R/III/23/04

TENTANG
PEDOMAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS

KEPALA PUSKESMAS RURUKAN,

Menimbang : a. bahwa diperlukan Penetapan Pedoman Kepemimpinan dan


Manajemen Puskesmas untuk menjadi acuan dalam
penyelenggaraan Puskesmas Rurukan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga evaluasi kegiatan ;

b. bahwa Pelaksanaan Kepemimpinan dan manajemen


Puskesmas diatur sesuai dengan regulasi yang berlaku;

c. Bahwa Kepemimpinan dan Manajemen Puskemas bermanfaat


dalam pengembangan program dan kegiatan puskesmas yang
terintegrasi untuk menunjang pelayanan puskesmas.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2003 tentang Pembentukan


Kabupaten Minahasa dan Kota Tomohon di Provinsi Sulawesi
Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4273);

2. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
3. Undang -Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);

4 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587 ), sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679 )

5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015


tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
6
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 Tentang
Puskesmas;

7 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang


akreditasi Puskesmas;

8 Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2016


tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan :

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PEDOMAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS

KESATU : Pedoman Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas Rurukan


masing masing dijabarkan dalam lampiran

KEDUA : Pedoman KMP selengkapnya merupakan bagian yang tidak


terpisahkan dari surat keputusan ini

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan didalamnya
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Tomohon

Pada Tanggal 04 Januari 2022

KEPALA PUSKESMAS

NANCY MONA ANSYELA KALIGIS

PEDOMAN

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS


PUSKESMAS RURUKAN

TAHUN 2023

Alamat :Jln. Kelurahan Rurukan Lingkungan 1 Kecamatan Tomohon Timur


email : pkm_rurukan2006@yahoo.com website; tomohon.go.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya. Wilayah kerja PUSKESMAS RURUKAN meliputi
Kelurahan Cilodong dan Kelurahan Kalibaru di Kecamatan Cilodong
PUSKESMAS RURUKAN merupakan unit organisasi bersifat fungsional dan unit
layanan yang bekerja secara profesional. Puskesmas berkedudukan sebagai unit
Dpelaksana teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala dinas
Kesehatan Kota Depok, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hubungan kerja antara Dinas Kesehatan Kota Tomohon dengan PUSKESMAS
RURUKAN bersifat pembinaan. Pembinaan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota
Depok kepada PUSKESMAS RURUKAN sebagai unit pelaksana teknis yang memiliki
otonomi dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan daerah.
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas: Kepala Puskesmas, Kepala Tata
Usaha dan Penanggung Jawab. Puskesmas dipimpin oleh Kepala Puskesmas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepala Puskesmas sebagaimana
merupakan penanggung jawab atas seluruh penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas,
pembinaan kepegawaian di satuan kerjanya, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan
bangunan, prasarana, dan peralatan.
Kepala Tata Usaha memiliki tugas dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
administrasi perkantoran Puskesmas. Penanggung jawab paling sedikit terdiri atas:
1. Penanggung Jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
2. Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian, dan Laboratorium;
3. Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Puskesmas;
4. Penanggung Jawab Bangunan, Prasarana, dan Peralatan Puskesmas; dan
5. Penanggung Jawab Mutu.
Terkait pelaksanaan Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)
PUSKESMAS RURUKAN maka perlu disusun Pedoman Kepemimpinan dan
Manajemen Puskesmas (KMP) sebagai acuan Puskesmas dalam melakukan upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara berkesinambungan, sehingga dapat
dimonitoring dan dievaluasi secara efektif dan efisien.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang :
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat;
b. Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu;
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.

2. Tujuan khusus :

Pedoman Kepemimpinan manajemen Puskesmas (KMP) harus menjadi acuan


bagi Puskesmas dalam :
a. Menyusun rencana 5 (lima) tahunan yang kemudian dirinci kedalam rencana
tahunan;
b. Menggerakan pelaksanaan upaya kesehatan secara efesien dan efektif;
c. melaksanakan pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja Puskesmas;
d. mengelola sumber daya secara efisien dan efektif; dan
e. menerapkan pola kepemimpinan yang tepat dalam menggerakkan, memotivasi,
dan membangun budaya kerja yang baik serta bertanggung jawab untuk
meningkatkan mutu dan kinerjanya.

C. Sasaran
Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha, Seluruh Penanggung Jawab serta
Seluruh pegawai PUSKESMAS RURUKAN yang terlibat dalam kepemimpinan dan
manajemen Puskesmas.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas meliputi:
Kepala Puskesmas, Administrasi Manajemen, Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial,
Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan, Upaya Kesehatan Perorangan dan
Penunjang, Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasyankes, Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan (MFK), dan Mutu.

E. Batasan Operasional
1. Perencanaan;
2. Penggerakkan dan pelaksanaan;
3. Pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja; dan
4. Dukungan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam manajemen Puskesmas.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Setiap jabatan yang ada dalam struktur organisasi Puskesmas perlu di tetapkan
standar kompetensinya. Standar kompetensi setiap pelaksana pelayanan kesehatan di
Puskesmas disusun berdasarkan kesepakatan bersama.
Adapun standar kompetensi yang disusun akan berubah sewaktu – waktu
disesuaikan dengan perkembangan regulasi yang ada dan kebijakan lainnya. Standar
kompetensi yang ditetapkan berupa standar kompetensi jabatan yang ada di struktur
organisasi Puskesmas dan standar kompetensi masing – masing profesi tenaga
kesehatan yang disesuaikan dengan regulasi yang menaunginya.

STANDAR KOMPETENSI PADA PUSKESMAS RURUKAN

Tabel 1. Kualifikasi Ketenagaan pegawai di PUSKESMAS RURUKAN

Jenis Tenaga Standar Kompetensi Keterangan

A MANAJEMEN

Ka. Sub. Bag Tata


1. 1. Pendidikan minimal S1
Usaha

2. Pelatihan Manajemen
Puskesmas Sesuai SK Jabatan Struktural
dari Walikota

3. Pelatihan / workshop /
peningkatan kemampuan
teknis di bidang administrasi
manajemen

B JABATAN FUNGSIONAL UMUM

1. Pengadministrasi umum 1. Minimal SLTA

2. Pengalaman kerja
dibidangnya minimal 1 tahun

3. Menguasai microsoft office


word, aplikasi dan internet
Merujuk kepada
4. Pelatihan / workshop /
PERMENKES Nomor 73
peningkatan kemampuan
Tahun 2013
teknis di bidang administrasi
manjemen

5. Pelatihan / workshop /
peningkatan kemampuan
tekhnis di bidang barang
dan jasa

Bendahara Minimal D3 semua jurusan


2.
( Penerimaan )

3. BPP APBD Minimal D3 semua jurusan

4. BPP DAK Minimal D3 semua jurusan

BPP BLUD
5. Minimal D3 semua jurusan
(pengeluaran)

Pengelola Administrasi Minimal D3 Akuntan / Manajemen Merujuk kepada


6. PERMENKES Nomor 73
Keuangan ( Akuntan ) Ekonomi
Tahun 2013
Merujuk kepada
Pengadministrasi Rekam
7. Minimal SMA / SMK Perkantoran PERMENKES Nomor 73
Medik
Tahun 2013

Merujuk kepada
Pengolah Data dan
8. Minimal D3 semua jurusan PERMENKES Nomor 73
Informasi
Tahun 2013

Merujuk kepada
9. Pengemudi Ambulan Minimal SMA / SMK PERMENKES Nomor 73
Tahun 2013

Merujuk kepada
10
Petugas Keamanan Minimal SMA / SMK PERMENKES Nomor 73
.
Tahun 2013

Merujuk kepada
11 Pramubakti / Petugas
Minimal SMA / SMK PERMENKES Nomor 73
. Kebersihan
Tahun 2013

C PROFESI

No Jenis Tenaga Standar Kompetensi Keterangan

1. Pendidikan S1 Profesi
Dokter

2. Memiliki STR

Dokter Umum/ Dokter 3. Memiliki SIP UU Nomor 29 Tahun 2004


1.
Layanan Primer 4. Mengikuti pelatihan / tentang Praktik Kedokteran
seminar / workshop sesuai
bidangnya dan sesuai
kebutuhan

1. Pendidikan S1 Profesi
Dokter Gigi

2. Memiliki STR

3. Memiliki SIP UU Nomor 29 Tahun 2004


2. Dokter Gigi
4. Mengikuti pelatihan / tentang Praktik Kedokteran
seminar / workshop sesuai
bidang keilmuan dan sesuai
kebutuhan

3. Apoteker 1. Pendidikan S1 Profesi Permenkes Nomor 31 Tahun


Apoteker 2016 Tentang Perubahan
2. Memiliki STR registrasi, Izin Praktik dan
Kerja Tenaga Kefarmasian
3. Memiliki SIPA

4. Mengikuti pelatihan /
seminar / workshop / Bimtek
sesuai bidangnya dan
sesuai kebutuhan
1. Pendidikan Minimal D3
Farmasi

2. Memiliki Ijazah D3 Farmasi Permenkes Nomor 31 Tahun


2016 Tentang Perubahan
4. Asisten Apoteker 3. Memiliki STR
registrasi, Izin Praktik dan
4. Memiliki SIP Kerja Tenaga Kefarmasian

5. Mengikuti Bimtek / workshop


/ seminar sesuai kebutuhan

1. Pendidikan Minimal D3
Kebidanan
Permenkes Nomor 28 Tahun
2. Memiliki STR 2017 Tentang Izin dan
5. Bidan 3. Memiliki SIKB Penyelenggaraan Praktik
Bidan dan Peraturan
4. Mengikuti Pelatihan / Bimtek Pelaksanaan
/ seminar / workshop sesuai
bidang dan kebutuhan

1. Pendidikan Minimal D3
Keperawatan
Permenkes Nomor 26 Tahun
2. Memiliki STR 2019 Tentang Peraturan
6. Perawat 3. Memiliki SIKP Pelaksanaan UU No. 30
Tahun 2018 tentang
4. Mengikuti pelatihan / Keperawatan
Bimtek / seminar / workshop
sesuai kebutuhan

1. Pendidikan Minimal D3
Keperawatan

2. Memiliki STR Permenkes Nomor 20 Tahun


2016 tentang Izin dan
7. Terapis Gigi dan Mulut 3. Memiliki SIKP penyelenggaraan praktik
terapis gigi dan mulut
4. Mengikuti pelatihan /
Bimtek / seminar / workshop
sesuai kebutuhan

1. Pendidikan Minimal D3
Analis Kesehatan

2. Memiliki STR Permenkes Nomor 42 Tahun


Ahli Teknologi
2015 Tentang Izin dan
8. Laboratorium Medik 3. Memiliki SIP Penyelenggaraan Praktik
(ATLM)
ATLM
4. Mengikuti pelatihan /
Bimtek / seminar / workshop
sesuai kebutuhan

9. Nutrisionis 1. Pendidikan Minimal D3 Permenkes Nomor 26 Tahun


kesehatan Gizi 2013 Tentang Pekerjaan dan
Praktik Tenaga Gizi
2. Memiliki STR

3. Memiliki SIP

4. Mengikuti pelatihan /
Bimtek / seminar / workshop
sesuai kebutuhan

1. Pendidikan Minimal D3
Kesling

2. Memiliki STR Permenkes No. 32 Tahun


10 2013 Tentang
Kesehatan Lingkungan 3. Memiliki SIP
. Penyelenggaraan Tenaga
4. Mengikuti pelatihan / Sanitarian
Bimtek / seminar / workshop
sesuai kebutuhan

1. Pendidikan Minimal D3
Rekam Medik

2. Memiliki STR Permenkes Nomor 269


11
Perekam Medik 3. Memiliki SIP Tahun 2018 Tentang Rekam
.
Medis
4. Mengikuti pelatihan /
Bimtek / seminar / workshop
sesuai kebutuhan

1. Pendidikan Minimal S1
Kesehatan Masyarakat

2. Memiliki STR
12
Kesehatan Masyarakat 3. Mengikuti pelatihan /
.
Bimtek / seminar / workshop
sesuai kebutuhan

D PELAKSANA PELAYANAN UKM

No Jenis Tenaga Standar Kompetensi Keterangan

1. Pendidikan minimal S1 Keputusan Kepala Dinas


Kesehatan Kesehatan Kota Depok
2. Pengalaman kerja di Nomor
1. PJ UKM Puskesmas minimal 1 tahun 061/0057/KPTS/Umum/I/2022
3. Mengikuti pelatihan / Tentang Struktur Organisasi
Bimtek / seminar / workshop UPTD Puskesmas Di Kota
dibidang pelayanan UKM Depok

1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksana Program 2. Mengikuti pelatihan /
2.
Promosi Kesehatan Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program promosi kesehatan
1. Pendidikan minimal D3
Pelaksana Program Kesehatan
3. Usaha Kesehatan 2. Mengikuti pelatihan /
Sekolah Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program usaha kesehatan
sekolah
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksana Program 2. Mengikuti pelatihan /
4. Bimtek / seminar / workshop
Kesehatan Lingkungan
di bidang pelayanan
program kesehatan
lingkungan
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksana Program KIA 2. Mengikuti pelatihan /
5.
KB Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program KIA KB
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
6. Pelaksana Program Gizi 2. Mengikuti pelatihan /
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Gizi
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksana Program P2 2. Mengikuti pelatihan /
7.
TB dan Kusta Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program TB dan Kusta
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksana Program P2 2. Mengikuti pelatihan /
8.
Surveilans Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Surveilans
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksana Program P2 2. Mengikuti pelatihan /
9.
DBD Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program DBD
1. Pendidikan minimal D3
10 Kesehatan
. Pelaksana Program 2. Mengikuti pelatihan /
Kecacingan Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Kecacingan
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
11 Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
. P2 Rabies Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Rabies
12 Pelaksanaan Program 1. Pendidikan minimal D3
. P2 ISPA Kesehatan
2. Mengikuti pelatihan /
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program ISPA
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
13 Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
. P2 Diare Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Diare
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
14 Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
. P2 Imunisasi Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Imunisasi
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
15
P2 Penyakit Tidak Bimtek / seminar / workshop
.
Menular di bidang pelayanan
program Penyakit Tidak
Menular
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
16
HIV / AIDS-Infeksi Bimtek / seminar / workshop
.
Menular Seksual di bidang pelayanan
program HIV / AIDS-infeksi
menular seksual
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
17 Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
. P2 Filariasis Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Filariasis
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
18
Perawatan Kesehatan Bimtek / seminar / workshop
.
Masyarakat di bidang pelayanan
program Perawatan
Kesehatan Masyarakat
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
19 Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
. Kesehatan Jiwa Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Kesehatan Jiwa
1. Pendidikan minimal D3
Pelaksanaan Program Kesehatan
20 2. Mengikuti pelatihan /
Usaha Kesehatan Gigi
. Bimtek / seminar / workshop
Sekolah (UKGS)
di bidang pelayanan
program UKGS
1. Pendidikan minimal D3
Pelaksanaan Program Kesehatan
21 2. Mengikuti pelatihan /
Usaha Kesehatan Gigi
. Bimtek / seminar / workshop
Masyarakat (UKGM)
di bidang pelayanan
program UKGM
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
22 Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
. Kesehatan Olahraga Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Kesehatan
Olahraga
1. Pendidikan minimal D3
Kesehatan
23 Pelaksanaan Program 2. Mengikuti pelatihan /
. Indera Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Kesehatan Indera
1. Pendidikan minimal D3
Pelaksanaan Program Kesehatan
24 Lanjut Usia 2. Mengikuti pelatihan /
. Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Lanjut Usia
1. Pendidikan minimal D3
Pelaksanaan Program Kesehatan
25 Kesehatan Kerja 2. Mengikuti pelatihan /
. Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Kesehatan Kerja
1. Pendidikan minimal D3
Pelaksanaan Program
Kesehatan
26 Pelayanan Kesehatan
2. Mengikuti pelatihan /
. Peduli Remaja
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program PKPR
1. Pendidikan minimal D3
Pelaksanaan Program Kesehatan
27 Kesehatan Tradisional 2. Mengikuti pelatihan /
. Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan
program Kestrad
E PELAKSANA PELAYANAN KLINIS DAN PENUNJANG LAYANAN KLINIS

No Jenis Tenaga Standar Kompetensi Keterangan

1. PJ UKP 1. Pendidikan minimal S1 Keputusan Kepala Dinas


Kesehatan Kesehatan Kota Depok
2. Pengalaman kerja di Nomor
puskesmas minimal 1 tahun 061/0057/KPTS/Umum/I/2022
3. Mengikuti pelatihan / Bimtek / Tentang Struktur Organisasi
seminar / workshop Di UPTD Puskesmas Di Kota
bidang pelayanan UKP
Depok

1. Pendidikan S1 Profesi
Koordinator ruangan Dokter
2. 2. Mengikuti pelatihan /
pemeriksaan umum
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan klinis
1. Pendidikan S1 Profesi
Koordinator ruangan Dokter Gigi
3. 2. Mengikuti pelatihan /
pemeriksaan gigi
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan klinis
1. Pendidikan minimal D3
Koordinator ruangan Kebidanan
4. 2. Mengikuti pelatihan /
pemeriksaan KIA/KB
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan klinis
1. Pendidikan Minimal D3
Kebidanan / D3
Koordinator ruangan Keperawatan
5.
pemeriksaan MTBS 2. Mengikuti pelatihan /
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan klinis
1. Pendidikan S1 Profesi
Koordinator ruangan Dokter
6. 2. Mengikuti pelatihan /
pemeriksaan Lansia
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan klinis
1. Pendidikan Minimal D3
Kebidanan / D3
Koordinator ruangan Keperawatan
7.
tindakan 2. Mengikuti pelatihan /
Bimtek / seminar / workshop
di bidang pelayanan klinis
1. Pendidikan Minimal D3
Koordinator ruangan Kesehatan
8. 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
Konseling Terpadu
seminar/ workshop di bidang
pelayanan klinis
1. Pendidikan Minimal D3
Koordinator ruangan IMS Kebidanan/D3 Keperawatan
9. 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
dan VCT
seminar/ workshop di bidang
pelayanan klinis
1. Pendidikan Minimal D3
10 Koordinator ruangan Keperawatan
. Konseling TB Paru 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
seminar/ workshop di bidang
pelayanan klinis
1. Pendidikan Minimal D3
11 Koordinator ruangan Kesehatan
. Konseling sanitasi 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
seminar/ workshop di bidang
sanitasi
1. Pendidikan Minimal SMA
12 Pelaksana Pelayanan 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
. Pendaftaran seminar/ workshop di bidang
pendaftaran
1. Pendidikan Minimal D3
13 Pelaksana Pelayanan Perekam Medis
. Rekam Medis 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
seminar/ workshop di bidang
pelayanan klinis
1. Pendidikan Minimal D3
14 Pelaksana Pelayanan Tenaga Teknis Kefarmasian
. Farmasi 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
seminar/ workshop di bidang
kefarmasian
1. Pendidikan Minimal D3
15 Pelaksana Pelayanan ATLM
. Laboratorium 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
seminar/ workshop di bidang
laboratorium
1. Pendidikan Minimal SMA
16 Pelaksana Pelayanan 2. Mengikuti pelatihan/ Bimtek /
. Ambulans siaga seminar/ workshop di bidang
Bantuan Hidup Dasar (BHD)

B. Distribusi Ketenagaan

Tabel 2. Distribusi Ketenagaan di PUSKESMAS RURUKAN


NO JENIS TENAGA KOMPETENSI
1. Kepala Puskesmas Dokter Madya
2. Kepala Tata Usaha Bidan Ahli Madya
Bidan Pelaksana
3. Bendahara BLUD
Lanjutan
4. Bendahara Pengeluaran Pembantu PKM Ahli Pertama
Perawat Ahli
5. Penanggung Jawab UKM Essensial
Madya
Penanggung Jawab UKM
6. Bidan Penyelia
Pengembangan
Penanggung Jawab Upaya Kesehatan
7. Perorangan dan Penunjang, Dokter Gigi Madya
Kefarmasian dan Laboratorium
Penanggung Jawab Jaringan
8. Bidan Penyelia
Pelayanan dan Jejaring Puskesmas
Nutrisionis
Penanggung Jawab Bangunan,
9. Pelaksana
Prasarana dan Peralatan Puskesmas
Lanjutan
10. Penanggung Jawab Mutu Dokter Madya
Koordinator Administrasi Umum dan
11. Bidan Ahli Muda
Kepegawaian
12. Koordinator Keuangan Bidan Ahli Muda
Koordinator Sistem Informasi Bidan Ahli Muda
13.
Puskesmas (SIP)
Koordinator Program Promosi
14. PKM Ahli Pertama
Kesehatan
Koordinator Program Kesehatan
15. Sanitarian Penyelia
Lingkungan
Nutrisionis
16. Koordinator Program Gizi Pelaksana
Lanjutan
Koordinator Program Kesehatan
17. Bidan Penyelia
Keluarga
Koordinator Program Pengendalian dan
18. Perawat Penyelia
Pencegahan Penyakit
Koordinator Pelayanan Keperawatan
19. Perawat Pelaksana
Kesehatan Masyarakat
Koordinator Upaya Kesehatan Gigi dan
20. Terapis Gigi Mulut
Mulut Masyarakat
Koordinator Kesehatan Tradisional
21. Perawat Pelaksana
Komplementer
Koordinator Pelayanan Kesehatan
22. Dokter Pelaksana
Kerja
Koordinator Pelayanan Kesehatan
23. Bidan Penyelia
Lansia
24. Koordinator Pelayanan Umum Dokter Madya
25. Koordinator Pelayanan Gawat Darurat Dokter Madya
26. Koordinator Pelayanan Kefarmasian Apoteker Muda
Pranata Lab Kes
27. Koordinator Pelayanan Laboratorium
Pertama
Nutrisionis
28. Koordinator Pelayanan Konseling Pelaksana
Lanjutan
Bidan Penyelia

29. Bidan Pembina Wilayah Kelurahan


Bidan Pelaksana
Lanjutan
Koordinator Jejaring Fasilitas Pelayan Bidan Penyelia
30.
Kesehatan
Nutrisionis
31. Koordinator MFK Pelaksana
Lanjutan
C. Struktur Organisasi Puskemas Rurukan
D. Jadwal Kegiatan Siklus Tahun 2021, 2022 dan 2023

Waktu Pihak
No Tahapan Pelaksana Keluaran
Pelaksanaan Terkait
1. Evaluasi kinerja Desember Puskesmas Dinas Hasil Penilaian
Puskesmas tahun 2021 2021 Kesehatan Kinerja Puskesmas
melalui Penilaian Kinerja Kota Depok tahun 2021
Puskesmas.
2. Persiapan Penyusunan Desember 2021 Puskesmas Draft RPK tahun 2022.
Rencana Pelaksanaan
Kegiatan (RPK) tahun
2022 berdasarkan
Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) yang telah disetujui
dan dibandingkan dengan
hasil kinerja Puskesmas
tahun 2021
3. Analisa situasi dan Awal Januari Kelurahan Pemangku  Hasil analisa situasi
pelaksanaan Survei 2022 kepentingan  Hasil SMD dan
Mawas Diri (SMD), Tingkat MMK
Musyawarah Masyarakat Kelurahan  Usulan kebutuhan
Kelurahan (MMK) sebagai pelayanan kesehatan
bahan penyusunan masyarakat keluraha n
RUK tahun 2023 dan sesuai harapan
Rencana Lima Tahunan rasional masyarakat
Periode 2021 s.d 2026 kelurahan
dengan pendekatan Top-
Down dan Bottom- Up.
4. Lokakarya Mini (Lokmin) Minggu Puskesmas 1. Kesiapan
Bulanan Kedua pelaksanaan kegiatan
Pertama Januari 2022 bulan Januari tahun
2022
 Bahan Musrenbang
kelurahan tahun 2022
 Draft RUK tahun
2023
 Draft Rencana Lima
Tahunan
2021 s.d 2026

5. Musyawarah Perencanaan Minggu keempat Kelurahan Pemangku  Penyesuaian draft


Pembangunan Kelurahan Januari 2022 kepentingan RUK tahun 2023
(Musrenbang kelurahan) Tingkat dengan hasil
Kelurahan Musrenbang
kelurahan.
 Penyesuaian draft
Rencana Lima
Tahunan 2021 s.d
2026 dengan hasil
Musrenbang
kelurahan

6. Lokmin Bulanan Kedua Awal Minggu Puskesmas  Kesiapan


pertama Februari pelaksanaan kegiatan
2022 bulan Februari tahun
2022
 Bahan Lokmin
Triwulan Pertama

7. Lokmin Triwulan Pertama Akhir Minggu Puskesmas Lintas Bahan Musrenbang


Pertama Februari Sektor kecamatan bidang
2022 terkait dan kesehatan
tokoh
masyarakat
di
Kecamatan

8. Musyawarah Perencanaan Minggu kedua Kecamatan Pemangku  Penyesuaian draft


Pembangunan Kecamatan Februari 2022 kepentingan RUK tahun 2023
(Musrenbang kecamatan) Tingkat dengan hasil
Kecamatan Musrenbang
kecamatan
 Penyesuaian draft
Rencana Lima
Tahunan 2021 s.d
2026 dengan hasil
Musrenbang
kecamatan

9. Musrenbang kota Maret 2022 Kota Pemangku  Penyesuaian Draft


kepentingan RUK tahun 2023
Tingkat kota dengan hasil
Musrenbang kota
 Penyesuaian draft
Rencana Lima
Tahunan 2021 s.d
2026 dengan hasil
Musrenbang kota.

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang

B. Standar Fasilitas

1. Lokasi Puskesmas Persyaratan lokasi meliputi:


a. Geografis;
b. Aksesibilitas untuk jalur transportasi;
c. Kontur tanah;
d. Fasilitas parkir;
e. Fasilitas keamanan;
f. Ketersediaan utilitas publik;
g. Pengelolaan kesehatan lingkungan;
h. Tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara; dan
i. Tegangan Tinggi dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Perizinan Puskesmas
Setiap Puskesmas wajib memiliki izin operasional. Izin operasional
diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota setelah Puskesmas
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan,
kefarmasian, dan laboratorium klinik. Izin operasional berlaku untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan.
Perpanjangan izin operasional dilakukan dengan mengajukan permohonan
perpanjangan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum habis masa
berlakunya izin operasional.

3. Registrasi Puskesmas
Puskesmas yang telah mempunyai izin operasional selanjutnya wajib
melakukan registrasi. Registrasi dilakukan untuk memperoleh kode Puskesmas.
Registrasi diajukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada
Menteri Kesehatan setelah mendapat rekomendasi dari Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi, serta hasil pengisian formulir verifikasi dan penilaian
kelayakan registrasi Puskesmas.

4. Standar Bangunan
Persyaratan bangunan meliputi:
1 . Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja
serta persyaratan teknis bangunan;
2. Bangunan bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain; dan
3. Bangunan didirikan dengan memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan,
perlindungan keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi
pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus /
penyandang disabilitas, anak-anak, dan lanjut usia.

Selain memiliki bangunan yang memenuhi persyaratan di atas, setiap


Puskesmas memiliki bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan dan bangunan
lainnya sesuai dengan kebutuhan, serta didirikan dengan mempertimbangkan
aksesibilitas Tenaga Kesehatan dalam memberikan pelayanan.

5. Standar Prasarana
Persyaratan prasarana paling sedikit terdiri atas:
1. sistem penghawaan (ventilasi);
2. sistem pencahayaan;
3. sistem air bersih, sanitasi, dan hygiene;
4. sistem kelistrikan;
5. sistem komunikasi;
6. sistem gas medik;
7. sistem proteksi petir;
8. sistem proteksi kebakaran;
9. sarana evakuasi;
10.sistem pengendalian kebisingan; dan
11.kendaraan puskesmas keliling, dapat dilengkapi dengan ambulans dan
kendaraan lainnya.

6. Standar Peralatan Kesehatan


Persyaratan peralatan meliputi:
1. Jumlah dan jenis peralatan sesuai kebutuhan pelayanan;
2. Kelengkapan izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
3. Standar mutu, keamanan, dan keselamatan; dan
4. Diiuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi
yang berwenang.

Jumlah dan jenis peralatan dapat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kebijakan, kebutuhan, kompetensi, dan
kewenangan tenaga kesehatan Puskesmas, serta ketentuan peraturan
perundang-undangan

C. Jenis Ruangan
Seluruh ruangan di PUSKESMAS RURUKAN mengikuti ketentuan Pada Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.
2. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktifitas dalam
bentuk tulisan di atas kertas, file komputer dan lain-lain .
Pelaporan adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu
dan hasilnya disampaikan kepada pihak yang terkait.
3. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah aktivitas untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara mengamati
perkembangan kegiatan tersebut. Kegiatan monitoring meliputi proses
pengumpulan dan analisis informasi dari penerapan suatu program termasuk
mengecek secara regular untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan
sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat/ditemui dapat diatasi.
Evaluasi adalah proses pengumpulan data, menganalisis informasi, efektivitas dan
dampak dari suatu tahap keseluruhan program, termasuk menilai pencapaian
program, mendeteksi dan menyelesaikan masalah serta merencanakan kegiatan
yang akan datang.
4. Lokakarya Mini Bulanan
Lokakarya Mini Bulanan adalah lokakarya penggalangan tim yangdiselenggarakan
tiap bulan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya rencana
kegiatan Puskemas (RPK),dengan pengarah Kepala Puskesmas dan dihadiri
seluruh Pegawai Puskesmas.
5. Lokakarya Tribulanan Lintas Sektor
Lokakarya Mini tribulanan adalah lokakarya yang dilakukan guna pemantauan
pelaksanaan kerjasama lintas sektoral.

B. Metode
1. Tahap Persiapan;
2. Tahap Pengumpulan Data Kinerja Puskesmas dan Analisa Data;
3. Tahap Perumusan Masalah;
4. Tahap Penyusunan Rencana Lima Tahunan;
5. Tahap Penyusunan Rencana Tahunan;
6. Monitoring dan Evaluasi;
7. Lokakarya Mini Bulanan; dan
8. Lokakarya Tribulanan Lintas Sektor.

C. Langkah Kegiatan

1. Persiapan
Tahap ini mempersiapkan pegawai Puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan Rencana Puskesmas (Rencana Lima Tahunan dan Rencana Tahunan)
agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan
tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan dengan cara:
a) Kepala Puskesmas membentuk Tim Manajemen Puskesmas yang
anggotanya terdiri dari Tim Pembina Wilayah, Tim Pembina Keluarga, Tim
Akreditasi Puskesmas dan Tim Sistem Informasi Puskesmas.
b) Kepala Puskesmas menjelaskan tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
kepada tim agar dapat memahami pedoman tersebut demi keberhasilan
penyusunan Rencana Puskesmas.
c) Dalam penyusunan Rencana Lima Tahunan, Tim mempelajari:
1. Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten / kota, yang
merupakan turunan dari Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan
provinsi dan Rencana Lima Tahunan Kementerian Kesehatan;
2. Standar Pelayanan Minimal tingkat kabupaten / kota;
3. Target yang disepakati bersama dinas kesehatan kabupaten/kota,
yang menjadi tanggungjawab Puskesmas;
4. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga;
5. Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan Keluarga; dan
6. NSPK lainnya yang dianggap perlu untuk diketahui oleh tim di dalam
penyusunan perencanaan Puskesmas.

Adapun dokumen yang perlu disiapkan untuk penyusunan perencanaan adalah:


a) Rencana Lima Tahunan antara lain
1. Kebijakan dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan Dinas
Kesehatan;
2. Data dan informasi hasil kinerja 4 tahun sebelumnya (N-5 sd N-2,
N=tahun pertama rencana 5 tahunan) dengan hasil analisis
kecenderungan permasalahan kesehatan;
3. Daftar Identifikasi isu dan permasalahan pelayanan kesehatan dan
administrasi manajemen berdasarkan hasil analisis data;
4. Identifikasi kebutuhan, harapan dan potensi masyarakat;
5. Ketersediaan dan kebutuhan sumberdaya dan pengelolaannya;
6. Tingkat mutu dan harapan peningkatan mutu;
7. Prediksi situasi dan kondisi masyarakat serta antisipasi perkembangan
zaman dan teknologi;
8. Target capaian kinerja 5 tahun ke depan; dan
9. Dokumen lain yang relevan.

b) Rencana tahunan Puskesmas


1. Kebijakan dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dan Dinas
Kesehatan;
2. Data Puskesmas meliputi : Data PIS PK, Data Penilaian Kinerja
Puskesmas, Data Hasil SPM dan data lainnya;
3. Data dan informasi hasil kinerja 1 tahun (N-2, N = tahun perencanaan
tahunan) sebelumnya dengan hasil analisis kecenderungan
permasalahan kesehatan;
4. Daftar Identifikasi isu dan permasalahan pelayanan kesehatan dan
administrasi manajemen berdasarkan hasil analisis data;
5. Identifikasi kebutuhan, harapan dan potensi masyarakat;
6. Ketersediaan dan kebutuhan sumberdaya dan pengelolaannya;
7. Tingkat mutu dan harapan peningkatan mutu;
8. Target capaian kinerja 1 tahun ke depan; dan
9. Dokumen lainnya yang relevan.

D. Pengumpulan Data Kinerja Puskesmas dan Analisa Data


Dalam penyusunan Rencana Lima Tahunan, Puskesmas mengumpulkan dan
mempelajari data kinerja dan gambaran status kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas dalam 4 tahun kebelakang yang dimulai dari tahun N-5 sampai dengan
tahun N-2 untuk setiap desa / kelurahan. Tahun N menunjukkan tahun yang akan
disusun, sehingga sebagai contoh untuk menyusun Rencana Lima Tahunan periode
tahun 2022 s.d 2021 maka data kinerja akhir tahun yang dikumpulkan dan dipelajari
adalah data tahun 2012 s.d 2020.

Sedangkan untuk penyusunan Rencana Tahunan, Puskesmas mengumpulkan


dan mempelajari data kinerja dan gambaran status kesehatan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas di tahun N-2 untuk setiap desa/kelurahan. Tahun N menunjukkan
tahun yang akan disusun, sehingga sebagai contoh untuk menyusun Rencana Tahun
2022 maka data kinerja yang dikumpulkan dan dianalisis adalah data tahun 2020.

Sumber utama data kinerja Puskesmas adalah catatan hasil kegiatan


Puskesmas yang terekam dalam Sistem Informasi Puskesmas (SIP), data Profil
Kesehatan Keluarga, catatan hasil kegiatan inovatif, maupun hasil pengumpulan data
lainnya seperti hasil survei kepuasan pelanggan untuk menilai mutu pelayanan
Puskesmas.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format yang telah disepakati
dalam Sistem Informasi Puskesmas. Pengumpulan data dilakukan secara rutin oleh
petugas atau pengelola program yang bersangkutan. Data yang diperoleh diperbaharui
setiap bulan, sehingga pada akhir tahun diperoleh data yang baru.

Data yang sudah diperoleh kemudian diolah untuk menjamin keakuratan dan
kualitas data. Data yang sudah diolah kemudian dianalisa untuk mendapatkan suatu
rumusan atau kesimpulan, yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan, termasuk untuk dasar penyusunan perencanaan Puskesmas. Analisa
masalah juga harus dilaksanakan dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan
melalui Survei Mawas Diri (SMD). Pelaksanaan pengolahan dan analisa data di tingkat
Puskesmas dilakukan oleh Kepala Puskesmas bersama Tim Kecil Puskesmas.

Analisis data dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Data yang tersedia
diterjemahkan menjadi informasi (4W +1H) yang dapat difahami oleh semua pihak
yang akan terlibat dalam penyusunan perencanaan Puskesmas
Hasil analisis harus dapat menggambarkan:
1. Pencapaian status kesehatan masyarakat dan hasil kinerja Puskesmas;
2. Ketersediaan dan kemampuan sumberdaya Puskesmas;
3. Prediksi status kesehatan dan tingkat kinerja Puskesmas untuk periode
kedepan; dan
4. Identifikasi faktor yang mendukung kemungkinan terjadinya perubahan,
baik perubahan ke arah yang lebih baik dan perubahan ke arah yang buruk.

E. Perumusan Masalah
1. Identifikasi masalah
Dari hasil pengumpulan dan analisa data, diketahui pencapaian kinerja Puskesmas
dan diidentifikasi masalah yang ditemui. Untuk mempermudah dalam melakukan
identifikasi masalah, dapat dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang
dikelompokkan menurut jenis upaya, target, pencapaian, dan masalah yang
ditemukan.
2. Menetapkan urutan prioritas masalah
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengatasi masalah,
ketidaktersediaan teknologi yang memadai atau adanya keterkaitan satu masalah
dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas dengan jalan
kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat ditempuh dengan
menggunakan kriteria lain. Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat
mempergunakan berbagai macam metode seperti metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) dan sebagainya. Penggunaan alat atau metode diserahkan
pada masing masing Puskesmas.
3. Mencari akar penyebab masalah
Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya dicari akar
penyebab dari masalah tersebut. Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan data
di Puskesmas. Beberapa metode yang dapat dipergunakan dalam mencari akar
penyebab masalah yaitu:
1) Diagram sebab akibat (Diagram Ishikawa) atau sering juga disebut diagram
tulang ikan;
2) Pohon Masalah (problem tree).
4. Menetapkan cara-cara pemecahan masalah
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan kesepakatan di
antara anggota tim dengan didahului brainstorming (curah pendapat). Bila tidak
terjadi kesepakatan dapat digunakan tabel cara pemecahan masalah.

Langkah-langkah pemecahan masalah sebagai berikut:


1) Brainstorming (curah pendapat).
Dilaksanakan untuk membangkitkan ide / gagasan / pendapat tentang suatu
topik atau masalah tertentu dari setiap anggota tim dalam periode waktu yang
singkat dan bebas dari kritik.

Langkah-langkah:
1. Tetapkan suatu topik / masalah sejelas mungkin;
2. Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk memahami dan
memikirkannya;
3. Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah pendapat, misalnya
30- 45 menit;
4. Anggota tim menyampaikan ide;
5. Apabila terdapat beberapa anggota yang mendominasi, gunakan curah
pendapat terstruktur sehingga seluruh anggota mempunyai kesempatan
yang sama. Bila yang dipilih secara terstruktur, anggota yang tidak
menyampaikan pendapat pada gilirannya harus mengucapkan “Pass” dan
kesempatan diberikan pada anggota berikutnya;
6. Beri dorongan / rangsangan agar anggota berani
memberikan/mengajukan pendapat;
7. Selama brainstorming berjalan, tidak dibenarkan menanggapi pendapat
anggota yang sedang berbicara. Bila ini terjadi, pimpinan sidang harus
segera menegur;
8. Tuliskan setiap ide/gagasan tersebut pada flipchart sehingga dapat dilihat
oleh seluruh anggota;
9. Teruskan brainstorming sampai waktu yang telah ditetapkan habis;
10. Lakukan klarifikasi, hilangkan sesuatu yang menyimpang dari topik atau
duplikasi yang terjadi; dan
11. Buat list pendek yang berhubungan dengan topik yang dibahas.
2) Kesepakatan di antara anggota tim, berdasarkan hasil dari curah pendapat
(brainstorming). Hasil kesepakatan dipergunakan sebagai bahan perencanaan
Puskesmas.
3) Bila tidak terjadi kesepakatan, digunakan metode Tabel cara pemecahan
masalah sebagai berikut:

Contoh:

Tabel Cara Pemecahan Masalah

Alternatif Pemecahan
Prioritas Penyebab
No pemecahan masalah Ket
Masalah masalah
masalah terpilih
1

F. Penyusunan Rencana Lima Tahunan


Berdasarkan kesepakatan cara pemecahan masalah dapat dikembangkan
program kegiatan dan ditentukan target yang akan dicapai. Pengawasan dan
pengendalian untuk pencapaian target Rencana Lima Tahunan dilakukan setiap tahun,
dan pada tengah periode lima tahunan dilakukan evaluasi periode tengah lima tahun
(Midterm evaluation), untuk menyesuaikan target akhir Rencana Lima Tahunan. Hal ini
perlu dilakukan untuk mengakomodir perubahan kebijakan ataupun kebijakan yang
baru, hasil analisis trend pencapaian program, kemungkinan penambahan sumberdaya
dan kemungkinan masalah kesehatan yang baru. Rincian pelaksanaan kegiatan dalam
mencapai target prioritas yang telah ditetapkan pada perencanaan lima tahunan akan
disusun dalam perencanaan tahunan Puskesmas.

G. Penyusunan Rencana Tahunan


Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Pengusulan rencana usulan kegiatan
meliputi:
1. Kegiatan tahunan yang akan datang yang meliputi kegiatan rutin,
sarana/prasarana, operasional, dan program hasil analisa masalah.
2. Kebutuhan sumberdaya berdasarkan ketersediaan yang ada pada tahun
sekarang
3. Rekapitulasi rencana usulan kegiatan dan sumberdaya yang dibutuhkan ke
dalam format RUK Puskesmas. RUK disusun dalam bentuk matriks, dengan
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global,
nasional, maupun daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari
kajian data dan informasi yang tersedia di Puskesmas.
H. Penggerakan dan Pelaksanaan
a. Lokakarya Mini Bulanan
1) Tujuan Lokakarya Mini Bulanan
a) Tujuan Umum
Terselenggaranya lokakarya mini bulanan dalam rangka pemantauan hasil
kerja petugas Puskesmas dengan cara membandingkan rencana pelaksanaan
kegiatan bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan
membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya
serta tersusunnya rencana pelaksanaan kegiatan bulan berikutnya.

b) Tujuan Khusus
1. Diketahuinya hasil kegiatan Puskesmas bulan lalu.
2. Disampaikannya hasil rapat dari kabupaten / kota / kecamatan dan
berbagai kebijakan serta program.
3. Diketahuinya hambatan/masalah dalam pelaksanaa kegiatan bulan
lalu.
4. Dirumuskannya cara pemecahan masalah.
5. Disusunnya rencana pelaksanaan kegiatan bulan baru.

2) Tahapan Lokakarya Mini Bulanan


Ada 2 tahapan lokakarya mini bulanan yaitu:
a) Lokakarya Mini Bulanan Yang Pertama
i. Pengertian dan tujuan
Lokakarya Mini Bulanan yang pertama merupakan Lokakarya
penggalangan tim diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk
dapat terlaksananya rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas (RPK).
Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penentuan penanggung jawab
dan pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh
program kerja dan wilayah kerja Puskesmas dilakukan pembagian habis
kepada seluruh petugas Puskesmas, dengan mempertimbangkan
kemampuan yang dimilikinya.

ii. Langkah-langkah dan ketentuan penyelenggaraan lokakarya mini


bulanan yang pertama adalah sebagai berikut :
(1) Persiapan
(a) Kepala Puskesmas mempersiapkan:
 Bahan umpan balik hasil kinerja sekaligus dengan hasil
analisanya;
 Informasi kebijakan baru dan atau program baru yang harus
dilaksanakan di Puskesmas;
 Tata cara penyusunan RPK tahunan;
 Tata cara penyusunan Rencana Lima Tahunan dan RUK;
 Penjabaran uraian peran, tugas dan tanggungjawab dari semua
petugas Puskesmas, berdasarkan hasil analisa beban kerjanya.

(b) Pelaksana dan penanggungjawab program / kegiatan menyiapkan :


 Laporan kinerja Puskesmas tahun lalu;
 Bahan penyusunan RUK tahun yang akan datang dan
Rencana Lima Tahunan;
 Usulan kegiatan untuk perbaikan / peningkatan kinerja
Puskesmas;
 RPK bulanan setiap program / kegiatan.
(c) Kepala subbag tata usaha mempersiapkan:
 Usulan kebutuhan sumberdaya yang diperlukan Puskesmas;
 Surat undangan, dengan kejelasan tempat penyelenggaraan,
hari, tanggal dan jam, serta acara;
 Tempat pelaksanaan;
 Alat tulis dan perlengkapan yang dibutuhkan (white board, spidol,
kertas lembar balik, laptop/komputer, proyektor/infocus dan atau
bahan lain yang dianggap perlu untuk pelaksanaan forum);
 Buku catatan/notulen rapat dinas kesehatan dan rapat lintas
sektor kecamatan;
 Petugas yang bertanggungjawab dalam mengorganisir
penyelenggaraan lokakarya mini.

(2) Pelaksanaan
(a) Masukan:
 Uraian tugas setiap pegawai Puskesmas;
 Data capaian Puskesmas tahun sebelumnya;
 Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
berkaitan dengan Puskesmas;
 Informasi tentang tatacara penyusunan RPK tahunan dan
RPK bulanan Puskesmas.

(b) Proses
 Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang
peran, tanggung jawab dan kewenangan setiap pegawai
Puskesmas;
 Inventarisasi kegiatan Puskesmas termasuk kegiatan
lapangan/daerah binaan;
 Analisis beban kerja tiap pegawai;
 Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggungjawab
daerah binaan (darbin);

 Penyusunan RPK tahun berjalan berdasarkan RUK yang


telah ditetapkan;
 Penyusunan RPK bulanan berdasarkan RPK tahunan;
 Penyusunan RUK untuk tahun selanjutnya; dan
 Penyusunan Rencana LimaTahunan untuk periode
selanjutnya.

(c) Luaran
 Tersusunnya RPK tahunan berdasarkan prinsip keterpaduan
dan kesinambungan;
 Tersusunnya RPK bulanan;
 Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan RPK bulanan;
 Matriks pembagian tugas dan darbin;
 Bahan Musrenbangdes;
 Draft RUK untuk tahun selanjutnya;
 Draft Rencana Lima Tahunan (dalam siklus lima tahunan).
(d) Ketentuan penyelenggaraan
 Pengarah: Kepala Puskesmas
 Peserta: Seluruh pegawai Puskesmas, termasuk pegawai yang
bertugas di Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa.
 Waktu: Waktu pelaksanaan lokakarya mini bulanan pertama
disesuaikan dengan jadwal sistem perencanaan pembangunan
daerah. Diharapkan lokakarya mini bulanan pertama
dilaksanakan sebelum pelaksanaan Musrenbangdes.
 Acara : Pada dasarnya susunan acara lokakarya mini bulanan
pertama bersifat dinamis, dapat disusun sesuai dengan
kebutuhan, ketersediaan waktu dan kondisi Puskesmas
setempat.
 Tempat: Diupayakan agar lokakarya mini dapat diselenggarakan
di Puskesmas.

b) Lokakarya Mini Bulanan Rutin


i. Pengertian dan tujuan
Lokakarya mini bulanan rutin ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari
lokakarya mini bulanan yang pertama. Lokakarya mini bulanan rutin ini
dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas, yang
dilakukan setiap bulan secara teratur. Pada forum Lokakarya mini bulanan
rutin, dapat sekaligus dilaksanakan pertemuan tinjauan manajemen, sesuai
jadwal yang telah ditetapkan tim audit internal. Penanggung jawab
penyelenggaraan lokakarya mini bulanan adalah kepala Puskesmas, yang
dalam pelaksanaannya dibantu staf Puskesmas dengan mengadakan rapat
kerja seperti biasanya. Fokus utama lokakarya mini bulanan rutin adalah
ditekankan kepada masalah pentingnya kesinambungan arah dan kegiatan
antara hal-hal yang direncanakan, integrasi antar program dalam
menyelesaikan masalah prioritas Puskesmas yang telah ditetapkan pada tiap
tahunnya, pelaksanaan serta hasilnya, agar kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan tersebut dapat berhasil guna dan berdaya guna.

ii. Pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin


Pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin Puskesmas sebagai berikut:
(1) Persiapan
(a) Kepala Puskesmas mempersiapkan:
 Umpan balik hasil kinerja bulan lalu dan capaian kumulatif
selama bulan berjalan;
 Informasi kebijakan baru dan atau program baru yang harus
dilaksanakan di Puskesmas;
 Rencana tindakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja
bulan yang akan dating;
 Bahan Musrenbangcam (khusus untuk lokakarya mini bulan ke
dua).
(b) Pelaksana dan penanggungjawab program / kegiatan
mempersiapkan:
 Laporan hasil kinerja, analisis masalah dan rancangan tindak
lanjut pemecahan masalahnya;
 Bahan untuk pembahasan usulan kesehatan dari seluruh desa /
kelurahan dan usulan kegiatan Puskesmas yang akan dibahas
untuk keterpaduannya bersama lintas sektor terkait;
 RPK bulanan setiap program/kegiatan.

(c) Kepala subbag tata usaha mempersiapkan:


 Surat undangan, dengan kejelasan tempat penyelenggaraan,
hari, tanggal dan jam, serta acara.
 Tempat pelaksanaan.
 Alat tulis dan perlengkapan yang dibutuhkan (white board, spidol,
kertas lembar balik, laptop / komputer, proyektor / infocus dan
atau bahan lain yang dianggap perlu untuk pelaksanaan forum).
 Buku catatan / notulen rapat dinas kesehatan dan rapat lintas
sektor kecamatan.
 Petugas yang bertanggungjawab dalam mengorganisir
penyelenggaraan lokakarya mini.

(2) Penyelenggaraan
(a) Masukan:
 Laporan hasil kegiatan bulan lalu;
 Rencana awal pelaksanaan program/kegiatan bulan ini;
 Informasi tentang hasil rapat dikabupaten/kota, informasi tentang
hasil rapat di kecamatan, informasi tentang kebijakan, program
dan konsep baru.
 Hasil pelaksanaan audit internal dalam rangka pelaksanaan
akreditasi, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh tim
audit internal.
(b) Proses:
 Melakukan analisis capaian kinerja bulanan Puskesmas dan
hasil pelaksanaan audit internal.
 Memetakan masalah dan penyebab masalah yang dikaitkan
dengan kepatuhan terhadap standar operasional prosedur yang
telah disusun.
 Menyusun rencana tindak lanjut berupa rencana kerja
pemecahan masalah berdasarkan daerah binaan yang
disesuaikan dengan RPK yang ada. Jika tindak lanjut yang
diputuskan tidak terakomodir oleh RPK maka kegiatannya
diinventarisir dan dikomunikasikan pada lokakarya tribulanan.
 Pada periode tengah tahun, dapat dilakukan evaluasi tengah
tahun (midterm evaluation) kinerja Puskesmas dalam 6 (enam)
bulan pertama terhadap target yang ditetapkan, dan bila
memungkinkan, RPK semester selanjutnya dapat disesuaikan
dengan hasil evaluasi.
 Pembahasan RUK untuk tahun selanjutnya, sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi terkini.
(c) Luaran
 Rencana tindak lanjut yang berupa RPK bulan berikutnya;
 Komitmen untuk melaksanakan RPK yang telah disusun;
 Bahan yang akan disampaikan pada lokakarya mini tribulanan;
 Rekomendasi pertemuan tinjauan manajemen.
(d) Ketentuan penyelenggaraan:
 Pengarah: Kepala Puskesmas. Pada saat pembahasan hasil
audit internal pada pertemuan tinjauan manajemen, pimpinan
forum diserahkan kepada ketua tim audit internal.
a. Peserta:
i. Seluruh pegawai Puskesmas, termasuk pegawai yang
bertugas di Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan
Desa.
ii. Sesuai dengan kewenangan Puskesmas dalam
mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah
kerjanya, maka kegiatan lokakarya mini bulanan harus
melibatkan jejaring fasilitas pelayanan di wilayah kerja
Puskesmas. Melalui forum tersebut, Puskesmas dapat
menyampaikan hal-hal yang perlu didukung oleh jejaring
didalam menyelesaikan masalah kesehatan diwilayah
kerja Puskesmas dari hasil analisa data Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, atau
sebaliknya, bila terdapat masalah kondisi kesehatan
keluarga yang menjadi kepesertaan JKN di jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan yang perlu dilakukan
intervensi oleh Puskesmas. Sehubungan dengan hal
tersebut maka Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatannya dapat saling memberikan data
keluarga kepesertaan JKN yang membutuhkan
intervensi karena kepesertaan penduduk yang ada di
wilayah kerja Puskesmas dapat tercatat pada jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Waktu
Waktu pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin disesuaikan
dengan kondisi dan situasi Puskesmas. Waktu ideal adalah
minggu pertama atau waktu lain yang dianggap tepat.
Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa lokakarya mini
bulanan rutin dilaksanakan dengan melibatkan seluruh
pegawai Puskesmas, tanpa mengganggu aktivitas
pelayanan serta dapat tercapai tujuan
c. Acara
Pada dasarnya susunan acara lokakarya mini bulanan rutin
bersifat dinamis, dapat disusun sesuai dengan kebutuhan,
ketersediaan waktu dan kondisi Puskesmas setempat.
d. Tempat seperti lokakarya mini bulanan pertama.

b. Lokakarya Mini Tribulanan


I. Tujuan Lokakarya Mini Tribulanan
a) Tujuan Umum
Terselenggaranya lokakarya mini tribulanan dalam rangka
mengkaji hasil kegiatan kerjasama lintas sektor, menindaklanjuti
masalah yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan, dan
memperoleh dukungan lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan
Puskesmas.

b) Tujuan Khusus
i. Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral
masalah dan hambatan yang dihadapi.
ii. Diperolehnya dukungan lintas sektor dalam rencana
pelaksanaan kegiatan Puskesmas.

II. Tahapan Kegiatan Lokakarya Mini Tribulanan


Lokakarya mini tribulanan dilaksanakan dalam dua tahap yaitu:
a) Lokakarya Mini Tribulanan yang pertama
Lokakarya mini tribulanan yang pertama merupakan lokakarya
penggalangan tim, diselenggarakan dalam rangka
pengorganisasian.
Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penentuan penanggung
jawab dan pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah
kerja. Seluruh program kerja dan wilayah kerja kecamatan
dilakukan pembagian habis kepada seluruh sektor terkait, dengan
mempertimbangkan kewenangan dan bidang yang dimilikinya.
b) Lokakarya mini tribulanan rutin
Sebagaimana lokakarya bulanan Puskesmas, maka lokakarya mini
tribulanan rutin merupakan tindak lanjut dari Lokakarya
penggalangan kerjasama lintas sektor yang telah dilakukan dan
selanjutnya dilakukan tiap tribulan secara tetap.

III. Pelaksanaan Lokakarya Mini tribulanan yang Pertama dan


Tribulanan Rutin
a) Pelaksanaan Lokakarya mini tribulanan yang pertama
i. Masukan
(1)Kebijakan program dan konsep baru tentang Puskesmas.
(2)Data capaian Puskesmas periode sebelumnya.
(3)Kebijakan dan rencana kegiatan dari masing-masing
sektor yang berhubungan dengan kesehatan.
(4)Dukungan yang diperlukan dari lintas sektor untuk
menyelesaikan masalah prioritas kesehatan di kecamatan.
(5)Nama calon anggota tim dari masing-masing sektor
berdasarkan pemetaan peran masing-masing sektor.
ii. Proses
(1)Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika
kelompok.
(2) Menginformasikan dan mengidentifikasi capaian
Puskesmas periode sebelumnya berdasarkan wilayah
kerja
(3) Inventarisasi peran dari masing-masing sektor dalam
pembangunan kesehatan.
(4) Menganalisis dan memutuskan kegiatan berdasarkan
masalah dan rencana kegiatan yang sudah ada di masing-
masing sektor.
(5) Menganalisis sumberdaya masing-masing sektor yang
memungkinkan untuk digunakan dalam tindak lanjut
penyelesaian masalah kesehatan.
iii. Luaran
(1) Rencana kegiatan masing-masing sektor yang terintegrasi.
(2) Komitmen bersama untuk menindaklanjuti hasil lokakarya
mini dalam bentuk penandatanganan kesepakatan.
(2)Usulan bidang kesehatan yang telah disepakati bersama
untuk dibawa pada tingkat Musrenbang kecamatan.

b) Pelaksanaan Lokakarya Mini Tribulanan Rutin


Penyelenggaraan dilakukan oleh Camat dan Puskesmas dibantu
sektor terkait di kecamatan. Lokakarya mini tribulanan rutin
dilaksanakan sebagai berikut:

i. Masukan
(1)Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan
dukungan sektor terkait.
(2)Inventarisasi masalah/hambatan dari masing
masing sektor dalam pelaksanaan program kesehatan.
(3)Pemberian informasi baru.
ii. Proses
(1)Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program
kesehatan.
(2)Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-
masing sektor.
(3)Merumuskan cara menyelesaikan masalah.
(4)Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan
menyepakati kegiatan berikutnya.
iii. Luaran
(1)Rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas berikutnya
(2)Kesepakatan bersama untuk menjalankan rencana

c) Penyelenggaraan Lokakarya Mini Tribulanan


i. Persiapan
Sebelum lokakarya dilaksanakan perlu
diadakan persiapan yang meliputi:
(1)Advokasi kepada Camat, agar bersedia untuk:

(a) Mempersiapkan tempat untuk penyelenggaraan


lokakarya mini.
(b) Memimpin lokakarya dengan melakukan koordinasi,
komunikasi dan penyampaian informasi kepada semua
sektor yang terlibat.

(2)Puskesmas melaksanakan:
(a) Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam
bentuk yang mudah dipahami oleh sektor, antara lain
dalam bentuk PWS.
(b) Persiapan alat-alat tulis kantor.
(c) Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan
instruksi/ surat-surat yang berhubungan dengan peran
serta masyarakat yang berkaitan dengan sektor
kesehatan.
(d) Penugasan salah seorang staf untuk membuat notulen
lokakarya.
(e) Pembuatan surat-surat undangan lokakarya untuk
ditandatangani Camat.

(3)Peran sektor terkait:


(a) Usulan kontribusi kegiatan masing-
masing sektor yang mendukung pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan.
(b) Menyepakati hasil lokakarya mini.

ii. Peserta
Lokakarya mini tribulanan dipimpin oleh camat, adapun
peserta lokakarya mini tribulanan adalah sebagai berikut:
(1)Dinas kesehatan Kabupaten/ kota
(2)Tim Penggerak PKK Kecamatan/distrik
(3)Puskesmas diwilayah kecamatan/distrik
(4)Staf kecamatan antara lain sekretaris camat, unit lain yang
terkait.
(5)Lintas sektor di kecamatan antara lain pertanian, agama,
pendidikan, BKKBN, sosial (sesuai dengan lintas sektor
yang ada di kecamatan/distrik).
(6)Lembaga/Organisasi kemasyarakatan, antara lain Tim
Penggerak PKK kecamatan/distrik.

iii. Waktu
Lokakarya mini tribulanan yang pertama diselenggarakan
pada tribulan pertama tahun anggaran berjalan. Sedangkan
untuk selanjutnya dilaksanakan setiap tribulan. Adapun waktu
penyelenggaraan disesuaikan dengan kondisi setempat.

iv. Tempat
Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan adalah di
kecamatan atau di tempat lain yang dianggap sesuai.

v. Acara
Lokakarya ini diselenggarakan dalam waktu lebih kurang 4
jam. Secara umum jadwal acara lokakarya mini tribulanan
yang pertama adalah sebagai berikut:
 Pembukaan oleh camat
Kemungkinan Puskesmas harus mempersiapkan bahan
sambutan camat.
 Dinamika kelompok
Pada lokakarya mini tribulanan yang pertama, perlu
dilakukan dinamisasi atau bina suasana dalam rangka
menggalang tim agar termotivasi untuk saling membantu
kerjasama dalam program yang bermanfaat bagi
masyarakat di wilayah kecamatan.
 Penyampaian kegiatan masing-masing sektor dalam
mengembangkan peran serta masyarakat, termasuk
dibidang kesehatan.
 Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor. Setiap
perwakilan sektor menyampaikan apa saja bentuk peran
bantu untuk mendukung upaya kesehatan, apakah dalam
bentuk : keterlibatan tenaga, fasilitas (sarana, penggerakan/
pemberdayaan masyarakat, kegiatan yang dapat
diintegrasikan dll). Hasil inventarisasi sebaiknya dituliskan
dipapan tulis/kertas flipchart. Dapat digunakan matriks
berikut :

No Sektor Penanggung Bentuk Keterlibatan


/ Unit jawab dalam Hal :

  Apabila sudah sepakat dengan peran / keterlibatan


tersebut, kemudian camat memimpin untuk pembagian
peran dan tanggung jawab masing-masing sektor. Bisa
berupa tanggung jawab untuk program tertentu dan atau
untuk lokasi tertentu.

 Merumuskan rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas


yang perlu dukungan sektor lain, sehingga jelas program /
upaya kesehatan apa, sektor apa saja yang terlibat, apa
peran dan tanggung jawab, dimana, kapan.
 Camat memimpin untuk mencapai kesepakatan tentang
rencana pelaksanaan kegiatan tersebut serta kesepakatan
untuk melaksanakannya, kemudian menutup acara
lokakarya mini tribulanan.

Sedangkan untuk pelaksanaan Lokakarya Mini Tribulanan


Rutin secara umum jadwal kegiatannya adalah sebagai
berikut:
 Pembukaan oleh Camat.
 Penyampaian laporan kegiatan masing-masing sektor
berdasarkan rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas
yang dirumuskan terdahulu.
 Kepala Puskesmas memfasilitasi identifikasi masalah
hambatan yang dihadapi masing-masing sektor. Kemudian
dilakukan analisis masalah dan hambatan tersebut.
 Kepala Puskesmas dan camat memfasilitasi pemecahan
masalah yang harus dilakukan.
 Kepala Puskesmas dan camat memfasilitasi penyusunan
rencana tribulan berikutnya.

I. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kerja Puskesmas


1. Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan internal dan
eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh Puskesmas
sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit internal maupun setiap penanggung
jawab dan pengelola / pelaksana program. Adapun pengawasan eksternal dilakukan
oleh instansi dari luar Puskesmas antara lain dinas kesehatan kabupaten / kota,
institusi lain selain Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.

Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif, sumber daya,


pencapaian kinerja program, dan teknis pelayanan. Apabila ditemukan adanya
ketidaksesuaian baik terhadap rencana, standar, peraturan perundangan maupun
berbagai kewajiban yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pengawasan dilakukan melalui kegiatan supervisi yang
dapat dilakukan secara terjadwal atau sewaktu-waktu.

Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan


kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara
membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jika terdapat ketidaksesuaian, maka harus dilakukan upaya perbaikan (corrective
action). Kegiatan pengendalian ini harus dilakukan secara terus menerus.
Pengendalian dapat dilakukan secara berjenjang oleh Dinas kesehatan kabupaten /
kota, Kepala Puskesmas, maupun penanggung jawab program.

Tujuan dari pengawasan dan pengendalian adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan kesehatan, apakah sesuai
dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber daya telah ada dan
digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
2. Mengetahui adanya kendala, hambatan/tantangan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan, sehingga dapat ditetapkan pemecahan masalah sedini
mungkin.
3. Mengetahui adanya penyimpangan pada pelaksanaan pelayanan kesehatan
sehingga dapat segera dilakukan klarifikasi.

4. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya


penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan untuk
melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau program terkait, baik yang
sedang berjalan maupun pengembangannya di masa mendatang.
5. Memberikan informasi / laporan kepada pengambil keputusan tentang adanya
perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindaklanjuti dengan
penyesuaian kegiatan.
6. Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja
program / kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan dari
waktu ke waktu.

Kepala Puskesmas perlu menciptakan sistem pengawasan dan pengendalian mulai dari
struktur jenjang pengawasan dan pengendalian serta mekanismenya.

Mekanisme Pengawasan dan Pengendalian merupakan suatu alur yang mengatur


jalannya kegiatan pengawasan pengendalian, menentukan siapa yang melakukan
pengawasan dan pengendalian, dan siapa objeknya. Bila terdapat temuan, langsung
dijalankan proses perbaikan yang berkesinambungan.

b. Penilaian Kinerja Puskesmas


Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan sistematis
dalam mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan informasi untuk menentukan
seberapa efektif dan efisien pelayanan Puskesmas disediakan, serta sasaran yang
dicapai sebagai penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. Penilaian Kinerja
Puskesmas dilaksanakan oleh Puskesmas dan kemudian hasil penilaiannya akan
diverifikasi oleh dinas kesehatan kabupaten / kota. Tujuan dilaksanakannya penilaian
kinerja adalah agar Puskesmas:
1. Mendapatkan gambaran tingkat kinerja Puskesmas (hasil cakupan kegiatan, mutu
kegiatan, dan manajemen Puskesmas) pada akhir tahun kegiatan.
2. Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun yang akan
datang.
3. Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar
belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan
adanya kesenjangan pencapaian kinerja.
4. Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk persyaratan akreditasi
Puskesmas.
5. Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada
tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.

Untuk dapat melakukan penilaian kinerja, Puskesmas memiliki indikator dan target
capaian kinerja. Indikator dan target capaian kinerja tercantum dalam rencana lima
tahunan Puskesmas dan mengacu pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Indikator Kinerja Puskesmas terintegrasi dan mencerminkan
indikator keberhasilan pembangunan kesehatan secara nasional dan daerah.

Indikator kinerja Puskesmas memuat indikator Standar Pelayanan Minimal


Kabupaten / Kota, Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga dan upaya
pelayanan kesehatan Masyarakat dan Perorangan serta administrasi manajemen.
BAB V
LOGISTIK

Manajemen Logistik adalah suatu pengetahuan atau seni serta proses mengenai
perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan serta
penghapusan material. Tujuan dari manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap saat
dibutuhkan, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien.
Manajemen logistik PUSKESMAS RURUKAN adalah sebagai berikut :
A. Perencanaan Pelayanan Klinis
1. Perencanaan pelayanan klinis ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan
dalam bentuk diagnosis
2. Setiap petugas yang terkait dalam pelayanan klinis harus mengetahui kebijakan dan
prosedur penyusunan layanan klinis serta menerapkannya dalam penyusunan
rencana terapi
3. Petugas kesehatan dan atau tim kesehatan dalam melakukan perencanaan
pelayanan harus melibatkan pasien. Perencanaan layanan klinis yang disusun
untuk setiap pasien harus ada kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Penyusunannya
harus mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, spiritual dan tata nilai
budaya pasien. Rencana layanan yang disusun juga memuat pendidikan /
penyuluhan pasien
4. Dalam layanan klinis apabila memungkinkan dan tersedia, pasien/keluarga
diperbolehkan untuk memilih tenaga/profesi kesehatan
5. Rencana layanan tersebut didokumentasikan dalam rekam medis. Perubahan
layanan didasarkan atas perkembangan pasien dan didokumentasikan.

B. Proses yang berhubungan dengan pelanggan


1. Pasien / pelanggan selalu dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan dalam
layanan klinis, yaitu dengan cara memberikan informed concent.
2. Untuk menyetujui / memilih tindakan, pasien harus diberikan penjelasan / konseling
tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan yang direncanakan, karena
diperlukan untuk suatu keputusan persetujuan.
3. Informed concent dapat diperoleh diberbagai titik waktu dalam proses pelayanan
baik itu ketika pasien masuk rawat inap Poned dan sebelum suatu tindakan
pengobatan yang berisiko dan dilaksanakan .Pasien dan/ keluarga dijelaskan
tentang tes/ tindakan, prosedur, dan pengobatan mana yang memerlukan
persetujuan baik lisan maupun menandatangani formulir.
4. Pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama pasien, dapat
memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan atau pengobatan setelah kegiatan
dimulai, termasuk menolak untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai.
 Pemberi pelayanan wajib memberitahukan pasien dan keluarganya tentang
hak mereka untuk membuat keputusan, potensi hasil dari keputusan
tersebut dan tangguang jawab mereka berkenaan dengan keputusan
tersebut.
 Pasien dan keluarganya diberitahu tentang alternative pelayanan dan
pengobatan.

C. Pembelian / pengadaan barang terkait pelayanan klinis


1. Pengadaan barang untuk pelayanan klinis harus berdasarkan perencanaan yang
baik sehingga sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan prioritas kebutuhan
2. Perencanaan yang sudah dibuat disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan
untuk mendapatkan persetujuan
3. Pengadaan dilakukan oleh Dinas Kesehatan sesuai peraturan perundangan yang
berlaku
4. Untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi/ laik pakainya peralatan medis
puskesmas :
 Melakukan inventarisasi peralatan medis
 Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
 Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan penggunaan dan
ketentuannya
 Melaksanakan pemeliharaan
 Melakukan inventarisasi peralatan yang harus dikalibrasi
 Memastikan bahwa alat yang perlu dikalibrasi, dilakukan kalibrasi sesuai
peraturan perundangan yang berlaku
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

Pelayanan kesehatan di Puskesmas merupakan suatu sistem yang terdiri dari


berbagai komponen yang saling terkait, bergantung dan mempengaruhi. Mutu pelayanan
kesehatan tidak dapat dilepaskan dari kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang
diberikan, semakin tinggi nilai kepuasan pelanggan maka dapat dijadikan tolak ukur mutu
pelayanan yang diberikan. Upaya peningkatan mutu bukan hanya untuk meningkatkan
kepuasan pasien namun juga untuk menjamin keselamatan pasien. Sehingga upaya
peningkatan mutu, keselamatan pasien dan manajemen risiko tidak dapat dipisahkan dan
harus diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib
mengupayakan keselamatan pasien dengan tujuan menyediakan sistem asuhan yang lebih
aman denga ciri-ciri yaitu assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan dampak tindak
lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera, dan mencegah terjadinya cedera.
Di Indonesia secara nasional untuk seluruh Fasilitas pelayanan Kesehatan,
diberlakukan Sasaran Keselamatan Pasien Nasional yang terdiri dari:
• SKP.1 MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR Fasilitas pelayanan
Kesehatan menyusun pendekatan untuk memperbaiki ketepatan identifikasi
pasien
• SKP.2 MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Fasilitas pelayanan
kesehatan menyusun pendekatan agar komunikasi di antara para petugas
pemberi perawatan semakin efektif.
• SKP.3 MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT-OBATAN YANG HARUS DIWASPADAI
Fasilitas pelayanan Kesehatan mengembangkan pendekatan untuk
memperbaiki keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai.
• SKP.4 MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN YANG BENAR, PROSEDUR YANG
BENAR, PEMBEDAHAN PADA PASIEN YANG BENAR Fasilitas pelayanan
Kesehatan mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat
lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi.
• SKP.5 MENGURANGI RISIKO INFEKSI AKIBAT PERAWATAN KESEHATAN
Fasilitas pelayanan Kesehatan mengembangkan suatu pendekatan untuk
mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
• SKP.6 MENGURANGI RISIKO CEDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH Fasilitas
pelayanan kesehatan mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi
risiko pasien dari cedera karena jatuh.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pelaksanaan K3 di puskesmas antara lain:


1. Menyusun Program Kerja K3 bersama tim K3 Puskesmas
2. Melakukan Koordinasi Pelaksanaan K3 di Puskesmas
3. Melakukan Pemantauan Terhadap Pelaksanaan K3 di Puskesmas
4. Menyusun Rancangan Laporan Pelaksanaan K3 di Puskesmas
5. Mengusulkan Pelatihan Terkait K3 di Puskesmas
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Peningkatan mutu penyelenggaraan pelayanan secara berkesinambungan di


Puskesmas bertujuan untuk meningkatkan hasil/keluaran/output dengan memperbaiki kapasitas
organisasi secara menyeluruh, dan menurunkan atau mengendalikan variabilitas yang terdapat
dalam proses untuk mencapai hasil/keluaran/output yang diinginkan secara konsisten.
Peningkatan mutu pelayaan secara berkesinambungan (CQI) lebih berfokus pada perbaikan
proses dimana orang bekerja dan tidak hanya perbaikan kekurangan pada individu yang
bekerja, mengakui peran pelanggan internal dan eksternal serta berbasis pada data dalam
menganalisis dan memperbaiki proses. Upaya peningkatan mutu berkesinambungan
merupakan jawaban atas segala perubahan dan tantangan yang dihadapi organisasi pelayanan
kesehatan.
A. Pengorganisasian Mutu
Struktur Organisasi Mutu Di Puskesmas
Uraian tugas berdasakan tata hubungan kerja dalam pelaksanaan upaya
peningkatan mutu di Puskesmas sebagai berikut:
1. Peningkatan peningkatan mutu di puskesmas antara lain sebagai berikut:
a. Menyusun program kerja
b. Melakukan koordinasi pemilihan prioritas program
c. Melakukan kompilasi data dan informasi mutu pelayanan
d. Memfasilitasi penyusunan profil indikator mutu
e. Melakukan analisis capaian, validasi, dan pelaporan data indikator prioritas
puskesmas, INM serta indikator seluruh unit
f. Membantu dan melakukan koordinasi dengan pj pelayanan dalam memilih
prioritas perbaikan, pengukuran mutu/ indikator mutu
g. Memberikan masukan dan pertimbangan terkait aspek mutu pelayanan di
puskesmas
h. Mengusulkan pelatihan peningkatan mutu layanan dan manajemen data
i. Mendukung implementasi budaya mutu di puskesmas
j. Melakukan pengkajian standar mutu pelayanan

2. Peningkatan keselamatan pasien di Puskesmas antara lain:


a. Menyusun pedoman dan atau program kerja terkait dengan
keselamatan pasien
b. Melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan dan penilaian tentang
penerapan program keselamatan pasien
c. Mengusulkan pelatihan keselamatan pasien
d. Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisis insiden termasuk melakukan
Root Cause Analysis (RCA)
e. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala puskesmas dalam rangka
pengambilan kebijakan keselamatan pasien
f. Mengirim laporan insiden secara kontinu melalui e-reporting sesuai dengan
ketentan peraturan perundang-undangan
g. Menyusun laporan kegiatan kepada kepala puskesmas

4. Pelaksanaan Manajemen Risiko di Puskesmas antara lain:


a. Menyusun pedoman dan atau program kerja manajemen risiko puskesmas
b. Melakukan koordinasi dengan komite dan unit kerja lainnya yang
terkait mengenai program manajemen risiko
c. Melakukan pendampingan penyusunan daftar risiko unit kerja
d. Membuat daftar risiko puskesmas
e. Melakukan pemantauan terhadap kegiatan yang direncanakan
terkait daftar risiko
f. Menyusun failure mode effect analysis (fmea);
g. Menyusun rancangan laporan pelaksanaan program manajemen
risiko
h. Mengusulkan pelatihan atau workshop manajemen risiko

5. Uraian dalam melaksanakantugas dalam pelaksanaan PPI di puskesmas antara


lain:
a. Menyusun pedoman dan atau program kerja PPI Puskesmas
b. Melakukan koordinasi dengan unit pelayanan lainnya yang terkait mengenai
program PPI
c. Melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan dan penilaian tentang
penerapan PPI di Puskesmas
d. Melakukan pemantauan terhadap kepatuhan pelaksanaan PPI di Puskesmas
e. Menyusun rancangan laporan pelaksanaan program ppi bersama pj / tim PPI
f. Mengusulkan pelatihan atau workshop PPI

6. Uraian dalam melaksanakan tugas dalam pelaksanaan Audit Internal di


puskesmas antara lain:
a. Menyusun Program Kerja Audit Internal Bersama Tim Audit Internal
Puskesmas
b. Melakukan Koordinasi Pelaksanaan Audit Internal
c. Melakukan Pemantauan Terhadap Pelaksanaan Audit Internal
d. Melakukan Pendampingan Penyusunan Tindaklanjut Hasil Audit
Internal Bersama Tim Audit Internal
e. Menyusun Rancangan Laporan Pelaksanaan Audit Internal
f. Mengusulkan Pelatihan atau sosialisasi terkait Audit Internal

7. Uraian dalam melaksanakantugas dalam pelaksanaan K3 di puskesmas antara lain:


a. Menyusun Program Kerja K3 bersama tim K3 Puskesmas
b. Melakukan Koordinasi Pelaksanaan K3 di Puskesmas
c. Melakukan Pemantauan Terhadap Pelaksanaan K3 di Puskesmas
d. Menyusun Rancangan Laporan Pelaksanaan K3 di Puskesmas
e. Mengusulkan Pelatihan Terkait K3 di Puskesmas

B. Indikator Mutu
Indikator mutu merupakan tolok ukur yang digunakan untuk mengevaluasi mutu pelayanan
kesehatan dengan menggunakan standar penilaian yang telah ditentukan.

Tujuan Indikator mutu adalah :


1. Untuk menilai apakah upaya yang telah dilakukan dapat meningkatkan keluaran
pelayanan kesehatan
2. Memberikan umpan balik kepada fasyankes, kepentingan transparansi publik,
3. Untuk pembelajaran menggunakan praktik terbaik yang diperoleh melalui
proses kaji banding.

Indikator mutu digunakan sebagai dasar dalam memantau upaya perbaikan dan
peningkatan mutu secara berkesinambungan di Puskesmas. Untuk menyusun indikator
mutu perlu diperhatikan hal-hal antara lain:
1. Ada kejelasan tujuan dan latar belakang dari tiap-tiap indikator, mengapa indikator
tersebut penting dan dapat menunjukkan tingkat kinerja organisas / bagian / unit
kerja
2. Kejelasan terminology / definisi operasional yang digunakan
3. Kapan pengumpulan data (kapan indikator harus di update), kapan harus dianalisis,
cara analisis, dan interpertasinya
4. Kejelasan numerator dan denominator
5. Dari mana data diperoleh (sistem informasi atau pelaporan untuk mendukung
perolehan data)
6. Target, kejelasan penentuan target dari indikator tersebut

Indikator mutu yang harus dipantau di Puskesmas dalam rangka upaya perbaikan dan
peningkatan mutu yang berkesinambungan terdiri dari:
1. Indikator Mutu Prioritas Tingkat Puskesmas (IMPP)
Indikator ini dirumuskan berdasarkan prioritas masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerja yang akan dilakukan perbaikan. Upaya perbaikannya harus
didukung KMP, UKM dan UKPP
2. Indikator mutu pelayanan Puskesmas:
a. Indikator Mutu Nasional
b. Indikator Mutu Prioritas Pelayanan Puskesmas
Indikator mutu masing-masing unit kerja/ pelayanan yang capaiannya tidak
tercapai/ potensial untuk di tingkatkan.
c. Indikator Sasaran Keselamatan Pengguna layanan (SKP)
Indikator Sasaran Keselamatan Pengguna layanan (SKP) untuk masing-
masing sasaran yang terdiri atas identifikasi pengguna layanan, komunikasi
efektif, pengelolaan obat dengan kewaspadaan tinggi, upaya untuk
memastikan benar pengguna layanan, benar prosedur, dan benar sisi pada
pengguna layanan yang menjalani tindakan medis, kebersihan tangan, dan
proses untuk mengurangi risiko jatuh
d. Indikator Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
Indikator mutu terkait dengan proses pencegahan dan pengendalian infeksi
dikaitkan dengan penerapan kewaspadaan isolasi meliputi: kajian risiko pada
pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan klinis, kebersihan tangan,
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Peralatan perawatan pengguna
layanan, pengelolaan linen, pengelolaan limbah infeksius dan benda tajam,
asuhan klinis yang berisiko infeksi, pengelolaan makanan secara higienis,
penyuntikkan yang aman, risiko infeksi pada saat pembongkaran, konstruksi
dan renovasi bangunan, penanganan outbreak infeksi, upaya pengendalian
infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan, kegiatan edukasi PPI, serta
perbaikan dan penggunaan anti mikroba secara bijak

Setiap Pelayanan wajib menerapkan program perbaikan mutu Puskesmas dan


keselamatan pasien di masing-masing layanannya. Pemilihan tingkat ukuran yang akan
diterapkan oleh setiap pelayanan dipengaruhi oleh:
1. prioritas Puskesmas dalam pengukuran dan perbaikan yang terkait pelayanan
yang bersangkutan.
2. hasil evaluasi terhadap layanan, yang berasal dari berbagai sumber,
termasuk survei dan keluhan pasien
3. sejauh manakah layanan yang diberikan itu sudah efisien dan
efektif dari segi pembiayaan, dll
Proses pengukuran mutu dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut :
 Langkah I : Penetapan Indikator Mutu
Tahapan berikutnya setelah ditetapkan indikator mutu terpilih yang akan diukur di
Puskesmas maka tahapan berikutnya adalah menuangkan indikator ke dalam
profil indikator. Adapun isi dari profil indikator terdiri dari:
 Langkah Kedua: Pengumpulan Data
 Langkah ketiga : Validasi Data
 Langkah Keempat: Analisis Data

C. PENINGKATAN MUTU BERKESINAMBUNGAN


Contiunous Qulity Improvement adalah suatu siklus atau proses yang terstruktur untuk
melakukan system dan proses kinerja di organisasi. Intervensi untuk melakukan
perbaikan mutu adalah :
1. Fokus pada pelanggan
2. Melakukan perubahan penampilan, sikap, perilaku, citra individu pemberi pelayanan:
pengembangan sikap kepribadian, tata busana, perbaikan penampilan fisik,
komunikasi, perilaku asertif, dsb
3. Mengelola pengalaman pasien
4. Mengubah Sistem Pelayanan
5. Mengubah sistem organisasi
6. Mengubah lingkungan organisasi

Upaya ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada pelayanan
di FKTP, dengan mengenal dan memahami proses pelayanan maka diharapkan proses
pelayanan akan sesuai dengan standar. Upaya ini membutuhkan partisipasi seluruh
komponen dalam menganalisis dan meningkatkan proses pelayanan secara terus
menerus dengan memperbaiki proses yang digunakan.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) sangat diperlukan untuk


dapat mengoptimalkan manajemen puskesmas dalam upaya penyelenggaraan pelayanan
Puskesmas. Pedoman ini bersifat dinamis, sehingga dapat melakukan pengembangan dan
penyesuaian berdasaan kondisi dan kemampuan Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai