Anda di halaman 1dari 21

I SALINAN I

GUBERNUR ,JAWA BARAT


PERATURAN DAERAH PROVINS! JAWA BARAT
NOMOR 10 TAHUN 2018
TENTANG
PENGELOLAAN KEKAYAAN :NTELEKTUAL
DENGAN RAH MAT TU HAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA BAl�AT,
Menimbang a. bahwa kekayaan intelcktual mempunyai penman t,tn:1legis
dalam mcndukung pembangunan bangsu dan mcmc.Jukan
kesejahleraan umum sebagaimana ciiamanalkan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tuhun
1945;
b. bahwa Jawa Baral memiliki berbagai hasil kreativilas dan
ir:ovasi kekayaan intelekluaJ dan eksµresi b1..1daya
tradisional sebagai sumbcr dnya yang harus clilcst;-1nkan,
dilindungi, dibina, dan dikcml.Jangkan schirigga rncndu�ung
daya saing ,Juwa Baral sebagc1i provms1 Lcrrnaju di
Indonesia;
c. oahwa dalam upaya mclindungi hasil krealiviLas dan inc)vdsi
kckayadn inlclcktual clan cksprcs1 budaya traclisic,nal di
Jawa Baral, Lelah cl1tnapkan PC'raluran Dacrali Pr(''/;11si
Jawa Baral Nomor 5 Tahun 2012 tenLang Perlindungan
Kekayaan lnlelcklual yang pada perkcmbangannya sudah
Lidak sesuai dengan kebuluhan dan ketentuan peraturnn
perundang-undangan � ang ada, sd:ingga pcrlu diiSanti;
1

cl. bahwa berdasarkan penimbangan sebagaima11a c11rnak,-rnci


dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mcnc:Uipka;)
Pcraluran Dacrah Provinsi Jawa Baral lcnlang PcngcloLan
Kckayaan lnlclcktual;
Mcngingat 1. Pasal 18 ayal (6) Undang-Undang Dasar Negara f(cpul-:ilik
Indoncsia Tah tm 1945;
2. i_indang-Undc1ng Nomor 11 Tahun 1950 1c ntc.1rn�
Pcmbcntukan Pro\'insi Jawa Baral (Serita Negara Rcoublik
lncloncsiu tanggal 4 ,Juli 1950) JO. Undang-Undang Nomor 20
Tc.il1un l ()50 tc·ntang Pemcr:ntahan Jakarta Raya (Lcmbc:rc.1n
Ncga:-a l�t publik Indonesia Tahun 1950 Numor 31
Tarn hahan Len' turan Negara RcpulJlik I '1d mf'si,, Nornu ,.. 1 :·,)
scbngairnana t.clah diub&h �Jeberapn kali, tcrakh:r ckngan
Undc·ng-Unrlang No111c1r 29 Tahun 2007 LCnla11g
!·Jcme1·inl::1han Prm,in:si Uaerah h:.husus ltmkola ,Jci'-G.na
Scbugai lbulwu-1 Ncgard Kesaluun Rc:publik lndoncsic1
(Lc-mbnrar; 1\Jcgnru ��qit:lilik Indonesia T...1h�11 2007 Nomor
9:3, Tc:.1mb2.ha:1 Lcm:.:.,an-;n Ncgarn Rcpuhlik 1ndoncsia N·Jmr)r
4744) don U11d;.Jng-lJ11clitng N(Jm()r 2� Tahun 2G00 Lcnt:rng
P,�;nbc11tu)<.:an Prm·irsi B,:mlcn (Lernbc.iran Ncgarn Rcpubli:<
I 1rlo11L'�ia Tahun 2(L O :,'urnor 182, 1'.':Hr>bctha,1 Lc'ni!x-ir,1n
NegarH Rc�:dt>lik lrnki•�sia !'�ornc,,· ·+010);
2

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang


Perlindungan Varielas Tanaman (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 24 1 , Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4043);
4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia
Dagang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 242, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4044);
5. Undang-Undang Nomor 3 1 Tahun 2000 tentang Desain
Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 243, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4045);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 lenlang Desain Tata
Letak Sirkuil Terpadu (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4046);
7. Undang-Undang Nomor 1 8 Tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor);
8. Undang-Undang Nomor 1 2 Tahun 20 1 1 lenlang
Pembenlukan Peraluran Perundang-undangan (Lembcffan
Negara Republik Indonesia Tahun 201 1 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 20 1 4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 20 1 4 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana Lelah diubah
beberapa kali, lerakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 lenlang Perubahan Kcdua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 20 1 4 lenlang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 1 5 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Rcpublik Indonesia 5679);
10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipla
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 1 4 Nornor
266, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5599);
1 1 . Undang-Undang Nomor 1 3 Tahun 20 1 6 lenlang Paten
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5922);
1 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 20 1 6 lenlang Merek dan
Indikasi Gcografis (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 20 1 6 Nomor 252, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5953);
1 3. Peraluran Pemerintah Nomor l 3 Tahun 2004 tentang
Penamaan, Pendaflaran dan Penggunaan Varielas Tanaman
unluk Pcmbualan Varielas Turunan Esensial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 30,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4373);
3

14. Peraluran Pemerinlah Nomor 14 Tahun 2004 lenlang Syaral


dan Tala Cara Pengalihan Perlindungan Varietas Tanaman
dan Penggunaan Varielas yang Dilindungi oleh Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4376);
15. Peraluran Pemerinlah Nomor 20 Tahun 2005 lenlang Alih
Teknologi Kekayaan Intclcklual serta Hasil Kegiatan
Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan
Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 43, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4497);
16. Peraluran Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraluran Pelaksana Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 lenlang Pembenlukan Peraluran Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 199);
17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Baral Nornor 3 Tahun 2012
lenlang Pembenlukan Pcraluran Daerah (Lembaran Daerah
Provinsi ,Jawa Baral Tahun 2012 Nomor 5 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 117),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Baral Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Perubahan alas Peraluran Daerah Provinsi Jawa Baral
Nomor 3 Tahun 2012 lenlang PembenLUkan Peraluran
Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Baral Tahun 2015
Nomor 4 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 183);
18. Peraluran Daerah Provinsi Jawa Baral Nomor 9 Tahun 2017
lenlang Pcnyelcnggaraan Urusan Pcmcrintahan Daerah
Provinsi ,Jawa Baral (Lcmbaran Daerah Provinsi Jawa Baral
Tahun 2017 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Jawa Baral Nomor 211);

Dengan Persclujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSJ JAWA BARAT

dan

GUBERNUR JAWA BARAT

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN KEKAYAAN


INTELEKTUAL.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Dcfinisi
Pasal l
Dalam Pcraluran Dacrah ini, ya11p. dimaksud dcngan:
4

1 . Daerah Provinsi adalah Daerah Provinsi Jawa Baral.


2. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah Provinsi yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerinlahan yang menjadi kewenangan
daerah olonom.
3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Baral.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Gubernur dan Dewan
Perwakilan Rakyat Dacrah dalam penyelcnggaraan urusan
pemerinlahan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi.
5. Hubungan Dinas adalah hubungan kepegawaian antara aparatur
sipil negara dengan Perangkal Daerah Lempal aparatur sipil
negara berdinas.
6. Pcngclolaan Kckayaan lnlelcklual adalah scgala benluk kegiatan
pengelolaan mulai dari pendalaan, penginlegrasian, fasililasi,
pendaflaran, pemanfaalan, pemeliharaan, alih teknologi,
pembinaan, dan pengawasan.
7. Kekayaan lnleleklual adalah kekayaan yang Limbul atau lahir
karena kemampuan inlelekluai manusia melalui daya cipta, rasa,
dan karsanya yang dapaL bcrupa karya di bidang Lcknologi, ilmu
pcngeLahuan, scni, dan sasLra.
8. E:kspresi Budaya Tradisional adalah kebudayaan karya
intelekLual dalam bidang seni, tcrmasuk cksprcsi sastra yang
mcngandung unsur karakLcrisLik warisan Lradisional yang
dihasilkan, dikcmbangkan, dan dipelihara oleh kustodiannya.
9. PencliLian adalah kcgiaLan yang dilakukan mcnurut kaidah dan
mcLodc ilmiah secara sisLcmatis untuk memperoleh informasi,
data, dan kelerangan yang berkaitan dengan pemahaman dan
pembuktian kebcnaran atau ketidakbenaran suatu asumsi
dan/atau hipoLesis di bidang ilmu pcngetahuan dan teknologi
serla menarik kesimpulan ilmiah bagi keperlu&n kemajuan ilmu
pengeLahuan dan Leknologi.
10. Pengembangan adalah kegiaLan ilmu pengelahuan dan Leknologi
yang berlujuan memanfaaLkan kaidah dan Leori ilmu
pengelahuan yang Lelah LerbukLi kebenarannya unLuk
meningkalkan fungsi, manfaaL, dan aplikasi ilmu pengetahuan
dan Leknologi yang Lelah ada, alau menghasilkan Lcknologi baru.
1 1 . lnovasi adalah kegiaLan PeneliLian, Pengernbangan, dan/aLau
perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan
prakLis nilai dan konLcks ilmu pengeLahuan yang baru, atau cara
baru untuk mcnerapkan ilmu pengclahuan dan tcknologi yang
Lelah ada kc dalam produk atau proses produksi.
1 2. Alih Tcknologi adalah pcngalihan kemampuan memanfaatkan
dan menguasai ilmu pengctahuan dan teknologi antar lembaga,
badan, atau orang, baik yang berada di lingkungan dalam negeri
maupun yang berasal dari luar negeri ke dalam negeri dan
sebaliknya.
13. Hak Cipta adalah hak cksklusif pencipta yang timbul secara
olomalis berdasnrkdn prinsip deklaraLif seLelah suaLu ciptaan
diwujudkan daiam benLuk nyaLa Lanpa mengurangi pembatasan
sesuai dengan kcLcnluan pcraLuran perundang-undangan.
5

1 4. Pencipta adalah seorang aLau beberapa orang yang secara


sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciplaan
yang bersifa-t khas dan pribadi.
1 5. Ciptaan adalah seliap hasil karya cipla di bidang ilmu
pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi,
kemampuan , pikiran, imaj inasi, kccckatan , ketcrampilan, atau
kcahlian yang d1ckspresikan dalam bcntuk nyata.
1 6. Pemegang Hak Cipla adalah Pencipta sebagai pemilik Hak C ipta,
pihak yang mencrima hak terscbut secara sah dari Pencipta, atau
pihak lain yang mcnerima lcbih lanj ut hak dari pihak yang
menerima hak tersebut secara sah.
1 7. Hak TerkaiL adalah hak yang bcrkaitan dcngan Hak Cipta yang
merupakan hak eksklusif bagi pelaku pertunjukan, produser
fonogram, atau lembaga penyiaran.
18. Pengumuman adalah pcmbacaan, pcnyiaran , pameran, suatu
Ciptaan dcngan mcnggunakan alat apapun baik elektronik atau
non elektronik atau mclakukan dengan cara apapun sehingga
suatu Ciptaan dapat dibaca, didcngar, atau dilihat orang lain.
1 9. Lisensi Hak Cipta adalah izin tertulis yang diberikan oleh
Pemegang Hak Cipta atau pemilik H ak Terkait kepada pihak lain
untuk melaksanakan hak ekonomi alas CipLaannya atau produk
Hak TerkaiL dengan syaral tertcnlu.
20. Royalti Hak Cipta adalah imbalan atas pcman faatan hak ckonomi
sualu CipLaan alau produk Hak Terkait yang diterima oleh
Pencipla atau pemilik Hak TerkaiL.
2 1 . Indikasi Geografis adalah sualu Landa yang menunjukkan daerah
asal sualu barang dan/atau produk yang karen a faktor
lingkungan geografis Lermasuk fakLor alam, fakwr manusia atau
kombinasi dari kedua faktor LersebuL memberikan repuLasi,
kualitas, dan karakLcrisLik tcrtenLu pada harang dan/atau
produk yang dihasilkan.
22. Paten adalah hak cksklusif yang diberikan olch negara kcpada
invent.or atas hasil in vcnsinya di bidang teknologi untuk jangka
waklu lertentL1 melaksanakan scndiri ir1vcnsi terscbut atau
memberikan persctujuan kepada pihak lain untuk
mclaksanakannya.
23. lnvensi adalah ide inveritor yang dituangkan ke dalam suatu
kegiatan pcmecahan masalah yang spcsifik di bidang teknologi
berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan
Pengernbangan produk alau proses.
24. Inventor adalah seorang atau beberapa orang yang secara
bersamc.1-sama melaksanakan idc yang dituangkan ke dalam
kegiatan yang menghasilkan lnvcnsi.
25. Pemcgang Paten adalah I nventor scbagai pemilik Paten, pihak
yang menerima hnk atas Paten Lersebut dari pemilik Paten , at:=tu
pihak lain yang mcnerima lebih . lanjut hak atas Paten tersebut
yang terdaftar dalam daftar umum Paten.
26. Lisensi Paten adalah izm yang diberikan oleh pem{;gang palen,
baik yang bersirat cksklusJ maupun non•-eksklusif. kepada
penenrna liscnsi '.Jcrdasarkcu-: pcrjanjian tcrlulis untuk
menggunakan Paten _,: ang masih dilindungi dularn jangka waklu
dan syarnl Lcrtcnlu.
6

27. Royalli Palen adalah imbalan _yang diberikan unluk penggunaan


hak atas Paten .
2 8 . VarieLas Tanaman yang selanjulnya disebuL Varielas, adalah
sekelompok Lanaman dari sualu jenis alau spesies yang ditandai
oleh benluk lanaman, perlumbuhan Lanaman, daun, bunga,
buah, biji, da n eksprcsi karaklcristik genolipc atau kombinasi
gcnolipc yang dapal mcmbcdakan dari jcnis atau spcsies yang
sama oleh sckurang-kurangnya salu sifaL yang menentukan dan
apabila diperbanyak lidak mengalami perubahan.
29. Varietas Asal adalah Variclas yang digunakan sebagai bahan
dasar untuk pembuatan Varietas Turunan Esensial yang meliputi
Varietas yang mendapat PVT dan Varielas yang tidak mcndapal
PVT letapi Lelah diberi nama dan didaflar oleh PcmerinLah.
30. Varietas Turunan Esensial adalah Varietas hasil perakitan dari
Varietas Asal dengan menggunakan seleksi tertentu sedemikian
rupa sehingga Varielas Lersebul memperlahankan ekspresi sifat
Esensial dari Varielas Asalnya lelapi dapal dibedakan secara
jelas dengan Varielas Asalnya dari sifaL yang Limbul dari
Lindakan pcnurunan iLu scndiri.
3 1 . VarieLas Lokal adalah Varielas yang Lelah ada dan dibudidayakan
secara Lurun lemurun oleh pelani scrla menjadi milik
masyarakal dan dikuasai olch ncgara.

Bagian Kedua
Maksud dan Tuj uan
Pasal 2
( 1 ) Maksud Pcngelolaan Kckayaan Intcleklual m1 adalah
mcwujudkan daya saing sumbcr daya daerah dan nilai tambah
kreatifitas dan I novasi dacrah mclalui peningkalan produktivitas,
kreatifitas, dan Inovasi Dacrah Provinsi.
(2) Tujuan Pcngclolaan Kckayaan Intcleklual ini adalah:
a . mcndorong pcningkaLan produkLivilas, kreativitas, dan
I novasi kckayaan inLclckLual masyarakal Jawa Baral;
b. mengembangkan masyarakaL berbudaya ilmu pengetahuan
dan lcknologi dan Inovasi; dan
c. memberikan kepaslian hukum alas kekayaan intelektual
yang dihasilka n .

Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 3
Ruang lingkup Pcngelolaa n Kekayaan l n LelekLual:
a. pengelolaan alas Kekayaan lnlelektual yang dihasilkar.
masyarakal dan Pemerinlah Daerah Provinsi sesuai kewenangan
berdasarkan peraluran perundang-undangan; dan
7

b. fasililasi berbagai kcgialan pcngelolaan mulai dari invenlarisasi,


pendaflaran, peman faalan , pemeliharaan, kerja sama, sislem
informasi, parlisipasi masyarakal, insen tif, scrla pembinaan dan
pcngawasa.n.

Pasal 4
Kekayaan Inteleklual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
meliputi:
a. Hak Cipla dan Eksprcsi Budaya Tradisional;
b . Paten ;
c. Merek dan lndikc.l si Geografis;
d. Varielas Asal unluk pembualan Varielas Turunan Esensial; dan
e . Kekayaan Intelcktual lainnya yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan.

BAB I I
H A K C IPTA DAN EKSPRESI BUDAYA TRADlSIONAL
Bagian Kesalu
Hak Cipla
Paragraf 1
Pemerinlah Daerah Provinsi Sebagai Pemegang H ak Cipta
Pasal 5
( 1 ) Pemerin lah D aerah Provinsi sebagai pemegang Hak Cipla atas
Ciplaan yang dihasilkan olch Pencipla:
a. dalam H ubungan Dinas; alau
b. dalam hubungan kerja dengan Pemerintah Daerah Provinsi
sebagai pemberi kerja, kccuali diperjanjikan lain .
(2) Pencipta dalam hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1) huruf b, dapat menggunakan data dan/ atau prasarana
dan sarana yang disediakan oleh Pemerinlah D aerah Provinsi.
(3) Pemerintah Daerah Provinsi sebagai pcmcgang H ak Cipla
sebagaimana dimaksud pada ayal ( 1 ), berhak mendapatkan
imbalan berupa Royalli Hak Cipla atas Ciplaan yang dihasilkan
dalam ha! Ciplaan dikomersialkan.

Paragraf 2
Pcr igclolaan H ak Cipta
Pasal 6
( 1 ) Pemerinlah Daerah Prm, insi melakukan pengelolaan Hak Cipla
scbagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayal ( 1 ) , mcliputi karya di
bidang ilmu pengclahuan, scni, dan saslra.
(2) Karya di bidang ilmu pengelahuan, seni, dan sastra yang
dilindungi scbagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ), lcrdiri at::1$:
a. buku, pamnet, pcrw,1ja h 8.n karya tulis yang dilerbi tkan, dan
scmua hasil lrnrya lull:-, luin nyci :
8

b . ceramah, kuliah, pidalo, dan Ciplaan se_jenis lainnya;


c . alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan
ilmu pengelahuan;
d. lagu dan / atau musik dengan alau tanpa teks;
e. drama, drama musikal, Lari, korcografi, pewayangan, dan
pantomim;
f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar,
ukiran, kaligrafi, scni pahal, palung, atau kolase;
g karya scni lerapan;
h . karya arsiteklur;
1. pela;
J - karya seni batik atau seni motif lain ;
k . karya fotografi;
l. potrel;
m. karya sinemalografi;
n . lerjemahan, lafsir, saduran, bunga rampai, basis data,
adaplasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari h asil
lransformasi;
o. lerjemahan, adaplasi, aransemen, lransformasi, atau
modifikasi ekspresi budaya lradisional;
p . kompilasi Ciptaan alau data, baik dalam format yang dapat
dibaca dengan program kompuler maupun media lainnya;
q. kompilasi ekspresi budaya Lradisional selama kompilasi
lersebuL merupakan karya yang asli;
r. permainan video; dan
s. program kompuler.

Paragraf 3
List'nsi H ak Cipta
Pasal 7
( 1 ) PcmcrinLah Daerah Provinsi scbagai pemegang Hak Cipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat ( 1 ), berhak
membcrikan Lisensi H ak Cipla kepada pihak lain berdasarkan
perJan_jian Lisensi Hak Cipta.
(2) Keten tuan lcbih lanjuL mengcnai pemberian Lisensi H ak Cipla
diatur dalam Peraturan Gubernur.

Paragraf 4
Roya!Li H ak CipLa
Pasal 8
( 1 ) Terhadap pelaksanaan komersia!isasi H ak Cipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasa! 5 ayat (1), Pemerintah Daerah Provinsi
memperoleh Royalti Hak Cipta dari pihak ketiga yang
melaksan akan kom ersialisasi.
9

(2) Pendapalan atas Royalli H ak Cipla sebagaimana dimaksud pada


ayal (1) diselorkan ke kas Daerah, sesuai kelenluan peraluran
perundang-undangan.
(3) Kelenluan lebih lanjul mengenai pelaksanaan komersialisasi dan
pemberian Royalli H ak Cipla sebagaimana dimaksud pada ayat
( 1 ) dialur dalam Pcraluran Gubcrnur.

Bagian Kedua
Ekspresi Budaya Tradisional
Pasal 9
( 1 ) Pemerinlah Daerah Provinsi mcngclola ekspresi budaya
tradisional.
(2) Ekspresi budaya Lradisional sebagaiman a dimaksud pada ayal
( 1 ), mencakup salah satu atau kombinasi bentuk ekspresi
sebagai berikut:
a. verbal Lckslual, baik lisan maupun Lulisan, yang berbenluk
prosa maupun puisi, dalam bcrbagai tema dan kandungan isi
pesan, yang dapal bcrupa karya sastra alaupun narasi
informatif;
b. musik, mencakup anlara lain, vokal, instrumental, atau
kombinasinya;
c. gcrak, mcncakup an Lara lain, Larian ;
d . Lealer, mencakup anlara lain, perlunjukan wayang dan
sandiwara rakyat;
e. seni rupa, baik dalam benluk dua dimensi maupun tiga
dimensi yang lerbual dari berbagai macam bahan seperli
kulil, kayu, bambu, logam, balu, kcramik, kerlas, lekslil, dan
lain-lain alau kombinasinya;
f. upacara adal; dan / alau
g. benluk ekspresi lainnya sesua1 kelenluan peraturan
perundang-undanga n .
(3) Penggunaan ekspresi budaya lradisional sebagaimana dimaksud
pada ayal (2), harus memperhalikan nilai yang hidup dalam
masyarakal pengembannya.
(4) H ak cipla alas ekspresi buclaya lradisional sebagaimana
dimaksud pada ayal ( 1 ) dan ayal (2), dipegang oleh negara.
(5) Kelenluan lebih lanjut mengenai pengelolaan dan penggunaan
ekspresi budaya lradisional sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
dialur lebih lanjul dengan Peraluran Gubernur.

Pasal 1 0
Pemerinlah Dacrah Provinsi memegang H ak Cipta alas ekspresi
budaya Lradisional yang Penciplaannya sebagian atau seluruh
pendanaannya berasal dari Pcmerinlah Daerah Provinsi.
10

Bagian Keliga
Salinan Ciptaan atau Bagian Ciptaan
Pasal 11
( 1 ) Pemcrintah Daerah Provinsi menginvclarisasi hasil karya cipta
berupa 1 (salu) salinan Ciplaan atau bagian Ciptaan lanpa izin
Pencipta atau Pemegang Hak Cipla.
(2) I nvcntarisasi scbagaimana dimaksud pada ayal ( 1 ) dilaksanakan
oleh Pcrangkal Dacrah yang melaksanakan urusan bidang
perpustakaan dan arsip daerah.
(3) Salinan Ciptaan alau bagian Ciptaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilakukan dengan cara:
a. penggandaan lulisan sccara reprografi yang celah dilakukan
Pengumuman, diringkas, alau dirangkum untuk memenuhi
permintaan seseorang dengan syarat:
1. Perangkal Dacrah yang melaksanakan urusan bidang
perpustakaan dan arsip daerah menjamin bahwa salinan
tersebut hanya akan digunakan untuk tujuan pendidikan
alau Penelitian ;
2. penggandaan tcrsebut dilakukan secara t.erpisah dan jika
dilakukan secara berulang, penggandaan tersebut harus
merupakan kejadian yang tidak saling berhubungan; dan
3. tidak ada Lisensi yang ditawarkan olch Lernbaga
Manajemcn Kolektif kepada Perangkat Daerah yang
melaksanakan urusan bidang perpuslakaan dan arsip
daerah sehubungan dengan bagian yang digandakan .
b . pembualan salinan dilakukan unluk pemeliharaan ,
pengganlian salinan yang diperlukan, atau pengganlian
salinan dalam hal salinan hilang, rusak, atau musnah dari
koleksi permanen di Perangkal Daerah yang melaksanakan
urusan bidang pcrpuslakaan dan arsip daerah dengan syarat :
1. Perangkal Daerah yang melaksanakan urusan bidang
perpuslakaan dan arsip dacrah tidak mungkin
mcmpcrolch salinan dalam kondisi wajar; alau
2. pembualan salinan Lersebul dilakukan secara Lerpisah
alau jika dilakukan sccara bcrulang, pcmbuatan salinan
lcrscbul harus mcrupakan kejadian yang tidak saling
berhubungan .
c . Pembualan salinan dimaksudkan untuk komunikasi atau
pcrtukaran informasi anlar pcrpuslakaan, anlar lcmbaga
arsip, scrta anlara Pcrangkat Dacrah yang mciaksanakan
urusan bidang pcrpustakaan dan arsip daerah.
11

BAB Ill
PATEN
Bagian Kesatu
Pemerinlah Daerah Provinsi Sebagai Pcmegang Paten
Pasal 1 2
( 1 ) Pemerintah Daerah Provinsi sebagai pemegang Paten alas Invensi
yang dihasilkan oleh Inventor:
a. dalam Hubungan Dinas; dan
b . dalam hubungan kerja dengan Pemerintah Daerah Provinsi
sebagai Pihak pemberi kerja, kccuali dipcrjanjikan lain.
(2) Inventor dalam hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat ( 1 ) huruf a dan huruf b dapat menggunakan data dan/atau
prasarana dan sarana yang disediakan oleh Pemerintah D aerah
Provinsi.
(3) Pcmerintah Dacrah Provinsi sebagai pemegang Paten
sebagaimana dimaksud pada ayal ( 1 ), berhak mendapatkan
imbalan berupa Royalti Paten alas Palen yang
dikomersialisasikan.
(4) D alam hal Pemerinlah Daerah Provinsi sebagai Pemegang Palen
Lidak dapal melaksanakan Palennya, Inventor alas persetujuan
Pemegang Palen dapal melaksanakan paten dengan pihak keliga.

Bagian Kedua
Jenis Paten
Pasal 13
( 1 ) Palen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, melipuli:
a. Palen; dan
b. Paten sedcrhana.
(2) Palen sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf a diberikan
untuk lnvensi yang baru, mengandung langkah inventif, dan
dapat diterapkan dalam industri.
(3) Paten sederhana sebagaimana dimaksud pada ayal ( 1 ) huruf b
diberikan unluk setiap lnvensi baru, Pengembangan dari produk
atau proses yang Lelah ada, dan dapat dilcrapkan dalam industri.

Bagian Kctiga
Royalli Palen
Pasal 1 4
( 1 ) Terhadap pelaksanaan komersialisasi Paten sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 2 ayal ( 1 ), Pemcrinlah Daerah Provinsi
memperoleh Royalli Palen dari pihak ketiga yang melaksanakan
komersialisasi.
(2) Pendapalan alas Royalti Palen sebagaimana dimaksud pada ayal
( 1 ) diselorkan ke ka.s Daernh sesua1 kclentuan peraturan
perundang- undangan.
12

(3) Kelenluan lebih lanjut mengenai pelaksanaan komersialisasi


Paten sebagaimana dimaksud pada ayal ( 1) diatur dalam
Peraturan Gubcrnur.

Bagian Keempat
Lisensi Paten
Pasal 15
( 1 ) Pemerintah Daerah Provinsi sebagai Pemegang Paten berhak
memberikan Lisensi Palen kepada pihak lain berdasarkan
perjanjian Lisensi Palen cksklusif maupun non-eksklusif.
(2) Kelcntuan lebih lanjul mcngcnai pclaksanaan Liscnsi Paten
sebagaimana dimaksud pada ayal (1) , diatur dalam Peraluran
Gubernur.

BAB IV
MEREK DAN I N D I KASI GEOGRAFlS
Bagian Kesatu
Merck
Pasal 1 6
( 1 ) Pemerinlah Daerah Provinsi sebagai pemegang hak atas merek
yang dihasilkan pembual merek:
a. dalam Hubungan Dinas;
b. dalam hubungan kerja dengan Perangkat Daerah Pemerintah
Daerah Provinsi sebagai pemberi kerja, kecuali diperj anjikan
lain.
(2) Pembuat merk dalam hubungan kerja sebagaimana dimaksud
pada ayal ( 1) huruf a dan huruf b dapal menggunakan prasarana
dan/ alau sarana yang disediakan Pemerintah Daerah Provinsi.

Pasal 1 7
( 1 ) Merek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 6 terdiri atas tanda
berupa:
a. gambar;
b. logo;
c. nama;
d. kata;
e. huruf;
f. angka; dan
g. susunan warna.
(2) Merek sebagaimana dimaksud pada ayal ( 1), dalam bentuk 2
(dua) dimensi dan/alau 3 (Liga) dimensi, suara, hologram, atau
kombinasi dari 2 (dua) alau lebih unsur tersebul untuk
membedakan barang dan/ atau jasa.
13

Bagian Kedua
Indikasi Geografis
Pasal 1 8
( 1 ) Pemerintah Daerah Provinsi mendorong masyarakat d i kawasan
geografis tertenlu yang mengusahakan suatu barang dan/ atau
produk untuk melakukan pendaftaran Indikasi Geografis
(2) Pemerintah Dacrah Provinsi dapal bcrtindak sebagai pcmohon
Indikasi Gcograris unluk didaflarkan kcpada Kemcnlerian
Hukum dan Hak Azasi Manusia, untuk memperoleh
perlindungan.
(3) Pendaftaran Indikasi Geografis sebagaimana dimaksud pada ayal
( 1 ) dan ayat (2) , dilakukan terhadap barang dan / atau produk
berupa:
a. sumber daya alam;
b. barang keraj inan Langan; alau
c . hasil i nduslri .
(4) Kelenluan lebih lanjul mengenai Indikasi Geografis dialur dalam
Peraturan Gubernur.

BAB VI
VARIETAS ASAL UNTUK PEMBUATAN VARIETAS TURUNAN
ESENSIAL
Bagian Kesalu
Umum
Pasal 19
( 1 ) Dalam ha! pcnggunaan Variclas Asal un tuk pembuatan Varietas
Turunan Esensial, Gubernur dapal berlindak:
a. memberikan persetujuan kcpada orang atau badan hukum
yang akan menggunakan Varietas Lokal tcrsebut sebagai
Varietas Asal dalam pembualan Varielas Turunan Esensial
dalam benluk perjanjian Lerlulis;
b. mewakili kepenlingan masyarakal pemilik Varielas Lokal di
wilayahnya dengan memberikan nama Varielas Lokal
berdasarkan persyaralan penamaan;
c. memberikan langgapan saran perbaikan nama Varietas Lokal
dari lembaga yang membidangi Perlindungan Varietas;
d. membual perjanjian penggunaan sualu Vanelas Lokal sebagai
Varielas Asal untuk pembualan Varielas Turunan Esensial
dengan orang alau badan hukum; dan
e. mewakili kepentingat1 masyarakal pemilik Varielas LokaJ
melaksanakan penggunaan lmbalan.
(2) Ketcntuan lebih lanjut mcngenai pcnggunaan Varietas Asal
untuk pembualan Varielas Turunan Esens1al dialur dalam
Peraluran Gubernur .
14

Bagian Kedua
Persyaralan Penamaan Varielas Lokal
Pasal 20
Persyaralan penamaan Varielas Lokal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 9 ayal ( 1 ) huruf a, harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. mencerminkan idenlilas Variclas Lokal yang bcrsangkutan;
b. tidak menimbulkan kerancuan karakterislik, nilai atau identitas
suatu
c . Varielas Lokal;
d. tidak tclah digunakan untuk nama Varietas yang sudah ada;
e. tidak mcnggunakan nama orang lerkcnal;
f. lidak menggunakan nama alam;
g. tidak menggunakan lambang ncgara; dan / atau
h . tidak mcnggunakan Merck Dagang unluk barang dan jasa yang
dihasilkan dari bahan propagasi seperti benih atau bibit, atau
bahan yang dihasilkan dari Varictas lain, jasa transportasi atau
penyewaan tan aman .

BAB V I I
PEMILIKAN KEKAYAAN INTELEKTUAL HASIL PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
Pasal 2 1
( 1 ) Kekayaan I nlelektual yang dihasilkan melalui kegiatan Penelitian
dan Pengembangan oleh Perangkat D aerah merupakan milik
Pemerintah Daerah Provinsi.
(2) Dalam hal pendanaan kcgialan Penelitian dan Pcngcmbangan
sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) dibiayai sebagian oleh
Pemerinlah Daerah Provinsi dan sebagian dibiayai oleh pihak
lain, Kekayaan lnleleklual rnenjadi milik bersama yang
dituangkan dalam Pcrjanjian scsua1 kelentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB Vll1
fNVENTARISASI KEKAYAAN TNTELEKTUAL
Pasal 2 2
( 1 ) Gubernur mcnyclcnggarakan invcnlarisasi Kekayaan Intelektual
yang dihasilkan di Dacrah Provinsi.
(2) Penyelenggaraan invcntarisasi Kekayaan Intelcktual sebagaimana
dimaksud pada ayal ( 1 ) , dilaksanakan Perangkat Daerah yang
melaksanakan penelitian dan pcngcmbangan .
15

(3) Dalam pelaksanaan inven tarisasi Kekayaaan l nlelektual,


Perangkal Daerah yang melaksanakan penelilian dan
pcngcmbangan bcrkoordinasi dcngan Perangkal Dacrah yang
melaksanakan urusan pemcrinlahan bidang kcbudayaan, bidang
pariwisata, bidang pcrinduslrian, bidang pcrdagangan, bidang
koperasi dan usaha kecil, bidang kelautan dan perikanan, bidang
pcrtan ian, bidang kehutanan, bidang pangan, scrta bidang lain
yang lerkail dengan kekayaan inlcleklual.
(4) Ketcnluan lebih lanjul mcngcnai invcntarisasi kekayaan
inteleklual diatur dalam Pcraluran Gubcrnur.

BAB I X
F'ASILITASI PENDAFTARAN
Pasal 23
( 1 ) Dalam rangka pcrlindungan Kckayaan Intelektual d i Daerah
Provinsi, Gubernur memfasililasi pendaflaran Kekayaan
lnleleklual kepada Kemenlenan Hukum dan Hak Azasi Manusia,
melipuli :
a. pencalalan Hak Cipla;
b. pendaflaran Paten;
c. pendaflaran mcrck dan Merck Kolcklif; dan
d. pendaflaran I ndikasi Geografis.
(2) F'asililasi pencalalan H ak Cipla sebagaimana d imaksud pada
ayal ( 1 ) huruf a, dilakukan dalam hal Ciplaan lersebul:
a . l idak d ikelahui Penciplanya;
b. tidak dikelahui Pcnciptanya dan Ciplaan tersebut belum
d ilakukan pengumuman ;
c . tidak dikclahui Pcnciplanya, alau hanya terlcra nama
aliasnya alau samaran Pcnciptanya ya.ng diumumkan oleh
Pemerinlah Daerah unluk k-epenlingan Pencipla; dan
d . dalam ha! Ciplaan telah d ilcrbitkan tetapi tidak diketahui
Pencipla dan pihak yang melakukan Pengumuman.
(3) Fasililasi pendaflaran Palen scbagaimana d imaksud pada aya1 ( l )
huruf b, d i lakukan dalam ha! Palen yang d i hasilkan melalui
k�gialan Penelilian dan Pcngembangan olch Perangkal Dacrah
yang melaksanakan urusan bidang Penelilian dan
Pcngembangan, dcngan pcndanaannya bersumber dari A nggaran
Pcndapalan dan Bclanjd Dacr'.3-h .
(4) Fasililasi pendaflaran merek sebagaimana d imaksud pada ayal
( 1) hurur c, mclipuli:
a. mcrek yang di hasilkan dalam Hubungan Dinas; dan
b. merck yang dihasilkan dalam ha! Pemerintah Daerah Provinsi
sebagai pihak yang memberikan pekerjaan .
(5) F'asilitc:si pcndaflaran Merck "Kolcklif scbagaimana d imaksud
pada ayal (1) hurur c, dip<"runlukkan bagi pengembangan /
pemberdayaan Usa'.'la Kccil, dan / a l a u pelayanan publik.
16

(6) Fasilitasi pendaflaran I ndikasi Geografis sebagaimana dimaksud


pada ayal ( 1 ) huruf d , dilakukan lerhadap lcmbaga yang mewakili
masyarakal di kawasan gcografis lcrlcnlu yang mengusahakan
sualu barang dan/ alau produk scsuai kclcnluan peraluran
pcrundang-undangan.
(7) Kelentuan lebih lanj ul mengenai fasililasi pcndaflaran Kekayaan
lnLelcklual dialur dalam Pcraluran Gubcrn ur .

BAB X
PEMANFAATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2 4
( 1 ) Pemerintah Oaerah Provinsi sebagai pemilik Kekayaan Intelektual
menyelenggarakan Lala kelola pernan faatan Kekayaan I n telektual
yang dihasilkan di Daerah Provinsi.
(2) Tata cara penyelcnggaraan lata kelola peman faatan Kekayaan
Intcleklual sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ), dilaksanakan
sesuai kelenluan pcral uran perundang-unda11gc1.n.

Bagian Kcdua
Pcnycbarnn l nformasi
Pa�al 25
Dalam rangka pemanfaalan Kekayaan I n leleklual, Gubernur
melaksanakan penyebaran informasi Kekayaan I nlelektual yang
dimiliki dengan tidak mengurang1 kepenlingan perlindungan
Kckayaan I ntelcklual.

Bagian Ket iga


Alih Teknologi
Pasal 26
( 1 ) Dalam rangka pcmanraalan Kckayaun l n t e :cklual, nubern u r
men.} C'lenggarakan Alih Tcknologi Kcka_vaan !ntclcklual-kcpada
badan usaha, pcmcrinLah lain, alau masy arakal, sc·sua,
peraturan pcrundang-undangan.
(2) Dalam ha! Alih Tcknologi Kckayaan lnlelcklual yang scbagian
biaya kegialan mcnghasilkc.t nnya dibiayai old1 pihak lain,
pelaksanaan Alih Tcknologi �ckayaan l nteiekt ual ctilakukan
berdasarkan perjanj ian.
17

BAB XI
PEMF:LIHARAAN
Pasal 27
( 1 ) Gubernur mclakukan pcmcliharaan Kekayaan I nlcleklual milik
Pcmerinlah Dacrah Provinsi.,.
(2) Tata cara pemeliharaan Kckayaan lnt elcklual sebagaimana
dimaksud pada ayal (1) , dilaksanakan sesua1 ketenluan
pcraluran pcrundang-undangan.

BAB XII
SENTRA KEKAYAAN INTELEKTUAL
Pasal 28
( 1 ) Gubernur mcmbcn luk Scnlra Kckayaan ln lelcklual Dacrah
Provin si dalam rangka Pengelolaan Kckayaan Intelektual di
Daerah Provinsi .
(2) Pembangunan Sentra Kekayaan I ntelektual sebagaimana
dimaksud pada ayal ( 1 ) . dilaksanakan secara bertahap sesuai
kcmampuan keuangan Daerah.
(3) Sentra Kekayaan ln LclekLual scbagaimana dimaksud pada ayat
(1) , bcrada di bawah Pcrangkal Daerah yang membidangi
penelitian dan pengembangan dacrah.
(4) Sentra Kekayaan Intelektual bcrtugas mclaksanakan fasilitasi
segala benluk kegiatan Pengelolaan Kckayaan I n Lclektual.
(5) Kctentuan lcbih lanjul mcngcnai pcngclolaan Scnlra Kekayaan
lntcleKlual diatur du.lam Pcraturan Gubernur.

BAB XIII
KERJA SAMA
Pasal 29
(1) Gubcrnur mengembangkan pola kerja sama dalam Pengelolaan
Kekayaan I nlelektual sesuai kclen tuan peraturan perundang­
undangan .
(2) K,.::rja sama yang sebagaimana dimaksud pada ayal (1) dilakukan
dcngan :
a. Pcmerintah Pusat;
b. Pemcrinlah Daerah provinsi;
c. Pcmerinlah Daerah kabupalcn / kota;
d. perguruan Linggi;
e. badan usaha;
f. masyarakat; dan / atau
g. pi.ha k luar negcr i.
(3) Benluk kerja san 1a scbagaimana dimaksud pada ayal (2),
mehputi:
a. pcmanfaalan Kekayaan lnlclcktual;
18

b . pengembangan Kekayaan l nleleklual;


c. penyebaran in formasi; dan
d . pembinaan dan pengawasan Kekayaan lnlcleklual.

BAB XIV
SISTEM INPORMASI
Pasal 30
( 1 ) Gubernur membangun sislem informasi kekayaan in teleklual.
(2) Si slem in formasi sebagairnana dimaksud pada ayat ( 1 ), paling
kurang meliputi:
a. basis dala Kekayaan lnlcleklual;
b. deskripsi Kckayaan I nlclcklual;
c. profit i nvenlor;
d . stalus Kckayaan l n tclcklual;
e . sertifikat
(3) Pclaksanaan Sistcm informasi scbagaimana dimaksud pada ayal
( 1 ) dan (2), dilakukan oleh Perangkal Dacrah yang membidangi
penelitian dan pengembangan.
(4) Kc:len tuan lebih Ianjut mcngenai pelaksanaan sislcm informasi
dialur dalam Pcraluran Gubernur.

BAB XV
PARTIS) PASI
Pasal 3 1
( 1 ) Masyarakal bcrpartisipasi dalam Pcngelolaan Kekayaan
lnteleklual.
(2) Parlisipa�i masyarakal scbagaimana dimaksud pada ayal ( 1 )
dilaksanakan paling kurang dalam benluk:
a. peningkalan kcgiatan dan krcalivitas;
b. pcmberian m formasi dan dala;
c. perlindungan dan peleslarian kekayaan in Leleklual; dan
d . pengawasan.

BAB XVI
PEMBINAAN DAN P�NGAWASAN
l:3agian Kesalu
Pcmbinaan
Pasal 32
( 1 ) Gubcrnur mcnyclcnggarakan pL·mhinaan Kckayaan Inlckktual
kepnda PcmerinLah Dacrah 1'dbupalcn / Kota dan/ alau
masyarakal .
19

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayal ( 1 ), dilakukan


terhadap:
a. pencalalan dan pengelolaan Hak Ci pla;
b. pendaftaran dan pengelolaan ekspresi budaya tradisional;
c. pcndaflaran dan pangclolaan Palen;
d. pendaflaran dan pcngelolaan merck; dan
e . pendaflaran dan pengelolaan indikasi geografis.
(3) Kegiatan pcmbinaan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dan
ayal (2), melipuli:
a. koordinasi;
b. pendampingan penerapan peraluran perundang-undangan;
c. sosialisasi , bimbingan lcknis, supcrvisi, dan konsullasi;
d. bantuan Leknis dan banluan program; dan
e. pendidikan dan pclalihan.
(4) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayal ( 1 ) dan ayal (2),
dilaksanakan olch Pcrangkal dacrah yang mclaksanakan urusan
bidang penclilian dan pcngembangan
(5) Penyelenggaraan pembinaan olch Pemerinlah Daerah Provinsi
dilaksanakan scsuai kcmampuan kcuangan Daerah .
(6) Kelenluan lebih lanjul mengena1 pembinaan dialur dengan
Peraluran Gubernur.

Bagian Kedua
Pcngawasan
Pasal 33
( 1 ) Gubernur melaksanakan pengawasan Kekayaan lnleleklual di
Daerah Provinsi.
(2) Pengawasan sebagaimana d1maksud pada ayal (1), dilakukan
lerhadap:
a. pencatalan dan pengelolaan Hak Cip la;
b . pendaftaran dan pengelolaan ekspresi budaya Lradisional;
c. pendaflaran dan pangclolaan Paten;
d. pendaftaran dan pcngclolaan mcrck; dan
e. pendaflaran dan pengelolaan indikasi geografis.
(3) Pcngawasan scbagaimana dimaksud pada ayal ( 1 ) dan ayal (2),
dilaksar..akan oleh Perangkal daerah yang melaksanakan urusan
bidang pcnclilian dan pcngcmbangan.
(4) Kctentuan lebih lanjul mengena1 pcngawasan diatur dalam
Peraluran Gubernur.
20

BAB XVII
PENDANAAN
Pasal 34
Pendanaan pelaksanaan Pcngclolaan Kekayaan Intelektual
bersumber dari:
a . Anggaran Pendapalan dan Belanja Daerah; dan
b. sumbcr lainnya yang sah dan Lidak mcngikal.

BAB XVIll
INSENTIF'
Pasal 35
( 1 ) Gubernur dapat memberikan insentif kcpada setiap orang,
kelompok, lembaga, dan/ alau badan usaha yang berjasa dalam:
a. melakukan lnovasi Kekayaan lnlelektual; dan / a tau
b . bcrpcran serla dalam fasililasi Kckayaan Intclcktual dan/ alau
ekspresi budaya tradisional.
(2) Inscntif yang diberikan oleh Pemerinlah Daerah Provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayal (1), dibcrikan dalam benluk
fasilitasi pendaflaran, program, pcnghargaan, dan/ atau bantuan,
yang pelaksanaannya discsuaikan dengan kemampuan keuangan
Oaerah.
(3) Ketcnluan lcbih lanjut mengcnai syaral dan Lata cara pemberian
in sen l if diatur dcngan Peraluran Gubcrnur.

BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 36
Pada saal Peraluran Oaerah ?ni mulai berlaku, semua peraturan
perundang-undangan yang merupakan peraluran pelaksanaan dari
PeraLuran Dacrah Nomor 5 Tahun 2012 Lcnlang Pcrlindungan
Kekayaan lnlclcklual (Lcmbaran Dacrah Provinsi Jawa Baral Tahun
20 1 2 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 119), dinyalakan masih letap berlaku sepanjang Lidak
bertenlangan dcngan kctcntuan dalam Peraturan Dacrah ini.

Pasal 37
Pada saal Peraluran Dacrah ini mulai bcrlaku, Peraluran Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 5 't'ahun 20 1 2 tenlang Perlindungan
Kekayaan Intelcktual (Lcmbaran Dacrah Provins: Jawa Baral Tahun
20 1 2 Nomor 5, Tambahan Lembaran Oaerah Provinsi Jawa Baral
Nomor 1 1 9) , dicabul dan dinyatakan Lidak bcrlaku.
21

Pasal 38
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada· tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Baral.

Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal 6 Juli 2 0 1 8

Pj . GUBERNUR JAWA BARAT,

ttd

MOCHAMAD IRIAWAN

Diundangkan di Bandung
Pada tanggal 6 Juli 2 0 1 8

SEKRETARIS DAERAH PROVINS!


JAWA BARAT,

ttd

IWA KARNIWA

LEMBARAN DAERAH PROVINS! JAWA BARAT TAH U N 20 1 8 NOMO R 2?°8 �fl

Anda mungkin juga menyukai