Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN
Ayam petelur merupakan ayam betina yang sudah dewasa dikembangkan dan juga
hanyak menghasilkan produksi. Beternak ayam petelur ini sangat mudah dan sederhana, tetapi
harus menajemen budidaya yang tepat untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi. Budidaya
ayam petelur ini sudah sangat lama sekali berkembang di Indonesia. Beternak ayam petelur bagi
pemula sangat sederhana dan juga harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan, oleh
beberapa orang yang sudah berpengalaman dan juga para ahli dalam pembudidayaan ayam
petelur ini. Sebelum memulai beternak ayam, ada beberpa hal yang harus disediakan dan
dipersiapkan.

2.1. Persiapan Kandang


Langakah utama yang harus disiapkan ketika akan memulai beternak ayam petelur adalah
kandang. Sebuah kandang ayam petelur akan dilengkapi dengan berbagai hal pendukung yang
dipakai untuk memudahkan segala aktifitas pemilik saat mengurusi dan untuk memanen telur
telur ayam tersebut nanti. Dalam pembuatan kandnag tidak sembarangn membuat, ada bebrapa
hal yang harus diperhatikan terutama lahan atau tempat pendirian kandang. Salah satunya iklim
kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar
antara 32,2–35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan
kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi
dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat
kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan
membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan
sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang.
Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih
dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin
seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem
alat penerangan.
Tempat pembuatan kandang harus jauh dari permukiman hal ini bertujuan agar tidak
mengganggu warga sekitar,namun jika diperkirakan tidak mengganggu bisa dekat dengan
permukiman misalnya dibelakng rumah. Tempatnya harus mudah dijangkau dengan kendaraan,
jauh dari tempat bising yang dapat mengakibatkan stress ayam yang dapat berpengaruh terhadap
hasil produksi telur dan tempatnya harus permanen tidak berpindah –pindah.
2.1.1. Bentuk Kandang
Pembuatan kandang ayam yang bagus khusus untuk ayam petelur adalah memperhatikan
agar memudahkan proses pengumpulan telur danpembuangan kotoran. Dan jenis kandang yang
paling cocok adalah kandang ayam dengan sistem panggung. Secara umum bentuk kandang
untuk ayam ada dua tipe yaitu kandang koloni dan kandnag individu. Khusus untuk ayam petelur
cocok menggunakan bentuk kandang individu jenis kandang bateryy.
Kandang ayam jenis Battery ini adalah jenis kandang ayam yang sangat populer, jenis
modern dari kandang battery / kandang batere dibuat dengan berbahan kawat. Desain kandang
battery / kandang batere yang dibuat dengan sekat sekat kecil yang nantinya sebagai tempat
ayam ayam tersebut berada. Kandang ayam petelur berbentuk panggung dimaksudkan untuk
mempermudah saat pemanenan atau pengambilan telur , karena telurnya tidak akan tercecer
kemana-mana. Kandang battery / kandang batere dibuat dengn lantai yang melandai dengan
sedikit kemiringan kearah depan dan berujung pada bagian depan (luar) kandang. Ini membuat
telur ayam akan menggelinding dan berkumpul di depan dan memudahkan pemilik untuk
memungutnya.
2.1.2. Peralatan Kandang
a. Liter (Alas Lantai )
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan
tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai
campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan
kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
b. Tempat Bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor,dapat
dibuatkan kotak ukuran 30 X 35 X 45 cm yang cukup untuk 4-5 ekor ayam. Kotak diletakan
didinding kandang lebih tinggi dari tempat bertengger,penempatannya agar mudah pengambilan
telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak –injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur
dibuat miring dari kawat hingga telur langsung keluar sarang setelah bertelur dan dibuat lubang
yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
c. Tempat Bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan
kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari
angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
d. Tempat makan,Minum dan Tempat Grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa
saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus.
2.2. Memilih Bibit / COD yang Unggul
Setelah mempersipakan semua kandang baru mulai untuk pemilihan bibit. Untuk mendapkan
keuntungan yang besar dan menghasilkan produktivtas tinggi,diperlukan bibit yang bagus pula.
Tidak semua bibit memiliki kemampuan produktivitas atau kualitas yang sama. Untuk melihat
bibit yang bagus lihat induk atau struktur keturunannya apakah induk dari bibit tersebut memiliki
kemampuan penghasil telur ayam yang banayak,selain itu Pilihlah anakan ayam yang berasal
dari indukan yang berkualitas dan sehat tidak mudah terserang penyakit, memiliki bulu halus dan
juga pertumbuhan cepat, tidak dalam keadaan terserang penyakit, mempunyai nafsu makan
tinggi, ukuran badan normal, ukuran berat badan normal 35-40 gram dan juga tidak abnormal.
Sebelum membudidayakan sebaiknya kita lakukan pemilihan jenis petelur yang akan
dibudidayakan, yaitu jenis ayam petelur ini dibagi dua tipe sebagai berikut.

 Tipe ayam petelur ringan : yaitu ayam petelur putih, yang mampu menghasilkan produksi telur
260 butir/tahun. Sensitif terhadap cuaca panas dan juga keributan yang akan menurunkan
produktivitas telur.
 Tipe telur ayam medium : yaitu tipe ayam berwarna coklat dan termasuk dalam famili ayam tipe
multiguna yaitu dapat menghasilka daging berkualitas dan telur yang banyak. Harga pada telur
ayam ini sanat mahal dibandingkan dengan telur putih, dikarenakan memiliki ukuran yang jauh
lebih besar. Namun, produksi ayam petelur ini sangat sedikit dibandingkan dengan tipe petelur
putih.

Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai berikut:
2.2.1. Konverensi Ransum
Konverensi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam
dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram
telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih
banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu
banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam
mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan
berikut ini pada berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering
dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit ayamnya.
2.2.2. Produksi Telur
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat memproduksi telur
banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi
makannya banyak juga tidak menguntungkan.
2.2.3. Prestasi Bibit Dilapangan/Dipeternakan
Apabila kedua hal diatas telah baik kemampuan ayam untuk bertelur hanya dalam sebatas
kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dapat dilihat pada data di
bawah ini. – Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270,
ransum 1,82 kg/dosin telur.
§ Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280, ransum 1,8-
2,0 kg/dosin telur.
§ Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89
gram/dosin telur.
§ H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7-1,9
kg/dosin telur.
§ Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86
kg/dosin telur.
§ Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin
telur.
§ Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7-1,9
kg/dosin telur.
§ Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275, ransum
1,9 kg/dosin telur.
§ Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum 1,98
kg/dosin telur.
§ Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260,
ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.
§ Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270, ransum 2,0
kg/dosin telur.
§ Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265, ransum
2,0-2,08 kg/dosin telur.
§ Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 280, ransum
2,04 kg/dosin telur.

2.3. Pakan
Total pengeluaran biaya budidaya ayam petelur hampir 70% merupakan biaya pakan..
Artinya perlu dilakukan penghematan pengeluaran biaya pakan. Salah satunya dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan baku pakan lokal yang banyak tersedia di Indonesia. Beragam jenis
hasil limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku campuran ransum ayam petelur
Beberapa bahan baku campuran ransum ayam petelur.
2.3.1. Jagung
Jagung utamanya jagung kuning banyak mengandung carotene yang dibutuhkan ayam
petelur menghasilkan produksi telur. Pemberian jagung pada ayam ras petelur harus disesuaikan
dengan tingkat pertumbuhan ayam petelur untuk anak ayam ( DOC ) dibutuhkan jagung 35 – 40
% dari jumlah ransum, ayam petelur masa pertumbuha n membutuhkan jagung 36 - 45 % dari
jumlah ransum. Untuk ayam masa produksi membutuhkan 45 % dari jumlah total ransum yang
diberikan pada ayam petelur.Pada periode DOC jagung sangat dibutuhkan yang berguna untuk
pertumbuhan anak ayam.
2.3.2. Dedak Padi
Dedak padi banyak dihasilkan dedak ditempat penggilingan beras. Dedak padi mengandung
vitamin B1 dengan protein 10 % Penggunaan dedak padi untuk campuran ransum harus
diperhatikan benar kesegarannya. Dedak yang busuk jika diberikan pada ayambiasanya ayam
tidak mau makan. Selain ayam tidak mau makan dedak yang busuk berbahaya dapat
menimbulkan diare pada ayam.
2.3.3. Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa dihasilkan oleh pabrik minyak kelapa. Bungkil kelapa mempunyai cita rasa
dan aroma yang gurih dan disukai oleh ayam. Kadar kandungan protein bungkil kelapa 16 %.
Pemberian bungkil kelapa tidak boleh terlalu banyak. Pemberian bungkil kelapa tidak boleh
lebih dari 10 % jumlah total ransum yang diberikan. Jika pemberian bungkil kelapa lebih dari 10
% me akan merugikan petani ternak karena ayam akan mencret dan produksi telur menurun.
2.3.4. Bungkil Kacang
Didaerah pabrik minyak kacang dapat dipastikan banyak tersedia bungkil kacang yang juga
mempunyai nama sebutan lain dengan ampas kacang. Kadar kandungan minyak pada bungkil
kacang sangat tergantung dari proses pengepresan yang dilakukan pabrik. Bau aroma bungkil
kacang yang segar gurih dan sedap, menambah nafsu makan ayam menikmati ransum yang
disediakan. Yang pastinya penggunaan bungkil kacang tidak boleh terlalu banyak karena akan
berakibat turunnya produksi telur atau ayam akan menjadi diare. Dianjurkan bungkil kacang
yang tengik tidak diberikan pada ayam petelur akan berakibat perut ayam kembung.dan juga
ayam tidak berselera makan jika dirasakan ada bungkil kacang yang tengik.
2.3.5. Kacang Kedele
Kacang kedele selain dinikmati manusia juga bisa digunakan untuk pakan ayam ras petelur.
Kacang kedele merupakan jenis kacang kacangan yang terbaik untuk digunakan sebagai
campuran pakan ayam ras petelur. Kandungan protein kacang kedele 37,5 %, yang sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan badan ayam petelur dan proses produksi telur. Kandungan gizi
pakan yang juga dimiliki kacang kedele adalah mineral yang terdiri dari calcium, phosphor dan
mineral lainnya. Penggunaan kacang kedele dalam campuran pakan ayam ras petelur dianjurkan
untuk digoreng sangan terlebih dahulu yang akan memberikan aroma gurih dan menambah nafsu
makan bagi ayam petelur. Perlu diketahui kacang kedele mempunyai nilai rupiah yang mahal
oleh karena itu penggunaan campuran pakan ayam ras petelur dengan kacang kedele harus
diperhatikan secara ekonomis untung ruginya agar tidak mengurangi hasil pendapatan yang akan
dinikmati pengelola budidaya ayam ras petelur.
2.3.6. Hijauan Sayuran Sebagai Pelengkap Ransum Ayam Petelur
Hijauan sayuran yang diberikan pada ayam ras petelur adalah hijauan dan sayuran yang
tidak berbahaya bagi kesehatan ayam ras petelur.merupakan pakan ekstra Jenis sayuran yang
biasa diberikan pada ayam ras petelur bayem, kangkung dan tauge. Jatah pemberian hijauan
sayuran untuk ayam ras petelur untuk 100 ekor ayam pada umur 8 – 60 hari diberikan hijauan
sayuran 1- 1,5 kg per harinya, ayam umur 60 – 90 hari hijauan sayuran yang diberikan 1,5- 2 kg
per harinya, ayam umur 90 – 150 hari disiapkan hijauan sayuran 2 – 3 kg setiap harinya dan
untuk ayam umur 150 hari sampai ayam diafkir diberikan hijauan sayuran 3-4 kg setiap harinya.
Pemberian hijauan sayran dapat dilakukan jam 10.00 atau jam 11,00 yaitu 4 – 5 jam setelah
pemberian ransum pakan pagi.Hiajauan sayuran yang akan diberikan pada ayam ras petelur
harus dicincang halus dan dilakukan perendaman dengan kalium permanganat (KMNO4) yang
juga punya nama lain PK. Kalium Permanganat atau PK ini bisa dibeli di apotik. Kalium
permanganat berguna untuk membunuh bakteri bakteri yang ada dalam hijauan sayuran.
Penggunaan kalium permanganat Dicampur dengan air dengan takaran 1 gram kalium
permanganate dilarutkan dalam 1000 cc air biasa.
2.4. Pemeliharaan Ternak Ayam Petelur
Pemeliharaan ternak ayam petelur lebih berkaitan dengan teknik,pengetahuan dan
pengalaman. Sebelum memulai harus paham dan tahu terlebih dahulu cara memelihara ayam
petelur. Pemeliharaan berarti menjaga,melindungi, mengorganisir dan mengendalikan ternak
ayam. Jika ada kesalahan dalam pemeliharaan akan berkibat pada hasil produksi. Percuma
memiliki bibit yang bagus dan lingkungan yang cocok namun dalam pemeliharaan tidak sesuai
hasilnya tidak akan maksimal. Bentuk pemeliharaan ternak ayam petelur diantaranya
2.4.1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha
pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja.
Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai
catatan pada label yang dari poultry shoup. Pemeliharaan kaandang juga perlu,agar bangunan
kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu
kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera
disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa
mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
2.4.2. Pemberian Pakan dan Minum
Untuk pemberian pakan ayam petelur terbagi menjadi dua fase yaitu fase starter dan fase
Finisher.
a. Fase starter ( umur 0-4 minggu )
Kandungan gizi yang dibutuhkan terdiri dari protein 22-24 %, lemak 2,5 %, serat kasar 4 %,
kalsium 1 %, Phospos 0,7 – 0,9 5, Me 2800-3500 Kcal. Jumlah pemberian pakan ini harus sesuai
dengan umur pada minggu pertama ( umur 1-7 minggu ) yaitu 17 gram/hari/ekor, minggu kedua
( umur 8-14 hari ) 43 gram/hari/ekor, minggu ketiga ( umur 15-21 gram/hari/ekor dan minggu
keempat ( 22-29 hari ) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang akan dibutuhkan untuk
kebutuhan ayam selama empat minggu adalah 1.520 gram.

b. Fase finsiher ( umur 4-6 minggu )


Kandungan gizi yang dibutuhkan ayam petelur yairu protein 18-21 %, lemak 2,5 %, serat
kasar 4,5 %, kalisum 1 %, phospos 0,7-0,9 % dan energi 2900-3400 Kcal. Jumlah pemberian
pakan ini harus sesuai dengan ukuran dan jumlah hari mulai dari minggu kelima ( umur 30-36
hari ) 111 gram/hari/ekor, minggu keenam ( umur 37-43 hari ) 129 gram/hari/ekor, minggu
ketujuh ( umur 44-50 hari ) 146 gram /hari/ekornya dan minggu kedelapan ( umur 51-57 hari )
161 gram /hari/ekor. Jadi jumlah yang akan dibutuhkan selama beberapa minggu pada umur 30-
57 hari membutuhkan 3.829 gram.

Untuk pemberian minu juga perlu Pemberian minum pada hari yang pertama sebaiknya
menambahkan gula dan obat anti stres kedalam air minum. Banyak yang digunakan yaitu gula 50
gram, dan juga sebaiknya juga membersihkan tempat minum agar tetap steril.

2.4.3. Pemberian Vaksin dan Obat


Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara
menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah
penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih
lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif. Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus
yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk
zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang
diduga sakit. Persyaratan ternak ayam petelur jika akan divaksin yaitu Ayam yang divaksinasi
harus sehat,Dosis dan kemasan vaksin harus tepat dan Sterilisasi alat-alat.

Macam-macam vaksin:
1. Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna

2. Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)

3. Vaksin NCD HB-1/Pestos.

4. Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.

5. Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.

2.5. Penyakit dan Hama pada Ternak Ayam Petelur


2.5.1. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
a. Foel typhoid
Foel Typhoid adalh jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella gallinarum
yang ditandai dengan keluarnya tinja yang berwarna hijau kekuningn pada ayam petelur.Sasaran
yang disering adalah ayam muda/remaja dan dewasa. Pengendaliannya dengan diberi
antibiotika/preparat sulfa.
b. Parathyphoid
Parathypoid adalah jenis penyakit pada ayam yang bisa saja menyerang ayam petelur
terutama menyerang ayam dibawah umur satu bulan pada masa pertumbuhan. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri dari genus Salmonella.Pengendaliannya dengan preparat sulfa/obat
sejenisnya.
c. Pilek ayam (Coryza)
Coryza adalah jenis penyakit yang menyerang semua umur ayam dan terutama menyerang
anak ayam. Penyebabnya oleh mahluk intermediet yaitu antara bakteri dan virus. Ayam petelur
jika terserang penykakit ini akan menunjukan tanda-tanda seperti orang pilek.Pengendaliannya
dapat disembuhkan dengan antibiotia/preparat sulfa.
d. Infeksi synovitis
Jenis penyakit pada ayam yang sering menyerang ayam muda.Penyebab penyakit ini oleh
bakteri dari genus Mycoplasma. Pengendaliannya dengan pemberian antibiotika.
2.5.2. Penyakit Disebabkan Oleh Virus
a. Newcastle disease (ND)
ND adalah penyakit oleh virus yang populer di peternak ayam Indonesia. Pada awalnya
penyakit ditemukan tahun 1926 di daerah Priangan. Penemuan tersebut tidak tersebar luas ke
seluruh dunia. Kemudian di Eropa, penyakit ini ditemukan lagi dan diberitakan ke seluruh dunia.
Akhirnya penyakit ini disebut Newcastle disease. Dapat dicegah dengan vaksinasi.
b. Infeksi bronchitis
Infeksi bronchitis menyerang semua umur ayam. Pada dewasa penyakit ini menurunkan
produksi telur. Penyakit ini merupakan penyakit pernafasan yang serius untuk anak ayam dan
ayam remaja. Tingkat kematian ayam dewasa adalah rendah, tapi pada anak ayam mencapai
40%. Bila menyerang ayam petelur menyebabkan telur lembek, kulit telur tidak normal, putih
telur encer dan kuning telur mudah berpindah tempat (kuning telur yang normal selalu ada
ditengah). Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi.
c. Infeksi laryngotracheitis
Infeksi laryngotracheitis merupakan penyakit pernapasan yang serius terjadi pada unggas.
Penyebab: virus yang diindetifikasikan dengan Tarpeia avium. Virus ini di luar mudah dibunuh
dengan desinfektan, misalnya karbol. Pengendaliannya dapat dicegahan dengan vaksinasi dan
sanitasi yang ketat.
d. Cacar ayam (Fowl pox)
Cacar ayam adalah penyakit pada ayam petelur yang ditandai dengan ayam bagian jengger
yang terserang akan bercak-bercak cacar. Penyebabnya adalah virus Borreliota
avium. Pengendaliannya bisa dengan vaksinasi.
e. Marek
Penyakit ini menjadi populer sejak tahun 1980-an hingga kini menyerang bangsa unggas,
akibat serangannya menyebabkan kematian ayam hingga 50%. Pengendaliannya dengan
vaksinasi.
f. Gumboro
Penyakit ini ditemukan tahun 1962 oleh Cosgrove di daerah Delmarva Amerika Serikat.
Penyakit ini menyerang bursa fabrisius, khususnya menyerang anak ayam umur 3–6 minggu.
2.5.3. Penyakit karena Jamur dan Toksin
Penyakit ini karena ada jamur atau sejenisnya yang merusak makanan. Hasil perusakan ini
mengeluarkan zak racun yang kemudian di makan ayam. Ada pula pengolahan bahan yang
menyebabkan asam amino berubah menjadi zat beracun. Beberapa penyakit ini adalah :
a. Muntah darah hitam (Gizzerosin)
Ciri kerusakan total pada gizzard ayam. Penyebabnya adalah racun dalam tepung ikan
tetapi tidak semua tepung ikan menimbulkan penyakit ini. Timbul penyakit ini akibat pemanasan
bahan makanan yang menguraikan asam amino hingg menjadi racun.Pengendaliannya belum
ada.

b. Racun dari bungkil kacang


Minyak yang tinggi dalam bungkil kelapa dan bungkil kacang merangsang pertumbuhan
jamur dari grup Aspergillus. Untuk menghindari keracunan bungkil kacang maka dalam rancung
tidak digunakan antioksidan atau bungkil kacang dan bungkil kelapa yang mengandung kadar
lemak tinggi.
2.5.4. Penyakit karena Parasit
a. Cacing
Penyakit cacing jarang ditemukan di peternakan yang bersih dan terpelihara baik. Tetapi
peternakan yang kotor banyak siput air dan minuman kotor maka mungkin ayam terserang
cacingan. Ciri serangan cacingan adalah tubuhnya kurus, bulunya kusam, produksi telur merosot
dan kurang aktif.
b. Kutu
Banyak menyerang ayam di peternakan Indonesia. Dari luar kutu tidak terlihat tapi bila bulu
ayam disibak akan terlihat kutunya. Tanda fisik ayam terserang ayam akan gelisah. Kutu umum
terdapat di kandang yang tidak terkena sinar matahari langsung maka sisi samping kandang
diarahkan melintang dari Timur ke Barat. Penggunaan semprotan kutu sama dengan cara
penyemprotan nyamuk. Penyemprotan ini tidak boleh mengenai tangan dan mata secara
langsung dan penyemprotan dilakukan malam hari sehingga pelaksanaannya lebih mudah karena
ayam tidak aktif.
2.5.5. Penyakit karena Protozoa
Penyakit ini berasal dari protozoa (trichomoniasis, Hexamitiasis dan Blachead), penyakit ini
dimasukkan ke golongan parasit tetapi sebenarnya berbeda. Penyakit ini jarang menyerang ayam
lingkungan peternakan dijaga kebersihan dari alang-alang dan genangan air.
2.5. Panen
2.6.1. Hasil Utama
Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang dihasilkan oelh ayam.
Sebaiknya telur dipanen 3 kali dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi telur yang
disebabkan oleh virus dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara
pukul 10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil
mengecek seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.
2.6.2. Hasil Tambahan
Hasil tambahan yang dapat dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari
ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.
2.6.3. Pengumpulan
Telur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Dalam
pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan antara
telur yang normal dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih dan
kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal
misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.
2.6.4. Pembersihan
Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau tinja
ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan amplas besi yang halus,
dicuci secara khusus atau dengan cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur
tetas.

Anda mungkin juga menyukai