Pasal 6 1. Susunan organisasi dan tata kerja kejaksaan ditetapakan oleh presiden dan atas usul jaksa agung 2. Kejakasaan tinggi dan kejaksaan negri di tetapkan olej presiden atas usulan jaksa agung Pasal 7 1. Dalam hal tertentu di daeerah hukum kejaksaan negeri dapat dibentuk cabang kejaksaan negeri 2. Cabang kejaaksaan negri dibentuk atas usulan jaksa agung Pasal 8 1. Jaksa diangkat dan diberhentikan oleh jaksa agung 2. Dalam melaksanakan mewajibannya jaksa bertindak atas nama negara 3. Jaksa melakukan penuntuan dengan keyakinan dengan alat bukti yang sah Pasal 9 e. jaksa berusia minimal 25 tahun dan paling tinggi 35 tahun pasal 10 1. Sebelum memangku jabatanya jaksa wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut agamanya dihadapan jaksa agung 2. Isi dari sumpah jaksa Pasal 11 Jaksa dilarang menjadi a) Pengusana, pengurus atau karyawan badan usaha milik negara/daerah ataupun swasta b) Advokat Pasal 12 Jaksa diberthentikan dengan hormat ketika : a) Permintaan sendiri b) Sakit jasmani / Rohani secara terus menerus c) Telah mencapai usia 62 tahun d) Meninggal dunia e) Tidak cakap dalam menjalnkan tugas Pasal 13 Jaksa diberhentikan secara tidak hormat ketika a) Dipidana karna bersalah melakukan tindak pidana kejahatan b) Terus menerus melalaikan kewajiban c) Melanggar larangan sebagaiimana pasal 11 d) Melanggar sumpah jabatan e) Melakukan perbuatan tercela Pasal 14 1. Jaksa yang diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatannya dengan sendirinya diberhentikan menjadi ASN 2. Sebelum di berhentikan tidak dengan hormat jaksa dapat di berhentikan sementara oleh jaksa agung 3. Setelah di berhentikan sementara jaksa diberikan hak membela diri ( pasal 13 ayat 2) Pasal 18 1. Jaksa agung adalah pinpinan dan penangung jawab tertinggi kejaksaan dan meminpin, mengendakan pelaksanaan tugas dan wewenang kejakaan. 2. Jaksa agung dibantu oleh seorang wakil jaksa agung dan beberapa jaksa agung muda 3. Jaksa agung dan jaksa agung muda adalah satu krsatuan unsur pimpinan 4. Jaksa agung muda adalah unsur pembantu pimpinan Pasal 19 1. Jaksa agung adalah seorang pejabat negara 2. Jaksa agung diangkat dan diberhentikan oleh presiden Pasal 22 Jaksa agung diberhentikan dengan hormat dari masa jabatannya jika : 1. Meninggal dunia 2. Permintaan sendiri 3. Sakit jasmani dan Rohani secara terus menerus 4. Berakhir masa jabatanya 5. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pasal 21 Pasal 23 1. Wakil jaksa agung diangkat dan diberhentikan oleh jaksa agung 2. Wakil jaksa agung bertangung jawab kepada jaksa agung 3. Yang diangkat menjadi wakil jaksa agung adalah jaksa agung muda atau yang dipersamakan dengan memperhatikan jenjang dan jabatan karir Pasal 24 1. Jaksa agung muda diangkat dangkat dan diberhentikan oleh presiden atas usul jaksa agung 2. Jaksa agung muda dapat diangkat dari luar lingkungan kejaksaan dengan syarat mempunyai satu keahliah tertentu 3. Wakil jaksa agung muda diberhentikan dengan hormat dari jabaranya karna : a. Meninggal dunia b. Permintaan sendiri c. Berakhir masa jabatanya d. Sakit jasmani dan Rohani secara terus menerus e. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana yang di maksud dalam pasal 21 Pasal 26 1. Kepala kejaksaan tinggi adalah pimpinan kejaksaan tinggi yang mengendalikan pelaksana tugas dan wewenang kejaksaan di daerah hukum 2. Kepala kejaksaan tinggi dibantu oleh seorang wakil kepala kejaksaan tinggi sebagai kesatuan unsur pimpinan, beberapa orang unsur pembantu pimpinan dan unsur pelaksana Pasal 27 1. Kepala kejaksaan negri adalah pimpinan kejaksaaan negeri yang mengandalkan pelaksanaan tugas dan wewenangnya kejaksaan di wilayah hukumnya 2. Kepala kejaksaan negeri dibantu oleh beberapa unsur pembantu pimpinan dan unsur pelaksana 3. Kepala cabang kejaksaan negeri adalah pimpinan cabang kejaksaan negeri sebagaimana dimaksud pasal 7 4. Kepala cabang kejaksaan negeri dibantu oleh beberapa orang unsur pelaksana Pasal 28 1. Yang dapat diangkat menjadi kepala kejaksaan tinggi, wakil kepala kejaksaan tinggi, kepala kejaksaan negeri dan kepala cabang kejaksaan negeri adalah jaksa yang memenuhi sayarat syarat yang ditetapkan oleh jaksa agung Pasal 30 1. Di bisang pidana kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang : a. Melakukan penuntutan b. Malaksanakan penetapan hakim yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat,putusan pidana pengawasan dan putusan lepas bersyarat d. Melakukan penyidikan berdasarkan undang undang e. Melengkapi berkas pidana tertentu 2. Dibidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik didalam maupun diluar pengadilan untuk nama negara 3. Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, kejaksaan turut melaksanakan kegiatan: a. Peningkatan kesadaran hukum Masyarakat b. Pengamanan kebujakan penegakan hukum c. Pengawasan peredaran barang cetakan d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan Masyarakat dan negara e. Pencegahan penyalahgunaan atau penodaan agama f. Penelitian dan Pembangunan hukum serta statistik criminal Pasal 31 1. Kejaksaan dapat meminta kepada hakim untuk menetapkan seorang terdakwa dirumah sakit atau tempat lain, jika terdakwa tidak mampu berdiri sendiri dan membahayakan orang lain Pasal 35 Jaksa agung memiliki tugas dan wewenang a. Menetapkan serta mengendalikan kebijakan penegakan hukum dan keadilan dalam ruang lingkup tugas dan wewenang kejaksaan b. Mengidentifikasi proses penegakan hukum yang diberikan oleh undng undang c. Mangesmpingkan perkara demi kepentingan umum d. Mengajukan kasasi demi kepentingan hukum kepada mahkamah agung perkara pidana , perdaata dan tata usaha negara e. Dapat mengajukan pertimbangan teknis hukum kepada mahkamah agung dalam pemeriksaan kasasi perkara pidana f. Mencegah orang tertentu masuk ke wilayah NKRI karna keterlibatan dalam peraturan perundang undangan Pasal 36 1. Jaksa agung memberikan izin kepada tersngka untuk brtobat di rumah sakit negeri kecuali dalam keadaan tertentu harus ke luar negeri 2. Izin secara tertulis tentang izin melakukan perobatan dalam negeri daibrikan oleh kepala kejaksaan negeri atas nama jaksa agung sedangkan untuk ke luar negeri diberikan oleh jaksa agung Pasal 38 1. Untuk meningkatkan kualitas kinerja kejaksaan presiden dapat membentuk satu komisi yang susunan dan kewenagannya diatur oleh presiden