Anda di halaman 1dari 23

BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN

KORP MAHASISWA

LAPORAN KEGIATAN NON AKADEMIK

INSTRUKSI DITERIMA : ………………………


Harap penuhi dengan jelas dan lengkap, MASUK :………………………
KETIK atau CETAK TERBACA. Baca dengan
seksama dan ikuti semua arahan. KETIK ‘X’ BATAS WAKTU :.………..……………
pada kotak kuning yang anda pilih. STIK-PTIK
NIM / SINDIKAT NAMA MAHASISWA JABATAN ANGKATAN
238110628/ 3 GERI ANDIPA POLWA PTIK – 81

VARIABEL & INDIKATOR KEGIATAN


01. KEPEMIMPINAN
a. KETUA SENAT b. WAKIL KETUA c. KETUA ANGKATAN d. WAKIL KETUA
SENAT ANGKATAN /
KADEMUSWA
e. KETUA BIDANG / f. SEKRETARIS / g. DEMUSWA / h. KASUBSIE /
KETUA SEKSI / BENDAHARA SENAT / KASINTAP POLWA SINDIKAT
KAPOLWA ANGKATAN
02. PROFESIONAL
a. KARYA TULIS b. KARYA TULIS c. MODERATOR/NOTUL d. MODERATOR/NOTUL
DIPUBLIKASI PD DIPUBLIKASI PD EN SEMINAR TK. EN SEMINAR TK.
JURNAL MEDIA PROVINSI INTERNAL STIK NON
PERKULIAHAN
e. PEMBICARA / f. TUTOR PELATIHAN g. PERAGAAN KHUSUS h. JUARA 1 LOMBA
NARASUMBER FUNGSI KEPOLISIAN KEGIATAN TK. PROVINSI /
KEPOLISIAN LEBIH TINGGI
i. JUARA 2 LOMBA j. JUARA 3 LOMBA TK. k. JUARA 1 LOMBA TK. l. JUARA 2 LOMBA TK.
TK. PROVINSI / PROVINSI / LEBIH INTERNAL STIK INTERNAL STIK
LEBIH TINGGI TINGGI
m. JUARA 3 LOMBA n. PENGHARGAAN / o. PENGHARGAAN / p. PENGHARGAAN
TK. INTERNAL STIK PUJIAN DARI PUJIAN DARI KETUA DARI PEJABAT
KAPOLRI STIK DILUAR STIK
ESELON I
q. PENGHARGAAN r. PENGHARGAAN DARI s. PENGHARGAAN t. PENGHARGAAN
DARI PEJABAT
DILUAR STIK
PEJABAT
DILUAR STIK ESELON III
DARI PEJABAT STIK
ESELON II
X DARI PEJABAT STIK
ESELON III
ESELON II
u. LAKSANAKAN TUGAS v. LAKSANAKAN w. MENGIKUTSERTAKA
BERDASAR SPRIN TUGAS BERDASAR N BHAYANGKARI
KETUA STIK ( SPRIN KETUA STIK ( 1- BERDASARKAN
> 5 HARI) 5 HARI ) SURAT PERINTAH
03. SOSIAL / KEAGAMAAN
a. DONOR DARAH b. BAKTI SOSIAL c. KEGIATAN KEAGAMAAN INSIDENTIIL
BERDASARKAN SURAT PERINTAH
URAIAN SINGKAT KEGIATAN
Pada hari jum’at s.d. senin tanggal 11 agustus s.d. 14 Agustus 2023, mahasiswa GERI ANDIPA memanfaatkan jaringan internet untuk
mengakses Jurnal Ilmu Kepolisian untuk mencari referensi pembelajaran dan selanjutnya telah dirangkum 5 jurnal referensi dan
penerapannya dalam kewilayahan.
DISPOSISI PERWIRA PENUNTUN/MENTOR

Mengetahui
Jakarta, 15 Agustus 2023
PATUN SINDIKAT III / 81
MAHASISWA

GERI ANDIPA
DODDY FERDINAND SANJAYA,S.H., S.I.K., M.I.K.
NO. MHS 238110628
KOMBES POL NRP 78010801
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN KORP MAHASISWA
PERHIMPUNAN MAHASISWA ILMU KEPOLISIAN

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Dasar
1. Keputusan Ketua STIK Nomor : Kep/77/VII/2019 tanggal 31 Juli 2019
tentang Rencana Kerja STIK T.A. 2020
2. Peraturan Ketua STIK Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pedoman
Penilaian Non Akademik Mahasiswa STIK Aspek Mental Kepribadian
Melalui Aplikasi E- Nimen.
3. Nota Dinas dari Waket Bid Minwa STIK nomor:
B/ND-290/VII/DIK.2.2./2021/Bid Minwa tanggal 16 Juli 2021 perihal
Wajib Baca di Perpustakaan STIK.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan wajib baca dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus s.d. 14
Agustus 2023 secara online dengan memanfaatkan jaringan internet untuk
mengakses Jurnal Ilmu Kepolisian untuk mencari referensi pembelajaran
kemudian dilanjutkan dengan membuat rangkuman jurnal referensi yang
dilaksanakan pada hari tersebut secara langsung.

C. Pelaksana
Kegiatan Wajib Baca ini diikuti oleh :
Mhs. GERI ANDIPA/ 238110628

D. Hasil Pelaksanaan Kegiatan


Pada hari Jumat s.d. Senin tanggal 11 Agustus s.d. 14 Agustus 2023,
mahasiswa GERI ANDIPA melaksanakan giat wajib baca secara online
dengan memanfaatkan akses internet yang tersedia. Selanjutnya telah
dibuat rangkuman terhadap 5 jurnal selama bulan Agustus 2023, dengan
bukti dan buku bacaan sesuai dalam lampiran.

Jakarta, 15 Agustus 2023


MAHASISWA

GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
LEARNING JOURNAL LIBRARY
(Pembinaan Literasi)

Nama/ Angkatan : GERI ANDIPA/ PTIK-81


NIM : 238110628
Judul Bacaan : PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KORBAN PERKOSAAN
DALAM PROSES PENYIDIKAN DI POLRES MALANG
Penulis : ZEFANYA HALLATU
Hari/ Tanggal/ Jam : JUMAT/ 11 AGUSTUS 2023/ 20.00 WIB

A. Pokok Pikiran
Perlindungan hukum akan diberikan oleh penyidik kepada korban pemerkosaan
selama proses penyidikan berlangsung untuk menjamin hak korban. Hal ini tertuang dalam
UU No 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban, terdapat pada pasal 5 ayat 1
dan pasal 6. Perlindungan hukum dalam proses penyidikan merupakan aspek penting dalam
sistem peradilan yang bertujuan untuk memastikan bahwa hak-hak individu yang menjadi
subyek penyidikan dihormati dan dilindungi dengan tepat. Perlu adanya perlindungan hukum
selama proses penyidikan, termasuk hak atas privasi, kehormatan, dan keadilan, memiliki
implikasi penting bagi upaya meningkatkan efektivitas dan keadilan sistem peradilan secara
keseluruhan. Melalui analisis dokumen hukum, studi literatur, dan pemahaman mendalam
tentang praktik penyidikan, ini menggambarkan mekanisme perlindungan hukum yang ada,
tantangan yang dihadapi, serta implikasi bagi individu yang terlibat dalam proses tersebut.
Hasilnya memberikan wawasan tentang perlunya keseimbangan antara upaya penegakan
hukum dan hak-hak individu yang terlibat, serta menggarisbawahi perlunya perubahan positif
dalam hukum dan praktik yang berkaitan dengan perlindungan hukum dalam proses
penyidikan.

Korban perkosaan merupakan pihak yang rentan dan sering kali menghadapi kesulitan
selama proses penyidikan. Polres Malang sebagai bagian integral dari sistem penegakan
hukum memiliki peran penting dalam memberikan perlindungan hukum yang memadai
kepada korban perkosaan. Namun, dalam praktiknya, korban perkosaan sering menghadapi
tantangan seperti intimidasi, stigmatisasi, dan kurangnya dukungan emosional selama
penyidikan. Perlindungan hukum bagi korban perkosaan sangat penting untuk memastikan
bahwa korban dihormati, dan mereka mendapatkan akses keadilan. Hal ini menekankan
perlunya perlindungan hukum yang lebih efektif dan sensitif terhadap korban. Dapat
digarisbawahi pentingnya mengatasi tantangan yang ada dan mengimplementasikan
perubahan yang positif dalam proses penyidikan untuk memberikan perlindungan hukum
yang lebih baik bagi korban perkosaan. Upaya ini akan membantu mewujudkan sistem
penegakan hukum yang lebih adil

B. Penerapan

Perlindungan hukum bagi korban perkosaan selama proses penyidikan di Polres


Malang memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keadilan dalam
penanganan kasus. Sebagai Kasat atau Kapolsek harus memahami perlindungan hukum bagi
korban perkosaan dalam proses penyidikan, dalam konteks perlindungan hukum kita sebagai
memimpin dapat melakukan pendekatan yang terstruktur dan terkoordinasi. Menggunakan
konsep manajemen dalam perlindungan hukum mengacu pada pemanfaatan prinsip-prinsip
manajemen organisasi untuk mengelola proses penyidikan kasus perkosaan serta memiliki
potensi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keadilan dalam penanganan kasus.

Langkah-langkah yang dilakukan sebagai kasat atau kapolsek :

1. Perencanaan (Planning): Langkah awal adalah merencanakan tindakan yang akan


diambil. Dalam konteks perlindungan hukum bagi korban perkosaan, saya akan
merencanakan langkah-langkah konkrit penanganan kasus. Ini meliputi penyusunan
pedoman, rencana tindakan, alokasi sumber daya, alat bantu penyidikan termasuk alat-
alat forensik, peralatan dokumentasi, dan teknologi yang diperlukan untuk
mengumpulkan bukti dan informasi yang relevan. Ini bisa termasuk kamera, rekam
suara, peralatan untuk mengamankan TKP (Tempat Kejadian Perkara), alat forensik
untuk analisis DNA, dan lain-lain, serta kolaborasi dengan lembaga bantuan hukum dan
pihak lain yang terlibat untuk memastikan perlindungan hukum bagi korban perkosaan.
2. Pengorganisasian (Organizing): Langkah ini melibatkan pengaturan sumber daya dan
personil. Sebagai kapolsek harus memastikan bahwa tim penyidik memiliki peran yang
jelas, dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Memiliki
anggota yang punya sertikasi sebagai seorang penyidik, Penyidik harus memiliki
pemahaman yang kuat tentang hukum pidana dan peraturan hukum terkait penyidikan.
Pengetahuan ini penting agar tindakan penyidik sesuai dengan hukum yang berlaku dan
tidak melanggar hak-hak individu yang terlibat. Pengaturan yang baik tiap tahapan
proses serta memastikan bahwa semua aspek penanganan kasus berjalan dengan lancar.
3. Pelaksanaan (Actuating): Di tahap ini, rencana yang telah disusun diimplementasikan.
Saya sebagai pemimpin perlu memimpin tim penyidik dalam menjalankan tugas-tugas
seperti pengumpulan bukti, wawancara, pemeriksaan saksi, dan administrasi berkas
penyidikan. Penyidik perlu mengumpulkan informasi terkait rekam jejak pelaku, korban,
dan mengidentifikasi saksi-saksi yang mungkin memiliki informasi penting terkait kasus,
meliputi riwayat kejahatan sebelumnya, informasi pribadi, dan setiap bukti atau
informasi yang dapat membantu identifikasi dan penangkapan pelaku. Penting untuk
memastikan bahwa semua tindakan dilakukan sesuai dengan standar etika dan hukum.
4. Pengendalian (Controlling): Langkah ini melakukan pengawasan langsung atau tidak
langsung, pemantauan dan evaluasi terhadap proses yang sedang berjalan. Saya perlu
memastikan bahwa proses penyidikan berjalan sesuai rencana, dan jika ada masalah atau
hambatan, tindakan korektif dapat segera diambil. Penyidik perlu berkoordinasi dengan
jaksa, pihak bantuan hukum, tim forensik, dan pihak lain yang terkait dalam penyidikan.
Kolaborasi ini penting untuk memastikan keseluruhan proses penyidikan berjalan dengan
baik. Kemudian melaporkan hasil nya kepada pimpinan dalam hal ini kapolres.

Jakarta,15 Agustus 2023


MAHASISWA

GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
LEARNING JOURNAL LIBRARY
(Pembinaan Literasi)

Nama/ Angkatan : GERI ANDIPA/ PTIK-81


NIM : 238110628
Judul Bacaan : PENGEMBANGAN KARIER DI DETASEMEN
GEGANA SATUAN BRIMOB
Penulis : PANDRI PRATAMA PUTRA SIMBOLON
Hari/ Tanggal/ Jam : JUMAT/ 11 AGUSTUS 2023/ 20.00 WIB

A. Pokok Pikiran

Detasemen Gegana Satuan Brimob merupakan unit khusus dalam Korps Brigade
Mobil (Brimob) yang bertanggung jawab atas penanganan ancaman dan kejadian berpotensi
berbahaya, terutama dalam konteks penanganan bahan peledak, bahan kimia berbahaya, dan
penyanderaan. Pengembangan karier di lingkungan ini melibatkan komitmen terhadap
pengembangan keahlian teknis yang tinggi, kepemimpinan yang kuat, dan kemampuan
mengatasi tantangan psikologis yang unik serta memiliki ciri khas dan tantangan tersendiri, di
mana kemampuan teknis, keahlian taktis, dan kepemimpinan menjadi aspek penting dalam
perjalanan karier para anggotanya. Jurnal ini mengulas tentang pengembangan karier di
Detasemen Gegana Satuan Brimob, fokus pada aspek-aspek kunci yang mempengaruhi
perkembangan profesional anggota, juga membahas mengenai pelatihan teknis yang
diperlukan, termasuk dalam bidang penjinakan bahan peledak, taktik penyanderaan,
penanganan bahan kimia berbahaya, dan operasi khusus lainnya. Pelatihan intensif ini
membangun landasan keahlian yang diperlukan untuk beroperasi dalam kondisi berisiko
tinggi.

Dalam jurnal ini membahas tentang aspek kepemimpinan dan pengembangan


manajerial dalam pengembangan karier di Detasemen Gegana. Kepemimpinan merupakan
faktor kritis dalam situasi yang memerlukan koordinasi dan pengambilan keputusan cepat.
Para anggota Detasemen Gegana perlu mengembangkan kemampuan kepemimpinan yang
tangguh untuk mengatasi tantangan operasional dan melibatkan diri dalam pembinaan
anggota baru. Rotasi tugas di antara berbagai posisi dalam Detasemen Gegana dapat
memberikan pengalaman berharga dalam berbagai konteks operasional. Dengan demikian,
anggota dapat mengembangkan wawasan yang lebih luas dan memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang dinamika tim. Tantangan psikologis mungkin dihadapi dalam
pengembangan karier di lingkungan yang penuh tekanan. Dari mengatasi stres dalam situasi
kritis hingga menjaga keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi, aspek
psikologis berperan penting dalam memastikan perkembangan karier yang berkelanjutan.

B. Penerapan

Sebagai seorang lulusan sarjana ilmu kepolisian yang ditugaskan sebagai Kasat dan
Danki di wilayah, untuk melakukan pengembangan karier bagi anggota di detasemen gegana
satuan brimob dapat mengambil langkah-langkah berikut :

1. Menetapkan Tujuan Karier : Tentukan dengan jelas tujuan karier anggota untuk menjadi
anggota Detasemen Gegana. Misalnya, ingin mengembangkan keterampilan dalam
menangani bahan peledak atau tugas penjinakan bom, atau memiliki minat dalam operasi
anti-teror.
2. Penilaian Keterampilan dan Kualifikasi: Evaluasi keterampilan, pengetahuan, dan
kualifikasi yang anggota miliki saat ini. Identifikasi area di mana kita perlu
meningkatkan kompetensi untuk memenuhi persyaratan Detasemen Gegana.
3. Perencanaan Pengembangan: Rancang rencana pengembangan pribadi yang mencakup
langkah-langkah yang harus diambil untuk memenuhi persyaratan Detasemen Gegana.
Termasuk dalam rencana ini adalah kursus pelatihan, pengalaman lapangan, dan
peningkatan fisik.
4. Meningksatkan Kualifikasi: Ikuti pelatihan dan kursus yang relevan dengan persyaratan
Detasemen Gegana. Fokus pada pengembangan keterampilan teknis, taktik, dan
kepemimpinan yang dibutuhkan dalam unit tersebut.
5. Jaringan dan Komunikasi: Jalin hubungan dengan anggota Brimob yang sudah berada di
Detasemen Gegana. Mintalah nasihat, berbagi minat, dan memperoleh informasi terkini
tentang persyaratan, proses seleksi, dan pengalaman kerja di dalamnya.
6. Pengembangan Keterampilan Kepemimpinan: Pelajari dan kembangkan keterampilan
kepemimpinan selaku seorang kepala satuan. Sangat penting kemampuan kepemimpinan
yang baik dalam mengelola tim dan tugas.
7. Persiapan Fisik dan Mental: Siapkan diri secara fisik dengan menjaga kesehatan dan
kebugaran. Persiapkan juga mental untuk menghadapi tantangan yang mungkin dihadapi
serta perubahan- perubahan dalam lingkungan Detasemen Gegana.
8. Pendaftaran dan Seleksi: Ajukan diri sesuai prosedur yang ditetapkan oleh Brimob untuk
masuk ke Detasemen Gegana. Ikuti proses seleksi dengan tekun dan bersemangat.
9. Pengembangan Diri Setelah Seleksi: Setelah diterima, teruslah mengembangkan diri dan
keterampilan sesuai dengan tuntutan tugas di Detasemen Gegana. Terapkan prinsip-
prinsip manajemen dalam mengelola tugas, tim, dan target.
10. Evaluasi dan Refleksi: Lakukan evaluasi diri secara berkala untuk melihat kemajuan
dalam mencapai tujuan karier di Detasemen Gegana. Lakukan refleksi untuk
memperbaiki dan mengoptimalkan proses pengembangan yang kita lakukan.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, maka kita akan memiliki pendekatan yang
terstruktur dan efektif dalam mengembangkan karier menuju Detasemen Gegana Satuan
Brimob. fokus pada tujuan, dan terus berusaha untuk meningkatkan kualifikasi dan
keterampilan anggota.

Jakarta, 15 Agustus 2023


MAHASISWA

GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
LEARNING JOURNAL LIBRARY
(Pembinaan Literasi)

Nama/ Angkatan : GERI ANDIPA/ PTIK-81


NIM : 238110628
Judul Bacaan : PENANGANAN SECARA HUMANIS DALAM
MENGHADAPI KEGIATAN UNJUK RASA YANG
BERLANGSUNG SECARA ANARKIS
Penulis : SATRIYA KURNIA SANJAYA, FAKHLUR
Hari/ Tanggal/ Jam : SABTU/ 12 AGUSTUS 2023/ 21.00 WIB

A. Pokok Pikiran

Penanganan secara humanis dalam menghadapi kegiatan unjuk rasa yang berlangsung
secara anarkis merupakan suatu pendekatan yang mengutamakan penggunaan kebijakan dan
tindakan yang menghormati hak asasi manusia serta menjaga keseimbangan antara kebebasan
berekspresi dan perlindungan masyarakat. Jurnal ini membahas pentingnya pendekatan
tersebut dalam merespons kegiatan unjuk rasa yang cenderung berpotensi mengarah ke
tindakan kekerasan dan anarkis. Melalui analisis dampak positif dari pendekatan humanis,
diharapkan mampu menghasilkan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan dalam menjaga
ketertiban masyarakat dan hak-hak individu.

Kegiatan unjuk rasa merupakan hak asasi manusia yang penting dalam demokrasi,
yang memungkinkan warga negara untuk menyuarakan pendapat dan mengekspresikan
ketidakpuasan terhadap isu-isu penting. Namun, dalam beberapa kasus, unjuk rasa dapat
berubah menjadi situasi anarkis di mana terjadi tindakan kekerasan, perusakan properti, dan
ancaman terhadap keamanan masyarakat. Dalam menghadapi situasi ini, perlunya pendekatan
yang mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia menjadi semakin
penting.

B. Penerapan
Sebagai seorang perwira yang baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian dan
mendapatkan jabatan sebagai Kapolsek atau Kepala Satuan (Kasat), saya dapat mengambil
langkah-langkah berdasarkan teori manajemen untuk menghadapi kegiatan unjuk rasa yang
berlangsung secara anarkis dengan pendekatan humanis. Dengan menerapkan prinsip-
prinsip teori manajemen dalam pendekatan humanis, kita dapat memastikan bahwa
penanganan unjuk rasa yang berlangsung secara anarkis tetap terkendali harus
mengutamakan hak asasi manusia, dan mendorong dialog serta solusi yang damai.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat di ambil:

1. Perencanaan (Planning):
Melakukan Analisa Situasi : Lakukan analisis mendalam tentang situasi di wilayah
dengan mengumpulkan semua laporan informasi, identifikasi kemungkinan penyebab
konflik, dan potensi anarki dalam kegiatan unjuk rasa. Kemudian lakukan Penyusunan
Rencana, dengan cara Bentuk rencana tindakan yang mengutamakan pendekatan humanis,
termasuk strategi dialog, negosiasi, dan penggunaan kekuatan minimal.

2. Pengorganisasian (Organizing):
Pembentukan Tim: Bentuk tim khusus yang terlatih dalam penanganan konflik dan
pendekatan humanis. Pastikan personil memiliki keahlian komunikasi, negosiasi, dan
pemahaman tentang hak asasi manusia. Sebagai kasat harus jeli dalam memilih personil
yang terlatih untuk bisa memberikan pemahanan terhadap masyarakat dengan kemampuan
komunikasi yang baik. berkolaborasi dengan Pihak Eksternal, dengan cara Bentuk kerjasama
dengan organisasi masyarakat, lembaga pendidikan, dan lembaga hak asasi manusia untuk
mendukung pendekatan humanis.

3. Pelaksanaan (Implementing):
Komunikasi Efektif: Gunakan komunikasi yang jelas dan terbuka dengan peserta
unjuk rasa untuk memahami tuntutan mereka dan menjelaskan langkah-langkah yang
diambil oleh kepolisian. Kemudian bernegosiasi dengan cara terlibat komunikasi dengan
pemimpin unjuk rasa untuk mencapai pemahaman bersama dan menghindari eskalasi
kekerasan. Lakukan komunikasi yang hangat sehingga pimpinan unjuk rasa dapat mengatur
supaya unjuk rasa tidak anarkis
4. Pengawasan (Controlling):
Monitor Situasi: Pantau perkembangan kegiatan unjuk rasa secara real-time untuk
mengidentifikasi tanda-tanda potensi anarki atau kekerasan. Kemudian evaluasi tindakan
yang telah diambil, apakah sesuai dengan prinsip pendekatan humanis dan apakah
membantu mencegah eskalasi. Anggota tim yang sudah di tunjuk agar di awasi secara
langsung dan mendalam agar tepat sasaran tentang apa yang disampaikan kepada peserta
unjuk rasa.

5. Penilaian dan Perbaikan (Assessment and Improvement):


Analisis Pasca Kejadian: Setelah unjuk rasa berakhir, lakukan analisis pasca kejadian
untuk mengidentifikasi apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki dalam pendekatan
humanis. Gunakan hasil analisis untuk mengembangkan panduan dan pelatihan lebih lanjut
bagi personil dalam penanganan konflik dan pendekatan humanis, Terus beradaptasi dengan
perkembangan masyarakat dan perubahan dinamika sosial yang mungkin mempengaruhi
cara menghadapi unjuk rasa di masa depan.

Jakarta, 15 Agustus 2023


MAHASISWA

GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
LEARNING JOURNAL LIBRARY
(Pembinaan Literasi )

Nama/ Angkatan : GERI ANDIPA/ PTIK-81


NIM : 238110628
Judul Bacaan : TERORIS PEREMPUAN; ANCAMAN FAKTUAL
DI INDONESIA
Penulis : I MADE REDI HARTANA
Hari/ Tanggal/ Jam : MINGGU/ 13 AGUSTUS 2023/ 21.00 WIB

A. Pokok Pikiran
Indonesia telah menjadi tempat bagi sejumlah kelompok teroris yang beroperasi di
berbagai ideologi dan agenda. Terorisme perempuan, yang dahulu jarang terjadi, semakin
mengkhawatirkan dengan peningkatan partisipasi perempuan dalam aksi kekerasan. Motivasi
seperti keyakinan ideologis, afiliasi keluarga, dan tuntutan kesetaraan gender telah
mendorong perempuan untuk mengambil peran yang aktif dalam kelompok teroris. Implikasi
dari peran perempuan dalam terorisme juga mencakup aspek sosial dan keamanan.

Terorisme perempuan telah berkembang menjadi ancaman serius di Indonesia.


Meskipun peran perempuan dalam kelompok teroris sebelumnya mungkin diabaikan,
partisipasi aktif perempuan dalam aksi teror menggambarkan dinamika yang lebih rumit.
Perkembangan ini mendorong perlunya pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor
yang memotivasi perempuan untuk terlibat dalam terorisme, serta bagaimana negara dapat
menghadapi ancaman ini secara efektif.

Faktor-faktor yang mendorong partisipasi perempuan dalam terorisme melibatkan


kombinasi ideologi ekstremis, afiliasi keluarga, tuntutan kesetaraan gender, dan pengaruh
dari perekrutan online. Perempuan juga memiliki peran penting dalam mendukung logistik
dan rekrutmen kelompok teroris, serta menyebarkan propaganda. Implikasi terorisme
perempuan terhadap keamanan nasional terutama berkaitan dengan peran mereka dalam
merencanakan dan melaksanakan serangan, serta penyaluran informasi dan pengaruh dalam
kelompok teroris. Pendekatan yang responsif dan holistik diperlukan untuk mengatasi
ancaman ini, meliputi pencegahan, rehabilitasi, re-integrasi, serta edukasi yang mencakup
aspek ideologis, sosial, dan ekonomi.
Peran pemerintah sangat penting dalam menghadapi terorisme perempuan dengan
merancang kebijakan yang berfokus pada pencegahan dan penanganan. Kolaborasi antara
pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi hak asasi manusia, dan masyarakat sipil juga
diperlukan untuk mengatasi ancaman ini secara efektif. Dalam rangka menghadapi
kompleksitas dan berkembangnya fenomena terorisme perempuan, perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut dan koordinasi yang lebih kuat untuk menghadapi ancaman ini dan menjaga
keamanan nasional Indonesia.

B. Penerapan

Sebagai lulusan mahasiswa sarjana ilmu kepolisian yang menjabat sebagai kasat atau
kapolsek saya dalam menentukan sikap dan tindakan kepolisian tentang teroris perempuan;
ancaman faktual Di indonesia. Berikut langkah-langkah yang saya ambil :
1. Pemahaman Mendalam
Lakukan penelitian dan studi mendalam tentang fenomena terorisme perempuan di
Indonesia, termasuk faktor-faktor yang mendorong partisipasi perempuan dalam aksi
kekerasan.
2. Kerja Sama dan Kolaborasi
Bentuk kemitraan dengan lembaga intelijen, aparat keamanan, lembaga pendidikan,
dan organisasi masyarakat untuk pertukaran informasi dan kolaborasi dalam
pencegahan dan penanganan terorisme perempuan.
3. Deteksi Dini
Bentuk tim khusus dari Densus 88 atau yang fokus pada intelijen dan deteksi dini
terhadap aktivitas terorisme perempuan di wilayah Anda.
4. Pencegahan dan Edukasi
Lakukan program pencegahan dengan melibatkan masyarakat, lembaga pendidikan,
dan organisasi non-pemerintah untuk menyebarkan informasi dan kesadaran tentang
ancaman terorisme perempuan.
5. Penanganan Profesional
Jika ada laporan atau indikasi terkait terorisme perempuan, pastikan penanganannya
dilakukan dengan profesional dan sesuai hukum.
6. Riset dan Analisis
Lakukan analisis intelijen untuk memahami kelompok teroris yang terlibat, jejak
rekam, dan pola operasi terorisme perempuan di wilayah bertugas.
7. Pelatihan dan Kapasitas
Tingkatkan kapasitas personel baik dari polsek ataupun dari densus 88 melalui
pelatihan dalam penanganan terorisme perempuan, analisis intelijen, dan psikologi
teroris.
8. Respons Cepat
Siapkan rencana respons cepat dan tanggap darurat untuk menghadapi ancaman
terorisme perempuan yang mungkin muncul.
9. Kerjasama Internasional
Kolaborasi dengan negara-negara tetangga dan lembaga internasional dalam
pertukaran informasi dan kerja sama dalam penanganan terorisme perempuan.
10. Penegakan Hukum
Lakukan penyelidikan dan penyidikan secara efektif terhadap kasus terorisme
perempuan, serta memastikan proses peradilan yang adil.

Langkah-langkah ini mengarah pada pendekatan holistik dalam penanganan ancaman


terorisme perempuan di suatu wilayah. Dengan pemahaman yang mendalam, kerja sama yang
kuat, dan upaya pencegahan yang efektif, sebagai kapolsek kita dapat berkontribusi dalam
menjaga keamanan dan stabilitas wilayah dari ancaman terorisme perempuan.

Jakarta, 15 Agustus 2023


MAHASISWA
r

GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
LEARNING JOURNAL LIBRARY
(Pembinaan Literasi)

Nama/ Angkatan : GERI ANDIPA/ PTIK-81


NIM : 238110628
Judul Bacaan : KOMPLEKSITAS TUGAS KEPOLISIAN
PADA MASA PANDEMI COVID-19
Penulis : BUDHI SURIA WARDHANA
Hari/ Tanggal/ Jam : SENIN/ 14 AGUSTUS 2023/ 21.00 WIB

A. Pokok Pikiran
Pandemi COVID-19 telah menghadirkan tantangan multidimensi bagi berbagai sektor
kehidupan, termasuk tugas-tugas yang diemban oleh aparat kepolisian. Jurnal ini mengangkat
isu kompleksitas tugas kepolisian pada masa pandemi COVID-19. Dengan fokus pada
perubahan dinamika sosial, peningkatan tugas pencegahan dan penegakan aturan kesehatan,
serta adaptasi dalam layanan masyarakat, Jurnal ini menganalisis bagaimana kepolisian
menghadapi tuntutan baru dan mempertahankan kinerja optimal dalam situasi yang belum
pernah terjadi sebelumnya. Penyebaran dari virus ini telah mengguncang fondasi kehidupan
sosial, ekonomi, dan politik di seluruh dunia. Dalam konteks ini, peran kepolisian sebagai
penegak hukum dan pengayom masyarakat menjadi semakin kompleks. Tantangan baru
muncul dengan perubahan dinamika sosial, peningkatan tugas pencegahan penyebaran virus,
serta perlunya penyesuaian dalam menyediakan layanan kepada masyarakat.
Pandemi ini mengubah pola perilaku masyarakat, termasuk dalam interaksi sosial dan
aktivitas sehari-hari. Kepolisian dihadapkan pada tugas mengelola pertemuan massa,
pengaturan protokol kesehatan, dan mengawasi implementasi pembatasan sosial.
Kompleksitasnya terletak pada menyesuaikan peran tradisional penegak hukum dengan
fungsi baru dalam menangani pandemi, serta menjaga keseimbangan antara penegakan
hukum dan pemeliharaan kepentingan kesehatan publik. Kepolisian dihadapkan pada
tanggung jawab untuk menegakkan aturan kesehatan seperti penggunaan masker, pembatasan
pergerakan atau kegiatan masyarakat, dan larangan kerumunan. Tugas ini melibatkan
pendekatan yang sensitif dan komunikasi efektif dengan masyarakat untuk menghindari
eskalasi konflik. Kepolisian harus memastikan bahwa penegakan aturan kesehatan dilakukan
dengan proporsional dan menghormati hak asasi manusia. Selain tugas penegakan hukum,
kepolisian juga memiliki peran dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Namun,
pandemi telah mengubah cara layanan ini disediakan. Kepolisian perlu beradaptasi dengan
layanan online, layanan darurat kesehatan, dan membantu kelompok rentan dalam kondisi
yang sulit.
B. Penerapan
Sebagai perwira yang baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian dan mendapatkan
jabatan sebagai Kapolsek atau Kepala Satuan (Kasat),Saya dapat menghadapi kompleksitas
tugas kepolisian pada masa pandemi COVID-19 dengan menerapkan prinsip-prinsip teori
manajemen. Berikut adalah langkah-langkah yang saya lakukan:

1. Perencanaan (Planning)
 Analisis Situasi: Evaluasi dampak pandemi COVID-19 terhadap wilayah
berdinas, termasuk perubahan pola kejahatan, peningkatan tugas penegakan
protokol kesehatan, dan dinamika sosial yang berubah.
 Penyusunan Rencana: Bentuk rencana tindakan yang mencakup strategi
penanganan kejahatan, pencegahan penyebaran virus, serta upaya
mempertahankan layanan masyarakat.

2. Pengorganisasian (Organizing)

 Pengalokasian Sumber Daya: Distribusikan personil dan peralatan dengan


bijak, sesuai dengan prioritas tugas penanganan pandemi dan kejahatan.
 Pembentukan Tim penanggulangan covid-19: Bentuk tim khusus untuk
mengawasi penegakan protokol kesehatan,dengan memberikan arahan kepada
masyarakat untuk tetap menerapkan 3M ( menjaga jarak, mencuci tangan, dan
menggunakan masker) serta memberikan edukasi kepada masyarakat.
3. Pelaksanaan (Implementing)
 Penanganan Kejahatan: Koordinasikan upaya penanganan kejahatan dengan
fokus pada kejahatan yang berkaitan dengan pandemi, seperti penyelewengan
dana covid-19, bantuan atau pencurian barang berharga terkait kesehatan.
 Pencegahan Penyebaran Virus: Kerja sama dengan instansi kesehatan dalam
penegakan aturan kesehatan, termasuk patroli protokol kesehatan dan
pengaturan kerumunan.
4. Pengawasan (Controlling)
 Monitoring Pelaksanaan: Pantau pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan
secara berkala untuk memastikan implementasinya sesuai dengan tujuan.
5. Penilaian dan Perbaikan (Assessment and Improvement)
 Evaluasi Hasil: Tinjau hasil tindakan yang telah dilaksanakan dan evaluasi
efektivitasnya dalam mengatasi tugas-tugas kompleks.
 Perbaikan Berkelanjutan: Berdasarkan hasil evaluasi, lakukan perbaikan dan
penyesuaian rencana tindakan jika diperlukan.
6. Adaptasi (Adaptation):
 Fleksibilitas: Siapkan rencana kontinjensi untuk menghadapi perubahan situasi
yang tak terduga selama pandemi.

7. Kolaborasi dan Komunikasi:

 Kerjasama: Bentuk kerjasama yang erat dengan lembaga kesehatan, pemerintah


daerah, dan organisasi masyarakat dalam upaya penanganan pandemi.
 Komunikasi Efektif: Pastikan informasi yang diberikan kepada masyarakat
tentang protokol kesehatan dan tindakan kepolisian mudah dimengerti dan
akurat.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen,kita dapat mengelola kompleksitas
tugas kepolisian pada masa pandemi COVID-19 secara terorganisir dan efektif. Hal ini
memungkinkan untuk menjaga keamanan wilayah, mengatasi kejahatan, dan mendukung
upaya pencegahan penyebaran virus dengan lebih baik.

Jakarta, 15 Agustus 2023


MAHASISWA

GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
PERHIMPUNAN MAHASISWA ILMU KEPOLISIAN

LAMPIRAN
AKSES PADA PERPUSTAKAAN STIK SECARA ONLINE
DOKUMENTASI JURNAL YANG DIRANGKUM

Anda mungkin juga menyukai