Anda di halaman 1dari 19

BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN

KORP MAHASISWA

LAPORAN KEGIATAN NON AKADEMIK

INSTRUKSI DITERIMA : ………………………


Harap penuhi dengan jelas dan lengkap, MASUK :………………………
KETIK atau CETAK TERBACA. Baca
dengan seksama dan ikuti semua BATAS WAKTU :.………..……………
arahan. KETIK ‘X’ pada kotak kuning STIK-PTIK
yang anda pilih.
NIM / SINDIKAT NAMA MAHASISWA JABATAN ANGKATAN
238110628/ III GERI ANDIPA POLWA PTIK – 81

VARIABEL & INDIKATOR KEGIATAN


01. KEPEMIMPINAN
a. KETUA SENAT b. WAKIL KETUA c. KETUA ANGKATAN d. WAKIL KETUA
SENAT ANGKATAN /
KADEMUSWA
e. KETUA BIDANG / f. SEKRETARIS / g. DEMUSWA / h. KASUBSIE /
KETUA SEKSI / BENDAHARA SENAT / KASINTAP POLWA SINDIKAT
KAPOLWA ANGKATAN
02. PROFESIONAL
a. KARYA TULIS b. KARYA TULIS c. d.
DIPUBLIKASI PD DIPUBLIKASI PD MODERATOR/NOTUL MODERATOR/NOTUL
JURNAL MEDIA EN SEMINAR TK. EN SEMINAR TK.
PROVINSI INTERNAL STIK NON
PERKULIAHAN
e. PEMBICARA / f. TUTOR PELATIHAN g. PERAGAAN h. JUARA 1 LOMBA
NARASUMBER FUNGSI KEPOLISIAN KHUSUS KEGIATAN TK. PROVINSI /
KEPOLISIAN LEBIH TINGGI
i. JUARA 2 LOMBA j. JUARA 3 LOMBA TK. k. JUARA 1 LOMBA l. JUARA 2 LOMBA
TK. PROVINSI / PROVINSI / LEBIH TK. INTERNAL STIK TK. INTERNAL STIK
LEBIH TINGGI TINGGI
m. JUARA 3 LOMBA n. PENGHARGAAN / o. PENGHARGAAN / p. PENGHARGAAN
TK. INTERNAL STIK PUJIAN DARI PUJIAN DARI KETUA DARI PEJABAT
KAPOLRI STIK DILUAR STIK
ESELON I
q. PENGHARGAAN r. PENGHARGAAN s. PENGHARGAAN t. PENGHARGAAN
DARI PEJABAT
DILUAR STIK
DARI PEJABAT
DILUAR STIK ESELON
DARI PEJABAT STIK
ESELON II
X DARI PEJABAT STIK
ESELON III
ESELON II III
u. LAKSANAKAN v. LAKSANAKAN w.
TUGAS BERDASAR TUGAS BERDASAR MENGIKUTSERTAKA
SPRIN KETUA STIK ( SPRIN KETUA STIK N BHAYANGKARI
> 5 HARI) ( 1-5 HARI ) BERDASARKAN
SURAT PERINTAH
03. SOSIAL / KEAGAMAAN
a. DONOR DARAH b. BAKTI SOSIAL c. KEGIATAN KEAGAMAAN INSIDENTIIL
BERDASARKAN SURAT PERINTAH
URAIAN SINGKAT KEGIATAN
Pada hari kamis s.d. sabtu tanggal 28 September s.d. 30 September 2023, mahasiswa GERI ANDIPA memanfaatkan jaringan
internet untuk mengakses Jurnal Ilmu Kepolisian untuk mencari referensi pembelajaran dan selanjutnya telah dirangkum 5
jurnal referensi dan penerapannya dalam kewilayahan.
DISPOSISI PERWIRA PENUNTUN/MENTOR

Mengetahui
Jakarta, 2 Oktober 2023
PATUN SINDIKAT III / 81
MAHASISWA

GERI ANDIPA
DODDY FERDINAND SANJAYA,S.H., S.I.K., M.I.K.
NO. MHS 238110628
KOMBES POL NRP 78010801
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN KORP MAHASISWA
PERHIMPUNAN MAHASISWA ILMU KEPOLISIAN

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Dasar
1. Keputusan Ketua STIK Nomor : Kep/77/VII/2019 tanggal 31 Juli 2019
tentang Rencana Kerja STIK T.A. 2020
2. Peraturan Ketua STIK Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pedoman
Penilaian Non Akademik Mahasiswa STIK Aspek Mental Kepribadian
Melalui Aplikasi E- Nimen.
3. Nota Dinas dari Waket Bid Minwa STIK nomor:
B/ND-290/VII/DIK.2.2./2021/Bid Minwa tanggal 16 Juli 2021 perihal
Wajib Baca di Perpustakaan STIK.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan wajib baca dilaksanakan pada tanggal 28 September s.d. 30
September 2023 secara online dengan memanfaatkan jaringan internet
untuk mengakses Jurnal Ilmu Kepolisian untuk mencari referensi
pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan membuat rangkuman jurnal
referensi yang dilaksanakan pada hari tersebut secara langsung.

C. Pelaksana
Kegiatan Wajib Baca ini diikuti oleh :
Mhs. GERI ANDIPA/ 238110628

D. Hasil Pelaksanaan Kegiatan


Pada hari kamis s.d. sabtu tanggal 28 September s.d. 30 September
2023, mahasiswa GERI ANDIPA melaksanakan giat wajib baca secara
online dengan memanfaatkan akses internet yang tersedia. Selanjutnya
telah dibuat rangkuman terhadap 5 jurnal selama bulan September 2023,
dengan bukti dan buku bacaan sesuai dalam lampiran.

Jakarta, 2 Oktober 2023


MAHASISWA

GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
LEARNING JOURNAL LIBRARY
(Pembinaan Literasi)

Nama/ Angkatan : GERI ANDIPA/ PTIK-81


NIM : 238110628
Judul Bacaan : PENGEMBANGAN KARIER DI DETASEMEN
GEGANA SATUAN BRIMOB
Penulis : PANDRI PRATAMA PUTRA SIMBOLON
Hari/ Tanggal/ Jam : KAMIS / 28 SEPTEMBER 2023/ 20.00 WIB

A. Pokok Pikiran

Detasemen Gegana Satuan Brimob merupakan unit khusus dalam Korps Brigade
Mobil (Brimob) yang bertanggung jawab atas penanganan ancaman dan kejadian berpotensi
berbahaya, terutama dalam konteks penanganan bahan peledak, bahan kimia berbahaya, dan
penyanderaan. Pengembangan karier di lingkungan ini melibatkan komitmen terhadap
pengembangan keahlian teknis yang tinggi, kepemimpinan yang kuat, dan kemampuan
mengatasi tantangan psikologis yang unik serta memiliki ciri khas dan tantangan tersendiri, di
mana kemampuan teknis, keahlian taktis, dan kepemimpinan menjadi aspek penting dalam
perjalanan karier para anggotanya. Jurnal ini mengulas tentang pengembangan karier di
Detasemen Gegana Satuan Brimob, fokus pada aspek-aspek kunci yang mempengaruhi
perkembangan profesional anggota, juga membahas mengenai pelatihan teknis yang
diperlukan, termasuk dalam bidang penjinakan bahan peledak, taktik penyanderaan,
penanganan bahan kimia berbahaya, dan operasi khusus lainnya. Pelatihan intensif ini
membangun landasan keahlian yang diperlukan untuk beroperasi dalam kondisi berisiko
tinggi.

Dalam jurnal ini membahas tentang aspek kepemimpinan dan pengembangan


manajerial dalam pengembangan karier di Detasemen Gegana. Kepemimpinan merupakan
faktor kritis dalam situasi yang memerlukan koordinasi dan pengambilan keputusan cepat.
Para anggota Detasemen Gegana perlu mengembangkan kemampuan kepemimpinan yang
tangguh untuk mengatasi tantangan operasional dan melibatkan diri dalam pembinaan
anggota baru. Rotasi tugas di antara berbagai posisi dalam Detasemen Gegana dapat
memberikan pengalaman berharga dalam berbagai konteks operasional. Dengan demikian,
anggota dapat mengembangkan wawasan yang lebih luas dan memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang dinamika tim. Tantangan psikologis mungkin dihadapi dalam
pengembangan karier di lingkungan yang penuh tekanan. Dari mengatasi stres dalam situasi
kritis hingga menjaga keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi, aspek
psikologis berperan penting dalam memastikan perkembangan karier yang berkelanjutan.

B. Penerapan

Sebagai seorang lulusan sarjana ilmu kepolisian yang ditugaskan sebagai Kasat dan
Danki di wilayah, untuk melakukan pengembangan karier bagi anggota di detasemen gegana
satuan brimob dapat mengambil langkah-langkah berikut :

1. Menetapkan Tujuan Karier : Tentukan dengan jelas tujuan karier anggota untuk menjadi
anggota Detasemen Gegana. Misalnya, ingin mengembangkan keterampilan dalam
menangani bahan peledak atau tugas penjinakan bom, atau memiliki minat dalam operasi
anti-teror.
2. Penilaian Keterampilan dan Kualifikasi: Evaluasi keterampilan, pengetahuan, dan
kualifikasi yang anggota miliki saat ini. Identifikasi area di mana kita perlu
meningkatkan kompetensi untuk memenuhi persyaratan Detasemen Gegana.
3. Perencanaan Pengembangan: Rancang rencana pengembangan pribadi yang mencakup
langkah-langkah yang harus diambil untuk memenuhi persyaratan Detasemen Gegana.
Termasuk dalam rencana ini adalah kursus pelatihan, pengalaman lapangan, dan
peningkatan fisik.
4. Meningksatkan Kualifikasi: Ikuti pelatihan dan kursus yang relevan dengan persyaratan
Detasemen Gegana. Fokus pada pengembangan keterampilan teknis, taktik, dan
kepemimpinan yang dibutuhkan dalam unit tersebut.
5. Jaringan dan Komunikasi: Jalin hubungan dengan anggota Brimob yang sudah berada di
Detasemen Gegana. Mintalah nasihat, berbagi minat, dan memperoleh informasi terkini
tentang persyaratan, proses seleksi, dan pengalaman kerja di dalamnya.
6. Pengembangan Keterampilan Kepemimpinan: Pelajari dan kembangkan keterampilan
kepemimpinan selaku seorang kepala satuan. Sangat penting kemampuan kepemimpinan
yang baik dalam mengelola tim dan tugas.
7. Persiapan Fisik dan Mental: Siapkan diri secara fisik dengan menjaga kesehatan dan
kebugaran. Persiapkan juga mental untuk menghadapi tantangan yang mungkin dihadapi
serta perubahan- perubahan dalam lingkungan Detasemen Gegana.
8. Pendaftaran dan Seleksi: Ajukan diri sesuai prosedur yang ditetapkan oleh Brimob untuk
masuk ke Detasemen Gegana. Ikuti proses seleksi dengan tekun dan bersemangat.
9. Pengembangan Diri Setelah Seleksi: Setelah diterima, teruslah mengembangkan diri dan
keterampilan sesuai dengan tuntutan tugas di Detasemen Gegana. Terapkan prinsip-
prinsip manajemen dalam mengelola tugas, tim, dan target.
10. Evaluasi dan Refleksi: Lakukan evaluasi diri secara berkala untuk melihat kemajuan
dalam mencapai tujuan karier di Detasemen Gegana. Lakukan refleksi untuk
memperbaiki dan mengoptimalkan proses pengembangan yang kita lakukan.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, maka kita akan memiliki pendekatan yang
terstruktur dan efektif dalam mengembangkan karier menuju Detasemen Gegana Satuan
Brimob. fokus pada tujuan, dan terus berusaha untuk meningkatkan kualifikasi dan
keterampilan anggota.

Jakarta,2 Oktober 2023


MAHASISWA

GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
LEARNING JOURNAL LIBRARY
(Pembinaan Literasi)

Nama/ Angkatan : GERI ANDIPA/ PTIK-81


NIM : 238110628
Judul Bacaan : STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI OLEH
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Penulis : ARMUNANTO HUTAHAEAN DAN ERLYN INDARTI
Hari/ Tanggal/ Jam : KAMIS/ 28 SEPTEMBER 2023/ 20.00 WIB

A. Pokok Pikiran
Korupsi itu seperti easy crime, lunak dan cenderung ditutupi. Mengapa? Karena para
pelaku kejahatannya adalah orang-orang “besar” yang memiliki kekuatan dan kewenangan
serta kepentingan. Maka diri mereka menganggap hukum dapat diatur dan dapat tidak sesuai
dengan aturan yang ada, dalam kata lain yaitu diambil kebijakan yang menguntungkan.
Korupsi berlawanan dengan sifat jujur. Perilaku koruptif sebagai contohnya yaitu bergaya
hedon namun sebenarnya jika dilihat secara kepribadian yang bersangkutan belum mampu
untuk membeli barang-barang tersebut. Faktor penyebab korupsi antara lain adalah sifat
konsumtif dan materialistik, pengertian mudahnya yaitu mengutamakan keinginan diatas
kebutuhan.

Kita mengetahui akhir-akhir ini di tanah air tercinta banyak sekali kasus korupsi yang
menyita perhatian publik, dimana banyak menjerat para pejabat. Hal ini tentunya tidak dapat
menjadi tauladan kita sebagai bawahan, serta dapat membuat mau keluarganya sendiri.
Adapun undang-undangn yang mengatur tentang tipidkor (tindak pidana korupsi) yaitu
undang-undang tahun 31 tahun 1999 yang diperbarui menjadi undang-undang nomor 20
tahun 2001. Dalam melakukan pendindakan terhadap para koruptor tentunya para penyidik
harus berpedoman pada asas asas hukum yang berlaku mulai dari asas subsidiaritas, asas
legalitas, asas partisipasi dan asas preventif serta asas kewajiban. Jika asas tersebut sebagai
pedoman, kemungkinan besar dalam melakukan penindakan akan berhasil dan benar-benar
tepat sasaran.

Pada pembahasan jurnal ini, strategi yang menjadi acuan dalam penindakan korupsi
adalah mengutamakan pencegahan, bukan upaya penegakan hukumnya. Karena seperti yang
kita lihat bahwa semakin banyak penegakan hukum dilakukan oleh pihak yang berwajib
maka semakin banyak yang menggunakan modus atau cara baru untuk melakukan korupsi,
dalam arti mereka tidak jera dengan melihat hukuman yang dijatuhkan kepada para koruptor.
Strategi upaya pencegahan ini bukan berarti diampuni begitu saja, melainkan para koruptor
harus mengembalikan sejumlah uang yang menyebabkan kerugian negara, apabila sudah
diberi kesempatan pengembalian namun tidak dilaksanakan, maka harus dilakukan upaya
represif hingga dimasukkan undang-undang tidak pidana pencucian uang.

B. Penerapan

Jika saya diberi kesempatan untuk menjadi Kasat Reskrim, terkait strategi yang sudah
dijelaskan pada jurnal tersebut sudah benarnya yaitu mengutamakan pencegahan terhadap
para koruptor dengan cara pengembalian sejumlah aset dan sejumlah uang yang
menyebabkan kerugian negara. Karena dengan upaya pemembalian tersebut tentunya para
koruptor harus berpikir bagaimana pengembalian tersebut dapat diwujudkan, sementara nama
mereka sudah cacat di mata publik karena melakukan perbuatan korupsi, namun masih diberi
kesempatan untuk mengembalikan kerugian. Perlu kita ketahui bahwa fokus kepolisian
terhadap para pelaku koruptor tidak hanya memenjarakan pelakunya saja, melainkan
kerugian negara harus dipulihkan akibat perbuatan korupsinya. Dengan begitu terjadi
keseimbangan hukum.

Sebagai kasat reskrim di wilayah setempat dalam melakukan pencegahan korupsi


dapat meminta izin kepada Kapolres untuk rapat dengan para kepala masing-masing SKPD
terkait dengan komitmen bersama agar tidak melakukan korupsi, tentunya hal ini harus
dituliskan juga MoU bersama dalam rangka melakukan pembangunan yang baik di kota atau
kabupaten setempat. Saya juga akan melakukan paparan apa yang sering terjadi dengan
modus-modus baru korupsi. Disamping itu, jika ada yang benar melakukan korupsi maka
saya akan melakukan publikasi ke publik dan saya akan berikan masa waktu dalam
pengambilan kerugian negara, apabila tidak dapat terlaksana maka seluruh asetnya akan saya
lakukan penyitaan karena fokus utama saya adalah pengembalian terhadap kerugian negara.
Jika itu sudah terpenuhi, maka perkara akan tetap saya lanjutkan ke tingkat penyidikan
hingga pelimpahan kepada kejaksaan sebagai akibat dari koruptor tersebut tidak dapat
menepati kesepakatannya untuk mengembalikan sejumlah kerugian negara dengan tenggang
waktu yang sudah diberikan, hal ini juga akan menjadi contoh bagi para calon koruptor
lainnya, bahwa penegakan hukum tidak semata-mata memenjarakan pelakunya, melainkan
fokus pada pengembalian kerugian negara terlebih dahulu.
Jakarta, 2 Oktober 2023
MAHASISWA
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
LEARNING JOURNAL LIBRARY
(Pembinaan Literasi)

Nama/ Angkatan : GERI ANDIPA/ PTIK-81


NIM : 238110628
Judul Bacaan : BUDAYA KERJA KEPOLISIAN DALAM PELAYANAN
MASYARAKAT DI POLSEK RAPPOCINI MAKASAR
Penulis : ANGGI SETIAWAN, IHYANI MALIK, NASRUL HAQ
Hari/ Tanggal/ Jam : JUMAT/ 29 SEPTEMBER 2023/ 21.00 WIB

A. Pokok Pikiran

Dalam jurnal ini dilakukan pembahasan mengenai budaya kerja kepolisian dalam
pelayanan terhadap masyarakat, khususnya di Polsek Rappocini Makasar. Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Kebiasaan
aparat Polsek Rapoccini dalam memberikan pelayanan belum dilakukan secara maksimal.
Hal tersebut ditandai dengan budaya kerja yang belum berjalan sebagaimana mestinya seperti
pihak polsek melakukan pelayanan yang masih berbelit-belit, adanya tindakan yang pilih
kasih. Jika keluarganya atau kenalannya yang membuat surat kehilangan akan dipermudah,
namun sebaliknya jika tidak kenal maka polisi di bagian pelayanan akan membuat susah dan
cenderung berlama-lama hingga akhirnya ada arah untuk meminta gratifikasi. Padahal dalam
tugas pokoknya berbunyi bahwa kepolisian bertugas untuk melindung, mengayomi dan
melayani masyarakat, ini seharusnya menggambarkan polisi tanpa pamrih dan memposisikan
setiap orang adalah sama, sehingga tercapainya netralitas dan kesamaan hak dalam
melakukan pelayanan. Di sisi lain, etika dan moral kepolisian harus diperbaiki agar
mendukung tugasnya dalam pelayanan terhadap masyarakat.

Budaya kerja yang harus dilakukan oleh kepolisian harus menuju kepada pelayanan
prima, berpegang teguh kepada budaya lokal dan kepercayaan terhadap masyarakat. Setiap
penugasan harus mengedepankan cara kekeluargaan dimana dengan cara tersebut mampu
membuat masyarakat merasa dihargai dan terlayani, outputnya adalah tidak ada komplain
dari masyarakat dan tercapainya kepuasan masyarakat. Kemudian, polisi juga diharapkan
harus ingat bahwa pedoman kerja nya tribrata, pedoman hidup adalah catur prasetya dan
adanya kode etik profesi kepolisian sebagai fungsi kontrol dan pengawas untuk kinerja
kepolisian itu sendiri.

B. Penerapan

Jika saya diberikan kesempatan untuk bertugas sebagai Kapolsek di wilayah tertentu,
maka pertama yang akan saya benahi adalah unsur yang bersentuhan dengan pelayanan
terhadap masyarakat, yaitu SPK, intelkam, binmas, dan reskrim. Kita ketahui bersama, wajah
polsek terlihat dari pelayanan di depan pintu utama yaitu SPK (Sentra Pelayanan kepolisian),
kebanyakan masyarakat selalu membuat surat laporan kehilangan dan laporan polisi melalui
meja SPK. Saya akan memberikan pelatihan dan tentunya pengawasan terhadap jalannya
pelayanan untuk membuat posisi masyarakat adalah sama dalam hak nya, menerapkan salam
senyum sapa, berbicara yang sopan, dan selalu menekankan sikap bisa merasa bukan merasa
bisa. Dengan adanya rasa bisa merasa maka polisi yang menjalankan tugasnya akan
memposisikan diri mereka adalah orang yang membuat laporan, sehingga polisi tersebut akan
melayani sepenuh hati dan tidak mempersulit apalagi berharap adanya gratifikasi, karena
pada dasarnya seluruh masyarakat itu membutuhkan solusi dari kepolisian. Harapannya jika
pintu utama Polsek saja sudah melakukan pelayanan dengan baik, maka citra anggota di
polsek tersebut akan baik, dan kepercayaan serta kepuasan masyarakat akan meningkat.

Selanjutnya yang akan saya benahi adalah pelayanan di bidang intelkam yaitu dalam
penerbitan SKCK (surat keterangan catatan kepolisian), yang sering terjadi adalah kanit intel
atau anggotanya cenderung untuk berlama-lama, ada saja syarat yang kurang sementara
masyarakat membutuhkan pelayanan yang cepat, kembali lagi kepada moral dan etika
anggota. Hal ini yang harus saya pangkas, apabila dirasa latar belakang dari pemohon SKCK
tersebut berkelakuan baik, maka anggota harus segera di proses dengan tidak mengada-ada
syarat yang seharusnya tidak ada. Begitu juga dengan fungsi reskrim dalam penanganan
kasus yang tindak pidana harus diingat dalam waktu penyelesaiannya, sampai pelapor bolak-
balik ke kantor polsek untuk menanyakan perkembangan kasus yang sedang ditangani. Disini
saya akan menekankan kepada kanit reskrim untuk melaporkan perkembangan kasus melalui
surat SP2HP (Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan) secara rutin. Ini
mencerminkan bahwa adanya transparansi dan akuntabilitas dari unit reskrim itu sendiri.
Inovasi yang akan saya lakukan lainnya yaitu harus meletakkan CCTV di berbagai titik
pelayanan yang bertujuan untuk melakukan pengawasan terhadap personil dalam
memberikan pelayanan. Selain itu, saya juga akan meminta untuk setiap masyarakat yang
telah terlayani untuk memberikan penilaian terhadap kinerja personil dengan melakukan scan
barcode untuk mengisi google form sebelum meninggalkan Polsek, yang tentunya google
form tersebut sudah di desain sedemikian rupa untuk tidak mengisi nama namun digantikan
dengan kolom pengisian pelayanan yang telah diberikan apakah itu SPK, intelkam atau
Reskrim, kemudian memberikan kolom bintang antara 1-5, serta saran dan masukan. Dari 3
kolom tersebut dapat menjadi evaluasi bagi Kapolsek untuk memperbaiki kondisi internalnya
agar lebih baik lagi kedepannya.

Jakarta, 2 Oktober 2023


MAHASISWA

GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
LEARNING JOURNAL LIBRARY
(Pembinaan Literasi )

Nama/ Angkatan : GERI ANDIPA/ PTIK-81


NIM : 238110628
Judul Bacaan : PENANGANAN SECARA HUMANIS DALAM
MENGHADAPI KEGIATAN UNJUK RASA YANG
BERLANGSUNG SECARA ANARKIS
Penulis : SATRIYA KURNIA SANJAYA, FAKHLUR
Hari/ Tanggal/ Jam : JUMAT / 29 SEPTEMBER 2023/ 21.00 WIB

A. Pokok Pikiran
Penanganan secara humanis dalam menghadapi kegiatan unjuk rasa yang berlangsung
secara anarkis merupakan suatu pendekatan yang mengutamakan penggunaan kebijakan dan
tindakan yang menghormati hak asasi manusia serta menjaga keseimbangan antara kebebasan
berekspresi dan perlindungan masyarakat. Jurnal ini membahas pentingnya pendekatan
tersebut dalam merespons kegiatan unjuk rasa yang cenderung berpotensi mengarah ke
tindakan kekerasan dan anarkis. Melalui analisis dampak positif dari pendekatan humanis,
diharapkan mampu menghasilkan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan dalam menjaga
ketertiban masyarakat dan hak-hak individu.

Kegiatan unjuk rasa merupakan hak asasi manusia yang penting dalam demokrasi,
yang memungkinkan warga negara untuk menyuarakan pendapat dan mengekspresikan
ketidakpuasan terhadap isu-isu penting. Namun, dalam beberapa kasus, unjuk rasa dapat
berubah menjadi situasi anarkis di mana terjadi tindakan kekerasan, perusakan properti, dan
ancaman terhadap keamanan masyarakat. Dalam menghadapi situasi ini, perlunya pendekatan
yang mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia menjadi semakin
penting.

B. Penerapan

Sebagai seorang perwira yang baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian dan
mendapatkan jabatan sebagai Kapolsek atau Kepala Satuan (Kasat), saya dapat mengambil
langkah-langkah berdasarkan teori manajemen untuk menghadapi kegiatan unjuk rasa yang
berlangsung secara anarkis dengan pendekatan humanis. Dengan menerapkan prinsip-
prinsip teori manajemen dalam pendekatan humanis, kita dapat memastikan bahwa
penanganan unjuk rasa yang berlangsung secara anarkis tetap terkendali harus
mengutamakan hak asasi manusia, dan mendorong dialog serta solusi yang damai.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat di ambil:


1. Perencanaan (Planning):
Melakukan Analisa Situasi : Lakukan analisis mendalam tentang situasi di wilayah
dengan mengumpulkan semua laporan informasi, identifikasi kemungkinan penyebab
konflik, dan potensi anarki dalam kegiatan unjuk rasa. Kemudian lakukan Penyusunan
Rencana, dengan cara Bentuk rencana tindakan yang mengutamakan pendekatan humanis,
termasuk strategi dialog, negosiasi, dan penggunaan kekuatan minimal.
2. Pengorganisasian (Organizing):
Pembentukan Tim: Bentuk tim khusus yang terlatih dalam penanganan konflik dan
pendekatan humanis. Pastikan personil memiliki keahlian komunikasi, negosiasi, dan
pemahaman tentang hak asasi manusia. Sebagai kasat harus jeli dalam memilih personil
yang terlatih untuk bisa memberikan pemahanan terhadap masyarakat dengan kemampuan
komunikasi yang baik. berkolaborasi dengan Pihak Eksternal, dengan cara Bentuk kerjasama
dengan organisasi masyarakat, lembaga pendidikan, dan lembaga hak asasi manusia untuk
mendukung pendekatan humanis.
3. Pelaksanaan (Implementing):
Komunikasi Efektif: Gunakan komunikasi yang jelas dan terbuka dengan peserta
unjuk rasa untuk memahami tuntutan mereka dan menjelaskan langkah-langkah yang
diambil oleh kepolisian. Kemudian bernegosiasi dengan cara terlibat komunikasi dengan
pemimpin unjuk rasa untuk mencapai pemahaman bersama dan menghindari eskalasi
kekerasan. Lakukan komunikasi yang hangat sehingga pimpinan unjuk rasa dapat mengatur
supaya unjuk rasa tidak anarkis
4. Pengawasan (Controlling):
Monitor Situasi: Pantau perkembangan kegiatan unjuk rasa secara real-time untuk
mengidentifikasi tanda-tanda potensi anarki atau kekerasan. Kemudian evaluasi tindakan
yang telah diambil, apakah sesuai dengan prinsip pendekatan humanis dan apakah
membantu mencegah eskalasi. Anggota tim yang sudah di tunjuk agar di awasi secara
langsung dan mendalam agar tepat sasaran tentang apa yang disampaikan kepada peserta
unjuk rasa.
5. Penilaian dan Perbaikan (Assessment and Improvement):
Analisis Pasca Kejadian: Setelah unjuk rasa berakhir, lakukan analisis pasca kejadian
untuk mengidentifikasi apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki dalam pendekatan
humanis. Gunakan hasil analisis untuk mengembangkan panduan dan pelatihan lebih lanjut
bagi personil dalam penanganan konflik dan pendekatan humanis, Terus beradaptasi dengan
perkembangan masyarakat dan perubahan dinamika sosial yang mungkin mempengaruhi
cara menghadapi unjuk rasa di masa depan.

Jakarta, 2 Oktober 2023


MAHASISWA

GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
LEARNING JOURNAL LIBRARY
(Pembinaan Literasi)
Nama/ Angkatan : GERI ANDIPA/ PTIK-81
NIM : 238110628
Judul Bacaan : KONSEP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
Penulis : NUR’AIDA SOFIA SINAGA, DELPI APRILIANDA, ALIM
PUTRA
Hari/ Tanggal/ Jam : SABTU/ 30 SEPTEMBER 2023/ 21.00 WIB

A. Pokok Pikiran
Kepemimpinan transformasional memiliki ciri, karakteristik, konsep dan komponen
yang khas. Kepemimpinan transformasional ini pertama kali di cetuskan oleh Robbins
dimana gaya kepemimpinan ini masuk kedalam gaya kepemimpinan modern. kepemimpinan
ini diawali oleh pemimpinnya yang selalu berusaha untuk mencapai tingkat moralitas dan
motivasi yang lebih tinggi dari sebelumnya, sehingga hal ini diikuti oleh para bawahannya
melalui target-target yang telah ditentukan yang diwujudkan dalam visi dan misi seorang
pemimpin. Karena tingginya motivasi dari seorang pemimpin, maka pemimpin selalu
berusaha untuk meningkatkan kebutuhan yang melebihi keinginan diri pribadi dan selalu
mendorong perubahan kearah kepentingan.

Gaya kepemimpinan ini mewujudkan kharisma dari seorang pemimpin kepada


bawahannya dengan mengedepankan tauladan dan pemberian motivasi untuk menghidupkan
organisasi yang dipimpinnya. Gaya ini tidak mengedepankan perintah atau intruksi-intruksi
yang bersifat dari atas ke bawah, melainkan lebih kepada menjadi seorang mentor yang mau
mendengarkan aspirasi dari bawahannya sehingga pemimpin bisa melakukan analisa untuk
mengambil keputusan serta cara yang tepat dalam penyelesaian suatu masalah atau dalam
menciptakan suatu terobosan yang sesuai dengan karakter anggotanya.

Kepemimpinan transformasional hadir untuk menjawab jawaban atas tantangan yang


ada dan hadir di kehidupan saat ini, dimana saat ini kita berada pada zaman perubahan, bukan
lagi zaman dimana manusia dapat menerima segala yang diinginkannya, tetapi manusia saat
ini lebih banyak menerima kritikan dan cacian, terlebih apabila kepolisian melakukan sedikit
kecacatan dalam bertugas khususnya dalam pelayanan terhadap masyarakat.

B. Penerapan

Sebagai kapolsek pertama saya akan menjadi pimpinan tauladan, yang mana harus
lebih dulu mencontohkan perilaku-perilaku baik, sehingga anggota yang melihat akan malu
dengan sendirinya. Kemudian saya akan melakukan cek urin dadakan untuk membuat buku
hitam dan perhatian khusus kepada anggota yang kedapatan urinnya positif. Setelah itu saya
akan mengumpulkan seluruh anggota polsek dan memberikan target kerja dengan cara
membuat format laporan kerja harian yang saya akan anev setiap minggunya. Apabila ada
yang tidak terlaksana, maka saya akan memberikan peringatan dan bila tidak terlaksana lagi
maka saya akan memindahkan anggota tersebut, karena perlunya ketegasan sebagai
pemimpin dalam menyikapi ini, agar anggota lain tidak turun motivasi bila seorang
pemimpin melindungi anggota yang salah.

Kepemimpinan yang akan saya terapkan juga akan ikut turun langsung ke masyarakat,
tidak hanya sekedar memerintahkan normatifnya saja, dengan kita turun ke lapangan tentunya
kita mengetahui bagaimana kondisi yang dihadapi oleh anggota kita dalam mensikapi sesuatu
permasalahan di masyarakat, alhasil kita dapat mengambil sikap yang bijaksana terhadap
anggota kita yang mengalami kendala. Selain itu, sebagai seorang pimpinan sesekali kita
harus menunjukkan bahwa kita mampu menjadi problem solver terhadap masalah yang
muncul di desa, dengan begitu anggota akan melihat kita dalam menyelesaikan masalah, dan
ketika berhasil maka anggota akan mengakui bahwa pimpinan mereka adalah seseorang yang
solutif dan tauladan yang tepat.

Selanjutnya, untuk mendukung kinerja anggota agar selalu maksimal dalam bertugas,
saya akan mengumpulkan bhayangkari untuk memberikan motivasi agar turut mendukung
tugas suaminya, karena apabila dari keluarga sudah mendukung maka pekerjaan suami akan
terbantu dengan hati yang sejuk. Bila ada masalah di keluarga maka akan berdampak pada
pekerjaan. Bagaimana seorang polisi dapat menyelesaikan masalah orang jika masalahnya
sendiri belum terselesaikan.

Disamping tugas sehari-hari saya akan mengadakan family gathering untuk


mempererat tali silaturahmi dengan anggota dan keluarganya sehingga menimbulkan
hubungan emosional yang harapannya dengan hubungan emosional yang bagus membuat
seperti halnya keluarga yang saling mengisi. Di sinilah fungsi kita sebagai kapolsek agar
pandai dalam mengambil langkah dan membawa diri.

Jakarta, 2 Oktober 2023


MAHASISWA

GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
PERHIMPUNAN MAHASISWA ILMU KEPOLISIAN

LAMPIRAN
DOKUMENTASI JURNAL YANG DIRANGKUM

Anda mungkin juga menyukai