KORP MAHASISWA
Mengetahui
Jakarta, 22 September 2023
PATUN SINDIKAT III / 81
MAHASISWA
GERI ANDIPA
DODDY FERDINAND SANJAYA,S.H., S.I.K., M.I.K.
NO. MHS 238110628
KOMBES POL NRP 78010801
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN KORP MAHASISWA
PERHIMPUNAN MAHASISWA ILMU KEPOLISIAN
A. Dasar
1. Keputusan Ketua STIK Nomor : Kep/77/VII/2019 tanggal 31 Juli 2019
tentang Rencana Kerja STIK T.A. 2020
2. Peraturan Ketua STIK Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pedoman
Penilaian Non Akademik Mahasiswa STIK Aspek Mental Kepribadian
Melalui Aplikasi E- Nimen.
3. Nota Dinas dari Waket Bid Minwa STIK nomor:
B/ND-290/VII/DIK.2.2./2021/Bid Minwa tanggal 16 Juli 2021 perihal
Wajib Baca di Perpustakaan STIK.
C. Pelaksana
Kegiatan Wajib Baca ini diikuti oleh :
Mhs. GERI ANDIPA/ 238110628
GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
LEARNING JOURNAL LIBRARY
(Pembinaan Literasi)
A. Pokok Pikiran
Anggota Brigade Mobil (BRIMOB) adalah bagian penting dari kekuatan penegakan
hukum di Indonesia yang bertugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
dalam situasi-situasi yang memerlukan penanganan khusus. Mereka sering terlibat dalam
tugas-tugas yang menghadirkan tekanan tinggi, risiko fisik, serta tantangan emosional. Salah
satu isu yang penting dalam menjaga kesejahteraan anggota BRIMOB adalah stres kerja.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk memahami bagaimana faktor-faktor
psikologis, khususnya religiusitas, dapat mempengaruhi tingkat stres kerja dalam lingkungan
penegakan hukum yang mungkin penuh tekanan.
Penelitian ini menggunakan metode survei dan kuesioner untuk mengumpulkan data
dari anggota BRIMOB POLDA Riau. Variabel religiusitas diukur dengan skala yang
mengukur tingkat keyakinan, praktik keagamaan, dan nilai-nilai keagamaan mereka.
Sedangkan stres kerja diukur dengan menilai tingkat stres yang berkaitan dengan tugas-tugas
dan lingkungan kerja mereka. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara religiusitas dan stres kerja. Anggota BRIMOB yang memiliki tingkat
religiusitas yang lebih tinggi cenderung mengalami tingkat stres kerja yang lebih rendah.
Penemuan ini memberikan indikasi bahwa keimanan dan praktik keagamaan dapat berperan
sebagai faktor pelindung terhadap dampak stres kerja dalam konteks penegakan hukum.
B. Penerapan
Sebagai seorang kapolsek atau danki brimob di suatu wilayah Untuk menguji
antara religiusitas dengan stres kerja pada anggota BRIMOB POLDA Riau, saya akan
melakukan berbagai langkah berikut :
1. Perencanaan Penelitian
Identifikasi tujuan penelitian secara jelas. Tujuan saya adalah untuk mengidentifikasi
apakah ada hubungan antara tingkat religiusitas anggota BRIMOB dan tingkat stres
kerja mereka. Bentuk kerangka kerja penelitian yang akan saya gunakan. Kerangka
kerja ini akan membantu merancang studi dan mengumpulkan data dengan lebih
terstruktur.
2. Pengembangan Instrumen Penelitian
Buat kuesioner atau instrumen penelitian yang sesuai untuk mengukur tingkat
religiusitas dan tingkat stres kerja anggota BRIMOB. Pastikan instrumen valid dan
reliabel dengan menguji coba pada kelompok kecil terlebih dahulu.
3. Pengumpulan Data
Lakukan survei atau wawancara dengan anggota BRIMOB secara sistematis sesuai
dengan instrumen yang telah dibuat. Pastikan bahwa data yang dikumpulkan
dilakukan dengan etika penelitian yang baik dan bahwa partisipan memberikan
persetujuan mereka dengan sukarela.
4. Analisis Data
Gunakan perangkat lunak statistik untuk menganalisis data yang dikumpulkan. Kita
dapat menggunakan berbagai metode statistik, seperti analisis korelasi atau regresi,
untuk menguji hubungan antara religiusitas dan stres kerja. Interpretasikan hasil
analisis dengan cermat dan objektif.
5. Pelaporan Hasil
Tulis laporan penelitian yang mencakup semua hasil dan temuan. Jelaskan metodologi
yang digunakan, analisis data, dan interpretasi hasil. Diskusikan implikasi hasil
penelitian ini dalam konteks pekerjaan anggota BRIMOB dan mungkin saran-saran
untuk pengelolaan stres yang lebih efektif.
6. Komitmen terhadap Etika
Pastikan bahwa seluruh penelitian dilakukan dengan mematuhi etika penelitian,
termasuk menjaga kerahasiaan data dan memperlakukan partisipan dengan hormat.
7. Kerjasama dengan Pihak Terkait
Dalam proses penelitian perlu berkoordinasi dengan atasan BRIMOB ( kom
satuan brimob ), unit keamanan internal, atau lembaga lain yang relevan.
8. Penerapan Hasil Penelitian
Jika menemukan hubungan antara religiusitas dan stres kerja, pertimbangkan untuk
mengintegrasikan temuan ini dalam program pengembangan personal dan manajemen
stres anggota BRIMOB.
Penting bahwa penelitian ini harus dilakukan dengan cermat dan profesional, dan hasilnya
harus digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan dan efektivitas anggota BRIMOB dalam
menjalankan tugas-tugas mereka di lapangan.
GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
LEARNING JOURNAL LIBRARY
(Pembinaan Literasi)
A. Pokok Pikiran
Jurnal ini mengkaji analisis kemampuan deteksi dini yang dilakukan oleh
Bhabinkamtibmas (Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) dalam
pelaksanaan Program Polisi Satu Desa (Satu Polmas) sebagai bagian dari upaya penguatan
kebijakan keamanan dan ketertiban di tingkat desa. Program Satu Polmas bertujuan untuk
meningkatkan peran Polri (Kepolisian Republik Indonesia) dalam menjaga stabilitas dan
keamanan di tingkat pedesaan dengan menempatkan seorang Bhabinkamtibmas di setiap
desa.
B. Penerapan
Sebagai Kapolsek atau kasat di suatu wilayah dalam melakukan analisis kemampuan
deteksi dini oleh bhabinkamtibmas dalam implementasi polmas sebagai penguatan program
satu polisi satu desa. Kita dapat melakukan langkah-langkah berikut :
GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
LEARNING JOURNAL LIBRARY
(Pembinaan Literasi)
A. Pokok Pikiran
Pandemi ini mengubah pola perilaku masyarakat, termasuk dalam interaksi sosial dan
aktivitas sehari-hari. Kepolisian dihadapkan pada tugas mengelola pertemuan massa,
pengaturan protokol kesehatan, dan mengawasi implementasi pembatasan sosial.
Kompleksitasnya terletak pada menyesuaikan peran tradisional penegak hukum dengan
fungsi baru dalam menangani pandemi, serta menjaga keseimbangan antara penegakan
hukum dan pemeliharaan kepentingan kesehatan publik. Kepolisian dihadapkan pada
tanggung jawab untuk menegakkan aturan kesehatan seperti penggunaan masker, pembatasan
pergerakan atau kegiatan masyarakat, dan larangan kerumunan. Tugas ini melibatkan
pendekatan yang sensitif dan komunikasi efektif dengan masyarakat untuk menghindari
eskalasi konflik. Kepolisian harus memastikan bahwa penegakan aturan kesehatan dilakukan
dengan proporsional dan menghormati hak asasi manusia. Selain tugas penegakan hukum,
kepolisian juga memiliki peran dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Namun,
pandemi telah mengubah cara layanan ini disediakan. Kepolisian perlu beradaptasi dengan
layanan online, layanan darurat kesehatan, dan membantu kelompok rentan dalam kondisi
yang sulit.
B. Penerapan
Sebagai perwira yang baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian dan mendapatkan
jabatan sebagai Kapolsek atau Kepala Satuan (Kasat),Saya dapat menghadapi kompleksitas
tugas kepolisian pada masa pandemi COVID-19 dengan menerapkan prinsip-prinsip teori
manajemen. Berikut adalah langkah-langkah yang saya lakukan:
1. Perencanaan (Planning)
Analisis Situasi: Evaluasi dampak pandemi COVID-19 terhadap wilayah
berdinas, termasuk perubahan pola kejahatan, peningkatan tugas penegakan
protokol kesehatan, dan dinamika sosial yang berubah.
Penyusunan Rencana: Bentuk rencana tindakan yang mencakup strategi
penanganan kejahatan, pencegahan penyebaran virus, serta upaya
mempertahankan layanan masyarakat.
2. Pengorganisasian (Organizing)
GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
LEARNING JOURNAL LIBRARY
(Pembinaan Literasi )
A. Pokok Pikiran
Kejahatan terorisme sudah ada sejak 500 SM. Sebagai contoh revolusi Fransiskus
1789-1795, Maximillen Robespierre menakut-nakuti lawan politiknya dengan cara akan
membunuh 17.000 tahanan. Tindakan tersebut merupakan bagian dari tindakan terorisme.
Dulunya terorisme merupakan kejahatan terhadap negara, sekarang sudah berubah menjadi
kejahatan terhadap kemanusiaan. Global War On Terror (GWOT) lahir berawal dari
pernyataan George W. Bush “kamu bersama kita atau kamu bersama teroris?” akhirnya
negara maju dan berkembang seperti Cina, Rusia, dan Inggris memilih untuk bersama
Amerika Serikat memerangi terorisme. Dari perang tersebut muncul pemikiran, konsep, teori
tentang teroris yaitu teroris memiliki ciri-ciri islam, berjenggot, memakai celana cingkrang,
dan menyebar ke seluruh belahan dunia, teroris identik dengan laki-laki, lonewolf,
berpendidikan rendah, miskin, sakit jiwa. Bahkan ada juga yang menyatakan bahwa teroris
identik dengan kekerasan seperti pembunuhan, bom bunuh diri, dan perang.
Mengapa ciri-ciri tersebut sangat identik dengan teroris? Awal mulanya saat perang
global pertama yaitu melawan jaringan Al-Qaeda, perang tersebut belum berakhir kemudian
muncul ISIS atau ISIL atau Daulah Islamiyah yang mengusung visi mempertahankan negara
islam dengan cara membawa artefak dan atribut yang menjadi ciri islam. Hal inilah yang
menguatkan ciri teori terorisme berasal dari ajaran islam. Kemudian ISIS hanya memaknai
ayat-ayat Al-quran hanya dengan potongan-potongan yang menurut mereka sejalan dengan
pemikiran. Sebagai contohnya mereka ingin mati syahid karena akan menikah dengan 72
bidadari di surga, pernyataan tersebut menyimpang, karena tidak ada ajaran mati syahid
karena tindakan terorisme. Selanjutnya, terorisme identik dengan celana cingkrang /
berkerudung / berjubah / atau sejenis pakaian muslim lainnya karena saat itu Amerika Serikat
kalah dari taliban yang mereka sebut sebagai teroris. Kemudian anggapan bahwa teroris
tersebut adalah laki-laki juga tidak benar karena pelaku bom bunuh diri ada yang perempuan.
Pandangan yang menyatakan bahwa terorisme disebabkan oleh kemiskinan, tidak
berpendidikan, bahkan sakit jiwa adalah tidak benar karena terbantahkan oleh pernyataan dan
penelitian oleh beberapa pakar.
B. Penerapan
Tulisan Jurnal diatas dapat menjadi pedoman saya apabila diberikan tugas dan
tanggung jawab sebagai Kasat atau kapolsek, dapat di analisa bahwa pemikiran-pemikiran
terkait terorisme adalah identik dengan islam, berjenggot, bercelana cingkrang, berjubah,
laki-laki adalah tidak relevan, telah hilang, dan tidak dapat dipertahankan secara ilmiah.
Maka, sebagai kasat atau kapolsek dalam melakukan identifikasi terhadap aliran-
aliran dalam islam guna menanggulangi terorisme dan radikalisme tidak bisa lagi
mengandalkan konsep dan teori tentang karakteristik teroris yang berkembang secara umum
di masyarakat, melainkan harus bergantung pada pemahaman tentang keberadaan ideologi
yang diyakini oleh teroris dan jaringannya, dengan begitu kita juga dapat memberikan
pemahaman kepada masyarakat maupun anggota di lapangan untuk menentukan sekelompok
orang dikategorikan teroris atau bukan, tidak hanya di identifikasi dari penampilan luarnya
saja.
Di sisi lain, dalam mengenali karakteristik terorisme sejak dini, sebagai Kasat atau
kapolsek juga dapat memberikan saran dan masukan kepada Kapolres agar dapat
bekerjasama dengan pemda atau pemkab setempat dalam memberikan pengetahuan dan
pendidikan di tingkat sekolah dasar, tujuannya adalah meminimalisir penyebaran ajaran
terorisme dan radikalisme. Selanjutnya, Kapolres juga dapat memberikan arahan dan
petunjuk kepada para Bhabinkamtibmas agar mendeteksi perilaku-perilaku menyimpang dari
sekelompok jamaah di masing-masing desanya tentunya tidak hanya dilihat dari penampilan
saja seperti celana cingkrang, berjenggot, berjubah, melainkan harus melihat atau mengetahui
tingkah laku yang menyimpang dari ajaran islam yang sesungguhnya.
Seorang kasat atau kapolsek, saya juga akan memberikan tugas khusus kepada anggota
untuk melakukan identifikasi dan menyusup kedalam perkumpulan jamaah dengan ciri-ciri
berjubah, berjanggut, bercelana cingkrang untuk mengetahui kegiatan yang ada didalamnya
supaya dapat memberikan informasi yang benar-benar valid mengenai kelompok jamaah
tersebut apakah ada kaitannya dengan terorisme dan radikalisme atau benar-benar kelompok
jamaah islam sesuai ajaran Alquran, sehingga saya dapat memetakan kerawanan kamtibmas
di wilayah hukum polres setempat dan menjadi bahan pertimbangan untuk pimpinan dalam
mengambil kebijakan serta langkah tindak lanjutnya.
GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
LEARNING JOURNAL LIBRARY
(Pembinaan Literasi)
A. Pokok Pikiran
Saat ini kita hidup dalam era yang sudah maju yaitu pada era revolusi industri 4.0 dan
era society 5.0. Begitu banyak teknologi yang membantu kegiatan manusia dalam melakukan
pekerjaannya, semua sudah serba otomatis dan berbentuk digital. Hal ini juga memberikan
tantangan bagi kaum milenial sebagai bentuk pengembangan diri supaya lebih profesional,
lebih partisipatif, memiliki daya juang tinggi. Terlebih saat ini dalam dunia pendidikan kita
sudah diajarkan dalam menggunakan teknologi berupa komputer yang terhubung dengan
jaringan internet. Apapun informasi yang diinginkan dapat diraih sangat mudah. Begitu juga
dalam dunia perdagangan, untuk melakukan transaksi bukan lagi menggunakan uang cash,
melainkan cashless dengan metode Mbanking, OVO, Gopay, QRIS. Kita juga mengetahui
dalam dunia transportasi saat ini dalam memesan taksi atau ojek tidak perlu lagi berjalan ke
pangkalan tempat mereka menunggu penumpang, melainkan melalui aplikasi Gojek, Uber,
Grab maka taksi maupun ojek tersebut akan datang menjemput di titik tempat kita berdiri.
Semuanya sudah terintegrasi dengan mudah melalui satu device di genggaman kita. Inovasi-
inovasi tersebut memberikan gambaran bahwa fenomena saat ini hidup masyarakat menjadi
lebih konsumtif dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh adanya teknologi.
Kemajuan teknologi ini juga memberikan keuntungan bagi dunia pendidikan yaitu
guru tidak perlu lagi hadir di kelas secara fisik, melainkan hanya dengan hadir melalui virtual
live dengan memanfaatkan aplikasi Zoom, Skype, Video call Whatsapp Group sudah bisa
melakukan tatap muka dan menyampaikan ilmu yang akan diajarkan kepada para muridnya.
Pengembangan SDM melalui bidang pendidikan seyogyanya harus mempersiapkan
masyarakat khususnya di kalangan pelajar agar mampu bersaing secara kompetitif tidak
hanya sebatas pada kemampuan menggunakan teknologi, melainkan harus mampu berinovasi
dan mengembangkan jatidiri yang memiliki moral dan etika.
B. Penerapan
Sebagai Kasat atau Kapolsek tentunya saya harus memahami benar antara kekuatan
dan kelemahan dari seluruh personel di organisasi tempat saya berdinas. Hal ini saya lakukan
untuk melakukan pemetaan agar pengembangan kapasitas terhadap personel dan penempatan
personel dapat sesuai dengan bidangnya. Pengembangan kapasitas ini antara lain pendidikan
kejuruan (dikjur), pelatihan, dan seminar terkait dengan kebutuhan organisasi ataupun tentang
kejuruan yang diminati oleh personel. Tujuannya adalah para personel tersebut memiliki
keahlian dibidangnya, khususnya dapat mengoperasionalkan teknologi yang sudah
berkembang di kepolisian seperti aplikasi E-Manajemen Penyidikan, pembuatan produk
SKCK, SIM, izin keramaian secara online, penggunaan aplikasi Panic Buton, layanan 110,
dan patroli cyber. Tentunya dengan personel yang telah diberikan pendidikan di era kemajuan
teknologi, diharapkan personel dapat melaksanakan kinerja yang baik secara sistem maupun
secara lapangan (terjadi keselarasan dan keharmonisan) dengan begitu kinerja setiap bidang
bekerja secara sistematis dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selanjutnya pola
penempatan personel juga harus diterapkan secara baik menggunakan merit system, artinya
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, tidak hanya sekedar “titipan” maupun hubungan
emosional antar pengemban fungsi dan individu personel tersebut, karena peletakan personel
pada bidang kemampuannya ini seyogyanya untuk kemajuan organisasi bukan karena unsur
Kolusi, Korupsi, Nepotisme (KKN). Sebagai motivasi kepada personel tersebut, apabila
memiliki kinerja yang baik dan dapat membuat suatu inovasi seperti tujuan dari pemanfaatan
teknologi di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0, maka personel tersebut dipromosikan
untuk mendapatkan jabatan di bidang tersebut, sebagai contoh yang awalnya dia hanya
seorang anggota maka dapat dipromosikan menjadi katim, atau dari panit menjadi kanit.
GERI ANDIPA
NO. MHS 238110628
BIDANG ADMINISTRASI KEMAHASISWAAN
KORP MAHASISWA
PERHIMPUNAN MAHASISWA ILMU KEPOLISIAN
LAMPIRAN
DOKUMENTASI JURNAL YANG DIRANGKUM