Kimia Hazard Yaya
Kimia Hazard Yaya
Occupational hazard adalah suatu kecelakaan atau kejadian yang tidak diharapkan
yang dapat menyebabkan penyakit atau cedera pada seseorang saat berada di tempat kerja,
atau pada saat melaksanakan tugas pekerjaannya.
Mengikuti rekomendasi OSHA, pengusaha harus melakukan analisis tempat kerja
yang komprehensif untuk mengidentifikasi adanya potensi bahaya. Hal ini dapat dilakukan
melalui Job Hazard Analysis (JHA).
Gagasan di balik pelaksanaan JHA adalah pertama-tama membantu mengidentifikasi
bahaya yang tidak terkendali, dan kemudian mengendalikannya untuk mengurangi tingkat
risiko dan membuat tugas kerja lebih aman, yang akan menghasilkan peningkatan
keselamatan dan kesehatan pekerja di tempat kerja. Ini adalah tiga langkah utama JHA:
- Memecah pekerjaan menjadi serangkaian langkah yang terlibat;
- Mengidentifikasi potensi bahaya yang terkait dengan setiap langkah;
- Merumuskan tindakan perlindungan untuk mengatasi setiap bahaya yang teridentifikasi.
Secara umum, OSHA mengklasifikasikan bahaya di tempat kerja dalam salah satu
kategori berikut:
a) Safety Hazards
b) Physical Hazards
c) Biological Hazards
d) Chemical Hazards
e) Ergonomic Hazards
f) Work Organization Hazards
Menurut publikasi OSHA A Guide to The Globally Harmonized System of
Classification and Labeling of Chemicals (GHS), istilah 'klasifikasi bahaya' digunakan untuk
menunjukkan bahwa hanya sifat intrinsik berbahaya dari zat dan campuran yang melibatkan 3
langkah berikut:
- Identifikasi data yang relevan mengenai bahaya suatu zat atau campuran;
- Meninjau data yang dikumpulkan untuk menentukan bahaya yang terkait dengan bahan
atau campuran; dan
- Keputusan apakah bahan atau campuran akan diklasifikasikan sebagai bahan atau
campuran berbahaya dan tingkat bahaya, jika sesuai, dengan membandingkan data
dengan kriteria klasifikasi bahaya yang disepakati.
A. Safety Hazards
Ini adalah yang paling umum dan akan hadir di sebagian besar tempat kerja pada satu
waktu atau yang lain. Mereka termasuk kondisi tidak aman yang dapat menyebabkan cedera,
penyakit dan kematian.
- Tumpahan di lantai atau bahaya tersandung, seperti gang yang tersumbat atau kabel yang
melintang di lantai
- Bekerja dari ketinggian, termasuk tangga, perancah, atap, atau area kerja yang ditinggikan
- Mesin yang tidak dijaga dan suku cadang mesin yang bergerak; pelindung melepas atau
bagian mesin yang bergerak yang dapat disentuh oleh pekerja secara tidak sengaja
- Bahaya listrik seperti kabel yang berjumbai, kabel yang tidak tepat
- Ruang terbatas
- Bahaya terkait mesin (lockout/tagout, keamanan boiler, forklift, dll.)
B. Physical Hazards
Merupakan faktor dalam lingkungan yang dapat membahayakan tubuh tanpa harus
menyentuhnya.
- Radiasi: termasuk pengion, non-pengion (EMF, gelombang mikro, gelombang radio, dll.)
- Paparan sinar matahari / sinar ultraviolet yang tinggi
- Suhu ekstrem – panas dan dingin
- Suara keras konstan
C. Biological Hazards
Terkait dengan bekerja dengan hewan, manusia, atau bahan tanaman menular.
Bekerja di sekolah, fasilitas penitipan anak, perguruan tinggi dan universitas, rumah sakit,
laboratorium, tanggap darurat, panti jompo, pekerjaan di luar ruangan, dll. dapat membuat
pekerja terkena bahaya biologis.
- Darah dan cairan tubuh lainnya
- Jamur
- Bakteri dan virus
- Tanaman
- Gigitan serangga
- Kotoran hewan dan burung
D. Chemical Hazards
Hadir ketika seorang pekerja terkena persiapan bahan kimia di tempat kerja dalam
bentuk apapun (padat, cair atau gas). Beberapa lebih aman daripada yang lain, tetapi untuk
beberapa pekerja yang lebih sensitif terhadap bahan kimia, bahkan bahan umum dapat
menyebabkan penyakit, iritasi kulit, atau masalah pernapasan.
- Cairan seperti produk pembersih, cat, asam, pelarut – terutama jika bahan kimia berada
dalam wadah yang tidak berlabel!
- Uap dan asap yang berasal dari pengelasan atau paparan pelarut
- Gas seperti asetilen, propana, karbon monoksida dan helium
- Bahan yang mudah terbakar seperti bensin, pelarut, dan bahan kimia yang mudah
meledak.
- Pestisida
E. Ergonomic Hazards
Terjadi ketika jenis pekerjaan, posisi tubuh, dan kondisi kerja membebani tubuh
pekerja. Bahaya ini adalah bahaya yang paling sulit dikenali karena pekerja tidak selalu
segera menyadari ketegangan pada tubuhnya atau bahaya yang ditimbulkan oleh bahaya ini.
Paparan jangka pendek dapat menyebabkan "sakit otot" pada hari berikutnya atau pada hari-
hari setelah paparan, tetapi paparan jangka panjang dapat menyebabkan penyakit jangka
panjang yang serius.
- Tempat kerja dan kursi yang tidak diatur dengan benar
- Sering mengangkat
- Postur tubuh yang buruk
- Gerakan yang tidak nyaman, terutama jika berulang-ulang
- Mengulangi gerakan yang sama berulang-ulang
- Harus menggunakan terlalu banyak kekuatan, terutama jika harus sering melakukannya
- Getaran
F. Work Organization Hazards
Bahaya atau stressor yang menimbulkan stress (efek jangka pendek) dan strain (efek
jangka panjang). Ini adalah bahaya yang terkait dengan masalah tempat kerja seperti beban
kerja, kurangnya kontrol dan/atau rasa hormat, dll.
- Tuntutan beban kerja
- Kekerasan di tempat kerja
- Intensitas dan/atau kecepatan
- Rasa hormat (atau kurangnya)
- Fleksibilitas
- Kontrol tentang berbagai hal
- Dukungan/hubungan sosial
- Pelecehan seksual
Hazard Kimia
Definisi Terjadi karena adanya paparan bahan kimia di tempat kerja
Klasifikasi Zat Kimia
PELARUT ORGANIK
Pelarut organik adalah suatu substansi orgnik berbasis hidrokarbon yang melarutkan
substansi lain menjadi homogen.
Fungsinya sebagai pelarut bahan kimia lainnya
Penggunaan di industri sebagai:
- Pemisah bahan organik lainnya
- Degreasing
- Pembersih
- Thinning
- Proses ekstraksi, dll.
Industri yang mengunakan pelarut organik:
- Percetakan: toluene, tinner, golongn amine
- Industri sepatu: benzene, toluene, metil etil keton
- Automotif: golongn amine, formaaldehide, toluene, xylene, metilen klorida, dll
- Tekstil (pewarnaan kain/benang): formaldehid, hidrokarbon, hidrogen sulfida
- Kosmetik: fformalin, metanol, metil alkohol
- Industri kimia, perekat dan pelapisan, farmasi, pengolahan limbah, penyamakan kulit,
dll.
Pekerja yang berisiko
- Produsen/pengusaha bahan kimia
- Pengirim bahan kimia
- Montir mobil/ mekanikal enginering(me)
- Pekerja yang proses produksinya menggunakan bahan kimia
Sifat kimia dan fisika
- Suatu bahan kimia berbentuk cair pada suhu kamar dan tidak berwarna atau warna
putih susu
- Sifat utamanya pelarut dalam lemak (lipofilik)
- Daya absorbsi melalui kulit
- Mempunyai daya ledak, mudah terbakar dan mudah menguap
- Jumlah dan jenis pelarut organik sangat banyak (puluhan ribu) dan baru sebagiaan
kecil yang diketahui efek terhadap kesehatan
Jenis pelarut organik
- Gol alifatik (n-hexane), aromatik (benzene, toluene, xylene), alkohol (metil, butil, n-
butil alcohol), glikol, fenol, keton (aseton, metil etil keton),
- Gol ester (metil asetat, metil format), asam(asam asetat, asam formit, asam
propionik), amine, chlorinated hidrokarbon, terpentin, dll
INORGANIK/LOGAM BERAT
Sifat kimia dan fisika
- Adalah unsur kimia dengan berat jenis (bj) > 5 x bj air (5 g/cm3)
- Bentuk padat jarang dalam bentuk tunggal biasanya lebih dari 2 bahan kimia (bentuk
alloy)
- Dapat terikat dengan material organic bentuk hibrids dan karbonil sangat toksik
- Bila bereaksi dengan asam menjadi hibrids dan karbonil sangat beracun
- Absorbsi pada umumnya melalui inhalasi dan sebagian kecil ingesti
Yang termasuk logam berat, misalnya:
- Aluminium, arsen, berilium
- Cadmium, cromium, cobalt, cuprum
- Manngan, merkuri, nikel,,timbal, dll.
Industri pengguna
- Industri konstruksi
- Otomotif
- Elektronik,glass, dll
Pekerja yang berisiko
- Pekerja pertambangan
- Pekerja pada produksi pesawat, alat pertahanan, otomotif, alkes, gelas/kaca, dll
INHALASI
PARTIKULAT
Partikulat adalah padatan atau cairan yang didistribusikan dalam gas.
Di tempat kerja, istilah "partikulat" mengacu pada partikel, debu, kabut, atau asap yang
tersuspensi di udara sekitar.
Bahaya partikulat bahan kimia di udara dapat terinhalasi yang mungkin memiliki efek
buruk pada kesehatan seseorang.
Sistem pernafasan terbagi menjadi 2 daerah utama:
- Saluran udara (hidung, tenggorokan, trachea, bronkus)
- Alveoli tempat terjadinya pertukaran gas.
Sistem pernafasan paling rentan
- Area kontak sangat luas
- Kaya akan pembuluh kapiler.
Jumlah total zat kimia yang dapat diserap melalui saluran pernafasan tergantung pada:
- Konsentrasi zat kimia tersebut di udara
- Lama pajanan
- Volume ventilasi paru meningkat jika aktivitas kerja lebih tinggi.
Zat kimia yang melewati kulit hampir selalu dalam bentuk cair.
Bentuk padat dan gas atau uap umumnya tidak melewati kulit kecuali jika terlebih dahulu
larut dalam kelembapan di permukaan kulit.
Kulit adalah rute paling umum kedua di mana bahan kimia di tempat kerja masuk ke
dalam tubuh.
Zat kimia dapat menembus kulit dan mencapai pembuluh darah di bawah kulit serta
masuk ke dalam aliran darah, Setelah masuk aliran darah, zat kimia dapat diangkut ke
berbagai organ tubuh.
- Jumlah zat kimia yang diserap melalui kulit > dari yang diserap melalui inhalasi : zat
kimia organik.
Area tubuh seperti lengan bawah yang mungkin berbulu, paling mudah ditembus oleh
bahan kimia karena dapat masuk ke saluran kecil yang berisi batang rambut.
Zat kimia juga dapat masuk melalui luka, tusukan atau goresan pada kulit karena adanya
kerusakan pada lapisan pelindung.
Kontak dengan beberapa bahan kimia seperti detergen atau pelarut organik dapat
menyebabkan kulit:
- Kulit kering dan pecah-pecah.
- Gatal-gatal,
- Ulserasi atau
- Pengelupasan kulit.
Laju penyerapan beberapa zat kimia organik melalui kulit meningkat jika :
- Suhu lingkungan dan keringat meningkat.
- Jadi penyerapan pada iklim panas > iklim normal.
Toksikokinetik
- Adalah pengaruh zat toksik pada tubuh
- Ilmu yang mempelajari perjalanan zat toksik dalam tubuh.
- Absorbsi, distribusi, metabolisme,dan eksresi
Toksikodinamik:
- Efek atau dampak molekuler, biokimia dan fisiologis dari zat kimia atau metabolitnya
dalam sistem biologi dari organ tubuh.
- Seseorang bisa menjadi sakit dimulai dari perubahan di dalam molekulernya yang
berlanjut hingga respons dari organismenya.
- Perubahan ini dapat kembali ke kondisi normal baik dengan perbaikan ataupun tidak,
tetapi tidak semua perubahan dapat berubah kembali ke kondisi semula.
Asfiksisasi
Asphyxiant adalah zat kimia yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam tubuh ke
tingkat yang berbahaya.
Asphyxiation (kekurangan oksigen) adalah sesak napas akibat gangguan proses
oksigenisasi dalam jaringan tubuh
Asphyxiation terbagi menjadi 2 jenis:
1) Simple asphyxiation
- Menurunkan kadar oksigen di udara akibat adanya gas tertentu yang
menggantikannya sehingga menimbulkan sesak napas.
- Contoh: nitrogen, karbondioksida, ethane, helium, argon.
2) Chemical asphyxiation
- Bahan kimia yang dapat mempengaruhi dan mengganggu kemampuan tubuh untuk
mengangkut dan menggunakan oksigen dalam proses metabolisme selular yang
normal.
- Menurunnya kapasitas darah untuk mengangkut oksigen ke berbagai jaringan tubuh
- Oksigen dalam udara dan yang masuk normal tetapi tubuh tidak dapat
menggunakannya.
- Contoh: karbonmonoksida, hidrogen sianida.
SISTEM ORGAN YANG SERING DIPENGARUHI OLEH PAJANAN BERBAHAYA
Occupational Disease
Kesehatan Kerja
Definisi kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta
praktiknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh deraja
kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit
umum. Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin berubah, bukan sekadar “kesehatan pada
sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang
dalam melakukan pekerjaannya (total health of all at work). Keselamatan kerja sama dengan
hygene perusahaan. Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut.
a. Sasarannya adalah manusia.
b. Bersifat medis.
Fungsi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Fungsi dari kesehatan kerja sebagai berikut.
a. Identifikasi dan melakukan penilaian terhadap risiko dari bahaya kesehatan di tempat kerja.
b. Memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian dan praktik kerja termasuk
desain tempat kerja.
c. Memberikan saran, informasi, pelatihan, dan edukasi tentang kesehatan kerja dan APD.
d. Melaksanakan survei terhadap kesehatan kerja.
e. Terlibat dalam proses rehabilitasi.
f. Mengelola P3K dan tindakan darurat.