Anda di halaman 1dari 12

RANGKUMAN UNDANG – UNDANG TINDAK PIDANA KHUSUS

UNIT TIPIDTER SATRESKRIM POLRES BANGKALAN

TINDAK PIDANA LIMBAH LIMBAH


1. UNDANG UNDANG NO 32 TAHUN 2009 TTG PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
2. UNDANG UNDANG NO 6 TAHUN 2023 TTG CIPTA KERJA

PASAL 98
1. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang
mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu
air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
2. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang
luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling
sedikit Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling banyak
Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).
3. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang
luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun
dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah) dan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar
rupiah).

PASAL 99
1. Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu
udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
2. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang
luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan paling banyak Rp6.000.000.000,00
(enam miliar rupiah).
3. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang
luka berat atau mati, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun
dan paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00
(tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp9.000.000.000,00 (sembilan miliar rupiah).

PASAL 100
1. Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku
mutu gangguan dipidana, dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
2. Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dikenakan
apabila sanksi administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran
dilakukan lebih dari satu kali.

PASAL 101
Setiap orang yang melepaskan dan/atau mengedarkan produk rekayasa genetik ke
media lingkungan hidup yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan atau izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1)
huruf g, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
PASAL 102 (DIHAPUS)

PASAL 103
Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, dipidana dengan pidana penjara paling singkat
1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga
miliar rupiah).
 PASAL 59 (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)
1. Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya.
2. Dalam hal B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) telah
kedaluwarsa, pengelolaannya mengikuti ketentuan pengelolaan limbah
B3.
3. Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan
limbah B3, pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain.
4. Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat perizinan berusaha atau
persetujuan pemerintah pusat atau pemerintah daerah.
5. Pemerintah pusat atau pemerintah daerah wajib mencantumkan
persyaratan lingkungan hidup yang harus dipenuhi dan kewajiban yang
harus dipatuhi pengelola limbah B3 dalam perizinan berusaha, atau
persetujuan pemerintah pusat atau pemerintah daerah.
6. Keputusan pemberian perizinan berusaha wajib diumumkan.
7. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan limbah B3 diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

PASAL 104
Setiap orang yang melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media
lingkungan hidup tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
 PASAL 60
Setiap orang dilarang melakukan dumping limbah dan/atau bahan ke media
lingkungan hidup tanpa izin.

PASAL 105
Setiap orang yang memasukkan limbah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf c dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun
dan denda paling sedikit Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling
banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).
 PASAL 69 Ayat (1) huruf c
1. Setiap orang dilarang:
c. memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia ke media lingkungan hidup Negara
Kesatuan Republik Indonesia;

PASAL 106
Setiap orang yang memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf d, dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima
belas) tahun dan denda paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
dan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
 PASAL 69 Ayat (1) huruf d
1. Setiap orang dilarang:
d. memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
PASAL 107
Setiap orang yang memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundang–
undangan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling
sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
 PASAL 69 Ayat (1) huruf b
1. Setiap orang dilarang:
b. memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan
perundang-undangan ke dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia;

PASAL 108
Setiap orang yang melakukan pembakaran lahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 69 ayat (1) huruf h, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga)
tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).
 PASAL 69 Ayat (1) huruf h
1. Setiap orang dilarang:
h. melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar;

PASAL 109 (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)


Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan tanpa memiliki :
a. Perizinan usaha atau persetujuan pemerintah pusat, atau pemerintah daerah
sebagaimana dimaksud pasal 24 ayat (5), pasal 34 ayat (3), pasal 59 ayat (1)
atau pasal 59 ayat (4);
b. Persetujuan dari pemerntah pusat atau pemerintah daerah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 20 ayat (3) huruf b atau
c. Persetujuan dari pemerintah pusat sebagaimana dimaksud dalam pasal 61 ayat
(1);
Yang mengakibatkan timbulnya korban/kerusakan terhadap Kesehatan,
keselamatan, dan/atau lingkungan, dipidana dengan pidana penjara paling singkat
1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp.
1.000.000.000 (satu milyar rupiah) dan paling banyak Rp. 3.000.000.000 (tiga
milyar rupiah)

PASAL 110 (DIHAPUS)

PASAL 111 (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)


Pejabat pemberi persetujuan lingkungan yang menerbitkan persetujuan lingkungan
tanpa dilengkapi dengan Amdal atau UKL – UPL sebagaimana dimaksud dalam
pasal 37 di pidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling banyak Rp. 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah)
 PASAL 37 (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)
Perizinan berusaha dapat dibatalkan apabila :
a. Persyaratan yang diajukan dalam permohonan perizinan berusaha
mengandung cacat hukum, kekeliruan , penyalahgunaan, serta
ketidakbenaran dan/atau pemalsuan data, dokumen dan/atau
informasi
b. Penerbitannya tanpa memenuhi syarat sebagaimana tercantum
dalam Keputusan kelayakan lingkungan hidup atau pernyataan
kesanggupan pengelolaan lingkungan hidup, atau
c. Kewajiban yang ditetapkan dalam dokumen Amdal atau UKL-UPL
tidak dilaksanakan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
PASAL 112 (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)
Setiap pejabat berwenang yang dengan sengaja tidak melakukan pengawasan
terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap peraturan
perundang undangan dan perizinan berusaha, atau persetujuan pemerintah pusat atau
pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 71 yang mengakibatkan
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang mengakibatkan
hilangnya nyawa manusia dipidana dengan pindana paling lama 1 (satu) tahun atau
denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
 PASAL 71
1. Pemerintah pusat atau pemerintah daerah melakukan pengawasan
terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas
ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang undangan di
bidang pelindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
2. Pemerintah pusat atau pemerintah daerah dapat mendelegasikan
kewenangannya dalam melakukan pengawasan kepada penjabat/instansi
teknis yang bertanggung jawab dibidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
3. Dalam melaksanakan pengawasan, pemerintah pusat atau pemerintah
daerah menetapkan pejabat pengawas lingkungan hidup yang
merupakan pejabat fungsional
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pejabat pengawas lingkungan hidup
diatur dalam peraturan pemerintah.
TINDAK PIDANA SUMBER DAYA AIR

1. UNDANG UNDANG NO 17 TAHUN 2019 TTG SUMBER DAYA AIR


2. UNDANG UNDANG NO 6 TAHUN 2023 TTG CIPTA KERJA

PASAL 68
Setiap Orang yang dengan sengaja:
a. melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerusakan
Sumber Air dan prasarananya dan/atau pencemaran Air
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf b dan huruf
d; atau
b. melakukan kegiatan yang mengakibatkan terjadinya Daya
Rusak Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun
dan paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling sedikit
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak
Rp 15.000.000. 000,00 (lima belas miliar rupiah)
 PASAL 25 huruf b dan d
Setiap Orang dilarang melakukan kegiatan yang
mengakibatkan:
b. Kerusakan Sumber Air dan/atau prasarananya
d. Pencemaran Air

PASAL 69
Setiap Orang yang dengan sengaja:
a. Mengganggu Upaya pengawetan Air sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 huruf c;
b. menggunakan Sumber Daya Air yang menimbulkan
kerusakan pada Sumber Air, lingkungan dan/atau
Prasarana Sumber Daya Air di sekitarnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32;
c. melakukan Pendayagunaan Sumber Daya Air di kawasan
suaka alam dan kawasan pelestarian alam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1); atau
d. melakukan kegiatan yang mengakibatkan kerusakan
Prasarana Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 42;
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 18 (delapan
belas) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling
sedikit Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah)
dan pailing banyak Rp10.00O.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah).
 PASAL 25 huruf c
Setiap Orang dilarang melakukan kegiatan yang
mengakibatkan:
c. terganggunya upaya pengawetan Air;
 PASAL 32
Setiap Orang yang menggunakan Sumber Daya Air
sebagaimana dimalsud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf c
dilarang melakukan pencemaran dan/atau pemsakan pada
Sumber Air, lingkungan, dan Prasarana Sumber Daya Air di
sekitarnya
 PASAL 33 ayat (1)
(1) Setiap Orang dilarang melakukan
Sumber Daya Air di kawasan suaka alam dan kawasan
pelestarian alam.
 PASAL 42
Setiap Orang dilarang melakukan kegiatan
mengakibatkan kerusakan Prasarana Sumber Daya Air.

PASAL 70 (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)


Setiap Orang yang dengan sengaja:
a. melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi Prasarana
Sumber Daya Air dan nonkonstruksi pada Sumber Air
tanpa memperoleh perizinan berusaha dari Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
40 ayat (3);
b. menyewakan atau memindahtangankan, baik sebagian
maupun keseluruhan perizinan berusaha atau persetujuan penggunaan Sumber
Daya Air untuk kebutuhan bukan usaha sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44;atau
c. melakukan penggunaan Sumber Daya Air tanpa perizinan berusaha untuk
kebutuhan usaha atau persetujuan penggunaan Sumber Daya Air sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 49;
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
 PASAL 40 ayat (3) (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)
(3) Setiap orang atau kelompok Masyarakat atas Prakarsa sendiri dapat
melaksanakan kegiatan kontruksi prasarana Sumber daya air dan
pelaksanaan nonkrontuksi untuk kepentingan sendiri berdasarkan
persetujuan atau perizinan berusaha dari pemerintah pusat dan/atau
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya berdasarkan norma,
standar, prosedur dan kiteria yang di tetapkan oleh pemerintah pusat;
 PASAL 44 (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)
(1) Penggunaan Sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam pasal 29
ayat (2) huruf c untuk kebutuhan usaha dan kebutuhan bukan usaha
dilakukan setelah memenuhi perizinan berusaha atau persetujuan
penggunaan sumber daya air
(2) Perizinan berusaha atau persetujuan pengguna sumber daya air
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan memperhatikan
fungsi Kawasan dan kelestarian linglungan hidup;
(3) Perizinan berusaha atau persetujuan penggunaan Sumber daya air
sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan oleh pemerintah pusat
dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
norma, standar, prosedur dan kiteria yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat;
(4) Perizinan berusaha atau persetujuan penggunaan Sumber daya air
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat disewakan atau
dipindah tangankan, baik Sebagian maupun seluruhnya;
 PASAL 29 ayat (2) huruf c
(1) Pendayagunaan Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 meliputi:
a. Air Permukaan pada mata Air, sungai, danau,
waduk, rawa, dan Sumber Air Permukaan lainnya;
b. Air Tanah pada Cekungan Air Tanah;
c. Air hujan; dan
d. Air laut yang berada di darat.
(2) Pendayagunaan Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan melalui kegiatan:
a. penatagunaan Sumber Daya Air
b. penyediaan Sumber Daya Air;
c. penggunaan Sumber Daya Air; dan
d. pengembangan Sumber Daya Air.
(3) Kegiatan Pendayagunaan Sumber Daya Air sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mengacu pada Pola Pengelolaan
Sumber Daya Air dan Rencana Pengelolaan Sumber Daya
Air dengan memperh-atikan keseimbangan aspek ekologi,
ekonomi, dan sosial budaya
 PASAL 49 (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)
(1) Penggunaan Sumber daya air untuk kebutuhan usaha sebagaimana
dimaksud pasal 47 dapat berupa pengguna
a. Sumber daya air sebagai media
b. Air dan daya air sebagai materi
c. Sumber air sebagai media dan/atau
d. Air, Sumber air dan/atau daya air sebagai media dan materi
(2) Penggunaan Sumber daya air untuk kebutuhan usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi perizinan berusaha
(3) Pemberiaan perizinan berusaha dilakukan secara ketat dengan urutan
prioritas :
a. Pemenuhan kebutuhan pokok sehari hari bagi kelompok yang
memerlukan air dalam jumlah yang besar
b. Pemenuhan kebutuhan pokok sehari hari yang mengubah kondisi
alami sumber air
c. Pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada
d. Penggunaan Sumber daya air untuk kebutuhan usaha guna
memenuhi kebutuhan pokok sehari hari melalui system
penyediaan air minum
e. Kegiatan bukan usaha untuk kepentingan public
f. Penggunaan Sumber daya air untuk kebutuhan usaha oleh badan
usaha milik negara, badan usaha milik daerah atau badan usaha
milik desa; dan
g. Penggunaan Sumber daya air untuk kebutuhan usaha oleh badan
usaha swasta atau perseorangan
(4) Perizinan berusaha penggunaan Sumber daya air untuk kebutuhan usaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan untuk :
a. Titik atau tempat tertentu pada sumber air
b. Ruas tertentu pada Sumber air; atau
c. Bagian tertentu dari sumber air
(5) Perizinan berusaha penggunaan Sumber daya air untuk kebutuhan usaha
sebagaiman dimaksud pada ayat (4) dapat diberikan kepada
a. Badan usaha milik negara
b. Badan usaha milik daerah
c. Badan usaha milik desa
d. Koperasi
e. Badan usaha swasta atau
f. Perseorangan.
 PASAL 47
(1) Penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usaha
dapat diselenggarakan apabila Air untuk kebutuhan
pokok sehari-hari dan pertanian ralqyat telah terpenuhi
serta sepanjang ketersedman Air masih mencukupi.
(2) Penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usaha
dilakukan dengan memperhatikan fungsi sosial dan
lingkungan hidup serta terjaminnya keselamatan
kekayaan negara dan kelestarian lingkungan.
PASAL 71
Setiap Orang yang karena kelalaiannya:
a. melakukan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya
kondisi tata Air Daerah Aliran Sungai, kerusakan Sumber
Air dan prasarananya, dan/atau pencemaran Air
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a, huruf b,
dan huruf d; atau
b. melakukan kegiatan yang mengakibatkan terjadinya Daya
Rusak Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan
dan paling lama 18 (delapan belas) bulan dan denda paling
sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling
banyak Rp3.000. 000.000,00 (tiga miliar rupiah)

PASAL 72
Setiap Orang yang karena kelalaiannya:
a. mengganggu upaya pengawetan Air sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 huruf c;
b. menggunalan Sumber Daya Air yang menimbulkan
kerusakan pada Sumber Air, lingkungan dan/atau
Prasarana Sumber Daya Air di sekitarnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32;
c. melakukan Pendayagunaan Sumber Daya Air di kawasan
suaka alam dan kawasan pelestarian alam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1); atau
d. melakukan kegiatan yang mengakibatkan rusaknya
Prasarana Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 42
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) bulan
dan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling sedikit
Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)

PASAL 73 (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)


Setiap orang yang karena kelalaiannya :
a. Melakukan kegiatan pelaksanaan kontruksi prasarana sumber daya air dan
nonkontruksi pada sumber air tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 40 ayat (3) dan ayat (4); atau
b. Menggunakan sumber daya air untuk kebutuhan usaha tanpa perizinan berusaha
sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2)
Dipidana dengan pindana penjara paling singkat 3 bulan dan paling lama 6 tahun dan
denda paling sedikit Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)
 PASAL 40 ayat (3) dan ayat (4) (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)
(3) Setiap orang atau kelompok Masyarakat atas Prakarsa sendiri dapat
melaksanakan kegiatan kontruksi prasarana Sumber daya air dan
pelaksanaan nonkrontuksi untuk kepentingan sendiri berdasarkan
persetujuan atau perizinan berusaha dari pemerintah pusat dan/atau
pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya berdasarkan norma,
standar, prosedur dan kiteria yang di tetapkan oleh pemerintah pusat;
(4) Pelaksanaan kontruksi prasarana sumber daya air dan pelaksanaan
nonkontruksi dilakukan dengan :
a. Mengikuti norma, standar, prosedur dan kriteria;
b. Memanfaatkan teknologi dan sumber daya local;dan
c. Mengutamana keselamatan, keamanan kerja dan keberlanjutan
fungsi ekologis, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan;

 PASAL 49 ayat (1) dan ayat (2) (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)
(1) Penggunaan Sumber daya air untuk kebutuhan usaha sebagaimana
dimaksud pasal 47 dapat berupa pengguna
a. Sumber daya air sebagai media
b. Air dan daya air sebagai materi
c. Sumber air sebagai media dan/atau
d. Air, Sumber air dan/atau daya air sebagai media dan materi
(2) Penggunaan Sumber daya air untuk kebutuhan usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi perizinan berusaha

PASAL 74
(1) Dalam. hal tindak pidana Sumber Daya Air sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 68 sampai dengan Pasal 73
dilakukan oleh badan usaha, pidana dikenakan terhadap
badan usaha, pemberi perintah untuk melakukan tindak
pidana, dan/ atau pimpinan badan usaha yang
bersangkutan.
(2) Pidana yang dikenakan terhadap badan usaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (l) berupa:
a. pidana denda terhadap badan usaha sebesar dua kali
pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68
sampai dengan Pasal 73;
b. pidana penjara terhadap pemberi perintah untuk
melakukan tindak pidana yang lamanya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 sampai
dengan Pasal 73; dan/ atau
c. pidana penjara terhadap pimpinan badan usaha yang
besarnya sama seperti yang diatur dalam Pasal 68
sampai dengan Pasal 73.
TINDAK PIDANA KETENAGAKERJAAN

1. UNDANG UNDANG NO 13 TAHUN 2003 TTG KETENAGAKERJAAN


2. UNDANG UNDANG NO 6 TAHUN 2023 TTG CIPTA KERJA

PASAL 183
(1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74,
dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling
lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tindak
pidana kejahatan.
 PASAL 74
(1) Siapapun dilarang mempekerjakan dan melibatkan anak pada
pekerjaanpekerjaan yang terburuk.
(2) Pekerjaan-pekerjaan yang terburuk yang dimaksud dalam ayat (1)
meliputi:
a. segala pekerjaan dalam bentuk perbudakan atau sejenisnya;
b. segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau
menawarkan anak untuk pelacuran, produksi pornografi,
pertunjukan porno, atau perjudian;
c. segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau
melibatkan
anak untuk produksi dan perdagangan minuman keras, narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya; dan/atau
d. semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan, atau
moral anak.
(3) Jenis-jenis pekerjaaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan,
atau
moral anak sebagaimana di-maksud dalam ayat (2) huruf d ditetapkan
dengan Keputusan Menteri.

PASAL 184 (dihapus)

PASAL 185
(1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 42 ayat (2),
pasal 68, pasal 69 ayat (2), pasal 80, pasal 82, pasal 88A ayat (3), pasal 88E ayat (2),
pasal 143, pasal 156 ayat (1), atau pasal 160 ayat (4) dikenai sanki pidana penjara
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling
sedikit Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 400.000.000,-
(empat ratus juta rupiah)
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tindak pidana
kejahatan
 PASAL 42 ayat (2) (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)
(2) Pemberi kerj orang perseorangan dilarang memperkejakan tenaga asing;
 PASAL 68
Pengusaha dilarang mempekerjakan anak.
 PASAL 69 ayat (2)
(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 dapat dikecualikan bagi
anak yang berumur antara 13 (tiga belas) tahun sampai dengan 15 (lima
belas) tahun untuk melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak
mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental, dan sosial.
(2) Pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan sebagai-mana
dimaksud dalam ayat (1) ha-rus memenuhi persyaratan :
a. izin tertulis dari orang tua atau wali;
b. perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali;
c. waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam;
d. dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah;
e. keselamatan dan kesehatan kerja;
f. adanya hubungan kerja yang jelas; dan
g. menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a, b, f, dan g
dikecualikan bagi anak yang bekerja pada usaha keluarganya.
 PASAL 80
Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya kepada pekerja/
buruh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh agamanya.
 PASAL 82
(1) Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu
setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah)
bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau
bidan.
(2) Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak
memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat
keterangan dokter kandungan atau bidan.
 PASAL 88A Ayat (3) (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)
(3) Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu
setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah)
bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau
bidan.
 PASAL 88E Ayat (2) (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)
(2) Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum
 PASAL 143
(1) Siapapun tidak dapat menghalang-halangi pekerja/buruh dan serikat
pekerja/serikat buruh untuk mengguna kan hak mogok kerja yang
dilakukan secara sah, tertib, dan damai.
(2) Siapapun dilarang melakukan penangkapan dan/atau penahanan terhadap
pekerja/buruh dan pengurus serikat pekerja/serikat buruh yang melakukan
mogok kerja secara sah, tertib, dan damai sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
 PASAL 156 Ayat (1) (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)
(1) Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha wajib membayar
uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja dan atau
penggantian hak yang seharusnya diterima
 PASAL 160 Ayat (4) (UU No 6 tahun 2023 TTG CIPTA KERJA)
(1) dalam hal pekerja/buruh ditahan pihak yang berwajib karena diduga
melakukan tindak pidana, pengusaha tidak wajib membayar upah tetapi
wajib memberikan bantuan kepada keluarga pekerja/buruh yang menjadi
tanggungannya dengan ketentuan sebagai berikut :
a. untuk 1 (satu) orang tanggungan, 25 % (dua puluh lima persen) dari
upah
b. untuk 2 (dua) orang tanggungan, 35 % (tiga puluh lima persen) dari
upah
c. untuk 3 (tiga) orang tanggungan, 45 % (tiga puluh lima persen) dari
upah
d. untuk 4 (empat) orang tanggungan atau lebih, 50 % (lima puluh persen)
dari upah
(2) bantuan sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan untuk paling lama 6
(enam) bulan terhitung sejak pertama pekerja/buruh ditahan oleh pihak
yang berwajib
(3) pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap
pekerja/buruh yang setelah 6 (enam) bulan tidak dapat melakukan
pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam proses perkara pidana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(4) dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 (enam)
bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berakhir dan pekerja/buruh
dinyatakan tidak bersalah, pengusaha wajib mempekerjakan pekerja/buruh
Kembali;

(5) dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 (enam)
bulan berakhir dan pekerja/buruh dinyatakan bersalah, pengusaha dapat
melakukan pemutusan hubungan kerja kepada pekerja/buruh yang
bersangkutan

PASAL 186
(1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagai dimaksud dalam pasal 35 ayat (2) atau
ayat (3), atau pasal 93 ayat (2), dikarenakan sanki pidana penjara paling singkat 1
(satu) bulan dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau dengan paling sedikit Rp.
10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 400.000.000,- (empat ratus
juta rupiah);
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tindak pidana
pelanggaran
 PASAL 35
PASAL 187
PASAL 188

Anda mungkin juga menyukai