Anda di halaman 1dari 39

“UNLOCK YOUR POTENTIAL,

SEIZE THE OPPORTUNITY IN NEW NORMAL”


PRIBADI SANTOSO

Kepala Grup Advisory Dan Pengembangan Ekonomi


KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA BARAT
Bandung, 24 Juni 2020

“Kill the virus, but not the economy…”


PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL

DAMPAK COVID-19 PADA PEREKONOMIAN JAWA BARAT

PROSPEK PEREKONOMIAN JAWA BARAT 2020

PEMULIHAN EKONOMI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKONOMI DIGITAL & DIGITAL PAYMENT

6 KEBIJAKAN BANK INDONESIA


1. PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL
COVID-19 telah ditetapkan WHO sebagai global pandemic. Hingga saat ini, COVID-19 telah menyebar ke 211 negara dengan fatality rate
mencapai 5,4%. Negara dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi adalah Amerika Serikat, Brazil, Rusia, India dan Inggris.

Sumber : https://www.google.com/covid19-map/ update 22 Juni 2020

“Kill the virus, but not the economy…” 4


Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan mengalami perlambatan bahkan terkontraksi pada tahun 2020 sebagai dampak dari Covid-19 yang
melemahkan permintaan global dan domestik.

“Kill the virus, but not the economy…” 5


• Volume perdagangan dunia terkontraksi seiring perlambatan ekonomi global pada 2020 yang kemudian berdampak pada penurunan harga
komoditas dunia, termasuk harga komoditas ekspor utama Indonesia.
• Volume perdagangan dan harga komoditas diprakirakan membaik pada 2021 seiring pemulihan ekonomi dunia.

VOLUME PERDAGANGAN DUNIA INDEKS HARGA KOMODITAS EKSPOR INDONESIA

“Kill the virus, but not the economy…” 6


COVID-19 menyebabkan ketidakpastian yang sangat tinggi dan menurunkan kinerja pasar keuangan global. Nilai tukar rupiah sempat tertekan,
meskipun pada triwulan II 2020 mulai mengalami apresiasi seiring dengan capital inflow yang meningkat.

TREN APRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH INFLOWS MULAI MASUK KE EMERGING MARKETS, WALAUPUN TERBATAS

“Kill the virus, but not the economy…” 7


2. DAMPAK COVID-19 PADA PEREKONOMIAN JAWA BARAT
Penyebaran COVID-19 menyebabkan kontraksi
ekonomi global termasuk melambatnya
pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang IHKEI
utama Jawa Barat.

Jawa Barat sebagai provinsi dengan pangsa terbesar DOMESTIC


ke-3 PDB Nasional terkena dampak cukup besar. Di sisi
lain, pangsa industri Jabar mencapai 41,66% sebagai
salah satu LU yang terkena dampak paling berat.

TRANSMISI CHANNEL DAMPAK COVID’19

TRADE CHANNEL SERVICE CHANNEL INVESTMENT INCOME FINANCIAL


CHANNEL CHANNEL CHANNEL
EKSPOR IMPOR KONSUMSI &
BARANG BARANG
EKSPOR
JASA
IMPOR
JASA
INVESTASI KESEJAHTERAAN PERBANKAN

Penurunan kinerja industri Penurunan kinerja Konsumsi Penurunan kinerja


Swasta
PMA PMDN Konsumsi
Risiko Kredit
Risiko Likuidtas
Pemerintah
Growth Kredit
Elektronik TPT Alas Kaki Otomotif Hotel Travel&Tourism Restauran Gini ratio Growth DPK

GDP GROWTH JAWA BARAT

STRATEGI MITIGASI RISIKO DAMPAK COVID-19

POLICY DIRECTION/REKOMENDASI KEBIJAKAN


KEBIJAKAN KOORDINASI KELEMBAGAAN DENGAN L/K TERKAIT 9
IMPLEMENTASI PSBB

1. Kota Bogor
2. Kab. Bogor Bodebek mulai 15
3. Kota Bekasi April – 12 Mei 2020
4. Kab. Bekasi
5. Kota Depok

6. Kota Bandung
7. Kota Cimahi Bandung Raya mulai
8. Kab. Bandung 22 April – 5 Mei
9. Kab. Bandung Barat 2020
10. Kota Cimahi
11. Kab. Sumedang

Seluruh kab/kota
12. Provinsi Jawa Barat
mulai 6 Mei 2020

Sumber: pikobar.jabarprov.go.id tanggal 22 Juni 2020

“Kill the virus, but not the economy…”


10
COVID-19 menyebabkan ketidakpastian yang sangat tinggi dan menurunkan kinerja pasar keuangan global. Nilai tukar rupiah sempat tertekan,
meskipun pada triwulan II 2020 mulai mengalami apresiasi seiring dengan capital inflow yang meningkat.

TENAGA KERJA PARIWISATA

3.352 perusahaan 411 destinasi wisata dan 1076


merumahkan/PHK pekerja hotel ditutup sementara.
dengan total sebanyak Adapun event MICE yang
205.342 pekerja. batal diselenggarakan sudah
mencapai 34 event.

KEGIATAN USAHA

G  Hasil Survei Kegiatan Dunia


Usaha (SKDU) Jawa Barat
mengindikasikan kegiatan dunia
usaha pada triwulan I 2020
menurun dari 8,22% menjadi
-17,16%.
 Hal ini juga diindikasikan oleh
penurunan angka Prompt
Sumber: BPS, diolah Manufacturing Index (PMI) Jawa
Barat pada triwulan I-2020
sebesar 41,66, dalam kondisi
kontraksi.

Sumber: Bank Indonesia, diolah


“Kill the virus, but not the economy…” 11
3. PROSPEK PEREKONOMIAN JAWA BARAT 2020
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada tahun 2020 diperkirakan melambat. Perlambatan tersebut disebabkan oleh kontraksi ekspor dan impor sejalan dengan penurunan
volume perdagangan dunia, serta menurunnya investasi seiring dengan meningkatnya ketidakpastian di tengah pandemi Covid-19. Adapun konsumsi masyarakat masih
menjadi sumber pertumbuhan, meskipun mengalami perlambatan cukup dalam sehubungan dengan kebijakan flattening the curve seperti pembatasan sosial berskala besar
dan penurunan income.
Pada Mei 2019, Jawa Barat mengalami deflasi 0,11% (mtm) atau
 Konsumsi diperkirakan melambat seiring dengan penuruna income.

C
2,93% (yoy). Deflasi tersebut seiring dengan rendahnya daya beli
 Penurunan konsumsi diindikasiikan oleh penurunan IEK menjadi 58,1 pada INFLASI masyarakat sebagai dampak pandemi Covid-19 dan adanya periode
triwulan II 2020. panen raya yang mempengaruhi penurunan inflasi bahan pangan.
 Proporsi penggunaan pendapat untuk konsumsi menurun menjadi 42,90%.

 Investasi diperkirakan menurun seiring menurunnya PMA dan PMDN akibat


Pada triwulan II 2020, penyaluran kredit terpantau melambat
I
meningkatnya ketidakpastian, menurunnya kemampuan keuangan STABILITAS
perusahaan, dan penundaan terkait kendala lainnya. Hal ini diinkasikan oleh SISTEM menjadi 2,57% (yoy). Perlambatan terjadi pada seluruh jenis
penurunan likert scale investasi hasil liaison Bank Indonesia menjadi 0,05. KEUANGAN kredit (kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi)
 PMA oleh negara investor utama terkendala dampak pandemi Covid-19. dan penurunan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Sekitar 1,81 juta debitur


 Konsumsi pemerintah meningkat seiring dengan tingginya biaya untuk
G penanganan Covid-19, termasuk bantuan kesehatan dan bantuan sosial
untuk masyarakat.
terdampak Covid-19 di Jawa
Barat telah mendapatkan
restrukturisasi dengan
outstanding Rp84,5 Triliun.
 Kinerja ekspor diperkirakan mengalami penurunan sehubungan dengan
kontraksi ekonomi global dan penurunan volume perdagangan dunia. Dari total tersebut, 89%
X-M  Ekspor non-migas terpantau mengalami kontraksi pada triwulan II 2020 adalah debitur UMKM
menjadi -22,38% (yoy). dengan nilai outstanding
 Impor juga mengalami kontraksi menjadi -24,25% (yoy). Rp46,9 Triliun.
*IEK: Indeks Ekspektasi Konsumen, PMA: Penanaman Modal Asing

“Kill the virus, but not the economy…” 13


• Semakin meluasnya dampak pandemi COVID-19 menyebabkan pesimisme konsumen baik terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun
prakiraan kondisi ekonomi pada 6 bulan ke depan. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) triwulan II 2020 sebesar 86,9
(turun dari 114,1 pada triwulan I 2020).
• Pertumbuhan kredit rumah tangga mengalami perlambatan dari 9,83% (yoy) pada triwulan I 2020 menjadi 5,61% (yoy) pada triwulan II 2020.

Indeks Keyakinan Konsumen Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga

Sumber: Bank Indonesia, diolah


“Kill the virus, but not the economy…” 14
• SKDU Jawa Barat pada triwulan II 2020 juga memperkirakan adanya penurunan angka PMI dan perlambatan prospek investasi seiring dengan
kinerja sektor industri pengolahan dan konstruksi yang menurun. PMI pada triwulan 2 diperkirakan meningkat tetapi masih pesimis karena
dibawah tresshold 50%
• Terjadi perlambatan pada investasi fisik yang tercermin dari penurunan penjualan semen yang mengalami kontraksi pada triwulan II 2020
menjadi -19,53% (yoy).

SKDU Investasi dan PMI Jawa Barat Investasi dan Penjualan Semen

Sumber: Bank Indonesia, diolah


“Kill the virus, but not the economy…” 15
• PMI negara mitra dagang utama Jawa Barat menunjukkan penurunan pada triwulan II 2020.
• Pertumbuhan ekspor non-migas pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi menjadi -21,98% (yoy), sementara pertumbuhan impor mengalami
kontraksi menjadi -24,25% (yoy). Melemahnya kinerja ekspor dan impor seiring dengan menurunnya volume perdagangan dunia sebagai
dampak pandemi Covid-19.

Perkembangan PMI Negara Mitra Dagang Perkembangan Ekspor Jawa Barat Perkembangan Impor Jawa Barat

Sumber: Bank Indonesia, diolah


“Kill the virus, but not the economy…” 16
Pada bulan Mei 2020, Jawa Barat mengalami deflasi sebesar 0,11%(mtm) atau 2,93% (yoy). Ke depannya, inflasi Jawa Barat diperkiran berada pada rentang target
sasaran 3%±1% bahkan cenderung berada pada rentang bawah target. Sebanyak 15 kab/kota di Jawa Barat merupakan zona biru yang merupakan sentra penghasil
komoditas pangan. Seiring dengan karantina wilayah yang telah dilonggarkan, distribusi komoditas pangan menjadi lebih mudah sehingga inflasi volatile food lebih
terkendali.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

“Kill the virus, but not the economy…” 17


Komoditas beberapa pangan strategis menunjukkan penurunan harga seiring dengan peningkatan pasokan pada periode panen raya. Di sisi lain, distribusi komoditas
pangan sudah mulai membaik seiring dengan pelonggaran karantina wilayah.
Komoditi Monitoring Pasokan Perkembangan Harga Komoditas Sumber: PIHPS, diolah

Produksi Bawang Merah di Jawa Barat Bulan Juni-Juli


Bawang diperkirakan sebesar 23.462 ton. Adapun wilayah
sentra Bawang Merah di Kab. Bandung, Kab. Garut,
Merah Kab. Cirebon, & Kab. Majalengka

• Cabai Besar (Merah) utk Juni-Juli diperkirakan


sebesar 44. 439 ton dari wil. Jabar Selatan
Aneka • Cabai Rawit utk Juni-Juli diperkirakan sebesar
Cabai 20.016 ton yang berasal dari wil Jabar Selatan

Komoditas Gula Pasir di Jawa Barat Juni-Juli sebesar


13.736 ton dipasok melalui beberapa pedagang besar
Gula Pasir dan pasar ritel dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan
Sumatera
Produksi daging ayam ras di Jawa Barat Juni-Juli
Daging diperkirakan sebesar 153.206 ton yang dipasok dari
Ayam Sukabumi, Tasikmalaya dan Ciamis

Saat ini produksi lokal telur ayam ras bulan Juni-Juli


sebesar 31.232 ton dipasok dari Kab. Cianjur, Bogor,
Telur Ayam Ciamis, Tasikmalaya, Bandung, Sukabumi

Produksi lokal Bawang Putih di Jawa Barat hanya


Bawang sebesar 127 ton
Putih

“Kill the virus, but not the economy…” 18


4. PEMULIHAN EKONOMI JAWA BARAT
Untuk memulihkan ekonomi Jawa Barat, dibutuhkan langkah-langkah pemulihan yang berasal dari sisi permintaan dan sisi lapangan usaha. Tentunya
dengan tidak melupakan protokol kesehatan Covid-19.

Langkah 1:
Kebijakan jaring pengaman
sosial (social safety network)
dan mendorong
permintaan/ daya beli Perekonomian Langkah 3:
Jawa Barat Kebijakan untuk
mendorong sektor riil/
industri

Langkah 2:
Pemantapan kondisi dan Prasyarat:
protokol untuk  Efektivitas kebijakan stimulus makroekonomi
re-opening economy  Efektivitas kebijakan fiskal
 Highest economic benefit with the lowest health risk
 Terdapat trade-off jangka pendek antara melandaikan
(flattening) kurva pandemi dan tingkat resesi.

“Kill the virus, but not the economy…” 20


Pemulihan Ekonomi nasional dari sisi permintaan dapat dilakukan dengan menjaga konsumsi, mendorong investasi, dan mendukung ekspor dan impor.

Menjaga Konsumsi Mendorong Investasi Menjaga Ekspor-Impor

 Percepatan dan penguatan  Insentif pajak  Insentif pajak


subsidi, serta bansos untuk  Insentif kepabeanan dan  Insentif kepabeanan dan
masyarakat miskin. cukai cukai
 Perluasan stimulus  Memberi kelonggaran  Penyederhanaan dan
konsumsi dengan fokus persyaratan pengurangan jumlah
kelas menengah kredit/pembiayaan/pendan larangan dan pembatasan
(pariwisata, restoran, aan bagi UMKM ekspor-impor
transportasi, dll)  Memberikan keringanan  Percepatan proses ekspor-
pembayaran bagi UMKM impor untuk Reputable
Traders.
 Peningkatan dan
percepatan layanan ekspor-
impor dan pengawasan
melalui National Logistic
Ecosystem (NLE).
Sumber: Kemenkeu RI, 2020

“Kill the virus, but not the economy…” 21


Pemulihan Ekonomi Nasional dari sisi lapangan usaha dilakukan dengan melakukan dukungan untuk UMKM, BUMN, dan Korporasi.

UMKM BUMN KORPORASI

 Subsidi bunga Rp 34,15 T  Penyertaan Modal Negara  Insentif perpajakan dunia


 Insentif perpajakan (PPh (PMN) usaha (pembebasan PPh
pasal 21 DPT, PPh final  Pembayaran kompensasi pasal 22 impor,
UMKM DTP) Rp 28,06 T.  Talangan (investasi) modal pengurangan angsuran PPh
 Pejnjaminan untuk kredit kerja pasal 25 sebesar 30%)
modal kerja baru UMKM  Dukungan dalam bentuk  Penempatan dana
(Rp 125 T). lain: optimalisasi BUMN, Pemerintah di perbankan
pelunasan tagihan, loss dalam rangka
limit penjaminan, restrukturisasi debitur
penundaan dividen, UMKM Rp 3 T.
penjaminan pemerinah,
pembayaran talangan
tanah PSN.

“Kill the virus, but not the economy…” Sumber: Kemenkeu22


RI, 2020
Perubahan juga terjadi pada industri/perusahaan, dimana terjadi percepatan transformasi teknologi dan rencana biaya kesehatan yang cukup tinggi
sebagai salah satu mitigasi meluasnya pandemi COVID-19.

Antisipasi Perubahan Struktur Perekonomian Pasca COVID-19

Perubahan Bentuk Rantai Pasok Global

PERUBAHAN YANG Perubahan Perspektif Investor dan Sektor Prioritas


BERPOTENSI TERJADI Investasi
PADA KONDISI PASCA
PANDEMI COVID-19 Inovasi teknologi dan ekonomi digital berkembang
pesat

Perubahan pola kerja perusahaan dan pola prilaku


masyarakat.

Sumber: Bappenas RI, 2020

“Kill the virus, but not the economy…” 23


Sementara itu, di sisi industri, pandemi Covid-19 mengubah struktur kondisi industri. Industri akan mengarah pada solusi perubahan dengan
mengedepankan percepatan transformasi digital agar dapat bertahan, beradaptasi dan beroperasi dengan baik.

Diversifikasi Aktivitas Produksi


Pengembangan bahan baku industri substitusi impor sebagai
alternatif ketergantungan bahan baku impor dari negara-negara
tertentu seperti Tiongkok. Di sisi lain, ekspor Indonesia juga tidak
boleh hanya terbatas di satu atau beberapa negara. Contoh ekspor
perikanan ke Colombo, Srilangka dr Wilayah Ambon

Pemanfaatan Ekonomi Digital


Transaksi pembayaran non-tunai dan digital marketing menjadi salah
solusi untuk mendorong percepatan dalam aktivitas bisnis

Transformasi Proses Bisnis


Industri padat modal akan mengoptimalisasi mesin dll, sementara
perubahan signifikan pada industri padat karya khususnya biaya
kesehatan untuk memitigasi protokol Covid-19 (asuransi pegawai,
penyediaan masker, hand sanitizier), dll

Efisiensi Sumber Daya


Efisiensi sumber daya khususnya mengurangi biaya operasional
dengan melakukan re-design sistem produksi menjadi intelligent
operation dengan memanfaatkan digitalisasi

“Kill the virus, but not the economy…” 24


5. PERKEMBANGAN EKONOMI DIGITAL & DIGITAL PAYMENT
 Konsep ekonomi digital selalu bergerak menyesuaikan
perkembangan teknologi.
 Menurut OECD, “digital economy enables and executes
the trade of goods and services through electronic
commerce on the internet.”
 Saat ini, ekonomi digital sudah tidak bisa dianggap
sebagai bagian yang terpisah dari ekonomi, melainkan
sudah menjadi proses dalam ekonomi itu sendiri melalui
e-commerce dan e-business, penyediaan berbagai macam
jasa layanan termasuk sektor keuangan, manufaktur,
pendidikan, kesehatan, bahkan pertanian.

“Kill the virus, but not the economy…” 26


Ekonomi digital dapat berkembang dengan adanya besaran fondasi, proses, industri, dan enabler yang membentuk ekosistem digital.

ENABLER Kepercayaan Keamanan Financing Edukasi Riset Inovasi Promosi


Primary Secondary Tertiary Quarternary

Resources

Informasi &
Manufaktur

Keuangan

Kesehatan
Perdagangan

Konsultan

Pemerintah
Transportasi

Real estate

Edukasi

Lainnya
Utilitas

Konstruksi

Komunikasi
Hospitality
INDUSTRI

Data dan Analisis


PROSES Integrasi teknologi
Akses terhadap teknologi
Kebijakan, governance, dan leadership
FONDASI Infrastruktur fisik dan digital

Sumber: OECD Digital Economy Outlook, 2017

“Kill the virus, but not the economy…” 27


Ekonomi digital sudah terjadi sejak industrial revolution 3.0 dan akan semakin meluas pada revolusi Industri 4.0 akibat teknologi baru
yang memadukan fisik, digital dan biologi.

Perubahan yang terjadi eksponensial.


3.0
2.0 Disruptive terhadap hampir seluruh
industri dan di seluruh negara.

1.0
Automation
& Data
Exchange Transformasi terjadi di seluruh sistem,
Electronics & Digitalization: baik produksi, manajemen, maupun
Information cyber physical
Technology systems, IOT,
smart
pengaturan.
Electric Power Automated
Production technologies
Mass Production
Dampak yang perlu menjadi
Water & Steam perhatian utama: inequality, security,
Mechanized
Production & identity.
End of 18th Start of 20th Sumber: OECD Digital Economy Outlook, 2017
century century Start of 70ies Today

“Kill the virus, but not the economy…” 28


Ekonomi Digital dipicu adanya The General Purpose Technologies (GPTs) yang kemudian memberikan dampak signifikan terhadap
kegiatan ekonomi dan keuangan.

General Purpose Real Sector*)


• Jobs gained & lost
Technologies (GPTs) Manufacture Trade Social • Role of government
Advanced Advanced manufacture E-commerce platform Disruption • New political
paradigm
manufacturing, Service for smart mfg
Robotics Factory
robotics and factory (servicification)
automation Technological Shock 3D printing
Digital Cross-border
trade & investment

Internet of Things • Rise of the ecosystem


Macro economy
Disruption • Infrastructure leapfrog
Financial Sector (Digital Finance) *) • Cyber risk
Cloud computing
Lending/Funding Payment System
P2P lending Digital payment
Big data analytics
Crowd funding Cryptocurrency • Financial services & e-
Micro commerce
Robo advisor CBDC • The blokchain
Artificial intelligence Digital Cross-border Digital Cross-border Disruption opportunity
funding/lending payment • New giants

*) termasuk tools utk oversight (suptech & regtech)


Sumber: OECD Digital Economy Outlook, 2017

“Kill the virus, but not the economy…” 29


Perkembangan ekonomi digital diawali oleh penggunaan internet secara massif pada suatu negara. Indonesia merupakan negara terbesar pengguna internet di
Asia Tenggara dengan segala macam diversifikasi produk dan layanan pada ekonomi digital-nya. Pada tahun 2025, ekonomi digital di Indonesia diperkirakan
akan mencapai US$ 130 Miliar.
1. Transformasi Penggunaan Internet di Indonesia
Saat ini, Asia Tenggara merupakan pengguna internet terbesar di dunia,
dimana rata-rata penggunaan internet oleh orang Indonesia adalah 4 jam
per hari. Sementara rata-rata penggunaan internet global adalah 3 jam 13
menit setiap harinya. Jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 152
juta jiwa. Sumber: e-Conomy SEA 2019

2. Pada tahun 2019, Indonesia berkontribusi sebesar 40%


terhadap pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara
yakni sebesar US$ 40 Miliar.

Indonesia dan Vietnam merupakan 2 negara di Asia Tenggara


dengan perkembangan sangat pesat pada ekonomi berbasis
digital.

3. Ekonomi berbasis digital tumbuh pesat seiring dengan


maraknya e-commerce, online travels, online media dan ride
hailing. Pada tahun 2025, perekonomian digital Indonesia
diperkirakan mencapai angka US$ 130 Miliar.

30
“Kill the virus, but not the economy…”
Pertumbuhan terbesar subsektor ekonomi digital berdasarkan preferensi konsumen adalah (1) e-commerce, (2) ride hailing/ moda transportasi online, (3) online
media, dan (4) online travel.

1 E-commerce
3 Online Media
E-commerce merupakan sektor
terbesar pada ekonomi digital dimana Kebutuhan masyarakat untuk mengakses
kemudahan berbelanja menjadi salah hiburan seperti film, music dan games
satu concern masyarakat. E- menjadikan online media menempati
commerce di Indonesia antara lain urutan ketiga sektor ekonomi digital yang
Tokopedia & Shopee. perkembangannya cukup pesat.

2 Ride Hailing

Pertumbuhan Ride Hailing cukup pesat, kedua


setelah e-commerce seiring dengan moda 4 Online Travel
transportasi yang telah menjadi kebutuhan
utama saat ini. Ride hailing terbesar di Saat ini, preferensi masyarakat lebih
Indonesia yakni Gojek dan Grab, sekaligus yang kepada booking travel secara online seiring
terbesar di Asia Tenggara. dengan kebutuhan akan travel yang
semakin meningkat. Online travel di
Indonesia seperti Traveloka, Booking.com.
Sumber: e-Conomy SEA 2019 31
“Kill the virus, but not the economy…”
Akses pasar dibuka dengan memanfaatkan teknologi melalui platform digital dan market place selain akses pasar yang konvensional.
Jualsayuran.com adalah salah satu contoh marketplace yang mempertemukan petani dan penjual untuk melakukan transaksi jual beli
sayuran dengan mudah dan aman.

“Kill the virus, but not the economy…” 32


Untuk mendukung transaksi pada ekonomi digital, diperlukan infrastruktur yang memadai pada sistem pembayaran yang juga bersifat digital yakni digital
payment. Digital payment meliputi transaksi non tunai menggunakan kartu, transfer antar akun dan e-Wallet.

 Pengertian digital payment yaitu


transaksi non-tunai yang meliputi kartu,
account-to account transfer dan e-
Wallet.
 Digital payment diperkirakan akan
melampai US$ 1 triliun pada 2025 dan
akan menjadi pilihan utama dalam
bertransaksi.

Sumber: e-Conomy SEA 2019

33
“Kill the virus, but not the economy…”
QRIS (QR Code Indonesia Standard) adalah standar QR Code pembayaran untuk sistem pembayaran Indonesia yang dikembangkan oleh
Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).

UNGGUL
UNIVERSAL Inklusif, untuk seluruh lapisan masyarakat dan dapat
digunakan di domestik dan luar negeri

GAMPANG Transaksi dilakukan dengan mudah dan aman dalam


satu genggaman

UNTUNG Efisien, satu kode QR untuk semua


aplikasi

LANGSUNG
Cara Bertransaksi dengan QRIS Transaksi cepat dan seketika, mendukung
kelancaran sistem pembayaran
Sumber: Bank Indonesia, diolah

“Kill the virus, but not the economy…” 34


Pengembangan ekonomi digital yang efektif dan efisien membutuhkan peran antar sektor yaitu pemerintah, industri, pelaku usaha, serta
inovator.
03
INDUSTRI
Berkolaborasi
sebagai 01

penggerak PEMERINTAH/REGULATOR
ekonomi Membuat instrumen
05
R&D/ INOVATOR program, regulasi
Melakukan penelitian dan kebijakan
dan pengembangan
inovasi

PELAKU
02
USAHA/MASYARAKAT
PENGGUNA (a.l. UMKM)
SEKOLAH, UNIVERSITAS, Berpartisipasi aktif
04
PRAKTISI/PROFESIONAL memanfaatkan digital
Pencipta dan (misal: e-commerce)
penumbuh
digital talent UMKM GO ONLINE
Sumber: Bank Indonesia, diolah
35
“Kill the virus, but not the economy…”
6. KEBIJAKAN BANK INDONESIA
“Kill the virus, but not the economy…”
37
“Kill the virus, but not the economy…” 38
HATUR NUHUN
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA BARAT
Bandung, 24 Juni 2020
“Kill the virus, but not the economy…”

Anda mungkin juga menyukai