Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KOTA MABA
Jln. Hasan Khairin, Kecamatan Kota Maba, Kode Pos :97862
E-Mail : puskesmaskotamaba2020@gmail.com FaceBook : Puskesmas Kotamaba

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS KOTA MABA
NOMOR:55/I/2023
TENTANG

MENYUNTIK YANG AMAN


PUSKESMAS KOTA MABA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG


MAHA ESA, KEPALA PUSKESMAS
KOTA MABA,

MENIMBANG: 1. .Bahwa praktek menyuntik yang aman adalah suatu


tindakan insersi yang dilakukan oleh dokter atau perawat kepada
pasien dengan menjaga keamanan pasien dan dokter atau perawat
yang melakukan insersi

2. Bahwa untukmenghindari hal –hal yang tidak diharapkan dalam


melakukan praktek penyuntikan maka dibuat suatu kebijakan
tentang praktek menyuntik yang aman

3. Bahwa dengan kepentingan tersebut di atas, perlu diterbitkan


Peraturan Kepala Rumah Sakit tentang kebijakan praktek
menyuntik yang aman

MENGINGAT: 1. Undang–undangRINO36tentang Kesehatan


2. Undang – undang RI NO 44 tentang rumah sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/ MENKES/ PER/
VIII/ 2011 tentang Keselamatan Pasien rumah sakit
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN: Keputusan Kepala Puskesmas Kota Maba untuk memastikan praktek


menyuntik yang aman di Puskesmas Kota Maba
PERTAMA : Petugas kesehatan wajib mengetahui caramenyuntik yang aman

KE DUA : Petugas kesehatan harus melakukan penyuntikan dengan aman

KE TIGA : Sebelum melakukan penyuntikan petugas harus mencuci tangan


terlebih dahulu dan menggunakan
KE EMPAT : Gunakan jarum yang steril,dan sekali pakai

KE LIMA : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan, bila kemudian hari ditemukan
kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kota Maba


Pada Tanggal : 23 januari 2023
KEPALA PUSKESMAS KOTA MABA

ABUTAHER ABUBAKAR
LAMPIRAN 1 : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KOTA MABA

NOMOR : / / /2023

TENTANG : PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


(PPI) PUSKESMAS KOTA MABA

A. SUSUNAN KEPENGURUSAN TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


Ketua :
Sekertaris :
Anggota :

STRUKTUR ORGANISASI TIM PI PUSKESMAS KOTA MABA

KETUA TIM SEKERTARIS


PPI TIM PPI

ANGGOTA ANGGOTA
TIM PPI TIM PPI

B. URAIAN TUGAS TIM PPI PUSKESMAS KOTA MABA


1. KETUA TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
a. Tanggung jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggungjawab seluruhnya terhadap pelaksanaan
program PPI.
b. Tugas pokok :
Mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatan program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Puskesmas
c. Uraian tugas:
1) Menyusun, merencanakan dan mengevaluasi program kerja PPI
2) Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI
3) Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan PPI
4) Bekerjasama dengan tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB HAIs
(Healthcare Assosiated Infection)
5) Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan
pengendalian infeksi
6) Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan puskesmas dan pelayanan kesehatan
lainnya dalam PPI
7) Mengusulkan pengadaan alat dan bahan kesehatan, cara pemrosesan alat, penyimpanan
alat dan linen yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan.
8) Mengidentifikasi temuan dilapangan dan mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan SDM puskesmas dalam PPI
9) Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait
10) Berkoordinasi dengan unit terkait PPI
11) Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PPI untuk membahas dan
menginformasikan hal –hal penting yang berkaitan dengan PPI
12) Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara kerja dan
pedoman kerja yang aman dan efektif
13) Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan renovasi ruangan
sesuai prinsip PPI.

2. SEKRETARIS TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


MERANGKAP IPCN (Infection Prevention Control Nurse)
Kriteria :
a. Mempunyai pengetahuan, ketrampilan khusus dan epidemiologi penyakit infeksi,
bakteriologi dan sanitasi
b. Perawat dengan pendidikan minimal DIII dan memiliki sertifikasi PPI
c. Memiliki komitmen dibidang pencegahan dan pengendalian infeksi
d. Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan confident
1) Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua Tim PPI
2) Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program PPI
3) Uraian Tugas :
a) Mengatur rapat dan jadwal rapat PPI
b) Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan
c) Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat.
d) Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi di
lingkungan Puskesmas.
e) Memonitor dan melaksanaan surveilans PPI, penerapan SOP, kepatuhan petugas
dalam menjalankan kewaspadaan isolasi
f) Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada ketua PPI
g) Bersama tim PPI memberikan pelatihan tentang PPI kepada petugas di Puskesmas
h) Melakukan investigasi apabila terjadi KLB infeksi dan bersama ketua PPI
memperbaiki kesalahan yang ada
i) Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari
petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya
j) Bersama ketua PPI menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi tentang
PPI yang diperlukan pada kasus yang terjadi di puskesmas.
k) Audit pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap penatalaksanaan limbah,
Memonitor kesehatan lingkungan puskesmas
l) Memonitor terhadap pengendalian pemakaian antibiotika yang rasional
m) Memberikan saran desain ruangan puskesmas agar sesuai dengan prinsip PPI
n) Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI
o) Melakukan edukasi kepada pasien, keluarga pasien dan pengunjung puskesmas
tentang PPI
p) Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga tentang
topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi.
q) Sebagai koordinator antar unit dalam mendeteksi, mencegah dan mengendalikan
infeksi di Puskesmas
r) Membuat laporan surveilans bulanan dan tahunan dan melaporkan kepada tim PPI.

3. ANGGOTA
a. Tanggung Jawab
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua Tim PPI Puskesmas
dalam pelaksanaan program kerja PPI di setiap unitnya masing-masing
b. Tugas Pokok :
Membantu pelaksanaan semua kegiatan di Program PPI di Unit masing- masing

c. Uraian Tugas :
1) Melaksanakan semua kegiatan di program PPI di Unit masing-masing
2) Memonitoring pelaksanaan PPI, penerapan SPO terkait PPI di Unit masing-masing
3) Mengaudit pelaksanaan PPI di Unit masing-masing
4) Membuat laporan evaluasi kegiatan program PPI di Unitnya
5) Memberikan penyuluhan pendidikan kepada staf tentang upaya-upaya PPI di unitnya.

Ditetapkan di : Kota Maba


Pada Tanggal : 09 Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS KOTA MABA

ABUTAHER ABUBAKAR
LAMPIRAN 2 : KEPUTUSAN KEPALA KOTA MABA

NOMOR : 188.4/ 07B /B-V /2023


PELAKSANAAN PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI
TENTANG :
PUSKESMAS KOTA MABA

A. PERENCANAA PROGRAM PERENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI


PUSKESMAS KOTA MABA
1. Kepala Puskesmas membentuk Tim PPI Puskesmas sesuai dengan SK Kepala Puskesmas
yang mempunyai tugas, fungsi dan kewenangan yang jelas sesuai dengan Pedoman
Manajerial PPI Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
2. Tim PPI merupakan unit kerja non struktural langsung di bawah Kepala Puskesmas, yang
disusun terdiri dari ketua, sekretaris merangkap IPCN, dan anggota.
3. Anggota Tim PPI terdiri dari dokter umum, petugas laboratorium, perawat, bidan, petugas
farmasi, ahli gizi, dan ahli sanitasi.
4. Tim PPI dalam menyusun regulasi, wajib mengacu Pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Puskesmasdan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya yang
dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
5. Semua unit kerja di Puskesmas harus melaksanakan kegiatan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI).
6. Tim PPI mengadakan rapat tiap bulan untuk mengevaluasi hasil surveilans, kinerja tim dan
menentukan tindak lanjut.
7. Tim PPI harus melaporkan hasil rapat bulanan kepada Kepala Puskesmas, managemen, staf
medis, staf penunjang medis dan umum.
8. Tim PPI harus mengevaluasi kembali tindak lanjut yang telah dilakukan pada bulan
berikutnya.
9. Puskesmas mengalokasikan anggaran untuk mendukung kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang dimasukkan dalam anggaran PPI.

B. PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI


PUSKESMAS KOTA MABA
1. Pelaksanaan Kewaspadaan Isolasi
2. Pendidikan dan Pelatihan Karyawan
3. Pencegahan Infeksi Pada Pemasangan Alat Kesehatan
4. Penggunaan Antibiotika Rasional untuk Profilaksis dan Terapeutik
5. Surveilans

C. KEBIJAKAN UMUM KEWASPADAAN ISOLASI


1. Kewaspadaan isolasi diterapkan untuk mengurangi risiko infeksi penyakit menular pada
petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui maupun yang tidak diketahui.
2. Dalam memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas setiap petugas harus menerapkan
kewaspadaan isolasi yang terdiri dari dua lapis yaitu kewaspadaan standar dan
kewaspadaan berdasarkan transmisi.
3. Kewaspadaan standar harus diterapkan secara rutin dalam perawatan di Puskesmas yang
meliputi: kebersihan tangan, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), pemrosesan peralatan
perawatan pasien, pengendalian lingkungan, penatalaksanaan linen, pengelolaan limbah,
perlindungan kesehatan karyawan, penempatan pasien, hygiene respirasi (etika batuk),
dan praktek menyuntik yang aman. Pelaksanaan kewaspadaan standar ditujukan kepada
semua pasien.
4. Kewaspadaan berdasarkan transmisi diterapkan sebagai tambahan kewaspadaan standar
pada kasus – kasus yang mempunyai risiko penularan melalui kontak, droplet, udara
(airborne), common vehicle (makanan, air, obat, alat, peralatan), dan vektor (lalat,
nyamuk,tikus).
5. Penyelenggaraan kewaspadaan isolasi di Puskesmas Loleo Jaya selengkapnnya diatur
dalam pedoman dan prosedur, sesuai kebijakan Kepala Puskesmas Loleo Jaya .

D. KEBIJAKAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KARYAWAN DALAM RANGKA PPI


1. Semua anggota Tim PPI Puskesmas kota Maba wajib memiliki sertifikat Pelatihan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tingkat Dasar.
2. Semua pegawai baru Puskesmas Kota Maba baik tenaga medis maupun non medis wajib
menjalani program orientasi pegawai baru baik orientasi umum maupun khusus yang salah
satu materinya adalah pelatihan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang
diselenggarakan oleh Tim PPI.
3. Semua pegawai Puskesmas Kota Maba wajib mengikuti pelatihan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi tingkat dasar (bagi yang belum pernah pelatihan) secara bertahap
yang diselenggarakan oleh Tim PPI.
4. Tim PPI harus mengembangkan program PPI yang mengikut sertakan seluruh karyawan
Puskesmas, pasien dan keluarga, serta pengunjung lainnya.
5. Tim PPI harus memberikan pendidikan tentang PPI kepada karyawan Puskesmas, pasien
dan keluarga, serta pengunjung lainnya.

E. KEBIJAKAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI DALAM PEMASANGAN ALAT


KESEHATAN
1. Kebijakan Upaya Pencegahan Infeksi Saluran Kemih (ISK) terkait pemasangan kateter
(CAUTI / Catheter Assosiated Urinary TractInfection)
a. Pemasangan kateter dikerjakan oleh petugas yang memahami dan trampil dalam tehnik
pemasangan secara aseptic dan perawatan kateter sesuaiprosedur.
b. Penggantian urin dilakukan setiap 8 jam atau bila pada keadaan tertentu.
c. Kateter dipasang pada saat diperlukan saja berdasarkan indikasi.
2. Kebijakan Upaya Pencegahan Phlebitis terkait pemasangan infus
a. Pemasangan infuse dikerjakan oleh petugas yang memahami dan terampil dalam teknik
pemasangan secara aseptik dan perawatan infus sesuai prosedur.
b. Pemilihan tempat penusukan untuk menghindari resiko inflamasi dan infeksi.
c. Pemindahan tempat penusukan setiap 32 jam.

F. KEBIJAKAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA RASIONAL UNTUK PROFILAKSIS


DAN TERAPEUTIK
1. Puskemas membatasi penggunaan beberapa antibiotika tertentu yang dicadangkan untuk
menghadapi kasus infeksi nosokomial yang resisten terhadap obat yang lazim dipakai.
2. Puskesmas melakukan pengawasan yang ketat terhadap pemakaian obat-obatan lainnya
seperti kortikosteroid, imunosupresif dll.

G. KEBIJAKAN PELAKSANAAN SURVEILANS


1. Tim PPI menyusun dan menerapkan program komprehensif untuk mengurangi resiko dari
infeksi terkait pelayanan kesehatan pada pasien, tenaga pelayanan kesehatan dan
pengunjung termasuk mengembangkan program surveillance infeksi yang relevan, yang
dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, terintegrasi dengan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien yaitu indikator mutu yang berhubungan dengan
masalah infeksi, dalam hal ini pemantauan CAUTI dan phlebitis.
2. Surveilance HAIs merupakan suatu kegiatan pengumpulan data yang sistematis, analisis
dan interpretasi yang terus-menerus dari data HAIs yang penting untuk digunakan dalam
perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan pencegah
dan pengendalian infeksi di puskesmas yang didesiminasikan secara berkala kepada pihak-
pihak yang memerlukannya.
3. Metode yang digunakan adalah metode surveillance target yang meliputi surveilans proses
dan surveilans hasil.
4. Surveilans dilakukan oleh tim PPI.
5. Laporan hasil surveilans dibuat setiap bulan dan tahunan yang dibuat oleh Tim PPI yang
diserahkan kepada Kepala Puskesmas.
6. Hasil surveilans disosialisasikan kepada seluruh karyawan melalui rapat bulanan, kemudian
evaluasi bersama untuk mendapatkan solusi dan tindak lanjut.
7. Apabila terjadi infeksi yang tinggi dilakukan analisa dan tindak lanjut.
8. Tindak lanjut disampaikan ke setiap unit kemudian dievaluasi pada bulan berikutnya.

H. KEBIJAKAN PENGADAAN BAHAN DAN ALAT UNTUK PPI


1. Tim PPI mengusulkan kepada Kepala Puskesmas tentang pengadaan alat dan bahan yang
sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi yangmenggunakan.
2. Pengadaan bahan dan alat tersebut dilaksanakan oleh Unit Farmasi.

I. KEBIJAKAN PEMELIHARAAN FISIK DAN SARANA TERKAIT PPI


1. Tim PPI memberikan masukan kepada Kepala Puskesmas yang menyangkut konstruksi
bangunan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai
dengan prinsip PPI.
2. Untuk pemeliharaan fisik dan sarana bekerjasama dengan penanggung jawab pemeliharaan
sarana dan prasarana puskesmas.
3. Tim PPI Puskesmas harus melakukan pemeriksaan kualitas udara secara berkala untuk
mengurangi resiko infeksi selama pembangunan /renovasi.

J. KEBIJAKAN KESEHATAN KARYAWAN


1. Karyawan Puskesmas Loleo Jaya diwajibkan menerapkan prinsip-prinsip PPI yaitu
kewaspadaan standar dan kewaspadaan berbasis transmisi sesuai dengan indikasi dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari.
2. Karyawan yang terpajan infeksi harus melakukan prosedur paska pajanan, kemudian Tim
PPI menindak lanjuti dan mengevaluasi.
3. Karyawan Puskesmas Loleo Jaya yang tidak memiliki kartu BPJS atau asuransi kesehatan
lainnya, berhak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas Loleo Jaya baik
rawat jalan, maupun rawat inap sesuai kebijakan Kepala Puskesmas.

K. KEBIJAKAN PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)


1. Tim PPI segera melakukan investigasi masalah atau KLB nosokomial.
2. Tim PPI segera melaporkan adanya KLB kepada Kepala Puskesmas
3. Tim PPi melakukan upaya mencari sumber infeksi dengan pemeriksaan mikrobiologik.
4. Tim PPI mengusulkan kepada Kepala Puskesmas untuk menutup ruangan rawat bila
diperlukan karena potensial menyebarkan infeksi.
5. Bila memungkinkan pasien yang mengalami KLB infeksi nosokomial dirawat di ruang
isolasi, bila tidak memungkinkan maka dilakukan kohorting.
6. Petugas yang merawat pasien tersebut wajib menggunakan APD sesuai dengan
kewaspadaan standar dan kewaspadaan berbasis transmisi.
7. Apabila terjadi outbreak bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi dan

sebagainya Tim PPI harus sigap melakukan pencegahan infeksi, misalnya membagikan
masker, menutup ruangan, pembersihan ruangan secara berkala dll.

Ditetapkan di : Kota Maba


Pada Tanggal : 09 Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS KOTA MABA

ABUTAHER ABUBAKAR

Anda mungkin juga menyukai