Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASUHAN NEONATUS PADA BAYI BARU LAHIR

HIPOGLIKEMI

Disusun Oleh Kelompok 9 :

1. Desi Ariariska 2015009


2. Fitri Khairunisa 2015011

Dosen pengampu : Mia Rita Sari, S.SiT, M.Kes

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA GEMILANG


TEMBILAHAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah dengan judul
Hipoglikemi. Dalam mengerjakan tugas ini, kami banyak memperoleh bantuan
serta bimbingan dari Dosen kami.Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu
Mia Rita Sari, S.SiT, M.Kes selaku Dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan
Neonatus, Balita dan Anak Pra Sekolah yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami dan kepada pihak-pihak yang
terlibat dalam pengerjaan makalah ini hingga selesai.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan di dalamnya.Karena kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan makalah
kami.Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami umumnya dan
khususnya bagi pembaca.

Tembilahan, Oktober 2021

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar............................................................................................................i

Daftar isi......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang...................................................................................................1
B. Rumusan masalah.............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi hipoglikemi.........................................................................................3
B. Etiologi hipoglikemi.........................................................................................3
C. Patofisiologi hipoglikemi..................................................................................4
D. Gejala klinis / tanda gejala hipoglikemi............................................................5
E. Penatalaksanaan hipoglikemi............................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................7
B. Saran.................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................9

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketakutan terhadap rendahnya kadar gula darah pada bayi baru lahir menjadi
alasan baru “yang lumrah” untuk memisahkan ibu dengan bayinya, dan
memberikan bayi tambahan susu formula pada masa awal setelah bayi lahir.
Alasan kekhawatiran para dokter anak dan ahli neonatal tersebut adalah karena
kadar gula darah yang rendah dapat menyebabkan kerusakan pada otak, sehingga
hal ini menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan. Bagaimanapun, telah terbentuk
perhatian yang berlebihan mengenai kadar gula darah rendah yang sebenarnya
tidak diperlukan. Pada kenyataannya, kebanyakan bayi yang diuji kadar gula
darahnya sebetulnya tidak membutuhkan pengujian tersebut, dan mereka yang
menerima susu formula sebenarnya tidak memerlukan susu formula. Dengan
memberikan susu formula, khususnya karena hampir selalu diberikan dengan
botol, kita telah mengganggu proses menyusui dan telah memberi kesan bahwa
formula adalah obat yang bagus.

Glukosa dalam darah mempunyai peranan penting dalam tubuh manusia,


antara lain : sebagai pengatur bahan bakar manusia, sumber penyimpanan energy
dalam bentuk glikogen, lemak dan protein, sumber energy cepat, penting untuk
metabolism energy cerebral. Berdasarkan penelitian otak bayi dapat menggunakan
glukosa pada kecepatan melebihi 4-5 mg/100 gr berat otak/menit dan otak
neonatus cukup bulan beratnya 420 gram, pada bayi BB 3500 gram memerlukan
glukosa dengan kecepatan 20 mg/menit. Untuk setiap neonatus manapun, kadar
glukosa <40-45mg/dL dianggap tidak normal. Menurut WHO hipoglikemi adalah
bila kadar glukosa/gula darah <47 mg/dL. Gejala sering tidak jelas/asimptomatik,
semua tenaga kesehatan perlu mewaspadai kemungkinan adanya hipoglikemia.
Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah konsekuensi yang
serius

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan penulis terapkan sebagai berikut:
1. Apa definisi hipoglikemi?
2. Bagaimana etiologi hipoglikemi?
3. Bagaimana patofisiologi hipoglikemi?
4. Bagaimana gejala klinis / tanda kejala hipoglikemi?
5. Bagaimana penatalaksanaan hipoglikemia?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari perumusan masalah diatas sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi hipoglikemi
2. Untuk mengetahui etiologi hipoglikemi
3. Untuk mengetahui patofisiologi hipoglikemi
4. untuk mengetahui gejala klinis / tanda gejala hipoglikemi
5. untuk mengetahui penatalaksanaan hipoglikemi

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Hypoglikemi merupakan keadaan kadar glukosa darah yang rendah Kadar
glukosa serum < 45mg% (<2,6 mmol/L) selama beberapa hari pertama
kehidupan. Nilai kadar glukosa darah/plasma atau serum untuk diagnosis
hypoglikemi pada berbagai kelompok umur anak :

Kelompok umur Glukosa <mg/dl Darah plasma / serum


Bayi / anak <40 mg/100 ml <40mg/100 ml
Neonatus
 BBLR <20mg/100 ml <25mg/100ml
 BCB
0-3 Hari <30mg/100 ml <35mg/100ml
3 Hari <40mg/100ml <45mg/100ml

B. Etiologi Hipoglikemi
Secara garis besar hypoglikemia dibagi menjadi dua bagian besar,
yaitu: kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan dan
produksi glukosa kurang.
1. Kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan
Hiperinsulinisme (bayi dari ibu penderita diabetes), hipoglikemia
hiperinsulinisme menetap pada bayi, tumor yang memproduksi insulin
dan child abuse. Hiperinsulinisme menyebabkan pemakaian glukosa
yang berlebihan terutama akibat rangsangan penggunaan glukosa oleh
otot akibat sekresi insulin yang menetap. Kelainan ini diketahui
sebagai hipoglikemia hiperinsulin endogen menetap pada bayi yang
sebelumnya disebut sebagai nesidioblastosis.
Defek pada pelepasan glukosa (defek siklus Krebs, defek
”respiratory chain”). Kelainan ini sangat jarang, mengganggu
pembentukan ATP dari oksidasi glukosa, disini kadar laktat sangat
tinggi. Defek pada produksi energi alternatif (defisiensi Carnitine acyl
transferase. Kelainan ini mengganggu penggunaan lemak sebagai
energi, sehingga tubuh sangat tergantung hanya pada glukosa. Ini akan
menyebabkan masalah bila puasa dalam jangka lama yang seringkali
berhubungan dengan penyakit gastrointestinal. Sepsis atau penyakit
dengan hipermetabolik, termasuk hipertiroidism.

3
2. Kelainan yang menyebabkan kurangnya produksi glukosa
1) Simpanan glukosa tidak adekuat (prematur, bayi SGA,
malnutrisi, hipoglikemia ketotik).
Kelainan ini sering sebagai penyebab hipoglikemia,
disamping hipoglikemia akibat pemberian insulin pada diabetes.
Hal ini dapat dibedakan dengan melihat keadaan klinis dan
adanya hipoglikemia ketotik, biasanya terjadi pada anak yang
kurus, usia antara 18 bulan sampai 6 tahun, biasanya terjadi
akibat masukan makanan yang terganggu karena bermacam
sebab Penelitian terakhir mekanisme yang mendasari
hipoglikemia ketotik adalah gagalnya glukoneogenesis.

2) Kelainan pada produksi glukosa hepar


Kelainan ini menurunkan produksi glukosa melalui
berbagai defek, termasuk blokade pada pelepasan dan sintesis
glukosa, atau blokade atau menghambat gluikoneogenesis. Anak
yang menderita penyakit ini akan dapat beradaptasi terhadap
hipoglikemia,karena penyakitnya bersifat kronik Kelainan
hormonal (panhypopituitarisme, defisiensi hormon pertumbuhan

3) Defisiensi kortisol dapat primer atau sekunder.


Hal ini karena hormone pertumbuhan dan kortisol berperan
penting pada pembentukan energi alternative dan merangsang
produksi glukosa. Kelainan ini mudah diobati namun yang sangat
penting adalah diagnosis dini.

C. Patofisiologi Hipoglikemi
Hypoglikemi sering terjadi pada berat lahir rendah (BBLR), karena
cadangan glukosa rendah. Pada ibu diabetes mellitus (DM) terjadi transfer
glukosa yang berlebihan pada janin sehingga respons insulin juga
meningkat pada janin. Saat lahir dimana jalur plasenta terputus maka
transfer glukosa berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi (transient
hiperinsulinism) sehingga terjadi hipoglikemi.
Hypoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat
menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak
dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan syaraf
pusat bahkan sampai kematian. Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat
pada bayi dari ibu dengan diabetes mellitus. Glukosa merupakan sumber
kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses persalinan dan
hari-hari pertama pasca lahir. Setiap stress yang terjadi mengurangi

4
cadangan glukosa yang ada karena meningkatkan penggunaan cadangan
glukosa, misalnya pada asfiksia, hipotermi, gangguan pernafasan.
D. Gejala klinis / tanda gejala hipoglikemi
1. Hipoglikemi pada BBL sering kali asimtomatik tetapi dapat
menyebabkan gelisah, kejang-kejang, apatis, koma, tidak mau
menghisap, apnea, sianosis, gerakan mata abnormal, & suhu tidak
stabil.
2. Bila berat & lama, maka hipoglikemia dapat menyebabkan kerusakan
otak.

Kecurigaan tinggi harus selalu diterapkan dan selalu antisipasi


hipoglikemia pada neonatus dengan faktor risiko:
a. Kecemasan atau tremor,gelisah, berkeringat dingin, gemetar
b. Sianosis
c. Apatis
d. Kejang
e. Apnea intermitten
f. Tangisan lemah/melengking
g. Letargi
h. Kesulitan minum
i. Gerakan mata berputar/nistagmus
j. Keringat dingin
k. Pucat
l. Hipotermi
m. Refleks hisap kurang
n. Muntah

Saat timbulnya gejala bervariasi dari beberapa hari sampai satu


minggu setelah lahir. Berikut ini merupakan gejala klinis yang dimulai
dengan frekuensi tersering, yaitu gemetar atau tremor, serangan sianosis,
apatis, kejang, serangan apnea intermiten atau takipnea, tangis yang
melemah atau melengking, kelumpuhan atau letargi, kesulitan minum dan
terdapat gerakan putar mata. Dapat pula timbul keringat dingin, pucat,
hipotermia, gagal jantung dan henti jantung. Sering berbagai gejala timbul
bersamasama. Karena gejala klinis tersebut dapat disebabkan oleh
bermacam-macam sebab, maka bila gejala tidak menghilang setelah
pemberian glukosa yang adekuat, perlu dipikirkan penyebab lain.

5
E. Penatalaksanaan hipoglikemi
Jika tidak terdapat serangan kejang, glukosa 10% diberikan
intravena, efektif untuk meningkatkan konsentrasi glukosa darah. Jika
terdapat kejang-kejang ada indikasi memberikan glukosa 10-25% sebagai
suntikan bolus yang mengakibatkan beban dosis 1-2gr/Kg. setelah
pengobatan awal, infus glukosa harus diberikan dengan kecepatan 4-
8mg/Kg permenit.
Jika hipoglikemi timbul kembali kecepatan infus harus dinaikkan
15-20% glukosa, jika infus intravena 20% glukosa tidak cukup untuk
menghilangkan gejala dan konsentrasi gula darah normal. Berikan
hidrokartison 2,5 mg/Kg selama 12 jam atau pretnison 1mg/kg selama 24
jam. Gula darah harus diukur tiap 2 jam. Distandarkan 40mg/dl.
Pengobatan yang dipenitip untuk mengatasi beberapa kasus pemberian
glucagon dan somatostatin. Bayi dengan resiko tinggi gula darah harus
diukur dalam satu jam setelah lahir, 2 jam, 8 jam pertama kemudian tiap 6
jam sampai berumur 24 jam. Harus diberi makanan peroral atau pipa
lambung, infus intravena glukosa dengan kecepatan 4mg/Kg

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hypoglikemi merupakan keadaan kadar glukosa darah yang rendah Kadar
glukosa serum < 45mg% (<2,6 mmol/L) selama beberapa hari pertama
kehidupan. Secara garis besar hypoglikemia dibagi menjadi dua bagian besar,
yaitu: kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan dan produksi
glukosa kurang. Hypoglikemi sering terjadi pada berat lahir rendah (BBLR),
karena cadangan glukosa rendah. Pada ibu diabetes mellitus (DM) terjadi
transfer glukosa yang berlebihan pada janin sehingga respons insulin juga
meningkat pada janin. Saat lahir dimana jalur plasenta terputus maka transfer
glukosa berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi (transient
hiperinsulinism) sehingga terjadi hipoglikemi.
Hypoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat
menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan syaraf pusat bahkan
sampai kematian. gejala klinis yang dimulai dengan frekuensi tersering, yaitu
gemetar atau tremor, serangan sianosis, apatis, kejang, serangan apnea
intermiten atau takipnea, tangis yang melemah atau melengking, kelumpuhan
atau letargi, kesulitan minum dan terdapat gerakan putar mata. Dapat pula
timbul keringat dingin, pucat, hipotermia, gagal jantung dan henti jantung.
Sering berbagai gejala timbul bersamasama. Karena gejala klinis tersebut dapat
disebabkan oleh bermacam-macam sebab, maka bila gejala tidak menghilang
setelah pemberian glukosa yang adekuat, perlu dipikirkan penyebab lain.
Adapun penatalaksanaan hipoglikemi yaitu, jika tidak terdapat serangan
kejang, glukosa 10% diberikan intravena, efektif untuk meningkatkan
konsentrasi glukosa darah. Jika terdapat kejang-kejang ada indikasi
memberikan glukosa 10-25% sebagai suntikan bolus yang mengakibatkan
beban dosis 1-2gr/Kg. setelah pengobatan awal, infus glukosa harus diberikan
dengan kecepatan 4-8mg/Kg permenit.

7
Jika hipoglikemi timbul kembali kecepatan infus harus dinaikkan 15-20%
glukosa, jika infus intravena 20% glukosa tidak cukup untuk menghilangkan
gejala dan konsentrasi gula darah normal. Berikan hidrokartison 2,5 mg/Kg
selama 12 jam atau pretnison 1mg/kg selama 24 jam. Gula darah harus diukur
tiap 2 jam. Distandarkan 40mg/dl. Pengobatan yang dipenitip untuk mengatasi
beberapa kasus pemberian glucagon dan somatostatin. Bayi dengan resiko
tinggi gula darah harus diukur dalam satu jam setelah lahir, 2 jam, 8 jam
pertama kemudian tiap 6 jam sampai berumur 24 jam. Harus diberi makanan
peroral atau pipa lambung, infus intravena glukosa dengan kecepatan 4mg/Kg

B. Saran
Berdasarkan hal ini, kami memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi institusi pendidikan
Dihatrapkan dengan adanya makalah ini atau bahan bacaan ini dapat
menambah kepustakaan dan tambahan pengetahuan mengenai
Neonatus resiko tinggi yaitu hipoglikemi

2. Bagi mahasiswa
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat digunakan sabagai bahan
tambahan referensi mengenai Neonatus resiko tinggi yaitu
hipoglikemi

8
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI PPSDMK-BPPSDMK, Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita


dan Anak Prasekolah. Jakarta: 2016.

N.F Sinaga, Plora. 2016. Modul Praktek Asuhan Neonatus Bayi, Balita & Anak
Pra Sekolah.Medan: Akademi Kebidanan Mitra Husada Medan.

El Sinta, Lusiana, dkk. 2019. Buku Ajar Kebidanan Pada Neonates, Bayi, dan
Balita. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.

Rukiyah Ai Yeyeh dan Yulianti Lia. 2016. Edisi revisi Asuhan Neonatus Bayi dan
Anak Balita: Trans Info Media, Jakarta

Esti Handayani, Tinuk, dkk. 2018. Modul Ajar Asuhan Kebidanan Neonates,
Bayi dan Balita. Magetan: Prodi Kebidanan Magetan.

Anda mungkin juga menyukai