Anda di halaman 1dari 51

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor 251/B/PK/PJK/2016

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG

ne
ng
Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan
sebagai berikut dalam perkara:

do
gu DIREKTUR JENDERAL PAJAK, tempat kedudukan di Jalan
Jenderal Gatot Subroto Nomor 40-42 Jakarta, dalam hal ini

In
memberikan kuasa kepada:
A
1. CATUR RINI WIDOSARI, Direktur Keberatan dan Banding,
Direktorat Jenderal Pajak;
ah

lik
2. BUDI CHRISTIADI, Kasubdit Peninjauan Kembali dan
Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding;
am

ub
3. FARCHAN ILYAS, Kepala Seksi Peninjauan Kembali, Subdit
Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan
Banding;
ep
k

4. DEVRI OSKANDAR, Penelaah Keberatan, Subdit


ah

Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan


R

si
Banding;
berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU-1374/PJ./2015

ne
ng

tanggal 30 Maret 2015;


Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Terbanding;

do
melawan:
gu

PT ASTRA DAIHATSU MOTOR, tempat kedudukan di Jalan


Gaya Motor III Nomor 5 Sunter II, Jakarta 14330;
In
A

Termohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Banding;


Mahkamah Agung tersebut;
ah

lik

Membaca surat-surat yang bersangkutan;


Menimbang, bahwa dari surat-surat yang bersangkutan ternyata
m

Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Terbanding, telah mengajukan


ub

permohonan peninjauan kembali terhadap Putusan Pengadilan Pajak Nomor


ka

Put-58512/PP/M.IIIB/15/2014, tanggal 16 Desember 2014 yang telah


ep

berkekuatan hukum tetap, dalam perkaranya melawan Termohon Peninjauan


Kembali dahulu Pemohon Banding, dengan posita perkara sebagai berikut:
ah

Bahwa bersama ini Pemohon Banding berdasarkan Pasal 27 Undang-Undang


es

Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
M

ng

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun


on
gu

Halaman 1 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2007, Pemohon Banding mengajukan banding atas Keputusan Terbanding

si
Nomor KEP-568/WPJ.19/BD.05/2011 tanggal 28 Juni 2011 tentang keberatan
Pemohon Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak

ne
ng
Penghasilan Badan Nomor 00012/206/08/092/10 tanggal 04 Juni 2010 Tahun
Pajak 2008, yang Pemohon Banding terima pada tanggal 01 Juli 2011;
Pemenuhan Ketentuan Formal Pengajuan Banding:

do
gu Bahwa Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan

In
A
Umum dan Tata Cara Perpajakan mengatur bahwa:
“Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan
ah

lik
peradilan pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Pajak”;
Bahwa selanjutnya, Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002
am

ub
tentang Pengadilan Pajak mengatur bahwa:
“Banding diajukan dengan Surat Banding dalam Bahasa Indonesia kepada
ep
Pengadilan Pajak”;
k

Bahwa selanjutnya, Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Pengadilan Pajak


ah

mengatur bahwa:
R

si
“Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding”;
Bahwa sehubungan dengan itu, Surat Banding dalam Bahasa Indonesia

ne
ng

Pemohon Banding ajukan terhadap satu Keputusan Keberatan kepada


Pengadilan Pajak dan Surat Banding Pemohon Banding hanya ditujukan untuk

do
gu

satu Keputusan Terbanding (Keputusan Keberatan). Dengan demikian, Surat


Banding Pemohon Banding telah memenuhi ketentuan formal pengajuan
banding berdasarkan Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Ketentuan Umum dan
In
A

Tata Cara Perpajakan dan Pasal 35 ayat (1) dan Pasal 36 ayat (1) Undang-
Undang Pengadilan Pajak;
ah

lik

Bahwa Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan mengatur bahwa:
m

ub

“Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan secara tertulis


dalam Bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelas dalam waktu 3 (tiga) bulan
ka

sejak Keputusan diterima, dilampiri salinan dari Surat Keputusan tersebut”;


ep

Bahwa Pasal 35 ayat (2) Undang-Undang Pengadilan Pajak mengatur bahwa:


ah

“Banding diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima
R

Keputusan yang dibanding, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-


es

undangan perpajakan”;
M

ng

on
gu

Halaman 2 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa selanjutnya, Pasal 36 ayat (3) Undang-Undang Pengadilan Pajak

si
mengatur bahwa:
“Pada Surat Banding dilampirkan salinan Keputusan yang dibanding”;

ne
ng
Bahwa sehubungan dengan itu, Surat Banding Pemohon Banding disusun
secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas dan diajukan
sebelum lewat 3 (tiga) bulan sejak diterimanya Keputusan Keberatan yang

do
gu fotokopinya Pemohon Banding lampirkan dalam Surat Banding ini. Keputusan
Keberatan yang Pemohon Banding ajukan banding, baru Pemohon Banding

In
A
terima tanggal 01 Juli 2011 sehingga Surat Banding yang Pemohon Banding
ajukan ke Pengadilan Pajak masih belum melewati jangka waktu 3 (tiga) bulan
ah

lik
sejak diterimanya Surat Keputusan Keberatan tersebut. Dengan demikian,
Surat Banding Pemohon Banding telah memenuhi ketentuan formal pengajuan
banding berdasarkan Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Ketentuan Umum dan
am

ub
Tata Cara Perpajakan dan Pasal 35 ayat (2) dan Pasal 36 ayat (3) Undang-
Undang Pengadilan Pajak;
ep
Bahwa Pasal 36 ayat (4) Undang-Undang Pengadilan Pajak mengatur bahwa:
k

“Selain dari persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan
ah

ayat (3) serta Pasal 35, dalam hal Banding diajukan terhadap besarnya jumlah
R

si
Pajak yang terutang, Banding hanya dapat diajukan apabila jumlah yang
terutang dimaksud telah dibayar sebesar 50% (lima puluh persen)”;

ne
ng

Bahwa Keputusan Keberatan yang Pemohon Banding banding menunjukkan


pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp156.168.698.526,00, sehubungan

do
gu

dengan persyaratan pengajuan permohonan banding ini, Pemohon Banding


telah membayar ke Kas Negara sebesar Rp78.084.349.263,00 pada tanggal
27 September 2011;
In
A

Bahwa dengan demikian, Surat Banding Pemohon Banding telah memenuhi


ketentuan formal pengajuan banding berdasarkan Pasal 36 ayat (4) Undang-
ah

lik

Undang Pengadilan Pajak;


Bahwa memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka pengajuan Surat Banding
m

ub

atas Keputusan Keberatan di atas, telah dilakukan dalam tenggang waktu dan
menurut tata cara yang telah disyaratkan oleh Undang-undang, khususnya
ka

Pasal 27 ayat (1) dan (3) Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara
ep

Perpajakan, Pasal 35 ayat (1) dan (2), dan Pasal 36 ayat (1), (2), (3), dan (4)
ah

Undang-Undang Pengadilan Pajak;


R

Bahwa dengan demikian, Surat Banding Pemohon Banding telah memenuhi


es

semua ketentuan formal, sehingga Pemohon Banding memohon Majelis Yang


M

ng

on
gu

Halaman 3 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Mulia berkenan memeriksa dan mengadili materi yang Pemohon Banding

si
ajukan banding sebagai berikut:
Aspek Material:

ne
ng
Bahwa pada tanggal 04 Juni 2010, Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar
Dua menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan
Badan Nomor 00012/206/08/092/10 untuk Tahun Pajak 2008 dengan jumlah

do
gu Pajak Penghasilan yang masih harus dibayar sebesar Rp659.756.918.076,00;
Bahwa Pemohon Banding tidak menyetujui Surat Ketetapan Pajak Kurang

In
A
Bayar Pajak Penghasilan Badan dimaksud dan oleh karena itu Pemohon
Banding telah mengajukan permohonan keberatan kepada Kepala Kantor
ah

lik
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua melalui surat Nomor
ADM/FAD/ACC/158/VI/2010 tanggal 30 Juni 2010 yang diterima oleh Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua pada tanggal 30 Juni 2010;
am

ub
Bahwa pada tanggal 28 Juni 2011, Terbanding menerbitkan Keputusan
Terbanding Nomor KEP-568/WPJ.19/BD.05/2011 tentang Keberatan Pemohon
ep
Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan
k

Nomor 00012/206/08/092/10 tanggal 04 Juni 2010 untuk Tahun Pajak 2008


ah

yang menetapkan “mengabulkan sebagian” permohonan keberatan Pemohon


R

si
Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan
Nomor 00012/206/08/092/10 tanggal 04 Juni 2010 dengan perincian sebagai

ne
ng

berikut:
Ditambah/
Semula Menjadi

do
gu

Uraian (Dikurangi)
(Rp) (Rp)
(Rp)
Penghasilan Netto 2.195.950.619.548,00 (1.291.251.845.435,00) 904.698.774.113,00
In
A

Kompensasi
0,00 0,00 0,00
Kerugian
Penghasilan Kena
ah

lik

2.195.950.619.548,00 (1.291.251.845.435,00) 904.698.774.113,00


Pajak
PPh Terutang 658.767.685.700,00 (387.375.553.500,00) 271.392.132.200,00
Kredit Pajak 151.262.364.103,00 0,00 151.262.364.103,00
m

ub

PPh Kurang (Lebih)


507.505.321.597,00 (387.375.553.500,00) 120.129.768.097,00
Dibayar
ka

Sanksi Administrasi 152.251.596.479,00 (116.212.666.050,00) 36.038.930.429,00


ep

Jumlah PPh yang


ah

Masih Harus (Lebih) 659.756.918.076,00 (503.588.219.550,00) 156.168.698.526,00


R

Dibayar
es
M

ng

on
gu

Halaman 4 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa Keputusan Terbanding Nomor KEP-568/WPJ.19/BD.05/2011 tentang

si
Keberatan Pemohon Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak
Penghasilan Badan Nomor 00012/206/08/092/10 tanggal 04 Juni 2010 yang

ne
ng
Keputusannya baru Pemohon Banding terima pada tanggal 01 Juli 2011;
Bahwa selanjutnya, Pemohon Banding tidak menyetujui Keputusan Keberatan
dimaksud dan karenanya Pemohon Banding mengajukan Permohonan Banding

do
gu atas Keputusan Terbanding Nomor KEP-568/WPJ.19/BD.05/2011 tanggal
28 Juni 2011 dengan penjelasan sebagai berikut:

In
A
Pokok Sengketa:
Koreksi Positif atas Peredaran Usaha, Harga Pokok Penjualan dan Biaya
ah

lik
Usaha sebesar Rp671.464.701.048,00;
Bahwa karena Pemohon Banding tidak mendapatkan perincian perhitungan
koreksi yang dibatalkan dan yang diterima oleh Terbanding, maka Pemohon
am

ub
Banding belum dapat menjelaskan secara terperinci masing-masing pos yang
dikoreksi. Pada saatnya, setelah memperoleh rincian perhitungan dimaksud,
ep
Pemohon Banding mohon diperkenankan untuk melengkapi argumentasi
k

Pemohon Banding dalam proses penyelesaian banding kasus ini;


ah

Bahwa lebih lanjut, Pemohon Banding tidak setuju dengan sisa koreksi yang
R

si
dipertahankan oleh Terbanding atas koreksi 3 hal yaitu: Peredaran Usaha,
Harga Pokok Penjualan dan Biaya Usaha dengan jumlah sebesar

ne
ng

Rp671.464.701.048,00;
Bahwa selanjutnya, Pemohon Banding mencoba menjabarkan berdasarkan

do
gu

perhitungan Pemohon Banding dengan menggunakan data perusahaan dengan


penjelasan sebagai berikut:
Koreksi Positif atas Peredaran Usaha sebesar Rp361.793.757.212,00;
In
A

Metode Cost Plus (CPM) tidak dapat diterapkan di dalam Pemohon Banding;
Bahwa metode CPM bukanlah metode yang tepat untuk diterapkan karena
ah

lik

tidak dapat ditemukannya data marjin kotor yang dapat diandalkan sehingga
Terbanding tidak boleh menggunakan metode ini untuk melakukan koreksi;
m

ub

Bahwa berdasarkan pendapat Pemohon Banding, metode CPM memerlukan


tingkat kesebandingan yang tinggi. Perbedaan yang signifikan atas
ka

kesebandingan tersebut, contoh: perbedaan fungsi dan alokasi risiko,


ep

perbedaan produk, perbedaan kondisi pasar, dan lain-lain akan berpengaruh


ah

kepada keandalan hasil penggunaan metode analisa CPM. Konsistensi


R

akuntansi juga harus dipertimbangkan antara controlled dan uncontrolled


es

transactions. Karena perbedaan-perbedaan tersebut, Pemohon Banding


M

ng

berpendapat analisis dengan metode CPM tidak dapat diandalkan;


on
gu

Halaman 5 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa selanjutnya, menurut OECD Guidelines paragraf 2.88 disebutkan “The

si
denominator should be reasonably independent from controlled transactions,
otherwise there would be no objective starting point”. Dalam hal ini, pembelian

ne
ng
yang dilakukan Pemohon Banding (faktor-faktor yang termasuk dalam
perhitungan COGS) seperti pembelian material dan jasa perakitan dan pressing
59, 02% berasal dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sehingga

do
gu mengacu kepada pernyataan dari OECD, angka pembagi (COGS) Pemohon
Banding masih dipengaruhi oleh transaksi dengan pihak yang mempunyai

In
A
hubungan istimewa sehingga apabila pengujian dengan menggunakan metode
CPM diterapkan akan menghasilkan hasil pengujian yang tidak dapat
ah

lik
diandalkan;
Bahwa angka Gross Profit Margin (GPM) diterapkan ke masing-masing model
yang dijual oleh Pemohon Banding, dimana Terbanding mempertahankan dan
am

ub
melakukan perhitungan ulang untuk model yang mempunyai GPM di bawah 6,
98% dan melakukan perhitungan ulang dan koreksi positif atas hal tersebut.
ep
Namun, Terbanding tidak melakukan koreksi negatif atas model dengan GPM
k

di atas 6, 98%;
ah

Bahwa Terbanding menggunakan data pembanding eksternal berdasarkan


R

si
database OSIRIS dengan rentang wajar laba bruto adalah minimum sebesar 6,
98% dan maksimum sebesar 25, 51%;

ne
ng

Bahwa Pemohon Banding belum mendapat perincian atas data pembanding


eksternal yang dimaksud oleh Terbanding sebagaimana yang telah dijelaskan

do
gu

di atas;
Bahwa selanjutnya, Pemohon Banding tidak setuju Terbanding menggunakan
data pembanding eksternal berdasarkan database OSIRIS dengan
In
A

menggunakan metode CPM dengan penjelasan sebagai berikut:


1. Penggunaan Metode Cost Plus atas data pembanding eksternal dari
ah

lik

database OSIRIS tidak dapat diterapkan karena klasifikasi laporan


keuangan dan standar akuntansi di setiap negara adalah berbeda;
m

ub

2. Apabila Terbanding pada saat pemeriksaan tetap menggunakan data


pembanding tersebut, Terbanding pada saat pemeriksaan seharusnya
ka

terlebih dahulu melakukan verifikasi dan/atau penyesuaian atas data


ep

OSIRIS dengan laporan keuangan di website maupun dari sumber lainnya


ah

atas perusahaan yang diuji;


R

Perbedaan Fungsi:
es

Bahwa produk yang dijual Pemohon Banding adalah menyangkut produk yang
M

ng

mempunyai brand, dimana Pemohon Banding tidak hanya menjual produk yang
on
gu

Halaman 6 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memiliki brand Daihatsu saja namun brand lain selain Daihatsu, sehingga

si
fungsi seperti pemasaran serta riset dan pengembangan akan mengakibatkan
tingkat laba yang berbeda dengan perusahaan pembanding;

ne
ng
Klasifikasi Manufaktur:
Bahwa Terbanding pada saat pemeriksaan mengklasifikasi Pemohon Banding
sebagai perusahaan manufaktur/pabrikasi dengan fungsi terbatas atau yang

do
gu dikenal sebagai Contract Manufacturing. Kertas kerja Terbanding pada saat
pemeriksaan menyebutkan bahwa “Berdasarkan analisis Function, Assets, and

In
A
Risks (FAR) fungsi yang dijalankan oleh Pemohon Banding adalah sebagai
pabrikan, seluruh asset yang digunakan dimiliki oleh Pemohon Banding dan
ah

lik
resiko yang ditanggung oleh Pemohon Banding, kecuali biaya pengiriman yang
ditanggung oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), PT Astra
International, Tbk. (AI), dan Daihatsu Motor, Co., Ltd. (DMC) untuk ekspor.
am

ub
Dalam hal ini Pemohon Banding bertindak sebagai contract manufacturer,
sehingga Terbanding pada saat pemeriksaan berpendapat bahwa penerapan
ep
metode Harga Pokok Plus (Cost Plus) adalah tepat untuk menentukan harga
k

wajar;
ah

Bahwa lebih lanjut, Pemohon Banding bukanlah contract manufacturer karena:


R

si
1. Pemohon Banding memproduksi barang dan menanggung risiko produksinya
sendiri; tidak ada jaminan bahwa barang yang diproduksi Pemohon Banding

ne
ng

akan terjual habis;


2. Pemohon Banding menentukan waktu jadwal produksinya sendiri tanpa

do
gu

adanya instruksi dari pihak lain;


3. Pemohon Banding bertanggung jawab atas pemasaran kendaraan merk
Daihatsu di pasar dalam negeri;
In
A

4. Pemohon Banding menanggung risiko pasar sepenuhnya atas penjualan


dalam negeri;
ah

lik

Bahwa berdasarkan faktor-faktor tersebut, Pemohon Banding lebih tepat


dikarakterisasikan sebagai perusahaan manufaktur yang memproduksi barang
m

ub

jadi di bawah perjanjian yang relatif panjang dan menggunakan teknologi


seperti patent, industrial know-how, design dan lain-lain yang dimiliki oleh
ka

pemberi lisensi atau lebih dikenal sebagai “licensed atau limited manufacturer”,
ep

dan bukan “contract manufacturer”. Dengan demikian, pemilihan dan


ah

penerapan CPM yang dilakukan oleh Terbanding pada saat pemeriksaan tidak
R

memiliki dasar dan tidak tepat;


es

Transactional Net Margin Method (TNMM) merupakan metode yang lebih tepat
M

ng

dan dapat diandalkan;


on
gu

Halaman 7 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa Surat Edaran Nomor SE-04/PJ.7/1993 menyebutkan bahwa apabila

si
terdapat hambatan dalam penerapan metode tertentu, metode lain harus
digunakan. Seperti dijelaskan sebelumnya, terdapat kesulitan yang

ne
ng
menyebabkan metode CPM tidak dapat diterapkan. Bahwa adanya metode lain
yang dapat menyimpulkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha atas
transaksi hubungan istimewa Pemohon Banding (apabila analisis dilakukan

do
gu pada pihak lawan transaksi Pemohon Banding). Pada keadaan dimana lawan
transaksi Pemohon Banding dianggap sesuai dengan prinsip kelaziman dan

In
A
kewajaran usaha, maka dapat disimpulkan bahwa transaksi Pemohon Banding
dengan pihak tersebut adalah juga dilakukan dengan sesuai prinsip kewajaran
ah

lik
dan kelaziman usaha;
Bahwa marjin bersih tidak begitu sensitif terhadap perbedaan kesebandingan
dibandingkan dengan marjin kotor. Oleh karena itu, metode TNMM
am

ub
menghasilkan tingkat fleksibilitas yang tinggi untuk mengakomodir pembanding
yang tidak sempurna bila dibandingkan dengan metode CPM. Lebih dari itu,
ep
metode TNMM tidak begitu terpengaruh kepada perbedaan kebijakan
k

akuntansi, misalnya pengklasifikasian biaya-biaya tertentu sebagai harga pokok


ah

penjualan dan biaya usaha. Selanjutnya, seperti kita ketahui dimana Pemohon
R

si
Banding tidak hanya menjual produk yang memiliki brand Daihatsu saja namun
brand lain selain Daihatsu, sehingga fungsi seperti pemasaran serta riset dan

ne
ng

pengembangan (R&D) akan mengakibatkan perbedaan dan pengaruh yang


material pada tingkat laba kotor sehingga penggunaan metode CPM tidak tepat

do
gu

digunakan;
Bahwa sebagai hasilnya, metode TNMM akan menghasilkan analisa yang lebih
dapat diandalkan dibandingkan dengan metode CPM dan diyakini sebagai
In
A

metode transfer pricing yang lebih sesuai untuk menguji transaksi penjualan
Pemohon Banding dibandingkan dengan menggunakan metode CPM;
ah

lik

Hasil Penggunaan Metode TNMM oleh Pemohon Banding dibandingkan


dengan Hasil Terbanding pada saat pemeriksaan;
m

ub

Bahwa Pemohon Banding menunjuk PT Prima Wahana Caraka (PwC


Indonesia) sebagai konsultan yang independent untuk melakukan perhitungan
ka

rentang Return on Assets (RoA) untuk periode satu tahun untuk tahun 2008
ep

atas perusahaan-perusahaan pembanding secara terperinci dalam tabel di


ah

bawah ini:
R

es
M

ng

on
gu

Halaman 8 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Perusahaan Pembanding Pemohon Banding
RoA

R
2008

si
Min -1, 32%
Q1 1, 50%

ne
ng
Rentang Kewajaran Median 6, 36%
Q3 9, 47%

do
Maks 16, 97%
gu Pemohon Banding (fy 2008) 8, 20%

In
A
Bahwa RoA Pemohon Banding adalah 8, 20% untuk tahun 2008, yaitu berada
pada posisi menuju rentang akhir yang tertinggi;
ah

Bahwa dari uraian tersebut di atas, maka Pemohon Banding telah menunjukkan

lik
bahwa hasil penggunaan metode TNMM menunjukkan bahwa Pemohon
Banding telah mendapatkan penghasilan yang sesuai dengan prinsip kewajaran
am

ub
dan kelaziman usaha;
Bahwa oleh karena itu, koreksi Terbanding pada saat pemeriksaan atas
ep
Peredaran Usaha yang masih dipertahankan oleh Terbanding seharusnya
k

dibatalkan;
ah

Koreksi Positif atas Harga Pokok Penjualan – Biaya Royalti sebesar


R

si
Rp281.265.233.549,00;
Bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan sisa koreksi yang dipertahankan

ne
ng

oleh Terbanding atas Harga Pokok Penjualan – Biaya Royalti dengan


penjelasan sebagai berikut:

do
gu

Eksistensi dan Urgensi dari Intellectual Property (IP) atas Pembayaran Royalti:
Bahwa Pasal 2 ayat (a) tentang Grant of Manufacturing License for the
Licensed Products di dalam Technical Assistance Agreement antara DMC,
In
A

TMC dengan Pemohon Banding untuk produk U-IMV tanggal 26 Desember


2003, antara DMC dengan Pemohon Banding untuk produk Terios tanggal 20
ah

lik

November 2006 dan untuk produk D4OD dan D88D tanggal 31 Mei 2007,
disebutkan bahwa Pemberi Lisensi (DMC) memberikan lisensi pembuatan yang
m

ub

bersifat eksklusif kepada Penerima Lisensi (Pemohon Banding) untuk Produk-


Produk Berlisensi di dalam Wilayah Indonesia;
ka

Bahwa lebih lanjut, Pasal 3 ayat (a) tentang Ordinary Assistance di dalam
ep

Technical Assistance Agreement antara DMC, TMC dengan Pemohon Banding


ah

untuk produk U-IMV tanggal 26 Desember 2003, antara DMC dengan Pemohon
R

Banding untuk produk Terios tanggal 20 November 2006 dan untuk produk
es

D4OD dan D88D tanggal 31 Mei 2007, disebutkan bahwa Pemberi Lisensi
M

ng

(DMC) memberikan kepada Penerima Lisensi (Pemohon Banding)


on
gu

Halaman 9 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pengetahuan, informasi, data teknis, dan lain-lain, yang terkait dengan Produk-

si
Produk Berlisensi secara tertulis, lisan, elektronik, maupun dalam setiap bentuk
lainnya, yang pada waktu tersebut digunakan atau telah digunakan oleh

ne
ng
Pemberi Lisensi dan/atau yang pada waktu tersebut berada dalam kepemilikan
Pemberi Lisensi dan dapat dipindahtangankan dengan bebas oleh Pemberi
Lisensi, dan yang pada waktu tersebut dianggap perlu dan dapat diterapkan

do
gu oleh Pemberi Lisensi untuk pembuatan Produk-Produk Berlisensi di antara
pengetahuan, informasi, data teknis, dan lain-lain;

In
A
Bahwa penggunaan lisensi dan bantuan teknis dari DMC ini sangat penting
bagi Pemohon Banding agar dapat memproduksi kendaraan karena Pemohon
ah

lik
Banding tidak memiliki teknologi know how, informasi atau data untuk
memproduksi kendaraan tersebut. Tanpa penyediaan IP dari DMC, Pemohon
Banding tidak akan bisa memulai produksinya dan tidak akan dapat
am

ub
mendapatkan penghasilan atas usahanya;
Kewajaran Tarif Royalti:
ep
Bahwa Pemohon Banding telah mencatat biaya Royalti dengan benar sesuai
k

ketentuan Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan, dimana


ah

biaya Royalti tersebut dapat menjadi pengurang penghasilan bruto karena


R

si
dikeluarkan dalam rangka mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan;

ne
ng

Bahwa adapun besarnya Royalti yang dibayarkan oleh Pemohon Banding


kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah menerapkan

do
gu

prinsip kewajaran sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pajak


Penghasilan;
Bahwa berikut ini adalah penjelasan Pemohon Banding mengenai kewajaran
In
A

Royalti yang dibayarkan kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan


istimewa:
ah

lik

1. Untuk menguji nilai pasar wajar atas persentase nilai Royalti antara
Pemohon Banding dengan Daihatsu Motor, Co., Ltd. (DMC) sehubungan
m

ub

dengan perjanjian Technical Assistance, PwC Indonesia sebagai konsultan


yang independent dan profesional telah mengadakan penelitian database
ka

untuk membandingkan perjanjian know how, patent, process, product,


ep

technology, trademark and trade name antara perusahaan yang


ah

independen berdasarkan database RoyaltiStat;


R

2. Sehubungan dengan perjanjian tersebut, berdasarkan metode CUT,


es

dikategorikan nilai pasar wajar yang menggunakan nilai interquartile adalah


M

ng

dalam jarak (range) antara 3,00 % sampai 5,00 % dengan median 5,00 %.
on
gu

Halaman 10 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Berdasarkan hasil penelitian ini, angka 4, 50% untuk biaya Royalti yang

si
dibebankan oleh Pemohon Banding berada dalam range nilai pasar yang
wajar, sehingga biaya Royalti tersebut dapat dianggap telah memenuhi

ne
ng
prinsip kewajaran;
Untuk Tahun Pajak yang berakhir 31 Maret 2009
Transaksi yang diuji Rentang interkuartil

do
gu Royalti
Pemohon Banding

4, 50%
transaksi sebanding
3,00 % sampai 5,00 %
(berdasarkan Penjualan bersih) (median: 5,00 %)

In
A
3. Lebih lanjut, berdasarkan metode TNMM yang menggunakan Profit Level
ah

lik
Indicator – Return on Assets (RoA) dalam dokumentasi TP tersebut,
terdapat 7 (tujuh) perusahaan yang sebanding (comparable), dimana
am

ub
dikategorikan nilai pasar wajar dengan menggunakan nilai interquartile
yang berada dalam jarak antara 1, 50% sampai 9, 47% dengan median 6,
36%. Berdasarkan hasil penelitian ini, angka 8, 20% untuk RoA yang
ep
k

diperoleh Pemohon Banding berada dalam range nilai yang wajar, sehingga
biaya Royalti tersebut dapat dianggap telah memenuhi prinsip kewajaran;
ah

R
Untuk Tahun Pajak yang berakhir 31 Maret

si
2009

ne
ng

Transaksi yang diuji Rentang interkuartil


Pemohon Banding transaksi sebanding
Royalti

do
gu

1, 50% sampai 9, 47%


(berdasarkan Penjualan 8, 20%
(median: 6, 36%)
bersih)
In
A

Bahwa dengan demikian, berlandaskan pada hasil-hasil pengujian tersebut di


ah

atas, Pemohon Banding berkeyakinan bahwa pembayaran dan pembebanan


lik

Royalti kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah wajar;


Penjelasan Tambahan:
m

ub

Bahwa antara Pemerintah Indonesia dan Jepang telah menyepakati sebuah


perjanjian yang berjudul “Agreement Between Japan and The Republic of
ka

ep

Indonesia for The Avoidance of Double Taxation and The Prevention of Fiscal
Evasion with Respect to Taxes on Income” (selanjutnya disebut Persetujuan
ah

Penghindaran Pajak Berganda Indonesia – Jepang) yang berlaku efektif sejak


R

01 Januari 1983. Dari bunyi judul perjanjian tersebut secara tegas terlihat
es
M

ng

on
gu

Halaman 11 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa tujuan pembentukan perjanjian oleh kedua Negara adalah untuk

si
mencegah pengenaan pajak berganda dan mencegah pengelakan pajak;
Bahwa salah satu cara untuk mencapai tujuan mencegah pengenaan pajak

ne
ng
berganda tersebut adalah kedua Negara membagi hak pemajakan atas Royalti
sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat (1) dan (2) Persetujuan Penghindaran
Pajak Berganda Indonesia – Jepang. Dalam ketentuan tersebut, hak

do
gu pemajakan atas Royalti dibagi oleh kedua negara dengan cara membatasi hak
pemajakan Indonesia sebagai negara sumber yaitu Indonesia tidak boleh

In
A
mengenakan pajak melebihi 10% dari jumlah bruto Royalti. Apabila Indonesia,
dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak melakukan koreksi sehingga biaya
ah

lik
Royalti tersebut tidak dapat dibebankan dalam menghitung Pajak Penghasilan
Pemohon Banding, sedangkan Royalti tersebut merupakan penghasilan bagi
pihak penerimanya dan terutang pajak di negaranya, maka koreksi yang
am

ub
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak telah menyebabkan terjadinya pajak
berganda. Hal tersebut tentu saja bertentangan dengan maksud diadakannya
ep
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda Indonesia – Jepang;
k

Bahwa oleh karena itu, koreksi Terbanding pada saat pemeriksaan atas Harga
ah

Pokok Penjualan yang masih dipertahankan oleh Terbanding seharusnya


R

si
dibatalkan;
Koreksi Positif atas Biaya Usaha – Laba (Rugi) Selisih Kurs sebesar

ne
ng

Rp28.405.710.287,00
Bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan sisa koreksi yang dipertahankan

do
gu

oleh Terbanding atas Biaya Usaha – Laba (Rugi) Selisih Kurs yang disebabkan
oleh Royalti. Hal ini dikarenakan koreksi tersebut terkait dengan koreksi biaya
Royalti (sebagaimana telah Pemohon Banding uraikan di atas);
In
A

Bahwa oleh karena itu, koreksi Terbanding pada saat pemeriksaan atas Biaya
Usaha yang masih dipertahankan oleh Terbanding seharusnya dibatalkan;
ah

lik

Bahwa dengan demikian, maka seharusnya perhitungan Pajak Penghasilan


Badan untuk Tahun Pajak 2008 menurut Pemohon Banding adalah sebagai
m

ub

berikut:
Peredaran Usaha Rp19.434.792.322.908,00
ka

Harga Pokok Penjualan (Rp18.534.176.707.512,00 )


ep

Laba Bruto Rp 900.615.615.396,00


ah

Biaya Usaha (Rp 689.836.409.348,00 )


R

Penghasilan Neto Dalam Negeri Rp 210.779.206.048,00


es
M

Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya:


ng

on
gu

Halaman 12 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Penghasilan dari Luar Usaha Rp 22.454.867.017,00

si
Jumlah Penghasilan Neto Rp 233.234.073.065,00
Penghasilan Kena Pajak Rp 233.234.073.065,00

ne
ng
Pajak Penghasilan yang Terutang Rp 69.952.721.900,00
Kredit Pajak:

do
- Dipotong/Dipungut Pihak Lain (PPh Pasal 22) Rp 60.371.292.667,00
gu - Dibayar Sendiri (PPh Pasal 25) Rp 90.552.071.436,00
- Dibayar Sendiri (Fiskal Luar Negeri) Rp 339.000.000,00

In
A
Jumlah Pajak yang Dapat Dikreditkan Rp 151.262.364.103,00
Pajak Penghasilan Kurang/(Lebih) Dibayar (Rp 81.309.642.203,00 )
ah

lik
Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put-
am

ub
58512/PP/M.IIIB/15/2014, tanggal 16 Desember 2014 yang telah berkekuatan
hukum tetap tersebut adalah sebagai berikut:
Menyatakan mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon
ep
k

Banding terhadap Keputusan Terbanding Nomor KEP-568/WPJ.19/BD.05/2011


tanggal 28 Juni 2011, tentang Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang
ah

R
Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2008 Nomor

si
00012/206/08/092/10 tanggal 04 Juni 2010, atas nama: PT Astra Daihatsu

ne
ng

Motor, NPWP: 01.000.571.8-092.000, beralamat di: Jalan Gaya Motor III Nomor
5 Sunter II, Jakarta 14330, sehingga perhitungan Pajak Penghasilan Badan
Tahun Pajak 2008 menjadi sebagai berikut:

do
gu

Penghasilan Neto Rp233.234.073.065,00


Penghasilan Kena Pajak Rp233.234.073.065,00
In
A

Pajak Penghasilan Terutang:


10% x Rp50.000.000,00 = Rp 5.000.000,00
ah

15% x Rp50.000.000,00 = Rp 7.500.000,00


lik

30% x Rp233.134.073.000,00 = Rp 69.940.221.900,00


Jumlah Pajak Penghasilan terutang Rp 69.952.721.900,00
m

ub

Kredit Pajak Rp151.262.364.103,00


Pajak Penghasilan Kurang/(Lebih) Dibayar (Rp81.309.642.203,00 )
ka

ep

Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan


hukum tetap yaitu Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put-
ah

58512/PP/M.IIIB/15/2014, tanggal 16 Desember 2014, diberitahukan kepada


R

Pemohon Peninjauan Kembali pada tanggal 20 Januari 2015, kemudian


es
M

terhadapnya oleh Pemohon Peninjauan Kembali dengan perantaraan kuasanya


ng

berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU-1374/PJ./2015 tangga 30 Maret


on
gu

Halaman 13 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2015, diajukan permohonan peninjauan kembali secara tertulis di Kepaniteraan

si
Pengadilan Pajak pada tanggal 10 April 2015 sebagaimana ternyata dari Akta
Permohonan Peninjauan Kembali Nomor PKA-I.1378/5.1/PAN.Wk/2015 yang

ne
ng
dibuat oleh Wakil Panitera Pengadilan Pajak, dengan disertai alasan-alasannya
yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada tanggal 13 April
2015;

do
gu Menimbang, bahwa tentang permohonan peninjauan kembali tersebut
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama pada tanggal

In
A
28 September 2015, kemudian terhadapnya oleh pihak lawannya diajukan
Jawaban yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada
ah

lik
tanggal 28 Oktober 2015;
Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta
alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama,
am

ub
diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan oleh
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
ep
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan
k

perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, Juncto


ah

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, maka


R

si
permohonan peninjauan kembali tersebut secara formal dapat diterima;
ALASAN PENINJAUAN KEMBALI

ne
ng

Menimbang, bahwa Pemohon Peninjauan Kembali telah mengajukan


alasan Peninjauan Kembali yang pada pokoknya sebagai berikut:

do
gu

I. Tentang Alasan Pengajuan Peninjauan Kembali:


Bahwa putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.58512/PP/M.IIIB/15/2014
tanggal 16 Desember 2014 telah dibuat dengan tidak memperhatikan
In
A

ketentuan yuridis formal atau mengabaikan fakta yang menjadi dasar


pertimbangan dalam koreksi yang dilakukan Pemohon Peninjauan Kembali
ah

lik

(semula Terbanding), sehingga menghasilkan putusan yang tidak adil dan


tidak sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Oleh
m

ub

karenanya Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.58512/PP/M.IIIB/15/2014


tanggal 16 Desember 2014 diajukan Peninjauan Kembali berdasarkan
ka

ketentuan Pasal 91 huruf e Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang


ep

Pengadilan Pajak (selanjutnya disebut Undang-Undang Pengadilan Pajak):


ah

“Permohonan Peninjauan Kembali dapat diajukan berdasarkan alasan


R

sebagai berikut:
es

e. Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan


M

ng

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”;


on
gu

Halaman 14 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
II. Tentang Formal Jangka Waktu Pengajuan Memori Peninjauan Kembali:

si
1. Bahwa Salinan Putusan Pengadilan Pajak Nomor
Put.58512/PP/M.IIIB/15/2014 tanggal 16 Desember 2014, atas nama

ne
ng
PT Astra Daihatsu Motor(Termohon Peninjauan Kembali/semula
Pemohon Banding), telah diberitahukan secara patut dan dikirimkan
oleh Pengadilan Pajak kepada Pemohon Peninjauan Kembali (semula

do
gu Terbanding) melalui surat Sekretariat Pengadilan Pajak Nomor
P.35/PAN/2015 tanggal 14 Januari 2015 dan diterima secara langsung

In
A
pada tanggal 23 Januari 2015 sesuai Tanda Terima Surat TPST
Direktorat Jenderal Pajak Nomor Dokumen 201501230303;
ah

lik
2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 91 huruf e dan Pasal 92 ayat (3)
juncto Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Pengadilan Pajak, maka
pengajuan Memori Peninjauan Kembali atas Putusan Pengadilan Pajak
am

ub
Nomor Put.58512/PP/M.IIIB/15/2014 tanggal 16 Desember 2014ini ini
masih dalam tenggang waktu yang diijinkan oleh Undang-Undang
ep
Pengadilan Pajak atau setidak-tidaknya antara tenggang waktu
k

pengiriman/pemberitahuan Putusan Pengadilan Pajak tersebut dengan


ah

Permohonan Peninjauan Kembali ini belum lewat waktu sebagaimana


R

si
telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Oleh karena itu, sudah sepatutnyalah Memori Peninjauan Kembali ini

ne
ng

diterima oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia;


III. Tentang Pokok Sengketa Pengajuan Peninjauan Kembali:

do
gu

Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam permohonan Peninjauan


Kembali ini adalah sebagai berikut:
A. Koreksi Peredaran Usaha-Rp361.793.757.212,00;
In
A

B. Koreksi Harga Pokok Penjualan-Biaya Royalti- Rp281.265.233.549,00;


C. Koreksi Laba/(Rugi) Selisih Kurs - Rp28.405.710.287,00;
ah

lik

yang tidak dapat dipertahankan oleh Majelis Hakim Pengadilan Pajak;


IV. Tentang Pembahasan Pokok Sengketa Peninjauan Kembali:
m

ub

1. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) sangat


keberatan dengan pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan
ka

Pajak sebagaimana tertuang dalam putusan a quo, yang antara lain


ep

berbunyi sebagai berikut:


ah

A. Koreksi Peredaran Usaha-Rp361.793.757.212,00;


R

Halaman 85:
es

Bahwa substansi koreksi peredaran usaha sebesar


M

ng

Rp361.793.757.212,00 adalah perbedaan penerapan harga wajar


on
gu

Halaman 15 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
atas peredaran usaha, dimana Terbanding mendalilkan bahwa

si
berdasarkan analisa yang dilakukan oleh Terbanding, Pemohon
Banding adalah sebagai contract manufacturer dengan fungsi

ne
ng
tambahan yaitu fungsi research and development, sehingga
metode yang paling tepat yang digunakan untuk menghitung
kembali harga wajar adalah dengan menggunakan Metode Cost

do
gu Plus;
Bahwa Pemohon Banding mendalilkan bahwa jenis usaha

In
A
Pemohon Banding bukan contract manufacturer tetapi lebih tepat
dikarakterisasikan sebagai perusahaan manufaktur yang
ah

lik
memproduksi barang jadi di bawah perjanjian yang relatif panjang
dan menggunakan teknologi seperti patent, industrial know-how,
design dan lain-lain yang dimiliki oleh pemberi lisensi atau lebih
am

ub
dikenal sebagai "licensed atau limited manufacturer ", selanjutnya,
Pemohon Banding tidak hanya menjual produk yang memiliki brand
ep
Daihatsu saja namun brand lain selain Daihatsu, sehingga fungsi
k

seperti pemasaran serta riset dan pengembangan (R&D) akan


ah

mengakibatkan perbedaan dan pengaruh yang material pada


R

si
tingkat laba kotor sehingga penggunaan metode CPM tidak tepat
digunakan;

ne
ng

Bahwa berdasarkan bukti-bukti dan keterangan yang diberikan oleh


para pihak yang terungkap dalam persidangan, Majelis

do
gu

berpendapat:
Bahwa Majelis sependapat dengan Pemohon Banding bahwa jenis
usaha Pemohon Banding adalah limited manufacturer hal ini
In
A

dikuatkan dengan adanya penilaian dari pihak independen;


Bahwa dengan demikian metode yang paling tepat digunakan oleh
ah

lik

Pemohon Banding dalam menghitung tingkat kewajaran harga jual


adalah dengan metode TNMM;
m

ub

Bahwa selanjutnya untuk menguatkan dalil yang dikemukakan oleh


para pihak, para pihak sedikitnya harus mempunyai 2 (dua) alat
ka

bukti sesuai Pasal 76 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002


ep

tentang Pengadilan Pajak yang menyatakan, ''Hakim menentukan


ah

apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian


R

pembuktian dan untuk sahnya pembuktian diperlukan paling sedikit


es

2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 Ayat (1)”;


M

ng

on
gu

Halaman 16 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa ketentuan Pasal 78 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2002

R
“Putusan

si
tentang Pengadilan Pajak menyatakan bahwa,
Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil penilaian pembuktian,

ne
ng
dan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
bersangkutan, serta berdasarkan keyakinan Hakim”;
Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum a quo Majelis

do
gu berkesimpulan untuk mengabulkan permohonan Pemohon
Banding, oleh karenanya koreksi Terbanding atas Peredaran

In
A
Usaha sebesar Rp361.793.757.212,00 harus dibatalkan;
B. Koreksi Harga Pokok Penjualan-Biaya Royalti-
ah

lik
Rp281.265.233.549,00:
Halaman 90-91:
Bahwa berdasarkan pemeriksaan dan penilaian terhadap bukti-
am

ub
bukti yang disampaikan dalam persidangan, menurut Majelis
umumnya royalti merupakan imbalan atas penggunaan merk atau
ep
hak untuk menggunakan (use or right to use) harta tidak berwujud
k

(intangible properties/IP), dengan mengacu pada definisi ini, maka


ah

secara umum (baik untuk royalti kepada independent ataupun


R

si
kepada afiliasi) setidaknya terdapat dua komponen penentu
pembayaran royalti, yaitu adanya harta tidak berwujud (intangible

ne
ng

properties/IP) dan adanya peristiwa penggunaan atau hak


menggunakan IP tersebut. Tanpa dipenuhinya salah satu

do
gu

komponen, maka pembebanan biaya royalti menjadi tidak sesuai


dengan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan maupun
praktik akuntansi yang diterima umum;
In
A

Bahwa selanjutnya menurut Majelis, terkait dengan penggunaan


merk Pemohon Banding secara nyata memang menggunakannya,
ah

lik

dan perjanjian atas royalty dengan pemilik IP juga ada dan royalty
tersebut memang benar-benar dibayarkan, dan telah dipotong
m

ub

Pajak Penghasilan Pasal 26 dan Pajak Pertambahan Nilai Jasa


Luar Negerinya;
ka

Bahwa dalam persidangan Pemohon Banding dapat menunjukkan


ep

bukti keberadaan harta tidak berwujud bagi pemilik IP, yang dapat
ah

ditunjukkan dengan adanya bukti kepemilikan dan nilai dari harta


R

tidak berwujud tersebut pada pemilik IP serta mencatat penghasilan


es

atas royalty a quo;


M

ng

Bahwa sesuai Penjelasan Pasal 29 Ayat (2), Undang-Undang


on
gu

Halaman 17 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

si
Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2007 dalam penjelasannya disebutkan:

ne
ng
“Pendapat dan Simpulan petugas pemeriksa harus didasarkan
bukti yang kuat dan berkaitan serta berlandaskan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan”;

do
gu Bahwa selanjutnya untuk menguatkan dalil yang dikemukakan oleh
para pihak, para pihak sedikitnya harus mempunyai 2 (dua) alat

In
A
bukti sesuai Pasal 76 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002
tentang Pengadilan Pajak yang menyatakan, "Hakim menentukan
ah

lik
apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian
pembuktian dan untuk sahnya pembuktian diperlukan paling sedikit
2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 Ayat (1);
am

ub
Bahwa Pengadilan Pajak sebagai pengadilan tingkat banding
dalam sengketa pajak, merupakan institusi yang menjalankan
ep
Judex Facti, artinya Majelis Hakim memutus perkara sesuai fakta
k

yang terungkap dalam persidangan;


ah

Bahwa ketentuan Pasal 78 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2002


R

si
tentang Pengadilan Pajak menyatakan bahwa, "Putusan
Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil penilaian pembuktian,

ne
ng

dan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang


bersangkutan, serta berdasarkan keyakinan Hakim”;

do
gu

Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum a quo Majelis


berkesimpulan untuk mengabulkan permohonan Pemohon
Banding, oleh karenanya koreksi Terbanding atas Harga Pokok
In
A

Penjualan berupa Biaya Royalti sebesar Rp281.265.233.549,00


harus dibatalkan;
ah

lik

C. Koreksi Laba/(Rugi) Selisih Kurs - Rp28.405.710.287,00;


Halaman 91-92:
m

ub

Bahwa berdasarkan keterangan baik tertulis, maupun lisan yang


disampaikan oleh para pihak, serta bukti-bukti yang terungkap
ka

dalam persidangan, maka Majelis berpendapat:


ep

Bahwa koreksi Terbanding atas Biaya Usaha berupa Laba/(Rugi)


ah

selisih kurs sebesar Rp28.405.710.287,00 yang merupakan koreksi


R

positif atas Laba/(Rugi) selisih kurs yang terkait langsung dengan


es

pembayaran royalti yang telah dikoreksi positif oleh Terbanding


M

ng

yang juga diajukan banding dan diperiksa bersamaan dengan


on
gu

Halaman 18 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sengketa ini;

si
Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan Majelis atas koreksi Harga
Pokok Penjualan berupa Biaya Royalti sebesar

ne
ng
Rp281.265.233.549,00 dapat diketahui bahwa Majelis
berkesimpulan koreksi Terbanding atas Harga Pokok Penjualan
berupa Biaya Royalti sebesar Rp281.265.233.549,00 tidak dapat

do
gu dipertahankan;
Bahwa dalam ketentuan Pasal 78 Undang-Undang Nomor 14

In
A
tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak menyatakan bahwa,
"Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil penilaian
ah

lik
pembuktian, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang bersangkutan, serta berdasarkan keyakinan
Hakim”;
am

ub
Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum a quo Majelis
berkesimpulan untuk mengabulkan permohonan Pemohon
ep
Banding, oleh karenanya koreksi Terbanding atas Biaya Usaha
k

Laba (Rugi) Selisih Kurs sebesar Rp28.405.710.287,00 harus


ah

dibatalkan;
R

si
2. Bahwa ketentuan perundang-undangan yang terkait dengan pokok
sengketa yang digunakan sebagai dasar hukum peninjauan kembali

ne
ng

antara lain sebagai berikut:


2. 1. Bahwa Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang

do
gu

Pengadilan Pajak(selanjutnya disebut Undang-Undang


Pengadilan Pajak), antara lain menyatakan sebagai berikut:
Pasal 69 ayat (1):
In
A

Alat bukti dapat berupa:


a. Surat atau tulisan;
ah

lik

b. Keterangan ahli;
c. Keterangan para saksi;
m

ub

d. Pengakuan para pihak; dan/atau


e. Pengetahuan Hakim;
ka

Pasal 76:
ep

Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian


ah

beserta penilaian pembuktian dan untuk sahnya pembuktian


R

diperlukan paling sedikit 2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud


es

dalam Pasal 69 ayat (1).


M

ng

Penjelasan Pasal 76:


on
gu

Halaman 19 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasal ini memuat ketentuan dalam rangka menentukan kebenaran

si
materiil, sesuai dengan asas yang dianut dalam Undang-Undang
perpajakan;

ne
ng
Pasal 77 ayat (3):
Pihak-pihak yang bersengketa dapat mengajukan peninjauan
kembali atas putusan Pengadilan Pajak kepada Mahkamah

do
gu Agung;
Pasal 78:

In
A
Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil penilaian
pembuktian, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan
ah

lik
perpajakan yang bersangkutan, serta berdasarkan keyakinan
Hakim;
Penjelasan Pasal 78:
am

ub
Keyakinan Hakim didasarkan pada penilaian pembuktian dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan;
ep
Pasal 81:
k

(1) Putusan pemeriksaan dengan acara biasa atas Banding


ah

diambil dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak Surat


R

si
Banding diterima;
(2) Putusan pemeriksaan dengan acara biasa atas Gugatan

ne
ng

diambil dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak Surat


Gugatan diterima;

do
gu

(3) Dalam hal-hal khusus, jangka waktu sebagaimana dimaksud


dalam ayat (1) diperpanjang paling lama 3 (tiga) bulan;
Pasal 84 ayat (1) huruf f:
In
A

Putusan Pengadilan Pajak harus memuat:


f. pertimbangan dan penilaian setiap bukti yang diajukan dan hal
ah

lik

yang terjadi dalam persidangan selama sengketa itu diperiksa;


Pasal 91 huruf c dan huruf e:
m

ub

Permohonan peninjauan kembali hanya dapat diajukan


berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:
ka

c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau


ep

lebih dari pada yang dituntut, kecuali yang diputus


ah

berdasarkan Pasal 80 ayat (1) huruf b dan c;


R

e. Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai


es

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang


M

ng

berlaku;
on
gu

Halaman 20 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. 2. Bahwa Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang KUP

si
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2009 (selanjutnya disebut dengan

ne
ng
Undang-Undang KUP), mengatur sebagai berikut:
Pasal 26A ayat (4):
Wajib Pajak yang mengungkapkan pembukuan, catatan, data,

do
gu informasi, atau keterangan lain dalam proses keberatan yang tidak
diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi yang

In
A
pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak
ketiga, pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain
ah

lik
dimaksud tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian
keberatannya;
2. 3. Bahwa Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
am

ub
Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2000 (selanjutnya disebut dengan
ep
Undang-Undang PPh), antara lain mengatur sebagai berikut:
k

Pasal 6 ayat (1) huruf a:


ah

Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri


R

si
dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan
bruto dikurangi: (a) biaya untuk mendapatkan, menagih. dan

ne
ng

memelihara penghasilan, termasuk biaya pembelian bahan, biaya


berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,

do
gu

honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan


dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti, biaya perjalanan, biaya
pengolahan limbah, premi asuransi, biaya administrasi, dan pajak
In
A

kecuali Pajak Penghasilan;


Pasal 6 ayat (1) huruf e:
ah

lik

Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri


dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan
m

ub

bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan


memelihara penghasilan termasuk antara lain kerugian dari selisih
ka

kurs uang asing;


ep

Pasal 18 ayat (3):


ah

Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali


R

besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang


es

sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena


M

ng

Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa


on
gu

Halaman 21 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan

si
kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa.
Memori penjelasan Pasal 18 ayat (3);

ne
ng
Maksud diadakannya ketentuan ini adalah untuk mencegah
terjadinya penghindaran pajak, yang dapat terjadi karena adanya
hubungan istimewa. Apabila terdapat hubungan istimewa,

do
gu kemungkinan dapat terjadi penghasilan dilaporkan kurang dari
semestinya ataupun pembebanan biaya melebihi dari yang

In
A
seharusnya. Dalam hal demikian Direktur Jenderal Pajak
berwenang untuk menentukan kembali besarnya Penghasilan dan
ah

lik
atau Biaya sesuai dengan keadaan seandainya di antara para
Wajib Pajak tersebut tidak terdapat hubungan istimewa. Dalam
menentukan kembali jumlah penghasilan dan atau biaya tersebut
am

ub
dapat dipakai beberapa pendekatan, misalnya data pembanding,
alokasi laba berdasar fungsi atau peran serta dari Wajib Pajak
ep
yang mempunyai hubungan istimewa dan indikasi serta data
k

lainnya;
ah

Pasal 18 ayat (4):


R

si
Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan
(3a), Pasal 8 ayat (4), Pasal 9 ayat (1) huruf f, dan Pasal 10 ayat

ne
ng

(1) dianggap ada apabila:


a. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau

do
gu

tidak langsung paling rendah 25% (dua puluh lima persen)


pada Wajib Pajak lain, atau hubungan antara Wajib Pajak
dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima
In
A

persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih, demikian pula


hubungan antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut
ah

lik

terakhir; atau
b. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau
m

ub

lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan yang sama


baik langsung maupun tidak langsung; atau
ka

c. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda


ep

dalam garis keturunan lurus dan atau ke samping satu derajat;


ah

2.4. Bahwa Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) Indonesia-


R

Jepang antara lain mengatur bahwa:


es

Pasal 9:
M

ng

Apabila;
on
gu

Halaman 22 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(a) Suatu perusahaan dari salah satu Negara baik secara

si
langsung maupun tidak langsung turut serta dalam pimpinan,
pengawasan atau modal suatu perusahaan dari Negara

ne
ng
lainnya, atau
(b) Orang atau badan yang sama baik secara langsung maupun
tidak langsung turut serta dalam pimpinan, pengawasan atau

do
gu modal suatu perusahaan dari salah satu Negara dan dalam
suatu perusahaan dari Negara lainnya, dan tiap kedua hal itu,

In
A
diantara kedua perusahaan itu di dalam hubungan dagangan
atau hubungan keuangannya diadakan atau diterapkan
ah

lik
syarat-syarat yang menyimpang dari yang lazimnya terjadi
diantara perusahaan-perusahaan yang bebas, maka setiap
keuntungan yang seharusnya jatuh pada salah satu
am

ub
perusahaan, tetapi tidak diperolehnya karena adanya syarat-
syarat tersebut, dapat ditambahkan ke dalam laba perusahaan
ep
tersebut dan dikenakan pajak;
k

Pasal 12 ayat (6):


ah

Apabila karena adanya suatu hubungan istimewa antara


R

si
pembayar dan penerima royalti atau antara keduanya dengan
pihak ketiga maka jumlah royalti, dengan memperhatikan

ne
ng

penggunaan, hak dan keterangan untuk mana royalti itu dibayar


melebihi jumlah yang seharusnya disepakati oleh pembayar dan

do
gu

penerima seandainya tidak terdapat hubungan istimewa, maka


ketentuan-ketentuan pasal ini hanya akan berlaku terhadap jumlah
yang disebut terakhir;
In
A

Dalam hal demikian, jumlah pembayaran selebihnya tetap


dikenakan pajak menurut perundang-undangan masing-masing
ah

lik

Negara dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan lain dalam


Persetujuan ini;
m

ub

Pasal 24 ayat (3):


Kecuali dimana ketentuan-ketentuan Pasal 9, Pasal 11 ayat 8,
ka

atau pasal 12 ayat 6 berlaku, bunga, royalti dan lain-lain


ep

pengeluaran yang dibayarkan oleh suatu perusahaan di suatu


ah

Negara kepada penduduk di Negara lainnya, maka untuk tujuan


R

menentukan laba kena pajak perusahaan itu akan dapat


es

dikurangkan berdasarkan keadaan yang sama, seolah-olah


M

ng

on
gu

Halaman 23 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bunga, royalti dan lain-lain pengeluaran itu telah dibayarkan

si
kepada penduduk dari Negara yang disebut pertama;
2.5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/PJ.7/1993

ne
ng
Petunjuk Penanganan Kasus-Kasus Transfer Pricing (Seri TP-1):
Hubungan istimewa antara Wajib Pajak Badan dapat terjadi
karena pemilikan atau penguasaan modal saham suatu badan

do
gu oleh badan lainnya sebanyak 25% atau lebih, atau antara
beberapa badan yang 25% atau lebih sahamnya dimiliki oleh

In
A
suatu badan. Sedangkan untuk Wajib Pajak Perseorangan
hubungan istimewa dapat terjadi karena hubungan keluarga
ah

lik
sedarah atau semenda dalam garis lurus atau ke samping satu
derajat. Hubungan istimewa antara Wajib Pajak Perseorangan
dianggap terjadi misalnya antara ayah, ibu, anak, saudara
am

ub
(kandung), mertua, anak tiri dan ipar. Hubungan istimewa
dimaksud dapat mengakibatkan kekurang-wajaran harga, biaya
ep
atau imbalan lain yang direalisasikan dalam suatu transaksi
k

usaha;
ah

Secara universal transaksi antar Wajib Pajak yang mempunyai


R

si
hubungan istimewa tersebut dikenal dengan istilah transfer
pricing. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya pengalihan

ne
ng

penghasilan atau dasar pengenaan pajak dan/atau biaya dari satu


Wajib Pajak ke Wajib Pajak lainnya, yang dapat direkayasa untuk

do
gu

menekan keseluruhan jumlah pajak terutang atas Wajib Pajak


Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut.
Kekurang-wajaran sebagaimana tersebut di atas dapat terjadi
In
A

pada:
(1) Harga Penjualan;
ah

lik

(2) Harga Pembelian;


(3) Alokasi Biaya Administrasi dan Umum (overhead cost);
m

ub

(4) Pembebanan Bunga atas pemberian pinjaman oleh


pemegang saham (shareholder loan);
ka

(5) Pembayaran komisi, lisensi, franchise, sewa, royalti, imbalan


ep

atas jasa manajemen, imbalan atas jasa teknik dan imbalan


ah

atas jasa lainnya;


R

(6) Pembelian harta perusahaan oleh pemegang saham (pemilik)


es

atau pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang lebih


M

ng

rendah dari harga pasar;


on
gu

Halaman 24 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(7) Penjualan kepada pihak luar negeri melalui pihak ketiga yang

si
kurang/tidak mempunyai substansi usaha (misalnya dummy
company, letter box company atau reinvoicing center);

ne
ng
3. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Terbanding) sangat
keberatan dengan pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan
Pajak sebagaimana diuraikan dalam butir V.I di atas, dengan alasan

do
gu sebagai berikut:
A. Koreksi Peredaran Usaha-Rp361.793.757.212,00;

In
A
A.1. Bahwa substansi koreksi Peredaran Usaha sebesar
Rp361.793.757.212,00 adalah perbedaan penerapan harga
ah

lik
wajar atas peredaran usaha sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang PPh;
A.2. Bahwa alasan Pemohon Peninjauan Kembali melakukan
am

ub
koreksi peredaran usaha sebesar Rp361.793.757.212,00
karena penjualan Termohon Peninjauan Kembali ke pihak-
ep
pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan harga
k

yang tidak wajar dengan argumentasi sebagai berikut:


ah

a. Sesuai dengan Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Pajak


R

si
Penghasilan terdapat hubungan istimewa antara
Termohon Peninjauan Kembali sebagai penjual dengan

ne
ng

PT TMMIN, PT Al dan DMC sebagai pembeli;


b. Bahwa berdasarkan analisis kesebandingan dan analisis

do
gu

fungsi, aset dan resiko substansi usaha Termohon


Peninjauan Kembali adalah perusahaan contract
manufacturer dengan fungsi tambahan yaitu fungsi
In
A

research and development;


c. Pemohon Peninjauan Kembali menerapkan metode Harga
ah

lik

Pokok Plus (Cost Plus) untuk menentukan margin wajar


karena Termohon Peninjauan Kembali bertindak sebagai
m

ub

contract manufacturer dengan fungsi tambahan yaitu


fungsi research and development;
ka

d. Bahwa karena tidak terdapat data pembanding internal


ep

(Termohon Peninjauan Kembali tidak melakukan


ah

penjualan kepada pihak independen), maka pembanding


R

yang akan dipakai untuk meneliti kewajaran tingkat laba


es

Termohon Peninjauan Kembali adalah pembanding


M

ng

eksternal dari database OSIRIS yaitu perusahaan Force


on
gu

Halaman 25 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Motor Limited India dengan persentase laba bruto dari

si
perusahaan pembanding tersebut yaitu sebesar 6, 98%;
A.3. Bahwa Termohon Peninjauan Kembali tidak sependapat

ne
ng
dengan koreksi Pemohon Peninjauan Kembali tersebut
dengan alasan sebagai berikut:
a. Metode Cost Plus (CPM) tidak dapat diterapkan dengan

do
gu alasan:
1) Karena berdasarkan database OSIRIS tidak dapat

In
A
ditemukannya data marjin kotor yang dapat
diandalkan;
ah

lik
2) Metode CPM memerlukan tingkat kesebandingan
yang tinggi. Perbedaan yang signifikan atas
kesebandingan tersebut, contoh: perbedaan fungsi
am

ub
dan alokasi risiko, perbedaan produk, perbedaan
kondisi pasar, dll akan berpengaruh kepada
ep
keandalan hasil penggunaan metode analisa CPM.
k

Konsistensi akuntansi juga harus dipertimbangkan


ah

antara controlled dan uncontrolled transactions;


R

si
3) Pemohon Peninjauan Kembali melakukan perhitungan
ulang dan koreksi positif untuk model yang

ne
ng

mempunyai GPM di bawah 6, 98%. Namun, Pemohon


Peninjauan Kembali tidak melakukan koreksi negatif

do
gu

atas model dengan GPM di atas 6, 98%;


4) Pada saat proses pemeriksaan, peraturan perpajakan
yang mengatur Transfer Pricing adalah KEP-
In
A

01/PJ.7/1993 dan SE-04/PJ.7/1993, dimana mengacu


contoh kasus dari peraturan tersebut disebutkan
ah

lik

bahwa apabila barang tersebut mempunyai spesifikasi


khusus, misalnya semi finished product ataupun
m

ub

produk tersebut diproses lebih lanjut, maka


pendekatan harga pokok/CPM dapat digunakan.
ka

Sehingga, apabila mengacu kepada peraturan


ep

tersebut, produk yang dijual oleh Termohon


ah

Peninjauan Kembali adalah produk jadi sehingga


R

penerapan metode CPM tidak dapat diterapkan;


es

5) Bahwa selanjutnya, berdasarkan BAB IV, pasal 11


M

ng

ayat (6) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor


on
gu

Halaman 26 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PER-43/PJ./2010 disebutkan bahwa kondisi yang

si
tepat dalam menerapkan metode biaya-plus (cost plus
method/CVM) adalah:

ne
ng
- Barang setengah jadi dijual kepada pihak-pihak
yang mempunyai Hubungan Istimewa;
- Terdapat kontrak/perjanjian penggunaan fasilitas

do
gu bersama (Joint facility agreement) atau kontrak jual-
beli jangka panjang (long term buy and supply

In
A
agreement) antara pihak- pihak yang mempunyai
Hubungan Istimewa; atau
ah

lik
- Bentuk transaksi adalah penyediaan jasa;
Bahwa berdasarkan peraturan tersebut di atas,
Termohon Peninjauan Kembali tidak memenuhi
am

ub
kondisi sebagaimana dimaksud, sehingga penerapan
metode CPM tidak dapat diterapkan ke Termohon
ep
Peninjauan Kembali;
k

6) Bahwa lebih lanjut, pada paragraf 2, 88 disebutkan


ah

“The denominator should be reasonably independent


R

si
from controlled transactions, otherwise there would be
no objective starting point”. Dalam hal ini, pembelian

ne
ng

yang dilakukan Termohon Peninjauan Kembali (faktor-


faktor yang termasuk dalam perhitungan COGS)

do
gu

seperti pembelian material dan jasa perakitan dan


pressing 59, 02% berasal dari pihak yang mempunyai
hubungan istimewa. Sehingga mengacu kepada
In
A

pernyataan dari OECD, angka pembagi (COGS)


Termohon Peninjauan Kembali masih dipengaruhi
ah

lik

oleh transaksi dengan pihak yang mempunyai


hubungan istimewa sehingga apabila pengujian
m

ub

dengan menggunakan metode CPM diterapkan akan


menghasilkan hasil pengujian yang tidak dapat
ka

diandaikan;
ep

7) Pihak Pemohon Peninjauan Kembali menggunakan


ah

data pembanding eksternal berdasarkan database


R

OSIRIS dengan menggunakan pembanding


es

perusahaan, yaitu Force Motor Limited dengan


M

ng

persentase mark up adalah sebesar 6, 98%.


on
gu

Halaman 27 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Selanjutnya, Termohon Peninjauan Kembali tidak

si
setuju Pihak Pemohon Peninjauan Kembali
menggunakan data pembanding eksternal

ne
ng
berdasarkan database OSIRIS dengan menggunakan
metode CPM dengan penjelasan sebagai berikut:
- Penggunaan metode CPM atas data pembanding

do
gu eksternal dari database OSIRIS tidak dapat
diterapkan karena klasifikasi laporan keuangan dan

In
A
standar akuntansi di setiap negara adalah berbeda.
Dimana penggunaan database OSIRIS sebagai
ah

lik
data pembanding lebih tepat untuk digunakan
dengan metode TNMM;
- Apabila Pemohon Peninjauan Kembali tetap
am

ub
menggunakan data pembanding tersebut,
Pemohon Peninjauan Kembali seharusnya tertebih
ep
dahulu melakukan verifikasi dan/atau penyesuaian
k

atas data OSIRIS dengan laporan keuangan di


ah

website maupun dari sumber lainnya atas


R

si
perusahaan yang diuji;
8) Bahwa produk yang dijual Termohon Peninjauan

ne
ng

Kembali adalah menyangkut produk yang mempunyai


brand, dimana Termohon Peninjauan Kembali tidak

do
gu

hanya menjual produk yang memiliki brand Daihatsu


saja namun brand lain selain Daihatsu, sehingga
fungsi seperti pemasaran serta riset dan
In
A

pengembangan akan mengakibatkan tingkat laba


yang berbeda dengan perusahaan pembanding;
ah

lik

9) Termohon Peninjauan Kembali bukanlah contract


manufacturer namun merupakan licensed atau limited
m

ub

manufacturer. Dengan demikian, pemilihan dan


penerapan CPM yang dilakukan oleh Pemohon
ka

Peninjauan Kembali tidak memiliki dasar dan tidak


ep

tepat;
ah

b. Bahwa Termohon Peninjauan Kembali bukanlah contract


R

manufacturer namun merupakan licensed atau limited


es

manufacturer karena:
M

ng

on
gu

Halaman 28 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1) Termohon Peninjauan Kembali memproduksi barang

si
dan menanggung risiko produksinya sendiri, tidak ada
jaminan bahwa barang yang diproduksi Termohon

ne
ng
Peninjauan Kembali akan terjual habis;
2) Termohon Peninjauan Kembali menentukan waktu
jadwal produksinya sendiri tanpa adanya instruksi dari

do
gu pihak lain;
3) Termohon Peninjauan Kembali bertanggung jawab

In
A
atas pemasaran kendaraan merk Daihatsu di pasar
dalam negeri; dan
ah

lik
4) Termohon Peninjauan Kembali menanggung risiko
pasar sepenuhnya atas penjualan dalam negeri;
c. Bahwa Transactional Net Margin Method (TNMM)
am

ub
merupakan metode yang lebih tepat dan dapat diandalkan
dengan alasan:
ep
1) Bahwa Surat Edaran Nomor SE-04/PJ.7/1993
k

menyebutkan bahwa apabila terdapat hambatan


ah

dalam penerapan metode tertentu, metode lain harus


R

si
digunakan. Seperti dijelaskan sebelumnya, terdapat
kesulitan yang menyebabkan metode CPM tidak

ne
ng

dapat diterapkan.
2) Bahwa marjin bersih tidak begitu sensitif terhadap

do
gu

perbedaan kesebandingan dibandingkan dengan


marjin kotor. Oleh karena itu, metode TNMM
menghasilkan tingkat fleksibilitas yang tinggi untuk
In
A

mengakomodir pembanding yang tidak sempurna bila


dibandingkan dengan metode CPM;
ah

lik

3) Metode TNMM tidak begitu terpengaruh kepada


perbedaan kebijakan akuntansi, misalnya
m

ub

pengklasifikasian biaya-biaya tertentu sebagai harga


pokok penjualan dan biaya usaha. Selanjutnya,
ka

seperti kita ketahui dimana Termohon Peninjauan


ep

Kembali tidak hanya menjual produk yang memiliki


ah

brand Daihatsu saja namun brand lain selain


R

Daihatsu, sehingga fungsi seperti pemasaran serta


es

riset dan pengembangan (R&D) akan mengakibatkan


M

ng

perbedaan dan pengaruh yang material pada tingkat


on
gu

Halaman 29 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
laba kotor sehingga penggunaan metode CPM tidak

si
tepat digunakan;
A.4. Bahwa Majelis membatalkan koreksi Peredaran Usaha

ne
ng
sebesar Rp361.793.757.212,00 dengan pertimbangan
sebagai berikut:
a. Bahwa Majelis sependapat dengan Termohon Peninjauan

do
gu Kembali bahwa jenis usaha Termohon Peninjauan
Kembali adalah limited manufacturer hal ini dikuatkan

In
A
dengan adanya penilaian dari pihak independen;
b. Bahwa dengan demikian metode yang paling tepat
ah

lik
digunakan oleh Termohon Peninjauan Kembali dalam
menghitung tingkat kewajaran harga jual adalah dengan
metode TNMM;
am

ub
c. Bahwa selanjutnya untuk menguatkan dalil yang
dikemukakan oleh para pihak, para pihak sedikitnya harus
ep
mempunyai 2 (dua) alat bukti sesuai Pasal 76 Undang-
k

Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak


ah

yang menyatakan, “Hakim menentukan apa yang harus


R

si
dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian
pembuktian dan untuk sahnya pembuktian diperlukan

ne
ng

paling sedikit 2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 69 Ayat (1)”;

do
gu

d. Bahwa ketentuan Pasal 78 Undang-Undang Nomor 14


tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak menyatakan bahwa,
“Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil
In
A

penilaian pembuktian, dan berdasarkan peraturan


perundang-undangan perpajakan yang bersangkutan,
ah

lik

serta berdasarkan keyakinan Hakim”;


A.5. Berdasarkan alasan Pemohon Peninjauan Kembali, alasan
m

ub

Termohon Peninjauan Kembali dan pertimbangan Majelis,


Pemohon Peninjauan Kembali berpendapat sebagai berikut:
ka

a. Bahwa jenis usaha Termohon Peninjauan Kembali adalah


ep

contract manufacturer dengan fungsi tambahan yaitu


ah

research and development dengan alasan sebagai


R

berikut:
es

1) Sesuai dengan Surat Direktur Pemeriksaan dan


M

ng

Penagihan Nomor S-153/PJ.4/2010 tentang Panduan


on
gu

Halaman 30 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemeriksaan Kewajaran Transaksi Afiliasi disebutkan

si
bahwa klasifikasi substansi usaha perusahaan yang
melakukan fungsi fabrikasi dapat dibagi ke dalam 3

ne
ng
(tiga) kelompok besar, yaitu: Manufaktur Fungsi
Penuh (Fully Fledged Manufacturing), Manufaktur
Fungsi Terbatas (Contract Manufacturing), dan

do
gu Maklon (Toll Manufacturing), dengan karakter sebagai
berikut:

In
A
Manufaktur Fungsi
Manufaktur Fungsi Penuh (Fully Maklon (Toll
Uraian Karakter Terbatas (Contract
Fledge Manufacturer) Manufacturer)
Manufacturer)
Terbatas pada pengadaan
Seluruh Fungsi dari R&D sampai Terbatas pada
ah

lik
Fungsi yang dilaksanakan bahan baku dan proses
dengan penjualan barang jadi proses produksi
produksi barang jadi
Pengambilan Keputusan
Strategis Seluruhnya Minimal Tidak Ada
am

Kemampuan melakukan

ub
kegiatan pabrikasi Ada Ada Ada
Manajemen Persediaan Ada Ada Ada
Kepemilikan Persediaan Ada Ada Tidak Ada
Menanggung Risiko
ep
k

Persediaan Ya Minimal Tidak


Menanggung Risiko Kredit Ya MInimal Tidak
ah

Menanggung Risiko Pasar Ya Minimal Tidak


R

si
Dengan demikian, sesuai pengelompokan perusahaan
fungsi pabrikasi tersebut di atas maka Pemohon

ne
ng

Peninjauan Kembali melakukan analisis fungsi untuk


mendapatkan substansi usaha Termohon Peninjauan

do
gu

Kembali apakah Manufaktur Fungsi Penuh (Fully


Fledged Manufacturing), Manufaktur Fungsi Terbatas
(Contract Manufacturing), atau Maklon (Toll
In
A

Manufacturing). Surat Direktur Pemeriksaan dan


Penagihan Nomor S-153/PJ.4/2010 tidak menjelaskan
ah

lik

mengenai jenis usaha limited manufacturer


sebagaimana disebut oleh Termohon Peninjauan
m

ub

Kembali bahwa jenis usaha Termohon Peninjauan


Kembali adalah limited manufacture. Termohon
ka

Peninjauan Kembali tidak menjelaskan secara detail


ep

literatur terkait jenis usaha limited manufacturer.


ah

Dengan demikian Pemohon Peninjauan Kembali


R

berpedoman pada Surat Direktur Pemeriksaan dan


es

Penagihan Nomor S-153/PJ.4/2010 yang hanya


M

ng

mengelompokkan jenis usaha pabrikasi berdasarkan


on
gu

Halaman 31 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
fungsi ke dalam 3 kelompok besar yaitu Manufaktur

si
Fungsi Penuh (Fully Fledged Manufacturing),
Manufaktur Fungsi Terbatas (Contract Manufacturing),

ne
ng
atau Maklon (Toll Manufacturing);
2) Berdasarkan Analisis Kesebandingan (Fungsi, Aset,
dan Risiko) substansi usaha Termohon Peninjauan

do
gu Kembali adalah contract manufacturer dengan fungsi
tambahan berupa research and development

In
A
Proses Pemeriksaan:
Berdasarkan analisis Fungsi, Aset dan Risiko (FAR)
ah

lik
yang telah diisi dan ditandatangani oleh Termohon
Peninjauan Kembali, nampak bahwa fungsi yang
dijalankan Termohon Peninjauan Kembali merupakan
am

ub
perusahaan pabrikasi dengan fungsi yang terbatas,
maka substansi usaha Termohon Peninjauan Kembali
ep
adalah pabrikasi dengan fungsi terbatas atau yang
k

umum disebut contract manufacturer, seluruh aset


ah

yang digunakan dimiliki oleh Termohon Peninjauan


R

si
Kembali dan risiko ditanggung oleh Termohon
Peninjauan Kembali dengan pertimbangan sebagai

ne
ng

berikut:
Fungsi yang
No. Uraian Pelaksanaan

do
gu

Dilaksanakan
1. Melakukan Fungsi R & D Analisis FAR (I) Tidak
2. Pengambilan Keputusan Strategis Analisis AK (2) Minimal
3. Pengadaan Bahan Baku Analisis FAR (II) Ada
In
A

4. Proses Produksi Barang Jadi Analisis FAR (IIA) Ada


5. Kemampuan Melakukan Kegiatan Analisis FAR (IIIA) Ada
Pabrikasi
ah

lik

6. Manajemen Persediaan Analisis FAR (IIIA) Ada


7. Kepemilikan Persediaan Analisis FAR (IIB) Ada
8. Menanggung Risiko Persediaan Analisis FAR (Risiko) Minimal
9. Menanggung Risiko Kredit Analisis FAR (Risiko) Tidak
m

ub

10. Menanggung Risiko Pasar Analisis FAR & CA 5 Minimal


dan dengan kesimpulan bahwa:
ka

ep

a). Termohon Peninjauan Kembali tidak melakukan


penelitian dan pengembangan (R&D) karena tidak
ah

mempunyai intangible property disebabkan disain


R

dan merek produk yang akan diproduksi dimiliki


es
M

oleh perusahaan induk;


ng

on
gu

Halaman 32 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
b). Termohon Peninjauan Kembali mempunyai

si
kemampuan atau keahlian untuk memproduksi
kendaraan roda empat dan sparepart-nya;

ne
ng
c). Termohon Peninjauan Kembali melakukan
kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat
strategis hanya dalam proses produksi;

do
gu d). Termohon Peninjauan Kembali memiliki
manajemen persediaan untuk bahan baku;

In
A
e). Termohon Peninjauan Kembali juga tidak
melakukan pemasaran karena dilakukan oleh PT
ah

lik
AI untuk produk Daihatsu dan PT TMMIN untuk
produk Toyota, sehingga Termohon Peninjauan
Kembali tidak menanggung risiko pasar;
am

ub
Proses Penelitian Keberatan:
Berdasarkan penelitian terhadap laporan keuangan
ep
audited tahun pajak 2008 (periode 1 April 2008 s.d. 31
k

Maret 2009) diketahui Termohon Peninjauan Kembali


ah

melakukan fungsi research and development.


R

si
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, sesuai dengan
Surat Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Nomor S-

ne
ng

153/PJ.04/2010 tanggal 31 Maret 2010, Pemohon


Peninjauan Kembali berkesimpulan Termohon

do
gu

Peninjauan Kembali dapat diidentifikasikan sebagai


contract manufacturer dengan fungsi tambahan yaitu
fungsi research and development;
In
A

Bahwa penentuan substansi usaha Termohon


Peninjauan Kembali yaitu contract manufacturer pada
ah

lik

saat proses pemeriksaan didasarkan pada dokumen


analisis kesebandingan yang diisi dengan tulisan
m

ub

tangan oleh Termohon Peninjauan Kembali pada saat


proses pemeriksaan. Hal ini menjadi bukti bahwa
ka

simpulan Pemohon Peninjauan Kembali mengenai


ep

substansi usaha Termohon Peninjauan Kembali


ah

bukan didasarkan pada pemikiran Pemohon


R

Peninjauan Kembali saja tetapi didasarkan kepada


es

alat bukti keterangan yang disampaikan Termohon


M

ng

on
gu

Halaman 33 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Peninjauan Kembali sendiri pada saat pemeriksaan

si
dalam rangka menguji kepatuhan;
Bahwa penambahan fungsi tambahan berupa

ne
ng
research and development pada saat proses
penelitian keberatan tidak berpengaruh terhadap
langkah-langkah selanjutnya dalam menerapkan

do
gu prinsip kewajaran;
Bahwa berdasarkan analisis Fungsi, Aset dan Risiko

In
A
(FAR) yang telah diisi dan ditandatangani oleh
Termohon Peninjauan Kembali, nampak bahwa fungsi
ah

lik
yang dijalankan Termohon Peninjauan Kembali
adalah sebagai contract manufacturer dengan fungsi
tambahan yaitu research and development;
am

ub
b. Bahwa Metode Cost Plus (CPM) sangat tepat diterapkan
untuk menghitung harga wajar dibandingkan Metode
ep
TNMM dengan alasan sebagai berikut:
k

1) Bahwa Termohon Peninjauan Kembali telah mengakui


ah

sendiri Metode Cost Plus (CPM) yang diterapkan


R

si
dalam menghitung harga wajar sebagaimana tertuang
dalam Lampiran 3A SPT Tahunan PPh Badan tahun

ne
ng

Pajak 2008;
Bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang

do
gu

KUP beserta memori penjelasannya dan Pasal 4 ayat


(1) Undang-Undang KUP, Surat Pemberitahuan wajib
diisi dengan benar, jelas, lengkap sesuai dengan
In
A

petunjuk yang diberikan berdasarkan ketentuan


peraturan perundang-undangan perpajakan yang
ah

lik

berlaku, dan ditandatangani. Dengan demikian apabila


SPT sudah ditandatangani maka artinya Wajib Pajak
m

ub

sudah melakukan pengecekan dan telah yakin bahwa


SPT yang diisinya benar, jelas, dan lengkap. Apabila
ka

Surat Pemberitahuan yang diisi tidak benar dan


ep

mengakibatkan pajak yang terutang kurang dibayar


ah

maka Wajib Pajak akan dikenakan sanksi sesuai


R

peraturan perundang-undangan perpajakan;


es

Bahwa sampai dengan saat ini Termohon Peninjauan


M

ng

Kembali tidak pernah melakukan pembetulan SPT


on
gu

Halaman 34 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2008 terkait

si
pengisian Metode Cost Plus (CPM) dalam Lampiran
3A. Dalam proses pemeriksaan, Pemohon Peninjauan

ne
ng
Kembali sudah pernah memberikan opsi kepada
Termohon Peninjauan Kembali untuk melakukan
pembetulan SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak

do
gu 2008 apabila Termohon Peninjauan Kembali merasa
bahwa pengisian Metode Cost Plus (CPM) dalam

In
A
Lampiran 3A-nya adalah salah. Namun demikian
Termohon Peninjauan Kembali menolak untuk
ah

lik
melakukan pembetulan SPT Tahunan PPh Badan
2008. Pemohon Peninjauan Kembali juga sudah
menawarkan opsi kepada Termohon Peninjauan
am

ub
Kembali untuk membuat surat pernyataan bahwa
pengisian Metode Cost Plus (CPM) dalam Lampiran
ep
3A-nya adalah salah. Namun demikian Termohon
k

Peninjauan Kembali juga menolak untuk membuat


ah

surat pernyataan tersebut. Dengan demikian,


R

si
pengisian Metode Cost Plus (CPM) dalam Lampiran
3A SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2008 telah

ne
ng

menjadi benar (tidak ada kesalahan) karena


disampaikan dalam formulir SPT Tahunan PPh Badan

do
gu

Tahun Pajak 2008 yang telah ditandatangani oleh


Termohon Peninjauan Kembali sehingga dapat
dinyatakan SPT tersebut telah diisi dengan benar,
In
A

jelas, dan lengkap dimana sampai dengan saat ini


SPT tersebut tidak pernah dilakukan pembetulan;
ah

lik

2) Bahwa sebagian isi dari SE-04/131.7/1993 tentang


Petunjuk Penanganan Kasus-Kasus Transfer Pricing
m

ub

(Seri TP-1) menyatakan sebagai berikut "Dalam hal


terdapat kesulitan untuk mendapatkan harga pasar
ka

sebanding untuk barang yang sejenis atau serupa,


ep

karena barang tersebut mempunyai spesifikasi


ah

khusus, misalnya semi finished products, maka


R

pendekatan harga pokok plus (cost plus method)


es

dapat digunakan untuk menentukan kewajaran harga


M

ng

penjualan PT A";
on
gu

Halaman 35 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa dari sebagian isi dari SE-04/PJ.7/1993 dapat

si
diartikan bahwa pendekatan harga pokok plus (cost
plus method) dapat digunakan untuk barang yang

ne
ng
mempunyai spesifikasi khusus misalnya semi finished
products. Dengan demikian kriteria yang mengikat
untuk dapat menggunakan cost plus method adalah

do
gu barang yang mempunyai spesifikasi khusus yang
diberikan contoh salah satunya adalah semi finished

In
A
products. Bahwa frase kata “misalnya” memberi arti
dapat lebih dari satu contoh yang sudah disebutkan
ah

lik
dimana kesemuanya harus merupakan barang yang
mempunyai spesifikasi khusus. Oleh karena itu dapat
juga dikatakan bahwa produk jadi (kendaraan
am

ub
bermotor) adalah juga merupakan barang yang
mempunyai spesifikasi khusus sehingga dapat
ep
menggunakan pendekatan harga pokok plus (cost
k

plus method);
ah

Bahwa sesuai dengan contoh penerapan Metode Cost


R

si
Plus yang diuraikan dalam paragraf 2.54 OECD TP
Guidelines, metode yang paling tepat digunakan untuk

ne
ng

menguji kewajaran harga jual perusahaan contract


manufacturer adalah dengan Metode Cost Plus

do
gu

dengan menggunakan basis perhitungan seluruh


biaya yang terkait dengan kegiatan manufaktur;
3) Bahwa pada prinsipnya, transaksi-transaksi (atau
In
A

pihak-pihak) tertentu dapat dianggap sebanding jika


tidak ada perbedaan yang material antara transaksi-
ah

lik

transaksi yang diperbandingkan atau penyesuaian


yang tepat dapat dibuat untuk mengeliminir berbagai
m

ub

perbedaan-perbedaan yang material dalam suatu


transaksi. Pemohon Peninjauan Kembali telah
ka

melakukan analisis Fungsi, Aset, dan Risiko (FAR)


ep

dalam langkah-langkah penerapan prinsip kewajaran


ah

berdasarkan daftar isian yang telah diisi dan


R

ditandatangani sendiri oleh Termohon Peninjauan


es

Kembali;
M

ng

on
gu

Halaman 36 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa berdasarkan analisis Fungsi, Aset dan Risiko

si
(FAR) yang telah diisi dan ditandatangani oleh
Termohon Peninjauan Kembali, nampak bahwa fungsi

ne
ng
yang dijalankan Termohon Peninjauan Kembali
merupakan perusahaan pabrikasi, seluruh aset yang
digunakan dimiliki oleh Termohon Peninjauan Kembali

do
gu dan risiko ditanggung oleh Termohon Peninjauan
Kembali kecuali biaya pengiriman yang ditanggung

In
A
oleh PT TMMIN, PT Al dan DMC untuk ekspor. Dalam
hal ini Termohon Peninjauan Kembali bertindak
ah

lik
sebagai contract manufacturer dengan fungsi
tambahan sehingga Pemohon Peninjauan Kembali
berpendapat bahwa penerapan metode Harga Pokok
am

ub
Plus (Cost Plus) adalah tepat untuk menentukan
margin wajar.
ep
4) Bahwa marjin laba kotor rata-rata Termohon
k

Peninjauan Kembali untuk tahun 2008 sebelum


ah

dikoreksi adalah sebagai berikut:


R

si
JENIS MODEL UNITSALES SALES cfm. Termohon COGS cfm. Termohon MARK
PEKERJAAN Peninjauan Kembali (Rp) Peninjauan Kembali UP

ne
ng

(Rp)
PENJUALAN KEPADA PT Al
DISTRIBUSI Sirion 1.513 134.139.682.000,00 139.201.419.090,00 -3, 64%
MANUFACTURING GRAN MAX 26.535 1.413.001.746.000,00 1.621.334.966.933,00 -12, 85%

do
gu

MANUFACTURING LUXIO 1.709 153.658.104.000,00 167.221.780.795,00 -8, 11%


MANUFACTURING XENIA 36.809 2.415.648.323.000,00 2.393.396.760.450,00 0, 93%
MANUFACTURING TERIOS 14.682 1.389.365.911.000,00 1.276.526.683.140,00 8, 84%
Sub jumlah 81.248 5.505.813.766.000,00 5.597.681.610.408,00 -1, 64%
In
A

PENJUALAN KEPADA PT TMMIN


MANUFACTURING AVANZA 110.988 8.346.754.908.000,00 7.952.048.249.327,00 4, 96%
MANUFACTURING RUSH 23.531 2.438.242.788.000,00 2.293.975.150.900,00 6, 29%
ah

lik

Sub jumlah 134.519 10.784.997.696.000,00 10.246.023.400.227,00


PENJUALAN KEPADA DMC
MANUFACTURING GRAN MAX 13.514 1.346.355.236.193,00 1.261.723.416.804,00 6, 71%
m

ub

Sub jumlah 13.514 1.346.355.236.193,00 1.261.723.416.804,00 6, 71%


TOTAL 19.434.792.322.908,00 18.534.176.707.512,00 4, 68%
ka

ep

Bahwa sesuai SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak


2008, Termohon Peninjauan Kembali menyatakan
ah

menggunakan Metode Cost Plus dalam menentukan


R

harga transaksi afiliasinya. Konsekuensi dari


es
M

penerapan metode ini adalah Termohon Peninjauan


ng

Kembali sewajarnya mendapatkan margin yang positif


on
gu

Halaman 37 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dari transaksi afiliasi. Namun dalam kasus ini,

si
Termohon Peninjauan Kembali mendapat margin
negatif dari transaksi dengan afiliasinya. Hal ini

ne
ng
menjadi indikasi awal adanya ketidakwajaran harga
transaksi;
Bahwa berdasarkan daftar marjin laba kotor rata-rata

do
gu Termohon Peninjauan Kembali untuk tahun 2008,
hanya terdapat satu produk yang marjin laba kotornya

In
A
di atas 6, 98% yaitu Terios dengan marjin laba kotor
sebesar 8, 84%. Namun demikian jika dilihat dari data
ah

lik
persentase rentang wajar laba bruto perusahaan
pembanding yaitu q (0) 6, 98% s.d. q(4) 25, 51%
maka dapat dinyatakan bahwa marjin laba kotor
am

ub
Terios yaitu 8, 84% masih berada di antara arm's
length range sehingga tidak perlu dilakukan
ep
penyesuaian;
k

Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas terbukti


ah

adanyanya indikasi ketidakwajaran margin laba kotor


R

si
Termohon Peninjauan Kembali, sehingga metode
yang paling tepat untuk menguji ketidakwajaran

ne
ng

margin laba kotor Termohon Peninjauan Kembali


adalah menggunakan Metode Harga Pokok Plus (Cost

do
gu

Plus);
5) Bahwa sesuai dengan KEP-01/PL07/1993, SE-
04/PJ.7/1993 dan OECD TP Guidelines diketahui
In
A

bahwa pemilihan metode Transfer Pricing dalam


rangka menghitung harga transfer antar pihak yang
ah

lik

mempunyai hubungan istimewa harus dilakukan


menurut urutan hierarki;
m

ub

Bahwa sebagian isi dari SE-04/PJ.7/1993 tentang


Petunjuk Penanganan Kasus-Kasus Transfer Pricing
ka

(Seri TP-1) menyatakan sebagai berikut "Dalam hal


ep

terdapat kesulitan untuk mendapatkan harga pasar


ah

sebanding untuk barang yang sejenis atau serupa,


R

karena barang tersebut mempunyai spesifikasi


es

khusus, misalnya semi finished products, maka


M

ng

pendekatan harga pokok plus (cost plus method)


on
gu

Halaman 38 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dapat digunakan untuk menentukan kewajaran harga

si
penjualan PT A". Dengan demikian frase kata "dalam
hal terdapat kesulitan" mengandung arti bahwa

ne
ng
pemilihan metode harus dilakukan menurut urutan
hierarki, apabila metode harga pasar sebanding sulit
diterapkan maka digunakan metode resale price atau

do
gu Metode Cost Plus. Demikian juga selanjutnya, jika
metode resale price atau Metode Cost Plus sulit

In
A
diterapkan maka baru digunakan metode
Transactional Net Margin Method (TNMM);
ah

lik
Bahwa dalam hal ini tidak terdapat kesulitan untuk
menerapkan Metode Cost Plus sehingga dengan
demikian tidak tepat apabila metode yang digunakan
am

ub
langsung menuju kepada metode Transactional Net
Margin Method (TNMM);
ep
c. Bahwa pertimbangan Majelis dalam memutus sengketa ini
k

adalah kabur dan tidak jelas(obscuur libel);


ah

1) Bahwa pertimbangan Majelis paragraf 4 Hal 85


R

si
putusan Nomor Put-58512/PP/M.IIIB/15/2014
menyatakan:

ne
ng

“Bahwa Majelis sependapat dengan Termohon


Peninjauan Kembali bahwa jenis usaha Termohon

do
gu

Peninjauan Kembali adalah limited manufacturer hal


ini dikuatkan dengan adanya penilaian dari pihak
independen”;
In
A

Pemohon Peninjauan Kembali tidak sependapat


dengan pertimbangan Majelis yang menyatakan jenis
ah

lik

usaha Termohon Peninjauan Kembali adalah limited


manufacturer yang hanya didasarkan adanya
m

ub

penilaian dari pihak independen tanpa dilakukan


analisa Fungsi, Aset, dan Resiko. Pemohon
ka

Peninjauan Kembali telah melakukan analisa Fungsi,


ep

Aset, dan Resiko untuk menentukan jenis usaha


ah

Termohon Peninjauan Kembali, dan dapat


R

disimpulkan bahwa berdasarkan analisa FAR tersebut


es

jenis usaha Termohon Peninjauan Kembali adalah


M

ng

on
gu

Halaman 39 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Contract Manufacturer dengan fungsi tambahan yaitu

si
research and development;
2) Bahwa pertimbangan Majelis paragraf 5 Hal 85

ne
ng
Putusan Nomor Put-58512/PP/M.IIIB/15/2014
menyatakan:
“Bahwa dengan demikian metode yang paling tepat

do
gu digunakan oleh Termohon Peninjauan Kembali dalam
menghitung tingkat kewajaran harga jual adalah

In
A
dengan metode TNMM”;
Pemohon Peninjauan Kembali tidak sependapat
ah

lik
dengan pertimbangan Majelis yang menyatakan
metode yang paling tepat digunakan oleh Termohon
Peninjauan Kembali dalam menghitung tingkat
am

ub
kewajaran harga jual adalah dengan metode TNMM
karena berdasarkan urutan hierarki penentuan metode
ep
Transfer Pricing dalam rangka menghitung harga
k

transfer yang wajar sebagaimana dimaksud dalam


ah

KEP-01/PJ.07/1993, SE-04/PJ.7/1993 dan OECD TP


R

si
Guidelines diketahui sebagai berikut:
1. Metode harga pasar sebanding (Comparable

ne
ng

uncontrolled price method);


2. Metode harga jual minus (Sales minus/Resale

do
gu

price method);
3. Metode harga pokok plus (Cost plus method);
4. Metode lainnya yang dapat diterima misalnya
In
A

metode Transactional Net Margin Method


(TNMM);
ah

lik

Bahwa pemilihan metode harus dilakukan menurut


urutan hierarki, apabila metode harga pasar
m

ub

sebanding sulit diterapkan maka digunakan metode


resale price atau Metode Cost Plus. Demikian juga
ka

selanjutnya, jika metode resale price atau Metode


ep

Cost Plus sulit diterapkan maka baru digunakan


ah

metode Transactional Net Margin Method (TNMM);


R

Bahwa dalam hal ini tidak terdapat kesulitan untuk


es

menerapkan Metode Cost Plus sehingga dengan


M

ng

demikian tidak tepat apabila metode yang digunakan


on
gu

Halaman 40 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
langsung menuju kepada metode Transactional Net

si
Margin Method (TNMM);
Bahwa Metode Cost Plus juga merupakan metode

ne
ng
yang dipilih dan digunakan oleh Termohon Peninjauan
Kembali sebagaimana Termohon Peninjauan Kembali
sampaikan dalam Lampiran 3 A SPT Tahunan PPh

do
gu Badan Tahun Pajak 2008;
d. Berdasarkan ketentuan Pasal 78 Undang-Undang Nomor

In
A
14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak antara lain diatur
bahwa "Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan
ah

lik
hasil penilaian pembuktian, dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang bersangkutan,
serta berdasarkan keyakinan Hakim";
am

ub
Dengan demikian maka Pemohon Peninjauan Kembali
berpendapat bahwa kesimpulan Majelis Hakim yang tidak
ep
mempertahankan koreksi Peredaran Usaha sebesar
k

Rp361.793.757.212,00 tidak tepat karena tidak didasarkan


ah

pada pembuktian yang dilakukan dalam persidangan


R

si
maupun ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku sehingga putusan Majelis a quo

ne
ng

atas koreksi Peredaran Usaha sebesar


Rp361.793.757.212,00 diajukan Peninjauan Kembali ke

do
gu

Mahkamah Agung;
B. Koreksi Harga Pokok Penjualan-Biaya Royalti-
Rp281.265.233.549,00
In
A

B.1. Bahwa terdapat 3 (tiga) tahapan dalam penelitian kewajaran


transaksi pembayaran royalti sesuai OECD TP Guidelines
ah

lik

yaitu:
1) Keberadaan harta tidak berwujud (Intangible Property/IP);
m

ub

2) Keberadaan penyerahan hak untuk menggunakan IP;


3) Kewajaran nilai dari IP (Arm’s Length Price);
ka

B.2. Bahwa dalam proses pemeriksaan, Pemohon Peninjauan


ep

Kembali melakukan koreksi penuh biaya royalti sejumlah


ah

Rp875.162.815.953 karena tidak dapat ditentukan keberadaan


R

harta tidak berwujud, tidak dapat ditentukan keberadaan


es

penyerahan harta tidak berwujud, dan Termohon Peninjauan


M

ng

on
gu

Halaman 41 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kembali tidak dapat mendemonstrasikan perhitungan

si
kewajaran nilai imbalan royalti yang dibayarkannya;
B.3. Bahwa dalam proses penelitian keberatan, Pemohon

ne
ng
Peninjauan Kembali secara hipotesis telah mengakui adanya
keberadaan harta tidak berwujud dan keberadaan penyerahan
hak untuk menggunakan IP sehingga secara simultan

do
gu Pemohon Peninjauan Kembali melewati tahapan pertama
yaitu penelitian keberadaan harta tidak berwujud dan tahapan

In
A
kedua yaitu keberadaan penyerahan hak untuk menggunakan
IP sehingga langsung menuju kepada tahapan ketiga
ah

lik
penelitian kewajaran transaksi pembayaran royalti yaitu
kewajaran nilai dari IP. Dengan demikian keberatan Termohon
Peninjauan Kembali diterima sebagian sehingga koreksi Biaya
am

ub
Royalti menjadi sebesar Rp281.265.233.549,00;
B.4. Bahwa penjelasan Termohon Peninjauan Kembali mengenai
ep
kewajaran Royalti yang dibayarkan kepada pihak-pihak yang
k

mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut:


ah

a. Untuk menguji nilai pasar wajar atas persentase nilai


R

si
Royalti antara Termohon Peninjauan Kembali dengan
Daihatsu Motor, Co., Ltd. (DMC) sehubungan dengan

ne
ng

perjanjian Technical Assistance, PwC Indonesia sebagai


konsultan yang independent dan profesional telah

do
gu

mengadakan penelitian database untuk membandingkan


perjanjian know how, patent, process, product,
technology, trademark and trade name antara perusahaan
In
A

yang independen berdasarkan database RoyaltiStat;


b. Sehubungan dengan perjanjian tersebut, berdasarkan
ah

lik

metode CUT, dikategorikan nilai pasar wajar yang


menggunakan nilai interquartile adalah dalam jarak
m

ub

(range) antara 3,00 % sampai 5,00 % dengan median


5,00 %. Berdasarkan hasil penelitian ini, angka 4, 50%
ka

untuk biaya Royalti yang dibebankan oleh Termohon


ep

Peninjauan Kembali berada dalam range nilai pasar yang


ah

wajar, sehingga biaya Royalti tersebut dapat dianggap


R

telah memenuhi prinsip kewajaran;


es
M

ng

on
gu

Halaman 42 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Untuk Tahun Pajak yang berakhir 31 Maret 2009

R
Transaksi yang diuji Rentang interkuartil

si
Pemohon Banding transaksi sebanding
Royalti 4,50% 3,00% sampai 5,00%
(berdasarkan Penjualan bersih)

ne
(median: 5,00%)

ng
c. Lebih lanjut, berdasarkan metode TNMM yang
menggunakan Profit Level Indicator - Return on Assets

do
gu (RoA) dalam dokumentasi TP tersebut, terdapat 7 (tujuh)
perusahaan yang sebanding (comparable), dimana

In
A
dikategorikan nilai pasar wajar dengan menggunakan nilai
interquartile yang berada dalam jarak antara 1, 50%
ah

sampai 9, 47% dengan median 6, 36%. Berdasarkan hasil

lik
penelitian ini, angka 8, 20% untuk RoA yang diperoleh
Termohon Peninjauan Kembali berada dalam range nilai
am

ub
yang wajar, sehingga biaya Royalti tersebut dapat
dianggap telah memenuhi prinsip kewajaran;
ep Untuk Tahun Pajak yang berakhir 31 Maret 2009
k

Transaksi yang diuji Rentang interkuartil


Pemohon Banding transaksi sebanding
ah

Royalti 8,20% 1,50% sampai 9,47%


R
(berdasarkan Penjualan bersih)

si
(median: 6,36%)

Bahwa dengan demikian, berlandaskan pada hasil-hasil

ne
ng

pengujian tersebut di atas, Termohon Peninjauan Kembali


berkeyakinan bahwa pembayaran dan pembebanan
Royalti kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan

do
gu

istimewa adalah wajar;


B.5. Bahwa Majelis membatalkan koreksi biaya Royalti sebesar
In
A

Rp281.265.233.549,00 dengan pertimbangan sebagai berikut:


Bahwa berdasarkan pemeriksaan dan penilaian terhadap
ah

lik

bukti-bukti yang disampaikan dalam persidangan, menurut


Majelis umumnya royalti merupakan imbalan atas
penggunaan merk atau hak untuk menggunakan (use or right
m

ub

to use) harta tidak berwujud (intangible properties/IP), dengan


ka

mengacu pada definisi ini, maka secara umum (baik untuk


ep

royalti kepada independent ataupun kepada afiliasi)


setidaknya terdapat dua komponen penentu pembayaran
ah

royalti, yaitu adanya harta tidak berwujud (intangible


R

es

properties/IP) dan adanya peristiwa penggunaan atau hak


M

menggunakan IP tersebut. Tanpa dipenuhinya salah satu


ng

on
gu

Halaman 43 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
komponen, maka pembebanan biaya royalti menjadi tidak

si
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan
maupun praktik akuntansi yang diterima umum;

ne
ng
Bahwa selanjutnya menurut Majelis, terkait dengan
penggunaan merk Termohon Peninjauan Kembali secara
nyata memang menggunakannya, dan perjanjian atas royalty

do
gu dengan pemilik IP juga ada dan royalty tersebut memang
benar-benar dibayarkan, dan telah dipotong Pajak

In
A
Penghasilan Pasal 26 dan Pajak Pertambahan Nilai Jasa Luar
Negerinya;
ah

lik
Bahwa dalam persidangan Termohon Peninjauan Kembali
dapat menunjukkan bukti keberadaan harta tidak berwujud
bagi pemilik IP, yang dapat ditunjukkan dengan adanya bukti
am

ub
kepemilikan dan nilai dari harta tidak berwujud tersebut pada
pemilik IP serta mencatat penghasilan atas royalty a quo;
ep
B.6. Berdasarkan alasan Pemohon Peninjauan Kembali, alasan
k

Termohon Peninjauan Kembali dan pertimbangan Majelis,


ah

Pemohon Peninjauan Kembali berpendapat sebagai berikut:


R

si
a. Bahwa berdasarkan data perjanjian antara Termohon
Peninjauan Kembali dengan perusahaan afiliasi diketahui

ne
ng

pembayaran royalti yang dilakukan Termohon Peninjauan


Kembali adalah sebesar 6% dari local value added untuk

do
gu

kendaraan dan 3% dari local value added untuk


spareparts atau keduanya setara dengan 4,4% dari
penjualan bersih sebagai berikut:
In
A

Royalti Menurut
Keterangan Rupiah % Royalti
Wajib Pajak
Local Value Added
ah

lik

1. Royalti Avanza 7.194.440.876.067 6,0% 431.666.452.564


2. Royalti Xenia 1.833.389.359.800 6,0% 110.003.361.588
3. Royalti Spare Parts 56.727.632.967 3,0% 1.701.828.989
4. Royalti Spare Parts - Avanza 121.739.705.833 3,0% 3.652.191.175
5. Royalti Spare Parts - Xenia 43.456.880.233 3,0% 1.303.706.407
6. Royalti Terios & Rush 2.903.226.069.517 6,0% 174.193.564.171
m

ub

7. Royalti Gran Max 2.287.745.315.350 6,0% 137.264.718.921


8. Royalti Luxio 129.983.897.567 6,0% 7.799.033.854
9. Royalti Cylinder Head 252.598.609.500 3,0% 7.577.958.285
Jumlah 14.823.308.346.833 5,9% 875.162.815.954
ka

ep

Penjualan atau
1. Kendaraan 17.998.960.455.405
2. Spareparts 1.797.625.624.715 setara
dengan
ah

Jumlah Penjualan 19.796.586.080.120 4,4% dari Penjualan


R

Namun demikian, sejalan dengan identifikasi usaha


es

Termohon Peninjauan Kembali sebagai perusahaan


M

ng

contract manufacturer dengan fungsi tambahan research


on
gu

Halaman 44 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
and development, Termohon Peninjauan Kembali

si
berkontribusi terhadap peningkatan harta tidak berwujud
(intangible property) yang dimiliki perusahaan afiliasi.

ne
ng
Produk Avanza dan Xenia adalah produk yang dibuat atas
inisiatif Termohon Peninjauan Kembali dan merupakan
produk yang diciptakan berdasarkan riset pasar yang

do
gu dilakukan oleh Termohon Peninjauan Kembali di
Indonesia. Di samping itu, Termohon Peninjauan Kembali

In
A
juga melakukan kegiatan-kegiatan (misalnya promosi,
layanan purnajual, dan kegiatan pemasaran lainnya).Atas
ah

lik
kontribusi tersebut, Termohon Peninjauan Kembali di
Indonesia justru seharusnya mendapatkan imbal hasil
(remunerasi) yang layak sebagai representasi dari fungsi
am

ub
yang dilakukan, aset yang digunakan serta risiko yang
ditanggung. Hal tersebut dapat dijadikan pertimbangan
ep
dalam menentukan kewajaran persentase pembayaran
k

royalti Termohon Peninjauan Kembali;


ah

b. Bahwa penelitian terhadap kewajaran persentase


R

si
pembayaran royalti dengan mencari perjanjian yang
sebanding dengan perjanjian penggunaan harta tidak

ne
ng

berwujud perusahaan afiliasi oleh Termohon Peninjauan


Kembali dapat dilakukan melalui database Royaltystat.

do
gu

Identifikasi dilakukan terhadap semua perjanjian


penggunaan know-how, paten, proses, teknologi, merek
dagang dan nama dagang. Selain itu identifikasi dilakukan
In
A

dengan menggunakan US SIC Code dengan


pertimbangan perjanjian penggunaan harta tidak berwujud
ah

lik

antara Termohon Peninjauan Kembali dengan


perusahaan afiliasinya. Bahwa terdapat sepuluh perjanjian
m

ub

pembanding berdasarkan identifikasi tersebut dan dari


data perjanjian pembanding yang dipilih tersebut diperoleh
ka

rentang persentase pembayaran royalti dari penjualan


ep

bersih yang wajar sebagai berikut:


ah

(1). Quartil 1 : 3, 0%
R

(2). Median : 5, 0%
es

(3). Quartil 3 : 5, 3%
M

ng

on
gu

Halaman 45 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. Bahwa menurut Paragraf 1.45 OECD TP Guidelines

si
Tahun 1995 disebutkan dalam beberapa kasus akan
mungkin menerapkan prinsip kewajaran untuk suatu figur

ne
ng
tunggal (misalnya harga atau marjin) yang paling dapat
diandalkan untuk menentukan apakah kondisi transaksi
adalah wajar sehingga dari data perjanjian pembanding

do
gu tersebut dapat dipilih suatu titik tunggal yang paling dapat
diandalkan untuk menentukan kewajaran pembayaran

In
A
royalti Termohon Peninjauan Kembali. Berdasarkan
perjanjian pembayaran royalti pembanding di atas
ah

lik
diketahui perjanjian yang paling sebanding dengan
perjanjian pembayaran royalti Termohon Peninjauan
Kembali kepada pihak afiliasi, terkait dengan penggunaan
am

ub
informasi, teknologi dan know how dalam produksi,
penggunaan dan penjualan produk, adalah perjanjian
ep
sebagai berikut:
k

Royati Rate (% of
ah

Licensor (Independen) Licensee (Independen) Agreement Type


Net Sales)
R

si
Edmond B. Cicotte William Controls Inc. Technology, know-how license to 3,00%
(Individual) make, have made, use and sale
product.

ne
ng

Berdasarkan penggunaan database Royaltystat


persentase kewajaran pembayaran royalti Termohon

do
gu

Peninjauan Kembali adalah sebesar 3% dari penjualan


bersih atau 4% dari local value added;
Bahwa pembayaran royalti Termohon Peninjauan Kembali
In
A

kepada pihak afiliasi sebesar 4, 4% dari penjualan bersih


atau 6% dari local value added belum mencerminkan
ah

lik

kewajaran mengingat adanya kontribusi Termohon


Peninjauan Kembali dalam membesarkan nilai harta tidak
m

ub

berwujud yang dibayarkan royaltinya tersebut.


Berdasarkan perjanjian pembanding di atas dapat
ka

diketahui persentase pembayaran royalti wajar yang dapat


ep

dibiayakan Termohon Peninjauan Kembali adalah


ah

maksimal sebesar 3% dari penjualan bersih atau sebesar


R

4% dari local value added. Dengan demikian, koreksi


es

Biaya Royalti sebesar Rp281.265.233.549,00 telah tepat


M

ng

dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;


on
gu

Halaman 46 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d. Bahwa pertimbangan Majelis dalam memutus sengketa ini

si
adalah kabur dan tidak jelas (obscuur libel);
Bahwa pertimbangan Majelis dalam paragraf 6 hal 90

ne
ng
putusan Peraturan Pemerintah Nomor Put-
58512/PP/M.IIIB/15/2014 menyatakan:
Bahwa selanjutnya menurut Majelis, terkait dengan

do
gu penggunaan merk Termohon Peninjauan Kembali secara
nyata memang menggunakannya, dan perjanjian atas

In
A
royalty dengan pemilik IP juga ada dan royalty tersebut
memang benar-benar dibayarkan, dan telah dipotong
ah

lik
Pajak Penghasilan Pasal 26 dan Pajak Pertambahan Nilai
Jasa Luar Negerinya;
Pemohon Peninjauan Kembali tidak sependapat dengan
am

ub
pertimbangan Majelis tersebut karena yang menjadi
sengketa atas koreksi biaya Royalti sebesar
ep
Rp281.265.233.549,00 adalah kewajaran nilai Royalti/IP
k

bukan tidak diakuinya eksistensi biaya royalti tersebut,


ah

karena Pemohon Peninjauan Kembali secara hipotesis


R

si
telah mengakui adanya keberadaan harta tidak berwujud
dan keberadaan penyerahan hak untuk menggunakan IP.

ne
ng

Sehingga pertimbangan Majelis yang menyatakan


Termohon Peninjauan Kembali secara nyata memang

do
gu

menggunakan merk, dan perjanjian atas royalty juga ada


serta royalty tersebut memang benar-benar dibayarkan
tidak relevan dengan sengketa yang ada;
In
A

Bahwa pertimbangan Majelis dalam paragraf 7 hal 90


putusan Peraturan Pemerintah Nomor Put-
ah

lik

58512/PP/M.IIIB/15/2014 menyatakan:
Bahwa dalam persidangan Termohon Peninjauan Kembali
m

ub

dapat menunjukkan bukti keberadaan harta tidak berwujud


bagi pemilik IP, yang dapat ditunjukkan dengan adanya
ka

bukti kepemilikan dan nilai dari harta tidak berwujud


ep

tersebut pada pemilik IP serta mencatat penghasilan atas


ah

royalty a quo;
R

Pemohon Peninjauan Kembali tidak sependapat dengan


es

pertimbangan Majelis tersebut karena yang menjadi


M

ng

sengketa atas koreksi biaya Royalti sebesar


on
gu

Halaman 47 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Rp281.265.233.549,00 adalah kewajaran nilai Royalti/IP

si
bukan tidak diakuinya eksistensi royalti tersebut, karena
Pemohon Peninjauan Kembali secara hipotesis telah

ne
ng
mengakui adanya keberadaan harta tidak berwujud dan
keberadaan penyerahan hak untuk menggunakan IP.
Sehingga pertimbangan Majelis yang menyatakan

do
gu Termohon Peninjauan Kembali dapat menunjukkan bukti
keberadaan harta tidak berwujud bagi pemilik IP, yang

In
A
dapat ditunjukkan dengan adanya bukti kepemilikan dan
nilai dari harta tidak berwujud tersebut pada pemilik IP
ah

lik
serta mencatat penghasilan atas royalty tidak relevan
dengan sengketa yang ada;
e. Berdasarkan ketentuan Pasal 78 Undang-Undang Nomor
am

ub
14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak antara lain diatur
bahwa "Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan
ep
hasil penilaian pembuktian, dan berdasarkan peraturan
k

perundang-undangan perpajakan yang bersangkutan,


ah

serta berdasarkan keyakinan Hakim";


R

si
Dengan demikian maka Pemohon Peninjauan Kembali
berpendapat bahwa kesimpulan Majelis Hakim yang tidak

ne
ng

mempertahankan koreksi Biaya Royalti sebesar


Rp281.265.233.549,00 tidak tepat karena tidak didasarkan

do
gu

pada pembuktian yang dilakukan dalam persidangan


maupun ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku sehingga putusan Majelis a quo
In
A

atas koreksi Biaya Royalti sebesar Rp281.265.233.549,00


diajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung;
ah

lik

C. Koreksi Laba/(Rugi) Selisih Kurs - Rp28.405.710.287,00;


C.1. Bahwa koreksi Pemohon Peninjauan Kembali atas Biaya
m

ub

Usaha berupa Laba/(Rugi) selisih kurs sebesar


Rp28.405.710.287,00 merupakan koreksi positif atas
ka

Laba/(Rugi) selisih kurs yang terkait langsung dengan


ep

pembayaran royalti yang telah dikoreksi positif oleh Pemohon


ah

Peninjauan Kembali sebagaimana tersebut di atas;


R

C.2. Bahwa berdasarkan kesimpulan Pemohon Peninjauan


es

Kembali atas koreksi Harga Pokok Penjualan berupa Biaya


M

ng

Royalti sebesar Rp281.265.233.549,00 yang tidak


on
gu

Halaman 48 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dipertahankan oleh Majelis, diajukan Peninjauan Kembali ke

si
Mahkamah Agung;
C.3. Dengan demikian, koreksi Pemohon Peninjauan Kembali atas

ne
ng
Biaya Usaha berupa Laba/(Rugi) selisih kurs sebesar
Rp28.405.710.287,00 yang telah dibatalkan Majelis, juga
diajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung;

do
gu V. Bahwa dengan demikian, putusan Majelis Hakim Pengadilan Pajak Nomor
Put.58512/PP/M.IIIB/15/2014 tanggal 16 Desember 2014 yang

In
A
menyatakan:
Mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding
ah

lik
terhadap Keputusan Terbanding Nomor KEP-568/WPJ.19/BD.05/2011
tanggal 28 Juni 2011, tentang Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2008 Nomor
am

ub
00012/206/08/092/10 tanggal 04 Juni 2010, atas nama: PT Astra Daihatsu
Motor, NPWP: 01.000.571.8-092.000, beralamat di: Jalan Gaya Motor III
ep
Nomor 5 Sunter II, Jakarta 14330, sehingga perhitungan Pajak
k

Penghasilan Badan Tahun Pajak 2008 menjadi sebagaimana tersebut di


ah

atas (halaman 2);


R

si
adalah tidak benar dan nyata-nyata bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku;

ne
ng

PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan peninjauan kembali

do
gu

tersebut, Mahkamah Agung berpendapat:


Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali tidak
dapat dibenarkan, karena putusan Pengadilan Pajak yang menyatakan
In
A

Mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding terhadap


Keputusan Terbanding Nomor KEP-568/WPJ.19/BD.05/2011 tanggal 28 Juni
ah

lik

2011, tentang Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak
Penghasilan Badan Tahun Pajak 2008 Nomor 00012/206/08/092/10 tanggal
m

ub

04 Juni 2010, atas nama Pemohon Banding, NPWP: 01.000.571.8-092.000,


sehingga pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih bayar sebesar
ka

Rp81.309.642.203,00 adalah sudah benar dengan pertimbangan:


ep

a. Bahwa alasan permohonan peninjauan kembali dalam perkara a quo yaitu


ah

butir A tentang Koreksi Peredaran Usaha Rp361.793.757.212,00, butir B


R

tentang Koreksi Harga Pokok Penjualan Biaya Royalti


es

Rp281.265.233.549,00 dan Butir C Koreksi Laba/Rugi Selisih Kurs


M

ng

Rp28.405.710.287,00 yang tidak dapat dipertahankan oleh Majelis Hakim


on
gu

Halaman 49 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pengadilan Pajak tidak dapat dibenarkan, karena dalil-dalil yang diajukan

si
dalam memori peninjauan kembali oleh Pemohon Peninjauan Kembali
dihubungkan dengan Kontra Memori tidak dapat menggugurkan fakta-fakta

ne
ng
dan melemahkan bukti-bukti yang terungkap dalam persidangan serta
pertimbangan hukum Majelis Pengadilan Pajak, karena dalam perkara a
quo telah dilakukan pemeriksaan dan pengujian oleh Majelis Pengadilan

do
gu Pajak sudah benar, diantaranya royalty merupakan penggunaan atas merk
yang telah dibayar dan dipotong PPh Pasal 26 dengan pihak pemilik IP

In
A
(intangible properties) dan laba rugi kurs terkait dengan royalty dan oleh
karenanya koreksi Terbanding (sekarang Pemohon Peninjauan Kembali)
ah

lik
mengenai perkara a quo tidak dapat dipertahankan karena tidak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagaimana diatur dalam Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Ketentuan
am

ub
Umum dan Tata Cara Perpajakan Juncto Undang-Undang Pajak
Penghasilan;
ep
b. Bahwa dengan demikian, tidak terdapat putusan Pengadilan Pajak yang
k

nyata-nyata bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang


ah

berlaku sebagaimana diatur dalam Pasal 91 huruf e Undang-Undang


R

si
Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

ne
ng

di atas, maka permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Pemohon


Peninjauan Kembali: DIREKTUR JENDERAL PAJAK, tersebut tidak beralasan

do
gu

sehingga harus ditolak;


Menimbang, bahwa dengan ditolaknya permohonan peninjauan kembali,
maka Pemohon Peninjauan Kembali dinyatakan sebagai pihak yang kalah, dan
In
A

karenanya dihukum untuk membayar biaya perkara dalam peninjauan kembali;


Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun
ah

lik

2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985


tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-
m

ub

Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang


Nomor 3 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang
ka

Pengadilan Pajak serta peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait;


ep

MENGADILI,
ah

Menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan


R

Kembali: DIREKTUR JENDERAL PAJAK tersebut;


es
M

ng

on
gu

Halaman 50 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menghukum Pemohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya

si
perkara dalam pemeriksaan peninjauan kembali ini sebesar Rp2.500.000,00
(dua juta lima ratus ribu Rupiah);

ne
ng
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Senin, tanggal 2 Mei 2016 oleh H. Yulius, S.H., M.H., Hakim
Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis,

do
gu Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S. dan Dr. Irfan Fachruddin, S.H., C.N. Hakim-
Hakim Agung sebagai Anggota Majelis, dan diucapkan dalam sidang terbuka

In
A
untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim
Anggota Majelis tersebut dan dibantu oleh Maftuh Effendi, S.H., M.H., Panitera
ah

lik
Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.

Anggota Majelis: Ketua Majelis,


am

ub
ttd. ttd.
Dr. H. M. Hary Djatmiko, S.H., M.S. H. Yulius, S.H., M.H.
ep
ttd.
k

Dr. Irfan Fachruddin, S.H., C.N.


ah

Panitera Pengganti,
R

si
ttd.
Maftuh Effendi, S.H., M.H.

ne
ng

Biaya-biaya
1. Meterai ……...…… Rp 6.000,00
2. Redaksi ………..… Rp 5.000,00

do
gu

3. Administrasi …... Rp2.489.000,00


Jumlah …………… Rp2.500.000,00
In
A

Untuk salinan
MAHKAMAH AGUNG RI
a.n. Panitera
ah

Panitera Muda Tata Usaha Negara,


lik
m

ub

H. ASHADI, S.H.
NIP. 220000754
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Halaman 51 dari 51 halaman. Putusan Nomor 251/B/PK/PJK/2016


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51

Anda mungkin juga menyukai