Anda di halaman 1dari 29

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor 294/B/PK/PJK/2014

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG

ne
ng
Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan
sebagai berikut dalam perkara:

do
gu DIREKTUR JENDERAL PAJAK, tempat kedudukan di Jl. Gatot
Subroto Nomor 40-42 Jakarta, dalam hal ini memberikan kuasa

In
kepada:
A
1. Catur Rini Widosari, Direktur Keberatan dan Banding, Direktorat
Jenderal Pajak.
ah

lik
2. Budi Christiadi, Kasubdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi,
Direktorat Keberatan dan Banding.
am

ub
3. Heru Marhanto Utomo, Kepala Seksi Peninjauan Kembali,
Subdit Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan
dan Banding.
ep
k

4. Eka Dewi Iswanti, Penelaah Keberatan, Subdit Peninjauan


ah

Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding.


R

si
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU-995/PJ./2012,
Tanggal 10 Juli 2012;

ne
ng

Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Tergugat;


melawan:

do
PT. BASF CONSTRUCTION CHEMICALS INDONESIA, tempat
gu

kedudukan Jl. Jababeka V Blok I Nomor 1 Cikarang, Industrial


Estate, Bekasi, 17530,
In
A

Termohon Peninjauan Kembali dahulu Penggugat;


Mahkamah Agung tersebut;
ah

lik

Membaca surat-surat yang bersangkutan;


Menimbang, bahwa dari surat-surat yang bersangkutan ternyata
m

Pemohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Tergugat, telah mengajukan


ub

permohonan peninjauan kembali terhadap Putusan Pengadilan Pajak Jakarta


ka

Nomor Put.37622/PP/M.I/99/2012, Tanggal 11 April 2012 yang telah


ep

berkekuatan hukum tetap, dalam perkaranya melawan Termohon Peninjauan


Kembali dahulu sebagai Penggugat, dengan posita perkara sebagai berikut:
ah

Bahwa yang menjadi alasan dan dasar hukum Penggugat mengajukan


es

Gugatan atas Surat Keputusan Tergugat Nomor : KEP-546/WPJ.07/2011


M

ng

tentang Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi Atas Surat


on
gu

Halaman 1 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyerahan BKP

si
dan/atau JKP tanggal 11 Maret 2011 adalah sbb :
Dasar Hukum Pengajuan Gugatan

ne
ng
Bahwa Pasal 23 ayat (2) huruf c Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan : " Gugatan
Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap Keputusan yang berkaitan

do
gu dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam
Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26, hanya dapat diajukan kepada badan peradilan

In
A
pajak”;
Bahwa Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26 Undang-undang Nomor 28 Tahun
ah

lik
2007 mengatur rnengenai masalah pengajuan keberatan, dengan demikian
berdasarkan Pasal 23 ayat (2) c Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 diatas,
surat keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan
am

ub
selain surat keputusan keberatan dapat diajukan Gugatan kepada Badan
Peradilan Pajak;
ep
Bahwa Pasal 40 ayat (1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang
k

Pengadilan Pajak menyatakan "Gugatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa


ah

Indonesia kepada Pengadilan Pajak";


R

si
Bahwa Pasal 40 ayat (3) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang
Pengadilan Pajak menyatakan "Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan

ne
ng

terhadap Keputusan selain pelaksanaan penagihan pajak adalah 30 (tiga puluh)


hari sejak tanggal diterima Keputusan yang digugat";

do
gu

Bahwa Pasal 40 ayat (6) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang


Pengadilan Pajak menyatakan "Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu)
Surat Gugatan";
In
A

Bahwa Surat Gugatan yang Penggugat ajukan ini adalah Gugatan


terhadap 1 (satu) surat Keputusan yaitu Surat Keputusan Direktur Jenderal
ah

lik

Pajak Nomor KEP-546/WPJ.07/2011 tentang Pengurangan Atau Penghapusan


Sanksi Administrasi Atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang
m

ub

dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP tanggal 11 Maret 2011;


Bahwa Surat Gugatan ini ditulis dalam Bahasa Indonesia dan
ka

disampaikan masih dalam jangka waktu 30 hari dari tanggal diterimanya Surat
ep

Keputusan, dengan demikian Surat Gugatan ini telah memenuhi ketentuan yang
ah

tercantum dalam Pasal 40 ayat (1), (3) dan (6) Undang-undang Nomor 14
R

Tahun 2002 tahun 2002;


es

Bahwa Pasal 41 ayat (1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang


M

ng

Pengadilan Pajak menyatakan "Gugatan dapat diajukan oleh penggugat, ahli


on
gu

Halaman 2 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
warisnya, seorang pengurus, atau kuasa hukumnya dengan disertai alasan-

si
alasan yang jelas, mencantumkan tanggal diterimanya Keputusan yang digugat
dan dilampiri salinan dokumen yang digugat";

ne
ng
Bahwa Surat Keputusan yang digugat (Keputusan Nomor : KEP-
546/WPJ.07/ 2011) Penggugat terima tanggal 18 Maret 2011, dimana Surat
Gugatan ini diajukan oleh Drs. Prawira Atmadja yang merupakan pengurus

do
gu (Direktur) dari PT BASF Construction Chemicals Indonesia melalui Kuasanya;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat berpendapat

In
A
bahwa surat Gugatan ini telah memenuhi ketentuan formal pengajuan Gugatan
ke badan peradilan pajak;
ah

lik
Pokok Permasalahan Sengketa/Gugatan
Bahwa Penggugat telah menyampaikan Surat Permohonan Kedua
Penghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak PPN Nomor :
am

ub
00192/107/08/052/09 tanggal 22 Oktober 2009 ke Kantor Pelayanan Pajak
Penanaman Modal Asing Satu pada tanggal 8 Oktober 2010;
ep
Bahwa atas permohonan tersebut, Kanwil DJP Jakarta Khusus
k

menerbitkan KEP-546/WPJ.07/2011 pada tanggal 11 Maret 2011 yang isinya


ah

menolak permohonan Penggugat;


R

si
Bahwa perincian koreksi dari Keputusan Tergugat Nomor : KEP-
546/WPJ.07/ 2011 berikut dasar dan penjelasan Penggugat atas permohonan

ne
ng

pengurangan / pembatalan Keputusan ini adalah :

do
Sanksi Denda
gu

Dikurangkan/ Pendapat
Pemeriksa Pasal 14(4) Menjadi
Uraian Dihapuskan WP
(Rp) KUP (Rp)
(Rp) (Rp)
(Rp)
Pajak Yang Kurang Dibayar - - - --
In
A

Pos - Pos yang Dikoreksi:


Penjualan Meyco Cobra Sprayer 4.948.750.916 98.975.018 - 98.975.018 Setuju
Kekurangan Lapor DPP Pengalihan Aktiva Tidak
ah

lik

berupa tanah dlm rangka merger 5.167.840.000 103.356.800 - 103.356.800 Setuju


Persediaan Akhir Barang Kena Pajak (Pasal
1A ayat 1.e UU No.18/2000) Setuju
18.579.299.983 371.586.000 - 371.586.000
m

ub

Grossed up pembelian impor yang belum Tidak


dilaporkan Setuju
923.231.879 18.464.638 18.464.638
34830001 Sample 108.508.745 2.170.175 - 2.170.175 Setuju
ka

42321001 Hasil Penjualan Aset Tetap 205.387.010 4.107.740 - 4.107.740 Setuju


ep

Selisih kurang lapor DPP PPN dari omzet Tidak Setuju


1.381.384.543 27.627.691 - 27.627.691
ah

Jumlah ymh harus dibayar


R

31.314.403.076 626.288.062 - 626.288.062


es

Tanggapan Tergugat
M

ng

Kekurangan Lapor DPP P‟alihan Aktiva Tanah dlm rangka merger Rp5.167.840.000,00
on
gu

Halaman 3 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sanksi Denda Pasal 14(4) KUP Rp 103.356.800,00

si
Bahwa Tim Pemeriksa melakukan koreksi DPP Pengalihan Aktiva berupa
tanah dalam rangka merger dengan alasan harga pasar wajar per appraisal

ne
ng
lebih rendah dari harga yang tercantum dalam SPPT PBB. Tim Pemeriksa
berpendapat bahwa DPP PPN adalah berdasarkan nilai pengalihan atau PBB
yang mana yang lebih besar;

do
gu Grossed up pembelian impor yang belum dilaporkan Rp 923.231.879,00
Sanksi Denda Pasal 14(4) KUP Rp 18.464.638,00

In
A
Bahwa dari database bea cukai, Tim Pemeriksa menemukan bahwa
terdapat transaksi impor raw material dimana PPN impor terkait tidak dilaporkan
ah

lik
oleh BCCI di dalam SPT Masa PPN. Dengan dasar data dari database bea
cukai yang diperoleh Tim Pemeriksa, Tim Pemeriksa mengasumsikan bahwa
terdapat pembelian raw material impor yang belum dicatat sebagai pembelian
am

ub
sehingga Tim Pemeriksa melakukan koreksi negatif atas pembelian impor raw
material (menambah nilai pembelian raw material) namun di lain pihak
ep
Pemeriksa melakukan koreksi positif peredaran usaha dengan meng-gross up
k

koreksi negatif pembelian impor tersebut. Koreksi ini terkait dengan koreksi
ah

positif peredaran usaha;


R

si
Selisih kurang lapor DPP PPN dari omset Rp. 1.381.384.543,00
Sanksi Denda Pasal 14(4) UU KUP Rp. 27.627.691,00

ne
ng

Bahwa untuk koreksi DPP PPN atas selisih kurang lapor DPP PPN dari
omzet sebesar Rp1.381.384.543,00 Penggugat telah membuat Faktur Pajak

do
gu

dengan DPP PPN sebesar Rp1.148.661.093,00 namun tidak dilaporkan dalam


SPT Masa PPN;
Bahwa rincian Faktur Pajak tersebut adalah sebagai berikut:
In
A

No Nama Pembeli No. Seri FP


DPP Tgl FP
ah

1 PT Unilever 010.000-
Rp 22-Jan-08
lik

2 Indonesia Tbk
PT Unilever 08.00000423
885.000.000
010.000-
Rp 24-Apr-08
Indonesia Tbk
Jumlah 08.00002522
263.661.093
Rp
1.148.661.093
m

ub

Bahwa Koreksi tetap dipertahankan karena berdasarkan Pasal 13 ayat


(3) Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai, Penggugat membuat Faktur
ka

Pajak tidak tepat waktu;


ep

Bahwa untuk menguji apakah Faktur Pajak dibuat tepat waktu, Penelaah
ah

Keberatan mengacu pada Pasal 13 ayat (3) UU PPN tahun 2000, sehingga
R

menurut Penelaah Keberatan seharusnya Faktur Pajak tersebut dibuat pada


es

saat diterima pembayaran baik Uang Muka (Down Payment), maupun


M

ng

pembayaran per-termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan;


on
gu

Halaman 4 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tanggapan Penggugat

si
Kekurangan Lapor DPP P‟alihan Aktiva Tanah dlm rangka merger Rp5.167.840.000,00
Sanksi Denda Pasal 14(4) KUP Rp 103.356.800,00

ne
ng
Bahwa Penggugat tidak setuju dengan koreksi Pemeriksa sebesar
Rp. 5.167.840.000,00 atas kurang lapor DPP Pengalihan Aktiva Tanah dalam
rangka merger demikian juga dengan sanksi administrasi Pasal 14 (4) UU KUP

do
gu sebesar Rp. 103.356.800,00;
Penggunaan Nilai Pasar Wajar sebagai DPP PPN

In
A
Bahwa Pasal 2 huruf f Keputusan Menteri Keuangan Nomor :
251/KMK.03/ 2002 tanggal 31 Mei 2002 menyatakan bahwa nilai lain untuk
ah

lik
aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan sepanjang Pajak
Pertambahan Nilai atas perolehan aktiva tersebut menurut ketentuan dapat
dikreditkan adalah Harga Pasar Wajar;
am

ub
Bahwa untuk menentukan harga pasar wajar, Penggugat menggunakan
Penilai yang memiliki ijin Penilai Publik di bidang Jasa Penilaian Properti dan
ep
Bisnis yang terdaftar di Departemen Keuangan;
k

Bahwa selama pemeriksaan berlangsung, Penggugat sudah memberikan


ah

ijin Penilai, data - data pembanding yang digunakan sebagi bukti pendukung;
R

si
Penggunaan Data Pembanding
Bahwa setelah Penggugat meneliti lebih jauh perhitungan koreksi

ne
ng

Pemeriksa, Penggugat menemukan bahwa Pemeriksa membandingkan nilai


tanah dan bangunan secara terpisah. Untuk nilai tanah karena nilai PBB lebih

do
gu

besar dari nilai appraisal, Pemeriksa menggunakan nilai PBB sedangkan untuk
bangunan, nilai appraisal lebih besar dari nilai PBB, Pemeriksa menggunakan
nilai appraisal. Secara singkat, dasar koreksi Pemeriksa mengambil nilai tanah
In
A

berdasarkan PBB sedangkan nilai bangunan berdasarkan nilai appraisal;


Bahwa Penggugat tidak setuju dengan pendekatan yang dilakukan oleh
ah

lik

Pemeriksa dalam menghitung dasar koreksi tersebut. Pembandingan nilai tanah


dan bangunan tidak dapat dilakukan secara terpisah karena pada dasarnya
m

ub

tanah dan bangunan tersebut adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Tidak mungkin bangunan dialihkan tanpa pengalihan tanah. Sehingga apabila
ka

akan membandingkan nilai properti tersebut harus dilihat nilai appraisal


ep

terhadap tanah dan bangunan secara satu kesatuan dengan nilai PBB secara
ah

keseluruhan;
R

Bahwa perbandingan nilai apraisal dengan NJOP PBB tahun 2008 atas
es

Bumi dan Bangunan adalah sebagai berikut :


M

ng

on
gu

Halaman 5 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nilai NJOP BCC1 Tahun 2008 dan Laporan Appraisal :

R
NJOP Laporan

si
Objek Pajak Selisih
2008 Appraisal

Bumi 11,965,840,000.00 6,798,000,000 5,167,840,000

ne
ng
Bangunan 2,221,800,000.00 3,731,100,000 (1,509,300,000)

NJOP sebagai dasar pengenaan PBB 14,187,640,000.00 10,529,100,000 3,658,540,000

do
gu
Bahwa berdasarkan uraian fakta dan peraturan diatas, dapat disimpulkan :
1. Pemeriksa menggunakan nilai lain untuk aktiva yang menurut tujuan semula

In
A
tidak untuk diperjualbelikan yaitu dengan menggunakan nilai yang lebih besar
antara nilai NJOP dari PBB dan nilai pasar wajar, yang mana hal ini tidak
ah

lik
sesuai dengan yang di atur dalam KMK No. 251/KMK.03/2002;
2. Selain itu, Pemeriksa tidak konsisten dalam hal ini, karena atas Bangunan,
am

ub
Pemeriksa menggunakan laporan Appraisal untuk inenentukan nilai lain
untuk aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan
sedangkan untuk tanah menggunakan nilai NJOP;
ep
k

Bahwa berdasarkan uraian di atas maka Penggugat berpendapat bahwa


ah

koreksi pemeriksa adalah tidak tepat dan penggunaan nilai lain untuk aktiva
R
yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan adalah Harga Pasar

si
Wajar bukan nilai NJOP dari PBB seperti Pemeriksa kemukakan, dan

ne
ng

seyogyanya atas koreksi tersebut dibatalkan. Dengan demikian, Penggugat


tidak memiliki kewajiban untuk menerbitkan Faktur Pajak, sehingga sanksi 2%
DPP seyogyanya juga dibatalkan;

do
gu

Grossed up pembelian impor yang belum dilaporkan Rp 923.231.879,00


Sanksi Denda Pasal 14(4) KUP Rp 18.464.638,00
In
Bahwa Penggugat tidak setuju dengan koreksi Tim Pemeriksa sebesar
A

Rp. 923.231.879,00 dan demikian juga dengan sanksi administrasi Pasal 14 (4)
UU KUP sebesar Rp.18.464.638,00;
ah

lik

Bahwa tidak seharusnya ada koreksi negatif dalam akun pembelian ini.
Penggugat telah melaporkan keseluruhan transaksi pembelian impor raw
m

ub

material dalam akun pembelian. Dari daftar transaksi pembelian impor yang
menurut Pemeriksa tidak tercatat sebagai pembelian (karena belum dilapor di
ka

SPT Masa PPN), Penggugat telah melakukan penelitian ulang dan menemukan
ep

hal-hal sebagai berikut:


ah

a. Dari daftar pembelian impor yang diasumsikan pemeriksa belum tercatat


R

sebagai pembelian dalam pembukuan Penggugat, Penggugat menemukan


es

sejumlah Rp. 186.945.918,00 sebenarnya telah Penggugat laporkan dalam


M

ng

on
gu

Halaman 6 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
SPT Masa PPN BCCI, akan tetapi pembelian itu tercatat sebagai pembelian

si
impor BASF Indonesia;
b. Terdapat juga transaksi impor barang dimana PPN impor terkait tidak

ne
ng
Penggugat laporkan dalam SPT Masa PPN BCCI namun telah tercatat dalam
pembelian impor BASF Indonesia sejumlah Rp. 452.949.765,00;
c. Transaksi kedua pembelian impor tersebut diatas dicatat dalam pembukuan

do
gu BASF Indonesia karena berdasarkan laporan mutasi diterima setelah BCCI
merger dengan BASF Indonesia;

In
A
Bahwa berdasarkan fakta dan uraian diatas, terlihat jelas bahwa
Penggugat telah melaporkan keseluruhan transaksi pembelian impor (yang
ah

lik
diperoleh Pemeriksa dari database intranet bea cukai) tersebut, sehingga
koreksi negatif pembelian impor (tambahan pembelian impor) yang dibuat oleh
pemeriksa adalah tidak tepat;
am

ub
Bahwa mengingat koreksi negatif pembelian impor raw material adalah
tidak tepat, maka seyogyanya koreksi positif pemeriksa yang meng-gross up
ep
koreksi negatif pembelian impor raw material dibatalkan, dan sanksi 2% dari
k

DPP atas tidak menerbitkan Faktur Pajak juga dibatalkan;


ah

Selisih kurang lapor DPP PPN dari omset Rp. 1.381.384.543,00


R

si
Sanksi Denda Pasal 14(4) UU KUP Rp. 27.627.691,00
Bahwa Penggugat tidak setuju dengan koreksi dari Penelaah Keberatan;

ne
ng

bahwa Pasal 13 ayat (3) menyatakan : “Apabila pembayaran diterima sebelum


penyerahan Barang Kena Pajak atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak,

do
Faktur Pajak dibuat pada saat pembayaran“;
gu

Bahwa Pasal 13 ayat (4) menyatakan : “Saat pembuatan, bentuk, ukuran,


pengadaan, tata cara penyampaian, dan tata cara pembetulan Faktur Pajak
In
A

ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak“;


Bahwa Pasal 13 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002
ah

lik

menjabarkan bahwa “terutangnya pajak atas penyerahan Jasa Kena Pajak,


terjadi pada saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai
secara nyata, baik sebagian atau seluruhnya“;
m

ub

Bahwa Pasal 2 ayat (1) huruf a PER-159/PJ./2006 tanggal 31 Oktober 2006


ka

tentang Saat Pembuatan, Bentuk, Ukuran, Pengadaan, Tata Cara


ep

Penyampaian, dan Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar mengatur


“Faktur Pajak Standar harus dibuat paling lambat pada akhir bulan berikutnya
ah

setelah bulan terjadinya penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
es

Pajak dalam hal pembayaran diterima setelah akhir bulan berikutnya setelah
M

bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak“;


ng

on
gu

Halaman 7 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa Pasal 13 ayat (1) PER-159/PJ./2006 menjabarkan : “Faktur Pajak

si
Standar yang diterbitkan setelah melewati jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak saat
Faktur Pajak Standar seharusnya dibuat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,

ne
ng
adalah bukan merupakan Faktur Pajak Standar“;
Bahwa Pasal 14 ayat (1) huruf b PER-159/PJ./2006 mengatur : “Pengusaha
Kena Pajak dikenakan sanksi sesuai dengan Pasal 14 ayat (4) Undang-Undang

do
gu Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang

In
A
Nomor 16 Tahun 2000 dalam hal : Menerbitkan Faktur Pajak Standar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)”;
ah

lik
Bahwa Pasal 14 ayat (1) huruf f dan Pasal 14 ayat (4) Undang Nomor 6 Tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000
am

ub
menyebutkan:
- Pasal 14 ayat (1) huruf f : “Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat
ep
Tagihan Pajak apabila: Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai
k

Pengusaha Kena Pajak tidak membuat atau membuat Faktur Pajak tetapi
ah

tidak tepat waktu atau tidak mengisi selengkapnya Faktur Pajak”;


R

si
- Pasal 14 ayat (4) : “Terhadap Pengusaha atau Pengusaha Kena Pajak
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d, huruf e, dan huruf f, masing-

ne
ng

masing dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua


persen) dari Dasar Pengenaan Pajak”;

do
gu

Bahwa berdasarkan penelitian Faktur Pajak asli, Purchase Order, Invoice asli,
Rekening Koran, diketahui bahwa:
Faktur Pajak Nomor 010.000-08.00000423 tanggal 22 Januari 2008 a.n.
In
A

Unilever Indonesia Tbk, Nama BKP/JKP "DP Floor Coating 30%


Rp2.950.000.000,00 dengan DPP PPN sebesar Rp. 885.000.000,00;
ah

lik

- Tanggal Surat Perjanjian Kerja :


bahwa berdasarkan Kontrak Pengadaan Jasa diketahui bahwa pada tanggal
m

ub

29 Oktober 2007, Pihak PT. Unilever menandatangani perjanjian dengan PT.


BASF Construction Chemicals Indonesia;
ka

- Tanggal Pengiriman:
ep

Bahwa berdasarkan Kontrak Pengadaan Jasa tersebut telah disepakati bahwa


ah

tanggal pengiriman adalah tanggal 15 Januari 2008. Penggugat memulai


R

melakukan penyerahan Jasa Kena Pajak berupa jasa floor coating pada tanggal
es

17 Januari 2008;
M

ng

- Tanggal Invoice dan Faktur Pajak:


on
gu

Halaman 8 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa Penyerahan Jasa Kena Pajak tersebut telah diselesaikan Penggugat

si
sebesar 30% pada tanggal 22 Januari 2008. Berdasarkan hal tersebut,
Penggugat menagih uang muka penyelesaian pekerjaan 30% dengan

ne
ng
menerbitkan Invoice dan Faktur Pajak tanggal 22 Januari 2008;
- Tanggal pembayaran:
bahwa berdasarkan Rekening Koran Bank BCA diketahui bahwa uang muka

do
gu tersebut diterima/dibayarkan pada tanggal 27 Februari 2008;
bahwa secara ringkas dapat disimpulkan sebagai berikut:

In
A
- Saat Terutang :
bahwa berdasarkan Pasal 13 ayat (4) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun
ah

lik
2002, maka saat terutangnya pajak adalah pada tanggal 22 Januari 2008;
- Saat Pembuatan Faktur Pajak :
bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (1) huruf a PER-159/PJ./2006, Faktur Pajak
am

ub
Standar harus dibuat paling lambat pada tanggal 31 Januari 2008. Dalarn hal ini
Penggugat melihat Faktur Pajak pada tanggal 22 Januari 2008 yaitu saat
ep
terutang pajak dan belum melewati batas waktu saat pembuatan Faktur Pajak
k

sesuai dengan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a PER-159/PJ./2006;
ah

Faktur Pajak Nomor : 010.000-08.00002522 tanggal 24 April 2008 a.n Unilever


R

si
Indonesia Tbk Nama BKP/JKP "10% after projection completion";
bahwa sehubungan dengan Kontrak Pengadaan Jasa diatas, untuk pekerjaan

ne
ng

yang telah Penggugat selesaikan, maka Penggugat menagih "10% after project
completion" pada tanggal 24 April 2008;

do
gu

bahwa tanggal pembayaran: Berdasarkan Rekening Koran Deutsche Bank


diketahui bahwa transaksi tersebut dibayarkan pada tanggal 8 Januari 2009;
bahwa secara ringkas dapat disimpulkan sebagai berikut:
In
A

- Saat Terutang :
bahwa berdasarkan Pasal 13 ayat (4) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun
ah

lik

2002, maka saat terutangnya pajak adalah pada tanggal 24 April 2008;
- Saat Pembuatan Faktur Pajak :
m

ub

Bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (1) huruf a PER-159/PJ./2006, Faktur Pajak


Standar harus dibuat paling lambat pada tanggal 31 Januari 2008. Dalam hal ini
ka

Penggugat melihat Faktur Pajak pada tanggal 24 April 2008 yaitu saat terutang
ep

pajak dan belum melewati batas waktu saat pembuatan Faktur Pajak sesuai
ah

dengan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a PER-159/PJ./2006;


R

Bahwa Penggugat telah menjelaskan kronologis diatas kepada Penelaah


es

Keberatan pada tanggal 2 Maret 2011;


M

ng

Bahwa dari uraian diatas, jelas dapat disimpulkan sebagai berikut:


on
gu

Halaman 9 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. bahwa Penggugat tidak sependapat dengan Penelaah Keberatan;

si
Bahwa Penelaah Keberatan berpendapat bahwa saat terutang dan saat
pembuatan Faktur Pajak adalah saat pembayaran. Penelaah Keberatan sama

ne
ng
sekali tidak mempertimbangkan penyerahan Jasa Kena Pajak sudah terjadi
sebelum pembayaran. Dengan demikian saat terutangnya pajak bukanlah saat
pembayaran, melainkan saat penyerahan Jasa Kena Pajak yaitu pada tanggal

do
gu 22 Januari 2008 dan 24 April 2008;
b. Pasal 14 ayat (1) huruf b PER-159/PJ./2006 mengatur bahwa Pengusaha

In
A
Kena Pajak dikenakan sanksi sesuai Pasal 14 (4) UU KUP tahun 2000 dalam
hal rnenerbitkan Faktur Pajak Standar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ah

lik
ayat (1) PER-159/PJ./2006;
c.Pasal 13 ayat (1) PER-159/PJ./2006 apabila Faktur Pajak Standar yang
diterbitkan setelah melewati jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak saat Faktur
am

ub
Pajak Standar seharusnya dibuat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
adalah bukan merupakan Faktur Pajak Standar;
ep
d. bahwa berdasarkan penelitian, Faktur Pajak yang telah diterbitkan Penggugat
k

tidak melewati jangka waktu yang telah diatur dalam Pasal 13 ayat (1) PER-
ah

159/PJ./2006;
R

si
Bahwa berdasarkan peraturan perpajakan dan uraian di atas, seyogyanya sanksi
administrasi membuat Faktur Pajak tidak tepat waktu berupa denda Pasal 14 (4)

ne
ng

KUP tersebut dibatalkan karena tidak sesuai dengan konsep dasar hukumnya;
Kesimpulan Dan Permohonan

do
gu

Bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku,


penjelasan dan bukti pendukung yang Penggugat sampaikan sebagaimana
dijabarkan di atas, Penggugat mohon agar STP PPN No. 00192/107/08/052/09
In
A

tertanggal 22 Oktober 2009 atas PT BASF Construction Chemicals Indonesia


tersebut agar diperhitungkan kembali menjadi sebagai berikut:
ah

lik

Jumlah Menurut WP Setuju WP Tidak Setuju


Keterangan
STP (Rp) (Rp) (Rp)
m

ub

Penjualan Meyco Cobra Sprayer 4.948.750.916 4.948.750.916 -


Kekurangan Lapor DPP Pengalihan aktiva
berupa tanah dalam rangka merger 5.167.840.000 - 5.167.840.000
ka

Persediaan Akhir Barang Kena Pajak (Pasal


18.579.299.983 18.579.299.983 -
ep

lA ayat 1 huruf e UU No. 18 Tahun 2000)


Grossed up pembelian impor yg belum
dilaporkan 923.231.879 - 923.231.879
ah

34830001 Sample 108.508.745 108.508.745 -


R

42321001 Hasil Penjualan aset tetap 205.387.010 205.387.010 -


es

Selisih kurang lapor DPP PPN dari omzet 1.381.384.543 - 1.381.384.543


M

Jumlah 31.314.403.076 23.841.946.654 7.472.456.422


ng

Sanksi 2% DPP 626.288.062 476.838.933 149.449.128


on
gu

Halaman 10 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa dengan demikian, Penggugat mohon Pengadilan Pajak untuk

si
menerima dan memeriksa gugatan ini serta berkenan memutuskan sebagai
berikut:

ne
ng
Dalam Pokok Perkara
1. Mengabulkan gugatan penggugat sejumlah Rp 149.449.128;

do
gu 2. Menyatakan batal Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
546/WPJ.07/2011 tentang Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi

In
Adrninistrasi Atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
A
Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP tanggal 11 Maret 2011;
3. Memerintahkan penetapan sanksi 2% DPP sebesar Rp 476.838.933,00;
ah

lik
Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Pajak Jakarta Nomor
Put.37622/PP/M.I/99/2012, Tanggal 11 April 2012 yang telah berkekuatan
am

ub
hukum tetap tersebut adalah sebagai berikut:
- Membatalkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-
546/WPJ.07/2011 tanggal 11 Maret 2011 mengenai Pengurangan atau
ep
k

Penghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak Pajak


ah

Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyerahan BKP Dan/atau JKP Nomor
R

si
: 00192/107/08/052/09 tanggal 22 Oktober 2009 Masa Pajak Januari sampai
dengan Juni 2008, atas nama: PT. BASF Construction Chemicals

ne
ng

Indonesia, NPWP : 01.070.655.4-052.000, Alamat : Jl. Jababeka V Blok I


Nomor 1, Cikarang Industrial Estate, Bekasi, 17530.

do
Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan
gu

hukum tetap yaitu Putusan Pengadilan Pajak Jakarta Nomor


Put.37622/PP/M.I/99/2012, Tanggal 11 April 2012, diberitahukan kepada
In
A

Pemohon Peninjauan Kembali pada Tanggal 26 April 2012, kemudian


terhadapnya oleh Pemohon Peninjauan Kembali dengan perantaraan kuasanya
ah

lik

berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor SKU-995/PJ./2012, Tanggal 10 Juli


2012, diajukan permohonan peninjauan kembali secara tertulis di Kepaniteraan
m

Pengadilan Pajak Jakarta pada Tanggal 19 Juli 2012, dengan disertai alasan-
ub

alasannya yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada


ka

Tanggal 19 Juli 2012;


ep

Menimbang, bahwa tentang permohonan peninjauan kembali tersebut


telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama pada Tanggal 16
ah

Agustus 2012, kemudian terhadapnya oleh pihak lawannya diajukan Jawaban


es

yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada Tanggal 28


M

ng

September 2012;
on
gu

Halaman 11 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta

si
alasan-alasanya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama,
diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan oleh Undang-

ne
ng
Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua
dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, juncto Undang-Undang Nomor

do
gu 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, maka permohonan peninjauan
kembali tersebut secara formal dapat diterima;

In
A
ALASAN PENINJAUAN KEMBALI
Menimbang, bahwa Pemohon Peninjauan Kembali telah mengajukan
ah

lik
alasan Peninjauan Kembali yang pada pokoknya sebagai berikut:
I. Tentang Alasan Pengajuan Peninjauan Kembali
1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 77 ayat (3) Undang-Undang Nomor
am

ub
14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (selanjutnya disebut dengan
Undang-undang Pengadilan Pajak) menyatakan sebagai berikut :
ep
“Pihak-pihak yang bersengketa dapat mengajukan peninjauan kembali
k

atas putusan Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung.”


ah

2. Bahwa ketentuan Pasal 91 huruf e UU Pengadilan Pajak menyatakan :


R

si
“Permohonan Peninjauan Kembali dapat diajukan berdasarkan alasan
sebagai berikut : e). “Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata

ne
ng

tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”


3. Bahwa dalam putusan Majelis Hakim Pengadilan Pajak Nomor: Put.

do
gu

37622/PP/M.I/99/2012 tanggal 11 April 2012, yang amarnya menyatakan


membatalkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-
546/WPJ.07/2011 tanggal 11 Maret 2011 mengenai Pengurangan atau
In
A

Penghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak Pajak


Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyerahan BKP Dan/atau JKP
ah

lik

Nomor : 00192/107/08/052/09 tanggal 22 Oktober 2009 Masa Pajak


Januari sampai dengan Juni 2008, atas nama: PT. BASF Construction
m

ub

Chemicals Indonesia, NPWP : 01.070.655.4-052.000, tidak


memperhatikan atau mengabaikan fakta yang menjadi dasar
ka

pertimbangan dalam koreksi yang dilakukan Pemohon Peninjauan


ep

Kembali (semula Tergugat) tersebut, sehingga Majelis Hakim


ah

menghasilkan putusan yang tidak adil dan tidak sesuai dengan ketentuan
R

perpajakan yang berlaku di Indonesia.


es

4. Bahwa kekhilafan dan kekeliruan penerapan hukum yang dilakukan oleh


M

ng

Majelis Hakim pada tingkat gugatan di Pengadilan Pajak yang nyata-


on
gu

Halaman 12 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
nyata tersebut terdapat dalam pertimbangan hukum yang bertentangan

si
atau tidak sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku
sehingga menghasilkan putusan yang tidak adil.

ne
ng
II. Tentang Formal Jangka Waktu Pengajuan Memori Peninjauan Kembali
1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 92 ayat (3) UU Pengadilan Pajak,
menyatakan sebagai berikut :

do
gu “Pengajuan permohonan peninjauan kembali berdasarkan alasan
sebagaimana dimaksud Pasal 91 huruf c, huruf d, dan huruf e dilakukan

In
A
dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak putusan dikirim”.
2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 11 Undang-undang
ah

lik
Pengadilan Pajak, menyatakan sebagai berikut :
“Tanggal dikirim adalah tanggal stempel pos pengiriman, tanggal
faksimile, atau dalam hal disampaikan secara langsung adalah tanggal
am

ub
pada saat surat, keputusan, atau putusan disampaikan secara langsung.”
3. Bahwa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put. 37622/PP/M.I/99/2012
ep
tanggal 11 April 2012, atas nama : PT. BASF Construction Chemicals
k

Indonesia (Termohon Peninjauan Kembali / semula Penggugat), telah


ah

diberitahukan secara patut kepada Pemohon Peninjauan Kembali


R

si
(semula Tergugat) oleh Pengadilan Pajak melalui surat Sekretariat
Pengadilan Pajak Nomor: P.442/SP.23/2012 tanggal 20 April 2012

ne
ng

perihal Pengiriman Putusan Pengadilan Pajak dan diterima secara


langsung oleh Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) pada

do
gu

tanggal 30 April 2012 sesuai dengan surat tanda terima dokumen


Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Nomor Dokumen: 2012043001640006.
4. Bahwa dengan demikian, pengajuan Memori Peninjauan Kembali atas
In
A

Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put. 37622/PP/M.I/99/2012 tanggal


11 April 2012 ini, masih dalam tenggang waktu yang diijinkan oleh
ah

lik

Undang-undang Pengadilan Pajak atau setidak-tidaknya antara


tenggang waktu pengiriman/pemberitahuan Putusan Pengadilan Pajak
m

ub

tersebut dengan Permohonan Peninjauan Kembali ini belum lewat waktu


sebagaimana telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang
ka

berlaku sehingga sudah sepatutnya Memori Peninjauan Kembali ini


ep

diterima oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia.


ah

III. Tentang Pokok Sengketa Pengajuan Memori Peninjauan Kembali


R

Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam permohonan Peninjauan


es

Kembali ini adalah:


M

ng

 Tentang Putusan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang Membatalkan


on
gu

Halaman 13 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-546/WPJ.07/2011

si
tanggal 11 Maret 2011 mengenai Pengurangan atau Penghapusan
Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai

ne
ng
Barang dan Jasa Penyerahan BKP Dan/atau JKP Nomor :
00192/107/08/052/09 tanggal 22 Oktober 2009 Masa Pajak Januari
sampai dengan Juni 2008.

do
gu IV.Tentang Pembahasan Pokok Sengketa Peninjauan Kembali
Bahwa setelah Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) membaca,

In
A
memeriksa dan meneliti Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.
37622/PP/M.I/99/2012 tanggal 11 April 2012, maka dengan ini menyatakan
ah

lik
sangat keberatan atas putusan Pengadilan Pajak tersebut, karena
pertimbangan hukum yang keliru dan tidak tepat sehingga menghasilkan
putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan peraturan perundang-
am

ub
undangan yang berlaku (contra legem), khususnya peraturan perundang-
undangan perpajakan yang berlaku, dengan dalil-dalil dan alasan-alasan
ep
hukum sebagai berikut:
k

 Tentang Putusan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang Membatalkan


ah

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-546/WPJ.07/2011


R

si
tanggal 11 Maret 2011 mengenai Pengurangan atau Penghapusan
Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai

ne
ng

Barang dan Jasa Penyerahan BKP Dan/atau JKP Nomor :


00192/107/08/052/09 tanggal 22 Oktober 2009 Masa Pajak Januari

do
gu

sampai dengan Juni 2008.

Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) sangat


In
1.
A

keberatan dengan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak,


yang antara lain berbunyi sebagai berikut :
ah

lik

Halaman 38 Alinea ke-6 :


“bahwa menurut Majelis proses pengurangan sanksi administrasi
m

ub

yang dilakukan oleh Tergugat mengandung unsure cacat hukum


karena adanya kesalahan pencantuman dalam konsideran berupa
ka

Pasal Pasal 36 ayat (1) huruf a yang seharusnya adalah Pasal Pasal
ep

36 ayat (1) huruf c, dengan demikian Majelis berkesimpulan bahwa


ah

terdapat cacat hukum dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal


R

Pajak a quo sehingga harus dibatalkan”


es
M

ng

on
gu

Halaman 14 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Bahwa berkenaan dengan amar pertimbangan Majelis Hakim

si
Pengadilan Pajak yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak
Nomor: Put. 36346/PP/M.XI/16/2012 tanggal 11 April 2012 tersebut

ne
ng
di atas, maka Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat)
dengan ini menyatakan bahwa Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang
telah memeriksa dan mengadili sengketa banding tersebut telah

do
gu salah dan keliru atau setidak-tidaknya telah membuat suatu
kekhilafan (error facti) dalam membuat pertimbangan-pertimbangan

In
A
hukumnya dengan telah mengabaikan dasar hukum dan atau prinsip
perpajakan yang berlaku sehingga hal tersebut nyata-nyata telah
ah

lik
melanggar asas kepastian hukum dalam bidang perpajakan di
Indonesia.
3. Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan sengketa gugatan dan
am

ub
berdasarkan penelitian atas dokumen-dokumen milik Termohon
Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding), maka Pemohon
ep
Peninjauan Kembali (semula Tergugat) dapat menggambarkan
k

kronologis sengketa gugatan yang tertuang dalam Putusan


ah

Pengadilan Pajak Nomor: Put. 37622/PP/M.I/99/2012 tanggal 11


R

si
April 2012 sebagai berikut :

ne
ng

3.1. Pada tanggal 5 Januari 2009 terbit Surat Perintah


Pemeriksaan dari Kantor Pajak PMA Satu untuk PT. BASF
Construction Chemical Indonesia untuk Tahun Pajak 2008

do
gu

3.2. Pada tanggal 22 Oktober 2009 terbit SKPKB PPN Barang


dan Jasa Masa Pajak Januari sd. Juni 2008 Nomor :
In
A

00067/207/08/052/09.
3.3. Pada tanggal 22 Oktober 2009 terbit juga STP PPN (pasal
ah

14 ayat (4) PPN Barang dan Jasa Masa Pajak Januari sd.
lik

Juni 2008 Nomor : 00192/107/08/052/09 (yang merupakan


STP yang berdiri sendiri dan bukan merupakan bagian dari
m

ub

SKPKB PPN Masa yang sama).


3.4. Pada tanggal 20 Januari 2010, Termohon Peninjauan
ka

ep

Kembali (semula Penggugat) mengajukan keberatan atas


SKPKB PPN nya kepada Pemohon Peninjauan Kembali
ah

(semula Tergugat).
R

3.5. Pada tanggal yang sama (20 Januari 2010), Termohon


es
M

Peninjauan Kembali (semula Penggugat) juga mengajukan


ng

surat dengan perihal : Surat Permohonan Penghapusan


on
gu

Halaman 15 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak (STP) PPN

si
Nomor : 00192/107/08/052/09 tanggal 22 Oktober 2009
untuk Masa Pajak Januari sd. Juni 2008 sejumlah

ne
ng
Rp626.288.062,00 yang mendasarkan pada Pasal 36 ayat
(1) huruf a UU KUP.
3.6. Pada 09 Juli 2010 terbit Keputusan Dirjen Pajak Nomor :

do
gu KEP-633/WPJ.07/2010 yang menjawab permohonan Pasal
36 ayat (1) huruf a Termohon Peninjauan Kembali (semula

In
A
Penggugat) dengan amar keputusan : menolak permohonan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi Wajib
ah

lik
Pajak.
3.7. Pada tanggal 02 November 2010 terbit Keputusan Dirjen
Pajak Nomor : KEP-1111/WPJ.07/2010 yang menjawab
am

ub
permohonan keberatan Termohon Peninjauan Kembali
(semula Penggugat) dengan amar keputusan : menolak
ep
keberatan Wajib Pajak
k

3.8. Pada tanggal 01 Oktober 2010 Termohon Peninjauan


ah

Kembali (semula Pengugat) mengajukan surat dengan


R

si
Perihal : Permohonan Kedua Penghapusan Sanksi
Administrasi atas Surat Tagihan Pajak (STP) PPN Nomor :

ne
ng

00192/107/08/052/09 tanggal 22 Oktober 2009 untuk Masa


Pajak Januari sd. Juni 2008 sejumlah Rp. 626.288.062,00.

do
gu

3.9. Pada tanggal 11 Maret 2011, terbit Keputusan Dirjen Pajak


Nomor KEP-546/WPJ.07/2011 yang menjawab permohonan
kedua Pasal 36 ayat (1) huruf a Termohon Peninjauan
In
A

Kembali (semula Penggugat) dengan amar keputusan :


menolak permohonan pengurangan atau penghapusan
ah

lik

sanksi administrasi Wajib Pajak.


3.10. bahwa kemudian Termohon Peninjauan Kembali (semula
m

ub

Penggugat) mengajukan gugatan ke Pengadilan Pajak


terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-
ka

546/WPJ.07/2011 tanggal 11 Maret 2011 tentang penolakan


ep

atas Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi


ah

atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang


R

dan Jasa Penyerahan BKP Dan/atau JKP Nomor :


es

00192/107/08/052/09 tanggal 22 Oktober 2009 Masa Pajak


M

ng

Januari sampai dengan Juni 2008.


on
gu

Halaman 16 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3.11. bahwa gugatan tersebut diajukan karena Pemohon

si
Peninjauan Kembali (semula Tergugat) dalam Keputusan
Nomor : KEP-546/WPJ.07/2011 tanggal 11 Maret 2011

ne
ng
menggunakan Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP sebagai
dasar hukumnya.
3.12. bahwa dalam gugatannya, Termohon Peninjauan Kembali

do
gu (semula Penggugat) menyampaikan bahwa pengajuan Surat
Permohonan kedua atas Pengurangan atau Pembatalan

In
A
Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
Yang Tidak Benar adalah mendasarkan pada ketentuan
ah

lik
Pasal 36 ayat (1) huruf c UU KUP dan bukan Pasal 36 ayat
(1) huruf a UU KUP.
3.13. bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat)
am

ub
dalam persidangan banding menyatakan bahwa Surat
Permohonan Termohon Peninjauan Kembali (semula
ep
Penggugat) Nomor : FCF/Tax.Dept/036/X/2010 tanggal 1
k

Oktober 2010 tidak jelas karena pada halaman pertama


ah

Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat)


R

si
menggunakan ketentuan Pasal 36 ayat (1) huruf c UU KUP
sebagai dasar pengajuan permohonan pengurangan/

ne
ng

pembatalan keputusan, namun pada halaman ke-2


Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat)

do
gu

menggunakan Pasal 36 ayat (1) huruf a sebagai dasar


formal pengajuan permohonan pengurangan/ pembatalan
STP.
In
A

3.14. bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat)


menyatakan bahwa Termohon Peninjauan Kembali (semula
ah

lik

Penggugat tidak konsisten dalam pengajuan


permohonannya karena pada Surat Nomor :
m

ub

FCF/Tax.Dept/006/V 2010 tanggal 20 Januari 2010


Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat)
ka

menggunakan Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP sebagai


ep

dasar pengajuan permohonannya, dimana permohonan


ah

Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) tersebut


R

telah ditolak oleh Pemohon Peninjauan Kembali (semula


es

Tergugat) dengan menerbitkan Keputusan Nomor :


M

ng

on
gu

Halaman 17 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
633/WPJ.07/2010 tanggal 9 Juli 2010 dengan mendasarkan

si
pada Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP.
3.15. Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) tetap

ne
ng
berpendapat bahwa substansi dari Surat Permohonan
Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) Nomor :
FCF/Tax.Dept/036/X/2010 tanggal 1 Oktober 2010 tersebut

do
gu adalah Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP.
4. Bahwa berdasarkan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 6

In
A
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor
ah

lik
28Tahun 2007 (selanjutnya disebut dengan UU KUP) menyebutkan :
Pasal 36 ayat (1) huruf a :

(1) “Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan


am

ub
Wajib Pajak dapat :
a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi
ep
k

berupa bunga, denda, dan kenaikan yang terutang sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
ah

R
perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena

si
kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya.

ne
ng

c. mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 yang tidak benar.”
5. Bahwa berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan

do
gu

Nomor : 21/PMK.03/2008 tentang Tatacara Pengurangan atau


Penghapusan Sanksi Administrasi, Pengurangan atau Pembatalan
In
A

Surat Ketetapan Pajak Atau Surat Tagihan Pajak yang Tidak Benar,
dan Pembatalan Hasil Pemeriksaan (selanjutnya disebut dengan
ah

PMK Nomor : 21/PMK.03/2008), menyatakan :


lik

Pasal 1 :

Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya atau atas permohonan


m

ub

Wajib Pajak dapat :


ka

a) mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi;


ep

b) mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak atau


Surat Tagihan Pajak yang tidak benar;dan/atau
ah

c) membatalkan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan pajak hasil


es

pemeriksaan yang penerbitannya tanpa penyampaian surat


M

ng

on
gu

Halaman 18 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemberitahuan hasil pemeriksaan atau tanpa dilakukan

si
pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan Wajib Pajak.
Pasal 2 :

ne
ng
1) Sanksi administrasi yang dapat dikurangkan atau dihapuskan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 meliputi sanksi

do
administrasi berupa bunga, denda, dan/atau kenaikan yang
gu dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena
kesalahan Wajib Pajak.

In
A
2) Sanksi administrasi yang dapat dikurangkan atau dihapuskan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi sanksi administrasi
ah

lik
yang tercantum dalam :
a. Surat Tagihan Pajak;
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar; atau
am

ub
c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.

3) Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi yang


ep
k

tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar


ah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b atau Surat


R

si
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c, hanya dapat dilakukan dalam hal

ne
ng

surat ketetapan pajak tersebut :


a. tidak diajukan keberatan;

do
b. diajukan keberatan, tetapi telah dicabut oleh Wajib Pajak; atau
gu

c. diajukan keberatan, tetapi tidak dipertimbangkan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4) Undang-
In
A

Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan


Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali
ah

lik

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun


2007.
m

ub

6. Bahwa berdasarkan ketentuan UU Pengadilan Pajak yang


menyatakan :
ka

Pasal 78 :
ep

“Putusan Pengadilan Pajak diambil berdasarkan hasil penilaian


ah

pembuktian, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan


R

perpajakan yang bersang-kutan, serta berdasarkan keyakinan


es

Hakim.”
M

ng

 Penjelasan Pasal 78 menyebutkan :


on
gu

Halaman 19 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Keyakinan Hakim didasarkan pada penilaian pembuktian dan

R
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.”

si
7. Bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

ne
ng
tersebut di atas dan berdasarkan fakta-fakta permasalahan, maka
Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) menyampaikan
dasar pengajuan Peninjauan Kembali sebagai berikut :

do
gu 7.1. Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat)
menyatakan bahwa Penerbitan Keputusan Direktur Jenderal

In
A
Pajak Nomor : KEP-546/WPJ.07/2011 tanggal 11 Maret
2011 mengenai Pengurangan atau Penghapusan Sanksi
ah

lik
Administrasi atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa Penyerahan BKP Dan/atau JKP
Nomor : 00192/107/08/052/09 tanggal 22 Oktober 2009
am

ub
Masa Pajak Januari sampai dengan Juni 2008 adalah telah
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan
ep
yang berlaku, yaitu Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP.
k

7.2. Bahwa berdasarkan ketentuan perundang-undangan


ah

perpajakan, yaitu UU KUP dan PMK Nomor :


R

si
21/PMK.03/2008 di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut :

ne
ng

a. Pasal 36 ayat (1) a UU KUP berlaku untuk semua sanksi


administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan

do
gu

(termasuk di dalamnya sanksi Pasal 14 ayat (4) KUP)


b. Bahwa ketika Termohon Peninjauan Kembali (semula
Penggugat) mengajukan permohonan Pasal 36 ayat (1) a
In
A

UU KUP, bukan berarti Termohon Peninjauan Kembali


(semula Penggugat) harus menerima koreksi Pemohon
ah

lik

Peninjauan Kembali (semula Tergugat) yang terdapat di


SKPKB PPN nya karena tidak ada peraturan yang
m

ub

mengatur hal tersebut.


7.3. Bahwa faktanya Termohon Peninjauan Kembali (semula
ka

Penggugat) mengajukan Permohonan Pengurangan atau


ep

Penghapuskan Sanksi Atas Surat Tagihan Pajak Pasal 14


ah

ayat (4) yang mendasarkan pada ketentuan Pasal 36 ayat


R

(1) huruf a UU KUP.


es

7.4. Berdasarkan ketentuan perundang-undangan, fakta dan


M

ng

merujuk pada Surat Permohonan Termohon Peninjauan


on
gu

Halaman 20 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kembali (semula Penggugat) yang juga menggunakan Pasal

si
36 ayat (1) huruf a UU KUP sebagai dasarnya, maka cukup
alasan dan analisis bagi Pemohon Peninjauan Kembali

ne
ng
(semula Tergugat) untuk menerbitkan Keputusan yang juga
menggunakan Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP sebagai
dasar keputusannya tanpa mempertanyakan kepada pihak

do
gu Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) apakah
sebenarnya permohonan Termohon Peninjauan Kembali

In
A
(semula Penggugat) mendasarkan pada ketentuan Pasal 36
ayat (1) huruf a atau Pasal 36 ayat (1) huruf c UU KUP.
ah

lik
7.5. Bahwa kemudian Termohon Peninjauan Kembali (semula
Penggugat) mengajukan surat permohonan Pengurangan
atau Penghapuskan Sanksi Atas Surat Tagihan Pajak
am

ub
berikutnya yang pada intinya isinya sama persis dengan
surat pertama, dan dengan judul yang juga sama (hanya
ep
saja terdapat penambahan kata „Permohonan Kedua‟ dalam
k

surat tersebut).
ah

7.6. Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) kemudian


R

si
menjawab surat permohonan kedua tersebut mendasarkan
pada ketentuan Pasal 36 ayat (1) huruf a UU KUP dengan

ne
ng

pertimbangan bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula


Tergugat) juga telah menjawab permohonan pertama

do
gu

Termohon Peninjauan Kembali (semula Pemohon Banding)


didasarkan pada ketentuan Pasal 36 ayat (1) huruf a UU
KUP sebagai dasar hukumnya.
In
A

7.7. Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat)


berpendapat bahwa apabila Pemohon Peninjauan Kembali
ah

lik

(semula Tergugat) menjawab surat permohonan kedua


tersebut dengan menggunakan ketentuan Pasal 36 ayat (1)
m

ub

huruf c UU KUP sebagai dasar hukum, maka hal tersebut


akan menimbulkan ketidakpastian hukum bagi Termohon
ka

Peninjauan Kembali (semula Penggugat) dan akan menjadi


ep

contoh yang tidak baik bagi Wajib Pajak lainnya.


ah

7.8. Bahwa atas pertimbangan Majelis Hakim sebagaimana


R

tertuang dalam Halaman 38 Alinea ke-3 Putusan Pengadilan


es

Pajak Nomor: Put. 37622/PP/M.I/99/2012 yang menyatakan :


M

ng

on
gu

Halaman 21 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“bahwa Pasal Pasal 36 ayat (1) huruf a mengatur

si
Pengurangan Sanksi Administrasi secara umum sedangkan
Pasal Pasal 36 ayat (1) huruf c mengatur pengurangan

ne
ng
sanksi administrasi secara khusus.”
Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat)
berpendapat bahwa hal tersebut tidak semerta-merta berarti

do
gu hanya Pasal 36 ayat (1) huruf c UU KUP yang dapat
diterapkan pada kasus Termohon Peninjauan Kembali

In
A
(semula Penggugat).
7.9. Bahwa di dalam surat Termohon Peninjauan Kembali
ah

lik
(semula Penggugat) Nomor : FCF/Tax Dept./036/X/2010
tanggal 01 Oktober 2010 yang diterima di KPP PMA Satu
Tanggal 08 Oktober 2010, Termohon Peninjauan Kembali
am

ub
(semula Pengugat) menuliskan “Perihal : Permohonan
Kedua Penghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan
ep
Pajak (STP) PPN Nomor : 00192/107/08/052/09 tanggal 22
k

Oktober 2009 untuk Masa Pajak Januari sd. Juni 2008


ah

sejumlah Rp. 626.288.062,00“.


R

si
7.10. Bahwa berdasarkan judul surat (Perihal) di atas, Pemohon
Peninjauan Kembali (semula Tergugat) tidak menemukan

ne
ng

Surat Permohonan Pertama yang tentu (seharusnya)


merupakan Surat Permohonan yang menggunakan Pasal 36

do
gu

ayat (1) huruf c UU KUP sebagai dasar hukumnya seperti


yang dimaksud oleh Termohon Peninjauan Kembali (semula
Penggugat).
In
A

7.11. Bahwa yang terdapat di dalam berkas Pemohon Peninjauan


Kembali (semula Tergugat) adalah Surat Permohonan
ah

lik

Penghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak


(STP) PPN No. 00192/107/08/052/09 tanggal 22 Oktober
m

ub

2009 untuk Masa Pajak Januari sd. Juni 2008 sejumlah Rp.
626.288.062,00 yang menggunakan Pasal 36 ayat (1) huruf
ka

a UU KUP sebagai dasar hukumnya.


ep

7.12. Bahwa atas Permohonan pertama Termohon Peninjauan


ah

Kembali (semula Penggugat) tersebut, Pemohon Peninjauan


R

Kembali (semula Tergugat) telah menerbitkan Keputusan


es

yang menjawab permohonan Pemohon Peninjauan Kembali


M

ng

on
gu

Halaman 22 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(semula Tergugat) yaitu KEP-633/WPJ.07/2010 tanggal 09

si
Juli 2010.
7.13. Bahwa atas Keputusan Pemohon Peninjauan Kembali

ne
ng
(semula Tergugat) tersebut, Termohon Peninjauan Kembali
(semula Penggugat) sama sekali tidak keberatan dan tidak
mengajukan protes/gugatan atas terbitnya Keputusan yang

do
gu menggunakan ketentuan Pasal 36 ayat (1) huruf a KUP
tersebut sebagai dasar hukum.

In
A
7.14. Bahwa isi permohonan Termohon Peninjauan Kembali
(semula Penggugat) pada surat pertamanya tersebut sama
ah

lik
persis dengan isi surat Termohon Peninjauan Kembali
(semula Penggugat) Nomor : FCF/Tax Dept./036/X/2010
tanggal 01 Oktober 2010 yang perihalnya Permohonan
am

ub
Kedua Penghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan
Pajak (STP) PPN No. 00192/107/08/052/09 tanggal 22
ep
Oktober 2009 untuk Masa Pajak Januari sd. Juni 2008
k

sejumlah Rp. 626.288.062,00.“


ah

7.15. Bahwa Permohonan Kedua ini tertanggal 01 Oktober 2010


R

si
yang berarti 2 bulan 22 hari sejak Keputusan Pemohon
Peninjauan Kembali (semula Tergugat) Nomor KEP-

ne
ng

633/WPJ.07/2010 tanggal 09 Juli 2010, sedangkan salah


satu syarat dari Permohonan Kedua yang diatur oleh PMK

do
gu

Nomor : 21/PMK.03/2008 ialah diajukan dalam jangka waktu


paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal Keputusan Direktur
Jenderal Pajak atas permohonan pertama dikirim.
In
A

7.16. Bahwa di dalam Surat Penjelasan Tambahannya (halaman


2), yang diserahkan Termohon Peninjauan Kembali (semula
ah

lik

Penggugat) di dalam proses sidang Banding, Termohon


Peninjauan Kembali (semula Penggugat) mengatakan
m

ub

bahwa terjadi kesalahan ketik (human erorr) pada bagian I.2


halaman kedua yang seharusnya tertulis Pasal 36 ayat 1
ka

huruf c UU No.28 Tahun 2007 bukan Pasal 36 ayat 1 huruf a


ep

UU No. 28 Tahun 2007.


ah

7.17. Bahwa poin-poin yang dikatakan Termohon Peninjauan


R

Kembali (semula Penggugat) tersebut sebagai kalimat yang


es

salah ketik terdapat juga di dalam surat Permohonan


M

ng

pertama Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat)


on
gu

Halaman 23 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan tidak pernah diklarifikasi oleh Termohon Peninjauan

si
Kembali (semula Penggugat) hingga terbitnya Keputusan
yang menjawab Permohonan itu, dan justru kesalahan

ne
ng
tersebut dilanjutkan oleh Termohon Peninjauan Kembali
(semula Penggugat) dan sekarang Termohon Peninjauan
Kembali (semula Penggugat) balik menyalahkan Tergugat

do
gu atas kesalahan yang dilakukan berulang-ulang oleh
Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat).

In
A
7.18. Bahwa fakta-fakta bagi Pemohon Peninjauan Kembali
(semula Tergugat) pada saat itu adalah sebagai berikut :
ah

lik
. Isi surat Permohonan Kedua itu sama persis dengan isi
surat permohonan pertama Termohon Peninjauan
Kembali (semula Penggugat) yang menggunakan
am

ub
ketentuan Pasal 36 ayat (1) huruf a KUP sebagai dasar
hukumnya.
ep
a. Jangka waktu pengajuan permohonan kedua tersebut
k

adalah kurang dari 3 bulan sejak diterbitkannya


ah

Keputusan Dirjen Pajak yang menjawab permohonan


R

si
pertama Termohon Peninjauan Kembali (semula
Penggugat).

ne
ng

b. Jika memang Termohon Peninjauan Kembali (semula


Penggugat) menyadari bahwa terdapat kesalahan ketik,

do
gu

mengapa kesalahan ketik tersebut tetap dilanjutkan pada


Surat Permohonan Kedua Termohon Peninjauan
Kembali (semula Penggugat).
In
A

c. Jika memang Termohon Peninjauan Kembali (semula


Penggugat) menginginkan Pasal 36 ayat (1) huruf c UU
ah

lik

KUP sebagai dasar hukum permohonannya, mengapa


Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat)
m

ub

tidak mengajukan gugatan atas Keputusan Dirjen Pajak


Nomor KEP-633/WPJ.07/2010 tanggal 09 Juli 2010.
ka

d. Jika memang Surat Permohonan Kedua itu merupakan


ep

permohonan Pasal 36 ayat (1) huruf c UU KUP, maka


ah

perlu dipertanyakan dimana permohonan pertama Pasal


R

36 ayat (1) huruf c UU KUP Termohon Peninjauan


es

Kembali (semula Penggugat).


M

ng

on
gu

Halaman 24 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
7.19. Berdasarkan fakta-fakta di atas, Pemohon Peninjauan

si
Kembali (semula Tergugat) menyatakan bahwa tidak
terdapat kesalahan Pemohon Peninjauan Kembali (semula

ne
ng
Tergugat) dalam menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal
Pajak Nomor : KEP-546/WPJ.07/2011 tanggal 11 Maret
2011 yang menjawab permohonan kedua Termohon

do
gu Peninjauan Kembali (semula Penggugat) karena apa yang
dilakukan Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat)

In
A
saat itu sama dengan yang dilakukan Pemohon Peninjauan
Kembali (semula Tergugat) saat menerbitkan KEP-
ah

lik
633/WPJ.07/2010 tanggal 09 Juli 2010 yang notabene tidak
diajukan Gugatan oleh Termohon Peninjauan Kembali
(semula Penggugat). Dengan kata lain dapat diartikan bahwa
am

ub
Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) telah
menyetujui bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula
ep
Tergugat) menjawab permohonan pertama Termohon
k

Peninjauan Kembali (semula Penggugat) dengan tepat.


ah

7.20. Bahwa berdasarkan fakta di atas juga, terbukti bahwa


R

si
Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) telah
menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor :

ne
ng

KEP-546/WPJ.07/2011 tanggal 11 Maret 2011 sesuai


ketentuan yang berlaku dan bukan semata-mata hanya

do
gu

karena asumsi belaka.


7.21. Selain itu, di dalam Surat Permohonan Kedua Termohon
Peninjauan Kembali (semula Penggugat), nyata-nyata
In
A

menyebutkan bahwa Permintaan Termohon Peninjauan


Kembali (semula Penggugat) sama dengan permintaannya
ah

lik

di surat permohonan pertamanya, dimana kemudian


Termohon Peninjauan Kembali (semula Penggugat) secara
m

ub

tidak langsung menyatakan terdapat ketidaksesuaian isi


dengan judul surat dengan alasan “salah ketik”.
ka

Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat)


ep

berpendapat bahwa ketidaksesuaian isi dengan judul surat


ah

tersebut membuat Surat Permohonan Termohon Peninjauan


R

Kembali (semula Penggugat) menjadi tidak jelas/kabur/gelap


es

yang dapat dijadikan celah (blackhole) bagi Termohon


M

ng

on
gu

Halaman 25 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Peninjauan Kembali (semula Penggugat) untuk kepentingan

si
pribadinya.
7.22. Bahwa Majelis Hakim seharusnya tidak membatalkan

ne
ng
Keputusan Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat)
sebab Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat)
telah menjawab permohonan Termohon Peninjauan Kembali

do
gu (semula Penggugat) dengan tepat, sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Bahwa seharusnya

In
A
Majelis Hakim Pengadilan Pajak di persidangan banding
mempertanyakan ketidakjelasan Termohon Peninjauan
ah

lik
Kembali (semula Penggugat) yang sudah dimulai sejak
Permohonan Pertamanya.
7.23. Bahwa dengan demikian, pertimbangan dan putusan Majelis
am

ub
Hakim Pengadilan Pajak yang justru menganggap
Keputusan Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat)
ep
tersebut sebagai Keputusan yang cacat hukum dan
k

membenarkan surat permohonan Termohon Peninjauan


ah

Kembali (semula Penggugat) nyata-nyata telah keliru dan


R

si
dapat menimbulkan preseden buruk bagi Wajib Pajak yang
lain yang akan merugikan Negara dalam bidang perpajakan.

ne
ng

8. Bahwa dengan demikian Pemohon Peninjauan Kembali (semula


Tergugat) berkesimpulan bahwa putusan Majelis Hakim dalam

do
gu

sengketa gugatan a quo adalah nyata-nyata tidak sesuai dengan


ketentuan perundang-undangan yang berlaku, karena Putusan
Pengadilan Pajak tersebut tidak memenuhi ketentuan Pasal 78
In
A

beserta penjelasannya UU Pengadilan Pajak karena putusan diambil


tidak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
ah

lik

bersangkutan (Peraturan perundang-undangan perpajakan yang


berkaitan adalah Pasal 36 ayat (1) huruf a dan huruf c UU KUP dan
m

ub

PMK Nomor : 21/PMK.03/2008).


9. Bahwa dengan demikian, telah terbukti pula secara nyata-nyata
ka

bahwa amar pertim- bangan dan amar putusan (dictum) Majelis


ep

Hakim Pengadilan Pajak yang telah dituangkan dalam Putusan


ah

Pengadilan Pajak Nomor: Put. 37622/PP/M.I/99/2012 tanggal 11


R

April 2012 tersebut telah dibuat dengan tidak berdasarkan kepada


es

fakta-fakta yang ada dan yang telah nyata-nyata terungkap dalam


M

ng

pemeriksaan sengketa gugatan tersebut, sehingga telah terbukti


on
gu

Halaman 26 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
secara nyata-nyata melanggar ketentuan Pasal 91 huruf e UU

si
Pengadilan Pajak dan oleh karena itu atas Putusan Pengadilan
Pajak Nomor: Put. 37622/PP/M.I/99/2012 tanggal 11 April 2012

ne
ng
tersebut harus dibatalkan.
V. Bahwa dengan demikian, putusan Majelis Hakim Pengadilan Pajak Nomor:
Put. 37622/PP/M.I/99/2012 tanggal 11 April 2012 yang menyatakan :

do
gu  Membatalkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-
546/WPJ.07/2011 tanggal 11 Maret 2011 mengenai Pengurangan atau

In
A
Penghapusan Sanksi Administrasi atas Surat Tagihan Pajak Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyerahan BKP Dan/atau JKP
ah

lik
Nomor : 00192/107/08/052/09 tanggal 22 Oktober 2009 Masa Pajak
Januari sampai dengan Juni 2008, atas nama: PT. BASF Construction
Chemicals Indonesia, NPWP : 01.070.655.4-052.000, Alamat : Jl.
am

ub
Jababeka V Blok I Nomor 1, Cikarang Industrial Estate, Bekasi, 17530.
adalah tidak benar sama sekali serta telah nyata-nyata bertentangan
ep
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
k

berlaku.
ah

Bahwa berdasarkan uraian dan fakta-fakta hukum (fundamentum


R

si
petendi) tersebut di atas, telah terbukti secara jelas dan nyata-nyata
bahwa Pemohon Peninjauan Kembali (semula Tergugat) dapat

ne
ng

membuktikan kebenaran dalil-dalilnya bahwa Putusan Pengadilan Pajak


Nomor: Put. 37622/PP/M.I/99/2012 tanggal 11 April 2012 tidak sesuai

do
gu

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang


berlaku.
PERTIMBANGAN HUKUM
In
A

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan peninjauan kembali tersebut,


Mahkamah Agung berpendapat:
ah

lik

Bahwa alasan-alasan permohonan Pemohon Peninjauan Kembali tidak


dapat dibenarkan, karena putusan Pengadilan Pajak yang menyatakan
m

ub

Membatalkan Keputusan Tergugat atas permohonan Gugatan Penggugat


terhadap Keputusan Tergugat Nomor KEP- 546/WPJ.07/2011 tanggal 11 Maret
ka

2011 mengenai Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi atas


ep

Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyerahan
ah

BKP dan/atau Jasa Kena Pajak Nomor : 00192/107/08/052/09 tanggal 22


R

Oktober 2009 Masa Pajak Januari sd Juni 2008 atas nama Penggugat, NPWP :
es

01.070.655.4-052.000, sudah tepat dan benar dengan pertimbangan :


M

ng

a. Bahwa alasan tentang Permohonan Peninjauan Kembali tidak dapat


on
gu

Halaman 27 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dibenarkan, karena dalil-dalil yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan

si
Kembali (dahulu Tergugat) tidak dapat menggugurkan fakta yang terungkap
dalam persidangan dan pertimbangan hukum Majelis Pengadilan Pajak. Oleh

ne
ng
karenanya, koreksi Tergugat (sekarang Pemohon Peninjauan Kembali) tidak
dapat dipertahankan karena mengandung cacat hukum adanya pencantuman
dalam konsideran semula Pasal 36 ayat (1) huruf a yang seharusnya Pasal

do
gu 36 ayat (1) huruf c UU KUP;
b. Bahwa dengan demikian, tidak terdapat putusan Pengadilan Pajak yang

In
A
nyata-nyata bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku sebagaimana diatur dalam Pasal 91 huruf e Undang-undang Nomor
ah

lik
14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas, maka permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Pemohon
am

ub
Peninjauan Kembali: DIREKTUR JENDERAL PAJAK, tersebut tidak beralasan
sehingga harus ditolak;
ep
Menimbang, bahwa dengan ditolaknya permohonan peninjauan kembali,
k

maka Pemohon Peninjauan Kembali dinyatakan sebagai pihak yang kalah, dan
ah

karenanya dihukum untuk membayar biaya perkara dalam peninjauan kembali;


R

si
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985

ne
ng

tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-


Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang

do
gu

Nomor 3 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang


Pengadilan Pajak serta peraturan perundang-undangan yang terkait;
MENGADILI,
In
A

Menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan


Kembali : DIREKTUR JENDERAL PAJAK tersebut;
ah

lik

Menghukum Pemohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya


perkara dalam pemeriksaan Peninjauan Kembali ini sebesar Rp.2.500.000,00
m

ub

(dua juta lima ratus ribu Rupiah);


Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
ka

Agung pada hari Senin, tanggal 11 Agustus 2014, oleh Dr. H. Imam Soebechi,
ep

S.H., M.H., Ketua Muda Mahkamah Agung Urusan Lingkungan Peradilan Tata
ah

Usaha Negara yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua
R

Majelis, Dr. H.M. Hary Djatmiko, S.H.,M.S. dan Dr. H. Supandi, S.H.,M.Hum
es

Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota Majelis, dan diucapkan dalam sidang


M

ng

terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim
on
gu

Halaman 28 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Anggota Majelis tersebut dan dibantu oleh Kusman, S.IP.,S.H.,M.Hum., Panitera

si
Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.

ne
ng
Anggota Majelis: Ketua Majelis,
Ttd/. Dr. H.M. Hary Djatmiko, S.H.,M.S. Ttd/. Dr. H. Imam Soebechi, S.H., M.H.
Ttd/. Dr. H. Supandi, S.H.,M.Hum

do
gu

In
A
Biaya-biaya Panitera Pengganti,
1. Meterai ………… Rp 6.000,00 Ttd/. Kusman, S.IP.,S.H.,M.Hum.
2. Redaksi ………… Rp 5.000,00
ah

3. Administrasi …...

lik
Rp2.489.000,00
Jumlah ………………. Rp2.500.000,00
am

ub
Untuk Salinan
ep
Mahkamah Agung R.I.
k

a.n. Panitera,
ah

Panmud TUN
R

si
ASHADI, SH.

ne
ng

NIP : 220000754

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Halaman 29 dari 29 halaman. Putusan Nomor 294/B/ PK/PJK/2014


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Anda mungkin juga menyukai