Anda di halaman 1dari 62

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor 62 P/HUM/2013

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG

ne
ng
Memeriksa dan mengadili perkara permohonan keberatan hak uji materiil
terhadap Permohonan Hak Uji Materiil Pasal 1 Angka 5, Pasal 28 dan Pasal 29

do
gu Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.20/Menhut-II/2013 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin

In
Pemanfaatan Kayu, serta Pasal 37 dan Pasal 38 Peraturan Menteri Kehutanan
A
Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu pada tingkat
pertama dan terakhir telah memutuskan sebagai berikut, dalam perkara:
ah

lik
GABUNGAN PENGUSAHA KELAPA SAWIT INDONESIA
(GAPKI), tempat kedudukan di Jakarta Rukan Sudirman Park,
am

ub
Blok B-18, Jalan K.H. Mas Mansyur, Kav. 35, Karet Tengsing,
Jakarta, dalam hal ini diwakili oleh JOEFLY J. BAHROENY dalam
kapasitasnya selaku Ketua Umum dan JOKO SUPRIYONO dalam
ep
k

kapasitasnya selaku Sekretaris Umum;


ah

Selanjutnya memberi kuasa kepada


R

si
1. Dr. SADINO, S.H., M.H.;
2. M.E. MANURUNG, S.H.;

ne
ng

3. IWAN BUDISANTOSO S.H.;


4. MUHAMAD ZAINAL ARIFIN, S.H.;

do
gu

para Advokat dan Konsultan Hukum dari Kantor Advokat “Triple M


Law Firm”, berkedudukan di Jakarta, beralamat di Jalan
Swadarma Utara II Nomor 1, Jakarta Selatan 12250, berdasarkan
In
A

Surat Kuasa Khusus tanggal 22 Juli 2013;


Selanjutnya disebut sebagai Pemohon;
ah

lik

melawan:
MENTERI KEHUTANAN R.I., tempat kedudukan Gedung
m

ub

Manggala Wanabakti Blok I Lantai 4, Jalan Jenderal Gatot


Subroto, Senayan, Jakarta Pusat;
ka

Selanjutnya memberi kuasa kepada:


ep

1. KRISNA RYA, S.H., M.H.;


ah

2. SUPARDI, S.H.;
R

3. IMAM SETIOHARGO, S.H., M.H.;


es

4. GUNARDO AGUNG PRASETYO, S.H., M.Hum., C.N.;


M

ng

5. Drs. AFRODIAN LUTOIFI, S.H., M.Hum.;


on
gu

Halaman 1 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6. YUDI ARIYANTO, S.H., M.T.;

R
kesemuanya adalah pegawai Kementerian Kehutanan RI, yang

si
beralamat di Gedung Manggala Wanabakti Blok I Lantai 4, Jalan

ne
ng
Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat, berdasarkan
Surat Kuasa Khusus Nomor KS.20/Menhut-II/2013, tanggal 4
Oktober 2013;

do
gu Selanjutnya disebut sebagai Termohon;
Mahkamah Agung tersebut;

In
A
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
DUDUK PERKARA
ah

Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal

lik
16 September 2013 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah Agung pada
tanggal 23 September 2013 dan diregister dengan Nomor 62 P/HUM/2013 telah
am

ub
mengajukan permohonan keberatan hak uji materiil terhadap Permohonan Hak
Uji Materiil Pasal 1 Angka 5, Pasal 28 dan Pasal 29 Peraturan Menteri
ep
Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/Menhut-II/2013 tentang Perubahan
k

atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin


ah

Pemanfaatan Kayu, serta Pasal 37 dan Pasal 38 Peraturan Menteri Kehutanan


R

si
Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu, dengan dalil-dalil
yang pada pokoknya sebagai berikut:

ne
ng

I. Kewenangan Mahkamah Agung:


1. Bahwa merujuk pada ketentuan Pasal 24A ayat (1) Undang-Undang

do
gu

Dasar 1945 (Selanjutnya disebut “UUD 1945”), di mana salah satu


kewenangan Mahkamah Agung adalah melakukan pengujian peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang;
In
A

Pasal 24A ayat (1) UUD 1945 menyatakan:


"Mahkamah Agung Rl berwenang mengadili pada tingkat Kasasi,
ah

lik

menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang


terhadap undang-undang dan mempunyai wewenang lainnya yang
m

ub

diberikan oleh undang-undang";


2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 20 ayat (2) huruf b dan Pasal 20
ka

ayat (3) Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan


ep

Kehakiman, selengkapnya menyatakan bahwa:


ah

Pasal 20 ayat (2) huruf b:


R

“Mahkamah Agung berwenang menguji peraturan perundang-undangan


es

di bawah undang-undang terhadap undang-undang”;


M

ng

on
gu

Halaman 2 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasal 20 ayat (3):

R
“Putusan mengenai tidak sahnya peraturan perundang-undangan

si
sebagai hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

ne
ng
dapat diambil baik berhubungan dengan pemeriksaan pada tingkat
kasasi maupun berdasarkan permohonan langsung pada Mahkamah
Agung”;

do
gu 3. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 31 ayat (1), (2), (3), (4)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas

In
A
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung,
menyatakan bahwa:
ah

(1) Mahkamah Agung mempunyai wewenang menguji secara materiil

lik
hanya terhadap peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang;
am

ub
(2) Mahkamah Agung berwenang menyatakan tidak sah semua
peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang atas
ep
alasan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
k

lebih tinggi atau pembentukannya tidak memenuhi ketentuan yang


ah

berlaku;
R

si
(3) Putusan mengenai tidak sahnya peraturan perundang-undangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diambil baik

ne
ng

berhubungan dengan pemeriksaan pada tingkat kasasi maupun


berdasarkan permohonan langsung pada Mahkamah Agung;

do
gu

(4) Peraturan perundang-undangan yang dinyatakan tidak sah


sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikat;
In
A

1. Bahwa ketentuan Pasal 31 ayat (5) Undang-Undang Nomor 5 Tahun


2004 dihapus dan diganti oleh ketentuan mengenai bagaimana
ah

lik

permohonan pengujian diajukan dan oleh pihak siapa yang dapat


mengajukan permohonan, termasuk apa saja syarat permohonannya
m

ub

beserta tata cara pengujian yang dilakukan oleh Mahkamah Agung,


dalam Pasal 31 A ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8), (9) dan (10)
ka

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas


ep

Undang-Undang Nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung;


ah

Selengkapnya ketentuan Pasal tersebut berbunyi:


R

(1) Permohonan pengujian peraturan perundang-undangan di bawah


es

undang-undang terhadap undang-undang diajukan langsung oleh


M

ng

on
gu

Halaman 3 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemohon atau kuasanya kepada Mahkamah Agung dan dibuat

R
secara tertulis dalam bahasa Indonesia;

si
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat

ne
ng
dilakukan oleh pihak yang menganggap haknya dirugikan oleh
berlakunya peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang, yaitu:

do
gu a. Perorangan warga negara Indonesia;
b. Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan

In
A
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam
ah

undang-undang;

lik
c. Badan hukum publik atau badan hukum privat;
(3) Permohonan sekurang-kurangnya harus memuat:
am

ub
a. Nama dan alamat pemohon;
b. Uraian mengenai perihal yang menjadi dasar permohonan dan
ep
menguraikan dengan jelas bahwa:
k

1. Materi muatan ayat, pasal, dan/atau bagian peraturan


ah

perundang-undangan di bawah undang-undang dianggap


R

si
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi; dan/atau

ne
ng

2. Pembentukan peraturan perundang-undangan tidak


memenuhi ketentuan yang berlaku; dan

do
gu

c. Hal-hal yang diminta untuk diputus;


(4) Permohonan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Mahkamah Agung paling lama 14 (empat belas) hari
In
A

kerja terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan;


(5) Dalam hal Mahkamah Agung berpendapat bahwa pemohon atau
ah

lik

permohonannya tidak memenuhi syarat, amar putusan menyatakan


permohonan tidak diterima;
m

ub

(6) Dalam hal Mahkamah Agung berpendapat bahwa permohonan


beralasan, amar putusan menyatakan permohonan dikabulkan;
ka

(7) Dalam hal permohonan dikabulkan sebagaimana dimaksud pada


ep

ayat (6), amar putusan menyatakan dengan tegas materi muatan,


ah

ayat, pasal, dan/atau bagian dari peraturan perundang-undangan di


R

bawah undang-undang yang bertentangan dengan peraturan


es

perundang-undangan yang lebih tinggi;


M

ng

on
gu

Halaman 4 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(8) Putusan Mahkamah Agung yang mengabulkan permohonan

R
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) harus dimuat dalam Berita

si
Negara atau Berita Daerah paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja

ne
ng
terhitung sejak tanggal putusan diucapkan;
(9) Dalam hal peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang tidak bertentangan dengan peraturan

do
gu perundang-undangan yang lebih tinggi dan/atau tidak bertentangan
dalam pembentukannya, amar putusan menyatakan permohonan

In
A
ditolak.
(10) Ketentuan mengenai tata cara pengujian peraturan
ah

perundang-undangan di bawah undang-undang diatur dengan

lik
Peraturan Mahkamah Agung;
1. Bahwa selanjutnya mengenai tata cara pengujian peraturan
am

ub
perundang-undangan di bawah undang-undang diatur lebih lanjut
berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2011
ep
tentang Hak Uji Materiil;
k

2. Bahwa yang menjadi objek permohonan pengujian adalah Pasal 1


ah

angka 5, Pasal 28 dan Pasal 29 Permenhut Nomor P.20/Menhut-II/2013


R

si
serta Pasal 37 dan Pasal 38 Permenhut Nomor P.14/Menhut-II/2011;
Pasal 1 angka 5 Permenhut Nomor P.20/Menhut-II/2013

ne
ng

“Penggantian nilai tegakan adalah salah satu kewajiban selain PSDH


dan DR yang harus dibayar kepada negara akibat dari izin pemanfaatan

do
gu

kayu, penggunaan kawasan hutan melalui izin pinjam pakai, dan dari
areal kawasan hutan yang telah dilepas dan dibebani HGU yang masih
terdapat hasil hutan kayu dari pohon yang tumbuh secara alami
In
A

sebelum terbitnya HGU”;


Pasal 28 Permenhut Nomor P.20/Menhut-II/2013
ah

lik

(1) Dalam hal pada areal kawasan hutan yang telah dilepas dan
dibebani HGU masih terdapat hasil hutan kayu dari pohon yang
m

ub

tumbuh secara alami sebelum terbitnya HGU, pemegang HGU


tetap dikenakan PSDH, DR dan penggantian nilai tegakan;
ka

(2) HGU sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku dan melekat
ep

sebagai IPK;
ah

(3) Dalam hal pada areal HGU terdapat hasil hutan kayu dari pohon
R

yang tumbuh secara alami sebelum terbitnya HGU sebagaimana


es

dimaksud pada ayat (1) akan dilakukan kegiatan penggunaan


M

ng

on
gu

Halaman 5 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
lahan, pemegang HGU wajib melaporkan kepada Kepala Dinas

R
Kabupaten/Kota;

si
Pasal 29 Permenhut Nomor P.20/Menhut-II/2013

ne
ng
Prosedur pembukaan lahan pada areal kawasan hutan yang telah
dilepas dan dibebani HGU yang masih terdapat hasil hutan kayu dari
pohon yang tumbuh secara alami sebelum terbitnya HGU sebagaimana

do
gu dimaksud dalam Pasal 28, pengenaan PSDH, DR, dan Penggantian
Nilai Tegakan sebagai berikut:

In
A
a. Laporan yang disampaikan pemegang HGU sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2), dilengkapi persyaratan:
ah

1. Fotokopi HGU yang telah dilegalisir pejabat yang berwenang;

lik
2. Fotokopi akta pendirian perusahaan pemegang HGU atau
fotokopi KTP apabila pemegang HGU perorangan; dan
am

ub
3. Keputusan Menteri Kehutanan tentang Pelepasan Kawasan
Hutan;
ep
b. Dalam hal areal HGU berasal dari APL tidak diperlukan persyaratan
k

sebagaimana dimaksud pada huruf a butir 3;


ah

c. Atas dasar laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat


R

si
(2), Kepala Dinas Kabupaten/Kota memerintahkan kepada
Wasganis-PHPL-Canhut untuk melaksanakan timber cruising

ne
ng

dengan intensitas 100% (seratus persen) terhadap potensi hasil


hutan kayu yang dimohon untuk dimanfaatkan/pembukaan lahan;

do
gu

d. Atas dasar hasil cruising sebagaimana dimaksud huruf c, dibuat


laporan hasil cruising yang dilengkapi dengan Berita Acara;
e. Berdasarkan hasil cruising sebagaimana dimaksud huruf c,
In
A

pemegang HGU melakukan pembukaan lahan/penebangan, dan


hasil penebangan dilakukan pengukuran untuk penetapan volume
ah

lik

kayu yang dituangkan dalam Daftar Kayu Bulat (DKB) sebagai


dasar pengenaan PSDH, DR dan penggantian nilai tegakan;
m

ub

f. Dalam hal pemegang HGU tidak memiliki tenaga yang berkualifikasi


sebagai Ganis-PHPL-PKB atau Ganis-PKB-J, pengukuran Kayu
ka

Bulat dapat dibantu oleh Wasganis-PKB-R atau Wasganis-PKB-J


ep

yang berasal dari Dinas Kabupaten/Kota;


ah

g. Berdasarkan Daftar Kayu Bulat (DKB), Kepala Dinas Kehutanan


R

Kabupaten/Kota memerintahkan Pejabat Penagih PSDH, DR dan


es
M

ng

on
gu

Halaman 6 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pejabat Penagih penggantian nilai tegakan, untuk menerbitkan SPP

R
PSDH, SPP DR dan SPP-GR;

si
h. Atas SPP PSDH, SPP DR dan SPP-GR, pemegang HGU

ne
ng
melakukan pembayaran di Bank Persepsi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
i. Atas bukti setor PSDH, DR dan ganti rugi nilai tegakan yang setoran

do
gu tersebut telah masuk ke rekening Bendaharawan Penerima
Kementerian Kehutanan, pemegang HGU dapat mengajukan

In
A
permohonan pengangkutan kayu bulat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
ah

Pasal 37 Permenhut Nomor P.14/Menhut-II/2011

lik
(1) Pejabat penagih SPP-GR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
huruf f dan Pasal 29 huruf c, menerbitkan SPP-GR berdasarkan
am

ub
harga patokan yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan setelah
dikurangi kewajiban PSDH, DR dan biaya produksi;
ep
(2) Biaya produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan
k

oleh Menteri, dengan memerhatikan pertimbangan Direktur


ah

Jenderal dan masukan dari Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia


R

si
(APHI) dan dapat diterbitkan setiap 6 (enam) bulan;
Pasal 38 Permenhut Nomor P.14/Menhut-II/2011

ne
ng

(1) SPP-GR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf f dan Pasal


29 huruf c, ditembuskan kepada:

do
gu

a. Lembar pertama untuk wajib bayar;


b. Lembar kedua untuk Kepala Dinas Kabupaten/Kota;
c. Lembar ketiga untuk Kepala Dinas Provinsi;
In
A

d. Lembar keempat untuk Kepala Balai; dan


e. Lembar kelima untuk arsip pejabat penagih;
ah

lik

(2) Berdasarkan SPP-GR sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan dan pemegang HGU
m

ub

melakukan pembayaran ke Rekening Bendaharawan Penerima MK


PNBP Ganti Rugi Nilai Tegakan Nomor 102 0005361917 pada
ka

Bank Mandiri Cabang Jakarta Gedung Pusat Kehutanan;


ep

(3) Bukti setor sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disampaikan


ah

kepada Kepala Balai dan kepada Pejabat Penerbit SKSKB untuk


R

diterbitkan Surat Keterangan Sah Kayu Bulat (SKSKB);


es
M

ng

on
gu

Halaman 7 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(4) Kepala Balai setiap 3 (tiga) bulan sekali wajib menyampaikan

R
laporan atas penerbitan SPP-GR kepada Direktur Jenderal, dengan

si
tembusan kepada Sekretaris Jenderal dan Kepala Dinas Provinsi;

ne
ng
(5) Format blanko SPP-GR, sebagaimana tercantum pada lampiran
Peraturan ini;
1. Bahwa yang menjadi objek permohonan Hak Uji Materiil a quo adalah

do
gu Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.20/Menhut-II/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

In
A
Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu
dan Peraturan Menteri Kehutanan R.I. Nomor P.14/Menhut-II/2011
ah

tentang Izin Pemanfaatan Kayu dan adalah termasuk jenis peraturan

lik
perundang-undangan di bawah undang-undang sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
am

ub
Peraturan Perundang-undangan juncto Pasal 1 ayat (2) Peraturan
Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2011, dengan demikian
ep
Mahkamah Agung berwenang untuk menguji objek keberatan Hak Uji
k

Materiil in litis;
ah

II. Kedudukan Hukum/Legal Standing Pemohon:


R

si
1. Bahwa Pasal 31A ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009
mengatur bahwa: Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ne
ng

hanya dapat dilakukan oleh pihak yang menganggap haknya dirugikan


oleh berlakunya peraturan perundang-undangan di bawah

do
gu

undang-undang, yaitu:
a. Perorangan warga negara Indonesia;
b. Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan
In
A

sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara


Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang;
ah

lik

atau
c. Badan hukum publik atau badan hukum privat;
m

ub

1. Bahwa berdasarkan Pasal 1 ayat (4) Peraturan Mahkamah Agung


Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2011 yang menyebutkan sebagai
ka

berikut:
ep

"Pemohon keberatan adalah kelompok masyarakat atau perorangan


ah

yang mengajukan permohonan keberatan kepada Mahkamah Agung Rl


R

atas berlakunya suatu peraturan perundang-undangan tingkat lebih


es

rendah dari undang-undang";


M

ng

on
gu

Halaman 8 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Bahwa berdasarkan Pasal 31A ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor

R
3 Tahun 2009, badan hukum privat dapat mengajukan permohonan

si
pengujian perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap

ne
ng
undang-undang apabila dirugikan atas pemberlakuan peraturan
tersebut. Dalam hal ini, Pemohon yang bernama Gabungan Pengusaha
Kelapa Sawit Indonesia (selanjutnya disebut sebagai GAPKI) yang

do
gu terbentuk pada tanggal 27 Februari 1981 berkedudukan di Jakarta
merupakan suatu organisasi di bidang kelapa sawit mempunyai tujuan

In
A
untuk mempersatukan para pelaku bidang usaha perkelapasawitan di
Indonesia dan menjadi mitra Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
ah

Daerah dalam rangka membuat kebijakan usaha perkelapasawitan di

lik
Indonesia untuk meningkatkan daya saing usaha kelapa sawit
Indonesia di pasar internasional. Kegiatan GAPKI antara lain
am

ub
mengembangkan kegiatan dalam bidang penelitian, penyuluhan,
pelatihan, informasi, promosi, pemasaran, konsultasi dan diskusi serta
ep
segala kegiatan yang dapat meningkatkan kinerja anggotanya, serta
k

menjalin kerjasama dengan pemerintah dalam rangka meningkatkan


ah

kekuatan usaha perkelapa-sawitan dan membina hubungan kerja sama


R

si
dengan institusi-institusi dalam dan luar negeri (vide Bukti P.12);
3. Bahwa pemberlakuan ketentuan Pasal 1 angka 5, Pasal 28 dan Pasal

ne
ng

29 Permenhut Nomor P.20/Menhut-II/2013 serta Pasal 37 dan Pasal 38


Permenhut Nomor P.14/Menhut-II/2011 sangat merugikan hak

do
gu

konstitusional anggota-anggota Pemohon khususnya terkait kerugian


materiil berupa kewajiban pembayaran nilai tegakan yang wajib dibayar
oleh pemegang Hak Guna Usaha (HGU) dan pelepasan kawasan
In
A

hutan. Kewajiban pembayaran nilai tegakan tersebut dianggap sebagai


salah satu jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang wajib
ah

lik

dibayar oleh anggota-anggota Pemohon. Padahal ketentuan tersebut


terlalu prematur mengingat undang-undang maupun peraturan
m

ub

pemerintah yang mengatur PNBP belum mengatur tentang kewajiban


pembayaran nilai tegakan sebagai salah satu jenis PNBP. Dengan
ka

demikian, Pemohon berkepentingan untuk mengajukan keberatan


ep

kepada Mahkamah Agung RI agar Pasal 1 angka 5, Pasal 28 dan Pasal


ah

29 Permenhut Nomor P.20/Menhut-II/2013 serta Pasal 37 dan Pasal 38


R

Permenhut Nomor P.14/Menhut-II/2011, yang menjadi objek


es

permohonan a quo dinyatakan bertentangan dengan


M

ng

on
gu

Halaman 9 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perundang-undangan yang lebih tinggi in casu Undang-Undang Dasar

R
1945, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan

si
Negara Bukan Pajak, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997

ne
ng
juncto Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 tentang Jenis dan
Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak, Peraturan Pemerintah
Nomor 59 Tahun 1998 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun

do
gu 1999 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 1999 tentang Tarif
dan Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada

In
A
Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Peraturan Pemerintah Nomor
40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan
ah

Hak Pakai atas Tanah dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun

lik
2010 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang berlaku pada Badan Pertanahan Nasional, oleh karenanya
am

ub
tidak sah dan tidak berlaku umum;
4. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Pemohon mempunyai
ep
kualitas dan mempunyai kepentingan mengajukan permohonan a quo,
k

karena telah dirugikan atas berlakunya objek permohonan keberatan


ah

Hak Uji Materiil, oleh karena itu secara yuridis Pemohon mempunyai
R

si
kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan keberatan Hak Uji
Materiil;

ne
ng

5. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut terbukti permohonan


Pemohon memenuhi syarat formal yang ditentukan dalam Pasal 1 ayat

do
gu

(1), (2) dan (4) Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2011
tentang Hak Uji Materiil juncto Pasal 31A ayat (2) Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
In
A

Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, oleh karenanya


permohonan a quo secara formal dapat diterima;
ah

lik

III. Alasan-alasan Permohonan:


1. Bahwa pokok permohonan yang diajukan oleh Pemohon ditujukan
m

ub

terhadap norma atau pasal yang terkandung di dalam Permenhut


Nomor P.20/Menhut-II/2013 antara lain Pasal 1 angka 5, Pasal 28 dan
ka

Pasal 29, serta Permenhut Nomor P.14/Menhut-II/2011 antara lain


ep

Pasal 37 dan Pasal 38, yang mengatur kewajiban pembayaran


ah

Penggantian Nilai Tegakan yang ditujukan kepada pemegang HGU dan


R

pelepasan kawasan hutan yang mana penggantian nilai tegakan


es
M

ng

on
gu

Halaman 10 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebut dijadikan sebagai salah satu jenis kewajiban PNBP yang wajib

R
dibayar oleh pemegang HGU dan pelepasan kawasan hutan;

si
2. Bahwa di dalam perkara yang sejenis yakni dalam Perkara Nomor

ne
ng
41P/HUM/2011 tentang Permohonan Hak Uji Materiil terhadap
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu dan Peraturan

do
gu Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.65/Menhut-II/2009
tentang Standar Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu pada Izin

In
A
Pemanfaatan Kayu dan/atau Penyiapan Lahan dalam Rangka
Pembangunan Hutan Tanaman, yang diajukan oleh Asosiasi
ah

Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Mahkamah Agung telah

lik
membatalkan ketentuan kewajiban pembayaran nilai tegakan kepada
Hutan Tanaman Industri karena dianggap prematur mengingat
am

ub
peraturan pemerintah maupun undang-undang sebagai peraturan
perundang-undangan di atasnya tidak mengatur kewajiban pembayaran
ep
nilai tegakan sebagai salah satu jenis PNBP;
k

3. Bahwa Pertimbangan Majelis Hakim Perkara Nomor 41 P/HUM/2011


ah

dapat dilihat dalam Putusan halaman 40-41 yang selengkapnya sebagai


R

si
berikut:
“Menimbang, bahwa implisit hal tersebut diakui oleh Menteri Kehutanan

ne
ng

dalam jawabannya pada poin 16, yang pada pokoknya menyatakan:


Dalam rangka menindaklanjuti terbitnya Peraturan Menteri Kehutanan

do
gu

Nomor P.14/Menhut-II/2011 dan Nomor P.65/Menhut-II/2009,


Termohon dengan Surat Nomor S.423/Menhut-II/Keu/2011, tanggal 3
Juli 2011, dan Nomor S.526/Menhut-II/Keu/2011, tanggal 19 Agustus
In
A

2011 telah mengajukan usulan kepada Kementerian Keuangan untuk


melakukan revisi terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun
ah

lik

1998 tentang Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku
pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan, dengan memasukkan
m

ub

penggantian nilai tegakan dari pemegang izin pemanfaatan kayu dan


atau dari penyiapan lahan dalam pembangunan hutan tanaman ke
ka

dalam perubahan Peraturan Pemerintah dimaksud;


ep

Menimbang, bahwa kalau dilihat dari jawaban Menteri Kehutanan


ah

sebagaimana di kutip di atas, sebenarnya apa yang diatur dalam objek


R

Hak Uji Materiil (Peraturan Menteri Kehutanan R.I. Nomor


es

P.14/Menhut-II/2011 tanggal 10 Maret 2011 tentang Izin Pemanfaatan


M

ng

on
gu

Halaman 11 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kayu dan Peraturan Menteri Kehutanan R.I. Nomor

R
P.65/Menhut-II/2009 tanggal 19 Oktober 2009 tentang Standard Biaya

si
Produksi Pemanfaatan Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu dan/atau

ne
ng
Penyiapan Lahan dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman)
khususnya mengenai kewajiban pembayaran penggantian nilai tegakan
dijadikan kewajiban yang wajib dibayar oleh pemegang IUPHHK-HT,

do
gu adalah pengaturan yang prematur karena masih dalam pengusulan
kepada Kementerian Keuangan untuk melakukan revisi terhadap

In
A
Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998 tentang Tarif atas
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen
ah

Kehutanan dan Perkebunan;

lik
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut terbukti
bahwa Peraturan Menteri Kehutanan R.I. Nomor P.14/Menhut-II/2011
am

ub
tanggal 10 Maret 2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu dan Peraturan
Menteri Kehutanan R.I. Nomor P.65/Menhut-II/2009 tanggal 19 Oktober
ep
2009 tentang Standard Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu pada Izin
k

Pemanfaatan Kayu dan/atau Penyiapan Lahan dalam Rangka


ah

Pembangunan Hutan Tanaman (vide Bukti P.1A dan bukti P.1B)


R

si
bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi in casu
Undang-Undang Dasar 1945 juncto Undang-Undang Nomor 20 Tahun

ne
ng

1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak juncto Peraturan


Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran

do
gu

Penerimaan Negara Bukan Pajak juncto Peraturan Pemerintah Nomor 6


Tahun 2007 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta
In
A

Pemanfaatan Hutan juncto Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004


tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan juncto
ah

lik

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara


juncto Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
m

ub

Barang Milik Negara/Daerah, sehingga harus dibatalkan”;


4. Bahwa dalam amar Putusan Mahkamah Agung Nomor 41P/HUM/2011
ka

yang dibacakan oleh Majelis Hakim Prof. Dr. Ahmad Sukardja, S.H.,
ep

MA, Dr. H. Supandi, S.H., M.Hum. dan Dr. H. Imam Soebechi, S.H.,
ah

M.H. adalah sebagai berikut:


R

MENGADILI :
es
M

ng

on
gu

Halaman 12 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Mengabulkan permohonan keberatan Hak Uji Materiil dari

R
Pemohon: Letjend. (Purn.) SUGIONO tersebut untuk sebagian;

si
2. Menyatakan Pasal 1 angka 5, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal

ne
ng
35, dan Pasal 36 Peraturan Menteri Kehutanan R.I. Nomor
P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu yang
diundangkan melalui Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011

do
gu Nomor 142 tanggal 15 Maret 2011, dan Peraturan Menteri
Kehutanan R.I. Nomor P.65/Menhut-II/2009 tentang Standard Biaya

In
A
Produksi Pemanfaatan Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu dan/atau
Penyiapan Lahan dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman
ah

yang diundangkan melalui Berita Negara Republik Indonesia Nomor

lik
400 tanggal 21 Oktober 2009, Pasal 1 sampai dengan Pasal 4
beserta lampiran 2 bertentangan dengan peraturan
am

ub
perundang-undangan yang lebih tinggi yakni Undang-Undang Dasar
1945, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan
ep
Negara Bukan Pajak, Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun
k

1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan


ah

Pajak, Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 juncto


R

si
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan
dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan

ne
ng

Hutan, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Undang-Undang

do
gu

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan


Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang PengeIoIaan Barang Milik
Negara/Daerah;
In
A

3. Menyatakan Pasal 1 angka 5, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal
35, dan Pasal 36 Peraturan Menteri Kehutanan R.I. Nomor
ah

lik

P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu dan Pasal 1


sampai dengan Pasal 4 beserta lampiran 2 Peraturan Menteri
m

ub

Kehutanan R.I. Nomor P.65/Menhut-II/2009 tentang Standard Biaya


Produksi Pemanfaatan Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu dan/atau
ka

Penyiapan Lahan dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman


ep

tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat (tidak sah) dan batal


ah

demi hukum serta tidak berlaku umum;


R

4. Memerintahkan Menteri Kehutanan mencabut Pasal 1 angka 5,


es

Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 35, dan Pasal 36 Peraturan
M

ng

on
gu

Halaman 13 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menteri Kehutanan R.I. Nomor P.14/Menhut-Il/2011 tentang Izin

R
Pemanfaatan Kayu dan Pasal 1 sampai dengan Pasal 4 beserta

si
lampiran 2 Peraturan Menteri Kehutanan R.I. Nomor

ne
ng
P.65/Menhut-II/2009 tentang Standard Biaya Produksi Pemanfaatan
Kayu pada lzin Pemanfaatan Kayu dan/atau Penyiapan Lahan
dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman;

do
gu 5. Memerintahkan Panitera Mahkamah Agung R.I. mencantumkan
petikan putusan ini dalam Berita Negara dan dipublikasikan atas

In
A
biaya negara;
6. Menghukum Termohon keberatan Hak Uji Materiil untuk membayar
ah

biaya perkara sebesar Rp1.000.000,- (satu juta rupiah);

lik
5. Bahwa esensi Putusan Mahkamah Agung Nomor 41P/HUM/2011 tidak
saja ditujukan untuk pembatalan pemberlakuan kewajiban pembayaran
am

ub
nilai tegakan kepada pemegang IUPHHK HTI, tetapi juga ditujukan
pembatalan kewajiban pembayaran nilai tegakan kepada pemegang
ep
HGU dan pelepasan kawasan hutan, mengingat Permenhut Nomor
k

P.20/Menhut-II/2013 serta Permenhut Nomor P.14/Menhut-II/2011


ah

merupakan pengaturan yang prematur karena kewajiban pembayaran


R

si
nilai tegakan belum diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 59
Tahun 1998 tentang Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang

ne
ng

berlaku pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan serta masih


dalam tahap pengusulan kepada Kementerian Keuangan untuk

do
gu

melakukan revisi. Sampai dengan saat ini belum ada peraturan


pemerintah yang mengatur kewajiban pembayaran nilai tegakan;
6. Bahwa ketentuan dalam Pasal 1 angka 5, Pasal 28 dan Pasal 29
In
A

Permenhut Nomor P.20/Menhut-II/2013, serta Pasal 37 dan Pasal 38


Permenhut Nomor P.14/Menhut-II/2011 yang mengatur tentang
ah

lik

pembayaran Penggantian Nilai Tegakan yang dibebankan kepada


pemegang HGU dan pelepasan kawasan hutan telah bertentangan
m

ub

dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi antara lain:


a. Pasal 23A Undang-Undang Dasar 1945;
ka

b. Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997


ep

tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak;


ah

c. Pasal 1, Pasal 6 dan Lampiran IIA Angka 9 Peraturan Pemerintah


R

Nomor 22 Tahun 1997 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 52


es
M

ng

on
gu

Halaman 14 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tahun 1998 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara

R
Bukan Pajak;

si
d. Pasal 1 dan Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998

ne
ng
juncto Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 1999 juncto
Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 1999 tentang Tarif atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada

do
gu Departemen Kehutanan dan Perkebunan;
e. Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996

In
A
tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas
Tanah; dan
ah

f. Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis

lik
dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku
pada Badan Pertanahan Nasional;
am

ub
7. Bahwa ketentuan dalam Pasal 1 angka 5, Pasal 28 dan Pasal 29
Permenhut Nomor P.20/Menhut-II/2013 serta Pasal 37 dan Pasal 38
ep
Permenhut Nomor P.14/Menhut-II/2011 yang mengatur tentang
k

pembayaran Penggantian Nilai Tegakan yang dibebankan kepada


ah

pemegang HGU dan pelepasan kawasan hutan telah bertentangan


R

si
dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi antara lain
Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

ne
ng

1997;
Undang-Undang Dasar 1945.

do
gu

Pasal 23A:
“Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
Negara diatur dengan undang-undang”;
In
A

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara


Bukan Pajak
ah

lik

Pasal 2:
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Halaman 15 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(1) Kelompok Penerimaan Negara Bukan Pajak meliputi:

R
a. Penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana

si
Pemerintah;

ne
ng
b. Penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam;
c. Penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan Negara yang
dipisahkan;

do
gu d. Penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
Pemerintah;

In
A
e. Penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal
dari pengenaan denda administrasi;
ah

f. Penerimaan berupa hibah yang merupakan hak Pemerintah;

lik
g. Penerimaan lainnya yang diatur dalam undang-undang
tersendiri;
am

ub
(2) Kecuali jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang ditetapkan
dengan undang-undang, jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
ep
yang tercakup dalam kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat
k

(1) ditetapkan dengan peraturan pemerintah;


ah

(3) Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang belum tercakup dalam
R

si
kelompok Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan pemerintah;

ne
ng

Pasal 3

(1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak ditetapkan dengan

do
gu

memperhatikan dampak pengenaan terhadap masyarakat dan


kegiatan usahanya, biaya penyelenggaraan kegiatan Pemerintah
In
A

sehubungan dengan jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang


bersangkutan, dan aspek keadilan dalam pengenaan beban kepada
ah

masyarakat;
lik

(2) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam undang-undang atau
m

ub

peraturan pemerintah yang menetapkan jenis Penerimaan Negara


ka

Bukan Pajak yang bersangkutan;


ep

1. Bahwa berdasarkan Pasal 23A Undang-Undang Dasar, maka setiap


pungutan yang bersifat memaksa termasuk PNBP diatur dengan
ah

undang-undang. Dengan mengacu Undang-Undang Nomor 20 Tahun


R

es

1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak khususnya ketentuan


M

Pasal 2 ayat (3) dan (4) serta Pasal 3 ayat (2), maka jika ingin
ng

on
gu

Halaman 16 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memasukkan penggantian nilai tegakan sebagai salah satu jenis PNBP,

R
terlebih dahulu jenis dan tarif PNBP tersebut ditetapkan terlebih dahulu

si
dengan undang-undang atau peraturan pemerintah, bukan dalam level

ne
ng
peraturan menteri sebagaimana diatur Permenhut Nomor
P.20/Menhut-II/2013 dan Permenhut Nomor P.14/Menhut-lI/2011.
Dengan kata lain, Termohon sudah melampaui kewenangannya dengan

do
gu menerbitkan Permenhut Nomor P.20/Menhut-II/2013 dan Permenhut
Nomor P.14/Menhut-lI/2011 yang secara nyata telah bertentangan

In
A
dengan peraturan yang lebih tinggi;
2. Bahwa sampai dengan pengajuan permohonan uji materi ini, Peraturan
ah

Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 juncto Peraturan Pemerintah Nomor

lik
52 Tahun 1998 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara
Bukan Pajak, tidak mencantumkan kewajiban penggantian nilai tegakan
am

ub
sebagai salah satu jenis PNBP:
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 juncto Peraturan
ep
Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 tentang Jenis dan Penyetoran
k

Penerimaan Negara Bukan Pajak


ah

Pasal 1:
R

si
“Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah penerimaan Pemerintah
Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan, yang jenisnya

ne
ng

sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I dan II Peraturan Pemerintah


ini”;

do
gu

Pasal 6:
“Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang dilakukan oleh
Departemen dan Lembaga Non Departemen yang belum tercakup
In
A

dalam lampiran Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 1 akan disusulkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
ah

lik

lampiran Peraturan Pemerintah ini dan pencantumannya dilakukan


dengan Peraturan Pemerintah tersendiri”;
m

ub

Lampiran II A angka 9:
Jenis-jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada
ka

Departemen Kehutanan:
ep

1. Penerimaan dari luran Hasil Hutan (IHH) [menjadi Provisi Sumber


ah

Daya Hutan (PSDH), sebagaimana diubah oleh Peraturan


R

Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998];


es

2. Penerimaan dari luran Hak Pengusahaan Hutan (IHPH);


M

ng

on
gu

Halaman 17 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Penerimaan dari luran Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri

R
(lHPHTI);

si
4. Penerimaan dari luran Hak Pengusahaan Hutan (IHPR) Bambu;

ne
ng
5. Penerimaan dari luran Hak Pengusahaan Hutan (IHPH) Tanaman
Rotan;
6. Penerimaan dari Pengusahaan Pariwisata Alam;

do
gu 7. Penerimaan dari pungutan masuk hutan wisata, taman nasional,
tanaman hutan raya dan taman wisata laut;

In
A
8. Penerimaan dari iuran menangkap/mengambil dan mengangkut
satwa liar dan tumbuhan alam yang tidak dilindungi undang-undang,
ah

harta jarahan satwa buru;

lik
9. Penerimaan dari Denda Pelanggaran Eksploitasi Hutan (DPEH);
10. Penerimaan dari Denda post audit dan tata usaha iuran hasil hutan;
am

ub
11. Penerimaan dari pengambilan jenis tumbuhan dan satwa liar yang
dilindungi undang-undang dari alam maupun dari hasil
ep
penangkaran;
k

3. Bahwa berdasarkan Lampiran IIA angka 9 Peraturan Pemerintah


ah

Nomor 22 Tahun 1997 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun


R

si
1998, maka dapat dibuktikan bahwa tidak ada Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak berupa penggantian nilai tegakan. Dengan

ne
ng

demikian, Permenhut Nomor P.20/Menhut-II/2013 dan Permenhut


Nomor P.14/Menhut-II/2011 telah bertentangan dengan peraturan

do
gu

perundang-undangan yang lebih tinggi, karena dalam lampiran tersebut


secara tegas tidak menyebutkan bahwa penggantian nilai tegakan
termasuk dalam salah satu komponen PNBP yang wajib ditarik oleh
In
A

Termohon;
4. Bahwa Pasal 1 angka 5, Pasal 28 dan Pasal 29 Permenhut Nomor
ah

lik

P.20/Menhut-II/2013, serta Pasal 37 dan Pasal 38 Permenhut Nomor


P.14/Menhut-II/2011 juga bertentangan dengan Peraturan Pemerintah
m

ub

Nomor 59 Tahun 1998 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun


1999 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 1999 tentang Tarif
ka

atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada


ep

Departemen Kehutanan dan Perkebunan, karena di dalam Peraturan


ah

Pemerintah tersebut juga tidak terdapat tarif penggantian nilai tegakan


R

sebagai salah satu jenis PNBP;


es
M

ng

on
gu

Halaman 18 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Peraturan Pemerintah RI Nomor 59 Tahun 1998 tentang Tarif atas

R
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen

si
Kehutanan dan Perkebunan;

ne
ng
Pasal 1:
“Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada
Departemen Kehutanan dan Perkebunan sebagaimana dimaksud

do
gu dalam lampiran ll.A angka (9) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana telah

In
A
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 adalah
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini”;
ah

Lampiran Peraturan Pemerintah RI Nomor 59 Tahun 1998 tentang Tarif

lik
atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
Departemen Kehutanan dan Perkebunan
am

ub
TARIF/
JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN
SATUAN
I. Penerimaan dari Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)
A. KAYU
ep
k

1. Kayu Bulat
Kayu bulat yang mempunyai ukuran diameter 30
ah

cm ke atas diatur sebagai berikut:


a. Kelompok Meranti dan Kelompok Rimba
R

si
Campuran:
1) Kayu yang berasal dari Wilayah Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
m³ 6%

ne
a. Kelompok Jenis Meranti
ng

b. Kelompok Jenis Rimba Campuran m³ 6%


2) Kayu yang berasal dari Wilayah Irian Jaya,
Nusa Tenggara, Bali dan Timtim.
a. Kelompok Jenis Meranti

do
gu

b. Kelompok Jenis Rimba Campuran m³ 6%


b. Selain Kelompok Meranti dan Kelompok Rimba m³ 6%
Campuran:
1) Kelompok Jenis Kayu Indah.
In
a. Kelompok Jenis Kayu Indah (kecuali m³ 6%
A

Kayu Torem)
b. Kayu Torem (Manilkara Kanoensis) m³ 6%
2) Kayu Cendana. Ton 6%
ah

3) Kayu Kuning (Cudrania sp.) Ton 6%


lik

4) Kelompok Jenis Kayu Ebony. Ton 6%


5) Kayu Jati (Tectonia grandis l.f.)
a. Diameter 30 cm ke atas m³ 6%
b. Diameter 20 cm s/d 29 cm m³ 6%
m

ub

c. Diameter 19 cm ke bawah m³ 6%

2. Kelompok kayu jenis lain sebagai berikut:


ka

a. Kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb). m³ 6%


ep

b. Kayu Ramin (Gonystilus bancanus Kurzs). m³ 6%


c. Kayu mentaos (Wrightia javanica DC). m³ 6%
d. Kayu Kisereh (Cinnamomum Parthenoxylon). m³ 6%
ah

e. Kayu Perupuk (lophopetalum spp). m³ 6%


f. Kayu Giam (Cotylelobium spp). m³ 6%
R

g. Balangeran (Shore balangeran Burck). m³ 6%


es

h. Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri T,et,b). m³ 6%


i. Kayu Kulim (Scorodocaus borneensis Becc). m³ 6%
M

ng

3. Kayu Bulat Diameter Kecil


on
gu

Halaman 19 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. Kayu Bulat yang mempunyai ukuran diameter
kurang dari 30 cm. m³ 1%

si
b. Cerucuk. Batang 6%
c. Tiang jermal dan tiang pancang. Batang 6%
d. Galangan rel lori. m³ 6%
e. Arang:

ne
ng
1) Kayu Bakau, Jati, dan Kelompok Jenis
Meranti. Ton 6%
2) Kayu Rimba Campuran. Ton 6%
f. Kayu Bakar S t a f e l 6%

do
gu g. Tunggak jati
Meter (SM)
atau m³
Ton 6%

In
4. Limbah Pembalakan m³ 1%
A
Kayu yang tidak atau belum dimanfaatkan pada
kegiatan pembalakan yang berasal dari pohon
yang boleh ditebang berupa sisa pembagian
batang, tonggak, ranting, pucuk, yang mempunyai
ah

lik
ukuran diameter kurang dari 30 cm atau panjang
kurang dari 1,20 meter.

5. Bahan Baku Serpih (BBS) adalah kayu bulat


am

ub
diameter kecil yang akan diolah menjadi serpih. m³ 1%

6. Kayu dari Hutan Tanaman Industri (HTI).


a. Pinus Ton 5%
b. Acasia Ton 5%
ep
k

c. Balsa Ton 5%
d. Eucalypthus Ton 5%
ah

e. Gmelina arborea Ton 5%


f. Karet Ton/m³ 5%
R

si
g. Sengon Ton 5%
7. Kayu Perum Perhutani dan Daerah Istimewa
Yogyakarta

ne
a. Kayu Bulat Jati dan Sonokeling
ng

1) Diameter 30 cm ke atas. m³ 6%
2) Diameter 20 cm s/d 29 cm. m³ 6%
3) Diameter 19 cm ke bawah m³ 6%
b. Kayu Bulat Rimba Indah (Sonobrit, Mahoni)

do
gu

1) Diameter 30 cm ke atas. m³ 6%
2) Diameter 20 cm s/d 29 cm. m³ 6%
3) Diameter 19 cm ke bawah m³ 6%
c. Kayu Bulat jenis Pinus, Damar, Sengon, Balsa,
In
Eucalypthus, Jabon, Acacia mangium, Karet,
A

dan Gmelina Arborea.


1) Diameter 30 cm ke atas. m³ 6%
2) Diameter 20 cm s/d 29 cm. m³ 6%
ah

3) Diameter 19 cm ke bawah m³ 6%
lik

d. Kayu Bulat Rimba Campuran selain butir c.


1) Diameter 30 cm ke atas. m³ 6%
2) Diameter 20 cm s/d 29 cm. m³ 6%
3) Diameter 19 cm ke bawah m³ 6%
m

ub

B. BUKAN KAYU
1. Rotan
ka

a. Kelompok Rotan Pulut


ep

1) Rotan Pulut Merah Ton 6%


2) Rotan Puluh Putih Ton 6%
3) Rotan Lilin Ton 6%
ah

4) Rotan Lacak Ton 6%


5) Rotan Datuk Ton 6%
R

b. Kelompok Rotan Sega


es

1) Rotan Sega (Taman) Ton 6%


2) Rotan Sega Air (Ronti) Ton 6%
M

ng

3) Rotan Sega Badak Ton 6%


4) Rotan Irit/jahab Ton 6%
on
gu

Halaman 20 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c. Kelompok Rotan Lambang
1) Rotan Lambang Ton 6%

si
2) Rotan Anduru Ton 6%
3) Rotan Lita Ton 6%
4) Rotan Sabutan Ton 6%
5) Rotan Ampar Tikar Ton 6%

ne
ng
6) Rotan Tarumpu Ton 6%
7) Rotan Jermasin Ton 6%
d. Kelompok Rotan Tohiti (Rotan Tohiti dan Rotan
Telang) panjang max. 4m:

do
gu 1) Diameter s/d 24 mm
2) Diameter 25 mm s/d 30 mm
e. Kelompok Rotan Manau dengan panjang max.
Ton
Ton
6%
6%

4m.

In
1) Rotan Manau Batang 6%
A
2) Rotan Manau Tikus B a t a n g 6%
3) Rotan Manau Riang Batang 6%
4) Rotan Manau Padi Batang 6%
f. Kelompok Rotan Semambu dengan panjang
ah

lik
max. 4m.
1) Rotan Semambu Batang 6%
2) Rotan Tabu-tabu Batang 6%
3) Rotan Wilatung Batang 6%
am

ub
4) Rotan Nawi Batang 6%
5) Rotan Dahlan Batang 6%
g. Kelompok Rotan Jenis Lainnya (yang tidak Ton 6%
tercantum di atas).
ep
k

2. Getah
a. Getah Jelutung Ton 6%
ah

b. Getah Ketiau Ton 6%


c. Getah Karet Hutan Ton 6%
R

si
d. Getah Hangkang Ton 6%
e. Getah Jernang Ton 6%
f. Getah Sundik Ton 6%

ne
g. Getah Pinus Ton 6%
ng

3. Damar
a. Damar Mata Kucing Ton 6%
b. Damar Batu Ton 6%

do
gu

c. Damar Kopal Ton 6%


d. Damar Pilau Ton 6%
e. Damar Rasak Ton 6%
f. Damar Daging Ton 6%
In
g. Damar Gaharu Kg 6%
A

h. Sheetlac Ton 6%
i. Glubal gaharu Kg 6%
j. Kemedangan Kg 6%
ah

k. Biji Tengkawang Ton 6%


lik

l. Biji Kemiri Ton 6%


m. Kenari Kg 6%
n. Kemenyan Ton 6%
o. Biga Ton 6%
m

ub

p. Asam Ton 6%
q. Gambir Ton 6%
ka

4. Minyak Atsiri
ep

a. Minyak Kenanga Kg 6%
b. Minyak Sereh Kg 6%
c. Minyak Daun Cengkeh Kg 6%
ah

d. Minyak Pala Kg 6%
e. Minyak Nilam Kg 6%
R

f. Minyak Cendana Kg 6%
es

g. Minyak Akar Wangi Kg 6%


h. Minyak Lawang Liter 6%
M

ng

i. Minyak Kayu Putih Liter 6%


j. Minyak Keruing Liter 6%
on
gu

Halaman 21 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5. Sarang Burung Walet yang diambil dari alam

si
a. Walet Putih Kg 6%
b. Walet Hitam Kg 6%

6. Kulit Kayu

ne
ng
a. Acacia Ton 6%
b. Bakau Ton 6%
c. Kalapari Ton 6%
d. Gelam Ton 6%

do
gu e. Kayu Salaro
f. Kayu Laut
g. Kayu Lawang
Ton
Ton
Ton
6%
6%
6%
h. Kayu Kusarang Ton 6%

In
i. Kayu Manis Ton 6%
A
j. Masoi Ton 6%
k. Nyirih Ton 6%
l. Tangir Ton 6%
m. Tinggi Ton 6%
ah

lik
n. Tarok Ton 6%
o. Soga Ton 6%
p. Suka Ton 6%
q. Pulosantan Ton 6%
am

ub
r. Gemor/Salampati Ton 6%
s. Medang Keladi Ton 6%

7. Tikar
a. Angel Lembar 6%
ep
k

b. Kolosua Lembar 6%
c. Pandan Lembar 6%
ah

8. Atap
R

si
a. Atap Nipah/Kajang Lembar 6%
b. Atap Rumbia Lembar 6%
c. Atap Sirap Keping 6%

ne
ng

9. Bambu
a. Bambu Apus Batang 6%
b. Bambu Petung Batang 6%
c. Bambu Milah Batang 6%

do
gu

10. Lain-lain
a. Lilin Tawon Kg 6%
b. Madu Liter 6%
In
c. Nibung Bulat Batang 6%
A

d. Sagu Kg 6%
e. Nipah
1) Nira Liter 6%
ah

2) Gula Kg 6%
lik

f. Ijuk Ton 6%
g. Ketak Ton 6%

11. Bambu produksi Perum Perhutani dan Daerah


m

ub

Istimewa Yogyakarta
a. Bambu Petung/Apus/Milah (Konversi 1 SMB = SMB 6%
360 batang)
ka

b. Bambu Glontang Batang 6%


ep

II. Penerimaan dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan


(IHPH)
ah

Besarnya IHPH untuk tiap hektar selama jangka


waktu masa Hak Pengusahaan Hutan 20 (dua
R

puluh) tahun ditetapkan.


es

A. HPH baru dan areal tambahan (perluasan).


Hektar 37.500
M

1. Untuk Wilayah Sumatera dan Sulawesi


ng

2. Untuk Wilayah Kalimantan dan Maluku Hektar 50.000


Hektar 20.000
on
gu

Halaman 22 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Untuk Wilayah Irian Jaya, NTB, dan NTT
B. HPH peanjangan dan eks areal HPH yang pernah

si
dieksploitasi. Hektar 22.500
1. Untuk Wilayah Sumatera dan Sulawesi Hektar 30.000
2. Untuk Wilayah Kalimantan dan Maluku Hektar 15.000
3. Untuk Wilayah Irian Jaya, NTB, dan NTT

ne
ng
III. Penerimaan dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan
Tanaman Industri (IHPHTI) dengan sistem Tebang
Habis dengan Permudahan Buatan (THPB) untuk

do
gu jangka waktu selama masa HPHTI yang
bersangkutan.
A. Areal HPHTI baru
Hektar
Hektar
2.600
2.600
B. Areal tambahan (perluasan)

In
C. Areal HPHTI Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ)
A
untuk setiap 35 tahun. Hektar 22.500
1. Untuk Wilayah Sumatera dan Sulawesi Hektar 30.000
2. Untuk Wilayah Kalimantan dan Maluku Hektar 15.000
ah

3. Untuk Wilayah Irian Jaya, NTB, dan NTT

lik
Hektar 2.600
IV. Penerimaan dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan
(IHPH) Bambu selama masa HPH yang
bersangkutan.
am

ub
Hektar 2.600
V. Penerimaan dari Iuran Hak Pengusanaan Hutan
(IHPH) Tanaman Rotan selama masa HPH yang
bersangkutan
ep
k

VI. Penerimaan dari Pengusahaan Pariwisata Alam.


A. Pungutan IzinPengusahaan Pariwisata Alam
ah

Hektar 1.100.000
1. Taman Hutan Raya
Hektar 900.000
R
a. Rayon I

si
Hektar 700.000
b. Rayon II
c. Rayon III

ne
Hektar 700.000
ng

2.Taman Wisata Alam


Hektar 600.000
a. Rayon I
Hektar 500.000
b. Rayon II
c. Rayon III

do
gu

Hektar 1.350.000
3. Taman Nasional
Hektar 1.080.000
a. Rayon I
H e k t a r 810.000
b. Rayon II
c. Rayon III
In
A

Hektar 400.000
4. Taman Wisata Laut
Hektar 300.000
a. Rayon I
Hektar 200.000
b. Rayon II
ah

lik

c. Rayon III
Hektar 25.000
5. Taman Buru
Hektar 20.000
a. Rayon I
Hektar 15.000
m

ub

b. Rayon II
c. Rayon III
Keuntungan 10%
bersih tahun
B. Iuran Hasi Usaha Pariwisata alam
ka

anggaran
yang
ep

ber-sangkut
an
ah

Keuntungan 5%
R

C. Iuran Hasil Usaha Perburuan bersih tahun


anggaran
es

yang
ber-sangkut
M

an
ng

on
gu

Halaman 23 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
VII. Penerimaan dari pungutan masuk hutan wisata,
taman nasional, taman hutan raya, dan taman

si
wisata laut.
A. Hutan Wisata
1. Taman Wisata Alam
15.000

ne
a. Pengunjung

ng
1) Rayon I 2.000
a) Wisatawan Mancanegara Orang
b) Wisatawan Nusantara Orang 10.000
2) Rayon II 1.500

do
gu a) Wisatawan Mancanegara
b) Wisatawan Nusantara
3) Rayon III
Orang
Orang 5.000
1.000
a) Wisatawan Mancanegara Orang

In
b) Wisatawan Nusantara Orang
A
b. Kendaraan Darat
1) Roda 2 (dua) 1.500
1.000
ah

a) Rayon I

lik
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah 1.000
b) Rayon II 750
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
am

ub
(2) Wisatawan Nusantara Buah
1.000
c) Rayon III 1.000
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
Buah
ep
(2) Wisatawan Nusantara
k

2) Roda 4 (empat) 2.500


a) Rayon I 1.500
ah

(1) Wisatawan Mancanegara Buah


(2) Wisatawan Nusantara Buah 1.500
R

si
b) Rayon II 1.000
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah 1.000

ne
750
ng

c) Rayon III
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah
3) Roda 6 (enam) 3.000
a) Rayon I 2.500

do
gu

(1) Wisatawan Mancanegara Buah


(2) Wisatawan Nusantara Buah 2.500
b) Rayon II 1.500
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
In
(2) Wisatawan Nusantara Buah 1.500
A

c) Rayon III 1.000


(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah
ah

4) Kuda/sepeda 1.500
lik

a) Rayon I 1.000
(1) Wisatawan Mancanegara Ekor/buah
(2) Wisatawan Nusantara Ekor/buah 1.000
b) Rayon II 750
m

ub

(1) Wisatawan Mancanegara Ekor/buah


(2) Wisatawan Nusantara Ekor/buah 750
c) Rayon III 500
ka

(1) Wisatawan Mancanegara Ekor/buah


ep

(2) Wisatawan Nusantara Ekor/buah


c. Kendaraan air
1) Perahu layar dan kapal motor s/d 40 PK 20.000
ah

a) Rayon I 10.000
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
R

(2) Wisatawan Nusantara Buah 10.000


es

b). Rayon II 5.000


Buah
M

(1) Wisatawan Mancanegara


ng

(2) Wisatawan Nusantara Buah 5.000


c). Rayon III 2.500
on
gu

Halaman 24 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah

si
2) Kapal motor 41 – 80 PK 30.000
a). Rayon I 15.000
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah 15.000

ne
ng
b). Rayon II 7.500
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah 7.500
c). Rayon III 5.000

do
gu (1) Wisatawan Mancanegara
(2) Wisatawan Nusantara
Buah
Buah

3) Kapal motor di atas 80 PK 40.000

In
a). Rayon I 20.000
A
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah 20.000
b). Rayon II 10.000
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
ah

lik
(2) Wisatawan Nusantara Buah 10.000
c). Rayon III 7.500
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah
am

ub
2. Taman Buru
a. Pengunjung Non Buru 6.000
1) Rayon I 3.000
a) Wisatawan Mancanegara Orang
ep
k

b) Wisatawan Nusantara Orang 4.000


2) Rayon II 2.000
ah

a) Wisatawan Mancanegara Orang


b) Wisatawan Nusantara Orang 3.000
R

si
3) Rayon III 1.500
a) Wisatawan Mancanegara Orang
b) Wisatawan Nusantara Orang

ne
b. Kendaraan Darat
ng

1) Roda 2 (dua) 6.000


a). Rayon I 3.000
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah 5.000

do
gu

b). Rayon II 2.500


(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah 4.000
c). Rayon III 2.000
In
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
A

(2) Wisatawan Nusantara Buah


2) Roda 4 (empat) 6.000
a). Rayon I 4.000
ah

(1) Wisatawan Mancanegara Buah


lik

(2) Wisatawan Nusantara Buah 5.000


b). Rayon II 3.000
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah 4.000
m

ub

c). Rayon III 2.000


(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah
ka

3) Roda 6 (enam) 10.000


ep

a). Rayon I 6.000


(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah 8.000
ah

b). Rayon II 5.000


(1) Wisatawan Mancanegara Buah
R

(2) Wisatawan Nusantara Buah 6.000


es

c). Rayon III 4.000


(1) Wisatawan Mancanegara Buah
M

ng

(2) Wisatawan Nusantara Buah


4) Kuda 5.000
on
gu

Halaman 25 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a). Rayon I 3.000
(1) Wisatawan Mancanegara Ekor

si
(2) Wisatawan Nusantara Ekor 4.000
b). Rayon II 2.500
(1) Wisatawan Mancanegara Ekor
(2) Wisatawan Nusantara Ekor 3.000

ne
ng
c). Rayon III 2.000
(1) Wisatawan Mancanegara Ekor
(2) Wisatawan Nusantara Ekor
5) Sepeda 4.000

do
gu a). Rayon I
(1) Wisatawan Mancanegara
(2) Wisatawan Nusantara
Buah
Buah
2.500

3.000
b). Rayon II 2.000

In
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
A
(2) Wisatawan Nusantara Buah 2.000
c). Rayon III 1.500
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah
ah

lik
c. Kendaraan air
1) Perahu layar dan kapal motor s/d 40 PK 5.000
a). Rayon I 3.000
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
am

ub
(2) Wisatawan Nusantara Buah 4.000
b). Rayon II 2.500
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah 3.000
c). Rayon III 2.000
ep
k

(1) Wisatawan Mancanegara Buah


(2) Wisatawan Nusantara Buah
ah

2) Kapal motor 41 – 80 PK 8.000


a). Rayon I 5.000
R

si
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah 7.000
b). Rayon II 4.000

ne
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
ng

(2) Wisatawan Nusantara Buah 6.000


c). Rayon III 3.000
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah

do
gu

3) Kapal motor di atas 80 PK 15.000


a). Rayon I 10.000
(1) Wisatawan Mancanegara Buah
(2) Wisatawan Nusantara Buah 12.500
In
b). Rayon II 7.500
A

(1) Wisatawan Mancanegara Buah


(2) Wisatawan Nusantara Buah 10.000
c). Rayon III 6.000
ah

(1) Wisatawan Mancanegara Buah


lik

(2) Wisatawan Nusantara Buah

B. Taman Nasional
1. Pengunjung 20.000
m

ub

a. Rayon I 2.500
1) Wisatawan Mancanegara Orang
2) Wisatawan Nusantara Orang 15.000
ka

b. Rayon II 1.500
ep

1) Wisatawan Mancanegara Orang


2) Wisatawan Nusantara Orang 10.000
c. Rayon III 1.000
ah

1) Wisatawan Mancanegara Orang


2) Wisatawan Nusantara Orang
R

2. Peneliti
es

a. Rayon I 100.000
1) Wisatawan Mancanegara 200.000
M

ng

a) 1-15 hari / ½ bulan Orang 400.000


b) 16-30 hari / 1 bulan Orang 600.000
on
gu

Halaman 26 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c) 1-6 bulan / ½ tahun Orang 800.000
d) ½ - 1 tahun Orang

si
e) di atas 1 tahun Orang 45.000
2) Wisatawan Nusantara 75.000
a) 1-15 hari / ½ bulan Orang 125.000
b) 16-30 hari / 1 bulan Orang 200.000

ne
ng
c) 1-6 bulan / ½ tahun Orang 250.000
d) ½ - 1 tahun Orang
e) di atas 1 tahun Orang
b. Rayon II 75.000

do
gu 1) Wisatawan Mancanegara
a) 1-15 hari / ½ bulan
b) 16-30 hari / 1 bulan
Orang
Orang
150.000
300.000
450.000
c) 1-6 bulan / ½ tahun Orang 600.000

In
d) ½ - 1 tahun Orang
A
e) di atas 1 tahun Orang 25.000
2) Wisatawan Nusantara 50.000
a) 1-15 hari / ½ bulan Orang 100.000
b) 16-30 hari / 1 bulan Orang 150.000
ah

lik
c) 1-6 bulan / ½ tahun Orang 200.000
d) ½ - 1 tahun Orang
e) di atas 1 tahun Orang
c. Rayon III 60.000
am

ub
1) Wisatawan Mancanegara 120.000
a) 1-15 hari / ½ bulan Orang 150.000
b) 16-30 hari / 1 bulan Orang 300.000
c) 1-6 bulan / ½ tahun Orang 450.000
d) ½ - 1 tahun Orang
ep
k

e) di atas 1 tahun Orang 20.000


2) Wisatawan Nusantara 40.000
ah

a) 1-15 hari / ½ bulan Orang 50.000


b) 16-30 hari / 1 bulan Orang 100.000
R

si
c) 1-6 bulan / ½ tahun Orang 150.000
d) ½ - 1 tahun Orang
e) di atas 1 tahun Orang

ne
3. Kendaraan Darat 3.000
ng

a. Roda 2 (dua) 2.000


1) Rayon I Buah 1.000
2) Rayon II Buah
3) Rayon III Buah 6.000

do
gu

b. Roda 4 (empat) 4.000


1) Rayon I Buah 2.000
2) Rayon II Buah
3) Rayon III Buah
In
4. Kendaraan Air 50.000
A

a. Kapal motor s/d 40 PK 25.000


1) Rayon I Buah 10.000
2) Rayon II Buah
ah

3) Rayon III Buah 75.000


lik

b. Kapal motor 41-80 PK 50.000


1) Rayon I Buah 25.000
2) Rayon II Buah
3) Rayon III Buah 100.000
m

ub

c. Kapal motor di atas 80 PK 75.000


1) Rayon I Buah 50.000
2) Rayon II Buah
ka

3) Rayon III Buah 2.000


ep

d. Kuda/sepeda (Mountain Bike) 1.500


1) Rayon I Buah 1.000
2) Rayon II Buah
ah

3) Rayon III Buah


5. Pengambilan/snapshot
R

a. Rayon I 3.000.000
es

1) Wisatawan Mancanegara
a) Film komersial S e k a l i 2.500.000
M

ng

masuk
b) Video komersial Dokumen 150.000
on
gu

Halaman 27 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
cerita
c) Handycam N o n 50.000

si
komersial
d) Foto N o n
komersial 2.000.000
2) Wisatawan Nusantara

ne
ng
a) Film komersial Sekali 1.500.000
masuk
b) Video komersial Dokumen 15.000
cerita

do
gu c) Handycam

d) Foto
N o
komersial
N o
n

n
5.000

komersial

In
b. Rayon II 2.500.000
A
1) Wisatawan Mancanegara
a) Film komersial S e k a l i 2.000.000
masuk
b) Video komersial Dokumen 125.000
ah

lik
cerita
c) Handycam N o n 30.000
komersial
d) Foto N o n
am

ub
komersial 1.500.000
2) Wisatawan Nusantara
a) Film komersial S e k a l i 1.000.000
masuk
b) Video komersial Dokumen 12.500
ep
k

cerita
c) Handycam N o n 3.000
ah

komersial
d) Foto N o n
R

si
komersial
c. Rayon III 2.000.000
1) Wisatawan Mancanegara

ne
a) Film komersial S e k a l i 1.500.000
ng

masuk
b) Video komersial Dokumen 100.000
cerita
c) Handycam N o n 25.000

do
gu

komersial
d) Foto N o n
komersial 1.000.000
2) Wisatawan Nusantara
In
a) Film komersial S e k a l i 500.000
A

masuk
b) Video komersial Dokumen 10.000
cerita
ah

c) Handycam N o n 2.500
lik

komersial
d) Foto N o n
komersial
6. Olahraga/rekreasi alam bebas
m

ub

a. Rayon I 75.000
1) Wisatawan Mancanegara 60.000
a) Menyelam (diving) 1 jam 30.000
ka

b) Snorkling 1 jam 40.000


ep

c) Berkemah 1 hari 60.000


d) Kano 1 jam
e) Selancar 1 jam 50.000
ah

2) Wisatawan Nusantara 40.000


a) Menyelam (diving) 1 jam 20.000
R

b) Snorkling 1 jam 25.000


es

c) Berkemah 1 hari 40.000


d) Kano 1 jam
M

ng

e) Selancar 1 jam
b. Rayon II 50.000
on
gu

Halaman 28 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1) Wisatawan Mancanegara 40.000
a) Menyelam (diving) 1 jam 20.000

si
b) Snorkling 1 jam 25.000
c) Berkemah 1 hari 40.000
d) Kano 1 jam
e) Selancar 1 jam 40.000

ne
ng
2) Wisatawan Nusantara 30.000
a) Menyelam (diving) 1 jam 15.000
b) Snorkling 1 jam 20.000
c) Berkemah 1 hari 30.000

do
gu d) Kano
e) Selancar
1 jam
1 jam

c. Rayon III 40.000

In
1) Wisatawan Mancanegara 30.000
A
a) Menyelam (diving) 1 jam 15.000
b) Snorkling 1 jam 20.000
c) Berkemah 1 hari 30.000
d) Kano 1 jam
ah

lik
e) Selancar 1 jam 30.000
2) Wisatawan Nusantara 20.000
a) Menyelam (diving) 1 jam 10.000
b) Snorkling 1 jam 15.000
am

ub
c) Berkemah 1 hari 20.000
d) Kano 1 jam
e) Selancar 1 jam

C. Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam


ep
k

1. Pengunjung 15.000
a. Rayon I 1.500
ah

1) Wisatawan Mancanegara Orang


2) Wisatawan Nusantara Orang 10.000
R

si
b. Rayon II 1.000
1) Wisatawan Mancanegara Orang
2) Wisatawan Nusantara Orang 5.000

ne
c. Rayon III 500
ng

1) Wisatawan Mancanegara Orang


2) Wisatawan Nusantara Orang
2. Peneliti
a. Rayon I 75.000

do
gu

1) Wisatawan Mancanegara 150.000


a) 1-15 hari / ½ bulan Orang 300.000
b) 16-30 hari / 1 bulan Orang 450.000
c) 1-6 bulan / ½ tahun Orang 600.000
In
d) ½ - 1 tahun Orang
A

e) di atas 1 tahun Orang 25.000


2) Wisatawan Nusantara 50.000
a) 1-15 hari / ½ bulan Orang 100.000
ah

b) 16-30 hari / 1 bulan Orang 150.000


lik

c) 1-6 bulan / ½ tahun Orang 200.000


d) ½ - 1 tahun Orang
e) di atas 1 tahun Orang
m

ub

b. Rayon II 60.000
1) Wisatawan Mancanegara 120.000
a) 1-15 hari / ½ bulan Orang 150.000
ka

b) 16-30 hari / 1 bulan Orang 300.000


ep

c) 1-6 bulan / ½ tahun Orang 450.000


d) ½ - 1 tahun Orang
e) di atas 1 tahun Orang 20.000
ah

2) Wisatawan Nusantara 40.000


a) 1-15 hari / ½ bulan Orang 50.000
R

b) 16-30 hari / 1 bulan Orang 100.000


es

c) 1-6 bulan / ½ tahun Orang 150.000


d) ½ - 1 tahun Orang
M

ng

e) di atas 1 tahun Orang


c. Rayon III 45.000
on
gu

Halaman 29 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1) Wisatawan Mancanegara 75.000
a) 1-15 hari / ½ bulan Orang 125.000

si
b) 16-30 hari / 1 bulan Orang 200.000
c) 1-6 bulan / ½ tahun Orang 250.000
d) ½ - 1 tahun Orang
e) di atas 1 tahun Orang 15.000

ne
ng
2) Wisatawan Nusantara 25.000
a) 1-15 hari / ½ bulan Orang 45.000
b) 16-30 hari / 1 bulan Orang 75.000
c) 1-6 bulan / ½ tahun Orang 100.000

do
gu d) ½ - 1 tahun
e) di atas 1 tahun
3. Kendaraan Darat
Orang
Orang

a. Roda 2 (dua) 1.500

In
1) Rayon I 1.000
A
a) Wisatawan Mancanegara Buah
b) Wisatawan Nusantara Buah 1.000
2) Rayon II 750
a) Wisatawan Mancanegara Buah
ah

lik
b) Wisatawan Nusantara Buah 750
3) Rayon III 500
a) Wisatawan Mancanegara Buah
b) Wisatawan Nusantara Buah
am

ub
b. Roda 4 (empat) 2.500
1) Rayon I 1.500
a) Wisatawan Mancanegara Buah
b) Wisatawan Nusantara Buah 1.500
2) Rayon II 1.000
ep
k

a) Wisatawan Mancanegara Buah


b) Wisatawan Nusantara Buah 1.000
ah

3) Rayon III 750


a) Wisatawan Mancanegara Buah
R

si
b) Wisatawan Nusantara Buah
c. Roda 6 (enam) 3.500
1) Rayon I 2.500

ne
a) Wisatawan Mancanegara Buah
ng

b) Wisatawan Nusantara Buah 2.500


2) Rayon II 1.500
a) Wisatawan Mancanegara Buah
b) Wisatawan Nusantara Buah 1.500

do
gu

3) Rayon III 1.000


a) Wisatawan Mancanegara Buah
b) Wisatawan Nusantara Buah
d. Kuda/sepeda 1.500
In
1) Rayon I 1.000
A

a) Wisatawan Mancanegara Buah


b) Wisatawan Nusantara Buah 1.000
2) Rayon II 750
ah

a) Wisatawan Mancanegara Buah


lik

b) Wisatawan Nusantara Buah 750


3) Rayon III 500
a) Wisatawan Mancanegara Buah
b) Wisatawan Nusantara Buah
m

ub

4. Kendaraan Air
a. Kapal motor s/d 40 PK 20.000
ka

1) Rayon I 10.000
ep

a) Wisatawan Mancanegara Buah


b) Wisatawan Nusantara Buah 10.000
2) Rayon II 5.000
ah

a) Wisatawan Mancanegara Buah


b) Wisatawan Nusantara Buah 5.000
R

3) Rayon III 2.500


es

a) Wisatawan Mancanegara Buah


b) Wisatawan Nusantara Buah
M

ng

b. Kapal motor 41-80 PK 30.000


1) Rayon I 15.000
on
gu

Halaman 30 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a) Wisatawan Mancanegara Buah
b) Wisatawan Nusantara Buah 15.000

si
2) Rayon II 7.500
a) Wisatawan Mancanegara Buah
b) Wisatawan Nusantara Buah 7.500
3) Rayon III 5.000

ne
ng
a) Wisatawan Mancanegara Buah
b) Wisatawan Nusantara Buah
c. Kapal motor di atas 80 PK 40.000
1) Rayon I 20.000

do
gu a) Wisatawan Mancanegara
b) Wisatawan Nusantara
2) Rayon II
Buah
Buah 20.000
10.000
a) Wisatawan Mancanegara Buah

In
b) Wisatawan Nusantara Buah 10.000
A
3) Rayon III 7.500
a) Wisatawan Mancanegara Buah
b) Wisatawan Nusantara Buah
ah

lik
5. Pengambilan/snapshot
a. Rayon I 2.500.000
1) Wisatawan Mancanegara
a) Film komersial Sekali 2.000.000
am

ub
masuk
b) Video komersial Dokumen 125.000
cerita
c) Handycam N o n 30.000
komersial
ep
k

d) Foto N o n
komersial 1.500.000
ah

2) Wisatawan Nusantara
a) Film komersial S e k a l i 1.000.000
R

si
masuk
b) Video komersial Dokumen 12.500
cerita

ne
c) Handycam N o n 3.000
ng

komersial
d) Foto N o n
komersial
b. Rayon II 2.000.000

do
gu

1) Wisatawan Mancanegara
a) Film komersial Sekali 1.500.000
masuk
b) Video komersial Dokumen 100.000
In
cerita
A

c) Handycam N o n 25.000
komersial
d) Foto N o n
ah

komersial 1.000.000
lik

2) Wisatawan Nusantara
a) Film komersial Sekali 500.000
masuk
b) Video komersial Dokumen 10.000
m

ub

cerita
c) Handycam N o n 2.500
komersial
ka

d) Foto N o n
ep

komersial
c. Rayon III 1.000.000
1) Wisatawan Mancanegara
ah

a) Film komersial Sekali 500.000


masuk
R

b) Video komersial Dokumen 75.000


es

cerita
c) Handycam N o n 20.000
M

ng

komersial
d) Foto N o n
on
gu

Halaman 31 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
komersial 750.000
2) Wisatawan Nusantara

si
a) Film komersial S e k a l i 300.000
masuk
b) Video komersial Dokumen 7.500
cerita

ne
ng
c) Handycam N o n 2.000
komersial
d) Foto N o n
komersial

do
gu 6. Olahraga/rekreasi alam bebas
a. Rayon I
1) Wisatawan Mancanegara
50.000
40.000
a) Menyelam (diving) 1 jam 20.000

In
b) Snorkling 1 jam 25.000
A
c) Berkemah 1 hari 40.000
d) Kano 1 jam
e) Selancar 1 jam 40.000
2) Wisatawan Nusantara 30.000
ah

lik
a) Menyelam (diving) 1 jam 15.000
b) Snorkling 1 jam 20.000
c) Berkemah 1 hari 30.000
d) Kano 1 jam
am

ub
e) Selancar 1 jam
b. Rayon II 40.000
1) Wisatawan Mancanegara 30.000
a) Menyelam (diving) 1 jam 15.000
b) Snorkling 1 jam 20.000
ep
k

c) Berkemah 1 hari 30.000


d) Kano 1 jam
ah

e) Selancar 1 jam 30.000


2) Wisatawan Nusantara 20.000
R

si
a) Menyelam (diving) 1 jam 10.000
b) Snorkling 1 jam 15.000
c) Berkemah 1 hari 20.000

ne
d) Kano 1 jam
ng

e) Selancar 1 jam
c. Rayon III 30.000
1) Wisatawan Mancanegara 20.000
a) Menyelam (diving) 1 jam 10.000

do
gu

b) Snorkling 1 jam 15.000


c) Berkemah 1 hari 20.000
d) Kano 1 jam
e) Selancar 1 jam 20.000
In
2) Wisatawan Nusantara 10.000
A

a) Menyelam (diving) 1 jam 5.000


b) Snorkling 1 jam 10.000
c) Berkemah 1 hari 10.000
ah

d) Kano 1 jam
lik

e) Selancar 1 jam

VIII. Penerimaan dari iuran menangkap/mengambil


dan mengangkut satwa liar dan tumbuhan alam
m

ub

yang tidak dilindungi Undang-Undang serta 6%


jarahan satwa buru.
A. Iuran menangkap satwa liar/mengambil tumbuhan S e s u a i
ka

alam hidup atau mati dan atau bagian-bagian yang j e n i s 6%


ep

berasal daripadanya. komoditi


B. Iuran mengangkut satwa liar/tumbuhan alam hidup S e s u a i
atau mati dan atau bagian-bagiannya. j e n i s 10%
ah

komoditi
C. Iuran jarahan satwa buru (Pungutan Izin Berburu). S e s u a i
R

j e n i s
es

komoditi
6% + 90%
M

IX. Penerimaan dari Denda Pelanggaran Eksploitasi


ng

Hutan (DPEH)
m³ 6% + 90%
on
gu

Halaman 32 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
A. Kayu hasil penebangan yang dilakukan sebelum
Rencana Karya Tahunan (RKT) disahkan. m³ 6% +120%

si
B. Kayu hasil penebangan yang dilakukan di luar blok 6% +120%
tebangan yang ditentukan. m³
C. Kayu hasil tebangan ulang tanpa izin m³ 6%+ 180%
D. Pohon inti dan atau pohon yang dilindungi yang 6% + 60%

ne
ng
ditebang tanpa izin. m³
E. Pohon induk yang ditebang tanpa izin. m³
F. Kayu hasil tebangan pada TPTI yang melebihi 6% + 60%
toleransi (sebesar 5%) dari target volume dan/atau

do
gu jumlah pohon yang ditentukan dalam RKT.
G. Kayu hasil tebangan pada TPTI yang melebihi
toleransi target (sebesar 5%) dari target volume per

6% + 90%

jenis pokok yang ditetapkan dalam RKT. m³ 6% +120%

In
H. Kayu hasil tebangan yang berdiameter di bawah
A
ukuran yang ditetapkan. m³
I. Penebangan dalam rangka pembuatan jalan di luar
blok RKT tanpa izin.
ah

lik
X. Penerimaan dari Denda pos audit dan tata usaha
Provisi Sumber Daya hutan (PSDH)
A. Apabila dalam perhitungan pembayaran dan 6%
penyetoran PSDH atas kayu bulat dan/atau bahan ditambah
am

ub
baku serpih terdapat: m³ bunga 2%
1. Kelambatan melakukan penyetoran PSDH atas perbulan
kayu bulat dan/atau bahan baku serpih dari PSDH
sebagaimana ditetapkan dalam Surat terutang
6% + 60 %
ep
Perhitungan Pembayaran dan Penyetoran
k

PSDH.

ah

2. Mengangkut atau menerima kayu bulat dan/atau


kayu olahan dan/atau bahan baku serpih hasil
R

si
tebangan yang sah dan telah
dilengkapi/disertai/bersama-sama dengan
dokumen SAKB dan DKB atau SAKO akan

ne
ng

tetapi dalam pelaksanaan pembongkaran kayu


tersebut tidak pada lokasi atau tempat tujuan
pengangkutan sebagaimana tertera dalam
dokumen angkutan.
B. Terhadap pemegang izin Industri Pengolahan Kayu 6%

do
gu

Hulu (IPKH) sebagai Wajib Pungut dan Wajib Setor ditambah


(WPS) sebagai berikut: m³ bunga 2%
1. Terlambat melakukan penyetoran PSDH atas perbulan
kayu bulat dan/atau bahan baku serpih dari PSDH
In
sebagaimana ditetapkan dalam Surat terutang
A

Perhitungan Pembayaran/Pemungutan dan 6% + 60%


Penyetoran PSDH.

ah

2. Berdasarkan post audit terdapat


lik

pengangkutan/penerimaan kayu bulat atau 6% + 60%


bahan baku serpih tanpa dokumen SAKO/SAKB
dan DKO/DKB atau Pas Angkutan. m³
3. Terdapat selisih lebih 5% (lima persen) jumlah
m

ub

kayu bulat dan/atau bahan baku serpih yang


dilaporkan dan/atau mempunyai kekurangan
pembayaran PSDH.
ka

C. Terhadap pemegang HPH/HPHH/IPK atau 6%


ep

pemegang Izin sah lainnya sebagai Wajib Bayar ditambah


dan Wajib Setor (WBS) sebagai berikut: m³ bunga 2%
1. Terlambat melakukan penyetoran PSDH atas perbulan
ah

kayu bulat dan/atau bahan baku serpih dari PSDH


sebagaimana ditetapkan dalam Surat terutang
R

Perhitungan/Pembayaran/Pemungutan dan 6% + 60%


es

Penyetoran Bulanan SPDH (SPB).



M

ng

2. Berdasarkan post audit terdapat pengangkutan/


penerimaan kayu bulan atau bahan baku serpih 6% + 60%
on
gu

Halaman 33 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanpa dokumen SAKO/SAKB dan DKO/DKB
atau Pas Angkutan. m³

si
3. Terdapat selisih lebih 5% (lima persen) jumlah
kayu bulan dan/atau Bahan Baku Serpih yang
dilaporkan dan/atau mempunyai kekurangan
pembayaran PSDH.

ne
ng
XI. Penerimaan dari pengambilan jenis tumbuhan dan
satwa liar yang dilindungi Undang-Undang dari 6%
alam maupun dari hasil penangkaran. 6%

do
gu A. Kayu Gaharu
1. Kayu gaharu I
2. Kayu Gaharu II
Kg
Kg 6%
6%
B. Tumbuhan dan Satwa Liar Batang/ekor
Batang/ekor

In
1. Pengambilan dari alam
A
2. Pengangkutan untuk Ekspor 0%
C. Sarang burung yang dipungut dari hasil 0%
budidaya/penangkaran Kg
Kg
ah

1. Walet Hitam

lik
2. Walet Putih

Lampiran Peraturan pemerintah Nomor 74 Tahun 1999 tentang


am

ub
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998 tentang
Tarif atas Jasa Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku
ep
pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan.
k

TARIF/
ah

JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN


SATUAN
R
I. Penerimaan dari Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)

si
A. KAYU
1. Kayu Bulat
Kayu bulat yang mempunyai ukuran diameter 30

ne
ng

cm ke atas diatur sebagai berikut:


a. Kelompok Meranti dan Kelompok Rimba
Campuran:
1) Kayu yang berasal dari Wilayah I: Sumatera,

do
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
gu

a. Kelompok Jenis Meranti m³ 10%


b. Kelompok Jenis Rimba Campuran m³ 10%
2) Kayu yang berasal dari Wilayah Irian Jaya,
Nusa Tenggara, Bali dan Timtim.
In
A

a. Kelompok Jenis Meranti m³ 10%


b. Kelompok Jenis Rimba Campuran m³ 10%
b. Selain Kelompok Meranti dan Kelompok Rimba
Campuran:
ah

lik

1) Kelompok Jenis Kayu Indah termasuk jenis m³ 10%


kayu Sonokeling (Dalbergia latifolia Roxb),
Ramin (Gonystilus bancanus Kurzs) dan Ulin
(Eusideroxylon zwageri T,et,b)
m

ub

2) Kayu Torem (Manilkara Kanoensis) m³ 10%


3) Kayu Cendana. m³ 10%
4) Kayu Kuning (Cudrania sp.) m³ 10%
m³ 10%
ka

4) Kayu Ebony
5) Kayu Jati (Tectonia grandis l.f.)
ep

a. Diameter di atas 29 cm m³ 10%


b. Diameter 20 cm s/d 29 cm m³ 10%
c. Diameter di bawah 20 cm m³ 10%
ah

6) Kayu Bakau m³ 10%


R

7) Kayu Pinus m³ 10%


2. Kelompok kayu jenis lain sebagai berikut:
es

a. Kayu mentaos (Wrightia javanica DC). m³ 10%


M

b. Kayu Kisereh (Cinnamomum Parthenoxylon). m³ 10%


ng

c. Kayu Perupuk (lophopetalum spp). m³ 10%


on
gu

Halaman 34 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d. Kayu Giam (Cotylelobium spp). m³ 10%
e. Balangeran (Shore balangeran Burck). m³ 10%

si
f. Kayu Kulim (Scorodocaus borneensis Becc). m³ 10%
3. Kayu Bulat Diameter Kecil
b. Cerucuk. Batang 10%
c. Tiang jermal dan tiang pancang. Batang 10%

ne
ng
d. Galangan rel lori. m³ 10%
e. Arang:
1) Kayu Bakau, Jati, dan Kelompok Jenis Ton 10%
Meranti.

do
gu 2) Kayu Rimba Campuran.
f. Kayu Bakar
Ton
S t a f e l
Meter (SM)
10%

atau ton

In
g. Tunggak jati Ton 10%
A
7. Kayu Perum Perhutani dan Daerah Istimewa
Yogyakarta
a. Kayu Bulat Jati dan Sonokeling
ah

lik
1) Diameter di atas 29 cm. m³ 10%
2) Diameter 20 cm s/d 29 cm. m³ 10%
3) Diameter di bawah 20 cm. m³ 10%
b. Kayu Bulat Rimba Indah (Sonobrit, Mahoni)
am

ub
1) Diameter di atas 29 cm. m³ 10%
2) Diameter 20 cm s/d 29 cm. m³ 10%
3) Diameter di bawah 20 cm. m³ 10%
c. Kayu Bulat jenis Pinus, Damar, Sengon, Balsa,
ep
Eucalypthus, Jabon, Acacia mangium, Karet, dan
k

Gmelina Arborea.
1) Diameter di atas 29 cm. m³ 10%
ah

2) Diameter 20 cm s/d 29 cm. m³ 10%


3) Diameter di bawah 20 cm. m³ 10%
R

si
d. Kayu Bulat Rimba Campuran selain butir c.
1) Diameter di atas 29 cm. m³ 10%
2) Diameter 20 cm s/d 29 cm. m³ 10%

ne
3) Diameter di bawah 20 cm. m³ 10%
ng

e. Kayu Jenis Rasamala m³ 10%

IX. Penerimaan dari Denda Pelanggaran Eksploitasi


Hutan (DPEH)

do
gu

A. Kayu hasil penebangan yang dilakukan sebelum m³ 10%+


Rencana Karya Tahunan (RKT) disahkan. 150%
B. Kayu hasil penebangan yang dilakukan di luar blok m³ 10%+
tebangan yang ditentukan. 150%
In
C. Kayu hasil tebangan ulang tanpa izin m³ 10%+
A

200%
D. Pohon inti dan atau pohon yang dilindungi yang m³ 10%+
ditebang tanpa izin. 200%
ah

E. Pohon induk yang ditebang tanpa izin. m³ 10%+


lik

300%
F. Kayu hasil tebangan pada TPTI yang melebihi m³ 10%+
toleransi (sebesar 5%) dari target volume dan/atau 100%
jumlah pohon yang ditentukan dalam RKT.
m

ub

G. Kayu hasil tebangan pada TPTI yang melebihi m³ 10%+


toleransi target (sebesar 5%) dari target volume per 100%
jenis pokok yang ditetapkan dalam RKT.
ka

H. Kayu hasil tebangan yang berdiameter di bawah m³ 10%+


ep

ukuran yang ditetapkan. 150%


I. Penebangan dalam rangka pembuatan jalan di luar m³ 10%+
blok RKT tanpa izin. 200%
ah

X. Penerimaan dari Denda pos audit dan tata usaha


Provisi Sumber Daya hutan (PSDH)
es

A. Apabila dalam perhitungan pembayaran dan


M

penyetoran PSDH atas kayu bulat dan/atau bahan


ng

baku serpih terdapat:


m³ 10%
on
gu

Halaman 35 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1. Kelambatan melakukan penyetoran PSDH atas ditambah
kayu bulat dan/atau bahan baku serpih bunga 2%

si
sebagaimana ditetapkan dalam Surat perbulan
Perhitungan Pembayaran dan Penyetoran PSDH. dari PSDH
terutang
2. Mengangkut atau menerima kayu bulat dan/atau m³ 10%+

ne
ng
kayu olahan dan/atau bahan baku serpih hasil 100%
tebangan yang sah dan telah
dilengkapi/disertai/bersama-sama dengan
dokumen SAKB dan DKB atau SAKO akan tetapi

do
gu dalam pelaksanaan pembongkaran kayu tersebut
tidak pada lokasi atau tempat tujuan
pengangkutan sebagaimana tertera dalam
dokumen angkutan.

In
B. Terhadap pemegang Izin Industri Pengolahan Kayu
A
Hulu (IPKH) sebagai Wajib Pungut dan Wajib Setor
(WPS) sebagai berikut:
1. Terlambat melakukan penyetoran PSDH atas m³ 10%
kayu bulat dan/atau bahan baku serpih ditambah
ah

lik
sebagaimana ditetapkan dalam Surat bunga 2%
Perhitungan Pembayaran/Pemungutan dan perbulan
Penyetoran PSDH. dari PSDH
terutang
am

ub
2. Berdasarkan pos audit terdapat pengangkutan/ m³ 1 0 % +
penerimaan kayu bulat atau bahan baku serpih 100%
tanpa dokumen SAKO/SAKB dan DKO/DKB atau
Pas Angkutan.
3. Terdapat selisih lebih 5% (lima persen) jumlah m³ 1 0 %
ep
k

kayu bulat dan/atau bahan baku serpih yang +100%


dilaporkan dan/atau mempunyai kekurangan
ah

pembayaran PSDH.
C. Terhadap pemegang HPH/HPHH/IPK atau
R

si
pemegang Izin sah lainnya sebagai Wajib Bayar dan
Wajib Setor (WBS) sebagai berikut:
1. Terlambat melakukan penyetoran PSDH atas m³ 10%

ne
kayu bulat dan/atau bahan baku serpih ditambah
ng

sebagaimana ditetapkan dalam Surat bunga 2%


Perhitungan/Pembayaran/Pemungutan dan perbulan
Penyetoran Bulanan SPDH (SPB). dari PSDH
terutang

do
gu

2. Berdasarkan pos audit terdapat pengangkutan/ m³ 1 0 % +


penerimaan kayu bulan atau bahan baku serpih 100%
tanpa dokumen SAKO/SAKB dan DKO/DKB atau
Pas Angkutan.
In
3. Terdapat selisih lebih 5% (lima persen) jumlah m³ 1 0 % +
A

kayu bulan dan/atau Bahan Baku Serpih yang 100%


dilaporkan dan/atau mempunyai kekurangan
pembayaran PSDH.
ah

lik

Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 1999 tentang


Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998
m

ub

tentang Tarif atas Jasa Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
Berlaku pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan.
ka

ep

TARIF/
JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN
SATUAN
XI. Penerimaan yang berasal dari Dana Reboisasi
ah

A. Untuk wilayah Kalimantan dan Maluku


R

1. Kelompok jenis meranti m³ US $ 16


2. Kelompok jenis rimba campuran m³ US $ 13
es

B. Untuk wilayah Sumatera dan Sulawesi


M

1. Kelompok jenis meranti m³ US $ 14


ng

2. Kelompok jenis rimba campuran m³ US $ 12


on
gu

Halaman 36 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
C. Untuk wilayah Irian Jaya dan Nusa Tenggara
1. Kelompok jenis meranti m³ US $ 13

si
2. Kelompok jenis rimba campuran m³ US $ 10.50
D. Seluruh Wilayah Indonesia
1. Kelompok jenis Ebony m³ US $ 20
2. Kelompok jenis Jati Alam m³ US $ 16

ne
ng
3. Kelompok jenis Kayu Indah m³ US $ 18
4. Kelompok Kayu Cendana m³ US $ 18
5. Bahan baku serpih/partikel m³ US $ 2
6. Limbah pembalakan dan sortimen khusus lainnya m³ US $ 2

do
gu E. Bahan baku serpih/partikel yang dimanfaatkan di
wilayah Propinsi yang belum memiliki pabrik pulp
dan pabrik serat kayu
m³ US $ 0

F. Bahan baku serpih/partikel untuk percobaan yang m³ US $ 0

In
dilakukan PT INHUTANI I, II, III dan V bekerjasama
A
dengan perusahaan menengah pembuat kayu
serpih/partikel dengan menggunakan mesin jinjing
G. Kayu bulat yang diperuntukan bagi bantuan m³ US $ 0
terhadap korban bencana alam dan keperluan sosial
ah

lik
lainnya

1. Bahwa dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998


am

ub
sebagaimana diubah beberapa kali dalam Peraturan Pemerintah Nomor
74 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 1999 tidak
ep
terdapat tarif dan jenis penggantian nilai tegakan sebagai salah satu
k

jenis tarif PNBP yang dipungut oleh Kementerian Kehutanan. Oleh


ah

karena itulah Termohon (Kementerian Kehutanan) tidak mempunyai


R

si
kewenangan untuk memungut dana hasil dari penggantian nilai

ne
tegakan;
ng

2. Bahwa di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang


Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah, dan

do
gu

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif


atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan
In
Pertanahan Nasional juga tidak terdapat kewajiban pembayaran nilai
A

tegakan sebagai PNBP bagi pemegang HGU;


Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang
ah

lik

Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah:
“Pemegang Hak Guna Usaha berkewajiban untuk:
m

ub

a. membayar uang pemasukan kepada Negara;


b. melaksanakan usaha pertanian, perkebunan, perikanan dan/atau
ka

peternakan sesuai peruntukan dan persyaratan sebagaimana


ep

ditetapkan dalam keputusan pemberian haknya;


ah

c. mengusahakan sendiri tanah Hak Guna Usaha dengan bik sesuai


R

dengan kelayakan usaha berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh


es
M

instansi teknis;
ng

on
gu

Halaman 37 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d. membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan fasilitas

R
tanah yang ada dalam lingkungan areal Hak Guna Usaha;

si
e. memelihara kesuburan tanah, mencegah kerusakan sumber daya

ne
ng
alam dan menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
f. menyampaikan laporan tertulis setiap akhir tahun mengenai

do
gu penggunaan Hak Guna Usaha;
g. menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan Hak Guna

In
A
Usaha kepada Negara sesudah Hak Guna Usaha tersebut hapus;
h. menyerahkan sertifikat Hak Guna Usaha yang telah hapus kepada
ah

Kepala Kantor Pertanahan;

lik
Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan
Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
am

ub
Badan Pertanahan Nasional:
“Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan
ep
Pertanahan Nasional adalah penerimaan yang berasal dari:
k

a. Pelayanan Survei, Pengukuran, dan Pemetaan;


ah

b. Pelayanan Pemeriksaan Tanah;


R

si
c. Pelayanan Konsolidasi Tanah Secara Swadaya;
d. Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan;

ne
ng

e. Pelayanan Pendaftaran Tanah;


f. Pelayanan Informasi Pertanahan;

do
gu

g. Pelayanan Lisensi;
h. Pelayanan Pendidikan;
i. Pelayanan Penetapan Tanah Objek Penguasaan Benda-benda
In
A

Tetap Milik Perseorangan Warga Negara Belanda (P3MB)/


Peraturan Presidium Kabinet Dwikora Nomor 5/Prk/1965; dan
ah

lik

j. Pelayanan di Bidang Pertanahan yang Berasal dari Kerja Sama


dengan Pihak Lain”;
m

ub

3. Bahwa keberadaan Permenhut Nomor P.20/Menhut-II/2013 dan


Permenhut Nomor P.14/Menhut-II/2011 khususnya yang mengatur
ka

kewajiban pembayaran nilai tegakan sebagai salah satu jenis PNBP


ep

bertolak belakang dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997,


ah

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 dan Peraturan


R

Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998, karena peraturan


es

perundang-undangan yang lebih tinggi tersebut tidak mencantumkan


M

ng

on
gu

Halaman 38 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pembayaran nilai tegakan sebagai jenis PNBP. Dengan demikian,

R
Permenhut Nomor P.20/Menhut-II/2013 dan Permenhut Nomor

si
P.14/Menhut-II/2011 telah offside atau mendahului peraturan

ne
ng
perundang-undangan yang lebih tinggi;
4. Bahwa berdasarkan dalil-dalil dan bukti-bukti tersebut di atas Pasal 1
angka 5, Pasal 28 dan Pasal 29 Permenhut Nomor P.20/Menhut-II/2013

do
gu serta Pasal 37 dan Pasal 38 Permenhut Nomor P.14/Menhut-II/2011,
bertentangan dengan perundang-undangan yang lebih tinggi in casu

In
A
Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997
tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, Peraturan Pemerintah
ah

Nomor 22 Tahun 1997 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun

lik
1998 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak,
Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998 juncto Peraturan
am

ub
Pemerintah Nomor 74 Tahun 1999 juncto Peraturan Pemerintah Nomor
92 Tahun 1999 tentang Tarif dan Jenis PNBP yang berlaku pada
ep
Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Peraturan Pemerintah Nomor
k

40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan
ah

Hak Pakai atas Tanah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun


R

si
2010 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang Berlaku pada Badan Pertanahan Nasional, sehingga harus

ne
ng

dibatalkan;
Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka selanjutnya Pemohon

do
gu

mohon kepada Ketua Mahkamah Agung berkenan memeriksa permohonan


keberatan dan memutuskan sebagai berikut:
1. Mengabulkan permohonan keberatan Hak Uji Materiil dari Pemohon untuk
In
A

seluruhnya;
2. Menyatakan Pasal 1 angka 5, Pasal 28 dan Pasal 29 Peraturan Menteri
ah

lik

Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/Menhut-II/2013 tentang


Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011
m

ub

tentang Izin Pemanfaatan Kayu yang diundangkan melalui Berita Negara


Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 626 tanggal 22 April 2013, serta
ka

Pasal 37 dan Pasal 38 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor


ep

P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu yang diundangkan


ah

melalui Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142 tanggal
R

15 Maret 2011, bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945,


es

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan


M

ng

on
gu

Halaman 39 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pajak, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 juncto Peraturan

R
Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 tentang Jenis dan Penyetoran

si
Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan Peraturan Pemerintah Nomor 59

ne
ng
Tahun 1998 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 1999 juncto
Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 1999 tentang Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen

do
gu Kehutanan dan Perkebunan, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996
tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah,

In
A
dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif
atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan
ah

Pertanahan Nasional;

lik
3. Menyatakan Pasal 1 angka 5, Pasal 28 dan Pasal 29 Peraturan Menteri
Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/Menhut-II/2013 tentang
am

ub
Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011
tentang Izin Pemanfaatan Kayu, serta Pasal 37 dan Pasal 38 Peraturan
ep
Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan
k

Kayu tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat (tidak sah) dan batal
ah

demi hukum serta tidak berlaku umum;


R

si
4. Memerintahkan Menteri Kehutanan mencabut Pasal 1 angka 5, Pasal 28
dan Pasal 29 Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor

ne
ng

P.20/Menhut-II/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan


Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu, serta Pasal 37

do
gu

dan Pasal 38 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011


tentang Izin Pemanfaatan Kayu;
In
5. Memerintahkan Panitera Mahkamah Agung RI mencantumkan petikan
A

putusan ini dalam Berita Negara dan dipublikasikan atas biaya Negara;
6. Menghukum Termohon keberatan Hak Uji Materiil untuk membayar biaya
ah

lik

perkara sebesar Rp1.000.000,- (satu juta rupiah);


Atau apabila Majelis Hakim Agung berpendapat lain, mohon putusan yang
m

ub

seadil-adilnya (ex aequo et bono);


Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil-dalil permohonannya,
ka

Pemohon telah mengajukan surat-surat bukti berupa:


ep

1. Fotokopi Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor


ah

P.20/Menhut-II/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan


R

Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu (Bukti P-1.A);


es
M

ng

on
gu

Halaman 40 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Fotokopi Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor

R
P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu (Bukti P-1.B);

si
3. Fotokopi Undang-Undang Dasar 1945 (Bukti P-2);

ne
ng
4. Fotokopi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1997
tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Bukti P-3);
5. Fotokopi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997

do
gu tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Bukti P-4);
6. Fotokopi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 1998

In
A
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997
tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Bukti P-5);
ah

7. Fotokopi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 1998

lik
tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku
pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan (Bukti P-6);
am

ub
8. Fotokopi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 1999
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998
ep
tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku
k

pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan (Bukti P-7);


ah

9. Fotokopi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 1999


R

si
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun
1998 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang

ne
ng

Berlaku pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan (Bukti P-8);


10. Fotokopi Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna

do
gu

Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah (Bukti P-9);
11. Fotokopi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010
tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
In
A

Berlaku pada Badan Pertanahan Nasional (Bukti P-10);


12. Fotokopi Salinan Putusan Perkara Hak Uji Materiil No. 41 P/HUM/2011
ah

lik

tentang Permohonan Hak Uji Materiil terhadap Peraturan Menteri


Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin
m

ub

Pemanfaatan Kayu dan Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia


Nomor P.65/Menhut-II/2009 tentang Standar Biaya Produksi Pemanfaatan
ka

Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu dan/atau Penyiapan Lahan dalam


ep

Rangka Pembangunan Hutan Tanaman (Bukti P-11);


ah

13. Fotokopi Akta Tanggal 1 Desember 2010 Nomor 1 tentang Perubahan


R

GAPKI (Bukti P-12);


es
M

ng

on
gu

Halaman 41 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa permohonan keberatan hak uji materiil tersebut telah

R
disampaikan kepada Termohon pada tanggal 23 September 2013 berdasarkan

si
Surat Panitera Muda Tata Usaha Negara Mahkamah Agung Nomor

ne
ng
62/PER-PSG/IX/62 P/HUM/TH.2013, tanggal 23 September 2013;
Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon tersebut, Termohon
telah mengajukan jawaban tertulis pada tanggal 7 Oktober 2013, yang pada

do
gu pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN:

In
A
1. Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan (vide bukti T-l) diatur bahwa
ah

lik
penguasaan hutan oleh Negara memberi wewenang kepada
Pemerintah, dalam hal ini Menteri Kehutanan untuk:
am

ub
a. mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan
hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan;
ep
k

b. menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau


ah

kawasan hutan sebagai bukan kawasan hutan; dan


R

si
c. mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara
orang dengan hutan, serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum

ne
ng

mengenai kehutanan;

2. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang

do
gu

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan


Organisasi, serta Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara,
In
A

Kementerian Kehutanan merupakan instansi yang diberi tugas dan


wewenang dalam menyelenggarakan urusan di bidang kehutanan
ah

untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan


lik

negara, yang menyelenggarakan fungsi perumusan, penetapan, dan


pelaksanaan kebijakan di bidang kehutanan;
m

ub

3. Berdasarkan ketentuan tersebut, Menteri Kehutanan sesuai


ka

kewenangan yang dimiliki membuat atau menerbitkan


ep

ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan yang menyangkut hutan,


ah

kawasan hutan, dan hasil hutan. Dalam hal tertentu terhadap suatu
R

permasalahan yang harus cepat diambil suatu keputusan guna


es

menghindari potensi kerugian negara, berdasarkan kewenangan bebas


M

ng

on
gu

Halaman 42 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam urusan pemerintahan (discretion power) Menteri Kehutanan

R
dapat menerbitkan peraturan yang bersifat kebijakan;

si
4. Dalam rangka mengakomodir kepentingan pembangunan di luar sektor

ne
ng
kehutanan, maka berdasarkan ketentuan Pasal 19 Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan perlu dilakukan perubahan

do
gu peruntukan untuk pembangunan perkebunan. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (vide bukti T-2) dapat

In
A
dilakukan perubahan peruntukan dari kawasan hutan menjadi bukan
kawasan hutan melalui mekanisme pelepasan kawasan hutan untuk
ah

lik
kepentingan pembangunan di luar sektor kehutanan dalam hal ini
perkebunan;
am

ub
5. Bahwa di dalam kawasan hutan yang akan diubah peruntukannya
untuk kegiatan di luar bidang kehutanan khususnya perkebunan,
ep
terdapat potensi tegakan yang belum diperhitungkan dalam
k

penerimaan negara;
ah

R
Pemanfaatan tegakan di dalam kawasan hutan yang merupakan hasil

si
pelepasan kawasan hutan ditempuh melalui mekanisme penerbitan Izin

ne
ng

Pemanfaatan Kayu (IPK).


6. Pengenaan kewajiban pembayaran kepada pemegang IPK yang hanya
berupa PSDH dan DR dirasakan sangat kecil dan kurang memenuhi

do
gu

rasa keadilan serta berpotensi menimbulkan kerugian negara, karena


kegiatan perkebunan yang merupakan kegiatan di luar bidang
In
A

kehutanan, kegiatannya diawali dengan pembukaan lahan dengan cara


land clearing (tebang habis) terhadap tegakan-tegakan pohon yang ada
ah

lik

di atasnya, untuk diganti dengan tanaman perkebunan. Sehingga


terhadap tegakan pohon tersebut perlu dilakukan penggantian nilai
tegakannya, selain kewajiban PSDH dan DR;
m

ub

7. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Semester II tahun


ka

anggaran 2011 Nomor 07/LHP/XVII/01/2012 tanggal 26 Januari 2012


ep

(vide bukti T-8) hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) R.I.
ah

terdapat potensi kerugian sebesar Rp290.985.609.834,20 yang


R

ditimbulkan akibat tidak terpungutnya penerimaan negara dari hasil


es

tegakan yang berasal dari kawasan hutan yang telah dilepaskan untuk
M

ng

on
gu

Halaman 43 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kegiatan pembangunan perkebunan dan merekomendasikan kepada

R
Kementerian Kehutanan untuk memerintahkan kepada Kepala Dinas

si
Kehutanan Kabupaten untuk:

ne
ng
a. memberikan surat peringatan kepada wajib bayar segera melunasi
SPP-GNT masing-masing sebesar Rp5.614.433.627,60;

do
gu b. menginstruksikan kepada Pejabat Penerbit Surat Perintah
Pembayaran Ganti Rugi Nilai Tegakan (P2SPP-GNT) segera

In
A
menerbitkan SPP-GNT kepada para wajib bayar sebesar
Rp290.985.609.834,20;
ah

lik
8. Berdasarkan data dari beberapa sumber antara lain Greenomic
(Lembaga Non Pemerintah yang Bergerak di Bidang Lingkungan Hidup
am

ub
dan Kehutanan), pungutan berupa Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)
dan Dana Reboisasi (DR) masih sangat kecil nilainya sehingga
merugikan keuangan negara triliunan rupiah, oleh karena itu diperlukan
ep
k

kebijakan untuk penyelamatan keuangan negara tersebut;


ah

9. Atas dasar pertimbangan tersebut diperlukan kebijakan dari


R

si
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kehutanan melalui
pungutan-pungutan kepada pihak-pihak yang akan dan/atau telah

ne
ng

memperoleh manfaat dan keuntungan yang besar dari kegiatan


pemanfaatan kayu tersebut akibat perubahan tegakan hutan (pohon)

do
gu

menjadi non kehutanan (kebun);

10. Dalam rangka memungut penerimaan negara dari keuntungan yang


In
A

diharapkan akibat perubahan tegakan hutan (pohon) menjadi non


kehutanan (kebun), maka terhadap tegakan dari hutan negara yang
ah

diperoleh melalui izin pemanfaatan kayu dari kawasan hutan produksi


lik

yang dikonversi perlu dikenakan penggantian nilai tegakan dari


kegiatan tersebut;
m

ub

11. Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut untuk memenuhi asas


ka

kepatutan dan kepantasan, maka Menteri Kehutanan menerbitkan


ep

peraturan Nomor P.58/Menhut-II/2009 tentang Penggantian Nilai


ah

Tegakan dari Izin Pemanfaatan Kayu dan/atau Dari Penyiapan Lahan


R

dalam Pembangunan Hutan Tanaman (vide bukti T-6);


es
M

ng

on
gu

Halaman 44 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
12. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010

R
tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan,

si
maka Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.58/Menhut-II/2009

ne
ng
diubah menjadi Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.14/Menhut-11/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu untuk
penyesuaian (vide bukti T-3);

do
gu 13. Bahwa atas penerbitan Peraturan Menteri Kehutanan tersebut di atas,
sudah banyak pemegang izin pemanfaatan kayu termasuk Pemohon

In
A
yang melakukan pembayaran penggantian nilai tegakan dengan penuh
kesadaran dan itikad baik;
ah

lik
Dengan demikian, pengenaan Penggantian Nilai Tegakan (PNT) yang
diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011
am

ub
secara filosofis telah memenuhi asas kepatutan dan kepantasan dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
ep
serta semata-mata dilakukan demi kepentingan negara;
k

II. Terhadap dalil Pemohon yang mengaitkan keberatannya dengan putusan


ah

Mahkamah Agung RI Nomor 41 P/HUM/2011 tanggal 9 Februari 2012


R

si
adalah dalil yang tidak benar, dengan alasan:

ne
ng

1. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 41 P/HUM/2011 tanggal 9


Februari 2012 amarnya sebagaimana didalilkan Pemohon dalam
permohonannya angka 4 halaman 10 menyatakan antara lain:

do
gu

a. Pasal 1 angka 5, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 35, dan Pasal
36 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011
In
A

tentang Izin Pemanfaatan Kayu dan Pasal 1 sampai dengan Pasal 4


beserta Lampiran 2 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
ah

lik

P.65/Menhut-II/2009 tentang Standar Biaya Produksi Pemanfaatan


Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu dan/atau Penyiapan Lahan
m

ub

dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman tidak mempunyai


kekuatan hukum mengikat (tidak sah) dan batal demi hukum serta
ka

tidak berlaku umum;


ep

b. Memerintahkan Menteri Kehutanan mencabut Pasal 1 angka 5,


ah

Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 35, dan Pasal 36 Peraturan
R

Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin


es
M

Pemanfaatan kayu dan Pasal 1 sampai dengan Pasal 4 beserta


ng

on
gu

Halaman 45 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Lampiran 2 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor

R
P.65/Menhut-II/2009 tentang Standar Biaya Produksi Pemanfaatan

si
Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu dan/atau Penyiapan Lahan

ne
ng
Dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman;

2. Bahwa putusan Mahkamah Agung tersebut angka 1 di atas adalah

do
gu khusus untuk pemegang Izin Pemanfaatan Kayu untuk penyiapan
lahan dalam rangka pembangunan hutan tanaman;

In
A
3. Bahwa dalam rangka melaksanakan putusan Mahkamah Agung
tersebut angka 1 di atas, Termohon telah:
ah

lik
a. mengubah Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.14/Menhut-11/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu dengan
am

ub
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.20/Menhut-II/2013;

b. mencabut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor


ep
P.65/Menhut-Il/2009 tentang Standar Biaya Produksi Pemanfaatan
k

Kayu dan/atau Penyiapan Lahan dalam Rangka Pembangunan


ah

Hutan Tanaman dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor


R

si
P.21/Menhut-II/2013 (vide bukti T-5);

ne
ng

c. Menerbitkan Surat Edaran Nomor SE.02/Menhut-VI/BIKPHH/2012


tanggal 10 Agustus 2012 (vide bukti T-9);

do
gu

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dalil Pemohon yang


mengkaitkan permohonannya dengan Putusan Mahkamah Agung R.I.
Nomor 41 P/HUM/2011 tanggal 9 Februari 2012 adalah tidak benar dan
In
A

oleh karenanya harus ditolak;


III. Terhadap dalil permohonan uji materiil yang menyatakan ketentuan Pasal 1
ah

lik

angka 5, Pasal 28 dan Pasal 29 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor


P.20/Menhut-II/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan
m

ub

Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu (vide bukti


T-4), dan Pasal 37 dan Pasal 38 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
ka

P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu bertentangan dengan


ep

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Termohon sampaikan


ah

jawaban sebagai berikut:


R

1. Pasal 1 angka 5 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor


es
M

P.20/Menhut-II/2013 mengatur Penggantian Nilai Tegakan (PNT)


ng

on
gu

Halaman 46 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
adalah salah satu kewajiban selain Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)

R
dan Dana Reboisasi (DR) yang harus dibayar kepada negara akibat

si
izin dari izin pemanfaatan kayu, penggunaan kawasan hutan melalui

ne
ng
izin pinjam pakai dan dari areal kawasan hutan yang telah dilepas dan
dibebani HGU yang masih terdapat hasil hutan kayu dari pohon yang
tumbuh secara alami sebelum terbitnya HGU;

do
gu 2. Pasal 28 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.20/Menhut-II/2013
mengatur:

In
A
(1) Dalam hal pada areal kawasan hutan yang telah dilepas dan
ah

dibebani HGU masih terdapat hasil hutan kayu dari pohon yang

lik
tumbuh secara alami sebelum terbitnya HGU, pemegang HGU tetap
dikenakan PSDH, DR dan penggantian nilai tegakan;
am

ub
(2) HGU sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku dan melekat
sebagai IPK;
ep
k

(3) Dalam hal pada areal HGU terdapat hasil hutan kayu dari pohon
ah

yang tumbuh secara alami sebelum terbitnya HGU sebagaimana


R

si
dimaksud pada ayat (1) akan dilakukan kegiatan penggunaan
lahan, pemegang HGU wajib melaporkan kepada Kepala Dinas

ne
ng

Kabupaten/Kota;

1. Pasal 29 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.20/Menhut-II/2013

do
gu

mengatur:

Prosedur pembukaan lahan pada areal kawasan hutan yang telah


In
A

dilepas dan dibebani HGU yang masih terdapat hasil hutan kayu dari
pohon yang tumbuh secara alami sebelum terbitnya HGU sebagaimana
ah

lik

dimaksud dalam Pasal 28, pengenaan PSDH, DR, dan Penggantian


Nilai Tegakan sebagai berikut:
m

ub

a. Laporan yang disampaikan pemegang HGU sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2), dilengkapi persyaratan:
ka

ep

1. Fotokopi HGU yang telah dilegalisir pejabat yang berwenang;


ah

2. Fotokopi akta pendirian perusahaan pemegang HGU atau


R

fotokopi KTP apabila pemegang HGU perorangan; dan


es
M

ng

on
gu

Halaman 47 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Keputusan Menteri Kehutanan tentang Pelepasan Kawasan

R
Hutan;

si
b. Dalam hal areal HGU berasal dari APL tidak diperlukan persyaratan

ne
ng
sebagaimana dimaksud pada huruf a butir 3;

c. Atas dasar laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat

do
gu (2), Kepala Dinas Kabupaten/Kota memerintahkan kepada
Wasganis-PHPL-Canhut untuk melaksanakan timber cruising

In
A
dengan intensitas 100% (seratus persen) terhadap potensi hasil
hutan kayu yang dimohon untuk dimanfaatkan/pembukaan lahan;
ah

lik
d. Atas dasar hasil cruising sebagaimana dimaksud huruf c, dibuat
laporan hasil cruising yang dilengkapi dengan Berita Acara;
am

ub
e. Berdasarkan hasil cruising sebagaimana dimaksud huruf c,
pemegang HGU melakukan pembukaan lahan/penebangan, dan
ep
hasil penebangan dilakukan pengukuran untuk penetapan volume
k

kayu yang dituangkan dalam Daftar Kayu Bulat (DKB) sebagai


ah

dasar pengenaan PSDH, DR dan penggantian nilai tegakan;


R

si
f. Dalam hal pemegang HGU tidak memiliki tenaga yang berkualifikasi

ne
ng

sebagai Ganis-PHPL-PKB atau Ganis-PKB-J, pengukuran Kayu


Bulat dapat dibantu oleh Wasganis-PKB-R atau Wasganis-PKB-J
yang berasal dari Dinas Kabupaten/Kota;

do
gu

g. Berdasarkan Daftar Kayu Bulat (DKB), Kepala Dinas Kehutanan


Kabupaten/Kota memerintahkan Pejabat Penagih PSDH, DR dan
In
A

Pejabat Penagih penggantian nilai tegakan, untuk menerbitkan SPP


PSDH, SPP DR dan SPP-GR;
ah

lik

h. Atas SPP PSDH, SPP DR dan SPP-GR, pemegang HGU


melakukan pembayaran di Bank Persepsi sesuai dengan ketentuan
m

ub

peraturan perundang-undangan;
ka

i. Atas bukti setor PSDH, DR dan ganti rugi nilai tegakan yang setoran
ep

tersebut telah masuk ke rekening Bendaharawan Penerima


ah

Kementerian Kehutanan, pemegang HGU dapat mengajukan


R

permohonan pengangkutan kayu bulat sesuai dengan ketentuan


es

peraturan perundang-undangan;
M

ng

on
gu

Halaman 48 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Pasal 37 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011

R
mengatur:

si
(1) Pejabat penagih SPP-GR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26

ne
ng
huruf f dan Pasal 29 huruf c, menerbitkan SPP-GR berdasarkan
harga patokan yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan setelah

do
gu dikurangi kewajiban PSDH, DR dan biaya produksi;
(2) Biaya produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan
oleh Menteri, dengan memperhatikan pertimbangan Direktur

In
A
Jenderal dan masukan dari Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia
(APHI) dan dapat diterbitkan setiap 6 (enam) bulan;
ah

lik
3. Pasal 38 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011
mengatur:
am

ub
(1) SPP-GR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf f dan Pasal
29 huruf c, ditembuskan kepada:
ep
a. Lembar pertama untuk wajib bayar;
k
ah

b. Lembar kedua untuk Kepala Dinas Kabupaten/Kota;


R

si
c. Lembar ketiga untuk Kepala Dinas Provinsi;

ne
ng

d. Lembar keempat untuk Kepala Balai; dan

e. Lembar kelima untuk arsip pejabat penagih;

do
gu

(2) Berdasarkan SPP-GR sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan dan pemegang HGU
In
A

melakukan pembayaran ke Rekening Bendaharawan Penerima MK


PNBP Ganti Rugi Nilai Tegakan Nomor 102 0005361917 pada
ah

Bank Mandiri Cabang Jakarta Gedung Pusat Kehutanan;


lik

(3) Bukti setor sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disampaikan


kepada Kepala Balai dan kepada Pejabat Penerbit SKSKB untuk
m

ub

diterbitkan Surat Keterangan Sah Kayu Bulat (SKSKB);


(4) Kepala Balai setiap 3 (tiga) bulan sekali wajib menyampaikan
ka

ep

laporan atas penerbitan SPP-GR kepada Direktur Jenderal, dengan


tembusan kepada Sekretaris Jenderal dan Kepala Dinas Provinsi;
ah

(5) Format blanko SPP-GR, sebagaimana tercantum pada lampiran


R

Peraturan ini;
es
M

ng

on
gu

Halaman 49 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 41

R
Tahun 1999 tentang Kehutanan diatur bahwa penguasaan hutan oleh

si
Negara memberi wewenang kepada Pemerintah, dalam hal ini Menteri

ne
ng
Kehutanan untuk:

a. mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan

do
gu hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan;

b. menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau

In
A
kawasan hutan sebagai bukan kawasan hutan; dan

c. mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara


ah

lik
orang dengan hutan, serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum
mengenai kehutanan;
am

ub
5. Menteri Kehutanan sesuai kewenangan yang dimiliki, membuat atau
menerbitkan ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan yang
ep
menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan. Dalam hal tertentu
k

terhadap suatu permasalahan yang harus cepat diambil suatu


ah

keputusan guna menghindari potensi kerugian negara, berdasarkan


R

si
kewenangan bebas dalam urusan Pemerintahan (discretion power)
Menteri Kehutanan dapat menerbitkan peraturan yang bersifat

ne
ng

kebijakan;

6. Dalam rangka mengakomodir kepentingan pembangunan di luar sektor

do
gu

kehutanan, maka berdasarkan ketentuan Pasal 19 Undang-Undang


Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan perlu dilakukan perubahan
In
A

peruntukan untuk pembangunan perkebunan. Berdasarkan Peraturan


Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan
ah

Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan dapat dilakukan perubahan


lik

peruntukan dari kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan melalui


mekanisme pelepasan kawasan hutan untuk kepentingan
m

ub

pembangunan di luar sektor kehutanan dalam hal ini perkebunan;


ka

7. Bahwa kawasan hutan yang akan diubah peruntukannya untuk


ep

kegiatan di luar bidang kehutanan khususnya perkebunan, yang di


ah

dalamnya terdapat potensi tegakan yang belum diperhitungkan dalam


R

penerimaan negara, maka dilakukan pungutan atas pemanfaatan


es

tegakan dimaksud;
M

ng

on
gu

Halaman 50 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemanfaatan tegakan di dalam kawasan hutan yang merupakan hasil

R
pelepasan kawasan hutan ditempuh melalui mekanisme penerbitan Izin

si
Pemanfaatan Kayu (IPK);

ne
ng
8. Pengenaan kewajiban pembayaran kepada pemegang IPK yang hanya
berupa PSDH dan DR dirasakan kurang memenuhi rasa keadilan
karena terlalu kecil dibandingkan dengan menghilangnya hak negara

do
gu atas tegakan, sehingga berpotensi menimbulkan kerugian negara.
Pembangunan di bidang perkebunan yang merupakan kegiatan di luar

In
A
bidang kehutanan, kegiatannya diawali dengan pembukaan lahan
dengan cara land clearing (tebang habis) terhadap tegakan-tegakan
ah

pohon yang ada di atasnya, untuk diganti dengan tanaman

lik
perkebunan. Sehingga terhadap tegakan pohon tersebut perlu
dilakukan penggantian nilai tegakannya, selain kewajiban PSDH dan
am

ub
DR;

9. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Semester II tahun


ep
k

anggaran 2011 Nomor 07/LHP/XVII/01/2012 tanggal 26 Januari 2012


ah

hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) R.I. terdapat potensi


R

si
kerugian sebesar Rp290.985.609.834,20 yang ditimbulkan akibat tidak
terpungutnya penerimaan negara dari hasil tegakan yang berasal dari

ne
ng

kawasan hutan yang telah dilepaskan untuk kegiatan pembangunan


perkebunan dan merekomendasikan kepada Kementerian Kehutanan
untuk memerintahkan kepada Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten

do
gu

untuk:

a. memberikan surat peringatan kepada wajib bayar segera melunasi


In
A

SPP-GNT masing-masing sebesar Rp5.614.433.627,60;


b. menginstruksikan kepada Pejabat Penerbit Surat Perintah
ah

lik

Pembayaran Ganti Rugi Nilai Tegakan (P2SPP-GNT) segera


menerbitkan SPP-GNT kepada para wajib bayar sebesar
m

ub

Rp290.985.609.834,20;
10. Berdasarkan data dari beberapa sumber antara lain Greenomic
ka

(Lembaga Non Pemerintah yang Bergerak di Bidang Lingkungan Hidup


ep

dan Kehutanan), pungutan berupa Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)


ah

dan Dana Reboisasi (DR) masih sangat kecil nilainya sehingga


R

merugikan keuangan Negara triliunan rupiah, oleh karena itu diperlukan


es

kebijakan untuk penyelamatan keuangan negara tersebut;


M

ng

on
gu

Halaman 51 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
11. Atas dasar pertimbangan tersebut diperlukan kebijakan dari

R
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kehutanan melalui

si
pungutan-pungutan kepada pihak-pihak yang akan dan/atau telah

ne
ng
memperoleh manfaat dan keuntungan yang besar dari kegiatan
pemanfaatan kayu tersebut akibat perubahan tegakan hutan (pohon)
menjadi non kehutanan (kebun);

do
gu 12. Dalam rangka memungut penerimaan negara dari keuntungan yang
diharapkan akibat perubahan tegakan hutan (pohon) menjadi non

In
A
kehutanan (kebun), maka terhadap tegakan dari hutan negara yang
diperoleh melalui izin pemanfaatan kayu dari kawasan hutan produksi
ah

lik
yang dikonversi perlu dikenakan penggantian nilai tegakan dari
kegiatan tersebut;
am

ub
13. Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut untuk memenuhi asas
kepatutan dan keadilan, maka Menteri Kehutanan menerbitkan
ep
Peraturan Nomor P.58/Menhut-II/2009 tentang Penggantian Nilai
k

Tegakan dari Izin Pemanfaatan Kayu dan/atau dari Penyiapan Lahan


ah

dalam Pembangunan Hutan Tanaman;


R

si
14. Sebagai tindak lanjut terbitnya Peraturan Menteri Kehutanan angka 15

ne
ng

tersebut di atas, maka Termohon juga menerbitkan Peraturan Menteri


Kehutanan Nomor P.65/Menhut-II/2009 tentang Standar Biaya
Produksi Pemanfaatan Kayu dan/atau Penyiapan Lahan dalam Rangka

do
gu

Pembangunan Hutan Tanaman (vide bukti T-7);

15. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010


In
A

tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan,


maka Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.58/Menhut-II/2009
ah

lik

diubah menjadi Peraturan Menteri Kehutanan Nomor


P.14/Menhut-11/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu untuk
m

ub

penyesuaian;

16. Dengan adanya Putusan Mahkamah Agung Nomor 41 P/HUM/2011


ka

ep

tanggal 9 Februari 2012, Termohon telah mengubah Peraturan Menteri


Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu
ah

dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.20/Menhut-II/2013, dan


R

mencabut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.65/Menhut-II/2009


es
M

tentang Standar Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu dan/atau


ng

on
gu

Halaman 52 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penyiapan Lahan dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman

R
dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.21/Menhut-II/2013;

si
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka ketentuan Pasal 1 angka 5,

ne
ng
Pasal 28 dan Pasal 29 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.20/Menhut-11/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

do
gu Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu,
dan Pasal 37 dan Pasal 38 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu tidak bertentangan

In
A
dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan oleh
karenanya dalil Pemohon harus ditolak;
ah

lik
IV. Terhadap dalil Pemohon yang merasa dirugikan hak konstitusionalnya
khususnya terkait kerugian materiil berupa kewajiban pembayaran nilai
am

ub
tegakan yang wajib dibayar oleh pemegang HGU dan Pelepasan Kawasan
Hutan adalah dalil yang tidak berdasar hukum dengan alasan ketentuan
kewajiban pembayaran penggantian nilai tegakan (PNT) terhadap
ep
k

pemegang HGU dan Pelepasan Kawasan Hutan belum pernah dibatalkan


ah

oleh putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van


R

si
gewijsde), maka berdasarkan asas hukum presumptio iustae causa
pengenaan PNT terhadap pemegang HGU dan Pelepasan Kawasan Hutan

ne
ng

tetap sah dan mengikat;

Mengenai kerugian hak konstitusional yang didalilkan Pemohon tidak

do
gu

berdasar hukum, karena pengertian hak konstitusional adalah adanya


pelanggaran norma undang-undang terhadap norma UUD 1945. Dalam
permohonan hak uji materiil a quo, quod non terdapat kerugian pada diri
In
A

Pemohon tidak dikategorikan pada diri Pemohon tidak dapat dikategorikan


sebagai kerugian konstitusional, sehingga dalil tersebut harus ditolak;
ah

lik

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penerbitan Peraturan Menteri


Kehutanan No. P.14/Menhut-II/2011 dan Peraturan Menteri Kehutanan No.
m

ub

P.20/Menhut-II/2013 telah sesuai dengan kewenangan yang dimiliki Termohon


dan sesuai dengan asas kemanfaatan bagi negara (doelmatigheid).
ka

Dari seluruh uraian tersebut di atas, selanjutnya Termohon mohon kepada


ep

Majelis Hakim Agung yang memeriksa permohonan keberatan hak uji materiil in
ah

litis, untuk mengadili dan memutus sebagai berikut:


R

1. Menolak permohonan keberatan Pemohon seluruhnya;


es

2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara;


M

ng

on
gu

Halaman 53 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil-dalil jawabannya, Termohon

R
telah mengajukan bukti berupa:

si
1. Fotokopi Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Bukti

ne
ng
T-1);
2. Fotokopi Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (Bukti T-2);

do
gu 3. Fotokopi Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang
Izin Pemanfaatan Kayu (Bukti T-3);

In
A
4. Fotokopi Peraturan menteri Kehutanan Nomor P.20/Menhut-II/2013 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011
ah

tentang Izin Pemanfaatan Kayu (Bukti T-4);

lik
5. Fotokopi Peraturan menteri Kehutanan Nomor P.21/Menhut-II/2013 tentang
Standar Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu
am

ub
(Bukti T-5);
6. Fotokopi Peraturan menteri Kehutanan Nomor P.58/Menhut-II/2009 tentang
ep
Penggantian Nilai Tegakan dari Izin Pemanfaatan Kayu dan/atau dari
k

Penyiapan Lahan dalam Pembangunan Hutan Taman (Bukti T-6);


ah

7. Fotokopi Peraturan menteri Kehutanan Nomor P.65/Menhut-II/2009 tentang


R

si
Standar Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu dan/atau Penyiapan Lahan
dalam Pembangunan Hutan Taman (Bukti T-7);

ne
ng

8. Fotokopi Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksaan Keuangan


R.I. Semester II Tahun anggaran 2011 Nomor 07/LHP/XVII/01/2012 tanggal

do
gu

26 Januari 2012 (Bukti T-8);


9. Fotokopi Surat Edaran a.n. Menteri Kehutanan, Direktur Jenderal Bina
Usaha Kehutanan Nomor SE.02/Menhut-VI/BIKPHH/2012 tanggal 10
In
A

Agustus 2012 (Bukti T-9);


PERTIMBANGAN HUKUM
ah

lik

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan keberatan hak uji


materiil dari Pemohon adalah sebagaimana tersebut di atas;
m

ub

Menimbang, bahwa yang menjadi objek permohonan keberatan hak uji


materiil Pemohon adalah Permohonan Hak Uji Materiil Pasal 1 Angka 5, Pasal
ka

28 dan Pasal 29 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.20/Menhut-II/2013


ep

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor


ah

P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu (vide Bukti P-1.A), serta


R

Pasal 37 dan Pasal 38 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor


es

P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu (vide Bukti P-1.B);


M

ng

on
gu

Halaman 54 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa sebelum Mahkamah Agung mempertimbangkan

R
tentang substansi permohonan yang diajukan Pemohon, maka terlebih dahulu

si
akan dipertimbangkan apakah permohonan a quo memenuhi persyaratan

ne
ng
formal, yaitu apakah Pemohon mempunyai kepentingan untuk mengajukan
permohonan keberatan hak uji materiil, sehingga Pemohon mempunyai
kedudukan hukum (legal standing) dalam permohonan a quo sebagaimana

do
gu dimaksud dalam Pasal 31 A ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang

In
A
Mahkamah Agung, dan Pasal 1 ayat (4) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 01
Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil;
ah

Bahwa Pasal 31 A ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009

lik
menyatakan bahwa Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya
dapat dilakukan oleh pihak yang menganggap haknya dirugikan oleh
am

ub
berlakunya peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang, yaitu:
a. perorangan warga negara Indonesia;
ep
b. kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
k

perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia


ah

yang diatur dalam undang-undang; atau


R

si
c. badan hukum publik atau badan hukum privat;
Dalam Penjelasannya ditentukan bahwa yang dimaksud dengan “perorangan”

ne
ng

adalah orang perseorangan atau kelompok orang yang mempunyai


kepentingan sama;

do
gu

Bahwa lebih lanjut Pasal 1 ayat (4) Peraturan Mahkamah Agung Nomor
01 Tahun 2011 menentukan bahwa Pemohon keberatan adalah kelompok
orang atau perorangan yang mengajukan keberatan kepada Mahkamah Agung
In
A

atas berlakunya suatu peraturan perundang-undangan tingkat lebih rendah dari


undang-undang;
ah

lik

Bahwa berdasarkan ketentuan di atas dan dalil-dalil permohonan serta


bukti-bukti yang diajukan, ternyata Pemohon adalah Gabungan Pengusaha
m

ub

Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) yang terbentuk pada tanggal 27 Februari 1981
berkedudukan di Jakarta merupakan suatu organisasi berbentuk badan hukum
ka

di bidang kelapa sawit, mempunyai tujuan untuk mempersatukan para pelaku


ep

bidang usaha perkelapasawitan di Indonesia dan menjadi mitra Pemerintah


ah

Pusat maupun Pemerintah Daerah dalam rangka membuat kebijakan usaha


R

perkelapasawitan di Indonesia untuk meningkatkan daya saing usaha kelapa


es

sawit Indonesia di pasar Internasional (bukti P.12). Singkatnya, bahwa GAPKI


M

ng

on
gu

Halaman 55 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
adalah merupakan badan atau organisasi yang berisi sekumpulan orang yang

R
mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama, dan dengan tujuan untuk

si
mewujudkan tujuan dan kepentingan yang sama, melalui hak dan kewajiban

ne
ng
mereka sebagai pribadi untuk hal-hal tertentu yang diserahkan sepenuhnya
menjadi hak dan kewajiban badan hukum yang bersangkutan. Badan hukum
mana baik organisasi maupun strukturnya dikuasai oleh hukum privat, sehingga

do
gu Pemohon dapat dikatakan sebagai badan hukum privat. Dengan demikian,
Pemohon merupakan salah satu dari ketiga subjek hukum sebagaimana

In
A
dimaksud dalam Pasal 31 A ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009;
Bahwa Pemohon diwakili oleh JOEFLY J. BAHROENY dalam
ah

kapasitasnya selaku Ketua Umum dan JOKO SUPRIYONO dalam kapasitasnya

lik
selaku Sekretaris Umum. Berdasarkan ketentuan Pasal 10 Akta tanggal 1
Desember 2010 tentang Perubahan Anggaran Dasar GAPKI, Ketua Umum
am

ub
bersama Sekretaris Umum berhak mewakili organisasi di dalam dan di luar
pengadilan (bukti P.12). Dengan demikian, JOEFLY J. BAHROENY dan JOKO
ep
SUPRIYONO mempunyai kapasitas untuk mewakili GAPKI di dalam
k

persidangan;
ah

Bahwa objek permohonan hak uji materiil adalah pengaturan tentang


R

si
Penggantian Nilai Tegakan sebagai salah satu kewajiban selain dari Provisi
Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi (DR) yang harus dibayar

ne
ng

kepada negara akibat dari izin pemanfaatan kayu, penggunaan kawasan hutan
melalui izin pinjam pakai dan dari areal kawasan hutan yang telah dilepas dan

do
gu

diberikan dengan Hak Guna Usaha (HGU) yang masih terdapat hasil hutan
berupa kayu dan pohon yang tumbuh secara alami sebelum lahirnya HGU.
Pemohon sebagai gabungan pengusaha kelapa sawit dirugikan dengan
In
A

diberlakukannya objek permohonan hak uji materiil yang dipersoalkan dalam


perkara ini. Timbulnya kerugian dimaksud karena adanya hubungan sebab
ah

lik

akibat (causal verband), dan apabila permohonan yang bersangkutan kelak


dikabulkan, maka kerugian yang bersangkutan memang dapat dipulihkan
m

ub

kembali dengan dibatalkannya objek permohonan hak uji materiil dimaksud.


Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum di atas terbukti
ka

Pemohon mempunyai kepentingan dan oleh karenanya memiliki legal standing


ep

untuk mengajukan permohonan keberatan hak uji materiil atas ketentuan Pasal
ah

1 Angka 5, Pasal 28 dan Pasal 29 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor


R

P.20/Menhut-II/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan


es

Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu, serta Pasal 37 dan


M

ng

on
gu

Halaman 56 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pasal 38 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin

R
Pemanfaatan Kayu, sehingga memenuhi syarat formal yang ditentukan dalam

si
Pasal 31 A ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 dan Pasal 1 ayat

ne
ng
(4) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2011;
Menimbang, bahwa karena permohonan terhadap objek hak uji materiil
diajukan oleh Pemohon yang mempunyai legal standing maka permohonan a

do
gu quo secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa selanjutnya Mahkamah Agung mempertimbangkan

In
A
substansi objek permohonan keberatan apakah ketentuan yang dimohonkan uji
materiil a quo bertentangan atau tidak dengan peraturan perundang-undangan
ah

yang lebih tinggi;

lik
Menimbang, bahwa dalam permohonannya Pemohon telah mendalilkan
hal-hal sebagai berikut:
am

ub
 Bahwa objek hak uji materiil bertentangan dengan Pasal 23 A UUDN RI
Tahun 1945, karena segala pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa
ep
untuk keperluan Negara harus diatur dengan undang-undang;
k

 Bahwa objek hak uji materiil bertolak belakang dengan Undang-Undang


ah

Nomor 20 Tahun 1997, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 dan


R

si
Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998, karena peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi tersebut tidak mencantumkan

ne
ng

pembayaran nilai tegakan sebagai jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak


(PNBP);

do
gu

 Bahwa dengan demikian, menurut Pemohon objek hak uji materiil telah
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, Pemohon memohon kepada Majelis Hakim agar
In
A

permohonan keberatan hak uji materiil dikabulkan dan objek hak uji materiil
dinyatakan tidak sah;
ah

lik

Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon


telah mengajukan Jawaban sebagai berikut:
m

ub

 Bahwa pengenaan kewajiban pembayaran kepada pemegang Izin


Pemanfaatan Kayu (IPK) yang hanya berupa PSDH dan DR dirasakan
ka

kurang memenuhi rasa keadilan karena terlalu kecil dibandingkan dengan


ep

hilangnya hak negara atas tegakan, sehingga berpotensi menimbulkan


ah

kerugian negara. Terhadap tegakan pohon tersebut perlu dilakukan


R

penggantian nilai tegakannya, selain kewajiban PSDH dan DR;


es
M

ng

on
gu

Halaman 57 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
 Bahwa dalam rangka memungut penerimaan negara dari keuntungan yang

a
R
diharapkan akibat perubahan tegakan hutan (pohon) menjadi non kehutanan

si
(kebun), maka terhadap tegakan dari hutan negara yang diperoleh melalui

ne
ng
IPK dari kawasan hutan produksi yang dikonversi perlu dikenakan
penggantian nilai tegakan dari kegiatan tersebut;

do
gu  Bahwa sesuai kewenangan bebas
(discretionary power) Menteri Kehutanan dapat menerbitkan peraturan yang
dalam urusan pemerintahan

bersifat kebijakan yang berisi pengaturan tentang penggantian nilai tegakan

In
A
sebagai salah satu kewajiban selain PSDH dan DR;
ah

 Bahwa dengan demikian, menurut Termohon objek hak uji materiil telah

lik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan telah
sesuai dengan asas kemanfaatan (doelmatigheid) guna menghindari potensi
am

ub
kerugian negara. Oleh karena itu, Termohon memohon kepada Majelis
Hakim agar permohonan keberatan hak uji materiil ditolak;
ep
k

Menimbang, bahwa dari alasan keberatan Pemohon yang kemudian


ah

dibantah oleh Termohon dalam jawabannya, dihubungkan dengan bukti-bukti


R
yang diajukan oleh Pemohon dan Termohon, Mahkamah Agung berpendapat

si
bahwa alasan keberatan Pemohon dapat dibenarkan, dengan pertimbangan

ne
ng

sebagai berikut:
Bahwa objek permohonan hak uji materiil adalah pengaturan tentang
Penggantian Nilai Tegakan sebagai salah satu kewajiban selain PSDH dan DR

do
gu

yang harus dibayar kepada negara akibat dari izin pemanfaatan kayu,
penggunaan kawasan hutan melalui izin pinjam pakai dan dari areal kawasan
In
A

hutan yang telah dilepas dan diberikan HGU yang masih terdapat hasil hutan
kayu dan pohon yang tumbuh secara alami sebelum lahirnya HGU;
ah

lik

Bahwa permohonan ini identik dengan permohonan hak uji materiil yang
diputus oleh Mahkamah Agung dalam Perkara Hak Uji Materiil Nomor 41
P/HUM2011 dengan mengabulkan permohonan hak uji materiil, karena objek
m

ub

permohonan berupa ketentuan mengenai kewajiban pembayaran Penggantian


Nilai Tegakan yang ditujukan kepada Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
ka

ep

Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK-HT), terbukti bertentangan dengan


peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, dan karenanya telah
ah

dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Materi muatan dari


R

es

ketentuan yang telah dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat


M

ng

on
gu

Halaman 58 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tersebut, tidak dapat lagi dimuat kembali dalam peraturan perundang-undangan

R
yang setingkat;

si
Bahwa di samping itu, pada prinsipnya setiap pungutan yang bersifat

ne
ng
memaksa oleh negara termasuk PNBP harus ditetapkan dengan
undang-undang atau peraturan pemerintah [vide Pasal 23A UUDN RI Tahun
1945 dan Pasal 2 ayat (3), Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun

do
gu 1997]. Sedangkan Pungutan Nilai Tegakan tidak tercantum sebagai kewajiban
yang harus dibayar dalam undang-undang maupun peraturan pemerintah yang

In
A
telah ditetapkan dalam Lampiran II A angka 9 Jenis-jenis PNBP yang Berlaku
pada Departemen Kehutanan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997
ah

juncto Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 tentang Jenis dan

lik
Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan Lampiran Peraturan
Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998 tentang Tarif dan Jenis Penerimaan Negara
am

ub
Bukan Pajak pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan khususnya tidak
mencantumkan hal tersebut;
ep
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
k

atas, terbukti bahwa sepanjang mengenai Pungutan Nilai Tegakan yang


ah

merupakan objek Permohonan Hak Uji Materiil yaitu Pasal 1 Angka 5, Pasal 28
R

si
dan Pasal 29 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.20/Menhut-II/2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011

ne
ng

tentang Izin Pemanfaatan Kayu, serta Pasal 37 dan Pasal 38 Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu

do
gu

bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi yaitu:


 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan
Pajak;
In
A

 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 juncto Peraturan Pemerintah


Nomor 52 Tahun 1998 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara
ah

lik

Bukan Pajak; dan


 Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998 juncto Peraturan Pemerintah
m

ub

Nomor 74 Tahun 1999 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 1999


tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku
ka

pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan;


ep

Oleh karena itu, permohonan keberatan hak uji materiil dari Pemohon
ah

beralasan hukum untuk dikabulkan dan pasal-pasal dari peraturan yang


R

menjadi objek dalam perkara uji materiil a quo harus dinyatakan tidak sah dan
es

tidak berlaku untuk umum;


M

ng

on
gu

Halaman 59 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa dengan dikabulkannya permohonan keberatan hak

R
uji materiil dari Pemohon, maka Termohon dihukum untuk membayar biaya

si
perkara;

ne
ng
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 31 A ayat (8)
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 dan Pasal 8 ayat (1) Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2011, Panitera Mahkamah Agung

do
gu mencantumkan petikan putusan ini dalam Berita Negara;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009

In
A
tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
ah

Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3

lik
Tahun 2009, Peraturan Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2011 tentang Hak
Uji Materiil, serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait;
am

ub
MENGADILI,
Mengabulkan permohonan keberatan hak uji materiil dari Pemohon:
ep
GABUNGAN PENGUSAHA KELAPA SAWIT INDONESIA (GAPKI) tersebut;
k

Menyatakan Pasal 1 Angka 5, Pasal 28 dan Pasal 29 Peraturan Menteri


ah

R
Kehutanan Nomor P.20/Menhut-II/2013, tanggal 22 April 2013, tentang

si
Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011

ne
tentang Izin Pemanfaatan Kayu, serta Pasal 37 dan Pasal 38 Peraturan Menteri
ng

Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011, tanggal 15 Maret 2011, tentang Izin


Pemanfaatan Kayu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

do
gu

lebih tinggi, yaitu:


 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan
In
Pajak;
A

 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 juncto Peraturan Pemerintah


Nomor 52 Tahun 1998 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara
ah

lik

Bukan Pajak; dan


 Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 1998 juncto Peraturan Pemerintah
m

ub

Nomor 74 Tahun 1999 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 1999


tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku
ka

ep

pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan;


dan karenanya tidak sah dan tidak berlaku untuk umum;
ah

Memerintahkan kepada Menteri Kehutanan untuk mencabut Pasal 1


R

Angka 5, Pasal 28 dan Pasal 29 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor


es
M

P.20/Menhut-II/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan


ng

on
gu

Halaman 60 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu, serta Pasal 37 dan

R
Pasal 38 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin

si
Pemanfaatan Kayu;

ne
ng
Memerintahkan kepada Panitera Mahkamah Agung untuk mengirimkan
petikan putusan ini kepada Percetakan Negara untuk dicantumkan dalam Berita
Negara;

do
gu Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah);

In
A
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Senin, tanggal 18 November 2013, oleh H. Yulius, S.H., M.H,
ah

lik
Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua
Majelis, Dr. Irfan Fachruddin, S.H., C.N. dan Dr. H. Supandi, S.H., M.Hum.
Hakim-hakim Agung sebagai Anggota Majelis, dan diucapkan dalam sidang
am

ub
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-hakim
Anggota Majelis tersebut dan dibantu oleh Maftuh Effendi, S.H., M.H., Panitera
ep
Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
k
ah

Anggota Majelis: Ketua Majelis,


R

si
ttd. ttd.
Dr. Irfan Fachruddin, S.H., C.N. H. Yulius, S.H., M.H.

ne
ng

ttd.
Dr. H. Supandi, S.H., M.Hum.

do
gu

Biaya-biaya Panitera Pengganti,


1. Meterai ……..…… Rp 6.000,00 ttd.
In
A

2. Redaksi ……….… Rp 5.000,00 Maftuh Effendi, S.H., M.H.


3. Administrasi ….... Rp 989.000,00
Jumlah …………… Rp1.000.000,00
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Halaman 61 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng
Untuk salinan
MAHKAMAH AGUNG RI
a.n. Panitera

do
gu Panitera Muda Tata Usaha Negara,

In
A
H. ASHADI, S.H.
NIP. 220000754
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Halaman 62 dari 62 halaman Putusan Nomor 62 P/HUM/2013


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62

Anda mungkin juga menyukai