Anda di halaman 1dari 34

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN
Nomor 341 PK/Pdt/2017

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG

memeriksa perkara perdata pada peninjauan kembali telah memutus sebagai

do
gu berikut dalam perkara :
1. PT. KERETA API (Persero) DIVISI REGIONAL I

In
A
SUMATERA UTARA-ACEH, berkedudukan di Jalan Prof.
H.M. Yamin, S.H., Nomor 14, Medan;
ah

2. PT KERETA API (Persero), berkedudukan di Jalan Perintis

lik
Kemerdekaan Nomor 1, Bandung;
Keduanya diwakili oleh Dody Budiawan, selaku Direktur Aset
am

ub
Tanah dan Bangunan PT Kereta Api Indonesia (Persero), dalam
hal ini memberi kuasa kepada M. Yunan Lubis, S.H., M.H., dan
ep
kawan, Para Advokat pada Kantor Hukum Lubis & Lubis Law
k

Office, berkantor di Jalan Patrajasa Building, Jakarta,


ah

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 3 Februari 2016;


R

si
Para Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi
I, II/ Tergugat I, II/Terbanding I, II;

ne
ng

L a w a n:
SULTAN DELI dalam hal ini diwakili oleh PEMANGKU

do
gu

SULTAN DELI TENGKU HAMDY OSMAN DELIKHAN AL-HAJ,


GELAR TENGKU RAJA MUDA DELI, bertempat tinggal di Jalan
Makmun Ar-Rasyid, Nomor 66, Medan, dalam hal ini memberi
In
A

kuasa kepada H. Hamdani Harahap, S.H., M.Hum., dan kawan-


kawan, Para Advokat/Konsultan Hukum/Penasihat Hukum
ah

lik

Tergabung dalam Tim Advokasi Kesultanan Deli, dahulu


berkantor di Jalan Jenggala, Nomor 75, sekarang berkantor di
m

ub

Gajah Mada, Jalan Kangkung, Nomor 31, Medan, berdasarkan


Surat Kuasa Khusus tanggal 14 Desember 2016;
ka

Termohon Peninjauan Kembali dahulu Termohon Kasasi/


ep

Penggugat/Pembanding;
ah

D a n:
R

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Cq. MENTERI BADAN


es

USAHA MILIK NEGARA (BUMN), berkedudukan di Jalan


M

ng

Medan Merdeka Selatan, Nomor 13, Jakarta;


on
gu

Halaman 1 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Turut Termohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi

R
III/Tergugat III/Terbanding III;

si
Mahkamah Agung tersebut;

ne
ng
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa Pemohon
Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi I, II/ Tergugat I, II/Terbanding I, II

do
gu telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap putusan Mahkamah
Agung Nomor 2113 K/Pdt/2013 tanggal 23 Desember 2013 yang telah

In
A
berkekuatan hukum tetap, dalam perkaranya melawan Termohon Peninjauan
Kembali dahulu Termohon Kasasi/Penggugat/ Pembanding dan Turut Termohon
ah

Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi III/Tergugat III/Terbanding III dengan

lik
posita gugatan sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat adalah Sultan Deli Ke-XIV yang diangkat/dinobatkan/
am

ub
ditabalkan di Istana Maimun pada tanggal 22 Juli 2005 bertepatan dengan 15
hari bulan Jumadil Akhir 1426 H sebagaimana tersebut dalam Surat Cindra
ep
Tabalan oleh Datuk Empat Suku, yakni:
k

a. Kepala Urung Sepuluh Dua Kuta, meliputi daerah Hamparan Perak dan
ah

sekitarnya;
R

si
b. Kepala Urung Serbanyaman, meliputi daerah Sunggal dan sekitarnya;
c. Kepala Urung Suka Piring, meliputi Kota Medan Lama, Kampung Baru

ne
ng

dan sekitarnya;
d. Kepala Urung Senembah, meliputi daerah Patumbak dan sekitarnya;

do
gu

yang disaksikan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Utara dan masyarakat


Adat Deli;
2. Bahwa sebagai Sultan Deli, Penggugat memiliki fungsi kekuasaan mengatur dan
In
A

berwenang sebagai Kepala Adat dan Agama dilingkungan Masyarakat Adat Deli,
seperti sebagai Kepala Adat, Penggugat berwenang mengatur peruntukan
ah

lik

penggunaan, hubungan hukum atau mewakili Masyarakat Adat Deli melakukan


perjanjian-perjanjian perdata dengan pihak ketiga atas tanah persekutuan (tanah
m

ub

adat/tanah ulayat) persekutuan hukum Masyarakat Adat Deli;


3. Bahwa pada masa kekuasaan Sultan Deli ke VIII sebagai pemegang hak
ka

tanah persekutuan mengadakan perjanjian (kontrak) perdata dengan


ep

perusahaan-perusahaan Belanda untuk dijadikan kebun tembakau,


ah

perjanjian perdata disebut dengan "akte van consessie" ditandatangani pada


R

sekitar tahun 1800-an, oleh Sultan Deli yang bertindak untuk dan atas nama
es

Masyarakat Adat Deli dengan Pengusaha Swasta Belanda serta diketahui


M

ng

oleh Ressiden (pemerintah/swapraja) pada waktu itu;


on
gu

Halaman 2 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Bahwa salah satu akte van concessie yang ditandatangani oleh Sultan Deli

R
dengan Perusahaan Belanda adalah akte van concessie mabar deli toewa

si
contract tanggal 11 Juni 1870 dan disempurnakan pada tanggal 7 November

ne
ng
1874, perjanjian mana merupakan kelanjutan dari kontrak yang sebelumnya
antara Sultan Deli, Mahmud Perkasa Alam, dengan Van Mach pada tanggal
12 Desember 1966, Nienhuijs dan Ferdinand Heinrich Friedrichs pada

do
gu tanggal 21 Januari 1868 dan Michalssky pada tanggal 4 Desember 1869 dan
saat itu Sultan Deli memberikan Kuasa kepada Onderneming Belanda i.c.

In
A
Kongsi Deli Maatschaappij guna memanfaatkan tanah-tanah tersebut untuk
perkebunan selama 75 atau 90 tahun yang mulai berlaku sejak perjanjian
ah

tersebut ditandatangani (7 November 1874) maka dengan demikian akte van

lik
concessie tersebut telah berakhir pada tanggal 7 November 1964;
5. Bahwa dalam mendukung kegiatan Perusahaan Perkebunan Belanda
am

ub
tersebut pihak Onderneming Belanda (Deli Maatchappij), membentuk Unit
Usaha Angkutan Kereta Api dengan nama Perusahaan Nv. Deli Spoorweg
ep
Maatschappij (Nv. DSM), lalu disepakati kemudian oleh Penggugat dengan
k

Nv DSM yakni sebagian lahan/tanah yang menjadi objek Conssesie Mabar


ah

Deli Toewa Contract dipakai untuk mendukung kegiatan Deli Spoorweg


R

si
Mashappij (yaitu tanah dengan pinjam pakai untuk rel jalan kereta api,
pertapakan kantor dan perumahan karyawan) yang dituangkan dalam suatu

ne
ng

consessie tersendiri yaitu consessie Deli Spoorweg Maatschappij (DSM)


yang dimulai sejak tanggal 1 Maret 1912 selama 90 (sembilan puluh tahun),

do
gu

maka dengan demikian conssesie Deli Spoorweg Maatschappij (DSM)


tersebut telah berakhir pada tahun 2002;
6. Bahwa didalam consessie Deli Spoorweg Maatschappij tersebut ada
In
A

diperjanjikan syarat-syarat yang harus dipenuhi pemakai tanah, antara lain:


a. Terhadap tanah-tanah adat masyarakat Adat Deli yang dipinjam pakai
ah

lik

oleh Nv. Deli Spoorweg Maatschappij (Nv. DSM) jika tidak diperuntukkan
lagi guna untuk peruntukan perkeretaapian baik untuk perkantoran
m

ub

kereta api maupun jalur rel kereta api maka akan dikembalikan kepada
Sultan Deli selaku pemegang hak atas nama Masyarakat Adat Deli, dan
ka

selama masa konsesi peminjam pakai tidak boleh mengalihkannya


ep

kepada pihak lain;


ah

b. Selama tanah-tanah adat Kesultanan Deli yang dijadikan sebagai objek


R

dari consessie Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) dan selama tanah-


es

tanah tersebut diusahai dan dikuasai maka yang membayar pajaknya


M

ng

pada ketika itu kepada Pemerintah Belanda adalah NV. Deli Spoorweg
on
gu

Halaman 3 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Maatchappij selaku pihak yang menyewa tanah-tanah adat Kesultanan

R
Deli tersebut;

si
c. Dalam pengoperasian perkeretaapian NV. Deli Spoorweg Maatschappij

ne
ng
Keluarga Besar Kesultanan Deli juga mendapatkan fasilitas-fasilitas
khusus seperti tidak membayar (gratis) jika berpergian menggunakan
jasa kereta api, mendapatkan bea siswa dan (hal itu berlangsung tidak

do
gu hanya pada masa pemerintahan Belanda tetapi juga ketika Indonesia
telah merdekapun keistimewaan-keistimewaan perolehan fasilitas-

In
A
fasilitas itu masih diperoleh keluarga Besar Kesultanan Deli) sampai
pada sekitar tahun 1946, dan setelah itu tidak lagi diberikan;
ah

d. Bahwa tanah-tanah Adat Sultan Deli yang dikonsesikan atau dipinjam

lik
pakaikan kepada Deli Spoorweg Matchappij hanyalah berstatus sebagai
pinjaman dan bukan sebagai pemilik sebab hak yang diberikan kepada
am

ub
Deli Spoorweg Maatschappij adalah Hak Eigendom Verponding yaitu hak
pakai atas tanah di atas hak orang lain;
ep
7. Bahwa setelah Indonesia Merdeka maka seluruh perusahaan-perusahaan Asing
k

termasuk onderneming Belanda yang ada di Indonesia dinasionalisasikan sesuai


ah

dengan Undang Undang 86 Tahun 1958 Tentang Nasionalisasi dimana dalam


R

si
undang-undang tersebut dijelaskan yang dinasionalisasi adalah perusahaan-
perusahaan Belanda atau perusahaan sesuatu milik Badan Hukum bukan tanah-

ne
ng

tanah yang dipinjam oleh Perusahaan Belanda yang dinasionalisasi tersebut


sebab tanah-tanah tersebut tetap menjadi tanah adat Kesultanan Deli, dan

do
gu

secara mutatis mutandis sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi


subjek hukum Nasional Indonesia, sehingga tidak perlu dan tidak menjadi objek
kebijakan Nasionalisasi;
In
A

8. Bahwa setelah Nasionalisasi Deli Spoorweg Matschappij 1.c. Perusahaan


Negara Kereta Api (PNKA) mengalami perubahan bentuk dan manajemen
ah

lik

organisasi perusahaan berturut-turut menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api


(PJKA), kemudian Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) dan selanjutnya
m

ub

saat ini menjadi PT. Kereta Api (Persero) i.c. Tergugat I dan II;
9. Bahwa seiring dengan proses nasionalisasi pengambil alihan NV. Deli
ka

Spoorweg Maatschappij (NV. DSM) oleh Pemerintah Republik Indonesia


ep

maka tanah-tanah yang menjadi objek consessie antara Kesultanan Deli


ah

dengan Nv. Deli Spoorweg Maatschappij (NV. DSM) juga berikut diambil alih
R

dan dikuasai oleh Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) saat itu dan
es

sekarang menjadi PT. Kereta Api (persero) ic. Tergugat I dan II, tanpa terlebih
M

ng

dahulu menyelesaikan hak-hak keperdataan Kesultanan Deli yang secara


on
gu

Halaman 4 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hukum tetap melekat pada tanah/lahan tersebut sesuai dengan asas hukum

R
perdata tentang hak-hak yang mengenal asas Zaaksgevol (droit de suit) yakni

si
hak keperdataan tetap melekat dan mengikuti dimana benda itu berada;

ne
ng
10. Bahwa hak adat/ulayat tetap ada selama masyarakat pemilik dan pendukung hak
tersebut masih ada, oleh karena Masyarakat Adat Deli merupakan salah satu suku
bangsa yang menghiasi khasanah kemajemukan bangsa Indonesia yang masih

do
gu tetap memelihara adat dan budayanya dengan segala pranata sosialnya;
11. Bahwa tanah consessie Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) sebagaimana

In
A
dimaksud dalam consessie Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) telah berakhir
pada tahun 2002, sekalipun consessie tersebut telah berakhir, namun tanah-
ah

tanah Adat milik Penggugat Kesultanan Deli seharusnya sesuai dengan

lik
consessie Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) harus dikembalikan Tergugat I
dan II kepada Penggugat;
am

ub
12. Bahwa sebelumnya NV. Deli Spoorweg Maatschappij (NV. DSM) yang pada
saat itu sebagai Administrateurnya Ir. A. Baron Van Styrum telah pernah
ep
mengembalikan sebagian tanah Penggugat, yang termasuk tanah yang
k

diberikan pinjam oleh Penggugat kepada NV. Deli Spoorweg Maatschappij


ah

(NV. DSM);
R

si
13. Bahwa penyerahan tanah yang dilakukan Ir. A. Baron Van Styrum sebagai
Administrateur NV. Deli Spoorweg Maatchappij (NV. DSM) pada Penggugat

ne
ng

sebagaimana yang dituangkan dalam "Tambahan Soerat Penjerahan Tanah


tanggal 2 Februari 1934", yang mana Deli Spooweg Matchappij (NV. DSM)

do
gu

atau PT. Kereta Api (Persero) .c. Tergugat I dan II hanyalah berstatus sebagai
peminjam dan bukan sebagai pemilik hak atas tanahnya;
14. Bahwa setelah Indonesia merdeka juga NV. Deli Spoorweg Maatschappij (NV.
In
A

DSM) pernah mengembalikan sebagian tanah Penggugat yang terletak di


Pulau Brayan yang tertuang dalam "surat memulangkan sebidang tanah di
ah

lik

Pulau Brayan kepada yang berhak", tanggal 2 Maret 1951;


15. Bahwa salah satu dari sebagian Tanah dalam akte van consessie mabar deli
m

ub

toewa eks consessie Penggugat dengan NV. Deli Spoorweg Maatschappij (NV.
DSM) sekarang PT. Kereta Api (Persero) ic. Tergugat I dan II tersebut yang tidak
ka

dikembalikan pada Penggugat yakni sebidang tanah seluas lebih kurang 4 (empat)
ep

hektar yang terletak di Jalan Bundar, Kelurahan Pulau Brayan Bengkel Baru,
ah

Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, berbatas sebelah Utara, Timur, Barat dan
R

Selatan keseluruhannya berbatas dengan Jalan Bundar;


es

16. Bahwa saat ini tanah tersebut diatas sudah tidak lagi digunakan untuk
M

ng

peruntukkan perkeretaapian, maka seharusnya sesuai dengan yang


on
gu

Halaman 5 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dituangkan dakam hak Eigendom Verp Nomor 33 Seb dan No. 9 masing-

R
masing tertulis atas nama Het Government Van Ned. Indie, dimana NV. Deli

si
Spoorweg Maatschappij (NV. DSM) dan sesuai dengan Perjanjian Kontrak

ne
ng
tanggal 1 Maret 1912 Tergugat I, II dan III berkewajiban untuk mengembalikan
tanah tersebut karena telah habis masa kontraknya, dan apabila tidak lagi
digunakan sesuai dengan peruntukannya, kepada Penggugat;

do
gu 17. Bahwa meskipun masa waktu pemakaian tanah objek perkara telah berakhir pada
tahun 2002 dan peruntukannya juga tidak untuk kepentigan NV. Deli Spoorweg

In
A
Maatschappij (NV. DSM) sekarang PT. Kereta Api (Persero), Tergugat I, II dan III
tidak juga mengembalikan tanah tersebut kepada Penggugat, maka Perbuatan
ah

Tergugat I, II dan III dapat dikwalifikasikan sebagai perbuatan wansprestasi (cidera

lik
janji) yang mengakibatkan Penggugat dirugikan;
18. Bahwa Penggugat sebagai yang berhak atas tanah terperkara telah
am

ub
memperingatkan Tergugat I, II dan III akan tetapi Tergugat-Tergugat tidak
meresponnya, karena itu sudah sulit diharapkan penyelesaian konflik diluar
ep
pengadilan, harapan Penggugat Pengadilanlah yang dapat menyelesaikan
k

permasalahan ini;
ah

19. Bahwa secara hukum perbuatan Tergugat I, II dan III yang tidak
R

si
mengembalikan tanah tersebut kepada Penggugat, adalah perbuatan
wanprestasi yang mengakibatkan Penggugat dirugikan, sebagai berikut:

ne
ng

a. Kerugian materiil:
Harga tanah terperkara ± Rp3.000.000,00/m² x 4 Ha =

do
gu

Rp120.000.000.000,00 (seratus dua puluh miliar rupiah);


b. Kerugian moril:
Berkurangnya harga diri Penggugat sebagai Pimpinan Persekutuan
In
A

Masyarakat Adat Deli, khususnya dimata Persekutuan Masyarakat Adat


Deli, dimana seolah-olah Penggugat tidak mempertahankan dan atau
ah

lik

memperjuangkan hak-hak atas tanah adat persekutuan masyarakat Adat


Deli, sehingga Penggugat secara terus menerus merasa was-was, yang
m

ub

tidak dapat dinilai dengan materi, akan tetapi untuk memudahkan


perhitungannya dinilai sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);
ka

20. Bahwa dengan demikian jumlah seluruh kerugian materil dan moril Penggugat
ep

adalah sebesar Rp121.000.000.000,00 (seratus dua puluh satu miliar rupiah);


ah

21. Bahwa untuk menjamin efektifitas gugatan Penggugat tidak hampa adanya
R

maka, adalah wajar dan beralasan hukum untuk meletakkan Sita Jaminan
es

(conservatoir veslag) atas tanah terperkara dan harta milik Tergugat-Tergugat


M

ng

yang akan ditentukan kemudian;


on
gu

Halaman 6 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
22. Bahwa Penggugat menaruh sangka pada Tergugat-Tergugat tidak dengan

R
sukarela memenuhi putusan Pengadilan ini, oleh karena itu maka dimohonkan

si
agar Tergugat-Tergugat dihukum membayar uang paksa (dwangsom) sebesar

ne
ng
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) perhari untuk setiap keterlambatan
Para Tergugat-Tergugat memenuhi/melaksanakan putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde);

do
gu 23. Bahwa oleh karena alas hak Penggugat atas tanah terperkara didukung
authentik maka adalah wajar apabila dimohonkan agar pengadilan

In
A
menyatakan putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta meskipun ada
perlawanan, (uit voorbaar bij voerraad);
ah

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada

lik
Pengadilan Negeri Medan agar memberikan putusan sebagai berikut:
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
am

ub
2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah diletakkan;
3. Menyatakan perbuatan Tergugat I, II dan III sebagai perbuatan wanprestasi
ep
(cidera janji);
k

4. Menyatakan tanah terperkara adalah tanah Persekutuan Masyarakat Adat


ah

Deli, yang penguasaan dan peruntukannya diberada di bawah kekuasaan dan


R

si
hak kelola Penggugat;
5. Menghukum Tergugat I, II dan III untuk mengosongkan tanah terperkara dan

ne
ng

mengembalikannya kepada Penggugat dalam keadan baik dan kosong tanpa


dibebani satu hak apapun juga;

do
gu

6. Menghukum Tergugat I, II dan III secara tanggung menanggung membayar


secara tunai dan seketika seluruh kerugian Penggugat baik kerugian materil
maupun kerugian moril sebesar Rp121.000.000.000,00 (seratus dua puluh
In
A

satu miliar rupiah);


7. Menghukum Tergugat I, II dan III secara tanggung renteng membayar uang
ah

lik

paksa (dwangsom) sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) setiap hari,


setiap keterlambatan Para Tergugat lalai melaksanakan isi putusan
m

ub

pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap ;


8. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta meskipun ada
ka

upaya hukum meskipun ada verzet, banding ataupun kasasi (uitvoerbaar bij
ep

voorraad);
ah

9. Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Tergugat-
R

Tergugat;
es

Jika seandainya Pengadilan berpendapat lain mohon putusan yang seadil-


M

ng

adilnya bagi Penggugat (ex aequo et bono);


on
gu

Halaman 7 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat, Tergugat I, II

R
mengajukan eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:

si
Gugatan Error In Persona:

ne
ng
a. Bahwa Penggugat tidak mempunyai hak untuk menggugat (diskualifikasi in person):
Bahwa berdasarkan gugatan yang diajukan Penggugat gugatan didasarkan
kepada perjanjian yang dibuat oleh Sultan Deli dengan perusahaan Belanda

do
gu pada tanggal 11 Juni 1870 yang disempurnakan tanggal 7 November 1874
yang disebut Akte Concessie Mabar Deli Toewa Contract dan perjanjian antara

In
A
Sultan Deli dengan NV. Deli Spoorweg Maatschappij (NV.DSM) pada tanggal 1
Maret 1912 yang disebut Conseesie Deli Spoorweg Maatschappij (DSM);
ah

Bahwa Sultan Deli yang menanda tangani kedua perjanjian tersebut

lik
berkedudukan sebagai raja yang memerintah di Kerajaan Deli yang memiliki
kedaulatan sebagai suatu kerajaan/Negara. Tanah-tanah yang diperjanjikan
am

ub
dalam kedua perjanjian tersebut merupakan tanah Kerajaan Deli. Seiring
dengan kemerdekaan Negara Republik Indonesia, Kerajaan Deli yang
ep
memiliki pemerintahan dan kedaulatan sebagai suatu negara menjadi hapus
k

dan tergabung kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Demikian juga


ah

dengan tanah Kerajaan Deli menjadi tanah Negara Republik Indonesia;


R

si
Oleh karena tanah terperkara dikuasai oleh Deli Spoorweg Maatschappij
(DSM) maka berdasarkan Undang Undang Nomor 86 Tahun 1958 tentang

ne
ng

Nasionalisasi Perusahaan-perusahaan Belanda jo. PP Nomor 41 Tahun 1959


tentang Nasionalisasi Perusahaan Kereta Api dan Telepon miilik Belanda,

do
gu

tanah terperkara dilepaskan penguasaan Deli Spoorweg Maatschappij (DSM)


dan kemudian oleh Pemerintah Negara Republik Indonesia diserahkan
penguasaannya kepada Tergugat I;
In
A

Bahwa oleh karena Penggugat hanya sebagai kepala Adat dan Agama
dilingkungan masyarakat Adat Deli sebagaimana disebutkan dalam gugatan,
ah

lik

maka Penggugat tidak mempunyai hak mengajukan gugatan atas perjanjian


yang dibuat oleh Sultan Deli terdahulu yang bertindak sebagai memerintah
m

ub

pada Kerajaan Deli.


Bahwa tindakan Penggugat yang menyatakan Sultan Deli yang membuat
ka

tindakan untuk dan atas nama masyarakat Adat Deli merupakan tindakan
ep

yang mengecilkan keberadaan Kerajaan Deli yang berdaulat sebagai suatu


ah

negara pada masa lampau;


R

b. Gugatan salah alamat (gemis aanhoeda nigheid):


es

Bahwa berdasarkan Pasal 1340 BW, perjanjian yang dibuat oleh Sultan Deli
M

ng

baik Akte Concessie Mabar Deli Toewa Contract maupun Conseesie Deli
on
gu

Halaman 8 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Spoorweg Maatschappij (DSM) hanya mengikat kepada Sultan Deli dengan

R
NV. Spoorweg Maatschappij (DSM) saja sedangkan Tergugat I dan II tidak

si
ikut dalam perjanjian tersebut. Adanya tanah terperkara dibawah penguasaan

ne
ng
dan menjadi milik Tergugat II karena berdasarkan peraturan perundang
undangan yang dibuat oleh Pemerintah Negara Republik Indonesia;
Dengan demikian Tergugat I dan II tidak dapat ditarik sebagai Tergugat dalam

do
gu perkara ini;
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas gugatan haruslah dinyatakan tidak

In
A
dapat diterima;
2. Gugatan Obscuur Libel:
ah

Posita gugatan mencampur adukkan wanprestasi dengan perbuatan melawan hukum.

lik
Bahwa Penggugat dalam gugatannya mendalilkan Tergugat I, II dan III
melakukan wanprestasi akan tetapi yang terjadi in concreto secara realistis
am

ub
adalah perbuatan melawan hukum.
Hal tersebut dapat dilihat dari poin 9 hal 4 posita gugatan yang menyatakan
ep
sebagai berikut:
k

"Bahwa seiring dengan proses nasionalisasi pengambil alihan NV. Deli


ah

Spoorweg Maatschappij (DSM) oleh pemerintah RI maka tanah-tanah yang


R

si
menjadi objek consessie antara Kesultanan Deli dengan NV. Deli Spoorweg
Maatschappij (DSM) juga berikut diambil alih dan dikuasai oleh Perusahaan

ne
ng

Negara Kereta Api (PNKA) saat itu dan sekarang menjadi PT. Kereta Api
(Persero) ic. Tergugat I dan II tanpa terlebih dahulu menyelesaikan hak-hak

do
gu

keperdataan Kesultanan Deli yang secara hukum tetap melekat pada


tanah.......dst".
Uraian tersebut menunjukan perbuatan yang dilakukan oleh Pemerintah RI dan
In
A

Tergugat I, II adalah perbuatan melawan hukum yaitu mengambil alih dan


menguasai tanah consessie tanpa terlebih dahulu menyelesaikan hak
ah

lik

keperdataan Kesultanan Deli ic. Penggugat;


Pencampur adukan tersebut juga dapat dilihat dari posita Nomor 19 hal. 6
m

ub

mengenai kerugian Penggugat dengan menyebutkan kerugian materil senilai


harga tanah dan adanya kerugian moril (immateriil). Cara penghitungan
ka

kerugian yang dilakukan Penggugat tersebut adalah cara penghitungan


ep

kerugian akibat perbuatan melawan hukum sebagaimana Pasal 1365 BW;


ah

Berdasarkan uraian di atas, terbukti bahwa dalil/posita gugatan mencampur


R

adukkan wanprestasi dengan perbuatan melawan hukum. Oleh karenanya


es

gugatan haruslah dinyatakan tidak dapat diterima;


M

ng

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat III mengajukan


on
gu

Halaman 9 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut:

R
1. Gugatan Error in Persona:

si
Bahwa berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 1338 KUHPer

ne
ng
disebutkan bahwa "semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya", dengan ada ketentuan
tersebut, maka akte van concessie yang dijadikan dasar oleh Penggugat untuk

do
gu menggugat hanya berlaku kepada para pihak yang. ikut dalam perjanjian (dalam
hal ini akte van concessie). Oleh karena itu, tidak tepat apabila Penggugat

In
A
menggugat Tergugat III didasarkan atas wanprestasi terhadap sebuah perjanjian
yang Tergugat III bukan sebagai pihak dalam perjanjian dimaksud;
ah

Oleh karena itu, gugatan yang diajukan Penggugat tidak memenuhi syarat dan

lik
dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard) serta Tergugat III
tidak dapat dijadikan pihak dalam perkara a quo, sehingga Tergugat III harus
am

ub
dikeluarkan sebagai pihak dalam perkara a quo.
2. Gugatan Tidak Jelas dan Kabur (obscuur libel):
ep
Bahwa gugatan yang diajukan oleh Penggugat adalah tidak jelas dan kabur,
k

karena Penggugat menyatakan Tergugat III telah wanprestasi dalam perjanjian


ah

a quo, yaitu melalui petitumnya pada:


R

si
- Angka 5 yang menyatakan bahwa menghukum Tergugat III untuk
mengosongkan tanah terperkara dan mengembalikannya kepada Penggugat

ne
ng

dalam keadaan baik dan kosong tanpa dibebani satu hak apapun juga;
- Angka 6 yang menyatakan bahwa menghukum Tergugat III secara tanggung

do
gu

menanggung membayar secara tunai dan seketika seluruh kerugian


Penggugat baik kerugian materil maupun moril sebesar
Rp121.000.000.000,00 (seratus dua puluh satu milliar rupiah);
In
A

- Angka 7 yang menyatakan bahwa menghukum Tergugat III secara tanggung


renteng membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp10.000.000,00
ah

lik

(sepuluh juta rupiah) setiap hari, setiap keterlambatan Tergugat III lalai
melaksanakan isi putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap;
m

ub

Petitum tersebut tidak beralasan karena Tergugat III bukan pihak dalam
perjanjian, sehingga tidak pernah melakukan wanprestasi. Oleh karena itu,
ka

gugatan yang diajukan Penggugat tidak memenuhi syarat dan dinyatakan


ep

tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard) serta Tergugat III tidak dapat
ah

dijadikan pihak dalam perkara a quo, sehingga Tergugat III harus


R

dikeluarkan sebagai pihak dalam perkara a quo;


es

3. Gugatan Kurang Pihak.


M

ng

Bahwa setiap proses nasionalisasi dilakukan melalui sebuah prosedur yang


on
gu

Halaman 10 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1959 tentang Pokok-

R
Pokok Pelaksanaan Undang Undang Nasionalisasi Perusahaan Belanda (PP

si
Nomor 2/1959) bahwa proses nasionalisasi perusahaan Belanda dilakukan

ne
ng
melalui Badan/Panitia Penampung Perusahaan Badan Nasionalisasi
Perusahaan Belanda, disamping itu, dalam PP Nomor 2/1959 diatur
pembentukan panitia penetapan ganti kerugian yang terdiri dari wakil

do
gu Kementerian Kehakiman dan Wakil Kementerian Keuangan;
Atas uraian tersebut, maka gugatan ini menjadi tidak sempurna karena tidak

In
A
memasukkan pihak-pihak sebagaimana disebutkan dalam PP Nomor 2/1959,
sehingga gugatan ini harus dinyatakan tidak dapat diterima (lihat Yurisprudensi
ah

Mahkamah Agung Nomor 1424 K/Sip/1975 tanggal 8 Juni 1976 yang menyatakan

lik
bahwa tidak dapat diterima gugatan ini adalah karena ada kesalahan formil
mengenai pihak yang seharusnya digugat akan tetapi belum digugat”);
am

ub
Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
371/Pdt.G/2010/PN.Mdn. tanggal 6 Juni 2011 adalah sebagai berikut:
ep
Dalam Eksepsi:
k

- Menyatakan eksepsi Tergugat I, II dan III tidak dapat diterima untuk


ah

seluruhnya;
R

si
Dalam Pokok Perkara:
- Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

ne
ng

- Menghukum Penggugat untuk membayar ongkos perkara sebesar


Rp678.500,00 (enam ratus tujuh puluh delapan ribu lima ratus rupiah);

do
gu

Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor


433/PDT/2011/PT.MDN. tanggal 13 Januari 2012 adalah sebagai berikut:
In
- Menerima permintaan banding dari Pembanding Sultan Deli dalam hal ini
A

diwakili oleh Pemangku Sultan Deli Tengku Hamdy Osman Delikhan Al’haj gelar
Tengku Rajamuda Deli, semula sebagai Penggugat;
ah

lik

- Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 6 Juni 2011, Nomor


371/PDT.G/2010/PN.MDN. yang dimintakan banding tersebut, sehingga amar
m

ub

selengkapnya berbunyi sebagai berikut:


Mengadili Sendiri
ka

Dalam Eksepsi:
ep

- Menyatakan Eksepsi Tergugat I, II, dan III/Para Terbanding tidak dapat diterima;
ah

Dalam Pokok Perkara:


R

1. Mengabulkan gugatan Penggugat/Pembanding untuk sebagian;


es

2. Menyatakan Perbuatan Tergugat I, II, dan III/Para Terbanding sebagai


M

ng

perbuatan wanprestasi;
on
gu

Halaman 11 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3. Menyatakan bahwa tanah sengketa adalah tanah persekutuan masyarakat

R
adat Deli, yang penguasaan dan peruntukannya berada dibawah kekuasaan

si
dan hak kelola Penggugat/Pembanding;

ne
ng
4. Menghukum Tergugat I, II, dan III/Para Terbanding supaya mengosongkan
tanah sengketa dan menyerahkannya kepada Penggugat/Pembanding dalam
keadaan baik dan kosong tanpa dibebani satu hak apapun juga;

do
gu 5. Menghukum Tergugat I, II, dan III/Para Terbanding secara tanggung renteng
membayar ganti rugi secara materiil kepada Penggugat/Pembanding sebesar

In
A
Rp500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah) terhitung sejak tahun 2002 sampai
dengan tanah sengketa dikosongkan dan diserahkan kepada Penggugat/
ah

Pembanding;

lik
6. Menghukum Tergugat I, II, dan III/Para Terbanding secara tanggung renteng
supaya membayar uang paksa sebesar Rp1.000.000.00 (satu juta rupiah)
am

ub
setiap hari keterlambatan mengosongkan dan menyerahkan tanah sengketa
kepada Penggugat/Pembanding terhitung sejak putusan perkara ini
ep
berkekuatan hukum tetap;
k

7. Menghukum Tergugat I, II, dan III/Para Terbanding secara tanggung renteng


ah

supaya membayar biaya perkara untuk kedua tingkat pengadilan, yang untuk
R

si
pengadilan tingkat banding ditetapkan sebesar Rp150.000.00 (seratus lima
puluh ribu rupiah);

ne
ng

8. Menolak gugatan Penggugat/Pembanding untuk bagian selebihnya;


Menimbang, bahwa amar Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

do
gu

Nomor 2113 K/PDT/2013 tanggal 23 Desember 2013 yang telah berkekuatan


hukum tetap tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menolak permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi 1. PT. Kereta Api
In
A

(Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara-Aceh, 2. PT. Kereta Api (Persero),


3. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Badan Usaha Milik Negara
ah

lik

(BUMN) tersebut;
2. Menghukum Para Pemohon Kasasi/Tergugat I, II, III/Para Terbanding untuk
m

ub

membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sejumlah Rp500.000,00


(lima ratus ribu rupiah);
ka

Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan


ep

hukum tetap tersebut, yaitu Putusan Mahkamah Agung Nomor 2113 K/PDT/2013
ah

tanggal 23 Desember 2013 diberitahukan kepada Pemohon Kasasi I, II/ Tergugat


R

I, II/ Terbanding I, II pada tanggal 9 Maret 2015 kemudian terhadapnya oleh


es

Pemohon Kasasi I, II/ Tergugat I, II/ Terbanding I, II , dengan perantaraan


M

ng

kuasanya, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 3 Februari 2016 diajukan


on
gu

Halaman 12 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
permohonan peninjauan kembali secara lisan pada tanggal 19 Juli 2016

R
sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Peninjauan Kembali Nomor

si
18/PK/PM/PDT/2016/PN/Mdn. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri

ne
ng
Medan, permohonan mana disertai dengan memori peninjauan kembali yang
memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut
pada tanggal itu juga;

do
gu Bahwa memori peninjauan kembali dari Para Pemohon Peninjauan
Kembali dahulu Pemohon Kasasi I, II/ Tergugat I, II/ Terbanding I, II tersebut telah

In
A
diberitahukan kepada Termohon Peninjauan Kembali dahulu Termohon
Kasasi/Penggugat/Pembanding pada tanggal 13 Desember 2016;
ah

Bahwa kemudian Termohon Peninjauan Kembali dahulu Termohon

lik
Kasasi/Penggugat/Pembanding mengajukan tanggapan memori peninjauan
kembali di Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 19 Desember 2016;
am

ub
Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta alasan-
alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam
ep
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh
k

karena itu permohonan peninjauan kembali tersebut formal dapat diterima;


ah

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Para Pemohon


R

si
Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi I, II/ Tergugat I, II/ Terbanding I, II
dalam memori peninjauan kembali tersebut pada pokoknya ialah:

ne
ng

I. Alasan Pengajuan Peninjauan Kasasi: ditemukan bukti baru, yang selanjutnya


disebut novum, yang bersifat menentukan.

do
gu

Permohonan Peninjauan Kembali ini diajukan karena ditemukannya novum


berupa surat-surat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara
In
diperiksa tidak dapat ditemukan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 67
A

huruf “b” Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah
Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung, yang
ah

lik

berbunyi sebagai berikut:


”Permohonan peninjauan kembali putusan perkara perdata yang telah
m

ub

memperoleh kekuatan hukum tetap dapat diajukan hanya berdasarkan


alasan-alasan sebagai berikut:
ka

“b” apabila setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat bukti yang bersifat
ep

menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan”;


ah

II. Novum yang ditemukan adalah sebagai berikut:


R

A. Novum Kelompok A terdiri dari Bukti PK-01, 02, dan 03 sbb:


es
M

ng

on
gu

Halaman 13 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bukti PK-01:Kontrak Politik (Contract Tussen) antara Pemerintah Hindia

R
Belanda dan Zelfbestuur (Swapraja) “DELI” tanggal 16 Juni 1938.

si
(Terlampir Kontrak Politik tsb dan Terjemahannya);

ne
ng
Ini membuktikan bahwa Kesultanan Deli pada zaman Hindia
Belanda adalah Kerajaan yang mempunyai pemerintahan sendiri
(Swapraja/Zelfbestuur) di bawah Pemerintahan Hindia Belanda.

do
gu Jadi bukan Masyarakat Hukum Adat sebagaimana didalilkan oleh
Penggugat (Sultan Deli) di dalam surat gugatan;

In
A
Jadi status hukum Sultan Deli sebagai Kepala Adat yang diangkat
secara adat pada tanggal 22 Juli 2005 (Cq. Penggugat Perkara
ah

Aquo), tidak sama dengan status hukum Sultan Deli sebagai

lik
Kepala Pemerintah Swapraja yang diangkat berdasarkan kontrak
politik tanggal 16 Juni 1938 (yang diatasnamakan oleh Penggugat
am

ub
perkara a quo);
Bukti PK-02 : Peraturan Swapraja (Zelfbestuur Regellen) 1938.
ep
Peraturan Swapraja 1938 ini adalah dasar hukum yang harus ditaati
k

oleh setiap Kerajaan/Kesultanan yang mempunyai pemerintahan


ah

sendiri (Swapraja) di bawah Pemerintahan Hindia Belanda (salah


R

si
satunya adalah Kesultanan Deli). Sultan atau Raja tidak diangkat oleh
Kepala Adat seperti halnya pengangkatan Penggugat dalam perkara

ne
ng

a quo, tetapi diangkat oleh Penguasa Belanda Gubernur Jenderal


(vide : Pasal 5 Peraturan Swapraja 1938);

do
gu

Jadi status hukum Sultan Deli sebagai Kepala Adat yang diangkat
secara adat pada tanggal 22 Juli 2005 (Cq. Penggugat Perkara a
quo), tidak sama dengan status hukum Sultan Deli sebagai
In
A

Kepala Pemerintah Swapraja yang diangkat berdasarkan Kontrak


Politik tanggal 16 Juni 1938 (yang diatasnamakan oleh Penggugat
ah

lik

perkara a quo);
Bukti PK-03: Peraturan Swapraja (Zelfbestuur Regellen) 1927,
m

ub

Peraturan Swapraja 1927 ini berlaku sebelum berlakunya Peraturan


Swapraja 1938. Pengangkatan Raja atau Sultan menurut Peraturan
ka

Swapraja 1927 ini sama dengan ketentuan dalam Peraturan


ep

Swapraja 1938, yaitu dilakukan oleh Pemerintah Belanda (Gubernur


ah

Jenderal) (vide : Pasal 6 Peraturan Swapraja 1927). Jadi,


R

Pengangkatan Sultan tidak dilakukan oleh Kepala Adat seperti yang


es

dilakukan dalam pengangkatan Sultan Deli yang menjadi Penggugat


M

ng

dalam perkara a quo;


on
gu

Halaman 14 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Jadi status hukum Sultan Deli sebagai Kepala Adat yang diangkat

R
secara adat pada tanggal 22 Juli 2005 (Cq. Penggugat Perkara a quo),

si
tidak sama dengan status hukum Sultan Deli sebagai Kepala

ne
ng
Pemerintah Swapraja yang diangkat berdasarkan kontrak politik tanggal
16 Juni 1938 (yang diatasnamakan oleh Penggugat perkara a quo);
B. Novum Kelompok B terdiri dari Bukti PK – 04, 05, 06 dan 07 sbb:

do
gu Bukti PK-04 :Definisi Swapraja, Menurut Prof. Boedi Harsono adalah:
“Swapraja adalah suatu wilayah pemerintahan yang merupakan

In
A
bagian dari Hindia Belanda, yang kepala wilayahnya (dengan
sebutan Sultan, Sunan, Raja dan sebagainya) berdasarkan
ah

perjanjian politik dengan pemerintah Hindia Belanda

lik
menyelenggarakan pemerintahan sendiri (dalam indische
staatsregeling 1855 Pasal 21 disebut : zelfbestuur) di wilayah
am

ub
yang bersangkutan, masing-masing berdasarkan perjanjian
tersebut serta adat istiadat daerahnya masing-masing yang
ep
beraneka ragam”;
k

Dengan Definisi ini semakin jelas bahwa Kesultanan Deli pada


ah

zaman Hindia Belanda adalah merupakan Swapraja atau


R

si
zelfbestuur karena terikat Kontrak Politik dengan pemerintah
Hindia Belanda. Jadi Sultan Deli pada zaman Hindia Belanda

ne
ng

itu adalah Kepala Pemerintahan Swapraja, sedangkan Sultan


Deli yang menjadi Penggugat a quo adalah Kepala Adat

do
gu

Masyarakat Adar Deli. Jadi dua subjek hukum yang berbeda;


Bukti PK-05 Ketentuan Diktum Keempat UUPA, berbunyi:
“Hak-hak dan kewenangan-kewenangan atas bumi dan air dari
In
A

Swapraja atau bekas Swapraja yang masih ada, pada waktu mulai
berlakunya undang-undang ini hapus dan beralih kepada Negara”
ah

lik

Novum ini Membuktikan tanah-tanah milik Swapraja demi hukum telah


hapus dan jatuh menjadi tanah Negara sejak berlakunya UUPA Nomor
m

ub

Tahun 1960 berdasarkan ketentuan Diktum Ke Empat UUPA tersebut;


Bukti PK-06 PP 224 Tahun 1961 : Tanah Swapraja hapus;
ka

Novum ini lebih mempertegas lagi bahwa sejak UUPA berlaku, maka
ep

tanah-tanah Swapraja sudah hapus dan menjadi tanah Negara;


ah

Bukti PK-07 :Surat BPN kepada Sultan Kasepuhan Cirebon Nomor 400-1581
R

tanggal 24 Juni 2003,


es

Novum ini membuktikan bahwa tanah Swapraja dan bekas


M

ng

Swapraja sudah hapus. Contohnya adalah tanah Keslultanan


on
gu

Halaman 15 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kasepuhan Cirebon yang sudah hapus sesuai dengan penjelasan

R
BPN dalam Surat yang menjadi Bukti Novum ini. Hal yang sama

si
berlaku juga terhadap tanah-tanah Kesultanan Deli;

ne
ng
C. Novum Kelompok C, terdiri dari Bukti PK – 08, dan 09 sbb :
Bukti PK-08 Bukti Penggugat P-12, (yang disampaikan Penggugat di tingkat
Pengadilan Negeri). Bukti cacat hukum karena antara judul dan

do
gu isinya tidak sama. Padahal bukti ini adalah dasar hukum Hakim
Banding untuk menyatakan Tergugat/Terbanding PT Kereta Api

In
A
(Persero) melakukan wanprestasi.,
Bukti P-12 ini yang dijadikan oleh Judex Facti (Pengadilan
ah

Tinggi) sebagai dasar hukum untuk menyatakan Para Tergugat

lik
melakukan wanprestasi. Padahal seharusnya Bukti P-12 ini
harus dikesampingkan, karena selain tidak ada aslinya, juga
am

ub
cacat hukum disebabkan antara Judul Bukti dan Isinya tidak
sama. Judul Bukti P-12 adalah “Acta van Concessie Mabar Deli
ep
Toewa Contract” sedangkan Isinya adalah Catatan mengenai
k

Surat-surat Gubernur. Sehingga seharusnya gugatan Penggugat


ah

(Sultan Deli) harus ditolak;


R

si
Bukti PK-09 Anggaran Dasar N.V. DSM,

ne
ng

Delispoorweg Maatschappij disingkat DSM adalah perusaaan kereta


api Hindia Belanda di Sumatera Utara. Novum ini (Anggaran Dasar
DSM) menunjukkan bahwa Perusahaan kereta api DSM ini didirikan

do
gu

pada tanggal 28 Juni 1883. Sehingga tidak mungkin DSM


mempunyai perjanjian (contract Concessie) pada tahun 1870 seperti
In
A

didalilkan dalam surat gugatan, karena DSM baru “lahir” tahun 1883;
D. Novum Kelompok D terdiri dari Bukti PK – 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 sbb :
ah

lik

Bukti PK-10 Daftar Semua Emplascemen (Stasiun Kereta Api) milik


Delispoorweg Maatschappij (NV. DSM) di Sumatera Utara
salah satu diantaranya adalah emplacement pulu brayan
m

ub

(Nomor 57);
ka

Membuktikan bahwa semua stasiun (emplacement) kereta api


ep

tersebut adalah milik NV. DSM, termasuk stasiun


(emplacement) Pulu Brayan adalah milik NV. DSM.;
ah

Bukti PK-11 Surat Menteri Keuangan kepada Menteri Negara Agraria/Kepala


R

es

BPN (Gronkaart adalah bukti tanah perumka),


M

ng

on
gu

Halaman 16 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Novum ini membuktikan bahwa Grondkaart diakui oleh Pemerintah

R
sebagai Bukti Pemilikan PERUMKA (sekarang PT KAI) atas tanah-

si
tanah yang berasal dari nasionalisasi. Hal ini ditegaskan dalam surat

ne
ng
Menteri Keuangan kepada Menteri Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional (BPN) Nomor S-11/mk.16/1994 tanggal 24
Januari 1995;

do
gu Bukti PK-12 Overzichkaart Emplacement (Syasiun) Pulu Brayan,
Novum ini membuktikan bahwa stasiun (emplacement) tersebut milik

In
A
NV. DSM termasuk tanah objek sengketa (distabilo hijau) yang
terdapat di tengah emplacement tersebut;
ah

Bukti PK-13 Grondkaart Emplacement Pulu Brayan,

lik
Membuktikan bahwa stasiun (emplacement) tersebut milik NV. DSM
termasuk Tanah Objek Sengketa (distabilo hijau);
am

ub
Bukti PK-13 Jaringan Pipa Air (Water –Leidingen) Emplacement (Syasiun) Pulu
Brayan’
ep
Membuktikan bahwa stasiun (emplacement) tersebut milik NV.
k

DSM termasuk Tanah Objek Sengketa (distabilo hijau) yang terdapat


ah

di tengah emplacement tersebut ;


R

si
Bukti PK-14 Peta Selokan Dan Jalan Emplacement (Syasiun) Pulu Brayan,
Membuktikan bahwa stasiun (emplacement) tersebut milik NV.

ne
ng

DSM termasuk Tanah Objek Sengketa (distabilo hijau) yang terdapat


di tengah emplacement tersebut;

do
gu

Bukti PK-15 Peta Selokan Dan Jalan (Slooten En Wegen) Emplacement Pulu
Brayan,
Novum ini membuktikan bahwa tanah Objek Sengketa (di stabilo
In
A

hijau) adalah milik N.V. DSM dan berada di dalan area tanah milik
NV. DSM di Stasiun (Emplacement) Pulu Brayan;
ah

lik

Bukti PK-16 Peta Tanah Pt. Kai Di Emplacement (Stasiun) Pulu Brayan (Tanda
Kuning) Tahun 2016;
m

ub

Membuktikan bahwa Tanah yang dimiliki dan dikuasai oleh PT KAI


(Persero) saat ini (tahun 2016) di stasiun (emplacement) Pulu
ka

Brayan terdiri dari 9 (sembilan) bidang, termasuk “Kompleks D


ep

Perumahan PT KAI” yang merupakan objek sengketa dalam perkara


ah

ini.
R

E. Novum Kelompok E, terdiri dari Bukti PK –17, 18, 19, 20, dan 21 sbb:
es

Bukti PK-17 PP Nomor 41 Tahun 1959 tentang Nasionalisasi Perusahaan


M

ng

Kereta Api (N.V. DSM), PP Nomor 2 Tahun 1959 bahwa yang dinasionalisai
on
gu

Halaman 17 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
meliputi semua kekayaan, dan Undang Undang Nomor 86 Tahun 1958

R
tentang Nasionalisai;

si
Membuktikan proses nasionalisasi perusahaan Kereta Api Belanda NV.

ne
ng
Delispoorweg Maatschappij telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
Bukti PK-18 Keputusan Menteri Pertanian dan Agraria Nomor Sk. 8/Kqa/1963

do
gu Membuktikan bahwa tanah-tanah atau kekayaan perusahaan
Belanda yang dinasionalisasi termasuk perusahaan kereta api NV.

In
A
DSM telah beralih kepada Perusahaan Negara Kereta Api yang
sekarang bernama PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
ah

Bukti PK-19 Laporan Akuntansi NV. DSM Tahun 1969 berisi pembayaran ganti

lik
rugi nasionalisasi NV. DSM
Membuktikan bahwa proses nasionalisasi perusahaan kereta api NV.
am

ub
DSM telah selesai dilaksanakan, termasuk pembayaran ganti rugi
oleh Pemerintah Republik Indonesia.
ep
Bukti PK-20 Peralihan Bentuk Perusahaan Kereta Api Indonesia hingga sekarang
k

menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero),


ah

Membuktikan bahwa walaupun sekarang nama Kereta Api Indonesia


R

si
adalah PT. Kereta Api Indonesia (Persero), namun tetap 100%
merupakan perusahaan milik negara. Perubahan nama telah

ne
ng

dilakukan melalui proses hukum sesuai ketentuan perundang-


undangan yang berlaku;

do
gu

Bukti PK-21 Buku Asset Tetap PT KAI Medan,


Membuktikan bahwa tanah emplacement (stasiun) Pulu Brayan,
termasuk tanah objek sengketa adalah tanah PT KAI dan tewrcatat
In
A

pada Aktiv Tetap PT KAI (Persero)


III. Sumpah Novum:
ah

lik

Sumpah Novum dilaksanakan di Pengadilan Negeri Medan;


IV. Objek Gugatan Tidak Jelas;
m

ub

Termohon PK (dahulu Penggugat) dalam gugatannya tidak menyebutkan


tanah yang mana yang dimaksud dalam gugatannya. Menurut Yurisprudensi
ka

Mahkamah Bahwa Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung Nomor 1149


ep

K/Sip/1975 tanggal 17 April 1979 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 1559
ah

K/Pdt/1983, menyatakan : apabila didalam surat gugatan tidak disebutkan


R

secara jelas letak/batas batas tanah sengketa, maka gugatan tidak dapat
es

diterima (vide: Hukum Acara Perdata karangan M. Yahya Harahap, SH.,


M

ng

terbitan tahun 2005, Halaman 450);


on
gu

Halaman 18 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
V. Bahwa dari Bukti-bukti Baru atau Novum tersebut ditemukan fakta-fakta

R
hukum sebagai berikut:

si
1. Bahwa dari Novum Kelompok A (Bukti PK – 01, 02, dan 03) ditemukan

ne
ng
fakta hukum : “Bahwa Penggugat (sekarang Termohon PK CQ. Sultan Deli
XIV) tidak mempunyai legal standing untuk melakukan gugatan”, dengan
alasan sbb:

do
gu 1.1. Bahwa Penggugat (Termohon PK/Termohon Kasasi/Pembanding)
adalah orang yang menamakan dirinya Sultan Deli XIV yang

In
A
diangkat/dinobatkan/ditabalkan sebagai Kepala Adat dari Masyarakat
Adat Deli di Istana Maimun pada tanggal 22 Juli 2005 bertepatan
ah

dengan 15 hari bulan Jumadil Akhir 1426 H oleh Datuk Empat Suku,

lik
yaitu sebagaimana tersebut dalam Surat Cindra Tabalan oleh Datuk
Empat Suku, yakni:
am

ub
a.Kepala Urung Sepuluh Dua Kuta, meliputi Daerah Hamparan Perak
dan sekitarnya;
ep
b.Kepala Urung Serbanyaman, meliputi Daerah Sunggal dan
k

sekitarnya;
ah

c.Kepala Urung Suka Piring, meliputi Kota Medan lama, Kampung


R

si
Baru dan sekutarnya;
d.Kepala Urung Senembah, meliputi Daerah Patumbak dan sekitarnya;

ne
ng

(vide : Surat Gugatan sebagaimana disebutkan dalam putusan yudex


factie Pengadilan Negeri Medan Nomor 371/Pdt.G/2010/PN.Mdn,

do
gu

halaman ke-2 tentang Duduk Perkara butir 1.);


1.2. Bahwa dengan demikian kedudukan hukum Penggugat (Termohon
PK/Termohon Kasasi/Pembanding) dengan dalam perkara ini adalah
In
A

sebagaimana dinyatakan sendiri oleh Penggugat (Termohon


PK/Termohon Kasasi/Pembanding), yaitu sebagai Kepala Adat dari
ah

lik

Persekutuan Hukum Masyarakat Adat Deli, yang baru diangkat/


dinobatkan/ditabalkan pada tanggal 22 Juli 2005 ;
m

ub

(vide : Surat Gugatan sebagaimana disebutkan dalam putusan Judex


Facti Pengadilan Negeri Medan No. 371/Pdt.G/2010/PN.Mdn, halaman
ka

ke-2 tentang Duduk Perkara butir 2);


ep

1.3. Bahwa Status hukum Penggugat/Pembanding/Termohon Kasasi/


ah

Termohon PK cq. Sultan Deli XIV selaku Kepala Adat Dari Persekutuan
R

Hukum Masyarakat Adat Deli sebagaimana disebutkan dalan Surat


es

Gugatan tersebut, tidak sama dengan status hukum Sultan Deli pada
M

ng

zaman Hindia Belanda yang diatasnamakan oleh Penggugat, karena Status


on
gu

Halaman 19 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Hukum Sultan Deli pada zaman Hindia Belanda itu adalah sebagai Kepala

R
Pemerintahan Swapraja (Zelfbestuur) yang diangkat oleh Pemerintah

si
Hindia Belanda berdasarkan Kontrak Politik tanggal 16 Juni 1938 yang

ne
ng
dibuat berdasarkan Peraturan Swapraja tahun 1938 yang menggantikan
Peraturan Swapraja tahun 1927(vide : Bukti PK – 01, 02 dan 03);
1.4. Bahwa antara Sultan Deli sebagai Kepala Adat yang diangkat pada tahun 2005

do
gu cq. Penggugat dan Sultan Deli sebagai Kepala Pemerintahan Swapraja yang
diangkat berdasarkan Kontrak Pilitik tanggal 16 Juni 1938, adalah dua subjek

In
A
hukum yang berbeda. Yang pertama adalah Sultan Deli sebagai Kepala Adat
dari Persekutuan Masyarakat Adat Deli dan yang kedua adalah Sultan Deli
ah

sebagai Kepala Pemerintahan Swapraja Kesultanan Deli. Sultan Deli sebagai

lik
Kepala Adat tidak sama dengan Sultan Deli sebagai Kepala Pemerintahan
Swapraja. Oleh karena itu Sultan Deli sebagai Kepala Adat :Deli” tidak
am

ub
mempunyai legal standing mengatasnamakan Sultan Deli sebagai Kepala
Pemerintahan Swapraja “Deli”;
ep
1.5. Bahwa lebih tegasnya dapat dirumuskan bahwa status hukum Sultan Deli
k

Sebagai Kepala Adat yang diangkat secara adat pada tanggal 22 Juli
ah

2005 (Cq. Penggugat perkara a quo), tidak sama dengan status hukum
R

si
Sultan Deli sebagai Kepala Pemerintah Swapraja yang diangkat
berdasarkan kontrak politik tanggal 16 Juni 1938 (yang diatasnamakan oleh

ne
ng

Penggugat perkara a quo);


1.6. Bahwa dengan demikian, menurut hukum, Penggugat (sekarang Termohon

do
gu

PK/Termohon Kasasi/Pembanding) cq. Sultan Deli XIV, tidak mempunyai


legal standing melakukan gugatan dalam perkara a quo, karena status
Penggugat dalam perkara a quo adalah sebagai Kepala Adat dari
In
A

Persekutuan Hukum Masyarakat Adat Deli yang baru lahir (muncul) pada
tanggal 22 Juli 2005, sedangkan status hukum Kesultanan Deli yang
ah

lik

diatasnamakan oleh Penggugat adalah sebagai Kepala Pemerintahan


Swapraja (Zelfbestuur) yang diangkat berdasarkan Kontrak Politik tanggal
m

ub

16 Juni 1938;
1.7. Bahwa berdasarkan Novum “Kelompok A” tersebut (Bukti PK-01, Bukti PK-
ka

02 dan Bukti PK-03), maka menurut hukum Penggugat Sultan Deli yang
ep

dalam hal ini diwakili oleh Pemangku Sultan Deli Tengku Hamdy Osman
ah

Delikhan Al-Haj, Gelar Tengku Raja Muda Deli, tidak mempunyai legal
R

standing melakukan gugatan, sehingga Putusan Kasasi Nomor 2113


es

K/PDT/2013 tanggal 23 Desember 2013 dan Putusan Pengadilan Tinggi


M

ng

on
gu

Halaman 20 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Medan Nomor 433/Pdt/2011/PT.Mdn tanggal 13 Januari 2012 harus

R
dibatalkan;

si
2. Bahwa dari Novum Kelompok B (Bukti PK-04, 05, 06 dan 07), ditemukan fakta

ne
ng
hukum : “Bahwa hak dan wewenang Kesultanan Deli atas tanah sudah hapus
sejak berlakunya UUPA Nomor 5 Tahun 1960”, dengan alasan sbb:
2.1. Bahwa Diktum Keempat Undang Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun

do
gu 1960 (UUPA), mengatur mengenai tanah-tanah Kerajaan/Kesultanan yang
mempunyai Pemerintahan Sendiri (Swapraja) berdasarkan Kontrak Politik

In
A
dengan Pemerintah Hindia Belanda sebagai berikut : “Hak-hak dan
wenangan-wenangan atas bumi dan air dari Swapraja atau bekas
ah

Swapraja yang masih ada, pada waktu mulai berlakunya undang-undang

lik
ini hapus dan beralih kepada Negara”(vide : Bukti PK -05) ;
2.2. Bahwa sesuai dengan fakta hukum dari Novum Kelompok “A” di atas (Bukti
am

ub
PK-01,02 dan 03) terbukti bahwa Kesultanan Deli pada zaman Hindia
Belanda adalah Swapraja atau Zelf Bestuur karena mempunyai
ep
Pemerintahan Sendiri (Swapraja) yang diberikan oleh Pemerintah Hindia
k

Belanda berdasarkan Kontrak Politik tanggal 16 Juni 1938 (vide : Bukti PK-
ah

01). Bahwa fakta ini sejalan dengan Definisi Swapraja dari Prof. Boedi
R

si
Harsono yang berbunyi sebagai berikut : “Swapraja adalah suatu wilayah
pemerintahan yang merupakan bagian dari Hindia Belanda, yang kepala

ne
ng

wilayahnya (dengan sebutan Sultan, Sunan, Raja dan sebagainya)


berdasarkan perjanjian politik dengan pemerintah hindia belanda

do
gu

menyelenggarakan pemerintahan sendiri (dalam indische staatsregeling


1855 Pasal 21 disebut : zelfbestuur) di wilayah yang bersangkutan, masing-
masing berdasarkan perjanjian tersebut serta adat istiadat daerahnya
In
A

masing-masing yang beraneka ragam” (vide : Bukti PK – 04);


2.3. Bahwa berdasarkan Novum pada Bukti PK-01 (Perjanjian Politik antara
ah

lik

Sultan Deli dengan Pemerintah Hindia Belanda), Bukti PK-02 (Peraturan


Swapraja tahun 1938), Bukti PK-03 (Peraturan Swapraja tahun 1927), dan
m

ub

Bukti PK-04 (Definisi Swapraja), maka terbukti bahwa Kesultanan Deli yang
ada pada zaman Hindia Belanda adalah Kesultanan yang merupakan
ka

bagian dari Pemerintahan Hindia Belanda yang mempunyai pemerintahan


ep

sendiri atau Swapraja/Zelfbestuur berdasarkan Kontrak Politik antara


ah

Kesultanan Deli dengan Pemerintah Hindia Belanda tahun 1938 (vide :


R

Bukti PK-01);
es

2.4. Bahwa oleh karena Kesultanan Deli adalah Swapraja, maka tanah-tanah
M

ng

Kesultanan Deli adalah meupakan tanah swapraja;


on
gu

Halaman 21 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2.5. Bahwa sesuai dengan ketentuan pada Diktum Keempat dari Undang

R
Undang Pokok Agraria (UUPA) Nomor 5 Tahun 1960 (vide : Bukti PK 05) ,

si
tanah-tanah Swapraja dan bekas Swapraja telah hapus dan beralih menjadi

ne
ng
Tanah Negara sejak berlakunya UUPA tanggal 24 September 1960.
Selengkapnya Diktum Keempat UUPA itu berbunyi sebagai berikut:
“Hak-hak dan wenangan-wenangan atas bumi dan air dari Swapraja atau

do
gu bekas Swapraja yang masih ada, pada waktu mulai berlakunya undang-
undang ini hapus dan beralih kepada Negara”(vide : Bukti PK -05);

In
A
2.6. Bahwa penegasan lebih lanjut mengenai hapusnya tanah-tanah Swapraja
itu, telah ditegaskan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 224
ah

tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti

lik
Kerugian, yang antara lain ditegaskan dalam Penjelasan Pasal 1 huruf c
yang berbunyi : “yang dimaksudkan dengan Tanah Swapraja dan bekas
am

ub
Swapraja yang telah beralih kepada Negara sebagai dimaksud dalam
diktum Keempat huruf A Undang Undang Pokok Agraria” adalah selain
ep
domein Swapraja dan bekas Swapraja, yang dengan berlakunya Undang
k

Undang Pokok Agraria menjadi hapus dan beralih kepada Negara, juga
ah

tanah-tanah yang benar-benar dimiliki oleh Swapraja, yaitu baik yang


R

si
diusahakan dengan cara persewaan, bagi-hasil dan lain sebagainya
ataupun diperuntukkan tanah jabatan dan lain-lainnya”. (vide : Bukti PK

ne
ng

Novum – 06);
2.7. Bahwa ketentuan mengenai hapusnya Tanah Swapraja dan Bekas Swapraja

do
gu

tersebut telah dilaksanakan oleh Pemerintah secara konsekwen


sebagaimana terbukti dari Surat Kepala Badan Pertanahan Nasional
kepada Gubernur Jawa Barat Nomor 400-1581 tanggal 24 Juni 2003 perhal
In
A

Tanah Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang pada pokoknya menegaskan


bahwa Tanah Kesultanan Kasepuhan Cirebon adalah Tanah Swapraja dan
ah

lik

demi hukum telah hapus dan beralih menjadi Tanah Negara sejak
berlakunya Undang Undang Pokok Agraria (UUPA) Nomor 5 Tahun 1960
m

ub

(vide : Bukti PK-07);


2.8. Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut, sesuai ketentuan hukum, maka
ka

tanah-tanah Kerajaan atau Kesultanan yang mempunyai pemerintahan


ep

sendiri berdasarkan Kontrak Politik dengan Pemerintah Hindia Belanda,


ah

yang disebut Tanah Swapraja, termasuk tanah-tanah Kesultanan Deli yang


R

mempunyai Pemerintahan Sendiri berdasarkan Kontrak Politik tanggal 16


es

Juni 1938, demi hukum telah hapus dan beralih menjadi Tanah Negara
M

ng

on
gu

Halaman 22 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sejak berlakunya Undang Undang Pokok Agraria (UUPA) Nomor 5 Tahun

R
1960 pada tanggal 24 September 1960;

si
2.9. Bahwa sesuai dengan Penjelasan Pasal 1 huruf C Peraturan Pemerintah

ne
ng
Nomor 224 Tahun 1961 (Bukti PK-06), ditegaskan bahwa Tanah Swapraja
yang telah hapus berdasarkan Diktum Keempat UUPA itu tidak hanya Tanah
Swapraja yang menjadi domein Swapraja, akan tetapi juga termasuk tanah-

do
gu tanah yang benar-benar dimiliki oleh Swapraja baik yang diusahakan dengan
cara persewaan, bagi hasil dan lain sebagainya. Bunyi lengkap dari

In
A
Penjelasan Pasal 1 huruf C Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961
itu adalah sebagai berikut : “Yang dimaksudkan dengan Tanah Swapraja dan
ah

bekas Swapraja yang telah beralih kepada Negara sebagai dimaksud dalam

lik
diktum Keempat huruf A Undang Undang Pokok Agraria” adalah selain
domein Swapraja dan bekas Swapraja, yang dengan berlakunya Undang
am

ub
Undang Pokok Agraria menjadi hapus dan beralih kepada Negara, juga
tanah-tanah yang benar-benar dimiliki oleh Swapraja, yaitu baik yang
ep
diusahakan dengan cara persewaan, bagi-hasil dan lain sebagainya ataupun
k

diperuntukkan tanah jabatan dan lain-lainnya”. (vide : Bukti PK – 06);


ah

2.10.Bahwa oleh karena tanah-tanah Swapraja Kesultanan Deli demi hukum


R

si
telah hapus dan beralih menjadi Tanah Negara, maka gugatan Penggugat
dalan perkara a quo menjadi kehilangan objek gugatan yang

ne
ng

mengakibatkan gugatan itu harus ditolak;


2.11.Bahwa oleh karena tanah yang menjadi objek gugatan Penggugat demi

do
gu

hukum sudah hapus dan beralih kepada Negara, maka gugatan Penggugat
Sultan Deli yang dalam hal ini diwakili oleh Pemangku Sultan Deli Tengku
Hamdy Osman Delikhan AL-HAJ, gelar Tengku Raja Muda Deli harus
In
A

dinyatakan ditolak;
3. Bahwa dari “Novum Kelompok C” (Bukti PK-08 dan 09), ditemukan fakta
ah

lik

hukum : “Bahwa Bukti Penggugat yang dijadikan dasar oleh Judex Facti
Pengadilan Tinggi untuk menyatakan bahwa Tergugat Cq. PT. KAI (Persero)
m

ub

melakukan wanprestasi, yaitu Bukti P-12 (Acta Van Concessie Mabar-Deli


Toewa Contract) adalah cacat hukum karena judul bukti dan isinya tidak sama”,
ka

dengan alasan sebagai berikut:


ep

3.1. Bahwa putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi Medan No.


ah

433/PDT/2011/PT.MDN menyatakan bahwa Tergugat (PT KAI) terbukti


R

melakukan wanprestasi, tanpa disebutkan Perjanjian yang menjadi


es

landasan dari wanprestasi tersebut. Tidak dijelaskan wanprestasi


M

ng

terhadap perjanjian yang mana. Satu-satunya Perjanjian yang terdapat


on
gu

Halaman 23 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam Bukti Penggugat adalah Bukti P-12 yaitu Acta Van Concessie

R
Mabar-Deli Toewa Contract. Dan setelah diteliti ulang pada berkas

si
Pengadilan Negeri Medan, ditemukan fakta bahwa Bukti P-12 itu

ne
ng
terdapat cacat hukum yang amat janggal, karena kandungan atau isi dari
Bukti tersebut sama sekali bukan Perjanjian (vide : Bukti PK – 08);
3.2. Bahwa judul pada cover (sampul) berbeda dengan isinya. Pada Bukti P-

do
gu 12 diberi Judul “Acta Van Concessie Mabar-Deli Toewa Contract”,
sedangkan isinya sama sekali tidak ada mengenai isi kontrak. Yang ada

In
A
pada isinya adalah mengenai catatan atau agenda surat-surat gubernur
(lihat Bukti P-12 tersebut pada Bukti PK -08 beserta Terjemahannya);
ah

3.3. Bahwa Kejanggalan lainnya mengenai Bukti P-12 tersebut adalah

lik
sebagaimna disebutkan di dalam Surat gugatan bahwa “Acta Van
Concessie Mabar-Deli Toewa Contract” dibuat tanggal 11 Juni 1870
am

ub
(tidak ada buktinya), dan itulah yang dilanggar oleh Tergugat sehingga
Tergugat dinyatakan wanprestasi. Pernyataan tersebut tidak masuk
ep
logika hukum yang sehat, karena Tergugat yang semula bernama NV.
k

Delispoorweg Maatschaappij (DSM) baru didirikan pada tahun 1883,


ah

sehingga tidak mungkin DSM menandatangani Kontrak pada tahun


R

si
1870. Dengan demikian jelas tidak ada Kontrak yang dilanggar oleh DSM
yang sekarang telah dinasionalisasi menjadi Perusahaan Kereta Api

ne
ng

Indonesia (sekarang PT. Kereta Api Indonesia). Sesuaui dengan Statuta


atau Anggaran Dasarnya, NV. DSM baru didirikan pada tanggal 28 Juni

do
gu

1883 (vide : Bukti PK-09);


3.4. Bahwa satu-satunya bukti Perjanjian yang disampaikan oleh Penggugat
(sekarang Termohon PK) dalam pemeriksaan tingkat Judex Facti
In
A

Pengadilan Negeri adaha Bukti P-12 yang ternyata setelah diperiksa


ulang pada berkas Pengadilan Negeri Medan, terbukti bahwa Bukti P-12
ah

lik

itu cacat hukum karena hanya pada Judul Bukti saja tertulis “Acta Van
Concessie Mabar-Deli Toewa Contract”, sedangkan isi di dalam Bukti P-
m

ub

12 itu bukan Perjanjian, akan tetapi hanya catatan-catatan mengenai


Agenda surat-surat Gubernur dalam Bahasa Belanda. Setelah
ka

diterjemahkan, ternyata kandungan atau isi dari Bukti P-12 itu bukan
ep

mengenai kontrak (vide : Bukti PK-08);


ah

3.5. Bahwa Bukti Penggugat yang diberi Tanda Bukti P-12 sebagaimana
R

dapat dilihat pada Bukti PK-08, ternyata hanya fotocopy, tidak ada
es

aslinya, sehingga seharusnya bukti tersebut harus dikesampingkan;


M

ng

on
gu

Halaman 24 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3.6. Bahwa dengan demikian terbukti secara hukum bahwa tidak benar

R
Tergugat (sekarang Pemohon PK) melakukan wanprestasi sebagaimana

si
dinyatakan oleh putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi Medan Nomor

ne
ng
433/PDT/2011/PT.MDN. Putusan Judex Fcati Pengadilan Tinggi Medan
a quo yang menyatakan bahwa Tergugat I dan II melakukan wanprestasi
tidak menyebutkan secara jelas dan tegas mengenai perjanjian yang

do
gu mana yang dilanggar oleh Tergugat (sekarang Pemohon PK). Oleh
karena putusan Judex Fcati Pengadilan Tinggi Medan itu tidak

In
A
menyebutkan secara jelas dan tegas perjanjian yang mana yang
dilanggar oleh Tergugat (sekarang Pemohon PK) sehingga
ah

menyebabkan Tergugat (sekarang Pemohon PK) dinyatakan

lik
wanprestasi, maka putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi Medan itu
harus dibatalkan;
am

ub
3.7. Bahwa putusan Judex Fcati Pengadilan Tinggi Medan itu telah dikuatkan
oleh putusan Judex Juris (Kasasi Mahkamah Agung) Nomor
ep
2113/PDT/2013 dengan “dissenting opinion” dari salah satu anggota
k

Majelis Hakim yang berbunyi sebagai berikut:


ah

“Alasan-alasan kasasi dapat dibenarkan karena Judex Facti Pengadilan


R

si
Tinggi Medan yang membatalkan putusan Judex Facti Pengadilan
Negeri Medan telah salah menerapkan hukum, Penggugat tidak dapat

ne
ng

membuktikan dalil gugatannya, karena berdasarkan Undang-Undang


Nomor 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan

do
gu

Milik Belanda,dengan Peraturan Pelaksanaannya yakni Peraturan


Pemerintah Nomor 2 Tahun 1959 tentang Pokok Pokok pelaksanaan
Undang Undang Nasionalisasi Perusahaan Belanda, Peraturan
In
A

Pemerintah Nomor 41 Tahun 1959 tentang Nasionalisasi Perusahaan


Kereta Api Dan Telepone Belanda dan Undang Undang Nomor 5 Tahun
ah

lik

1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;


Maka nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan Belanda termasuk
m

ub

Perusahaan Kereta Api ( N.V. Deli Spoorweg-Maatschappij) meliputi


seluruh harta kekayaan N.V. Deli Spoorweg-Maatschappij, diambil alih
ka

Negara RI/Pemerintah RI, yang pengelolaannya diserahkan kepada


ep

Perusahaan Kereta Api Indonesia;


ah

Perjanjian antara Sultan Deli dengan N.V. Deli Spoorweg-Maatschappij,


R

memberikan konsesi dalam kedudukannya sebagai lembaga publik


es

bukan privat, sehingga dengan merdekanya Negara Kesatuan RI, hak


M

ng

on
gu

Halaman 25 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
atas kekayaan N.V. Deli Spoorweg-Maatschappij menjadi milik Negara,

R
karena Kesultanan Deli tidak lagi berkedudukan sebagai negara”;

si
3.8. Bahwa oleh karena putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi Medan Nomor

ne
ng
433/PDT/2011/PT.MDN harus dibatalkan karena tidak menyebutkan
secara jelas dan tegas perjanjian yang mana yang dilanggar oleh

do
gu Tergugat (sekarang Pemohon PK) sehingga menyebabkan Tergugat
(sekarang Pemohon PK) dinyatakan wanprestasi, maka menurut hukum
putusan Judex Juris (putusan kasasi Mahkamah Agung) No.

In
A
2113/PDT/2013 yang menguatkan putusan putusan Judex Facti
Pengadilan Tinggi Medan Nomor 433/PDT/2011/PT.MDN. itu juga harus
ah

lik
dibatalkan;
4. Bahwa dari “Novum Kelompok D” (Bukti PK-10, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16),
ditemukan fakta hukum : “Bahwa Tanah Emplacement Pulu Brayan Adalah
am

ub
Milik NV. DSM yang telah dinasionalisasi menjadi Kereta Api Indonesia”,
dengan alasan sebagai berikut:
ep
k

4.1. Bahwa NV. Delispoorweg Maatschappij (DSM) memiliki sebanyak 86


(delapan puluh enam) stasiun kereta api (emplasement) di seluruh
ah

R
Sumatera Utara tempatnya beroperasi. Bukti kepemilikan DSM atas

si
Stasiun-Stasiun (Emplacement-emplacement) tersebut dilengkapi dengan

ne
gambar dari masing-masing stasiun atau emplacement. Salah satu
ng

diantara stasiun (emplacement) tersebut adalah Emplacement Pulu


Brayan (Nomor Urut 57 dalam Daftar). (vide: Bukti PK -10);

do
gu

4.2. Bahwa didalam Emplacement Pulu Brayan terdapat beberapa bidang tanah
yang digunakan oleh PT KAI untuk menunjang kegiatan perkeretaapian,
In
sebagai berikut:
A

1. Komplek E Perumahan PT. KAI;


2. Bengkek Kereta Api;
ah

lik

3. Lapangan Bengkel;
4. Komplek A Perumahan PT. KAI;
m

ub

5. Komplek B Perumahan PT. KAI;


6. Komplek C Perumahan PT. KAI;
ka

7. Komplek Gedung Kantor PT. KAI;


ep

8. Komplek D Perumahan PT. KAI; (objek sengketa)


ah

9. Dipo Kereta Api;


R

4.3. Bahwa Peta Stasiun (emplacement) Pula Brayan milik NV. DSM yang
es
M

setelah dinasionalisasi menjadi milik PT KAI yang didalamnya terdapat 9


ng

on
gu

Halaman 26 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(sembilan) bidang tanah tersebut (warna kuning) dapat dilihat pada Peta

R
berikut ini:

si
Bahwa Peta Stasiun (emplacement) Pula Brayan milik NV. DSM yang setelah
dinasionalisasi menjadi milik PT KAI yang didalamnya terdapat 9 (sembilan) bidang

ne
ng
tanah tersebut (warna kuning) dapat dilihat pada Peta berikut ini :

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep

4.4. Bahwa pada zaman Hindia Belanda, Bukti Kepemilikan NV. DSM atas
ah

stasiun-stasiun (emplacement-emplacement) berupa Gambar Bidang


R

es

Tanah (Grongkaart atau Overzichtkaart). Grondkaart berfungsi sebagai


M

Bukti kepemilikan Tanah Negara karena tanah Negara zaman Hindia


ng

on
gu

Halaman 27 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Belanda tidak disertipikatkan, tapi cukup dengan Gambar bidang tanah

R
(Grondkaart). Hal itu ditegaskan dalam Surat Menteri Keuangan No. S-

si
11/mk.16/1994 tanggal 24 Januari 1995 yang menyatakan bahwa Tanah-

ne
ng
tanah yang diuraikan dalam grondkaart pada dasarnya adalah merupakan
kekayaan Negara yang dipisahkan sebagai Aktiva Tetap Perumka
(Perusahaan Umum Kereta Api) (Bukti PK-11);

do
gu 4.5. Bahwa Novum lainnya yang membuktikan bahwa stasiun (emplacement)
Pulu Brayan adalah milik NV. DSM yang didalamnya termasuk Tanah

In
A
Jalan Bundar (objek sengketa) adalah Overzichtkaart Nomor 875
(Bukti PK-12);
ah

4.6. Bahwa Novum lainnya yang membuktikan bahwa Stasiun (emplacement)

lik
Pulu Brayan milik NV. DSM (sekarang setelah nasionalisasi menjadi
milik PT. KAI), adalah Grondkaart Emplacement (stasiun) Pulu Barayan
am

ub
tanggal 20 Juni 1932, dimana Tanah Objek Sengketa (distabilo hijau)
merupakan bagian dari Stasiun (Emplacement) Pulo Brayan tersebut
ep
(vide : Bukti PK -13);
k

4.7. Bahwa Novum berikutnya yang menunjukkan Stasiun (Emplacement) Pulu


ah

Brayan) termasuk tanah objek sengketa (distabilo hijau) adalah milik NV.
R

si
DSM (sekarang setelah nasionalisasi menjadi milik PT. KAI), dapat dilihat
dari Peta jaringan pipa air emplacement Pulu Barayan sesuai dengan

ne
ng

Archief WW (vide : Bukti PK-14) ;


4.8. Bahwa Novum selanjutnya yang menunjukkan Stasiun (Emplacement)

do
gu

Pulu Brayan) termasuk tanah objek sengketa (distabilo hijau) adalah milik
NV. DSM (sekarang setelah nasionalisasi menjadi milik PT. KAI),
berdasarkan Peta Jaringan Selokan dan Jalan Emplacement Pulu Brayan
In
A

sesuai dengan Algemeeneb Werkplaats D.S.M. Grond Plan te Poeloe


Braijan (vide : Bukti PK-15);
ah

lik

4.9. Bahwa Novum berikutnya yang membuktikan bahwa Stasiun


(Emplacement) Pulu Brayan, termasuk tanah objek sengketa (di stabilo
m

ub

hijau) adalah milik PT Kereta Api Indonesia berdasarkan fakta lapangan


tahun 2016 sebagaimana dapat dilihat dari Peta Tanah PT KAI, dimana
ka

Tanah Objek Sengketa merupakan Komplek “D” Perumahan PT KAI


ep

(Vide: Bukti PK-16);


ah

4.10. Bahwa dari uraian dan fakta-fakta di atas telah terbukti secara jelas
R

bahwa NV. DSM memiliki 86 (delapan puluh enam) Stasiun


es

(Emplacement) di Sumatera Utara, dimana salah satu diantaranya adalah


M

ng

on
gu

Halaman 28 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Stasiun (emplacement) Pulu Brayan dan tanah objek sengketa merupakan

R
bagian dari Stasiun (Emplacement) Pulu Brayan tersebut;

si
4.11. Bahwa oleh karena tanah objek sengketa telah terbukti merupakan bagian

ne
ng
dari Stasiun (Emplacement) Pulu Brayan dan telah terbukti pula bahwa
Stasiun (Emplasemen Pulu Brayan adalah milik NV. DSM, maka gugatan
Penggugat (sekarang Termohon PK) terhadap Tanah Objek Sengketa

do
gu tersebut harus ditolak;
5. Bahwa oleh karena tanah objek sengketa telah terbukti merupakan bagian dari

In
A
Stasiun (Emplacement) Pulu Brayan dan telah terbukti pula bahwa Stasiun
(Emplasemen Pulu Brayan adalah milik NV. DSM, maka gugatan Penggugat
ah

(sekarang Termohon PK) terhadap Tanah Objek Sengketa tersebut harus ditolak;

lik
5.1. Bahwa Perusahaan kereta api Belanda N.V. Delispoorweg Maatschappij
(DSM) dinasionalisasi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
am

ub
1959. Nasionalisasi tersebut meliputi seluruh harta kekayaan dan harta
cadangan, baik yang berwujud barang tetap atau barang bergerak yang
ep
merupakan hak atau piutang sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 2 PP
k

Nomor 2 Tahun 1959. Dasar hukum Nasionalisasi ini adalah UU 86 tahun


ah

1958. (vide : Bukti PK - 17);


R

si
5.2. Bahwa mengenai kekayaan berupa tanah dari perusaan Belanda yang
dikenakan nasionalisasi ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pertanian

ne
ng

dan Agraria Nomor SK. 8/Ka/1963, bahwa tanah-tanah tersebut diberikan


kepada Perusahaan-perusahaan Negara dan Bank-bank Negara yang

do
gu

menguasainya secara sah. Dengan demikian tanah-Perusahaan Kereta


Api Belanda yang dinasionalisasi (dalam hal Perusahaan Kereta Api
NV. DSM) diberikan kepada Perusahaan Negara Kereta Api Indonesia
In
A

yang sekarang bernama PT Kereta Api Indonesia (Persero). (vide :


Bukti PK - 18);
ah

lik

V.3. Bahwa sebagai tindak lanjut dari Nasionalisasi perusahaan kereta api N.V.
DSM tersebut, Pemerintah Indonesia membayar ganti rugi kepada DSM
m

ub

yang semula menurut perhitungan NV. DSM sebesar Gulden (f)


55.901.314,20. Namun yang disetujui sebesar Gulden (f) 11.000.000,00
ka

(vide : Bukti PK -19 Laporan Accounting 1969 (lihat Terjemahannya);


ep

V.4. Bahwa oleh karena NV. DSM telah dinasionalisasi menjadi Perusahaan
ah

Kereta Api Indonesia, maka seluruh kekayaan NV. DSM telah beralih
R

menjadi kekayaan Perusahaan Kereta Api Indonesia;


es

V.5. Bahwa Perusahaan Kereta Api Indonesia pada saat nasionalisasi DSM
M

ng

tahun 1959 bernama Djawatan Kereta Api Republik Indinesia (DKA).


on
gu

Halaman 29 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kemudian pada tahun 1963 dialihkan bentuknya menjadi Perusahan

R
Negara Kereta Api (PNKA) berdasarkan PP Nomor 22 Tahun 1963.

si
Selanjutnya dialihkan lagi bentuknya menjadi Perusahaan Jawatan

ne
ng
(Perjan) atau PJKA berdasarkan PP Nomor 61 Tahun 1971. Setelah itu
dialihkan lagi bentuknya menjadi Perusahaan Umum (Perumka) dengan
PP Nomor 57 Tahun 1990. Dan terakhir dialihkan lagi bentuknya menjadi

do
gu Perusahaan Perseroan (Persero) dengan PP Nomor 19 Tahun 1998 yang
sekarang bernama PT Kereta Api Indonesia (Persero) disingkat PT KAI

In
A
(Persero) (vide : Bukti PK -20);
V.6. Bahwa oleh karena seluruh kekayaan NV. DSM telah menjadi kekayaan
ah

Perusaaan Kereta Api Indonesia sejak nasionalisasi, maka seluruh

lik
kekayaan atau aset NV. DSM termasuk tanak Objek Sengketa yang
merupakan bagian dari Stasiun (empacement) Pulu Brayan tercatat
am

ub
sebagai Aset Tanah Perumka (sekarang PT KAI Divisi Regional Sumatera
Utara). (vide : Bukti PK -21) ;
ep
V.7. Bahwa oleh karena telah terbukti bahwa Tanah Objek Sengketa adalah
k

Tanah milik Pemohon PK PT Kereta Api Indonesia (Persero), maka


ah

seharusnya majelis Hakim PK mengabulkan Permohonan PK ini;


R

si
VI. Bahwa oleh karena pertimbangan hukum putusan Judex Facti Pengadilan
Tinggi Medan Nomor 433/Pdt/2011/PT.Mdn telah salah menerapkan hukum

ne
ng

karena tidak menyebutkan secara jelas dan tegas mengenai Perjanjian yang
mana yang dilanggar oleh Tergugat/Terbanding/Pemohon Kasasi/Termohon

do
gu

PK, yang menyebabkan Judex Fcati Pengadilan Tinggi menyatakan


Tergugat/Terbanding/telah melakukan wanprestasi, maka putusan Judex
Facti itu harus dibatalkan;
In
A

VII. Bahwa oleh karena putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi Nomor
433/Pdt/2011/PT.Mdn harus dibatalkan karena salah menerapkan hukum,
ah

lik

maka putusan Judex Juris Kasasi Mahkamah Agung yang menguatkan


putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi tersebut Nomor 2113 K/PDT/2013
m

ub

juga harus dibatalkan;


VIII.Bahwa pertimbangan hukum putusan Judex Facti Kasasi Mahkamah Agung
ka

Nomor 2113 K/PDT/2013 tersebut juga telah salah menerapkan hukum,


ep

karena menganggap kedudukan hukum Penggugat/Pembanding Sultan Deli


ah

sebagai Kepala Adat adalah sama dengan kedudukan hukum Kesultanan


R

Deli selaku pemerintahan Swapraja pada zaman Hindia Belanda. Padahal dari
es

Bukti Baru atau Novum yang ditemukan, terbukti bahwa Sultan Deli yang
M

ng

menjadi Penggugat dalam Perkara ini adalah Kepala Adat yang


on
gu

Halaman 30 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diangkat/dinobatkan/ditabalkan sebagai Kepala Adat baru pada tahun 2005

R
tanggal 22 Juli, sedangkan Sultan Deli yang diatasnamakannya adalah Kepala

si
Kerajaan yang diangkat oleh Pemerintah Hindia Belanda memegang

ne
ng
pemerintahan sendiri (Swapraja) berdasarkan Perjanjian Politik tahun 1938.
Sehingga Subjek Hukum Sultan Deli sebagai Kepala Adat tidak sama dengan
Sultan Deli sebagai Kepala Pemerintahan Swapraja pada zaman Hindia

do
gu Belanda. Maka oleh karena itu putusan Judex Juris Kasasi Mahkamah Agung
Nomor 2113 K/PDT/2013 harus dibatalkan;

In
A
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan peninjauan kembali tersebut
Mahkamah Agung berpendapat:
ah

Bahwa Judex Juris menolak Kasasi atas putusan Judex Facti Pengadilan

lik
Tinggi untuk mengabulkan gugatan sudah tepat dan benar;
Bahwa masyarakat adat Kesultanan Deli masih diakui keberadaannya
am

ub
sebagai pendukung hak dan kewajiban sebagai subjek hukum yang sah;
Bahwa objek sengketa adalah milik Penggugat yang disewa oleh
ep
Perusahaan Kereta Api Belanda hingga tahun 2002;
k

Bahwa sebelum berakhir hak sewa, perusahaan Kereta Api Belanda telah
ah

berakhir;
R

si
Bahwa objek sengketa bukan asset Kereta Api Belanda tetapi hak sewa
maka harus kembali kepada pihak yang menyewakan yaitu Penggugat;

ne
ng

Bahwa Judex Juris dan Judex Facti/Pengadilan Tinggi mengembalikan


objek sengketa kepada pemilik yang memberikan hak sewa yaitu Penggugat

do
gu

sudah tepat dan benar;


Bahwa novum tentang peralihan asset milik Kereta Api Belanda bukan bukti
menentukan, karena objek sengketa bukan asset Perusahaan Kereta Api Belanda
In
A

tetapi hak sewa;


Bahwa ternyata tidak ada kekhilafan hakim ataupun kekeliruan nyata dan
ah

lik

telah dipertimbangkan dengan tepat dan benar oleh Judex Juris yang telah
menolak kasasi atas putusan Judex Facti/Pengadilan Tinggi untuk mengabulkan
m

ub

gugatan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka permohonan


ka

peninjauan kembali yang diajukan oleh Para Pemohon Peninjauan Kembali: PT.
ep

KERETA API (Persero) DIVISI REGIONAL I SUMATERA UTARA-ACEH dan


ah

kawan tersebut harus ditolak;


R

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan peninjauan kembali dari


es

Para Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi I, II/ Tergugat I, II/
M

ng

Terbanding I, II ditolak, maka Para Pemohon Peninjauan Kembali dahulu


on
gu

Halaman 31 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pemohon Kasasi I, II/ Tergugat I, II/ Terbanding I, II dihukum untuk membayar

R
biaya perkara dalam pemeriksaan peninjauan kembali ini;

si
Memperhatikan Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang

ne
ng
Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang
Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang

do
gu Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan;

In
A
M E N G A D I L I:
1. Menolak permohonan peninjauan kembali dari Para Pemohon Peninjauan
ah

Kembali: 1. PT. KERETA API (Persero) DIVISI REGIONAL I SUMATERA

lik
UTARA-ACEH, 2. PT KERETA API (Persero), tersebut;
2. Menghukum Para Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi
am

ub
I, II/ Tergugat I, II/ Terbanding I, II untuk membayar biaya perkara dalam
pemeriksaan peninjauan kembali ini sejumlah Rp2.500.000,00 (dua juta
ep
lima ratus ribu rupiah);
k

Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada hari


ah

Jum’at tanggal 22 Desember 2017 oleh H. Mahdi Soroinda Nasution, S.H.,


R

si
M.Hum., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
Ketua Majelis, Dr. Yakup Ginting, S.H., C.N., M.Kn., dan H. Panji Widagdo, S.H.,

ne
ng

M.H., Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota dan diucapkan dalam sidang


terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-

do
gu

Hakim Anggota tersebut dan Rafmiwan Murianeti, S.H., M.H., Panitera Pengganti
dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak.
In
A

Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis,


ah

lik

ttd. ttd.
m

ub

Dr. Yakup Ginting, S.H., C.N., M.Kn. H. Mahdi Soroinda Nasution, S.H., M.Hum.
ka

ep

ttd.
ah

es
M

H. Panji Widagdo, S.H., M.H.


ng

on
gu

Halaman 32 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Panitera Pengganti,

si
ttd.

ne
ng
Rafmiwan Murianeti, S.H., M.H.

do
gu Biaya-biaya:
1. Redaksi …………..Rp 5.000,00

In
A
2. Meterai ………….. Rp 6.000,00
3. Administrasi PK… Rp2.489.000,00
Jumlah …………. Rp2.500.000,00
ah

lik
am

ub
Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG RI
a.n. Panitera
Panitera Muda Perdata
ep
k
ah

R
Dr. PRIM HARYADI, S.H., M.H.,

si
1963 0325 1988 031 001

ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Halaman 33 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es

Halaman 34 dari 33 hal. Putusan Nomor 341 PK/Pdt/2017


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Anda mungkin juga menyukai