Absen/Nim : 16/4120023045 Mata Kuliah : Pendidikan Karakter Berbasis Aswaja Tugas : Topik 4 – Eksplorasi Konsep – LK Individu
LK 4.1 Pendidikan Karakter Berbasis Tawazun
No Aspek Rangkuman 1. Konsep Tawazun Islam merupakan agama yang mengajarkan karakter yang baik, diantara karakter-karakter tersebut adalah sikap tawazun (seimbang). Islam adalah agama yang tidak mengabaikan dua sisi yang bertolak belakang antara ruhiyah (spiritual) dengan maadiyah (material), fardiyah (individu) dengan jam’iyah (kolektif), waqi’iyah (realitas) dengan mitsaliyah (idealisme), tsabat (statis) dengan taghayur (dinamis, keseimbangan). Namun Islam memberikan ruang setiap jalan dengan adil dan seimbang tanpa ada sikap berlebihan dan menihilkan yang lainnya. Dengan sikap tawazun ini manusia akan dapat hidup dengan baik dan bahagia. Sikap tawazun sangat diperlukan oleh manusia agar dia tidak melakukan sesuatu hal yang berlebihan dan mengesampingkan hal- hal yang lain, yang memiliki hak harus ditunaikan. Tawazun merupakan Kemampuan seorang individu untuk menyeimbangkan kehidupanya dalam berbagai dimensi, sehingga tercipta kondisi yang stabil, sehat, aman dan nyaman. Sikap tawazun ini sangat penting dalam kehidupan seorang individu sebagai manusia. Oleh karena itu sikap tawazun ini harus dinternalisasikan dalam diri peserta didik, agar mereka dapat melakukan segala sesuatu dengan seimbang dalam kehidupannya. Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan sikap tawazun. Sikap tawazun (keseimbangan) ini akan menghasilkan kemampuan diri, yakni suatu kekuatan yang sangat diperlukan oleh seorang individu untuk bertanggung jawab penuh dalam kehidupannya, baik dalam masalah kehidupan pribadi, keluarga, pekerjaan, sosial, ataupun spiritual. Dengan memiliki sikap tawazun, seseorang akan mampu dan siap dalam menghadapi segala problem kehidupan dengan penuh tanggung jawab. Sikap tawazun ini juga merupakan wasilah dan sarana untuk mewujudkan kehidupan yang bahagia. Sedangkan hidup yang seimbang adalah bagaimana kita mampu menyeimbangkan setiap aspek dalam kehidupan yang dijalani. Islam menyeimbangkan peranan wahyu Ilahi dengan akal manusia dan memberikan ruang sendiri-sendiri bagi wahyu dan akal. Dalam kehidupan pribadi, Islam mendorong terciptanya kesimbangan antara ruh dengan akal, antara akal dengan hati, antara hak dengan kewajiban, dan lain sebagainya. 2. Karakter Berbasis Sikap tawazun merupakan sikap seimbang dalam berhidmah, Tawazun baik hidmah kepada Allah SWT atau hidmah kepada sesama manusia maupun dengan lingkungannya. Termasuk sikap tawazun juga adalah seimbang dalam menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Tawazun juga diperlukan di antara hak dan tanggungjawab tidak menumpukkan salah satu diantara keduanya, misalkan lebih mengutamakan hak saja dan mengenyampingkan kewajiban atau sebaliknya. Pada tataran yang lebih rinci bentuk-bentuk keseimbangan dalam Islam dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai ragam pranata kehidupan beragama sebagai berikut: a. Keseimbangan Teologi: Ini menekankan pentingnya mencari keseimbangan dalam pemahaman terhadap konsep-konsep teologis dalam Islam. Ini mencakup penekanan pada pemahaman yang seimbang antara sifat-sifat Allah yang Maha Kuasa dan Maha Penyayang, antara keadilan dan kasih sayang-Nya, serta memahami konsep takdir (qadar) dengan kebebasan manusia. b. Keseimbangan Ritual Keagamaan: Tawazun dalam ritual keagamaan berarti menemukan keseimbangan antara ibadah dan kegiatan sehari-hari. Ini mencakup menjaga keseimbangan antara waktu untuk shalat, puasa, dan ibadah lainnya dengan tanggung jawab sosial, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari lainnya. c. Keseimbangan Moralitas dan Budi Pekerti: Tawazun dalam moralitas dan budi pekerti mencakup keseimbangan antara memiliki nilai moral yang kuat, seperti kejujuran, kasih sayang, dan keadilan, dengan pengembangan karakter yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain. Ini menekankan pada pentingnya menggabungkan moralitas dalam tindakan sehari-hari dan budi pekerti yang baik dalam hubungan sosial. d. Keseimbangan Proses Tasyri’ (Pembentukan Hukum): Tawazun dalam pembentukan hukum Islam menyoroti pentingnya keseimbangan antara kefleksibelan dan kekekalan hukum. Ini melibatkan pendekatan yang seimbang antara prinsip-prinsip hukum Islam yang tetap relevan seiring waktu dengan adaptasi terhadap konteks dan kebutuhan zaman yang berubah. Karakter-karakter dalam tawazun: a. Religius Karakter religius dalam tawazun mengajarkan pentingnya tunduk dan patuh terhadap ajaran dan perintah agama. Ini mencakup kesediaan untuk menyesuaikan kehidupan dengan nilai-nilai agama serta menjalani kehidupan yang seimbang antara aspek duniawi dan spiritual. Karakter religius dalam tawazun menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara ibadah ritual dan tanggung jawab sosial serta aktivitas sehari- hari. Ini termasuk memprioritaskan ibadah tanpa mengesampingkan tugas dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari. b. Demokratis Tawazun mendorong partisipasi aktif dari semua anggota masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masalah-masalah penting. Ini menggambarkan semangat demokrasi yang menghargai kontribusi setiap individu. Prinsip kesetaraan dan keadilan adalah inti dari tawazun dan juga nilai yang mendasari demokrasi. Ini menekankan perlunya perlakuan yang adil terhadap semua individu tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau politik mereka. c. Disiplin Disiplin dalam tawazun menekankan pentingnya menjaga konsistensi dalam perilaku dan kegiatan sehari-hari. Ini melibatkan pembentukan kebiasaan yang baik, seperti shalat tepat waktu, menjalankan kewajiban dengan teratur, dan mengelola waktu dengan efektif. Disiplin dalam tawazun melibatkan kemampuan untuk mengendalikan emosi dan keinginan yang berlebihan. Ini mencakup kesediaan untuk menunda kepuasan segera demi kebaikan jangka panjang serta menjaga kendali atas reaksi terhadap situasi yang menantang. d. Tanggung jawab Tanggung jawab dalam tawazun mengajarkan pentingnya memiliki kesadaran atas tindakan yang diambil dan dampaknya terhadap diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Karakter tanggung jawab dalam tawazun mencakup pemenuhan kewajiban secara konsisten. Ini melibatkan menjalankan tanggung jawab secara penuh terhadap berbagai aspek kehidupan, seperti kewajiban agama, keluarga, sosial, dan profesi. 3. Sikap Toleransi/Tawazun ٧ ََض ََع ۡالمِ ۡي َزان َ س َما ٓ ََء َر َفعَهَا َو َو َّ َوال Dalam Al-Qur’an Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan dan Hadis keseimbangan. َِ ا َ ََّّل ت َ ۡطغَ ۡوا فِى ۡالمِ ۡي َز ٨ ان agar kamu jangan merusak keseimbangan itu. ٩ ََس ُروا ۡالمِ ۡي َزان ِ َواَق ِۡي ُموا ۡال َو ۡزنََ ِب ۡالق ِۡسطَِ َو ََّل ت ُۡخ Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu.
Q. S. Ar-Rahman Ayat 7-9.
4. Contoh Sikap Kisah Tiga Sahabat Yang Tidak Bersikap Tawazun Dalam Tawazun Hidup Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk bersikap tawazun dalam menjalai kehidupan, seperti contoh kisah para sahabat Rasulullah saw. Ada tiga orang sahabat Rasulullah saw yang datang kepada beliau dan mengutarakan maksudnya masing-masing, orang yang pertama mengatakan bahwa dia tidak akan menikah selama hidupnya, kemudian orang yang kedua mengatakan bahwa dia akan berpuasa setiap hari dan terus menerus seumur hidupnya dan yang terakhir mengatakan bahwa ia akan sholat tanpa henti, namun apa kata Rasulullah SAW, kalian jangan seperti itu, masing-masing urusan ada haknya, urusan dunia haknya sedangkan urusan akhirat ada juga haknya, jalankanlah hal itu dengan seimbang.