Anda di halaman 1dari 4

Nama : Galuh Mustikaningtyas

NIM : 2020206203053

Kelas : 7B S1 Ilmu Keperawatan

1. QS. Al-Maidah: 52

Artinya: “Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang
munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan
mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-
Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi- Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap
apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.(QS. Al-Maidah: 52)

2. QS. Al-Ahzab:60

Artinya:“Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang- orang yang berpenyakit
dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari
menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka
tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar.
(QS. Al-Ahzab:60)

3. Ketika Nabi Ibrahim sakit, dia minta disembuhkan oleh Allah

QS.as- Syu’ara’: 80
Artinya: “dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku”

Asbab an-Nuzul ayat ini berkaitan dengan riwayat ‘Aisyah r.a, “Rasulullah saw, biasanya bila
ada seseorang yang mengeluh sakit atau terkena luka, Nabi SAW, berdoa sambil jari tangannya
seperti ini, lalu Sufyan meletakkan jari telunjukknya ketanah dan mengangkatnya kembali
(mencontohkan perbuatan Nabi) ”Dengan nama Allah, debu, tanah kami dan dengan ludah kami
semoga orang yang sakit diantara kami dapat sembuh dengan seizin Tuhan kami”

Ayat ini mengandung makna bahwa apapun jenis penyakit manusia, baik fisik maupun psikis,
Allah-lah yang menyembuhkannya, yang terapinya sudah terkandung dalam firman-Nya, Al-
Qur’an. Seharusnya segala penyakit dihadapi dengan sikap arif. Pendekatan spiritual merupakan
jalan yang arif untuk memperingan penderita suatu penyakit.

Artinya, bagi penderita penyakit, hendaknya lebih mendekatkan diri pada Allah SWT yang maha
menyembuhkan berbagai penyakit. Doa merupakan suatu bentuk ikhtiar menuju diri pribadi yang
sehat. Dalam ajaran Islam, doa dapat dipanjatkan di tiap kesempatan. Namun sebaiknya doa di
waktu- waktu yang persentase terkabulnya besar seperti: setelah selesai sholat lima waktu,
setelah selesai membaca Al Qur’an, sepertiga malam setelah bangun tidur dan lain sebagainya.

4. Ketika Nabi Ayub terkena penyakit

QS.al-Anbiya’: 83
Artinya: “dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku),
Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di
antara semua Penyayang". (QS.al-Anbiya’: 83)

Menurut riwayat Ibn Abbas r.a., seorang wanita berkulit hitam pernah mendatangi Nabi SAW,
dan berkata, “Sesungguhnya aku menderita penyakit ayan dan auratku selalu terbuka, maka
mohonkanlah kepada Allah demi kesembuhanku.” Nabi saw bersabda, ”kalau kamu mau
bersabar, maka bagimu adalah surga. Dan kalau kamu mau sembuh, maka aku akan
memohonkan kepada Allah semoga Dia menyembuhkan penyakitmu.” Wanita itu berkata,
”Baiklah aku akan bersabar.” Wanita itu berkata lagi,”sesungguhnya auratku selalu terbuka,
maka mohonkanlah kepada Allah agar aku tidak terbuka aurat,” lalu Rasulullah berdo’a
untuknya.

5. Allah Swt dalam Surah Al-Baqarah ayat 155-157 berfirman mengenai setiap muslim
pasti mendapatkan ujian seperti sakit sebagai berikut:

“Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa,
dan buah-buahan. Sampaikanlah [wahai Nabi Muhammad], kabar gembira kepada orang-orang
sabar, [yaitu] orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Innā lillāhi wa
innā ilaihi rāji‘ūn’ [sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya
kami akan kembali]. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk,”(QS. Al-Baqarah [2]:155-157).
Salah satu hal lumrah sebagai manusia biasa adalah merasakan sakit, baik ringan hingga berat.
Dalam Islam, sakit merupakan salah bentuk ujian untuk memperkuat keimanan. Di samping itu,
sakit juga dapat menjadi pelebur dosa bagi seorang muslim. Oleh sebab itu, selain diusahakan
untuk berobat dan berdoa memohon kesembuhan kepada Allah Swt. Seseorang yang sedang
sakit juga seharusnya bersabar. Barangkali sakit yang sedang diderita menjadi pelebur dosa-
dosanya.

6. HR. Al-Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571

Di antara kabar gembira bagi orang yang sakit yaitu Allah Ta’ala akan menghapuskan dosa-
dosanya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya. Hal ini telah dikabarkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau
yang lainnya, pasti Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya, sebagaimana pohon
menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571)

7. HR. Bukhari no. 5640 dan Muslim no. 2572

Selain itu, musibah yang menimpa kita seperti sakit akan mengangkat derajat kita di sisi Allah
Ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah seorang mukmin
terkena duri dan lebih dari itu melainkan Allah akan mengangkat derajat dengannya atau
dengannya dihapuskan kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhari no. 5640 dan Muslim no. 2572)

8. HR. Bukhari no. 2996

Terkadang ketika sakit menimpa diri kita, kita tidak dapat menjalankan aktivitas ibadah
sebagaimana biasanya. Di antara bentuk kasih sayang Allah Ta’ala kepada hamba-Nya adalah
pahala amal saleh yang terus mengalir meskipun kita dalam keadaan sakit. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seorang hamba sakit atau sedang safar, maka Allah akan
menuliskan baginya pahala seperti saat ia lakukan ibadah di masa sehat dan bermukim.” (HR.
Bukhari no. 2996)

9. HR. Ibnu Majah no. 4031

Rasulullah Saw. dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Majah bersabda mengenai pahala yang besar
bagi seorang muslim dan tertimpa ujian berat seperti sakit sebagai berikut: “Sesungguhnya
pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum,
maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan
meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka,”(HR. Ibnu
Majah no. 4031). Sebenarnya, terdapat banyak hikmat dari sakit. Salah satunya adalah menyadari
bahwa kesehatan begitu berarti, sehingga ketika sudah sembuh nanti dapat bersyukur dan
menggunakan waktu sehatnya untuk beribadah serta berbuat baik kepada sesama.

10. Disebutkan dalam hadits shahih riwayat Imam Bukhari, bahwa Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan


penawarnya.” (HR Bukhari).

Hadist tersebut menjelaskan bahwa setiap penyakit ada obatnya dari sisi Allah subhanahu wa
ta’ala. Jadi kita tidak perlu khawatir. Penyakit dalam urusan-urusan badan manusia saja Allah
turunkan obatnya, apalagi penyakit hati yang berhubungan dengan benarnya keimanan seseorang
yang mempengaruhi cinta, takut dan berharapnya kepada Allah. Tidak mungkin Allah
meluputkan bagi manusia. Penjelasan dalam hadits ini mencakup semua penyakit hati, juga
penyakit jiwa dan penyakit anggota badan. Sebagaimana juga mencakup pengobatan atau
penyembuhannya. Bahkan dalam hadits yang lainnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebutkan bahwa kejahilan adalah penyakit dan beliau menjadikan penyembuhnya adalah
bertanya kepada orang yang berilmu.

Anda mungkin juga menyukai