Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARAU
Jalan Daeng Utih no 20 Kecamatan Marau Kabupaten Ketapang Kode Pos 78863
Email: puskesmasmarau@gmail.com Hp 085226214099

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MARAU


NOMOR: / SK/ / 2023 TAHUN 2023
TENTANG
OUTBREAK / KLB PUSKESMAS MARAU

KEPALA PUSKESMAS MARAU


Menimbang : a. Upaya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas Marau maka
diperlukan penyelenggaraan Kebijakan Tentang Outbreak/KLB;

b. Bahwa agar pelayanan penyelenggaraan kebijakan tentang


Outbreak/ KLB dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Kepala Puskesmas Marau sebagaimana landasan bagi
penyelenggaraan Kebijakan tentang Outbreak infeski/KLB;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf


a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas
Marau tentang Outbreak Infeksi/ KLB Puskesmas Marau.

Menginat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan.

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014


tentang Tenaga Kesehatan.

3. Peraturan Mentreri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88


Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular.

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27


Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
MEMUTUSKAN

KESATU : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MARAU TENTANG KEBIJAKAN


OUTBREAK INFEKSI / KLB PUSKESMAS MARAU

KEDUA : Memberlakukan kebijakan tentang Outbreak / KLB ini dimaksudkan


sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien di
Puskesmas Marau

KETIGA : Kebijakan tentang Outbreak/ KLB ini dimaksudkan sebagai acuan


dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien di Puskesmas Marau

KEEMPAT : Kebijakan tentang Outbreak/ KLB ini merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan daei ketentuan Puskesmas Marau

Ditetapkan di : Marau
Pada tanggal :

Kepala Puskesmas Marau,

Sapari, A.Md. Kl
NIP: 19670215 199203 1 006
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
MARAU
NOMOR : /SK/ /2023 TAHUN 2023
TENTANG : OUTBREAK/ KLB PUSKESMAS MARAU

KEBIJAKAN OUTBREAK/KLB PUSKESMAS MARAU

1. Puskesmas Marau menetapkan kasus Outbreak/ KLB bila mana didapatkan


peningkatan melebihi level yang didapatkan dari suatu penyakit dalam area
tertentu atau terdapat satu kasus penyakit dari sebelumnya yang tidak pernah
ada.
2. Puskesmas Marau mengidentifikasi kejadian outbreak dan Puskesmas
menyediakan satgas Outbreak dan mereka akan bertindak jika di Puskesmas
terdapat kasus KLB.
3. Tim PPI melakukan koordinasi dengan semua staf Puskesmas untuk melakukan
pelaksanaan kewaspadaan standar dan isolasi
4. Tim PPI melakukan koordinasi dengan dinas Kesehatan Kabupaten.

Ditetapkan di : Marau
Pada tanggal :

Kepala Puskesmas Marau,

Sapari, A.Md. Kl
NIP: 19670215 199203 1 006
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
MARAU
NOMOR : /SK/ /2023 TAHUN 2023
TENTANG : OUTBREAK/ KLB PUSKESMAS MARAU

BAB I
PENDAHULUAN

B. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
dituntut agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, akuntabel
dan transparan kepada masyarakat, khususnya mendapatkan jaminan
keselamatan bagi pasien. Untuk itu perlu ditingkatkan pelayanan khususnya
dalam pencegahan dan pengendalian Infeksi di Puskesmas Marau.
Peristiwa bertambahnya penderita atau kematian yang disebabkan oleh
suatu
penyakit menular diwilayah tertentu kadang-kadang dapat merupakan kejadian
yang mengejutkan dan membuat heboh masyarakat di wilayah tersebut. Secara
umum kejadian ini disebut dengan dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan dapat
menimbulkan suatu wabah yang menyerang masyarakat luas dalam waktu
singkat yang diakibatkan oleh penyakit menular.
Mengingat seriusnya dampak yang ditimbulkan dari kejadian luar biasa dan
wabah akibat penyakit menular, sehingga perlu diambil langkah-langkah
perlindungan bagi masyarakat. Perlindungan dimaksud dapat meliputi
perlindungan terhadap masyarakat umum, petugas kesehatan, korban dan
pelapor.

C. PENGERTIAN
Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat didefinisikan sebagai sebuah peningkatan
kasus yang tidak biasa dan tidak diharapkan yang telah diketahui atau timbulnya
kasus infeksi baru. KLB harus diidentifikasi dengan jelas dan seksama, karena
berkaitan dengan kematian.
Outbreak adalah peningkatan kejadian kasus penyakit yang lebih banyak
daripada ekspektasi normal di suatu wilayah atau kelompok tertentu dan selama
periode waktu tertentu. Informasi tentang potensi outbreak biasanya datang dari
laporan pasien dan keluarga pasien, bisa juga informasi didapat dari petugas
kesehatan dan dari hasil laboratorium.
Kejadian luar biasa merupakan kejadian infeksi yang meningkat di luar
keadaan biasa (endemis) dalam suatu periode pada kelompok orang atau pasien
tertentu. Kejadian Luar Biasa/ Outbreak dapat disimpulkan jika terdapat:
1. Peningkatan jumlah kasus yang cukup bermakna dari yang diharapkan dalam
kurun waktu tertentu.
2. Peningkatan jumlah kematian dari kasus.
3. Munculnya kasus yang sebelumnya belum pernah ada atau muncul kembali.

D. TUJUA
1. Tujuan Umum
Dapat dilaksanakannya pencegahan dan pengendalian kejadian luar biasa
guna mengurangi risiko terjadinya endemik dan epidemik pada pasien.

2. Tujuan Khusus
a. Dapat menjadi pedoman dalam pengelolaan pada kasus Kejadian Luar
Biasa Puskesmas Marau
b. Dapat menurunkan risiko perluasan penularan kasus Kejadian Luar Biasa di
Puskesmas Marau
c. Dapat meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien pada kasus Kejadian
Luar Biasa Puskesmas Marau
d. Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan kepada Petugas
Puskesmas Marau
e. Dapat menjadi dasar bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan
dan kebijakan tentang kejadian luar biasa.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Pedoman ini dibuat sebagai acuan untuk semua pekerja yang berada di
lingkungan Puskesmas Marau, terutama dukungan dari pimpinan dan manajemen
dan merupakan salah satu upaya kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
di Puskesmas.
2. Pedoman ini diterapkan kepada semua staf Puskesmas Marau
3. Pedoman ini dapat digunakan sebagai teknik sosialisasi.
BAB III

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN WABAH

A. Pencegahan
Seperti pada definisi wabah, maka upaya yang pencegahan yang dilakukan
selama ini adalah upaya bagaimana mencegah kondisi wabah agar tidak terjadi.
Oleh karena itu upaya yang dilakukan selama ini adalah bagaimana menangani
terjadinya KLB (Kondisi sebelum wabah terjadi). Bahkan dalam pelaksanaannya
upaya tersebut dialakukan lebih awal yaitu mencegah agar KLB tidak terjadi
melalui Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB).
Penyelenggaraan SKD-KLB secara jelas telah diatur dalam PERMENKES Nomor
949/Menkes/SK/ VIII/ 2004 tentang Pedoman penyelenggaraan Sistem
Kewaspadaan Dini KLB. Kegiatan SKD KLB secara umum meliputi:
1. Kajian Epidemiologi Ancaman KLB
Untuk mengetahui adanya ancaman KLB, maka dilakukan kajian secara
terus menerus dan sistematis terhadap berbagai jenis penyakit berpotensi KLB
dengan menggunakan bahan kajian
a. Data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB
b. Kerentanan masyarakat antara lain status gizi dan imunisasi
c. Kerentanan Lingkungan
d. Kerentanan pelayanan Kesehatan
e. Ancaman penyebaran penyakit berpotensi KLB dari daerah lain
f. Sumber data lain dalam jejaring surveilans epidemiologi

Sumber data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB adalah


a. Laporan KLB wabah dari hadil penyelidikan dan penanggulangan KLB.
b. Data epidemiologi KLB dan penanggulangannya.
c. Surveilans terpadu penyakit berasis KLB

Sumber data lain dalam jejaring surveilans epidemiologi adalah


a. Data surveilans terpadu penyakit
b. Data surveilans khusus berpotensi KLB
c. Data cakupan proram
d. Data lingkunagn pemukiman dan perilaku
e. Informasi masyarakat sebagai laporan KLB
f. Data lain terkait
Berdasarkan kajian epidemiologi dirumuskan suatu peringatan kewaspadaan
dini KLB dan atau terjadinye peningkatan KLB pada daerah dan waktu tertentu.

2. Peringatan Kewaspadaan dini KLB


Peringatan kewaspadaan dini KLB dan atau terjadinye peningkatan KLB
pada daerah tertentu dibuat untuk jangka pendek (3-6 bulan yang akan datang)
dan disampaikan kepada semua unit terkait di Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, Departemen Kesehatan, sektor terkait dan
anggota masyarakat, sehingga mendorong peningkatan kewaspadaan dan
kesiap siagaan terhadap KLB di Unit Pelayanan Kesehatan dan Program
terkait serta peningkatan kewaspadaan masyarakat perorangan dan kelompok.
Peringatan kewaspadaan dini KLB dapat juga dilakukan terhadap penyakit
berpotensi KLB dalam jangka panjang (periode 5 tahun yang akan datang),
agar terjadi kesiap siagaan yang lebih baik serta dapat menjadi acuan
perumusan perencanaan strategis program penanggulangan KLB.

3. Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap KLB


Kewaspadaan Kesiapsiagaan terhadap KLB meliputi peningkatan
kegiatan
surveilans untuk deteksi dini kondisi rentan KLB; peningkatan kegiatan
surveilans untuk deteksi dini KLB; penyelidikan epidemiologi adanya KLB;
kesiapsiagaan menghadapi KLB dan mendorong segera dilaksanakan tindakan
penanggulangan KLB.

B. Penanggulangan
Upaya Penanggulangan KLB dilaksanakan dengan tujuan untuk memutus
rantai penularan sehingga jumlah kesakitan, kematian maupun luas daerah yang
diserang dapat ditekan seminimal mungkin. Dalam operasionalnya maka kegiatan
penaggulangan selalu disertai kegiatanpenyelidikan yang selanjutnya digunakan
istilah penyelidikan dan penanggulangan KLB. Upaya penyelidikan dan
penanggulangan secara garis besar meliputi
1. Persiapan Penyelidikan dan Penanggulangan KLB
Persiapan penyelidikan dan Penanggulangan KLB meliputi persiapan
administrasi, tim penyelidikan epidemiologi, bahan logistik dan bahan
laboratorium, serta rencana kerja penyelidikan epidemiologi KLB. Pelaksanaan
penyelidikan epidemiologi bekerja sama dengan unit kesehatan terkait
setempat dapat melakukan wawancara, pemeriksaan medis dan laboratorium
terhadap penderita, pemeriksaan orang-orang yang mendapat serangan
penyakit, pemeriksaan sumber-sumber penyebaran penyakit, pemeriksaan
data perawatan penderita di unit-unit pelayanan kesehatan, pemeriksaan data
perorangan, sekolah dan tempat lainnya yang berhubungan dengan
penyebaran penyakit dengan memperhatikan etika pemeriksaan medis dan
etika kemasyarakatan setempat. Rekomendasi dirumuskan dengan
memperhatikan asas segera, efektif dan efisien dalam rangka penanggulangan
KLB yang serang berlangsung sesuai dengan kemampuan yang ada serta
disampaikan kepada tim penanggulangan KLB dengan memperhatikan
kerahasiaan jabatan dari implikasi terhadap kesejahteraan dan keselamatan
masyarakat.
2. Memastikan Adanya KLB
Kepastian adanya suatu KLB berdasarkan pengertian dan kriteria kerja KLB
yang secara formal ditetapkan oleh Bupati atas rekomendasi teknis Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, baik bersumber dari kesakitan dan atau
data kematian yang ada di masyarakat maupun bersumber dari data kesakitan
dan kematian yang ada diunit-unit pelayanan penderita serta hasil pemeriksaan
laboratorium. Untuk memastikan adanya KLB, maka data penderita setidak
tidaknya menunjukkan perkembangan penyakit dari waktu ke waktu
berdasarkan tanggal mulai sakit dan atau tanggal berobat yang dapat
digunakan untuk memperkirakan tanggal mulai sakit, tempat kejadian menurut
unit pelayanan penderita berobat, tempat tinggal penderita tempat usaha atau
karakteristik tempat lain, umur, jenis kelamin dan kelompok-kelompok tertentu
sesuai dengan kebutuhan untuk meamstikan adanya KLB. Secara operasional,
langkah-langkah untuk memastikan adanya KLB adalah sebagai berikut :
a. Melakukan analisis terhadap data kesakitan dan kematian yang ada di
Puskesmas Sajad.
b. Mendiskusikan dengan petugas pelaksana tentang adanya peningkatan
jumlah penderiat atau diduga penderita penyakit berpotensi KLB yang
berobat menurut desa atau lokasi tertentu.
c. Menanyakan pada setiap pasien yang berkunjung ke Puskesmas apakah
ada peningkatan jumlah penderita penyakit yang berpotensi KLB di tempat
tinggalnya.
d. Melakukan ke lokasi di duga KLB untuk memastikan adanya KLB. Cara
untuk mengetahui adanya KLB adalah dengan wawancara penduduk
setempat melalui survei masyarakat dan atau dengan membuka pengobatan
umum. Apabila jumlah penderita dan atau kematian cukup banyak dan
meningkat dibandingkan jumlah penderita pada keadaan sebelumnya sesuai
dengan kriteria kerja KLB, maka dapat dipastikan adanya KLB di wilayah
tersebut.

3. Menegakkan Etiologi KLB


a. Etiologi KLB dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis penderita
perorangan, gambaran klinis kelompok, gambaran epidemiologi dan hasil
pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya.
b. Gambaran klinis penderita perorangan dapat diperoleh berdasarkan
wawancara dan pemeriksaan medis penderita, gambaran klinis kelompok
penderita dapat diperolah dari presentase gejala dan tanda-tanda penyakit
ada pada sekelompok penderita pada daerah yang terjadi KLB.
c. Gambaran epidemiologi dibuat dalam bentuk kurva epidemiologi KLB, angka
serangan (attack Rate) dan angka fatalitas kasus berdasarkan golongan
umum dan jenis kelamin
d. Pemeriksaan Laboratorium untuk memeriksa spesimen tertentu/ sesuai
dengan perkiraan etiologi berdasarkan hasil pemeriksaan klinis dan
epidemiologi. Bahan spesimen yang menimbulkan perlukaan atau risiko
perlukaan diupayakan hanya diambil dari beberapa orang saja.

4. Identifikasi Gambaran Epidemiologi KLB


a. Gambaran epidemiologi KLB menjelaskan distribusi penyebaran penyakit
dalam bentuk tabel, kurva epidem, grafik dan peta, baik dalam angka
absolut ataupun dalam rangka serangan (attack rate). Dan angka fatalitas
kasus berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tempat-tempat tertentu yang
bermakna secara epidemiologi, Umur dikelompokkan menjadi kuarang dari 1
tahun, 1-4 tahun, 5-9 tahun, 10-14 tahun, 15-44 tahun dan 45 tahun keatas,
sesuai kebutuhan epidemiologi menurut umur. Tempat dikelompokkan
berdasarkan tempat kejadian.
b. Gambaran epidemiologi KLB juga bermanfaat sebagai data epidemiologi
KLB dalam sistem kewaspadaan dini KLB dan referensi perumusan
perencanaan, pelaksanaan pengendalian dan evaluasi program
penanggulangan KLB.

5. Mengetahui Sumber dan Cara Penyebaran KLB


Cara untuk mengetahui sumber dan cara penyebaran KLB adalah
berdasarkan metode epidemiologi deskriptif, analitik dan kesesuaian hasil
pemeriksaan laboratorium antara penderita dari sumber penyebaran penyakit
yang di curigai.

6. Menetapkan Cara-Cara Penanggulangan KLB


Cara-cara penanggulangan KLB meliputi upaya-upaya pengobatan
yang tepat terhadap pasien yang datang ke Puskesmas dan yang dilapangan.
Upaya-upaya pencegahan dengan menghilangkan atau memperkecil peran
sumbe penyebaran penyakit atau memutuskan rantai Penularan. Cara
penanggulangan KLB diatas disesuaikan dengan masing-masing cara
penanggulangan KLB setiap jenis penyakit, keracunan atau masalah
kesehatan tertent.

7. Rekomendasi
Rekomendasi merupakan salah satu tujuan penting dari suatu
penyelidikan dan penanggulangan KLB. Rekomendasi berisi cara-cara
menanggulangan KLB yang sedang berlangsung. Perumusan suatu
rekomendasi berdasarkan fakta hasil penyelidikan dan penanggulangan KLB.
Rekomendasi disampaikan kepada tim Penanggulangan KLB berdasarkan
asas cepat, tepat dan bertanggung jawab untuk segera menghentikan KLB dan
mencegah bertambahnya penderita kematian.
BAB IV
TATA LAKSANA
Outbreak/ KLB adalah peningkatan kejadian kasus penyakit yang lebih
banyak daripada ekspektasi normal di suatu wilayah pada kelompok tertentu,
selama periode waktu tertentu. Informasi tentang potensi outbreak biasanya datang
dari sumber-sumber masyarakat yaitu laporan pasien (kasus indeks), keluarga
pasien, kader kesehatan, atau warga masyarakat.
A. Penatalaksanaan Outbrek/Kejadian Luar Biasa
Jika terjadi outbreak maka pihak berwenang melakukan investigasi outbreak.
B. Langkah-langkah Investigasi Outbreak
1. Identifikasi Outbreak
Teknis yang dilakukan dalam investigasi Outbreak yaitu secara aktif
menumpulkan informasi kondisi KLB dan berbagai sumber termasuk laporan
perubahan kondisi pasien secara perorangan, kelompok maupun ruangan
terkait.
IPCN meneliti serta mengkaji kondisi yang rentan KLB, IPCN
mewawancarai pihak-pihak terkait yang patut diduga adanya KLB.
2. Verifikasi Kasus
Melakukan verifikasi apakah kasus-kasus yang dilaporkan telah didiagnosa
dengan benar. Outbreak mendefinikan kasus dengan menggunakan
seperangkat kriteria sebagai berikut :
a. Kriteria Klinis (tanda, gejala)
b. Kriteria epidemiologis (karakteristik oramg yang terkena, tempat dan waktu
terjadinya outbreak)
c. Kriteria Laboratorium (hasil ukur dan waktu pemeriksaan)
3. Investigasi Kasus
Wawancara dengan kasus artinya tujuan wawancara dengan kasus
dan cara narasumber terkait kasus adalahuntuk menemukan kausa outbreak.
Untuk memerlukan informasi, lakukan sebagai berikut:
a. Identitas diri ( nama, tempat tanggal lahir )
b. Kemungkinan sumber paparan
c. Faktor-faktor Risiko
d. Gejala Klinis
4. Langkah Pencegahan dan Pengendalian
Bila investigasi kasus dan kausa telah memberikan fakta, maka
Langkah investigasi segera dilakukan. Prinsipnya semakin cepat pengendalian
semakin besar peluang pengendalian. Prinsip investigasi untuk menghentikan
outbreak sebegai berikut:
a. Mengeliminasi sumber pathogen
b. Memblokade proses transmisi
c. Mengeliminasi kerentanan

Sedangkan eliminasi sumber patogen mencakup :


a. Mengeliminasi atau aktivasi pathogen
b. Pengendalian dan pengurangan sumber infeksi
c. Perubahan perilaku

5. Studi Analitik ( Jika diperlukan )

6. Komunikasikan temuan
Temuan dan kesimpulan Investigasi outbreak di komunikasikan kepada
berbagai pihak atau pejabat yang membuat kebijakan dan mengambil
keputusan.

7. Lakukan Evaluasi
Pada tahap akhir investigasi outbreak, perlu melakukan evaluasi dan
membuat laporan.
BAB V
DOKUMENTASI

Apabila terjadi kasus kejadian luar biasa maka langkah yang harus
dilakukan adalah:
1. Mengidentifikasi Outbreak
2. Verifikasi Kasus
3. Investigasi Kasus
4. Langkah pencegahan dan pengendalian
5. Studi Analitik (jika perlu)
6. Komunikasikan temuan
7. Lakukan Evaluasi dan membuat Laporan
Pencatatan dan pelaporan adalah pendokumentasian kegiatan dan
kelengkapan sarana/prasarana dilaksanakan secara tertulis oleh tim yang terlibat
dalam pennggulangan KLB di Puskesmas Sajad.
Laporan akhir Investigasi wabah harus menjelaskan wabah, efektifitas,
intervensi, dan uraian tugas masing-masing anggota tim yang berpartisipasi
dalam berinvestigasi. Laporan harus memuat rekomendasi untuk mencegah
terjadinya masa depan.

Ditetapkan di : Marau
Pada tanggal :

Kepala Puskesmas Marau,

Sapari, A.Md. Kl
NIP: 19670215 199203 1 006

Anda mungkin juga menyukai