Anda di halaman 1dari 6

Ujian Akhir Semester (UAS) – Audit, Assurans dan Etika Profesi

Rieswandha Dio Primasatya – NIM 042114253007 – Kelas A1M

Soal A.1.
Jelaskan perbedaan antara kejadian setelah tanggal neraca yang terjadi antara tanggal neraca
dengan tanggal laporan auditor, dan penemuan fakta setelah tanggal neraca yang muncul pada
tanggal laporan auditor. Berikan masing-masing dua contoh dan tindakan apa yang harus
dilakukan oleh auditor dari masing-masing contoh tersebut.

JAWABAN:
Sesuai dengan SA 560 tentang peristiwa kemudian, dijelaskan pada paragraf A7 menjelaskan
bahwa prosedur peristiwa kemudian yang dilakukan oleh auditor mungkin tergantung pada
informasi yang tersedia dan khususnya seberapa luas catatan akuntansi telah disiapkan sejak
tanggal laporan keuangan. Auditor memiliki kewajiban untuk mereviu transaksi dan peristiwa
yang terjadi setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah setiap transaksi atau peristiwa
tersebut mempengaruhi penyajian dan pengungkapan yang wajar atas laporan periode berjalan atau
tidak. Prosedur audit yang disyaratkan oleh standar auditing untuk memverifikasi transaksi dan
peristiwa yang terjadi tersebut atau biasa disebut dengan review for subsequent events.
Tanggungjawab auditor untuk mereviu peristiwa kemudian biasanya terbatas pada periode awal
dengan tanggal neraca dan berakhir dengan tanggal laporan audit, hal ini dikarenakan tanggal
laporan audit berkaitan dengan penyelesaian audit yang penting di kantor klien sehingga reviu
terhadap peristiwa kemudian harus sudah selesai menjelang masa akhir audit

Terdapat 2 jenis peristiwa kemudian atau subsequent event yang memerlukan pertimbangan
manajemen dan evaluasi auditor yaitu:
1. Peristiwa/kejadian yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan dan
memerlukan penyesuaian atas jumlah laporan keuangan periode berjalan. Jenis
peristiwa/kejadian seperti ini biasanya terjadi di antara tanggal neraca dan tanggal laporan
auditor, sedangkan peristiwa/kejadian
2. Peristiwa/kejadian yang tidak memiliki dampak langsung terhadap jumlah laporan keuangan
tetapi perlu adanya pengungkapan. Jenis peristiwa/kejadian seperti ini biasanya terjadi ketika
tanggal laporan auditor.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat diketahui bahwa perbedaan antara kejadian setelah
tanggal neraca yang terjadi antara tanggal neraca dengan tanggal laporan auditor dan penemuan
fakta setelah tanggal neraca yang muncul pada tanggal laporan auditor yaitu peristiwa/kejadian
setelah tanggal neraca yang terjadi antara tanggal neraca dengan tanggal laporan auditor perlu
dilakukan penyesuaian karena mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan, sedangkan
peristiwa/kejadian setelah tanggal neraca yang muncul pada tanggal laporan auditor tidak perlu
disesuaikan karena tidak berpengaruh pada laporan keuangan periode berjalan, akan tetapi perlu
diungkapkan dengan catatan kaki.

Berikut ini contoh dari kejadian setelah tanggal neraca yang terjadi antara tanggal neraca dengan
tanggal laporan auditor yaitu seperti:
1. Adanya deklarasi kebangkrutan dari pelanggan klien dengan saldo piutang usaha yang
beredar karena kondisi keuangan pelanggan yang memburuk.
2. Usangnya satu jenis persediaan klien karena perubahan teknologi setelah tanggal neraca.

Dalam hal ini auditor harus mengajukan pertanyaan mengenai masing-masing kejadian tersebut
apakah berpengaruh secara material terhadap laporan keuangan atau tidak, apabila berpengaruh
secara material maka auditor harus membuat penyesuaian atas terjadinya kejadian tersebut. Selain
itu auditor juga harus mempertimbangkan setiap informasi terkait masing-masing kejadian
tersebut yang secara material mempengaruhi efektifitas pengendalian internal terhadap pelaporan
keuangan pada periode berjalan. Apabila auditor menyimpulkan bahwa kejadian-kejadian tersebut
merefleksikan kelemahan yang material terjadi pada akhir periode maka auditor harus memberikan
opini tidak wajar atas pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan, sedangkan apabila
auditor tidak mampu menentukan dampak dari kejadian-kejadian tersebut terhadap efektifitas
pengendalian internal maka auditor harus menolak untuk memberikan opini.
Contoh peristiwa/kejadian setelah tanggal neraca yang muncul pada tanggal laporan auditor yaitu:
1. Adanya kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran, dan
2. Adanya merger atau akuisisi.

Auditor harus mengungkapkan masing-masing kejadian tersebut karena bisa saja tanpa disadari
kejadian-kejadian tersebut dapat menyesatkan laporan keuangan dan berdampak secara signifikan
meskipun tidak secara langsung. Auditor harus mengungkapkan masing-masing kejadian tersebut
dengan penggunaan catatan kaki. Selain itu auditor juga harus mengidentifikasi masing-masing
kejadian tersebut apakah berhubungan dengan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan
setelah akhir periode. Apabila masing-masing peristiwa/kejadian tersebut memiliki dampak yang
material terhadap pengendalian internal atas pelaporan keuangan, maka auditor harus memasukkan
paragraf penjelasan untuk pengungkapan baik yang menggambarkan peristiwa tersebut maupun
dampak yang ditimbulkan dalam laporan auditor.

Soal A.2.
Jelaskan mengapa laporan auditor independen penting bagi pengguna laporan keuangan.

JAWABAN:
Sesuai dengan SA 200 tentang Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
Berdasarkan Standar Audit, pada paragraph 11 disebutkan bahwa dalam melaksanakan audit atas
laporan keuangan, tujuan keseluruhan auditor adalah:
1. Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan
bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan, dan oleh karena itu memungkinkan auditor untuk menyatakan suatu opini
tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material sesuai dengan
suatu kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
2. Melaporkan atas laporan keuangan dan mengkomunikasikannya sebagaimana ditentukan
oleh SA berdasarkan temuan auditor.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka bagi pengguna laporan keuangan (stakeholder), laporan
auditor merupakan hal sangat penting. Hal ini karena dari laporan tersebut, para pengguna laporan
keuangan dapat memperoleh informasi tentang apakah laporan keuangan yang disajikan oleh
perusahaan tersebut dinyatakan secara wajar atau tidak. Pada saat laporan telah disajikan secara
wajar maka dapat dikatakan bahwa laporan tersebut telah disajikan sesuai dengan standar yang
berlaku sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan komunikasi bagi kepentingan pengguna
laporan auditor. Ketika terdapat penyimpangan dari laporan keuangan yang disajikan akibat dari
tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka pengguna lebih cenderung mengenali dan
mempertimbangkan situasi yang membutuhkan modifikasi atau kualifikasi untuk laporan atau
pendapat auditor.

Apabila laporan keuangan suatu perusahaan masih belum diaudit maka besar kemungkinan bahwa
laporan keuangan tersebut masih mengandung kesalahan maupun kecurangan yang material baik
yang disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu, laporan keuangan yang belum diaudit
kurang bisa diandalkan oleh pihak yang berkepentingan dalam penggunaan laporan keuangan
perusahaan tersebut.

Sedangkan dalam laporan auditor independen yang diterbitkan auditor juga menggunakan Bahasa
yang terstandarisasi sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh para pengguna laporan
keuangan. Laporan auditor independen ini sangat penting bagi para pengguna laporan keuangan,
karena para pengguna laporan keuangan tidak bersifat mutlak dapat membaca hingga memahami
laporan keuangan yang telah disajikan oleh perusahaan secara tepat. Laporan auditor independen
sendiri diterbitkan oleh auditor melalui proses audit yang tertuang dalam program audit secara
profesional sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Soal A.3.
Apa tujuan dari paragraf opini dalam laporan auditor independen? Identifikasikan informasi
terpenting yang ada dalam paragraf opini tersebut.
JAWABAN:
Sesuai dengan SA 700 tentang Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan,
dijelaskan bahwa informasi pada laporan auditor independen sedikitnya terdiri dari:
1. pihak yang dituju
2. tanggung jawab menajemen atas laporan keuangan
3. tanggung jawab auditor
4. paragraph opini
5. Identitas KAP secara mendetail termasuk tanda tangan AP
Tujuan dari paragraf opini yaitu untuk menyatakan kesimpulan akhir auditor berdasarkan bukti-
bukti selama proses audit yang diperoleh. Informasi terpenting dalam paragraf opini meliputi:
1. Kata-kata "menurut pendapat kami" yang menunjukkan bahwa kesimpulan didasarkan
pada penilaian profesional.
2. Penyajian kembali laporan keuangan yang telah diaudit dan tanggalnya atau referensi ke
paragraf pengantar.
3. Pernyataan tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Soal A.4.
Apa jenis opini (pendapat) yang harus diterbitkan auditor jika terdapat suatu masalah, yaitu laporan
keuangan tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan karena penerapan tersebut akan
mengakibatkan laporan yang menyesatkan. Berikan penjelasan atas jawaban Saudara.

JAWABAN:
Sesuai dengan SA 330 mengenai bukti audit yang cukup dan tepat diperoleh dan SA 450 mengenai
kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi adalah material. Telah dijelaskan bahwa dalam
merumuskan opini audit, seorang auditor harus menyimpulkan apakah dalam menjalankan
prosedur auditnya auditor tersebut telah memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan
keuangan secara keseluruhan telah bebas dari kesalahan penyajian yang bersifat material.

Sesuai dengan kondisi kasus diatas, maka opini (pendapat) yang sebaiknya diterbitkan oleh auditor
adalah Tidak Wajar karena apabila mengacu pada SA 700 tentang Perumusan Suatu Opini dan
Pelaporan atas Pelaporan Keuangan yang menjelaskan bahwa apabila suatu laporan yang disajikan
tidak disajikan sesuai dengan ketentuan standar audit hingga menyesatkan bagi pengguna laporan
tersebut serta adanya pembatasan ruang lingkup maka mengharuskan auditor untuk menyatakan
opini (pendapat) tidak wajar.

Pemberian opini Tidak Wajar tersebut didukung juga oleh SA 705 paragraf 8 yang menjelaskan
bahwa auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun
secara agregasi, adalah material dan pervasif terhadap laporan keuangan. Tidak hanya itu saja,
namun penerbitan opini Tidak Wajar ini juga di dukung dalam buku Sukrisno Agoes yang
menjelaskan bahwa suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas tidak sesuai
dengan SAK

Adapun jenis opini lain yang dapat diberikan oleh auditor sebagai alternatif solusi agar mencapai
kesepakatan dengan pihak manajemen adalah opini “Tidak Memberikan Pendapat’’ dengan
kondisi ketika auditor tidak dapat menentukan apakah: terdapat kelemahan yang material atau
tidak, karena adanya pembatasan ruang lingkup audit internal pengendalian atas pelaporan
keuangan atau keadaan lain. Atau ketika terdapat ketidaklengkapan informasi yang diberikan atau
ditutupi oleh klien sehingga auditor tidak dapat memperoleh bukti yang cukup dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai