Anda di halaman 1dari 1

Awal mula[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1959, Presiden Soekarno memperkenalkan konsep Demokrasi Terpimpin, yang
dimana kelompok fungsional akan berperan dalam pemerintahan menggantikan partai politik.
Tentara Nasional Indonesia mendukung pembentukannya karena percaya kelompok-kelompok
ini akan menyeimbangkan kekuatan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang semakin besar. Pada
tahun 1960, Soekarno menganugerahi kelompok sektoral seperti guru, tentara dan polisi,
pekerja dan seniman kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR GR). Karena
beberapa dari anggota kelompok fungsional ini terkait dengan partai politik, hal ini memberikan
pengaruh politik kepada Angkatan Bersenjata Nasional. TNI kemudian membentuk serikat
pekerja anti-PKI, SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Sosialis Indonesia), dan menggunakan
ini sebagai inti dari perlawanan terhadap PKI dan juga inti dari Sekretariat Gabungan Golongan
Karya yang dipimpin oleh ABRI, atau Sekber Golkar yang resmi berdiri pada 20 Oktober 1964.[15]
[16]
Pada tahun 1968 ada hampir 250 organisasi di bawah payung Sekretatiat Bersama Golong
Karya.

Anda mungkin juga menyukai